MENGENAL TANAMAN TRANSGENIK (bag. 2)

advertisement
Kedelai non transgenik
Kedelai transgenik (toleran herbisida)
Photo: L Buzdugan (modified)
MENGENAL TANAMAN TRANSGENIK (bag. 2)
Bagaimanakah tanaman transgenik dibuat?
Pada prinsipnya, tanaman transgenik dibuat dengan memindahkan sedikit bagian DNA dari satu
tanaman ke tanaman lain. Hal ini sangat mirip dengan persilangan tradisional yang sudah
dilakukan oleh nenek moyang kita. Pada persilangan tradisional, terjadi juga perpindahan bagian
DNA dari tetua yang disilangkan. Bedanya, perpindahan bagian DNA ini tidak terkontrol.
Sehingga, untuk menyeleksi anakannya, perlu dilihat sifat tanaman tersebut seperti apakah ia
tahan hama/penyakit tertentu, apakah ia berbuah besar, apakah ia berbuah manis dan seterusnya.
Pada tanaman transgenik, bagian DNA yang dipindahkan sudah diketahui akan menentukan sifat
yang mana. Misalkan, untuk membuat tanaman padi yang tahan terhadap cekaman kekeringan,
maka diambillah bagian DNA dari padi yang tahan terhadap kekeringan lalu dipindahkan ke
dalam tanaman yang rentan terhadap cekaman tersebut. Atau, bagian DNA yang ditambahkan
dapat juga menghilangkan fungsi dari salah satu enzim yang bekerja dalam suatu tanaman.
Misalkan, kadar sukrosa yang menjadi bahan pembuatan gula dalam tebu dapat turun karena
sukrosa ini dihancurkan oleh enzim yang bernaman invertase. Jadi, dengan menghilangkan fungsi
invertase ini, kadar sukrosa dalam tebu tidak berkurang.
Bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pembuatan tanaman transgenik antara lain peralatan
laboratorium biologi molekuler, bakteri Eschericia coli, beberapa macam enzim, bahan
transformasi tanaman, serta perlengkapan kultur jaringan. Tiga bahan dan peralatan pertama yang
disebutkan berfungsi untuk memodifikasi bagian DNA, mulai dari mengambil DNA dari sumber
tanaman, mengedit DNA (seperti memotong dan menyambung DNA), memperbanyak DNA
(kloning) dalam sistem bakteri E. coli, serta memastikan keberadaan dan urutan DNA yang
diklon. Bahan keempat, yaitu bahan transformasi tanaman, digunakan untuk memindahkan
bagian DNA ini ke dalam DNA tanaman inang. Sedangkan kultur jaringan dilakukan untuk
menumbuhkan bakal tanaman di dalam botol yang kemudian dipindahkan ke ruang yang
terkontrol untuk pertumbuhan selanjutnya.
Konfirmasi keberhasilan pembuatan tanaman transgenik dilakukan dengan melihat keberadaan
bagian DNA dalam tanaman. Selanjutnya, tanaman transgenik ini dipelihara di ruang yang
terkontrol. Untuk melepas tanaman transgenik, harus dilakukan beberapa jenis uji laboratorium
dan uji lapangan yang diatur oleh Balai Kliring Keamanan Hayati. Hal ini dilakukan sebagai
bentuk kehati-hatian untuk memastikan bahwa tanaman tersebut aman terhadap lingkungan
dan/atau aman untuk dikonsumsi manusia dan/atau ternak. TH(23/2)
Download