MENGENAL TANAMAN TRANSGENIK (bag. 3

advertisement
MENGENAL TANAMAN TRANSGENIK (bag. 3)
Dua varietas pepaya PRG yang tahan terhadap virus ringspot: SunUp (kiri) dan Rainbow (kanan).
Mereka tumbuh baik di Hawai meskipun pada daerah yang sering terserang penyakit itu.
Regulasi Tanaman Transgenik
Pada umumnya, untuk membuat tanaman transgenik, fragmen DNA yang dimasukkan ke dalam
tanaman berasal dari spesies yang sama atau masih berada dalam kerabat yang dekat (tanaman
sejenis atau jenis lain). Misalkan padi emas (Golden rice) yang salah satu fragmen DNA nya
berasal dari tanaman. Namun ada juga tanaman transgenik yang memiliki fragmen DNA yang
berasal dari kelompok bakteri atau virus. Contohnya adalah pepaya transgenik yang tahan terhadap
penyakit papaya ringspot virus. Tanaman pepaya ini mengandung fragmen DNA yang berasal dari
virus tersebut. Cara kerja yang digunakan mirip dengan vaksinasi pada manusia (vaksin adalah
bahan antigenik yang berasal dari virus atau bakteri yang dilemahkan dan menghasilkan kekebalan
terhadap virus atau bakteri). Hal ini banyak menyebabkan pandangan yang negatif terhadap
tanaman transgenik. Masyarakat memiliki kekhawatiran terhadap kemungkinan pengaruh negatif
dari tanaman transgenik baik terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan termasuk ternak.
Sehingga, dengan prinsip kehati-hatian, dibuat peraturan perundang-undangan atau pedoman
mengenai produk rekayasa genetik (PRG). Di Indonesia, keamanan hayati PRG ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun 2005. Dalam peraturan tersebut dijelaskan
secara detail mengenai pengertian PRG, penelitian dan pengembangannya, mekanisme pengkajian,
pelepasan, peredaran dan pemanfaatan PRG, pengawasan dan pengendalian PRG, kelembagaan
sampai dengan pemasukan PRG dari luar negeri.
Kajian teknis dilakukan secara menyeluruh untuk menghindari kemungkinan dampak negatif dari
PRG bagi lingkungan dan kesehatan. Hal-hal yang termasuk dalam kajian antara lain penggunaan
fragmen DNA yang aman, PRG yang memiliki komposisi nutrisi yang sepadan dengan non-PRG
(kecuali memang sengaja ditambahkan nutrisi tertentu seperti pada padi emas) dan kemungkinan
perpindahan fragmen DNA tersebut ke tanaman lain. Pengkajian ini dilakukan oleh Balai Kliring
Keamanan Hayati Indonesia.
PRG yang mendapatkan sertifikat hasil uji keamanan lingkungan, pangan dan/atau pakan
menunjukkan bahwa PRG tersebut aman lingkungan, pangan dan/atau pakan. Sehingga masyarakat
tidak perlu khawatir mengenai keamanan PRG tersebut. PRG dengan karakter yang lebih unggul
diharapkan dapat membantu memperbaiki kesehatan, meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan
manusia.
Download