jalawure (tacca leontopetaloides) tumbuhan liar sumber

advertisement
JALAWURE (TACCA LEONTOPETALOIDES) TUMBUHAN LIAR SUMBER PANGAN
ALTERNATIF PROSPEKTIF NASIONAL DARI KABUPATEN GARUT
Oleh : Ir. Eddy Muharam MSi/Kepala BKP Kabupaten Garut
I.
PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama. Undangundang Nomor 7 tahun 1999 tentang Pangan, menyatakan bahwa setiap masyarakat
berhak mendapatkan pangan, dan Pemerintah berkewajiban menyelenggarakan
pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat, baik dalam aspek ketersediaan, distribusi,
maupun konsumsi. Pereturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan
Pangan , menyetakan bahwa perwujudan ketahanan pangan merupakan tanggung
jawab Pemerintah bersama masyarakat.
Beras dikenal sebagai bahan pangan pokok sebagian besar masyarakat
Indonesia, termasuk masyarakat Kabupaten Garut. Produksi beras nasional tidak
sebanding dengan kebutuhan pangan nasional. Untuk mengimbangi kebutuhan
pangan nasional, Pemerintah menempuh kebijakan diversifikasi konsumsi pangan
dan penurunan konsumsi beras 1,5 % per tahun (Perpres Nomor 22 Tahun 2009).
Pemerintah menindaklanjuti dengan menerbitkan Peraturan Bupati garut Nomor 20
Tahun 2011 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan.
Kabupaten Garut termasuk salah satu daerah di Propinsi Jawa Barat yang
menghasilkan beras. Produksi beras Kabupaten Garut, disamping untuk mencikupi
kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Garut, juga dipasarkan ke daerah Jawa
Barat lainnya dan DKI Jakarta. Meskipun daerah Kabupaten Garut surplus beras,
akan tetapi upaya penganekaragaman konsumsi pangan non beras terus
dilaksanakan secara berkelanjutan, termasuk penggalian potensi pangan lokal
Kabupaten Garut, seperti tumbuhan Jalawure.
II.
KARAKTERISTIK TUMBUHAN JALAWURE
Tumbuhan Jalawure (Tacca Leontopetaloides) berasal dari Famili Taccaceae,
yang secara alamiah tumbuh liar di pesisir pantai, khususnya di Pantai Garut Selatan.
Tumbuhan Jalawure berupa terna tegak (perdu) dengan tinggi antara 1,5-2,0 meter,
serta tidak berkayu dan bercabang. Tangkai daun melekat pada batang berbentuk
segi lima. Tumbuhan Jalwure berbunga/berbiji dan berakar serabut berbentuk umbi.
Jalawure berkembang biak melalui vegetatif (umbi) dan reproduktif (biji).
III.
UMBI DAN TEPUNG JALAWURE KAYA AKAN KARBOHIDRAT
Tumbuhan liar Jalawure menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi di
dalam tanah, dengan ukuran umbi bervariasi antara 1 – 2 kg. Hasil penelitian
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bahwa umbi Jalawure mengandung
karbohidrat 38,16 gr/100 gr dan dalam bentuk tepung Jalawure mengandung
karbohidrat 83,07 ngr/100 gr. Apabila dibandingkan dengan jenis tepung lainnya,
seperti : tepung terigu, tepung beras, dan tepung Jagung, maka tepung Jalawure
mengandung karbohidrat paling tinggi. Dengan demikian umbi dan tepung Jalawure
kaya akan karbohidrat. Selain itu, umbi Jalawure mengandung zat besi (Fe) 11,9
mg/gr dan Vitamin C 3,28 mg/100 gr. Kedua jenis zat gizi tersebut tidak terdapat
pada tepung terigu, tepung beras, dan tepung Jagung. Kandungan gizi umbi dan
tepung Jalawure selengkapnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1. Kandungan Gizi Umbi dan Tepung Jalawure
No
Jenis Gizi
Umbi Jalawure
Tepung Jalawure
1
Lemak
0,20 g
0,17 g
2
Protein
1,09 g
0,05 g
3
Karbohidrat
38,16 g
83,07 g
4
Fe
11,90 mg
2,00 g
5
Vitamin C
3,28 mg
9,31 g
6
Kadar Abu
1,20 g
1,30 g
7
Kadar Air
59,25 g
15,65 g
8
Energi
159 kkal
334 kkal
9
HCN
0
0
IV.
PEMANFAATAN UMBI DAN TEPUNG JALAWURE
Tepung Jalawure sebagai bahan pangan, pertama kali dimanfaatkan oleh
masyarakat Kampung Gunung Sulah Desa Cigadog Kecamatan Cikelet Kabupaten
Garut. Tepung Jalawure diambil dari umbi yang tumbuh liar di pesisir pantai Garut
Selatan. Pemanfaatan Jalawure sebagai bahan pangan alternatif masih terbatas,
sehingga masyarakat masih beranggapan bahwa tumbuhan Jalawure belum saatnya
dibudidayakan, mengingat secara alami masih cukup tersedia. Tepung Jalawure
dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Cigadog untuk membuat berbagai macam kue,
baik kue basah maupun kue kering. Pembuatan kue Jalawure masih untuk
kebutuhan keluarga, terutama pada saat menghadapi hari raya Idul Fitri dan
perayaan hajatan.
V.
PENGEMBANGAN JALAWURE SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF
Pemanfaatan tepung Jalawure sebagai bahan pangan (pembuatan berbagai jenis
kue) di Desa Cigadog Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut perlu dipromosikan
melalui Program Pengembangan dan Pembinaan secara terarah dan berkelanjutan.
Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut telah menyusun Program
Pengembangan dan Pembinaan Jalawure sebagai pangan alternatif prospektif
nasional. Harapan ke depan, Kabupaten Garut menjadi sentra produksi pangan
Jalawure, serta menjadi salah satu unggulan dan kebanggaan masyarakat Kabupaten
Garut, selain dodol garut, jeruk garut, dan jaket kulit garut.
Program Pengembangan dan Pembinaan Pangan Jalawure Terarah dan
Berkelanjutan meliputi perlindungan sumber bibit (plasma nutfah), pengembangan
budidaya, pembinaan teknik pengolahan tepung dan pembuatan kue, pembinaan
kemasan dan pemasaran, dan pembinaan manajerial usaha. Program ini dirancang
selama tiga tahun (2012 – 2014), serta dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan
para pihak terkait.
Diharapkan pasca program tersebut, pangan Jalawure familiar di seluruh wilayah
Kabupaten Garut, bahkan di Jawa Barat dan Nasional.
VI.
PENUTUP
Demikian uraian ringkas tentang Jalawure (Tacca Leontopetaloides) yang
merupakan tumbuhan liar di pesisir pantai yang kaya akan karbohidrat, serta
berprospek sebagai pangan alternatif bagi masyarakat Indonesia, khususnya di
Kabupaten Garut.
Garut, 21 Nopember 2011
Download