MODUL PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI Pokok Bahasan : Persepsi Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Broadcasting Komunikasi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05 85001 Drs. Riswandi, M.Si Abstract Kompetensi Materi yang dibahas ialah persepsi beserta komponenkomponen dan sifat-sifatnya Mahasiswa mampu memahami pengertian persepsi, sensasi, atensi dan interpretasi serta sifat-sifat persepsi Pembahasan I. Pengertian Berikut ini adalah beberapa definisi tentang persepsi dari beberapa ahli, : 1. “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna” (John R. Wenburg & William W. Wilmot ). 2. “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (Rudolph F. Ferderber). 3. “Persepsi adalah interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana” (J. Cohen). Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding). Jadi persepsi adalah proses interrnal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi mengakibatkan “kebenaran” yang dilihat seseorang menjadi berbeda dengan “kebenaran” orang lain. Oleh karena itu, diprelukan upaya untuk mengerti apa yang dipahami seseorang dengan seseorang lainnya. Kebenaran bisa saja pada salah satu atau keduanya, atau gabungan di antara keduanya. Persepsi menjadi awal dari terjadinya kesalahan pikir (sesat pikir), dan salah satu bentuk kesalahan dalam berpikir disebut Logically Fallacy. Persepsi mencakup penginderaan (sensasi) melalui alat-alat/panca indra (mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah), atensi, dan interpretasi. Ahli lain mengemukakan unsur-unsur persepsi adalah seleksi, organisasi, dan interpretasi. Sebenarnya seleksi mencakup sensasi dn atensi, sedangkan organisasi melekat dalam interpretasi, yang diartikan sebagai “meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menajdi suatu keseluruhan yang bermakna”. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui alat-alat panca indra manusia. Panca indra adalah reseptor yang berfungsi sebagai penghubung antara otak manusia dengan lingkungan sekitar. Atensi atau perhatian berarti sebelum manusia merespons atau menafsirkan objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia atau kita terlebih dahulu memperhatikan 2012 2 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain atau diri sendiri. Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian, cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian. Rangsangan seperti ini biasanya menjadi penyebab kejadian-kejadian berikutnya. Itulah sebabnya orang yang paling kita perhatikan cenderung dianggap orang yang paling berpengaruh. Dengan perkataan lain, kita akan memperhatikan apa yang kita anggap bermakna bagi kita, dan kita tidak akan memperhatikan apa yang tidak bermakna bagi kita. Interpretasi adalah tahap terpenting dari persepsi, yaitu menafsirkan atau memberi makna atas informasi yang sampai kepada kita melalui panca indra. I. Ada 2 jenis persepsi, yaitu persepsi lingkungan fisik dan persepsi sosial atau persepsi terhadap manusia. Persepsi terhadap lingkungan fisik berbeda dengan persepsi sosial sebagai berikut : = persepsi terhadap objek atau lingkungan fisik melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif daripada kebanyakan objek, dan lagi pula lebih sulit diprediksi. = persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan pesepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (seperti perasaan, motif, harapan, keyakinan, dan sebagainya). Kebanyakan objek tidak mempersepsi kita ketika kita mempersepsi objek-objek itu. Sebaliknya orang mempersepsi kita, ketika kita mempersepsi orang itu. Dengan perkataan lain, persepsi terhadap manusia bersifat interaktif. = objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi. Dengan perkataan lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis. III. Persepsi Lingkungan fisik. Persepsi orang terhadap lingkungan fisik tidaklah sama, dalam arti berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : 2012 - latar belakang pengalaman - latar belakang budaya - latar belakang psikologis - latar belakang nilai, keyakinan, dan harapan 3 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - dan kondisi faktual alat-alat panca indra di mana informasi yang sampai kepada orang itu adalah lewat pintu itu. Misalnya, dalam menilai keberadaan bulan di angkasa bisa muncul berbagai macam persepsi sebagai berikut : - ada yang melihat di bulan itu ada seorang pria. - Ada yang melihat di sana ada seorang nenek tua. - Ada yang melihat di sana ada seekor kelinci. - Bahkan ada yang melihat di bulan itu ada kereta kuda - Dan sebagainya. Contoh lain, ada kulit pisang yang tergeletak di lantai. Maka persepsi orang bisa bermacam-macam. - orang pertama; mempunyai persepsi bahwa itu adalah sekedar kulit pisang saja. - Orang kedua; mempunyai persepsi ada bahaya (terpeleset/jatuh). - Orang ketiga; mempunyai persepsi ada sampah di lantai, - Orang keempat; mempunyai persepsi bahwa orang yang membuang kulit pisang itu adalah orang yang jorok dan sembrono. - Dan banyak lagi persepsi yang muncul pada kulit pisang itu. IV. Persepsi Sosial Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Oleh karena manusia mempunyai aspek emosi, maka persepsi atau penilaian kita terhadap orang akan mengandung rsiko. Persepsi saya terhadap anda mempengaruhi persepsi anda terhadap saya, dan pada gilirannya persepsi anda terhadap saya juga akan mempengaruhi persepsi saya terhadap anda. Dan begitu seterusnya. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Dengan perkataan lain, setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda terhadap lingkungan sosialnya. V. Prinsip-prinsip Persepsi Sosial 1. Persepsi berdasarkan pengalaman 2. Persepsi bersifat selektif 3. Persepsi bersifat dugaan 4. Persepsi bersifat evaluative 2012 4 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Persepsi bersifat kontekstual 1. Persepsi berdasarkan pengalaman Pola perilaku manusia didasarkan pada persepsi mereka mengenai realitas sosial yang telah dipelajari. Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian, atau reaksi mereka terhadap hal-hal tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek, atau kejadian serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek akan membuat seseorang menafsirkan objek tersebut hanya berdasarkan dugaan semata, atau pengalaman yang mirip. Misalnya seorang warga masyarakat di pedalaman Afrika yang belum pernah melihat dn mengetahui televisi, mungkin akan terheran-heran dan menganggapnya sebagai sebuah sihir. Oleh karena kita terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, kita sering gagal mempersepsi perbedaan yang samar dalam suatu objek lain yang mirip. Kita memperlakukan objek itu seperti sebelumnya, padahal terdpat perbedan dengan objek sebelumnya, misalnya dimensinya, nuansanya, atau kualitasnya yang berbeda. Bila berdasarkan pengalaman kita sering melihat bahwa suatu objek diperlakaukan dengan cara tertentu sebagaimana lazimnya, kita mungkin akan bereaksi lain terhadap cara baru memeperlakukan objek tersebut, berdasarkan persepsi kita yang lama. Cara kita bekerja dan menilai pekerjaan apa yang baik bagi kita, cara makan, mengukur kacantikan seorang wanita, atau merespons kedatangan seorang pengemis, sangat tergantung atau dipengaruhi oleh apa yang telah diajarkan oleh budaya kita tentang hal-hal tersebut. Contoh : - Di Barat orang sudah biasa makan dengan sendok & garpu, maka persepsi orang Barat terhadap orang Timur (Indonesia) yang makan menggunakan tangan adalah jorok atau tidak sehat. 2. Persepsi bersifat selektif Atensi kita pada suatu rangsangan/stimulus merupakan faktor utama yang menentukan selektivitas kita atas rangsangan itu. Ada 2 faktor yang mempengaruhi atensi, yaitu faktior internal dan faktor eksternal. 2012 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Faktor internal yang mempengaruhi atensi Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal sebagai berikut : - faktor biologis (lapar, haus, dan sebagainya) - faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, pendek, sakit, lelah, cacat fisik, dan sebagainya) faktor-faktor sosial budaya (agama, etnis, pekerjaan, penghasilan/status sosial - ekonomi, pengalaman masa lalu, dan sebagainya). Faktor psikologis (keinginan, harapan, motivasi, dan sebagainya). - Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang penting yang mempengaruhi persepsi orang. Misalnya ketika kita menghadiri suatu rapat di kantor, tingkat perhatian kita pada agenda rapat akan tergantung pada motivasi kita. Bila pimpinan membahas tentang masalah kenaikan gaji atau insentif yang merupakan kepentingan kita, maka kita pasti akan memperhatikan pimpinan kita tersebut. Akan tetapi, jika pada saat yang sama keluarga di rumah menelepon bahwa ada salah seorang anggota keluarga kita yang sakit, maka kemungkinan besar perhatian kita akan terpecah dan tidak lagi fokus pada acara rapat di kantor. Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah sebagai berikut : - gerakan - intensitas - kontras - kebaruan - perulangan objek yang dipersepsi - gerakan suatu objek yang bergerak lebih menarik daripada objek yang diam. Itulah sebabnya kita lebih tertarik menonton televisi daripada membaca komik sebagai gambar yang diam. - intensitas suatu rangsangan yang intensitasnya menonjol akan menarik perhatian. Misalnya seseorang yang bersuara keras, yang tubuhnya paling gemuk, yang kulitnya paling hitam, atau wajahnya paling cantik akan lebih menarik perhatian kita. - kontras orang atau objek yang penampilannya lain daripada yang lain (kontras) akan lebih menarik perhatian kita. 2012 6 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Misalnya, seorang bule akan menarik perhatian di tengah-tengah pribumi, seorang wanita berjilbab akan menarik perhatian kita jika ia berada di tengah-tengah wanita tidak berjilbab, seorang pemuda yang memakai anting menarik perhatian kita ketika ia berada bersamasama pemuda lainnya yang tidak menggunakan anting, seorang wanita berbikini menarik perhatian di tengah wanita yang berpakaian lebih sopan, dan sebagainya. - kebaruan kebaruan merupakan unsur objek yang menimbulkan perhatian, misalnya ketika melihat adanya mahasiswa baru di fakultas. Pendeknya segala hal yang bersifat baru seperti rumah baru, istri/suami baru, mobil baru, motor baru, arloji baru, dan sebagainya pasti akan menarik perhatian orang. - perulangan objek suatu peristiwa yang berulang jelas lebih potensial untuk kita perhatikan. Misalnya iklan di televisi yang selalu ditayangkan secara berulang. 3. persepsi bersifat dugaan Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek adalah melalui panca indra yang bersifat tidak lengkap, maka persepsi merupakan proses pemikiran yang langsung meloncat pada kesimpulan. Contoh: ketika kita melihat gunung es, kita hanya melihat bagian atasnya, namun kita menduga bahwa ada bagian gunung es di bawah permukaan air. Proses persepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah ada tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu. Dengan demikian, persepsi juga adalah suatu proses mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu. 4. Persepsi bersifat evaluatif Pada umumnya orang dalam kehidupan sehari-hari merasa bahwa apa yang mereka persepsikan adalah nyata. Mereka berpikir bahwa proses penerimaan dan penafsiran pesan sebagai sesuatu yang bersifat alamiah. Akan tetapi, adangkala alat-alat indera kita dan juga persepsi kita menipu diri kita, artinya tidak sesuai dengan realitas yang ada. Persepsi tidak ada yang pernah objektif. 2012 7 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri orang yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang digunakan orang untuk memaknai objek persepsi. Dengan perkataan lain, persepsi bersifat pribadi dan subyektif. Persepsi pada dasarnya lebih mewakili keadaan fisik dan psikologis individu Ketimbang merujuk pada karakteristik dan kualitas mutlak objek yang dipersepsi. Menurut Rogers, kita tidak bereaksi terhadap realitas mutlak, melainkan terhadap persepsi kita mengenai realitas tersebut. Kita hidup dengan peta perseptual yang tidak pernah merupakan realitas itu sendiri. Dalam konteks komunikasi massa, tidak ada satu surat kabar, radio, atau televisi pun yang secara objektif, independen, atau netral dalam melaporkan fakta dan kejadian melalui beritanya, karena mereka pun tidak hidup dalam vakum sosial dan vakum budaya. Berbagai kepentingan seperti ekonomi dan politik, akan mempengaruhi proses produksi pemeberitaan tersebut, meskipun pengaruhnya adalah kecil. Pada hakikatnya, bahasa (mencakup kata-kata) tidak bebas nilai atau netral. Di dalamnya ada misi atau muatan-muatan seperti pribadi, kultur, kelompok, kepentingan, atau ideologi. Itulah sebabnya tidak ada berita yang objektif dalam arti murni atau mutlak. Sesungguhnya berita merupakan rekonstruksi pikiran dari reporter, kordinator liputan, wakil pemimpin redaksi, atau mungkin pemimpin redaksi, atau bahkan mungkin sidang redaksi mengenai suatu peristiwa atau kejadian. Berita yang disampaikan oleh media, baik cetak maupun elektronik telah melewati suatu proses yang disebut gate keeping process atau proses ”penjaga gerbang”. Dalam hal ini, reporter, atau pemimpin redaksi bertindak sebagai penjaga gerbang yang akan memilih kata-kata tertentu, atau mungkin strategi tertentu ketika menyampaikan suatu peristiwa, sehingga sebenarnya berita yang disampaikan sudah menjadi sebuah opini. Pembelajaran yang dapat ditarik dari adanya persepsi yang bersifat evaluatif ini dikaitkan dengan fakta bahwa panca indra manusia juga terbatas kemampuannya, ialah bahwa persepsi tidak bisa dijadikan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan. Mengapa demikian ? Sebagaimana diketahui bahwa mata, telinga, hidung, kulit sebagai alat peraba, dan lidah sebagai alat pengecap mempunyai ambang batas atau keterbatasan dalam memaknai realitas atau objek. Kelima alat yang menjadi ”pintu masuk” informasi ke dalam diri manusia (yang nantinya ditafsirkan oleh otak yang telah merekamnya), semuanya manipulatif, sehingga kelima alat ini tidak akurat dalam menjalankan perannya. Misalnya mata ketika melihat rel kereta api, maka terlihat di ujungnya rel itu bertemu (padahal tidak demikian sesungguhnya); hidung ketika mencium bau yang sangat tajam 2012 8 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sekali, maka hidung kita tidak sanggup sehingga kita mual; anak telinga akan sakit dan pecah jika mendengar suara yang sangat keras; manusia akan sakit flu/demam jika kulitnya merasakan hawa yang sangat dingin/panas; perut manusia akan mual/muntah jika lidahnya merasakan makanan yang sangat pedas/asin/pahit. Jadi persepsi memang bersifat evaluatif, karena panca indra (manusia) alat pendeteksi juga bersifat evaluatif dan manipulatif. Itulah dalam mencari kebenaran, tidak bisa hanya didasarkan pada empirisme (panca indra) semata, melainkan diperlukan bantuan otak (rasionalisme) untuk menafsirkan fakta dan ralitas. 5. Persepsi bersifat kontekstual Suatu rangsangan dari luar harus diorganisir dalam diri manusia. Dari berbagai pengaruh yang ada dalam persepsi kita, konteks merupakan pengaruh yang paling kuat. Konteks yang mengitari kita ketika melihat seseorang, suatu objek, atau suatu peristiwa sangat mempengaruhi struktur kognitif, dan juga ekspektasi kita, dan oleh karena itu juga akan mempengaruhi persepsi kita. Interpretasi makna dalam konteksnya adlah suatu faktor penting dalam memahami komunikasi dan hubungan sosial. Dalam mengorganisir suatu objek, artinya menempatkannya dalam konteks tertentu, kita dapat menggunakan prisnip-prinsip berikut : 1) Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan Kita cenderung mempersepsi rangsangan-rangsangan yang terpisah sebgai berhubungan sepanjang rangsangan-rangsangan tersebut berdekatan satu sama lain seperti dalam hal kedekatan fisik, waktu, bentuk, ukuran, warna, atau atribut lainnya. 2) Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari objek dan latar belakangnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita terbiasa membuat perbedaan antara figur/fokus dengan latarnya. Misalnya ketika kita menyaksikan gedung pencakar langit dengan latrar gedung-gedung kecil di sekitarnya, dan latar langit di belakang dan di atasnya. Contoh lainnya, seorang penyanyi yang sedang beraksi di panggung dengan latar pemain band yang mengiringinya. Beberapa bentuk-bentuk Logical Fallacy adalah : 1. Argumentum ad Hominem 2. Red Hearing 3. Two Wrong make a Right 2012 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Argumentum ad Novitam & ad Antiquitam. Ad 1) Argumentum ad Hominem Shoot the messenger, not the message Contoh : Kepada anggota dewan yang terhormat, harus saya ingatkan bahwa ketika Bung anggota Fraksi Merdeka yang menanyai saya ini memegang jabatan, tingkat pengangguran berlipat ganda, inflasi tinggi sekali, dan harga sembako meroket. Dan Bung ini masih berani bertanya pada saya tentang masa depan proyek sekolah gratis ini. Ad 2) Red Hearing Argumen tidak ada sangkut pautnya dengan argumentasi lawan, yang digunakan untuk mendistorsi atau mengalihkan prehatian orang dari perkara yang sedang dibahas, serta menggiring menuju kesimpulan yang berbeda. Ad 3) Two Wrong make a Right Kesesatan yang terjadi ketika diasumsikan bahwa jika dilakukan suatu hal, tindakan salah yang lain akan menyeimbanginya. Contoh : karena saya dibikin kesal, maka saya boleh dong membalasnya (kasus penusukan). Ad. 4) Argumentum ad Novitam & ad Antiquitam. Sesuatu yang benar dan lebih baik karena merupakan sesuatu yang sudah dipercaya dan digunakan sejak lama. Contoh : Dari dulu kita di Jurusan Komunikasi selalu di sini tidak pernah dilarang dan ini sudah menjadi kebiasaan kita, kok aneh sekarang dilarang ! (kasus mahasiswa nongkrong di tangga, halte dan tempat lain). 2012 10 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Cangara, Hafied, , 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grafindo Persada, Jakarta. Effendi, Onong Uchjana, 2004, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Rosda Karya, Bandung Littlejohn, Stephen W, Theories of Human Communication, 2007, Fifth edition, Wadsworth Publishing Company, Washington. McQuail, Denis, 1994, Teori Komunikasi Massa, Edisi Kedua, Erlangga,Jakarta. Mulyana, Dedy, 2007, Komunikasi Suatu Pengantar, Rosda Karya, Bandung. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 2001, Pengantar Komunikasi, Universitas Indonesia, Jakarta 2012 11 Pengantar Ilmu Komunikasi Drs. Riswandi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id