Universitas Wisnuwardhana Malang Lulusan yang (lebih) berdaya saing Suhardjono Pidato Pada acara Wisuda Sarjana Srata 1 Universitas Wisnuwardhana Malang Sabtu, 7 Agustus 2010 1 Universitas Wisnuwardhana Malang Lulusan yang (lebih) Berdaya Saing Yang terhormat, Rektor Universitas Wisnuwardhana Malang yang saya hormati, Para Anggota Senat, Pimpinan Universitas-Fakultas yang terhormat, Ketua dan Anggota Yayasan yang saya hormati, Para Wisudawan/wisudawati yang berbahagia. Ibu, bapak, orang tua wisudawan dan hadirin yang saya mulyakan, Assalamu’alikum Warahmatullah Wabarakatuh Pendahuluan Diundang untuk memberikan pidato ilmiah, terlebih lagi pada acara yang sangat penting sebagaimana acara Wisuda Sarjana S1 Universitas Wisnuwardhana Malang pagi ini, sungguh merupakan kehormatan. Karenanya, dengan perasaan tersanjung dan bangga, saya sampaikan penghargaan dan terimakasih atas kepercayaan dan kehormatan ini. Namun, sungguh tidak mudah untuk dapat menyampaikan suatu pesan dengan menarik, di acara yang amat menyenangkan dan meriah, seperti pada acara wisuda pagi ini. Rasa hati dan perhatian wisudawan dan wisudawati, terlebih lagi para keluarganya, tentunya lebih memfokus kepada kebagiaan yang sedang mereka terima. Jerih payah yang telah dilakukan selama beberapa tahun, dirayakan pagi ini. Karena itu, sangat penting bagi saya untuk memulai pidato ini dengan menyampaikan selamat kepada semua wisudawan /wisudawati beserta keluarganya. Semoga sukses ini menjadi pijakan yang kokoh untuk sukses-sukses berikutnya. Dalam suasana yang ceria ini, saya mencoba urun rembug untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana agar lulusan lebih berdaya saing? 2 Universitas Wisnuwardhana Malang Perubahan Selalu Terjadi Bahwa di masa depan akan terjadi banyak perubahan, kita semua maklum. Berbagai referensi mengungkapkan prakiraan perubahan tersebut. Penggerak perubahan terbesar adalah laju perkembangan ilmu dan teknologi di satu pihak dan keterbatasan sumber-sumber kehidupan di lain pihak, serta kemauan dan kemampuan manusia dalam mensiasati perubahan itu. Menurut Ramelan (1990) salah satu inovasi iptek yang sangat mengagumkan adalah adanya mikro-elektronik yang mampu menjadikan peralatan yang lebih kecil, lebih murah, irit enersi, handal, dan berkecepatan tinggi. Teknologi itu melejitkan produk baru dalam teknologi informatika. Komputer makin berkemampuan. Komunikasi melalui berbagai dimensi suara, tulisan dan gambar, menyebar semakin cepat, makin luas dan makin murah. Di masa datang, teknologi itu membawa pada: a) gaya hidup teknologi canggih dengan tempo cepat dan jangkauan yang makin meluas dalam pemanfaaatan komputer pribadi; b) penggunaan teknologi komputer, merubah pola hubungan di tempat kerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat; c) otomatisasi dan pengendalian jarak jauh, menjadikan globalisasi wawasan dan merubah kebutuhan jumlah dan mutu tenaga kerja dan d) meningkatnya globalisasi dan saling ketergantungan baik nasional maupun internasional (Parapak, 1990). James Canton, dalam bukunya The Top Trends That Will Reshape The World In The Next 20 Years, menulis sepuluh hal yang akan mengubah wajah dunia. Lima trends itu, di antaranya adalah: (a) Iklim berubah, menjadi makin buruk dan makin sulit diprediksi. Menurunnya kualitas lingkungan menjadikan mencairnya sebagian es kutub, meningkatnya suhu dengan berbagai dampaknya. Tahun 2050 jumlah penduduk dunia mencapai 9 miliar, membawa tambahan puluhan “megacity” dengan populasi lebih dari 20 juta di tiap kotanya. Teknologi bersih (clean tech) makin dibutuhkan. 3 Universitas Wisnuwardhana Malang (b) Tata Ekonomi Baru: Teknologi baru membawa inovasi baru, terutama inovasi di bidang IT, seperti iPod, MP3, iPhone. Teknologi informasi akan mendorong 2/3 produktivitas tenaga kerja saat ini. Di tahun 2015 pengguna internet meningkat menjadi 3 miljar (saat ini 1 miliar). Total uang yang dibelanjakan di IT meningkat 2,5 kali menjadi US$ 5 trilyun di th 2015. Jaringan komunikasi nir-kabel dan internet sangat meningkat jumlah dan kualitasnya. Hal itu akan menjadikan Innovation Economy (pendayagunaan teknologi untuk menjangkau kemakmuran, kekayaan dan kekuatan global) meningkat tajam. (c) Bertambahnya sains “aneh”. Hidup bersama robot (termasuk dengan NuClones makhluk rekaan yang mirip manusia) makin tak terelakan. Berkembangnya komputer kuantum yang supercepat dan supercanggih, merebaknya games tiga dimensi, internet generasi kedua, ketiga dstnya.. Teknologi chips (th 2015 beredar 50 milar chips di dunia, membentuk jaringan nir-kabel global, yang “berbicara” dalam satu bahasa). (d) CINA mendominasi dunia. Cina menjadi penentu keseimbangan dunia, dengan penduduknya yang banyak, sebagai pasar dunia yang rakus sumber daya dan dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. (e) Individu berkualitas menjadi rebutan. Top jobs di masa datang adalah ahli bidang neuromedis, ahli kloning organ tubuh manusia, ilmuwan kuantum, eksekutif bisnis real-time, jagoan pemasaran on-line, terapis peningkat kesehatan, dan ahli kanker. Sedangkan di tahun 2030-an macam pekerjaan unggulan adalah perencana pasar ruang angkasa, pemrakira perubahan iklim, pengembang enersi surya, pengembang games berbasis hologram, sastrawan, ahli anti terorisme, manajer neuro-marketing, manajer pemasaran hidrogen, dan agen bisnis berbasis teknologi nano. 4 Universitas Wisnuwardhana Malang SDM Masa Depan Tentu saja, untuk mampu bersaing di masa depan dibutuhkan manusia dengan kualitas tertentu. Harsono (1998) berpendapat, SDM Indonesia masa datang harus: a) memiliki jiwa enterprenuer; b) mampu berbahasa Inggris dan atau bahasa internasional yang lain; c) memiliki etos kerja yang tinggi dengan ditunjang disiplin diri; d) tanggap terhadap setiap perkembangan teknologi, arus globalisasi dan informasi; serta e) berwawasan luas sehingga mampu berkiprah dalam komunitas global. Sangat menarik apa yang dinyatakan Mario Teguh, tentang ”orang masa depan”. (a) Orang masa depan adalah ahli kemungkinan, bila sesuatu belum dicapainya, tetapi pernah dicapai oleh orang lain, maka baginya itu mungkin. (b) Orang masa depan memang pejalan jauh, bila yang diimpikannya itu belum pernah dicapai atau dicoba orang lain, dia justru lebih bersemangat, (c) Orang masa depan melihat dengan jelas apa yang bisa dicapainya dalam gambar mental di pikirannya, itulah yang kita sebut visi. Para bintang di sekitar kita adalah orang orang masa depan yang mempraktekkan masa depan itu, hari ini. Dengan kesadaran penuh menjadi lebih sederhana, lebih efisien, dan pasti lebih efektif. Berdasar pendapat di atas, sangat jelas bahwa pasar kerja masa depan menuntut lulusan yang memiliki kualitas yang khas agar mampu “survive” dan berdaya saing yang lebih tinggi. Ada anggapan jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi, maka peluang suksesnya lebih besar. Dalam konteks wisuda kali ini, apakah makin tinggi IPK wisudawan apakah makin tinggi peluang suksesnya? Dalam kehidupan, banyak kasus menunjukan, seseorang dengan IPK tinggi, tersisih oleh mereka 5 Universitas Wisnuwardhana Malang yang ber IPK lebih rendah, namun dengan kejujuran, etika, semangat, yang lebih tinggi. Tingkat kecerdasan intelektual relatif tidak berubah. Seseorang dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup, adalah sia-sia bila mencoba merubahnya menjadi IQ superior. Hal itu berbeda dengan kecerdasan spiritual dan emosional (SEQ) (ada yang menyebutnya sebagai soft skills) yang dapat meningkat sejalan dengan tempo pengalaman belajarnya. SEQ tumbuh seiring dengan pertumbuhan seseorang, sejak lahir hingga ajal, dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, pendidikan dan pengalamannya. Perhatikan berbagai indikator SEQ berikut ini: (a) melakukan persahabatan yang hangat dan saling menghargai, (b) kerja dalam kelompok secara harmonis, (c) komunikasi, berbicara dan mendengarkan secara efektif, (d) menerapkan sportivitas dalam berprestasi, (e) berempati pada sesama, (f) memecahkan masalah, konflik secara arif dan bijak, (g) membangkitkan rasa humor, (h) memotivasi diri dan sejawatnya, (i) menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri, (j) menjalin keakraban, bukankah kesemuanya dapat ditingkatkan melalui belajar? Karena itu, bila menghendaki menjadi lulusan yang lebih berdaya saing, lulusan Universitas Wisnuwardhana Malang, selain harus berkemampuan di bidang ilmunya (hard skills), mereka harus pula memiliki keterampilan tinggi dalam soft skills-nya. Bukankah, berbagai penelitian menyatakan bahwa soft skill memberikan andil lebih besar pada sukses seseorang daripada hardskillnya. Soft skills Illah Sailah dalam naskah bukunya yang berjudul Pengembangan Soft Skills di Perguruan Tinggi 2007, mengutip definisi soft skill sebagai berikut: Keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang 6 Universitas Wisnuwardhana Malang lain (inter-personal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intra-personal skills) yang mampu mengembangkan secara maksimal unjuk kerja (performans) seseorang. Selanjutnya diberikan contoh yang termasuk dalam keterampilan mengatur dirinya sendiri antara lain (a) transforming character, (b) transforming beliefs, (c) change management, (d) stress management, (e) time management, (f) creative thinking processes, (h) goal setting and life purpose, (i) acelerated learning techniques, dan lain-lain. Sedangkan contoh keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain di antaranya adalah (a) communication skill, (b) relationship building, (c) motivation skills, (d) leadership skills, (e) self-marketing skills, (f) negotiatian skills, (g) presentation skills, (h) public speaking skills, dan lain lain. Pendapat lain menyatakan, soft skills sebagai strategi kognitif yang merupakan kemampuan internal yang terorganisasi yang dapat membantu seseorang dalam belajar, berpikir dan memecahkan masalah, serta mengambil keputusan. Strategi kognitif tidak berhubungan dengan materi bidang ilmu, tetapi berkait dengan (a) keterampilan dalam pemecahan masalah, (b) keterampilan dalam pengambilan keputusan, (c) keterampilan berpikir kritis, dan (d) keterampilan berpikir kreatif. Menggunakan definisi di atas, tampak bahwa soft skill merupakan bagian penting dari kompetensi lulusan untuk dapat lebih berdaya saing. Sukses seseorang tergantung pada kualitas soft skill yang dipunyainya. Sehebat apapun bidang keilmuan yang dikuasainya, bila ia tidak jujur, tidak bertangungjawab, tidak mampu bekerjasama, dan sebagainya, tentu ”keberhasilan” akan jauh darinya. Wajar bila Illah menyatakan urunan hard skill terhadap sukses lulusan perguruan tinggi hanya sekitar 20%. Hal senada dinyatakan oleh 7 Universitas Wisnuwardhana Malang Presiden Direktur WOM Finance, Benny Wenas. Menurutnya, tidak ada sukses yang instan. Selanjutnya, ia menyatakan, selama ini, mahasiswa lebih banyak mempunyai hard skill, tapi soft skill-nya kurang. Mereka pintar, nilai akademiknya tinggi, tapi kemampuan membina human relations, misalnya, sangat rendah. ''Padahal, orang tidak hanya harus pintar sekolah dan pintar kerja, tapi juga harus pintar hidup. Tidak hanya harus punya hard skill, tapi juga soft skill. Hanya orang-orang yang mempunyai hard skill dan soft skill sekaligus, yang akan bisa merengkuh sukses yang berkelanjutan..'' tegasnya. Perilaku (yang menunjukan) soft skills Kompetensi soft skill sebagai juga kompetensi yang lain (hard skill, kognitif, motorik) baru dapat dievaluasi dari perilaku yang menampak. Suprayitno (2006) menjabarkan soft skills menjadi 25 perilaku mulai dari keterampilan berkomunikasi (lisan maupun tertulis) sampai dengan keterampilan mengelola disiplin diri. Ichsan (2005) dalam bukunya Sukses dengan Soft Skills, menyatakan tujuh indikator penting Soft Skills, yang disingkat dengan COLLEGE. Yang pertama adalah Communicational Skills, baik secara lisan (meliputi penggunaan bahasa tubuh, senyum, mengolah 2. Organizational Skills simbol-simbol, peningkatan Manajemen Waktu penampilan, penguatan aura, Prioritas, Penting vs Urgent NO MALAS, No … No… No… penggunaan bahasa santun dan Manajemen Motivasi AMDAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) humor) maupun komunikasi Sasaran jelas dan probabilitas tinggi tertulis (seperti keterampilan Gagal? Semua orang pernah Menjaga Kesehatan dan Penampilan menulis, membaca, memilih, Sehat, bugar, asyik… Olahraga, Hobi itu (sangat )perlu memilah dan menggunakan informasi, serta menguasai 14 8 suhardjono 2009 Sumber : Illah S, 2007 Universitas Wisnuwardhana Malang bahasa internasional). Bagaimana kita dapat berdaya saing tinggi, apabila kita tidak mampu mengkomunikasikan “kehebatan” kita. Orang akan lebih berdaya saing tinggi, bila mereka mampu mengatur, mengelola dirinya sendiri. Mereka mampu mengatur waktu, disiplin, menepati janji, efisien, mampu meningkatkan dan memakai motivasi dalam tindakan positifnya, pandai mengelola stress, terampil merubah kegagalan menjadi tantangan. Ketrampilan-keterampilan itu, disebut Organizational Skill sebagaimana disajikan pada gambar berikut ini. Bagaimana peran Etika Kerja (sebagai salah satu atribut soft 7. Ethics skills)? Sangat banyak kegagalan Etika kerja akibat rendahnya etika kerja, 87% orang kehilangan pekerjaan karena tidak kurangnya: kejujuran, rasa memiliki etika kerja yang baik Etika adalah belajar membedakan yang benar hormat, tanggung jawab, dan dan salah, lalu melakukan yang benar. ketaatan. Dapat dipercaya, Hormat, Tanggungjawab, Etika adalah belajar Perhatian, Adil, dan Taat Peraturan membedakan yang benar dan salah, lalu melakukan yang benar. 25 suhardjono 2009 Sumber : Illah S, 2007 Keramahan adalah bagian penting dari etika kerja. Bila ingin berdaya saing tinggi mulailah dengan keramahan. Perhatikan pula pesan Mario Tegus berikut ini “Jangan syaratkan orang lain untuk menjadi baik lebih dulu, sebelum Anda bersedia untuk meramahkan diri. Mulailah dengan tindakan-tindakan kecil yang bisa Anda lakukan untuk menjadi pribadi baik, yang tulus, yang ramah, dan yang ikhlas menerima.” Pastikanlah bahwa kebaikan adalah yang menjadi dasar reputasi Anda. Cobalah mulai hari ini untuk menyenangkan setidaknya satu orang setiap hari. Reputasi pribadi yang paling manis adalah reputasi yang dibangun karena suka-cita orang lain dalam pertemuan dengannya. Dan dengan mencoba menyenangkan setidaknya satu orang setiap 9 Universitas Wisnuwardhana Malang hari, sebetulnya proses membangun sebuah nama baik, adalah sebuah proses yang penuh suka cita. Mengacu pada pentingnya kompetensi soft skill dalam sukses seseorang, maka lulusan Universitas Wisnuwardhana Malang bila ingin lebih berdaya saing seharusnya selalu butuh (bukan lagi wajib, tetapi butuh) untuk selalu meningkatkan soft skillnya. Meningkatkan soft skills harus menjadi kebutuhan, selama hidup, sepanjang hayat. Mereka harus mampu, membelajarkan dirinya untuk menjadi “KAKAP BESAR”. Yaitu menjadi lulusan yang Kreatif, Analisis, Kritis, dan berkemampuan mengAmbil Keputusan. Mereka harus pula mampu BElajar sepanjang hayat, ber-Sikap positif, Aktip-disiplin, dan Rasional. Lulusan dengan mutu seperti itu, tentu merupakan lulusan yang lebih berdaya saing. Sukses Belajar, agar Berdaya Saing (lebih) Tinggi Agar menjadi lulusan yang berdaya saing, maka kita harus terusmenerus belajar. Jadikan wajib belajar, menjadi butuh belajar. Jadikan belajar sebagai kebutuhan, di sepanjang hayat kita. Dengan demikian, meningkatkan soft skills melalui belajar, adalah kebutuhan,selama hidup sepanjang hayat. Bagaimana agar kita sukses belajar? Sebagai mana sukses-sukses yang lain, sukses belajar juga terjadi bila kita mau dan mampu belajar. Mengapa orang mau belajar? Motivasi belajar timbul karena ada alasan (motif) kuat untuk belajar. Motif yang umumnya berhubungan dengan upaya memenuhi kebutuhan. Motivasi adalah 10 Universitas Wisnuwardhana Malang daya dorong (dalam hati-pikiran) yang menjadikan orang mau (bahkan seringkali dengan penuh semangat) untuk melakukan sesuatu. Memberi motivasi, apalagi memotivasi orang lain, bukanlah hal mudah. Karena itu, mengapa tidak memulainya dengan memotivasi diri sendiri. Mulailah dari hal yang sederhana: motivasi diri agar sukses belajar. Berikut beberapa saran: 1. Mengetahui manfaat yang akan didapat, motivasi belajar akan meningkat. Kehendak belajar akan muncul, apabila kita tahu apa manfaat yang akan diperoleh dari hal yang dipelajari. Untuk itu, ketahui terlebih dahulu apa untungnya mempelajari sesuatu. Buat hal-hal menyenangkan yang akan didapat. Di masa depan akan terjadi banyak perubahan. Tuntutan kualitas SDM juga berubah. Mampukah kita menjadi tenaga yang diperebutkan, atau akan menjadi anggota kelompok tersisih… 2. Semangatkan pikiran melalui gerakan, sikap tubuh, dan mimik RIGHT ATTITUDE RIGHT ATTITUDE wajah yang penuh enersi. Motivasi R eality, risk taking, and responsibility eality, risk taking, and responsibility harus diperkuat dengan pikiran IR magination, innovating, and integrity Ioals-oriented, magination, innovating, and integrity G graciousness, and greatness yang bersemangat. Buatlah aktivitas oals-oriented, graciousness, and greatness HGabits health, and humor fisik yang juga bersemangat. health, and humor T Himeabits thinking, and trusting T ime thinking, and trusting Bagaimana mungkin, pikiran akan bersemangat, bila duduk loyo, bertopang dagu, bermata sayu. Semangatkan fisik dengan selalu “memasang” mimik muka cerdas, duduklah dengan percaya diri, berdirilah dengan tegap. 3. Terapkanlah pikiran rasional: bahwa yang paling berperan, paling bertanggung jawab, paling mampu untuk merubah kualitas diri, adalah diri sendiri. Kita juga dituntut menjadi seorang yang bersikap positif. Terapkan mulai sekarang. Jangan melihat sesuatu dari segi jeleknya saja, jangan selalu mengeluh, jangan menarik perhatian dengan membuat orang kasihan pada diri Anda. Kegagalan (yang boleh terjadi) adalah sukses yang tertunda. Setiap 11 Universitas Wisnuwardhana Malang musibah pasti ada hikmahnya. Setiap pribadi pasti mempunyai sisi yang baik dan bermanfaaat. 4. Tentu, anda masih dapat menambah macam kegiatan lain yang mampu memotivasi diri sendiri, bukan? Kita tahu, sukses belajar tidak hanya karena kemauan tetapi juga harus didukung dengan kemampuan (ketrampilan) belajar. Karenanya tingkatkan keterampilan belajar anda, berikut beberapa saran, 1. Keterampilan dalam membuat catatan. Kegiatan utama belajar adalah memperoleh informasi. Untuk itu keterampilan membuat catatan, sangatlah penting. Ada berbagai cara dalam mencatat, ada yang mencatat hanya hal-hal penting, ada yang berupaya mencacat sebanyak mungkin informasi, ada pula yang catatannya seperti coretan dan penuh gambar, dan lain-lain. DePorter dan Hernacki (1992) menyatakan ada teknik mencatat yang efektif (bahkan dikatakan sebagai teknik mencatat tingkat tinggi), yaitu menggunaan peta pikiran (atau pada beberapa referensi disebut sebagai peta kognitif, concept mapping). Melalui peta pikiran dapat dibuat suatu catatan yang menyeluruh dalam satu halaman. Menggunakan berbagai simbol visual dan tanda-tanda lain, cacatan model peta pikiran mampu meningkatkan pemahaman dan ingatan. Di samping menggunakan model peta pikiran, ada banyak cara lain untuk melakukan catatan, seperti misalnya model Catat:TS (lihat Quatum Learning 1992: 162-166), model tulangikan, model tabel, model Saya punya enam pelayan yang jujur. bagan alir dan lain-lan. Merekalah yang mengajari saya tentang 2. Keterampilan belajar lain yang semua yang saya ketahui. Nama-nama mereka adalah Apa , Mengapa, Kapan, diperlukan adalah: menjadi Bagaimana, Di mana, dan Siapa. pendengar cerdas. Tidak (Rudyard Kipling; The Elephant sukar untuk menjadi Child). pendengar baik, asal telah duduk tenang, tersenyum, dan sedikit membuat catatan. Tetapi sekedar menjadi pendengar yang baik tidaklah cukup. Anda harus menjadi pendengar yang cerdas. 12 Universitas Wisnuwardhana Malang Ciri pendengar yang cerdas adalah (a) sikap fisiknya mengekspresikan semangat dan perhatian terhadap pembicara, (b) selama mendengar mengupayakan mengkaitkan secara bermakna informasi yang diterima dengan pengetahuan yang telah dipunyainya, (c) sambil mendengarkan membuat pertanyaanpertanyaan terhadap informasi yang didengarnya, dan (d) berupaya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya-jawab, diskusi atau demontrasi bila dilakukan. 3. Keterampilan belajar berikutnya adalah: keterampilan membaca cepat dan akurat. Banyak buku Semakin luas Anda mengkaittentang teknik membaca, dan bagaimana meningkatkan kemam- kaitkan berbagai hal, semakin puan membaca. Upayakan memba- banyak Anda belajar. ca salah satu di antara buku-buku tersebut. Hal yang dapat dilakukan untuk menjadi pembaca yang efektif adalah : (a) jangan membaca kata-demi kata, bacalah kalimatnya, bacalah gagasan-gagasannya. (b) baca lebih dulu, secara selintas isi keseluruhan buku atau bab yang akan dibaca, untuk mendapat gambaran umum tentang isi bacaan, gunakan daftar isi, atau ringkasan bila tersedia, (c) gunakan jari atau benda lain sebagai penunjuk, (d) buat catatancatatan selama atau pada akhir membaca –gunakan misalnya model peta pikiran- dan kemudian rangkumlah isi bacaan dan gunakan ‘pengingat’ tertentu. 4. Keterampilan berkomunikasi, mencari dan menghimpun informasi, juga merupakan keterampilan penting untuk belajar. Keterampilan ini merupakan gabungan dari (a) kemampuan memakai sumber-sumber informasi –perpustakaan, internet, (b) kemampuan berbahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, (c) kemampuan berkomunikasi baik lisan (berbincang santai, bertanya, menjawab pertanyaan, menyampaikan pidato, dll) maupun tertulis (membina sahabat pena, mengirim e-mail, dll)., (d) kerapihan dan ketertiban dalam mendokumentasi, dan menyimpan informasi, (perlunya sistem arsip, pengkodean, dll) 13 Universitas Wisnuwardhana Malang 5. Keterampilan mengingat sangatlah penting dalam belajar. Karena daya ingat kita tidak sama, maka berbagai cara digunakan agar tidak cepat melupakan sesuatu. Di antaranya yang paling kita kenal adalah penggunaan Singkatan-Akronim (misalnya: syarat skripsi yang harus APIK – yang merupakan singkatan dari Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten, ingatkah bagaimana cara Anda untuk menghafal warna pelangi?). Banyak cara lain untuk meningkatkan daya ingat, seperti misalnya : analogi, sistem cantol, metode lokasi, gunakan asosiasi, jembatan keledai, dll. 6. Keterampilan bertanya, agar berhasil, perlu berani bertanya. Banyak hal dapat dipertanyakan dan terlebih lagi tidak ada pertanyaan yang jelek. Kemampuan untuk bertanya, memang harus dilatih. Untuk itu (a) biasakan membuat 1-2 buah pertanyaan, baik dalam hati, ditulis, ataupun langsung disampaikan dalam setiap kegiatan mengikuti kuliah, membaca buku, mendengarkan seminar, dll, (b) himpunlah pertanyaan dan jawaban yang pernah didapat (c) cobalah menjawab pertanyaan diajukan oleh orang lain. Tentu saja masih banyak keterampilan belajar lain. Namun apa yang diuraikan di atas adalah keterampilan penting yang harus dipelajari dan digunakan sejak saat ini. Jangan segan untuk berlatih. Hasilnya memang tidak segera, tetapi pasti. Sukses belajar dimulai dari adanya kemauan, dan didukung oleh ketrampilan-ketrampilan belajar. Jadi, mampu dan mau belajar, merupakan pangkal sukses. Mulailah belajar bagaimana agar sukses belajar. Bukankah hal ini merupakan soft skills yang sangat bermakna? 14 Universitas Wisnuwardhana Malang Rangkuman Di masa datang, akan terjadi banyak perubahan yang membawa SDM dengan mutu khusus. Persaingan makin ketat, karenanya dibutuhkan lulusan dengan daya saing yang (lebih) tinggi. Soft skill merupakan bagian penting dari ’sukses’. Bila setiap profesi dituntut mempunyai hard skill yang berbeda-beda, tidak demikian dengan soft skill, karena keterampilan ini merupakan kompetensi yang seharusnya dipunyai oleh semua orang, apapun profesinya. Mengacu pada pentingnya kompetensi soft skill dalam sukses seseorang, maka lulusan Universitas Wisnuwardhana Malang -bila ingin lebih berdaya saingharus mampu meningkatkan soft skills-nya. Lulusan yang berdaya saing (lebih) tinggi, adalah mereka yang tidak saja mempunyai menguasai bidang keilmuannya (hard skill), tetapi juga trampil dalam berkomunikasi, bekerja dalam tim, bekerja mandiri dan berpikir analitis (soft skill). Keterampilan mana dapat dicapai dengan belajar. Belajar hendaknya menjadi kebutuhan sepanjang hidup. Agar belajar dapat berhasil dengan sukses perlu ditingkatkan kemauan dan kemampuan belajar. Karenanya, mulailah dengan belajar bagaimana agar sukses belajar. Jadilah KAKAP BESAR (menjadi lulusan yang Kreatif, Analisis, Kritis, dan berkemampuan meng-Ambil Keputusan, mampu BElajar sepanjang hayat, ber-Sikap positif, Aktip-disiplin, dan Rasional) dan jangan jadi TERI (tersia-sia dan rendah diri). Selamat menjadi lulusan yang (lebih) berdaya saing. Wassalamu’alikum Warahmatullah Wabarakatuh 15 Universitas Wisnuwardhana Malang Bacaan : Atmosoeprapto, Kisdarto (2000). Menuju SDM Berdaya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. DePorter, Bobby dan Mike Hernaki (1992) Quatum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan Alwiyah Abdulrachman Bandung: Kaifa. Gordon Dryden dan Jeannette Vos (2002). Revolusi Cara Belajar: belajar akan efektif kalau Anda dalam keadaan “fun”. Terjemahan Achmad Baiquini. Bandung: Kaifa. Harsono (1998). Pokok-pokok pikiran tentang pengembangan kurikulum dalam upaya meningkatkan daya saing lulusan dalam komunitas global. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Profil Pendidikan Sains, Teknologi, dan Humaniora di Indonesia pada Era Insdustrialisasi dan Globalisasai, 19 Nopember 1994. Ichsan S. Purba dan Ariyani Pratiwi (2005) Sukses dengan Soft Skills. Penerbit ITB Illah Sailah (2006) Perubahan Pardidma di Perguruan Tinggi, Makalah pada Pelatihan Pengembangan Soft Skills, Mahasiswa Dit.Kelembagaan DIKTI, Desember 2006 Paulina Pannnen, (2000) Strategi Kognitif, Mengajar di Perguruan Tinggi, PAU untuk P3AI Dirjen Dikti Ramelan, Rahadi. 1990. Kecenderungan Teknologi dan Tantangan Bagi Indonesia, dalam Bob Widyahartono, dkk (ed). 1990. Indonesia Dalam Era Globalisasi. Jakarta : Bank Summa. Suhardjono (1994). Pendidikan Teknologi di Era Industrialisasi Indonesia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Profil Pendidikan Sains, Teknologi, dan Humaniora di Indonesia pada Era Industrialisasi dan Globalisasi, 19 Nopember 1994. Suhardjono (2000) Pembelajaran Afektif di Perguruan Tinggi, Makalah pada Seminar Pembelajaran Afektif di Perguruan Tinggi, P3AI-LP3 Universitas Brawijaya, 8 Pebruari 2000 Suhardjono (2005) Lulusan yang berdaya saing tinggi. Pidato ilmiah Wisuda STTM 2005. Suhardjono (2007), Softskill, apa dan bagaimana, Makalah pada diskusi penyusunan buku softskill PT, Dirjen Dikti. Suprayitno. G, 2006, Aspek-aspek soft sight organisasi dan individu, makalah disampaikan pada Pelatihan dan lokakarya Pengembangan soft skills di Perguruan Tinggi Surabaya, 3 Desember 2006 16 Universitas Wisnuwardhana Malang Data Diri Pemakalah Prof. Dr. Ir. H. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE, lahir di Kebumen, Maret tahun 1946. Lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya pada tahun 1972, memperoleh Diploma on Hydraulic Engineering dari International Institute of Hydraulic Engineering TH Delft, Nederland (1977), menyelesaikan Magister Kependidikan dari IKIP Jakarta pada tahun 1982, dan Doktor Kependidikan bidang Studi Teknologi Pembelajaran di tahun 1990 di IKIP Malang. Jabatan sebagai Guru Besar Ilmu Metode Penelitian diperoleh pada tahun 2000 di Universitas Brawijaya Malang. Mengikuti pendidikan tambahan, dalam bidang kependidikan dan pengembangan sumber daya air baik di dalam maupun di luar negeri, antara lain di University of Newcastle, Inggris (1997), International Institute for Infrastructural, Hydraulic and Enviromental Engineering, Manila (1996), State University of New York at Albany, USA (1988), University of Southern California, Los Angeles, USA (1980). Pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Pengembangan Aktivitas Instruksional (P3AI) Universitas Brawijaya (1986-2001), Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (1982-1985 dan 2001-2005). Menulis berbagai buku tentang pendidikan, penelitian dan peningkatan SDM. 17