NAMA : TUFFATUL JENNAH NIM : 15-150

advertisement
NAMA : TUFFATUL JENNAH
NIM : 15-150-0234
PRODI : MANAJEMEN / KELAS F
PENGERTIAN SOFT SKILL DAN HARD SKILL ( KETERAMPILAN )
I.
Pengertian Soft Skill
Soft skill adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (InterPersonal Skills) dan ketrampilan dalam mengatur dirinya sendiri (Intra-Personal Skills) yang mampu
mengembangkan untuk kerja secara maksimal. Dengan demikian soft skill dalam kegiatan
pembelajaran merupakan proses yang dipraktekkan dan dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran itu sendiri. Dalam soft skill mencakup pula Thinking Skills, Learning Skills, maupun
Living Skills. Inilah pembelajaran yang memerlukan banyak sekali intens yang lebih dan manusiawi.
Perbedaan yang terdapat antara hard skill, dan soft skill. Hard skill (keterampilan ) adalah
kemampuan yang dapat menghasilkan sesuatu sifatnya visible dan immediate. Soft skill sendiri
diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan
kemampuan intra dan interpersonal. Contoh soft skill meliputi kemampuan beradaptasi, komunikasi,
bersosialisai , kepemimpinan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, conflict resolution , dan
lain sebagainya. Fakta yang menyatakan bahwa modal utama sukses dalam lapangan pekerjaan
yakni, 20% untuk kompetensi akademik (teknis, hard skill), dan 80% untuk kompetensi non akdemik
(softskill).
II.
Macam-macam Soft Skill
Adapun beberapa macam-macam soft skill antara lain:
1. Inisiatif
Inisiatif dekat hubungannya dengan kepeloporan. Para pelopor adalah pribadi-pribadi
yang memiliki kekuatan inisiatif kerja yang menembus ruang-ruang waktu.
2.
Kemauan
Kemauan adalah kata kunci dari segala sukses Punya bakat dan ilmu tidak akan membuat
kita sukses. Keinginan harus disertai dengan kemauan dan tindakan , untuk mewujudkannya
Bukan hanya sekedar ingin tetapi harus mau dan berusaha memperjuangkannya agar semua
usahanya bisa membuahkan hasil yang maksimal .
3.
Komitmen
Sesuatu yang melampaui segala bentuk perbedaan, perselisihan dan pertengkaran. Ia tidak
dapat dihancurkan oleh kekurangan, kelemahan maupun keterbatasan lahiriah karena ketika kita
berani mengikatkan diri dalam sebuah komitmen, kita telah ‘mati’ terhadap kepentingan diri
sendiri.
4.
Motivasi
Sebuah dorongan seseorang untuk bertindak. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari
luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam
diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut.
5.
Kreativitas
Proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan
baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari
pemikiran kreatif (kadang disebut pemikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan
kepantasan,tindakan membuat sesuatu yang baru.
6.
Komunikasi
Suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak
lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
7.
Berfikir kritis
Suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir
kritis berarti menggunakan proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan,
seleksi, dan menilai/memutuskan.
8.
Mandiri
Melakukan perencanaan hidup dengan baik, bertanggung jawab, dengan sadar akan
resiko setiap melakukan sesuatu, dan tanpa campur tangan orang lain. Mandiri juga berarti
mengetahui dan memahami mana yang benar dan yang salah, jadi bisa menentukan sikap dengan
berlandaskan pemikiran dan pengetahuan sendiri, tanpa pengaruh orang lain.
9.
Integritas diri
Suatu pemahaman tentang terwujudnya perkembangan yang seimbang dan sinergis atas
berbagai dimensi diri.
10. Disiplin
Disiplin adalah suatu sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa
melawannya . Dengan adanya sikap disiplin akan terbentuk karakter yang lebih bertanggung
jawab, lebih tegar dalam mengahadapi situasi, lebih menghargai orang lain dan waktu, tidak
mudah berputus asa, dan melatih kejujuran , membiasakan diri disiplin dengan lingkungan yang
baru .
III. Perbedaan Hardskill dengan Softskill
Dalam dunia kerja yang dibutuhkan tidak hanya kepandaian akademik/teknis saja, namun
juga non akademik. Di sekolah kita lebih diajarkan mengenai kemampuan akademik saja, sedangkan
kemampuan non akademik kita tidak begitu diperhatikan. Sedangkan nantinya ketika kita berada di
dunia kerja selain mampu dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan, kita juga harus
mampu beadaptasi dengan baik di dunia kerja. Kemampuan akademik/teknis disebut juga hardskill,
sedangkan kemampuan non akademik disebut softskill. Hard skills merupakan penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya.
Sedangkan softskill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
(interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang
mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal.
Contoh kemampuan hardskill adalah keterampilan teknis seperti keuangan, komputer,
terampil bernegoisasi , kualitas, atau keterampilan perakitan. Hardskill dapat dilihat/diukur dari
riwayat pendidikan. Sedangkan softskill dapat dilihat dari pengalaman dalam berorganisasi. Contoh
softskill adalah pribadi dan perilaku interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan
kinerja manusia misalnya, pelatihan, pembentukan tim, pengambilan keputusan, inisiatif. Contoh
lain dari keterampilan-keterampilan yang dimasukkan dalam kategori soft skills adalah integritas,
motivasi, etika, kerja sama dalam tim, kepemimpinan, kemauan belajar, komitmen, mendengarkan,
tangguh, fleksibel, komunikasi lisan, jujur, berargumen logis, tahan banting, kompetisi, ulet, dan
lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut umumnya berkembang dalam kehidupan
bermasyarakat. Sifat soft skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan
sikap.
Sifat ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh
kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Tapi, sifat ini dapat berubah jika individu
tersebut mau mengubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri. Softskill dibagi menjadi dua,
yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang
dalam ”mengatur” diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum
seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Sedangkan interpersonal skills adalah
keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Secara rinci
keterampilan tersebut adalah :
Intrapersonal Skill :

Transformasi karakter

Transformasi keyakinan

Manajemen perubahan

Manajemen stres

Manajemen waktu

Proses berfikir kreatif

Tujuan pengaturan & tujuan hidup

Dipercepat belajar teknik

Percaya Diri

Penilaian sifat, diri & preferensi

Kesadaran emosional

Kontrol diri

Kelayakan

Proaktif
Interpersonal Skill :

Keterampilan komunikasi

Keterampila motivasi

Keterampilan kepemimpinan

Keterampilan self-marketing

Keterampilan negosiasi

Keterampilan presentasi

Keterampilan berbicara di publik , Kerjasama tim

Kesadaran politik

Memanfaatkan keragaman

Orientasi pelayanan

Empati , Sinergi
SUKSES DI PT DENGAN KEMAMPUAN SKILL
Menjadi mahasiswa yang pragmatis atau apatis adalah pilihan. Kompetisi di lapangan kerja
semakin membuat mahasiswa ingin benar-benar meraih fokus pencapaian yang dapat memenuhi
tuntutan itu. Akibatnya, kepekaan dan kepedulian terhadap keadaan sekitar menjadi
terkesampingan. Padahal, secara tak langsung kepekaan dan kepedulian pada kondisi di sekitarnya
mencapai cita-cita. Ia menjadi soft skill yang membangun kepribadian dan karakter mahasiswa untuk
menghadapi tuntutan dan tantangan di lapangan.
Sikap pragmatis dan apatis akan menghambat mahasiswa memperoleh soft skill itu.
Sedangkan soft skill itu sendiri tidak diperoleh dalam ruang kelas atau dari diktat kuliah, tetapi lewat
pengalaman berorganisasi dan aktif dalam kegiatan kampus. Kesadaran akan pentingnyasoft
skill diperlukan untuk mengurangi sikap pragmatis-apatis sehingga menumbuhkan karakter
mahasiswa yang aktif dan empatis terhadap keadaan di sekitarnya.
Dewasa ini kebanyakan perusahaan dalam perekrutan pegawai mensyaratkan paduan antara
hardskill dengan softskill. Perusahaan menganggap bahwa percuma jika hardskill saja yang bagus
namun softskillnya tidak. Saat perekrutan karyawan, perusahaan cenderung memilih calon yang
memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya sederhana, yaitu
memberikan pelatihan keterampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan
kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi, yaitu ”Recruit for Attitude, Train for Skill“. Pada
perekrutan karyawan, kemampuan teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi, dan dapat
diketahui pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang
dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan
wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun
sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’. Umumnya
kelemahan di softskill berupa karakter yang melekat pada diri seseorang. Kemampuan ini bisa diasah
dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Salah satu cara mengubahnya melalui learning by
doing. Selain itu, juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan
maupun seminar-seminar manajemen. Namun, satu cara ampuh untuk meningkatkan soft skill
adalah dengan berinteraksi dan beraktivitas dengan orang lain.
Download