SISWA DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI KULIAH 6 ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI KOMUNIKASI Komunikasi : proses seseorang dalam menyampaikan ide, perasaan, pendapat, atau pesan ke orang lain, juga termasuk menerima ide, perasaan, pendapat, atau pesan dari orang lain. Berarti melibatkan dua orang, serta aspek bahasa dan bicara. BAHASA Language/bahasa: sistem simbol yang diperintahkan oleh suatu aturan namun memiliki makna Jadi bahasa merupakan sistem yang digunakan untuk mengkomunikasikan ide, pandangan, pendapat kita ke orang lain Ada 2: expressive language dan receptive language. Expressive language: proses menyampaikan ide secara verbal Receptive language: proses memahami ide melalui bahasa 5 Komponen Bahasa 1. Phonology 2. Morphology 3. Syntax 4. Semantic 5. Pragmatic BICARA 1. 2. 3. 4. Speech: produksi fisik dari sistem bahasa. Ada 4 sistem Respiration : pernafasan yang membantu kita bicara Voicing : suara yang dikuatkan oleh bunyi vokal. Resonance: tempat dimana suara diubah ketika melewati saluran di leher dan kepala Artikulasi : formulasi dari suara yang dibuat oleh bibir, lidah, serta struktur lainnya ketika kita berbicara Bicara lancar adalah proses bicara yang mengalir, ritmik, mengetahui kapan berhenti kapan bicara, pengulangan bunyi suara. Kemampuan bicara yang baik terjadi bila kita dapat memaksimalkan kemampuan untuk menggunakan elemen penekanan, nada suara, waktu, tekanan suara yang tepat ketika berbicara dengan lawan bicara. GANGGUAN KOMUNIKASI IDEA Gangguan komunikasi seperti gagap, artikulasi tidak jelas, kekurangan bahasa atau suara yang mempengaruhi performa akademik siswa. ASHA Gangguan perkembangan pemahaman bahasa baik yang disampaikan secara verbal maupun tertulis termasuk didlmnya bentuk bahasa (phonology, morphology, syntax), isi dari bahasa (semantik), dan penggunaan bahasa PENYEBAB GANGGUAN KOMUNIKASI Congenital = bawaan dari lahir = contoh: cerebral palsy Acquired = munculnya gangguan setelah kelahiran, erat kaitan dengan traumatic brain injury Organic communication = bila terdapat kerusakan pada stuktur atau otot organ bicara. Misal : cleft palate Functional communication = bila tidak terdapat kerusakan secara organik pada organ bicara namun akibat faktor lingkungan, proses belajar, atau psikologis. PENYEBAB SPECIFIC LANGUAGE IMPAIRMENT (SLI) Bisa terjadi akibat maalah organik maupun functional Seperti adanya gangguan perkembangan maupun kerusakan otak. Kemiskinan dan stimulasi bahasa yang kurang merupakan penyumbang utama dalam meningkatkan resiko anak memiliki SLI. Sebanyak 20%-40% anak yang mengalami SLI memiliki ortu atau saudara kandung yang juga memiliki SLI PENYEBAB GANGGUAN BICARA Biasanya penyebab gangguan bicara berkaitan erat dengan masalah organik Bibir sumbing: kerusakan struktur organik pada bagian mulut tertentu dan bibir selama di masa perkembangan fetal Penyebab bibir sumbing: genetik, kekurangan oksigen, diet yang ketat selama kehamilan, obat-obatan yang diminum ketika kehamilan Kondisi ini akan mempengaruhi kemampuan bicara Penyebab gangguan suara: organik dan fungsional KARAKTERISTIK GANGGUAN BAHASA PRIMARY LANGUAGE DISORDER Gangguan terjadi pada beberap komponen bahasa seperti phonology, morphology, syntax, semantic, dan pragmatic Gangguan juga terjadi pada proses artikulasi kata. Phonological processing disorder : kesulitan untuk belajar aturan produksi suara huruf. Morphological disorder : menghilangkan spesifik morfem Syntax disorder: individu yang mengalami masalah ini biasanya menggunakan kalimat yang singkat padahal seharusnya kalimat panjang Semantic disorder: salah menggunakan kata, menciptakan kata baru, kesulitan mencari kata, kesulitan mengartikan kalimat SECONDARY LANGUAGE DISORDER Biasanya terjadi pada individu dengan hambatan intelektual, anak dengan gangguan emosi dan perilaku, siswa dengan kesulitan belajar khusus, dan autisme INTERVENSI Memberikan terapi wicara kepada siswa, yang berkaitan dengan kemampuan artikulasi dan penggunaan kalimat untuk komunikasi. Selain itu, dalam terapi juga difokuskan pada pemahaman terhadap kalimat dan konsep. Dalam terapi, siswa diharapkan dapat belajar kosa kata. Hal ini dapat dilakukan melalui gambar-gambar visual dan mendorong siswa untuk menyebutkan atau menggambarkan apa yang dilihat. Mendorong siswa untuk terus berlatih dalam menyebutkan bendabenda melalui proses tanya-jawab, mengikuti instruksi, dan lainlain. Ketika mengajarkan huruf dan membaca, pergunakan saluran pembelajaran yang paling efektif dimiliki oleh siswa, seperti visual, auditori, maupun kinestetik. Bila memungkinkan, pembelajaran dengan kombinasi ketiga saluran tersebut akan lebih maksimal dan efektif. Mulai mengenalkan pemahaman bahasa atau kalimat dengan cara belajar melalui tanya jawab suatu teks/cerita dengan konsep 5w1h (what, why, when, where, how), menggunakan strategi mind map, atau bercerita kembali. Mengingat siswa sudah dapat membaca namun terdapat banyak kesalahan membaca dan kurang lancar, maka orang tua disarankan untuk terus membantu siswa melancarkan membaca sehingga kecepatan dalam membac menjadi lebih baik dan tentunya akan mempengaruhi pemahaman bacaannya. Membuat jadwal membaca bersama yang diterapkan secara disiplin. Setelah membaca buku bersama, orang tua/guru/terapis dapat bertanya berbagai macam pertanyaan, seperti buku ini bercerita tentang apa, siapa saja tokoh utamanya, dimana cerita ini berlangsung, kapan cerita ini berlangsung, bagaimana tokoh utama dapat berhasil. Setelah itu pertanyaan dinaikkan levelnya ke tingkat proses berpikir lebih tinggi, seperti tokoh mana yang menjadi favorit mu, apa maksud kalimat ini, menurut kamu apakah cerita ini khayalan atau kejadian nyata, kalau cerita ini diteruskan apa yang akan terjadi, dan lain-lain. Saran-saran untuk Sekolah bagi pengembangan siswa: Tugas pihak sekolah adalah memfasilitasi siswa untuk belajar bahasa. Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman bahasanya dalam situasi natural dan suportif. siswa membutuhkan lingkungan sekolah yang tenang dan mampu menerima dirinya apa adanya dengan kekurangan bahasa yang ia alami. Dengan demikian, bila siswa sedang berbicara dan mengungkapkan pikirannya, guru dapat mendengarkan tanpa langsung mengkritik pada kesalahan konteks yang sedang ia sampaikan. Guru diharapkan memberikan waktu lebih ketika siswa sedang mengatur kalimat-kalimat yang akan diutarakan. Siswa dengan gangguan bahasa biasanya membutuhkan waktu untuk mengatur kata-kata menjadi satu kalimat. Ketika mengajarkan satu konsep, usahakan berkaitan dengan lingkungan sekitar yang bisa siswa lihat, dengar, atau sentuh. Hal ini membantu dirinya memahami konsep tanpa mengandalkan pemahaman bahasa. Selalu dijelaskan kosa kata yang digunakan dalam mengajarkan satu konsep. Sediakan waktu beberapa saat bagi siswa dan teman-teman untuk mengolah konsep tersebut secara bertahap. Misal : guru sedang mengajarkan mengenai konsep rumah sehat. Maka ketika selesai menerangkan definisi rumah sehat, berikan waktu beberapa saat untuk siswa termasuk siswa untuk diskusi atau mengolah kembali definisi tersebut. Baru setelah itu, guru menjelaskan konsep lainnya, seperti ciri-ciri rumah sehat. Begitu seterusnya sampai materi selesai. Khusus untuk siswa, usahakan konsep yang baru ia terima langsung dihubungkan dengan temuan-temuan natural di kehidupan sehari-hari secara terus-menerus sehingga ia dapat segera memahami melalui saluran visual, auditori, dan kinestetik. Selain itu, pasangkan keterangan konsep secara tertulis dan bahasa verbal. Hal ini membantu siswa untuk segera memahami apa yang dimaksud dari suatu konsep. Guru juga disarankan untuk melakukan self-talk yaitu guru mendeskripsikan apa yang guru harus lakukan ketika mengerjakan suatu instruksi. Berikan kesempatan kepada siswa untuk melihat dan mendengarkan self-talk dari guru. Misal: tugas untuk siswa adalah meniru gambar lingkaran. Self takl yang dilakukan adalah sebagai berikut: “bu guru akan ambil pensil warna dan menebalkan lingkarannya pakai warna merah. Pertama bu guru akan mencari lingkaran mana yang akan ditebalkan. Kemudian akan mulai dari sini” Pembicaraan ini dilakukan sambil bu guru menebalkan lingkaran dan pastikan siswa memperhatikan. Selanjutnya, dapat dikembangkan pula yang disebut dengan pararell talk, yaitu guru menggunakan nama siswa sambil melakukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa. Setelah siswa nyaman, berikan model yang baik ketika mengungkapkan ide. Secara perlahan, bila siswa salah mengungkapkan pikirannya, ulangi dengan versi yang lebih baik dan minta ia ulangi apa yang didengar dari guru. Begitu seterusnya sehingga siswa belajar bagaimana mengungkapkan ide dengan kalimat yang baik dan benar.