MODUL PERKULIAHAN TV Programming Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka 06 Kode MK Disusun Oleh MK41030 Syaifuddin, S.Sos, M.Si. Abstract Kompetensi Audiens memiliki perilaku yang berbeda-beda. Audiens di sebuah konser musik, audiens di studio tv, maupun audiens kampanye pemilu memiliki karakteristik tersendiri. Untuk mendekatinya pun butuh cara-cara khusus. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat : Mengetahui dan mampu memahami perilaku audiens dalam memilih media penyiaran. Perilaku Audien Dalam Memilih Media Penyiaran Dalam penelitiannya, Levy dan Windahl menyatakan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara pengukuran aktivitas audiens dengan indikator-indikator pencarian kepuasan dan pemerolehan kepuasan. Pada kasus hubungan antara aktivitas dengan pencarian kepuasan, ditemukan bahwa individu menggunakan media untuk memperoleh kepuasan sosial maupun psikososialnya, dan audiens akan aktif memenuhi harapannya itu dalam proses komunikasi yang dilakukannya. Sebaliknya, hubungan antara aktivitas dengan pemerolehan kepuasan, memperlihatkan bahwa pengalaman individu yang lebih aktif akan berada pada level kepuasan yang lebih tinggi, dan aktivitas harus dilihat sebagai variabel independen. Levy dan Windahl menyusun tipologi aktifitas audiens yang dibentuk melalui dua dimensi, diantaranya : 1. Dimensi orientasi audiens terdiri dari tiga tingkatan: · Selektivitas terhadap isi media · Keterlibatan (involvement) : a) Tingkatan dimana audiens menghubungkan dirinya dengan isi media, b) Suatu tingkatan dimana individu berinteraksi secara psikologis dengan media atau termasuk di dalamnya dengan pesan-pesan media. 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 2 · Kegunaan (utility), yaitu individu menggunakan atau mengantisipasi penggunaan komunikasi massa untuk tujuan sosial atau psikologisnya. 2. Dimensi temporal (urutan komunikasi), yaitu dimensi yang menjelaskan aktivitas audiens dilihat sebelum, selama, dan sesudah terpaan (exposure). Dinamika dan dimensi audiens massa itu pun selalu terhubung dengan budaya massa yang ada pada komunikasi massa. Budaya massa terbentuk karena perkembangan era globalisasi yang terjadi di sekitar kita. Karakter yang terbentuk dari budaya massa, sebagai berikut : 1. Non-tradisional Umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya populer. Budaya populer ini lebih cenderung menonjolkan unsur kepopulerannya.Contoh: kontes pencarian bakat di bidang tarik suara seperti Indonesian Idol, KDI, AFI, dsb. 2. Merakyat Tersebar di basis massa sehingga tidak mengerucut di tingkat elite, namun apabila ada elite yang terlibat dalam proses ini, maka itu bagian dari basis massa itu sendiri. 3. Infotainment Produk pemberitaan yang diperuntukkan kepada massa secara luas. Kita tahu bahwa semua orang juga dapat memanfaatkannya sebagai hiburan umum. 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 3 4. Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya popular sebagai sumber budaya massa. Contoh: acara-acara seni pertunjukan tradisional mulanya hanya menjadi tontonan/diminati oleh pemilik budaya dari seni yang bersangkutan. Namun begitu dikemas dan ditayangkan di media massa maka akan berubah menjadi budaya populer yang ditonton juga oleh berbagai kalangan dan latar belakang budaya yang berbeda. 5. Budaya massa, terutama yang diproduksi oleh media massa diproduksi menggunakan biaya yang cukup besar, karena itu harus menghasilkan keuntungan untuk kontinuitas budaya massa itu sendiri, karena itu budaya massa diproduksi secara komersial agar tidak saja menjadi jaminan keberlangsungan sebuah kegiatan budaya massa namun juga menghasilkan keuntungan bagi kapital yang diinvestasikan pada kegiatan tersebut. 6. Budaya massa juga diproduksi secara ekslusif menggunakan simbol-simbol kelas sosial sehingga terkesan diperuntukkan kepada masyarakat modern yang homogen, terbatas dan tertutup (Bungin, 2007 : 77 – 78). Jenis-jenis Audiens: Audiens Massa, Audiens di studio TV, audiens TV 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 4 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 5 D. Konsep Audiens McQuail (1987) menyebutkan beberapa konsep alternatif tentang audiens sebagai berikut: 1. Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa. Kumpulan inilah yang disebut sebagai audiens dalam bentuk yang paling dikenal dan menjadi perhatian seluruh penelitian media. Fokusnya adalah pada jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik demografi tertentu yang penting bagi pengirim. Dalam praktek, penerapan konsep tersebut tidaklah sesederhana itu dan akhirnya menimbulkan pertimbangan yang melebihi soal kuantitatif semata. Clausse telah menunjukkan beberapa kelemahan untuk membedakan berbagai kadar keikutsertaan dan keterlibatan audiens. Audiens yang pertama dan yang terbesar adalah populasi yang tersedia untuk menerima tawaran komunikasi tertentu. Dengan demikian, semua yang memiliki pesawat televisi adalah audiens televisi dalam artian tertentu. Kedua, terdapat audiens yang benar-benar menerima hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang berbeda-beda seperti pemirsa televisi reguler, pembeli surat kabar, dan sebagainya. 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 6 Ketiga, ada bagian audiens sebenarnya yang mencatat penerimaan isi, dan yang terakhir ada bagian lebih kecil yang mengendpkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima. Clausse mengemukakn hal ini dengan mengacu pada serangkaian penyusutan, dari populasi masyarakat secara menyeluruh, kemudian publik potensial bagi suatu pesan, hingga publik efektif yang benar-benar mengikuti, sampai dengan publik pesan tertentu, dan akhirnya publik yang benar-benar terpengaruh oleh komunikasi. 2. Audiens sebagai massa Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal satu sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri, serta tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi “disetir” untuk melakukan suatu tindakan. Audiens sebagai massa lebih menekankan pada ukurannya yang besar, heterogenitas, penyebaran, dan anonimitasnya serta lemahnya organisasi sosial dan komposisi yang selalu berubah dengan cepat dan tidak konsisten. Massa tidak memiliki keberadaan/eksistensi yang berlanjut kecuali dalam pikiran mereka yang ingin memperoleh perhatian dari memanipulasi orang-orang sebanyak mungkin. 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 7 Menurut Raymond William, tidak ada massa rakyat, yang ada hanya cara pandang orang-orang sebagai massa. Meskipun demikian, hal itu telah cenderung menjadi standar untuk memutuskan audiens, semakin mendekati pengertian massa, telah menyamakan massa dengan audiens bagi media massa. 3. Audiens sebagai publik atau kelompok sosial Unsur penting dalam versi audiens ini adalah praeksistensi dari kelompok sosial yang aktif, interaktif, dan sebagian besar otonom yang sebagian besar dilayani oleh media tertentu, tetapi keberadaannya tidak tergantung pada media. Gagasan tetang publik telah dibahas melalui sosiologi dan teori demokrasi liberal. Misalnya gagasan telah didefinisikan oleh Dewey sebagi pengelompokan orang-orang secara politis yang terwujud sebagai unit sosial melalui pengakuan bersama atas masalah bersama yang perlu ditanggulangi. Pengelompokan seperti ini memerlukan berbagai sarana komunikasi bagi pengembangan dan kesinambungannya. Meskipun demikian, kita dapat melihat adanya bukti tentang eksistensi berbagai bentukan audiens yang berciri publik. Hampir seluruh masyarkat memiliki publik yang mengetahui, yaitu bagian audiens yang paling aktif dalam kehidupan politik dn sosial serta memiliki banyak sumber informasi, khususnya golongan elit, pembentukan opini, dan pers spesialis. Bukti kedua, banyak negara menguasai beberapa pers partai tertentu atau pers yang memang memiliki hubungan politik dengan kelompok pembacanya. Di sini keanggotaan atau pendukung partai tertentu membentuk publik yang juga adlah audiens. 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 8 Bukti ketiga, terdapat audiens lokal atau komunitas bagi publikasi yang bersifat lokal. Dalam hal ini audiens cenderung serupa dengan anggota, khususnya anggota yang paling aktif dari komunitas yang ad sebelumnya, yaitu kelompok sosial. Bukti terakhir, terdapat sangat banyak audiens tertentu yang terbentuk atas dasar isu, minat, atau bidang keahlian yang mungkin memiliki bentuk interaksi lainnya dan bukan sekedar penciptaan pasokan media. 4. Audiens sebagai pasar Audiens sebagai pasar muncul sebagai akibat perkembangan ekonomi. Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potensial, bersaing dengan produk media lainnya. Audiens sebagai pasar berarti sekumpulan calon konsumen dengan profil sosial ekonomi yang diketahui yang merupakan sasaran suatu medium atau pesan. Konsep audiens sebagai pasar ini mirip dengan audiens sebagai massa. Dalam arti jumlahnya yang besar. Yang perlu diperhatikan adalah soal selera dalam kaitannya dengan produk media yang akan menjadi minat mereka. Audiens dipandang memiliki signifikansi rangkap bagi media, sebagai perangkat calon konsumen produk dan sebagai audiens jenis iklan tertentu. Yang merupakan sumber pendapatan media yang penting. Dengan demikian, pasar bagi produk media juga mungkin merupakan pasar bagi produk lainnya. Meskipun media komersial perlu memandang audiensnya sebagai 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 9 pasar dalam arti itu dan adakalanya mencirikan audiens tertentu dalam hubungannya dengan gaya hidup dan pola konsumsi, ada sejumlah konsekuensi pendekatan ini terhadap cara memandang audiens. Konsep Jangkauan Audiens Menurut Tunstall (1971), audiens adalah inti dari kegiatan media dan sebagai shared goal dari organisasi media. Karena faktanya, media membutuhkan khalayak untuk keberlangsungan hidupnya, sumber inspirasi dan sumber pendapatan. Ada 6 (enam) konsep terkait jangkauan audiens, yakni: 1. the available : daya jangkau penerimaan pesan 2. the paying : audiens yang bersedia membayar untuk mendapat produk media 3. the attentive : audiens yang memperhatikan kandungan utama media 4. the internal : audiens yang memusatkan perhatian pada bagian-bagian tertentu dari isi utama kandungan media 5. the cumulative: keseluruhan audiens potensial yang terjangkau dalam kurun waktu tertentu 6. the target : satuan audiens potensial yang sengaja dijangkau untuk tujuan khusus Roger Clausse menawarkan sebuah skema jangkauan audiens: 1. 2012 Merepresentasikan seluruh jangkauan penerima pesan tanpa batas TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 10 2. Merepresentasikan jangkauan maksimum paling realistis penerimaan pesan. 3. Mempresentasikan audiens sesungguhnya yang terjangkau oleh media 4. Mempresentasikan audiens yang memberikan perhatian lebih dalam 5. Mempresentasikan audiens yang terpengaruh secara perilaku maupun pemikiran Tipologi Formasi Audiens 1. Kelompok atau publik Istilah ini muncul sejalan dengan pengelompokan sosial yang ada (misalnya komunitas, keanggotaan minoritas politis, religius atau etnis) dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya, dan sebagainya. Tipe ini angat cocok dengan konsep audiens sebagai publik seperti yang sudah dijelaskan. Di sini mungkin sekali terdapat beberapa ikatan normatif di antara audiens dan sumber, dan di dalam audiens mungkin terjadi interaksi dan kesadaran identitas serta tujuan tertentu. Audiens seperti ini mungkin lebih stabil sepanjang waktu daripada tipe audiens lain. Para anggotanya bertahan lama, tanggap terhadap, dan memiliki partisipasi tertentu pada apa yang ditawarkan. 2. Kelompok Kepuasan 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 11 Audiens dalam pengertian ini terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas dari media, tetapi berkaitan dengan, misalnya isu politik atau sosial. Tipe audiens ini, yang didasarkan pada kebutuhan atau tujuan tertentu, juga mungkin agak homogen dilihat dari segi komposisinya, aktif dalam mengungkapkan permintaan yang membentuk penawaran, dan juga selektif. Akan tetapi tipe audiens ini bukanlah kelompok sosial, melainkan kumpulan dari individu-individu yang terwujud dalam perilaku konsumen. Mereka termasuk kategori pasar atau kumpulan dari apa yang telah dijelaskan di depan. Aktivitas dan selektivitas rasional terungkap dalam perilaku dan para anggota biasanya tak akan melihat diri mereka sebagai kelompok atau pasar khusus. 3. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa Terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual tertentu. Tipe audiens ini terdiri dari kelompok penggemar atau pengikut pengarang, kepribadian, gaya tetapi tidak memiliki suatu definisi atau kategori sosial yang jelas. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensinya seluruhnya tergantung pada isi yang ditawarkan dan bila isi ini berubah, audiensi pasti bubar atau memperbarui diri. 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 12 Kadang-kadang jenis audiens ini didorong oleh media untuk membentuk diri menjadi kelompok sosial (seperti klub penggemar) atau mereka secara spontan mentransformasikan diri menjadi kelompok sosial. 4. Audiens medium Berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas pada sumber media tertentu misalnya surat kabar, majalah, saluran radio atau televisi. Ada banyak contoh saluran audiens medium, dan loyalitas pada saluran juga didorong oleh media karena alasan komersial. Apakah terbentuk secara spontan atau oleh manipulasi, loyalitas seperti itu dapat memberi beberapa karakteristik publik atau kelompok sosial pada jenis audiens ini seperti stabilitas, batas-batas, dan kesadaran identitas. Akan tetapi, bagi kebanyakan media yang beorientasi komersial, audiens jenis ini lebih mirip dengan kumpulan atau pasar. Anggotanya umumnya adalah pelanggan produk media yang dibicarakan atau produk lain yang diiklankan oleh media tersebut. F. Karakteristik Audiens Menurut Hiebert karakteristik audiens diantaranya: 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 13 · Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Pemilihan media berdasarkan kesadaran audiens sendiri. · Audiens cenderung besar. Besar berarti audiens tidak hanya berada pada suatu wilayah sasaran komunikasi massa, yang berarti berada dalam jangkauan yang luas dan tak terukur. · Audiens cenderung heterogen. Heterogen berarti audiens terdiri dari beragam lapisan dan kategori sosial. Meskipun media massa membuat kategori khusus dalam mempetakan audiens, akan tetapi audiens akan tetap heterogen walaupun mempetakannya melalui komunitas hobi khusus tertentu. · Audiens cenderung anonim, yaitu tidak mengenal satu sama lain. Keseluruhan audiens media tidak bisa saling mengenal satu sama lain secara keseluruhan, dalam pengertian yang menekankan pada semua audiens sebuah media yang jumlahnya bisa mencapai jutaan. · Unbound each other, yaitu tidak terikat satu sama lain, baik antara individu dalam audience maupun antara komunikator dengan audience, sehingga sulit digerakkan untuk suatu tujuan tertentu seperti pada crowd (kerumunan). · Isolated from one another, yaitu tertutup satu sama lain sehingga mereka seperti atomatom yang terpisah namun tetap merupakan satu kesatuan , yaitu sama-sama pengguna media massa. 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 14 Daftar Pustaka Morissan, Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta 2005 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Kencana Prenada Media group, Jakarta, 2009 2012 TV Programming Pusat Bahan Ajar dan eLearning Syaifuddin, S.Sos, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id 15