METODE PENG-ES-AN IKAN Oleh : Rina Jurita PENDAHULUAN Ikan merupakan komoditas yang mudah dan cepat membusuk, sehingga ikan memerlukan penanganan yang cepat dan cermat dalam upaya mempertahankan mutunya sejak ikan diangkat dari air. Pendinginan merupakan perlakuan yang paling umum dalam mempertahankan mutu hasil perikanan terutama dalam tahap penanganan. Dalam penanganan ikan segar diupayakan suhu selalu rendah mendekati 0 oC dan dijaga pula jangan sampai suhu naik akibat terkena sinar matahari atau kekurangan es. Es air tawar terus memainkan peranan utama dalam mendinginkan ikan di atas kapal karena manfaat yang ditawarkannya. Desain dan pengoperasian ruang ikan dan area penyimpanan di mana es digunakan tidaklah rumit. Es berkualitas baik memberikan penyimpanan yang bersih, lembab, dan berudara untuk ikan. Es tidak berbahaya, dapat dipindahkan, tidak mahal, dan, karena ia mencair pada tingkat tertentu, sejumlah tingkat pengendalian dapat dipertahankan atas suhu ikan. Es juga memainkan peran penting dalam mencegah dehidrasi ikan selama penyimpanan. Es mendinginkan dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan, serta biayanya murah. Es banyak digunakan termasuk di Indonesia. Pada umumnya, es sebagai bahan pendingin ikan yang paling banyak dipakai. Es kebanyakan dibuat dari air tawar dan selebihnya dari air laut, yaitu pada proses produksi es yang dilakukan di kapal ikan (Adawyah 2007). Es merupakan medium pendingin yang paling baik bila dibandingkan dengan medium pendingin lain karena es batu dapat menurunkan suhu tubuh ikan dengan cepat tanpa mengubah kualitas ikan dan biaya yang diperlukan juga relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan penggunaan medium pendingin lain (Afrianto dan Liviawaty 1989). Fungsi Es Fungsi es dalam pendinginan ikan yaitu : - Menurunkan suhu daging sampai mendekati 0 oC. - Mempertahankan suhu ikan tetap dingin. - Menyediakan air es untuk mencuci lendir, sisa-sisa darah, dan bakteri dari permukaan badan ikan. - Mempertahankan keadaan berudara (aerobik) pada ikan, selama disimpan di dalam palka. Metode Peng-Es-An Ikan Cara pengesan ikan dapat dilakukan dengan cara di bawah ini. 1. Pengesan langsung ( gudukan/bulk storage ) Biasa dilakukan jika hasil tangkapan yang akan di es jumlahnya banyak dan terdiri dari jenis-jenis ikan yang agak besar, seperti ikan Cakalang atau Tuna. Secara umum peng-esan dilakukan dengan mencampurkan ikan dengan hancuran es secara langsung, supaya lebih efisien peng-es-an dilakukan dengan wadah ( ox) yang relative besar dengan 2. 3. memberikan lapisan es agak tebal didasarnya dan diikuti lapisan ikan, kemudian lapisan es lagi diikuti lapisan ikan sampai box penuh dan diakhiri dengan lapisan es dengan ketebalan lebih sebagai penutup. Pendinginan dengan sekat horizontal ( shelfing ) Cara ini biasa dilakukan dikapal-kapal penangkap ikan berukuran besar sehingga ukuran palkanya cukup besar. Ruangan palka disekat-sekat secara horizontal dan jarak antara sekat berkisar 80-90 cm. Ikan yang tertangkap di-es diruang antara dua sekat dan diusahakan agar permukaan tumpukan es dan ikan tidak menyentuh sekat diatasnya. Pendinginan dengan peti ( boxing ) Terkadang peti yang digunakan hanya berupa peti kayu tipis dengan permukaan yang kasar atau anyaman bambu. Keranjang bambu untuk pengiriman bandeng segar yang dies hanya dilapisi dengan daun pisang segar di bagian luarnya dan untuk pengiriman kakap merah petinya hanya dilapisi dengan bekas kertas semen secukupnya. Hal yng terpenting adalah jumlah es yang digunakan dalam pendinginan tersebut. Perhitungan Kebutuhan Es Kebutuhan es untuk pendinginan ikan dapat dihitung dengan cara di bawah ini : 1. Jumlah Es yang Dibutuhkan untuk Mendinginkan Ikan Berikut merupakan rumus umum dalam menentukan jumlah es yang dibutuhkan; Q = m . C ( T1-T2 ) Keterangan : Q = jumlah energi panas ( kkal ) m = massa ( Kg ) C = panas spesifik bahan ( 0.84 ) T1 = suhu awal ( oC ) T2 = suhu akhir ( oC ) 2. Jumlah Es yang Dibutuhkan untuk Mengantisipasi Panas dari Luar Pada keadaan dimana ikan ditempatkan dalam suatu wadah, panas dari luar wadah akan mengalir dalam peti. Banyaknya panas yang berkonduksi melalui sisi wadah dipengaruhi oleh luas sisi-sisi serta tutup dan alas wadahnya, tebal setiap sisi wadah, material wadah dan selisih antara suhu diluar dengan suhu didalam wadah. Sehingga jumlah panas yang berkonduksi tersebut dapat dihitung dengan rumus umum sebagai berikut; q = k A ( T1 – T2 ) x Keterangan : q : laju pengaliran panas dalam wadah ( kkal/ jam ) A : luas permukaan sisi wadah ( m2 ) 3. Kecepatan Penurunan Suhu Ikan yang Didinginkan Penurunan suhu ikan yang didinginkan terjadi secara bertahap dipengaruhi oleh waktu danjumlah es yang digunakan. Pengamatan terhadap penurunan suhu dal praktek ini dilakukan tiap satu menit, suhu diturunkan hingga mencapai 0 oC dan dipertahankan. Referensi : Ilyas, Sofyan.1993.Teknologi Hasil Perikanan Jilid 2 Teknik Pembekuan Ikan.Badan Penelitian dan Pengenbangan Pertanian.Jakarta