KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL Gedung Manggala Wanabakti, Blok 1 Lantai 1 Jalan Gatot Subroto, Jakarta 10270 Telepon : 021-5705099, 5730118-9 Faximile 5710484 SIARAN PERS Nomor : S. 792 /PHM-1/2015 Pertambangan Tanpa Izin (PETI) Lahan akses terbuka adalah lahan yang memiliki akses secara terbuka bagi pihak lain untuk memanfaatkan secara ilegal, sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Akses terbuka terjadi karena pengawasan yang tidak memadai atau bahkan adanya pembiaran dari berbagai pihak. Salah satu pemanfaatan lahan akses terbuka ini untuk kegiatan PETI. Terdapat ribuan lokasi PETI dan melibatkan sekitar 2 juta penambang. Pada bulan September-Oktober 2015, KLHK telah melakukan verifikasi lapangan terhadap 302 lokasi. Dari hasil verifikasi ini diperoleh data: 1. Jenis tambang : emas (22%), sirtu (13%), pasir kuarsa (9%), batu, tanah dan timah (masingmasing 8%), pasir dan pasir urug (masing-masing 7%), batu gamping (6%), granit dan batu kuarsa (masing-masing 3%), serta lainnya (6%). 2. Peralatan tambang : mekanik (57%) dan manual (43%). 3. Metode penambangan : terbuka (76%), dalam/bawah tanah (15%) dan bawah air (9%). 4. Status tambang : dominan aktif (84%) dan tidak aktif (16%). 5. Status lahan : hutan konservasi (2%), hutan lindung (9%), hutan produksi (6%), tanah negara lainnya (31%) dan hak milik (52%). 6. Mulai penambangan : sebelum 2010 (41%) dan periode 2010-2015 (59%). 7. Status penambang : penduduk setempat (62%) dan pendatang (38%). 8. Tingkat kesejahteraan : meningkat (77%), tetap (21%) dna menurun (2%). 9. Ketenaga-kerjaan : terdapat anak-anak (36 lokasi), lansia dan perempuan (53 lokasi). 10. Kecelakaan kerja : menimbulkan korban jiwa (23 lokasi) dan cacat (11 lokasi). 11. Jarak tambang dengan permukiman : kurang dari 0,5 km (53%). 12. Konflik sosial : 84 lokasi. Penanggung jawab berita : 1. M.R. Karliansyah, Direktur Jenderal PPKL 2. Sulistyowati, Direktur PKLAT 3. Eka W. Soegiri, Kepala Biro Hubungan Masyarakat; (No. HP.0816810859)