BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Sejarah Perusahaan
PT. Astra International, Tbk didirikan oleh William Soeryadjaya dan
adiknya Tjia Kian Tie, bersama teman Tjia Kian Tie yaitu Liem Peng Hong
pada tanggal 20 Februari 1957. Awalnya, PT. Astra International, Tbk
berkantor di Jalan Sabang No. 36A Jakarta Pusat sebagai perusahaan
perdagangan umum yang melaksanakan kegiatan ekspor impor dan
perdagangan produk pertanian. Nama Astra sendiri diambil dari Dewi
Astrea yang menurut mitologi Yunani merupakan dewi terakhir yang
menarik diri ke angkasa dan menjelma menjadi bintang dalam konstelasi
Virgo. Perusahaan Astra didirikan dengan suatu cita-cita besar yang
tercermin dari nama dan logonya.
PT.
Astra
International,
Tbk
mulai
berkembang
setelah
memenangkan kontrak dari PLN untuk mendatangkan generator set
senilai US$ 8 juta yang diimpor dari Amerika Serikat. Di dalam proses
impor ini terdapat kesalahan sehingga LC yang sudah dibuka harus
dipakai untuk mengimpor barang yang lain. Untuk itu PT. Astra
International, Tbk memutuskan untuk mengimpor 800 unit truk merek
Chevrolet dalam bentuk semi knock-down dari General Motor yang
40
41
merupakan produsen genset tersebut. Inilah titik awal PT. Astra
International Tbk mulai bergerak dibidang otomotif.
Tanggal 25 Februari 1969, Presiden Soeharto meresmikan PT.
Gaya Motor. Perusahaan yang bergerak dibidang perakitan kendaraan
bermotor roda empat ini merupakan perusahaan patungan antara
pemerintah RI dengan PT. Astra International, Tbk. Kemudian pada
tanggal 1 Juli 1969, PT. Astra International Tbk ditunjuk sebagai distributor
kendaraan bermotor di Indonesia. PT. Astra International, Tbk ditunjuk
oleh Honda Motor Company (HMC) Jepang sebagai distributor tunggal
sepeda motor Honda di tahun 1970.
Lisensi sebagai distributor alat perkantoran Fuji Xerox di Indonesia
akhirnya didapatkan oleh PT. Astra International, Tbk pada tanggal 24
November 1970. Tak hanya itu, di tahun yang sama tepatnya tanggal 12
April PT Toyota-Astra Motor (TAM) didirikan sebagai agen tunggal Toyota
yang merupakan perusahaan patungan antara PT. Astra International, Tbk
dan Toyota Motor Corporation (TMC). Kemudian, tanggal 11 Juni, PT.
Astra International, Tbk mendirikan PT. Federal Motor sebagai pabrik
perakitan sepeda motor Honda dan pada tahun yang sama pula sepeda
motor Honda S 90z (90cc) pun diluncurkan.
Seiring dengan pembangunan infrastruktur yang tumbuh pesat di
Indonesia, PT. Astra International, Tbk mengembangkan usaha di bidang
perdagangan dan penyewaan alat berat dari berbagai merek dengan
mendirikan PT. United Tractors (UT) pada tanggal 13 Oktober 1972, di
42
tahun 1973 UT ditunjuk sebagai distributor alat berat merek Komatsu di
Indonesia. PT. Multi Agro Corporation yang bergerak di bidang pertanian
dan perkebunan akhirnya didirikan pada tanggal 9 Juli. Sebenarnya PT.
Multi Astra dengan kegiatan di bidang perakitan kendaraan Toyota dan
berlokasi di Jalan Sunter 1, Jakarta Utara ini dibangun sejak tanggal 13
April 1974 tetapi baru diresmikan pada tanggal 20 Maret 1975.
Dalam meningkatkan pemasaran dan layanan purna jual kendaraan
Toyota, maka pada tanggal 1 Januari 1976 didirikanlah PT. Astra Motor
Sales yang berlokasi di Jalan KH. Hasyim Ashari 29 Jakarta. Kemudian,
pada tanggal 22 April didirikanlah PT Astra Graphia sebagai anak
perusahaan PT. Astra International, Tbk dengan kepemilikan saham 100%
sebagai distributor mesin fotokopi Xerox di Indonesia.
Perkembangan pasar Daihatsu di Indonesia semakin berkembang,
oleh karena itu pada tanggal 31 Mei 1979 didirikanlah PT. Daihatsu
Indonesia yang merupakan perusahaan patungan antara Astra Daihatsu
Motor Sales Co., Daihatsu Motor Sales dan Nichimen Corporation untuk
memproduksi komponen Daihatsu. Peresmian perusahaan ini pun
dilakukan pada tahun yang sama tepatnya pada tanggal 22 Oktober.
Yayasan Dharma Bhakti Astra pun didirikan oleh perusahaan ini pada
tahun 1980 guna membantu dan membina perusahaan kecil dan
menengah di bidang teknologi, manajemen, produksi, pemasaran dan
akses keuangan.
43
Astra membangun Divisi Jasa Keuangan yaitu mendirikan PT.
Raharja Sedaya yang bergerak dalam jasa pembiayaan mobil di tahun
1982 yang sebenarnya untuk mendukung bisnis otomotif Grup Astra yang
terus meningkat. Setelah mencapai usia yang ke 27 tahun, pendiri dan
manajemen Astra merasa perlu untuk memiliki nilai-nilai perusahaan
sebagai pedoman dalam berbisnis. Maka, di tahun 1984 dirumuskanlah
filosofi perusahaan yang dinamakan “Catur Dharma” dan “Etika Bisnis dan
Etika Kerja” serta “Astra Total Quality Control.”
Di tahun 1987 juga PT. Astra International, Tbk mendirikan
Yayasan Dana Pensiun Astra agar karyawan yang memasuki masa
purnakaryanya atau pensiun memperoleh jaminan hari tua. Akhirnya, PT.
Astra International, Tbk go public pada tanggal 4 April 1990 dengan
menawarkan 30 juta lembar saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
PT. Federal Adiwiraserasi merupakan cikal bakal Astra Otoparts (AOP)
yang didirikan pada tanggal 1991 ini mengelola bidang usaha komponen
otomotif. Manajemen PT. Astra International, Tbk pun memperkenalkan
logo baru dengan makna: lebih dinamis, menggambarkan kemampuan
dan kesempatan Astra yang tidak terbatas, semangat Astra untuk
menjelajah dunia usaha dan inisiatif-inisiatif baru serta go global pada
tahun 1999.
Pada tahun 2004, PT. Astra International, Tbk bersama Standard
Chartered Bank mengambil ahli 63 persen saham Bank Permata Tbk dari
Perusahaan Pengelola Asset. Hasil RUPS tanggal 25 Mei 2005 antara lain
44
mengangkat Micheal Dharmawan Ruslim sebagai Presiden Direktur dan
Budi Setiadharma sebagai Presiden Komisaris. Tahun 2006, PT Astra
International Tbk bersama Toyota Financial Services Corporation
mendirikan PT. Toyota-Astra Financial Services.
Di bidang infrastruktur PT. Astra International, Tbk melalui anak
perusahaannya Astratel Nusantara menambah portofolio bisnisnya
dengan mengakuisisi 30 persen saham PT. PAM Lyonaise Jaya, yang
mengelola dan mendistribusikan air bersih untuk daerah Jakarta bagian
barat. Sekarang PT. Astra International, Tbk memiliki 154 anak
perusahaan, berkat konsistensi, kebersamaan, saling percaya di ruang
lingkup Astra International Tbk dan Astra Grup.
4.1.2. Filosofi, Visi dan Misi Perusahaan
1. Filosofi Perusahaan (Catur Dharma)

Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara

Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan

Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama

Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik
2. Visi

Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di
Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang
berkelanjutan
dengan
pembangunan
kompetensi
melalui
45
pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang
solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi.

Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial
serta ramah lingkungan.
3. Misi
Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik
kepada stakeholder kami.
4.1.3. Produk Perusahaan
1. Otomotif
a. Mobil : Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, Peugeot, BMW
dan Lexus.
b. Sepeda Motor : Honda
2. Jasa Keuangan
a. Pembiayaan Mobil
b. Pembiayaan Sepeda Motor
c. Pembiayaan Alat Berat
d. Asuransi Umum
e. Perbankan
3. Alat Berat dan Pertambangan
a. Mesin Konstruksi
b. Pertambangan
c. Kontraktor Pertambangan
46
4. Agribisnis
5. Infrastruktur dan Logistik
a. Infrastruktur Umum
b. Pengelola Air Bersih
c.
Jalan Tol
d. Mata Rantai Logistik
e. Penampungan Bahan Bakar Minyak
6. Teknologi Informasi
a. Solusi Dokumen
b. Solusi Teknologi Informasi
4.1.4. Tata Kelola Perusahaan
Seiring dengan perjalanan waktu, PT. Astra International, Tbk
membentuk kerja sama dengan sejumlah perusahaan kelas dunia. Sejak
tahun 1990 Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia, dengan kapitalisasi pasar per 31 Desember 2011 sebesar
Rp 229,58 triliun. Saat ini Astra bergerak dalam enam bidang usaha yaitu:
Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Pertambangan dan Energi,
Agribisnis, Teknologi Informasi, Infrastruktur dan Logistik.
Perkembangan bisnis yang makin kompleks, dirasakan semakin
perlu adanya suatu proses tata kelola yang terstruktur untuk mengelola
aktivitas bisnis PT. Astra International, Tbk agar tetap sejalan dengan
Catur Dharma serta mengarahkannya agar tetap berlangsung di masa
47
yang akan datang. Dari tahun ke tahun, PT. Astra International, Tbk telah
terpilih menjadi salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dari berbagai
institusi.
Sebagai market leader di industrinya, PT. Astra International, Tbk
selalu berusaha mengambil satu langkah ke depan. Keadaan ini
mendorong diawalinya suatu inisiatif pada akhir tahun 2006 untuk
menyusun suatu pedoman agar dalam menata kelola bisnisnya Direksi
tetap
profesional,
transparan
dan
bertanggung
jawab.
Dalam
perkembangannya pedoman ini kemudian dikenal sebagai Pedoman
Good Coorporate Governance (GCG) yang juga menjadi acuan anggota
Direksi dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan perusahaan
agar
senantiasa
memperhatikan
peraturan
perundang-undangan,
anggaran dasar Perseroan serta prinsip GCG yaitu transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan kesetaraan.
4.1.5. Struktur Organisasi
a. Dewan Direksi
1) Presiden Direktur : Prijono Sugiarto
2) Direktur :
 Gunawan Geniusahardja
 Johnny Darmawan D.
 Djoko Pranoto
 Widya Wiryawan
48
 Angky Tisnadisastra
 Sudirman M. Rusdi
 Simon Collier Dixon
 Johannes Loman
b. Dewan Komisaris
1) Presiden Komisaris : Budi Setiadharma
2) Komisaris Independen :
 Soemadi D. M. Brotodiningrat
 Erry Firmansyah
 Hisayuki Inoue
 Anthony John Liddell Nightingale
 Benjamin W. Keswick
 Mark Spencer Greenberg
 Chiew Sin Cheok
 Jonathan Chang
 Alexander Newbigging
4.1.6. Penghargaan
Dari tahun ke tahun, PT. Astra International, Tbk telah terpilih
menjadi salah satu perusahaan terbaik di Indonesia dari berbagai institusi.
Sebagai Market Leader di industrinya, PT. Astra International, Tbk selalu
berusaha mengambil satu langkah ke depan. PT Astra International, Tbk
meraih penghargaan sebagai Best Employers in Indonesia 2011.
49
Penghargaan ini adalah kolaborasi dari AON-Hewitt dan Majalah Globe
Asia. Best Employers Asia adalah sebuah penelitian terbesar di Asia
Pasifik di bidang sumber daya manusia yang meliputi lebih dari 900
organisasi yang mewakili pendapat lebih dari 2 juta karyawan, dimulai
sejak 2001.
Adapun penghargaan-penghargaan yang pernah diraih oleh PT.
Astra International, Tbk sebagai berikut:
a) Markplus - Marketeers Award
No 2 Indonesia Brand Champion Award 2011: Customer's Brand
Choice of Stock, Most Popular Brand of Stock, Most Recommended
Brand of Stock.
b) Majalah SWA dan Stern & Co - The Best Public Companies 2011
Based on WAI: No 1 for Overall, No 1 for Category Automobiles and
Components.
c) Investors Awards - Best Listed Companies 2011: Emiten Terbaik
Sektor Aneka Industri.
d) Tempo Media Group & Independent Research & Adversory
Indonesia - Indonesia's Best Listed Companies 2010: No 1
Category Industrials.
e) Majalah Finance Asia - No 1 Best CEO - Chief Executive Officer Prijono Sugiarto: No 1 Best Managed Company, No 1 Best Corporate
Governance, No 1 Best Investor Relations, No 1 Best CFO - Simon
Dixon, No 3 Best Corporate Social Responsibility
50
f) Bapepam, IDX, KSEI, KPEI - Capital Market Award 2011
Emiten Saham Terbaik "Kapitalisasi Pasar di atas 10T"
g) Institutional Investor - No 1 Best CEO 2011 - Prijono Sugiarto
No 2 Best IR 2011
h) Bapepam, IDX, KSEI, KPEI, Pasar Modal Indonesia - No 1 Best
Exhibitor
Investor Summit & Capital Market Expo 2011
i) Indonesia Institute for Corporate Directorship & Business Review
- IICD CG AWARDS 2001
The Best Right of Shareholders
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1. Earning Per Share (Variabel X)
Data Earning Per Share (EPS) PT. Astra International, Tbk tahun
2007-2011 berdasarkan informasi melalui Bursa Efek Indonesia dapat di
lihat perkembangannya sebagai berikut:
Tabel 4.1
Perkembangan Earning Per Share PT. Astra International, Tbk
TAHUN
EPS
2007
Rp. 1.610,-
2008
Rp. 2.270,-
2009
Rp. 2.480,-
2010
Rp. 3.549,-
2011
Rp. 4.393,-
(sumber: Laporan Keuangan PT. Astra International, Tbk)
51
Tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan Earning Per
Share (EPS) dari tahun 2007 sampai 2011 terus mengalami peningkatan,
dimana tahun 2008 Earning Per Share (EPS) mengalami peningkatan
menjadi Rp. 2.270,- dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 1.610,- kemudian
terus mengalami peningkatan hingga tahun 2011 menjadi sebesar Rp.
4.393,-.
Berikut ini Earning Per Share (EPS) disajikan dalam bentuk grafik:
Grafik 4.1
Perkembangan Earning Per Share (EPS) PT. Astra International, Tbk
Periode 2007-2011
5000
4.393
4000
3000
2000
3.549
2.270 2.480
1.610
EPS
1000
0
2007
2008
2009
2010
2011
Berdasarkan grafik 4.1 di atas dapat dikamukakan bahwa
peningkatan Earning Per Share (EPS) yang terjadi setiap tahunnya
disebabkan oleh laba bersih perusahaan yang terus meningkat melebihi
peningkatan jumlah laba lembar saham yang beredar diluar. Jika di
persentasekan, perkembangan Earning Per Share (EPS) dapat di lihat
pada tabel 4.2 berikut ini:
52
Tabel 4.2
Data Persentase Perkembangan Earning Per Share (EPS)
2006
Persentase
Perkembangan Earning
Per Share (EPS)
0%
2007
43,04%
2008
29,07%
2009
8,46%
2010
30,12%
2011
19,21%
TAHUN
(sumber: data diolah)
Mencermati tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa selama tahun
penelitian persentase perkembangan Earning Per Share (EPS) pada
tahun 2007 sebagai Starting Point, Earning Per Share (EPS) meningkat
sebesar 43,04% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 terjadi
peningkatan sebesar 29,07% menjadi Rp. 2.270,-. Kemudian pada tahun
2009 terjadi peningkatan sedikit dihitung sebesar 8,46% menjadi Rp.
2.480,-. Pada tahun 2010 meningkat sebesar 30,12% menjadi Rp. 3,549,serta tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 19,21% menjadi Rp. 4.393,-.
Perkembangan Earning Per Share (EPS) yang terjadi peningkatan ini,
disebabkan oleh peningkatan jumlah laba bersih yang diperoleh setelah
bunga dan pajak, sedangkan jumlah lembar saham yang beredar tetap.
53
4.2.2. Return Saham (Variabel Y)
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari PT. Astra
International, Tbk, diperoleh informasi tentang Return Saham sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Data Return Saham PT. Astra Interantioanl, Tbk
Tahun 2007-2011
TAHUN
RETURN SAHAM
2007
1,76%
2008
0,47%
2009
3,61%
2010
1,60%
2011
1,38%
(Sumber : Data idx.co.id diolah)
Dari trend Return Saham di atas, terlihat bahwa Return Saham
mengalami fluktuasi dan dapat dilihat pada grafik 4.2 berikut:
Grafik 4.2
Perkembangan Return Saham Periode 2007-2011
PT. Astra International, Tbk
4.00%
3.61%
3.00%
2.00%
1.60%
1.76%
1.38%
1.00%
0.00%
2007
0.47%
2008
2009
Return Saham
2010
2011
54
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dan grafik 4.2, terlihat bahwa
Return saham pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 0,47%
dari tahun 2007. Selanjutnya mengalami peningkatan menjadi 3,61% di
tahun 2009. Kemudian mengalami penurunan hingga tahun 2011 menjadi
1,38%. Return saham mengalami fluktuasi sementara Earning Per Share
(EPS) mengalami peningkatan yang cukup stabil dari tahun ke tahun.
Fluktuasi yang terjadi pada return saham disebabkan besar persentase
return realized dan yield yang tidak stabil.
4.3. Pengujian Hipotesis
4.3.1. Analisis Regresi Sederhana
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Earning Per Share terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk.
Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Sederhana melalui
SPSS
(Statistical
Product
Service
Solution).
Dimana
persamaan
regresinya adalah:
ŷ = 3.100 + 0.051X
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan persamaan ŷ = 3.100 +
0.051X. Hal ini menunjukkan nilai variabel Y (Return saham) pada
konstanta sebesar 3.100. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0.051
yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel
55
Earning Per Share (EPS) dapat mempengaruhi peningkatan Return
Saham sebesar 0,051X.
Persamaan regresi linier sederhana di atas, dapat dilihat pada hasil
SPSS sebagai berikut:
Tabel 4.4
Coefficienta
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
EPS
Std. Error
3.100
1.184
.051
.042
Standardized
Coefficients
Beta
t
.581
Sig.
2.618
.000
3.236
.035
a. Dependent Variable: RETURN
Untuk pengujian keberartian persamaan regresi digunakan kriteria:
Pvalue < 0,01 (1%)
Pvalue < 0,05 (5%)
Pvalue < 0,1 (10%)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dengan kriteria pengujian keberartian
persamaan regresi di atas dapat dikemukakan bahwa hasil persamaan
regresi telah teruji keberartiannya pada tingkat signifikansi  0,05 (5%)
dengan nilai Pvalue sebesar 0,035 atau 3,5%.
4.3.2. Koefisien Determinasi ( R Square )
Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan
variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel
dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur
kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang
56
digunakan. Sugiyono (2010) mengemukakan tingkat keeratan hubungan
variabel X dan Y sebagaimana pada kurva dan tabel berikut ini:
Y = 3,1 + 0,051
Y
 0,051

3,1
X
1
Gambar 4.1 Kurva Hubungan Variabel X dan Y
Tabel 4.5
Pedoman Interprestasi
Inter koefisien
Tingkat Pengaruh
0.00 - 0.19
0.20 - 0.39
0.40 - 0.59
0.60 - 0.79
0.80 - 1.00
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share terhadap Return
saham PT. Astra International, Tbk dapat dilihat pada tabel 4.6 koefisien
determinasi ( R Square ).
Tabel 4.6
Model Summaryb
Change Statistics
Model
R
1
.581
R Square
a
.337
a. Predictors: (Constant), EPS
b. Dependent Variable: RETURN
Adjusted R
Square
.116
Std. Error of
the Estimate
1.07759
R Square
F
Change Change
.337
1.527
df1
Sig. F
Change
df2
1
3
.035
57
Mencermati tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa pengaruh Earning Per
Share (EPS) terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk dapat
dilihat pada kolom R Square yakni sebesar 0.337 atau 33,7 %. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return
Saham PT. Astra International, Tbk sebesar 33,7% dan sisanya sebesar
66,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti rasio Return On Assets,
Return on Equity, Dividend Pay Out Ratio, rasio-rasio likuiditas dan lainlain, sementara kekuatan hubungan antara kedua variabel berdasarkan
tabel 4.5 adalah tergolong rendah.
4.4. Pembahasan
Komponen penting yang diperhatikan dalam analisis perusahaan
adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earning Per Share
(EPS). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba
bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham
perusahaan. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari
informasi laporan keuangan perusahaan (Tandelilin, 2001).
Earning Per Share (EPS) adalah analisis laba dari sudut pandang
pemilik yang dipusatkan pada laba per lembar saham dalam suatu
perusahaan. Earning per share (EPS) dipandang sebagai angka yang
memberikan ringkasan dari berbagai data akuntansi. Earning Per Share
(EPS) merupakan suatu ukuran dimana baik manajemen maupun
pemegang saham menaruh perhatian yang besar.
58
Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang : 2000). Return
yang diterima oleh seorang pemodal yang melakukan investasi tergantung
dari instrumen investasi yang dibelinya/ditransaksikan. Setiap investasi
baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama
untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return baik langsung
maupun tidak langsung. Return saham adalah penghasilan yang diperoleh
selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan dalam
bentuk saham. Return sendiri dapat berupa return realisasi (realized
return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data
historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan.
Return
realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor dimasa
mendatang.
Menurut Darmadji (2001) bahwa semakin tinggi nilai EPS akan
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham. Sedangkan menurut Ang (1997)
semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasiorasionya maka semakin tinggi return saham perusahaan, demikian juga
jika kondisi ekonomi baik, maka refleksi harga saham akan baik pula.
Menurut Alwi (2003) mengemukakan bahwa Earning Per Share
merupakan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar
59
saham. Semakin besar nilai Earning Per Share, semakin besar
keuntungan/return yang diterima pemegang saham. Semakin besar EPS
akan menarik investor berinvestasi di perusahaan tersebut. Akibatnya
permintaan akan saham meningkat dan harga saham meningkat pula.
Dengan
demikian,
dengan
kenaikan
harga
saham
maka
akan
memungkinkan kenaikan return saham. Jadi EPS mempunyai pengaruh
terhadap return saham.
Hasil pengujian persamaan regresi menunjukkan bahwa ŷ = 3.100 +
0.051X. Hal ini menunjukkan nilai variabel Y (Return saham) pada
konstanta sebesar 3.100. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0.051
yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel
Earning Per Share (EPS) dapat mempengaruhi peningkatan Return
Saham sebesar 0,051X dengan anggapan variabel bebas lainnya
konstan.
Hasil
pengujian
keberartian
persamaan
regresi
telah
teruji
keberartiannya pada tingkat signifikansi  = 0,05 (5%), dengan nilai Pvalue
sebesar
0,035
atau
3,5%.
Dalam
pengujian
hipotesis,
hasilnya
menunjukkan bahwa Ho yang diuji ditolak dan sebaliknya H1 yang diajukan
diterima. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh
Earning per share Terhadap Return Saham PT. Astra International, Tbk.
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah
dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi R Square sebesar 0.337.
Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh Earning per share (EPS) terhadap
60
Return Saham PT. Astra International, Tbk sebesar 33,7% dan sisanya
sebesar 66,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti rasio Return On
Assets, Return on Equity, Dividend Pay Out Ratio, rasio-rasio likuiditas
dan lain-lain. Hasil penelitian ini mendukung teori Darmadji (2001) dan
penelitian sebelumnya oleh Sri Artatik (2007) yang menyatakan bahwa
Earning Per share (EPS) berpengaruh terhadap Return Saham.
.
Download