Mata Kuliah / Materi Kuliah - Dinanovia

advertisement
MANAJEMEN USAHATANI
Fitria Dina Riana, SP, MP
Lab. Manajemen dan Analisis Agribisnis, Universitas Brawijaya
Email : [email protected]
MODUL
Pokok Bahasan :
1. Pentingnya Manajemen
Usahatani
2. Kondisi Petani
3. Penerapan Manajemen
Usahatani
4. Peningkatan Kemampuan
Manajemen Usahatani
5. Peningkatan Nilai Tambah
6. Pengembangan
Kelembagaan
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi. Dalam
perkembangan jaman, manajemen mutlak diperlukan untuk
melaksanakan semua jenis usaha, tidak terkecuali suatu usahatani
dengan skala kecil sekalipun.
Manajemen adalah suatu seni, dimana setiap orang akan
memiliki suatu hasil yang berbeda dengan mengelola suatu usaha
yang sama. Demikian pula dalam usahatani, dengan modal dan
hamparan lahan yang relatif sama dan berdekatan serta kondisi
iklim yang sama, suatu usahatani yang dikelola orang yang berbeda
akan dapat mendatangkan hasil yang berbeda. Hal ini terjadi karena
pola pemikiran seseorang dalam mengambil keputusan dan
mengelola usaha tidak pernah sama antara orang per orang. Dan
dalam
usahatani
kemungkinan
seseorang
mengembangkan
kreatifitasnya dalam mengelola, adalah sangat besar.
TUJUAN KEGIATAN BELAJAR :
 Mahasiwa dapat memahami teori manajemen kegiatan
usahatani
 Mahasiswa mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
manajemen usahatani
URAIAN MATERI BELAJAR
SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT
(SPEED)
PENDAHULUAN
6
Pengantar Usaha Tani
Brawijaya University
2012
1.Pentingnya Manajemen Usahatani
Keberhasilan suatu usahatani sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen
yang dijalankan dalam usaha tersebut. Bagaimana pengelolaan sumberdaya alam,
sumberdaya manusia dan modal yang dimiliki menjadi efektif dan efisien.
Beberapa hal yang membedakan manajemen usahatani dengan manajemen
usaha yang lain antar lain adalah :
a. Keanekaragaman jenis tanaman yang sangat besar dalam sektor pertanian
b. Besarnya jumlah petani
c. Keanekaragaman skala usaha di bidang pertanian
Suatu usaha tani dimungkinkan dilaksanakan mulai dari skala yang sangat
kecil (buruh tani) hingga ke skala perkebunan sangat besar.
d. Falsafah hidup tradisional secara umum masih melekat dalam diri petani
e. Kecenderungan berorientasi keluarga dan masyarakat sekitar saja
f. Usahatani sangat berkaitan dengan gejala alam
g. Kareakteristik produk pertanian yang musiman, mudah rusak dan tidak
tahan lama
h. Produk pertanian selalu dibutuhkan sebagai bahan pangan masyarakat yang
harus selalu cukup tersedia
Hal–hal tersebut di atas menjadikan manajemen usahatani memerlukan
penanganan yang berbeda dibandingkan dengan penanganan usaha lain di luar
sektor pertanian.
Manajemen akan terlaksana dengan baik dengan memperhatikan unsur-unsur
yang terkait, yaitu :
 Manusia yang melaksanakan manajemen
 Seni untuk menjalankan manajemen
 Keberhasilan
Modernisasi dan restrukturisasi produksi tanaman pangan yang berwawasan
agribisnis dan berorientasi pasar memerlukan kemampuan manajemen usaha yang
profesional. Oleh sebab itu, kemampuan manajemen usahatani kelompok tani perlu
didorong dan dikembangkan mulai dari perencanaan, proses produksi, pemanfaatan
potensi pasar, serta pemupukan modal/investasi. Langkah-langkah yang diperlukan
dalam mendorong peran serta petani dalam penyediaan modal/investasi untuk
pengembangan usahatani antara lain:
1. Memberikan penyuluhan/informasi
2. Insentif dan kondisi yang kondusif agar petani mampu memanfaatkan
sumber permodalan dan sumber daya lainnya secara optimal.
2.Kondisi Petani
Usahatani di Jawa terutama, telah dicirikan dengan lahan sempit, sehingga
pendapatan yang diperoleh dari usahatani sangat kecil, petani dikawasan
agropolitan di Jatim (Kecamatan Senduro, Pasrujambe, Lumajang, Batu dan
Kecamatan Pacet, Mojokerto), umumnya juga dicirikan pemilikan lahan sawah,
tegal atau pekarangan yang sempit. Untuk menambah penghasilan keluarga,
umumnya petani merangkap bekerja di sektor jasa dan industri. Sebagai
konsekuensinya, setelah musim tanam selesai atau waktu tertentu, petani harus
meninggalkan usahataninya untuk bekerja di luar usahatani. Dengan melihat
kondisi seperti diatas, muncul sederetan pertanyaan mengenai masalah itu:
siapakah yang mengurus usahataninya sehari-hari? Bagaimana produksi dan
kualitas hasilnya jika usaha tidak ditunggui? Bagaimana penerapan teknologi pada
usahataninya? Apakah produknya dapat bersaing pada era globalisasi saat ini?
Untuk menjawab pertanyaan ini, paling tidak ada tiga hal yang harus diperbaiki,
yaitu :
Page 2 of 8
Pengantar Usaha Tani
Brawijaya University
2012
a. Inovasi Teknologi
Melalui inovasi teknologi, diyakini keuntungan usahatani persatuan luas akan
dapat terdongkrak, komoditas unggulan yang menggiurkan akan dapat diciptakan.
Akan tetapi, teknologi yang diintroduksi ke petani akan lebih disukai jika teknologi
tersebut mudah diaplikasikan, kurang intensif penanganannya, tidak memerlukan
pengamatan tiap hari dan tidak memerlukan kontrol terlalu ketat. Teknologi
semacam ini akan memberikan peluang bagi petani untuk dapat meninggalkan
usahtaninya, menyerahkan penanganannya pada orang lain dengan hasil yang
memuaskan. Contoh: teknologi yang diterapkan untuk tanaman tebu. Setelah
tanam dan pemupukan, petani bisa meninggalkan usahataninya dan diserahkan
orang lain untuk mengelola. Dengan demikian petani bisa akan kembali lagi pada
saat panen. Jika teknologi yang tersedia justru mengharuskan petani selalu berada
di lahan (menunggui), maka manajemen usaha kelompok secara bertahap harus
dirubah, yaitu dari manajemen konvensional menjadi kooperatif (cooperative
farming) atau menjadi korporasi (corporate farming). Manajemen ini
memungkinkan anggota kelompok tidak mengelola penuh usahataninya. Akan lebih
manfaat lagi jika teknologi yang tersedia dapat memberikan nilai tambah ekonomi
bagi petani.
b. Manajemen usaha yang dilakukan kelompok
Manajemen “bakul sate” yang selama ini dijalani petani harus ditinggalkan,
yaitu manajemen yang mengharuskan petani selalu menungggui dan mengerjakan
usahataninya sendiri mulai dari hulu sampai hilir. Ada alternatif manajemen usaha
yang dapat dilakukan orang lain tanpa mengurangi jumlah dan mutu hasil.
Manajemen usaha yang dimaksud adalah manajemen kooperatif dan korporasi.
Manajemen korporasi merupakan alternatif karena punya beberapa kelebihan,
yaitu:
a) Pengambilan keputusan usaha harian dapat dilakukan secara cepat,
sehingga usahatani tanggap terhadap perubahan pasar dan harga.
b) Pengelolaan lahan, irigasi, dan teknik budidaya lainnya, dikelola oleh tim
manajer dibantu tenaga teknis, teknis lapangan terampil, sehingga
pengelolaan efisien.
c) Mobilisasi sumber daya pertanian (lahan, tenaga kerja dan modal)
mudah, karena sumber daya dikelola oleh tim manajer
d) Pembagian keuntungan yang dihasilkan dari jenis lahan, tenaga dan
modal sebagai saham anggota, berdasarkan perjanjian.
Manajemen seperti ini akan sesuai untuk lingkungan perkotaan (agropilitan)
atau masyarakat urban yang mempunyai peluang kerja di sektor jasa dan industri.
Kelompok tani yang belum menerapkan manajemen korporsi, secara
perlahan-lahan sebaiknya dapat memperbaiki manajemen usahanya dengan lebih
fokus pada faktor pengambilan keputusan usaha, pengelolaan sumber daya dan
pembagian keuntungan. Manajemen secara bertahap dirubah dari konvensional, ke
kooperatif dan akhirnya korporasi. Saat ini masih banyak kelompok tani yang
anggotanya merangkap kerja dibidang jasa dan industri, tetapi manjemen yang
diterapkan kelompok tani masih konvensional, sehingga hasilnya tidak masksimal.
c.
Metode penyuluhan
Metode penyuluhan juga harus diubah disesuaikan pola manajemen modal
yang diterapkan kelompok. Terdapat tiga metode penyuluhan, yaitu pendektan
personal, pendekatan kelompok dan pendekatan masal. Pada waktu lalu strategi
dititik beratkan [pada pendekatan missal dan kelompok karena pendektan personal
terlalu mahal. Dengan penerapn manajemen koperasi maka metode pendekatan
penyuluhan difokuskan pada pendekatan personal. Tim mnajer yang hanya terdiri
dri beberapa orang merupkan target penyuluhan.kebutuhan materi pelatihan bgi
Page 3 of 8
Pengantar Usaha Tani
Brawijaya University
2012
anggot kelompok diganti dengan kebutuhan materi pelatihan bagi tim mnajer.
Materi pelatihn bagi tim difokuskan pada masalah manajemen , seperti pemasaran,
analisiskeuangan, pengambilan keputusan, kewirausahaan, dan lain-lain.
(Nugroho Pangarso, dalam Heru, 2010)
Salah satu kesulitan sosialisasi inovasi teknologi antara lain adanya
keterbatasan sumber daya petani. Dengan kelompok koperasi, maka teknologi
dapat lebih mudah diadopsi. Teknologi yang disosialisasikan bisa mulai dari yang
mudah diapliklasikan sampai canggih, karena yang menerapkan teknologi adalah
tim manajer, bukan anggota kelompok tani.
Teknologi pertanian organik, teknologi kultur jaringan, dan teknologi
persilangan untuk memproduksi benih yang selama ini cukup sulit diajarkan pada
kelompok tani, mungkin akan lebih mudah diajarkan pada kelompok dengan
manajemen korponasi. Kesulitan utama menerapkan manajemen korporasi bukan
pada masalah faktor fisik (lahan, tenaga, modal), tetapi lebih pada faktor psikologi,
yaitu ketidakrelaan petani (anggota kelompok) untuk mengakui kelebihan teman
petani lain sebagai manajer usaha.
Masih banyak kegiatan dalam program revitalisasi yang harus
disempurnakan, antara lain seperti kelembagaan penyuluhan, system penyuluhan
dan penyusunan program penyuluhan, tetapi untuk teknologi, manajemen usaha
dan metode penyuluhan harus mulai dirintis dari sekarang. Membuat rekayasa dan
sinkronisasi ketiga unsur tersebut cukup dilakukan oleh penyuluh yang dapat
memotivasi dan diterima di kelompok binaannya.
3. Penerapan Manajemen Usahatani
Manajemen usahatani adalah penggunaan secara efisien sumber-sumber
yang terdapat dalam keadaan terbatas meliputi ternak, tenaga kerja dan modal.
Tujuan akhir pengembangan manajemen usahatani meningkatkan taraf hidup yang
lebih tinggi. Kenaikan pendapatan merupakan tujuan jangka pendek dan ini
merupakan jalan atau cara untuk mencapai tujuan akhir. Manajemen usahatani
meliputi: perencanaan,pengaturan,pelaksanaan dan pengawasan.
Perencanaan
Perencanaan usahatani disusun berdasarkan pengalaman dan evaluasi faktor-faktor
tetap yg menentukan(jumlah uang yang tersedia,Konsumsi atau komersial,jumlah
tenaga yang tersedia,tanah dan iklim). Manusia tidak dapat berbuat banyak
terhadap tanah dan iklim sehingga langkah dalam pendekatan sebagai berikut.
a. Mengklasifikasikan tanah.berapa bagian yg ditanami padi,kedelai,ternak,ikan dan
lain lain.
b. Menyusun rencana tanaman dengan syarat:
 Dapat menambah atau mempertahankan kesuburan tanah.
 Saling mendukung satu sama lain, sehingga dapat memanfaatkan
penggunaan alat alat pertanian dan tenaga kerja.
 Menggunakan tenaga kerja keluarga dengan efesien.
 Permintaan pasar bagi usahatani yang bertujuan menjual hasilnya kepasar.
c. Perencanaan ternak; ternak dapat mengubah hasil tanaman menjadi makanan
berkadar protein tinggi melalui hasilnya yg berupa daging,susu,telur dqn lain
lain. Ternak dapat berfungsi sebagai tenaga kerja.
d. Perencanaan tenaga kerja dan alat alat pertanian .Pada waktu waktu kapan
tenaga kerja dan alat alat pertanian banyak/sering atau kurang
diperlukan.Untuk usahatani yg luas,lebih mudah mengkombinasikan tenaga
kerja dan alat alat pertanian.
e. Perencanaan biaya, Anggaran/biaya usahatani terdiri dari taksiran pengeluaran
total dan taksiran penerimaan total yg disusun untuk jangka waktu pendek atau
panjang.
Page 4 of 8
Pengantar Usaha Tani
Brawijaya University
2012
Tujuan anggaran/biaya :
 Memberikan dasar dasar untuk perbaikan usahatani.
 Berfungsi sebagai peringatan atau penelitian rencana usaha.
 Perencanaan dituangkan dalam bentuk rencana usaha anggota,rencana
usaha kelompok dan rencana usaha bersama.
Pengaturan
Pada umumnya petani telah tahu bagaimana memeperkecil resiko
usahataninya yaitu dengan jalan mengusahakan beberapa cabang usaha lebih dari
satu macam. Tanaman dan berbagai jenis ternak seperti sapi,unggas dan
sebagainya. Hal ini memperbaiki pendapatan musiman dan distribusi tenaga kerja
sepanjang tahun. Keuntungan lain adalah perbaikan tanah,pencegahan hama dan
penyakit dan sebagainya. Untuk membantu setiap petani dalam rangka pengaturan
gunakan langkah langkah sebagai berikut :
a. Teliti kondisi usaha tani .petani mencatat dimana ,bagimana dan kapan tanaman
yang bermacammacam diusahakan.bagaimana cara cara pengusahaan ternak.
b. Variasi dalam besarnya laba Mengatur penggunaan sarana produksi dan tenaga
kerja. Beberapa tanaman bersaing dalam dalam penggunaan tenaga kerja dan
tempat. Beberapa tanaman bersifat cocok untuk ditanam bersama sama dan
beberapa bersifat untuk ditanam saling menyusul. Pengaturan uang tunai yg
digunakan untuk usaha baik modal sendiri maupun kredit. Hal ini dapat
untukmembandingkan keuntungan dari berbagaimacam kombinasi tanaman.
c. Perubahan dalam factor factor social ekonomi petani,kelompok tani dan
gabungan kelompoktani dalam pengaturan tenaga kerja memperhatikan
kesibukan kesibukan masyarakat,seperti perbaikan irigasi,drainase,dan
sebagainya. Perubahan factor tata niaga,harga dan lainnya.
d. Analisa data input output pada cabang usahatani petani/kelompoktani/gapoktan
diharuskan mempunyai catatanj input output.cara mencatat input output ini
dijelaskan dalam bab yang lain.
e. Pembagian tugas dalam kelompok/gabungan kelompok dalamorganesasi
kelompok/gapoktan perlu dibuatkan seksi seksi,sekertaris dan bendahara. Seksi
bertugas dalam menjalankan salah satu kegiatan dari kelompok/gabungan
kelompok seperti seksi pemasaran, seksi sarana produksi, seksi simpan pinjam
dan lainnya. Seketaqris bertugas menjalankan fungsi administrasi kelompok
dan
bendahara
bertugas
menjalankan
pembukuan
keuangan
kelompok/gapoktan, cara pencatatan administrasi dan pembukuan keuangan
dijelaskan dalam bab yang lain.
Pelaksanaan
Petani sebagai manager dalam usahataninya memimpin pelaksanaan
kegiatan untuk usahataninya dibantu oleh keluarga dan tenaga kerja dari keluarga.
Sebagai seorang manager menggerakkan tenaga memperlancar proses produksi
tersebut,sekaligus mencatatnya seluruh pelaksanaan kegiatan usahatani tersebut.
Ketua kelompoktani/gapoktan sebagai manager dalam kelompoknya memimpin
pelaksanaan kegiatan usaha kelompok dengan dibantu oleh seluruh pengurus
sesuai fungsinya sendiri-sendiri. Sekretaris mencatat kegiatan administrasi dan
Bendahara mencatat semua pengeluaran dan pemasukan kelompok. Dalam
prosesproduksi bisa terjadi penyimpangan atau gangguan seperti serangan
hama/penyakit,maka perlu dilakukan pertemuan kelompok/gapoktan untuk
bersama sama menanggulanginya. Dalam pengambilan keputusan pilihan yang
dipilih adalah alternative yg dapat memberikan keuntungan yg paling
menyenangkan sesuai dengan input yang tersedia serta kemungkinan resiko yg
timbul akibat pilihan tadi. Jadi sekali keputusan diambil,maka pilihan tadi harus
Page 5 of 8
Pengantar Usaha Tani
Brawijaya University
2012
dilaksanakan dan sudah harus siap dengan resiko yang timbul. Dengan dasar
pengalaman masa lalu, maka keputusan yang diambil diharapkan akan
membuahkan keberuntungan.
Pengawasan
Pengawasan diperlukan dalam melihat apakah dari rencana yg telah
dilaksanakan tersebut dapat memenuhi sasaran sasaran yang telah dibuat atau
belum.
Apakah
teerjadi
penyimpangan,mengapa
terjadi
penyimpangan
tersebut,apakah ada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dalam proses
produksi. Di dalam control perlu diciptakan system control yang tetap,ajeg
terhadap rencana yg dilaksanakan serta terus dilaksanakan pemantauan tehadap
kegiatan usaha tani. Hasil juga harus diukur apakah sesuai dengan yang
direncanakan. Dengan cara ini maka dalam system manajemen yg benar selalu ada
umpan balik dari control kea rah rencana yg telah dipilih berdasarkan informasi
informasi baru. Pencatatan data dalam suatu pembukuaan adalah salah satu
system control yg perlu dilaksanakan untuk dipakai sebagaai umpan balik yg
berkesinambungan tanpa data,suatu bisnis dapat diibaratkan seperti kapal tanpa
kompas. Keempat fungsi manajemen harus dilaksanakan agar usahatani dapat
berhasil dengaan baik.
4.PENINGKATAN KEMAMPUAN MANAJEMEN USAHA TANI
Peningkatan produktifitas komoditi tanaman pangan dilakukan dengan
meningkatkan mutu intensifikasi yang dijalankan secara berkelanjutn dan efisien
guna meningkatkan daya saing, dengan tetap mengacu kepada kelestarian
lingkungan. Peningkatan produktifitas usahatani dilakukan dengan penerapan
teknologi maju dan alsin pertanian
Cara lain untuk meningkatkan usahatani adalah dengan perluasan areal
tanam. Peningkatan Intensitas Pertanaman (PIP) baik dari intensitas pertanaman
(IP) 100 menjadi IP 200 maupun dari IP 200 menjadi IP 300 pada berbagai tipologi
lahan. Penambahan baku lahan (PBL) yang diupayakan melalui pemanfaatan lahanlahan potensial, terutama diluar Jawa.
Untuk meningkatkan produksi baik melalui peningkatan produktifitas maupun
perluasan areal tanam diperlukan penyebarluasan penerapan teknologi. Teknologi
yang diterapkan diarahkan yang bersifat lebih unggul, tepat guna, spesifik lokasi
dan berwawasan lingkungan. Teknologi yang disebarluaskan mencakup mulai dari
teknologi pra produksi, proses produksi, hingga pasca panen dan pengolahan hasil
dengan fokus antara lain: penggunaan varietas unggul bermutu, pemupukan
berimbang, efisiensi pemanfatan air, PHT, serta teknologi pengolahan hasil.
5. PENINGKATAN NILAI TAMBAH
Upaya pengembangan usaha yang mampu memberikan nilai tambah bagi
petani perlu terus ditingkatkan, sehingga petani dapat memasarkan produknya
bukan hanya dalam bentuk makanan mentah akan tetapi dalam bentuk olahan.
Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya antara lain:
a. Penerapan teknologi panen dan pasca panen yang tepat
b. Penyebarluasan teknologi pengolahan hasil
c. Pemasyarakatan penerapan standart mutu
d. Pemanfaatan peluang kredit
Sedangkan pengembangan sarana dan prasarana pertanian tanaman pangan
diarahkan untuk menjamin aksesbilitas guna mendukung keberhasilan upaya
peningkatan produktifitas, perluasan areal tanam. Termasuk pengolahan dan
pemasaran hasil, melalui paya-upaya antara lain sebagai berikut:

Peningkatan fasilitas penyediaan dan distribusi sarana produksi dilapangan
Page 6 of 8
Pengantar Usaha Tani
Brawijaya University
2012
untuk menciptakan iklim yang kondusif dan berusahatani
Peningkatan efektivitas dan efisiensi koordinasi antar instansi terkait dalam
melakukan pengembangan sarana dan prasarana
Untuk pemasaran komoditi usahatani, dikembangkan dengan sistem
pemasaran yang efisien dan berorientasi pada kebutuhan konsumen melalui upayaupaya pengembangan kelembagaan informasi pemasaran, standarisasi dan mutu
produk, pengamanan harga, kemitraan usaha, serta promosi pemasaran.

6.PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Upaya pemberdayaan petani diperlukan pengembangan kelembagaan baik
kelembagaan petani maupun pemerintah sebagai berikut:

Pengembangan kelompok tani melalui peningkatan kemampuannya tidak
hanya dari aspek budidayanya saja namun juga aspek agribisnis secara
keseluruhan dan kemampuan bekerja sama sehingga dapat berkembang
menjadi kelompok usaha baik dalam bentuk koperasi maupun unit usaha kecil
mandiri dan tumbuh dari bawah.

Peningkatan kualitas SDM, bantuan alat-alat prosessing, penyediaan kredit,
dan mengembangkan pola kemitran.

Pengembangan usaha Pelayanan Jasa Alsin (UPJA) dengan memperkuat dan
melakukan pembinaan terhadap petugas, manajer, operator, dan petani
melalui peningkatan fasilitas perbengkelan, kerjasama dengan swasta,
pelayanan kredit dan pelatihan.

Penguatan lembaga pemerintah seperti BPSB, BPTPH, balai benih maupun
Brigade proteksi sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat terutama petani melalui upaya peningkatan profesionalisme terus
operasional dan admisnistrasi, serta peningkatan kerja sama antar petugas
lapangan dan intansi terkait melalui forum konsultasi dan konsolidasi.
(http://www.go.id/ditsentp/kebijakan/fokus-kebijakan.htm)
Penyuluhan pertanian sangat diperlukan dalam peningkatan usahatani. Akan
tetapi penyuluhan pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian akhirakhir ini terlihat lesu, revitalisasi kelembagaan penyuluhan perlu segera diwujudkan
sehigga kinerja penyuluhan dapat bangkit kembali.
Revitalisasi penyuluhan terutama diperlukan dalam hal pemasyarakatan
teknologi dan manajemen produksi, serta fasilitas aksesibilitas petani terhadap
pasar, permodalan, informasi serta sarana dan prasarana. Untuk itu agar
penyuluhan dapat efektif mendukung program pembangunan usahatani diperlukan
upaya-upaya koordinasi dan sinkronisasi, sosialisasi program pembangunan
usahtani, serta mengisi materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan program
pembangunan usahatani.
REFERENSI
Anonymous, 2010. Fokus kebijakan pertanian di Indonesia.
(http://www.go.id/ditsentp/kebijakan/fokus-kebijakan.htm)
Anonymous. 2012. Pedoman Management Usahatani. Penerbit CV Yagaguna
Jakarta
Downey dan Erickson, 1992. Manajemen Agribisni. Penerbit Erlangga. Jakarta
Heru, dkk., 2010. Modul Usahatani, Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian.
Universitas Brawijaya
Page 7 of 8
Pengantar Usaha Tani
Brawijaya University
2012
Suharto Prawirokusumo. 1990. Ilmu Usahatani. Penerbit BPFE. Yogyakaarta
Suratiyah, 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta
PROPAGASI
TUGAS KEGIATAN BELAJAR :
1.
2.
Apa yang menjadikan suatu manajemen usahatani berbeda dengan
manajemen dalam usaha yang lain ? Jelaskan !
Diskusikan dengan kelompok Anda, bagaimana seharusnya suatu manajemen
suatu usahatani dijalankan agar mendatangkan hasil yang maksimal
mengingat resiko yang begitu besar dalam bidang pertanian !
Page 8 of 8
Download