PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Oleh: Titik Murwani NIM: 063114002 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI FRACTAL DIMENSION OF JULIA SETS THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Sains Degree In Mathematics By : Titik Murwani Student Number: 063114002 MATHEMATICS STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2011 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Jika Anda menerima Tuhan, Anda harus memahami bahwa Dia ada dalam semua yang kita lakukan. dalam semua relasi, dalam semua tantangan, dalam semua rintangan. Kerja menjadi sebuah ibadah jika dilakukan bersamaNya di pikiran kita. (Vijay Eswaran) Semuanya kupersembahakan untuk Bapak dan Ibu Marto Wiyono Orang tuaku dan saudaraku dan juga Dia v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Dimensi fraktal memberikan kemungkinan untuk mengukur kompleksitas suatu fraktal. Dua metode yang umum digunakan untuk menghitung dimensi fraktal adalah dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak. Ciri umum dari dua dimensi tersebut adalah tidak harus bilangan bulat. Dimensi Hausdorff dan dimensi kotak dari himpunan Julia dihitung dengan menggunakan konsep similaritas fungsi teriterasi. Himpunan Julia dibangun dari fungsi kompleks kuadratik, yaitu ( )= + dan : ℂ → ℂ, dengan adalah bilangan kompleks. Himpunan Julia penuh himpunan titik-titik di ℂ yang memiliki orbit yang terbatas terhadap Julia ( ) adalah batas dari himpunan Julia penuh ( ) adalah . Himpunan ( ). Beberapa sifat dari sistem fungsi teriterasi akan digunakan untuk menunjukkan bahwa dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak dari himpunan Julia adalah sama. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Fractal dimension provides the possibility to measure complexity of fractal geometry. Two methods commonly used to calculate dimension are Hausdorff dimension and box counting dimension. The common feature of these dimensions is that they need not be integer. The Hausdorff and box counting dimension of Julia set is calculated using the self-similarity concept of iterated function. The Julia sets are generated from the quadratic complex function, i.e complex number. The filled Julia set orbits with respect to : ℂ → ℂ, where ( )= + and is a ( ) is the collection of points in ℂ whose are bounded. The Julia set ( ) is the boundary of ( ). Some properties of the iterated function system are used to show that Hausdorff and box counting dimension of Julia sets are the same. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang selalu memberikan kasih dan berkat sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains. Penulis menyadari bahwa skripsi tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Drs. Frans Susilo, S.J.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan membimbing, memberikan ilmu, dan perhatiannya kepada penulis selama penulisan skripsi. 2. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Lusia Krismiyati Budiasih, S.Si, M.Si selaku Kaprodi Matematika dan Ibu Maria Vianney Any Herawati, S.Si.,M.Si. selaku Wakaprodi Matematika sekaligus Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2006 yang telah berkenan untuk menguji skripsi ini dan selalu memberikan nasehat, saran, dukungan dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis. 4. Bapak Herry Pribawanto Suryawan, S.Si.,M.Si yang telah memberikan ide dalam pemilihan topik skripsi ini, atas nasehat, saran, pengalaman, pengetahuan serta atas pinjaman buku-bukunya dan berbagai kesempatan diskusi yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan. 5. Bapak Zaerilus Tukija dan segenap staff sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi yang telah membantu dalam penulis selama menempuh studi. 6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan staf yang telah menyediakan fasilitas dan kemudahan kepada penulis selama masa studi. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Orang tuaku, Bapak Darwinto dan Ibu Sri Darmini yang selalu memberikan dukungan, nasehat dan doa dalam segala hal dan menyediakan apa saja yang dibutuhkan. 8. Sahabat-sahabatku, Diyah Sayekti, S.Si., Rochi Ifahyani Siagian, S.Si., Laurencia Rosarianes Yogimurti, Maria Endah Savitri, Marcellina Dewi Abu, Fery Kristianingrum, Metta Diwya Kundalini, dan Sisiria Mardiawati yang selalu menemani dalam suka dan duka dan yang selalu memahami penulis. 9. Teman-teman 2004-2009 yang telah menemani, mendukung dan berbagi banyak pengalaman kepada penulis. 10. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menempuh studi dan penuyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Yogyakarta, 24 Januari 2010 Penulis Titik Murwani xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS ......................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... vi HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vii HALAMAN ABSTRACT.................................................................................. viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 3 D. Tujuan Penulisan ................................................................................ 4 E. Manfaat Penulisan ............................................................................... 4 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F. Metode Penulisan ................................................................................ 4 G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 4 BAB II RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL ...................................... 6 A. Ruang Metrik.................................................................................... 6 B. Ruang Fraktal ................................................................................... 26 C. Ukuran Lebesgue .............................................................................. 28 D. Fungsi Kompleks ............................................................................. 37 E. Sistem Fungsi Iterasi ........................................................................ 39 BAB III DIMENSI FRAKTAL .......................................................................... 43 A. Ukuran Hausdorff ............................................................................ 43 B. Dimensi Hausdorff ........................................................................... 51 C. Dimensi Hitung Kotak...................................................................... 54 BAB IV DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA ........................................ 63 A. Himpunan Julia ................................................................................ 63 B. Penghitungan Dimensi Fraktal Himpunan Julia ................................ 68 BAB V PENUTUP ............................................................................................ 73 5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 73 5.2 Saran ............................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 75 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fraktal adalah cabang baru dalam matematika dan seni. Orang semakin mengenali fraktal karena gambar–gambar yang dihasilkan menarik. Sistem–sistem fisika dan benda–benda kreatifitas manusia bukanlah bentuk–bentuk geometri yang teratur. Hal yang membuat fraktal semakin menarik adalah kemampuannya dalam mendeskripsikan fenomena-fenomena alam seperti garis pantai, gunung, kehidupan organisme dalam persamaan matematika. Fraktal bisa dihasilkan dengan cara mengulang suatu pola sehingga memiliki struktur yang serupa dengan bentuk semula untuk tiap bagiannya. Pengulangan pola–pola tersebut menyebabkan suatu fraktal dapat memiliki detil tak hingga. Geometri fraktal mampu mendeskripsikan bentuk–bentuk yang tak hingga banyaknya. Meskipun fraktal sangat berkaitan dengan teknologi komputer, tetapi fraktal ditemukan sebelum teknologi komputer berkembang. Benoit Mandelbrot adalah orang yang pertama kali mengenalkan istilah fraktal pada tahun 1982 dalam bukunya yang berjudul “ The Fractal Geometry of Nature ”. Kata fraktal berasal dari kata fractus ( Bahasa Latin ) yang berarti patah, rusak atau tidak teratur. Sebelum istilah fraktal digunakan, benda–benda yang tidak teratur disebut kurva monster. Dua sifat penting yang dimiliki fraktal adalah sifat self–similarity ( kesebangunan diri ) dan dimensinya yang tidak bulat. Sifat self–similarity dapat terlihat jelas pada pohon pakis. Setiap bagian dari pohon pakis itu memiliki bentuk yang serupa dengan bentuk awalnya atau bentuk utuhnya. Mandlebrot mendefinisikan fraktal sebagai himpunan yang mempunyai dimensi tak bulat. Setiap bangun dalam geometri Euclid memiliki dimensi yang bulat, misalnya titik berdimensi nol, garis lurus dan kurva berdimensi satu, bidang datar dan luasan berdimensi dua, dan benda–benda ruang seperti bola, kubus berdimensi tiga. Secara umum fraktal memiliki bentuk yang tidak teratur dan dimen- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 sinya tidak bulat, sehingga konsep fraktal tidak dapat dijelaskan dengan konsep geometri klasik (Geometri Euclid). Bilangan yang digunakan untuk membandingkan fraktal yang satu dengan yang lain disebut dimensi fraktal. Secara intuitif, gagasan mengenai dimensi mengarah pada bilangan bulat seperti pada objek geometri pada umumnya, namun gagasan tersebut dipatahkan oleh Hausdorff dan Besicovitch. Konsep mengenai dimensi yang takbulat ini pertama kali dikenalkan oleh Felix Hausdorff dan Abram Samoilovitch Besicovitch pada tahun 1918, dan kemudian dimensi ini disebut dimensi Hausdorff- Besicovitch, atau dimensi Hausdorff. Dimensi Hausdorff dari himpunan nan , yaitu sangat bergantung pada ukuran Hausdorff berdimensi dari himpu- ( ), dengan adalah bilangan real positif, yaitu ( ) = inf{ : dengan ℋ ( ) = lim → inf{∑ ( ) = 0} = sup{ : ( ) = ∞}, | | : { } adalah selimut- dari }. Metode lain yang sering digunakan untuk mencari dimensi fraktal dari suatu himpunan adalah dimensi hitung kotak atau dimensi Minkowski–Bouligand. Untuk menghitung dimensi hitung kotak dari suatu himpunan, misal himpunan , himpunan tersebut diselimuti oleh jaring-jaring kemudian dihitung banyaknya jaring yang menyelimuti . Gagasan mendasar dari dimensi ini adalah menghitung berapa banyak perubahan yang terjadi bila ukuran dari jaring tersebut diubah. Dimensi hitung kotak bergantung pada konsep lim inf dan lim sup. Misalkan jumlah minimum dari jaring-jaring bersisi kotak bawah dari ( , ) adalah yang menyelimuti . Dimensi hitung dihitung dengan rumus dim = lim inf log ( ) − log = lim sup log ( ) . − log → dan dimensi hitung kotak atas dari dım Jika dim = dım → , maka nilainya disebut dimensi hitung kotak . Beberapa contoh fraktal yang umum adalah himpunan Mandelbrot, himpunan Julia, himpunan Cantor, segitiga Sierpinski, karpet Sierpinski, spons Menger, kurva Koch. Himpunan Mandelbrot dan himpunan Julia adalah dua contoh fraktal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 yang sangat terkenal, yang tergolong ke dalam fraktal bilangan kompleks. Himpunan Julia ditemukan lebih dulu daripada himpunan Mandelbrot. Himpunan Julia ditemukan oleh Gaston Maurice Julia, seorang matematikawan Perancis yang berprofesi sebagai tentara. Himpunan Julia dibangun dari pemetaan fungsi teriterasi = didefinisikan dengan bilangan kompleks , ( ), titik + , dengan ( ), … , adalah bilangan kompleks. Barisan ( ), … yang terbentuk disebut orbit dari ℂ terhadap pemetaan fungsi kompleks . Barisan bilangan kompleks dari dikatakan terbatas jika terdapat bilangan positif | ( )| < : ℂ → ℂ yang sedemikian sehingga untuk semua bilangan bulat positif . Himpunan semua titik orbitnya terhadap pemetaan dinotasikan dengan yang yang terbatas disebut himpunan Julia penuh, dan ( ). Batas dari himpunan Julia penuh tersebut yang ke- mudian disebut himpunan Julia dan dinotasikan dengan ( ). Dimensi himpunan Julia dihitung dengan menggunakan sifat invarian terhadap suatu pemetaan kontraksi : ℝ → ℝ , = 1, 2, … dengan di ruang metrik ( , ) adalah konstanta kontraksi untuk . Himpunan Julia bersifat invarian terhadap sehingga dim ( ) = memenuhi ∑ ( )= untuk tertentu dan dengan = 1. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan dimensi fraktal? 2. Bagaimana menghitung dimensi hitung kotak dan dimensi Hausdorff ? 3. Bagaimana menghitung dimensi fraktal pada himpunan Julia? C. PEMBATASAN MASALAH Dalam penulisan skripsi ini hanya akan dibahas dimensi fraktal. Penulis tidak akan membahas mengenai komputasi tentang dimensi fraktal. Penulis hanya akan menggunakan dua metode untuk menghitung dimensi fraktal, yaitu dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 D. TUJUAN PENULISAN Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk mempelajari dimensi fraktal, khususnya dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak pada himpunan Julia. E. MANFAAT PENULISAN Manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah dapat memahami dimensi fraktal dan mengetahui langkah penghitungan dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak pada himpunan Julia. F. METODE PENULISAN Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka, yaitu dengan mempelajari buku-buku dan karangan-karangan yang berkaitan dengan topik skripsi ini, sehingga tidak ada hal-hal baru. G. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Pembatasan Masalah D. Tujuan Penulisan E. Manfaat Penulisan F. Metode Penulisan G. Sistematika Penulisan BAB II. RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL A. Ruang Metrik B. Ruang Fraktal C. Ukuran Lebesgue D. Fungsi Kompleks E. Sistem Fungsi Iterasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 BAB III. DIMENSI FRAKTAL A. Ukuran Hausdorff B. Dimensi Hausdorff C. Dimensi Hitung Kotak BAB IV. DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA. A. Himpunan Julia B. Penghitungan Dimensi Fraktal Himpunan Julia BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II RUANG METRIK DAN RUANG FRAKTAL Dalam bab ini dibahas tentang pengertian-pengertian dasar yang akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya, antara lain: ruang metrik, ruang fraktal, ukuran Lebesgue, fungsi kompleks dan sistem fungsi iterasi. A. Ruang Metrik Konsep jarak memiliki peran penting untuk mendefinisikan kekonvergenan, kekontinuan, dan keterdiferensialan suatu fungsi. Jarak dari titik ke titik , ditulis ( , ), adalah sebuah bilangan real positif. Ruang metrik merupakan himpunan yang dilengkapi dengan konsep jarak antara dua titik. Konsep ruang metrik diformulasikan oleh M. Frechet pada tahun 1906. Pada bagian ini akan dibahas konsep-konsep himpunan terbuka, himpunan tertutup, kekonvergenan, kekontinuan, dan kekompakan dalam ruang metrik. Definisi 2.1.1 Misalkan real : × adalah suatu himpunan takkosong. Metrik pada adalah fungsi bernilai → ℝ yang memenuhi sifat-sifat berikut ini: 1. ( , ) ≥ 0, ∀ , . 2. ( , )=0↔ = ,∀ , 3. ( , ) = ( , ), ∀ , 4. ( , ) ≤ ( , ) + ( , ), ∀ , , Sebuah metrik . (Simetri). juga disebut dilengkapi dengan sebuah metrik (Ketaksamaan segitiga). fungsi jarak. Himpunan takkosong pada yang disebut ruang metrik, ditulis ( , ). Ang- gota-anggota dari himpunan , yang merupakan sebuah ruang metrik, disebut titik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Contoh 2.1.1 Akan dibuktikan bahwa fungsi : ℝ × ℝ → ℝ didefinisikan sebagai berikut: ( , )=| − | merupakan metrik pada himpunan dari semua bilangan real ℝ. Penyelesaian: Untuk menunjukkan bahwa ( , ) merupakan metrik pada himpunan ℝ cukup dibuktikan bahwa ( , ) memenuhi sifat-sifat pada Definisi 2.1.1. (1) Nilai mutlak suatu bilangan real selalu bernilai taknegatif, yaitu ( , ) = | − | ≥ 0, ∀ , ℝ. ( , ) = 0, ∀ , ℝ⇔ | − | = 0, ∀ , ℝ⇔ (2) − = 0, ∀ , ℝ⇔ = ,∀ , ℝ ( , ) = | − |, ∀ , (3) ℝ = |− + |, ∀ , (4) ℝ = | − |, ∀ , ℝ = ( , ), ∀ , ℝ ( , ) = | − |, ∀ , ℝ = | − + − |, ∀ , , ℝ ≤ | − | + | − |, ∀ , , ℝ ≤ ( , ) + ( , ), ∀ , , ℝ Dari (1), (2), (3), dan (4) disimpulkan bahwa ( , ) merupakan metrik pada himpunan ℝ, dan disebut metrik biasa pada ℝ. Contoh 2.1.2 Misalkan =ℝ , =( , ) dan =( , ). Jarak Euclides ( , ) yang diberi- kan oleh ( , )= ( − ) +( − ) , PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 adalah metrik dan disebut metrik biasa pada ℝ . Definisi 2.1.2 Misal adalah metrik pada , adalah titik di , dan ∈ song dari . Jarak antara titik adalah subhimpunan takko- dengan subhimpunan ( , )= didefinisikan: { ( , ): ∈ }. Contoh 2.1.3 = { ∈ ℝ: 0 < Misalkan ≤ 1} dan adalah metrik biasa pada ℝ. Jarak (0, ) = { (0, ): 0 < ≤ 1} (0, ) = {|0 − |: 0 < ≤ 1} (0, ) = { :0 < ≤ 1} = 0 Definisi 2.1.3 Misal adalah metrik pada , dan diberikan sebarang dua subhimpunan takkosong dan dari ruang metrik ( , ). Jarak antara dua subhimpunan takkosong dari didefinisikan ( , ) = sup{ ( , ): dan ∈ }. Definisi 2.1.4 Misal adalah metrik pada . Diameter dari subhimpunan takkosong dari didefinisikan: ( )= Bila ( ) < ∞, maka diameter ter { ( , ): , ∈ }. dikatakan berhingga. Bila ( ) = ∞, maka diame- dikatakan takhingga. Selanjutnya (∅) didefinisikan sama dengan −∞. Definisi 2.1.5 Suatu metrik real pada himpunan takkosong > 0 sedemikian sehingga dikatakan terbatas jika terdapat bilangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 ( , ) ≤ ,∀ , ∈ . Ruang metrik ( , ) dengan metrik terbatas disebut ruang metrik terbatas. Definisi 2.1.6 Diketahui ( , ) suatu ruang metrik, dan jari-jari ∈ > 0. Bola terbuka dengan pusat dan didefinisikan ( )={ ∈ : ( , )< } Himpunan [ ]={ ∈ : ( , )≤ } disebut bola tertutup dengan pusat dan jari-jari Berdasarkan dua defnisi di atas, jelas bahwa > 0. Himpunan kosong dan jari-jari = 0 dan jari-jari . ( )⊂ [ ], untuk setiap ∈ dan dapat dipandang berturut-turut sebagai bola dengan = ∞. Dalam ruang metrik (ℝ, ), bola terbuka merupakan selang terbuka ( − , + ), sedangkan bola tertutup ( ) [ ] merupakan selang tertutup [ − , + ]. Dalam ruang diskret ( , ), bola terbuka ( )= ( ) dapat didefinisikan seperti berikut: { } jika 0 < ≤ 1 jika > 1. Dan bola tertutup didefinisikan [ ]= { } jika 0 < < 1 jik ≥ 1. Definisi 2.1.7 Misalkan ( , ) adalah sebuah ruang metrik dan ∈ . Subhimpunan sebut kitar dari titik jika terdapat sebuah bola terbuka termuat di ( )⊆ , yaitu untuk suatu > 0. Contoh 2.1.4 Setiap bola terbuka merupakan kitar dari setiap titiknya. dari di- ( ) yang berpusat di dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 ( ) bola terbuka dan ambil sebarang Misalkan ∈ ( )⊆ ( ), yaitu ( ) kitar dari . Jika ∈ ( ). Jika = , maka ≠ , untuk menunjukkan bahwa ( ) merupakan kitar dari , harus ditunjukkan bahwa terdapat > 0 sedemikian sehingga ( )⊆ bil sebarang ∈ ( ), maka ( , ) < . Diambil ∈ Diketahui bahwa ( ). ( ) , maka ( , ) < = − ( , ) > 0. Am- , sehingga dengan menggunakan ke-taksa- maan segitiga diperoleh ( , )≤ ( , )+ ( , ) < Diperoleh bahwa ( , ) < , berarti ∈ + ( , )= . ( ). Jadi ( )⊆ ( ), yaitu ( ) kitar dari . Definisi 2.1.8 Diberikan ( , ) suatu ruang metrik dan ∈ subhimpunan takkosong dari disebut titik interior dari subhimpunan hingga jika terdapat . Titik > 0 sedemikian se- ( )⊂ . Definisi 2.1.9 Subhimpunan di disebut himpunan terbuka jika semua titik dari interior. Dengan kata lain, subhimpunan terbuka di tuk setiap terhadap metrik ∈ , terdapat jika adalah titik dari suatu ruang metrik ( , ) dikatakan merupakan kitar untuk setiap titiknya, yaitu un- > 0 sedemikian sehingga ( )⊂ . Teorema 2.1.1 Setiap bola terbuka ( ) adalah himpunan terbuka. Bukti: Diketahui ( ) bola terbuka yang berpusat di . Ambil sebarang ∈ ( , ) < . Misalkan ( ) , maka = − ( , ) > 0 adalah jari-jari bola terbuka dengan pusat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 , yaitu ( ). Ambil sebarang ( ), maka ( , ) < . Dengan menggunakan ∈ sifat ketaksamaan segitiga diperoleh ( , ) ≤ ( , )+ ( , )< + ( , )= . ( , ) < , yang menunjukkan bahwa Jadi ∈ ( ). Maka ( )⊆ ( ). Ter- ( ) merupakan himpunan terbuka. bukti bahwa bola terbuka ∎ Teorema 2.1.2 Dalam setiap ruang metrik ( , ) (1) Gabungan dari sebarang keluarga dari himpunan-himpunan terbuka adalah terbuka (2) Irisan dari keluarga berhingga himpunan-himpunan terbuka adalah terbuka. Bukti: (1) Diberikan sebarang himpunan dan terbuka. Akan dibuktikan bahwa ∈ , maka terdapat ∈ ∈ dengan =⋃ ∈ adalah keluarga himpunan adalah terbuka. Ambil sebarang . Maka ( )⊆⋃ ∈ = . Jadi terbukti (2) Diberikan keluarga berhingga himpunan terbuka tikan =⋂ terbuka. Ambil sebarang = 1, 2, 3, … , . Diketahui > 0 sedemikian sehingga Jika diambil Himpunan , terbuka. , ∈ , maka ,…, . Akan dibuk- ∈ , untuk setiap adalah himpunan yang terbuka, maka terdapat ( )⊆ = min { , , , … , untuk setiap = 1, 2, 3, … , . Maka terbuka. . > 0, sedemikian sehingga merupakan himpunan terbuka, maka terdapat ( )⊆ ∈ sedemikian sehingga , untuk masing-masing = 1, 2, 3, … , . }, maka > 0 dan ( )⊆ ⊆⋂ = . Terbukti bahwa ( )⊆ adalah ∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 Definisi 2.1.10 Diberikan ( , ) suatu ruang metrik dan ∈ subhimpunan takkosong dari disebut titik limit dari subhimpunan jika untuk setiap . Titik > 0 berlaku ( ) ∩ ( − { }) ≠ ∅. Definisi 2.1.11 Himpunan di disebut himpunan tertutup jika semua titik limitnya adalah anggota dari . Lema 2.1.1 Misalkan ( , ) ruang metrik. Himpunan kosong ∅ dan adalah himpunan terbuka. Bukti: Suatu implikasi bernilai benar apabila antesedennya salah. Implikasi “jika ∈ ∅, adalah titik interior dari ∅” adalah pernyataan yang benar untuk setiap ∈ . maka Jadi ∅ adalah himpunan terbuka. Selanjutnya, ambil sebarang Terbukti ∈ . Dipilih = 1, maka ( )⊆ . ∎ terbuka. Teorema 2.1.3 Himpunan dalam ruang metrik ( , ) adalah tertutup jika dan hanya jika ter- buka. Bukti: Akan dibuktikan bahwa jika nan tertutup. Jika rang ∈ limit , sehingga ada , berarti Terbukti bahwa = tertutup, maka − = ∅, maka ∉ . Diketahui bahwa terbuka. Diberikan sebarang himputerbuka. Jika himpunan tertutup, maka > 0 sedemikian sehingga terbuka. ≠ ∅, diambil seba- ( )∩ = ∅. Jadi bukan titik ( )⊆ . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 Sebaliknya, diberikan himpunan ∈ . Andaikan . Akan dibuktikan kian sehingga terbuka. Ambil sebarang ( )⊆ ( )∩ . Maka Hal ini kontradiksi karena ∉ , yaitu titik limit ∈ ∈ , maka ada = ∅. Akibatnya ∈ . Terbukti . Jadi dan titik limit > 0 sedemi- bukan titik limit . ∎ tertutup. Teorema 2.1.4 Dalam setiap ruang metrik ( , ) (1) Irisan dari sebarang keluarga himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup (2) Gabungan keluarga berhingga himpunan-himpunan tertutup adalah tertutup Bukti: (1) Misalkan ℱ = { , ∈ Λ} adalah suatu keluarga himpunan tertutup. Dengan hu- kum De Morgan diperoleh = ∈ Menurut Teorema 2.1.3, jika . ∈ tertutup, maka terbuka. Himpunan lah himpunan terbuka, sehingga menurut Teorema 2.1.2, ⋃ buka. Jadi (⋃ ) =⋂ ∈ ∈ ada- adalah ter- ∈ adalah tertutup karena komplemen himpunan terbuka adalah himpunan tertutup menurut Teorema 2.1.3. (2) Diberikan keluarga berhingga himpunan-himpunan tertutup =⋃ dan misalkan , = adalah himpunan tertutup untuk setiap =⋂ Terbukti bahwa =⋃ } . = 1, 2, 3, … , . Jadi terbuka untuk setiap = 1, 2, 3, … , . Dengan Teorema 2.1.2, maka ⋂ buka. Jadi ,…, . Dengan hukum De Morgan diperoleh = Himpunan ={ terbuka. Karena tertutup. terbuka, maka ter- tertutup. ∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Teorema 2.1.5 Setiap bola tertutup adalah himpunan tertutup. Bukti: [ ] sebarang bola tertutup di ruang metrik ( , ). Akan dibuktikan Diberikan [ ] terbuka. Ambil sebarang bahwa ( , ) > . Misalkan ( , )< ∈ [ ] , maka [ ]. Hal ini berarti ∉ = ( , ) − > 0. Ambil sebarang ∈ ( ), maka , sehingga ( , )< ( , )− < ( , )− ( , ) < ( , )+ ( , )− ( , ) < ( , ). Karena ( , ) > , maka ngan demikian ∉ [ ], yaitu ∈ [ ] . Jadi ( )⊂ [ ] . De- [ ] terbuka. ∎ Definisi 2.1.12 Misal ( , ) adalah ruang metrik dan ngan dari ⊆ . Penutup dari , ditulis ̅, adalah gabu- dengan himpunan semua titik limitnya. Jadi ̅ = ∪ ′, dengan ′ ada- lah himpunan semua titik limit . Contoh 2.1.5 Misal (ℚ, ) ruang metrik dengan metrik biasa dan anggota himpunan = = : ∈ ℕ ⊂ ℚ. Semua titik bukan titik limit. Satu-satunya titik limit adalah nol. Jadi ∪ {0}. Teorema 2.1.6 Misalkan (1) dan tertutup. adalah sebarang himpunan dari ruang metrik ( , ). Maka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 (2) Jika ⊆ , maka ̅ ⊆ . = jika dan hanya jika (3) tertutup. (4) ̅ adalah irisan dari semua himpunan tertutup yang memuat . (5) ̅ adalah himpunan tertutup terkecil yang memuat . (6) ∪ = ̅∪ . (7) ∩ ⊆ ̅∩ . Bukti: (1) Untuk membuktikan bahwa ̅ tertutup, akan dibuktikan bahwa ∈ ̅ ada untuk setiap maka ∉ sebarang ∈ ̅ ≠ ∅, ambil sebarang ∉ ′. Maka ada dan ( ), maka ( , ) < ∈ ̅ , maka ( ). Jadi ∈ = ∅, yang berarti = ∅. Ambil − ( , ). Ambil sebarang = . Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh ( , )≤ ( , )+ ( , )< − sehingga ̅ = ∅, ∉ ̅, sehingga ( )∩ > 0 sedemikian sehingga ( ), maka ( , ) < . Misal ∈ ( ) ⊆ ̅ . Jika > 0 sedemikian sehingga ̅ terbuka. Jika ̅ terbuka, yaitu ( )⊆ ∉ ( ). Karena ∉ ′, yaitu dan + = ( )∩ ( )∩ = ∅, maka ∉ ̅, sehingga ∈ ̅ . Maka ( ) ⊆ ̅ Jadi ̅ terbuka. Dengan Teorema 2.1.3, terbukti ̅ tertutup. (2) Ambil sebarang ( )∩ ∈ ̅, maka ≠ ∅. Jadi (3) Akan dibuktikan jika tertutup. Karena tup, maka ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0. Karena ∈ , sehingga terbukti ̅ ⊆ . = ̅, maka = ̅, jadi tertutup. Dari (1) sudah terbukti bahwa tertutup. Berikutnya akan dibuktikan jika = ̅. Untuk membuktikannya akan ditunjukkan bahwa ⊇ ̅. Berdasarkan definisi penutup , yaitu ̅ = Kemudian diambil sebarang ⊇ ̅. Jika ⊆ , maka ∈ ′, maka . Jadi terbukti ∈ ̅, maka titik limit ∈ ∪ ′, maka atau ⊇ ̅. Dengan demikian terbukti bahwa tertu- ⊆ ̅ dan ⊆ ̅. ∈ ′. Jika . Diketahui bahwa ∈ , maka tertutup, maka = ̅. ̅ ∈ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 (4) Misalkan adalah irisan dari semua himpunan tertutup yang memuat ⊆ . Dengan menggunakan (2) dan (3) merupakan himpunan tertutup dan ̅⊆ diperoleh = karena ̅ ⊆ . Selanjutnya tertutup. Jadi himpunan tertutup yang memuat . Himpunan ̅ merupakan adalah irisan dari semua himpu- ⊆ ̅. Terbukti nan tertutup yang memuat . Jadi . Jadi (5) Akibat dari bukti (4), maka ̅ ⊆ . Penutup dari = ̅. merupakan himpunan tertutup yang memuat . Jadi ̅ merupakan himpunan tertutup terkecil yang memuat . (6) Karena ⊆ ⊆ ∪ ∪ . Jadi ∪ , maka dengan (2) diperoleh ⊆ dan ̅∪ ⊆ ∈ ∪ . Andaikan ∉ , sehingga terdapat bola terbuka min { , }. Bola terbuka tidak benar. Jadi (7) Karena ∩ ∩ ⊆ ⊆ . Jadi ∉ ̅ ∪ . Maka dan ∪ ⊆ ∉ ̅ dan ( ) yang tidak memuat titik di , dan ( ) yang tidak memuat titik di terdapat bola terbuka ∈ ∪ ∪ . Kemudian, harus dibuktikan bahwa ̅ ∪ . Diambil sebarang kontradiksi karena ̅⊆ = . Misalkan ( ) tidak memuat titik-titik dari ∪ . Hal ini ∉ ̅∪ ∪ . Dengan demikian pengandaian bahwa ⊆ ̅∪ . ∪ ⊆ , maka dengan (2) diperoleh ∩ dan ⊆ ̅ dan ∩ ⊆ ̅∩ . ∩ ∎ Teorema 2.1.7 Misalkan ( , ) ruang metrik dan ⊂ , maka ̅={ ∈ : ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0} Bukti: Ambil sebarang ( )∩ hingga ∈ ̅, maka ≠ ∅, ∀ > 0. Jika ( )∩ atau ∈ ′, maka ∈ ′. Jika ∉ , maka = ( ) ∩ ( − { }) ≠ ∅, ∀ ∈ ∈ , maka jelas bahwa ( ) ∩ ( − { }) ≠ ∅, ∀ > 0, se- ≠ ∅, ∀ > 0. Terbukti ̅ ⊆ { ∈ : Selanjutnya, ambil sebarang Misalkan ∈ ( )∩ sedemikian sehingga − { }. Diketahui bahwa > 0, yaitu ∈ ′. Jadi ∈ ( )∩ atau ≠ ∅, ∀ > 0}. ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0. ≠ ∅, ∀ > 0, maka ∈ ′, yaitu ∈ ̅. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 ̅⊇{ ∈ : Terbukti ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0}. Dengan demikian terbukti ̅ = { ∈ : ( )∩ ≠ ∅, ∀ > 0}. ∎ Definisi 2.1.13 Misalkan ( , ) suatu ruang metrik. Barisan { ∈ titik ( lim = → ≥ sedemikian sehingga disebut limit barisan { . Titik } dan ditulis → . Barisan yang tidak konvergen disebut divergen. Dengan atau perkataan lain, barisan { } di dikatakan konvergen ke suatu titik ( ) yang berpusat di hanya jika untuk sebarang bola terbuka positif dikatakan konvergen ke suatu > 0 terdapat bilangan positif jika untuk setiap , ) < , untuk setiap } di sedemikian sehingga ∈ ( ) untuk semua ≥ ∈ jika dan terdapat bilangan . Teorema 2.1.8 Jika ( , ) adalah suatu ruang metrik, maka setiap barisan di yang konvergen akan konvergen ke satu titik. Bukti: Diberikan barisan { } yang konvergen. Andaikan barisan { dan titik yang berbeda. Ambil sebarang > 0, maka ada sehingga ( dan Ambil , )< = max { untuk setiap , }, maka untuk ( , )≤ ( , Jadi untuk setiap ≥ > 0 berlaku ≥ )+ ( ( , )< } konvergen ke titik , ∈ ℕ sedemikian untuk setiap ≥ . berlaku , )< 2 ( , ) < . Ini berarti + 2 = . = . Terbukti bahwa bari∎ san konvergen ke satu titik. Definisi 2.1.14 Sebuah barisan { setiap } dalam ruang metrik ( , ) disebut barisan Cauchy jika untuk > 0 terdapat bilangan bulat positif untuk setiap , > . sedemikian sehingga ( , )< , PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Teorema 2.1.9 Setiap barisan { } yang konvergen di ruang metrik ( , ) adalah barisan Cauchy. Bukti: Diberikan ruang metrik ( , ) dan barisan { ngan Definisi 2.1.13 maka untuk setiap ( , )< berlaku ( > untuk setiap , )≤ ( } di ( , ) yang konvergen ke . De> 0 terdapat sedemikian sehingga , . Dengan ketaksamaan segitiga, untuk , )+ ( , ) < + = . Jadi { ≥ } merupakan barisan ∎ Cauchy. Contoh 2.1. 6 Diberikan barisan { real dan }= di ruang metrik ( , ) dengan adalah metrik biasa. Tunjukkan bahwa barisan { = (0, 1] pada garis } merupakan barisan Cauchy yang konvergen ke 0 tetapi 0 ∉ . Penyelesaian: Diberikan dimisalkan > 0, terdapat ≥ < . Untuk setiap ≥ ≥ dan dan berlaku ( Barisan { sehingga , 1 1 1 1 1 1 , = − < ≤ < . )= } merupakan barisan Cauchy yang konvergen ke 0 tetapi 0 ∉ . Definisi 2.1.15 Misalkan { } adalah barisan di ruang metrik ( , ). Barisan { langan bulat positif dengan san dari { }. < < < ⋯, maka barisan } adalah barisan bidisebut subbari- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 Korolari 2.1.1 Jika suatu barisan Cauchy dalam ruang metrik ( , ) memuat subbarisan yang konvergen, maka barisan tersebut konvergen ke limit subbarisannya. Bukti: Diberi { } barisan Cauchy di positif sedemikian sehingga > 0, terdapat bilangan bulat . Maka untuk setiap ( )< , adalah subbarisan yang konvergen ke . Karena { , positif yang bersifat naik, maka ( , Untuk )≤ → ∞, maka , < + , ≥ . Misalkan } adalah barisan bilangan , untuk < → 0, sehingga ( , , , untuk setiap ≥ . Diperoleh , + . )< . ∎ Definisi 2.1.16 Suatu ruang metrik ( , ) dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy dalam kon- vergen ke suatu titik di . Contoh 2.1.7 Ruang ℝ dengan metrik biasa merupakan ruang metrik yang lengkap. Diberikan { } barisan Cauchy di ℝ, maka untuk sehingga | − |< untuk semua sedemikian sehingga| − , , dan misalkan = kian sehingga | − dan diperoleh barisan { = = dan misalkan ≥ . Misal sedemikian sehingga | > . Kemudian dipilih |< , ∈ ℕ sedemikian = , maka terdapat . Dipilih | < , untuk semua = , maka terdapat Kemudian dipilih ≥ > 0 terdapat , maka terdapat > = − . |< sedemi- . Langkah di atas terus berlanjut } sedemikian sehingga | − |= − < , untuk | − |= − < , untuk > > . . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 | |= − − < , untuk > . ⋮ Karena − | − = − | Diperoleh | |= + − |= − | < . Jadi { − terbukti bahwa { − < + | , untuk −⋯− }= . , maka |< − > 2 = . 2 konvergen ke . Dengan Korolari 2.1.1, } barisan Cauchy yang konvergen. Maka menurut Definisi 2.1.16, ℝ dengan metrik biasa merupakan ruang metrik lengkap. Contoh 2.1.8 = { ∈ ℝ|0 < Himpunan ≤ 1} dengan metrik biasa merupakan ruang metrik ti- = . Dalam Contoh 2.1.6 sudah dibuktikan bahwa { dak lengkap. Diberikan adalah barisan Cauchy yang konvergen ke 0. Ruang metrik terdapat barisan Cauchy di } tidak lengkap karena yang tidak konvergen. Definisi 2.1.17 Misal ( , ∈ ) dan ( , jika untuk setiap untuk setiap Jika ) adalah ruang metrik . Fungsi : > 0 terdapat yang memenuhi → dikatakan kontinu di ( ), ( ) < > 0 sedemikian sehingga ( , )< . kontinu di setiap titik di , maka dikatakan kontinu pada . Contoh 2.1.9 Jika ( , ) dan ( , ) ruang metrik, maka fungsi konstan : → kontinu. Penyelesaian: Diberikan >0 ( ), ( ) = dan ∈ . ( , )=0< Untuk fungsi untuk setiap konstan ∈ . ( )= , berlaku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 Contoh 2.1.10 Diketahui ruang metrik ℝ dengan metrik biasa. Diberikan fungsi : ℝ → ℝ dengan definisi ( ) = untuk semua ∈ ℝ. Tunjukkan bahwa kontinu. Penyelesaian: ∈ ℝ. Diberikan Diambil sebarang ∈ ℝ yang memenuhi | − | < untuk setiap Jika > 0, harus dicari > 0 sedemikian sehingga berlaku | ( ) − ( )| < . = 1, maka untuk | − | < 1 berlaku | + | = | − + 2 | ≤ | − | + |2 | < 1 + |2 | Dengan demikian jika dipilih | − |< untuk = 1 ≤ | Terbukti | | − | | ( ) − ( )| = | = 1, | | , maka untuk yang memenuhi berlaku | ( ) − ( )| = | untuk = min | = | − || + | < (1 + |2 |) ≤ | | | | (1 + |2 |) = , , dan − | = | − || + | < ( + |2 |) ≤ (1 + |2 |) = , < 1. kontinu di . Contoh 2.1.11 Diberikan fungsi : ℝ → ℝ yang didefinsikan oleh ( ) = sin di ruang metrik ℝ dengan metrik biasa. Fungsi merupakan fungsi yang kontinu. Himpunan terbuka (0, 2 ) di ℝ dipetakan ke himpunan tertutup [−1,1] di ℝ. Teorema 2.1.10 Diketahui ( , ) dan ( , ) ruang metrik. Fungsi : jika untuk setiap himpunan terbuka Bukti: di , → kontinu jika dan hanya ( ) adalah himpunan terbuka di . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 Misalkan kontinu dan adalah sebarang subhimpunan terbuka di ( ) = { ∈ : ( ) ∈ } terbuka di ditunjukkan ( ) terbuka. Jika Diketahui bahwa ( ) ≠ ∅, ambil sebarang terbuka, maka terdapat bola terbuka ( ) ⊆ . Karena hingga ( ) ⊆ kian sehingga ( ) = ∅, maka . Jika ∈ ( ), maka ( )⊆ ( )∈ . ( ) sedemikian se- kontinu, maka terdapat bola terbuka ( ) ⊆ . Jadi . Akan ( ) sedemi- ( ) sehingga ( ) terbuka. ( ) terbuka untuk setiap himpunan terbuka Berikutnya akan dibuktikan jika , maka : → ( ) himpunan terbuka di , maka Karena ∈ kontinu. Ambil sebarang ( ) . Jadi ( ) ⊆ > 0. Bola ( ) adalah juga terbuka. ( ) , maka terdapat ∈ dan di > 0 sedemikian sehingga ( ) . Terbukti bahwa ( )⊆ kontinu di setiap titik ∎ dari . Teorema 2.1.11 Diketahui ( , ) dan ( , ) ruang metrik. Fungsi : jika untuk setiap subhimpunan tertutup di , → kontinu jika dan hanya ( ) tertutup di . Bukti: Diberikan : → kontinu dan terbuka sehingga ( himpunan tertutup di . Karena ) terbuka. Karena ( ) tertutup. Jadi terbukti bahwa Sebaliknya, misalkan Maka = terbuka di )= ( ) terbuka, maka ( ) tertutup di . ( ) tertutup di dan ( tertutup, maka ( ) ngan Teorema 2.1.10 terbukti bahwa fungsi untuk setiap subhimpunan tertutup = ( kontinu. )= di . ( ) terbuka di . De∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 Definisi 2.1.18 Misalkan ( , ) dan ( , ) adalah dua ruang metrik. Fungsi : > 0 ada kontinu seragam jika untuk setiap ( ), ( ) < untuk setiap , ∈ → dikatakan > 0 sedemikian sehingga ( , )< . yang memenuhi Contoh 2.1.12 Fungsi : (0, 1) → ℝ yang didefinisikan oleh ( ) = tidak kontinu seragam. Ambil = dan sebarang > 0. Dipilih = dan = 1 1 +1 < . di mana Maka ( , )=| − |= = tetapi − 1 1 < < ( + 1) ( ), ( ) = | − ( + 1)| = 1 > . Contoh 2.1.13 Fungsi : [0, 1] → ℝ yang didefinisikan oleh ( ) = tinu seragam. Diberikan > 0 dan dipilih merupakan fungsi yang kon- = . Untuk sebarang , ∈ [0, 1] yang memenuhi | − | < , berlaku | ( ) − ( )| = | − | = | + || − | ≤ 2| − | < . Terbukti bahwa fungsi kontinu seragam pada interval [0, 1]. Definisi 2.1.19 Misal ( , ) adalah ruang metrik. Keluarga subhimpunan sebut selimut dari subhimpunan Jika setiap terbuka di , maka di jika ={ : ⊆⋃ ∈ ={ : ∈ } di . ∈ } disebut selimut terbuka dari . di- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Jika ℋ merupakan selimut terbuka dari dan ℋ ⊂ , maka ℋ disebut subselimut terbuka dari . Definisi 2.1.20 dari ruang metrik ( , ) dikatakan kompak jika setiap selimut ter- Subhimpunan buka dari memuat subselimut berhingga, yaitu untuk setiap keluarga himpunan ter- ={ buka , , ∈ } dengan : ,…, ⊆⋃ , ∈ sedemikian sehingga terdapat subkeluarga berhingga ⊆⋃ . Contoh 2.1.14 Ruang metrik ( , ) dengan Misalkan ⊆⋃ ∈ ∈ ={ , , himpunan berhingga adalah himpunan kompak. }, dan …, . Untuk sedemikian sehingga kian sehingga ∈ , ada ∈ ∈ ={ : ∈ } selimut terbuka untuk , yaitu ∈ sedemikian sehingga , dan seterusnya, untuk . Diperoleh ℋ = , , ,…, berhingga dari yang merupakan subselimut dari , maka hingga ℋ. Jadi kompak. , untuk ada ∈ ada sedemi- adalah subkeluarga memuat subselimut ber- Teorema 2.1.12 Setiap subhimpunan tertutup dari ruang metrik yang kompak merupakan himpunan yang kompak. Bukti: Misalkan ( , ) ruang metrik yang kompak, dan adalah sebarang subhimpunan takkosong dan tertutup dari . Akan ditunjukkan bahwa Misalkan ⋃ ∈ bahwa kompak. ={ . Jika : kompak. ∈ } keluarga himpunan-himpunan terbuka di = (⋃ ∈ kompak, maka )∪ , maka selimut terbuka dari dan ⊆ . Diketahui memiliki subselimut berhingga yang memuat . Jadi ∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Contoh 2.1.15 Ruang metrik ℝ dengan metrik biasa bukan merupakan ruang yang kompak. Selimut – , terbuka : (− , ) = ℝ tidak memiliki subselimut ber- ∈ ℕ dengan ⋃ hingga. Jadi ℝ tidak kompak. Definisi 2.1.21 Himpunan > 0 sedemikian sehingga dikatakan terbatas jika terdapa bilangan untuk setiap , berlaku ( , ) < ∈ . Teorema 2.1.13 Setiap subhimpunan yang kompak di ruang metrik ( , ) adalah himpunan yang tertutup dan terbatas. Bukti : Diketahui subhimpunan yang kompak. Untuk membuktikan bahwa dibuktikan ∈ terbuka. Diambil sebarang sehingga dapat dibuat bola terbuka ( )( ) ∩ dari , ( ) = ∅. Koleksi ⊆⋃ , yaitu , ,…, ∈ = dan ∈ . Misal = ( , )>0 ( ) dan ( ) sedemikian sehingga ( ): ∈ merupakan selimut terbuka ( ). Diketahui bahwa sedemikian sehingga tertutup, akan ⊆⋃ kompak, maka ada ( ). Misal =⋂ ( ). Dengan Teorema 2.1.2 (2), yaitu irisan dari keluarga berhingga himpunan terbuka adalah terbuka, maka ( )∩ ( ) = ∅, ∀ = 1,2,3, … , maka ( )∩ ⋂ Karena merupakan himpunan yang terbuka yang memuat . Karena ⊆⋃ ( ) = ( )∩ ( ), maka ( )∩ = ∅. Sehingga ⋃ ∩ = ∅. Jadi ⊆ . Karena = ∅. = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 ⋃ , maka dengan Teorema 2.1.2 (1) ∈ bukti bahwa tertutup. adalah himpunan terbatas. Misalkan { Selanjutnya akan dibuktikan bahwa adalah selimut dari , , terbuka. Dengan Teorema 2.1.3 ter- ,…, = max sedemikian , ∈ kompak, maka terdapat . Ambil sebarang , ( ) dan ( ). Misalkan ∈ , maka ada dan ⊆⋃ sehingga ,1 ≤ < ≤ sedemikian sehingga ( ). Karena ⊆⋃ , yaitu ∈ ( )} . Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh ( , )≤ ( , Terbukti bahwa )+ , + , ≤1+ +1= 2+ . ∎ terbatas. B. Ruang Fraktal Diberikan ( , ) adalah ruang metrik lengkap. Misalkan ℋ( ) adalah keluarga subhimpunan takkosong yang kompak dari , yaitu ℋ( ) = { : ⊂ , ≠ ∅, kompak}. Definisi 2.2.1 Misal ( , ) adalah ruang metrik lengkap. Jarak Hausdorff antara dan di ℋ ( ) adalah ℎ( , ) = max{ ( , ), ( , )}. Teorema 2.2.1 ℎ adalah sebuah metrik pada ℋ( ). Bukti: Untuk menunjukkan bahwa ℎ adalah metrik, maka harus dibuktikan bahwa ℎ memenuhi sifat-sifat metrik. (1) ℎ( , ) = max { ( , ), ( , )}. Jika ℎ( , ) = ( , ), maka ℎ( , ) = ( , ) = sup{ ( , ): ∈ } = sup inf{ ( , ): ∈ } : ∈ ≥ 0, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 karena adalah sebuah metrik, sehingga ( , ) ≥ 0. Jika ℎ( , ) = ( , ), maka ℎ( , ) = ( , ) = sup{ ( , ): ∈ } = sup inf{ ( , ): karena (2) Jika ∈ }: ∈ ≥ 0, adalah sebuah metrik, sehingga ( , ) ≥ 0. = , maka untuk ∀ ∈ memenuhi ( , ) = 0 dan ∀ ∈ memenuhi ( , ) = 0. Dengan Definisi 2.2.1, maka ℎ( , ) = max{ ( , ), ( , )} = max sup{ ( , ): ∈ }, sup{ ( , ): ∈ } =0 Selanjutnya, jika ℎ( , ) = 0, maka max{ ( , ), ( , )} = 0 sehingga ( , ) = 0 dan ( , ) = 0. Karena } = 0 sehingga ∀ ∈ ( , ) = 0, maka sup { ( , ): berlaku inf{ ( , ): ∈ } = 0. Ambil sebarang maka inf{ ( , ): ∈ } = 0. Jadi terdapat ( , ) = 0, yaitu Begitu juga untuk = . Jadi ( , ) = 0. Karena } = 0 sehingga ∀ ∈ maka inf{ ( , ): ( , ) = 0, yaitu maka ∈ , maka sedemikian sehingga ( , ) = 0, maka sup { ( , ): ∈ berlaku inf{ ( , ): Jadi ∈ , ⊆ . ∈ } = 0. Ambil sebarang ∈ } = 0. Jadi terdapat = ∈ ∈ ∈ , maka ∈ ∈ , sedemikian sehingga ⊆ . Terbukti jika ℎ( , ) = 0, = . Dengan demikian terbukti bahwa ℎ( , ) = 0 jika dan hanya jika = . (3) ℎ( , ) = max { ( , ), ( , )} = max { ( , ), ( , ) } = ℎ( , ). (4) ℎ( , ) = max { ( , ), ( , )} ≤ max{ ( , ) + ( , ), ( , ) + ( , )} ≤ max{ ( , ), ( , )} + max{ ( , ), ( , )} ≤ ℎ ( , ) + ℎ( , ) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 Dari (1), (2), (3) dan (4) terbukti bahwa ℎ adalah metrik pada ℋ ( ). ∎ C. Ukuran Lebesgue Sebelum pembahasan yang lebih lanjut, berikut ini adalah kesepakatan-kesepakatan yang akan digunakan dalam pembahasan Teori Ukuran: (1) Jika ∈ ℝ, maka −∞ < (2) Jika ∈ ℝ, maka < ∞. + ∞ = ∞, − ∞ = −∞, ∞ + ∞ = ∞, −∞ − ∞ = −∞, ∞ − ∞ = tidak terdefinisi. (3) Jika ∈ ℝ dan > 0, maka × ∞ = ∞. (4) Jika ∈ ℝ dan < 0, maka × ∞ = −∞, × (−∞) = ∞. (5) Jika = 0 ∈ ℝ, maka × ∞ = 0. Definisi 2.3.1 Panjang interval-interval ( , ), ( , ], [ , ), [ , ] adalah ℓ( ) = − . Definisi 2.3.2 Misalkan , , , … adalah interval-interval yang saling asing. Maka ℓ( ∪ ∪ ∪ … ) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯. Berdasarkan definisi di atas jelas bahwa panjang dari gabungan interval-interval yang saling asing adalah jumlah panjang interval-interval tersebut. Definisi 2.3.3 Panjang dari himpunan terbuka =⋃ , dengan adalah interval-interval ter- buka yang saling asing, adalah ℓ( ) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ = Panjang dari himpunan kosong adalah ℓ( ) . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 ℓ(∅ ) = 0. Contoh 2.3.1 Hitunglah panjang himpunan 1 ≤ 2 < 1 ≤ 2 < 1 1 , 2 2 = = : = : 1 . 2 Penyelesaian: = = , 1), maka ℓ( ) = 1 − , = , , maka ℓ( ) = − , = , , maka ℓ( ) = − , dan seterusnya sampai ke − . Interval = dan diperoleh 1 2 yang panjangnya ℓ( ) = , adalah interval yang saling asing sehingga ℓ( ) = ℓ =∑ ℓ( ) = ℓ( ) + ℓ( ) + ℓ( ) + ⋯ + ℓ( ) + ⋯ = 1− + − + − +⋯+ = lim Jadi panjang himpunan → 1− − +⋯ = 1. adalah 1. Definisi 2.3.4 Himpunan dikatakan terhitung jika ≠ ∅ atau yang ekivalen dengan himpunan semua bilangan asli. berhingga atau tak berhingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Definisi 2.3.5 Koleksi yang terdiri dari subhimpunan-subhimpunan dari disebut aljabar himpunan jika dan hanya jika memenuhi (1) ∅, ∈ ; ∈ (2) Jika (3) Jika , ∈ , maka ∈ ; ∪ , maka ∈ . Definisi 2.3.6 Koleksi yang terdiri dari subhimpunan-subhimpunan dari disebut aljabar- jika dan hanya jika memenuhi (1) ∅, ∈ ; (2) Jika ∈ (3) Jika , ∈ , maka , Pasangan ( , ,… ∈ ; ∈ , maka ⋃ . ) disebut ruang terukur. Definisi 2.3.7 Fungsi : (1) (2) → ℝ, dengan suatu aljabar- disebut ukuran pada ( ) ≥ 0 untuk setiap , Jika (⋃ )=∑ Tripel ( , , ,… ∈ ∈ dan jika : ; ∩ = ∅ untuk ≠ , maka ( ) (sifat aditif terhitung) , ) disebut ruang ukuran. Definisi 2.3.8 Ukuran luar Lebesgue dari suatu himpunan ∗( = {∑ dengan ⋃ }. ℓ( ) : ⊆ ℝ adalah bilangan real tak negatif ) = inf adalah barisan interval sedemikian sehingga ⊆ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Barisan interval { } merupakan selimut dari . Jadi, ukuran luar Lebesgue dari adalah infimum dari semua panjang selimut yang mungkin untuk dijamin oleh . Adanya inf yang merupakan himpunan takkosong dan merupakan barisan yang terbatas ke bawah, yaitu oleh nol. Teorema 2.3.1 Jika ⊆ , maka ∗( ∗( )≤ ). Bukti: Misalkan ⊆ . Ambil sebarang barisan { } selimut dari . Maka Jadi, setiap selimut dari ≤ inf inf . Jadi ∗( ⊆ juga merupakan selimut dari , sehingga ∗( )≤ ). ⊆⋃ ⊂ . , maka ∎ Teorema 2.3.2 Ukuran luar { ∗ bersifat subaditif terhitung, yaitu untuk sebarang barisan himpunan } berlaku ∗ ∗( ≤ ). Bukti: = 2, yaitu Pertama akan dibuktikan untuk n = 1 sampai ∗( ∪ ∗( )≤ ∗( )+ ). Akan ditunjukkan ∗( Ambil ∪ )≤ ∗( )+ ∗( > 0, maka terdapat barisan selimut { } dari )+ . dan { } dari sehingga ℓ( ) ≤ ∗( )+ ℓ( ) ≤ ∗( )+ . 2 2 sedemikian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Mak ∑ ℓ( ) + ∑ ∗( ℓ( ) ≤ Barisan dari interval-interval { , ∗( ∪ )≤∑ Jika ∑ , ℓ( ) + ∑ ∗( )+ , , )+ . , … } menyelimuti , ∪ ℓ( ) . Jadi ∗( ∪ ∗( ) = ∞, maka pertidaksamaan benar. Misalkan ∑ )≤ ℓ( ) + ∗( ℓ( ) ≤ > 0, terdapat barisan selimut { } dari Untuk setiap sehingga ℓ( ) ≤ ∗( )+ 2 ∗( )+ )+ . ∗( ) < ∞. sedemikian sehingga . Kemudian diperoleh bahwa ∗( ℓ( ) ≤ ∗( ℓ( ) ≤ )+ 2 )+ <∞ , Barisan interval { } menyelimuti ⋃ ∗ sehingga ∗( ℓ( ) ≤ ≤ ) + < ∞. , Jadi terbukti bahwa ∗( ⋃ )≤∑ ∗( ∎ ). Contoh 2.3.2 Buktikan jika ∗( ∗( ) = 0 maka untuk sebarang himpunan berlaku ∗( ∪ )= ). Penyelesaian: Diketahui ∗( ) = 0. Ambil sebarang himpunan , maka rema 2.3.1 ∗( Dengan Teorema 2.3.2 )≤ ∗( ∪ ). ⊆ ∪ . Dengan Teo- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 ∗( Karena Jadi ∗( ∗( )≤ ∗( ∗( )≤ ∗( )+ ∪ )≤ ∗( ∪ )≤ ∗( ). ) = 0, maka ∪ )= ∗( ∗( ). ). Contoh 2.3.3 ∗( Buktikan jika ∗( ∆ ) = 0, maka ∗( )= ). Penyelesaian: Diketahui bahwa ⊆ Karena ∗( ∆ ) = 0. Himpunan ∪ , maka ∪ = ∪ ( ∆ ). ∪ ( ∆ ). Menurut Teorema 2.3.1 dan Teorema ⊆ 2.3.2 ∗( Jadi ∗( Karena ∗( )≤ ⊆ ∪ )≤ ∗ ∪( ∆ ) ≤ ∗( )+ ∗( ∆ ). ). juga, maka ∪ ( ∆ ). Menurut Teorema 2.3.1 dan Teorema ⊆ 2.3.2 ∗( Jadi ∗( )≤ Terbukti ∗( ∗( )= )≤ ∗ ∪( ∆ ) ≤ ∗( )+ ∗( ∆ ). ). ∗( ). Definisi 2.3.9 Himpunan ⊆ ℝ dikatakan terukur Lebesgue jika untuk setiap ∗( dan ditulis )= ∗( ∩ )+ ∗( ∩ ⊆ ℝ berlaku ), ∈ ℳ, dengan ℳ adalah koleksi semua himpunan yang terukur Lebes- gue. Karena = ( ∩ )∪( ∩ ∗( ), maka dengan sifat subaditif ukuran luar diperoleh ∗( )≤ sehingga untuk membuktikan bahwa ∗( )≥ ∗( ∩ )+ ∗( ∩ ), terukur Lebesgue cukup ditunjukkan ∩ )+ ∗( ∩ ), ∀ ⊆ ℝ. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 Selanjutnya himpunan yang terukur Lebesgue disebut himpunan terukur. Teorema 2.3.3 (1) ℝ ∈ ℳ. (2) Jika ∈ ℳ, maka ∈ ℳ. (3) Jika ∈ ℳ, = 1, 2, 3, …, maka ⋃ (4) Jika ∈ ℳ, = 1, 2, 3, …, maka ∈ ℳ. ∈ ℳ. Bukti: ∀ ⊆ ℝ. ∗( ∗( ∩ ℝ = , maka ∗( ∩ℝ )= ∗( ⊆ ℝ. Akan dibuktikan (1) Ambil sebarang ). ∗( ∩ ℝ) + ∗( ∩ ℝ) + ∩ ℝ = ∅, maka ∗( ∩ℝ )= ∈ ℳ dan sebarang ∗( ∗( )+0 = ⊆ ℝ. Karena ∗( ) ∈ ℳ, maka berlaku )= ∗( ∩ )+ = ∗( ∩ )+ ∗( ∩ ) = ∗( ∩ )+ ∗( ∩( ∈ ℳ dan ∩ = ∅. Karena ∗( )= ∗( ∩ )+ ∗( ∩ ), )= ∗( ∩ )+ ∗( ∩ ) ) ∩ ) ). ∈ ℳ. Terbukti , (3) Misalkan dan karena ∈ ℳ, maka ∈ ℳ, maka ∗( untuk setiap ⊆ ℝ. Maka ∗( ∩ ∩ ℝ ), ∅) = 0. Maka ∗( (2) Ambil sebarang ∗( ∩ ℝ) = ∗( )= )= ∗ ( ∩ = ∗ ∩( = ∗( ∩ + ∗ ( ∩ ) + ∗ ∩( )∩ ∩ )+ ∗( ∩( ∪ ) ). )∩ ∩ . ) . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Jadi ∗( ∗( )= ∗( )+ ∩ ∩ )+ ∗( ∗ ∩( ∪ ) , ∩( ∪ ) ). ∩( ) ). ∪ Dengan sifat subaditif ukuran luar, diperoleh ∗( ∩ ∗( )+ ∩ )≥ ∪ ) + sehingga ∗( )≥ ∗ ∩( ∗( ∪ Hasil di atas cukup untuk menunjukkan bahwa ∈ ℳ. Selanjutnya ∗( ( ∪ ∪ )= ∗ = ∗( )+ ∗( )+ = ∗( )+ ∗( ) ( ∪ )∩ ∗ + ( ∪ )∩ + ∗ ( ∪ )∩ ) ∅) = 1, 2. Terbukti untuk Sudah dibuktikan bahwa untuk ∗( untuk setiap ∗( ∗( )= ∩ dan yang saling asing berlaku ∗( )+ ∩ ∗( )+ ∩( ∪ ) ) ⊆ ℝ. = 1, 2, … Secara umum, untuk ∗( )= berlaku ∗( ∩ )+ ∗ ∩ . Dari persamaan di atas, maka ketidaksamaan berikut juga berlaku ∗( Karena ∗ (( ⋃ (⋃ )≥ ) ⊆ (⋃ ) )≤ ∗ (( ∗( ⋃ )≥ ∗( ) ∩ )+ maka ∗ ∩ menurut . Teorema ) ) sehingga ∗( ∩ )+ Dengan sifat subaditif ukuran luar diperoleh ∗ ∩ . 2.3.1 berlaku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 ∗( )≥ ∩ ∗ ∩ , sehingga ∗( )≥ ∩ ∗ + ∩ . ∈ ℳ. Terbukti bahwa ⋃ = 1,2, …, maka menurut Teorema 2.3.3(2) ∈ ℳ, (4) Diketahui ∗ = 1,2, … sehingga dengan Teorema 2.3.3(3) diperoleh bahwa ⋃ Menurut Teorema 2.3.3(2) maka (⋃ (⋃ ) =⋂ ( ) =⋂ ∈ ℳ, ∈ ℳ. ) ∈ ℳ. Dengan Hukum De Morgan, ∈ ℳ . Jadi, terbukti bahwa irisan dari himpunan-himpunan di ℳ juga berada di ℳ. ∎ Teorema 2.3.3 menunjukkan bahwa ℳ tertutup terhadap komplemen gabungan dan irisan koleksi terhitung himpunan. Definisi 2.3.10 Jika ∈ ℳ, maka ∗( ) ditulis ( ) dan disebut ukuran Lebesgue himpunan . Teorema 2.3.4 Jika , ∈ ℳ dan ⊂ , maka ( )≤ ( ). Bukti: Diketahui maka ∗( ⊆ , maka menurut Teorema 2.3.1 )= ( ) dan ∗( )= ( ). Jadi ∗( )≤ ( )≤ ∗( ). Karena , ( ). ∈ ℳ, ∎ Definisi 2.3.11 Misalkan ( , ) ruang metrik. Aljabar- terkecil yang memuat semua himpunan terbuka dalam disebut Aljabar- Borel . Anggota ℬ disebut himpunan Borel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 D. Fungsi Kompleks Definisi 2.4.1 Bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk ngan Jika dan = + atau = + de- = −1. bilangan real dan + = menyatakan sebarang bilangan kompleks, maka dari , ditulis Re( ), sedangkan adalah bagian real adalah bagian imajiner dari , ditulis Im( ). Himpunan semua bilangan kompleks dinotasikan dengan ℂ. Bilangan kompleks dapat digambarkan secara geometris sebagai titik ( , ) di + bidang Cartesius ℝ × ℝ. Definisi 2.4.2 = Untuk setiap bilangan kompleks + , bilangan kompleks ̅ = − disebut konjugat bilangan . Definisi 2.4.3 Bilangan kompleks = dan = = + = + dan dikatakan sama jika dan hanya jika . Dengan kata lain, dua bilangan kompleks sama jika dan hanya jika bagian realnya sama dan bagian imajinernya juga sama. Definisi 2.4.4 Jika = + dan = + adalah dua bilangan kompleks, maka penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian didefinisikan sebagai berikut: (1) ( + )+( + )=( + )+ ( + ) (2) ( + )−( + )=( − )+ ( − ) (3) ( + )×( + )=( (4) ( + )÷( + )= − )+ ( + + ) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Definisi 2.4.5 Modulus dari bilangan kompleks real taknegatif | | = √ + = + , dinyatakan dengan | |, adalah bilangan . Modulus dari juga disebut nilai mutlak dari . Definisi 2.4.6 = Bilangan = yaitu + (cos = cos dapat dinyatakan dengan rumus Euler + sin ) = + sin , , yang disebut bentuk kutub bilangan kompleks z. Definisi 2.4.7 Fungsi yang terdefinisi pada himpunan semua bilangan kompleks ℂ dikatakan kon∈ ℂ jika untuk setiap tinu pada titik tuk ∈ ℂ yang memenuhi | − Fungsi |< dikatakan kontinu pada ℂ jika > 0 terdapat > 0 sedemikian sehingga un- berlaku | ( ) − ( )| < . kontinu di setiap ∈ ℂ. Definisi 2.4.8 Fungsi kompleks lai dari lim dikatakan terdiferensial di ( ) ( ) → disebut turunan f di ∈ ℂ jika lim ( ) ( ) → , dinotasikan dengan ada. Ni- ( ). Definisi 2.4.9 Diberikan (ℂ, ) dengan kan analitik di ∈ metrik biasa¸yaitu ( , jika terdapat )=| − > 0 sedemikian sehingga |. Fungsi dikata- ( ) ada untuk setiap ( ). Definisi 2.4. 10 Jika : ℂ → ℂ, maka adalah komposisi sebanyak n-kali dari diri, dan disebut iterasi dari . dengan dirinya sen- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Definisi 2.4.11 Jika : ℂ → ℂ dan ( ), … disebut orbit ∈ ℂ, maka barisan = ( ), , = ( ), … , = terhadap . Definisi 2.4.12 Titik ∈ ℂ disebut titik tetap dari fungsi : ℂ → ℂ jika ( ) = Misalkan = ′( ), maka titik tetap . disebut (1) Penarik jika | | < 1 (2) Superpenarik jika | | = 0 (3) Penolak jika | | > 1 (4) Netral secara rasional jika | | = 1 dan =1 (5) Netral secara irasional jika | | = 1 tetapi ≠ 1. Definisi 2.4.13 Titik ∈ ℂ disebut titik periodik dari fungsi : ℂ → ℂ jika ∈ ℕ. Bilangan Misalkan =( ( )= terkecil yang memenuhi )′( ), maka titik periodik ( )= untuk suatu disebut periode dari . disebut (1) Penarik jika | | < 1 (2) Superpenarik jika | | = 0 (3) Penolak jika | | > 1 (4) Netral secara rasional jika | | = 1 dan =1 (5) Netral secara irasional jika | | = 1 tetapi ≠ 1. E. Sistem Fungsi Iterasi Definisi 2.5.1 Diberikan ( , ) ruang metrik. Suatu pemetaan : pat → disebut kontraksi jika terda- ∈ [0, 1) sedemikian sehingga ( ), ( ) ≤ ( , ), ∀ , ∈ . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Bilangan disebut konstanta kontraksi. Definisi 2.5.2 Orbit terhadap pemetaan : ℂ → ℂ dikatakan terbatas jika terdapat kian sehingga | ( )| < > 0 sedemi- . Teorema 2.5.1 Diberikan ( , ) ruang metrik. Jika : → adalah pemetaan kontraksi pada ruang metrik ( , ) dengan konstanta kontraksi , maka tuk setiap ( ), ( ) ≤ ( , ) un- = 2,3,4, …. Bukti: Teorema tersebut akan dibuktikan dengan induksi matematika. Teorema benar untuk = 2, sebab ( ), Andaikan Teorema benar untuk ( ) = ( ) , ≤ ( ), ( ) ≤ ∙ ( , )= = , yaitu ( ), ( ) ( , ) ( ) ≤ ( , ). Selanjutnya, akan dibuktikan bahwa Teorema juga benar untuk ( ), Terbukti bahwa ( ), ( ) = ( ) ≤ ( ) , = +1 ( ) ≤ ( ), ( ) ≤ ∙ ( , )= ( , ) untuk setiap ( , ). = 2,3,4, …. ∎ Teorema 2.5.2 Diberikan ( , ) ruang metrik lengkap. Pemeteaan kontraksi : ki satu titik tetap dan setiap orbitnya konvergen ke titik tetap. → hanya memili- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 Bukti: Didefinisikan barisan { }, ∈ = ( dengan ∈ [0, 1) sedemikian sehingga ber- merupakan pemetaan kontraksi, maka terdapat laku ( ( ), ( )) ≤ ( ). Diketahui bahwa ( , ). Maka )= , ( ( ), ( , ) ≤ ( ). , )≤ ( , ) ≤ ( , ) ≤ ( , ) ⋮ ( , ≤ > Maka untuk ( )≤ ( , Untuk setiap > )+ ( , )+⋯+ ( , ( , ( , )+ ( , ) +⋯+ < ( , )+ ( , )+⋯ =( + + ⋯) ( , ( , 1− > 0 dipilih , maka ( , barisan Cauchy. Karena titik di , ≤ = > ) . Misalkan { ) ) ) ) ( , ) < . Untuk ) < . Jadi { } merupakan ≥ 1 sedemikian sehingga )< ( , < lengkap, maka barisan Cauchy { } konvergen ke } konvergen ke suatu ∈ . Akan dibuktikan adalah titik tetap dari . ( )= Akan dibuktikan bahwa → = lim ( → ) = lim → dikalikan dengan ( , ) = . hanya memiliki satu titik tetap. Misal ≠ . Maka ( , ) = ( ( ), ( )) ≤ tetap , dengan bukti bahwa lim , maka diperoleh juga adalah titik ( , ). Jika kedua ruas ≥ 1. Kontradiksi karena ∈ [0, 1). Ter- hanya memiliki satu titik tetap. Dengan demikian terbukti bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 pemetaan kontraksi hanya memiliki satu titik tetap dan setiap orbit dari konver∎ gen ke . Definisi 2.5.3 Himpunan berhingga dari kontraksi-kontraksi , ∈ ℕ dalam ruang metrik lengkap ( , ) disebut sistem fungsi iterasi (Iterated Function System-IFS). Definisi 2.5.4 Diberikan ( , ) ruang metrik. Jika : → ( = 1, … , ) adalah pemetaan-peme- taan kontraksi pada ruang metrik ( , ) dengan konstanta kontraksi nan ⊂ disebut invarian dari pemetaan jika =⋃ ( ). , maka himpu- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III DIMENSI FRAKTAL Dimensi digunakan untuk mengukur, mendeskripsikan dan membandingkan suatu objek. Mandelbrot mengatakan bahwa fraktal adalah himpunan yang memiliki dimensi tidak bulat. Gagasan mendasar dari dimensi fraktal adalah menginvestigasi himpunan-himpunan pada ukuran yang berbeda. Dalam bab ini akan dibahas dua metode penghitungan dimensi fraktal, yaitu dimensi Hausdorff dan dimensi kotak. Sebelum membahas lebih dalam tentang dimensi Hausdorff, akan dibahas terlebih dahulu tentang ukuran Hausdorff. 3.1 Ukuran Hausdorff Definisi 3.1.1 Misalkan (ℝ , ) ruang metrik dengan metrik biasa, ⊂ ℝ , dan > 0. Jika { } adalah koleksi terhitung dari himpunan-himpunan yang menyelimuti , yaitu ⊂⋃ , dan 0 < ( ) ≤ , maka { } disebut selimut- dari . Agar lebih sederhana, untuk sebarang himpunan takkosong ⊂ ℝ , ( ) ditulis | |. Definisi 3.1.2 Misalkan (ℝ , ) ruang metrik dengan 0, > 0, didefinisikan ℋ ( ) = inf{∑ metrik biasa. Untuk ⊂ ℝ dan | | : { } adalah selimut- dari }. Lema 3.1.1 Misalkan ⊂ ℝ , > 0, dan > 0. Jika < , maka ℋ ( ) ≥ ℋ ( ). Bukti: Misalkan { ′ } adalah selimut− ′ dari > dan { } adalah selimut− ′ dari . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 Karena < , maka | ′ | ≤ < . Jadi setiap selimut- ′ dari adalah selimut- dari . Maka inf | ′ | :| |< ′ ⊂ | | :| | < | ′ | :| | < ′ ≥ inf | | :| | < ℋ ( ) ≥ ℋ ( ). ∎ Definisi 3.1.3 Untuk himpunan ⊂ ℝ dan > 0 didefinisikan ℋ ( ) = lim ℋ ( ) → yang disebut ukuran Hausdorff dimensi- dari . Teorema 3.1.1 a) Jika ⊂ , maka ℋ ( ) ≤ ℋ ( ) (kemonotonan). dari himpunan-himpunan di ℝ , ber- b) Untuk sebarang keluarga terhitung laku ℋ c) Jika = ∪ ∩ , dan ℋ ( d) Jika =⋃ ≤ ℋ . = ∅ maka ) = ℋ ( ) + ℋ ( ). ∪ saling asing, maka ℋ ( ) = ∑ , ℋ . Bukti: a) Ambil sebarang selimut- { selimut- untuk karena | | : } dari ⊂ ⊂ . Setiap selimut- dari ⊂⋃ ⊂ . Maka | | : ⊂ merupakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 | inf | : ⊂ | ≤ inf ℋ ( lim ℋ ( → )≤ℋ ( ) ≤ lim ℋ ( ) → ). > 0. Untuk setiap dipilih selimut- hingga untuk ⊂ ) Dengan Definisi 3.1.3 maka ℋ ( ) ≤ ℋ ( b) Diberi | : dari sedemikian se- > 0 berlaku ≤ℋ + 2 . Maka ≤ ℋ + ≤ ℋ + ≤ ℋ + 2 2 , , Barisan selimutinf ≤ , ≤ , maka ℋ + , ℋ ( )≤ ℋ lim ℋ ( ) ≤ lim → → 0. Jadi terbukti ℋ ⋃ + ℋ → ℋ ( )≤ untuk =⋃ adalah selimut- dari + ℋ ≤∑ ℋ . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 c) Dengan Teorema 3.1.1(b), maka ℋ ( Misal { } adalah selimut- untuk turut-turut adalah selimut∪ ) ≤ℋ ( )+ℋ ( ∪ sedangkan { ∪ untuk dan juga merupakan selimut- untuk | | ′ ′ + ′′ ℋ ( )+ℋ ( Ambil dan + ∪ untuk ′′ | | ≤ | | )≤ℋ ( ) → 0 dan diperoleh ℋ ( ) > ℋ ( ) + ℋ ( Dengan demikian terbukti ℋ ( } secara ber- , maka ≤ ′′ + } dan { . Karena setiap selimut- ′ ⊂ ). ). )= ℋ ( )+ℋ ( ). d) Akan dibuktikan dengan induksi matematis. Untuk = 2 telah dibuktikan dalam ( ). Dimisalkan bahwa berlaku =∑ ℋ ⋃ ku untuk ℋ . Akan dibuktikan bahwa sifat tersebut juga berla- + 1. ℋ =ℋ ∪ +ℋ ( =ℋ Terbukti ℋ ⋃ =∑ ℋ = ℋ = ℋ . +ℋ ( ) ) ∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Teorema 3.1.2 Jika ⊂ ℝ dan tu himpunan > 0, maka ℋ ( )= ℋ ( ), di mana ={ : ∈ }, yai- diskala oleh faktor . Bukti: Misalkan { } adalah selimut- dari , maka { } adalah selimut- dari , se- hingga ℋ ( )= = | | = | | = | | = Untuk → 0, maka ℋ ( )= | | ℋ ( ) ℋ ( ). ∎ Lema 3.1.2 Untuk setiap ⊂ ℝ dan setiap , ∈ ℝ dengan > ℋ ( )≥ > 0 berlaku ℋ ( ). Bukti: Misalkan { } adalah selimut- dari . Untuk setiap berlaku 0 < | | | | ≥ ≥ | | ≥ | | | | | | | | ≤ 1, sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 | | ≥ | | Dengan mengambil infimumnya diperoleh ℋ ( ) ≥ ℋ ( ). ∎ Teorema 3.1.3 Untuk sebarang , ∈ ℝ dengan > , jika ℋ ( ) < ∞, maka ℋ ( ) = 0. Jika ℋ ( ) > 0, maka ℋ ( ) = ∞. Bukti: Dengan Lema 3.1.2, maka ℋ ( )≥ ℋ ( ) ℋ ( )≥ℋ ( ) lim → ℋ ( ) ≥ lim ℋ ( ) → 0 ≥ ℋ ( ). Maka ℋ ( ) = 0. Selanjutnya, ℋ ( )≥ lim ℋ ( ) ≥ lim → → ℋ ( ) ℋ ( )=∞ ℋ ( ) = ∞. Dengan demikian terbukti ℋ ( ) = 0 jika ℋ ( ) < ∞, dan ℋ ( ) = ∞ jika ℋ ( ) > 0. ∎ Lema 3.1.3 Untuk setiap ⊂ ℝ dan untuk setiap > , maka Bukti: Dengan Lema 3.1.2, untuk > berlaku ℋ ( )≥ ℋ ( ) ℋ ( )≤ ℋ ( ) ( ) = 0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 ℋ ( ) = lim ℋ ( ) ≤ lim → Terbukti ℋ ( ) = 0. → ( ) = 0 untuk setiap > . ∎ Teorema 3.1.4 Untuk setiap ⊂ ℝ , terdapat bilangan tunggal ℋ ( )= ∈ [0, ∞) sedemikian sehingga +∞ jika < 0 jika > . Bukti: = { > 0: Dengan Lema 3.1.3, himpunan ( ) < +∞} merupakan himpunan tak kosong dan terbatas ke bawah sehingga himpunan tersebut memiliki infimum. Misalkan infimum dari adalah . Selanjutnya dengan Lema 3.1.2 , untuk > ℋ ( )≥ berlaku ℋ ( ), sehingga ℋ ( ) = lim ℋ ( ) ≤ lim → Dan untuk < ℋ ( ) = 0. → berlaku ℋ ( )≥ ℋ ( ), sehingga ℋ ( ) = lim ℋ ( ) ≥ lim → ℋ ( ) = lim → 1 → ℋ ( ) = +∞. Dengan demikian terbukti bahwa terdapat bilangan tunggal , yaitu demikian sehingga ℋ ( ) = 0 untuk > = inf( ) se- dan ℋ ( ) = +∞ untuk < . Teorema 3.1.5 Jika adalah himpunan terhitung, maka ℋ ( ) = 0. Bukti: Diberi > 0 dan > 0. Misalkan tung. Diberikan selimut- dari = { : = 1,2, … , } adalah himpunan terhi- yaitu = − , + sehingga ∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 | |= + − + 2 2 = 2 = 2 . 2 Maka ℋ ( )≤ | | = 1 = 2 ≤ 2 Dengan mengambil limit untuk . → 0 diperoleh ℋ ( ) ≤ lim = 0. → Kemudian, dengan mengambil limit ℋ ( ) untuk → 0 diperoleh lim ℋ ( ) ≤ 0 → ℋ ( ) ≤ 0. Jadi ℋ ( ) = 0. ∎ Teorema 3.1.6 Jika : ℝ → ℝ ℋ ( ). merupakan suatu kontraksi, maka untuk ⊂ℝ , ℋ ( ) ≤ Bukti: Ambil ( ). > 0, misalkan { } adalah selimut- dari | |= { ( , ′) : , ′ ∈ ( )} ( ), ( ) : , = ≤ dan { } adalah selimut- dari { = = | | Diperoleh bahwa | | ≤ | |, maka ( , ): , ∈ } { ( , ): , ∈ } ∈ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 | | ≤ | | ℋ Dengan mengambil | | | | ≤ ( ) ≤ ℋ ( ). ( ) ≤ → 0, maka ℋ ℋ ( ). ∎ 3.2 Dimensi Hausdorff Berikut akan didefinisikan dimensi Hausdorff dengan berdasarkan Teorema 3.1.4. Definisi 3.2.1 Untuk setiap ⊂ ℝ , dimensi Hausdorff (dimensi Hausdorff-Besicovitch) dari , yaitu dim ( ), adalah bilangan tunggal ≥ 0 sedemikian sehingga ( )= +∞ jika < 0 jika > . Teorema 3.2.1 Untuk setiap ⊂ ℝ , dim ( ) = inf{ : ( ) = 0}. Bukti: Jika dim ( ) = ( ) = +∞ untuk , maka dengan Definisi 3.2.1, < . Maka inf = { : Dengan demikian terbukti bahwa ( ) = 0 untuk ( ) = 0} = inf{ : > = dim ( ) = inf{ : ( ) = 0}. > }= dan . ∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Teorema 3.2.2 a) Jika ⊂ , maka dim ( ) ≤ dim ( ). b) Jika =⋃ , maka dim ( ) = sup dim ( ). Bukti: ⊂ , maka dengan Teorema 3.1.1( ) berlaku ℋ ( ) ≤ ℋ ( ). Jadi a) Karena sup{ : ℋ ( ) = ∞} ≤ sup{ : ℋ ( ) = ∞} dim ( ) ≤ dim ( ). =⋃ b) Misalkan , maka dim ( ) ≤ dim ( ), ⊂ sehingga untuk setiap = 1, 2 …. Dengan ( ), maka sup dim ( ) ≤ dim ( ) untuk setiap = 1,2, … ∈ ℝ sedemikian se- Untuk ketidaksamaan yang sebaliknya, misalkan terdapat hingga > sup dim ( ). Dengan Lema 3.1.3, maka rema 3.1.2, maka ℋ ( ) ≤ ∑ ( ) = 0. Dengan Teo- ℋ ( ) = 0. Jadi ℋ ( ) ≤ 0. Jadi ℋ ( ) = 0. Dengan Teorema 3.2.1 maka dim ( ) = inf { : ℋ ( ) = 0} ≤ sup dim ( ). Jadi dim ( ) ≤ sup dim ( ). Dengan demikian terbukti sup dim ( ) . ∎ Contoh 3.2.1 dim (ℝ ) = . Penyelesaian: Untuk 0 < < berlaku ℋ (ℝ ) ≥ ℋ (ℝ ) lim ℋ (ℝ ) ≥ lim → Sedangkan untuk 0 < < → ℋ (ℝ ) = ∞. berlaku ℋ (ℝ ) ≥ ℋ (ℝ ) ℋ (ℝ ) ≤ ℋ (ℝ ) lim ℋ (ℝ ) ≤ lim → Diperoleh bahwa dim ( ) = → ℋ (ℝ ) = 0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 ∞ untuk < ℋ (ℝ ) = 0 untuk > . Jadi dim (ℝ ) = . (ℝ) = 1, Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa (ℝ ) = 2, (ℝ ) = 3, dan seterusnya. Contoh 3.2.2 Hitung dimensi Hausdorff untuk himpunan Cantor . Penyelesaian: Himpunan Cantor =⋂ merupakan himpunan dalam selang terutup [0, 1] dengan . = [0,1] 0 1 0 1 = 0, ∪ ,1 0 1 = 0, ∪ , , ⋮ ⋮ ⋮ Pada langkah ke- diperoleh himpunan saling asing dengan panjang interval = ∑ dan ≥ . Agar dan yang terdiri dari 2 interval tertutup dan . Misal { } adalah selimut- dari ( ) ≤ 1, maka 2 → 0, maka ,1 ⋮ merupakan interval –interval tertutup. | | =2 untuk ⋮ ∪ ∪ ( ) ≤ 1. ( ) = inf ∑ ≤ 1. Diperoleh ≥ dengan | | ≤ . Jadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Akan dibuktikan bahwa = adalah dim ( ). = dim ( ), akan ditunjukkan bahwa ( ) ≤ 1 jika ≥ ( ) ≤ 1. Sudah dibuktikan bahwa ≤ . Selanjutnya, akan ditunjukkan ditunjukkan ( ) ≥ . Ka- kompak, maka terdapat subselimut berhingga yang menyelimuti . Misal { } rena adalah selimut berhingga dari . Untuk setiap selimut Jika Untuk membuktikan bahwa ≤| |≤ sehingga dapat beririsan dengan paling banyak satu interval tertutup penyusun ≥ , maka banyak interval penyusun nyak 2 berlaku . Karena = , maka 2 yang beririsan dengan =2 3 =2 3 . paling ba= 1, sehingga 2 = 3 . Selanjutnya, 2 Karena =2 2 =2 3 =2 3 3 ( ) ≤2 3 | | . beririsan dengan semua 2 interval penyusun , maka | | 2 ≤2 3 | | ≥3 =3 Dengan demikian terbukti bahwa s = dim ( ) = 1 = . 2 . 3.3 Dimensi Kotak Dimensi dimensi kotak adalah salah satu metode penghitungan dimensi yang sering digunakan karena relatif lebih mudah dalam penghitungan. Metode ini dinilai lebih mudah diterapkan daripada dimensi Hausdorff. Gagasan mendasar penghitungan dimensi kotak adalah pengukuran pada skala . Objek yang akan dihitung dimensinya ditempatkan pada jaring-jaring persegi berukuran , kemudian dihitung banyaknya kotak yang memuat objek tersebut. Banyaknya kotak yang memuat objek tersebut, misalnya disimbolkan dengan , yang tergantung pada skala . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Definisi 3.3.1 Dalam ruang metrik lengkap ℝ dengan metrik biasa, misalkan ( ) adalah jumlah minimum himpunan-himpunan dengan di- nan takkosong dan ameter tidak lebih dari yang dapat menyelimuti . Dimensi kotak bawah dari adalah = lim inf log ( ) − log = lim sup log ( ) . − log dim dan dimensi kotak atas dari = dım → adalah dım Jika dim adalah subhimpu- → , maka nilai yang sama itu disebut dimensi kotak dari dim = lim → log ( ) . − log Contoh 3.3.1 Himpunan Cantor adalah irisan dari keluarga himpunan { tertutup [0,1] dengan = [0,1], kotak dari himpunan Cantor = 0, ∪ : ∈ ℕ} dalam selang , 1 dan seterusnya. Hitung dimensi . Penyelesaian: Himpunan Cantor merupakan himpunan dalam selang terutup [0, 1]. 0 1 = [0,1] 0 1 = 0, ∪ ,1 0 1 = 0, ∪ , , Pada langkah ke- diperoleh himpunan ∪ ∪ ,1 yang terdiri dari 2 interval tertutup yang saling asing dan panjang masing-masing interval adalah . Barisan { } adalah seli- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 mut dari . Jadi ( ) = 2 dan = < . Jika ≤ , maka hingga dim ( ) = lim sup → log ( ) − log log 2 ≤ lim 1 3 log 2 = lim → ( − 1) log 3 → Jadi dim ( ) ≤ − log = log 2 1 lim log 3 → ( − 1) = log 2 log 3 . < Selanjutnya, jika ≤ ( ) ≥ 2 , sehingga , maka dim ( ) = lim inf → log 2 ≥ lim → log ( ) − log − log 1 3 log 2 = lim → ( + 1) log 3 Jadi dim ( ) ≥ Karena lim → inf = log 2 1 lim log 3 → ( + 1) = log 2 log 3 . ( ) < lim → sup ( ) , maka ( ) ≤ 2 , se- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 log 2 log 2 ≤ dim ( ) ≤ dim ( ) ≤ log 3 log 3 Dengan demikian dimensi kotak dari himpunan Cantor adalah dim ( ) = . Contoh 3.3.2 Hitung dimensi kotak dari persegi satuan. Penyelesaian: Misal diberikan persegi satuan. Persegi akan diselimuti dengan persegi-persegi kecil dengan sisi . Jadi dibutuhkan sebanyak untuk bisa menyelimuti . Jadi dim ( ) = lim → = lim → log ( ) − log log 1 − log = lim log − log = lim −2log − log → → =2 Jadi dimensi kotak dari persegi satuan adalah 2. Teorema 3.3.1 a) Jika ⊂ , maka dim b) Jika adalah kubus takkosong di ℝ , maka dim c) Jika ⊂ ℝ adalah himpunan terbatas, maka dım d) Jika ⊂ ℝ adalah himpunan yang terbuka, maka dim e) dım ( ∪ ) = max ≤ dim dım , dım dan dım ≤ dım (monoton). = . (kestabilan). ≤ . = . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Bukti: a) Misalkan ter ( ) adalah jumlah minimum dari himpunan-himpunan berdiame- yang menyelimuti nan-himpunan berdiameter ( )≤ ( ) adalah jumlah minimum dari himpu- , dan yang menyelimuti . Karena ⊂ , maka ( ), sehingga log ( ) ≤ log ( ) log ( ) log ( ) ≤ − log − log lim inf → log ( ) log ( ) ≤ lim inf → − log − log dim ≤ dim Demikian pula, lim sup → log ( ) log ( ) ≥ lim sup → − log − log dım b) Misalkan ≥ dım memiliki panjang sisi , dan = . Jelas bahwa ( )= (2 ) , sehingga dim log ( ) log(2 ) = lim → → log log 2 log ( ) log 2 = lim = lim → → log − log 2 log = lim = lim → log log 2 − log 2 log 2 1 = lim → = 1 1 = 1 log log 2 − lim → log 2 log 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 ⊂ ℝ . Ambil kubus c) Diketahui himpunan terbatas ⊂ . Dengan ( ) diperoleh dim hingga kubus di ℝ , maka dim dım e) Akan ≤ dan dım dım ( ∪ ) ≥ max dım ⊂ ( ∪ ) dan , dım dan dım menurut ( ). = dım , dım dan . ⊂ ( ∪ ), maka dım ≤ dım ( ∪ ) dan ≤ dım ( ∪ ), sehingga dım ( ∪ ) ≥ max dım , dım Selanjutnya, untuk membuktikan dım ( ∪ ) ≤ max dım , dım dım ( ), dimisalkan ( ) dan , ( ∪ ) ≤ log 2 max{ log ( ∪ ) ≤ log 2 +max{log lim → ( )} ( )} ( ), log ( )} ( ∪ ) log 2 +max{log ( ), log ≤ − log − log ( )} log 2 +max{log ( ), log ( ∪ ) ≤ lim → − log − log log max{log ( ), log ( ∪ ) ≤ lim → − log − log log ( ∪ ) log ( ) log ( ) ≤ lim max , → − log − log − log → lim ( ), ( ), log → lim ( ) ≤ 2 max{ log log Jika diambil lim sup untuk → 0, maka , ∪ , yang diameternya dan kurang dari . Maka ( )+ . ( ∪ ) berturut-turut adalah jumlah mini- mum jaring-jaring yang beririsan dengan ( ∪ )≤ ≥ = . dım ( ∪ ) ≤ max bahwa di ℝ sedemi- ≥ dim ≥ , sehingga dim adalah ≤ . adalah kubus di ℝ , maka dim dibuktikan Karena . Karena ⊂ ℝ . Ambil sebarang kubus ⊂ . Dengan ( ) diperoleh dim . Karena di dim ≤ dim menurut ( ). Jadi dim = d) Diketahui himpunan terbuka kian sehingga di ℝ sedemikian se- ( )} ( )} PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 lim sup log → lim sup → log ( ∪ ) log ( ) log ( ) ≤ lim sup max , → − log − log − log ( ∪ ) log ( ) log ( ) ≤ max limsup , lim sup → → − log − log − log dım ( ∪ ) ≤ max dım Jadi, terbukti bahwa dım ( ∪ ) = max dım , dım . , dım . ∎ Teorema 3.3.2 Untuk setiap ⊂ ℝ , berlaku dim ≤ dim . Bukti: Jika dim < dim = 0, maka jelas bahwa dim , maka < dim ℋ ( ) = ∞. Untuk nilai Himpunan . Karena ≤ dim < dim . Akan ditunjukkan, jika berakibat lim → ℋ ( )= > 0 yang cukup kecil, maka ℋ ( ) > 1. Ambil > 1. ( ), yaitu jumlah minimum dari himpunan- dapat diselimuti oleh himpunan yang diameternya kurang dari . Maka, 1<ℋ ( )< ( ) log 1 < log ℋ ( ) < log 0 < log ℋ ( ) < log 0 < log − log > s < liminf → ( ) ( )+log ( ) + log < log ( ) log ( ) −log log ( ) = dim −log Dengan demikian terbukti bahwa dim ≤ dim . . ∎ Teorema 3.3.2 menunjukkan adanya hubungan antara dimensi Hausdorff dan dimensi hitung kotak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Teorema 3.3.3 Misal : ℝ → ℝ ( = 1, . . , traksi . Jika , maka dim ( ) = dim ( ) = adalah invarian dari pemetan memenuhi ∑ dengan ) adalah pemetaan kontraksi dengan konstanta kon- = 1. Bukti: saling asing. Jika maka rena ( )+ > 0 sedemikian sehingga Ambil ( , )= ( )+ , , ( )+ , …, ( )+ ( , ) adalah jumlah minimum jaring-jaring yang memuat ( ( ), ) + ( ( ), ) + ( ( ), ) + ⋯ + ( , ( ), ). Ka- merupakan pemetaan kontraksi maka dengan konstanta kontraksi , maka ( , )= ( ), + = =( 1 ( ), + + + ( ), + 1 + + ) dan memenuhi ∑ Selanjutnya akan dibuktikan bahwa dimensi Hausdorff dari rema 3.1.6, ℋ ( ) = Karena ∑ dan ( ) = ℋ ( ). = 1, maka ℋ = 1. juga . adalah selimut- dari ( ). Dengan Teo- ℋ ( ), maka ℋ +⋯ +⋯+ +⋯+ adalah selimut- dari 1 1 Dari persamaan di atas, maka dim ( ) = Misalkan ( ), ( ) = ℋ ( ). Barisan { } merupakan selimut- dari ( ), maka | |≤ | | ≤ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 | | ≤ Infimum dari ℋ . ( ) tidak akan melebihi anggota-anggotanya, maka ℋ Dengan mengambil limit untuk ( ) ≤ | | ≤ . menuju nol diperoleh lim ℋ → ( ) ≤ lim → = 0. Sehingga ℋ ( )= ℋ ( ) ≤ 0. Jadi dim ( ) = . Dengan demikian terbukti dim ( ) = dim = . ∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV DIMENSI FRAKTAL HIMPUNAN JULIA A. Himpunan Julia Himpunan Julia, yang pertama kali diselidiki oleh matematikawan Perancis, Gaston Julia, merupakan salah satu contoh fraktal yang didefinsikan pada bilangan kompleks. Himpunan Julia dibangun dari iterasi-iterasi fungsi kompleks dengan dirinya sendiri. Banyak fraktal dari himpunan titik-titik di bidang kompleks didefinisikan dengan fungsi yang sederhana. Salah satu fungsi yang membangun himpunan = Julia adalah + , dengan adalah bilangan kompleks. Fungsi tersebut ser- ing disebut pemetaan kuadratik. Dalam matematika, khususnya Dinamika Kompleks, himpunan Julia sangat erat kaitannya dengan himpunan Mandelbrot yang ditemukan oleh Benoit Mandelbrot. Definisi 4.1.1 : ℂ → ℂ dengan Diberikan ( )= + , ∈ ℂ. Himpunan semua titik di ℂ yang mempunyai orbit yang terbatas terhadap , yaitu { ∈ ℂ: { ( )} terbatas} , disebut himpunan Julia penuh, dan dinotasikan dengan ( ). Definisi 4.1.2 Misalkan ( , ) ruang metrik dan nan jika untuk setiap anggota ⊂ . Titik > 0, bola terbuka ∈ disebut titik batas dari himpu- ( ) memuat titik anggota . Himpunan semua titik batas dari himpunan dan dinotasikan dengan dan titik disebut batas himpunan , . Lema 4.1.1 Misalkan ( , ) ruang metrik dan nan tertutup. ⊂ . Batas himpunan , yaitu ∂ adalah himpu- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Bukti: ∈ ∂ , maka untuk setiap Ambil sebarang ∈∂ , Jadi sebarang > 0 berlaku ( )∩( − { }) ≠ ∅. merupakan titik limit. Jadi ∂ tertutup. ∎ Definisi 4.1.3 Diberikan ( )= : ℂ → ℂ dengan + . Batas dari himpunan Julia penuh disebut himpunan Julia, dan dinotasikan dengan ( ). Definisi 4.1.4 Komplemen dari himpunan Julia, yaitu ( ) = ℂ\ ( ) disebut himpunan Fatou. Contoh 4.1.1 ( )= Diberikan fungsi + . Untuk = dan = 0, maka ( )= ( ( )= ) ( )= ⋮ ( ( )= Orbit terhadap adalah , ( ) , → ∞, nilai → 0. Jadi orbit dari maka untuk → ∞, nilai → ∞. Jadi orbit dari maka untuk → ∞, nilai → 1. Jadi orbit dari ( ) , …. Jika < 1, akan menuju ke 0. Jika > 1, akan menuju ∞. Jika = 1, , …, maka untuk sifat orbit dari ) lingkaran satuan. Dengan melihat tersebut dapat diketahui bahwa himpunan Julia dari ( )= ada- lah berbentuk lingkaran. Teorema 4.1.1 Diberikan : ℂ → ℂ dengan | | ≥ | | berlaku lim → ( )= ( ) = ∞. + , ∈ ℂ. Jika | | > 2, maka untuk setiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Bukti: Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh | ( )| = | + | ≥ | | − | |. Diketahui | | ≥ | | > 2, maka | ( )| = | + | ≥ | | − | | ≥ | | − | | = | |(| | − 1). Karena | | > 2, maka terdapat > 0 sedemikian sehingga | | − 1 = 1 + , sehingga | ( )| ≥ (1 + )| |. = 2, maka Untuk | ( )| = ( ) ≥ (1 + )| ( )| ≥ (1 + )(1 + )| | = (1 + ) | |. Dengan perulangan iterasi, diperoleh | lim → | ( )| ≥ lim → ( )| ≥ (1 + ) | |, sehingga (1 + ) | | = ∞. ∎ Korolari 4.1.1 Jika | | > max{| |, 2}, maka | ( )| ≥ (1 + ) | | dan lim → ( ) = ∞. Bukti : Jika | | > 2, maka | | > max {| |, 2} = | |, sehingga dengan Teorema 4.1.1 diperoleh lim ( ) = ∞. → ∎ Korolari 4.1.2 Jika untuk suatu bilangan ∈ ℕ, | ( )| > max {| |, 2}, maka lim → ( ) = ∞. Bukti: Karena | ( )| > max {| |, 2}, maka dengan Korolari 4.1.1 diperoleh ( ) =∞ lim → lim → lim → ( )=∞ ( )=∞ ∎ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 Korolari 4.1.3 Jika | | > 2, maka lim (0) = ∞. → Bukti: Untuk = 0, maka | (0)| = | | dan | (0)| = | + |>| |−| |= | |(| | − 1) > 2(| | − 1) > | | + | | − 2 > | | + 2 − 2 = | | = max {| |, 2}. Maka dengan Korolari 4.1.2 diperoleh lim (0) = ∞. → ∎ Teorema 4.1.2 Diberikan fungsi ( )= + , , ∈ ℂ. Himpunan Julia penuh ( ) adalah himpunan tertutup. Bukti: ( ) tertutup, akan dibuktikan komplemennya, yaitu Untuk membuktikan pat ( ), maka | ∈ terbuka. Ambil sebarang ∈ ℕ sedemikian sehingga | ( )| → ∞. Dengan demikian terda- ( )| > max{| |, 2}. Fungsi merupakan fungsi > 0 sedemikian sehingga untuk | − kontinu, maka dapat dicari ( ), |< berlaku 0 < | ( ) − ( )| < . Dengan ketaksamaan segitiga | | ( )| − | ( )| ≤ | ( )− ( )| | ( )| − | ( )| ≤ | ( )− ( )| ( )| ≥ | ( )| − | Dengan Korolari 4.1.2, maka | pat ( )⊂ ( ). Jadi ( )− ( )| > max{| |, 2} ( )| → ∞. Jadi ∈ ( ) terbuka. Karena ( ). Dengan demikian terda( ) terbuka, maka ( ) tertu∎ tup. Korolari 4.1.4 Himpunan Julia ( ) tertutup dan ( ) ⊂ ( ). Bukti: Karena ( ) = ( ), maka dengan Lema 3.1.1 ( ) tertutup. Selanjutnya, karena ( ) bersifat tertutup, maka semua titik limit ( ) berada di ( ). Akan dibukti- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 ( ), maka untuk setiap ∈ ( ), ( ), ∈ kan bahwa untuk sebarang ∈ ( ) ∩ ( − { }) ≠ ∅. Jadi untuk sebarang > 0, ( ). Karena juga merupakan titik limit ( ). Jadi titik limitnya berada di ( ). Ambil sebarang titik limit ( ) tertutup, maka semua ( ) untuk sebarang ∈ ( ). Dengan ∈ demikian terbukti bahwa himpunan Julia ( ) tertutup dan ( ) ⊂ ( ). ∎ Teorema 4.1.3 Himpunan Julia ( ) bersifat kompak. Bukti: Ambil sebarang ∈ ( ), maka ∈ ( ) sehingga lim ≠ ∞. Dipilih → = max{| |, 2} sehingga dengan Korolari 4.1.1 berlaku jika lim | | ≤ . Jadi untuk sebarang ∈ ( ), ∈ → ≠ ∞, maka (0). Jadi ( ) ⊂ (0). Terbukti bahwa ( ) terbatas. Selanjutnya dengan Korolari 4.1.4, ( ) tertutup. Dengan demikian ( ) kompak. ∎ Teorema 4.1.4 Diberikan = { || | < | |}. Jika ( oleh pemetaan ) ( )={ | , maka ( ) = ⋂ ( ( ) ∈ }, yaitu prapeta dari ) ( ). Bukti: Jika ∉⋂ ∈ℕ( ) ( ), maka ( )∉ ∈ ℕ, yaitu | untuk suatu ∉ Dengan Korolari 4.1.2 maka orbit dari tidak terbatas. Jadi Sebaliknya, jika ∈⋂ ∈ℕ( ( ) terbatas, sehingga ) ( ), maka ( )∈ ( )| ≥ | |. ( ). untuk setiap ∈ ℕ. Jadi ∈ ( ). Dengan demikian terbukti ( ) = ⋂ ( ). ∎ Definisi 4.1.5 bila ( ) ⊆ . Himpunan dikatakan invarian maju terhadap pemetaan Himpunan dikatakan invarian mundur terhadap pemetaan bila ( )⊆ . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 Himpunan bila ( ) ⊆ dikatakan invarian lengkap terhadap pemetaan dan ( )⊆ . Teorema 4.1.5 Himpunan Julia ( ) bersifat invarian lengkap terhadap . Bukti: ( ) ⊆ ( ) dan Akan dibuktikan bahwa ∈ ( ), maka Ambil sebarang merupakan titik batas dan lim ( → hingga untuk | diberi. Jadi ( ). Maka lim ∈ ∈ maka ada ) = ∞. Karena − |< ( ) ⊆ ( ). ( ) < ∞. Karena → ( )sedemikian sehingga lim kontinu, maka dapat dicari berlaku | ( ( ) ∈ ( ) untuk semua )− ( )| < = → sedemikian se> 0 yang untuk setiap ∈ ( ). Dengan demikian terbukti bahwa ( ) ⊆ ( ). Selanjutnya, ambil sebarang ∈ ( ) dan ( ) sehingga ( ) = . Untuk ∈ kian sehingga lim ( ) dan lim ( ) = ( )= → → = dan ( ( ∈ )= ) = ∞. Karena ( ) dan lim ∈ ( ) diperoleh bahwa seperti di atas. Ambil sebarang ( ) dapat dicari ( . Maka ( )= ∈ )= ( ∈ ( ), maka ( ) ≠ ∞. Maka → ( ) sedemi- ∈ ( ). Terbukti bahwa Dengan demikian terbukti bahwa ( ) bersifat invarian lengkap. ) = ( )= ∈ ( ). Jadi untuk ( ) ⊆ ( ). ∎ B. Penghitungan Dimensi Fraktal Himpunan Julia Himpunan Julia yang akan dihitung dimensinya adalah himpunan Julia untuk parameter yang besar. Misal adalah lingkaran dengan pusat 0 dan berjari-jari | | dan , yaitu = { : | | < | |}. Invers dari hingga gambar dari ( )= + adalah adalah interior dari ( ) = √ − , se- ( ) berbentuk angka delapan yang berpotongan di titik asal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Misalkan , : → , karena ( ) yang memetakan subhimpunan dari ran ( ). Misal ( ) ke , maka memetakan dan ke interior dari masing-masing lingka- adalah lingkaran di dalam lingkaran yang berpusat di titik 0 ( ). Dipilih dan memiliki jari-jari minimum sedemikian sehingga memuat = |2 | . Karena ran ⊂ , maka ( ) dan adalah ( ) termuat di masing-masing lingka- ( ). | ( )− ( )| = ( − ) −( − ) ( − ) −( − ) ( − ) +( − ) = ( | = ( − − | Pandang ( − ) +( − − ) | − ) +( − ) | | − |2 | − ) +( | | − |2 | + | | − |2 | 2 | | − |2 | 1 2 | | + |2 | − ) . Dengan ketaksamaan segitiga diperoleh | | − |2 | ≤ | | − | | ≤ | Jadi untuk ( − ) + | − ) +( = ( − ) +( ≤| − | ≤ | | + | | ≤ | | + |2 | − | ≤ | | + |2 | . − ) berlaku < ( < ( − ) +( − ) < | | + |2 | − ) +( − ) 1 < ( − ) +( < 2 | | + |2 | < − ) + | | + |2 | 1 2 | | − |2 | PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 1 < | ( )− | − ( )| < | 2 | | + |2 | | 2 | | − |2 | | − <| ( )− Pemetaan | dan |<| ( )− − ( )| < 1 | | − |2 | 2 <1 2 | | − |2 | >1 | | − |2 | | | − |2 | − √ Jadi √ , sehingga | | > hingga | | < √ ( ) dan > 1 2 > 1 4 √ = √ √ = √ = √ | | − < 1, maka 1 > 0. 4 maka pertidaksamaan di atas 0. Penyelesaian pertidaksamaan adalah 1 | | − |2 | 2 | | − |2 | | | − |2 | √ | − 2 | | − |2 | merupakan kontraksi jika Misal | | = , | ( )| < 2 | | + |2 | 1 | | + |2 | 2 1 > √ = √ √ − √2 − > menjadi atau < √ = 2.47 atau √ | |> . Maka | |<√ √ se- = 0.25. ( ) merupakan kontraksi jika | | > 2.47 atau 0 ≤ | | < 0.25. Himpunan Julia yang akan dihitung adalah himpunan Julia dengan | | > 2.47 atau 0 ≤ | | < 0.25. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Karena dan merupakan konstanta kontraksi, maka nan Julia jika memenuhi ∑ = 1. adalah dimensi dari himpu- Maka 1 | | + |2 | 2 = 1=2 1 | | + |2 | 2 1 1 | | + |2 | = 2 2 1 1 | | + |2 | log = log 2 2 1 1 log = log + log | | + |2 | 2 2 1 1 log = log − log | | + |2 | 2 2 2 1 1 1 log = log − log | | + |2 | 2 2 2 1 log 2 = 1 1 log 2 − 2 log | | + |2 | − log 2 = 1 −log 2− 2 log | | + |2 | 4 log 2 = 4log 2+2 log | | + |2 | = 2 log 2 2log 2+ log | | + |2 | = 2 log 2 log 4 | | + |2 | PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Diperoleh nilai . Jadi dimensi himpunan Julia untuk | | > 2.47 = | | | | atau 0 ≤ | | < 0.25 adalah . | | | Dengan Teorema 3.3.3, dim | ( ) = dim ( ) = = . | | | | PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dimensi fraktal adalah ukuran sebuah himpunan yang digunakan untuk menggambarkan struktur suatu fraktal serta untuk membandingkan kompleksitas fraktal yang satu dengan yang lain. Dimensi dari suatu fraktal didekati dengan menggunakan himpunan-himpunan yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Dimensi Hausdorff dan dimensi kotak sering digunakan untuk mengukur suatu fraktal. Dimensi Hausdorff bergantung pada ukuran Hausdorff berdimensi , yaitu . Bilangan adalah dimensi Hausdorff dari suatu himpunan bila adalah dengan adalah infimum atas semua jumlahan selimut- yang menyelimuti himpunan tersebut Dimensi kotak didasarkan pada pengukuran skala . Penghitungan dimensi ini dilakukan dengan menghitung banyaknya perubahan yang terjadi bila skala dari himpunan yang menyelimutinya diubah. Salah satu contoh fraktal yang terkenal adalah himpunan Julia yang dibangun oleh . Jika himpunan Julia sifat invarian terhadap pemetaan kontraksi , maka !" !# , dengan memenuhi $% &' ( dimana adalah konstanta kontraksi dari . Untuk yang memenuhi )) * +,- atau . )) / +0, !" !# 123 8 . 123456))7))9 :; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 B. Saran Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas dimensi fraktal yang mengarah pada dimensi takbulat dan digunakan untuk menghitung dimensi himpunan Julia yang dibangun dari fungsi , untuk )) * +,- atau . )) / +0. Skripsi ini masih bisa dikembangkan dengan membahas dimensi himpunan Julia dengan fungsi pembentuknya berderajat < * +. Selain dimensi Hausdorff dan dimensi kotak, masih terdapat dimensi lain yang digunakan untuk menghitung dimensi fraktal, misalnya dimensi Minkowski, dimensi kompas, dimensi Lyapunov, dimensi Renyi dan lainlain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Arora, Savita dan Malik, S.C. (1992). Mathematical Analysis: (Second Edition). New Delhi: New Age International(P) Limited Publisher. Barnsley, M. (1988). Fractals Everywhere. Boston: Academic Press, Inc. Devaney, Robert L. (1989). An Introduction to Chaotic Dynamical System. (Second Editon). New York: Addison – Wesley. ________________. (1990). Chaos, Fractals, and Dynamics, Computer Experiments in Mathematics. New York: Addison – Wesley. ________________.The Complex Dynamics of Quadratic Polynomials. Diakses http://www.math.uic.edu/~demarco/math546/Devaney_quadratic.pdf. tanggal 7 Juni 2010. ________________. (1992). A First Course in Chaotic Dynamical System: Theory and Experiment. New York: Addison – Wesley. Edgar, Gerald. (2008). Measure, Topology, and Fractal Geometry. (Second Edition). New York: Springer. Falconer, K. (1990). Fractal Geometry: Mathematical Foundations and Applications. New York: John Wiley&Sons. _________.(2003). Fractal Geometry: Mathematical Foundations and Applications Second Edition. New York: John Wiley&Sons. Fraser, Jonathan. An Introduction to Julia Sets. http://www.neiu.edu/~mgidea/Julia.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2010. Gamelin, Theodore W. (2000). Complex Analysis. New York: Springer. Helmberg, Gilbert. (2007).Getting Acquainted with Fractals. Berlin: Walter de Gruyter. Jaya, Andi Kresna. Analisis Orbit Fraktal Pada Himpunan Julia. http://akademik.unhas.ac.id/proxylib/public_html/files/akresna/Analisis%20orbit%20fractal_Kresn a.pdf. Diakses tanggal 15 Mei 2010. Knap, Anthony W. (2005). Basic Real Analysis. Boston: Birkhauser. Kitchen, Sarah. A Comparison of Three Fractal Dimensions. http://www-users.math.umd.edu/ ~lidador/fractal.pdf. Diakses tanggal 8 September 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Lee, Seong In. Nonstandard Approach to Hausdorff Measure. www.math.uiuc.edu/~ mim2/zzzthesis.pdf. Diakses tanggal 8 Spetember 2009. Lev, Nir. Hausdorff Dimension. http://www.wisdom.weizmann.ac.il/~levnir/files/ Hausdorff.pdf. Diakses tanggal 9 Desember 2009. Munkres, James R. (1978). Topology A First Course. New Delhi: Prentice Hall of India. Muscat, J. Metric Spaces.http://staff.um.edu.mt/jmus1/metrics.pdf. Diakses tanggal 10 Juni 2009. Nielsen,Ole A. (1996). An Introduction to Integration and Measure Theory. New York: John Willey&Sons. Petersent, Bent. Contraction Mappings. http://people.oregonstate.edu/~peterseb/ Mth614/docs/80-iter-func-systems.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2009. Schleicher, Dierk. Hausdorff Dimension, Its Properties and Its Surprise. http://org.uib.no/hcaa/HausdorffMonthly.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2010. Searcoid, Michael O. (2007). Metric Spaces. London:Springer. Solomyak, B. Additional Facts About Julia Set. http://www.itl.nist.gov/div898/ software/dataplot/refman2/ch6/julia.pdf. Diakses tanggal 28 Oktober 2010. Susilo, Dr. F. (1996). “Himpunan Julia dan Klasifikasinya dalam Himpunan Mandelbrot”. Dalam Dr.F.Susilo, SJ dan Drs. St. Susento. [ed]. Sebuah Bunga Rampai.Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Soemantri, R. (1998). “Dimensi Tak Utuh: Pendekatan Praktis dan Teoritis”. Dalam: Frans Susilo S.J, dkk[penyunting]. Tantangan dan Harapan. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Worth, David. Construction of Geometric Outer-Measure and Dimension Theory. http://www.math.unm.edu/~loring/research/DaveWorthThesis.pdf. Diakses tanggal 26 Sepetember 2009.