BAB I MANAJEMEN TUJUAN PEMBELAJARAN TIU : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasisiwa mampu memahami tentang manajemen TIK : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu menjelaskan pengertian manajemen menerangkan prinsip-prinsip manajemen menyebutkan unsure-unsur manajemen menjelaskan fungsi manajemen A. PENGERTIAN Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu “to manage” yang artinya mengelola, mengatur, mengurus, melakukan atau mengendalikan segala sesuatu sehingga berhasil. Di dalam kehidupan sehari-hari beberapa pemahaman timbul yang berkaitan dengan kata manajemen ini. Ada yang menyatakan bahwa manajemen sebagai suatu proses, tetapi dilain pihak manajemen dinyatakan sebagai sesuatu yang tersendiri dan dipandang terpisah dari kegiatan bisnis dari kegiatan lainnya. Untuk memperluas pandangan kita tentang pemahaman manajemen sebagai proses berbagai definisi tentang manajemen dikemukakan berikut ini: Manajemen dapat didefinisikan sebagai” kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.” ( Siagian, P, 1994). Menurut George R Terry “manajemen adalah suatu proses tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Menurut Klasik & Mary Parker Tollet ( dikutip dari Hellriegel & Slocum, 1992, Koontz & Weirich, 1992, Winardi,1990) menyebut bahwa manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Selain itu manajemen adalah suatu proses kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, pengendalian dan penilaian yang dilakukan secara berurutan dan berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati sebelumnya. B. RUANG LINGKUP Dalam manajemen sering juga dipakai istilah administrasi untuk menerangkan ruang lingkup yang sama. Pengertian “administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 1 tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.” ( Sondang ,P, Cit Depkes,1999). Administrasi dalam arti sempit adalah tata usaha. C. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN Terdapat dua prinsip penting di dalam manajemen, yaitu: 1. Manajemen untuk mencapai tujuan. Prinsip ini melandasi pengertian bahwa manajemen adalah suatu kejadian bersama untuk memperoleh sesuatu, pengertian ini menekankan pada tujuan dimana manajemen menyaatakan sesuatu yang dikerjakan akan diperoleh hasilnya. 2. Belajar dari pengalaman. Prinsip ini yang membandingkan tujuan dengan pencapaian untuk menilai efektifnya. Bila terjadi kesenjangan antara tujuan dan hasilnya/pencapaian maka pemimpin harus menganalisa bagaimana hasil itu dicapai dan mencari penyebab kesenjangannya. Kadang-kadang suatu penyebab tidak dapat dihilangkan dalam waktu singkat dan hal ini disebut hambatan, dalam hal ini belajar dari pengalaman memegang peranan penting. Prinsip-prinsip manajemen adalah dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen. Menurut Henry Fayol. seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Prinsip - prinsip umum manajemen menurut Henry Fayol terdiri dari. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Pembagian kerja (Division of work) Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) Disiplin (Discipline) Kesatuan perintah (Unity of command) Kesatuan pengarahan (Unity of direction) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri Penggajian pegawai Pemusatan (Centralization) Hirarki (tingkatan) Ketertiban (Order) Keadilan dan kejujuran Stabilitas kondisi karyawan Prakarsa (Inisiative) Semangat kesatuan dan semangat korps Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 2 Pembagian kerja (Division of work) Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya. Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility) Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang. Disiplin (Discipline) Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 3 Kesatuan perintah (Unity of command) Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja. Kesatuan pengarahan (Unity of direction) Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembagian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik. Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi. Penggajian pegawai Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian harus dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 4 besar. Prinsip more pay for more prestige (upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin. Pemusatan (Centralization) Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority) Hirarki (tingkatan) Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah. Ketertiban (Order) Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Keadilan dan kejujuran Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada bawahannya. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 5 Stabilitas kondisi karyawan Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Prakarsa (Inisiative) Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya. Semangat kesatuan dan semangat korps Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan membawa bencana D. UNSUR-UNSUR POKOK MANAJEMEN Di dalam dunia usaha ada enam unsur yang mendukung manajemen,dikenal dengan nama “The Six M’s” yang meliputi: 1. Manusia atau tenaga kerja (Man) 2. Uang atau biaya (Money) 3. Bahan-bahan atau material (Materials) baik bahan dalam pengertian perlengkapan (Equipment and Supplies), maupun data/informasi 4. Peralatan (Machine) Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 6 5. Tata kerja/cara menyelenggarakan kerja (Methode) 6. Pasar (Market) E. FUNGSI MANAJEMEN Sebagaimana uraian definisi manajemen yang dikemukakan diatas, terdapat empat garis besar fungsi manajemen,yaitu: 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian. 3. Penggerakan. 4. Pengawasan/pengendalian. Fungsi manajemen menurut Lufher Gullick yang dikenal dengan “ POSDCORB”, yang merupakan istilah dari fungsi-fungsi manajemen, yaitu: 1. Planning ( perencanaan) 2. Organizing (pengorganisasian) 3. Staffing (pengadaan staf) 4. Directing (pengarahan) 5. Controlling (pengawasan) 6. Reporting (pelaporan) 7. Budgeting (pembiayaan) Fungsi manajemen menurut Lufher Gullick dapat diuraikan seperti dibawah ini: 1. Planning ( perencanaan) Perencanaan adalah suatu proses menentukan kegiatan yang akan dilakukan secara sistematis sesuai dengan keinginan. Sedangkan produk suatu perencanaan adalah: Analisa keadaan dan masalah yang dihadapi Tujuan untuk mengatasi masalah Kebijakan dan strategi yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Rencana pengawasan, pengendalian dan penilaian. Menurut George R Terry, perencanaan adalah pengumpulkan dan pengolahan fakta-fakta serta menggunakan perkiraan-perkiraan untuk bentuk masa depan dan perumusan usulan kegiatan yang diyakini dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Para manajer harus memutuskan apa yang ingin dikerjakan, menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk organisasi, serta memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka melakukan hal itu manajer harus mengestimasikan sejauh mana kemungkinan dapat dicapai, baik dilihat dari aspek ekonomi, Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 7 social, politik dan lingkungan serta dihubungkan dengan sumber-sumber yang ada untuk menwujudkan rencana tersebut. Dengan adanya perencanaan tersebut, dimungkinkan hal-hal sebagai berikut: a. Organisasi akan mencadangkan sejumlah sumber daya tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. b. Anggota-anggota organisasi akan menjalankan kegiatan-kegiatan sesuai dengan cara yang telah ditentukan. c. Kemajuan dalam pencapaian tujuan akan dipantau dan diukur sehingga tindakan-tindakan koreksi dapat diputuskan bila pencapaian tujuan tersebut tidak memuaskan. Rencana dapat dibedakan menjadi: Rencana kebijakan (Policy Plan), dibuat oleh manajer puncak / top manajer. Rencana program (Program Plan/Strategi Plan) Rencana Operasional (Plan Of Achon), dibuat oleh manajer tingkat paling bawah (middle manajer). 2. Organizing (pengorganisasian) Organisasi adalah suatu wadah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan organisasi harus dipahami oleh setiap orang di dalam organisasi tersebut. Setelah tujuan dan program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, tugas selanjutnya dari seorang manajer adalah menyusun dan mengembangkan organisasinya, untuk melaksanakan program tersebut. Bentuk organisasi akan tergantung dari jenis, tujuan dan programnya, seorang manajer harus mampu menetapkan bentuk organisasi ini dan kemudian mengembangkan sehingga berfungsi. Setiap tujuan yang hendak dicapai memerlukan keahlian sesuai dengan bidangnya. Di dalam pengorganisasian manajer memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta tugas-tugas dan tanggungjawab yang melekat setiap posisi tersebut. Tiap-tiap pekerjaan yang dilakukan oleh anggota-anggota memerlukan saling berhubungan, yang pada akhirnya perlu disiapkan pula alat-alat untu mengkoordinasikannya. Di dalam kenyataannya koordinasi merupakan hal yang lebih penting daripada yang lainnya. 3. Staffing (pengadaan staf) Staf adalah unsur yang membantu pimpinan menggerakkan organisasi dimana mereka menghimpun didalamnya untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan tujuan pengadaan Staf adalah mengisi struktur organisasi dengan orang perorang yang akan diserahkan tugas menyelenggarakan kegiatan yang telah Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 8 digariskan. Peran dan fungsi staf adalah: 1) menyusun bahan-bahan pengambilan keputusan, 2) sebagai penasehat (konsultan), 3) penyedia sumber daya, 4) pelaksana teknis kegiatan dan 5) pengurus administrasi. Manfaat pengadaan staf adalah: 1) dapat dicapainya tujuan dengan memuaskan, 2) dapat meningkatkan efektifivitas dan efisiensi kerja, 3) dapat menambah gairah kerja, dan 4) dapat diciptakan suasana kerja yang mengguntungkan. Kepemimpinan adalah perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya (Ordway Tead). Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stogdill). Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Georgy R, Terry). Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Seorang pemimpin terlihat dalam lingkungan yang berbeda dimana dibutuhkan bermacam gaya kepemimpinan. Macam-macam gaya kepemimpinan antara lain, gaya kepemimpinan otoriter adalah, menganggap organisasi sebagai milik pribadi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kriti, saran ataupun pendapan dari bawaannya. Gaya kepemimpinan demokratif adalah pemimpin yang memiliki sifat, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan individual bawahannya. Gaya kepemimpinan karimatis adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma yang diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan pada umumnya mempunyai pengikut yang amat besar, meskipun para pengikut sering tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Di dalam pengorganisasian, pemimpin membuat posisi-posisi dan memutuskan tugas serta tanggungjawab yang melekat pada setiap posisi tersebut. Di dalam pengadaan staf, manajer berusaha mendapatkan orang yang tepat untuk setiap pekerjaan. Pada setiap unit biasanya orang-orang dicari setelah posisi-posisi tersebut ditentukan. Namun demikian baik pengorganisasian maupun pengadaan staf kebanyakkan merupakan suatu pekerja yang berkaitan. Pengadaan staf dalam kenyataannya tidak dapat dilakukan sekaligus atau secara keseluruhan, karena mengadakan staf dilaksanakan sehubungan dengan adanya anggota staf yang berhenti, mendapat kecelakaan atau meninggal dunia. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 9 Contoh: Struktur Organisasi pimpinan Staf ahli staf 4. Directing (pengarahan) Pengarahan adalah salah satu tugas pimpinan di dalam fungsi melaksanakan suatu program atau kegiatan, yaitu memberikan petunjuk kepada orang lain atau bawahan dalam melaksanakan suatu kegiatan guna mencaapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan pengarahan adalah agar pelaksanaan kegiatan memahami aktifitas yang dilakukannya dengan baik atau dapat juga dengan adanya pengarahan diharapkan berbagai keputusan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena tidak seorangpun dapat meramal masalah yang akan timbul dalam pekerjaan sehari-hari. Maka manajer harus mempersiapkan pengarahan dari hari ke hari kepada para bawahannya. Di dalam memberikan pengarahan atau bimbingan, manajer menerangkan kepada anggota-anggota organisasinya apa yang harus mereka kerjakan serta menolong mereka di dalam hal-hal yang belum diketahui. Manajer menentukan sejauh mana pekerjaan telah dilaksanakan dan sejauh mana kemajuan telah dicapai. Manajer harus tahu apa yang telah terjadi agar dapat melangkah lebih lanjut, atau perlu diadakan perubahan/perbaikan di dalam organisasi apabila terdapat penyimpangan dari pola yang telah ditentukan. Manfaat dari pengarahan tidak hanya bagi para pelaksana, tetapi juga bagi pimpinan yang memberi pengarahan. Pengarahan berbeda dengan diskusi, pengarahan lebih didominasi arus atas ke bawah. Sedangkan diskusi adalah arus dua arah yang lebih didominasi dari hasil kesepakatan. Sedangkan didalam pengarahan hasilnya adalah pemahaman. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 10 5. Controlling (pengawasan) Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar upaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang,P,1994). Pengawasan adalah kegiatan yang memberi penilaian sejauh mana kesesuaian pelaksanaan suatu program mengikuti peraturan yang berlaku. Tujuan dari kegiatan pengawasan adalah untuk mengupayakan agar setiap kegiatan yang dilakukan harus mematuhi peraturan yang melandasinya. Peraturan-peraturan tersebut dapat berbentuk: Kebijakan Rencana kegiatan Standar Pedoman Produk hukum (peraturan dan perundang-undangan) Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa pengawasan merupakan fungsi pimpinan. Akan tetapi semakin besar suatu unit organisasi maka pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan oleh tenaga yang ditunjuk secara khusus untuk itu secara fungsional. 6. Reporting (pelaporan) Merupakan alat dari pengawasan yang perlu dijadikan suatu fungsi tersendiri yang didalamnya telah menyangkut pekerjaan pengawasan. Laporan dibuat agar atasan dan bawahan, mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang belum diperbaiki ataupun ditambah. 7. Budgeting (pembiayaan) Budgeting adalah merupakan alat pengawasan yang digunakan dalam dunia bisnis maupun pemerintahan, atau merupakan suatu system penggunaan bentuk-bentuk sasaran yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial, dengan melakukan perbandingan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 11 BAB II MANAJEMEN KESEHATAN TUJUAN PEMBELAJARAN TIU TIK A. : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa memahami tentang manajemen kesehatan : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu 1. menerangkan ruang lingkup manajemen kesehatan 2. menerangkan sistem manajemen kesehatan mampu PENDAHULUAN Jika kita menyebut perkataan sistem kesehatan, ada dua pengertian yang terkandung didalamnya. Pertama pengertian sistem, kedua pengertian kesehatan. Pengertian sistem banyak macamnya diantaranya salah satu sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai suatu satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan suatu yang telah ditetapkan (Ryans). Menurut John McManana sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien. Jika diperhatikan pengertian sistem ini adalah dapat dibedakan atas dua macam,yakni: a. Sistem sebagai suatu wujud Adalah apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam system tesebut membentuk suatu wujud yang cirri-cirinya dapat didiskrisikan dengan jelas. Tergantung dari sifat bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem, maka sistem sebagai suatu wujud dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: 1) sistem sebagai wujud yang konkrit, yaitu bagian-bagian atau elemen-elemen yang berbentuk sistem adalah konkrit dalam arti dapat ditangkap oleh panca indera. 2) Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak, yaitu bagian-bagian atau elemenelemen yang membentuk sistem adalah abstrak dalam arti tidak dapat ditangkap oleh panca indera. b. Sistem sebagai suatu metode. Adalah apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu metode yang dapat dipakai sebagai alat dalam melakukan pekerjaan administrasi. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 12 B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KESEHATAN Seperti halnya manajemen perusahaan, di bidang kesehatan juga dikenal berbagai jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan sumber daya yang dikelolanya. Ada bidang yang mengurus personalia (manajemen personalia), keuangan (manajemen keuangan), logistic obat dan peralatan (manajemen logistic), pelayanan kesehatan (manajemen pelayanan kesehatan, dan sistem informasi manajemen dan sebagainya). Untuk masing-masing bidang tersebut juga dikembangkan manajemen yang spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokoknya. Penerapan manajemen pada unit pelaksanaan teknis merupakan upaya untuk memanfaatkan dan mengatur sumber daya yang dimiliki oleh unit pelayanan kesehatan tersebut yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif, efisien dan rasional. Dalam manajemen pelayanan kesehatan tersangkut tiga kelompok manusia, yaitu: manusia penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider). Kelompok penerima jasa pelayanan kesehatan (para konsumen). Kelompok yang secara tidak langsung terlibat misalnya para administrator baik dikalangan perusahaan maupun pemerintah, yaitu masyarakat secara keseluruhan atau keluarga-keluarga penderita yang jutru tidak jarang sangat menentukan dalam manajemen pelayanan kesehatan. C. SISTEM KESEHATAN Pengertian sistem adalah kumpulan dari berbagai faktor yang komplek dan saling berhubungan yang tedapat dalam suatu Negara, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan (WHO,1984). Pembagian jenjang sistem terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Suprasistem Adalah lingkungan dimana sistem tersebut berada. Lingkungan yang dimaksud disini juga berbentuk suatu system tersendiri, yang kedudukan dan peranannya lebih luas. Sistem yang lebih luas ini mempengaruhi system tetapi tidak dikelola oleh sistem. b. Sistem Adalah suatu yang sedang diamati yang menjadi obyek dan subyek pengamatan. c. Subsistem Adalah bagian dari sistem yang secara mandiri membentuk sistem pula. Subsistem yang mandiri ini kedudukan dan peranannya lebih kecil daripada sistem. Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN), telah ditetapkan melalui SK.MenKes RI. No.99a/MenKes/SK/III/1982 bahwa Sistem Kkesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945. Dalam Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 13 Sistem Kesehatan Nasional (SKN), upaya kesehatan terbagi menjadi dua unsur utama,yaitu : 1. upaya kesehatan masyarakat (UKM) untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar masyarakat merupakan tanggungjawab pemerintah, berdasarkan KEPRES No.15 tahun 1984 adalah Departemen Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar diseluruh tanah air. UU Pokok Pemerintahan Daerah No.5 tahun 1974 bahwa upaya kesehatan masyarakat (UKM) merupakan tanggungjawab pemerintah daerah. Fungsi pelayanan kesehatan masyarakat yang dimiliki oleh pemerintah hanya merupakan pelayanan rujukan saja. Sedangkan pelayanan kesehatan seharihari dipercayakan kepada PUSKESMAS yang tersebar diseluruh kecamatan di Indonesia. 2. upaya kesehatan perorangan (UKP) merupakan beban individu, keluarga dan kelompok-kelompok masyarakat dalam sistem jaminan kesehatan, yang diberikan oleh melalui dokter keluarga pada dasarnya merupakan pelayanan tingkat pertama (primary medical care services). Apabila pelayanan kesehatan melalui dokter keluarga ini berhasil dikembangkan akan diperoleh banyak manfaat antara lain, yaitu: dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit. dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan . dibutuhkan pelayanan spesialis yaitu dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu. Bila seluruh anggota keluarga yang ikut serta dalam pelayanan kesehatan maka dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. Dapat diperhitungkan sebagai factor yang mempengaruhi timbulnya penyakit. Dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang sederhana. Dapat dicegah pemakaian peralatan kedokteran yang canggih. Sistem kesehatan adalah merupakan subsistem pelayanan kesehatan, sedangkan pengertian yang terkandung didalamnya sangat luas. Sebagai akibat dari luasnya pengertian sehat, maka terdapat berbagai kegiatan yang sekalipun tidak berhubungan langsung dengan kesehatan, tetapi karena dampaknya juga ditemukan pada kesehatan menyebabkan berbagai kegiatan tersebut seyogiyanya harus turut diperhitungkan. Kegiatan-kegiatan yang seperti ini, yang dikenal dengan nama health related activities banyak macamnya. Misalnya kegiatan pembangunan perumahan, pengadaan sandang pangan, perbaikan lingkungan pemukiman dan lain sebagainya. Sedangkan ciri-ciri sistem yang merupakan bagian-bagian atau elemen-elemen saling berhubungan, mempengaruhi dan merupakan satu kesatuan. Serta mempunyai fungsi Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 14 untuk mencapai tujuan sama yang telah ditetapkan, untuk mengubah masukan mengubah masukan jadi keluaran, bekerjasama secara bebas tapi tetap terikat dan merupakan sistem terpadu, tak tertutup terhadap lingkungan. Sedangkan unsurunsurnya adalah: 1).Organisasi pelayanan. 2). Organisasi pembiayaan dan 3). Mutu pelayanan dan mutu pembiayaan. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 15 BAB III MANAJEMEN PERKANTORAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini dan melakukan latihan mahasiswa mampu : • Memberikan secara grs bsr mengenai pengertian, prinsip-prinsip dan fungsi, desain, tata ruang kantor dan sistem pengarsipan. • TIU : setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami konsep dan fungsi-fungsi manajemen perkantoran • TIK : setelah mengikuti mata kuliah mahasiswa diharapkan : menjelaskan pengertian manajemen kantor menjelaskan prinsip manajemen kantor Mengaplikasikan desain kantor Mengaplikasikan tata ruang kantor mengaplikasikan sistem pengarsipan A. Pendahuluan Manajemen perkantoran dipakai silih berganti dengan arti yang sama, perkataan administrasi dengan dan manajemen pada umumnya dianggap sebagai kata-kata sepadan. Hal itu ditegaskan oleh salah satu terbitan bangsa-bangsa sebagai berikut : administrasi dan manajemen makin lama makin banyak dipakai secara searti. Walaupun istilah administrasi lebih banyak dalam tindakan urusan Negara dan istilah manajemen lebih banyak bagi urusan perusahaan, pada waktu akhir-akhir ini terwdapat kecenderungan penggunaan manajemen dalam derajat yang lebih luas bagi urusan Negara hal ini terjadi mungkin karena penerapan praktek-praktek manajemen perusahaan yang semakin meningkat di bidang administrasi Negara. Manajemen yang baik juga melakukan penataan ruangan tempat para staf akan bekerja. Banyak unit kesehatan yang memiliki penataan ruangan kerja yang tidak nyaman oleh karena ukuran bangunan atau ruang kerja perorangan yang sempit, atau bentuknya yang aneh atau sering kali karena tidak ada orang yang memikirkan hal ini. Tidak diperlukan aturan yang rumit untuk menayta ruangan kerja hanya ada dua pertanyaan yang sederhana yang perlu dijawab yaitu : 1. Pekerjaan apa yang akan diselesaikan? 2. Dapatkah ruangan ini diatur dalam cara lain yang dapat memudahkan pekerjaan dan lebih nyaman untuk pasien? Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 16 B. Pengertian Manajemen perkantoran adalah rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan pekerjaan perkantoran. Setiap tugas pekerjaan pokok untuk mencapai tujuan tertentu pada suatu instansi pemerintah, perusahaan swasta dan pada suatu badan sosial harus didukung oleh pelayanan perkantoran. Pelayanan perkantoran terdiri dari segenap pekerjaan kantor yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya suatu tujuan pokok. Menurut George Terry : merumuskan pekerjaan perkantoran sebagai berikut : ”Pekerjaaan perkantoran meliputi penyampaian pekerjaan sacara lisan dan pembuatan laporan-laporan sebagai cara untuk meringkaskan banyaknya hal dengan cepat guna menyediakan suatu landasan fakta” Menurut Mills dan Standing Fort, setiap kantor memikul kewajiban untuk mengamati secara cermat urusan-urusan perusahaan sebagaimana terlihat surat-surat dan peringatan pejabat pimpinan akan segala sesuatu yang tak menguntungkan yang dapat terjadi. C. Konsep Tata Usaha Sebagai Pekerjaan Perkantoran Tata usaha menurut intinya adalah tugas pelayanan yang terdiri dari 6 pola perbuatan : 1. menghimpun : yaitu kegiatan-kegiatan mencari dan mengusahakan tersedinya segala keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan dimana-mana sehingga siap digunakan bila diperlukan 2. Mencatat : yaitu kegiatan, membubuhkan berbagai peralatan tulis keteranganketerangna yang diperlukan sehingga terwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim, dan disimpan. 3. Mengolah : yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna 4. Menggandakan : yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat sebanyak jumlah yang diperlukan 5. Mengirim : yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dengan alat dari satu pihak ke pihak yang lain 6. Menyimpan : yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu dan aman 1) Pengertian tata ruang kantor • adalah penyusunan alat-alat kantor pd luas lantai yg tersedia (Littlefield dan Peterson, 1956) • Adalah ketentuan penentuan kebutuhan ruangan utk menyiapkan suatu susunan praktis yg dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dgn biaya yg layak (George Terry,1985) Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 17 2) Fungsi Kantor Pada Pusat Kesehatan Adalah tempat pelaksanaan pekerjaan adaministrasi dan penyimpanan dukomen dan surat-surat, kantor tidak selalu berupa satu ruangan penuh tapi dapat hanya berupa sebuah meja atau sudut ruangan. 3) Kegiatan Perkantoran Kegiatannya surat menyurat (korespondensi) Kegiatan pelayanan kesehatan Manajemen staf Administrasi dana dan peralatan - Pemesanan - Penyimpanan - Pengeluaran 4) Desain Kantor a. Dibuat gambar denah kantor dengan skala 1 : 40, dicantumkan panjang dan lebar ruangan dan desain letak pintu, jendela dan pilar gedung b. Catat dan tentukan setiap aktivitas/ pekerjaan, proses pelaksanaan, urutan pekerjaan dan jumlah pegawai c. Susun konsep tata kerja ruang kantor yang memungkinkan : Penambahan/pengurungan pegawai Penambahan/penggantian perabotan / alat kerja Perubahan penyelesaian/proses/prosedur kerja Penambahan, pengurangan/perubahan pekerjaan tambah kuantitas Perubahan struktur organisasi 5) Pedoman penyusunan tata ruang a) Proses pekerjaan kantor menempuh jarak terpendek b) Rangkaian aktifitas berjalan secara lancar c) Penggunaan ruang secara efisien d) Terpeliharanya keselamatan dan kepuasan kerja e) Pengawasan pekerjaan secara maksimal f) Kesan pihak luar baik g) sewaktu-waktu dapat dengan mudah dirubah 6) Azas-azas pokok tata ruang a. Azas jarak pendek : jarak antara 2 titik merupakan jarak pendek b. Azas rangkaian kerja : penempatan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan c. Azas penggunaan segenap ruangan : dimungkinkan ruangan yang tidak terpakai Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 18 d. Azas`susunan tempat kerja : dapat dirubah dengan mudah bila diperlukan (perubahan proses kerja, penemuan teknologi) 7) Langkah-langkah penyusunan tata ruang a. Adanya hubungan kerja antara unit-unit yang lain b. Sifat-sifat pekerjaan (rahasia dan umum) Pelayanan publik mudah terlihat Pengelompokan unit-unit yang berhubungan Pusat ketatausahaan ditempatkan ditengah-tengah Unit kerja yang membutuhkan ketenagaan dengan unit yang menimbulkan kebisingan diletakkan berjauhan. Macam-macam tata ruang 1. Tata ruang tertutup/terpisah Pada susunan ini ruangan untuk bekerja terbagi dalam beberapa satuan. Pembagian ini sesuai kondisi gedung terdiri berkamar-kamar maupun karena dibuat secara terpisah dengan sketsel kayu atau kaca. Pelaksanaan fungsi tiap seksi-seksi dilakukan pada ruang kerja yang terpisah-pisah 2. Tata ruang terbuka Pada Susunan ini ruang kerja yang tidak dipisah-pisahkan semua aktifitas dulaksanakan pada suatu ruangan kerja yang terbuka. Ruangan besar terbuka akan lebih baik daripada ruang yang sama luasnya yang dibagi dalam satuan-satuan kecil. Keuntungan tata ruang terbuka 1. Memungkinkan pengawasan lebih efektif bagi segenap pegawai 2. Mempererat hubungan pegawai satu dengan yang lain karena adanya persatuan sehubungan bekerja pada satu ruangan 3. Memudahkan penyebaran udara dan cahaya 4. Memudahkan perubahan bila ada penambahan pegawai dan penambahan pegawai dan alat-alat kantor Kerugian tata ruang terbuka 1. Pekerjaan yang bersifat rahasia/pribadi tidak terjamin 2. Dapat terjadi kebisingan Faktor yg berhubungan dgn tata ruang 1. Cahaya : penerangan yang cukup dan memancar dengan tepat akan menambah efisiensi kerja pegawai karena mereka dapat bekerja lebih cepat dan mengurangi kesalahan, mata tidak cepat lelah, Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 19 2. 3. 4. 5. Pembagian pencahayaan : langsung, setengah langsung, setengah tidak langsung dan tidak langsung Warna : merupakan faktor penting untuk memperbesar efisiensi pegawai, akan mempengaruhi keadaan jiwa pegawai, pewarnaan yang tepat pada dinding dan alat akan memelihara kegembiraan dan ketenangan kerja pegawai Udara : yang penting suhu udara dan kelembaban udara Suara : alat yang menimbulkan kebisingan dipasangi peredam suara, karena suara dapat mempengaruhi efisiensi pekerjaan D. Sistem Pengarsipan Dalam pelaksanaan tata usaha banyak sekali dipergunakan kertas dan peralatan tulis yang beranekaragam, oleh karrena itu tata usaha sering disebut juga pekerjaan tulis menulis. Dengan dilakukan pekerjaan tulis menulis dalam setiap kantor untuk mencacat berbagai informasi pada lembaran kertas maka tercipta catatan tertulis. Fungsi pokok tatausaha dapat diringkas jadi kegiatan-kegiatan catatan tertulis dan menyimpan catatan tertulis jadi kegiatan menyimpan keterangan sebagai suatu aktifitas tatausaha dalam kenyataanya berupa kegiatan menaruh catatan tertulis dengan berbagai cara dan alat ditempat tertentu yang aman agar tidak rusak atau hilang. 1. Pengertian segenap rangkaian aktifitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan berbagai keterangan yang diperlukan dalam setiap kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujan tertentu Suatu kumpulan catatan tertulis yang disimpan secara sistematis karena mempunyai sesuatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali 2. Sistem penyimpanan arsip 1. Menurut abjad/alfabet filling 2. nama org,organisasi yg tertera pd setiap surat 3. Menurut prihal/subject filling : urusan yg dimuat dlm tiap catatan tertulis mis slrh surat mengenai iklan dkumpulkan jadi dgn judul iklan 4. Menurut wilayah/geografic filling : dssn menurut pbgn wilayah mis (pulau, propinsi, kota dll) 5. Menurut nomor/numeric filling : disimpan menurut urutan angka dr 1 hingga bilangan yg lbh bsr 6. Menurut tanggal/chronological filling : dssn menurut urutan tanggal pd setiap catatan yg tertulis Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 20 3. Tata kerja kearsipan 1. Dicatat dlm buku agenda pengriman dan penerimaan surat pd pihak lain 2. Utk setiap srt keluar dan srt msk dibuatkan buku agenda sendiri, tp dpt juga disatukan 3. Stlh diagenda srt disimpan 4. Penyimpanan dilakukan dlm berkas jepitan (snelchechter) atau dlm berkas tebal (briefordner) 5. Pengarsipan yg lbh praktis menggunakan siste penyimpanan abjad atau prihal 4. Penyusutan arsip a. Kegunaan arsip tdk digunakan utk selamanya,suatu ketika arsip berakhir kegunaannya dan tdk memp. nilai utk disimpan nilai arsip b. untuk mengetahui bernilai atau tidaknya suatu arsip diukur dengan angka pemakaian, dengan rumus : Angka pemakaian = jml permintaan surat jml srt dlm arsip c. Semakin besar presentasi dari angka pemakaian semakin baik arsip tersebut dan makin bermanfaat untuk disimpan d. Arsip tersebut masih aktif untuk membantu jalannya organisasi. e. Pengarsipan membutuhkan pegawai, ruangan dan tpt penyimpanan 5. Syarat-syarat petugas arsip 1. Ketelitian : dapat membedakan nama, angka yang sepintas tampak sama 2. Kecerdasan : memiliki daya ingat yang tajam sehingga tidak mudah lupa tentang pokok soal yang telah diarsipkan 3. Kecekatan : mempunyai jasmani yang baik sehingga dpt bekerja dengan cepat 4. Kerapian : dapat menyusun dgn rapi kartu2, berkas2, surat2 shg lbh mudah dicari Daftar Pustaka: 1. Hasibuan SP Melayu, 2006,Manajemen dasar, pengertian disian masalah, edisi revisi, Bumi Aksara, Jakarta 2. Mahon Mc.Rose Maary,Barton Elizabet, Piot Maurice, 1999, Manajemen Pelayanan Primer, Alih bahasa : Kumala Poppy, EGC, Jakarta 3. The Leang Gie, 1979 :Administrasi Perkantoran Modern, cetakan ke 9, Penerbit Nur Cahaya, Jogjakarta Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 21 BAB IV MANAJEMEN KESEHATAN GIGI TUJUAN PEMBELAJARAN T I U : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa memahami tentang manajemen kesehatan Gigi T I K : setelah menyelesaikan pembelajaran ini, mahasiswa mampu - Menerangkan ruang lingkup manajemen kesehatan Gigi - Menjelaskan manajemen kesehatan gigi - Meenerangkan sistem rujukan pelayanan kesehatan gigi mampu A. PENDAHULUAN Pada dasarnya manajemen merupakan sebagian ilmu lainnya, yang secara umum mempelajari mengelola atan mengatur suatu hal yang berkaitan dengan administrasi dan lain-lain. Ilmu manajemen ini dapat juga dipakai kehidupan sehari-hari atau dalam suatu organisasi baik organisasi besar maupun kecil yang dalam pelaksanaannya menyangkut hal-hal pengertian dan konsep dasar manajemen. B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN KESEHATAN GIGI Manajemen di sini meliputi pengertian dan konsep dasar manajemen yang mempunyai keterkaitan dengan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, agar dapat memberikan pelayanan yang optimal, maka dibutuhkan berbagai sumber daya yang harus diatur dengan proses manajemen secara baik. Manajemen kesehatan gigi merupakan suatu kenyataan bagi tenaga kesehatan gigi untuk dapat memahami ilmu manajemen dengan baik dan trampil sebagai acuan atau landasan dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, juga dapat mengelola dan mengatur waktu sebaik mungkin. Selain itu dapat digunakan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan tentang bagaimana menggunakan orang lain untuk menyelesaikan berbagai tugas. C. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN GIGI Visi Departemen Kesehatan RI, Indonesia Sehat 2010 dicanangkan melalui program kesehatan terutama di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan demi mendapatkan tingkat kesadaran penting arti pemeliharaan kesehatan gigi. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan dapat melalui: a. Macam-macam program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat dan keluarga melalui UKGMD Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 22 b. c. d. e. D. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada penderita/pengunjung PKM/RS Kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut: Kegiatan promotif untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan Kegiatan preventif untuk memberikan perlindungan khusus pada gigi. Kegiatan kuratif untuk memberikan penyembuhan orang sakit. Keadaan dan masalah kesehatan gigi dan mulut: Dilakukan survey melalu DMF-T, CPITN dan OHIS Hasil survey melalui masalah yang didapat Tujuan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut: Masyarakat mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut Masyarakat dapat melakukan perencanaan terjadinya penyuluhan gigi dan mulut Masyarakat dapat mempergunakan sarana pelayanan kesehatan gigi Tahap-tahap pelaksanaan: tahap persiapan tahap perencanaan tahap pelaksanaan tahap pembinaan tahap penilaian tahap pengembangan SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI Pengertian rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesekatan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab atau timbale balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertical dalam arti dari unit kesehatan yang kurang mampu kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti unit kesehatan yang setingkat lebih tinggi kemampuannya. Manfaat: Dari sudut pemerintah/penentu kebijakan (policy maker): Membantu menghemat, tidak perlu menyediakan fasilitas dan sarana alat kesehatan yang sama disetiap unit. memperjelas sistem pelayanan kesehatan, terdapat hubungan kerja antara berbagai unit kesehatan. Memudahkan pekerjaan administrasi administrasi/manajemen perencanaan. Dari sudut masyarakat/pemakai jasa pelayanan (health consumer): Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 23 Meringankan biaya pengobatan, dapat dihindari pemerksaan yang sama berulang-ulang. Mempermudah mendapatkan npelayanan, diketahui fungsi dan wewenang setiap sarana kesehatan. Dari sudut penyelenggara pelayanan kesehatan (health provider): Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan dampak positif. Membantu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui kerjasama. Memudahkan/meringankan beban tugas, sesuai unit kerja. Macam-macam rujukan: Rujukan kesehatan Rujukan medik. Dalam bidang kedokteran gigi dikembangkan: Rujukan kesehatan Rujukan teknologi berupa ilmu pengetahuian,pedoman, petunjuk pelaksanaan dll. Rujukan sarana berupa alat kesehatan, brosur, leaflet, poster dan alat KIE Rujukan operasional berupa anggaran dan alat transport Rujukan medik. Rujukan penderita Rujukan model Rujukan jaringan/preparat Rujukan tenaga ahli mengirim tenaga ahli Rujukan alhi tehnologi-menerima tenaga ahli / mengikuti pelatihan Rujukan ditinjau dari unit kesehatan yang dilakukan adalah: Rujukan intern Rujukan ekstren Tata cara mengirim rujukan: 1. Rujukan medik: dibuat surat format rujukan untuk: Rujukan pasien: kepada/dari dokter/instansi yg lebih mampu/berwenang Rujukan pasien ke/dari laboratorium klinik untuk menunjang diagnosa. Rujukan model/jaringan untuk dikirim ke laboratorium atau jawaban laboratorium. 2. Rujukan kesehatan: Mengirim brosur Mengirim peralatan dan fasilitas kesehatan pencegahan dan promotif Pelatihan tenaga kesehatan Pengiriman tenaga kesehatan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 24 BAB V KOMUNIKASI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti perkuliahan tentang komunikasi, mahasiswa semester 1 dapat : 1) Menjelaskan pengertian komunikasi 2) Menjelaskan prinsip-prinsip komunikasi 3) Menjelaskan unsur-unsur komunikasi 4) Menjelaskan alur komunikasi komunikasi 5) Menyebutkan dan Menjelaskan jenis-jenis komunikasi 6) Menyebutkan dan Menjelaskan kegunaan alat-alat komunikasi A. PENDAHULUAN Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya manusia lain, dan manusia selalu tergantung pada manusia lainnya, sehingga akan terjadi reaksi dan interaksi diantara mereka. Dengan adanya reaksi dan interaksi menunjukkan adanya komunikasi, yang sangat penting artinya bagi kelangsungan kehidupan manusia (Dep.Kes RI, 1999). Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Pada kenyataannya komunikasi memang secara mutlak merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita (Kariyoso, 1994) B. PENGERTIAN KOMUNIKASI Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, atau communis yang berarti menjadikan milik bersama (Azwar, 1996, dan Dep.Kes, 1999). Pada saat kita berkomunikasi dengan orang lain berarti kita berusaha untuk sesuatu yang kita sampaikan menjadi miliknya juga (Dep.Kes.RI, 1999). Menurut Azwar (1996), komunikasi adalah : 1. pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lainnya. 2. pertukaran fakta, gagasan, opini, atau emosi antar dua orang atau lebih. 3. suatu hubungan yang dilakukan melalui surat, kata-kata, simbol atau pesan yang bertujuan agar setiap manusia yang terlibat dalam proses dapat saling tukar menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, jelaslah tujuan utama komunikasi adalah menimbulkan saling pengertian,1 bukan persetujuan. Seseorang yang tidak setuju terhadap sesuatu hal, tetapi memahami benar apa yang tidak disetujuinya tersebut, juga telah memiliki komunikasi yang baik. Menurut Gitosudarmo (2000), komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima, baik lisan, tulisan, maupun Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 25 menggunakan alat komunikasi. Pertukaran informasi yang terjadi di antara pengirim dan penerima tidak hanya dilakukan lisan atau tertulis oleh manusia, akan tetapi juga menggunakan alat komunikasi yang canggih. Sebagai contoh, pengiriman informasi dengan sistem informasi manajemen yang kompleks, dengan data yang berasal dari berbagai sumber, kemudian dianalisis oleh komputer dan disampaikan kepada penerima secara elektronik. Pentingnya komunikasi dalam hubungannya dengan pekerjaan telah ditunjukkan oleh banyaknya waktu yang dipakai untuk berkomunikasi dalam pekerjaan. Suatu studi menunjukkan bahwa pekerja bagian produksi berkomunikasi 16 sampai 46 kali dalam satu jam. Untuk manajer tingkat bawah menggunakan waktunya sekitar 20-50 % secara verbal atau lisan, sedangkan pada tingkatan manajer menengah dan atas, 29-64 % secara verbal langsung maupun melalui telepon (Gitosudarmo, 2000). Dapatlah diperkirakan banyaknya komunikasi yang dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan seperti perawat misalnya, yang harus berkomunikasi dengan dokter, pasien, keluarga pasien, dan sejawatnya. C. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI Agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, dalam arti mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi. Menurut Dep.Kes (1999) prinsip komunikasi adalah : 1. memenuhi syarat lima C yaitu : a. Complete : lengkap b. Clear : jelas c. Consic : singkat d. Correct : benar atau tepat e. Courteou : sopan 2. antara komunikator dan komunikan hendaknya mempunyai hubungan baik, wajar, dan saling mempercayai. 3. bersifat timbal balik 4. bersifat terbuka dan tidak dibuat-buat. D. UNSUR KOMUNIKASI Untuk terjadi komunikasi ada beberapa faktor yang harus ada, yaitu unsur komunikasi dan proses komunikasi. Terdapat beberapa pendapat mengenai unsurunsur dalam komunikasi, namun pendapat tersebut tidak saling bertentangan malah saling melengkapi. Pada beberapa buku, unsur komunikasi dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu unsur utama dan unsur pelengkap, namun beberapa buku lain menyebutkan semuanya sebagai unsur utama komunikasi. Secara umum pendapat tersebut dikelompokkan menjadi empat macam, yang secara sederhana digambarkan dalam bagan 1. berikut ini Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 26 Pendapat 3 unsur 1. sumber 2. pesan 3. sasaran Bagan 1. Unsur-unsur komunikasi Pendapat Pendapat 4 unsur 5 unsur 1. sumber 2. pesan 3. media 4. sasaran 1. sumber 2. pesan 3. media 4. sasaran 5. sistim simbol Pendapat 6 unsur 1. sumber 2. pesan 3. media 4. sasaran 5. umpan balik 6. akibat Sumber : Azwar, Pengantar administrasi kesehatan, 1996. Menurut Dep.Kes (1999), yang termasuk dalam kelompok unsur utama komunikasi adalah komunikator, pesan, dan komunikan. Unsur pelengkap komunikasi adalah sumber pesan, saluran atau media, dan tujuan atau efek. Menurut Gitosudarmo (2000), unsur utama komunikasi adalah pengirim, penyandian (encoding), pesan, saluran, penerima, penafsiran (decoding), umpan balik, dan gangguan (noise). Secara umum unsur komunikasi tersebut dapat dijelaskan berikut ini : 1. Komunikator atau pengirim adalah orang memiliki informasi, ide, gagasan, atau pesan, dan berkehendak menyampaikan kepada orang lain sebagai penerima pesan atau komunikan. Dalam manajemen, komunikator ini dapat berasal dari perorangan, kelompok, dan ataupun institusi serta organisasi tertentu (Azwar, 1996). Dalam buku karangan Azwar (1996), komunikator atau pengirim diberi sebutan sebagai sumber. 2. Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan pengirim kepada penerima (Gitosudarmo,1999), dan pesan merupakan pengertian dari pengirim yang akan disampaikan kepada penerima (Dep.Kes,1999). Sebagian besar pesan dalam bentuk kata baik lisan maupun tulisan, namun beraneka ragam perilaku nonverbal dapat juga digunakan untuk menyampaikan pesan, seperti gerak tubuh, raut muka, gambar, dan lain sebagainya. 3. Penyandian (encoding), merupakan proses mengubah informasi ke dalam isyarat atau simbul tertentu untuk ditransmisikan (Gitosudarmo, 2000), dan merupakan rumusan pesan yang akan disampaikan (Dep.Kes, 1999). Proses penyandian ini dilakukan oleh pengirim. 4. Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari pengirim (Dep.Kes, 1999) dan melakukan proses penafsiran atas informasi yang diterima dari pengirim (Gitosudarmo, 2000). 5. Sumber pesan adalah yang pertama memiliki ide atau gagasan yang akan disampaikan kepada penerima (Dep.Kes, 1999). 6. Saluran seringkali disebut media, adalah alat yang dipilih dan dipakai oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan. Saat ini dikenal dua macam media (Azwar, 1996), yaitu : Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 27 a. 7. 8. 9. 10. E. media massa, seperti surat kabar, majalah, film, radio, dan televisi. Keuntungan menggunakan media massa adalah cakupan (coverage) lebih luas, namun kerugiannya adalah efektifitasnya sulit dipantau. b. Media antar pribadi bertujuan terjadinya interaksi antara sumber dan sasaran, seperti telepon, surat, dan pembicaraan perorangan. Keuntungannya adalah pesan yang disampaikan mencakup rahasia dan pribadi, namun membutuhkan biaya, tenaga dan waktu yang cukup besar, apalagi bila komunikan yang ingin dituju dalam jumlah besar. Tujuan atau efek komunikasi, ada juga yang menyebutnya akibat, adalah hasil dari suatu komunikasi, yakni terjadinya perubahan pada diri komunikan. Perubahan dapat ditemukan pada pengetahuan, sikap, pikiran dan ataupun tingkah laku dari komunikan (Azwar, 1996). Penafsiran atau decoding adalah proses menerjemahkan pesan dari pengirim, seperti mengartikan huruf morse dan yang sejenisnya. Sebagian besar decoding dilakukan dalam bentuk menafsirkan isi pesan oleh penerima (Gitosudarmo, 2000). Umpan balik atau feedback adalah reaksi dari penerima terhadap pesan yang disampaikan, yang dimanfaatkan oleh pengirim untuk memperbaiki atau menyempurnakan komunikasi yang dilakukan (Azwar, 1996). Pada dasarnya umpan balik merupakan tanggapan penerima atas informasi yang disampaikan pengirim. Umpan balik hanya terjadi pada komunikasi dua arah (Gitosudarmo, 2000). Noise atau gangguan adalah setiap faktor yang mengganggu penyampaian atau penerimaan pesan dari pengirim kepada penerima. Gangguan dapat terjadi pada setiap elemen dari proses komunikasi. PROSES KOMUNIKASI Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pikiran oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) dengan menggunakan lambang-lambang (Dep.Kes, 1999). Dalam proses komunikasi ini komunikator melakukan encoding yaitu merumuskan pesan yang akan disampaikan, kemudian memilih lambang yang tepat, dan memilih saluran komunikasi yang tepat. Yang dilakukan oleh komunikan adalah decoding yaitu menafsirkan atau mengartikan pesan. Menurut Dep.Kes RI (1999) unsur komunikasi dalam proses komunikasi dapat digambarkan seperti skema pada gambar 1.1. Sumber Komun ikator Pesan Encoding Media Pesan Komu nikan Tujuan Decoding Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 28 Gambar 1. Skema proses komunikasi menurut Dep.Kes.RI (1999). Menurut Gitosudarmo (2000), unsur komunikasi dalam proses komunikasi adalah pengirim, penyandian (encoding), pesan, saluran, penerima, penafsiran (decoding) umpan balik (feed back), dan gangguan (noise). Bagan proses komunikasi tersebut pada gambar 1.2. pengirim Proses penyandian noise noise Pesan dan saluran Proses penafsiran noise penerima noise noise Umpan balik Gambar 1.2 Skema proses komunikasi menurut Gitosudarmo (2000). Berdasarkan gambar proses komunikasi di atas, maka tampak bahwa unsur noise atau gangguan dapat terjadi pada setiap unsur dari proses komunikasi, sehingga selain semua unsur dapat mempengaruhi jalannya proses komunikasi, semua unsur juga dipengaruhi oleh noise. Adanya unsur umpan balik dari si penerima kepada pengirim dapat digunakan sebagai evaluasi bagi proses komunikasi, untuk mengetahui apakah yang dimaksudkan oleh komunikator telah diterima dengan benar, dan untuk memperbaiki komunikasi. Kedua skema proses komunikasi di atas dapat digabungkan menjadi modifikasi dari proses komunikasi. Melalui hasil penggabungan ini tampak bahwa proses komunikasi merupakan suatu siklus, yang demikian seterusnya sampai dicapai tujuan komunikasi. Skema penggabungan kedua model proses komunikasi di atas digambarkan pada gambar 1.3. berikut ini. sumber Komu nikator pesan media pesan Komu nikan noise noise noise noise noise encoding decoding noise noise Tujuan Umpan balik Gambar1.3 Skema modifikasi proses komunikasi model Dep.Kes.RI (1999) dan model Gitosudarmo (2000) Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 29 Komunikasi sebagai proses dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk yaitu : 1. Komunikasi primer, ialah komunikasi yang terjadi langsung antara komunikator dengan komunikan tanpa menggunakan media baik berbentuk cetak maupun elektronika. 2. Komunikasi sekunder, ialah komunikasi yang berlangsung dengan menggunakan alat sebagai mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan ataupun untuk menghadapi hambatan-hambatan. F. ALUR KOMUNIKASI 1. 2. 3. G. Komunikasi searah, adalah bentuk komunikasi dengan komunikator yang sangat berperan, sedangkan komunikan hanya sebagai penerima saja, tanpa adanya tanya jawab. Sebagai contoh adalah tulisan seseorang di majalah atau koran, pengumuman pemerintah melalui radio atau TV, poster yang ditempel di keramaian, dan lain sebagainya. Komunikasi dua arah, adalah komunikasi yang berlangsung timbal balik antara komunikator dan komunikan. Komunikasi berantai, adalah komunikasi yang komunikannya meneruskan lagi pesannya sebagai komunikator bagi komunikan berikutnya. Bila komunikasi berantai ini dilakukan secara lisan maka isi pesan dapat berubah sama sekali pada saat pesan tiba pada komunikan terakhir. Dengan cara tertulis dapat mengurangi terjadinya penyimpangan pesan pada komunikan terakhir. JENIS KOMUNIKASI 1. Komunikasi Personal atau perorangan, adalah komunikasi antara dua orang yang dapat berlangsung dengan tatap muka (face to face communication) dan komunikasi bermedia (mediated comunication). a. komunikasi primer, yang efektif untuk terjadinya kontak pribadi dan mengubah pendapat, sikap, dan perilaku seseorang. Komunikator dapat memahami tentang kerangka berpikir dari penerima, kondisi fisik dan mental penerima, suasana lingkungan saat terjadi komunikasi, serta tanggapan komunikan secara langsung. b. Komunikasi bermedia adalah komunikasi sekunder, menggunakan alat misalnya telepon. 2. Komunikasi kelompok (dalam bentuk ceramah atau diskusi), komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan sekelompok orang, dalam suatu forum diskusi misalnya. Komunikasi dalam kelompok kecil ini memiliki kelebihan, yaitu adanya kontak pribadi, umpan balik terjadi langsung, dan suasana lingkungan saat diskusi dapat diketahui secara langsung. Kekurangan dari komunikasi kelompok kecil adalah kerangka Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 30 3. berpikir individu sulit diketahui, kondisi fisik dan mental individu sulit terdeteksi.. Komunikasi masa ( dalam pers, film, radio, televisi, periklanan, dan pertunjukkan), adalah komunikasi yang sasarannya kelompok orang dalam dalam jumlah besar sekaligus, umumnya tidak terhitung dan tidak dikenal. Pesan yang disampaikan biasanya bersifat umum dan sumber pesan biasanya suatu instansi atau lembaga. Pesan dapat disampaikan kepada komunikan secara serentak, tetapi umpan balik tidak dapat diketahui secara langsung. Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984), dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulisa dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik. KOMUNIKASI VERBAL Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung. Komunikasi Verbal yang efektif harus: 1. Jelas dan ringkas Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana. Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang anda rasakan tidak enak.” Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 31 2. Perbendaharaan Kata Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk, sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan “Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”. 3. Arti denotatif dan konotatif Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan,sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan,terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien. 4. Selaan dan kesempatan berbicara Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan denganmemikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang. 5. Waktu dan relevansi Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 32 6. Humor Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien. KOMUNIKASI NON-VERBAL Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata.Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan nonverbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Komunikasi non-verbal teramati pada: 1. Metakomunikasi Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah. 2. Penampilan Personal Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 33 penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien. 3. Intonasi (Nada Suara) Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat. 4. Ekspresi wajah Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar. 5. Sikap tubuh dan langkah Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur. 6. Sentuhan Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawatklien, namun harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan gigi, perawat menyentuh klien, seperti ketika memasang celemek, mengatur posisi kepala pasien pada saat pemeriksaan. Perlu disadari bahwa keadaan sakit membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan. Bradley & Edinburg (1982) dan Wilson & Kneisl (1992) menyatakan bahwa walaupun sentuhan banyak bermanfaat ketika membantu klien, tetapi perlu diperhatikan apakah penggunaan sentuhan dapat dimengerti dan diterima oleh klien, sehingga harus dilakukan dengan kepekaan dan hati-hati. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 34 H. ALAT-ALAT KOMUNIKASI 1. Internet 2. Telepon 3. Handphone 4. Fax 5. Pager 6. Push to talk 1) Internet Definisi Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan 'inter-network') ialah rangkaian komputer yang berhubung menerusi beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking. Cara Memakai Buka Mozilla atau browser lainnya , kutipkan alamat website yang dicari di kotak (Address) lalu mulai memakainya. Guna Dari Internet Bisa mencari semua informasi,hiburan,maupun berita aktual dan lainnya.Lebih praktis untuk mencari informasi dibandingkan dengan BUKU. 2) Telepon Definisi Telepon adalah alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan pembicaraan melalui sinyal listrik. Umumnya penemu telepon adalah Alexander Graham Bell, dengan telepon pertama dibuat di Boston, Massachusetts, pada tahun 1876. Tetapi, penemu Italia Antonio Meucci telah menciptakan telepon pada tahun 1849, dan pada September 2001, Meucci dengan resmi diterima sebagai pencipta telepon oleh kongres Amerika, dan bukan Alexander Graham Bell. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 35 Cara Memakai Tekan (nomor rumah/lainnya )yang akan anda hubungi lalu mulai berbicara ,setelah selesai berbicara tutup kembali telepon dengan RAPAT.Jika orang yang anda hubungi tidak mengangkat(dan anda ingin mencoba lagi,cukup menutup telepon lalu tekan REDIAL). Guna Dari Telepon Berbicara dengan orang yang tempatnya jauh dari diri kita(beda rumah/beda keberadaan,tidak lebih jauh dari satu kecamatan ). 3) Handphone(Telepon Genggam) Definisi Telepon genggam, biasanya disebut juga dengan cellular.Merupakan pengembangan teknologi telepon, dimana perangkatnya dapat digunakan sebagai perangkat untuk mobile atau berpindah-pindah Cara Memakai Pertama-tama isi pulsa ,baterai penuhkan lalu mulai tekan nomor teman anda atau yang lainnya lalu tekan tombol gambar telepon (berwarna hijau diangkat)lalu mulai berbicara setelah selesai berbicara tekan tombol (gambar telepon berwarna merah ,ditutup). Guna Dari Handphone(Telepon Genggam) Sama dengan telepon namun bedanya bisa di bawa kemana saja karena ukuran tubuhnya. 4) Fax Definisi Disingkat dengan FoIP, Suatu mekanisme untuk mengirimkan fax melalui Internet (yang berbasis IP). Hal ini mirip seperti VoIP. Cara Menggunakan Tekan nomor fax yang anda tuju lalu tunggu sebentar,maka dokumen akan terkirim. Guna Dari Fax Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 36 Mengirim dokumen dari suatu negeri ke negeri lainnya. 5) Pager. Definisi Pager adalah alat panggil seperti handphone namun lebih praktis dikarenakan,pager tidak memiliki fasilitas lainnya selain sms.Pager hanya bisa menerima SMS dan tidak bisa mengirim SMS. Cara Menggunakan Tekan nomor pager yang anda tuju lalu ketik yang anda ingin katakan pada yang anda kirimkan. Guna Dari pager Mengirimkan SMS kepada orang yang kita tuju dengan cepat dan lebih praktis. 6) Push To Talk Definisi Alat bicara yang ukuran tubuhnya lumayan kecil.Pembicara yg memakainya harus bergantian dengan lawan bicaranya ,misal:si A berbicara lalu berhenti, si B menunggu bunyi *beep barulah menjawabnya.Kesimpulannya 1 PTT bisa dipakai dengan berbanyak orang namun orang-orang yang memakainya harus berbicara SECARA BERGANTIAN. Cara Memakainya Si A berbicara lalu berhenti,Lawan bicaranya (si B) menunggu bunyi *beep barulah menjawabnya,begitu juga dengan si c,d,e,f,dan lainnya. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 37 BAB VI KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI TUJUAN PEMBELAJARAN Selesai perkuliahan tentang komunikasi dalam pelayanan kesehatan gigi, mahasiswa tingkat 1 dapat : a. Menjelaskan tentang komunikasi yang baik dalam meningkatkan pelayanan kesehatan gigi yang berkualitas kepada masyarakat b. Menjelaskan tentang ketrampilan berkomunikasi yang harus dimiliki dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi A. PENDAHULUAN Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan gigi komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat gigi memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual,tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku “caring” atau kasih sayang/ cinta (Johnson, 1989) dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat gigi yang memiliki ketrampilan berkomunikasi dengan pimpinan, teman sejawat dan pasien tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia. B. KOMUNIKASI DALAM TIM KESEHATAN GIGI UNTUK MEMBINA HUBUNGAN KERJA YANG BAIK Pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi dalam organisasi dapat diperoleh dengan mempelajari arah dasar gerakannya yang tampak dengan terbentuknya saluran-saluran komunikasi. Saluran komunikasi formal ditentukan oleh struktur orgnisasi atau ditunjukkan oleh berbagai sarana formal lainnya (Handoko, 1995). Aliran komunikasi dalam organisasi merupakan pdoman ke arah mana seseorang dapat berkomunikasi dalam organisasi. Aliran komunikasi formal dalam organisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu komunikasi dari atas kebawah, dari bawah ke atas, horisontal, dan diagonal (Gitosudarmo, 2000). Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 38 Komunikasi vertikal, terdiri dari : a. komunikasi dari atas ke bawah (downward communication), merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke tingkat bawah melalui hirarki organisasi. Bentuk dari alirannya seperti prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana melaksanakan tugas, umpan balik terhadap prestasi bawahan, penjelasan tujuan organisasi, dan lain sebagainya. Kelemahan komunikasi ini adalah ketidak akuratan pesan yang sampai setelah beberapa tingkatan. Pesan dengan bahasa yang mungkin tidak sesuai dengan tingkatan di bawahnya menyebabkan penyimpangan pesan komunikasi (Gitosudarmo, 2000 dan Handoko, 1995). b. komunikasi dari bawah ke atas ( upward communication), dirancang untuk menyediakan umpan balik tentang seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan informasi tentang prestasinya dan praktek serta kebijakan organisasi. Komunikasi dari bawah ke atas dapat berupa laporan tertulis, maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok, dan lain sebagainya (Gitosudarmo, 2000 dan Handoko,1995). Permasalahan utama yang terjadi adalah bias informasi yang disampaikan, terutama untuk informasi yang kurang mengenakkan atasannya. Informasi yang bias menyampaikan hal yang menyenangkan atasan dan bukan yang diperlukan oleh atasan. Komunikasi horizontal Komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang kedudukannya setingkat, atau antara teman sejawat. Komunikasi horisontal bertujuan menjalin hubungan yang baik antar teman sejawat. Bentuk komunikasi ini pada dasarnya ( Dep.Kes, 1999 dan Gitosudarmo, 2000). Komunikasi diagonal Merupakan aliran komunikasi dari orang-orang yang memiliki hirarki yang berbeda dan tidak memiliki hubungan wewenang secara langsung (Gitosudarmo, 2000 dan Handoko, 1995). Komunikasi diagonal ini memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi (Dep.Kes, 1999). Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 39 Secara kematis keempat macam komunikasi di atas dapat digambar pada gambar 1.4 berikut ini. 2 3 1 2 4 4 1 Keterangan gambar panah : 1. komunikasi dari atas ke bawah 2. komunikasi dari bawah ke atas 3. komunikasi horisontal 4. komunikasidiagonal 5. da Gambar 4. Skema aliran komunikasi formal dalam organisasi 6. ad C. KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN TEHNIK PENGGUNAAN ALAT 7. dax TELEKOMUNIKASI 1. KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasus hukum, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif. Apakah anda sedang mempersiapkan presentasi, negosiasi bisnis, melatih tim bola basket, membangun sebuah teamwork, bahkan menghadapi ujian akhir gelar kesarjanaan, maka efektifitas komunikasi akan menentukan kesuksesan anda dalam kegiatankegiatan tersebut. Kemampuan anda dalam mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan atau ketrampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan komunikasi yang efektif. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 40 Menurut penulis buku ini tidak ada seorang pun di dunia yang memiliki kemampuan atau pengetahuan dan pemahaman mengenai komunikasi sebaik yang dimiliki oleh William Shakespeare, sastrawan Inggris yang sangat terkenal di abad pertengahan, yang hingga saat ini masih dipandang sebagai referensi utama sastra dunia. Selama berabad-abad banyak sekali komunikator ulung di dunia yang mendapatkan inspirasi dan panduan dari karya-karyanya yang abadi. Buku ini justru menggali lebih dalam karya-karya sang jenius sastra ini dan mengaplikasikan inspirasi dari karya-karya tersebut dalam dunia komunikasi baik personal maupun dalam komunikasi bisnis. Karya-karya Shakespeare ternyata mampu memberikan pelajaran-pelajaran yang bernilai tinggi untuk menjadi komunikator yang efektif dan ulung, baik dalam dunia pekerjaan kita maupun dalam kehidupan pribadi kita. Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Kelima hal inilah yang diuraikan dengan amat menarik melalui penggalan-penggalan frase dari karya-karya Shakespeare tersebut. Seperti penggalan syair berikut yang diucapkan oleh tokoh karakter Ulysses yang diambil dari karya Shakespeare yang berjudul Troilus and Cressida yang berbunyi: No man is the lord of anything, Though in and of him there be much consisting, Till he communicate his parts to others. Disinilah letak pentingnya kemampuan mengembangkan komunikasi yang efektif yang merupakan salah satu ketrampilan yang amat diperlukan dalam rangka pengembangan diri kita baik secara personal maupun profesional. Paling tidak kita harus menguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam berkomunikasi yaitu: menulis – membaca (bahasa tulisan) dan mendengar – berbicara (bahasa lisan). Bayangkan betapa waktu-waktu kita setiap detik setiap saat kita habiskan untuk mengerjakan setidaknya salah satu dari keempat hal itu. Oleh karenanya kemampuan untuk mengerjakan ketrampilan dasar komunikasi tersebut dengan baik mutlak diperlukan demi efektifitas dan keberhasilan kita. Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakan ketrampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan. Komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya dengan efektif. Kita tidak pernah dengan secara khusus mempelajari bagaimana menulis dengan efektif, bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimana berbicara secara efektif, apalagi bagaimana menjadi pendengar yang baik. Bahkan untuk yang terakhir, yaitu ketrampilan untuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajari dalam proses pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolah formal maupun pendidikan informal lainnya. Bahkan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 41 menurut Covey, hanya sedikit orang yang pernah mengikuti pelatihan mendengar. Dan sebagian besar pelatihan tersebut adalah teknik Etika Kepribadian, yang terpotong dari dasar karakter dan dasar hubungan yang mutlak vital bagi pemahaman kita terhadap keberadaan orang lain. Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar manusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekedar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Kita bisa menggunakan analogi sistem bekerjanya sebuah bank. Jika kita mendeposito-kan kepercayaan (trust) kita, ini akan tergambar dalam perasaan aman yang kita miliki ketika kita berhubungan dengan orang lain. Jika saya membuat deposito di dalam rekening bank emosi dengan Anda melalui integritas, yaitu sopan santun, kebaikan hati, kejujuran, dan memenuhi setiap komitmen saya, berarti saya menambah cadangan kepercayaan Anda terhadap saya. Kepercayaan Anda menjadi lebih tinggi, dan dalam kondisi tertentu, jika saya melakukan kesalahan, anda masih dapat memahami dan memaafkan saya, karena anda mempercayai saya. Ketika kepercayaan semakin tinggi, komunikasi pun mudah, cepat, dan efektif. Covey mengusulkan enam deposito utama yang dapat menambah rekening bank emosi dalam hubungan kita dengan sesama: Berusaha benar-benar mengerti orang lain. Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic communication- komunikasi empatik. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya ”berkomunikasi” dalam salah satu dari empat tingkat. Kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain – memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar. Memenuhi komitmen atau janji adalah deposito besar; melanggar janji adalah penarikan yabng besar. Menjelaskan harapan. Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 42 Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.Meminta maaf dengan tulus ketika Anda membuat penarikan. Memperlihatkan integritas pribadi. Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari banyak jenis deposito yang berbeda. Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif. Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. Hukum # 1: Respect Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim. Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa ”Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 43 Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager. Hukum # 2: Empathy Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 44 kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan. Hukum # 3: Audible Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum # 4: Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita. Hukum # 5: Humble Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kita bahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 45 dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan. Daftar Pustaka Departemen Kesehatan RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (1999) Manajemen Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta. Kariyoso (1994) Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawat. Jakarta .EGC. Koontz, H., O’Donnell, C., Weihrich, H. (1996) Manajemen, edisi kedelapan, jilid dua. Jakarta. Penerbit Erlangga. Azwar, Asrul (1996) Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi ke tiga. Jakarta. Binarupa Aksara. Handoko, T. Hani (1995) Manajemen. Edisi ke dua. Yogyakarta. BPFE. Gitosudarmo, Indriyo., Sudita, I Nyoman (2000) Perilaku Keorganisasian. Edisi pertama. Yogyakarta. BPFE. http://www.roy-sembel.com., Komunikasi yang Efektif, Sinar Harapan, 2002 http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2003/0527/man01.html http://gilikeyou.blogspot.com/2007/11/alat-alat-komunikasi.html http://library.usu.ac.id.//2003/download/fk/keperawatan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 46 BAB VII MANAJEMEN WAKTU PELAYANAN KESEHATAN GIGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini dan melakukan latihan mahasiswa mampu : 1. Penggunaan waktu secara efektif 2. Merencanakan penggunaan waktu sesuai pekerjaan yg dilakukan : jadual waktu kerja, menyusun program, mengisi dan menggunakan kalender tahunan A. Pendahuluan Waktu sering tidak dianggap sebagai suatu sumber daya namun waktu merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan tidak ada kejadian yang dapat berlangsung kecuali jika tersedianya waktu, untuk mencapai suatu tujuan atau mendekati indikator keberhasilan perlu menyisihkan waktu untuk mengatur waktu. Waktu yang bermanfaat adalah yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang berarti. Biasanya orang malas melakukan pengaturan waktu akan tetapi bila telah menjadi kebiasaan gaya hidup yang positif dan produktif. Karena itu perlu kita sadari bahwa kita sering dihadapkan pada tekanan waktu. Bagaimanapun sibuknya kita tetap dituntut dapat mengalokasikan waktu untuk dapat mengorganisir dan memuaskan diri kita dan semua pihak. B. Dimensi Waktu Waktu mempunyai 3 demensi yaitu masa lalu yang tidak akan kembali, masa kini yang cepat berlalu, masa depan yang selalu merupakan misteri. Masa lalu bagi yang melihat dengan kacamata positif biasanya penuh kenangan indah dan terkait dengan hari esok. Bagi yang melihat dengan negatif tidak ingin terulang mengganggu pikiran, banyak atau penuh penyesalan malah kalau diingat sering merasa tertekan tapi masa lalu tidak pernah akan kembali. Yang masih kita miliki masa kini dan masa depan. Meskipun kita tidak tahu persis, berapa lama masa depan tersebut karena itu manajemen waktu menekan pada dua demensi yaitu 1. Merencanakan waktu, memerlukan kemampuan dalam menjabarkan apa yang akan dicapai dan dilakukan didepan. Rentangnya bisa jangka panjang dan menengah. 2. Mengelola waktu memerlukan kemampuan untuk menetapkan dan mengendalikan sasaran dan kegiata-kegiatan jangka pendek (jam, harian, mingguan dan bulanan) melalui pengembangan dan antisipasi, penjadwalan, optimasi penggunaan sumber daya dan penentuan prioritas. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 47 a. Penggunaan waktu secara efektif Dua aspek penting dlm pengelolaan wkt 1. Mengetahui penggunaan waktu bagi staf dalam pelayanan kesehatan 2. Merencanakan waktu sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan jadwal waktu, jadwal kerja, daftar piket dan bagan program Dengan penggunaan waktu secara efektif dapat memupuk kelebihan waktu, tanpa mengesampingkan tugas kegiatan. Ciri-ciri dan indikator keberhasilan penggunaan waktu secara efektif : 1. Adanya kelebihan waktu 2. Adanya kesempatan untuk berfikir dan pengembangan diri. 3. Membentuk kebiasaan bekerja secara efisien. 4. Kegiatan selalu dalam kontrol atau kendali 5. Terarah pada tujuan yang diyakini penting bermanfaat dan berorientasi pada hasil 6. Ada rasa senang memutuskan dan melakukan setiap pekerjaan. 7. Memungkinkan lebih rileks 8. Adanya rasa puas b. Merencanakan Waktu dan Kegiatan Bagian terpenting mengatur waktu adalah perencanaan pengunaan waktu perlu mempunyai tujuan dan sasaran yang jelas dan jelas pula skala prioritasnya. Urutan-urutannya adalah apa yang harus dilakukan saat ini tergantung pada prioritas saat ini. Dan apa yang menjadi prioritas hari ini,minggu ini tergantung skala prioritas minggu ini. Demikian seterusnya sehingga setiap tujuan dan sasaran kegiatan merupakan satu rangkaian yang saling terkait secara terencana berkelanjutan antisipasi yang terkendali menuju ke masa yang akan datang yang optimis dan berkelanjutan. Perencanaan waktu untuk sebuah unit kesehatan yang dikelola dengan baik sebagai berikut : 1. Suatu jadwal waktu mingguan yang menunjukan waktu dalam seminggu saat sebuah kegiatan selalu dilaksanakan 2. Beberap jadwal kerja yang menunjukan rincian tanggal kapan kegiatan tertentu berlangsung dan tempat dilaksanakan 3. Beberapa daftar piket untuk berbagai bagian pekerjaan. 4. Suatu program mengenai semua kegiatan kesehatan khusus misalnya penyuluhan kesehatan gigi 5. Sebuah tinjauan umum tahunan mengenai kegiatan yang dilaksanakan 6. Kadang-kadang jadwal waktu, jadwal kerja dan daftar piket dapat digabung. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 48 c. Membuat Jadwal Kerja Unit Kesehatan Sebuah jadwal kerja diperlukan bila kegiatan-kegiatan yang berbeda atau kegiatan yang sama yang dilaksanakan ditempat yang berbeda dalam waktu tertentu. Misalnya kunjungan rumah dapat dilakukan setiap hari atau beberapa kali seminggu, tetapi mencakup beberapa desa atau jenis penyakit yang berbeda pada waktu-waktu khusus. Dengan cra serupa tim keliling dapat mengadakan perjalanan pada hari yang sama pada setiap minggu tetapi mengunjungi daerah yang berbeda. Pemeriksaan dapat diputuskan setiap hari yang sama tetapi pada setiap minggu yang diperiksa adalah bagian-bagian yang berbeda dari unit kesehatan. Untuk membuat jadwal kerja setiap kegiatan atau tempat yang berbeda disusun dan dibuat tanggalnya secara bergiliran seluruh siklus ini kemudian diulangi lagi. Jadwal kerja kunjungan tim keliling perlu peta yang menunjukan rute, jarak, dan waktu perjalanan. Waktu perjalanan akan bergantung pada keadaan jalan, alam dan faktor lain serta jarak. Sebagian dari tim dapat ditinggalkan disuatu tempat sementara yang meneruskan perjalanan sehingga menghemat waktu. Faktor lain yang harus dibuatkan jadwal kerja jumlah penduduk disuatu desa atau daerah (kepadatan penduduk) dan hari-hari pasar setempat. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 49 BAB VIII MANAJEMEN SISTEM PERJANJIAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti perkuliahan diharapkan mahasiswa mampu : 1. memahami buku sistem perjanjian 2. faktor-faktor penting dalam penjadualan perjanjian A. PENDAHULUAN Sebuah sistem perjanjian (appointment) yang direncanakan dan dikelola dengan baik dapat meringankan pekerjaan, dan ditandai tepat waktu setidaknya kalaupun ada, hanya sedikit kelambatan bagi pasien atau tenaga medis. Tujuan dari sistem perjanjian adalah untuk membuat setiap anggota tim mampu merencanakan dan menyiapkan pekerjaan mereka. dan untuk menjamin bahwa klinisian dan pasien ada pada waktu yang ditentukan dengan peralatan yang perlu untuk ditangani. Sistem appointment yang tidak disiplin menciptakan kekacauan. B. BUKU PERJANJIAN Buku perjanjian sangat penting untuk bagian resepsionis dan merupakan alat yang sangat penting untuk manajemen praktek. Buku perjanjian dapat digunakan untuk menentukan beban kerja setiap hari dan dibuat sesuai aturan ataupun kesepakatan tim kerja. Resepsionis harus memahami kebutuhan ruang perawatan, laboratorium dan pasien sebagai hal-hal ini dipertimbangkan ketika perjanjian dibuat. Mereka perlu mengetahui suatu perjanjian termasuk perjanjian “tersendiri”, yang akan dibukukan kapan saja waktu yang diperlukan tersedia, ataukah perjanjian yang memerlukan koordinasi dengan suatu tim kerja. Perlu juga dipertimbangkan pada kasus yang memerlukan waktu untuk menerima hasil laboratorium sebelum suatu tindakan perawatan dimulai. Sistem perjanjian yang efektif memerlukan kerja sama antara pasien dan tim perawatan gigi. Karena waktu adalah uang, maka bila pasien tidak memenuhi perjanjian, pada beberapa klinik memberlakukan penggantian kerugian waktu sebelum membuat perjanjian berikutnya. Perjanjian juga mengalami hambatan bila resepsionis tidak membukukan perjanjian dengan akurat. Hal ini dapat menghambat kelancaran penanganan bagi pasien berikutnya, yang berakibat pada ketidakpuasan pasien. Prosedur pelayanan yang akurat pada saat pembukuan berdampak pada pemenuhan janji oleh pasien. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 50 Para manajer praktek harus mengembangkan jasa resepsi yang berfokus pada pasien kunjungan pertama, guna meletakkan landasan hubungan yang saling menghargai dan langgeng, menjamin konsistensi dan mengurangi kesalahan. C. FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM PENJADUALAN PERJANJIAN Dalam membuat perjanjian terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan, selain faktor resepsionis, jenis perawatan pasien, kondisi pasien. Dalam membukukan perjanjian seorang Resepsionis harus: a. Mengklarifikasi apakah jasa-jasa ditawarkan atas dasar NHS atau dasar privat. b. Menjelaskan hal yang akan terjadi selama perjanjian; c. Menspesifikasi semua biaya dan persyaratan pembayaran. Tim perawatan gigi bertanggung jawab terhadap pasien untuk mendapat pengetahuan yang baik dan memberi persetujuan tindakan medis (informed consent) pada perlakuan (treatment) tersebut. Penting bagi resepsionis menekankan kesan-kesan tertentu saat membukukan perjanjian, misalnya mengingatkan pasien untuk makan sebelum kunjungannya. Sistem kerja yang dilakukan oleh seorang resepsionis harus dituangkan dalam suatu standart operating prosedure (SOP), untuk memudahkan penanganan tugas oleh anggota tim yang lain. Resepsionis dalam membuat perjanjian harus memahami tahap-tahap yang diperlukan pada tiap jenis perawatan, sehingga dapat memperkirakan lamanya perawatan, dan menentukan waktu yang tepat untuk kunjungan pasien berikutnya. Demikian juga untuk menentukan beberapa kunjungan berikutnya yang diperlukan oleh seorang pasien, guna membuat perjanjian dalam buku perjanjian. Sistem Administrasi Resepsionis yang efisien dan bersahabat merupakan asset besar bagi praktek gigi. Faktanya adalah bahwa kalau staf resepsionis tidak terlatih secara formal untuk menjalankan sistem-sistem administrasi yang efisien, konsisten dan efektif maka mereka mungkin tidak memahami arti penting mereka. Resepsionis seringkali tidak memiliki kualifikasi administratif formal. Karena itu wajar mengasumsikan bahwa pelatihan mereka telah didasarkan pada “hands-on” (penerusan) dan trial and error. DAFTAR RUJUKAN Bridges, Glenys (th….) Dental Reception and Practice Management Finkbeiner, BL., Finkbeiner, C. (th….) Practice Management for the dental team. Gaylor, JL (th…..) The Administratif Dental Assistant, second ed. …….. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 51 BAB IX MANAJEMEN PASIEN Tujuan Pembelajaran Setelah mengikut perkuliahan mahasiswa mampu mengetahui : 1. Manajemen tim kesehatan gigi 2. Penerimaan pasien 3. Tata Ruang pelayanan gigi 4. Tata Cara Megatur Alur pasien A. PENDAHULUAN Orang yang paling penting dalam praktek gigi adalah pasien. Jangan pernah mengabaikan fakta bahwa setiap pasien memiliki latar belakang kebutuhankebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, kenali setiap pasien sebagai seorang individu yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus dan menentukan bagaimana agar peka terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dokter gigi dan perawat gigi adalah sebuah profesi yang bersifat menolong. Setiap usaha tidak hanya dilakukan untuk meringankan ketidaknyamanan pasien, tapi juga pasien diajari untuk menolong dirinya sendiri. Setiap orang yang dating harus dimengerti kepentingan dasarnya untuk menentukan motivasi yang akan diberikannya. Jika tidak dokter dan staf memeliki pemahaman yang jelas tentang hal ini mereka akan menjadi tidak berani setelah sejumlah usaha yang gagal untuk memotivasi pasien untuk menerapkan “kualitas pelayanan kesehatan gigi”. B. MANAJEMEN TIM TENAGA KESEHATAN GIGI Pelayanan kesehatan gigi tidak lepas dari tim yang terlibat dalam klinik pelayanan kesehatan gigi. Kedokteran gigi, sebagaimana kebanyakan dunia bisnis, dihadapkan dengan isu tentang bagaimana untuk mencapai sebuah produktivitas pegawai yang tinggi sambil memelihara keefektifan pengeluaran. Suatu cara untuk menjumpai kenyataan ini adalah dengan memaksimalkan penggunaan skill masingmasing pegawai. Kebanyakan para dokter gigi akan termasuk ke dalam objek kantor. Dengan adanya kerjasama tim adalah sebuah kemajuan yang modern di dalam pelayanan kesehatan gigi. Tim pelayanana kesehatan gigi terdiri atas beberapa kelompok perawat gigi yang profesional yangmasing-masing memberi kontribusi atau masukan berupa keahlian-keahlian mereka dan juga pengalaman-pengalaman mereka. Sebuah tim agar dapat berjalan baik, maka setiap orang harus mempunyai pemahaman yang jelas dimana mereka akan memasuki sebuah tim sehingga setiap orang dapat fokus kepada pemenuhan terhadap aturan-aturan timnya yang harus dilaksanakan atau di ikuti. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 52 Tim pelayanan kesehatan terdiri atas : 1. Tenaga Dokter Gigi 2. Tenaga Perawat Gigi 3. Tenaga administrasi 4. Tehniker gigi 5. Pengelola obat 1. Dokter Gigi Pada umumnya dokter gigi bekerja sebagai tenaga suasta yang independen atau di departemen kesehatan, dengan memberikan perawatan / perlakuan pelayanan kesehatan nasional (National Health Service). Banyak para dokter gigi membuka praktek kecil-kecilan, dengan menjalankan bisnisnya sendiri, sehingga dokter gigi memerlukan keahlian manajemen bisnis untuk menjalankan prakteknya. Beberapa dokter gigi memilih untuk mengambil aturan-aturan yang mengikat untuk bekerja pada perusahaan. Para dokter gigi bekerja pada bisnis pelayanan kesehatan gigi yang memberikan perawatan gigi, dan perusahaan tersebut mempekerjakan seorang manajer untuk mengatur usahanya. Untuk memenuhi akan pelayanan yang berkualitas terhadap pasien, para dokter gigi bekerja bersama perawat gigi, terapis, tekniker gigi, petugas administrasi dan pengelola obat. 2. Perawat gigi Perawat gigi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam menjalankan sebuah perawatan di sebuah ruangan dengan memberikan pertolongan kepada para dokter gigi.Untuk itu diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam prosedur perawatan, menyiapkan bahan-bahan dan instrumen yang tersedia pada sebuah klinik agar pada operasi berhasil dan berjalan lancar. Disampng itu perawat gigi bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa pasien dapat nyaman dan merasa aman. Sebelum dilakukan perjanjian dengan pasien, perawat gigi mempersiapkan ruang perawatan. Sejak dilakukan pemeriksaaan pada pasien, perawat gigi mencatat apa yang ditemukan oleh dokter gigi di dalam catatan mengenai pasien(rekam medik). Ketika pasien meninggalkan ruangan perawatan, suster mengisi kolomkolom dalam register dan memelihara semua instrumen perawatan gigi. Beberapa perawat gigi juga bekerja sebagai penerima pasien atau mengerjakan berbagai tugastugas administrasi. Perawat gigi melakuan promosi kesehatan gigi yang telah diperoleh di institusi pendidikan kesehatan gigi dan bekerja sebagai pendidik kesehatan, serta berkonsentrasi pada pencegahan penyakit gigi. Pilihan karir lainnya untuk perawat gigi dapat menjadi asisten dokter gigi spesialis. 3. Tenaga Administrasi Tenaga administrasi dapat bertugas sebagai penerima pasien (Resepsionis) dan petugas keuangan. Sebagai tenaga administrasi harus memiliki Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 53 pengetahuan tentang perawatan gigi, komunikasi yang baik serta keterampilan dalam pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan petugas lain. a. Sebagai resepsionis Resepsionis dalam pelayanan klinik gigi sangat diperlukan sehingga pelayanan di klinik gigi dapat berjalan dengan lancar.Seorang resepsionis harus menguasai tentang lama waktu perawatan, tarif pelayanan gigi. Resepsionis harus bisa berkomunikasi secara efektif,mendengarkan dan mengobservasi pasien serta berhubungan dengan staf lain di klinik pelayanan kesehatan gigi. Seorang resepsionis bisa melaksanakan tugas sebagai berikut : a. Menyambut pasien dengan ramah b. Membantu mempersiapkan berkas perawatan. c. Menjawab telepon dan menyampaikan pesan dengan segera. d. Jadwal perjanjian. e. Merawat kartu pasien dan medical record. Aturan-aturan penerima pasien sangatlah diperlukan. Penerima pasien mempunyaihubungan yang sangat vital antara masyarakat umum dan tim pelayanan kesehatan gigi. Resepsionis berperan sangat penting dalam pemasaran pelayanan kesehatan gigi dan memahami keberadaan pasien serta pendekatan terhadap koleganya. Kenyamanan dan keberadaan pasien adalah yang diutamakan oleh para penerima pasien. Banyak pasien ketika datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gigi merasa bosan menunggu di ruangan dan tidak pasti apa yang akan terjadi pada saat melakukan perawatan. Para penerima pasien harus dapat meyakinkan pasien bahwa mereka harus tenang dan percaya diri. Ketika berbicara pada pasien-pasien melalui telepon, para penerima pasien haruslah ramah dan efisien. Sangatlah penting untuk menangani para pasien dengan cara yang positif. Seorang resepsionis memerluka pengetahuan untuk dapat mempergunakan mesin pembayaran, komputer, faxmili, dan mesin foto kopi. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 54 b. Sebagai Petugas keuangan Petugas keuangan adalah orang yang bekerja secara khusus menangani pembukuan keungan. Pekerjaan yang dilakukan oleh bagian ini adalah membukukan pemasukan dan pengeluaran keuangan. Petugas keuangan dapat mengelola pembiayaan pasien lewat asuransi dan mengatur sistem pembayaran pasien. 4. Teknisi Tehnisi gigi merupakan salah satu anggota tim pelayanan kesehatan gigi dan memeungkinkan jangkauan yang luas dari perawatan gigi, walaupun kebanyakan mereka bekerja secara tersendiri pada laboratorium, dengan memberikan pelayanan, tehnisi gigi merupakan bagian yang terintegrasi dari tim pelayanan kesehatan gigi yang bekerja sesuai dengan instruksi dokter gigi. Tehnisi gigi secara formal dididik pada institusi pendidikan tehniker gigi. 5. Pengelola obat Di dalam pelayanan kesehatan gigi diperlukan pemberian obat-obatan baik untuk keperluan pre maupun post-treatmen. C. TATA RUANG PELAYANAN GIGI Manajemen yang baik juga melakukan penataan ruangan tempat para staf akan bekerja. Banyak unit kesehatan yang memilki penataan ruangan yang tidak nyaman oleh karena ukuran bangunan atau ruangan kerja perseorangan yang sempit atau yang bentuknya aneh. Persoalan yang sering terjadi adalah kelangkaan ruangan penyimpanan. Gudang sering kali terlalu sempit dan terlalu penuh, sehingga sulit Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 55 Penyuluhan Kesgi bila harus mencari sesuatu. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini.Pertama dengan menempatkan lemari-lemari yang dapat dikunci yang di rapatkan kedinding semacam lemari kitchen set. 1. Ruang perawatan gigi a. Ruang non klinik 1). Ruang Parkir 2).Ruang penerimaan 3).Ruang Tunggu 4).Ruang bisnis/pembayaran 5). Toilet 2.2 Ruang Klinik 2.2.1 Ruang Pemeriksaaan 2.2.2 Ruang Promosi 2.2.3. Ruang Perawatan 2.2.4. Ruang Laboratorium 2.2.5 Ruang Radiologi. 2.2.6. Ruang sterilisasi 3.1.1. Ruang Penerimaan Pasien Ruangan yang cerah, hangat dan dekorasi ruangan yang nyaman akan memberikan kesan tertentu bagi pasien. Jika suasana/kondisi di ruang penerimaan terasa hangat dan bersahabat, hal tersebut akan membuat seorang pasien bisa rilek. Atau barangkali menawarkan secangkir kopi atau the atau minuman lainnya akan lebih memberikan kesan yang baik bagi pasien. Membaca adalah salah satu kegiatan yang biasa dilakukan di dalam ruang penerimaan dengan tersedianya berbagai sumber bacaan. Pemilihan yang baik termasuk diantaranya bacaan mengenai petunjuk memasak, olahraga, travel, komunitas dan berita dunia serta majalah kesehatan. Kartu resep (gbr 3-10) dapat ditaruh pada tempat brosur untuk menghindari pasien mengkopi informasi dari majalah dan beberapa buku menu masakan pilihan (gbr 3-11). Hal ini akan mencegah mereka (para pasien) menyobek bagian dalam majalah atau buku. Buang/hindari karpet yang sudah kotor, furniture yang sudah usang atau tanaman yang tidak terawatt. Juga lebih baik lagi apabila tersedia buku atau majalah untuk anak-anak serta beberapa mainan. Suatu area harus dirancang sebagai ruang bermain anak dan hal itu akan sangat membantu. Jika musik dimainkan sebagai pengiring dalam ruang penerimaan, pastikan memilih jenis musik yang berkesan lembut dibandingkan dengan musik rock atau jenis musik yang keras. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 56 2. Ruang Tunggu Salah satu kewajiban lain yang harus dilakukan oleh seorang petugas penerimaan pasien yaitu menjaga pasien dan menginformasikan kepadanya tentang perkiraan waktu bagi pasien harus menunggu dan kapan saatnya akan dipanggil. Apabila ada hal yang mengakibatnya penambahan waktu giliran pemeriksaan atau keadaan darurat lainnya, maka hal tersebut harus diinformasikan secara terus terang. Sebaiknya tidak berbicara atau menjelaskan dengan alasan lain seperti dokter terlambat datang (Gbr 3-12). Terus-terang kepada pasien berapa lama lagi kira-kira ia harus menunggu. Penerima tamu yang mengenai gigi telah meru berubah dengan sangat (di) atas tahun terbaru. Banyak pengaruh mempunyai shaped peran penerima tamu karena itu adanya hari ini, mencakup pengembangan dan harapan publik di dalam profesi yang mengenai gigi [itu]. Penerima tamu masa kini perlu untuk mampu menggambar/menarik di atas cakupan luas ketrampilan, beberapa yang memulai dari sektor jasa/layanandan (orang) yang lain dari sektor pelayanan kesehatan. Dalam banyak kasus penerima tamu mengembangkan basis ketrampilan mereka dari suatu campuran kecakapan formal dan pengalaman langsung. Resepsonis pada umumnya titik kontak yang pertama pasien mempunyai dengan praktek dan adalah ' berbelanjalah jendela' tentang praktek. Pertimbangan saksama harus diberikan kepada penampilan area resepsi dan staff resepsi, siapa yang harus dengan tangkas diperkenalkan pakaian/pengausan kantor dibanding/bukannya yang seragam perawat dapat menyesatkan kecuali jika staff resepsi dua kali lipat berkwalitas seperti perawat. Penerima tamu adalah mata rantai yang rumit antara orang banyak/masyarakat dan regu praktek. Dan Kenyamanan pasien Kesejahteraan/ kesehatan harus perhatian utama kepada penerima tamu . Pasien melaporkan bahwa penantian dan dengan tidak tertentu sekitar perawatan meningkat/kan ketertarikan mereka. Penerima tamu harus sadar akan bagaimana pasien sedang perasaan dan bertindak, dan perlu selalu nampak yakin dan tenang. Pasien akan sering mencerminkan sikap penerima tamu, maka resepsi staff memelopori ketika saling berinteraksi dengan pasien. Ketika berkata kepada pasien per telepon, penerima tamu perlu bunyi efisien dan ramah. Adalah penting untuk memelihara suatu nada hal positif. Praktek perlu menetapkan protokol telepon untuk mencerminkan yang ideal untuk praktek, yang diamati oleh semua anggota regu ketika menjawab telepon . Suatu aspek/pengarah yang penting pada praktek adalah atmospir melingkupi area resepsi. Resepsi Daerah kerja harus dijaga rapi dan rapi terus menerus, sebab kemampuan/ wewenang pertunjukan ini dan kendali ttg lingkungan pekerjaan mu. Ini meminta sistem kerja metodis, yang adalah penting untuk menambahkan profesionalisme ke bantuan administratif. Pelajaran untuk bekerja di bawah tekanan datang dengan pengalaman. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 57 Penerima tamu harus taat pada. Adalah penting untuk memonitor yang akan datang dan perjalanan pasien dan untuk menyimpan/pelihara suatu mata pada [atas] ruang tunggu [itu]. Jika suatu pasien tengah menantikan lama waktu, suatu maaf harus dibuat dan situasi harus dibawa untuk perhatian dokter gigi. Ketrampilan Komunikasi baik adalah suatu atribut penting. Jika komunikasi sedang kekurangan antar anggota regu, sering berarti berbagai hal mendapat/kan dilupakan, luput/kehilangan atau tidak melakukan dengan baik. Yang penting untuk penerima tamu yang mengenai gigi untuk mampu berkomunikasi dengan pasien . Kadang-Kadang ini akan melibatkan penggunaan suatu simpatik mempedulikan cara, sedangkan pada lain ketegasan akan diperlukan. Pasien gelisah memerlukan suatu menenteramkan hati nada menyatakan untuk membantu tenang kegelisahan mereka, tetapi atau isu sulit keluhan boleh perlu untuk dihadapkan dengan penggunaan suatu pendekatan yang lebih tegas. Atakan suara nyaring adalah sangat penting sedemikian sehingga orang-orang dapat secara penuh memahami apa yang kamu sedang berkata. Mendengarkan dapat sebagaimana pentingnya pidato, dan jika suatu menyampaikan kebutuhan pesan itu harus mempertahankan maksud/arti nya cukup untuk bisa dipertimbangkan kepada orang buat siapa itu dimaksudkan. Ketrampilan administratif baik diperlukan dalam rangka memastikan bahwa semua tugas-tugas resepsi diprioritaskan dan lengkap dengan kemampuan/ wewenang. Kadang-Kadang penerima tamu diperlukan untuk membuat keputusan di dalam kerangka aturan praktek, dan harus cukup yakin untuk melakukannya. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 58 D. TATA CARA MENGATUR ALUR PASIEN Alur pasien adalah urutan pasien mulai datang, mendapatkan perawatan dan pulang. PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT POLIKLINIK GIGI Pasien Poliklinik Gigi Loket Pendaftaran Klinik Oral Diagnostik Ruang Tunggu Penyuluhan Kesgi ya Apakah perlu pembersihan Karang Gigi Penyuluhan Kesgi Apakah perlu penambalan Gigi Penambalan gigi ya tidak Apakah perlu pencabutan Gigi Apakah perlu premedikasi oral ya Instruksi setelah perawatan tidak Pencabutan gigi tidak Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Selesai perawatan Penyuluhan n Kesgi Page 59 BAB X HUKUM KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI A. PENDAHULUAN Hukum terdiri dari tatanan aturan hubungan yang dapat dilaksanakan antar individu dan antara individu dengan masyarakat mereka. Beberapa produk hukum adalah konstitusi-konstitusi, anggaran dasar, badan administratif memerintah, dan keputusan-keputusan pengadilan. Setiap hari, para profesional gigi berhadapan dengan isu-isu yang berhubungan dengan hukum bidang perawatan gigi. Tugas profesi di kalangan dokter dan tenaga kesehatan lainnya dahulu bersifat altruistik yang mementingkan sikap untuk mensejahterakan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri, sehingga tidak melakukan praktek untuk tujuan komersialisme. Dewasa ini hal tersebut sulit dilaksanakan. Hubungan antara dokter atau tenaga kesehatan lainnya dengan pasien yang bertujuan komersial pada mulanya dianggap sebatas pelanggaran etika. Pelanggaran etika profesi kesehatan tidak dengan sendirinya pelanggaran hukum. Kesalahan melaksanakan tugas profesi yang menimbulkan kerugian pada pasien , dapat terjadi jika (1) melalaikan kewajiban (2) melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan mengingat sumpah profesi dan sumpah jabatan (3) mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan (4) berprilaku tidak sesuai dengan norma umum. Keempat bentuk kesalahan tersebut dapat dikatan sebagai kesalahan melaksanakan profesi atas dasar ketentuan profesional. Kesalahan tersebut berbeda dengan kesalahan melaksanakan profesi atas dasar peraturan perundang-undangan atau peraturan hukum. Namun demikian kesalahan antara keduanya sulit untuk dibedakan karena akibat yang diderita pasien. Oleh karena itu perlu pengetahuan dan pemahaman tentang ketentuan peraturan hukum atau peraturan undang-undangan yang memuat tentang perilaku atau akibat yang dilarang oleh hukum atau undang-undang dalam lingkup hukum kesehatan. B. UNDANG-UNDANG PRAKTEK KEDOKTERAN NO.29 TH 2004 1. latar belakang terbitnya UU Praktek Kedokteran 2. tujuan 3. ruang lingkup C. DASAR HUKUM PROFESI PERAWAT GIGI 1. Aspek Hukum Standar Asuhan Keperawatan Profesional 2. Kepmenkes No.1035 Tahun 1998 Tentang Perawat Gigi Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 60 Menyatakan bahwa perawat gigi merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan dalam kelompok keperawatan yang dalam menjalankan tugas profesinya harus berdasarkan standar profesi. Berdasarkan Kepmenkes tersebut maka perawat gigi merupakan profesi tersendiri yang berbeda dengan jenis kesehatan lainnya yang berada dalam kelompok tenaga perawatan seperti juga perawat dan bidan. Perawat gigi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan perawat gigi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, selanjutnya perawat gigi dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai surat ijin perawat gigi (SIPG) dan surat ijin kerja (SIK) sesuai dengan peraturan pemerintah. Perawat gigi dalam menjalankan tugas profesinya diarahkan untuk meningkatkan kerjasama dengan profesi terkait. Berdasarkan SK Menteri kesehatan tersebut di atas maka perawat gigi merupakan profesi dalam bidang kesehatan 3. Kepmenkes No.1392 Tahun 2001 Registrasi Dan Ijin Kerja Perawat Gigi Perawat gigi merupakan profesi kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara profesional. Perawat gigi dalam melaksanakan peran ,tugas, dan fungsinya dilakukan denga penuh tanggung jawab sesuai dengan hak dan wewenang yang dimilikinya. Guna meningkatkan kinerja profesi perawat gigi salah satunya diperlukan standar profesi sebagai dasar setiap perawat gigi dalam menjalankan profesinya. Dengan demikian sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara profesional perlu disusun suatu pedoman standar profesi perawat gigi. Penyusunan standar profesi perawat gigi disusun sesuai dengan standar profesi yang berlaku dari pusat pemberdayaan profesi dan tenaga kesehatan luar negeri. Dalam penyusunan standar profesi ini digunakan berbagai acuan atau masukan pihak terkait pelayanan perawat gigi. Pertimbangan lain adalah standar ini disusun dalam mengantisipasi era globalisasi agar profesi perawat gigi Indonesia siap bersaing dalam era pasar bebas. Kepmenkes no.1575 tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja DepKes. D. KOMPETENSI PERAWAT GIGI 1. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi Dan Mulut 2. Upaya Pencegahan Penyakit Gigi Dan Mulut 3. Upaya Penyembuhan Penyakit Gigi Dan Mulut 4. Upaya Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut 5. Kegiatan Manajerial 6. Melakukan Higiene Kesehatan Gigi Dan Mulut 7. Melakukan penelitian Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 61 ANALISA TUGAS PERAWAT GIGI Pada bagian ini diuraikan tugas perawat gigi pada berbagai segmen pelayanan kesehatan gigi. 1. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut meliputi 2. Pelayanan Asuhan Sistematik (pada kelompok anak sekolah ?UKGS, ibu hamil, dan anak pra sekolah ) 3. Pelayanan asuhan kesehatan masyarakat a. Manajemen mikro b. Usaha Kesehatan Gigi di Sekolah c. Posyandu d. Balai Pengobatan Gigi e. Puskesmas Pembantu f. Rumah Sakit - di Poli - di Poli Spesialis g. Panti Jompo E. F. HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN 1. Kewajiban Tenaga Kesehatan a. Tenaga kesehatan wajib mematuhi standar profesi, menghormati hak pasien, menjaga kerahasiaan identitas dan dat kesehatan pribadi pasien, memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang akan dilakukan, dan meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan. b. Tenaga kesehatan berwajiban untuk membuat dan memelihara rekam medis 2. Hak Tenaga Kesehatan HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN 1. Kewajiban Pasien 2. Hak Pasien Ketentuan UU Kesehatan No.23 tahun 1992, dalam pasal 53 beserta penjelasan pasalnya menetapkan bahwa tenaga kesehatan wajib hukum untuk memenuhi standar profesi dan hak pasien. Yang dimaksud hak azasi pasien menurut deklarasi Helsinki tahun 1964 meliputi : (1) Hak informasi tentang profil kesehatan yang tercemin dalam rekam medis (The right to information), (2) Hak untuk memberikan persetujuan tindak medis oleh pasien/ informed concent (the right to self determination) (3) Hak atas kerahasiaan kedokteran yang diketahui dari hasil pemeriksaan pasien (The right to protect his privacy) (4) Hak atas pendapat kedua (The right to second opinion). Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 62 G. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONCENT) 1. Latar belakang Penyelenggaraan pelayanan kesehatan selain bersifat azasi kemanusiaan dan azasi pemeliharaan kesehatan, juga diharapkan tercipta hubungan yang lancara antara pasien dan tenaga kesehatan terutama dokter ataupun perawat harus terjadi secara kolaboratif. Akan tetapi bisa terjadi masalah bila terbentur pada dilema dua prinsip yaitu prinsip memberikan kebaikan pada pasien yang bertolak dari sudut pandang nilai etika dan ilmu kesehatan berdasarkan pengetahuan keterampilan dan pengalaman dokter atau perawat, bertolak belakang dengan prinsip menghormati hak menentukan diri sendiri dari sudut pandang pasien. Kedua prinsip tersebut dapat menimbulkan konflik. Memberikan penjelasan kepada pasien dalam rangka memperoleh ijin persetujuan pasien untuk melakukan tindakan medik, kadang kala terdapat pertimbangan dengan maksud memperingan penderitaan pasien atau dengan maksud tidak menakutkan perasaan pasien, supaya tidak menjadi guncang, sehingga penjelasan tidak lengkap karena ada bagian yang sengaja disimpan untuk menghindari akibat buruk pada pasien. Pertimbangan tersebut terjadi biasanya dalam kasus yang berisiko besar, yang sebelumnya tidak terduga, didasari oleh rasa tanggung jawab etika kedokteran memperlakukan hal yang terbaik terhadap pasien. Dengan demikian, atas dasar adanya konflik yang dilematis tersebut, maka diperlukan persetujuan tindakan medis (informed concent) sebagai tanggung jawab moral dalam profesi kedokteran. 2. Pengertian Informed concent dalam Permenkes No.589 th 1989 diterjemahkan dengan istilah persetujuan tindakan medik. Menurut Beauchamp dalam informed concent harus ada lima unsur pendukungnya yaitu (1) pemberian informasi atau disclosure (2) pemahaman informasi yang menyeluruh (3) kesukarelaan atau volunteeriness (4) kemampuan atau competence (5) izin atau concent. Berdasarkan kelima unsur di atas, maka informed concent dapat diartikan sebagai izin atau otorisasi yang diberikan secara suka rela oleh seorang penderita yang kompeten kepada dokter untuk melakukan suatu tindakan medis terhadap dirinya yang dianggap baik setelah penderita itu mendapat informasi yang jelas dan dapat dipahami. Menurut Komalawati, informed concent dapat diartikan sebagai suatu kesepakatan persetujuan pasien atas upaya medis oleh dokter terhadap dirinya setelah mendapat informasi dari dokter mengenai medis yang dapat dilakukan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 63 untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai segala risiko yang mungkin terjadi. 3. Tujuan Informed concent bertujuan untuk (1) perlindungan pasien untuk segala tindakan medis (2) perlindungan tenaga kesehatan dokter atau perawat terhadap terjadinya akibat yang tidak terduga serta dianggap merugikan pihak lain. (3) perlindungan terhadap pasien dari segala medis yang ditujukan pada jasmani dan rohaninya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien dari prosedur medis yang sebenarnya tidak perlu. (4) perlindungan terhadap dokter dokter atau perawat yang telah melakukan tindakan medis atas dasar standar profesi medis tetapi menghadapi akibat yang tidak terduga dan dianggap merugikan pihak lain, maka tindakan medis yang bermasalah tersebut memperoleh jaminan perlindungan berdasarkan risk of treament dan error of judgement untuk kepentingan kesehatan. 4. Unsur Materi dan Cakupan Materi dan cakupan dalam informed consent meliputi : 1. diagnosis termasuk prosedur pemeriksaannya 2. status penyakit : ringan, sedang , atau berat 3. berbagai macam alternatif terapi dengan keuntungan dan kerugiannya masing-masing, termasuk jenis terapi yang ditawarkan beserta alasannya. 4. Quality of life (QoL), apakah setelah terapi QoL nya akan lebih baik, sama saja, atau mungkin menjadi lebih buruk. QoL disini lebih ditekankan kepada nilai fungsional dibandingkan dengan nilai fisiknya, dalam artian hal apa yang masih bisa dilakukan oleh dirinya dalam sisa kehidupan selanjutnya. Apakah dia masih bisa menolong dirinya sendiri dan berkarya, ataukah dia harus tergantung kepada orang lain selama masa sisa kehidupannya. 5. Model Menurut Arnold, RM., ada dua cara yang dikenal untuk menyampaikan informed consent yaitu : a. A proforma approach : an event model of informed consent. Di beberapa klinik, permintaan izin dimulai beberapa saat dan risiko dari suatu jenis terapi oleh dokter atau perawat, dan permintaan agar penderita mau menandatangani dan mengijinkan untuk melaksanakan terapi tersebut. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 64 Walaupun waktu penyampaian isi sangat terbatas tetapi metode ini secara hukum masih memenuhi syarat minimal untuk mendapatkan informed consent. Sebaliknya dilihat dari tujuan etika yang lebih tinggi, metode ini tidak memenuhi syarat, karena tidak memperkaya penderita dengan pengetahuan tentang penyakitnya , juga tidak mengajak penderita untuk ikut serta memutuskan rencana terapi. Metode ini sepertinya sangat menyederhanakan masalah, padahal seringkali masalah klinik itu bersifat kompleks, yang memerlukan pengulangan dan penambahan informasi. b. A dialogical approach The process of Informed Consent Model ini beranggapan bahwa baik dokter maupun penderita mempunyai sesuatu yang ingin disampaikan , yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. Dokter membawa pengetahuan, teknik, dan pengalaman dalam mengobati penderita dengan keluhan yang sama, sedangkan penderita menceritakan keadaan hidupnya dan kemampuannya untuk menilai efek terapi terhadap dirinya. Model ini ingin menggambarkan bahwa pengambilan keputusan itu tidak bisa dibuat hanya satu kali pada satu waktu saja, melainkan merupakan rentetan keputusan, mulai dari kecurigaan adanya penyakit, keharusan adanya terapi terhadap penyakit tersebut sampai penderita pulang dari rumah sakit. Satu keputusan mungkin dibuat pada pertemuan pertama sedangkan keputusan lainnya pada kesempatan yang lain. Model ini juga mengakui keharusan adanya kontak antara penderita dengan berbagai ahli kesehatan lainnya. Misalnya , penderita kanker payudara perlu dengan Onkolog dan ahli bedah tentang risiko dari berbagai terapi dengan perawat tentang efek samping serta dengan pekerja sosial tentang masalah keuangan. 6. Bentuk Sampai dengan saat ini, terdapat dua bentuk persetujuan yaitu : 1. Expressed consent , dalam hal ini, persetujuan diberikan dalam bentuk tulisan dan lisan. Persetujuan tulisan biasanya diberikan dalam kasuskasus, dimana dokter harus melakukan tindakan invasif, baik untuk diagnosis maupun terapi, seperti endoskopi, operasi, kemoterapi, dan radiasi. Sedangakan untuk kasus-kasus ringan seperti USG, EKG, atau suntikan dapat diberikan secara lisan. 2. Implied consent, adalah izin yang diberikan tanpa diekspresikan baik tertulis maupun lisan. Adanya izin dari penderita diartikan oleh dokter dengan melihat sikap yang tidak negatif ataupu antagonis. Misalnya pada saat penderita datang berkonsultasi sebetulnya dia sudah membawa sikap positif, yaitu bahwa dia sudah mempunyai niat untuk Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 65 memberi izin kepada dokter untuk mewawancarai dan memeriksanya secara fisik. Inilah yang terjadi di semua ruang praktek dokter. Semua penderita yang datang berkonsultasi, dianggap telah memberikan izinnya. Proses demikian tidak dianggap melanggar proses informed consent, baik dilihat dari segi hukum legal maupun etik. Makin tinggi kepercayaan seorang penderita kepada dokter makin besar kemungkinan bahwa informed consent nya dalam bentuk Implied consent. Tetapi untuk kasus-kasus yang besar terutama yang berkaitan dengan tindakan invasif yang mungkin mempengaruhi quqlity of Life (QoL) sebaiknya persetujuan diberikan secara tertulis. Menurut Appelbaum, yang dimaksud dengan invasif adalah tindakan yang menggunakan alat yang dimasukkan ke dalam tubuh. Menurut Permenkes 585 tahun 1989, tindakan invasif adalah semua tindakan yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 66 BAB XI MANAJEMEN PEMASARAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti perkulihan mahasiswa dapat mengetahui : 1.1 Prinsip-prinsip pemasaran 1.2 Unsur-unsur dalam pemasaran 1.3 Analisis aspek pemasaran 1.4 Bauran pemasaran 1.5 Konsep pemasaran dalam pelayanan kesehatan gigi A. PENDAHULUAN Pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, menghasilkan barang atau jasa, menentukan harga dan mendistribusikan barang dan jasa. Menurut Kotler (2002) pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Untuk defenisi manajerial pemasaran sering digambarkan sebagai ”seni menjual produk” tapi bagian terpenting dari pemasaran bukan penjualan. Tujuan pemasaran : menghasilkan barang dan jasa, agar disukai, dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen. B. PRINSIP PEMASARAN Menciptakan nilai bagi pelanggan (customer value), keunggulan bersaing (Competitif Advantages) dan fokus pemasaran. C. RUANG LINGKUP PEMASARAN Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahan. Ada sepuluh jenis lingkup pemasaran: barang, jasa, pengayaan pengalaman, peristiwa, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan gagasan. Barang Barang-barang fisik merupakan bagian terbesar dari produksi dan usaha pemasaran. Contohnya alat kerajian, alat kosmetik, media belajar dan sebagainya. Jasa Jasa adalah hasil kerja atau kemampuan seseorang yang dapat dipasarkan, seperti profesi dokter, dokter gigi atau perawat yang memberikan jasa pelayanan kesehatan dan sebagainya. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 67 Pengayaan pengalaman Dengan merangkaikan beberapa jasa dan barang, seseorang dapat menciptakan, mempergelarkan dan memasarkan pengayaan pengalaman, seperti out bont, taman wisata, taman safari dan sebagainya. Peristiwa (Event) Pemasar mempromosikan peristiwa-peristiwa yang terkait tujuan tertentu, seperti pameran-pameran, perheletan pernikahan, pementasan seni dan sebagainya Orang Pemasaran selebriti menjadi bisnis penting, dengan memiliki manajer, agen atau berhubungan dengan pemasar selebriti. Atau dengan menjadikan nama sendiri menjadi merk dagang. Tempat Tempat – kota, negara bersaing untuk menarik para turis, pabrik dan pusat perusahaan, persewaan tempat pertemuan (aula/gedung pertemuan) dan sebagainya. Properti Properti adalah hak kepemilikan yang berwujud baik benda nyata (real estate) atau finansial (saham dan obligasi). Properti diperjual belikan dan menyebabkan timbulnya upaya pemasaran. Organisasi Organisasi aktif bekerja untuk membanguncitra yang kuat dan menyenangkan pikiran masyarakat publik mereka. Badan usaha mempromosikan (iklan) identitasnya untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan publik. Informasi Informasi dapat diproduksi dan dipasarkan sebagai produk. Sekolah dan universitas D. BAURAN DALAM PEMASARAN Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Alat pemasaran dibagi dalam empat kelompok yang disebut 4 P dalam pemasaran : Product, Price, Place, dan Promotion. Komponen 4 P dalam pemasaran adalah menggambarkan pandangan penjual tentang alat-alat pemasaran yang dapat mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli masing-masing alat pemasaran harus dirancang memberikan manfaat bagi pelanggan (4 C) 1. Product (produk) Customer Solution (solusi pelanggan) 2. Price (harga) Customer Cost (biaya pelanggan) 3. Place (tempat) Convinience (kenyamanan) 4. Promotion (promosi) Communication (Komunikasi) Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 68 Yang menjadi pemenang adalah perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan secara menyenangkan serta dapat berkomunikasi secara efektif. Empat komponen P dalam Bauran Pemasaran Bauran Pemasaran Produk Tempat Keragaman produk Saluran pemasaran Kualitas Pasar Sasaran Cakupan pasar Design Pengelompokan Ciri Lokasi Nama merk Persediaan Kemasan Transportasi Ukuran Harga Pelayanan Daftar harga Garansi Rabat/Diskon Imbalan Potongan harga Khusus Periode Pembayaran Relation Syarat Kredit Promosi Promosi Penjualan Periklanan Tenaga Penjualan Kehumasan / Public Pemasaran langsung E. ANALISIS ASPEK PEMASARAN Untuk melihat peluang usaha yang akan dirintis/dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak, biasanya ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati, diantaranya : Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 69 1. Kebutuhan dan keinginan konsumen Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Ada lima jenis kebutuhan pelanggan/konsumen, yaitu: a. Kebutuhan yang dinyatakan (pelanggan menginginkan produk yang tidak mahal) b. Kebutuhan riil (pelanggan ingin produk yang biaya operasionalnya rendah, bukan yang harga awalnya rendah) c. Kebutuhan yang tidak dinyatakan (pelanggan mengharapkan pelayanan penjualan yang baik). d. Kebutuhan kesenangan (pelanggan akan senang dengan penjual yang memberikan Hadiah yang bermanfaat) e. Kebutuhan rahasia (pelanggan ingin terlihat oleh teman-temannya sebagai Konsumen cerdas} 2. Segmentasi pasar Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misal berdasarkan geografi, demografi, sosial budaya. Kalau sudah segmentasi pasar teridentifikasi maka sasaran pasar akan terwujud dan tercapai. Target Menyangkut banyak konsumen yang dapat diraih. Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal pada bisnis kita ? apakah dapat memberi kepuasan? Nilai tambah Dapat di ketahui – tinggi atau rendah Masa hidup produk Bertahan lama atau tidak , jika produk bertahan lama maka potensi pasar tinggi. Struktur pasar Apakah termasuk persaingan tidak sempurna (monopoli, digopoli, monopolistic), pasar persaingan sempurna Persaingan dan strategi pesaing Jika persaingan meningkat, peluang pasar rendah Ukuran pasar Dapat dianalisis dari volume penjualan. Volume penjualan naik, berarti pasar potensial. Pertumbuhan pasar Sama seperti pada ukuran pasar Laba kotor Jika profit margin kotor > 20% berarti pasar potensial Pangsa Pasar Jika pangsa pasar meningkat bahkan setelah 5 tahun mencapai 40% , maka memiliki pangsa pasar yg lebih baik (potensial). 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 70 F. KONSEP PEMASARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI Banyak prakatisi percaya bahwa mereka tidak perlu mengadakan pemasaran apapun karena mereka mempunyai pasien lebih dari cukup. Bagaimanapun, pemasaran tidak hanya mengenai menarik pasien baru: ini mengenai bisnis menguntungkan yang kita kembangkan dengan menemukan kebutuhan konsumen luar (pasien yang membeli pelayanan kesehatan gigi dari kita) dan konsumen dalam kita (anggota kelompok yang menyediakan jasa yang kita jual kepada para pasien). Pemasaran mencakup setiap kegiatan manajemen. Banyak aktivitas pemasaran yang termasuk dalam kebutuhan Clinical Governance. Pada Gambar 12.1 kita akan melihat bagaimana proses taktik manajemen diterapkan dalam inisiatif pemasaran manajemen. Bauran pemasaran Pemasaran membutuhkan kemampuan membayangkan, menentukan dan pemecahan masalah. Melalui penerapan bauran pemasaran (yang dikenal dengan 4P) manajer dapat membuat prakteknya ditempatkan secara logis bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan kesehatan giginya, tidak hanya sekali, melainkan terusmenerus. Bauran pemasaran adalah suatu teknik yang digunakan untuk menegaskan barang dan jasa yang diinginkan konsumen, sehingga kita dapat mengembangkan dan mempromosikan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat yang tepat, dan untuk orang yang tepat. Ketika kita mengetahui apa yang diinginkan konsumen, kita dapat merancang dan menghubungkan jasa atau pelayanan yang tepat atau sesuai. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen Penilaian penelitian pasar untuk menemukan kebutuhan mereka Merancang inisiatif pemasaran kita Merencanakan sumber-sumber dan pelatihan pegawai Melaksanakan setiap perencanaan Memeriksa hasil Meninjau ulang seluruh hasil Gambar 12.1 Proses pemasaran Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 71 Keahlian pemasaran Pemasaran yang sukses diawali dengan suatu rencana pemasaran, dimana obyek pemasaran kita diatur dalam istilah SMART. Visi asli dari praktek rencana bisnis dimana maksud dan obyek ditempatkan, untuk dibagikan kepada seluruh kelompok. Energi dan motivasi dibutuhkan untuk mendorong inisiatif maju pemasaran dapat muncul dari penyampaian hasil, seperti yang dijelaskan oleh pegolf Jack Niklaus. ‘Saya tidak pernah memukul tembakan bahkan pada saat latihan, tanpa memiliki suatu yang sangat tajam, dalam memusatkan perhatian pada gambar tersebut dalam kepala saya. Ini seperti suatu film berwarna. Pertama, saya melihat bola ketika saya mau ini berakhir, bagus dan putih, dan duduk diatas rumput hijau yang terang. Kemudian pemandangan berubah dengan cepat dan saya melihat bola tersebut meluncur disana, dan jalurnya, adalah bentuk lintasan, bahkan sikapnya dalam mendarat. Lalu terdapat jalan pintas untuk keluar dan pemandangan berikutnya memperlihatkan pada saya membuat suatu ayunan yang akan mengembalikan pikiran saya pada kenyataan.’ Banyak inisiatif pemasaran gagal meraih hak potensi untuk suatu kekurangan klarifikasi atau perencanaan. Inisiatif lainnya ditolak pada tahap perencanaan, kekurangan waktu, keahlian atau sumber daya. Kebenarannya adalah jika kita tidak memiliki waktu utnuk merencanakan suatu inisiatif, sangat tidak mungkin kita mempunyai waktu untuk melihatnya berjalan. Sampai kita mempunyai visi yang jelas dan rencana yang spesifik, kita hanya mempunyai ide yang masih diragukan, yang tidak dapat diatur atau diukur. Teknik standar yang biasa dipakai untuk membuat penjelasan adalah perkembangan obyektif SMART (Spesific, Measurable, Achievable,Relevant, Time measured). Dengan cara ini rincian diklarifikasi dan indikator untuk mengukur kemajuan pencapaian mereka. Riset pasar Riset pasar sangat perlu dalam memastikan pelayanan yang disediakan adalah yang diinginkan oleh pasien dan yang ingin disediakan oleh kelompok. Kita tidak dapat mengetahui apa keinginan yang lainnya sampai kita dapat menunjukkan hasil dari target riset pasar. Riset yang efektif akan mengenali konsumen kita, dan menunjukkan alasan mereka membeli dari kita ketika memutuskan untuk membeli dan siapa para pesaing kita. Ini juga akan membantu kita dalam membuat suatu rencana pemasaran. Adalah suatu kesalahan jika kita beranggapan bahwa pasien kita mendapatkan pelayanan terbaik sejak sikap konsumen sudah menjadi suatu kebiasaan. Konsumen akan dengan mudah mengulang membeli produk yang sudah mereka ketahui dan pahami. Dalam beberapa kasus pasien kita mungkin membeli barang kosmetik kesehatan gigi, seperti pemutih gigi dan perhiasan gigi dari toko, salon kecantikan dan penjual di pasar, tidak sesuai dengan apa yang kita sediakan atau kita sarankan pada mereka. Sikap konsumen dapat berubah; suatu bukti memperlihatkannya, ketika Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 72 memberikan saran dan informasi yang diperlukan, orang membuat keputusan yang beralasan. Oleh karena pilihan kesehatan gigi dapat menjadi begitu rumit, kita perlu menanamkan fakta penuh di hadapan pasien; pentingnya menyediakan informasi untuk proses pengambilan keputusan telah diakui oleh perkembangan peran koordinator kesehatan, yang dikenalkan agar pasien dapat mengambil keputusan mengenai pilihan kesehatan langsung. Metode riset pasar Riset pasar menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam membuat rencana pemasaran untuk menyeimbangkan kebutuhan konsumen dalam dan luar. Berikut angka metode riset pasar yang secara luas digunakan dalam praktek kesehatan gigi untuk mengumpulkan informasi yang relevan dalam pengembangan pelayanan kesehatan gigi, antara lain: Kuisioner: digunakan untuk membangun pendapat konsumen dan kebutuhan yang disadari Survei surat: dikirimkan surat panggilan, dan dikembalikan saat pasien datang kembali Observasi: melihat dan mendengarkan pasien pada saat praktek Lembar kesenangan: tanyakan “Seberapa baik yang telah kami lakukan?” dalam suatu skala 1-5 Kotak saran: dapat tersedia di ruang tunggu atau di depan teras Informasi sensus: demografi daerah praktek kita Fokus kelompok: meminta tanggapan dan ide kelompok yang dituju Memperhatikan para pesaing: untuk mengetahui apa yang dilakukan para pesaing dan mencari cari untuk menyainginya. Mendengarkan pasien Jika tanggapan pasien hanya berupa komplain, kemudian sedikit lebih program tanggapan pasien harus diperkenalkan seperti sistem ‘3Cs’, melalui pujian pasien, tanggapan dan komplain yang dikumpulkan. Tanggapan Terdapat banyak cara untuk mengumpulkan tanggapan pasien, salah satunya dengan memahami pandangan mereka. Ide cukup bagus untuk mengundang timbal balik spontan dari pasien, juga menyediakan kesempatan bagi mereka untuk memberikan timbal balik yang tidak berarti apa-apa tanpa menempatkan mereka pada suatu titik. Lembar kesenangan yang tidak ada namanya akan mengumpulkan informasi yang berguna, tersedia untuk dibagikan pada setiap orang, tidak hanya kepada pasien yang kita harapkan memberikan balasan yang menyenangkan. Bahkan tanggapan tentang pola warna praktek atau buku-buku dalam ruang tunggu, menyediakan pandangan penting bagaimana pasien melihat praktek tersebut. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 73 Jika kita mendengarkan pasien dengan seksama, mereka akan memberitahu kita apa yang perlu kita ketahui untuk mengembangkan pelayanan kita. Komplain Mengetahui komplain dengan baik dapat meningkatkan hubungan antara konsumen dengan penyedia jasa. Ketika kepentingan konsumen telah ditempatkan dengan segera dan efektif, komplain resmi dapat dihindari. Jarangnya kesempatan hubungan antara pasien dan praktek akan menjadi rusak dan pasien akan pergi ke tempat lain. Bagaimanapun, kebanyakan situasi dapat diatasi dengan mengambil tindakan yang sesuai sebelum masalah menjadi besar. Prosedur komplain dalam rumah NHS telah diperkenalkan pada praktek kesehatan gigi selama April 1996, berikut rekomendasi dari Wilson Report. Praktek telah dibutuhkan untuk mengembangkan prosedur komplain dalam rumah secara efektif, mengikuti kode definisi praktek. Selama 2005 program ini telah dikembangkan lebih jauh untuk memasukkan prosedur untuk menanggapi komplain pasien non-NHS. Rincian dari prosedur penanganan komplain telah termasuk dalam bagian komplain pasien pada Pujian Ketika para pasien merasa puas dengan produk dan pelayanan kita, kita perlu memperhatikan catatan secara tepat mengenai apa yang mereka harapkan. Pada saat kita mengetahui apa yang kita lakukan benar, kita dapat melakukannya lebih daripada itu. Kadang-kadang pada waktu seorang pasien dipuaskan oleh pelayanan kita, itu disebabkan oleh salah seorang anggota staf yang “berjalan lebih jauh” bagi mereka. Budaya pelayanan dalam kesehatan gigi adalah penting dan harus dibangun ke dalam prosedur kita, daripada menjadi dasar elemen kesmpatan. Standar pelayanan, yang diatur dan didorong, memastikan konsistensi dalam merawat pasien. Mempersiapkan kelompok Bisnis yang sukses menciptkan suatu keseimbangan antara kebutuhan kelompok konsumen dalam dan luar. Bahkan dengan visi yang jelas, rencana pemasaran akan gagal meraih potensi mereka, kelompok tidak akan mampu memberikan kontribusi yang sesuai untuk menjadi sukses. Manajer perlu menghimbau setiap orang agar memiliki: peralatan yang diperlukan; keahlian yang diperlukan; motivasi yang benar. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 74 Peralatan yang diperlukan Memiliki peralatan yang tepat untuk bekrja dapat membuat semangat kerja, mengingat bekerja tanpa perlatan atau dengan peralatan yang salah atau sudah kadaluarsa akan memberi dampak yang beragam pada kualitas performa kerja. Keahlian yang diperlukan Sebelum meminta siapapun untuk mengerjakan tugas baru, pastikan bahwa mereka telah mendapatkan pelatihan yang sesuai, dorongan dan mekanisme timbal balik untuk membangun kepercayaan dan semangat. Hal ini penting untuk memasukkan pelatihan ketetapan didalam pemasaran apapun. Rincian harus tersedia mengenai bagaimana tugas tersebut akan dikerjakan dan petunjuk kerja tertulis dengan maksud agar informasi pertama tersedia sehingga dapat mengurangi efek “bisikan Cina” yang muncul ketika petunjuk kerja dibagikan secara verbal. Motivasi yang benar Motivasi adalah suatu faktor kunci dalam kesuksesan pemasaran dan setiap anggota kelompok memberikan tanggapan berbeda kepada motivasi yang kita bangun ke dalam kepercayaan. Kita perlu memahami hal ini dan memastikan bahwa setiap orang akan mampu memperoleh suatu nilai dari partisipasi dalam inisiatif, membuat kepuasan pasien meningkat atau membayar insentif. Meskipun terdapat kebenaran yang tidak diragukan dalam istilah dulu “jika kita ingin suatu pekerjaan selesai, berikanlah kepada seorang yang sibuk” disana tidak ada batasan untuk berapa banyak seseorang dapat melakukan pekerjaan. Jika kelompok kita sangat ketat dalam waktu kerja mereka, akan sangat naïf untuk menambah daya kerja mereka dan mengaharapkan mereka untuk mencapai suatu inisiatif tambahan dengan antusiasme, konsistensi dan akurasi. Ketika setiap anggota kelompok terlibat dalam inisiatif pemasaran dan dapat melihat hasil kerja mereka, inisiatif pemasaran akan membawa kelompok tersebut menjadi hidup. Orang-orang mempunyai pendekatan praktis untuk tugas kerja dan memerlukan timbal balik dari segala usaha mereka. Kemudian, dengan melibatkan mereka dalam segala aspek inisiatif, mereka menjadi senang untuk “berjalan lebih jauh” meraih sukses. Analisa informasi riset Ketika analisa informasi terkumpul dari inisiatif penelitian termasuk faktorfaktor yang ditampilkan pada Gambar 12.2, pengetahuan akan kebutuhan dan harapan konsumen dalam dan luar yang terkumpul. Dengan pengetahuan dan keterlibatan kelompok, kita siap untuk membuat recana pemasaran kita. Sebagai sebuah kelompok, diskusikan penemuan-penemuan riset, capai kesepakatan dalam mengartikan dan mencari cara untuk memakai hasilnya. Disamping menambahkan kedalaman pikiran dalam pemasaran kita, kita akan memastikan bahwa kebutuhan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 75 kelompok kita dibawa ke dalam diskusi terbuka dan seluruh kelompok dapat memberikan inisiatif. Permintaan Konsumen Persaingan Keahlian Kelompok Pengembangan Produk Gambar 12.2 Informasi yang perlu dikumpulkan dalam membuat suatu rencana pemasaran. Rencana pemasaran Kolonel John ‘Hannibal’ Smith dari ‘Kelompok A’ sangat terkenal dengan ucapan: “saya menyukainya ketika suatu rencana datang bersama-sama”. Semua manajer dapat mengenali pernyataan ini. Ketika suatu rencana disusun dan diterapkan dengan baik menghasilkan hasil yang diinginkan, penghargaan sangat memuaskan. Rencana pemasaran diawali dengan sebuah strategi: suatu garis besar mengenai apa yang ingin kita peroleh. Dengan adanya hal ini, rincian teknik bagaimana kita akan mencapai gol dapat ditambahkan. Pada sektor eceran, milyaran poundsterling telah dihasilkan setiap tahun dalam pengadaan barang dan jasa; pemakaian jendela merupakan suatu aspek kunci penjualan. Dengan cara yang sama promosi dan presentasi barang dan pelayanan kesehatan gigi harus bagus dan menyulut imajinasi dan antusiasme pembeli. Ketika merancang kampanye promosi untuk pelayanan professional, kita harus memilih apakah kita perlu untuk mendidik atau memberitahu konsumen. Sangat penting untuk menjadi jelas mengenai hal ini. Pendidikan diperlukan pada saat barang dan jasa merupakan hal baru bagi konsumen dan mereka perlu belajar mengenai potensial manfaat. Informasi diperlukan pada saat konsumen telah terbiasa dengan produk dan kita ingin menunjukkan pada mereka mengapa harus membeli dari kita. Mempromosikan manfaat Pada saat konsumen memutuskan untuk membeli, mereka mencari keuntungan-keuntungan: mereka ingin terlihat lebih baik, merasa lebih baik, atau menjadi lebih percaya diri. (Kebanyakan pasien kesehatan gigi menginginkan makan, berbicara, dan senyum dengan percaya diri.) ketika konsumen menyadari bahwa kita Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 76 mampu menyediakan keuntungan atau manfaat yang mereka inginkan, mereka mulai mempertimbangkan fitur-fitur produk kita, dan memilih apakah membeli dari kita atau dari pesaing kita. Manfaat untuk memuaskan kebutuhan konsumen (misalnya, gigi kita akan menjadi lebih putih); Fitur-fitur adalah mengenai bagaimana produk tersebut bekerja (misalnya, menggunakan nampan di rumah atau mengambil satu jam perawatan bedah). Biaya juga merupakan suatu fitur. Kampanye pemasaran Kampanye pemasaran diawali dengan identifikasi kelompok konsumen target sehingga kita dapat merancang suatu kampanye pemasaran untuk memperlihatkan pada mereka. Lalu kita perlu memutuskan bagaimana menempatkan informasi kita ke hadapan mereka pada suatu waktu dimana kita dapat menjawab pertanyaanpertanyaan mereka. Dimana memungkinkan, gunakanlah gambar visual. Mereka mendapat suatu efek perbandingan berbicara pada seseorang dalam suatu partikel bunyi dari suara. Bunyi visual dari suatu materi dan tanda menciptakan kesan dari produk atau jasa. Seperti kita dapat menilai dengan baik suatu buku berdasarkan sampulnya, begitu pula pasien menilai kesan visual suatu praktek berdasarkan penampilan praktek tersebut. Pada saat mempertimbangkan kesan, kita harus melihat pandangan pasien berikut: Nama praktek: Cocokkah dengan kesan yang ingin kita gambarkan? Penampilan praktek: Apakah praktek menampilkan tipe pasien yang kita ingin jadikan konsumen? Apakah gedung telah dipelihara dengan baik, nyaman, bersih dan rapi? Apakah dekorasinya terkordinasi dan konsisten? Informasi bagi pasien: Apakah kita sudah membaharui lembaran informasi pasien? Bagaimana penyebarannya? Apakah semua pelayanan kita ditampilkan? Dapatkah pasien mendiskusikan kebutuhan kesehatan gigi dan aspirasinya dengan anggota kelompok? Fokus konsumen Proses manajenmen taktik harus digunakan untuk mengembangkan focus pelayanan konsumen. Hal ini akan melibatkan pelatihan staf untuk memastikan bahwa segala kegiatan konsisten dengan standar pelayanan yang dijanjikan kepada para konsumen kita. Untuk para pasien kita (pasar luar) ini termasuk perlunya para pegawai untuk: Tersenyum saat berinteraksi dengan pasien; Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 77 Membangun kontak mata, bahakan saat terlalu sibuk berbicara kepada pasien disaat kedatangannya; Kapanpun memungkinkan memanggil pasien berdasarkan namanya; Berikan perhatian khusus ketika bersepakat dengan pasien; Menjaga pasien selalu mendapat informasi dan meyakinkan; Gunakan bahasa tubuh untuk memperlihatkan ketertarikan; Tunjukkan hormat, baik kepada pasien maupun kolega; Untuk kelompok kita (konsumen dalam pasar) ini akan menjadi lingkungan kerja yang adil dalam istilah: Tingkat gaji yang wajar; Kontrak dan daftar kerja yang jelas; Prosedur dorongan dan penghargaan; Pegawai tetap diberikan informasi; Pengakuan akan pencapaian mereka. Kepuasan kerja merupakan hasil langsung dari penerimaan lainnya, penghargaan dari apa yang kita kerjakan. Menetapkan tujuan dan obyek Tujuan dan obyek merupakan suatu kesatuan bagian dari rencana pemasaran apapun. Juga merupakan metodologi dan kriteria dimana kita mengukur kesuksesan kita dalam memperoleh mereka. Pada saat diidentifikasi dalam waktu aspek yang diukur dari obyek SMART, kita perlu mengumpulkan informasi untuk menaksir hasilnya. Informasi ini akan berupa kualitatif dan kuantitatif. Informasi kualitatif Untuk menaksir inisiatif kita, kita mengulas pengalaman selama inisiatif untuk mengatakan apa yang berjalan baik, apa yang akan kita lakukan berbeda di masa yang akan datang, dan bagaimana hasil yang kita capai mempunyai kelompok kerja yang efektif, normal dan pasien nyaman dalam praktek kita. Informasi kualitatif merupakan subyektif dan melihat bagaimana konsumen: Berpikir dan merasakan hasil inisiatif; Mengalami memakai barang dan jasa kita; Membuat keputusan untuk membeli. Tipe informasi ini dikumpulkan melalui pertanyaan terbuka seperti: ‘Seberapa membantunya kelompok penerima tamu kita?’ ‘Apa yang mereka lakukan sehingga kedatanganmu lebih nyaman?’ Informasi kuantitatif Pada saat inisiatif telah lengkap, suatu pemeriksaan harus lengkap untuk menganalisa hasilnya dalam bentuk laporan, table dan grafik untuk membandingkan modal yang dibuat dengan hasil yang dicapai. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 78 Informasi kuantitatif merupakan obeyktif dan melihat fakta yang dapat diukur seperti: Statistik, anggaran dan penjualan; Berapa banyak praktek lainnya didaerah kita yang menawarkan pelayanan serupa; Janji mana yang paling sering tidak ditepati. Menentukan harga produk Agar jelas, bisnis harus menjual barang dan jasa melebihi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya. Tidaklah harus keuangan merugi (dalam cara yang sama membebankan melebihi yang konsumen sanggup membayar akan membawa kepada kejatuhan). Untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran yang sesuai membutuhkan para manajer untuk: Membuat pemakaian sumber daya yang paling ekonomis; Mempunyai pengetahuan mengenai pasar, persaingan dan kebutuhan dari pembeli dan penyedia. Menentukan harga lebih merupakan keputusan tersulit yang harus kita buat dan penting untuk kita mengetahui struktur dan proses seperti yang digambarkan pada Gambar 12.3, untuk memastikan bahwa kita memberikan nilai pada konsumen dan menghasilkan keuntungan bagi bisnis. Menguji biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengetahui harga terendah kita Menguji sikap atau perilaku konsumen untuk mengetahui harga tertinggi kita Mengulang penelitian, sasaran dan tujuan strategi Memutuskan untuk menawarkan potongan perkenalan untuk jangka waktu tertentu Gambar 12.3 Proses penentuan harga Pertimbangan menjadi terlalu rumit. Hukum kesehatan dan keamanan membutuhkan pekerja untuk menetapkan strategi keamanan untuk tempat kerja mereka sendiri. Untuk mengukur kerangka dalam NHSWR praktek aktif untuk standar kesehatan dan keamanan yang baik, yang bermanfaat bagi setiap orang yang terlibat dalam kegiatankegiatan praktek. Manajemen keuangan Baru-baru ini peran manajer praktek kesehatan gigi telah berdiri untuk memasukkan aspek keuangan manajemen praktek sejajar dengan manajer dalam Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 79 sector lainnya. Sebelumnya, keuangan praktek merupakan rahasia yang tertutup, dan pengetahuan manajer mengenai keseluruhan keuangan adalah terbatas. Ketika untuk bekerja didalam pendapatan dan pengeluaran target sebagaimana diatur dalam rencana bisnis praktek dengan protokol pelaporan yang disetujui dari menajer praktek dapat menghasilkan kontribusi berarti bagi manajemen keuangan. Jika anggota kelompok kesehatan gigi, dengan pelatihan menajemen keuangan yang tidak resmi, dipromosikan kedalam peranan manajer praktek, sebagai bagian dari pelatihan mereka perlu mengembangkan pengetahuan kerja kontrol keuangan. Peranan mereka tidak mudah memastikan praktek yang berjalan pelan, tetapi untuk memaksimalkan pendapatan praktek dan kontrol keuangan sehingga praktek berjalan dengan lambat atau pelan dan pertemuan yang menguntungkan aturan obyektif dalam rencana bisnis. Rencana bisnis Mengutip dari guru binis Sir John Harvey-Jones, “Bisnis berjalan di suatu tempat, kita berada pada jalur atau di belakang, tidaklah terdapat model diam.” Suatu rencana bisnis merupakan suatu pusat jika bisnis tersebut adalah untuk pergi ke suatu tempat. Ini harus digambarkan dengan jelas bisnis dalam kata-kata seperti di bawah ini: Latar belakang dan petunjuk bisnis; Diagram organisasi; Produk dan jasa; Sasaran penjualan; Biaya penjualan; Identifikasi pasar; Persaingan; Perkembangan produk dan jasa; Penjualan dan pemasaran; Personal kunci; Standar kualitas; Diagram arus kas. Pada suatu tempat, rancana bisnis harus digunakan sebagai suatu titik referensi konstan, yang diperiksa dan diperbaharui setiap tahunnya. Ketika bekerja pada suatu rencana bisnis yang disetujui, manajer senior dapat membiarkan manajer praktek bebas untuk mencari ukuran operasional yang sesuai untuk pencapaian ini. Menegaskan manajemen keuangan Sejak tujuan manajemen keuangan adalah untuk mencapai golongan bisnis praktek, kesuksesan bargantung pada pembuatan yang spesifik, terukur, disepakati, relevan, dan waktu sasaran diukur, berdasarkan performa sebelumnya, dengan penyesuaian yang dibangun untuk mencerminkan tren keuangan. Manajemen keuangan memulai dengan visi praktek, cerminan sebagai suatu pernyataan misi Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 80 dalam rencana bisnis dan dipecah menjadi satu, tiga, dan lima tahun target, digambarkan dalam kata-kata dan arus kas. Pernyataan misi Pernyataan misi dimulai dengan visi praktek sebagai contoh, dapat dinyatakan: ‘Adalah tujuan dari praktek ini untuk bekerja dengan para pasien kita untuk menyediakan standar yang paling baik, bagi kedua perawatan kesehatan gigi, yaitu klinik dan non-klinik. Kami bermaksud untuk menyediakan dengan suatu keramahan, lingkungan yang mendukung dimana para pasien dan kolega kami dapat mengalami potensi mereka.’ Dengan adanya pernyataan misi, sangat memungkinkan untuk merencanakan kegiatan untuk mencapai visi. Pernyataan misi terdapat suatu poin untuk membuat keputusan. Pendanaan bagi kegiatan pencapaian visi harus dievaluasi dan dipertimbangkan, dimana segala sesuatu yang tidak mempunyai dampak yang cukup berarti harus dikesampingkan atau dibuang. Manajemen arus kas Istilah arus kas mempunyai arti perpindahan uang didalam bisnis dalam istilah: Penerimaan: uang yang diterima untuk barang dan jasa; Pembayaran: uang yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis. Dalam buku ini, Finance for the Terrified, Mike Grace, penulis, dokter gigi dan penulis yang menerbitkan manajemen praktek, mengatakan: “Suatu ramalan arus kas adalah suatu rincian mengenai anggaran bisnis, yang menyediakan bagi kita suatu perkiraan perhitungan dari pendapatan yang kita harapkan akan menerima dan biaya-biaya yang diperkirakan akan kita bayar.” Tujuan manajemen arus kas mengatur keuangan dengan bekerja didalam suatu kerangka kerja kebijakan dan protocol yang menegaskan: Seberapa cepat kita membayar tagihan; Tingkat penguasaan saham; Kegiatan rekonsiliasi; Indicator performa. Sukses memprediksi kegiatan arus kas pengetahuan tentang bisnis mengijinkan manajer untuk memperlihatkan. Pada tahap perencanaan, target arus kas harus dibagi menjadi tiga kategori berikut: Jangka pendek: perencanaan untuk akibat yang akan datang dalam empat minggu kedepan; Jangka tengah: perencanaan yang berakibat dalam waktu enam minggu kedepan; Jangka panjang: perencanaan yang berakibat dalam waktu setelah enam bulan. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 81 Arus kas adalah peralatan manajemen yang penting dari pembukuan manajemen yang telah disiapkan. Pemilik praktek harus memperlihatkannya setiap sebulan sekali sehingga kemajuan dapat dimonitor dan anggaran kedepan dapat dirubah sesuai dengan antisipasi. Pendapatan Pendapatan NHS Untuk kerja praktek bagi suatu kontrak pelayanan personal kesehatan gigi (PDS), sumber utama pendapatan akan dihubungkan pada nilai kontrak yang telah dinegosiasi dengan PCT dan dibayar dalam 12 cabang yang sama. Praktek perlu mengembangkan sistem pengumpulan biaya karena biaya pasien yang tidak dikumpulkan mewakili kerugian praktek. PCT akan menyediakan daftar biaya yang dikenakan bagi pasien, yang akan dikurangi dari pembayaran setiap bulan. Hal ini dianjurkan untuk mengumpulkan pembayaran dari pasien sebelum mereka ditangani. Dalam publikasinya, manajemen keuangan dasar bagi praktek kesehatan gigi umum, BDA menganjurkan pengaturan pendapatan praktek yang efektif bergantung pada maksimalisasi pendapatan praktek oleh: Memperlihatkan kepada pasien suatu pembukuan terbaru pada setiap kunjungannya; Mengumpulkan semua biaya (meminta pasien untuk membayar sesuai dengan perawatan yang diterimanya); Membayar biaya yang dikumpulkan pada bank secepat mungkin; Menjaga catatan akurat mengenai biaya berjalan. Pendapatan pasien pribadi Pendapatan non-NHS akan dikumpulkan baik dari penyedia skema kesehatan gigi dan secara langsung dari pasien pribadi sama besar dengan biaya NHS, catatan akurat keuangan yang diterima dan dibayarkan harus disimpan. Kebijakan praktek harus diterapkan kapan dan bagaimana pasien. Pengeluaran Pengeluaran adalah uang yang dihabiskan untuk menjalankan praktek. Untuk tujuan akuntansi dan manajemen, pengeluaran ini dibagi menjadi pengeluaran modal dan revenue. Pengeluaran modal yaitu uang yang dikeluarkan dalam item dengan nilai yang dapat diakui (item-tem yang kita cairkan dan menggunakannya dalam bisnis)). Pengeluaran revenue yaitu uang dihabiskan untuk menjalankan bisnis, misalnya biaya persediaan, gaji, pemanas dan biaya telepon. Pengeluaran harus dimonitor dengan hati-hati untuk memastikan seluruh pembelian adalah nilai terbaik dari uang. Memungkinkan untuk menyimpan uang dengan berbelanja di sekitar penyedia atau supplier dan kesepakatan yang tegas. Pembelian harus direncanakan dan persediaan harus dimonitor dan diatur. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 82 Untuk memeberikan pasien standar pelayanan terbaik, kita harus memenuhi kebutuhan keuangan yang layak kelompok kita. Gaji menggambarkan pengeluaran praktek tunggal terbesar, jadi ketelitian diperlukan dalam mencapai terbesar dari pengeluaran ini. Setiap orang harus mempunyai gambaran kerja yang jelas mengatur apa yang diharapkan dari pertukaran dan gaji mereka. Buku kas The Inland Revenue (penghasilan dalam negeri) mengharuskan seluruh pebisnis untuk membuat catatan yang menunjukkan semua pendapatan dan pengeluaran. Buku kas tersebut harus dibaharui setiap hari untuk memberikan informasi pendapatan dan pengeluaran terbaru. Buku tersebut akan menunjukkan cek yang telah diterbitkan tetapi belum ditunjukkan dalam penarikan bank, dan uang yang telah disetorkan ke bank tetapi belum muncul dalam buku rekening bank kita. Dengan memasukkan faktur-faktur supplier ke dalam buku kas kita akan mengetahui berapa besar hutang kita pada supplier dan dari perangkat lunak manajemen pasien kesehatan gigi kita dapat menghitung berapa besar hutang pasien yang didapat dari praktek kita. Dengan menambahkannya dalam buku kas kita telah melengkapi seluruh situasi keuangan. Buku kas dapat menjadi suatu bagian dari paket komputerisasi pembukuan. Bagaimanapun, kebanyakan pemegang buku membuat catatan kertas buku kas disamping catatan komputerisasi mereka. Sistem keuangan Manajemen keuangan yang efektif bergantung pada sistem komunikasi yang baik dan jelas yang diciptakan oleh manajer. Sistem dan kegiatan yang berhubungan harus ditulis dalam operasi manual praktek dan para staf yang bertanggung jawab memakai prosedur tersebut haru dilatih dan mampu untuk melaksanakan tugasnya. Sistem yang dibutuhkan manajemen keuangan digambarkan pada Tabel 12.2. Mekipun praktek kesehatan gigi menyediakan perawatan kesehatan daripada suatu produk yang jelas, seperti bisnis lainnya yang obyek keuangannya adalah untuk memberikan pelayanan yang tinggi pada suatu keuntungan kualitas. Tabel 12.2 Sistem yang dibutuhkan untuk manajemen keuangan. Pendapatan Aktifitas Pembayaran pasien Perkiraan pasien yang dihasilkan Pasien diminta untuk membayar perawatan pada setiap kunjungan Komputerisasi catatan pembayaran Penerimaan pembayaran Protokol pembayaran masuk Bank Sistem pembayaran kartu NHS PDS Pembayaran anggaran praktek rekening bank setiap Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 83 bulan Pencocokan kembali pembayaran Pembayaran dari perusahaan keuangan Pencocokan kembali dengan klaim yang dibuat Dicatat dalam pembukuan dan dalam catatan pasien Pembayaran pola kesehatan gigi Dicocokan kembali dengan klaim yang dibuat, ketidakcocokan ditindaklanjuti Penjualan produk kesehatan gigi Sistem pemesanan Rekonsilisasi persediaan Kebijakan penetapan harga Mengenakan biaya pertemuan untuk setiap Buku janji pertemuan yang dibatalkan Biaya untuk pembatalan mendadak pasien pribadi Daftar tunggu untuk pembatalan Pustaka : 1. Manajemen Pemasaran, Philip Kotler, 2002 2. Administrative Dental Assistant, Linda J. Gaylor, 200.. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 84 BAB XII MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, petugas kesehatan harus mampu : 1. Memahami ruang lingkup sumber daya dalam pelayanan kesehatan 2. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya pelayanan kesehatan 3. Mengidentifikasi jenis peralatan, obat dan bahan kedokteran 4. Mengapresiasikan pemesanan peralatan, obat dan bahan kedokteran 5. Mengaplikasikan penggunaan katalog peralatan, obat dan bahan kedokteran 6. Mendemontrasikan teknik mengisi formulir pemesan dan permintaan peralatan, obat dan bahan kedokteran 7. Melakukan penghitungan keperluan obat dan bahan kedokteran 8. Mendemonstrasikan teknik penyimpanan peralatan, bahan dan obat. 9. Memahami ruang lingkup manajemen keuangan 10. Memahami penggunaan buku kas 11. Memahami dasar pembukuan 12. Memahami alat pembayaran 13. Memahami sistem perpajakan 14. Mengaplikasikan laporan keuangan 15. Menginterprestasikan pengadaan sumber daya manusia pelayanan kesehatan 16. Menginterprestasikan pengembangan sumber daya manusia pelayanan kesehatan 17. Menginterprestasikan pengembangan sumber daya manusia pelayanan kesehatan A. PENDAHULUAN Manajemen merupakan suatu cara sistematik untuk membantu para pengelola (manajer) kesehatan dan hampir semua pekerja kesehatan sehingga dengan menguasainya terus menerus akan membentuk sutu kondisi lingkungan kerja yang dinamis. Dasar-dasar manajemen dipakai di semua tingkat sistem pelayanan kesehatan di tingkat menengah, di wilayah atau propinsi dan juga pusat (nasional). Sistem pengelolaan manajemen sumber daya kesehatan yang bekualitas sangat dibutuhkan untuk menjalankan sistem kesehatan berdasarkan perawatan kesehatan primer.Manajemen pengelolaan sumber daya kesehatan yang baik bagi suatu organisasi adalah seperti kesehatan bagi tubuh dan berfungsinya semua bagian secara mulus. Prioritas yang pokok-pokok menyesuaikan pelayanan dengan kebutuhan dan situasi yang berubah, mempergunakan sebaik-baiknya sumber daya kesehatan yang terbatas dan peningkatan kualitas pelayanan. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 85 Manajemen pusat pelayanan kesehatan meliputi manajemen kesehatan dari seluruh penduduk yang ada dalam wilayah kerjanya. Bila pusat kesehatan terkelola dengan baik, masyarakat menjadi lebih sehat. Pengelolaan di sektor sumber daya kesehatan yang baik menjamin adanya perbaikan yang dapat dinikmati semua kalangan B. PENGELOLAAN PERALATAN, OBAT DAN BAHAN 1. Jenis peralatan Dalam pengadaan peralatan, obat dan bahan dibedakan atas: a. habis pakai (juga disebut dapat diperbaharui)dan b. Tidak habis pakai (tidak dapat diperbaharui) Peralatan habis pakai adalah peralatan yang digunakan dalam waktu singkat misalnya spuit, aplikator bonding .Sedangkan yang disebut peralatan tidak habis pakai adalah yang dapat bertahan beberapa tahun serta perlu perawatan dan pemeliharaan misalnya dental unit, peralatan konservasi gigi, tang cabut, light curing Dalam pengelolaan peralatan, obat dan bahan ada empat langkah utama yang harus dikuasi yaitu : pemesanan, penyimpanan, pengeluaran dan pemeliharaan 2. Pemesanan peralatan, obat dan bahan Hanya beberapa pekerja kesehatan (biasanya staf senior) yang berwenang pemesanan peralatan obat dan bahan.Pada waktu melaksanakan kegiatan pemesanan diperlukan keahlian sebagai berikut : a. Menyusun daftar kebutuhan dari mengetahui sebelumnya dan perkiraan pemakaian sekarang. Harus dibuat beberapa daftar peralatan, bahan dan obat yang dibutuhkan, bergantung pada tempat pembelian yang diharapkan. Jumlah setiap peralatan, bahan dan obat yang digunakan bergantung pada jumlah pasien yang dilayani dan dapat diperkirakan dari pengalaman atau dengan menanyakan kepada orang yang berpengalaman. Karena sumber daya selalu terbatas,peralatan, bahan dan obat-peralatan, bahan dan obat konsumsi harus digunakan dengan hemat. b. Menyesuakan kebutuhan dengan sumber daya yang tersedia dan membuat perkiraan biaya misalkan peralatan, bahan dan obat yang diperlukan dan jumlahnya, harga satuan dan harga total harus disusun dalam bentuk tabel agar memudahkan dalam evaluasi PERALATAN, JUMLAH HARGA HARGA BAHAN DAN OBAT SATUAN TOTAL Kaca mulut 20 15.000 300.000 Sterilisator 1 3.000.000 3.000.000 Spuit 20 boks 50.000 1.000.000 Total harga 4.300.000 Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 86 c. Menggunakan katalog Katalog adalah buku yang berisi daftar peralatan, bahan dan obat yang dapat dibeli dari tempat tertentu. Buku ini digunakan bila peralatan, bahan dan obat dipesan dari tempat yang jauh. Katalog dapat dikeluarkan olehgudang pemerintah atau perusahaan, pabrik atau toko swasta. Dalam hal melakukan pemesan dengan katalog harus dipelajari terlebih dahulu dengan sangat teliti dan harus di catat jumlah serta harga peralatan, bahan dan obat dengan tepat d. Mengisi formulir pemesanan atau permintaan Sebuah formulir pemesanan biasanya disediakan bersama-sama dengan katalog. Toko atau perusahaan yang berbeda memiliki formulir khusus yang berbeda pula. Sebuah formulir pemesanan memiliki kolom untuk masing-masing hal berikut : nomor referensi peralatan, bahan dan obat, nama peralatan, bahan dan obat, jumlah yang dipesan, harga satuan, harga total. Contoh dari formulir pemesanan peralatan, bahan dan obat dapat diperlihatkan sebagai berikut : NOMOR PERALATAN, BAHAN DAN OBAT Hem 601 190 NAMA PERALATAN, BAHAN DAN OBAT Tang molar JENIS SATUA N JUMLA H HARGA SATUAN Paruh 2 sisi 5 5 500.000 TOTA L 2.000.0 00 e. Menghitung keperluan obat Dasar-dasar menghitung keperluan obat harus didasarkan kepada pada kebutuhan tempat pelayanan kesehatan setempat. Misalkan 1) Kebutuhan Di BPG Gambaran situasinya dihitung dari berapa jumlah kunjungan pasien rata-rata perbulan selain itu dihitung pula berapa jumlah pasien yang memerlukan perawatan tumpatan, ekstraksi, scaling, perawatan syaraf, rehabilitaif dan bedah minor 2) Kebutuhan Di UKGS Gambaran situasi antara lain berapa jumlah SD yang dibina dan beberapa jumlah murid yang dilayani. Jenis kegiatan di UKGS yaitu : tumpatan, ekstraksi dengan topikal anastesi, penyuluhan dan sikat gigi bersama. Contoh : amalgam 1 botol (50 cc) dapat menumpat kurang lebih untuk 30 tumpatan dan Hg 1 botol (50 cc) dapat dipakai untuk menumpat kurang lebih amalagam untuk 50 tumpatan. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 87 Bila dalam satu bulan jumlah pasien yang memerlukan tumpatan 200 maka amalgam yang dibutuhkan adalah 1/30 x 200 = ± 6,5 botol, Hg yang dibutuhkan adalah 1/50 x 200 = 4 botol. Pasta gigi 1 tube ukuran ekonomi untuk bisa dipakai 150 kali sikat gigi. Bila jumlah murid ukgs yang dilayani sebanyak 600 orang dan membutuhkan 2 kali sikat gigi masal dalam satu bulan maka pasta gigi yang dibutuhkan 1/150 x 600 x 2 = 8 tube f. Penyimpanan peralatan bahan dan obat Memasukan peralatan bahan dan obat baru dalam penyimpanan Peralatan, bahan dan obat disimpan dalam dua tempat yaitu 1) tempat penyimpanan utama atau cadangan dimana persediaan disimpan tetapi tidak digunakan. Khusus untuk obat disimpan di tempat kering, sejuk dan dihindarkan dari cahaya. Lemari merupakan tempat yang paling baik. Bila mungkin, tablet harus disimpan dalam wadah kedap udara dan dan tertutup. Masing-masing botol atau kaleng harus diberi label yang jelas. Tanda bintang merah atau tanda serupa harus diterkan pada label semua botol atau kaleng yang mempunyai batas waktu kadaluarsa pada tahun yang sedang berjalan. Obat-obat ini harus terlebih dahulu digunakan. Obat yang berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan terkunci dengan catatan pengeluaran khusus. g. Pengeluaran alat, bahan dan obat Peralatan, bahan dan obat baru biasanya dikirim bersama surat, baik berupa faktur bila peralatan, bahan dan obat tersebut belum dibayar atau catatan penyerahan bila peralatan, bahan dan obat sudah dibayar. Faktur dan catatanpenyerahan harus ditempatkan pada arsip yang terpisah dan diberi label yang sesuai. Tanda terima peralatan, bahan dan obat bahan dan obat harus dicatat dalam buku persediaan atau buku persediaan atau buku besar yang biasanya memiliki halaman yang terpisah untuk peralatan, bahan dan obat,bahan dan obat. Pencatatan terbagi atas kolomkolom yang menyatakan : 1) Tanggal penerimaan peralatan, bahan dan obat 2) No referensi peralatan, bahan dan obat 3) No faktur 4) Jumlah peralatan, bahan dan obat Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 88 Dalam hal ini biasanya terdapat dua buku besar satu untuk peralatan, bahan dan obat habis pakai dan satu lagi untuk peralatan tidak habis pakai. Masingmasing peralatan, bahan dan obat di catat dalam halaman. Setiap kali suatu peralatan, bahan dan obat diserahkan jumlah yang diterima ditambahkan ke jumlah persediaan total. Setiap kali peralatan, bahan dan obat dikeluarkan jumlah dikurangkan dari umlah persediaan total. Tabel berikut ini sebagai contoh ; Peralata n, bahan dan obat Tangga l Diterim a dari Faktu r Kasa 1/4 5/4 Gudang 456 Jumlah yg diterim a 10 gulung Jumlah dikeluarka n Neraca persediaa n 2 gulung 4 gulung 8 gulung 4 gulung Setelah diterima dan dicatat dalam buku stock peralatan bahan dan obat dapat dikeluarkan untuk dipergunakan bila diperlukan. Terdapat tiga prosedur administrasi yang berkaitan dengan pengeluaran peralatan yaitu: 1) Pencatatan dibuku besar 2) Surat pengeluaran peralatan, bahan dan obat 3) Inventaris C. MANAJEMEN SUMBER DAYA FINANSIAL 1. Ruang lingkup manajemen keuangan Baru-baru ini peran manajer praktek kesehatan gigi telah berdiri untuk memasukkan aspek keuangan manajemen praktek sejajar dengan manajer dalam sector lainnya. Sebelumnya, keuangan praktek merupakan rahasia yang tertutup, dan pengetahuan manajer mengenai keseluruhan keuangan adalah terbatas. Ketika untuk bekerja didalam pendapatan dan pengeluaran target sebagaimana diatur dalam rencana bisnis praktek dengan protokol pelaporan yang disetujui dari menajer praktek dapat menghasilkan kontribusi berarti bagi manajemen keuangan. Jika anggota kelompok kesehatan gigi, dengan pelatihan menajemen keuangan yang tidak resmi, dipromosikan kedalam peranan manajer praktek, sebagai bagian dari pelatihan mereka perlu mengembangkan pengetahuan kerja kontrol keuangan. Peranan mereka tidak mudah memastikan praktek yang berjalan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 89 pelan, tetapi untuk memaksimalkan pendapatan praktek dan kontrol keuangan sehingga praktek berjalan dengan lambat atau pelan dan pertemuan yang menguntungkan aturan obyektif dalam rencana bisnis. Pada suatu tempat, rancana bisnis harus digunakan sebagai suatu titik referensi konstan, yang diperiksa dan diperbaharui setiap tahunnya. Ketika bekerja pada suatu rencana bisnis yang disetujui, manajer senior dapat membiarkan manajer praktek bebas untuk mencari ukuran operasional yang sesuai untuk pencapaian ini. Sejak tujuan manajemen keuangan adalah untuk mencapai golongan bisnis praktek, kesuksesan bargantung pada pembuatan yang spesifik, terukur, disepakati, relevan, dan waktu sasaran diukur, berdasarkan performa sebelumnya, dengan penyesuaian yang dibangun untuk mencerminkan tren keuangan. Manajemen keuangan memulai dengan visi praktek, cerminan sebagai suatu pernyataan misi dalam rencana bisnis dan dipecah menjadi satu, tiga, dan lima tahun target, digambarkan dalam kata-kata dan arus kas. Mengelola uang dalam jasa pelayanan kesehatan adalah pekerjaan yang rumit dan penuh dengan tanggung jawab, yang sebagian besar dikerjakan oleh akutan atau petugas keuangan. Seorang tenaga kesehatan di unit kecil misalnya diharuskan dapat membuat sistem pembukuan. 2. Sistem keuangan Manajemen keuangan yang efektif bergantung pada sistem komunikasi yang baik dan jelas yang diciptakan oleh manajer. Sistem dan kegiatan yang berhubungan harus ditulis dalam operasi manual praktek dan para staf yang bertanggung jawab memakai prosedur tersebut haru dilatih dan mampu untuk melaksanakan tugasnya. Sistem yang dibutuhkan manajemen keuangan digambarkan pada Tabel 12.2. Mekipun praktek kesehatan gigi menyediakan perawatan kesehatan daripada suatu produk yang jelas, seperti bisnis lainnya yang obyek keuangannya adalah untuk memberikan pelayanan yang tinggi pada suatu keuntungan kualitas. Tabel 12.2 Sistem yang dibutuhkan untuk manajemen keuangan. Pendapatan Aktifitas Pembayaran pasien Perkiraan pasien yang dihasilkan Pasien diminta untuk membayar perawatan pada setiap kunjungan Komputerisasi catatan pembayaran Penerimaan pembayaran Protokol pembayaran masuk Bank Sistem pembayaran kartu Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 90 NHS PDS Pembayaran anggaran praktek rekening bank setiap bulan Pencocokan kembali pembayaran Pembayaran dari perusahaan keuangan Pencocokan kembali dengan klaim yang dibuat Dicatat dalam pembukuan dan dalam catatan pasien Pembayaran pola kesehatan gigi Dicocokan kembali dengan klaim yang dibuat, ketidakcocokan ditindaklanjuti Penjualan produk kesehatan gigi Sistem pemesanan Rekonsilisasi persediaan Kebijakan penetapan harga Mengenakan biaya pertemuan untuk setiap Buku janji pertemuan yang dibatalkan Biaya untuk pembatalan mendadak pasien pribadi Daftar tunggu untuk pembatalan Pengeluaran revenue 3. Manajemen arus kas Terdapat dua jenis uang yaitu uang yang tidak tampak atau alokasi anggaran dan uang tunai. Yang dimaksud dengan uang yang tidak tampak adalah tidak dapat dilihat atau dipegang. Uang ini berupa surat pinjaman yang dibeerikan sebagai biaya alokasi atau jaminan pinjaman. Adapun yang di maksud uang tunai adalah yang dapat dipegang dan dilihat. Uang ini diberikan kepada pekerja kesehatan untuk dipakai dalam melaksanakan pekerjaan pelayanan kesehatan. Dianjurkan dalam pengelolaan keuangan di pusat pelayanan kesehatan jangan menyimpan uang bentuk tunai dalam jumlah yang cukup besar. Untuk diperlukan suatu cara yang di sebut sistem kas keuangan Istilah arus kas mempunyai arti perpindahan uang didalam bisnis dalam istilah: Penerimaan: uang yang diterima untuk barang dan jasa; Pembayaran: uang yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis.. Menurut Mike Grace, penulis, dokter gigi dan penulis yang menerbitkan manajemen praktek, mengatakan: “Suatu ramalan arus kas adalah suatu rincian mengenai anggaran bisnis, yang menyediakan bagi kita suatu perkiraan perhitungan dari pendapatan yang Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 91 kita harapkan akan menerima dan biaya-biaya yang diperkirakan akan kita bayar.” Tujuan manajemen arus kas mengatur keuangan dengan bekerja didalam suatu kerangka kerja kebijakan dan protocol yang menegaskan: 1. Seberapa cepat kita membayar tagihan; 2. Tingkat penguasaan saham; 3. Kegiatan rekonsiliasi; 4. Indicator performa. Sukses memprediksi kegiatan arus kas pengetahuan tentang bisnis mengijinkan manajer untuk memperlihatkan. Pada tahap perencanaan, target arus kas harus dibagi menjadi tiga kategori berikut: Jangka pendek: perencanaan untuk akibat yang akan datang dalam empat minggu kedepan; Jangka tengah: perencanaan yang berakibat dalam waktu enam minggu kedepan; Jangka panjang: perencanaan yang berakibat dalam waktu setelah enam bulan. Arus kas adalah peralatan manajemen yang penting dari pembukuan manajemen yang telah disiapkan. Pemilik praktek harus memperlihatkannya setiap sebulan sekali sehingga kemajuan dapat dimonitor dan anggaran kedepan dapat dirubah sesuai dengan antisipasi. 4. Buku kas The Inland Revenue (penghasilan dalam negeri) mengharuskan seluruh pebisnis untuk membuat catatan yang menunjukkan semua pendapatan dan pengeluaran. Buku kas tersebut harus dibahrui setiap hari untuk memberikan informasi pendapatan dan pengeluaran terbaru. Buku tersebut akan menunjukkan cek yang telah diterbitkan tetapi belum ditunjukkan dalam penarikan bank, dan uang yang telah disetorkan ke bank tetapi belum muncul dalam buku rekening bank kita. Dengan memasukkan faktur-faktur supplier ke dalam buku kas kita akan mengetahui berapa besar hutang kita pada supplier dan dari perangkat lunak manajemen pasien kesehatan gigi kita dapat menghitung berapa besar hutang pasien yang didapat dari praktek kita. Dengan menambahkannya dalam buku kas kita telah melengkapi seluruh situasi keuangan. Buku kas dapat menjadi suatu bagian dari paket komputerisasi pembukuan. Bagaimanapun, kebanyakan pemegang buku membuat catatan kertas buku kas disamping catatan komputerisasi mereka. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 92 5. Dasar-dasar pembukuan Pengaruh transaksi terhadapa laporan keuangan tidak langsung digambarkan dalam laporan keuangan, tetapi ditampung lebih dulu dalam alat-alat pencatatan yang merupakan bagian dari suatu sistem pencatatan. Untuk menciptakan suatu sistem pencatatan yang dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pemakai sehingga data untuk laporan keuangan dapat diperoleh melalui cara-cara yang teratur BUKTI TRANSAKSI TRANSAKSI JURNAL BUKU BESAR LAPORAN KEUANGAN NERACA LAPORAN LABA RUGI LAP. PERUBAHAN MODAL 1) Jurnal Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis dengan menunjukan rekening yang didebit dan dikredit beserta jumlah rupiahnya masing-masing. Contoh 2000 Nov 1 : Diterima setoran modal dari ali senilai Rp. 100.000 2 : Dibeli peralatan kantor secara tunai Rp. 25.000 TANGGAL NAMA REKENING NOMOR JUMLAH REKENING DEBIT KREDIT 2000 Nov 1 3 Kas Modal, Ali (setoran modal dari Ali) Rp.100.000 Peralatan kantor Kas (pembelian peralatan kantor) Rp. 25.000 Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Rp. 100.000 Rp. 25.000 Page 93 2) Posting Proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang teah dibuat dalam buku jurnal ke buku besar, yaitu memindahkan jumlah dalam kolom debit jurnal ke dalam sisi debit rekening dan memindahkan jumlah dalam kolom kredit jurnal ke dalam sisi kredit rekening. Contoh BUKU BESAR TANGGAL 2007 1 NOV 31 KET F 1 JMLH 100.000 Saldo KAS TANGGAL 2007 3 NOV KET F 1 JMLH 25.000 TANGGAL 2007 1 NOV KET F 1 JMLH 100.000 TANGGAL KET F JMLH MODAL ALI TANGGAL KET F JMLH PERALATAN KANTOR TANGGAL KET F JMLH 2007 3 1 25.000 NOV 6. Alat pembayaran 1) Perbankan Pengertian bank menurut UU RI No. 10 tahun 1998 adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya. 2) Kegiatan Utama Bank Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending). Adapun kegiatan jasa pendukung lainnya seperti jasa pemindahan uang (transfer), jasa penagihan (inkaso), jasa kliring dan jasa penjualan mata uang asing (valas) 3) Jenis alat pembayaran a. Giro, merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya, biro gilyet atau surat pemindah bukuan lainnya b. Cek adalah surat perintah pembayaran tanpa syarat Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 94 c. Bilyet giro adalah surat pemindah bukuan d. Tabungan adalah simpanan pihak lain pada bank yang penarikkannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/alat yang dipersamakan. e. Deposito adalah simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dan bank yang bersangkutan f. Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam rupiah maupun valas yang masih berlaku sebagai alat pembayaran. g. Kartu plastic seperti credit card, charge card , debit card, cash card, check guarantee card. 7. Perpajakan a) Pajak adalah iuran rakyat pada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbale (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran. b) Fungsi pajak sebagai sumber budgeting dan pengatur yaitu sumber dana agi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya juga sebagai alat untuk mengatur/melaksanakan kebijakan pemerintah dalam menjalankan fungsi budaya, sosial dan ekonomi. c) Jenis Tarif pajak Jenis tariff pajak terdiri atas pajak sebanding, tetap, progresif dan degresif d) Tarif pajak dihitung berdasarakan wajib pajak orang pribadi, wajib pajak dalam negeri dan BUT e) Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan suatu sarana dalam perpajakan yang dipergunkana sebagai tanda pengenal diri/identitas WP yang berfungsi sebagai tanda pengenal diri identitas WP dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan f) Subjek dan Obyek Pajak Yang menjadi subjek pajak yaitu orang pribadi, badan dan bentuk usaha tetap, sedangkan objek pajak adalah penghasilan seseorang, badan dan bentuk uasaha 8. Laporan Keuangan Dalam membuat laporan keuangan terditi atas a. Neraca, atau sering juga disebut laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva(harta kekayaan), kewajiban dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Rekening neraca (rekening riil) merupakan rekening-rekening yang ada pada akhir periode akan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 95 dilaporkan didalam neraca, Rekening riil terdiri dari ; aktiva, kewajiban dan modal. Aktiva merupakan sumber-sumber ekonoi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang, Kewajiban adalah hutang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang akan datang. Sedangkan yang disebut modal pada hakekatnya merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan, Contoh KLINIK MANDIRI NERACA 31 DESEMBER 200... KEWAJIBAN Hutang dagang xxxxxxxx Hutang bank xxxxxxxx xxxxxxxx Modal AKTIVA Aktiva Lancar Kas Piutang dagang Perlengkapan Aktiva tetap Peralatan Kendaraan xxxxxxxx xxxxxxxx Modal drg Ali xxxxxxx Jumlah Aktiva xxxxxxxx Jumlah Pasiva xxxxxxxx xxxxxx xxxxxx b. Laporan laba rugi Laporan laba rugi di susun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu Contoh; KLINIK MANDIRI LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 200... Pendapatan Pendapata jasa xxxxxxxx Pendapatan lain-lain xxxxxxxx + Total pendapatan xxxxxxxx Biaya-biaya operasi Gaji pegawai xxxxxxxx Biaya listrik xxxxxxxx Biaya sewa gedung xxxxxxxx Biaya lain-lain xxxxxxxx + Total biaya xxxxxxxx _ Laba/Rugi bersih xxxxxxxx Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 96 c. Rekening-rekening laba rugi Yang dimaksud dengan rekening-rekening laba rugi (rekening nominal) adalah rekening-rekening yang pada akhir periode akan dilaporkan laba rugi. Yang termasuk laporan laba rugi adalah rekening nominal terdiri dari pendapatam dan biaya. Pendapatan merupakan penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa.. Sedangkan biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendaftaran d. Laporan perubahan modal Laporan perubahan modal memberikan gambaran alasan yang menjadi penyebab terjadinya perubahan jumlah modal pemilik. Contoh KLINIK MANDIRI LAPORAN PERUBAHAN MODAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 200... Modal 1 Januari 2006 xxxxxxxxxx Laba tahun 2006 xxxxxxxxxx (+) xxxxxxxxxx Pengambilan prive xxxxxxxxxx (-) Modal 31 Desember 2006 xxxxxxxxxx D. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Manajemen sumber daya manusia atau lebih dikenl dengan manajemen personalia yaitu segenap aktivitas yang berhubungan dengan masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu . Sasaran utamanya ialah penggunaan dan pengalokasian sumber daya sebaik mungkin. Walaupun fokus perhatian manajemen sumber daya manusia adalah agar setiap tenaga kerja kesehatan dapat memberi kontribusi yang optimal dalam realisasi tujuan organisasi pelayanan kesehatan. Menurut Manullang terdapat 3 aspek utama dalam pengelolaan sumber daya manusia yaitu pengadaan, pengembangan dan dan pemanfaatan sumber daya manusia 1. Pengadaan sumber daya manusia Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 97 Aktivitas utama dalam manajemen sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan adalah pengadaan sumber daya manusia. Hal ini berupa aktivitasaktivitas untuk menyusun program penarikan, seleksi dan penempatan tenaga kerja. Inti pengadaan sumber daya manusia adalah menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan suatu organisasi secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif, ditentukan melalui analisis angkatan kerja (work force analysis). Pengadaan tenaga kerja secara kualitatif mrelibatkan deskripsi jabatan maupun spesifikasi jabatan. Penarikan tenaga kerja, dimaksudkan memanggil pelamar yang dilakukan dengan cara melalui iklan, lembaga pendidikan, serikat pekerja dan koneksi keluarga karyawan maupun kenalan. 2. Pengembangan sumber daya manusia Suatu organisasi pelayanan hanya dapat berkembang apabila organisasi selalu tanggap terhadap perubahan lingkungan, teknologi dan iptek. Dengan demikian organisasi harus dapat menyesuaikan sumber daya manusianya khususnya dari segi kualitatif terhadap perubahan teknologi, melalui pembekalan peningkatan keterampilan dan pengetahuan . Pengembangan pegawai ini harusvdirancang secara global melalui suatu pemetaan yang disebut matrik kompetensi. Aktivitas yang dapat dilakukan olh suatu organisasi pelayanan kesehatan untuk pengembangan pegawainya melalui a. pelatihan/pendidikan b. rotasi jabatan c. delegasi tugas d. promosi e. konseling b. konferensi c. penugasan dalam suatu kepanitiaan. 3. Pemanfaatan sumber daya manusia a. Pemanfaatan sumber daya manusia merupakan suatu proses kegiatan pimpinan yang bermaksd mempekerjakan pegawai yang memberi prestasi cukup dan tidak mempekerjakan pegawai yang tdak bermanfaat. Bagi pegawai yang menunjukan kemungkinan memberi manfaat diusahakan agar kemungkinan itu menjadi kenyataan, dengan jalan memotivasi pegawai. Pegawai yang tidak tidak memberi manfaat diberhentikan atau dipensiunkan. b. Dengan demikian, lingkup pemanfaatan sumber daya manusia terdiri dari pemberhentian, pensiun dan motivasi 1) Pemberentian Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 98 Pemberhetian berarti pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan pegawai. Dasar pertimbangan objektif tentulah bila peagawi sudah menjadi parasit kepada perusahaan, dalam arti output yang dihasilkannya lebih kecil dari input yang digunakan. Dalam masa percobaan, pegawai dapat dipecat bila pegawai menunjukn hasil kerja yang tidak memuaskan. Setelah selesai masa percobaan (tiga bulan), status pegawai harus ditentukan : diberhentikan atau diterima menjadi pegawai tetap. Sesudah selesai masa percobaan, pegawai hanya dapat diberhentikan, setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Dalam menerapkan PHK, seorang manajer harus memperhatikan, berpedoman dan merealisasi patokan-patokan yang terdapat dalam perundanganundangan sosial, perundang-undangan tenaga kerja, seperti tanggung jawab moral perusahaan berupa pesangon dan uang jasa bagi pegawai yang diberhentikan. 2) Pensiun Pensiun adalah pemberhentian pegawai oleh perusahaan karena pegawai berumur lanjut sehingga tidak dapat lagi dapat bekerja dengan sempurna. Manfaat pensiun bukan saja bagi pegawai yang dipensiunkan, tetapi pula bagi pegawai yang belum pensiun dan bagi perusahaan. Adanya pemberian pensiun dapat menstabilisasi pegawai, meningkatkan kerja sama dan dapat menimbulkan sense of belongingness. Dana pensiun dapat pegawai dapat diambil dari beberapa sumber misalkan pemotongan sejumlah tertentu dari gaji pegawai setiap bulan, penyisihan sebagaian keuntungan perusahaan atau kombinasi kedua-duanya. Usulan pensiun dapat ditentukan dengan memperhatikan faktor umur, lapangan pekerjaan, pendidikan pegawai, tingkat kesehatan. Umumnya usia pensiun berkisar antar 50 – 65 tahun. 3) Motivasi Potensi kemampuan seorang pegawai tidak dapat terwujud sepenuhnya apabila tidak pernah di motivasi. Dalam menentukan motivasi seorang pegawai sangatlah abstrak dan tidak terlihat, namum bisa disimpulkan dari gejala gejala tingkah laku. Semua tingkah laku diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, dan bila tujuan telah tercapai, motivasi telah terpuaskan. Kemampuan bekerja berbeda dari potensi kemampuan bekerja. Seseorang mungkin mampu mengerjakan suatu pekerjaan, namun pada suatu waktu kemampuan itu tidak dinyatakan. Waktu seseorang dapat dibeli, namun antusiasme, inisiatif, dan loyalitas tidak dapat dipaksa. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 99 Menurut Mc Clelland, faktor utama yang menyebabkan seseorang berprestasi atau tidak adalah ada tidaknya faktor need of achievement (motivasi berprestasi). Ciri seorang pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi ialah berusaha membuat sesuatu dengan lebih baik, adanya ambisi dengan perhitungan rasional, dan tidak menggantungkan diri pada nasib. Seorang manajer harus dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan berkembangnya need of achievement pegawai. Caranya dengan jalan memberi kesempatan pada semua tingkatan di dalam organisasi untuk mengambil keputusan dan memilih sendiri cara bekerja yang diinginkan. Daftar Pustaka. 1. Azwar, A., 1999, Administrasi Kesehatan. Rhineka Cipta. Jakarta. 2. Drucker, P.F., 1984, The Practice Of Management, Harper and Row Pub, New York. 3. Handoko, H., 1999, Manajemen, Gama Press, Yogyakarta 4. Manullang, M., 1996, Dasar-Dasar Manajemen, Yudisthira, Jakarta 5. Suad, H., 1982, Manajemen Keuangan, Liberty, Yogyakarta. 6. Thomson, W.H., Practice Dental Management, Delmars,UK 7. WHO, 1999, Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer (terj), EGC, Jakarta Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 100 BAB XIII KEBIJAKAN INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN GIGI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah perkuliahan mahasiswa mampu mengetahui : Kebijakan pelayanan Kebijakan jam kerja Sistem penggajian Kebijakan tarif pelayanan A. PENDAHULUAN Manajemen konsisten membutuhkan visi yang jelas dimana prakteknya berlangsung. Dalam lingkungan bisnis saat ini, para manajer perlu memelihara kesimbangan yang tepat antara kemampuan memperoleh laba dan pemenuhan dengan obligasi yang sah dan layak. Ketika cara kerja dalam kebijakan praktek dan prosedur telah pada tempatnya, praktek lebih disukai berjalan perlahan dan sewajarnya. Beberapa kebijakan, seperti yang menyangkut kesehatan dan keamanan, adalah kebutuhan yang sah. Untuk daerah praktek yang lainnya, kebijakan harus ditulis untuk memastikan bahwa semua orang telah bekerja dalam satu suara. Kebijakan tidak harus ditulis oleh manajer dan ditangani di luar kelompok: seluruh anggota kelompok harus terlibat dalam perkembangan kebijakan. Ketika terlibat sejak awal, orang mempunyai pengertian yang lebih baik mengenai apa yang harus dikerjakan dan mengapa harus dikerjakan. Kebijakan praktek harus hidup, dokumen yang bekerja, bukan sekedar dibuat dan disimpan. Sekali-kali, manajer praktek memastikan kebijakan tersebut diamati. Apabila disetujui, salinan setiap kebijakan harus dibagikan kepada setiap anggota kelompok untuk dibaca, ditandatangani, dan dipegang. Setiap praktek harus mempunyai kebijakan tertulis dalam Clinical Governance, control silang dan prosedur darurat, untuk dinamai tetapi sangat sedikit. Tujuan setiap kebijakan adalah untuk mengklarifikasi tugas dan seluruh tanggungjawab kelompok. Kebijakan harus mencerminkan nilai-nilai dan sejarah praktek tersebut, memberikan tanda dan petunjuk kerja. Diawali dengan pernyataan tujuan, setiap kebijakan menetapkan suatu kerangka kerja untuk membuat keputusan dan prosedur kerja pada setiap area kegiatan. Dengan adanya keputusan kebijakan, pendekatan yang konsisten dan wajar dapat diangkat ketika terdapat konflik kepentingan yang berpotensi menyebabkan konflik di dalam kelompok. Kebijakan-kebijakan tersebut harus cukup fleksibel untuk memperbolehkan adanya pertimbangan dalam penerapannya, apabila dasar pertimbangan tersebut adalah untuk membangun kebijakan. Agar visi praktek menjadi nyata, manajer perlu menyetujui kebijakan agar praktek bergerak maju. Membuat kebijkan adalah strategi manajemen yang Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 101 bergantung pada beberapa keputusan mengenai ruang lingkup kebijakan yang mencakup garis besar pada Tabel 12.1: tujuan dari kebijakan; jangkauan kebijakan; petunjuk kerja untuk pengamatan kebijakan; proses tinjauan ulang. Bagian petunjuk kerja dari kebijakan harus dicatat dalam wilayah dimana pekerjaan itu dilakukan. Untuk mempercepat prosedur dalam memanggil pelayanan darurat harus ditempatkan kemudian pada setiap telepon dalam praktek. Petunjuk kerja menyediakan arahan yang berguna bagi tiap orang untuk melakukan tugas yang tidak biasa dalam pekerjaan rutinnya, dan mkeyakinkan mereka bekerja secara aman dan menurut standar ketentuan. Ketika seorang anggota baru kelompok bergabung dalam praktek, petunjuk kerja memberikan dorongan dan yang sangat bagus untuk pelatihan kerja dan memastikan prosedur tersebut telah dilakukan oleh staf baru dalam cara yang sama dengan yang telah dijalankan oleh staf yang sudah ada. Mendiskusikan kebijakan-kebijakan dan prosedur pada pertemuan-pertemuan praktek memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mendengar perkataan dan merasakan pandangan mereka yang dimasukkan dalam praktek rutinnya. Kebijakankebijakan dijaga agar selalu terbaru dan relevan ketika dibahas terus-menerus pada pertemuan praktek. Kebijakan yang jelas dan disetujui memberikan kuasa bagi manajer untuk mengambil tindakan yang mengharuskan sikap seorang pegawai tidak bertentangan dengan kebijakan yang telah disepakati. Manajer dapat membawa situasi peringatan kepada pegawai dan mengharuskan mereka agar bersikap sesuai dengan kebijakan di masa yang akan datang. Jika hal ini berada pada titik dimana tindakan disiplin diperlukan, manajer dapat menunjukkan kebijakan dan menggunakannya dalam memeriksa apakah para pegawai sudah memahami dan mampu melaksanakannya. Dengan cara ini, rencana tindakan yang berhubungan dengan perbaikan dapat ditegaskan dengan jelas. Menyampaikan kebijakan dapat digunakan untuk membangun kelompok. Sebagai contoh, praktek darurat dan prosedur pertama sebagai suatu kelompok dapat mengingatkan setiap orang seberapa penting dan memenuhinya hal tersebut untuk bekerja bersama-sama dan berkomunikasi. Terdapat banyak cara untuk menyampaikan kebijakan praktek kepada kelompok dan memastikan setiap orang agar bekerja untuk mencapai tujuan yang sama dan memberikan perhatian penuh pada apa yang mereka butuhkan. Berbicara melalui prosedur dapat membangun semangat kelompok dan mengajar para kolega agar menghormati dan mendengarkan pandangan satu sama lainnya. Ukuran ini akan menghasilkan kebijakan tertulis dan prosedur yang harus obyektif pada setiap peninjauan dan pembaharuan rutin, memberikan kerangka kerja untuk praktek yang baik dan konsisten. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 102 Area Tujuan Jangkauan Petunjuk kerja Tinjauan ulang Perjanjian Tabel 12.1 Garis besar kebijakan Cakupan Ini adalah garis besar dari maksud strategi kita. Sebagai contoh, tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meyakinkan bahwa praktek ini menyediakan dan memelihara lingkungan kerja, peralatan dan prosedur kerja yang sehat dan aman. Berikut adalah pernyataan siapa yang akan terlibat dalam pengamatan kebijakan. Sebagai contoh, prinsip praktek mempunyai tanggungjawab keseluruhan dalam kesehatan dan keamanan praktek. Setiap anggota kelompok mempunyai suatu tugas bersikap dalam menjaga kesehatan dan keamanan mereka juga segala sesuatu yang terkait dengan aktifitas mereka. Seluruh kecelakaan dan kejatuhan harus dilaporkan kepada manajer praktek secepat mungkin. Rincian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kebijakan. Sebagai contoh, dengan memperoleh pakaian pelindung: seluruh peralatan pelindung yang disediakan bagi staf dan pasien harus dipakai sesuai petunjuk. Sarung tangan pekerjaan berat harus dipakai saat membersihkan instrumen tajam dan ketika menggunakan bahan kimia berbahaya. Identifikasi proses peninjauan ulang. Sebagai contoh, kebijakan ini akan diulang setiap tahun oleh manajer praktek dan secepatnya jika keadaan berubah. Setiap perubahan atau pembaharuan akan dibicarakan pada satu pertemuan praktek. Kebijakan-kebijakan tersebut harus ditandatangani dan diberi tanggal oleh pemilik dan pegawai. B. KEBIJAKAN JAM KERJA JAM KERJA PADA BULAN PUASA Mengenai waktu kerja, pada dasarnya tidak ada ketentuan undang-undang yang secara tegas menentukan perbedaan waktu kerja pada bulan Ramadhan atau hari keagamaan lainnya dengan hari-hari biasa lainnya. Waktu kerja karyawan mengacu pada ketentuan Pasal 77 ayat (1) UUK, yaitu: a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Meski demikian, pada praktiknya, khususnya di lingkungan pegawai negeri sipil ("PNS") ada kebijakan-kebijakan yang diambil terkait dengan waktu kerja pada Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 103 bulan Ramadhan. Salah satu contohnya adalah dengan dikeluarkannya Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 1073/2012 tentang Pengaturan Jam Kerja dalam Bulan Suci Ramadhan Tahun 2012 M/1433 H yang mengatur jam kerja dalam Bulan Suci Ramadhan Tahun 2012/1433 H bagi pegawai negeri yang bekerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali para Guru/Penjaga Sekolah dengan ketentuan sebagai berikut: Hari Senin s.d. Jumat Jam Kerja Selama Bulan Keterangan Suci Ramadhan Mulai Pukul 08.00 1. Senin s.d. Kamis: s.d. Pukul 15.00 Bagi yang akan melaksanakan shalat Dzuhur diberikan waktu seperlunya 2. Jum’at Bagi yang akan melaksanakan sholat Jum’at diberikan waktu pukul 11.30 s/d 13.00 Contoh lain adalah sebagaimana diatur dalam surat dari Sekretaris Mahkamah Agung RI No.: 306/SEK/01/VII/2010 tentang Perubahan Jam Kerja selama Bulan Ramadhan, yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama Empat Lingkungan Peradilan di seluruh Indonesia yang menentukan jam/waktu kerja: Hari Senin sampai dengan hari Kamis : Jam Kerja : Pukul 08.00 s/d Pukul 15.00 Waktu setempat. Jam Istirahat : Pukul 12.00 s/d Pukul 12.30 Waktu setempat. Hari Jum'at : Jam Kerja : Pukul 08.00 s/d Pukul 15.30 Waktu setempat. Jam Istirahat : Pukul 11.30 s/d Pukul 12.30 Waktu setempat. Sementara itu, dalam praktik di perusahaan-perusahaan swasta tertentu juga ada yang mengeluarkan kebijakan terkait dengan waktu kerja di bulan Ramadhan, misalnya jam kerja yang biasa berlaku adalah mulai jam 09.00 s.d. 17.00 WIB (untuk hari kerja Senin-Jumat). Ditetapkan bahwa selama bulan Ramadhan jam kerja adalah mulai pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Sebenarnya waktu kerja yang digunakan adalah tetap, hanya saja ditetapkan untuk dimajukan lebih awal. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan para pekerja yang berpuasa akan membutuhkan waktu untuk perjalanan pulang maupun menyiapkan buka puasa. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 104 Jadi, pada dasarnya tidak ada perbedaan antara waktu kerja pada bulan Ramadhan dengan waktu kerja pada bulan lainnya. Setiap pekerja tetap dapat melaksanakan kewajiban agamanya selama bulan Ramadhan, baik untuk berpuasa maupun shalat dalam waktu/jam kerja seperti biasa. Kecuali ditentukan lain oleh pengusaha (misal: dalam SK Direksi) atau untuk PNS ada kebijakan seperti surat keputusan yang dikeluarkan Gubernur atau pimpinan lembaga seperti yang telah dicontohkan di atas. Dasar hukum: 1. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2. Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No. 1073/2012 tentang Pengaturan Jam Kerja dalam Bulan Suci Ramadhan Tahun 2012 M/1433 H. JAM KERJA PNS Kedudukan PNS memang berbeda dengan pekerja yang bekerja di sektor swasta. Disebutkan dalam Pasal 3 UU Pokok-pokok Kepegawaian bahwa Pegawai Negeri adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Sehingga, yang menjadi dasar waktu kerja bagi PNS bukanlah Pasal 77 ayat (2) UUK, melainkan Pasal 3 angka 11 PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang mewajibkan PNS masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Dalam penjelasan pasal tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kewajiban untuk “masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja” adalah setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada ditempat umum bukan karena dinas. Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang berwenang. Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja. Lebih khusus lagi kami ambil contoh, ketentuan waktu kerja yang berlaku pada lembaga Pemerintah Tingkat Pusat dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya diatur dalam Keppres No. 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah: Pasal 1 (1). Hari kerja bagi seluruh lembaga Pemerintah Tingkat Pusat dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya ditetapkan lima hari kerja mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. (2). Jumlah jam kerja efektif dalam lima hari kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah 37,5 jam, dan ditetapkan sebagai berikut: a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis: Jam 07.30 - Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 105 b. 16.00 Waktu istirahat: Jam 12.00 - 13.00 Hari Jumat:Jam 07.30 - 16.30 Waktu istirahat:Jam 11.30 - 13.00. Pasal 3 (1). Dikecualikan dari ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah: a. Unit-unit di lingkungan lembaga Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 yang tugasnya bersifat pemberian pelayanan kepada masyarakat; b. Lembaga pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA); (2). Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah dengan koordinasi dan setelah mendapat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Jadi, memang ketentuan mengenai waktu kerja bagi PNS berbeda dengan ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku bagi pekerja di sektor swasta. Yang berlaku bagi PNS adalah ketentuan dalam UU Pokok-pokok Kepegawaian dan aturan-aturan pelaksananya karena UU Pokok-pokok kepegawaian hanya berisi ketentuanketentuan pokok saja, untuk pelaksanaannya diatur di dalam peraturan yang berupa Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri dan lain-lain peraturan yang dikeluarkan oleh masing-masing Instansi/Badan/Lembaga/Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku KETENTUAN WAKTU KERJA SHIF BAGI PNS Pada dasarnya, ketentuan hari kerja bagi PNS diatur dalam Pasal 3 angka 11 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang mewajibkan PNS masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Lebih lanjut dalam penjelasan pasal ini dikatakan bahwa yang dimaksud dengan kewajiban untuk “masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja” adalah setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas. Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang berwenang. Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk kerja. Pengaturan lebih khusus, ketentuan waktu kerja PNS juga diatur dalam Keputusan Presiden No. 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah: Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 106 Pasal 1 (1) Hari kerja bagi seluruh lembaga Pemerintah Tingkat Pusat dan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya ditetapkan lima hari kerja mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat. (2) Jumlah jam kerja efektif dalam lima hari kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah 37,5 jam, dan ditetapkan sebagai berikut: a. Hari Senin sampai dengan Hari Kamis: Jam 07.30 - 16.00 Waktu istirahat: Jam 12.00 - 13.00 b. Hari Jumat:Jam 07.30 - 16.30 Waktu istirahat:Jam 11.30 - 13.00. Pasal 3 (1) (2) Dikecualikan dari ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah: a. Unit-unit di lingkungan lembaga Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 yang tugasnya bersifat pemberian pelayanan kepada masyarakat; b. Lembaga pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA); Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah dengan koordinasi dan setelah mendapat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Lalu bagaimana pengaturan waktu kerja bagi PNS dengan menggunakan sistem kerja shift? Dalam konsultasi seputar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kami akses dari laman resmi Badan Kepegawaian Negara RI, sebagaimana kami sarikan, diketahui bahwa pengaturan jam kerja shift bagi PNS diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 08 Tahun 1996 tentang Pedoman Pelaksanaan Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah (“Kepmenpan 8/1996”). Dalam Lampiran Kepmenpan 8/1996, khususnya dalam bagian latar belakang, dikatakan antara lain bahwa hari dan jam kerja di lingkungan lembaga pemerintah adalah 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu dengan jumlah jam kerja efektif sebanyak 37,5 jam per minggu. Namun, ada pengecualian kebijakan 5 (lima) hari kerja ini bagi unit kerja/satuan organisasi yang berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Unit kerja pelayanan yang dimaksud adalah unit kerja yang berfungsi memberikan pelayanan yang sifatnya mendesak (urgent) dan atau yang mencakup kepentingan masyarakat luas, seperti Rumah Sakit/Puskesmas, unit kerja yang memberikan pelayanantelepon, listrik, air minum, pemadam kebakaran, keamanan dan ketertiban, perbankan dan unit kerja pelayanan lain yang sejenis (lihat Romawi II huruf B angka 3a dan 3b Lampiran Kepmenpan 8/1996). Masing–masing lembaga pemerintah terlebih dahulu melakukan inventarisasi semua unit kerja pelayanan yang ada di lingkungannya masing–masing baik di pusat Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 107 maupun di daerah. Kemudian unit-unit kerja pelayanan tersebut akan dievaluasi untuk ditetapkan sesuai dengan sifat pelayanan masing–masing yaitu (lihat Romawi II huruf B angka 3c dan 3d Lampiran Kepmenpan 8/1996): 1) Unit kerja pelayanan yang melaksanakan tugas pelayanan pada hari Senin sampai dengan hari Sabtu dengan jumlah jam kerja 37,5 jam per minggu; 2) Unit kerja pelayanan melaksanakan tugas pelayanan secara terus menerus selama 24 jam termasuk pada hari libur yang diatur secara bergilir (shift); Penetapan unit kerja pelayanan yang dikecualikan dari kebijaksanaan 5 (lima) hari kerja berdasarkan hasil inventarisasi dilakukan (Romawi II huruf B angka 3e Lampiran Kepmenpan 8/1996): 1) untuk lembaga pemerintah di tingkat pusat ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan dengan koordinasi dan setelah mendapat persetujuan tertulis Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. 2) untuk lembaga pemerintah di tingkat daerah, termasuk unit kerja pelayanan di lingkungan badan usaha milik daerah ditetapkan oleh menteri dalam negeri sesuai usulan gubernur kepala daerah tingkat I, dengan koordinasi dan setelah mendapat persetujuan tertulis Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Jadi, menjawab pertanyaan Anda, yang menjadi dasar hukum pengaturan sistem kerja shift bagi PNS yang bekerja khususnya di unit kerja pelayanan yang memberikan pelayanan yang sifatnya mendesak (urgent) dan atau yang mencakup kepentingan masyarakat luas, seperti rumah sakit atau pemadam kebakaran adalah Kepmenpan 8/1996. Akan tetapi, dilihat lagi di mana unit kerja pelayanan itu bekerja, apakah di lembaga pemerintah di tingkat pusat atau daerah. Setelah dilakukan inventarisasi, pengaturan waktu kerja yang diatur secara bergilir (shift) ditetapkan Pimpinan Lembaga yang bersangkutan dengan koordinasi dan setelah mendapat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara sesuai dengan prosedur yang kami sebutkan di atas. SISTEM PENGGAJIAN SISTEM PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN FUNGSI YANG TERKAIT a. Fungsi Kepegawaian Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, membuat surat calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, menbuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi serta pemberhantian karyawan. b. Fungsi Pencatat Waktu Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 108 Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. c. Fungsi Pembuat Daftar Gaji Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. d. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab untuk memcatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan. e. Fungsi Keuangan Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah, dan menguangkan cek tersebut ke Bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak. DOKUMEN YANG DIGUNAKAN Dokumen atau formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan. Dokumen sangat penting dalam akuntansi sebab untuk mencatat dan menghitung gaji dan upah menggunakan bukti-bukti yang terdapat pada dokumen. 1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah. Dokumen-dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh Bagian Kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti misalnya Surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah, penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing), pemindahan, dan lain sebagainya. Tembusan dokumen-dokumen ini dikirimkan ke Bagian Gaji Upah untuk kepentingan pembuatan daftar gaji dan upah. 2. Kartu jam hadir. Merupakan dakumen yang digunakan oleh Bagian Pencatat waktu untuk mencatat jam hadir tiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang dicap dengan mesin pencatat waktu. 3. Kartu jam kerja. Merupakan dokumen yang digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi tenaga kerja langsung pada perusahaan yang diproduksinya berdasarkan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 109 pesanan. 4. Daftar gaji dan daftar upah. Merupakan dokumen yang berjumlah gaji dan upah bruto tiap karyawan, dikurangi potongon-potongon berupa PPh pasal 21, utang karyawan, iuran.untuk, organisasi karyawan, dan lain sebagainya 5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah. Merupakan ringkasan gaji dan upah per depertemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, rekap daftar upah dibuat untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya dengan produk kepada pesanan yang berangkutan.Distribusi biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya dengan dasar rekap daftar gaji dan upah. 6. Surat pernyataan gaji dun upah. Dokumen ini dibuat oleh Bagian gaji dan Upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi tiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima tiap karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban tiap kargawan. 7. Amplop gaji dan upah. Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada tiap karyawan, dalam amplop, gaji dan upah. Di halaman, muka amplop gaji dan upah tiap karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi karyawan, jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan tertentu. 8. Bukti kas keluar. Merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh Bagian utang kepada Bagian Kasa, berdasarkan infomasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari Bagian Gaji dan Upah. CATATAN AKUNTANSI YANG DIGUNAKAN Akuntansi mempunyai fungsi dan peran bersifat keuangan yang sangat penting dalam kegiatan perusahaan dan kepada pihak-pihak tertentu yang memerlukannya. Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji dan upah meliputi: 1) Jurnal Umum Dalam gaji dan upah, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja kedalam setiap departemen dalam perusahaan. 2) Kartu harga pokok produk Kartu ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 110 untuk pesanan tertentu. Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanantertentu. 3) Kartu biaya Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam perusahaan. Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tiap departemen dalam perusahaan, Sumber informasi untuk pencatatan dalarn kartu, biaya ini adalah jurnal umum atau rekap daftar gaji dan upah. 4) Kartu penghasilan karyawan Merupakan catatan mengenai penghasilan dan berbagai potongannya yang diterima oleh tiap karyawan. Informasi dalam kartu penghasilan ini dipakai sebagai dasar, penghitungan PPh pasal 21 yang menjadi beban tiap karyawan.Di samping itu, kartu penghasilan karyawan ini digunakan sebagai tanda terima gaji dan upah karyawan dengan ditandatanganinya kartu tersebut oleh karyawan yang bersangkutan. JARINGAN PROSEDUR YANG MEMBENTUK SISTEM Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur berikut ini: 1. Prosedur pencatatan waktu hadir 2. Prosedur pembuatan daftar gaji 3. Prosedur pembayaran gaji. 4. Prosedur distribusi gaji. Sistem pengupahan terdiri dari jaringan prosedur berikut ini: 1. Prosedur pencatatan waktu hadir 2. Prosedur pencatatan waktu kerja 3. Prosedur pembuatan daftar upah. 4. Prosedur pembayaran upah. 5. Prosedur distribusi upah. Prosedur pencatatan waktu hadir. Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan.Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan untuk menentukan apakah karyawan dapat memperoleh gaji penuh, atau harus dipotong akibat ketidak hadiran mereka. Prosedur pencatatan waktu kerja Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatatan waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja di bagian produksi untuk keperluan distribusi upah karyawan kepada produk yang menikmati jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang karyawan pabrik hadir di perusahaan selama 7 jam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut dirinci menjadi Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 111 waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada produk yang diproduksi. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah. Dalam prosedur ini, Bagian Gaji dan Upah membuat daftar gaji dan upah karyawan .Data yang dipakai sebagai daras pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir. Jika gaji karyawan melebihi penghasilan tidak kena pajak, informasi mengenai potongan PPh pasal 21 dihitung oleh Bagian Gaji dan Upah atas dasar data yang tercantum dalam kartu penghaslian karyawan. Potongan PPh pasal 21 ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah. Prosedur pembayaran gaji dan upah. Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan Bagian Utang dan Bagian Kasa. Bagian Utang membuat perintah pengeluaran kas kepada Bagian Kasa untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Bagian Kasa kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop gaji dan, upah. Jika Jumlah karyawan perusahaan banyak, pembagian amplop gaji dan upah biasanya dilakukan oleh juru bayar (pay master). Pembayaran gaji dan upah dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji dan upah, kepada karyawan. Prosedur distribusi gaji upah. Dalam prosedur distribusi gaji dan upah, Biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengawasan biaya dan perhitungan harga pokok produk. C. KEBIJAKAN TARIF PELAYANAN Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut sebuah rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien. Tarif rumah sakit merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh rumah sakit swasta juga oleh rumah sakit milik pemerintah. Bagi sebagian rumah sakit pemerintah, tarif memang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menkes atau Pemerintah Daerah. Hal ini menunjukkan adanya kontrol ketat pemerintah sebagai pemilik terhadap rumah sakit sebagai firma atau pelaku usaha. Saat ini isu tarif menjadi semakin penting dengan adanya kecenderungan pelayanan kesehatan dibiayai oleh pemerintah melalui jaminan untuk keluarga miskin dan system asuransi kesehatan. Apakah memang dalam suasana jaminan sosial ini tidak perlu ada pentarifan? Ataukah masih ada pentarifan dengan asumsi bahwa PT Askes Indonesia sebagai pengelola dana pemerintah dianggap sebagai “pembeli”pelayanan bagi kelompok miskin. Ada Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 112 berbagai hal yang akan dibahas dalam makalah ini: Situasi pentarifan saat ini dalam konteks tujuannya; Kecenderungan penetapan tarif masa depan dengan mempelajari perjalanan pelayanan kesehatan; dan penggunaan Unit-cost dalam penetapan tarif. Proses Penetapan Tarif Pemilik rumah sakit dapat berupa lembaga swasta, perorangan ataupun pemerintah. Misi dan tujuan rumah sakit swasta dan pemerintah tentu dapat berbeda. Rumah sakit swasta dapat berupa rumah sakit for-profit ataupun nonprofit. Dengan perbedaan tersebut, maka proses penetapan tarif dapat berbeda pula. Penetapan Tarif Rumah Sakit dengan Menggunakan Pendekatan Perusahaan menggunakan teknik-teknik antara lain: full-cost pricing, kontrak dan cost-plus, target rate of return pricing, dan acceptance pricing. Teknik yang menjadi perdebatan adalah Kontrak dan Cost-Plus dimana Tarif rumah sakit ditetapkan berdasarkan kontrak misalnya kepada perusahaan asuransi, ataupun konsumen yang tergabung dalam satu organisasi. Ada pula penetapan tarif model rumahsakit pemerintah yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah usaha.`Penetapan Tarif pada Organisasi Pemerintah mungkin dilakukan dengan langkah yang berbeda karena menyangkut aspek sosial politis. Ada beberapa hal penting yang harus diperhitungkan antara lain: Isu Sosial dan Amanat Rakyat dalam Penetapan Tarif, Isu-Isu Ekonomi, dan Isu Politik. Tujuan penetapan tarif saat ini Penetapan Tarif untuk Pemulihan Biaya. Di beberapa rumahsakit pemerintah tarif ditetapkan untuk meningkatkan pemulihan biaya rumah sakit. Pada masa lalu kebijakan swadana rumah sakit pemerintah pusat ditetapkan berdasarkan pemulihan biaya (cost-recovery.) Penetapan tarif ini tentunya tidak berdasarkan teknik full-cost pricing Penetapan Tarif untuk Subsidi Silang. Dalam manajemen rumah sakit diharapkan ada kebijakan agar masyarakat ekonomi kuat dapat ikut meringankan pembiayaan pelayanan rumah sakit bagi masyarakat ekonomi lemah. Dengan konsep subsidi silang ini maka tarif bangsal VIP atau kelas I harus berada di atas unit cost agar surplusnya dapat dipakai untuk mengatasi kerugian di bangsal kelas III. Selain subsidi silang berbasis pada ekonomi, rumah sakit juga diharapkan melakukan kebijakan penetapan tarif yang berbeda pada bagian-bagiannya. Konsep subsidi silang saat ini ditentang karena dalam jangka panjang akan membuat RS menjadi rendah mutunya. Tujuan Penetapan Tarif 1. Meningkatkan Akses Pelayanan. Rumah sakit mempunyai misi untuk melayani masyarakat miskin. Oleh karena itu, saat ini pemerintah mempunyai kebijakan penetapan tarif serendah mungkin. Diharapkan dengan tarif yang rendah maka akses orang miskin menjadi lebih baik. Akan tetapi, patut diperhatikan bahwa akses tinggi belum berarti menjamin mutu pelayanan yang baik. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa mutu pelayanan rumah sakit pemerintah rendah akibat subsidi pemerintah terbatas dan tarif rumah sakit rendah dengan sistem manajemen yang Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 113 birokratis. Kegagalan pemerintah memberikan subsidi cukup bagi biaya operasional dan pemeliharaan rumah sakit yang mempunyai tarif rendah menyebabkan mutu pelayanan rumah sakit semakin rendah. 2. Meningkatkan Mutu Pelayanan. Di berbagai rumah sakit pemerintah daerah, kebijakan penetapan tarif pada bangsal VIP dilakukan berdasarkan pertimbangan untuk peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan kepuasan kerja dokter spesialis. Sebagai contoh, bangsal VIP dibangun untuk mengurangi waktu spesialis di rumah sakit swasta. Terlalu lamanya waktu yang dipergunakan dokter spesialis pemerintah bekerja di rumah sakit swasta dapat mengurangi mutu pelayanan.. 3. Beberapa tujuan lainnya, misalnya mengurangi pesaing, memaksimalkan pendapatan, meminimalkan penggunaan, menciptakan corporate image. Penetapan tarif untuk mengurangi pesaing dapat dilakukan untuk mencegah adanya rumah sakit baru yang akan menjadi pesaing. Dengan cara ini, rumah sakit yang sudah terlebih dahulu beroperasi mempunyai strategi agar tarifnya tidak sama dengan rumah sakit baru. Penetapan tarif untuk memperbesar keuntungan dapat dilakukan pada pasar rumah sakit yang cenderung dikuasai satu rumah sakit (monopoli). Oleh karena itu, penetapan tarif dapat dilakukan dengan tujuan memaksimalisasikan pendapatan. Tanpa kehadiran pesaing dalam suasana pasar dengan demand tinggi, maka tarif dapat dipasang pada tingkat yang setinggitingginya, sehingga dapat meningkatkan surplus secara maksimal. (Trisnantoro,1996) Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 114 Pembayaran Pasien Mayoritas tenaga receptionist memahami betul dan sangat antusias dengan peran mereka dalam kegiatan perawatan pasien. Namun seringkali terjadi ketidak jelasan tentang peran mereka sebagai regulator finansial, yaitu orang yang bertanggung jawab dalam menjamin uang tersebut dapat dibayarkan untuk kegiatan praktek perawatan dan diterima tepat waktu, dan/atau untuk mengimplementasikan kebijakan praktek bagi penarikan biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien. Di samping penarikan biaya, para tenaga receptionist juga bertanggung jawab dalam menyimpan uang di bank. Ketika pasien tetap tidak bisa memenuhi janjinya membayar biaya perawatan, maka pasien jenis ini adalah mereka yang datang ke klinik gigi, mendapatkan perawatan, lantas pergi begitu saja tanpa mau membayar. Sisi baiknya mereka tidak membebani biaya inap tetapi dari sisi buruknya tindakan mereka menimbulkan resiko pada viabilitas praktek. Ketika hutang biaya inap menjadi masalah di masa lalu, maka pengenalan kebijakan yang jelas, yang diikuti secara konsisten, dapat mengurangi hutang biaya inap secara dramatis. Sebelum para petugas receptionist gigi bisa melakukan tugasnya dengan baik sebagai pengelola keuangan, manajemen perlu memperkenalkan langkah-langkah untuk memperjelas kerangka kerja mereka dalam bentuk kebijakan praktek. Mendata Pembayaran Pasien Pemeliharaan data finansial yang akurat dan dapat diandalkan tidak hanya membuat kegiatan bisnis berjalan lancar, tetapi ia juga bisa memenuhi kewajiban prakteknya. Klinik gigi harus bisa menjamin bahwa prosedur untuk pendataan pembayaran pasien harus sesuai dengan peraturan pajak dan perusahaan; Inland Revenue mewajibkan data keuangan untuk dibuat seakurat dan setransparan mungkin. Praktek komputerisassi yang menggunakan paket piranti lunak gigi modern sangat menguntungkan dari paketpaket akuntansi yang dipakai. Dengan satu sentuhan tombol, mereka dapat menyelesaikan pembayaran yang didapat di ruang perawatan dengan uang yang disimpan di bank. Receptionist juga mendapat keuntungan karena mereka tidak dicurigai melakukan kecurangan, atau kasus ketika terjadi kesalahan prosedur yang dapat menimbulkan rasa ketidakpercayaan. Penanganan Pembayaran Pasien Peran receptionist dalam mengelola arus kas merupakan kunci sukses kegiatan finansial. Ketika pasien tiba di klinik gigi, receptionist harus segera memeriksa status keuangan mereka dan kemudian melakukan tindakan, bersama dengan kebijakan praktek, untuk mempertahankan segala sesuatunya agar selalu up to date, hindari upaya untuk menutupi hutang biaya inap. Sebelum perawatan dimulai, pasien harus diberitahu tentang rencana perawatan dan taksiran biaya secara tertulis, di mana mereka harus menandatangani atau memberikan tanda persetujuan. Kebanyakan praktek menawarkan banyak metode pembayaran seperti pembayaran tunai, cek, kartu debt atau kartu kredit. Dalam beberapa kasus kegiatan praktek ini juga menawarkan rencana perawatan di tempat kerja atau rumah, dengan bantuan perusahaan keuangan yang senantiasa menyediakan kredit bebas bunga. Untuk setiap metode pembayaran yang ditawarkan, klinik gigi harus memberikan prosedur yang jelas untuk sehubungan dengan biaya dan manfaat yang dikaitkan dengan metode pembayaran. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 115 Pilihan pembayaran: Tunai Manfaat - Tidak ada persentase yang diberikan pihak ketiga. - Dana yang tersedia segera dibayarkan ke bank. Biaya - Resiko penyimpanan uang tunai di tempat praktek. - Resiko yang terkait dengan pengiriman uang dalam jumlah besar ke bank. - Peraturan kredit konsumen ketika menarik sejumlah besar uang harus dipelajari. Ketika menangani pembayaran pasien dalam bentuk tunai maka perlu diperhatikan langkah-langkah berikut: - Upayakan agar catatan perubahan tagihan selalu diberikan kepada pasien, untuk menghindari kesalahan sehingga selalu ada kesepakatan pada setiap perubahan yang telah diberikan. - Jangan menerima uang dari pasien hingga mereka benar-benar sudah menerima perubahan tagihan. - Ketika pasien menerima perubahan tagihan, terima dan segera simpan uang yang diberikannya tersebut. - Simpan uang pada tempatnya. - Catat rincian pembayarannya. - Berikan resep yang telah dibuat. Pilihan Pembayaran: Cek Manfaat - Tidak ada persentase yang dibebankan pihak ketiga. - Cek hanya bisa dibayarkan ke rekening bank penerima. Biaya - Perlu waktu beberapa hari untuk mencairkan cek. - Pasien tidak bisa membatalkan cek mereka. - Mintalah nomor kartu jaminan cek, yang harus ditulis di belakang cek oleh receptionist dan bukan oleh pasien, bisa dibaca ketika pasien meragukannya. Ketika pembayaran pasien dibuat melalui cek, receptionist harus menjamin bahwa: - Cek diberi tanggal dengan benar. - Cek sudah ditandatangani. - Mencantumkan jumlah yang tepat. - Tulisan dan angka sesuai. - Tercantum nama yang jelas. - Didukung oleh kartu bankir: tertulis angka dan tanggal jatuh tempo di belakang cek. Ketika yakin bahwa cek sudah benar: - Masukkan rincian tulisan di cek ke dalam komputer, periksa secara keseluruhan. - Keluarkan resep untuk pasien. - Simpan cek di tempat penyimpanan. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 116 Pilihan Pembayaran: Kartu Kredit atau Debit Kartu Kredit Manfaat - Biaya dicatat dalam biaya klinik gigi seperti halnya di dalam cek, tetapi pasien tidak bisa menghentikan debit-nya. - Nomor PIN diberikan agar pembayaran lebih aman. - Tidak perlu mentransfer uang ke bank: pembayaran lewat transfer elektronik. Biaya - Total biaya administrasi ditetapkan oleh bank. - Resiko penggunaan waktu harus ditempuh oleh staf ketika memeriksa laporan akhir bulan. Ketika menerima pembayaran lewat kartu kredit/debit maka receptionist harus: - Periksa tanggal kadaluwarsa kartu. - Masukkan kartu pada mesin pin code. - Tekan tombol sale dan tunggu jawaban dari mesin. - Mesin akan meminta anda memasukkan jumlah pengeluaran; lakukan pemeriksaan ulang sebelum menekan enter. - Mesin akan meminta pasien memasukkan nomor PIN. - Jika ada masalah dengan chip pada kartu, maka mesin akan mengeluarkan lembaran yang harus ditanda tangani. Dalam kasus ini, pasien diminta memeriksa dan menandatangani slip saat anda mengeluarkan kartu dan memeriksa kecocokan tanda tangannya. - Lembar pertama slip disimpan klinik gigi dan lampiran warna merah diserahkan kembali kepada pasien bersama kartu mereka. - Masukkan keterangan pada komputer, periksa jumlahnya. - Berikan resep kepada pasien. - Simpan slip pada tempatnya. Pilihan pembayaran: skema loyalitas Pasien melakukan pembayaran bulanan dalam skema tersebut untuk perawatan rutin mereka melalui debit langsung, pengeluaran biaya untuk perawatan gigi dasar mereka. Skema tersebut menjamin biaya tetap dibayarkan ke klinik gigi baik pasien itu datang atau tidak. Skema tersebut membantu memastikan pasien datang secara reguler, seperti ketika mereka telah membayar biaya pada saat kunjungan rutinnya. Manfaat - pendapatan reguler untuk pasien. - Pasien diijinkan mengeluarkan pembayaran untuk perawatan rutin. - Pasien mendapat potongan biaya perawatan. - Banyak skema menyertakan asuransi kecelakaan. Biaya - pasien harus mengeluarkan biaya tambahan ketika perlu perawatan. - Klinik gigi harus mencatat pembayaran bulanan pada data pasien. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 117 Pilihan pembayaran: pinjaman Menurut Undang-undang Kredit Konsumen penarikan biaya dapat dilakukan lebih dari enam kali instalment kecuali anda memiliki ijin kredit konsumen yang dikeluarkan Office of Fair Trading. Ketika biaya perawatan bertambah, sebagian pasien memilih mengaplikasikan biaya untuk memenuhi kewajibannya. Sejumlah perusahaan sekarang menawarkan pinjaman bebas bunga kepada pasien perawatan gigi. Klinik gigi harus mendata akses layanan tersebut dan harus mempertahankan lisensi kredit konsumen. Manfaat - Klinik gigi menerima pembayaran langsung dari pinjaman yang disetujui. - Perusahaan kredit mau menanggung resiko jika pasien gagal dalam pinjaman tersebut. Biaya - Masalah terjadi dalam pengarsipan dalam format dan ketika melakukan panggilan telepon. - Pinjaman bebas untuk pasien tetapi harus dibayar klinik gigi. - Adanya biaya untuk lisensi kredit konsumen. Ketika tidak ada proses pembayaran dan terjadi balance outstanding maka dalam situasi tersebut receptionist harus: - Memberikan pernyataan terbaru tentang rekening mereka kepada pasien. - Jika setelah pilihan pembayaran diulang, namun solusi masih tidak ada, situasi harus dibahas bersama manajer atau dokter gigi. Biaya perawatan, terutama untuk perawatan kecantikan, bisa dipertimbangkan. Kita memiliki tugas mutlak untuk menjelaskan kepada pasien tentang biaya perawatan dan syarat pembayaran. Rencana Perlindungan Atas Kas di Klinik gigi Sejumlah kegiatan bisnis yang menyimpan uang kas dalam jumlah besar memiliki tanggung jawab untuk membuat rencana perlindungan terhadap staff dari peristiwa perampokan. Dalam Undang-undang Keselamatan Kerja dan Kesehatan (MHSWR), pimpinan diharuskan bisa memprediksi resiko yang mungkin dialami staf dan pasien, dan menjamin tindakan akan dilakukan dengan cara tepat waktu untuk mengurangi resiko gangguan, seperti yang diperlihatkan dalam Tabel 8.1. Pihak klinik gigi harus mengetahui kemungkinan pegawai bisa mengalami resiko ketika menjalani prosedur kerja. Ketika sejumlah uang terkumpul di bagian reception, maka receptionist bisa menghadapi ancaman perampokan. Banyak klinik gigi yang belum menyadari resiko bahaya yang berhubungan dengan penyimpanan uang dalam jumlah besar di area publik dan belum mengetahui tindakan-tindakan pengamanannya. Dalam beberapa kasus, receptionist menempatkan diri dalam resiko ketika ia bertugas di tempatnya di mana di sana terdapat banyak orang. Ketika kertu kredit dan cek menjadi metode pembayaran yang paling aman, jumlah uang tunai yang harus dipegang menjadi berkurang jumlahnya. Situasi ini bisa mengurangi resiko. Akan tetapi, pada kenyataannya, ketika pencuri percaya di tempat tersebut ada banyak uang, maka staf tetap saja akan menghadapi kemungkinan pencurian atau perampokan. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 118 Penyampaian Informasi Tunggakan Kepada Pasien Pendekatan assertive yang ramah merupakan langkah terbaik yang dapat dilakukan ketika pembayaran harus segera dilunasi. Komunikasi adalah batu loncatan untuk penarikan biaya yang efektif. Rincian tertulis harus mencakup kontrak pembayaran antara pasien dan klinik. Bahkan ketika pasien ada di cabang kontrak, hindari proses penagihan dengan cara yang tidak baik terutama di area publik atau di dalam klinik; atau jika perlu lakukan pembicaraan empat mata dengan pihak manajer. biaya yang belum dibayarkan bisa menjadi debit macet, yang harus dipantau dan ditangani dengan cermat lewat caracara yang profesional dan efisien. Idealnya debit macet tidak terjadi tetapi dalam realitanya ini tidak selalu berhasil dengan baik. Prosedur Untuk Menindaklanjuti Overdue Accounts Ketika pasien tidak menjelaskan rekening mereka di akhir kesepakatan mereka, maka rekening menjadi surat overdue dan ‘now due’ harus dikeluarkan. Situasi ini menjelaskan kepada pasien untuk melakukan pembayaran sesuai jumlah dan waktu yang telah ditentukan. Di sini, pengulangan metode pembayaran bisa diterima dan bagian penutup menjelaskan jumlah yang harus dibayar tepat waktu serta langkah-langkah yang harus dilakukan dalam masalah ini. Stelah 7 hari ‘account reminder’ bisa dikirim ke pasien, menjelaskan jumlah dan syarat pembayaran dalam 7 hari. Jika setelah 7 hari berlalu tagihan masih belum dibayar maka surat teguran harus disampaikan. Setelah 7 hari berikutnya tagihan belum juga dibayar, maka tagihan terakhir dapat dikirimkan. Surat ini menjelaskan kepada pasien bahwa jika dalam waktu 14 hari pembayaran tidak dilunasi maka dapat dilakukan tindakan selanjutnya. Setelah 7 hari, jika tagihan masih tidak dibayar maka ‘peringatan’ haris disampaikan kepada pasien, menjelaskan bahwa jika pembayaran dilakukan terlambat maka pemrosesan penutupan hutang dapat dilakukan tanpa pemberitahuan lebih lanjut. Ini juga memberikan keterangan tentang tagihan yang lebih besar. NHS dan Pilihan Perawatan Khusus Sejak awal tahun 1990an mayoritas praktisi perawatan gigi telah mengurangi atau bahkan tidak lagi menawarkan layanan perawatan NHS kepada para pasien mereka. Bagi kebanyakan praktisi keputusan ini telah didasarkan pada dua faktor. Salah satunya adalah keinginan untuk mendapatkan kembali kebebasan klinik yang dirusak oleh perubahan legislatif atau amandemen regulasi NHS, dan kedua adalah untuk melindungi keamanan keuangan bisnis mereka. Ketika pemerintah tetap berusaha untuk mempertahankan perawatan NHS, realitasnya menjadi berbeda. Kebanyakan pasien gigi tidak bisa masuk ke dokter gigi NHS lokal karena beberapa dari mereka memberikan perawatan NHS dan ketika mereka melakukannya untuk kategori tertentu, seperti anak atau pasien yang telah mengeluarkan biaya untuk perawatan tersebut. Ketika pasien mampu mengakses perawatan NHS, mereka memberi kontribusinya atas biaya perawatan. Berbeda dengan NHS lain, di mana layanan bebas pada bagian pelayanan, perawatan gigi ini diberikan dalam praktek. Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 119 Perawatan Gigi NHS: Latar Belakang Pada masa lalu, dokter gigi telah membayar setiap item perawatan dengan lengkap. Klinik mengklaim biaya per item pelayanan yang diberikan. Bagi pasien yang telah membayar biaya klinik NHS, biaya perawatan penuh dapat dipenuhi oleh NHS. Pasien yang tidak membayar diwajibkan untuk membayar 80% biaya NHS, dengan biaya sisanya ditambah pembayaran bulanan untuk setiap pasien NHS pada daftar praktek yang dibayar oleh NHS. Dari tahun 1990an banyak dokter gigi berusaha memberikan tingkat perawatan pasien yang bisa diterima di bawah skema seperti biaya pembayaran dari NHS yang dianggap terlalu rendah. Sementara syarat yang dibuat oleh dokter gigi terus meningkat terutama dengan pengenalan langkah-langkah pengawasan lintas infeksi baru. Layanan Gigi Personal (PDS) Selama bertahun-tahun terjadi serangkaian upaya untuk mereformasi cara kedokteran gigi dalam memberikan layanan lewat NHS. Dalam Undang-undang Perawatan Primer NHS tahun 1987, serangkaian skema pilot telah disusun untuk mengungkap cara baru bagi dokter gigi dan NHS Trusts untuk bekerja dalam hubungannya dengan komisi kesehatan dalam mengembangkan cara pemberian layanan kedokteran gigi NHS di masa mendatang. Sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memodernisasi NHS dan untuk memberikan kemudahan akses layanan terhadap pasien, skema pilot PDS yang telah dikenalkan pada 1998 dibuat untuk meningkatkan tingkat perawatan pasien dan peningkatan kesehatan mulut secara lokal. Perawatan Gigi Non-NHS—Latar Belakang Ketika praktek gigi secara ekonomi memberikan beberapa perawatan yang tidak tersedia di NHS pada basis swasta atau independen, penggabungan perawatan NHS dan swasta dalam rencana perawatan yang sama memberikan perawatan yang tepat untuk kebutuhan pasien mereka. Dalam bidang yang lebih luas dapat ditemukan bahwa hanya anak-anak dan pasien khusus yang diberi perawatan NHS. Dengan spectra PDS, jumlah klinik dalam bidang yang lebih luas bisa didapat dari NHS dan menawarkan perawatan khusus. Rencana Praktek Rencana praktek adalah penyedia skema pembayaran untuk cabang klinik yang independen dan paling populer. Pasien dapat melakukan pembayaran bulanan lewat debit langsung untuk perawatan spesifik dengan biaya perawatan reguler ketika perawatan kuratif diberikan. Skema dimaksudkan untuk memberi bantuan praktek lewat: - Pendapatan bulanan reguler - Tingkat perawatan - Tingkat biaya yang fleksibel - Kebebasan klinik Manajemen Kesehatan Gigi by Melkisedek O. Nubatonis, SKM, MDSc Page 120