Aspek manusia dalam Pemrograman Interaktif - elista:.

advertisement
Pertemuan ke 4
erna kumalasari nurnawati
1
 komputer
dimodelkan secara konvensional
sebagai suatu kombinasi pemroses sentral
dan hubungannya dengan memori, dengan
pengontrol peralatan input/output untuk
menghubungkannya dengan komponenkomponen peripheral dan juga dalam
berhubungan dengan sistem di luar.
 Idealnya, untuk keperluan rekayasa desain,
perlu diharapkan untuk memodelkan bagian
kemanusiaan sebagai bagian dari sistem
secara keseluruhan.
erna kumalasari nurnawati
2
 Sayangnya,
faktor manusia kurang bisa
diprediksi, kurang konsisten dan tidak bisa
terdefinisi dengan baik seperti halnya sistem
komputer, sehingga mendefinisikan model
general untuk faktor manusia untuk suatu
sistem tidak mungkin diberikan secara tegas
sebagai suatu operasi pengolahan manusia.
 sejumlah fragmentasi dan model manusia
yang tidak komplet sebagai suatu pemroses
informasi telah dilakukan, dimana masingmasing diaplikasikan pada lingkungan yang
terbatas.
erna kumalasari nurnawati
3
 Model
ini diturunkan dari hipotesis yang
diusulkan berdasarkan psikologi kognitif dan
didukung oleh eksplorasi empiris dari
pengalaman psikologi. Setelah melewati
periode tertentu, kekuatan dan rentang
pemakaian aplikasi tertentu, akan diketahui
prediksi bentuk yang paling usefull dari alat
perancang sistem manusia-komputer
erna kumalasari nurnawati
4
 model
detail dan spesifik berhubungan
dengan aspek unjuk kerja manusia yang
sebagian besar dapat dites dengan mudah.
Sehingga, karakteristik dari indera manusia
(khususnya penglihatan dan pendengaran)
dapat dibangun dengan baik, sedangkan
aspek pengolah manusia hanya dapat
diselidiki secara tidak langsung
erna kumalasari nurnawati
5
 Penglihatan
 Pendengaran
 Sentuhan
 perasa
 Pembau
Ke lima indra di atas yang diadaptasi oleh
sistem interaktif
erna kumalasari nurnawati
6
 Untuk
manusia dengan penglihatan normal,
sejauh ini penglihatan merupakan indra yang
paling penting. Para ahli psikologi
berpendapat bahwa sistem penglihatan
manusia didesain untuk menghasilkan
persepsi yang terorganisir dalam kaitan
dengan pergerakan, ukuran, bentuk, posisi
relatif dan tekstur
 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk adaptasi visual ini
erna kumalasari nurnawati
7
 Luminans
adalah cahaya yang dipantulkan
dari permukaan suatu objek dan ini
dinyatakan dalam candela (lilin/meter
persegi). Semakin besar luminans suatu
objek, maka detil objek yang dapat dilihat
juga semakin besar. Diameter pupil (bola
mata) akan mengecil sehingga fokus juga
bertambah
 Bertambahnya nilai luminans akan
meningkatkan mata bertambah sensitif
terhadap kedipan (flicker, cahaya yang
menyilaukan)
erna kumalasari nurnawati
8
 Kontras,
dalam terminologi yang masih
berupa dugaan, menjelaskan hubungan
antara cahaya yang dikeluarkan oleh suatu
objek (emisi cahaya objek) dengan cahaya
yang dikeluarkan oleh latar belakangnya.
Kontras didefinisikan sebagai selisih antara
luminans objek dengan luminans latar
belakangnya dibagi dengan lumimans latar
belakangnya
 K=(Luminans Objek – Luminans Background)/
Lumnins Background
erna kumalasari nurnawati
9
 Kecerahan
adalah tanggapan subjektif objek
terhadap cahaya. Tidak ada arti khusus
tentang kecarahan sebagaimana luminans
dan kontras, tetapi secara umum suatu objek
dengan luminans yang tinggi akan
mempunyai tingkat kecerahan yang tinggi
juga
erna kumalasari nurnawati
10
 Sudut
penglihatan (visual angle) adalah sudut
yang terbentuk oleh objek dan mata
 ketajaman penglihatan (visual acuity) adalah
sudut penglihatan minimum pada saat mata
masih dapat melihat objek dengan jelas
 = 120 tan-1 L/(2D)
erna kumalasari nurnawati
11
 Area
penglihatan dapat diartikan sebagai
area (wilayah) yang dapat dilihat oleh
manusia normal. Area ini bervariasi
tergantung posisi kepala dan mata apakah
keduanya diam, kepala diam mata boleh
bergerak, ataukan kepala dan mata boleh
bergerak
erna kumalasari nurnawati
12
erna kumalasari nurnawati
13


Cahaya yang tampak merupakan sebagian kecil dari
spektrum elektromagnetik. Panjang cahaya yang
nampak berkisar pada 400-700 nano meter yang
berada pada daerah ultraungu (ultraviolet) hingga
inframerah (infrared)
Jika panjang gelombang berada pada panjang di atas
dan luminans serta saturasi (jumlah cahaya putih
yang ditambahkan) dijaga tetap, seseorang dengan
penglihatan normal dapat membedakan hingga 128
warna berbeda. Jika luminans dan saturasi
ditambahkan secara berlainan ke panjang gelombang,
maka akan dapat membedakan sampai 8000 warna
yang berbeda. Meskipun dapat membedakan 8000
warna yang berlainan, hanya 8 – 10 warna yang dapat
dideteksi secara akurat tanpa latihan oleh seseorang
dengan mata normal.
erna kumalasari nurnawati
14
 Penggunaan
aspek warna dalam menampilkan
informasi pada layar penampil merupakah
hal yang menarik. Penggunaan dan pemilihan
warna akan memperbagus tampilan dan
mempertnggi efektifitas tampilan grafis.
Tetapi harus diingat aspek kesesuaian dengan
pengguna.
 Aspek tampilan saat ini hampir seluruhnya
menggunakan layar berwarna, sehingga harus
mempertimbangkan masalah ini dalam
penampilan sistem
erna kumalasari nurnawati
15
 Untuk
manusia dengan penglihatan dan
pendengaran normal, pendengaran
merupakan indra kedua terpenting setelah
penglihatan (vision) dalam interaksi manusiakomputer.
 Sebagian besar orang dapat mendeteksi suara
pada kisaran frekuensi 20 Hz hingga 20 KHz,
tetapi batas bawah dan batas atas tersebut
dipengaruhi faktor kesehatan dan usia.
 Pendengaran yang lebih sensitif dapat
mendeteksi suara pada kisaran 1000 – 4000
Hz, yaitu setara dengan batas atas dua oktaf
keyboard piano.
erna kumalasari nurnawati
16
 Selain
dari frekuensi, suara juga dapat diukur
dari kebisingan (loudness).
 suara bisikan kira-kira mempunyai kebisingan
20 desibel dan percakapan normal
mempunyai kebisingan 50 hingga 70 desibel.
Suara dengan tingkat kebisingan lebih dari
170 desibel bisa menyebabkan kerusakan
gendang telinga
 Pengetahuan tentang frekuensi dan tingkat
kebisingan di atas dapat dijadikan acuan
dalam penggunaan aspek suara dalam
pemrograman interaktif.
erna kumalasari nurnawati
17
 Untuk
keperluan interaksi manusia –
komputer, sentuhan mempunyai peringkat
ketiga setelah penglihatan dan pendengaran.
Tetapi, pada orang buta sentuhan
merupakan indera utama dalam interakinya
dengan dunia luar, disamping pendengaran
(jika tidak buta tuli).
 Sebagai contoh penggunaan jari sensitif
untuk pemasukan identitas pada suatu
ruangan khusus, juga menjalankan suatu
aplikasi dengan sistem getaran dan jari
sensitif.
erna kumalasari nurnawati
18
Meskipun sentuhan bukan merupakan hal yang
utama dalam interaksi manusia-komputer, tetapi
sensasi sentuhan berhubungan erat dengan
penyampaian informasi.
 Hal ini lebih menitikberatkan pada aspek
ergonomis suatu alat. Misalnya dalam
penggunaan suatu tombol ketik (keyboard) maka
pemakai akan lebih nyaman jika
‘menyentuh’nya. Pemakai komputer kadang
mengeluhkan papan ketik yang tidak nyaman,
misalnya terlalalu keras atau terlalu lunak. Atau
letaknya yang tidak nyaman, atau perlu
penekanan yang kuat untuk menghasilkan suatu
ketikan.

erna kumalasari nurnawati
19
 Indera
perasa dan penciuman tidak
bermanfaat secara khusus dalam
perancangan suatu sistem manusiakomputer; dikaranakan kedua indera ini
bukan indra yang utama dan belum adanya
pengembangan di bidang komputer interaktif
serta tingkat akurasi yang lemah dari kedua
indera ini pada sebagian besar orang
erna kumalasari nurnawati
20
Download