Modul Kapita Selekta Ilmu Sosial [TM5]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN 6
KAPITA SELEKTA
ILMU SOSIAL
Kebudayaan dan Masyarakat
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Hubungan
Masyarakat
Tatap Muka
05
Kode MK
Disusun Oleh
85002
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Abstract
Kompetensi
Masyarakat dan Budaya (Antropologi)
dikaji dalam beberapa bagian antara lain :
Setelah perkuliahan ini mahasiswa
diharapan dapat memahami konsep
kebudayaan dan masyarakat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tipe masyarakat
Unsur masyarakat
Ciri masyarakat tradisional dan kota
Konsep kebudayaan
Unsur-unsur budaya
Norma budaya
Custom
Tipe –tipe budaya
Masyarakat dan Kebudayaan
A. Konsep Masyarakat
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun mengapa harus hidup
bermasyarakat? Tidak seperti hewan, manusia tidak akan dapat hidup sendiri atau
menyendiri. Seekor anak ayam, walaupun tanpa induknya, mampu mencari makan sendiri;
demikian pula hewan-hewan lain. Namun manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati.
Bayi manusia ketika lahir dan tumbuh harus diajarkan makan, berjalan, bermain dan lain
sebagainya. Artinya, manusia sejak lahir sudah berhubungan dengan manusia lainnya.
Dengan kata lain, bermasyarakat adalah fitrah manusia. KEcenderungan manusia untuk
hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak lahir.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan
lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness
sehingga manusia disebut social animal (hewan sosial). Karena sejak dilahirkan manusia
sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan keinginan untuk menjadi satu dengan
suasana alam sekelilingnya.
Masyarakat adalah istilah yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari, ada masyarakat
kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dipakai
istilah society yang berasal dari kata latin ‘socius’ yang berarti kawan. Istilah masyarakat itu
sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti ‘ikut serta, berpartisipasi’.
Peter L Berger mendefinisikan masyarakat sebagai: “masyarakat merupakan suatu
keseluruhan
kompleks
hubungan
manusia
yang
luas
sifatnya”.
Koentjaraningrat
mendefinisikan masyarakat adalah “sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia
yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang
terikat oleh suatu rasa identitas bersama.”
Sementara Smith, Stanley dan Shores memahami masyarakat sebagai suatu
kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berpikir tentang diri mereka sendiri
sebagai suatu kelompok yang berbeda. Znaniecki juga menyatakan masyarakat merupakan
suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu
daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi.
2015
2
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ada tiga jenis masyarakat dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu:
1. Masyarakat primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau mengisolasikan diri dengan
dunia atau masyarakat luar, cara hidup masih terbelakang, kebudayaan yang
rendah, dan tempat tinggal yang berpindah-pindah (nomaden).
2. Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan hidupnya banyak
bergantung dari hasil bertani dan menangkap ikan, kehidupan mereka sangat
bergantung pada iklim dan pergantian musim.
3. Masyarakat kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat berbaurnya segala
macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-hasil teknologi modern, sifat-sifat
individualitas tumbuh dan berkembang.
B. Tipe-tipe Masyarakat
Dari sudut proses sosialisasi:
a. In-Group, kelompok social di mana individu mengidentifikasikan dirinya
b. Out-group, kelompok social yang oleh individu diartikan sebagai lawa in-groupnya.
Dari sudut hubungan antar anggota-anggotanya:
a. Kelompok primer (face to face group), kelompok social yang paling sederhana, di
mana anggotanya saling mengenal serta ada kerja sama erat. Contoh: keluarga,
teman sepermainan, dll
b. Kelompok sekunder, kelompok yang terdiri dari banyak orang, yang sifat
hubungannya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langsung.
Contoh: hubungan konrak jual beli.
Dari sudut karakter/sifat kehidupan bersama/social:
a. Paguyuban (Gemeinschaft), bentuk kehidupan bersama di mana anggotaanggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah dan kekal.
Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang
telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan organis,
Paguyuban akan ditemukan di dalam keluarga, kelompok kerabatan, rukun tangga
dan lain sebagainya.
2015
3
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Patembayan (gesellschaft), merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka (imaginary)
serta strukturnya bersifat mekanis. Bentuk ini terdapat dalam hubungan perjanjian
yang berasarkan ikatan timbale-balik, seperti dalam hubungan industry, dll.
Ciri masyarakat yang bersifat paguyuban antara lain:
-
Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra
-
Private, hubungan bersifat pribadi
-
Exclusive, hubungan tersebut hanya untuk ‘kita’ saja.
Dari sudut sifat pekerjaan:
a. Formal group, kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan
oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesame. Contoh
organisasi.
b. Informal group, tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti.
Kelompok-kelompok
tersebut
biasanya
terbentuk
karena
pertemuan
yang
berulangkali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama.
Dari sudut keanggotaan:
a. Membership group
b. Reference group
D. Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa
Masyarakat Desa (Rural Community)
Warga memiliki hubungan lebih erat
Masyarakat Kota (Urban Community
Jumlah penduduk tidak menentu
Sistem kehidupannya berkelompok atas dasar Bersifat individualis
kekeluargaan
2015
4
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Umumnya hidup dari pertanian
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih sulit cari
pekerjaan
Golongan orang tua memegang peranan penting
Perubahan
social
terjadi
secara
cepat,
menimbulkan konflik golongan tua dan muda
Hubungan penguasa dan rakyat bersifat informal
Interaksi lebih disebabkan factor kepentingan
daripada pribadi
Perhatian masyarakat lebih kepada keperluan Perhatian
utama kehidupan
lebih
kepada
penggunaan
kebutuhan hidup bernilai prestise
Banyak berurbanisasi ke kota karena daya tarik Masalah social, karena arus urbanisasi
kota
Kehidupan keagamaan lebihh kental
Kehidupan keagamaan lebih longgar
E. Konsep Kebudayaan
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan.
Juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan. Setiap hari orang melihat, mempergunakan, dan bahkan kadang-kadang
merusak kebudayaan. Namun, apakah yang disebut kebudayaan tersebut?
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan lebih teliti dipelajari oleh antropologi
budaya. Akan tetapi, walaupun demikian, seseorang yang memperdalam sosiologi sehingga
memusatkan perhatiannya pada masyarakat, tak dapat mengenyampingkan kebudayaan
begitu saja karena dalam kehidupan nyata, keduanya tidak dapat dipisahkan dan selamanya
dwitunggal.
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.
Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya
tak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Walaupun secara
teoritis dan untuk kepentingan analitis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan
dipelajari secara terpisah.
Dua antropolog terkemuka, yaitu Melville J Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam
2015
5
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.
Kemudian Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super-organic karena
kebudayaan yang turun temuru dari generasi ke generasi tetap hidup terus, walaupun
orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan
kematian dan kelahiran.
Pengertian kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada
batasnya. Dengan demikian, sukar sekali untuk mendapatkan pembatasan pengertian atau
definisi yang tegas dan terinci yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya termasuk
dalam pengertian tersebut. Dalam pengertian sehari-hari, kebudayaan sering diartikan sama
dengan kesenian. Akan tetapi apabila istilah kebudayaan diartikan menurut ilmu-ilmu social,
kesneian merupakan salah satu saja dari kebudayaan.
Kata ‘kebudayaan’ berasal dari budhayyah (bahasa sanksekerta) yang merupakan
bentuk jamak dari ‘buddhi’, yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai halhal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Adapaun istilah culture yang merupakan bahasa asing, sama artinya dengan
kebudayaan yang berasal dari kata latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu
mengolah tanah atau bertani. Sehingga culture dipahami sebagai segala daya dan kegiatan
manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Antropolog EV Tylor memberikan definisi kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
1. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai
kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), di samping ada unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing,
baju, peniti, dan lainnya.
Sarjana antropologi Melville J Herskovits merumuskan unsur-unsur kebudayaan ,
yaitu:
a. Alat-alat teknologi
2015
6
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
b. Sistem ekonomi
c. Keluarga
d. Kekuasaan politik
Sarjana antropologi lainnya, Malinowski yang dikenal dengan Teori Fungsionalnya,
menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan, yaitu:
a. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
di dalam upaya menguasai alam sekitarnya
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang utama
d. Organisasi kekuatan
Unsur-unsur kebudayaan untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya diklasifikasikan
ke dalam unsur-unsur
pokok atau besar kebudayaan, lazim disebut culture universals.
Istilah ini menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai
pada setiap kebudayaan di mana di dunia ini. Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap
sebagai culture universals, yaitu:
1). Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dan sebagainya)
2). Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan,
sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
3). Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
sistem perkawinan)
4). Bahasa
5). Kesenian
6). Sistem pengetahuan
7). Religi
2015
7
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Wujud Kebudayaan
Menurut JJ Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga : gagasan,
aktivitas, dan artefak.
a. Gagasan (wujud ideal).
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang terbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang bersifat
abstrak, tidak dapat diraba dan disentuh.
b. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering disebut dengan system social. Sistem
social ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan, kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
c. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas ,
perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
3. Norma Budaya
Bagian penting dari kebudayaan suatu masyarakat adalah nilai social. Suatu
tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau tindakan tersebut harmonis
dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana tindakan
tersebut dilakukan. Dalam sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kesalehan
beribadah, maka apabila ada orang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan
pergunjingan.
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Horton and Hunt mendefinisikan nilai adalah
gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti. Dalam rumusan
lain, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu hal, apakah hal itu pantas atau tidak
pantas, penting atau tidak penting, mulia ataukah hina. Sesuatu itu dapat berupa benda,
orang, pengalaman, tindakan, dan seterusnya.
2015
8
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu:
a. Nilai material, meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang
berguna bagi jasmani
b. Nilai vital, yakni meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala
sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas
c. Nilai kerohanian, meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala
sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia: nilai kebenaran,
nilai keindahan, nilai moral, dan nilai keagamaan.
2015
9
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Bert F Hoselitz (ed), Panduan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial (terj.), Dewan Bahasa dan
Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur 1992
2. Yesmil Anwar, dkk, Sosiologi untuk Universitas, Reflika Aditama: Jakarta, 2013
3. Elly M Setiadi, dkk, Pengantar Sosiologi Politik, Kencana: Jakarta, 2013
4. Peter Beilharz, Teori-Teori Sosial, Pustaka Pelajar: Jakarta 2002
5. Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Gramedia: Jakarta, 1994.
6.
2015
David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, Jakarta: Rajawali Press, 1995.
10
PENDIDIKAN PANCASILA
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download