MODUL PERKULIAHAN 2 KAPITA SELEKTA ILMU SOSIAL MASYARAKAT DAN SISTEM SOSIAL Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat Tatap Muka 02 Kode MK Disusun Oleh 85002 Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Abstract Kompetensi Kajian tentang masyarakat dan system sosial melimgkupi antara lain: Pendekatan / aliran keilmuan 1. Lapisan sosial/stratifikasi 2. Interaksi sosial 3. Norma sosial 4. Pranata/Lembaga sosial 5. Kekuasaan, wewenang & kepemimpinan Setelah perkuliahan ini mahasiswa diharapan dapat memahami konsep masyarakat dan system sosial. MASYARAKAT DAN SISTEM SOSIAL A. Konsep Masyarakat Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun mengapa harus hidup bermasyarakat? Tidak seperti hewan, manusia tidak akan dapat hidup sendiri atau menyendiri. Seekor anak ayam, walaupun tanpa induknya, mampu mencari makan sendiri; demikian pula hewan-hewan lain. Namun manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi manusia ketika lahir dan tumbuh harus diajarkan makan, berjalan, bermain dan lain sebagainya. Artinya, manusia sejak lahir sudah berhubungan dengan manusia lainnya. Dengan kata lain, bermasyarakat adalah fitrah manusia. Kecenderungan manusia untuk hidup bersosial-bermasyarakat sudah ada sejak lahir. Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan lainnya. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia disebut sosial animal (hewan sosial). Karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua kecenderungan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Masyarakat adalah istilah yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari, ada masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin ‘socius’ yang berarti kawan. Istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti ‘ikut serta, berpartisipasi’. Peter L Berger mendefinisikan masyarakat sebagai: “masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya”. Koentjaraningrat mendefinisikan masyarakat adalah “sekumpulan manusia atau kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.” Sementara Smith, Stanley dan Shores memahami masyarakat sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda. Znaniecki juga menyatakan masyarakat merupakan suatu system yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. 2015 2 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ada tiga jenis masyarakat dilihat dari lingkungan hidupnya, yaitu: 1. Masyarakat primitif, yaitu masyarakat yang terisolir atau mengisolasikan diri dengan dunia atau masyarakat luar, cara hidup masih terbelakang, kebudayaan yang rendah, dan tempat tinggal yang berpindah-pindah (nomaden). 2. Masyarakat desa, yaitu masyarakat yang agraris yang kebutuhan hidupnya banyak bergantung dari hasil bertani dan menangkap ikan, kehidupan mereka sangat bergantung pada iklim dan pergantian musim. 3. Masyarakat kota, yaitu masyarakat yang merupakan tempat berbaurnya segala macam suku bangsa dan bertumpunya hasil-hasil teknologi modern, sifat-sifat individualitas tumbuh dan berkembang. B. Struktur Sosial Struktur sosial adalah yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk merujuk pada tatanan sosial berpola yang membentuk masyarakat secara keseluruhan, dan yang menentukan , untuk beberapa derajat yang bervariasi, tindakan dari individu-individu yang disosialisasikan ke dalam struktur tersebut. Pada skala makro, struktur sosial merujuk ke system stratifikasi sosial ekonomi, lembaga sosial, atau hubungan berpola lainnya antara kelompok-kelompok sosial yang besar. Pada skala meso, mengacu pada struktur jaringan sosial antara individu atau organisasi. Pada skala mikro, merujuk pada cara membentuk norma-norma perilaku pelaku dalam system sosial. Struktur sosial dapat dilihat untuk mempengaruhi system sosial yang penting termasuk system ekonomi, system hukum, system politik, system budaya, dan lain-lain. Keluarga, agama, hukum, ekonomi dan kelas, semuanya merupakan struktur sosial. C. Interaksi Sosial Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya., maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi sosial terdapat symbol sebagai sebuah nilai atau makna yang diberikan oleh para pelaku interaksi. 2015 3 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gillin menyebutkan dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu interaksi sosial terjadi, yaitu: 1. Adanya kontak sosial (sosial contact), yang dapat berlansung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok. Kontak yang dilakukan bersifat langsung maupun tidak langsung. 2. Adanya komunikasi, yaitu member arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian member reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Interaksi sosial memiliki beberapa bentuk, yaitu: 1. Imitasi, yaitu pembentukan nilai melalui peniruan cara-cara orang lain. Contoh: seorang anak seringkali meniru kebiasaan orangtuanya. 2. Identifikasi, yaitu menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya. Contoh: seorang anak laki-laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya lalu mengidentifikasikan dirinya sama dengan ayahnya. 3. Sugesti, dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok. Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu. Contoh: Seorang remaja putus sekolah akan mudah terlibat dalam ‘kenakalan remaja’. 4. Motivasi, diberikan dari seorang individu kepada kelompok. Contoh: pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya. 5. Simpati, disampaikan kepada seseorang/kelompok atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. Bersifat perasaan. 6. Empati, dibarengi dengan perasaan organism tubuh yang sangat dalam. D. Lembaga/Pranata Sosial Lembaga dapat diartikan sebagai suatu format yang mantap, stabil, terstruktur dan mapan. Dalam pengertian ini lembaga sosial dapat dipahami sebagai sebuah jaringan sarana hidup berisi peranan yang menjalankan fungsi masyarakat secara terus menerus dan berulang-ulang. Koentjaraningrat menyebut lembaga sosial sebagai pranata sosial yang berisi system tata-kelakuan dan tata-hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk 2015 4 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Jadi lembaga sosial merupakan system tata-kelakuan yang berhubungan dengan aktivitasaktivitas bersama untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi merinci ciri-ciri lembaga kemasyarakatan sebagai berikut: 1. Merupakan unit yang fungsional, merupakan organisasi pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. 2. Mempunyai tingkat kekelasan tertentu, yaitu telah teruji dan berupa himpunan norma-norma pencapaian kebutuhan pokok yang sewajarnya harus dipertahankan. 3. Mempunyai tujuan atau beberapa tujuan 4. Mempunyai perangkat peralatan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut, misalnya bangunan/gedung, mesin dan lain-lain. 5. Mempunyai alat pengebor semangat, seperti slogan, panji, lambing-lambang dan lain-lain. 6. Mempunyai tradisi atau tata tertib spesifik. E. Stratifikasi Sosial Pitirim A Sorokin menyebutkan bahwa pelapisan sosial (stratifikasi sosial) adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Perwujudan dari gejala stratifikasi sosial adalah adanya tingkatan tertinggi dan terendah. Dasar wujudnya pelapisan sosial ini adalah karena tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab serta pembagian nilai-nilai sosial dan pengaruhnya di antara anggota masyarakat. Menurut sifatnya, stratifikasi sosial terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Stratifikasi sosial tertutup,. Dalam system ini, perpindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa seperti factor kelahiran. Seperti sistem kasta di masyarakat India. 2015 5 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Stratifikasi sosial terbuka. Dalam system ini setiap anggota masyarakat memiliki peluang untuk jatuh ke kelas sosial di bawahnya, atau naik ke kelas sosial di atasnya. Seperti pelapisan sosial dalam birokrasi. F. Mobilitas Sosial Mobilitas sosial merupakan gerak perubahan, pergeseran, peningkatan ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil.. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya, namun ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan atau kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial. Mobilitas sosial terdiri dari 3 bentuk, yaitu: 1. Mobiilitas vertikal, yaitu perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. 2. Mobilitas horizontal, yaitu peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya. 3. Mobilitas antargenerasi, yaitu mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial generasi ke generasi lainnya. G. Nilai dan Norma Sosial Salah satu bagian penting dalam masyarakat adalah unsure norma atau nilai. Suatu tindakan dianggap sah, dalam arti secara moral diterima, kalau tindakan tersebut harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung tinggi oleh masyarakat di mana tindakan tersebut dilakukan. Dalam sebuah masyarakat yang menjunjungi nilai kesalehan beribadah, maka jika ada seseorang yang malas beribadah tentu akan menjadi bahan pergunjingan. 2015 6 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Nilai (value) adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Horton mengatakan nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti apa tidak berarti. Dalam rumusan lain, nilai merupakan anggapan terhadap suatu hal, apakah sesuatu itu pantas atau tidak pantas, penting atau tidak penting, mulia atau hina. Sesuatu itu dapat berupa benda, orang, tindakan, pengalaman, dan seterusnya. Notonegoro membedakan nilai menjadi tiga macam, yaitu: 1. Nilai material, yaitu meliputi berbagai konsepsi mengenai segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia 2. Nilai vital, yaitu meliputi berbagai konsepsi yang berkaaitan dengan segala sesuau yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas. 3. Nilai kerohanian, yaitu berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia, berupa nilai kebenaran, yakni yang bersumber pada akal manusia (cipta); nilai keindahan, yakni yang bersumber pada unsure estetika; nilai moral yakni yang bersumber pada unsure kehendak (karsa), dan nilai keagamaan (religiusitas). Nilai sosial berfungsi sebagai: 1. Faktor pendorong. Hal ini berkaitan dengan nilai-nilai yang berhubungan dengan cita-cita atau harapan. 2. Petunjuk arah mengenai cari berpikir dan bertindak, panduan menentukan pilihan, sarana untuk menimbang penghargaan sosial, pengumpulan orang dalam suatu unit sosial, sebagai benteng perlindungan atau menjaga stabilitas budaya. H. Kekuasaan dan Wewenang Sosial Kekuasaan adalah kombinasi antara wewenang dengan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok pemimpin . Kekuasaan adalah wewenang yang didapatkan seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan pelaku. Ramlan Surbakti mendefinisikan 2015 7 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kekuasaan sebagai kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi. I. Kelompok Sosial Kelompok atau grup merupakan kumpulan individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatkan hubungan antarindividu, atau bisa saja untuk keduanya. Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne, harus terdiri dari; 1. Interaksi, anggota-anggota seharusnya saling berinteraksi satu sama lain 2. Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan mempengaruhi perilaku anggota lainnya 3. Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti bisa minggu, bulan dan tahun 4. Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota 5. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam struktur sehingga mereka memiliki set peran 6. Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok Sehingga kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku anggotanya. Kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan tolong-menolong. (RM Macler, dan Charles H Page, 1961). Robert Bierstedt membagi ragam kelompok sosial berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antar kelompok, dan kesadaran jenis, yaitu: 1. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah desa. 2015 8 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak memiliki hubungan sosial di antara anggotanya 3. Kelompok sosial, kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain 4. Kelompok aosiasi, kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi pada anggotanya melakukan hubungan social, kontak dan komunikasi, serta meiliki ikatan organisasi formal.Contoh: Negara, sekolah, dan lain-lain. 2015 9 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Bert F Hoselitz (ed), Panduan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial (terj.), Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur 1992 2. Yesmil Anwar, dkk, Sosiologi untuk Universitas, Reflika Aditama: Jakarta, 2013 3. Elly M Setiadi, dkk, Pengantar Sosiologi Politik, Kencana: Jakarta, 2013 4. Peter Beilharz, Teori-Teori Sosial, Pustaka Pelajar: Jakarta 2002 5. Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Gramedia: Jakarta, 1994. 6. David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, Jakarta: Rajawali Press, 1995. 2015 10 PENDIDIKAN PANCASILA Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id