Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli

advertisement
1
Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia
Terhadap Minat Beli Mahasiswa
(Survei Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan 2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Strata (S-1) Pada Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Di susun oleh :
Tirta Lestari
6662102346
KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2015
2
3
4
5
“Menertawakan & Menilai Kekurangan Orang Lain Hanya
Menambah Kotoran Hati”
-
Alm. Ustadz Jefry Al-Bukhari -
“Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk :
Kedua Orang Tua, Kakak, dan Adik-adikku Tercinta
Serta Mereka yang Aku Cinta, dan yang Mencintaiku”
6
ABSTRAK
Tirta Lestari/ 6662102346/ Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terhadap
Minat Beli Mahasiswa(Survey pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Sultas Ageng Tirtayasa Angkatan 2012)/ Program Studi Ilmu Komunikasi/
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa/ / 2015.
Hadirnya iklan televisi tentu saja menimbulkan gegar yang cukup signifikan terhadap
lanskap media iklan Indonesia.Dampak efektif dari terpaan iklan yang berulang kali
yaitu memperoleh perhatian dan pengalaman dari individu penerima yang terkena
terpaan pesan iklan tersebut, serta terbuka menerima pesan-pesan yang
disampaikannya.Selain memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumennya,
Elevenia juga selalu memperkenalkan dan menanamkan image bagi konsumen
terhadap mereknya dengan menggunakan berbagai periklanan termasuk di dalamnya
media iklan televisi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh antara variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” terhadap “Minat
Beli Mahasiswa”.Teori dalam penelitian ini adalah Teori Perbedaan Individu.Teori
ini menelaah perbedaan - perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media
massa ketika mereka diterpa, sehingga menimbulkan efek tertentu. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif dengan pendekatan
Eksplanatif.Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Untirta Angkatan 2012, yaitu 106 mahasiswa.Penentuan ukuran sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus Yamane, berdasarkan pada tingkat kesalahan 10%,
sehingga sampel responden dalam penelitian ini adalah sebesar 51 sampel
responden.Sementara teknik sampling yang digunakan adalah Proportionate
Stratified Random Sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terpaan Iklan
Televisi Eleveniamenghasilkan nilai persentase sebesar 72,2%.Sementara Minat Beli
Mahasiswamenghasilkan nilai persentase sebesar 70%.Dari hasil uji analisis korelasi
dapat dijelaskan bahwa hubungan antara variabel “Terpaan Iklan” dengan “Minat
Beli” adalah sebesar 0,566. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar kedua
variabel bernilai Sedang, karena berada pada interval korelasi 0,40 - 0,599 seperti
yang tercantum pada tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi. Hasil nilai koefisien
determinasivariabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”terhadap variabel “Minat
Beli”adalah sebesar 0,513 maka 26,31% minat beli mahasiswa merupakan kontribusi
dari variabel terpaan iklan, sedangkan sisanya 73,69% dapat dijelaskan oleh sebab –
sebab lain. Dengan hasil yang dijabarkan dalam penelitian ini, bahwa nilai thitung
(4,185) >ttabel (1,677).Angka tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima.
Kata Kunci :Terpaan, Iklan Televisi, Elevenia, Minat Beli Mahasiswa
7
ABSTRACT
Tirta Lestari/6662102346/The Effect Of Elevenia’s Television Advertising
Exposure To Students Buying Interest (Survey to Communication Science Students
At University Of Sultan Ageng Tirtayasa In 2012 School Year)/Communicaton
Science Studies Program/Faculty Of Social And Political Sciences/University Of
Sultan Ageng Tirtayasa/2015.
The presence of television advertising, of course causing concussion that significant
enough, to the advertising media landscape of Indonesia. The effective impact of
repeated advertising exposure that is get an attention and experience of individuals
recipient of the advertising message, and fenceless receiving the message which is
conveyed. In addition noticing the desire and consumer’s requirement, Elevenia is
always introducing and embed the image for the consumer about their brand by using
various advertising include the television media. This study aims to find out how
much the influence between “Elevenia’s Television Advertising Exposure” to
“Students Buying Interest”. The theory in this research is Individual Differences
Theory. This theory examines the differences between individuals as the target of
mass media when they are in exposure, so it create certain effects. The method used
in this study was quantitative with explanative approach, population in this research
is the number of Communication Science Students in 2012 school year, which is 106
students. Determination of sample size in this research using Yamane formula, based
on the error rate of 10%, so that the sample of respondents in this research were the
sample of 51 respondents. While the sampling technique used was Proportionate
Stratified Random Sampling. The results showed that the Elevenia’s Television
Advertising Exposure resulted in a percentage value of 72,2%. While the Students
Buying Interest resulted in a percentage value of 70%.Correlation analysis
explainedthet correlation between variable Advertising Exposure with variable
Buying Interest about 0,566. It showed that the correlation of both variable has an
average relationship. It causing from the interval of correlation about 0,40 – 0,599. It
listed at the tabel 3.11 Interval Coefficients Correlation. The result of determination
correlation Elevenia’s Television Advertising Exposure variable to Student Buying
Interest is in value 0,513. So, 26,31% buying interest could be explained by the
variable advertising exposure, while the 73,69% can be explained by other factors.
With all the result that explained in this research, that the value of t hitung (4,185) >
ttabel (1,677). Those number showed the Ho rejected and Ha accepted.
Keywords : Exposure, Television Advertising, Elevenia, Students Buying Interest
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Terpaan
Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa”dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah untuk dapat memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten.
Dalam proses penulisan Skripsi ini, penelititelah melewati banyak kendala,
baik dari luar maupun dari dalam diri peneliti sendiri, Peneliti juga menyadari masih
banyak kekurangan serta kekeliruan yang terdapat dalam Proposal Skripsi ini, karena
itulah peneliti akan sangat berbesar hati untuk menerima saran, kritik, serta gagasan
yang dapat menjadi bahan perbaikan bagi penulis.
Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung.Untuk itu, penelitimengucapkan terima kasih
kepada :.
1. Bapak Prof. Sholeh Hidayat M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak DR. Agus Sjafari. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik,Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Komunikasi,Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
5. Bapak Darwis Sagita, S.Ikom, selaku dosen Pembimbing Akademik.
Terimakasih atas bimbingannya selama ini.
9
6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si,selaku dosen pembimbing I Skripsi,
terima kasih atas waktu, kesempatan, kesabaran, dan bimbingan yang
sangat berarti bagi peneliti.
7. Bapak Teguh Iman Prasetya, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing II
Skripsi,terima kasih atas waktu, kesempatan, kesabaran, dan bimbingan
yang sangat berarti bagi peneliti.
8. Seluruh DosenFISIP Untirta yang telah memberikan ilmunya kepada
peneliti, semoga ilmu yang diberikan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat
bagi peneliti dan menjadi ladang amal bagi seluruh Dosen.
9. Seluruh Staf karyawan Prodi Ilmu Komunikasi,Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Terima kasih atas kemudahan
pada pemberian data kepada peneliti.
10. Bapak Charli Sanjuan Siahaan, selaku Recruitment Specialist – Corporate
Management Division PT. XL PLANET. Terima kasih atas segala
dukungan dan wawasan yang diberikan untuk peneliti.
11. Kedua orangtua yang selalu aku banggakan dan aku cintai Bapak Drs. M.
Natsir Azis M.Si, M.Kes dan Ibu Sri Suryati S.E. Terimakasih atas semua
do‟a, kasih sayang, kesabaran, dan dorongan baik moril maupun
materialyang tak pernah berhenti untuk anakmu dan tak terbalas sampai
kapanpun.
12. Kakak tersayang, Bayu Bhayangkara S.E & Dea Monica, Adik – adikku,
Ainun Amalia, M. Ricko Azis Coppo, dan Siti Aisyah. Terina kasih
karena telah menjadi penyemangat dalam hidupku.
13. Ivan Dwira Agustianda & Keluarga. Terima kasih telah hadir dalam
kehidupan ku. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang diberikan
kepadaku. Bertemu dengan mu dari awal sampai saat ini adalah hal yang
tidak akan pernah bisa terlupakan. Entah apa yang membuat hati mu bisa
menerima segala kekurangan yang ada dalam diriku. Terima kasih selalu
10
memberikan dukungan dan doa untukku ketika diri ini sampai pada sisi
yang bisa saja menjatuhkan ku. Semoga Allah S.W.T senantiasa
memberikan Perlindungan serta Ridho-Nya. Aamiin.
14. Sahabat - sahabatku, Iqbal, Reggy, Adit, Misbah Fuadi, Feby Arapenta,
dan Vicky “Lck”Terima kasih atas segala persahabatan dan kekeluargaan
yang telah diberikan.
15. Keluarga besar SCRATCH, terima kasih atas segala ilmu yang selalu
mengingatkanku tentang pentingnya komunikasi.
16. TACS. Natasya, Sinta, & Sari. Terima kasih atas segala hal yang telah
kalian berikan kepadaku sampai saat ini. Aku tidak bisa membayangkan
kalau saat itu, awal jumpa kita di kelas F komunikasi tidak pernah ada.
Adhi Puspo, Alief Risna Fauzi,Julinda, Anjas, Alil, Iqbal Pale, Kirana,
Vina, Mayang Nabila. Terima kasih atas segala tawa dan canda serta
dukungan kalian kepadaku dalam penyusunan skripsi ini.
17. Keluarga Pasukan Bodrek. Sausan, Bang Uqon, Jodi, Ahmad Septian,
Ghufron & Sarah, Andre & Sasa, Ferdy, Hadafi, Oki & Pipit, Arafah &
Meilina, Handoko (One). Terima kasih telah menerima ku menjadi salah
satu yang kalian cinta dalam keluarga kecil ini.
18. Teman-teman Ilmu Komunikasi Angkatan 2010 umumnya, dan khususnya
kelas Komunikasi F dan Public Relations H. Terima kasih atas segala
support selama hampir 5 tahun ini.
19. Teman – teman Ilmu Komunikasi Angkatan 2008, 2009, 2011, 2012.
Terima kasih atas segala dukungan dan doa kalian.
20. Serta kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,
yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
11
Skripsi ini adalah hasil karya peneliti. Oleh karena itu, peneliti dapat
mempertanggungjawabkan baik isi maupun bentuk skripsi ini sepenuhnya.
Penelitiberharap skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Serang, April 2015
Peneliti,
Tirta Lestari
12
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS……………………….……….i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………...ii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………..iii
LEMBAR PERSEMBAHAN…...……………………………………….……iv
ABSTRAK…………………………………………………….………………v
ABSTRACT………………………….…………….…………………………………….vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………...vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xi
DAFTAR TABEL……………….…………………………………………….xiv
DAFTAR LAMPIRAN………….……………………………………………xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang1-8
1.2 Rumusan Masalah……….……………………....………..…….....9
1.3 Identifikasi Masalah
9
1.4 Tujuan Penelitian
9
1.5 Manfaat Penelitian
10
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teoritas
2.1.1 Komunikasi……………………………………………11
2.1.2 Komunikasi Pemasaran………………….………….....13
2.1.3 Iklan…………………………………………………...16
2.1.4 Media Iklan……………………………………………21
2.1.5 Elemen – elemen Periklanan……………………..........23
2.1.6 Fungsi - fungsi Periklanan………………….………….25
2.1.7 Jenis – jenis Iklan……………………………………...26
2.1.8 Iklan Televisi……………………………………..........29
2.1.9 Daya Tarik Iklan Televisi……………………………...31
2.2 Terpaan Iklan……………………………………...……............35
2.3 Minat Beli…………………………...…………………………..38
2.4 Teori Perbedaan Individu…………….…………………………40
13
2.5 Kerangka Berpikir…………………………………………….....41
2.6 Hipotesis Penelitian……………………………………………...45
2.7 Operasional Variabel…………………………………………….45
2.8 Penelitian Terdahulu…………………………………………….47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian……………………………………………….52
3.2 Fokus Penelitian…………………………………………………53
3.3 Lokasi Penelitian………………………………………………...54
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Uji Validitas……………………………………………54
3.4.2 Hasil Uji Validitas……………………………………...55
3.4.3 Uji Reliabilitas………………………………………….59
3.4.4 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………....60
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Kuisioner………………………………………………..61
3.5.2 Penelitian Lapangan (Field Research)…………………….62
3.5.3 Dokumentasi……………………………........................62
3.6Populasi dan Sampel……………………………………..………..63
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Analisis Korelasi………………………………………...67
3.7.2Analisis Deskriptif……………………………………....69
3.7.3 Analisis Regresi Linier Sederhana……………………...70
3.7.4 Pengujian Hipotesis
3.7.4.1 Uji t……………………………………………71
3.7.4.2 Uji Koefisien Determinasi……………………..72
3.8 Jadwal Penelitian…………………………………………………..74
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1Sejarah PT. XL Axiata Tbk.
4.1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan……………………….75
4.1.1.2 Struktur Organisasi……………………………...76
4.1.2Sejarah PT. SK Planet…………………………………….77
4.1.3Sejarah Elevenia…………………………………………...81
14
4.1.3.1 Visi ……………………………………………...84
4.1.3.2 Tampilan Website………………………………..85
4.2Deskripsi Data
4.2.1 Responden………………………………………………...85
4.2.1 Deskripsi Iklan……………………………………….........87
4.2.3 Karakteristik Responden
4.2.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin……………………..96
4.2.3.2 Berdasarkan Usia……………………………….96
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1 Deskripsi Variabel Terpaan Iklan Televisi Elevenia (X)....97
4.3.1 Deskripsi Variabel Minat Beli Mahasiswa (Y)……...........116
4.4 Hasil Analisis Korelasi….…………………………………………..128
4.5 Hasil Analisis Deskriptif……………………………………………130
4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana…….………………………...132
4.7 Hasil Uji Hipotesis
4.7.1 Uji t……………………………………………………….133
4.7.2 Uji Koefisien Determinasi……………………………......134
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………..…….......135
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………...………….143
5.2 Saran………………………………………………………..……....145
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….…………147
LAMPIRAN…………………………………………………………….…......151
15
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1Operasional Variabel…………………………………………………46
Tabel 2.2Penelitian Terdahulu………………………………………………….47
Tabel 3.1Case Processing Summary Terpaan Iklan……………………………55
Tabel 3.2Correlation Hasil Uji Validitas…..…………………………………...56
Tabel 3.3 Case Processing Summary Minat Beli…………………………..........57
Tabel 3.4Correlation Hasil Uji Validitas……………………………………….59
Tabel 3.5Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha…………………….......59
Tabel 3.6Reliability StatisticsTerpaan Iklan………………….………………...60
Tabel 3.7Reliability Statistics Minat Beli……………………………………….60
Tabel 3.8 Skor Peringkat………………………………………………………...62
Tabel 3.9 Jumlah Populasi……………………………………………………….63
Tabel 3.10 Jumlah Sampel Masing – masing Kelas……………………………..66
Tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi…………………………………………..68
Tabel 3.12 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase………………………….......70
Tabel 3.13 Jadwal Penelitian…………………………………………………….74
Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012………………..87
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……...…………96
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………………..…………96
Tabel 4.4 Frekuensi 1……..……………………………..…...………………….97
Tabel 4.5 Frekuensi 2……………………………………………………………99
Tabel 4.6 Frekuensi 3…………………………………………………………...100
Tabel 4.7 Intensitas 1…………………………………………………………...101
Tabel 4.8 Intensitas 2…………………………………………………………...103
Tabel 4.9 Intensitas 3…………………………………………………………...104
Tabel 4.10 Intensitas 4……………………………………………………….....105
Tabel 4.11 Intensitas 5……………………………………………………….....107
Tabel 4.12 Intensitas 6………………………………………………………….108
Tabel 4.13 Intensitas 7………………………………………………………….109
Tabel 4.14 Intensitas 8……………………………………………………….....111
Tabel 4.15 Durasi 1…………………………………………………………..…113
Tabel 4.16 Durasi 2……………………………………………………………..114
Tabel 4.17 Durasi 3……………………………………………………………..115
Tabel 4.18 Minat Transaksional 1………………………………………………117
16
Tabel 4.19 Minat Transaksional 2………………………………………………118
Tabel 4.20 Minat Referensial 1…………………………………………………119
Tabel 4.21 Minat Referensial 2…………………………………………………121
Tabel 4.22 Minat Referensial 3…………………………………………………123
Tabel 4.23 Minat Preferensial…………………………………………………..124
Tabel 4.24 Minat Eksploratif 1…………………………………………………125
Tabel 4.25 Minat Eksploratif 2…………………………...…………………….127
Tabel 4.26 Pearson’s Correlations……………………………………………..129
Tabel 4.27 Koefisien Determinan………..………………..……………………135
17
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN I PEDOMAN KUESIONER…………………………………...152
LAMPIRAN III SURAT IJIN MENCARI DATA….……….……….………155
LAMPIRAN VI BUKTI BIMBINGAN……………………………….……..156
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………..……………………………………157
18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, di setiap sudut kehidupan selalu ada bujukan membeli, yang halus
maupun yang terang – terangan. Bahkan kolom tajuk rencana di koran – koran pun
kadang disisipi dengan promosi atau iklan terselubung. Penonton sudah tidak kaget
kalau di tengah – tengah acara nyanyian yang indah muncul iklan sampo. Sekitar
50% halaman majalah juga bertabur iklan mulai dari iklan mobil, kulkas, sikat gigi,
deterjen, dan sebagainya. Bujukan – bujukan itu bersumber dari para pengiklan,
spesialis humas, dan berbagai profesi lain yang semuanya menggunakan media massa
untuk mencetak penjualan. Bujukan juga datang dari media sendiri, baik itu mengenai
mutu medianya sendiri atau produk sampingannya. 1
Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of
nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an
identified sponsor” (Ralph S. Alexander, Marketing Definition, 1965), (setiap bentuk
komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang
dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Adapun maksud „dibayar‟ pada definisi
tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada
umumnya harus dibeli. Maksud kata „nonpersonal‟berarti suatu iklan melibatkan
1
William L. Rivers, et al. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. Hlm 231
19
media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada
sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat
nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk
mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct
response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan
harus
betul
–
betul
mempertimbangkan
bagaimana
audiensis
akan
menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan yang di maksud.2
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling
banyak di bahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan
juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan
yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Belanja
iklan di Indonesia pada 2005 tercatat sekitar Rp 23 triliun rupiah. Televisi
mendominasi 70 persen (Rp 16 triliun) dari nilai belanja iklan tersebut, surat kabar
Rp 6 triliun, majalah dan tabloid sekitar Rp 1 triliun.3
Strategi
pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan
merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran.
Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam
kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada
khalayak. Periklanan harus mampu membujuk khalayak ramai agar berperilaku
sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak
2
Morrisan, M.A, 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. Hlm 17
3
Morrisan, M.A, 2010. Ibid. Hlm 18
20
penjualan dan keuntungan. Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen
membeli produk-produk yang oleh departemen pemasaran telah dirancang
sedemikian rupa, sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan
pembeli. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan
pembeli4.
Iklan itu seperti alkohol: semakin banyak Anda minum, semakin sedikit yang
Anda ingat. Hanya berselang dua atau tiga kali minum, ingatan Anda tidak bisa lagi
diperbaiki. Setelah hanya disuguhi satu atau dua iklan yang bersaing, ingatan Anda
terhadap iklan yang pertama akan memudar. Apa yang nyata dari alkohol juga
merupakan gambaran ingatan konsumen terhadap iklan. Ingatan, kemampuan untuk
memanggil kembali kejadian atau pesan, bisa cepat memudar bila orang dihadapkan
pada kejadian serupa lainnya dalam waktu singkat. Pengetahuan ini menjadi temuan
yang mapan dalam psikologi, namun tidak dikenal baik dalam ilmu pemasaran.
Sedikit orang yang memperhitungkan nya sewaktu merencanakan jadwal media iklan
atau ketika orang mulai menilai mengapa kampanye iklan mereka “gagal”. 5
Iklan juga berfungsi untuk mempengaruhi konsumen agar memahami dan sadar
terhadap merek yang akan dan telah menjadi pilihannya. Iklan juga dapat dipakai
untuk membangun citra jangka panjang dan mampu menjangkau calon konsumen
walau letaknya berjauhan, karena itu jangan sampai pemasar meremehkan peran
4
5
Frank Jefkins, 1997. Periklanan, Jakarta: Erlangga. Hlm 15
Max Sutherland & Alice K. Sylvester, 2005. Advertising and The Mind of the Consumer, Jakarta:
PPM. Hlm 206-207.
21
iklan, karena iklan merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan pesan atau
informasi suatu merek kepada konsumen.
Banyak media yang digunakan orang untuk beriklan salah satunya melalui
media televisi. Televisi yang sudah ada sejak 50 tahun yang silam baru mulai dikenal
di Indonesia pada sekitar tahun 1962. Dalam era reformasi sekarang ini, televisi
memang boleh dikatakan telah merebut minat masyarakat di berbagai penjuru dunia.
Televisi menyajikan berbagai macam program tayangan, baik yang berdasarkan
realitas, rekaan dan ciptaan yang sama sekali baru. Televisi mengetengahkan berbagai
macam siaran dalam berbagai bentuk ; berita, pendidikan, hiburan, dan iklan. Bahkan
televisi seperti disampaikan oleh Patricia Edgar dapat memungkinkan terjadinya
diskusi secara langsung, segera setelah menggunakan media tersebut, karena memang
biasanya televisi dinikmati secara berkelompok.6
Para pemasang iklan di media televisi telah menjalin hubungan yang erat
dengan industri televisi, karena keberadaan media ini dianggap sebagai suatu sarana
yang ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan provokatif terhadap target audiens
sebagai mangsanya. Peran iklan televisilah yang membuat siaran televisi tetap hidup
dan bisa bertahan dalam melangsungkan program penyiarannya. Televisi dan iklan
dapat diibaratkan burung jalak dengan badak yang saling menguntungkan, dimana
burung jalak mendapat makanan dari kutu-kutu yang menempel di tubuh badak,
sementara si badak tidak perlu repot membersihkan badanya, mungkin binatang lain
6
S.Bekti Istiyanto, S.Sos (Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed). 2010. Wanita dalam Gambaran
Iklan Televisi Kita. Hlm 1
22
tentunya akan berguling-guling dalam membersihkan kutu-kutunya. Demikian juga
dengan kaitan antara televisi dan iklan, di mana keduanya merupakan menyatunya
dua kepentingan dari segmentasi pasar yang hampir sama. Hal ini dapat diartikan
bahwa iklan memerlukan media sebagai sarana penyampaian produk yang akan
diinformasikan kepada masyarakat luas, sementara televisi membutuhkan iklan guna
pembiayaan operasional dan pengembangan program siarannya.
Hadirnya iklan televisi tentu saja menimbulkan gegar yang cukup signifikan
terhadap lanskap media iklan Indonesia. Jumlah anggaran periklanan (advertising
billing) di Indonesia memang menunjukkan kenaikan sejak tumbuhnya stasiun –
stasiun televisi swasta yang serta merta menjadi media iklan. Tetapi, jelas pula
tampak bahwa hampir semua kenaikan anggaran periklanan itu semata – mata
dinikmati oleh sektor televisi.
Para pembuat atau pemasang iklan televisi harus mempunyai konsep kreatif.
Biasanya, penulis naskah iklan dan pengarah seni akan bekerja sama untuk
menghasilkan banyak konsep kreatif, dengan harapan salah satu dari konsep-konsep
tersebut akan menjadi ide besar yang menarik. Oleh karena itu para pembuat iklan
harus menentukan isi pesan, struktur pesan, format pesan dan sumber pesan yang
terbaik, agar pesan yang akan digunakan untuk membuat iklan televisi dapat menarik
perhatian pemirsa7.
7
Phillip Kotler dan A.B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran, Buku 2. PT. Salemba Empat Patria.
Jakarta. Hlm 154-160
23
Menurut Rangkuti akan dengan mudah melakukan berbagai strategi pemasaran bagi
perusahaan untuk memenangkan pasar8. Hal tersebut juga dilakukan oleh perusahaan
situs jual beli online di Indonesia yakni Elevenia.
Berbeda dari sebagian besar situs belanja online terkemuka di Indonesia,
Elevenia berkonsentrasi pada konsep open marketplace. Melalui konsep ini situs
yang mengklaim dirinya sebagai surga belanja online ini mempertemukan penjual
dan pembeli untuk bertransaksi dengan aman dalam sebuah platform situs belanja.
Elevenia memang boleh dibilang masih “anak baru” di ranah e-commerce. Namun
sejak awal kehadirannya pada bulan Maret 2014, pertumbuhan yang cukup signifikan
berhasil diraih.
Saat ini Elevenia sudah memiliki lebih dari 14.000 penjual yang terdaftar, lebih
dari 1,7 juta produk dan untuk saat ini situs Elevenia dikunjungi 8-9 juta pengunjung
setiap bulannya. Jadi dapat dikatakan Elevenia bertumbuh dengan baik. Pertumbuhan
tersebut menjadi sebuah prestasi di tengah persaingan ketat di bidang ecommerce dengan situs-situs belanja online baik yang sudah memiliki market besar
maupun yang baru memulai. Prestasi ini ternyata tidak lepas dari sebuah prinsip yang
diterapkan oleh Elevenia yaitu “Abundant” yang mengacu pada banyaknya jumlah
produk dan “Convenient” yang mengacu pada kenyamanan bertransaksi.9
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, Elevenia memiliki 8 kategori produk
yang ditawarkan. Beberapa di antaranya adalah kategori fashion, beauty and health,
8
9
Freddy Rangkuti. 2002. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 1-3
http://news.detik.com/read/2014/10/16/160838/2720888/727/elevenia-padukan-kemudahan-belanjaonline-dengan-kepraktisan-pembayaran Di akses pada Jum‟at, 27 Februari 2015 pukul 15:10.
24
babies
and
kids,
home
and
garden,
gadget
and
computer,
electronic,
hobby serta service and food10. Produk-produk tersebut datang dari berbagai penjual
dengan kisaran harga yang juga beragam sehingga pembeli memiliki banyak pilihan.
Selain memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumennya, Elevenia juga
selalu memperkenalkan dan menanamkan image bagi konsumen terhadap mereknya
dengan menggunakan berbagai periklanan termasuk di dalamnya media iklan televisi.
Kondisi kesadaran konsumen terhadap Elevenia, dengan slogan (tagline) “Your
Online Shopping Paradise/ Surga Belanja Online Anda”, menjadikan Elevenia
dikenal oleh konsumen dan calon konsumennya sebagai situs jual beli online yang
mudah dan murah. Tayangan iklan yang menghadirkan Cinta Laura Kiehl sebagai
endorser iklan sekaligus Brand Ambassador Elevenia yang ditampilkan tersebut
cukup menarik perhatian pemirsa untuk menyaksikannya, khususnya para remaja dan
mahasiswa yang mulai beralih ke dunia jual beli online. Kesadaran terhadap
mengingat kembali konsumen dan calon konsumen terhadap situs jual beli online
inilah yang menjadikan fenomena menarik untuk dikaji. Aktivitas periklanan melalui
berbagai media yang salah satunya televisi di duga menjadi keberhasilan terhadap
upaya pihak produsen untuk menanamkan ingatan positif produk Elevenia terhadap
konsumennya.
Menurut Henry Assael, minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk
membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian
yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.11
10
http://www.elevenia.co.id/ Diakses pada Jum‟at 27 Februari 2015 pukul 15:11
25
Elevenia menyediakan poin imbalan untuk pembeli dan penjualnya. Penjual
bisa mengumpulkan poin tersebut dan menukarkannya dengan hal-hal yang bisa
meningkatkan penjualan seperti penempatan iklan. Sementara pembeli bisa
mendapatkan diskon dari poin yang terkumpul. Bukan hanya itu, Elevenia juga
memberikan diskon 11% semua produk untuk para pembeli pada tanggal 11 disetiap
bulannya. Elevenia menyebut event ini yaitu Elevenia Anniversary Day. Elevenia
mengatur transaksi dengan menegaskan tak ada yang gratis di e-commerce dengan
menyatakan ada uang komisi penjualan dari para penjual. Elevenia mendapat 5% dari
tiap transaksi produk elektronik dan gadget, dan 10% untuk produk lainnya. Selain
itu, untuk saat ini, Elevenia juga menyediakan program Anniversary, yang hadiahnya
berupa 1 unit mobil Toyota Etios dan voucher belanja senilai 1 juta rupiah. Program
ini berlaku untuk semua pelanggan elevenia.co.id. Elevenia juga menyiapkan
berbagai promo menarik dan kejutan terhangat setiap harinya. Salah satu kejutan
hangatnya adalah pembeli bisa memenangkan beberapa hadiah hanya dengan
melakukan registrasi sebagai member elevenia atau men-download aplikasi elevenia
di smartphone. Bagi pengguna smartphone, bisa mengunduh aplikasi elevenia di
Google Play bagi pengguna Android dan juga di Apple Store bagi pengguna iOS. Tak
hanya itu, bagi pengguna XL, bisa mengakses elevenia melalui mobile browser secara
GRATIS!. Dengan tujuan diadakannya program ini yaitu demi meningkatkan jumlah
pembelian.
11
Henry Assael. 2001. Consumer Behavior and Marketing Action. Malang: Boston Thomson &
Learning. Hlm 75
26
Berdasarkan hal tersebut, penelitian akan dilakukan untuk mengetahui
Pengaruh Terpaan Iklan Elevenia Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012.
1.2
Perumusan Masalah
Dari uraian masalah yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka
rumusan masalah penelitian adalah “ Seberapa Besar Pengaruh Terpaan Iklan
Elevenia Terhadap Tingkat Minat Beli ?”.
1.3
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana Terpaan Iklan televisi Elevenia ?
2. Bagaimana Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012 ?
3. Seberapa besar pengaruh terpaan iklan televisi Elevenia terhadap minat beli
mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012 ?
1.4
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana Terpaan Iklan Televisi Elevenia
2. Utnuk mengetahui bagaimana Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Untirta Angkatan 2012
3. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia
Terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012 ?
27
1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1
Manfaat Akademis
Sebagai bahan pembelajaran atau perbandingan yang dapat digunakan
dalam proses belajar-mengajar sehari-hari, baik oleh dosen, mahasiswa ataupun
semua pihak yang memiliki ketertarikan ataupun kepentingan dengan pengaruh
pada terpaan iklan televisi terhadap minat beli. Selain itu dapat juga digunakan
sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya yang
mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.
1.5.2
Manfaat Praktis
Sementara untuk para Pelaku Usaha Periklanan (PUP), ataupun semua
pihak yang memiliki kepentingan langsung ataupun tidak langsung dengan
periklanan, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menganalisa
keberhasilan ataupun kekurangan dari adanya pengaruh terpaan iklan terhadap
kesadaran merk, sebagai bahan pembelajaran yang dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
28
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Kajian Teoritas
2.1.1 Komunikasi
Hovland secara khusus mendefinisikan “komunikasi adalah proses mengubah
perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other
individuals)”12.
Menurut Lasswel, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah
dengan pertanyaan berikut : “Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect?” (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh
bagaimana?)”13
Berdasarkan definisi diatas, dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang
saling bergantung satu sama lain, yaitu :
1.
Sumber (source), sering disebut sebagai pengirim (sender), penyandi
(encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau
originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi, boleh jadi seorang individu, kelompok,
organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.
12
Onong Uchyana Effendy. 2002. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Hlm 10
13
Deddy Mulyana. 2002. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hlm 62
29
2.
Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima
pesan merupakan seperangkat symbol verbal dan/atau non verbal yang
mewakili nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga
komponen: makna, simbol, bentuk. Simbol terpenting adalah kata-kata
(bahasa), yang dapat mempresentasikan objek (benda), gagasan dan
perasaan, baik ucapan maupun tulisan.
3.
Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima. Pada dasarnya saluran
komunikasi manusia ada dua saluran, yakni cahaya dan suara. Saluran juga
merujuk pada penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat
media cetak atau media elektronik (radio, televisi).
4.
Penerima (Receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination),
komunikan (communicate), penyandi-balik (decoder) atau khalayak
(audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang
menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan
nilai, pengetahuan, persepsi, pola piker dan perasaan, penerima pesam ini
menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan/atau non
verbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini
disebut dengan penyandian balik (decoding).
5.
Efek (effect), yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari yang tidak tahu
menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari yang tidak setuju menjadi
setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari yang tidak bersedia
membeli menjadi bersedia).
Komunikasi tidak akan berjalan jika tidak ada media yang mendukungnya.
Media yang dilakukan dalam berkomunikasi disebut sebagai media komunikasi.
30
Bentuk media yang paling utama ialah panca indera manusia terutama mata dan
telinga. Melalui panca indera itu pesan yang diterima atau yang akan disampaikan, di
proses ke dalam hati (rasa) dan otak (pikiran) manusia. Komunikasi akan berlangsung
ketika komunikator mengoperkan atau melemparkan dengan bibir atau lisan atau
tangan jika tulisan pesannya sampai ditangkap komunikan. 14
Bisa dikatakan, bahwa komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus
yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain 15.
Namun Terence berpendapat dalam bukunya bahwa “Komunikasi adalah proses
dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi
dengan individu”.16
2.1.2
Komunikasi Pemasaran
Sutisna mengemukakan bahwa “komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk
menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai
keberadaan produk di pasar”17. Komunikasi pemasaran menurut Shimp, “dapat
dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan
pemasaran. Komunikasi adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman
disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu.
14
Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Adya
Bakti. Hlm 32
15
Arni Muhammad. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hlm 2
16
Terence A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu, edisi ke-5 jilid ke-1. Jakarta: Erlangga. Hlm 4
17
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hlm 267
31
Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi
lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.
Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran,
namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika
digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsure
dalam bauran pemasaran merk, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya” 18.
“Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya
untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau
tidak langsung tentang produk dan merk yang mereka jual”19.
Bauran komunikasi pemasaran terdiri atas enam cara komunikasi utama yaitu
iklan, promosi penjualan, acara khusus dan pengalaman, hubungan masyarakat dan
pemberitaan, pemasaran langsung, penjualan pribadi20. Terpaan terjadi ketika sebuah
iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear)
atau membaca (read) iklan tersebut.
Tujuan utama kegiatan aktivitas pemasaran adalah menjangkau khalayak
dengan maksud mempengaruhi perilaku. Seluruh aktivitas komunikasi pemasaran
diarahkan pada pencapaian suatu atau lebih tujuan-tujuan berikut21 :
18
Terence A. Shimp. 2003. Op.Cit.
Phillip Kotler, Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Jakarta: PT
Indeks. Hlm 204
20
Phillip Kotler, Kevin Lane Keller. 2007. Ibid. Hlm 205
21
Terence A. Shimp. 2003. Op.Cit. Hlm 160
19
32
1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk.
2. Menciptakan akan kesadaran merek (brand awareness).
3. Mendorong sikap positif dan mempengaruhi niat membeli.
4. Memfasilitasi pembelian
Komunikasi pemasaran itu sendiri yaitu sarana yang digunakan suatu
perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan
konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai produk dan merek
yang dijual oleh perusahaan tersebut.
Ada tiga unsur pokok dalam struktur komunikasi pemasaran, yaitu sebagai
berikut :
1. Perilaku Komunikasi
Terdiri atas pengirim atau komunikator yang menyampaikan pesan dan
penerimaan atau komunikan pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya adalah
produsen atau perusahaan penjual produk, sedangkan komunikannya adalah
khalayak.
2. Material Komunikasi
Ada beberapa materi komunikasi pemasaran yang penting yaitu gagasan, pesan,
media, response, feed-back, gangguan.
3. Proses Komunikasi
33
Proses penyampaian pesan (dari pengirim ke penerima) maupun pengiriman
kembali respon (dari penerima kepada pengirim) akan memerlukan dua kegiatan
yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding (fungsi menerima).
2.1.3 Iklan
Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah
organisasi dan produk – produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target
melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail
(pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum.22 Namun bagi
praktisi media, iklan dipandang tidak lebih dari sekedar promosi jasa atau produk
yang diperkenalkan melalui media. Iklan tidak lebih kegiatan komunikasi yang
berupaya untuk memberikan persuasi dan motivas kepada publik melalui terpaan
media (media exposure), demi meningkatkan penjualan produk.23
Secara sederhana iklan juga didefinisikan oleh Khasali24 sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Tujuan iklan yaitu untuk mengindentifikasi produk dan membedakan produk lainnya.
Jika pihak produsen belum dapat mengindentifikasi produknya dengan baik dan
menunjukkan perbedaan dan keunggulannya dari produk lain maka konsumen
memilih produk tersebut, iklan adalah sarana utama dalam pemasaran produk, jasa
22
Monle Lee & Carla Johnson. 2011. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global,
Jakarta: Kencana Prenada Media. Hlm 3
23
Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm 164
24
Rhenald Khasali. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Jakarta:
Pustaka Utama Grafiti. Hlm 9
34
dan pemikiran. Intinya adalah menjual kepada konsumen. Selama ini, produsen
memandang iklan sebagai sarana komunikasi yang efektif, karena iklan melalui
media massa dapat menjangkau semua orang yang menjadi sasaran ataupun bukan
dengan jumlah khalayak yang besar dan dalam waktu yang tepat. Iklan merupakan
suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat
pemasaran membantu menjual barang, memberi layanan serta gagasan atau ide-ide
melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.
Periklanan dipandang sebagai media yang lazim digunakan suatu perusahaan
untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan
untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra
konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Iklan menjadi sarana
untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara
perusahaan dan konsumen, dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi
persaingan satu sama lainnya.
Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang produk, merek,
perusahaan, atau gerai yang didanai sponsor. Iklan bertujuan mempengaruhi citra,
keyakinan, dan sikap konsumen terhadap produk dan merek, serta perilaku
konsumen. Iklan bisa dianggap manajemen citra, yakni menciptakan dan
menancapkan citra serta makna-makna dibenak konsumen. Tujuan sebuah periklanan
adalah komunikasi melalui media massa.
Media periklanan dibagi menjadi dua yaitu :
35
1. Media lini atas (above the line)
Above the line seringkali disebut juga iklan (yang menggunakan) media,
meliputi media cetak (koran, majalah), media elektronik (televisi, radio), media
bioskop, media luar ruangan (poster). Pemakaian iklan ini mengharuskan adanya
komisi. Dan biro iklan yang mengelolanya harus mendapatkan pengakuan dari
lembaga asosiasi pemilik media.
2. Media lini bawah (below the line)
Meliputi pameran, lembaran iklan yang dikirim ke rumah-rumah melalui pos,
literature penjualan, serta iklan peragaan (demo) di tempat-tempat penjualan. Pada
penelitian ini bentuk iklan yang digunakan adalah iklan televisi.
3. Sponsorship atau pensponsoran
Sponsorship atau pensponsoran juga merupakan salah satu bagian dari bentuk
periklanan. Sponsorship merupakan pemberian dukungan keuangan atau bentukbentuk dukungan lainnya kepada pihak penerima agar keuangan si penerima tetap
lancar atau menjadi lebih kokoh. Terkadang sponsor diberikan untuk alasan
meonolong semata, namun lazimnya sponsor disediakan oleh suatu pihak untuk
meraih keuntungan-keuntungan dibidang periklanan, humas, atau pemasaran bagi
pihaknya sendiri. Sponsorship pada dasarnya juga merupakan suatu bentuk investasi
untuk memperoleh hasil-hasil positif yang diinginkan oleh pihak penyedia sponsor.
Pada umumnya pensponsoran jarang dilakukan secara berkesinambungan. Satu
sponsor biasanya diberikan dalam jangka waktu terbatas, dua atau tiga tahun. Namun
36
bila pensponsoran dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan secara
berkesinambungan, akan memberikan keuntungan yang cukup efektif bagi kedua
belah pihakyang melakukan kerjasama.25
Tujuan-tujuan pemasaran yang bisa diraih dari sponsorship adalah :
a. Memposisikan sebuah produk
b. Mendukung operasi para agen penyalur
c. Melancarkan suatu perusahaan di dalam kebijakan pemasaran perusahaan
d. Meluncurkan suatu produk baru
e. Membuka cabang-cabang baru
f. Pemasaran internasional
g. Merangsang para konsumen menggunakan suatu produk
Salah satu alasan sebuah perusahaan melakukan sponsorship adalah untuk
memperkuat merek atau produk mereka dibenak konsumen. Merek sangat
berpengaruh dalam membentuk sikap konsumen. Banyak marketer yang tertarik
untuk melakukan kerja sama sponsorship dengan pertimbangan karena event atau
obyek yang diberi sponsor menarik perhatian dari banyak media terutama media
cetak dan televisi.
Iklan dapat menuntun masyarakat dari tidak mengetahui sama sekali tentang
suatu produk sampai akhirnya memilih produk tersebut sebagai merek pilihan yang
akan mereka beli terus menerus. Prosesnya adalah sebagai berikut: Sebelum iklan
ada, konsumen tidak menyadari keberadaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
25
Frank Jeffkins. 1997. Op.Cit.
37
dan keinginan mereka. Situasi ini disebut unawareness (tidak sadar). Setelah iklan
muncul, timbul kesadaran akan adanya produk di pasar untuk keperluan tertentu.
Situasi ini disebut awareness (sadar). Dengan membaca iklan, konsumen menjadi
tahu tentang fungsi, bentuk, warna, keunggulan, nama, merek, dan harga produk.
Situasi ini disebut knowledge (memahami). Setelah memahami lebih dalam (karena
membaca iklan), mungkin timbul ketertarikan konsumen terhadap produk serta janji –
janjinya dalam iklan yang dapat memenuhi keperluan mereka. Situasi ini disebut
liking (menyukai). Dalam situasi ini pilihan konsumen masih belum pasti karena
adanya gangguan dari iklan – iklan lain yang menawarkan produk yang sejenis.
Tahap berikutnya adalah ketika konsumen telah memiliki pilihan terhadap merek
karena tertarik pada daya guna produk yang diiklankan. Tahap ini disebut preference
(pilihan). Setelah meyakini pilihannya, tahap berikutnya adalah purchase (membeli),
yaitu konsumen melakukan pembelian produk yang diyakininya itu. Selanjutnya
karena merasakan daya guna produk tersebut sesuai dengan harapan, konsumen puas
akan produk tersebut. Akibatnya, dia akan membeli lagi, dan membeli lagi (repeat
buying). Tahap selanjutnya disebut brand loyalty (kesetiaan terhadap merek).26
Segera setelah para pemasar mengelompokkan konsumen atau pengguna
potensial sebuah produk berdasarkan karakteristik serupa (demografis, geografis, atau
variable lain), mereka dapat melanjutkan ke tahap berikutnya: pemasaran sasaran.
Cara pencapaian hal ini menentukan kandungan, rancangan, dan implementasi
26
Sigit Santosa. 2009. Creative Advertising. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hlm 4-5
38
periklanan perusahaan.27 Selain itu iklan juga merupakan penghubung antara
perusahaan dengan masyarakat, jadi dapat dikatakan iklan sangat penting
keberadaaannya untuk sebuah perusahaan. Definisi lain mengatakan periklanan selain
merupakan kegiatan pemasaran juga merupakan kegiatan komunikasi. Kegiatan
pemasaran meliputi strategi pemasaran, yakni logika pemasaran yang dipakai unit
bisnis untuk mencapai tujuan pemasaran.28
2.1.4 Media Iklan
Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang
dipakai untuk mengantarkan dan menyebarluaskan pesan-pesan iklan. Berdasarkan
khalayak sasarannya media terbagi menjadi dua yaitu:29
1. Media Massa
: yaitu media yang dituju pada khalayak luas, selain
lingkungan sektor, industri, profesi, atau entisitasnya
sendiri.
2. Media Nonmassa : yaitu media yang dituju pada khalayak terbatas di sekitar
sektor industri, profesi atau entisitasnya sendiri.
Menurut medianya iklan dibagi dalam dua kategori besar, yaitu:
1. Above the line (lini atas) ialah jenis-jenis iklan yang disebarluaskan melalui
media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Media lini atas
27
Monle Lee & Carla Johnson. 2011. Op.Cit. Hlm 95
Philip Kotler, Alan R. Andreasen. 1991. Strategic Marketing for Nonprofit Organizations. Hlm 21
29
Etika Pariwara Indonesia. 2005. Dewan Periklanan Indonesia, Jakarta Juli. Hlm 52
28
39
digunakan secara bombastis oleh pebisnis dengan dana promosi besar dan jenis
produk/jasa
yang ditawarkan banyak
digunakan sejumlah konsumen.
Tujuannya agar konsumen pindah dari produk/jasa kompetitor ke milik
mereka.30
2. Below the line (lini bawah) adalah kegiatan periklanan yang tidak melibatkan
pemasangan iklan di media massa dan tidak memberikan komisi kepada
perusahaan. Media yang digunakan dalam media lini bawah adalah sebagai
berikut:31
1. Pameran
2. Direct Mail
3. Point Of Purchase
4. Merchandising Schemes
5. Kalender
Sedangkan menurut jenis media yang diproduksi biasanya dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu:32
1. Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat
(diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui
tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dibaca dan
dilihat. Informasinya bersifat umum, biasanya juga khusus (majalah, profesi,
buletin keilmuan, newsletter, dan sebagainnya). Ada pula media yang hanya
30
31
32
Richie Indrajaya. 2008 .Jangan Takut Mulai Bisnis, Jakarta: Me Book. Hlm 67
Rhenald Kasali. 1992. Manajemen Periklanan, Jakarta: Grafiti. Hlm 142
Agus S. Madjadikara. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Jakarta: Gm. Hlm 11-13
40
memuat informasi komersial (iklan) ataupun campuran dari keduanya, seperti
koran dan majalah.
2. Media Elektronik terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu media yang hanya
bisa didengar (audio), khususnya media radio dan media yang selain bisa
didengar juga dilihat (audio-visual), khususnya televisi. Media radio dan
televisi membuat sasaran komunikasi tidak perlu aktif. Pesan tetap sampai pada
mereka saat mereka sengaja atau tidak sengaja, suka atau tidak suka mendengar
atau melihat acara atau program radio ataupun televisi tersebut.
2.1.5 Elemen-Elemen Periklanan
Sementara itu dunia periklanan memiliki elemen-elemen didalamnya yang
saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain atau yang sering disebut
sebagai para pelaku periklanan. Dan elemen-elemen itu sendiri meliputi:
1. Pengiklan, pengiklan adalah pemrakarsa, penyandang dana, dan pengguna jasa
iklan.33 Lembaga inti dalam sistem manajemen periklanan. Pengeluaran oleh
pengiklan umumnya dapat digunakan sebagai dasar bagi perhitungan besarnya
biro iklan sebagai agen industri34. Kebanyakan pengiklan hanya membutuhkan
agen untuk memuatkan iklannya ke media.
2. Biro iklan, biro iklan ialah suatu organisasi usaha yang memiliki keahlian untuk
merancang, mengkoordinasi, mengelola, dan memajukan merek, pesan, dan atau
33
34
Etika Pariwara Indonesia. 2005. Op.Cit. Hlm 21
Rhenald Kasali. 1992. Op.cit. Hlm 20
41
media komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan dengan memperoleh
imbalan atas layanan tersebut.35 Sedangkan didalam buku manajemen periklanan
Rhenald Khasali biro iklan ialah terdiri dari tenaga-tenaga profesional yang
melayani klien-klien mereka yang lazim disebut account. Sebuah account
di
dalam dunia periklanan adalah seorang ( atau sebuah perusahaan ) pemasang iklan
yang memahami dan membutuhkan jasa biro iklan, yang nantinya akan menjalin
kerja sama dengan pemilik media yang menyediakan ruang dan waktu siaran iklan.
Biro iklan bekerja sebagai perantara, tepat pada posisi tengah di antara mereka
yang ingin memasang iklan, dan mereka yang menyediakan tempat untuk
memasang iklan.36
3. Media, media ialah sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan periklanan
kepada konsumen atau khalayak sasaran.37 Media layak memiliki bagian penjualan
atau pemasaran yang bertujuan menjual halaman atau waktu program. Serta
mencari sponsor baik secara langsung ataupun melalui biro iklan.38
4. Vendor, vendor adalah sekelompok pendukung biro iklan. Mereka adalah
freelance, consultant media dan para designer professional yang bekerja sendiri
seperti para photographer, copywriter dan lainnya.
5. Target Audience adalah sasaran dari pengiklan dan biro iklan. Semua strategi dan
konsep selalu dimulai dari konsumen atau target market
35
36
37
38
Etika Pariwara Indonesia. 2005. Op.cit. Hlm 21
Frank Jefkins. 1997. Op.cit. Hlm 57
Etika Pariwara Indonesia. 2005. Op.cit. Hlm 21
Rhenald Kasali. 1992. Op.cit. Hal 31
42
2.1.6 Fungsi-Fungsi Periklanan
Selain memiliki elemen-elemen didalamnya periklanan juga memiliki fungsi
yang sangat penting dalam menjalankan tugasnya.fungsi-fungsi periklanan itu
adalah.39
1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”; ia mengkomunikasikan
informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya. Ia memberitahu
konsumen tentang produk-produk baru. Apple menggunakan pengerahan iklan
untuk menginformasikan komputer iMac barunya; kampanye iklan TBWA
Chiat/Day tahun 1998 yang lain (“Yo Quiero Taco Bell”) memperkenalkan
para pemirsa televisi dengan taco gorditas baru dari Taco Bell.
2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif” ia mencoba membujuk para
konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka
terhadap produk atau perusahaan tersebut. Jaringan televisi ABC menyewa
Chiat pada tahun 1998 untuk menciptakan sebuah identitas jaringan melalui
iklan yang dirancang untuk memposisikannya sebagai “sebuah jaringan
perkotaan yang cerdas”. Miller Beer membelanjakan antara $60 hingga $80
juta untuk kampanye iklan merek miller yang baru pada tahun 1996,
dirancang untuk memposisikan merek baru tersebut agar dapat merebut
pangsa pasar budweiser. Terkadang iklan dapat informatif sekaligus persuasif.
Sebagaimana iklan Taco Bell memperkenalkan Taco Gorditas baru, ini juga
mendorong para pemirsa memilih Taco Bell dalam memesan makanan cepat
39
Monle Lee & Carla Johnson. 2011. Op.cit. Hlm 10
43
saji mereka melalui seruan emosional Taco Bell Chihuahua yang sekarang
populer. (Seks, anak-anak lucu, serta binatang-binatang berbulu dan kecil
telah lama menjadi elemen-elemen penting dalam periklanan.)
3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”. Ia terus-menerus
mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan
tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya.
Bertahun-tahun iklan McDonald‟s telah menjadi tontonan tertinggi mingguan
di televisi. Daftar hasil survei nielsen adalah sebuah indikator baik tentang
siapa yang melakukan pengerahan iklan besar dan seberapa banyak kampanye
iklan mendukung tenaga pemasaran. Pada tahun 1998, McDonald‟s
menikmati pangsa 42% dari pasar burger cepat saji nomor satu. Dalam kurun
seminggu dari 20 hingga 26 juli 1998, McDonals‟s mengudarakan 61 iklan
sementara burger king 69 iklan . iklan McDonald‟s ditonton oleh 316,3 juta
keluarga; Burger King sedikit dibawah dengan 282,4 juta penonton. Pada
tahun 1997, McDonald‟s adalah pembelanja iklan ketiga terbesar di antara
megabrand. Tujuan iklan McDonald‟s adalah untuk mengingatkan konsumen
bahwa ketika mereka lapar, ada restoran McDonald‟s di dekatnya.
2.1.7 Jenis-Jenis Iklan
Pengelola pemasaran suatu perusahaan beriklan dalam berbagai tingkatan atau
level. Misalnya iklan level nasional atau lokal/retail dengan target yaitu masyarakat
44
konsumen secara umum, atau iklan untuk level industri atau disebut juga dengan
business-to-business advertising atau professional advertising dan trade advertising
yang ditunjukan untuk konsumen industri, perusahaan, atau professional. Untuk lebih
jelasnya, tipe atau jenis iklan dapat diuraikan sebagai berikut: 40
1. Iklan Nasional
Pemasang iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar secara
nasional atau di sebagian besar wilayah suatu negara. Sebagian besar iklan nasional
pada umumnya muncul pada jam tayang utama (prime time) di televisi yang memiliki
jaringan siaran secara nasional dan juga pada berbagai media besar nasional serta
media – media lainnya. Tujuan dari pemasangan iklan berskala nasional ini adalah
untuk menginformasikan atau mengingatkan konsumen kepada perusahaan atau
merek yang diiklankan beserta berbagai fitur atau kelengkapan yang dimiliki dan juga
keuntungan, manfaat, penggunaan serta menciptakan atau memperkuat citra produk
bersangkutan sehingga konsumen akan cenderung membeli produk yang diiklankan
itu.
2. Iklan Lokal
Pemasang iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang tingkat
lokal. Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja pada tokotoko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi suatu tempat atau
institusi tertentu. Iklan lokal cenderung untuk menekankan pada insentif tertentu
40
Morrisan, MA. 2010. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Tangerang: Ramdina
Prakarsa. Hlm 15-17
45
misalnya harga yang lebih murah, waktu operasi yang lebih lama, pelayanan khusus,
suasana berbeda, gengsi atau aneka jenis barang yan ditawarkan. Promosi yang
dilakukan iklan lokal sering dalam bentuk aksi langsung (direct action advertising)
yang dirancang untuk memperoleh penjualan secara cepat.
3. Iklan Primer dan Selektif
Iklan primer disebut juga dengan primary demand advertising dirancang untuk
mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau untuk keseluruhan
industri. Pemasang iklan akan lebih fokus menggunakan iklan primer apabila,
misalnya, merek produk jasa yang dihasilkannya telah mendominasi pasar dan akan
mendapatkan keuntungan paling besar jika permintaan terhadap jenis produk
bersangkutan secara umum meningkat. Iklan selektif atau selective demand
advertising memusatkan perhatian untuk menciptakan permintaan terhadap suatu
merek tertentu. Iklan selektif lebih menekankan pada alasan untuk membeli suatu
merek produk tertentu.
4. Iklan Antar Bisnis
Iklan antar bisnis atau business-to-business advertising adalah iklan dengan
target kepada satu atau beberapa individu yang berperan mempengaruhi pembelian
barang atau jasa industri untuk kepentingan perusahaan dimana para individu itu
bekerja.
46
5. Iklan Profesional
Iklan professional atau professional advertising adalah iklan dengan target
kepada para pekerja professional seperti dokter, pengacara, dokter gigi, ahli teknik
dan sebagainya dengan tujuan untuk mendorong mereka menggunakan produk
perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka. Iklan semacam ini juga digunakan untuk
mendorong para professional untuk merekomendasikan penggunaan merek produk
tertentu kepada para konsumen.
6. Iklan Perdagangan
Iklan dengan target pada anggota yang mengelola saluran pemasaran
(marketing channel) seperti pedagang besar, distributor serta para pengecer. Tujuan
iklan semacam ini adalah untuk mendorong para anggota saluran untuk memiliki,
mempromosikan serta menjual kembali merek produk tertentu kepada para
pelanggannya.
2.1.8 Iklan Televisi
Televisi sebagai media hiburan yang paling digemari oleh masyarakat
Indonesia dan bahkan dunia, merupakan salah satu media yang paling efektif untuk
beriklan. Hal ini dikarenakan iklan televisi mempunyai karakteristik khusus yaitu
kombinasi gambar, suara dan gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan sangat
menarik perhatian penonton, model iklan yang disajikan oleh televisi juga sangat
47
bervariasi. Ketika baru muncul televisi swasta, iklan hanya dalam bentuk klip baik
live action, stop action maupun animasi dan still.
Televisi hampir-hampir membuat jenuh rumah tangga di seluruh dunia, dan
telah menjadi bagian tetap dalam kehidupan kebanyakan orang. Selama lebih dari 40
tahun, televisi telah menjadi media paling berpengaruh di dunia, meskipun ukuran
khalayak televisi jaringan telah menurun dalam dekade terakhir. Penonton televisi
sebagai pilihan waktu luang turun 6% dari tahun 1995 dibandingkan dengan tiadanya
perubahan pada mereka mengenai hobi membaca, berjalan-jalan, dan berkumpul
bersama keluarga sebagai pilihan-pilihan waktu luang.41
Dengan terjadinya konsolidasi kepemilikan, pemaduan teknologi, dan
penyusunan program bersama, televisi sungguh – sungguh merupakan media
multidimensi. Ketika terobosan televisi digital pada masa mendatang menjadi
kenyataan interaktif, pengiklan maupun penyusun program akan beradaptasi dengan
perubahan yang cukup besar peran pemirsa terhadap media.
Menurut Television Bureau of Advertising (TVB), televisi dipandang sebagai
sumber berita utama oleh 70% responden, dengan surat kabar di posisi kedua dengan
12% responden. Sesungguhnya, pengiklan ingin diasosiasikan dengan media yang
tidak hanya menjangkau semua segmen populasi tetapi juga di hormati. Penelitian
TVB menemukan bahwa kredibilitas televisi sebagai sumber berita membawa sikap
positif terhadap perilkanan televisi. Sebagai contoh, ketika ditanyakan tentang
41
Monle Lee, Carla Johnson. 2011. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global,
Jakarta: Kencana Prenada Media. Hlm 264
48
periklana media, televisi menempati peringkat pertama sebagai yang paling
berwenang (51%), paling menakjubkan (76,5%), paling berpengaruh (81,8%), dan
paling membujuk (66,5%).42
2.1.9 Daya Tarik Iklan Televisi
Daya tarik pesan iklan televisi menurut Suyanto43, yaitu :
1. Daya Tarik Selebritis
Iklan ditampilkan dengan menggunakan para figur masyarakat, seperti bintang
televisi, aktor, aktris, atlet, ilmuwan, dan sebagainya. Dimana figur tersebut
merupakan juru bicara dari produk yang diiklankannya
2. Daya Tarik Humor
Iklan ditampilkan dengan humor secara riset terbukti mampu untuk menarik
perhatian, memandu konsumen secara menyeluruh terhadap tuntutan produk,
mempengaruhi sikap, menyempurnakan kemampuan ”recall” dari tuntutan
pengiklan untuk membuat karakteristik dari produknya melalui iklan yang
dibuat.
42
W. Ronald Lane, Whitehill King, J. Thomas Russel. 2008. KLEPPNER: Prosedur Periklanan, Edisi
Ke-17. PT Macanan Jaya Cemerlang. Hlm 323 & 325
43
M. Suyanto. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta : Andi
Offset. Hlm 91-111
49
3. Daya Tarik Rasa Takut
Iklan yang menggunakan pendekatan ini lebih efektif digunakan untuk
memperbaiki motivasi. Pengiklan memotivasi konsumen untuk mengolah
informasi dan mengambil tindakan.
4. Daya Tarik Kesalahan
Seperti halnya rasa takut, kesalahan merupakan daya tarik negatif. Orang
merasa bersalah ketika melanggar peraturan, menyimpang dari nilai--nilai
standar atau kepercayaaan, atau tidak bertanggung jawab. Daya tarik
kesalahan dapat berjalan baik karena memotivasi individu yang dewasa secara
emosi untuk mengambil alih tanggung jawab untuk mengurangi tingkat
kesalahan.
5. Daya Tarik Musik
Musik merupakan komponen penting dalam periklanan. Jingle, musik latar,
lagu terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian,
menyampaikan titik penjualan (selling point), menetapkan nada emosi suatu
iklan dan mempengaruhi perasaan pendengarnya.
6. Daya Tarik Komparatif
Digunakan sebagai sebuah strategi bersaing oleh para pengiklan untuk
membedakan produknya dengan pesaing.
7. Daya Tarik Positif / Rasional
50
Berfokus pada praktik, fungsi, atau kebutuhan konsumen secara optimal
terhadap suatu produk, yang menekankan pada manfaat atau alasan untuk
mempunyai atau menggunakan suatu merek.
8. Daya Tarik Emosional
Daya tarik emosional berhubungan dengan kebutuhan psikologis konsumen
untuk membeli suatu produk. Banyak konsumen termotivasi untuk mengambil
keputusan dan membeli suatu produk karena emosi, dan perasaan terhadap
merek dapat menjadi lebih penting dari pada pengetahuan terhadap atribut dan
pernak-pernik produk tersebut.
9. Daya Tarik Seks
Daya tarik seks mempunyai suatu daya tarik perhatian awal dan daya tarik
perhatian dalam periode yang lama. Daya tarik seks dapat menyempurnakan
recall titik pesan dan tanggapan emosi. Daya tarik seks biasanya
menggunakan model yang atraktif dan pose yang provokatif.
10. Daya Tarik Kombinasi
Perpaduan dari berbagai macam daya tarik pesan iklan, yaitu : daya tarik
selebritis, daya tarik humor, daya tarik rasa takut, daya tarik kesalahan, daya
tarik musik, daya tarik komparatif, daya tarik positif / rasional, daya tarik
emosional, daya tarik seks. Daya tarik ini diharapkan dapat men-sinergi
berbagai daya tarik pesan iklan sehingga dapat menghasilkan efek eksekusi
51
pesan yang lebih baik dibandingkan jika hanya menggunakan satu daya tarik
pesan iklan.
Untuk menarik perhatian dan mendapatkan tanggapan yang diinginkan
pengiklan, isi pesan dalam iklan harus memiliki daya tarik. Ada tiga jenis daya tarik
yang dapat dikembangkan, yaitu daya tarik faktual, daya tarik emosional, dan daya
tarik moral.44
1. Daya Tarik Faktual
Berhubungan dengan formulasi, dimana manfaat produk sesuai dengan minat,
dan diinginkan oleh konsumen.Pesan yang disampaikan adalah manfaat-manfaat yang
bersifat faktual atau rasional bagi konsumen.
2. Daya Tarik Emosional
Dikembangkan dengan membangkitkan emosi khalayak sasaran, dengan
memotivasi mereka untuk bertindak.Pesan yang disampaikan biasanya menarik
perhatian, menyentuh perasaan, dan menciptakan perasaan suka.45Dengan daya tarik
emosional diharapkan dapat menyentuh hati sasaran dan menciptakan tanggapan
sesuai dengan perasaan-perasaan dan sikap-sikap yang diakibatkannya. 46Wells
mengungkapkan bahwa emosi seseorang dapat mempengaruhi perubahan perilaku.
Bagaimana seseorang merasakan suatu produk, jasa, brand, atau perusahaan yang
disukai sama pentingnya dengan apa yang mereka ketahui mengenai hal-hal tersebut.
Perasaan dari dalam diri mereka ini dapat mengalahkan logika yang menjadi alasan
44
Rudy Harjanto. 2009. Prinsip-Prinsip Periklanan , Jakarta: Gramedia. Hlm 74
Rudy Harjanto. Ibid. Hlm 76
46
Rudy Harjanto. Ibid. Hlm 549.
45
52
untuk melakukan suatu pembelian.Suatu pembuat iklan yang mampu menyentuh
perasaan masyarakat dengan pesan yang disampaikannya dapat sukses menanamkan
pesan tersebut dalam ingatan masyarakat.47
3. Daya Tarik Moral
Dikaitkan dengan nurani khalayak sasaran, dan berhubungan dengan
kebajikan, hal-hal yang benar atau layak dilakukan. Daya tarik ini sering digunakan
untuk membangkitkan sikap kepedulian dan melakukan kegiatan yang bermanfaat
bagi oranglain maupun lingkungan sosial.
2.2 Terpaan Iklan
Terpaan atau exposure iklan yang berulangkali bertujuan memiliki dampak
yang efektif meliputi 3 dimensi efek komunikasi massa, yaitu : kognitif, afektif, dan
konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan
pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap).
Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan
sesuatu menurut cara tertentu. Dampak efektif dari terpaan iklan yang berulang kali
tersebut yaitu memperoleh perhatian dan pengalaman dari individu penerima yang
terkena terpaan pesan iklan tersebut, serta terbuka menerima pesan-pesan yang
disampaikannya, seperti yang diungkapkan oleh Sissors dan Bumba. Terpaan media
atau media exposure lebih lengkap dari pada akses. Terpaan tidak hanya menyangkut
47
W. Wells John Burnett & S. Moriarty. 2000. Advertising Principles And Practice, Five Edition. New
Jersey : Prentice Hall International. Hlm 71
53
apakah seseorang itu benar-benar terbuka dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh
media tersebut. Terpaan merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca
pesan-pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap
pesan tersebut yang dapat terjadi pada individu maupun kelompok.
Menurut Effendy terpaan adalah :
1.
Keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh
media massa
2.
Keadaan terkena emulsi film oleh cahaya yang tersorot kepadanya48
Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terhadap program televisi dan dapat
melalui dari durasi yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh pemirsa,
frekuensi yaitu berapa kali pemirsa mengkonsumsi serta pengetahuan aka nisi
program yang diteliti49.
Dalam hal ini sebuah perusahaan yang ingin melakukan promosi suatu produk
harus melakukan bauran komunikasi pemasaran, jika perusahaan tersebut ingin
produk atau merknya dikenal dan diingat oleh khalayak, salah satunya dengan
melakukan terpaan iklan.
Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif
dapat melihat (see), mendengar (hear) atau membaca (read) iklan tersebut. Terpaan
terjadi ketika rangsangan yang datang berada dalam jangkauan sensor penerima kita.
48
49
Onong Uchyana Effendy. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung. Hlm 124
Dennis McQuail, Sven Windahl. 1993. Communications Models: For The Study Of Mass
Communication, 2nd edition. Longman Inc. Newyork. Hlm 430
54
Terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat
dan dibaca), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan),
dan durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan
dilihat atau dibaca. Sesering dan selama apapun seseorang melihat
suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama (dari
awal sampai akhir), bisa saja hanya sekilas atau sebagian50
Iklan merupakan bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi
seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjualan suatu produk atau jasa,
untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk
berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa terpaan iklan dapat
dikatakan sebagai perilaku pengkonsumsian iklan yang ditayangkan di televisi
meliputi intensitas pengkonsumsian iklan dan pengkonsumsian isi pesan. Terpaan
dalam ilmu komunikasi merupakan perilaku penggunaan media yang menurut Alo
Liliweri penggunaan media meliputi tiga hal yaitu isi pesan, daya tarik iklan dan
intensitas penayangan51.
Terpaan iklan dalam penelitian ini meliputi frekuensi menonton iklan di
televisi, intensitas menonton iklan di televisi dan durasi menonton iklan di televisi.
Biasanya bentuk nyata dari terpaan iklan adalah mendengar, melihat, menonton,
membaca atau ikut membaurkan diri dengan isi iklan tersebut. Frekuensi dapat diukur
50
51
William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty. 2000. Op.Cit. Hlm 156
Alo Liliweri. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Hlm 7376
55
dengan tingkat keseringan menonton iklan dan intensitas diukur dengan keseriusan
menonton iklan.
Melalui pengertian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa dimensi yang
akan dijadikan indikator dari terpaan :
a. Frekuensi
b. Intensitas pengetahuan
c. Durasi
Bersumber pada terpaan media yang menerpa audiens, diharapkan mampu
membuat target audiens mengenal produk yang dipasarkan. Maka dari itu, peneliti
juga menggunakan teori yang berhubungan untuk mengukur sejauh mana minat beli
audiens/responden dalam penelitian ini.
2.3 Minat Beli
Dari mulainya
penyampaian pesan
dengan membangkitkan perhatian
(attention) merupakan langkah awal suksesnya sebuah komunikasi pemasaran.
Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan
upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan lanjutan dari perhatian. Minat
beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.52
52
Henry Assael. Op.Cit. Hlm 12
56
Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen
untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan
pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan
mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk
dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk
mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun
ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen
dimasa yang akan datang.53
Minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:54
a. Minat Transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk
b. Minat Refrensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain
c. Minat Preferensial yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
preferensi utama pada produk tersebut
d. Minat Eksploratif yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya.
53
54
Darmadi Durianto. 2004. Brand Ekuity Ten. Jakarta: Mitra Uta. Hlm 44
Ferdinand Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Hlm 32
57
2.4 Teori Perbedaan Individu (Individual Differences Theory)
Teori ini diketengahkan oleh Martin D. DeFleur. Nama lengkap dari teori ini
adalah individual differences theory of mass communicaton effect. Teori ini menelaah
perbedaan - perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika
mereka diterpa, sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori perbedaan
individu, individu - individu sebagai anggota sasaran media massa secara efektif,
menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika pesan yang disampaikan
berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap - sikapnya.
Sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai - nilainya. Tanggapan
individu terhadap pesan - pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek
media massa pada khalayak media massa itu tidak seragam, melainkan beragam
disebabkan karena setiap individu berbeda antara satu sama lain dalam struktur
kejiwaannya. Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam
organisasi, psikologisnya, secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan
perbedaan secara biologis, tetapi dikarenakan pengetahuan individual yang berbeda.
Anggapan dasar dari teori perbedaan individu ialah bahwa setiap manusia amat
bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai
dari perbedaan secara biologis, tetapi ini juga dikarenakan oleh pengetahuan setiap
individual yang berbeda-beda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang
berpikir secara kritis berbeda cara berpikirnya dengan manusia yang dibesarkan
dalam keluarga yang pasif.
58
Asumsi dari teori perbedaan individu adalah pesan-pesan yang disampaikan
media massa ditangkap individu sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal
individu. Efek komunikasi pada individu akan beragam walaupun individu menerima
pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang
disampaikan media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat,
keinginan yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri
individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan
media massa.55
Teori Perbedaan Individu ini melihat sebuah pengenalan melalui media sebagai
awal dan konsumen melakukan sebuah pemikiran yang nantinya akan menimbulkan
perbedaan pendapat dari setiap induvidu, karena adanya perbedaan psikologis dari
masing – masing individu. Maka, setelah menonton iklan dan minat beli semakin
tinggi, diharapkan target market menjadi terpengaruh dan menimbulkan sikap
konsumen, apakah positif, negatif atau netral, apakah baik atau tidak baik.
2.5 Kerangka Berpikir
Berdasarkan Teori Perbedaan Individu, dimana teori ini menyatakan individu
- individu sebagai anggota sasaran media massa secara efektif, menaruh perhatian
kepada pesan-pesan terutama jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan
kepentingannya, konsisten dengan sikap - sikapnya. Teori Perbedaan Individu ini
melihat sebuah pengenalan melalui media sebagai awal dan konsumen melakukan
55
Onong Uchjana Effendy. 2003.Op.Cit. Hlm 275-276
59
sebuah pemikiran yang nantinya akan menimbulkan perbedaan pendapat dari setiap
induvidu, karena adanya perbedaan psikologis dari masing – masing individu. Maka,
setelah menonton iklan dan minat beli semakin tinggi, diharapkan target market
menjadi terpengaruh dan menimbulkan sikap konsumen, apakah positif, negatif atau
netral, apakah baik atau tidak baik.
Seperti halnya pusat belanja online Elevenia membuat iklan untuk
memberitahukan seluruh costumer yang dalam penelitian ini adalah mahasiswa
angkatan 2012 Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa SerangBanten.
Terpaan Iklan dalam penelitian ini merupakan Indipendent Variable atau
variabel yang mempengaruhi, variabel ini disimbolkan dengan Variabel X. Terpaan
iklan menurut William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty memiliki 3 (tiga) indikator,
indikator-indikator tersebut adalah56 :
Frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca). Intensitas (seberapa jauh
khalayak mengerti pesan iklan). Durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan
iklan).
Minat Beli dalam penelitian ini merupakan Dependent Variable atau variabel
yang dipengaruhi, variabel ini disimbolkan dengan Variabel Y. Minat Beli dijelaskan
oleh Ferdinand Augusty dapat diukur melalui 4 (Empat) Indikator :
56
William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty. 2000. Op.cit. Hlm 156
60
a.
Minat Transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk
b.
Minat
Refrensial
yaitu
kecenderungan
seseorang
untuk
mereferensikan produk kepada orang lain
c.
Minat Preferensial yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki prefrensi utama pada produk tersebut
d.
Minat Eksploratif yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
61
Dari deskripsi teori dan variabel-variabel terkait diatas, maka penulis
mengurutkan alur pikir penulis menjadi sebuah bagan Kerangka Teori yang di
gambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Teori
Pengaruh Terpaan Iklan Elevenia
Terhadap Minat Beli Mahasiswa
Teori Perbedaan Individu
Terpaan Iklan Elevenia (Variabel X)



Frekuensi
Intensitas
Durasi
Minat Beli (Variabel Y)




Minat Transaksional
Minat Refrensial
Minat Preferensial
Minat Eksploratif
(William Wells, John Burnet, Sandra
Moriarty (2000))
(Ferdinand Augusty, 2006)
62
2.6
Hipotesis Penelitian
Pengertian hipotesis berasal dari dua kata; hype dan thesis. Yaitu istilah hypo
(hipo) berarti „kurang dari‟ dan thesis (tesa) yang berarti „pendapat‟. Jadi hipotesis
(hypothesis) adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara,
dan arti sesungguhnya belum bernilai (mencapai) sebagai suatu tesis yang belum diuji
kebenarannya.
Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dibahas di bab sebelumnya, maka
didapatkan dua hipotesis sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Elevenia Terhadap Minat Beli
Ha: Terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Elevenia Terhadap Minat Beli
2.7
Operasional Variabel
Operasional variabel dalam penelitian ini adalah variabel yang mempengaruhi
disebut variabel penyebab atau variabel bebas (Variabel X), dan variabel akibat yang
disebut variabel terikat (Variabel Y). variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel X, adalah independent variable yaitu Terpaan Iklan Elevenia
2. Variabel Y, adalah dependent variable yaitu Minat Beli
Untuk lebih memperjelas variabel-variabel dalam penelitian ini, beserta
sub.variabel dan indikator masing-masing variabel, dapat dilihat berdasarkan pada
tabel 2.1 berikut:
63
Tabel 2.1 Operasional Variabel
Sub Variabel /
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Keterangan
Terpaan Iklan
TV Elevenia (X)
(William Wells,
John Burnet,
Sandra
Moriarty
(2000))
Frekuensi
Intensitas
Durasi
Minat Beli (Y)
(Ferdinand
Augusty, 2006)
Minat
Transaksional
Minat Refrensial
Minat
Preferensial
Minat Eksploratif
- Berapa kali melihat iklan
- Penayangan iklan lebih sering
- Penulisan kalimat dalam iklan
sehingga mudah dibaca
- Perhatian penyampaian pesan
dalam iklan
- Perhatian pada bahasa dalam
iklan
- Perhatian pada penampilan
konten iklan
- Perhatian pada tagline
- Perhatian pada latar belakang
iklan
- Perhatian pada model/bintang
iklan
- Perhatian pada adegan
model/bintang iklan
- Perhatian pada penampilan
ilustrasi gambar iklan
- Lama waktu melihat iklan
- Penayangan iklan tidak menyita
waktu
- Menyaksikan iklan sampai selesai
karena musik/backsound iklan
- Keinginan untuk membeli produk
- Keinginan untuk menggunakan
produk sehari-hari
- Merekomendasikan karena fungsi
- Merekomendasikan karena
kemasan
- Merekomendasikan karena variasi
produk
- Memprioritaskan produk tersebut
- Mencari info tentang harga
- Mencari info tentang kualitas
Likert
Pernyataan no.
1-3
Likert
Pernyataan no.
4-11
Likert
Pernyataan no.
12-14
Likert
Pernyataan no.
15-16
Likert
Pernyataan no.
17-19
Likert
Pernyataan no.
20
Likert
Pernyataan no.
21-22
64
2.8 Penelitian Terdahulu
Berbagai tinjauan mengenai Terpaan Iklan telah banyak dilakukan sebelumya.
Dalam tinjauan pustaka, peneliti menelaah penelitian terdahulu yang berkaitan dan
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dengan demikian, peneliti
mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap, pembanding dan memberikan
gambaran awal mengenai kajian terkait permasalahan dalam penelitian ini. Berikut ini
peneliti temukan beberapa hasil penelitian terdahulu tentang komunikasi pemasaran.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Peneliti
Putra Qomalludin
Ferdy Pradana
Debby Eka Sampitri.
Attar Nuriqli.
Asshiddiqi.
Ilmu Komunikasi,
Ilmu Komunikasi,
Ilmu Komunikasi,
Universitas
Universitas Sebelas
Untirta
Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta
Maret
Terpaan Iklan Produk Pengaruh
AXE
Terhadap Iklan TV Axis Versi dan
Tanggapan
Khalayak “Berkah
(Studi
Deskriptif Terhadap
Kuantitatif
Judul
Terpaaan Pengaruh Terpaan Iklan
Persepsi
Merek
Blak-blakan” Terhadap Minat Beli
Minat (Studi
Pada
Produk
Tentang Membeli Kartu Perdana Blackberry Di kalangan
Terpaan Iklan Televisi (Survey
Pada Mahasiswa FISIP UPN
Produk Axe Terhadap Mahasiswa
Ilmu Yogyakarta)
Minat
Beli
Metroseksual
Pria Komunikasi
FISIP
di Untirta Angkatan 2008)
Komunitas Klub Mobil
65
Option
Yogyakarta
Angkatan 8 dan 9)
Tahun
2010
Untuk mengetahui ada
2012
Untuk mengetahui
Untuk mendeskripsikan
tidaknya hubungan
terpaan iklan TV
dan menganalisis pengaruh
terpaan iklan di
AXIS Versi “Berkah yang positif dan signifikan
TRANS TV terhadap
Blak-Blakan” di
minat beli produk
kalangan mahasiswa televisi produk Blackberry
deodorant Axe pada
Ilmu Komunikasi
dan persepsi merek
komunitas pria
FISIP Untirta
produk Blackberry
metroseksual di
angkatan 2008.
terhadap minat beli produk
Untuk Mengetahui
Blackberry pada
Option Yogyakarta
minat membeli
Mahasiswa FISIP
Angkatan 8 dan 9.
produk AXIS di
Universitas Pembangunan
komunitas klub mobil
1.
2011
2.
antara terpaan iklan
kalangan mahasiswa Nasional “Veteran”
Tujuan
Ilmu Komunikasi
FISIP Untirta
angkatan 2008
setelah mendapatkan
terpaan iklan TV
AXIS versi “Berkah
Blak-blakan”
3.
Untuk mengetahui
pengaruh terpaan
iklan TV AXIS versi
“Berkah Blakblakan” di kalangan
mahasiswa Ilmu
Yogyakarta.
66
Komunikasi FISIP
Untirta angkatan
2008 terhadap minat
membeli kartu
perdana AXIS.
Metode
Kuantitatif,
Kuantitatif
Kuantitatif, metode survei
Hasil analisis frekuensi
Hasil penelitian ini
Hasil penelitian yang
dan persentase
menggunakan analisis
dilakukan, dapat
menunjukkan bahwa
korelasi Pearson’s
diketahui bahwa terdapat
sebagian besar
Product Moment
pengaruh yang positif dan
responden yakni para
menunjukkan terdapat
signifikan antara terpaan
pria metroseksual di
yang sangat kuat,
iklan televisi dan persepsi
Komunitas Klub Mobil
positif dan signifikan
merek produk
Option Platinum
antara terpaan iklan TV
Blackberry terhadap
Yogyakarta angkatan 8
AXIS versi “Berkah
minat beli produk
dan 9 termasuk pada
Blak-blakan” dengan
Blackberry. Hasil
terpaan iklan pada
minat membeli kartu
pengujian hipotesis
kategori sedang yakni
perdana pada
dengan menggunakan
sebanyak 36 responden
mahasiswa ilmu
analisis regresi linier dan
(56.3%), serta memiliki
komunikasi FISIP
analisis regresi berganda
minat beli dengan
Untirta angkatan 2008
menunjukkan tidak
kategori sedang yakni
sebesar 0,834.
adanya pengaruh positif
sebanyak 36 responden
Kemudian perhitungan
dan signifikan antara
(56.3%). Berdasarkan
koefisien determinasi
terpaan iklan televisi
analisis korelasi
yaitu sebesar 0,695 atau
terhadap minat beli
Spearman, dapat
sama dengan 69,5%
produk Blackberry,Hal
diketahui bahwa
sehingga dapat
ini diduga karena iklan
Korelasional
Hasil
Penelitian
67
terdapat hubungan yang
dijelaskan bahwa
Blackberry tidak
signifikan (t hitung
sebesar 69,5%
menginformasikan
3,655 > t tabel 1,990)
pembentukan minat
produknya secara khusus
antara variabel terpaan
membeli yang terjadi
melainkan bekerjasama
iklan produk deodorant
dapat dipengaruhi oleh
dengan produk lain
Axe di Trans TV
terpaan iklan. Terpaan
sehingga pemahaman dan
dengan minat beli pada
iklan TV AXIS versi
perhatian pada iklan
produk deodorant Axe
“Berhal Blak-Blakan”
Blackberry sangat rendah,
di kalangan komunitas
menunjukkan frekuensi, kemudian adanya
pria metroseksual di
durasi dan intensitas
pengaruh yang positif dan
komunitas klub mobil
yang cukup kuat
signifikan antara persepsi
Option Yogyakarta
menerpa mahasiswa
merek terhadap minat beli
dengan hubungan yang
ilmu komunikasi FISIP
produk Blackberry dan
dapat dikatakan cukup
angkatan 2008. Minat
adanya pengaruh positif
berarti (r=0,421).
membeli kartu perdana
dan signifikan antara
AXIS pada mahasiswa
terpaan iklan televisi dan
ilmu komunikasi FISIP
persepsi merek produk
Untirta angkatan 2008
Blackberry terhadap
dilihat dari kognitif dan
minat beli produk
afektif adalah tinggi,
Blackberry dengan nilai
sedangkan pada tahap
probabilitas <0,01. Hasil
behavior adalah cukup
analisis menunjukkan
tinggi. Sebesar 69,5%
penelitian ini mendukung
pada minat membeli
teori S-O-R pada populasi
kartu perdana yang
mahasiswa FISIP UPN
terjadi dapat
“Veteran” Yogyakarta.
dipengaruhi oleh
terpaan iklan sisanya
68
dipengaruhi faktorfaktor lain.
Perbedaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini
Perbedaan
Sumber
dnegan penelitian yang
dengan yang diatas
dengan penelitian diatas
diatas adalah dari unsur
adalah teori yang
adalah teori yang
menarik pelanggan
digunakan serta
digunakan oleh peneliti
dalam meningkatkan
indikator yang peneliti
sebelumnya,
minat membeli dengan
gunakan pada variabel
menggunakan 2 teori
cara mengedepankan
Y.
berbeda untuk
produk tersebut tanpa
mendeskripsikan
ada promosi lebih
sekaligus meneliti
mendalam seperti
penelitian tersebut. Yaitu
misalnya dengan
teori AIDDA serta S-O-R
menghadirkan berbagai
sebagai penguat
poin hadiah.
penelitian tersebut.
http://eprints.uns.ac.id/5 http://repository.fisip-
http://repository.upnyk.ac
235/1/13106050820100
untirta.ac.id/218/1/SKR
.id/1550/1/Skripsi.pdf
8121.pdf
IPSI%20KOM%20%20Ferdy%20Pradana
%20Ass-shiddiqi%20%202012.pdf
69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meniliti
populasi atau sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument tertentu.
Data yang telah terkumpul selanjutnya di analisis secara kuantitatif dengan
menggunakan
penelitian
Eksplanatif.
Eksplanatif
adalah
penelitian
yang
menghubungkan atau mencari sebab akibat dua atau lebih konsep atau variabel yang
akan diteliti. Penelitian eksplanatif dapat dibagi dua sifat yaitu : komparatif
(membandingkan antar variabel yang satu dengan variabel yang lain) dan asosiatif
(menjelaskan hubungan korelasi antar variabel). Dalam penelitian ini juga
menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel)
yang akan diteliti. Variabel adalah konsep yang bisa diukur.57
Penelitian ini termasuk dalam kuantitatif eksplanatif yang bersifat asosiatif,
yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dimana peneliti
57
Burhan Bungin. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Hlm
22
70
akan berusaha mencoba menjelaskan “Seberapa Besar Pengaruh Terpaan Iklan
Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan 2012”.
Dari
pengertian
tersebut,
dapat
diartikan
bahwa
peneliti
mencoba
menggambarkan dan menjelaskan mengenai mengapa suatu fenomena dapat terjadi
dan seberapa besar pengaruhnya, serta peneliti mencoba untuk menjelaskan hubungan
yang terjadi antara dua atau lebih variabel.
3.2
Fokus Penelitian
Teknik penelitian yang digunakan adalah dengan metode survey. Metode
survey adalah metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrument
pengumpulan datanya. Metode survey membedah dan meneliti serta mengenal
masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keaadaan praktek-praktek
yang sedang berlangsung. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah
responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survey proses
pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui
kuisioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah
responden yang di asumsikan mewakili populasi secara spesifik58.
58
Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009. Hlm 59
71
Tujuan dari penggunaan metode survey pada penelitian ini adalah untuk
memperoleh informasi mengenai tingkat minat beli mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan 2012.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma positivistik,
hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,
jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis yang akan digunakan.
3.3
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Serang – Banten, khususnya gedung perkuliahan jurusan Ilmu Komunikasi (Gedung
D), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3.4
3.4.1
Instrumen Penelitian
Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,
dengan tujuan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian.59
Kuisoner dikatakan valid apabila kuesioner tersebut mampu mengungkapkan apa yang
seharusnya diukur oleh kuisoner yang digunakan tersebut.
59
Hasyim dan Rina Anindita. 2009. Prinsip- Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Jakarta,
UIEU University Press. Hlm 92
72
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan
tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan pengukuran. Uji terhadap kualitas pertanyaan harus dilakukan ebelum
pertanyaan disebarkan kepada responden sebenarnya atau dengan kata lain uji
kualitas data primer dilakukan dalam bentuk penelitian dan dalam penelitian
pengujian terhadap kuesioner biasanya cukup dilakukan terhadap 25 sampai 30
responden.60
3.4.2
Hasil Uji Validitas
Perhitungan Validitas dan Reliabilitas data dilakukan pada 30 sampel
responden, bertempat di Gedung Perkuliahan D lantai 3 dan 4, pengolahan
data tersebut dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20 dengan hasil
sebagai berikut:
a. Hasil Uji Validitas Instrumen Terpaan Iklan
Tabel 3.1 Case Processing Summary
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
a
Total
30
%
100,0
0
0,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
60
Hasyim dan Rina Anindita. 2009. Ibid. Hlm 85.
73
Tabel 3.2 Correlation (Hasil Uji Validitas)
No
1
No.
Nilai r
Nilai r
Pertanyaan
Hitung
Tabel
1
0.451
0.361
VALID
2
0.463
0.361
VALID
3
0.561
0.361
VALID
4
0.655
0.361
VALID
5
0.572
0.361
VALID
6
0. 704
0.361
VALID
7
0.467
0.361
VALID
8
0.205
0.361
TIDAK VALID
9
0.724
0.361
VALID
10
0.686
0.361
VALID
11
0.501
0.361
VALID
12
0.441
0.361
VALID
13
0.630
0.361
VALID
14
0.420
0.361
VALID
15
0.563
0.361
VALID
Variabel
Terpaan Iklan
Keterangan
Tabel-tabel diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Tabel 3.1 Case Processing Summary menjelaskan bahwa responden yang
terlibat dalam uji instrument kuesioner berjumlah 30 orang (N=30) dan semua
data tidak ada yang dikeluarkan dari analisa (exclude).
74
2. Tabel 3.2 Correlations digunakan untuk mengetahui Validitas butir
pertanyaan, caranya adalah dengan membandingkan skor r hitung dengan r
tabel, r tabel dilihat pada signifikasi 5% dengan derajat bebas (df) = 28
sehingga didapat r tabel sebesar 0,361. Jika r hitung > r tabel maka butir
tersebut valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan Intensitas
nomor 8 tidak valid sehingga harus dihilangkan, sementara butir pertanyaan
lainnya pada variabel Terpaan Iklan adalah Valid.
b. Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Beli
Tabel 3.3 Case Processing Summary Minat Beli
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excluded
Total
a
30
%
100,0
0
0,0
30
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
75
Tabel 3.4 Correlation (Hasil Uji Validitas)
No
1
No.
Nilai r
Nilai r
Pertanyaan
Hitung
Tabel
16
0.735
0.361
VALID
17
0.826
0.361
VALID
18
0.580
0.361
VALID
19
0.677
0.361
VALID
20
0.585
0.361
VALID
21
0. 735
0.361
VALID
22
0.144
0.361
TIDAK VALID
23
0.574
0.361
VALID
24
0.231
0.361
TIDAK VALID
25
0.461
0.361
VALID
Variabel
Minat Beli
Keterangan
Tabel-tabel diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Tabel 3.3 Case Processing Summary menjelaskan bahwa responden yang
terlibat dalam uji instrument kuesioner berjumlah 30 orang (N=30) dan semua
data tidak ada yang dikeluarkan dari analisa (exclude).
2. Tabel 3.4 Correlations digunakan untuk mengetahui Validitas butir
pertanyaan, caranya adalah dengan membandingkan skor r hitung dengan r
tabel, r tabel dilihat pada signifikasi 5% dengan derajat bebas (df) = 28
sehingga didapat r tabel sebesar 0,361. Jika r hitung > r tabel maka butir
tersebut valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan Minat
76
Ekploratif
nomor
22 dan 24 tidak valid sehingga harus dihilangkan,
sementara butir pertanyaan lainnya pada variabel Minat Beli adalah Valid.
3.4.3
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten,
alat ukur tersebut reliable. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi
suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Alpha Cronbach hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel Reability. Instrumen yang dipakai dalam variabel
tersebut dikatakan reliabel apabila memiliki Alpha Cronbach lebih dari 0,60. Untuk
uji reliabilitas, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20.
Tabel 3.5
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha
Tingkat Relialibilitas
0,00 s/d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s/d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s/d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s/d 0,80
Reliabel
>0,80 s/d 1,00
Sangat Reliabel
77
3.4.4
Hasil Uji Reliabilitas
a. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Jasa
Tabel 3.6 Reliability Statistics Terpaan Iklan
Reliability Statistics
Cronbach's
N of
Alpha
Items
,817
10
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai Cronbach's Alpha dari Instrumen Kualitas
Jasa adalah sebesar 0,817. Berdasarkan tabel reliabilitas cronbach alpha, nilai ini
berada diantara 0,80 s/d 1,00 yang berarti instrument variabel Terpaan Iklan Sangat
Reliabel.
b. Hasil Uji Reliabilitas Minat Beli
Tabel 3.7 Reliability Statistics Minat Beli
Reliability Statistics
Cronbach's
N of
Alpha
Items
,742
10
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai Cronbach's Alpha dari Instrumen Minat Beli
adalah sebesar 0,742. Berdasarkan tabel reliabilitas cronbach alpha, nilai ini berada
diantara 0,80 s/d 1,00 yang berarti instrument variabel Minat Beli adalah Reliabel.
78
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data-data yang
diperlukan adalah dengan cara sebagai berikut61:
3.5.1 Kuisioner
Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Disebut
juga angket. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan.
Sebagai data primer menggunakan cara pengumpulan data dengan menyebar
list pertanyaan berikut alternatif jawaban yang sudah di sediakan oleh peneliti.
Dimana kuisioner bersifat tertutup, artinya responden (mahasiswa) tidak bisa
memilih jawaban lain diluar alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti.
Pada penelitian ini menggunakan skala Likert sebagai alat pengukuran dalam
penelitian ini. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun bentuk
skala pengukuran tersebut sebagai berikut:
61
Rachmat Kriyantono, Op.Cit. Hlm 95, 99, 109
79
Tabel 3.8
Skor Peringkat
Jawaban
Skor
Sangat Setuju
4
Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Skala likert pada dasarnya memiliki 5 (lima) kategori, namun dalam
penelitian ini penulis menghilangkan kategori jawaban Netral (N). dihilangkannya
kategori ini dimaksudkan untuk menghilangkan jawaban responden yang bersifat
ragu-ragu.
3.5.2
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan untuk
memperoleh data utama dari responden yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti. Adapun teknik untuk mengumpulkan data dari responden dilakukan
dengan penyertaan kuesioner (angket).
3.5.3
Dokumentasi
Dokumentasi yang berupa pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku
atau literature-literature yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumentasi
merupakan data sekunder yang bersifat tercetak dan bertujuan untuk mendapatkan
teori-teori maupun data-data tambahan yang berhubungan dengan masalah penelitian.
80
3.6
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedang sempel adalah baguan dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut62.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subyek/obyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau
subyek yang diteliti itu. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan
mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Untuk lebih jelas mengenai jumlah populasi dalam penelitian ini, dapat dilihat pada
tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.9
Jumlah Populasi
ILMU KOMUNIKASI
Angkatan 2012
Mahasiswa Aktif Kelas Reguler
JUMLAH
68
Mahasiswa Aktif Kelas Non Reguler
38
TOTAL
106
Sumber: Prodi Ilmu Komunikasi Untirta
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
62
Prof. DR. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hlm 61-62
81
Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel.63
Besar kecilnya suatu sampel dari populasi tertentu tidak menjamin ketepatan
suatu kesimpulan penelitian. Sampel yang dapat menjamin ketepatan kesimpulan
adalah sampel yang benar-benar representatif. Oleh karena itu, tidak ada gunanya
suatu sampel yang besar, kalau itu diambil dari unit populasi yang tidak
representatif.64
Jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus Yamane, dari rumus tersebut
didapat hasil sebagai berikut:
n =
N
N (d)2 + 1
Keterangan:
n
: jumlah sampel
N
: ukuran populasi
d
: nilai presisi (persentase kelonggaran ketidaktelitian karena
kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir (10%))
Populasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Angkatan 2012 yaitu 106 mahasiswa.
63
Suharsini Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Citra.
Hlm 129
64
Burhan Bungin, Op cit. Hlm 103
82
n=
106
106(0.1)2 + 1
= 51.45 (dibulatkan menjadi 51 sampel)
Maka mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa yang dijadikan sampel berjumlah 51 orang.
Teknik sampling yang digunakan yaitu Proportionate Stratified Random
Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, SMEA
= 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan
tersebut.65
Dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling,
didapatkan jumlah sampel sebanyak 51Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012,
adapun besar atau jumlah pembagian sampel baik kelas Reguler maupun Non Reguler
yang menurut rumus Sugiyono yaitu:
n = X
N
65
x N1
Sugiyono. 2010. Op.Cit. Hlm 64
83
Keterangan :
n
: Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata
N
: Jumlah seluruh populasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan
2012
X
: Jumlah populasi pada setiap strata
N1
: Sampel
Berdasarkan rumus, jumlah sampel dari masing – masing kelas yaitu :
Kelas Reguler
:
68
x 51 = 32,7 (dibulatkan menjadi 33)
106
Kelas Non Reguler
:
38
x 51 = 18,2 (dibulatkan menjadi 18)
106
Tabel 3.10
Jumlah Sampel Masing – Masing Kelas
No.
Kelas
Jumlah Mahasiswa Ilmu
Sampel Persentase
Komunikasi Angkatan 2012
1.
Reguler
68
33
65%
2.
Non Reguler
38
18
35%
3.
TOTAL
106
51
100%
Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel yang di butuhkan 51 mahasiswa.
Jumlah sampel pada masing – masing kelas yaitu, kelas Reguler sebanyak 33
mahasiswa, kelas Non Reguler sebanyak 18 orang.
84
3.7
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Tahap analisa data dilakukan setelah semua data dan informasi yang berupa
data kuantitatif telah terkumpul. Data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner dan
diolah secara statistik dengan menggunakan bantuan SPSS 20.
3.7.1
Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial
dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua atau lebih variabel.
Kekuatan hubungan yang menunjukan derajat hubungan ini disebut koefisien
korelasi.66
Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala interval dengan interval
lainnya digunakan rumus atau teknik statistik Pearson’s Correlation (Product
Moment). Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel tertentu
tergantung kepada variabel lainnya.
Untuk mempermudah perhitungan penelitian dan mengefisiensikan waktu,
peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Adapun rumus yang digunakan dalam
Analisi Korelasi ini adalah sebagai berikut:
r=
66
Ibid., Hlm 170-173.
85
Keterangan:
r = Koefisien korelasi product moment
X = Skor butir
Y = Skor total
ΣX2 = Jumlah kuadrat nilai x
ΣY2 = Jumlah kuadrat y
N = Jumlah responden
Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y dapat diketahui
dengan penafsiran koefisien korelasi. Setelah melalui pengujian dan hasilnya
signifikan, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan dengan
penilaian kriteria. kriterianya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.11
Interval Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono67
Ada beberapa ketentuan yang berlaku mengenai sifat dan nilai dari hubungan
(korelasi), yaitu:68
67
68
Sugiyono, Ibid. Hlm 231.
Rakhmat Kriyantono, Op.Cit. Hlm 171.
86
a. Nilai hubungan (korelasi) antara variabel X dan Y berkisar antara -1
sampai dengan +1
b. Hubungan bersifat positif bila “semakin besar nilai variabel X maka
semakin besar pula nilai variabel Y” atau sebaliknya “semakin kecil nilai
variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y”
c. Hubungan bersifat negatif bila “semakin kecil nilai variabel X maka
semakin kecil pula nilai variabel Y” atau sebaliknya “semakin besar nilai
variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y”
d. Bila nilai koefisien hubungan sama dengan 0, berarti tidak ada hubungan
antar variabel.
e. Bila nilai koefisien hubungan sama dengan 1 atau sama dengan -1 berarti
terjadi hubungan antar variabel yang sempurna.
3.7.2
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif ialah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
masing-masing variabel, yaitu variabel Terpaan Iklan Elevenia (X) dan Variabel
Minat Beli (Y), dalam analisis deskriptif ini, langkah-langkah yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi jawaban angket
2. Menentukan skor jawaban dengan ketentuan skor yang telah ditentukan
3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden
87
4. Memasukan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut:
%=
X 100%
Keterangan:
n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
Untuk mengetahui kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %)
dengan analisis deskriptif presentase diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kriteria Analisis Deskriptif Presentase
3.7.3
Rentang Presentase
Kriteria
84% s/d 100%
Sangat Baik
67%s/d 83%
Baik
50% s/d 66%
Cukup Baik
33% s/d 49%
Tidak Baik
16% s/d 32%
Sangat Tidak Baik
Analisis Regresi Linier Sederhana
Korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang erat, namun terdapat
perbedaan yang mendasar antara keduanya. Analisis korelasi digunakan untuk
mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih.
88
Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan
nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubahrubah atau dinaik-turunkan. Peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk menghitung
regresi.
Sementara rumus menghitung persamaan regresi adalah:
Y = a + bX
Dimana :
Y = Nilai variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = angka arah koefisiensi regresi, yaitu menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang di dasarkan
pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila b (-)
maka terjadi penurunan
x = Nilai variabel independen
3.7.4
Pengujian Hipotesis
3.7.4.1 Uji t
Uji t-test ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh dua variabel
yang berpasangan. Yaitu variabel independent adalah Terpaan Iklan dan variabel
dependennya adalah Minat Beli. Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah
dengan cara sebagai berikut:
89
a. Menentukan t hitung, yaitu dengan rumus:
t=
Dimana:
t = t hitung
r = koefisien kolerasi sederhana
n = jumlah sampel
b. Menentukan tabel taraf signifikan 5 %
c. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Pengujian hipotesis dilakukan dengan memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut :
-
Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
-
Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk menghitung Uji Hipotesis agar
mempermudah dan mengefisiensikan waktu.
3.7.4.2 Uji Koefisien Determinasi
Setelah diperoleh berapa besar dari nilai koefisien korelasi product moment,
maka tahap selanjutnya adalah menentukan Koefisien Determinasi, tujuannya adalah
membuktikan seberapa besar pengaruh dari variabel X dengan variabel Y. dengan
menggunakan rumus Koefisien Determinasi. Berikut rumusnya:
90
Kd = r² x 100%
Dimana:
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi Product Moment
Dengan batas koefisien determinasi 0 < kd < 1
Untuk mempermudah dalam proses perhitungan peneliti menggunakan bantuan
SPSS dengan program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model summary
berdasarkan nilai dari tabel yang berjudul r-square.
91
3.8
Jadwal Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan sejak Oktober 2014. Untuk lebih jelas mengenai
jadwal penelitian, maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.13
Jadwal Penelitian
Kegiatan
ACC Judul
Bab I
Bab II
Bab III
Sidang Outline
Kuesioner
Bab 4
Bab 5
Sidang Skripsi
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
92
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah PT. XL Axiata Tbk.
XL adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Mulai
beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996, XL saat ini adalah penyedia
layanan seluler dengan jaringan luas dan berkualitas di seluruh Indonesia bagi
pelanggan ritel (Consumer Solutions) dan solusi bagi pelanggan korporat (Business
Solutions). XL satu-satunya operator yang memiliki jaringan serat optic yang luas.
XL telah meluncurkan XL 3G pada 21 September 2006, layanan telekomunikasi
selular berbasis 3G pertama yang tercepat dan terluas di Indonesia. XL dimiliki
secara mayoritas oleh Axiata Group Berhad (“Axiata Group”) melalui Axiata
Investments (Indonesia) Sdn Bhd (66,5%) dan publik (33,5%). Sebagai bagian dari
Axiata Group bersama-sama dengan Robi (Bangladesh), Smart (Cambodia), Idea
(India), Celcom (Malaysia), M1 (Singapore), dan Dialog (Sri Lanka). 69
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. XL Axiata Tbk adalah menjadi juara seluler Indonesia, memuaskan
pelanggan, pemegang saham, dan karyawan.
69
www.xl.co.id diakses pada Minggu, 22 Maret 2015 pukul 18.59
93
Sedangkan Misi XL dituangkan dalam nilai-nilai yang menjadi fokus utama
perusahaan sebagai alat untuk mencapai visi perusahaan tersebut. Nilai-nilai ini
secara bersama-sama dijunjung oleh seluruh karyawan perusahaan, yaitu teamwork,
integrity, dan service excellence.
Kerja tim merupakan nilai dimana seluruh karyawan perusahaan harus saling
mendukung dan secara aktif terlibat dalam mencapai tujuan bersama. Integritas
sebagai nilai adalah menjadi individu yang dapat dipercaya dan selalu mematuhi etika
profesi dan bisnis. Memiliki keunggulan dalam pelayanan sebagai nilai ialah dengan
sepenuh hati memberikan solusi yang terbaik untuk memenuhi harapan pelanggan. 70
4.1.3 Sturktur Organisasi
70
www.xl.co.id diakses pada Minggu, 22 Maret 2015 pukul 19.00
94
4.1.4 Sejarah PT. SK Planet
SK Planet, didirikan pada Oktober 2011 sebagai anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki dari SK Telecom, memimpin revolusi online dan mobile
platform layanan dengan Commerce Terpadu nya, Isi Digital, dan Periklanan &
Pemasaran Bisnis. Melalui merger dengan SK Pemasaran & Company pada Februari
2013, baru SK Planet menjadi platform layanan yang benar-benar terintegrasi yang
meliputi baik online dan saluran pemasaran offline.
Nama 'SK Planet' berasal dari kata 'Planet' untuk menggambarkan dunia mimpi
yang belum dipetakan dan wilayah yang belum ditemukan, dan pada saat yang sama,
itu adalah kata gabungan yang mengintegrasikan Platform 'dan' Jaringan 'untuk
mencerminkan komitmen perusahaan untuk berbagi nilai inovasi dengan membangun
ekosistem terbuka berdasarkan platform.Berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan dan
berbagi, SK Planet
difokuskan pada
memberikan produk secara
global-
kompetitif.Berdasarkan Berikutnya strategi Commerce mengintegrasikan secara
online, offline dan saluran mobile, menyediakan konsumen dengan pengalaman
belanja cerdas. Melalui Digital Platform, SK Planet menawarkan platform untuk
penciptaan informasi digital dan berbagi. Dan inovatif Pemasaran Layanan
Komunikasi menciptakan komunikasi pemasaran konvesional pada tingkat yang baru.
95
Selain itu, SK Planet menggabungkan isi dan kemampuan platform afiliasi
berikut untuk membuat sinergi yang kuat dan memberikan kesuksesan global.
ㆍ SK Communications menawarkan berbagai isi dan layanan informasi
ㆍ Commerce planet adalah pemimpin dalam e-commerce yang mendorong
revolusi distribusi di Korea
ㆍ M & SERVICE menawarkan jasa pemasaran khusus dibangun di atas
wawasan pelanggan yang mendalam
Ketika bergerak ke masa depan, SK Planet akan terus fokus pada pembuatan
model sukses di Asia, AS dan pasar strategis lainnya, sementara itu bercita-cita untuk
menjadi pemimpin ICT global yang membawa ke pasar layanan yang benar-benar
terintegrasi yang menentukan masa depan industri Platform. SK Planet telah
menyediakan platform layanan dengan daya saing kelas dunia.71
Pada awal tahun 2008, tepatnya pada bulan April SK M&C (Marketing &
Company) memulai dengan konsultasi bisnis sekaligus peluncuran resmi SK
Pemasaran & Company (KRW 390 Miliar yang dibiayai oleh SK Energy dan SK
Telecom). Kemudian pada bulan Mei dan Juni, SK M&C memulai debut pelayanan
terpadu jarak tempuh (OK Cashback) (diperoleh dari SK Energy), dan memulai bisnis
periklanan. Di pertengahan tahun tepatnya bulan Juli, SK M&C meluncurkan layanan
mobile couponing (Gifticon) (diperoleh dari SK Telecom).
71
www.skplanet.com diakses pada Minggu 22 Maret 2015 pukul 19.02
96
Pada Januari 2009, SK M&C memulai bisnis yang berbasis lokasi layanan
(diperoleh dari SK Energy). Kemudian pada bulan Juni dan Juli SK M&C
meluncurkan imbalan kerja layanan (Benepia) serta melakukan penelitian Pers panel
layanan konsumen (Tillion). Tidak sampai disitu saja, di tahun 2010 SK M&C
memulai lembaga bisnis umum (GA) sekaligus meluncurkan layanan pelatihan
pemasaran.
Di triwulan akhir tahun 2011 tepatnya pada bulan Oktober, SK Telecom
mencapai T Store dan T Peta pengguna diatas 10 juta pengguna, sekaligus mengubah
nama menjadi SK Planet. Di bulan November, SK Planet meluncurkan qiip, yaitu
toko aplikasi lokal di Jepang. SK Planet juga menerima Penghargaan Perdana
Menteri berupa pengakuan melakukan kampanye publisistas untuk tahun 2010
perumahan dan penduduk sensus sebagai agen Statistik Korea. Serta menyelesaikan
pengembangan alat consumer insight (MaiP).
Pada Januari 2012, SK Planet memulai MOU dengan Turki Dogus Group.
Bulan berikutnya, Febuari, menerbitkan edisi pertama dari HUG, jurnal rumah
triwulanan. Tidak hanya itu, SK Planet juga menyelesaikan akuisisi Mad Smart Tic
Toc pada bulan April. Di pertengahan tahun 2012 pada bulan Juni, SK Planet
bergabung dengan Ewha Womans University untuk meluncurkan proyek ESTAR,
ditujukan untuk mendukung siswa dengan gangguan spectrum autisme. Kemudian
membuat solusi rilis kontrol kendaraan komersial (gtrac), dan juga meraih pengguna
Dompet Cerdas diatas 5juta. SK M&C kembali membuat layanan iklan mobile dan
97
mengimplementasikan „Happy Senyum Matching‟, sebuah program kontribusi sosial
pada bulan Agustus dan September. SK Planet juga memulai layanan satu ID serta
menandai ulang tahun kedua Innovation Center di bulan Oktober. Yang mengesankan
di bulan November, SK Planet mendapatkan pengakuan dari IBA (Emas Stevie
Award) pada jurnal rumah „HUG‟ dalam kategori bisnis/app pemerintah. Disrtai
dengan peluncuran platform terbuka SK Planet, Planet X. SK Planet juga
mengadakan debut Tek Planet 2012, Konferensi ICT Global tahunan SK Planet. Serta
mengikut sertakan T Toko dalam G-Star 2012, pameran dagang global untuk game.
Di sepanjang tahun 2013, SK Planet mengadakan peluncuran resmi sebagai
perusahaan Konsolidasi (SK Planet-SK Pemasaran & Company Merger). Membuka
pasar online „n11.com‟ di Turki, meluncurkan proyek ESTAR II dengan EHWA
Womans University, ditujukan untuk mendukung siswa dengan gangguan spektrum
autisme. Mencapai 20 juta pelanggan pada T Toko, menanda tangani MOU dengan
National Disaster Management Institute untuk resolusi tinggi layanan informasi
cuaca, serta bersama-sama dengan Usaha Kecil dan Menengah Administrasi Bisnis,
„Smarteen App Tantangan 2013‟ yang bertujuan untuk membina pengembang
aplikasi masa depan di kalangan siswa SMA. Menjelang pertengahan tahum 2013,
SK Planet masuk ke dalam kemitraan pemasaran OK Cashback dengan Hilton
Honors, serta menyelesaikan merger dengan Mad Smart dan Tic Toc. Pada akhir
tahun, tepatnya pada bulan Oktober dan Desember, SK Planet mengimplementasikan
“Dong Go Program Rak Dong” yang bertujuan memelihara kemitraan dalam
98
ekosistem mobile IT dan berpindah markas baru yang bernama “The Planet” di Pangyo.
Di awal tahun 2014 tepatnya pada bulan Maret, SK Planet meluncurkan debut
pasar online „Elevenia‟ di Indonesia. Tidak hanya itu, SK Planet juga meluncurkan
Strategi „Next Commerce’ mencakup secara online dan offline saluran Rolls baru
yang terintegrasi merek dagang „Syrup‟. Pada bulan September, SK Planet juga
mengakuisisi Shopkick, penyedia platform mobile commerce Amerika di Silicon
Valley. Kemudian di bulan Oktober, SK Planet mendirikan usaha patungan dengan
Malaysia Celcom Axiata untuk mengejar peluang e-commerce.
4.1.5 Sejarah Elevenia
Sejalan dengan rencana untuk mengembangkan bisnis di dunia digital dan juga
semakin bertambahnya kepercayaan masyarakat Indonesia pada online shopping, PT.
XL Axiata, Tbk (Perusahaan Telekomunikasi Terkenal di Indonesia) telah
mendirikan sebuah perusahaan baru bernama PT. XL Planet. Perusahaan yang
didirikan pada 11 Juli 2013, merupakan joint venture XL dengan perusahaan Korea
Selatan, SK Planet (Anak perusahaan dari SK Telecom – Perusahaan Telekomunikasi
Terbesar di Korea Selatan, serta pemilik dari www.11st.ko.kr). Perusahaan baru ini
membangun sebuah open marketplace di Indonesia yang di beri nama Elevenia
(www.elevenia.co.id) – Your Online Shopping Paradise! Setelah dibuka untuk umum
pada 1 Maret 2014. XL Planet memfokuskan kepada pengoperasian bisnis ke bisnis
99
kepada konsumen (B2B2C/pasar terbuka terpadu) perusahaan e-commerce di
Indonesia.
Kelahiran Elevenia menunjukkan keseriusan XL dalam membangun dan
mengembangkan bisnis Layanan Digital dan Layanan Data. Bekerjasama dengan SK
Planet, XL yakin Elevenia akan bisa bersaing dan berkembang di Indonesia, sehingga
dapat ikut mendorong dan menopang pertumbuhan XL di masa depan. Di sisi lain,
keberadaan Elevenia juga menunjukkan komitmen XL untuk mendukung dan
mendorong berkembangnya para pelaku usaha, termasuk UMKM, melalui open
marketplace.
Bertransaksi
di
Elevenia
berarti
pembeli
dapat
menikmati
sistem
belanja dengan platform open marketplace. Solusi pembayaran yang di sediakan
adalah Escrow System, yang menjamin transaksi berjalan aman.
Gambar 3.1
1. Buyer melakukan transaksi di elevenia.
2. Elevenia akan memberikan notifikasi kepada seller atas transaksi yang terjadi.
100
3. Setelah ada pemberitahuan dari elevenia, penjual mengirimkan barang kepada
buyer.
4. Setelah menerima barang, buyer melakukan konfirmasi.
5. Setelah menerima konfirmasi, elevenia melakukan pencairan dana kepada seller.
Hal pertama yang dilakukan adalah pembeli menggunakan Elevenia sebagai
medium untuk memilih dan memilah produk yang akan dibeli. Setelah pembeli
merasa cocok dengan produk yang ingin dibeli, pembeli akan melakukan transaksi
kepada penjual, namun yang unik dari Elevenia adalah pembayaran melalui Elevenia,
ketika barang sudah sampai ditangan pembeli maka Elevenia akan menyerahkan
pembayaran kepada penjual. Jadi jika barang belum sampai ke tangan pembeli, uang
belum diserahkan kepada penjual. Bahkan uang dapat dikembalikan kepada pembeli
jika barang tidak sampai ke tangan pembeli. Hal ini dilakukan agar pembeli merasa
aman dan nyaman berbelanja online di Elevenia. Setelah melakukan pembayaran,
barulah penjual mengirim barang yang dipesan oleh pembeli melalui agen pengiriman
barang.
Elevenia memiliki 8 kategori utama, yakni Fashion,beauty/health, babies/kids,
home/garden, gadget/computer, electronic, hobby, dan service/food. Ditambahkan
lagi bahwa 90% dari para seller di Elevenia merupakan UKM lokal, baik korporasi
maupun perorangan. Untuk pilihan pembayaran, saat ini Elevenia sudah memiliki
beberapa pilihan, mulai dari online payment, transfer antar bank, pembayaran melalui
ATM dan juga kartu kredit. Untuk saat ini, Elevenia sudah bekerjasama dengan
101
VISA, Bank Mandiri, Bank BCA dan juga Bank Danamon. Sedangkan untuk jasa
pengiriman, Elevenia sudah bekerjasama dengan JNE.
4.1.6 Visi
Visi perusahaan yaitu untuk menjadi pemimpin pasar di tahun 2016, yang
dimana telah dihasilkan dengan proposisi key value yang membedakan elevenia
dengan e-commerce lainnya.
Gambar 3.2
Hanya elevenia yang memberikan pelayanan terbaik kepada buyer
dan seller dengan benefit yang luar biasa.
102
4.1.7 Tampilan Website
Tampilan modern dan kombinasi dengan ikon-ikon menarik, serta bahasa dan
navigasi yang mudah dimengerti membuat Elevenia sangat mudah untuk dipelajari.
Sama sebenarnya dengan website e-commerce kebanyakan, tampilan utama diisi
dengan produk-produk beserta harganya. Ditambah submenu katalog serta dilengkapi
pilihan search yang mempermudah para konsumen mencari barang yang diinginkan.
Selain itu, dalam website Elevenia juga ada fasilitas untuk mendaftar menjadi
member Elevenia.72
4.2
Deskripsi Data
4.2.1 Responden
FISIP merupakan salah satu fakultas yang berada di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa (Untirta), sebagai fakultas yang berada dalam naungan universitas negeri
harus senantiasa memiliki ide-ide inovatif untuk mengeluarkan jurusan-jurusan baru
agar bisa bersaing dengan fakultas lain yang berada di Untirta. FISIP harus terus
berusaha untuk menyetarakan statusnya untuk bisa diakui masyarakat. Usaha yang
dilakukan FISIP untuk menyetarakan statusnya dengan fakultas lain yakni, FISIP
membuka dua jurusan yaitu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi dengan surat
keputusan DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS dengan nomor 1179/D/T/2003 tentang izin
operasional.
72
www.elevenia.co.id diakses pada Minggu 22 Maret 2015 pukul 19.03
103
Dengan dikeluarkannya SK 295/D/T/2006 pada tanggal 1 Febuari 2006 tentang
perpanjangan izin penyelenggara program studi Administrasi Negara dan Ilmu
Komunikasi, FISIP terus berpacu untuk bersaing dengan fakultas lainnya di Untirta.
Dengan perputaran waktu, FISIP mendapatkan sambutan besar dan banyak
permintaan dari masyarakat. Khususnya jurusan Ilmu Komunikasi, sehingga FISIP
membuka dua konsentrasi yaitu Ilmu Humas dan Ilmu Jurnalistik73.
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP
Untirta TA 2012/2013 yang berjumlah 106 mahasiswa. Kriteria responden mencakup
mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Untirta TA 2012/2013 yang merupakan
mahasiswa aktif.
Karakteristik responden ini dapat dilihat dari segi komposisi, Jenis Kelamin
dan Usia. Semua ditampilkan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dalam
bentuk tabel.
73
Nurhamidah Yuniar. 2014. Pengaruh Konten Berita Pemilu Di Radar Banten Terhadap Pemenuhan
Kebutuhan Informasi Politik Mahasiswa FISIP Untirta Prodi Ilmu Komunikasi TA 2013/2014.
Perpustakaan FISIP Untirta. Hlm 81
104
Tabel 4.1
Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012/2013
No. Keterangan
1.
2.
Jumlah
Reguler
Laki-laki
31
Perempuan
37
Non Reguler
Laki-laki
13
Perempuan
25
TOTAL
106
4.2.2 Deskripsi Iklan
Scene 1: Tampak Cinta Laura sedang membuka lemari pakaian untuk mengambil
pakaian barunya yang ia beli di Elevenia
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
105
Scene 2: Cinta Laura sedang memperagakan pakaian barunya dengan menggunakan
sarung tangan, yang berarti barang yang dibeli di Elevenia masih hangat (masih baru)
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 3: Cinta Laura memperagakan pakaian barunya di depan cermin
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 4: Tampak seorang ibu rumah tangga sedang memegang vacuum cleanernya
dengan menggunakan sarung tangan
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
106
Scene 5: Tampak seorang ibu rumah tangga dan anaknya yang bermain dengan
mainan barunya menggunakan sarung tangan
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 6: Tampak ibu dan anak sedang bahagia menggunakan barang baru yang dibeli
di elevenia
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 7: Tampak Cinta Laura menggunakan lipstick yang ia genggam menggunakan
sarung tangan
107
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 8: Cinta Laura tampak bahagia dengan lipstick barunya
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 9: Tampak 1 unit laptop yang sedang membuka website elevenia.co.id
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 10: Cinta Laura menggunakan tas baru dengan menggunakan sarung tangan
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
108
Scene 11: Beberapa anak muda menggunakan sarung tangan untuk memegang barang
baru yang di beli di elevenia
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 12: beberapa anak muda tersebut terlihat bahagia dengan barang barunya yang
masih hangat
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
109
Scene 13: Tampak seorang lelaki sedang membawa kotak dengan kemasan elevenia
tanpa menggunakan sarung tangan, serta seorang wanita yang sedang duduk sambil
minum kopi
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 14: Tampak wanita tersebut mengalihkan pandangannya kearah lelaki yang
datang
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 15: Seorang lelaki yang datang menghampiri wanita kemudian ia duduk tepat
disebelah wanita tersebut
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
110
Scene 16: Tampak lelaki tersebut sedang membuka kotak kemasan elevenia yang
berisi sepatu
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 17: Tampak lelaki diatas sedang kepanasan memegang sepatu yang ia bawa
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 18: Ia melempar sepatu tersebut kearah wanita
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
111
Scene 19: Terlihat bahwa wanita menangkap sepatu dengan menggunakan sarung
tangan
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 20: Tampak wanita sedang memegang sepatu dengan sarung tangan sambil
menertawakan lelaki yang tidak menggunakan sarung tangan
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 21: Tampak gadget/smartphone dengan aplikasi elevenia mobile, serta tangan
yang menggunakan sarung tangan sedang memilih produk di elevenia
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
112
Scene 22: Tampak produk yang dijual di elevenia, lengkap dengan daftar harganya
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 23: Tampak Cinta Laura yang terlihat bahagia setelah memilih produk yang
akan dibeli di elevenia
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
Scene 24: Cinta Laura menggunakan produk yang ia beli di elevenia
Audio: Jingle elevenia dengan MVO
113
Scene 25: Tampak logo dan tagline elevenia diakhir tayangan iklan
Audio: Jingle elevenia dengan MVO, kemudian FVO mengucapkan elevenia diiringi
dengan nada yang khas
4.2.3 Karakteristik Responden
4.2.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Presentase
Laki-laki
23
45%
Perempuan
28
55%
51
100%
TOTAL
4.2.3.2 Berdasarkan Usia
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia
Jumlah Responden
Presentase
18-20
32
63%
21-23
19
37%
51
100%
TOTAL
114
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian yang
diperoleh, data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan perhitungan frekuensi dan
persentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh penulis. Penulis melakukan
pembahasan berdasarkan indikator pada operasional variabel.
4.3.1 Deskripsi Variabel Terpaan Iklan Televisi Elevenia (Variabel X)
Penilaian mengenai terpaan iklan televisi Elevenia terdiri dari 3 indikator yaitu
Frekuensi, Intensitas, dan Durasi. Ketiga indikator tersebut dikembangkan lagi
menjadi 14 pernyataan dengan rincian sebagai berikut: indikator Frekuensi memiliki
3 pernyataan, Intensitas memiliki 8 pernyataan, dan Durasi memiliki 3 pernyataan.
Tabel 4.4
Iklan tv Elevenia tayang minimal tiga kali dalam sehari pada stasiun tv yang
berbeda
Frekuensi 1
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
6
Percent
11,8
Valid
Percent
11,8
Cumulative
Percent
11,8
39
76,5
76,5
88,2
6
11,8
11,8
100,0
51
100,0
100,0
115
Pada tabel 4.4, menunjukkan 6 orang atau 11,8% menjawab “Sangat
Setuju” bahwa terpaan iklan televisi Elevenia tayang minimal 3 kali dalam
sehari pada stasiun televisi yang berbeda, dan 39 orang atau 76,5% menjawab
“Setuju”, 6 orang atau 11,8% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada
yang menjawab pada pernyataan“Sangat Tidak Setuju”.
Hal ini menunjukkan responden memberikan respon yang sangat positif
dengan melihat tayangan iklan Elevenia minimal tiga kali dalam sehari dari
stasiun televisi yang berbeda. Ini ditunjukkan dengan jawaban 6 orang sangat
setuju dan 39 orang setuju dari 51 responden.
Hal ini menyatakan Elevenia hadir dalam iklan televisi minimal 3 kali
dalam sehari pada stasiun televisi yang berbeda. Terpaan adalah tingkat
konsumsi khalayak terhadap program televisi dan dapat melalui dari durasi
116
yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh pemirsa, serta berapa kali
pemirsa mengkonsumsi serta pengetahuan akan isi program yang diteliti.74
Tabel 4.5
Iklan tv Elevenia lebih sering terlihat dibanding iklan jual beli online lainnya
Frekuensi 2
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Frequency
4
Percent
7,8
Valid
Percent
7,8
Cumulative
Percent
7,8
39
76,5
76,5
84,3
8
15,7
15,7
100,0
51
100,0
100,0
Sangat Setuju
Total
Pada tabel 4.5, menunjukkan 8 orang atau 15,7% menjawab “Sangat
Setuju” bahwa iklan tv Elevenia lebih sering terlihat dibanding iklan jual beli
online lainnya, 39 orang atau 76,5% menjawab “Setuju”, 4 orang atau 7,8%
yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
“Sangat Tidak Setuju”.
74
Dennis McQuail, Sven Windahl. 1993. Op.Cit.
117
Hal ini menunjukkan responden memberikan respon yang sangat positif
dengan melihat tayangan iklan Elevenia yang lebih sering terlihat dibanding
iklan jual beli online lainnya. Ini ditunjukkan dengan jawaban 8 orang sangat
setuju dan 39 orang setuju dari 51 responden.
Dampak efektif dari terpaan iklan yang berulang kali tersebut yaitu
memperoleh perhatian dan pengalaman dari individu penerima yang terkena
terpaan pesan iklan tersebut, serta terbuka menerima pesan-pesan yang
disampaikannya.75
Tabel 4.6
Penulisan kalimat yang ditayangkan dalam iklan tv Elevenia mudah dibaca
Frekuensi 3
Valid
Tidak Setuju
Frequency
17
Percent
33,3
Valid
Percent
33,3
Cumulative
Percent
33,3
32
62,7
62,7
96,1
2
3,9
3,9
100,0
51
100,0
100,0
Setuju
Sangat Setuju
Total
75
Onong Uchyana Effendy. 1989. Op.Cit.
118
Pada tabel 4.6, menunjukkan 2 orang atau 3,9% menjawab “Sangat
Setuju” , 32 orang atau 62,7% menjawab “Setuju”, 17 orang atau 33,3% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
“Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukan bahwa angka tersebut memiliki
respon yang positif dari responden yang membaca penulisan kalimat dalam
iklan tv Elevenia. Dengan membaca iklan, konsumen menjadi tahu tentang
fungsi, bentuk, warna, keunggulan, nama, merek, dan harga produk. Ini berarti
Elevenia mampu mencuri perhatian penonton untuk dapat membaca penulisan
kalimat dalam penayangan iklan.
Tabel 4.7
Iklan tv Elevenia tidak terlalu rumit dalam menyampaikan pesan sehingga
mudah dipahami
Intensitas 1
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
17
Percent
33,3
Valid
Percent
33,3
Cumulative
Percent
33,3
32
62,7
62,7
96,1
2
3,9
3,9
100,0
51
100,0
100,0
119
Pada tabel 4.7, menunjukkan 2 orang atau 3,9% menjawab “Sangat
Setuju” bahwa penulisan kalimat yang ditayangkan dalam iklan tv Elevenia
mudah dibaca, 32 orang atau 62,7% menjawab “Setuju”, 17 orang atau 33,3%
yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
“Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukan bahwa angka tersebut memiliki
respon yang positif mengenai pesan yang disampaikan iklan tv Elevenia tidak
terlalu rumit untuk dipahami.
Terpaan merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan –
pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap
pesan tersebut yang dapat terjadi pada individu maupun kelompok. Terpaan
tidak hanya menyangkut apakah seseorang itu benar – benar terbuka dengan
pesan – pesan yang disampaikan oleh media tersebut.
Sesuai dengan indikator Intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti
pesan iklan), Elevenia dapat dikatakan mampu menyampaikan pesan kepada
120
masyarakat sehingga mudah dipahami. Agar isi pesan dalam iklan yang
ditayangkan di televisi dilihat dan di minati oleh masyarakat, maka si pembuat
iklan harus dengan sangat gencar dan sangat sering untuk mempromosikan
iklan tersebut.76
Tabel 4.8
Bahasa yang digunakan dalam iklan tv Elevenia jelas dan mudah dipahami
Intensitas 2
Valid
Frequency
3
Percent
5,9
Valid
Percent
5,9
Cumulative
Percent
5,9
Setuju
43
84,3
84,3
90,2
Sangat Setuju
5
9,8
9,8
100,0
Total
51
100,0
100,0
Tidak Setuju
Pada tabel 4.8, menunjukkan 5 orang atau 9,8% menjawab “Sangat
Setuju”, 43 orang atau 84,3% menjawab “Setuju”, 3 orang atau 5,9% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
76
Terence A. Shimp. 2003. Op.Cit. Hlm 182
121
“Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon
yang sangat positif dengan bahasa yang digunakan dalam iklan tv Elevenia
jelas dan mudah dipahami. Ini ditunjukkan dengan jawaban 5 orang sangat
setuju dan 43 orang setuju dari 51 responden.
Dapat dikatakan bahwa Elevenia menggunakan bahasa yang jelas dan
mudah dipahami dalam penayangan iklan. Artinya, yang dalam hal ini peneliti
maksud adalah bahasa yang ringan dan tidak terlalu rumit untuk di pahami oleh
penonton.
Tabel 4.9
Penampilan konten dalam iklan Elevenia sangat menarik
Intensitas 3
Valid
Frequency
3
Percent
5,9
Valid
Percent
5,9
Cumulative
Percent
5,9
Setuju
38
74,5
74,5
80,4
Sangat Setuju
10
19,6
19,6
100,0
Total
51
100,0
100,0
Tidak Setuju
122
Pada tabel 4.9, menunjukkan 10 orang atau 19,6% menjawab “Sangat
Setuju”, 38 orang atau 74,5% menjawab “Setuju”, 3 orang atau 5,9% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
“Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon
positif pada penampilan konten dalam iklan Elevenia yang sangat menarik. Ini
ditunjukkan dari jawaban 10 orang sangat setuju dan 38 orang setuju dari 51
responden. Konten yang dimaksud dari pernyataan ini yaitu meliputi gambar
dan isi dari iklan tersebut.
Elevenia mampu mendapatkan respon positif pada pernyataan tersebut,
artinya Elevenia mampu memberikan konten yang menarik di mata responden
pada penayangan iklan. Karena konten adalah yang termasuk suatu hal penting
dalam iklan yang harus diperhatikan oleh perusahaan periklanan.
Tabel 4.10
Tagline iklan Elevenia menarik dan unik sehingga dapat melekat dalam ingatan
Intensitas 4
Valid
Frequency
3
Percent
5,9
Valid
Percent
5,9
Cumulative
Percent
5,9
Tidak Setuju
20
39,2
39,2
45,1
Setuju
19
37,3
37,3
82,4
9
17,6
17,6
100,0
51
100,0
100,0
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
Total
123
Pada tabel 4.10, menunjukkan 9 orang atau 17,6% menjawab “Sangat
Setuju”, 19 orang atau 74,5% menjawab “Setuju”, 20 orang atau 39,2% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan 3 orang atau 5,9% menjawab “Sangat Tidak
Setuju”. Dalam hal ini, responden memberikan respon negatif pada pernyataan
“Tagline iklan Elevenia menarik dan unik sehingga dapat melekat dalam
ingatan”.
Dengan jawaban mayoritas negatif, dapat diartikan mayoritas responden
menganggap bahwa tagline Elevenia belum cukup menarik dan unik untuk
dapat melekat dalam ingatan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penayangan
atau penegasan tagline Elevenia dalam iklan harus lebih di prioritaskan agar
konsumen dapat selalu mengingat tagline Elevenia ketika ingin belanja online.
124
Tabel 4.11
Setting latar belakang dalam iklan menarik
Intensitas 5
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
12
Percent
23,5
Valid
Percent
23,5
Cumulative
Percent
23,5
33
64,7
64,7
88,2
6
11,8
11,8
100,0
51
100,0
100,0
Pada tabel 4.11, menunjukkan 6 orang atau 11,8% menjawab “Sangat
Setuju”, 33 orang atau 64,7% menjawab “Setuju”, 12 orang atau 23,5% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
“Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon
positif pada penampilan yang menarik pada setting latar belakang dalam iklan.
Yang dimaksud latar belakang pada pernyataan tersebut adalah lokasi dalam
penayangan iklan. Artinya, lokasi yang dipilih dalam penayangan iklan
Elevenia mampu menarik perhatian responden pada saat melihat tayangann
iklan televisi Elevenia.
125
Tabel 4.12
Model yang digunakan dalam iklan tv Elevenia terkenal sehingga dapat
menarik perhatian
Intensitas 6
Valid
Frequency
2
Percent
3,9
Valid
Percent
3,9
Cumulative
Percent
3,9
Tidak Setuju
17
33,3
33,3
37,3
Setuju
28
54,9
54,9
92,2
4
7,8
7,8
100,0
51
100,0
100,0
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
Total
Pada tabel 4.12, menunjukkan 4 orang atau 7,8% menjawab “Sangat
Setuju”, 28 orang atau 54,9% menjawab “Setuju”, 17 orang atau 33,3% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan 2 orang atau 3,9% yang menjawab pada
pernyataan “Sangat Tidak Setuju”.
Hal ini menunjukkan responden
memberikan respon positif pada model yang digunakan dalam iklan tv Elevenia
terkenal sehingga dapat menarik perhatian. Kemungkinan yang ada pada
126
jawaban “sangat tidak setuju” bisa di sebabkan oleh faktor lain dari dalam diri
masing-masing responden.
Iklan ditampilkan dengan menggunakan para figur masyarakat, seperti
bintang televisi, aktor, aktris, atlet, ilmuwan, dan sebagainya. Dimana figur
tersebut merupakan juru bicara dari produk yang diiklankannya 77.
Elevenia menampilkan sekaligus menjadikan Cinta Laura Kiehl sebagai
Brand Ambassador Elevenia. Cinta Laura Kiehl yang merupakan aktris terkenal
di Indonesia mampu menarik perhatian responden untuk menyaksikan tayangan
iklan televisi Elevenia.
Tabel 4.13
Adegan model/bintang iklan dalam iklan dapat menarik perhatian
Intensitas 7
Valid
Frequency
1
Percent
2,0
Valid
Percent
2,0
Cumulative
Percent
2,0
Tidak Setuju
14
27,5
27,5
29,4
Setuju
35
68,6
68,6
98,0
1
2,0
2,0
100,0
51
100,0
100,0
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
Total
77
M. Suyanto. 2005. Op.Cit.
127
Pada tabel 4.13, menunjukkan 1 orang atau 2,0% menjawab “Sangat
Setuju”, 35 orang atau 68,6% menjawab “Setuju”, 14 orang atau 27,5% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan 1 orang atau 2,0% yang menjawab pada
pernyataan “Sangat Tidak Setuju”.
Pada daya tarik moral, dikaitkan dengan nurani khalayak sasaran, dan
berhubungan dengan kebajikan, hal – hal yang benar atau layak di lakukan. Hal
ini menunjukkan responden memberikan respon positif pada adegan
model/bintang iklan dalam iklan dapat menarik perhatian. Kemungkinan yang
ada pada jawaban “sangat tidak setuju” bisa di sebabkan oleh faktor lain dari
masing-masing responden.
128
Tabel 4.14
Iklan Elevenia menampilkan ilustrasi gambar yang menarik
Intensitas 8
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
10
Percent
19,6
Valid
Percent
19,6
Cumulative
Percent
19,6
36
70,6
70,6
90,2
5
9,8
9,8
100,0
51
100,0
100,0
Pada tabel 4.14, menunjukkan 5 orang atau 9,8% menjawab “Sangat
Setuju”, 36 orang atau 70,6% menjawab “Setuju”, 10 orang atau 19,6% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
“Sangat Tidak Setuju”.
Unsur bentuk seperti ukuran, warna dan ilustrasi iklan memberikan
perbedaan baik terhadap pengaruh iklan dapat meningkatkan kemampuan
menarik perhatiannya. Iklan ukuran besar menarik lebih banyak perhatian,
129
walau tidak sebesar perbedaan biayanya. Ilustrasi empat warna dan bukannya
hitam putih akan meningkatkan efektifitas dan biaya iklan78.
Munculnya iklan dengan penggunaan ilustrasi sebagai daya tarik, sudah
ada sejak jaman penjajahan. Iklan-iklan tersebut pada umumnya hanya
menampilkan ilustrasi dengan gambar dan warna yang sederhana. Suatu
kesederhanaan yang memberikan kesan unik karena hanya mengandalkan
kemampuan hand drawing79.
Tidak semua ilustrasi iklan memberikan impact daya tarik kepada target
audience. Tidak sedikit tampilan ilustrasi iklan dengan gambar sekenanya.
Mestinya ilustrasi tidak hanya berperan sebagai gambar untuk menjelaskan
tetapi juga sebagai gambar yang mampu merangsang dan menarik perhatian
sehingga menimbulkan keinginan untuk segera mengetahui isi pesannya80
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Elevenia mampu menarik perhatian
responden dalam menampilkan ilustrasi gambar yang menarik pada penayangan
iklan dengan memberikan respon positif pada pernyataan bahwa iklan Elevenia
menampilkan ilustrasi gambar yang menarik.
78
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33659/Chapter%20II.pdf;jsessionid=2F07906
731AE045B9FCDC3668F154991?sequence=4 diakses pada Kamis 26 Maret pukul 12.08 WIB
79
Deddi Duto Hartanto. 2001. Penggunaan Ilustrasi Sebagai Daya Tarik Pada Iklan Media Cetak.
Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra.
Hlm 40-41
80
Deddi Duto Haryanto. 2001. Ibid.
130
Tabel 4.15
Saya menyaksikan iklan Elevenia dari awal sampai selesai di setiap
penayangannya
Durasi 1
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
3
Percent
5,9
Valid
Percent
5,9
Cumulative
Percent
5,9
40
78,4
78,4
84,3
8
15,7
15,7
100,0
51
100,0
100,0
Pada tabel 4.15, menunjukkan 8 orang atau 15,7% menjawab “Sangat
Setuju”, 40 orang atau 78,4% menjawab “Setuju”, 3 orang atau 5,9% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
“Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
menyaksikan iklan Elevenia dari awal sampai selesai di setiap penayangan
iklan.
Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terhadap program televisi dan
dapat melalui dari durasi, yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh
131
pemirsa81. Pada pernyataan diatas, responden menkonsumsi tayangan iklan
sampai penayangan selesai. Artinya, Elevenia mampu menarik perhatian
responden hingga akhir penayangan iklan.
Tabel 4.16
Iklan tv Elevenia tidak banyak menyita waktu ketika tayang
Durasi 2
Valid
Sangat Tidak Setuju
Frequency
1
Percent
2,0
Valid
Percent
2,0
Cumulative
Percent
2,0
5
9,8
9,8
11,8
38
74,5
74,5
86,3
7
13,7
13,7
100,0
51
100,0
100,0
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Pada tabel 4.16, menunjukkan 7 orang atau 13,7% menjawab “Sangat Setuju”,
38 orang atau 74,5% menjawab “Setuju”, 5 orang atau 9,8% yang menjawab “Tidak
Setuju”, dan 1 orang atau 2,0% yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”.
81
Dennis McQuail, Sven Windahl. 1993. Op.Cit.
132
Iklan yang ditayangkan terlalu lama dianggap biasa karena butuh perhatian
ekstra. Stimulus yang rendah cenderung dianggap biasa karena tidak perlu perhatian
khusus untuk diketahui. Semakin sering iklan ditayangkan dalam periode waktu yang
sama (dalam satu acara), iklan itu akan terasa biasa karena skenario telah dihafal.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon positif
pada pernyataan bahwa iklan Elevenia tidak banyak menyita waktu responden ketika
tayang.
Tabel 4.17
Musik/backsound iklan yang unik menarik perhatian untuk menyaksikan
penayangan iklan sampai selesai
Durasi 3
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
14
Percent
27,5
Valid
Percent
27,5
Cumulative
Percent
27,5
30
58,8
58,8
86,3
7
13,7
13,7
100,0
51
100,0
100,0
133
Pada tabel 4.17, menunjukkan 7 orang atau 13,7% menjawab “Sangat
Setuju”, 30 orang atau 58,8% menjawab “Setuju”, 14 orang atau 27,5% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan
“Sangat Tidak Setuju”.
Musik merupakan komponen penting dalam periklanan. Jingle, musik
latar, lagu terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian,
menyampaikan titik penjualan (selling point), menetapkan nada emosi suatu
iklan dan mempengaruhi perasaan pendengarnya 82.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon
positif bahwa musik/backsound iklan yang unik menarik perhatian untuk
menyaksikan penayangan iklan sampai selesai.
4.3.2 Deskripsi Variabel Minat Beli (Variabel Y)
Penilaian mengenai Minat Beli terdiri dari 4 indikator yaitu Minat
Transaksional, Minat Referensial, Minat Preferensial, dan Minat Eksploratif.
Keempat indikator tersebut dikembangkan lagi menjadi 8 pernyataan dengan rincian
sebagai berikut: indikator Minat Transaksional memiliki 2 pernyataan, Minat
Referensial memiliki 3 pernyataan, Minat Preferensial memiliki 1 pernyataan, dan
Minat Eksploratif memiliki 2 pernyataan.
82
M. Suyanto. 2005. Op.Cit.
134
Tabel 4.18
Produk yang tersedia membuat saya tertarik untuk belanja online di
Elevenia
Minat Transaksional 1
Valid
Tidak Setuju
Frequency
10
Percent
19,6
Valid
Percent
19,6
Cumulative
Percent
19,6
32
62,7
62,7
82,4
9
17,6
17,6
100,0
51
100,0
100,0
Setuju
Sangat Setuju
Total
Pada tabel 4.18, menunjukkan 9 orang atau 17,6% menjawab “Sangat
Setuju” bahwa responden tertarik untuk belanja online di Elevenia karena
produk yang tersedia pada Elevenia, 32 orang atau 62,7% menjawab “Setuju”,
10 orang atau 19,6% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang
menjawab “Sangat Tidak Setuju”.
Pembelian merupakan serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang
dan jasa melalui pertukaran dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual
135
kembali83. Ini dapat dilihat dari jumlah responden yang memberikan respon
positif dengan menjawab sangat setuju 9 dan setuju 32 dari 51 responden.
Dapat dikatakan, angka tersebut menyatakan bahwa responden tertarik dengan
produk yang tersedia pada situs jual beli online Elevenia.
Tabel 4.19
Produk yang tersedia di situs jual beli Elevenia membuat saya ingin selalu
menggunakan produk dalam kegiatan sehari-hari
Minat Transaksional 2
Valid
Frequency
1
Percent
2,0
Valid
Percent
2,0
Cumulative
Percent
2,0
Tidak Setuju
31
60,8
60,8
62,7
Setuju
18
35,3
35,3
98,0
1
2,0
2,0
100,0
51
100,0
100,0
Sangat Tidak Setuju
Sangat Setuju
Total
83
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga Cetakan Pertama, Jakarta: Salemba Empat. Hlm 301
136
Pada tabel 4.19, menunjukkan 1 orang atau 2,0% menjawab “Sangat
Setuju”, 18 orang atau 35,3% menjawab “Setuju”, 31 orang atau 60,8% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan 1 orang atau 2,0% yang menjawab “Sangat
Tidak Setuju”.
Namun, dapat dilihat dari jumlah responden yang memberikan respon
negatif dengan menjawab sangat tidak setuju 1 dan tidak setuju 31 dari 51
responden. Dapat dikatakan, angka tersebut menyatakan bahwa responden
belum mempunyai hasrat untuk menggunakan produk yang tersedia di situs jual
beli online Elevenia dalam kegiatan sehari-hari.
Tabel 4.20
Situs jual beli Elevenia dapat direkomendasikan karena fungsinya yang
menjual berbagai produk
Minat Referensial 1
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
21
Percent
41,2
Valid
Percent
41,2
Cumulative
Percent
41,2
28
54,9
54,9
96,1
2
3,9
3,9
100,0
51
100,0
100,0
137
Pada tabel 4.20, menunjukkan 2 orang atau 3,9% menjawab “Sangat
Setuju”, 28 orang atau 54,9% menjawab “Setuju”, 21 orang atau 41,2% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak
Setuju”.
Fungsi adalah kegiatan pokok yang dilakukan dalam suatu organisasi atau
lembaga84. Pelanggan tertarik karena fungsi Elevenia yaitu sebagai situs jual
beli online yang menjual berbagai macam produk.
Dapat dilihat dari jumlah responden yang memberikan respon positif
dengan menjawab sangat setuju 2 dan setuju 28 dari 51 responden. Dapat
dikatakan, angka tersebut menyatakan bahwa responden setuju apabila situs
jual beli online Elevenia dapat di rekomendasikan karena fungsinya yang
menjual berbagai produk.
84
Erni Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah. 2004. Pengantar Manajemen Edisi Pertama,
Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm 8
138
Tabel 4.21
Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena kemasan nya
yang rapih
Minat Referensial 2
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
21
Percent
41,2
Valid
Percent
41,2
Cumulative
Percent
41,2
25
49,0
49,0
90,2
5
9,8
9,8
100,0
51
100,0
100,0
Pada tabel 4.21, menunjukkan 5 orang atau 9,8% menjawab “Sangat
Setuju”, 25 orang atau 49,0% menjawab “Setuju”, 21 orang atau 41,2% yang
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak
Setuju”.
Dapat dilihat dari jumlah responden yang memberikan respon cukup
positif dengan menjawab sangat setuju 5 dan setuju 25 dari 51 responden.
Dapat dikatakan, angka tersebut menyatakan bahwa responden setuju apabila
situs jual beli online Elevenia dapat di rekomendasikan karena kemasannya
139
yang rapih, sehingga responden tidak hanya tertarik dengan program yang ada,
akan tetapi, responden juga merasa tertarik dengan kemasan produk yang ada di
situs Elevenia. Seperti pada gambar dibawah ini, yaitu bentuk kemasan salah
satu produk yang ada di situs jual beli online Elevenia
Kemasan yang baik adalah kemasan yang dapat menyesuaikan kemasan
dengan
fungsinya,
karena
kemasan
adalah
salah
satu
cara
untuk
mempromosikan produk, menarik minat konsumen untuk membeli suatu
produk.85
85
Terence. A. Shimp, 2003. Op.Cit. Hlm 87
140
Tabel 4.22
Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena Elevenia menjual
berbagai macam produk
Minat Referensial 3
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
14
Percent
27,5
Valid
Percent
27,5
Cumulative
Percent
27,5
31
60,8
60,8
88,2
6
11,8
11,8
100,0
51
100,0
100,0
Pada tabel 4.22, menunjukkan 6 orang atau 11,8% menjawab “Sangat
Setuju”, 31 orang atau 60,8% menjawab “Setuju”, 14 orang atau 27,5%
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak
Setuju”. Dalam hal ini dapat dikatakan responden memberikan respon positif
dengan ditunjukkan oleh jawaban sangat setuju 6 dan setuju 31.
Angka tersebut dapat diartikan bahwa responden setuju apabila situs jual
beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena Elevenia menjual berbagai
macam produk. Dapat dibuktikan pada situs elevenia, terdapat 8 kategori dari
141
setiap produk yang ditawarkan. Diantaranya adalah kategori Fashion, Beauty
and Health, Babies and Kids, Home and Garden, Gadget and Computer,
Electronic, Hobby, serta Service and Food.
Tabel 4.23
Elevenia adalah alternatif utama saya untuk belanja online
Minat Preferensial
Valid
Frequency
16
Percent
31,4
Valid
Percent
31,4
Cumulative
Percent
31,4
Setuju
18
35,3
35,3
66,7
Sangat Setuju
17
33,3
33,3
100,0
Total
51
100,0
100,0
Tidak Setuju
Pada tabel 4.23, menunjukkan 17 orang atau 33,3% menjawab “Sangat Setuju”,
18 orang atau 35,3% menjawab “Setuju”, 16 orang atau 31,4% menjawab
“Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”.
142
Elevenia sebagai situs jual beli online mengutamakan kepuasan
pelanggan. Dimana kepuasan pelanggan diberikan dari pelayanan serta
beberapa program yang ada di Elevenia, seperti poin imbalan untuk pembeli
sekaligus penjual, berbagai macam diskon dengan program tertentu yang selalu
hadir di setiap harinya, sehingga dapat menarik pelanggan untuk lebih
mengutamakan Elevenia sebagai alternatif utama sebagai situs jual beli online
di mata responden. Pernyataan ini sesuai dengan jawaban dari pelanggan yang
lebih besar memberikan respon positif, dibandingkan dengan negatif.
Dalam hal ini dapat dikatakan responden memberikan respon cukup
positif dengan ditunjukkan oleh jawaban sangat setuju 17 dan setuju 18. Angka
tersebut dapat diartikan bahwa responden menjadikan Elevenia sebagai
alternatif utama untuk belanja online.
Tabel 4.24
Harga yang ditawarkan para seller (penjual) di Elevenia relatif murah
Minat Eksploratif 1
Valid
Tidak Setuju
Setuju
Sangat Setuju
Total
Frequency
11
Percent
21,6
Valid
Percent
21,6
Cumulative
Percent
21,6
34
66,7
66,7
88,2
6
11,8
11,8
100,0
51
100,0
100,0
143
Pada tabel 4.24, menunjukkan 6 orang atau 11,8% menjawab “Sangat Setuju”, 34
orang atau 66,7% menjawab “Setuju”, 11 orang atau 21,6% menjawab “Tidak
Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan,
bahwa antusiasme pembeli mencari tahu tentang info harga sangat positif,
dibandingkan pelanggan yang tidak mencari tahu tentang info harga produk yang ada
di situs Elevenia. Gambar dibawah ini merupakan harga dari produk yang ada di
Elevenia.
Pioneer Slip On Casual Shoes for Men
Rp 255.000
Rp 105.000
[Pioneer] Gypsy for Men (Chocolate,
Black, Tan)
Rp 200.000
Rp 95.000
144
Dalam hal ini dapat dikatakan responden memberikan respon positif
dengan ditunjukkan oleh jawaban sangat setuju 6 dan setuju 34. Angka tersebut
dapat diartikan bahwa responden setuju dengan harga yang yang di tawarkan
para seller di Elevenia relatif murah.
Tabel 4.25
Terlebih dulu mencari tahu kualitas penjualan produk yang ada di Elevenia
Minat Eksploratif 2
Valid
Frequency
13
Percent
25,5
Valid
Percent
25,5
Cumulative
Percent
25,5
Setuju
26
51,0
51,0
76,5
Sangat Setuju
12
23,5
23,5
100,0
Total
51
100,0
100,0
Tidak Setuju
Pada tabel 4.25, menunjukkan 12 orang atau 23,5% menjawab “Sangat
Setuju”, 26 orang atau 51,0% menjawab “Setuju”, 13 orang atau 25,5%
menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak
145
Setuju”. Dalam hal ini dapat dikatakan responden memberikan respon positif
dengan ditunjukkan oleh jawaban sangat setuju 12 dan setuju 26. Angka
tersebut dapat diartikan bahwa responden terlebih dulu mencari tahu kualitas
penjualan produk yang ada di Elevenia.
Keingintahuan pelanggan dalam mencari info tentang kualitas produk
yang ada di Elevenia, didorong dengan adanya pernyataan responden yang
memberikan respon positif lebih tinggi dibanding dengan respon negatif. Ini
menunjukkan bahwa poin imbalan untuk pembeli dan penjual, diskon 11%
semua produk untuk para pembeli pada tanggal 11 disetiap bulannya, dan
program dimana ketika pelanggan menemukan harga jual yang lebih murah
Elevenia akan mengganti harga tersebut sebesar 110% sudah berjalan dengan
baik. Sehingga mampu menciptakan rasa keingin tahuan pelanggan terhadap
kualitas dari produk yang di jual di situs Elevenia.
Kualitas produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
4.4
Hasil Analisis Korelasi
Sebelum mengetahui adanya pengaruh dalam penelitian ini, penulis akan
melakukan uji adanya hubungan antara variabel (X) dengan variabel (Y)
menggunakan uji korelasi. Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan
146
hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala interval
dengan interval lainnya digunakan rumus atau teknik statistik Pearson’s Correlation
(Product Moment) dengan menggunakan aplikasi program SPSS 20.
Untuk mengetahui hubungan antara variabel (X) dan variabel (Y) dapat
diketahui dengan penafsiran koefisien korelasi. Setelah melalui pengujian dan
hasilnya signifikan, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan
dengan penilaian kriteria, kriterianya dapat dilihat pada tabel 3.11.
Hasil perhitungan koefisien korelasi antara “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”
dengan “Minat Beli Mahasiswa” dapat dilihat dari output SPSS pada tabel 4.26
dibawah ini:
Tabel 4.26
Pearson’s Correlations
Correlations
Terpaan Iklan
Pearson
Correlation
Terpaan Iklan
1
Minat Beli
**
,566
Sig. (2tailed)
N
Minat Beli
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
,000
51
51
**
1
,566
,000
51
51
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel 4.26 diatas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara variabel
“Terpaan Iklan” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,566. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antar kedua variabel bernilai Sedang, karena berada pada interval
147
korelasi 0,40 - 0,599 seperti yang tercantum pada tabel 3.11 Interval Koefisien
Korelasi.
Korelasi menunjukkan angka yang positif, artinya korelasi menunjukkan arah
yang sama pada hubungan antar variabel, artinya jika variabel 1 semakin besar, maka
variabel 2 akan semakin besar pula.
Signifikasi hubungan dua variabel tersebut dapat dianalisis dengan ketentuan
sebagai berikut:

Jika probabilitas < (lebih kecil dari) 0,05 maka hubungan antar kedua
variabel adalah signifikan.

Jika probabilitas > (lebih besar dari) 0,05 maka hubungan antar kedua
variabel adalah tidak signifikan.
Pada tabel 4.26 terlihat angka probabilitas hubungan antara variabel “Terpaan
Iklan Televisi Elevenia” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,000, angka
probabilitas antar variabel tersebut < (lebih kecil dari) 0,05 sehingga bisa dikatakan
bahwa hubungan antara kedua variabel dinilai signifikan.
4.5
Hasil Analisis Deskriptif
Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pertanyaan disetiap variabel (X)
dan variabel (Y), maka peneliti mengukur berapa besar presentase di masing-masing
variabel, hasilnya yaitu sebagai berikut:
148
1. Analisis deskriptif variabel (X) terpaan iklan yaitu:
%=
%
=
X 100%
2063
2856 X 100%
% = 0,722 X 100% = 72,2%
Perhitungan diatas menunjukan bahwa terpaan iklan televisi Elevenia
menghasilkan persentase sebesar 72,2%, hal ini masuk dalam kriteria yang Baik
berdasarkan pada tabel 3.12.
2. Analisis deskriptif variabel (Y) Minat Beli yaitu:
%=
X 100%
% = 1143
X 100%
1632
% = 0,700 X 100% = 70%
Perhitungan diatas menunjukan bahwa Minat Beli menghasilkan persentase
sebesar 70%, hal ini masuk dalam kriteria Baik berdasarkan pada tabel 3.12.
149
4.6
Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana
Uji regresi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antar variabel,
yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel “Terpaan Iklan
Televisi Elevenia” terhadap “Minat Beli Mahasiswa” . Dari uji ini didapatkan data
sebagai berikut:
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant)
Terpaan Iklan
B
1,333
Std. Error
,374
,527
,126
a
Standardized
Coefficients
Beta
,513
T
3,567
Sig.
,001
4,185
,000
a. Dependent Variable: Minat Beli
Dari Tabel diatas maka diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = a + Bx
Dimana ;
Y = 1.333 + 0.527X
a = 1,333 artinya, jika tidak ada perubahan pada Terpaan Iklan yang termasuk
dalam variabel bebas maka nilai Minat Beli 1,333 sebagai nilai konstan
untuk variabel terikat.
b = 0.527 artinya, setiap penambahan Terpaan Iklan akan mempengaruhi
peningkatan Minat Beli sebesar 0.527.
150
4.7 Hasil Uji Hipotesis
4.7.1 Uji t
Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant)
Terpaan Iklan
B
1,333
Std. Error
,374
,527
,126
a
Standardized
Coefficients
Beta
,513
T
3,567
Sig.
,001
4,185
,000
a. Dependent Variable: Minat Beli
Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan uji T, uji T
dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya pengaruh dua
variabel yang berpasangan. Yaitu variabel independent adalah “Terpaan Iklan”
(Variabel X) dan variabel dependennya adalah “Mina Beli” (Variabel Y).
Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
Ho: Tidak Terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Televisi Elevenia
terhadap Minat Beli.
Ha: Terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Televisi Elevenia terhadap
Minat Beli.
b. Menentukan t hitung dengan aplikasi SPSS yang hasilnya dapat dilihat
pada tabel coeffisients. Berdasarkan tabel diatas, hasil t hitung adalah
sebesar 4.185
151
c. Menentukan t tabel dengan ketentuan uji 2 pihak menggunakan taraf
signifikasi 5% dengan ketentuan derajat kebebasan (df) = n – k.
df = 51 – 2
= 49 , derajat kebebasan didapat dari jumlah sampel
responden dalam penelitian yaitu 51 responden, dikurangi jumlah variabel
dalam penelitian ini yaitu 2 variabel. Maka nilai t tabel yang didapat
adalah sebesar 1,677
d. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
-
Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima
-
Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak
Dengan hasil yang dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai thitung (4,185) > ttabel (1,677). Angka tersebut menunjukkan bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima.
Artinya Terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Televisi Elevenia
Terminal Terhadap Minat Beli Mahasiswa. Pengaruh yang ada bersifat positif
dan signifikan.
4.7.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya adalah untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel Y (dependen).
Berikut ini tabel hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian :
152
Tabel 4.27
Koefisien Detetrminan
Model Summary
Model
1
R
a
,513
R
Square
,263
Adjusted
R
Square
,248
Std. Error of
the Estimate
,37380
a. Predictors: (Constant), X
Sumber : Hasil kuesioner yang diolah pada SPSS
Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai R (koefisien korelasi) menunjukan
nilai sebesar 0,513. Apabila dimasukkan kedalam persamaan koefisien determinasi,
maka hasilnya adalah:
Kd = (r)² x 100%
Kd = (0,513)² x 100%
Kd = 26,31%
Hal ini berarti 26,31% variabel “Minat Beli Mahasiswa” adalah kontribusi dari
variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,69%
(100% - 26,31%) dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain. R square berkisar pada
angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil R square maka semakin lemah
hubungan antara kedua variabel.
4.8
Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah menyebarkan kuesioner kepada 51 sampel responden, lalu mengkaji,
dan menganalis data yang didapat. Peneliti mendapatkan hasil bahwa terpaan iklan
153
televisi Elevenia berpengaruh positif pada minat beli mahasiswa FISIP Ilmu
Komunikasi Untirta Angkatan 2012.
Variabel Terpaan Iklan Televisi Elevenia (X) diukur dengan tiga indikator
Terpaan Iklan dari William Wells, John Burnet, dan Sandra Moriarty yaitu Frekuensi
(seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), Intensitas (seberapa jauh khalayak
mengerti pesan iklan), dan Durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan)86.
Perhitungan menunjukan bahwa Terpaan Iklan Televisi Elevenia menghasilkan
nilai persentase sebesar 72,2%, hal ini menunjukkan bahwa Terpaan Iklan Televisi
Elevenia sudah memberikan pengaruh yang baik. Namun perlu dicatat bahwa
responden menilai beberapa indikator dalam pernyataan kuesioner yang menunjukkan
bahwa terpaan iklan masih belum menarik.
Hal yang belum menarik berdasarkan indikator tersebut adalah mengenai:
a. Dalam indikator Intensitas adalah mengenai tagline iklan Elevenia,
hasil menunjukkan bahwa responden belum memperhatikan
tagline iklan televisi Elevenia. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
penayangan atau penegasan tagline Elevenia dalam iklan harus
lebih di prioritaskan agar konsumen dapat selalu mengingat tagline
Elevenia ketika ingin belanja online.
Pada umumnya setiap perusahaan selalu ingin mencapai sukses dalam bidang
usahanya, dalam arti selalu berusaha agar kelangsungan hidup usahanya tetap
86
William Wels, John Burnet, Sandra Moriarty. 2000. Ibid
154
berhasil. Keadaan tersebut dapat tercapai atau terjadi apabila perusahaan berhasil
memasarkan produk yang dihasilkan dengan baik.
Public relations dan iklan adalah alat yang sering digunakan untuk mencapai
keberhasilan dalam pemasaran produk. Iklan dan Public Relations adalah alat yang
berbeda namun saling berkorelasional. Sebenarnya iklan dan Public Relations
memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu sama-sama ingin memperkenalkan produk
dari sebuah perusahaan. Selain itu, iklan dan Public Relations sama-sama
menggunakan orang ketiga. Namun bedanya, orang ketiga dalam Public Relations
sengaja diciptakan sebagai penyampai utama, sedangkan orang ketiga dalam iklan
cenderung dijadikan sebagai pemberi testimoni.
Baik iklan dan Public Relations sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Kelebihan dari iklan adalah memiliki jangkauan yang luas karena
iklan selalu berada di media massa yang ditribusinya sangat luas. Selain itu, iklan
juga memiliki pesan yang dapat lebih terkontrol karena pemasang iklan membeli
space di media massa. Kelebihan lain dari iklan adalah penyampaian pesan yang
dikembangkan melalui kreativitas yang menggugah. Sedangkan kelebihan dari Public
Relations adalah kredibilitas pesan yang lebih kuat, biaya yang relatif lebih rendah
karena tidak harus membeli space di media massa, dan keterampilan penyampaian
pesan yang dikembangkan melalui simulasi di lingkungan sosial.
Selain kelebihan, tentunya iklan dan Public Relations memiliki kelemahan.
Kelemahan dari iklan, yaitu kredibilitas pesan yang lebih rendah dan alokasi
155
anggaran yang lebih besar karena membeli space di media massa, baik above the line
ataupun below the line. Sedangkan kelemahan dari Public Relations adalah proses
penciptaan kredibilitas yang membutuhkan waktu lebih lama karena pesan harus
dibangun berdasarkan keyakinan. Dari kelebihan dan kelemahan tersebut, tampak
adanya fungsi yang saling melengkapi antara iklan dan Public Relations. Maka,
kombinasi dari kedua hal tersebut merupakan pilihan yang tepat demi mencapai
tujuan yang sama.
Dalam hampir setiap iklan pastinya akan menampilkan nama produk dan
perusahaan, gaya, simbol – simbol dan teknik persuasi lainnya yang pada dasarnya
hal tersebut termasuk dalam kegiatan Public Relations. Menciptakan sebuah
positioning dan awareness produk pada publik adalah tujuan dari kegiatan Public
Relations dan iklan dapat menjadi sarana tersebut. Sebuah pemasaran yang efektif
adalah yang dapat mengkombinasikan Public Relations dan iklan dengan kreatif,
pintar, dan tepat sasaran.87
Konsep ini akan membantu para Public Relations serta perusahaan yang
bergerak dibidang jasa periklanan untuk memaksimalkan pelayanan yang diberikan.
Walaupun pada penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada terpaan iklan
terhadap minat beli.
Elevenia harus memaksimalkan peran Public Relations yang dimiliki dalam
bentuk lebih mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan,
87
Demylia Putri dan Markus Hasiholan, 2012. http://himahumasunpad.com/web/2012/04/publicrelations-dan-iklan/ Diakses pada Selasa, 17 Maret 2015. Pukul 15.48
156
sehingga costumer relations yang baik akan semakin terjalin, hal ini sekaligus akan
menumbuhkan rasa aman, kepercayaan, adanya loyalitas tinggi oleh pelanggan.
Sehingga tujuan dari Elevenia yaitu menjadikan Elevenia sebagai pemimpin pasar
online akan dapat tercapai.
Variabel Minat Beli Mahasiswa (Y) diukur dengan empat indikator minat beli
dari Ferdinand Augusty, yaitu indikator Minat Transaksional, Minat Refrensial,
Minat Prefrensial, dan Minat Eksploratif88. Perhitungan menunjukan bahwa minat
beli mahasiswa menghasilkan nilai persentase sebesar 70%, hal ini menunjukkan
minat beli mahasiswa dinilai baik. Ada beberapa indikator dalam pernyataan
kuesioner yang menunjukkan bahwa minat beli yang masih belum baik dimata
responden.
Hal yang dinilai belum baik berdasarkan indikator tersebut adalah:
a. Dalam indikator Minat Transaksional 2 adalah mengenai produk yang
tertera
di
situs
Elevenia
membuat
responden
ingin
selalu
menggunakan produk dalam kegiatan sehari – hari, responden
menganggap bahwa produk yang responden beli merupakan produk
yang bukan di gunakan untuk kebutuhan sehari – hari.
b. Dalam indikator Minat Prefrensial mengenai Elevenia adalah
alternative
utama
untuk
belanja
online,
jawaban
memang
menunjukkan bahwa responden memberikan respon cukup positif,
88
Ferdinand Augusty. 2006. Ibid.
157
namun hasil berbanding tipis dengan jawaban responden yang memilih
pernyataan “tidak setuju”.
Cutlip, Center dan Broom menyebutkan pemasaran dan public relations adalah
fungsi yang saling mendukung, dan masing – masing membuat keunikan untuk
membangun dan memelihara banyak hubungan yang esensial agar organisasi
memperoleh keuntungan dan pertumbuhan, sekaligus untuk menghilangkan sesuatu
resiko. Hal ini sesuai dengan pemikiran bahwa PR sangat penting dalam proses
integrated marketing communication, berkontribusi dengan caranya sendiri tetapi
juga konsisten dengan cara untuk mencapai tujuan pemasaran.
Thomas M. Harris dalam bukunya The Marketer’s Guide To Public Relations,
mengemukakan definisi, MPR merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program – program yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen,
melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan dalam usaha
memperlihatkan bahwa perusahaan dan produk – produknya sesuai dengan
kebutuhan, keinginan, dan minat konsumen89.
Elevenia tidak boleh terlalu fokus pada penyampaian informasi melalui iklan
saja, tetapi juga harus melakukan komunikasi pemasaran yang baik demi
mempromosikan segala informasi yang berkaitan dengan minat beli pelanggan.
89
Irmulan Sati T., SH, M.Si. Modul Pengantar Humas,
https://www.academia.edu/7528083/Pengatar_Public_Relations_2014. Diakses pada Selasa 17 Maret
2015, pukul 16.4. Hlm 3, 7 – 8.
158
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
antara variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” terhadap “Minat Beli”, dan
mengukur seberapa besar pengaruh antara kedua variabel tersebut. Dari hasil
perhitungan data kuesioner yang didapat dari 51 sampel responden melalui program
SPSS 20, diketahui hasil nilai korelasi sebesar 0,566. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antar kedua variabel bernilai Sedang, karena berada pada interval korelasi
0,40 - 0,599 seperti yang tercantum pada tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi.
Korelasi menunjukkan angka yang positif, artinya korelasi menunjukkan arah
yang sama pada hubungan antar variabel, artinya jika variabel 1 semakin besar, maka
variabel 2 akan semakin besar pula. Sementara angka probabilitas hubungan antara
variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” dengan “Minat Beli Mahasiswa” adalah
sebesar 0,000, angka probabilitas antar variabel tersebut < (lebih kecil dari) 0,05
sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel signifikan.
Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,513 maka menghasilkan pengaruh
sebesar 26, 31%. Hal ini berarti 26,31% variabel “Minat Beli Mahasiswa” adalah
kontribusi dari variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar 73,69% (100% - 26,31%) dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Dari uji regresi linier sederhana didapat persamaan linier sebagai berikut: Y =
1.333 + 0.436X. Maka, jika tidak ada perubahan pada Terpaan Iklan (X) yang
termasuk dalam variabel bebas maka nilai Minat Beli (Y) 1,333 sebagai nilai konstan
159
untuk variabel terikat. Dan setiap penambahan Terpaan Iklan (X) akan mempengaruhi
peningkatan Minat Beli (Y) sebesar 0.527.
Hal tersebut dapat dikatakan sesuai dengan teori yang digunakan dan relevan
dalam penelitian ini, yaitu Teori Perbedaan Individu. Teori ini menelaah perbedaan perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka
diterpa, sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori perbedaan individu,
individu - individu sebagai anggota sasaran media massa secara efektif, menaruh
perhatian kepada pesan-pesan terutama jika pesan yang disampaikan berkaitan
dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap - sikapnya.
Sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai - nilainya. Tanggapan
individu terhadap pesan - pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek
media massa pada khalayak media massa itu tidak seragam, melainkan beragam
disebabkan karena setiap individu berbeda antara satu sama lain dalam struktur
kejiwaannya. Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam
organisasi, psikologisnya, secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan
perbedaan secara biologis, tetapi dikarenakan pengetahuan individual yang berbeda.
160
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yakni tentang Pengaruh
Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Untirta Angkatan 2012, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Terpaan iklan televisi Elevenia dikategorikan baik, dengan presentase
sebesar 72,2%. Hal ini menunjukkan, bahwa terpaan iklan televisi
Elevenia dapat memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan
minat beli pelanggan berdasarkan tabel 4.12 (dalam penelitian ini
pelanggan adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012).
2.
Sedangkan Minat beli pelanggan Elevenia dikategorikan baik, dengan
presentase sebesar 70% berdasarkan tabel 4.12. Hal ini menunjukkan,
bahwa minat beli adalah kontribusi dari terpaan iklan. Tingginya minat
beli mahasiswa, dipengaruhi oleh terpaan iklan.
3.
Dari hasil uji analisis korelasi dapat dijelaskan bahwa hubungan antara
variabel “Terpaan Iklan” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,566. Hal
ini menunjukkan bahwa hubungan antar kedua variabel bernilai Sedang,
karena berada pada interval korelasi 0,40 - 0,599 seperti yang tercantum
161
pada tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi. Pada tabel 4.26 terlihat
angka probabilitas hubungan antara variabel “Terpaan Iklan Televisi
Elevenia” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,000, angka probabilitas
antar variabel tersebut < (lebih kecil dari) 0,05 sehingga bisa dikatakan
bahwa hubungan antara kedua variabel dinilai signifikan. Hasil nilai
koefisien determinasi variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”
terhadap variabel “Minat Beli” adalah sebesar 0,513. Hal ini berarti
26,31% variabel “Minat Beli” adalah kontribusi dari variabel “Terpaan
Iklan Televisi Elevenia”. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,69%
(100% - 26,31%) dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Dari uji
regresi linier sederhana didapat persamaan linier sebagai berikut: Y =
1.333 + 0.436X. Maka, jika tidak ada perubahan pada Terpaan Iklan (X)
yang termasuk dalam variabel bebas maka nilai Minat Beli (Y) 1,333
sebagai nilai konstan untuk variabel terikat. Dan setiap penambahan
Terpaan Iklan (X) akan mempengaruhi peningkatan Minat Beli (Y)
sebesar 0.527. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menjelaskan
sebab-sebab lain tersebut.
162
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan – kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang
dapat peneliti berikan sebagai bahan masukan yang mungkin dapat dilakukan dan
bermanfaat untuk perusahaan yaitu sebagai berikut :
1.
Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terhadap program televisi dan
dapat melalui dari durasi yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh
pemirsa, frekuensi yaitu berapa kali pemirsa mengkonsumsi serta
pengetahuan akan isi program yang di teliti. Dalam hal ini, sebuah
perusahaan yang ingin melakukan promosi suatu produk harus melakukan
bauran komunikasi pemasaran, jika perusahaan tersebut ingin produk atau
merknya dikenal dan diingat oleh khalayak, salah satunya dengan
melakukan terpaan iklan. Terpaan iklan televisi Elevenia sudah
memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan minat beli
pelanggan, dibuktikan oleh hasil analisis deskriptif sebesar 72,2%.
Namun, tidak hanya sampai disitu, Elevenia harus lebih meningkatkan
minat beli pelanggan agar menjadi keputusan membeli. Tentunya terjadi
peningkatan karena adanya pengaruh dari terpaan iklan televisi.
2.
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian
yang di ukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan
163
mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah
produk dengan merek tertentu. Oleh karena itu, Elevenia harus lebih
meningkatkan minat menjadi keputusan membeli produk yang tersedia
dalam situs jual beli online Elevenia melalui terpaan iklan televisi.
3.
Dari hasil uji analisis korelasi yang menunjukkan hubungan antara kedua
variabel bernilai 0,566 yang di kategorikan sedang, serta hasil nilai
koefisien determinasi sebesar 26,31% variabel minat beli adalah
kontribusi dari terpaan iklan, dan sisanya dapat disebabkan oleh sebabsebab lain. Dalam hal ini, untuk memastikan sebab – sebab lain yang di
maksud, perlu di lakukan penelitian lebih lanjut. Peneliti membuka
kesempatan kepada pihak lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
164
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :
Rineka Citra.
Assael, Henry. 2001. Consumer Behavior And Marketing Action, Malang : Boston
Thomson & Learning.
Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Bungin, Burhan. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Kencana Predana
Media Group.
Danandjaja. 2011. Peran Humas Dalam Perusahaan, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Durianto, Darmadi. 2004. Brand Equity Ten, Jakarta : Mitra Uta.
Effendy, Onong Uchyana. 1989. Kamus Komunikasi, Bandung : PT. Citra Adyabakti.
Effendy, Onong Uchyana. 2002. Ilmu Komunikasi, Teori & Praktek, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchyana. 2003. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT.
Citra Adya Bakti.
Haryanto, Rudy. 2009. Prinsip – prinsip Periklanan, Jakarta : Gramedia.
Hasyim & Rina Anindita. 2009. Prinsip – prinsip Dasar metode Riset Bidang
Pemasaran, Jakarta : UIEU University Press.
Indonesia, Dewan Periklanan. 2005. Etika Pariwara Indonesia, Jakarta : Juli.
Indrajaya, Richie. 2008. Jangan Takut Mulai Bisnis, Jakarta : Me Book.
Jefkins, Frank. 2005. Public Relations. Jakarta: Erlangga.
165
Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep Dan Aplikasinya di
Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Kotler, Philip & Alan R. Andreasen. 1991. Strategic Marketing For Nonprofit
Organizations, __________
Kotler, Phlip & A.B Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran, Buku 2, Jakarta : PT.
Salemba Empat Patria.
Kotler, Phlip & Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 12,
Jakarta : PT. Indeks.
Kriyantono, Rakhmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Lane, W. Ronald., White Hill King, & J. Thomas Russel. 2008. KLEPPNER:
Prosedur Periklanan, Edisi ke 17, PT. Macanan Jaya Cemerlang.
Lee, Monle & Carla Johnson. 2011. Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam
Perspektif Global, Jakarta : Kencana Prenada Media.
Liliweri, Alo. 1992. Dasar – dasar Komunikasi Periklanan, Bandung : PT Citra
Adyabakti.
Madjadikara, Agus S. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Jakarta : GM.
McQuail, Dennis & Sven Windahl. 1993. Communication Models : For The Study Of
Mass Communication, 2nd Edition, Newyork : Longman Inc.
M.A, Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
M.A, Morissan. 2010. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Tangerang :
Ramdina Prakarsa.
Muhammad, Arni. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga Cetakan Pertama, Jakarta : Salemba
Empat.
166
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar), Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Rangkuti, Freddy. 2002. Riset Pemasaran, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Rivers, William L., et al. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern, Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Santosa, Sigit. 2009. Creative Advertising, Jakarta : Elex Media Komputindo.
Shimp, Terence A,. 2000. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu, Jakarta.
Shimp, Terrence A.,. 2003. Periklanan Promosi Dan Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu, Edisi Ke-5 Jilid Ke-1, Jakarta : Erlangga.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
Sule, Erni Trisnawati & Kurniawan Saefullah. 2004. Pengantar Manajemen Edisi
Pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sutherland, Max & Alice K. Sylvester. 2005. Advertising And The Mind Of The
Consumer, Jakarta : PPM
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia,
Yogyakarta : Andi Offset.
Wells, William., John Burnett, Sandra Moriarty. 2000. Advertising Pririnciples And
Practice, Five Edition, New Jersey : Prentice-Hall International.
167
Skripsi / Jurnal :
Yuniar, Nurhamidah. 2014. Pengaruh Konten Berita Pemilu Di Radar Banten
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Politik Mahasiswa FISIP Untirta
Prodi Ilmu Komunikasi TA 2013/2014, Perpustakaan FISIP Untirta.
Hartanto, Dedi Duto. 2001. Penggunaan Ilustrasi Sebagai Daya Tarik Pada Iklan
Media Cetak. Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan
Desain, Universitas Kristen Petra.
Istiyanto, S. Bekti (Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed). 2010. Wanita Dalam
Gambaran Iklan Televisi Kita.
Website :
o
http://news.detik.com/read/2014/10/16/160838/2720888/727/elevenia-padukankemudahan-belanja-online-dengan-kepraktisan-pembayaran Di akses pada Jum‟at, 27
Februari 2015
o www.elevenia.co.id Diakses pada Jum‟at 27 Februari 2015
o www.xl.co.id Diakses pada Minggu, 27 Maret 2015
o www.skplanet.com Diakses pada Minggu, 22 Maret 2015
o www.youtube.com
o
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33659/Chapter%20II.pdf;jses
sionid=2F07906731AE045B9FCDC3668F154991?sequence=4 diakses pada Kamis
26 Maret 2015
o
Putri, Demylia dan Markus Hasiholan, 2012.
http://himahumasunpad.com/web/2012/04/public-relations-dan-iklan/ Diakses pada
Selasa, 17 Maret 2015
o
Sati T, Irmulan., SH, M.Si. Modul Pengantar Humas,
https://www.academia.edu/7528083/Pengatar_Public_Relations_2014. Diakses pada
Selasa 17 Maret 2015
168
LAMPIRAN
169
KUESIONER PENELITIAN
Perkenankanlah saya memohon kesediaan Sdr/Sdri untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Kuesioner penelitian ini merupakan salah satu instrumen
penelitian yang dilakukan oleh Tirta Lestari, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Serang - Banten. Untuk memenuhi tugas penyelesaian skripsi
mengenai Pengaruh Terpaan Iklan dan Minat Beli.
Untuk itu saya mohon bantuan Saudara dan Saudari untuk mengisi kuesioner
penelitian. Bantuan yang anda berikan dapat dilakukan dengan memberikan pendapat
terhadap sejumlah pernyataan dalam kuesioner ini. Saya ucapkan terimakasih atas
bantuan dan kerjasamanya.
Identitas Responden
Nama
: ……………………………
NIM
:
Jurusan
:
Jenis kelamin
: ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Usia
: …… tahun
A. Terpaan Iklan
No.
Pernyataan
1.
Iklan tv Elevenia tayang minimal tiga kali dalam sehari
pada stasiun tv yang berbeda
2.
Iklan tv Elevenia lebih sering terlihat di banding iklan jual
beli online lainnya
SS
S
TS
STS
170
3.
Penulisan kalimat yang ditayangkan dalam iklan tv
Elevenia mudah dibaca
4.
Iklan tv Elevenia tidak terlalu rumit dalam menyampaikan
pesan sehingga mudah dipahami
5.
Bahasa yang digunakan dalam iklan tv Elevenia jelas dan
mudah dipahami
6.
Penampilan konten dalam iklan Elevenia sangat menarik
7.
Tagline iklan Elevenia menarik dan unik sehingga dapat
melekat dalam ingatan
8.
Setting latar belakang dalam iklan menarik
9.
Model yang digunakan dalam iklan tv Elevenia terkenal
sehingga dapat menarik perhatian
10.
Adegan model/bintang iklan dalam iklan dapat menarik
perhatian
11.
Iklan Elevenia menampilkan ilustrasi gambar yang menarik
12.
Saya menyaksikan iklan Elevenia dari awal sampai selesai
di setiap penayangannya
13.
Iklan tv Elevenia tidak banyak menyita waktu ketika
tayang
14.
Musik/backsound iklan yang unik menarik perhatian untuk
menyaksikan penayangan iklan sampai selesai
171
B. Minat Beli
No.
Pernyataan
Produk yang tersedia membuat saya tertarik untuk belanja
15.
online di Elevenia
Produk yang tersedia di situs jual beli Elevenia membuat
16.
saya ingin selalu menggunakan produk dalam kegiatan
sehari-hari
Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena
17.
fungsi nya yang menjual berbagai produk
Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena
18.
kemasan nya yang rapih
Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena
19.
20.
Elevenia menjual berbagai macam produk
Elevenia adalah alternatif utama saya untuk belanja online
Harga yang di tawarkan para seller (penjual) di Elevenia
21.
relatif murah
Terlebih dulu mencari tahu kualitas penjualan produk yang
22.
ada di Elevenia
TERIMA KASIH
SS
S
TS
STS
172
173
174
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
-
Nama Lengkap
: Tirta Lestari
-
Tempat / Tanggal Lahir
: Jakarta / 10 November 1992
-
Jenis Kelamin
: Perempuan
-
Agama
: Islam
-
Kewarganegaraan
: Indonesia
-
Alamat
: Komplek Perumahan Harapan Kita, Jl.
Kenanga Raya Blok D1 No. 22 RT 001 RW
007, Karawaci – Tangerang 15810
-
No Telp
: 085945789877
-
Email
: [email protected]
Pendidikan Formal:
-
SDN Bencongan 2 Tangerang
-
SMP Swasta Nusantara 1 Tangerang
-
SMA Swasta PGRI 109 Tangerang
-
Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas, Program Strata-1
Pendidikan Non Formal:
-
EEC English Course (2001 – 2003)
-
English First Gading Serpong (2009-2010)
-
Bina Sains Nusantara, Serang (2014)
Pengalaman Organisasi:
-
SCRATCH Social Community
Pengalaman Kerja:
-
1 Bulan Internship, Divisi Pusat Informasi Humas Kementerian Komunikasi Dan
Informatika, Jakarta.
Download