1 Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa (Survei Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan 2012) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Strata (S-1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Di susun oleh : Tirta Lestari 6662102346 KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2015 2 3 4 5 “Menertawakan & Menilai Kekurangan Orang Lain Hanya Menambah Kotoran Hati” - Alm. Ustadz Jefry Al-Bukhari - “Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk : Kedua Orang Tua, Kakak, dan Adik-adikku Tercinta Serta Mereka yang Aku Cinta, dan yang Mencintaiku” 6 ABSTRAK Tirta Lestari/ 6662102346/ Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa(Survey pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultas Ageng Tirtayasa Angkatan 2012)/ Program Studi Ilmu Komunikasi/ Universitas Sultan Ageng Tirtayasa/ / 2015. Hadirnya iklan televisi tentu saja menimbulkan gegar yang cukup signifikan terhadap lanskap media iklan Indonesia.Dampak efektif dari terpaan iklan yang berulang kali yaitu memperoleh perhatian dan pengalaman dari individu penerima yang terkena terpaan pesan iklan tersebut, serta terbuka menerima pesan-pesan yang disampaikannya.Selain memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumennya, Elevenia juga selalu memperkenalkan dan menanamkan image bagi konsumen terhadap mereknya dengan menggunakan berbagai periklanan termasuk di dalamnya media iklan televisi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” terhadap “Minat Beli Mahasiswa”.Teori dalam penelitian ini adalah Teori Perbedaan Individu.Teori ini menelaah perbedaan - perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa, sehingga menimbulkan efek tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif dengan pendekatan Eksplanatif.Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012, yaitu 106 mahasiswa.Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Yamane, berdasarkan pada tingkat kesalahan 10%, sehingga sampel responden dalam penelitian ini adalah sebesar 51 sampel responden.Sementara teknik sampling yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terpaan Iklan Televisi Eleveniamenghasilkan nilai persentase sebesar 72,2%.Sementara Minat Beli Mahasiswamenghasilkan nilai persentase sebesar 70%.Dari hasil uji analisis korelasi dapat dijelaskan bahwa hubungan antara variabel “Terpaan Iklan” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,566. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar kedua variabel bernilai Sedang, karena berada pada interval korelasi 0,40 - 0,599 seperti yang tercantum pada tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi. Hasil nilai koefisien determinasivariabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”terhadap variabel “Minat Beli”adalah sebesar 0,513 maka 26,31% minat beli mahasiswa merupakan kontribusi dari variabel terpaan iklan, sedangkan sisanya 73,69% dapat dijelaskan oleh sebab – sebab lain. Dengan hasil yang dijabarkan dalam penelitian ini, bahwa nilai thitung (4,185) >ttabel (1,677).Angka tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Kata Kunci :Terpaan, Iklan Televisi, Elevenia, Minat Beli Mahasiswa 7 ABSTRACT Tirta Lestari/6662102346/The Effect Of Elevenia’s Television Advertising Exposure To Students Buying Interest (Survey to Communication Science Students At University Of Sultan Ageng Tirtayasa In 2012 School Year)/Communicaton Science Studies Program/Faculty Of Social And Political Sciences/University Of Sultan Ageng Tirtayasa/2015. The presence of television advertising, of course causing concussion that significant enough, to the advertising media landscape of Indonesia. The effective impact of repeated advertising exposure that is get an attention and experience of individuals recipient of the advertising message, and fenceless receiving the message which is conveyed. In addition noticing the desire and consumer’s requirement, Elevenia is always introducing and embed the image for the consumer about their brand by using various advertising include the television media. This study aims to find out how much the influence between “Elevenia’s Television Advertising Exposure” to “Students Buying Interest”. The theory in this research is Individual Differences Theory. This theory examines the differences between individuals as the target of mass media when they are in exposure, so it create certain effects. The method used in this study was quantitative with explanative approach, population in this research is the number of Communication Science Students in 2012 school year, which is 106 students. Determination of sample size in this research using Yamane formula, based on the error rate of 10%, so that the sample of respondents in this research were the sample of 51 respondents. While the sampling technique used was Proportionate Stratified Random Sampling. The results showed that the Elevenia’s Television Advertising Exposure resulted in a percentage value of 72,2%. While the Students Buying Interest resulted in a percentage value of 70%.Correlation analysis explainedthet correlation between variable Advertising Exposure with variable Buying Interest about 0,566. It showed that the correlation of both variable has an average relationship. It causing from the interval of correlation about 0,40 – 0,599. It listed at the tabel 3.11 Interval Coefficients Correlation. The result of determination correlation Elevenia’s Television Advertising Exposure variable to Student Buying Interest is in value 0,513. So, 26,31% buying interest could be explained by the variable advertising exposure, while the 73,69% can be explained by other factors. With all the result that explained in this research, that the value of t hitung (4,185) > ttabel (1,677). Those number showed the Ho rejected and Ha accepted. Keywords : Exposure, Television Advertising, Elevenia, Students Buying Interest 8 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa”dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah untuk dapat memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten. Dalam proses penulisan Skripsi ini, penelititelah melewati banyak kendala, baik dari luar maupun dari dalam diri peneliti sendiri, Peneliti juga menyadari masih banyak kekurangan serta kekeliruan yang terdapat dalam Proposal Skripsi ini, karena itulah peneliti akan sangat berbesar hati untuk menerima saran, kritik, serta gagasan yang dapat menjadi bahan perbaikan bagi penulis. Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.Untuk itu, penelitimengucapkan terima kasih kepada :. 1. Bapak Prof. Sholeh Hidayat M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. Bapak DR. Agus Sjafari. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi,Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 5. Bapak Darwis Sagita, S.Ikom, selaku dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih atas bimbingannya selama ini. 9 6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si,selaku dosen pembimbing I Skripsi, terima kasih atas waktu, kesempatan, kesabaran, dan bimbingan yang sangat berarti bagi peneliti. 7. Bapak Teguh Iman Prasetya, S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing II Skripsi,terima kasih atas waktu, kesempatan, kesabaran, dan bimbingan yang sangat berarti bagi peneliti. 8. Seluruh DosenFISIP Untirta yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti, semoga ilmu yang diberikan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi peneliti dan menjadi ladang amal bagi seluruh Dosen. 9. Seluruh Staf karyawan Prodi Ilmu Komunikasi,Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Terima kasih atas kemudahan pada pemberian data kepada peneliti. 10. Bapak Charli Sanjuan Siahaan, selaku Recruitment Specialist – Corporate Management Division PT. XL PLANET. Terima kasih atas segala dukungan dan wawasan yang diberikan untuk peneliti. 11. Kedua orangtua yang selalu aku banggakan dan aku cintai Bapak Drs. M. Natsir Azis M.Si, M.Kes dan Ibu Sri Suryati S.E. Terimakasih atas semua do‟a, kasih sayang, kesabaran, dan dorongan baik moril maupun materialyang tak pernah berhenti untuk anakmu dan tak terbalas sampai kapanpun. 12. Kakak tersayang, Bayu Bhayangkara S.E & Dea Monica, Adik – adikku, Ainun Amalia, M. Ricko Azis Coppo, dan Siti Aisyah. Terina kasih karena telah menjadi penyemangat dalam hidupku. 13. Ivan Dwira Agustianda & Keluarga. Terima kasih telah hadir dalam kehidupan ku. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang diberikan kepadaku. Bertemu dengan mu dari awal sampai saat ini adalah hal yang tidak akan pernah bisa terlupakan. Entah apa yang membuat hati mu bisa menerima segala kekurangan yang ada dalam diriku. Terima kasih selalu 10 memberikan dukungan dan doa untukku ketika diri ini sampai pada sisi yang bisa saja menjatuhkan ku. Semoga Allah S.W.T senantiasa memberikan Perlindungan serta Ridho-Nya. Aamiin. 14. Sahabat - sahabatku, Iqbal, Reggy, Adit, Misbah Fuadi, Feby Arapenta, dan Vicky “Lck”Terima kasih atas segala persahabatan dan kekeluargaan yang telah diberikan. 15. Keluarga besar SCRATCH, terima kasih atas segala ilmu yang selalu mengingatkanku tentang pentingnya komunikasi. 16. TACS. Natasya, Sinta, & Sari. Terima kasih atas segala hal yang telah kalian berikan kepadaku sampai saat ini. Aku tidak bisa membayangkan kalau saat itu, awal jumpa kita di kelas F komunikasi tidak pernah ada. Adhi Puspo, Alief Risna Fauzi,Julinda, Anjas, Alil, Iqbal Pale, Kirana, Vina, Mayang Nabila. Terima kasih atas segala tawa dan canda serta dukungan kalian kepadaku dalam penyusunan skripsi ini. 17. Keluarga Pasukan Bodrek. Sausan, Bang Uqon, Jodi, Ahmad Septian, Ghufron & Sarah, Andre & Sasa, Ferdy, Hadafi, Oki & Pipit, Arafah & Meilina, Handoko (One). Terima kasih telah menerima ku menjadi salah satu yang kalian cinta dalam keluarga kecil ini. 18. Teman-teman Ilmu Komunikasi Angkatan 2010 umumnya, dan khususnya kelas Komunikasi F dan Public Relations H. Terima kasih atas segala support selama hampir 5 tahun ini. 19. Teman – teman Ilmu Komunikasi Angkatan 2008, 2009, 2011, 2012. Terima kasih atas segala dukungan dan doa kalian. 20. Serta kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 11 Skripsi ini adalah hasil karya peneliti. Oleh karena itu, peneliti dapat mempertanggungjawabkan baik isi maupun bentuk skripsi ini sepenuhnya. Penelitiberharap skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Serang, April 2015 Peneliti, Tirta Lestari 12 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS……………………….……….i LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………...ii LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………..iii LEMBAR PERSEMBAHAN…...……………………………………….……iv ABSTRAK…………………………………………………….………………v ABSTRACT………………………….…………….…………………………………….vi KATA PENGANTAR………………………………………………………...vii DAFTAR ISI…………………………………………………………………. xi DAFTAR TABEL……………….…………………………………………….xiv DAFTAR LAMPIRAN………….……………………………………………xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang1-8 1.2 Rumusan Masalah……….……………………....………..…….....9 1.3 Identifikasi Masalah 9 1.4 Tujuan Penelitian 9 1.5 Manfaat Penelitian 10 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teoritas 2.1.1 Komunikasi……………………………………………11 2.1.2 Komunikasi Pemasaran………………….………….....13 2.1.3 Iklan…………………………………………………...16 2.1.4 Media Iklan……………………………………………21 2.1.5 Elemen – elemen Periklanan……………………..........23 2.1.6 Fungsi - fungsi Periklanan………………….………….25 2.1.7 Jenis – jenis Iklan……………………………………...26 2.1.8 Iklan Televisi……………………………………..........29 2.1.9 Daya Tarik Iklan Televisi……………………………...31 2.2 Terpaan Iklan……………………………………...……............35 2.3 Minat Beli…………………………...…………………………..38 2.4 Teori Perbedaan Individu…………….…………………………40 13 2.5 Kerangka Berpikir…………………………………………….....41 2.6 Hipotesis Penelitian……………………………………………...45 2.7 Operasional Variabel…………………………………………….45 2.8 Penelitian Terdahulu…………………………………………….47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian……………………………………………….52 3.2 Fokus Penelitian…………………………………………………53 3.3 Lokasi Penelitian………………………………………………...54 3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Uji Validitas……………………………………………54 3.4.2 Hasil Uji Validitas……………………………………...55 3.4.3 Uji Reliabilitas………………………………………….59 3.4.4 Hasil Uji Reliabilitas…………………………………....60 3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Kuisioner………………………………………………..61 3.5.2 Penelitian Lapangan (Field Research)…………………….62 3.5.3 Dokumentasi……………………………........................62 3.6Populasi dan Sampel……………………………………..………..63 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Analisis Korelasi………………………………………...67 3.7.2Analisis Deskriptif……………………………………....69 3.7.3 Analisis Regresi Linier Sederhana……………………...70 3.7.4 Pengujian Hipotesis 3.7.4.1 Uji t……………………………………………71 3.7.4.2 Uji Koefisien Determinasi……………………..72 3.8 Jadwal Penelitian…………………………………………………..74 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1Sejarah PT. XL Axiata Tbk. 4.1.1.1 Visi dan Misi Perusahaan……………………….75 4.1.1.2 Struktur Organisasi……………………………...76 4.1.2Sejarah PT. SK Planet…………………………………….77 4.1.3Sejarah Elevenia…………………………………………...81 14 4.1.3.1 Visi ……………………………………………...84 4.1.3.2 Tampilan Website………………………………..85 4.2Deskripsi Data 4.2.1 Responden………………………………………………...85 4.2.1 Deskripsi Iklan……………………………………….........87 4.2.3 Karakteristik Responden 4.2.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin……………………..96 4.2.3.2 Berdasarkan Usia……………………………….96 4.3 Deskripsi Hasil Penelitian 4.3.1 Deskripsi Variabel Terpaan Iklan Televisi Elevenia (X)....97 4.3.1 Deskripsi Variabel Minat Beli Mahasiswa (Y)……...........116 4.4 Hasil Analisis Korelasi….…………………………………………..128 4.5 Hasil Analisis Deskriptif……………………………………………130 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana…….………………………...132 4.7 Hasil Uji Hipotesis 4.7.1 Uji t……………………………………………………….133 4.7.2 Uji Koefisien Determinasi……………………………......134 4.8 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………..…….......135 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan……………………………………………...………….143 5.2 Saran………………………………………………………..……....145 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….…………147 LAMPIRAN…………………………………………………………….…......151 15 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1Operasional Variabel…………………………………………………46 Tabel 2.2Penelitian Terdahulu………………………………………………….47 Tabel 3.1Case Processing Summary Terpaan Iklan……………………………55 Tabel 3.2Correlation Hasil Uji Validitas…..…………………………………...56 Tabel 3.3 Case Processing Summary Minat Beli…………………………..........57 Tabel 3.4Correlation Hasil Uji Validitas……………………………………….59 Tabel 3.5Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha…………………….......59 Tabel 3.6Reliability StatisticsTerpaan Iklan………………….………………...60 Tabel 3.7Reliability Statistics Minat Beli……………………………………….60 Tabel 3.8 Skor Peringkat………………………………………………………...62 Tabel 3.9 Jumlah Populasi……………………………………………………….63 Tabel 3.10 Jumlah Sampel Masing – masing Kelas……………………………..66 Tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi…………………………………………..68 Tabel 3.12 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase………………………….......70 Tabel 3.13 Jadwal Penelitian…………………………………………………….74 Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012………………..87 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……...…………96 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………………..…………96 Tabel 4.4 Frekuensi 1……..……………………………..…...………………….97 Tabel 4.5 Frekuensi 2……………………………………………………………99 Tabel 4.6 Frekuensi 3…………………………………………………………...100 Tabel 4.7 Intensitas 1…………………………………………………………...101 Tabel 4.8 Intensitas 2…………………………………………………………...103 Tabel 4.9 Intensitas 3…………………………………………………………...104 Tabel 4.10 Intensitas 4……………………………………………………….....105 Tabel 4.11 Intensitas 5……………………………………………………….....107 Tabel 4.12 Intensitas 6………………………………………………………….108 Tabel 4.13 Intensitas 7………………………………………………………….109 Tabel 4.14 Intensitas 8……………………………………………………….....111 Tabel 4.15 Durasi 1…………………………………………………………..…113 Tabel 4.16 Durasi 2……………………………………………………………..114 Tabel 4.17 Durasi 3……………………………………………………………..115 Tabel 4.18 Minat Transaksional 1………………………………………………117 16 Tabel 4.19 Minat Transaksional 2………………………………………………118 Tabel 4.20 Minat Referensial 1…………………………………………………119 Tabel 4.21 Minat Referensial 2…………………………………………………121 Tabel 4.22 Minat Referensial 3…………………………………………………123 Tabel 4.23 Minat Preferensial…………………………………………………..124 Tabel 4.24 Minat Eksploratif 1…………………………………………………125 Tabel 4.25 Minat Eksploratif 2…………………………...…………………….127 Tabel 4.26 Pearson’s Correlations……………………………………………..129 Tabel 4.27 Koefisien Determinan………..………………..……………………135 17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN I PEDOMAN KUESIONER…………………………………...152 LAMPIRAN III SURAT IJIN MENCARI DATA….……….……….………155 LAMPIRAN VI BUKTI BIMBINGAN……………………………….……..156 DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………..……………………………………157 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, di setiap sudut kehidupan selalu ada bujukan membeli, yang halus maupun yang terang – terangan. Bahkan kolom tajuk rencana di koran – koran pun kadang disisipi dengan promosi atau iklan terselubung. Penonton sudah tidak kaget kalau di tengah – tengah acara nyanyian yang indah muncul iklan sampo. Sekitar 50% halaman majalah juga bertabur iklan mulai dari iklan mobil, kulkas, sikat gigi, deterjen, dan sebagainya. Bujukan – bujukan itu bersumber dari para pengiklan, spesialis humas, dan berbagai profesi lain yang semuanya menggunakan media massa untuk mencetak penjualan. Bujukan juga datang dari media sendiri, baik itu mengenai mutu medianya sendiri atau produk sampingannya. 1 Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (Ralph S. Alexander, Marketing Definition, 1965), (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Adapun maksud „dibayar‟ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata „nonpersonal‟berarti suatu iklan melibatkan 1 William L. Rivers, et al. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hlm 231 19 media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul – betul mempertimbangkan bagaimana audiensis akan menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan yang di maksud.2 Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak di bahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Belanja iklan di Indonesia pada 2005 tercatat sekitar Rp 23 triliun rupiah. Televisi mendominasi 70 persen (Rp 16 triliun) dari nilai belanja iklan tersebut, surat kabar Rp 6 triliun, majalah dan tabloid sekitar Rp 1 triliun.3 Strategi pemasaran banyak berkaitan dengan komunikasi. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus mampu membujuk khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk mencetak 2 Morrisan, M.A, 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hlm 17 3 Morrisan, M.A, 2010. Ibid. Hlm 18 20 penjualan dan keuntungan. Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang oleh departemen pemasaran telah dirancang sedemikian rupa, sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pembeli. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli4. Iklan itu seperti alkohol: semakin banyak Anda minum, semakin sedikit yang Anda ingat. Hanya berselang dua atau tiga kali minum, ingatan Anda tidak bisa lagi diperbaiki. Setelah hanya disuguhi satu atau dua iklan yang bersaing, ingatan Anda terhadap iklan yang pertama akan memudar. Apa yang nyata dari alkohol juga merupakan gambaran ingatan konsumen terhadap iklan. Ingatan, kemampuan untuk memanggil kembali kejadian atau pesan, bisa cepat memudar bila orang dihadapkan pada kejadian serupa lainnya dalam waktu singkat. Pengetahuan ini menjadi temuan yang mapan dalam psikologi, namun tidak dikenal baik dalam ilmu pemasaran. Sedikit orang yang memperhitungkan nya sewaktu merencanakan jadwal media iklan atau ketika orang mulai menilai mengapa kampanye iklan mereka “gagal”. 5 Iklan juga berfungsi untuk mempengaruhi konsumen agar memahami dan sadar terhadap merek yang akan dan telah menjadi pilihannya. Iklan juga dapat dipakai untuk membangun citra jangka panjang dan mampu menjangkau calon konsumen walau letaknya berjauhan, karena itu jangan sampai pemasar meremehkan peran 4 5 Frank Jefkins, 1997. Periklanan, Jakarta: Erlangga. Hlm 15 Max Sutherland & Alice K. Sylvester, 2005. Advertising and The Mind of the Consumer, Jakarta: PPM. Hlm 206-207. 21 iklan, karena iklan merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan pesan atau informasi suatu merek kepada konsumen. Banyak media yang digunakan orang untuk beriklan salah satunya melalui media televisi. Televisi yang sudah ada sejak 50 tahun yang silam baru mulai dikenal di Indonesia pada sekitar tahun 1962. Dalam era reformasi sekarang ini, televisi memang boleh dikatakan telah merebut minat masyarakat di berbagai penjuru dunia. Televisi menyajikan berbagai macam program tayangan, baik yang berdasarkan realitas, rekaan dan ciptaan yang sama sekali baru. Televisi mengetengahkan berbagai macam siaran dalam berbagai bentuk ; berita, pendidikan, hiburan, dan iklan. Bahkan televisi seperti disampaikan oleh Patricia Edgar dapat memungkinkan terjadinya diskusi secara langsung, segera setelah menggunakan media tersebut, karena memang biasanya televisi dinikmati secara berkelompok.6 Para pemasang iklan di media televisi telah menjalin hubungan yang erat dengan industri televisi, karena keberadaan media ini dianggap sebagai suatu sarana yang ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan provokatif terhadap target audiens sebagai mangsanya. Peran iklan televisilah yang membuat siaran televisi tetap hidup dan bisa bertahan dalam melangsungkan program penyiarannya. Televisi dan iklan dapat diibaratkan burung jalak dengan badak yang saling menguntungkan, dimana burung jalak mendapat makanan dari kutu-kutu yang menempel di tubuh badak, sementara si badak tidak perlu repot membersihkan badanya, mungkin binatang lain 6 S.Bekti Istiyanto, S.Sos (Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed). 2010. Wanita dalam Gambaran Iklan Televisi Kita. Hlm 1 22 tentunya akan berguling-guling dalam membersihkan kutu-kutunya. Demikian juga dengan kaitan antara televisi dan iklan, di mana keduanya merupakan menyatunya dua kepentingan dari segmentasi pasar yang hampir sama. Hal ini dapat diartikan bahwa iklan memerlukan media sebagai sarana penyampaian produk yang akan diinformasikan kepada masyarakat luas, sementara televisi membutuhkan iklan guna pembiayaan operasional dan pengembangan program siarannya. Hadirnya iklan televisi tentu saja menimbulkan gegar yang cukup signifikan terhadap lanskap media iklan Indonesia. Jumlah anggaran periklanan (advertising billing) di Indonesia memang menunjukkan kenaikan sejak tumbuhnya stasiun – stasiun televisi swasta yang serta merta menjadi media iklan. Tetapi, jelas pula tampak bahwa hampir semua kenaikan anggaran periklanan itu semata – mata dinikmati oleh sektor televisi. Para pembuat atau pemasang iklan televisi harus mempunyai konsep kreatif. Biasanya, penulis naskah iklan dan pengarah seni akan bekerja sama untuk menghasilkan banyak konsep kreatif, dengan harapan salah satu dari konsep-konsep tersebut akan menjadi ide besar yang menarik. Oleh karena itu para pembuat iklan harus menentukan isi pesan, struktur pesan, format pesan dan sumber pesan yang terbaik, agar pesan yang akan digunakan untuk membuat iklan televisi dapat menarik perhatian pemirsa7. 7 Phillip Kotler dan A.B. Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran, Buku 2. PT. Salemba Empat Patria. Jakarta. Hlm 154-160 23 Menurut Rangkuti akan dengan mudah melakukan berbagai strategi pemasaran bagi perusahaan untuk memenangkan pasar8. Hal tersebut juga dilakukan oleh perusahaan situs jual beli online di Indonesia yakni Elevenia. Berbeda dari sebagian besar situs belanja online terkemuka di Indonesia, Elevenia berkonsentrasi pada konsep open marketplace. Melalui konsep ini situs yang mengklaim dirinya sebagai surga belanja online ini mempertemukan penjual dan pembeli untuk bertransaksi dengan aman dalam sebuah platform situs belanja. Elevenia memang boleh dibilang masih “anak baru” di ranah e-commerce. Namun sejak awal kehadirannya pada bulan Maret 2014, pertumbuhan yang cukup signifikan berhasil diraih. Saat ini Elevenia sudah memiliki lebih dari 14.000 penjual yang terdaftar, lebih dari 1,7 juta produk dan untuk saat ini situs Elevenia dikunjungi 8-9 juta pengunjung setiap bulannya. Jadi dapat dikatakan Elevenia bertumbuh dengan baik. Pertumbuhan tersebut menjadi sebuah prestasi di tengah persaingan ketat di bidang ecommerce dengan situs-situs belanja online baik yang sudah memiliki market besar maupun yang baru memulai. Prestasi ini ternyata tidak lepas dari sebuah prinsip yang diterapkan oleh Elevenia yaitu “Abundant” yang mengacu pada banyaknya jumlah produk dan “Convenient” yang mengacu pada kenyamanan bertransaksi.9 Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, Elevenia memiliki 8 kategori produk yang ditawarkan. Beberapa di antaranya adalah kategori fashion, beauty and health, 8 9 Freddy Rangkuti. 2002. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 1-3 http://news.detik.com/read/2014/10/16/160838/2720888/727/elevenia-padukan-kemudahan-belanjaonline-dengan-kepraktisan-pembayaran Di akses pada Jum‟at, 27 Februari 2015 pukul 15:10. 24 babies and kids, home and garden, gadget and computer, electronic, hobby serta service and food10. Produk-produk tersebut datang dari berbagai penjual dengan kisaran harga yang juga beragam sehingga pembeli memiliki banyak pilihan. Selain memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumennya, Elevenia juga selalu memperkenalkan dan menanamkan image bagi konsumen terhadap mereknya dengan menggunakan berbagai periklanan termasuk di dalamnya media iklan televisi. Kondisi kesadaran konsumen terhadap Elevenia, dengan slogan (tagline) “Your Online Shopping Paradise/ Surga Belanja Online Anda”, menjadikan Elevenia dikenal oleh konsumen dan calon konsumennya sebagai situs jual beli online yang mudah dan murah. Tayangan iklan yang menghadirkan Cinta Laura Kiehl sebagai endorser iklan sekaligus Brand Ambassador Elevenia yang ditampilkan tersebut cukup menarik perhatian pemirsa untuk menyaksikannya, khususnya para remaja dan mahasiswa yang mulai beralih ke dunia jual beli online. Kesadaran terhadap mengingat kembali konsumen dan calon konsumen terhadap situs jual beli online inilah yang menjadikan fenomena menarik untuk dikaji. Aktivitas periklanan melalui berbagai media yang salah satunya televisi di duga menjadi keberhasilan terhadap upaya pihak produsen untuk menanamkan ingatan positif produk Elevenia terhadap konsumennya. Menurut Henry Assael, minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.11 10 http://www.elevenia.co.id/ Diakses pada Jum‟at 27 Februari 2015 pukul 15:11 25 Elevenia menyediakan poin imbalan untuk pembeli dan penjualnya. Penjual bisa mengumpulkan poin tersebut dan menukarkannya dengan hal-hal yang bisa meningkatkan penjualan seperti penempatan iklan. Sementara pembeli bisa mendapatkan diskon dari poin yang terkumpul. Bukan hanya itu, Elevenia juga memberikan diskon 11% semua produk untuk para pembeli pada tanggal 11 disetiap bulannya. Elevenia menyebut event ini yaitu Elevenia Anniversary Day. Elevenia mengatur transaksi dengan menegaskan tak ada yang gratis di e-commerce dengan menyatakan ada uang komisi penjualan dari para penjual. Elevenia mendapat 5% dari tiap transaksi produk elektronik dan gadget, dan 10% untuk produk lainnya. Selain itu, untuk saat ini, Elevenia juga menyediakan program Anniversary, yang hadiahnya berupa 1 unit mobil Toyota Etios dan voucher belanja senilai 1 juta rupiah. Program ini berlaku untuk semua pelanggan elevenia.co.id. Elevenia juga menyiapkan berbagai promo menarik dan kejutan terhangat setiap harinya. Salah satu kejutan hangatnya adalah pembeli bisa memenangkan beberapa hadiah hanya dengan melakukan registrasi sebagai member elevenia atau men-download aplikasi elevenia di smartphone. Bagi pengguna smartphone, bisa mengunduh aplikasi elevenia di Google Play bagi pengguna Android dan juga di Apple Store bagi pengguna iOS. Tak hanya itu, bagi pengguna XL, bisa mengakses elevenia melalui mobile browser secara GRATIS!. Dengan tujuan diadakannya program ini yaitu demi meningkatkan jumlah pembelian. 11 Henry Assael. 2001. Consumer Behavior and Marketing Action. Malang: Boston Thomson & Learning. Hlm 75 26 Berdasarkan hal tersebut, penelitian akan dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Terpaan Iklan Elevenia Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian masalah yang dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian adalah “ Seberapa Besar Pengaruh Terpaan Iklan Elevenia Terhadap Tingkat Minat Beli ?”. 1.3 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana Terpaan Iklan televisi Elevenia ? 2. Bagaimana Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012 ? 3. Seberapa besar pengaruh terpaan iklan televisi Elevenia terhadap minat beli mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012 ? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana Terpaan Iklan Televisi Elevenia 2. Utnuk mengetahui bagaimana Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012 3. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012 ? 27 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Akademis Sebagai bahan pembelajaran atau perbandingan yang dapat digunakan dalam proses belajar-mengajar sehari-hari, baik oleh dosen, mahasiswa ataupun semua pihak yang memiliki ketertarikan ataupun kepentingan dengan pengaruh pada terpaan iklan televisi terhadap minat beli. Selain itu dapat juga digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya yang mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. 1.5.2 Manfaat Praktis Sementara untuk para Pelaku Usaha Periklanan (PUP), ataupun semua pihak yang memiliki kepentingan langsung ataupun tidak langsung dengan periklanan, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menganalisa keberhasilan ataupun kekurangan dari adanya pengaruh terpaan iklan terhadap kesadaran merk, sebagai bahan pembelajaran yang dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. 28 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teoritas 2.1.1 Komunikasi Hovland secara khusus mendefinisikan “komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals)”12. Menurut Lasswel, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan pertanyaan berikut : “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” (Siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?)”13 Berdasarkan definisi diatas, dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : 1. Sumber (source), sering disebut sebagai pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. 12 Onong Uchyana Effendy. 2002. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm 10 13 Deddy Mulyana. 2002. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm 62 29 2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima pesan merupakan seperangkat symbol verbal dan/atau non verbal yang mewakili nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol, bentuk. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan maupun tulisan. 3. Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia ada dua saluran, yakni cahaya dan suara. Saluran juga merujuk pada penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat media cetak atau media elektronik (radio, televisi). 4. Penerima (Receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikan (communicate), penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola piker dan perasaan, penerima pesam ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal dan/atau non verbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut dengan penyandian balik (decoding). 5. Efek (effect), yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari yang tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari yang tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari yang tidak bersedia membeli menjadi bersedia). Komunikasi tidak akan berjalan jika tidak ada media yang mendukungnya. Media yang dilakukan dalam berkomunikasi disebut sebagai media komunikasi. 30 Bentuk media yang paling utama ialah panca indera manusia terutama mata dan telinga. Melalui panca indera itu pesan yang diterima atau yang akan disampaikan, di proses ke dalam hati (rasa) dan otak (pikiran) manusia. Komunikasi akan berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau melemparkan dengan bibir atau lisan atau tangan jika tulisan pesannya sampai ditangkap komunikan. 14 Bisa dikatakan, bahwa komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain 15. Namun Terence berpendapat dalam bukunya bahwa “Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan individu”.16 2.1.2 Komunikasi Pemasaran Sutisna mengemukakan bahwa “komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar”17. Komunikasi pemasaran menurut Shimp, “dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu. 14 Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Adya Bakti. Hlm 32 15 Arni Muhammad. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hlm 2 16 Terence A. Shimp. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, edisi ke-5 jilid ke-1. Jakarta: Erlangga. Hlm 4 17 Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm 267 31 Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas komunikasi. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsure dalam bauran pemasaran merk, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya” 18. “Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merk yang mereka jual”19. Bauran komunikasi pemasaran terdiri atas enam cara komunikasi utama yaitu iklan, promosi penjualan, acara khusus dan pengalaman, hubungan masyarakat dan pemberitaan, pemasaran langsung, penjualan pribadi20. Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear) atau membaca (read) iklan tersebut. Tujuan utama kegiatan aktivitas pemasaran adalah menjangkau khalayak dengan maksud mempengaruhi perilaku. Seluruh aktivitas komunikasi pemasaran diarahkan pada pencapaian suatu atau lebih tujuan-tujuan berikut21 : 18 Terence A. Shimp. 2003. Op.Cit. Phillip Kotler, Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12. Jilid 2. Jakarta: PT Indeks. Hlm 204 20 Phillip Kotler, Kevin Lane Keller. 2007. Ibid. Hlm 205 21 Terence A. Shimp. 2003. Op.Cit. Hlm 160 19 32 1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk. 2. Menciptakan akan kesadaran merek (brand awareness). 3. Mendorong sikap positif dan mempengaruhi niat membeli. 4. Memfasilitasi pembelian Komunikasi pemasaran itu sendiri yaitu sarana yang digunakan suatu perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai produk dan merek yang dijual oleh perusahaan tersebut. Ada tiga unsur pokok dalam struktur komunikasi pemasaran, yaitu sebagai berikut : 1. Perilaku Komunikasi Terdiri atas pengirim atau komunikator yang menyampaikan pesan dan penerimaan atau komunikan pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya adalah produsen atau perusahaan penjual produk, sedangkan komunikannya adalah khalayak. 2. Material Komunikasi Ada beberapa materi komunikasi pemasaran yang penting yaitu gagasan, pesan, media, response, feed-back, gangguan. 3. Proses Komunikasi 33 Proses penyampaian pesan (dari pengirim ke penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima kepada pengirim) akan memerlukan dua kegiatan yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding (fungsi menerima). 2.1.3 Iklan Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk – produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum.22 Namun bagi praktisi media, iklan dipandang tidak lebih dari sekedar promosi jasa atau produk yang diperkenalkan melalui media. Iklan tidak lebih kegiatan komunikasi yang berupaya untuk memberikan persuasi dan motivas kepada publik melalui terpaan media (media exposure), demi meningkatkan penjualan produk.23 Secara sederhana iklan juga didefinisikan oleh Khasali24 sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Tujuan iklan yaitu untuk mengindentifikasi produk dan membedakan produk lainnya. Jika pihak produsen belum dapat mengindentifikasi produknya dengan baik dan menunjukkan perbedaan dan keunggulannya dari produk lain maka konsumen memilih produk tersebut, iklan adalah sarana utama dalam pemasaran produk, jasa 22 Monle Lee & Carla Johnson. 2011. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global, Jakarta: Kencana Prenada Media. Hlm 3 23 Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm 164 24 Rhenald Khasali. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Hlm 9 34 dan pemikiran. Intinya adalah menjual kepada konsumen. Selama ini, produsen memandang iklan sebagai sarana komunikasi yang efektif, karena iklan melalui media massa dapat menjangkau semua orang yang menjadi sasaran ataupun bukan dengan jumlah khalayak yang besar dan dalam waktu yang tepat. Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran membantu menjual barang, memberi layanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. Periklanan dipandang sebagai media yang lazim digunakan suatu perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Iklan menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin komunikasi antara perusahaan dan konsumen, dan sebagai upaya perusahaan dalam menghadapi persaingan satu sama lainnya. Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang produk, merek, perusahaan, atau gerai yang didanai sponsor. Iklan bertujuan mempengaruhi citra, keyakinan, dan sikap konsumen terhadap produk dan merek, serta perilaku konsumen. Iklan bisa dianggap manajemen citra, yakni menciptakan dan menancapkan citra serta makna-makna dibenak konsumen. Tujuan sebuah periklanan adalah komunikasi melalui media massa. Media periklanan dibagi menjadi dua yaitu : 35 1. Media lini atas (above the line) Above the line seringkali disebut juga iklan (yang menggunakan) media, meliputi media cetak (koran, majalah), media elektronik (televisi, radio), media bioskop, media luar ruangan (poster). Pemakaian iklan ini mengharuskan adanya komisi. Dan biro iklan yang mengelolanya harus mendapatkan pengakuan dari lembaga asosiasi pemilik media. 2. Media lini bawah (below the line) Meliputi pameran, lembaran iklan yang dikirim ke rumah-rumah melalui pos, literature penjualan, serta iklan peragaan (demo) di tempat-tempat penjualan. Pada penelitian ini bentuk iklan yang digunakan adalah iklan televisi. 3. Sponsorship atau pensponsoran Sponsorship atau pensponsoran juga merupakan salah satu bagian dari bentuk periklanan. Sponsorship merupakan pemberian dukungan keuangan atau bentukbentuk dukungan lainnya kepada pihak penerima agar keuangan si penerima tetap lancar atau menjadi lebih kokoh. Terkadang sponsor diberikan untuk alasan meonolong semata, namun lazimnya sponsor disediakan oleh suatu pihak untuk meraih keuntungan-keuntungan dibidang periklanan, humas, atau pemasaran bagi pihaknya sendiri. Sponsorship pada dasarnya juga merupakan suatu bentuk investasi untuk memperoleh hasil-hasil positif yang diinginkan oleh pihak penyedia sponsor. Pada umumnya pensponsoran jarang dilakukan secara berkesinambungan. Satu sponsor biasanya diberikan dalam jangka waktu terbatas, dua atau tiga tahun. Namun 36 bila pensponsoran dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan secara berkesinambungan, akan memberikan keuntungan yang cukup efektif bagi kedua belah pihakyang melakukan kerjasama.25 Tujuan-tujuan pemasaran yang bisa diraih dari sponsorship adalah : a. Memposisikan sebuah produk b. Mendukung operasi para agen penyalur c. Melancarkan suatu perusahaan di dalam kebijakan pemasaran perusahaan d. Meluncurkan suatu produk baru e. Membuka cabang-cabang baru f. Pemasaran internasional g. Merangsang para konsumen menggunakan suatu produk Salah satu alasan sebuah perusahaan melakukan sponsorship adalah untuk memperkuat merek atau produk mereka dibenak konsumen. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk sikap konsumen. Banyak marketer yang tertarik untuk melakukan kerja sama sponsorship dengan pertimbangan karena event atau obyek yang diberi sponsor menarik perhatian dari banyak media terutama media cetak dan televisi. Iklan dapat menuntun masyarakat dari tidak mengetahui sama sekali tentang suatu produk sampai akhirnya memilih produk tersebut sebagai merek pilihan yang akan mereka beli terus menerus. Prosesnya adalah sebagai berikut: Sebelum iklan ada, konsumen tidak menyadari keberadaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan 25 Frank Jeffkins. 1997. Op.Cit. 37 dan keinginan mereka. Situasi ini disebut unawareness (tidak sadar). Setelah iklan muncul, timbul kesadaran akan adanya produk di pasar untuk keperluan tertentu. Situasi ini disebut awareness (sadar). Dengan membaca iklan, konsumen menjadi tahu tentang fungsi, bentuk, warna, keunggulan, nama, merek, dan harga produk. Situasi ini disebut knowledge (memahami). Setelah memahami lebih dalam (karena membaca iklan), mungkin timbul ketertarikan konsumen terhadap produk serta janji – janjinya dalam iklan yang dapat memenuhi keperluan mereka. Situasi ini disebut liking (menyukai). Dalam situasi ini pilihan konsumen masih belum pasti karena adanya gangguan dari iklan – iklan lain yang menawarkan produk yang sejenis. Tahap berikutnya adalah ketika konsumen telah memiliki pilihan terhadap merek karena tertarik pada daya guna produk yang diiklankan. Tahap ini disebut preference (pilihan). Setelah meyakini pilihannya, tahap berikutnya adalah purchase (membeli), yaitu konsumen melakukan pembelian produk yang diyakininya itu. Selanjutnya karena merasakan daya guna produk tersebut sesuai dengan harapan, konsumen puas akan produk tersebut. Akibatnya, dia akan membeli lagi, dan membeli lagi (repeat buying). Tahap selanjutnya disebut brand loyalty (kesetiaan terhadap merek).26 Segera setelah para pemasar mengelompokkan konsumen atau pengguna potensial sebuah produk berdasarkan karakteristik serupa (demografis, geografis, atau variable lain), mereka dapat melanjutkan ke tahap berikutnya: pemasaran sasaran. Cara pencapaian hal ini menentukan kandungan, rancangan, dan implementasi 26 Sigit Santosa. 2009. Creative Advertising. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hlm 4-5 38 periklanan perusahaan.27 Selain itu iklan juga merupakan penghubung antara perusahaan dengan masyarakat, jadi dapat dikatakan iklan sangat penting keberadaaannya untuk sebuah perusahaan. Definisi lain mengatakan periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran juga merupakan kegiatan komunikasi. Kegiatan pemasaran meliputi strategi pemasaran, yakni logika pemasaran yang dipakai unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasaran.28 2.1.4 Media Iklan Yang dimaksud dengan media iklan adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebarluaskan pesan-pesan iklan. Berdasarkan khalayak sasarannya media terbagi menjadi dua yaitu:29 1. Media Massa : yaitu media yang dituju pada khalayak luas, selain lingkungan sektor, industri, profesi, atau entisitasnya sendiri. 2. Media Nonmassa : yaitu media yang dituju pada khalayak terbatas di sekitar sektor industri, profesi atau entisitasnya sendiri. Menurut medianya iklan dibagi dalam dua kategori besar, yaitu: 1. Above the line (lini atas) ialah jenis-jenis iklan yang disebarluaskan melalui media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Media lini atas 27 Monle Lee & Carla Johnson. 2011. Op.Cit. Hlm 95 Philip Kotler, Alan R. Andreasen. 1991. Strategic Marketing for Nonprofit Organizations. Hlm 21 29 Etika Pariwara Indonesia. 2005. Dewan Periklanan Indonesia, Jakarta Juli. Hlm 52 28 39 digunakan secara bombastis oleh pebisnis dengan dana promosi besar dan jenis produk/jasa yang ditawarkan banyak digunakan sejumlah konsumen. Tujuannya agar konsumen pindah dari produk/jasa kompetitor ke milik mereka.30 2. Below the line (lini bawah) adalah kegiatan periklanan yang tidak melibatkan pemasangan iklan di media massa dan tidak memberikan komisi kepada perusahaan. Media yang digunakan dalam media lini bawah adalah sebagai berikut:31 1. Pameran 2. Direct Mail 3. Point Of Purchase 4. Merchandising Schemes 5. Kalender Sedangkan menurut jenis media yang diproduksi biasanya dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu:32 1. Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dibaca dan dilihat. Informasinya bersifat umum, biasanya juga khusus (majalah, profesi, buletin keilmuan, newsletter, dan sebagainnya). Ada pula media yang hanya 30 31 32 Richie Indrajaya. 2008 .Jangan Takut Mulai Bisnis, Jakarta: Me Book. Hlm 67 Rhenald Kasali. 1992. Manajemen Periklanan, Jakarta: Grafiti. Hlm 142 Agus S. Madjadikara. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Jakarta: Gm. Hlm 11-13 40 memuat informasi komersial (iklan) ataupun campuran dari keduanya, seperti koran dan majalah. 2. Media Elektronik terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu media yang hanya bisa didengar (audio), khususnya media radio dan media yang selain bisa didengar juga dilihat (audio-visual), khususnya televisi. Media radio dan televisi membuat sasaran komunikasi tidak perlu aktif. Pesan tetap sampai pada mereka saat mereka sengaja atau tidak sengaja, suka atau tidak suka mendengar atau melihat acara atau program radio ataupun televisi tersebut. 2.1.5 Elemen-Elemen Periklanan Sementara itu dunia periklanan memiliki elemen-elemen didalamnya yang saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain atau yang sering disebut sebagai para pelaku periklanan. Dan elemen-elemen itu sendiri meliputi: 1. Pengiklan, pengiklan adalah pemrakarsa, penyandang dana, dan pengguna jasa iklan.33 Lembaga inti dalam sistem manajemen periklanan. Pengeluaran oleh pengiklan umumnya dapat digunakan sebagai dasar bagi perhitungan besarnya biro iklan sebagai agen industri34. Kebanyakan pengiklan hanya membutuhkan agen untuk memuatkan iklannya ke media. 2. Biro iklan, biro iklan ialah suatu organisasi usaha yang memiliki keahlian untuk merancang, mengkoordinasi, mengelola, dan memajukan merek, pesan, dan atau 33 34 Etika Pariwara Indonesia. 2005. Op.Cit. Hlm 21 Rhenald Kasali. 1992. Op.cit. Hlm 20 41 media komunikasi pemasaran untuk dan atas nama pengiklan dengan memperoleh imbalan atas layanan tersebut.35 Sedangkan didalam buku manajemen periklanan Rhenald Khasali biro iklan ialah terdiri dari tenaga-tenaga profesional yang melayani klien-klien mereka yang lazim disebut account. Sebuah account di dalam dunia periklanan adalah seorang ( atau sebuah perusahaan ) pemasang iklan yang memahami dan membutuhkan jasa biro iklan, yang nantinya akan menjalin kerja sama dengan pemilik media yang menyediakan ruang dan waktu siaran iklan. Biro iklan bekerja sebagai perantara, tepat pada posisi tengah di antara mereka yang ingin memasang iklan, dan mereka yang menyediakan tempat untuk memasang iklan.36 3. Media, media ialah sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan periklanan kepada konsumen atau khalayak sasaran.37 Media layak memiliki bagian penjualan atau pemasaran yang bertujuan menjual halaman atau waktu program. Serta mencari sponsor baik secara langsung ataupun melalui biro iklan.38 4. Vendor, vendor adalah sekelompok pendukung biro iklan. Mereka adalah freelance, consultant media dan para designer professional yang bekerja sendiri seperti para photographer, copywriter dan lainnya. 5. Target Audience adalah sasaran dari pengiklan dan biro iklan. Semua strategi dan konsep selalu dimulai dari konsumen atau target market 35 36 37 38 Etika Pariwara Indonesia. 2005. Op.cit. Hlm 21 Frank Jefkins. 1997. Op.cit. Hlm 57 Etika Pariwara Indonesia. 2005. Op.cit. Hlm 21 Rhenald Kasali. 1992. Op.cit. Hal 31 42 2.1.6 Fungsi-Fungsi Periklanan Selain memiliki elemen-elemen didalamnya periklanan juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjalankan tugasnya.fungsi-fungsi periklanan itu adalah.39 1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”; ia mengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya. Ia memberitahu konsumen tentang produk-produk baru. Apple menggunakan pengerahan iklan untuk menginformasikan komputer iMac barunya; kampanye iklan TBWA Chiat/Day tahun 1998 yang lain (“Yo Quiero Taco Bell”) memperkenalkan para pemirsa televisi dengan taco gorditas baru dari Taco Bell. 2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif” ia mencoba membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut. Jaringan televisi ABC menyewa Chiat pada tahun 1998 untuk menciptakan sebuah identitas jaringan melalui iklan yang dirancang untuk memposisikannya sebagai “sebuah jaringan perkotaan yang cerdas”. Miller Beer membelanjakan antara $60 hingga $80 juta untuk kampanye iklan merek miller yang baru pada tahun 1996, dirancang untuk memposisikan merek baru tersebut agar dapat merebut pangsa pasar budweiser. Terkadang iklan dapat informatif sekaligus persuasif. Sebagaimana iklan Taco Bell memperkenalkan Taco Gorditas baru, ini juga mendorong para pemirsa memilih Taco Bell dalam memesan makanan cepat 39 Monle Lee & Carla Johnson. 2011. Op.cit. Hlm 10 43 saji mereka melalui seruan emosional Taco Bell Chihuahua yang sekarang populer. (Seks, anak-anak lucu, serta binatang-binatang berbulu dan kecil telah lama menjadi elemen-elemen penting dalam periklanan.) 3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”. Ia terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya. Bertahun-tahun iklan McDonald‟s telah menjadi tontonan tertinggi mingguan di televisi. Daftar hasil survei nielsen adalah sebuah indikator baik tentang siapa yang melakukan pengerahan iklan besar dan seberapa banyak kampanye iklan mendukung tenaga pemasaran. Pada tahun 1998, McDonald‟s menikmati pangsa 42% dari pasar burger cepat saji nomor satu. Dalam kurun seminggu dari 20 hingga 26 juli 1998, McDonals‟s mengudarakan 61 iklan sementara burger king 69 iklan . iklan McDonald‟s ditonton oleh 316,3 juta keluarga; Burger King sedikit dibawah dengan 282,4 juta penonton. Pada tahun 1997, McDonald‟s adalah pembelanja iklan ketiga terbesar di antara megabrand. Tujuan iklan McDonald‟s adalah untuk mengingatkan konsumen bahwa ketika mereka lapar, ada restoran McDonald‟s di dekatnya. 2.1.7 Jenis-Jenis Iklan Pengelola pemasaran suatu perusahaan beriklan dalam berbagai tingkatan atau level. Misalnya iklan level nasional atau lokal/retail dengan target yaitu masyarakat 44 konsumen secara umum, atau iklan untuk level industri atau disebut juga dengan business-to-business advertising atau professional advertising dan trade advertising yang ditunjukan untuk konsumen industri, perusahaan, atau professional. Untuk lebih jelasnya, tipe atau jenis iklan dapat diuraikan sebagai berikut: 40 1. Iklan Nasional Pemasang iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar secara nasional atau di sebagian besar wilayah suatu negara. Sebagian besar iklan nasional pada umumnya muncul pada jam tayang utama (prime time) di televisi yang memiliki jaringan siaran secara nasional dan juga pada berbagai media besar nasional serta media – media lainnya. Tujuan dari pemasangan iklan berskala nasional ini adalah untuk menginformasikan atau mengingatkan konsumen kepada perusahaan atau merek yang diiklankan beserta berbagai fitur atau kelengkapan yang dimiliki dan juga keuntungan, manfaat, penggunaan serta menciptakan atau memperkuat citra produk bersangkutan sehingga konsumen akan cenderung membeli produk yang diiklankan itu. 2. Iklan Lokal Pemasang iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang tingkat lokal. Iklan lokal bertujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja pada tokotoko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi suatu tempat atau institusi tertentu. Iklan lokal cenderung untuk menekankan pada insentif tertentu 40 Morrisan, MA. 2010. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Tangerang: Ramdina Prakarsa. Hlm 15-17 45 misalnya harga yang lebih murah, waktu operasi yang lebih lama, pelayanan khusus, suasana berbeda, gengsi atau aneka jenis barang yan ditawarkan. Promosi yang dilakukan iklan lokal sering dalam bentuk aksi langsung (direct action advertising) yang dirancang untuk memperoleh penjualan secara cepat. 3. Iklan Primer dan Selektif Iklan primer disebut juga dengan primary demand advertising dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau untuk keseluruhan industri. Pemasang iklan akan lebih fokus menggunakan iklan primer apabila, misalnya, merek produk jasa yang dihasilkannya telah mendominasi pasar dan akan mendapatkan keuntungan paling besar jika permintaan terhadap jenis produk bersangkutan secara umum meningkat. Iklan selektif atau selective demand advertising memusatkan perhatian untuk menciptakan permintaan terhadap suatu merek tertentu. Iklan selektif lebih menekankan pada alasan untuk membeli suatu merek produk tertentu. 4. Iklan Antar Bisnis Iklan antar bisnis atau business-to-business advertising adalah iklan dengan target kepada satu atau beberapa individu yang berperan mempengaruhi pembelian barang atau jasa industri untuk kepentingan perusahaan dimana para individu itu bekerja. 46 5. Iklan Profesional Iklan professional atau professional advertising adalah iklan dengan target kepada para pekerja professional seperti dokter, pengacara, dokter gigi, ahli teknik dan sebagainya dengan tujuan untuk mendorong mereka menggunakan produk perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka. Iklan semacam ini juga digunakan untuk mendorong para professional untuk merekomendasikan penggunaan merek produk tertentu kepada para konsumen. 6. Iklan Perdagangan Iklan dengan target pada anggota yang mengelola saluran pemasaran (marketing channel) seperti pedagang besar, distributor serta para pengecer. Tujuan iklan semacam ini adalah untuk mendorong para anggota saluran untuk memiliki, mempromosikan serta menjual kembali merek produk tertentu kepada para pelanggannya. 2.1.8 Iklan Televisi Televisi sebagai media hiburan yang paling digemari oleh masyarakat Indonesia dan bahkan dunia, merupakan salah satu media yang paling efektif untuk beriklan. Hal ini dikarenakan iklan televisi mempunyai karakteristik khusus yaitu kombinasi gambar, suara dan gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan sangat menarik perhatian penonton, model iklan yang disajikan oleh televisi juga sangat 47 bervariasi. Ketika baru muncul televisi swasta, iklan hanya dalam bentuk klip baik live action, stop action maupun animasi dan still. Televisi hampir-hampir membuat jenuh rumah tangga di seluruh dunia, dan telah menjadi bagian tetap dalam kehidupan kebanyakan orang. Selama lebih dari 40 tahun, televisi telah menjadi media paling berpengaruh di dunia, meskipun ukuran khalayak televisi jaringan telah menurun dalam dekade terakhir. Penonton televisi sebagai pilihan waktu luang turun 6% dari tahun 1995 dibandingkan dengan tiadanya perubahan pada mereka mengenai hobi membaca, berjalan-jalan, dan berkumpul bersama keluarga sebagai pilihan-pilihan waktu luang.41 Dengan terjadinya konsolidasi kepemilikan, pemaduan teknologi, dan penyusunan program bersama, televisi sungguh – sungguh merupakan media multidimensi. Ketika terobosan televisi digital pada masa mendatang menjadi kenyataan interaktif, pengiklan maupun penyusun program akan beradaptasi dengan perubahan yang cukup besar peran pemirsa terhadap media. Menurut Television Bureau of Advertising (TVB), televisi dipandang sebagai sumber berita utama oleh 70% responden, dengan surat kabar di posisi kedua dengan 12% responden. Sesungguhnya, pengiklan ingin diasosiasikan dengan media yang tidak hanya menjangkau semua segmen populasi tetapi juga di hormati. Penelitian TVB menemukan bahwa kredibilitas televisi sebagai sumber berita membawa sikap positif terhadap perilkanan televisi. Sebagai contoh, ketika ditanyakan tentang 41 Monle Lee, Carla Johnson. 2011. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global, Jakarta: Kencana Prenada Media. Hlm 264 48 periklana media, televisi menempati peringkat pertama sebagai yang paling berwenang (51%), paling menakjubkan (76,5%), paling berpengaruh (81,8%), dan paling membujuk (66,5%).42 2.1.9 Daya Tarik Iklan Televisi Daya tarik pesan iklan televisi menurut Suyanto43, yaitu : 1. Daya Tarik Selebritis Iklan ditampilkan dengan menggunakan para figur masyarakat, seperti bintang televisi, aktor, aktris, atlet, ilmuwan, dan sebagainya. Dimana figur tersebut merupakan juru bicara dari produk yang diiklankannya 2. Daya Tarik Humor Iklan ditampilkan dengan humor secara riset terbukti mampu untuk menarik perhatian, memandu konsumen secara menyeluruh terhadap tuntutan produk, mempengaruhi sikap, menyempurnakan kemampuan ”recall” dari tuntutan pengiklan untuk membuat karakteristik dari produknya melalui iklan yang dibuat. 42 W. Ronald Lane, Whitehill King, J. Thomas Russel. 2008. KLEPPNER: Prosedur Periklanan, Edisi Ke-17. PT Macanan Jaya Cemerlang. Hlm 323 & 325 43 M. Suyanto. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta : Andi Offset. Hlm 91-111 49 3. Daya Tarik Rasa Takut Iklan yang menggunakan pendekatan ini lebih efektif digunakan untuk memperbaiki motivasi. Pengiklan memotivasi konsumen untuk mengolah informasi dan mengambil tindakan. 4. Daya Tarik Kesalahan Seperti halnya rasa takut, kesalahan merupakan daya tarik negatif. Orang merasa bersalah ketika melanggar peraturan, menyimpang dari nilai--nilai standar atau kepercayaaan, atau tidak bertanggung jawab. Daya tarik kesalahan dapat berjalan baik karena memotivasi individu yang dewasa secara emosi untuk mengambil alih tanggung jawab untuk mengurangi tingkat kesalahan. 5. Daya Tarik Musik Musik merupakan komponen penting dalam periklanan. Jingle, musik latar, lagu terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan titik penjualan (selling point), menetapkan nada emosi suatu iklan dan mempengaruhi perasaan pendengarnya. 6. Daya Tarik Komparatif Digunakan sebagai sebuah strategi bersaing oleh para pengiklan untuk membedakan produknya dengan pesaing. 7. Daya Tarik Positif / Rasional 50 Berfokus pada praktik, fungsi, atau kebutuhan konsumen secara optimal terhadap suatu produk, yang menekankan pada manfaat atau alasan untuk mempunyai atau menggunakan suatu merek. 8. Daya Tarik Emosional Daya tarik emosional berhubungan dengan kebutuhan psikologis konsumen untuk membeli suatu produk. Banyak konsumen termotivasi untuk mengambil keputusan dan membeli suatu produk karena emosi, dan perasaan terhadap merek dapat menjadi lebih penting dari pada pengetahuan terhadap atribut dan pernak-pernik produk tersebut. 9. Daya Tarik Seks Daya tarik seks mempunyai suatu daya tarik perhatian awal dan daya tarik perhatian dalam periode yang lama. Daya tarik seks dapat menyempurnakan recall titik pesan dan tanggapan emosi. Daya tarik seks biasanya menggunakan model yang atraktif dan pose yang provokatif. 10. Daya Tarik Kombinasi Perpaduan dari berbagai macam daya tarik pesan iklan, yaitu : daya tarik selebritis, daya tarik humor, daya tarik rasa takut, daya tarik kesalahan, daya tarik musik, daya tarik komparatif, daya tarik positif / rasional, daya tarik emosional, daya tarik seks. Daya tarik ini diharapkan dapat men-sinergi berbagai daya tarik pesan iklan sehingga dapat menghasilkan efek eksekusi 51 pesan yang lebih baik dibandingkan jika hanya menggunakan satu daya tarik pesan iklan. Untuk menarik perhatian dan mendapatkan tanggapan yang diinginkan pengiklan, isi pesan dalam iklan harus memiliki daya tarik. Ada tiga jenis daya tarik yang dapat dikembangkan, yaitu daya tarik faktual, daya tarik emosional, dan daya tarik moral.44 1. Daya Tarik Faktual Berhubungan dengan formulasi, dimana manfaat produk sesuai dengan minat, dan diinginkan oleh konsumen.Pesan yang disampaikan adalah manfaat-manfaat yang bersifat faktual atau rasional bagi konsumen. 2. Daya Tarik Emosional Dikembangkan dengan membangkitkan emosi khalayak sasaran, dengan memotivasi mereka untuk bertindak.Pesan yang disampaikan biasanya menarik perhatian, menyentuh perasaan, dan menciptakan perasaan suka.45Dengan daya tarik emosional diharapkan dapat menyentuh hati sasaran dan menciptakan tanggapan sesuai dengan perasaan-perasaan dan sikap-sikap yang diakibatkannya. 46Wells mengungkapkan bahwa emosi seseorang dapat mempengaruhi perubahan perilaku. Bagaimana seseorang merasakan suatu produk, jasa, brand, atau perusahaan yang disukai sama pentingnya dengan apa yang mereka ketahui mengenai hal-hal tersebut. Perasaan dari dalam diri mereka ini dapat mengalahkan logika yang menjadi alasan 44 Rudy Harjanto. 2009. Prinsip-Prinsip Periklanan , Jakarta: Gramedia. Hlm 74 Rudy Harjanto. Ibid. Hlm 76 46 Rudy Harjanto. Ibid. Hlm 549. 45 52 untuk melakukan suatu pembelian.Suatu pembuat iklan yang mampu menyentuh perasaan masyarakat dengan pesan yang disampaikannya dapat sukses menanamkan pesan tersebut dalam ingatan masyarakat.47 3. Daya Tarik Moral Dikaitkan dengan nurani khalayak sasaran, dan berhubungan dengan kebajikan, hal-hal yang benar atau layak dilakukan. Daya tarik ini sering digunakan untuk membangkitkan sikap kepedulian dan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi oranglain maupun lingkungan sosial. 2.2 Terpaan Iklan Terpaan atau exposure iklan yang berulangkali bertujuan memiliki dampak yang efektif meliputi 3 dimensi efek komunikasi massa, yaitu : kognitif, afektif, dan konatif. Efek kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afektif berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu. Dampak efektif dari terpaan iklan yang berulang kali tersebut yaitu memperoleh perhatian dan pengalaman dari individu penerima yang terkena terpaan pesan iklan tersebut, serta terbuka menerima pesan-pesan yang disampaikannya, seperti yang diungkapkan oleh Sissors dan Bumba. Terpaan media atau media exposure lebih lengkap dari pada akses. Terpaan tidak hanya menyangkut 47 W. Wells John Burnett & S. Moriarty. 2000. Advertising Principles And Practice, Five Edition. New Jersey : Prentice Hall International. Hlm 71 53 apakah seseorang itu benar-benar terbuka dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh media tersebut. Terpaan merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi pada individu maupun kelompok. Menurut Effendy terpaan adalah : 1. Keadaan terkena pada khalayak oleh pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa 2. Keadaan terkena emulsi film oleh cahaya yang tersorot kepadanya48 Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terhadap program televisi dan dapat melalui dari durasi yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh pemirsa, frekuensi yaitu berapa kali pemirsa mengkonsumsi serta pengetahuan aka nisi program yang diteliti49. Dalam hal ini sebuah perusahaan yang ingin melakukan promosi suatu produk harus melakukan bauran komunikasi pemasaran, jika perusahaan tersebut ingin produk atau merknya dikenal dan diingat oleh khalayak, salah satunya dengan melakukan terpaan iklan. Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear) atau membaca (read) iklan tersebut. Terpaan terjadi ketika rangsangan yang datang berada dalam jangkauan sensor penerima kita. 48 49 Onong Uchyana Effendy. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung. Hlm 124 Dennis McQuail, Sven Windahl. 1993. Communications Models: For The Study Of Mass Communication, 2nd edition. Longman Inc. Newyork. Hlm 430 54 Terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan), dan durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan dilihat atau dibaca. Sesering dan selama apapun seseorang melihat suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama (dari awal sampai akhir), bisa saja hanya sekilas atau sebagian50 Iklan merupakan bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjualan suatu produk atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa terpaan iklan dapat dikatakan sebagai perilaku pengkonsumsian iklan yang ditayangkan di televisi meliputi intensitas pengkonsumsian iklan dan pengkonsumsian isi pesan. Terpaan dalam ilmu komunikasi merupakan perilaku penggunaan media yang menurut Alo Liliweri penggunaan media meliputi tiga hal yaitu isi pesan, daya tarik iklan dan intensitas penayangan51. Terpaan iklan dalam penelitian ini meliputi frekuensi menonton iklan di televisi, intensitas menonton iklan di televisi dan durasi menonton iklan di televisi. Biasanya bentuk nyata dari terpaan iklan adalah mendengar, melihat, menonton, membaca atau ikut membaurkan diri dengan isi iklan tersebut. Frekuensi dapat diukur 50 51 William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty. 2000. Op.Cit. Hlm 156 Alo Liliweri. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Hlm 7376 55 dengan tingkat keseringan menonton iklan dan intensitas diukur dengan keseriusan menonton iklan. Melalui pengertian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa dimensi yang akan dijadikan indikator dari terpaan : a. Frekuensi b. Intensitas pengetahuan c. Durasi Bersumber pada terpaan media yang menerpa audiens, diharapkan mampu membuat target audiens mengenal produk yang dipasarkan. Maka dari itu, peneliti juga menggunakan teori yang berhubungan untuk mengukur sejauh mana minat beli audiens/responden dalam penelitian ini. 2.3 Minat Beli Dari mulainya penyampaian pesan dengan membangkitkan perhatian (attention) merupakan langkah awal suksesnya sebuah komunikasi pemasaran. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, maka selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan lanjutan dari perhatian. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.52 52 Henry Assael. Op.Cit. Hlm 12 56 Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.53 Minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:54 a. Minat Transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk b. Minat Refrensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain c. Minat Preferensial yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut d. Minat Eksploratif yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya. 53 54 Darmadi Durianto. 2004. Brand Ekuity Ten. Jakarta: Mitra Uta. Hlm 44 Ferdinand Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hlm 32 57 2.4 Teori Perbedaan Individu (Individual Differences Theory) Teori ini diketengahkan oleh Martin D. DeFleur. Nama lengkap dari teori ini adalah individual differences theory of mass communicaton effect. Teori ini menelaah perbedaan - perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa, sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori perbedaan individu, individu - individu sebagai anggota sasaran media massa secara efektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap - sikapnya. Sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai - nilainya. Tanggapan individu terhadap pesan - pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek media massa pada khalayak media massa itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan karena setiap individu berbeda antara satu sama lain dalam struktur kejiwaannya. Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi, psikologisnya, secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi dikarenakan pengetahuan individual yang berbeda. Anggapan dasar dari teori perbedaan individu ialah bahwa setiap manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari perbedaan secara biologis, tetapi ini juga dikarenakan oleh pengetahuan setiap individual yang berbeda-beda. Manusia yang dibesarkan dalam lingkungan yang berpikir secara kritis berbeda cara berpikirnya dengan manusia yang dibesarkan dalam keluarga yang pasif. 58 Asumsi dari teori perbedaan individu adalah pesan-pesan yang disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal individu. Efek komunikasi pada individu akan beragam walaupun individu menerima pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan media massa.55 Teori Perbedaan Individu ini melihat sebuah pengenalan melalui media sebagai awal dan konsumen melakukan sebuah pemikiran yang nantinya akan menimbulkan perbedaan pendapat dari setiap induvidu, karena adanya perbedaan psikologis dari masing – masing individu. Maka, setelah menonton iklan dan minat beli semakin tinggi, diharapkan target market menjadi terpengaruh dan menimbulkan sikap konsumen, apakah positif, negatif atau netral, apakah baik atau tidak baik. 2.5 Kerangka Berpikir Berdasarkan Teori Perbedaan Individu, dimana teori ini menyatakan individu - individu sebagai anggota sasaran media massa secara efektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap - sikapnya. Teori Perbedaan Individu ini melihat sebuah pengenalan melalui media sebagai awal dan konsumen melakukan 55 Onong Uchjana Effendy. 2003.Op.Cit. Hlm 275-276 59 sebuah pemikiran yang nantinya akan menimbulkan perbedaan pendapat dari setiap induvidu, karena adanya perbedaan psikologis dari masing – masing individu. Maka, setelah menonton iklan dan minat beli semakin tinggi, diharapkan target market menjadi terpengaruh dan menimbulkan sikap konsumen, apakah positif, negatif atau netral, apakah baik atau tidak baik. Seperti halnya pusat belanja online Elevenia membuat iklan untuk memberitahukan seluruh costumer yang dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa SerangBanten. Terpaan Iklan dalam penelitian ini merupakan Indipendent Variable atau variabel yang mempengaruhi, variabel ini disimbolkan dengan Variabel X. Terpaan iklan menurut William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty memiliki 3 (tiga) indikator, indikator-indikator tersebut adalah56 : Frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca). Intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan). Durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan). Minat Beli dalam penelitian ini merupakan Dependent Variable atau variabel yang dipengaruhi, variabel ini disimbolkan dengan Variabel Y. Minat Beli dijelaskan oleh Ferdinand Augusty dapat diukur melalui 4 (Empat) Indikator : 56 William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty. 2000. Op.cit. Hlm 156 60 a. Minat Transaksional yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk b. Minat Refrensial yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain c. Minat Preferensial yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut d. Minat Eksploratif yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya 61 Dari deskripsi teori dan variabel-variabel terkait diatas, maka penulis mengurutkan alur pikir penulis menjadi sebuah bagan Kerangka Teori yang di gambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Bagan Kerangka Teori Pengaruh Terpaan Iklan Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa Teori Perbedaan Individu Terpaan Iklan Elevenia (Variabel X) Frekuensi Intensitas Durasi Minat Beli (Variabel Y) Minat Transaksional Minat Refrensial Minat Preferensial Minat Eksploratif (William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty (2000)) (Ferdinand Augusty, 2006) 62 2.6 Hipotesis Penelitian Pengertian hipotesis berasal dari dua kata; hype dan thesis. Yaitu istilah hypo (hipo) berarti „kurang dari‟ dan thesis (tesa) yang berarti „pendapat‟. Jadi hipotesis (hypothesis) adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, dan arti sesungguhnya belum bernilai (mencapai) sebagai suatu tesis yang belum diuji kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dibahas di bab sebelumnya, maka didapatkan dua hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Elevenia Terhadap Minat Beli Ha: Terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Elevenia Terhadap Minat Beli 2.7 Operasional Variabel Operasional variabel dalam penelitian ini adalah variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab atau variabel bebas (Variabel X), dan variabel akibat yang disebut variabel terikat (Variabel Y). variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel X, adalah independent variable yaitu Terpaan Iklan Elevenia 2. Variabel Y, adalah dependent variable yaitu Minat Beli Untuk lebih memperjelas variabel-variabel dalam penelitian ini, beserta sub.variabel dan indikator masing-masing variabel, dapat dilihat berdasarkan pada tabel 2.1 berikut: 63 Tabel 2.1 Operasional Variabel Sub Variabel / Variabel Dimensi Indikator Skala Keterangan Terpaan Iklan TV Elevenia (X) (William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty (2000)) Frekuensi Intensitas Durasi Minat Beli (Y) (Ferdinand Augusty, 2006) Minat Transaksional Minat Refrensial Minat Preferensial Minat Eksploratif - Berapa kali melihat iklan - Penayangan iklan lebih sering - Penulisan kalimat dalam iklan sehingga mudah dibaca - Perhatian penyampaian pesan dalam iklan - Perhatian pada bahasa dalam iklan - Perhatian pada penampilan konten iklan - Perhatian pada tagline - Perhatian pada latar belakang iklan - Perhatian pada model/bintang iklan - Perhatian pada adegan model/bintang iklan - Perhatian pada penampilan ilustrasi gambar iklan - Lama waktu melihat iklan - Penayangan iklan tidak menyita waktu - Menyaksikan iklan sampai selesai karena musik/backsound iklan - Keinginan untuk membeli produk - Keinginan untuk menggunakan produk sehari-hari - Merekomendasikan karena fungsi - Merekomendasikan karena kemasan - Merekomendasikan karena variasi produk - Memprioritaskan produk tersebut - Mencari info tentang harga - Mencari info tentang kualitas Likert Pernyataan no. 1-3 Likert Pernyataan no. 4-11 Likert Pernyataan no. 12-14 Likert Pernyataan no. 15-16 Likert Pernyataan no. 17-19 Likert Pernyataan no. 20 Likert Pernyataan no. 21-22 64 2.8 Penelitian Terdahulu Berbagai tinjauan mengenai Terpaan Iklan telah banyak dilakukan sebelumya. Dalam tinjauan pustaka, peneliti menelaah penelitian terdahulu yang berkaitan dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap, pembanding dan memberikan gambaran awal mengenai kajian terkait permasalahan dalam penelitian ini. Berikut ini peneliti temukan beberapa hasil penelitian terdahulu tentang komunikasi pemasaran. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Peneliti Putra Qomalludin Ferdy Pradana Debby Eka Sampitri. Attar Nuriqli. Asshiddiqi. Ilmu Komunikasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Komunikasi, Universitas Universitas Sebelas Untirta Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Maret Terpaan Iklan Produk Pengaruh AXE Terhadap Iklan TV Axis Versi dan Tanggapan Khalayak “Berkah (Studi Deskriptif Terhadap Kuantitatif Judul Terpaaan Pengaruh Terpaan Iklan Persepsi Merek Blak-blakan” Terhadap Minat Beli Minat (Studi Pada Produk Tentang Membeli Kartu Perdana Blackberry Di kalangan Terpaan Iklan Televisi (Survey Pada Mahasiswa FISIP UPN Produk Axe Terhadap Mahasiswa Ilmu Yogyakarta) Minat Beli Metroseksual Pria Komunikasi FISIP di Untirta Angkatan 2008) Komunitas Klub Mobil 65 Option Yogyakarta Angkatan 8 dan 9) Tahun 2010 Untuk mengetahui ada 2012 Untuk mengetahui Untuk mendeskripsikan tidaknya hubungan terpaan iklan TV dan menganalisis pengaruh terpaan iklan di AXIS Versi “Berkah yang positif dan signifikan TRANS TV terhadap Blak-Blakan” di minat beli produk kalangan mahasiswa televisi produk Blackberry deodorant Axe pada Ilmu Komunikasi dan persepsi merek komunitas pria FISIP Untirta produk Blackberry metroseksual di angkatan 2008. terhadap minat beli produk Untuk Mengetahui Blackberry pada Option Yogyakarta minat membeli Mahasiswa FISIP Angkatan 8 dan 9. produk AXIS di Universitas Pembangunan komunitas klub mobil 1. 2011 2. antara terpaan iklan kalangan mahasiswa Nasional “Veteran” Tujuan Ilmu Komunikasi FISIP Untirta angkatan 2008 setelah mendapatkan terpaan iklan TV AXIS versi “Berkah Blak-blakan” 3. Untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan TV AXIS versi “Berkah Blakblakan” di kalangan mahasiswa Ilmu Yogyakarta. 66 Komunikasi FISIP Untirta angkatan 2008 terhadap minat membeli kartu perdana AXIS. Metode Kuantitatif, Kuantitatif Kuantitatif, metode survei Hasil analisis frekuensi Hasil penelitian ini Hasil penelitian yang dan persentase menggunakan analisis dilakukan, dapat menunjukkan bahwa korelasi Pearson’s diketahui bahwa terdapat sebagian besar Product Moment pengaruh yang positif dan responden yakni para menunjukkan terdapat signifikan antara terpaan pria metroseksual di yang sangat kuat, iklan televisi dan persepsi Komunitas Klub Mobil positif dan signifikan merek produk Option Platinum antara terpaan iklan TV Blackberry terhadap Yogyakarta angkatan 8 AXIS versi “Berkah minat beli produk dan 9 termasuk pada Blak-blakan” dengan Blackberry. Hasil terpaan iklan pada minat membeli kartu pengujian hipotesis kategori sedang yakni perdana pada dengan menggunakan sebanyak 36 responden mahasiswa ilmu analisis regresi linier dan (56.3%), serta memiliki komunikasi FISIP analisis regresi berganda minat beli dengan Untirta angkatan 2008 menunjukkan tidak kategori sedang yakni sebesar 0,834. adanya pengaruh positif sebanyak 36 responden Kemudian perhitungan dan signifikan antara (56.3%). Berdasarkan koefisien determinasi terpaan iklan televisi analisis korelasi yaitu sebesar 0,695 atau terhadap minat beli Spearman, dapat sama dengan 69,5% produk Blackberry,Hal diketahui bahwa sehingga dapat ini diduga karena iklan Korelasional Hasil Penelitian 67 terdapat hubungan yang dijelaskan bahwa Blackberry tidak signifikan (t hitung sebesar 69,5% menginformasikan 3,655 > t tabel 1,990) pembentukan minat produknya secara khusus antara variabel terpaan membeli yang terjadi melainkan bekerjasama iklan produk deodorant dapat dipengaruhi oleh dengan produk lain Axe di Trans TV terpaan iklan. Terpaan sehingga pemahaman dan dengan minat beli pada iklan TV AXIS versi perhatian pada iklan produk deodorant Axe “Berhal Blak-Blakan” Blackberry sangat rendah, di kalangan komunitas menunjukkan frekuensi, kemudian adanya pria metroseksual di durasi dan intensitas pengaruh yang positif dan komunitas klub mobil yang cukup kuat signifikan antara persepsi Option Yogyakarta menerpa mahasiswa merek terhadap minat beli dengan hubungan yang ilmu komunikasi FISIP produk Blackberry dan dapat dikatakan cukup angkatan 2008. Minat adanya pengaruh positif berarti (r=0,421). membeli kartu perdana dan signifikan antara AXIS pada mahasiswa terpaan iklan televisi dan ilmu komunikasi FISIP persepsi merek produk Untirta angkatan 2008 Blackberry terhadap dilihat dari kognitif dan minat beli produk afektif adalah tinggi, Blackberry dengan nilai sedangkan pada tahap probabilitas <0,01. Hasil behavior adalah cukup analisis menunjukkan tinggi. Sebesar 69,5% penelitian ini mendukung pada minat membeli teori S-O-R pada populasi kartu perdana yang mahasiswa FISIP UPN terjadi dapat “Veteran” Yogyakarta. dipengaruhi oleh terpaan iklan sisanya 68 dipengaruhi faktorfaktor lain. Perbedaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini Perbedaan penelitian ini Perbedaan Sumber dnegan penelitian yang dengan yang diatas dengan penelitian diatas diatas adalah dari unsur adalah teori yang adalah teori yang menarik pelanggan digunakan serta digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan indikator yang peneliti sebelumnya, minat membeli dengan gunakan pada variabel menggunakan 2 teori cara mengedepankan Y. berbeda untuk produk tersebut tanpa mendeskripsikan ada promosi lebih sekaligus meneliti mendalam seperti penelitian tersebut. Yaitu misalnya dengan teori AIDDA serta S-O-R menghadirkan berbagai sebagai penguat poin hadiah. penelitian tersebut. http://eprints.uns.ac.id/5 http://repository.fisip- http://repository.upnyk.ac 235/1/13106050820100 untirta.ac.id/218/1/SKR .id/1550/1/Skripsi.pdf 8121.pdf IPSI%20KOM%20%20Ferdy%20Pradana %20Ass-shiddiqi%20%202012.pdf 69 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meniliti populasi atau sempel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument tertentu. Data yang telah terkumpul selanjutnya di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan penelitian Eksplanatif. Eksplanatif adalah penelitian yang menghubungkan atau mencari sebab akibat dua atau lebih konsep atau variabel yang akan diteliti. Penelitian eksplanatif dapat dibagi dua sifat yaitu : komparatif (membandingkan antar variabel yang satu dengan variabel yang lain) dan asosiatif (menjelaskan hubungan korelasi antar variabel). Dalam penelitian ini juga menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti. Variabel adalah konsep yang bisa diukur.57 Penelitian ini termasuk dalam kuantitatif eksplanatif yang bersifat asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dimana peneliti 57 Burhan Bungin. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Hlm 22 70 akan berusaha mencoba menjelaskan “Seberapa Besar Pengaruh Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan 2012”. Dari pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa peneliti mencoba menggambarkan dan menjelaskan mengenai mengapa suatu fenomena dapat terjadi dan seberapa besar pengaruhnya, serta peneliti mencoba untuk menjelaskan hubungan yang terjadi antara dua atau lebih variabel. 3.2 Fokus Penelitian Teknik penelitian yang digunakan adalah dengan metode survey. Metode survey adalah metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrument pengumpulan datanya. Metode survey membedah dan meneliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keaadaan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survey proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuisioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang di asumsikan mewakili populasi secara spesifik58. 58 Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. Hlm 59 71 Tujuan dari penggunaan metode survey pada penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai tingkat minat beli mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan 2012. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma positivistik, hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis yang akan digunakan. 3.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang – Banten, khususnya gedung perkuliahan jurusan Ilmu Komunikasi (Gedung D), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3.4 3.4.1 Instrumen Penelitian Uji Validitas Uji validitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer, dengan tujuan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian.59 Kuisoner dikatakan valid apabila kuesioner tersebut mampu mengungkapkan apa yang seharusnya diukur oleh kuisoner yang digunakan tersebut. 59 Hasyim dan Rina Anindita. 2009. Prinsip- Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Jakarta, UIEU University Press. Hlm 92 72 Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran. Uji terhadap kualitas pertanyaan harus dilakukan ebelum pertanyaan disebarkan kepada responden sebenarnya atau dengan kata lain uji kualitas data primer dilakukan dalam bentuk penelitian dan dalam penelitian pengujian terhadap kuesioner biasanya cukup dilakukan terhadap 25 sampai 30 responden.60 3.4.2 Hasil Uji Validitas Perhitungan Validitas dan Reliabilitas data dilakukan pada 30 sampel responden, bertempat di Gedung Perkuliahan D lantai 3 dan 4, pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20 dengan hasil sebagai berikut: a. Hasil Uji Validitas Instrumen Terpaan Iklan Tabel 3.1 Case Processing Summary Case Processing Summary N Cases Valid Excluded a Total 30 % 100,0 0 0,0 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. 60 Hasyim dan Rina Anindita. 2009. Ibid. Hlm 85. 73 Tabel 3.2 Correlation (Hasil Uji Validitas) No 1 No. Nilai r Nilai r Pertanyaan Hitung Tabel 1 0.451 0.361 VALID 2 0.463 0.361 VALID 3 0.561 0.361 VALID 4 0.655 0.361 VALID 5 0.572 0.361 VALID 6 0. 704 0.361 VALID 7 0.467 0.361 VALID 8 0.205 0.361 TIDAK VALID 9 0.724 0.361 VALID 10 0.686 0.361 VALID 11 0.501 0.361 VALID 12 0.441 0.361 VALID 13 0.630 0.361 VALID 14 0.420 0.361 VALID 15 0.563 0.361 VALID Variabel Terpaan Iklan Keterangan Tabel-tabel diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Tabel 3.1 Case Processing Summary menjelaskan bahwa responden yang terlibat dalam uji instrument kuesioner berjumlah 30 orang (N=30) dan semua data tidak ada yang dikeluarkan dari analisa (exclude). 74 2. Tabel 3.2 Correlations digunakan untuk mengetahui Validitas butir pertanyaan, caranya adalah dengan membandingkan skor r hitung dengan r tabel, r tabel dilihat pada signifikasi 5% dengan derajat bebas (df) = 28 sehingga didapat r tabel sebesar 0,361. Jika r hitung > r tabel maka butir tersebut valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan Intensitas nomor 8 tidak valid sehingga harus dihilangkan, sementara butir pertanyaan lainnya pada variabel Terpaan Iklan adalah Valid. b. Hasil Uji Validitas Instrumen Minat Beli Tabel 3.3 Case Processing Summary Minat Beli Case Processing Summary N Cases Valid Excluded Total a 30 % 100,0 0 0,0 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. 75 Tabel 3.4 Correlation (Hasil Uji Validitas) No 1 No. Nilai r Nilai r Pertanyaan Hitung Tabel 16 0.735 0.361 VALID 17 0.826 0.361 VALID 18 0.580 0.361 VALID 19 0.677 0.361 VALID 20 0.585 0.361 VALID 21 0. 735 0.361 VALID 22 0.144 0.361 TIDAK VALID 23 0.574 0.361 VALID 24 0.231 0.361 TIDAK VALID 25 0.461 0.361 VALID Variabel Minat Beli Keterangan Tabel-tabel diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Tabel 3.3 Case Processing Summary menjelaskan bahwa responden yang terlibat dalam uji instrument kuesioner berjumlah 30 orang (N=30) dan semua data tidak ada yang dikeluarkan dari analisa (exclude). 2. Tabel 3.4 Correlations digunakan untuk mengetahui Validitas butir pertanyaan, caranya adalah dengan membandingkan skor r hitung dengan r tabel, r tabel dilihat pada signifikasi 5% dengan derajat bebas (df) = 28 sehingga didapat r tabel sebesar 0,361. Jika r hitung > r tabel maka butir tersebut valid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan Minat 76 Ekploratif nomor 22 dan 24 tidak valid sehingga harus dihilangkan, sementara butir pertanyaan lainnya pada variabel Minat Beli adalah Valid. 3.4.3 Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, alat ukur tersebut reliable. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Alpha Cronbach hasil penelitian dapat dilihat pada tabel Reability. Instrumen yang dipakai dalam variabel tersebut dikatakan reliabel apabila memiliki Alpha Cronbach lebih dari 0,60. Untuk uji reliabilitas, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20. Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Relialibilitas 0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel >0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel >0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel >0,60 s/d 0,80 Reliabel >0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel 77 3.4.4 Hasil Uji Reliabilitas a. Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Jasa Tabel 3.6 Reliability Statistics Terpaan Iklan Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,817 10 Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai Cronbach's Alpha dari Instrumen Kualitas Jasa adalah sebesar 0,817. Berdasarkan tabel reliabilitas cronbach alpha, nilai ini berada diantara 0,80 s/d 1,00 yang berarti instrument variabel Terpaan Iklan Sangat Reliabel. b. Hasil Uji Reliabilitas Minat Beli Tabel 3.7 Reliability Statistics Minat Beli Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,742 10 Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai Cronbach's Alpha dari Instrumen Minat Beli adalah sebesar 0,742. Berdasarkan tabel reliabilitas cronbach alpha, nilai ini berada diantara 0,80 s/d 1,00 yang berarti instrument variabel Minat Beli adalah Reliabel. 78 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan adalah dengan cara sebagai berikut61: 3.5.1 Kuisioner Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Disebut juga angket. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Sebagai data primer menggunakan cara pengumpulan data dengan menyebar list pertanyaan berikut alternatif jawaban yang sudah di sediakan oleh peneliti. Dimana kuisioner bersifat tertutup, artinya responden (mahasiswa) tidak bisa memilih jawaban lain diluar alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti. Pada penelitian ini menggunakan skala Likert sebagai alat pengukuran dalam penelitian ini. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Adapun bentuk skala pengukuran tersebut sebagai berikut: 61 Rachmat Kriyantono, Op.Cit. Hlm 95, 99, 109 79 Tabel 3.8 Skor Peringkat Jawaban Skor Sangat Setuju 4 Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Skala likert pada dasarnya memiliki 5 (lima) kategori, namun dalam penelitian ini penulis menghilangkan kategori jawaban Netral (N). dihilangkannya kategori ini dimaksudkan untuk menghilangkan jawaban responden yang bersifat ragu-ragu. 3.5.2 Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan untuk memperoleh data utama dari responden yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Adapun teknik untuk mengumpulkan data dari responden dilakukan dengan penyertaan kuesioner (angket). 3.5.3 Dokumentasi Dokumentasi yang berupa pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku atau literature-literature yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumentasi merupakan data sekunder yang bersifat tercetak dan bertujuan untuk mendapatkan teori-teori maupun data-data tambahan yang berhubungan dengan masalah penelitian. 80 3.6 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedang sempel adalah baguan dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut62. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subyek/obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek yang diteliti itu. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Untuk lebih jelas mengenai jumlah populasi dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.9 Jumlah Populasi ILMU KOMUNIKASI Angkatan 2012 Mahasiswa Aktif Kelas Reguler JUMLAH 68 Mahasiswa Aktif Kelas Non Reguler 38 TOTAL 106 Sumber: Prodi Ilmu Komunikasi Untirta Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 62 Prof. DR. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hlm 61-62 81 Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.63 Besar kecilnya suatu sampel dari populasi tertentu tidak menjamin ketepatan suatu kesimpulan penelitian. Sampel yang dapat menjamin ketepatan kesimpulan adalah sampel yang benar-benar representatif. Oleh karena itu, tidak ada gunanya suatu sampel yang besar, kalau itu diambil dari unit populasi yang tidak representatif.64 Jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus Yamane, dari rumus tersebut didapat hasil sebagai berikut: n = N N (d)2 + 1 Keterangan: n : jumlah sampel N : ukuran populasi d : nilai presisi (persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir (10%)) Populasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Angkatan 2012 yaitu 106 mahasiswa. 63 Suharsini Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Citra. Hlm 129 64 Burhan Bungin, Op cit. Hlm 103 82 n= 106 106(0.1)2 + 1 = 51.45 (dibulatkan menjadi 51 sampel) Maka mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang dijadikan sampel berjumlah 51 orang. Teknik sampling yang digunakan yaitu Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.65 Dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, didapatkan jumlah sampel sebanyak 51Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012, adapun besar atau jumlah pembagian sampel baik kelas Reguler maupun Non Reguler yang menurut rumus Sugiyono yaitu: n = X N 65 x N1 Sugiyono. 2010. Op.Cit. Hlm 64 83 Keterangan : n : Jumlah sampel yang diinginkan setiap strata N : Jumlah seluruh populasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 X : Jumlah populasi pada setiap strata N1 : Sampel Berdasarkan rumus, jumlah sampel dari masing – masing kelas yaitu : Kelas Reguler : 68 x 51 = 32,7 (dibulatkan menjadi 33) 106 Kelas Non Reguler : 38 x 51 = 18,2 (dibulatkan menjadi 18) 106 Tabel 3.10 Jumlah Sampel Masing – Masing Kelas No. Kelas Jumlah Mahasiswa Ilmu Sampel Persentase Komunikasi Angkatan 2012 1. Reguler 68 33 65% 2. Non Reguler 38 18 35% 3. TOTAL 106 51 100% Setelah dilakukan perhitungan, jumlah sampel yang di butuhkan 51 mahasiswa. Jumlah sampel pada masing – masing kelas yaitu, kelas Reguler sebanyak 33 mahasiswa, kelas Non Reguler sebanyak 18 orang. 84 3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Tahap analisa data dilakukan setelah semua data dan informasi yang berupa data kuantitatif telah terkumpul. Data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner dan diolah secara statistik dengan menggunakan bantuan SPSS 20. 3.7.1 Analisis Korelasi Analisis korelasi adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua atau lebih variabel. Kekuatan hubungan yang menunjukan derajat hubungan ini disebut koefisien korelasi.66 Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala interval dengan interval lainnya digunakan rumus atau teknik statistik Pearson’s Correlation (Product Moment). Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lainnya. Untuk mempermudah perhitungan penelitian dan mengefisiensikan waktu, peneliti menggunakan program SPSS versi 20. Adapun rumus yang digunakan dalam Analisi Korelasi ini adalah sebagai berikut: r= 66 Ibid., Hlm 170-173. 85 Keterangan: r = Koefisien korelasi product moment X = Skor butir Y = Skor total ΣX2 = Jumlah kuadrat nilai x ΣY2 = Jumlah kuadrat y N = Jumlah responden Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y dapat diketahui dengan penafsiran koefisien korelasi. Setelah melalui pengujian dan hasilnya signifikan, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan dengan penilaian kriteria. kriterianya adalah sebagai berikut : Tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono67 Ada beberapa ketentuan yang berlaku mengenai sifat dan nilai dari hubungan (korelasi), yaitu:68 67 68 Sugiyono, Ibid. Hlm 231. Rakhmat Kriyantono, Op.Cit. Hlm 171. 86 a. Nilai hubungan (korelasi) antara variabel X dan Y berkisar antara -1 sampai dengan +1 b. Hubungan bersifat positif bila “semakin besar nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y” atau sebaliknya “semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y” c. Hubungan bersifat negatif bila “semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y” atau sebaliknya “semakin besar nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y” d. Bila nilai koefisien hubungan sama dengan 0, berarti tidak ada hubungan antar variabel. e. Bila nilai koefisien hubungan sama dengan 1 atau sama dengan -1 berarti terjadi hubungan antar variabel yang sempurna. 3.7.2 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ialah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel, yaitu variabel Terpaan Iklan Elevenia (X) dan Variabel Minat Beli (Y), dalam analisis deskriptif ini, langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi jawaban angket 2. Menentukan skor jawaban dengan ketentuan skor yang telah ditentukan 3. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden 87 4. Memasukan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut: %= X 100% Keterangan: n = skor empirik (skor yang diperoleh) N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi) % = Tingkat keberhasilan yang dicapai Untuk mengetahui kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif presentase diperoleh sebagai berikut: Tabel 3.12 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase 3.7.3 Rentang Presentase Kriteria 84% s/d 100% Sangat Baik 67%s/d 83% Baik 50% s/d 66% Cukup Baik 33% s/d 49% Tidak Baik 16% s/d 32% Sangat Tidak Baik Analisis Regresi Linier Sederhana Korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang erat, namun terdapat perbedaan yang mendasar antara keduanya. Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih. 88 Analisis regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubahrubah atau dinaik-turunkan. Peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk menghitung regresi. Sementara rumus menghitung persamaan regresi adalah: Y = a + bX Dimana : Y = Nilai variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = angka arah koefisiensi regresi, yaitu menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang di dasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila b (-) maka terjadi penurunan x = Nilai variabel independen 3.7.4 Pengujian Hipotesis 3.7.4.1 Uji t Uji t-test ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh dua variabel yang berpasangan. Yaitu variabel independent adalah Terpaan Iklan dan variabel dependennya adalah Minat Beli. Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah dengan cara sebagai berikut: 89 a. Menentukan t hitung, yaitu dengan rumus: t= Dimana: t = t hitung r = koefisien kolerasi sederhana n = jumlah sampel b. Menentukan tabel taraf signifikan 5 % c. Membandingkan t hitung dengan t tabel Pengujian hipotesis dilakukan dengan memperhatikan ketentuanketentuan sebagai berikut : - Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima - Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk menghitung Uji Hipotesis agar mempermudah dan mengefisiensikan waktu. 3.7.4.2 Uji Koefisien Determinasi Setelah diperoleh berapa besar dari nilai koefisien korelasi product moment, maka tahap selanjutnya adalah menentukan Koefisien Determinasi, tujuannya adalah membuktikan seberapa besar pengaruh dari variabel X dengan variabel Y. dengan menggunakan rumus Koefisien Determinasi. Berikut rumusnya: 90 Kd = r² x 100% Dimana: Kd = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi Product Moment Dengan batas koefisien determinasi 0 < kd < 1 Untuk mempermudah dalam proses perhitungan peneliti menggunakan bantuan SPSS dengan program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model summary berdasarkan nilai dari tabel yang berjudul r-square. 91 3.8 Jadwal Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan sejak Oktober 2014. Untuk lebih jelas mengenai jadwal penelitian, maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.13 Jadwal Penelitian Kegiatan ACC Judul Bab I Bab II Bab III Sidang Outline Kuesioner Bab 4 Bab 5 Sidang Skripsi Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 92 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah PT. XL Axiata Tbk. XL adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Mulai beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996, XL saat ini adalah penyedia layanan seluler dengan jaringan luas dan berkualitas di seluruh Indonesia bagi pelanggan ritel (Consumer Solutions) dan solusi bagi pelanggan korporat (Business Solutions). XL satu-satunya operator yang memiliki jaringan serat optic yang luas. XL telah meluncurkan XL 3G pada 21 September 2006, layanan telekomunikasi selular berbasis 3G pertama yang tercepat dan terluas di Indonesia. XL dimiliki secara mayoritas oleh Axiata Group Berhad (“Axiata Group”) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (66,5%) dan publik (33,5%). Sebagai bagian dari Axiata Group bersama-sama dengan Robi (Bangladesh), Smart (Cambodia), Idea (India), Celcom (Malaysia), M1 (Singapore), dan Dialog (Sri Lanka). 69 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi PT. XL Axiata Tbk adalah menjadi juara seluler Indonesia, memuaskan pelanggan, pemegang saham, dan karyawan. 69 www.xl.co.id diakses pada Minggu, 22 Maret 2015 pukul 18.59 93 Sedangkan Misi XL dituangkan dalam nilai-nilai yang menjadi fokus utama perusahaan sebagai alat untuk mencapai visi perusahaan tersebut. Nilai-nilai ini secara bersama-sama dijunjung oleh seluruh karyawan perusahaan, yaitu teamwork, integrity, dan service excellence. Kerja tim merupakan nilai dimana seluruh karyawan perusahaan harus saling mendukung dan secara aktif terlibat dalam mencapai tujuan bersama. Integritas sebagai nilai adalah menjadi individu yang dapat dipercaya dan selalu mematuhi etika profesi dan bisnis. Memiliki keunggulan dalam pelayanan sebagai nilai ialah dengan sepenuh hati memberikan solusi yang terbaik untuk memenuhi harapan pelanggan. 70 4.1.3 Sturktur Organisasi 70 www.xl.co.id diakses pada Minggu, 22 Maret 2015 pukul 19.00 94 4.1.4 Sejarah PT. SK Planet SK Planet, didirikan pada Oktober 2011 sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki dari SK Telecom, memimpin revolusi online dan mobile platform layanan dengan Commerce Terpadu nya, Isi Digital, dan Periklanan & Pemasaran Bisnis. Melalui merger dengan SK Pemasaran & Company pada Februari 2013, baru SK Planet menjadi platform layanan yang benar-benar terintegrasi yang meliputi baik online dan saluran pemasaran offline. Nama 'SK Planet' berasal dari kata 'Planet' untuk menggambarkan dunia mimpi yang belum dipetakan dan wilayah yang belum ditemukan, dan pada saat yang sama, itu adalah kata gabungan yang mengintegrasikan Platform 'dan' Jaringan 'untuk mencerminkan komitmen perusahaan untuk berbagi nilai inovasi dengan membangun ekosistem terbuka berdasarkan platform.Berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan dan berbagi, SK Planet difokuskan pada memberikan produk secara global- kompetitif.Berdasarkan Berikutnya strategi Commerce mengintegrasikan secara online, offline dan saluran mobile, menyediakan konsumen dengan pengalaman belanja cerdas. Melalui Digital Platform, SK Planet menawarkan platform untuk penciptaan informasi digital dan berbagi. Dan inovatif Pemasaran Layanan Komunikasi menciptakan komunikasi pemasaran konvesional pada tingkat yang baru. 95 Selain itu, SK Planet menggabungkan isi dan kemampuan platform afiliasi berikut untuk membuat sinergi yang kuat dan memberikan kesuksesan global. ㆍ SK Communications menawarkan berbagai isi dan layanan informasi ㆍ Commerce planet adalah pemimpin dalam e-commerce yang mendorong revolusi distribusi di Korea ㆍ M & SERVICE menawarkan jasa pemasaran khusus dibangun di atas wawasan pelanggan yang mendalam Ketika bergerak ke masa depan, SK Planet akan terus fokus pada pembuatan model sukses di Asia, AS dan pasar strategis lainnya, sementara itu bercita-cita untuk menjadi pemimpin ICT global yang membawa ke pasar layanan yang benar-benar terintegrasi yang menentukan masa depan industri Platform. SK Planet telah menyediakan platform layanan dengan daya saing kelas dunia.71 Pada awal tahun 2008, tepatnya pada bulan April SK M&C (Marketing & Company) memulai dengan konsultasi bisnis sekaligus peluncuran resmi SK Pemasaran & Company (KRW 390 Miliar yang dibiayai oleh SK Energy dan SK Telecom). Kemudian pada bulan Mei dan Juni, SK M&C memulai debut pelayanan terpadu jarak tempuh (OK Cashback) (diperoleh dari SK Energy), dan memulai bisnis periklanan. Di pertengahan tahun tepatnya bulan Juli, SK M&C meluncurkan layanan mobile couponing (Gifticon) (diperoleh dari SK Telecom). 71 www.skplanet.com diakses pada Minggu 22 Maret 2015 pukul 19.02 96 Pada Januari 2009, SK M&C memulai bisnis yang berbasis lokasi layanan (diperoleh dari SK Energy). Kemudian pada bulan Juni dan Juli SK M&C meluncurkan imbalan kerja layanan (Benepia) serta melakukan penelitian Pers panel layanan konsumen (Tillion). Tidak sampai disitu saja, di tahun 2010 SK M&C memulai lembaga bisnis umum (GA) sekaligus meluncurkan layanan pelatihan pemasaran. Di triwulan akhir tahun 2011 tepatnya pada bulan Oktober, SK Telecom mencapai T Store dan T Peta pengguna diatas 10 juta pengguna, sekaligus mengubah nama menjadi SK Planet. Di bulan November, SK Planet meluncurkan qiip, yaitu toko aplikasi lokal di Jepang. SK Planet juga menerima Penghargaan Perdana Menteri berupa pengakuan melakukan kampanye publisistas untuk tahun 2010 perumahan dan penduduk sensus sebagai agen Statistik Korea. Serta menyelesaikan pengembangan alat consumer insight (MaiP). Pada Januari 2012, SK Planet memulai MOU dengan Turki Dogus Group. Bulan berikutnya, Febuari, menerbitkan edisi pertama dari HUG, jurnal rumah triwulanan. Tidak hanya itu, SK Planet juga menyelesaikan akuisisi Mad Smart Tic Toc pada bulan April. Di pertengahan tahun 2012 pada bulan Juni, SK Planet bergabung dengan Ewha Womans University untuk meluncurkan proyek ESTAR, ditujukan untuk mendukung siswa dengan gangguan spectrum autisme. Kemudian membuat solusi rilis kontrol kendaraan komersial (gtrac), dan juga meraih pengguna Dompet Cerdas diatas 5juta. SK M&C kembali membuat layanan iklan mobile dan 97 mengimplementasikan „Happy Senyum Matching‟, sebuah program kontribusi sosial pada bulan Agustus dan September. SK Planet juga memulai layanan satu ID serta menandai ulang tahun kedua Innovation Center di bulan Oktober. Yang mengesankan di bulan November, SK Planet mendapatkan pengakuan dari IBA (Emas Stevie Award) pada jurnal rumah „HUG‟ dalam kategori bisnis/app pemerintah. Disrtai dengan peluncuran platform terbuka SK Planet, Planet X. SK Planet juga mengadakan debut Tek Planet 2012, Konferensi ICT Global tahunan SK Planet. Serta mengikut sertakan T Toko dalam G-Star 2012, pameran dagang global untuk game. Di sepanjang tahun 2013, SK Planet mengadakan peluncuran resmi sebagai perusahaan Konsolidasi (SK Planet-SK Pemasaran & Company Merger). Membuka pasar online „n11.com‟ di Turki, meluncurkan proyek ESTAR II dengan EHWA Womans University, ditujukan untuk mendukung siswa dengan gangguan spektrum autisme. Mencapai 20 juta pelanggan pada T Toko, menanda tangani MOU dengan National Disaster Management Institute untuk resolusi tinggi layanan informasi cuaca, serta bersama-sama dengan Usaha Kecil dan Menengah Administrasi Bisnis, „Smarteen App Tantangan 2013‟ yang bertujuan untuk membina pengembang aplikasi masa depan di kalangan siswa SMA. Menjelang pertengahan tahum 2013, SK Planet masuk ke dalam kemitraan pemasaran OK Cashback dengan Hilton Honors, serta menyelesaikan merger dengan Mad Smart dan Tic Toc. Pada akhir tahun, tepatnya pada bulan Oktober dan Desember, SK Planet mengimplementasikan “Dong Go Program Rak Dong” yang bertujuan memelihara kemitraan dalam 98 ekosistem mobile IT dan berpindah markas baru yang bernama “The Planet” di Pangyo. Di awal tahun 2014 tepatnya pada bulan Maret, SK Planet meluncurkan debut pasar online „Elevenia‟ di Indonesia. Tidak hanya itu, SK Planet juga meluncurkan Strategi „Next Commerce’ mencakup secara online dan offline saluran Rolls baru yang terintegrasi merek dagang „Syrup‟. Pada bulan September, SK Planet juga mengakuisisi Shopkick, penyedia platform mobile commerce Amerika di Silicon Valley. Kemudian di bulan Oktober, SK Planet mendirikan usaha patungan dengan Malaysia Celcom Axiata untuk mengejar peluang e-commerce. 4.1.5 Sejarah Elevenia Sejalan dengan rencana untuk mengembangkan bisnis di dunia digital dan juga semakin bertambahnya kepercayaan masyarakat Indonesia pada online shopping, PT. XL Axiata, Tbk (Perusahaan Telekomunikasi Terkenal di Indonesia) telah mendirikan sebuah perusahaan baru bernama PT. XL Planet. Perusahaan yang didirikan pada 11 Juli 2013, merupakan joint venture XL dengan perusahaan Korea Selatan, SK Planet (Anak perusahaan dari SK Telecom – Perusahaan Telekomunikasi Terbesar di Korea Selatan, serta pemilik dari www.11st.ko.kr). Perusahaan baru ini membangun sebuah open marketplace di Indonesia yang di beri nama Elevenia (www.elevenia.co.id) – Your Online Shopping Paradise! Setelah dibuka untuk umum pada 1 Maret 2014. XL Planet memfokuskan kepada pengoperasian bisnis ke bisnis 99 kepada konsumen (B2B2C/pasar terbuka terpadu) perusahaan e-commerce di Indonesia. Kelahiran Elevenia menunjukkan keseriusan XL dalam membangun dan mengembangkan bisnis Layanan Digital dan Layanan Data. Bekerjasama dengan SK Planet, XL yakin Elevenia akan bisa bersaing dan berkembang di Indonesia, sehingga dapat ikut mendorong dan menopang pertumbuhan XL di masa depan. Di sisi lain, keberadaan Elevenia juga menunjukkan komitmen XL untuk mendukung dan mendorong berkembangnya para pelaku usaha, termasuk UMKM, melalui open marketplace. Bertransaksi di Elevenia berarti pembeli dapat menikmati sistem belanja dengan platform open marketplace. Solusi pembayaran yang di sediakan adalah Escrow System, yang menjamin transaksi berjalan aman. Gambar 3.1 1. Buyer melakukan transaksi di elevenia. 2. Elevenia akan memberikan notifikasi kepada seller atas transaksi yang terjadi. 100 3. Setelah ada pemberitahuan dari elevenia, penjual mengirimkan barang kepada buyer. 4. Setelah menerima barang, buyer melakukan konfirmasi. 5. Setelah menerima konfirmasi, elevenia melakukan pencairan dana kepada seller. Hal pertama yang dilakukan adalah pembeli menggunakan Elevenia sebagai medium untuk memilih dan memilah produk yang akan dibeli. Setelah pembeli merasa cocok dengan produk yang ingin dibeli, pembeli akan melakukan transaksi kepada penjual, namun yang unik dari Elevenia adalah pembayaran melalui Elevenia, ketika barang sudah sampai ditangan pembeli maka Elevenia akan menyerahkan pembayaran kepada penjual. Jadi jika barang belum sampai ke tangan pembeli, uang belum diserahkan kepada penjual. Bahkan uang dapat dikembalikan kepada pembeli jika barang tidak sampai ke tangan pembeli. Hal ini dilakukan agar pembeli merasa aman dan nyaman berbelanja online di Elevenia. Setelah melakukan pembayaran, barulah penjual mengirim barang yang dipesan oleh pembeli melalui agen pengiriman barang. Elevenia memiliki 8 kategori utama, yakni Fashion,beauty/health, babies/kids, home/garden, gadget/computer, electronic, hobby, dan service/food. Ditambahkan lagi bahwa 90% dari para seller di Elevenia merupakan UKM lokal, baik korporasi maupun perorangan. Untuk pilihan pembayaran, saat ini Elevenia sudah memiliki beberapa pilihan, mulai dari online payment, transfer antar bank, pembayaran melalui ATM dan juga kartu kredit. Untuk saat ini, Elevenia sudah bekerjasama dengan 101 VISA, Bank Mandiri, Bank BCA dan juga Bank Danamon. Sedangkan untuk jasa pengiriman, Elevenia sudah bekerjasama dengan JNE. 4.1.6 Visi Visi perusahaan yaitu untuk menjadi pemimpin pasar di tahun 2016, yang dimana telah dihasilkan dengan proposisi key value yang membedakan elevenia dengan e-commerce lainnya. Gambar 3.2 Hanya elevenia yang memberikan pelayanan terbaik kepada buyer dan seller dengan benefit yang luar biasa. 102 4.1.7 Tampilan Website Tampilan modern dan kombinasi dengan ikon-ikon menarik, serta bahasa dan navigasi yang mudah dimengerti membuat Elevenia sangat mudah untuk dipelajari. Sama sebenarnya dengan website e-commerce kebanyakan, tampilan utama diisi dengan produk-produk beserta harganya. Ditambah submenu katalog serta dilengkapi pilihan search yang mempermudah para konsumen mencari barang yang diinginkan. Selain itu, dalam website Elevenia juga ada fasilitas untuk mendaftar menjadi member Elevenia.72 4.2 Deskripsi Data 4.2.1 Responden FISIP merupakan salah satu fakultas yang berada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), sebagai fakultas yang berada dalam naungan universitas negeri harus senantiasa memiliki ide-ide inovatif untuk mengeluarkan jurusan-jurusan baru agar bisa bersaing dengan fakultas lain yang berada di Untirta. FISIP harus terus berusaha untuk menyetarakan statusnya untuk bisa diakui masyarakat. Usaha yang dilakukan FISIP untuk menyetarakan statusnya dengan fakultas lain yakni, FISIP membuka dua jurusan yaitu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi dengan surat keputusan DIRJEN DIKTI DEPDIKNAS dengan nomor 1179/D/T/2003 tentang izin operasional. 72 www.elevenia.co.id diakses pada Minggu 22 Maret 2015 pukul 19.03 103 Dengan dikeluarkannya SK 295/D/T/2006 pada tanggal 1 Febuari 2006 tentang perpanjangan izin penyelenggara program studi Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi, FISIP terus berpacu untuk bersaing dengan fakultas lainnya di Untirta. Dengan perputaran waktu, FISIP mendapatkan sambutan besar dan banyak permintaan dari masyarakat. Khususnya jurusan Ilmu Komunikasi, sehingga FISIP membuka dua konsentrasi yaitu Ilmu Humas dan Ilmu Jurnalistik73. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Untirta TA 2012/2013 yang berjumlah 106 mahasiswa. Kriteria responden mencakup mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Untirta TA 2012/2013 yang merupakan mahasiswa aktif. Karakteristik responden ini dapat dilihat dari segi komposisi, Jenis Kelamin dan Usia. Semua ditampilkan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dalam bentuk tabel. 73 Nurhamidah Yuniar. 2014. Pengaruh Konten Berita Pemilu Di Radar Banten Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Politik Mahasiswa FISIP Untirta Prodi Ilmu Komunikasi TA 2013/2014. Perpustakaan FISIP Untirta. Hlm 81 104 Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012/2013 No. Keterangan 1. 2. Jumlah Reguler Laki-laki 31 Perempuan 37 Non Reguler Laki-laki 13 Perempuan 25 TOTAL 106 4.2.2 Deskripsi Iklan Scene 1: Tampak Cinta Laura sedang membuka lemari pakaian untuk mengambil pakaian barunya yang ia beli di Elevenia Audio: Jingle elevenia dengan MVO 105 Scene 2: Cinta Laura sedang memperagakan pakaian barunya dengan menggunakan sarung tangan, yang berarti barang yang dibeli di Elevenia masih hangat (masih baru) Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 3: Cinta Laura memperagakan pakaian barunya di depan cermin Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 4: Tampak seorang ibu rumah tangga sedang memegang vacuum cleanernya dengan menggunakan sarung tangan Audio: Jingle elevenia dengan MVO 106 Scene 5: Tampak seorang ibu rumah tangga dan anaknya yang bermain dengan mainan barunya menggunakan sarung tangan Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 6: Tampak ibu dan anak sedang bahagia menggunakan barang baru yang dibeli di elevenia Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 7: Tampak Cinta Laura menggunakan lipstick yang ia genggam menggunakan sarung tangan 107 Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 8: Cinta Laura tampak bahagia dengan lipstick barunya Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 9: Tampak 1 unit laptop yang sedang membuka website elevenia.co.id Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 10: Cinta Laura menggunakan tas baru dengan menggunakan sarung tangan Audio: Jingle elevenia dengan MVO 108 Scene 11: Beberapa anak muda menggunakan sarung tangan untuk memegang barang baru yang di beli di elevenia Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 12: beberapa anak muda tersebut terlihat bahagia dengan barang barunya yang masih hangat Audio: Jingle elevenia dengan MVO 109 Scene 13: Tampak seorang lelaki sedang membawa kotak dengan kemasan elevenia tanpa menggunakan sarung tangan, serta seorang wanita yang sedang duduk sambil minum kopi Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 14: Tampak wanita tersebut mengalihkan pandangannya kearah lelaki yang datang Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 15: Seorang lelaki yang datang menghampiri wanita kemudian ia duduk tepat disebelah wanita tersebut Audio: Jingle elevenia dengan MVO 110 Scene 16: Tampak lelaki tersebut sedang membuka kotak kemasan elevenia yang berisi sepatu Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 17: Tampak lelaki diatas sedang kepanasan memegang sepatu yang ia bawa Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 18: Ia melempar sepatu tersebut kearah wanita Audio: Jingle elevenia dengan MVO 111 Scene 19: Terlihat bahwa wanita menangkap sepatu dengan menggunakan sarung tangan Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 20: Tampak wanita sedang memegang sepatu dengan sarung tangan sambil menertawakan lelaki yang tidak menggunakan sarung tangan Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 21: Tampak gadget/smartphone dengan aplikasi elevenia mobile, serta tangan yang menggunakan sarung tangan sedang memilih produk di elevenia Audio: Jingle elevenia dengan MVO 112 Scene 22: Tampak produk yang dijual di elevenia, lengkap dengan daftar harganya Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 23: Tampak Cinta Laura yang terlihat bahagia setelah memilih produk yang akan dibeli di elevenia Audio: Jingle elevenia dengan MVO Scene 24: Cinta Laura menggunakan produk yang ia beli di elevenia Audio: Jingle elevenia dengan MVO 113 Scene 25: Tampak logo dan tagline elevenia diakhir tayangan iklan Audio: Jingle elevenia dengan MVO, kemudian FVO mengucapkan elevenia diiringi dengan nada yang khas 4.2.3 Karakteristik Responden 4.2.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase Laki-laki 23 45% Perempuan 28 55% 51 100% TOTAL 4.2.3.2 Berdasarkan Usia Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan usia Usia Jumlah Responden Presentase 18-20 32 63% 21-23 19 37% 51 100% TOTAL 114 4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil penelitian yang diperoleh, data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh penulis. Penulis melakukan pembahasan berdasarkan indikator pada operasional variabel. 4.3.1 Deskripsi Variabel Terpaan Iklan Televisi Elevenia (Variabel X) Penilaian mengenai terpaan iklan televisi Elevenia terdiri dari 3 indikator yaitu Frekuensi, Intensitas, dan Durasi. Ketiga indikator tersebut dikembangkan lagi menjadi 14 pernyataan dengan rincian sebagai berikut: indikator Frekuensi memiliki 3 pernyataan, Intensitas memiliki 8 pernyataan, dan Durasi memiliki 3 pernyataan. Tabel 4.4 Iklan tv Elevenia tayang minimal tiga kali dalam sehari pada stasiun tv yang berbeda Frekuensi 1 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 6 Percent 11,8 Valid Percent 11,8 Cumulative Percent 11,8 39 76,5 76,5 88,2 6 11,8 11,8 100,0 51 100,0 100,0 115 Pada tabel 4.4, menunjukkan 6 orang atau 11,8% menjawab “Sangat Setuju” bahwa terpaan iklan televisi Elevenia tayang minimal 3 kali dalam sehari pada stasiun televisi yang berbeda, dan 39 orang atau 76,5% menjawab “Setuju”, 6 orang atau 11,8% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan“Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon yang sangat positif dengan melihat tayangan iklan Elevenia minimal tiga kali dalam sehari dari stasiun televisi yang berbeda. Ini ditunjukkan dengan jawaban 6 orang sangat setuju dan 39 orang setuju dari 51 responden. Hal ini menyatakan Elevenia hadir dalam iklan televisi minimal 3 kali dalam sehari pada stasiun televisi yang berbeda. Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terhadap program televisi dan dapat melalui dari durasi 116 yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh pemirsa, serta berapa kali pemirsa mengkonsumsi serta pengetahuan akan isi program yang diteliti.74 Tabel 4.5 Iklan tv Elevenia lebih sering terlihat dibanding iklan jual beli online lainnya Frekuensi 2 Valid Tidak Setuju Setuju Frequency 4 Percent 7,8 Valid Percent 7,8 Cumulative Percent 7,8 39 76,5 76,5 84,3 8 15,7 15,7 100,0 51 100,0 100,0 Sangat Setuju Total Pada tabel 4.5, menunjukkan 8 orang atau 15,7% menjawab “Sangat Setuju” bahwa iklan tv Elevenia lebih sering terlihat dibanding iklan jual beli online lainnya, 39 orang atau 76,5% menjawab “Setuju”, 4 orang atau 7,8% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. 74 Dennis McQuail, Sven Windahl. 1993. Op.Cit. 117 Hal ini menunjukkan responden memberikan respon yang sangat positif dengan melihat tayangan iklan Elevenia yang lebih sering terlihat dibanding iklan jual beli online lainnya. Ini ditunjukkan dengan jawaban 8 orang sangat setuju dan 39 orang setuju dari 51 responden. Dampak efektif dari terpaan iklan yang berulang kali tersebut yaitu memperoleh perhatian dan pengalaman dari individu penerima yang terkena terpaan pesan iklan tersebut, serta terbuka menerima pesan-pesan yang disampaikannya.75 Tabel 4.6 Penulisan kalimat yang ditayangkan dalam iklan tv Elevenia mudah dibaca Frekuensi 3 Valid Tidak Setuju Frequency 17 Percent 33,3 Valid Percent 33,3 Cumulative Percent 33,3 32 62,7 62,7 96,1 2 3,9 3,9 100,0 51 100,0 100,0 Setuju Sangat Setuju Total 75 Onong Uchyana Effendy. 1989. Op.Cit. 118 Pada tabel 4.6, menunjukkan 2 orang atau 3,9% menjawab “Sangat Setuju” , 32 orang atau 62,7% menjawab “Setuju”, 17 orang atau 33,3% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukan bahwa angka tersebut memiliki respon yang positif dari responden yang membaca penulisan kalimat dalam iklan tv Elevenia. Dengan membaca iklan, konsumen menjadi tahu tentang fungsi, bentuk, warna, keunggulan, nama, merek, dan harga produk. Ini berarti Elevenia mampu mencuri perhatian penonton untuk dapat membaca penulisan kalimat dalam penayangan iklan. Tabel 4.7 Iklan tv Elevenia tidak terlalu rumit dalam menyampaikan pesan sehingga mudah dipahami Intensitas 1 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 17 Percent 33,3 Valid Percent 33,3 Cumulative Percent 33,3 32 62,7 62,7 96,1 2 3,9 3,9 100,0 51 100,0 100,0 119 Pada tabel 4.7, menunjukkan 2 orang atau 3,9% menjawab “Sangat Setuju” bahwa penulisan kalimat yang ditayangkan dalam iklan tv Elevenia mudah dibaca, 32 orang atau 62,7% menjawab “Setuju”, 17 orang atau 33,3% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukan bahwa angka tersebut memiliki respon yang positif mengenai pesan yang disampaikan iklan tv Elevenia tidak terlalu rumit untuk dipahami. Terpaan merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan – pesan media massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi pada individu maupun kelompok. Terpaan tidak hanya menyangkut apakah seseorang itu benar – benar terbuka dengan pesan – pesan yang disampaikan oleh media tersebut. Sesuai dengan indikator Intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan), Elevenia dapat dikatakan mampu menyampaikan pesan kepada 120 masyarakat sehingga mudah dipahami. Agar isi pesan dalam iklan yang ditayangkan di televisi dilihat dan di minati oleh masyarakat, maka si pembuat iklan harus dengan sangat gencar dan sangat sering untuk mempromosikan iklan tersebut.76 Tabel 4.8 Bahasa yang digunakan dalam iklan tv Elevenia jelas dan mudah dipahami Intensitas 2 Valid Frequency 3 Percent 5,9 Valid Percent 5,9 Cumulative Percent 5,9 Setuju 43 84,3 84,3 90,2 Sangat Setuju 5 9,8 9,8 100,0 Total 51 100,0 100,0 Tidak Setuju Pada tabel 4.8, menunjukkan 5 orang atau 9,8% menjawab “Sangat Setuju”, 43 orang atau 84,3% menjawab “Setuju”, 3 orang atau 5,9% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan 76 Terence A. Shimp. 2003. Op.Cit. Hlm 182 121 “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon yang sangat positif dengan bahasa yang digunakan dalam iklan tv Elevenia jelas dan mudah dipahami. Ini ditunjukkan dengan jawaban 5 orang sangat setuju dan 43 orang setuju dari 51 responden. Dapat dikatakan bahwa Elevenia menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami dalam penayangan iklan. Artinya, yang dalam hal ini peneliti maksud adalah bahasa yang ringan dan tidak terlalu rumit untuk di pahami oleh penonton. Tabel 4.9 Penampilan konten dalam iklan Elevenia sangat menarik Intensitas 3 Valid Frequency 3 Percent 5,9 Valid Percent 5,9 Cumulative Percent 5,9 Setuju 38 74,5 74,5 80,4 Sangat Setuju 10 19,6 19,6 100,0 Total 51 100,0 100,0 Tidak Setuju 122 Pada tabel 4.9, menunjukkan 10 orang atau 19,6% menjawab “Sangat Setuju”, 38 orang atau 74,5% menjawab “Setuju”, 3 orang atau 5,9% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon positif pada penampilan konten dalam iklan Elevenia yang sangat menarik. Ini ditunjukkan dari jawaban 10 orang sangat setuju dan 38 orang setuju dari 51 responden. Konten yang dimaksud dari pernyataan ini yaitu meliputi gambar dan isi dari iklan tersebut. Elevenia mampu mendapatkan respon positif pada pernyataan tersebut, artinya Elevenia mampu memberikan konten yang menarik di mata responden pada penayangan iklan. Karena konten adalah yang termasuk suatu hal penting dalam iklan yang harus diperhatikan oleh perusahaan periklanan. Tabel 4.10 Tagline iklan Elevenia menarik dan unik sehingga dapat melekat dalam ingatan Intensitas 4 Valid Frequency 3 Percent 5,9 Valid Percent 5,9 Cumulative Percent 5,9 Tidak Setuju 20 39,2 39,2 45,1 Setuju 19 37,3 37,3 82,4 9 17,6 17,6 100,0 51 100,0 100,0 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Total 123 Pada tabel 4.10, menunjukkan 9 orang atau 17,6% menjawab “Sangat Setuju”, 19 orang atau 74,5% menjawab “Setuju”, 20 orang atau 39,2% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan 3 orang atau 5,9% menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Dalam hal ini, responden memberikan respon negatif pada pernyataan “Tagline iklan Elevenia menarik dan unik sehingga dapat melekat dalam ingatan”. Dengan jawaban mayoritas negatif, dapat diartikan mayoritas responden menganggap bahwa tagline Elevenia belum cukup menarik dan unik untuk dapat melekat dalam ingatan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penayangan atau penegasan tagline Elevenia dalam iklan harus lebih di prioritaskan agar konsumen dapat selalu mengingat tagline Elevenia ketika ingin belanja online. 124 Tabel 4.11 Setting latar belakang dalam iklan menarik Intensitas 5 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 12 Percent 23,5 Valid Percent 23,5 Cumulative Percent 23,5 33 64,7 64,7 88,2 6 11,8 11,8 100,0 51 100,0 100,0 Pada tabel 4.11, menunjukkan 6 orang atau 11,8% menjawab “Sangat Setuju”, 33 orang atau 64,7% menjawab “Setuju”, 12 orang atau 23,5% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon positif pada penampilan yang menarik pada setting latar belakang dalam iklan. Yang dimaksud latar belakang pada pernyataan tersebut adalah lokasi dalam penayangan iklan. Artinya, lokasi yang dipilih dalam penayangan iklan Elevenia mampu menarik perhatian responden pada saat melihat tayangann iklan televisi Elevenia. 125 Tabel 4.12 Model yang digunakan dalam iklan tv Elevenia terkenal sehingga dapat menarik perhatian Intensitas 6 Valid Frequency 2 Percent 3,9 Valid Percent 3,9 Cumulative Percent 3,9 Tidak Setuju 17 33,3 33,3 37,3 Setuju 28 54,9 54,9 92,2 4 7,8 7,8 100,0 51 100,0 100,0 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Total Pada tabel 4.12, menunjukkan 4 orang atau 7,8% menjawab “Sangat Setuju”, 28 orang atau 54,9% menjawab “Setuju”, 17 orang atau 33,3% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan 2 orang atau 3,9% yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon positif pada model yang digunakan dalam iklan tv Elevenia terkenal sehingga dapat menarik perhatian. Kemungkinan yang ada pada 126 jawaban “sangat tidak setuju” bisa di sebabkan oleh faktor lain dari dalam diri masing-masing responden. Iklan ditampilkan dengan menggunakan para figur masyarakat, seperti bintang televisi, aktor, aktris, atlet, ilmuwan, dan sebagainya. Dimana figur tersebut merupakan juru bicara dari produk yang diiklankannya 77. Elevenia menampilkan sekaligus menjadikan Cinta Laura Kiehl sebagai Brand Ambassador Elevenia. Cinta Laura Kiehl yang merupakan aktris terkenal di Indonesia mampu menarik perhatian responden untuk menyaksikan tayangan iklan televisi Elevenia. Tabel 4.13 Adegan model/bintang iklan dalam iklan dapat menarik perhatian Intensitas 7 Valid Frequency 1 Percent 2,0 Valid Percent 2,0 Cumulative Percent 2,0 Tidak Setuju 14 27,5 27,5 29,4 Setuju 35 68,6 68,6 98,0 1 2,0 2,0 100,0 51 100,0 100,0 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Total 77 M. Suyanto. 2005. Op.Cit. 127 Pada tabel 4.13, menunjukkan 1 orang atau 2,0% menjawab “Sangat Setuju”, 35 orang atau 68,6% menjawab “Setuju”, 14 orang atau 27,5% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan 1 orang atau 2,0% yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Pada daya tarik moral, dikaitkan dengan nurani khalayak sasaran, dan berhubungan dengan kebajikan, hal – hal yang benar atau layak di lakukan. Hal ini menunjukkan responden memberikan respon positif pada adegan model/bintang iklan dalam iklan dapat menarik perhatian. Kemungkinan yang ada pada jawaban “sangat tidak setuju” bisa di sebabkan oleh faktor lain dari masing-masing responden. 128 Tabel 4.14 Iklan Elevenia menampilkan ilustrasi gambar yang menarik Intensitas 8 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 10 Percent 19,6 Valid Percent 19,6 Cumulative Percent 19,6 36 70,6 70,6 90,2 5 9,8 9,8 100,0 51 100,0 100,0 Pada tabel 4.14, menunjukkan 5 orang atau 9,8% menjawab “Sangat Setuju”, 36 orang atau 70,6% menjawab “Setuju”, 10 orang atau 19,6% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Unsur bentuk seperti ukuran, warna dan ilustrasi iklan memberikan perbedaan baik terhadap pengaruh iklan dapat meningkatkan kemampuan menarik perhatiannya. Iklan ukuran besar menarik lebih banyak perhatian, 129 walau tidak sebesar perbedaan biayanya. Ilustrasi empat warna dan bukannya hitam putih akan meningkatkan efektifitas dan biaya iklan78. Munculnya iklan dengan penggunaan ilustrasi sebagai daya tarik, sudah ada sejak jaman penjajahan. Iklan-iklan tersebut pada umumnya hanya menampilkan ilustrasi dengan gambar dan warna yang sederhana. Suatu kesederhanaan yang memberikan kesan unik karena hanya mengandalkan kemampuan hand drawing79. Tidak semua ilustrasi iklan memberikan impact daya tarik kepada target audience. Tidak sedikit tampilan ilustrasi iklan dengan gambar sekenanya. Mestinya ilustrasi tidak hanya berperan sebagai gambar untuk menjelaskan tetapi juga sebagai gambar yang mampu merangsang dan menarik perhatian sehingga menimbulkan keinginan untuk segera mengetahui isi pesannya80 Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Elevenia mampu menarik perhatian responden dalam menampilkan ilustrasi gambar yang menarik pada penayangan iklan dengan memberikan respon positif pada pernyataan bahwa iklan Elevenia menampilkan ilustrasi gambar yang menarik. 78 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33659/Chapter%20II.pdf;jsessionid=2F07906 731AE045B9FCDC3668F154991?sequence=4 diakses pada Kamis 26 Maret pukul 12.08 WIB 79 Deddi Duto Hartanto. 2001. Penggunaan Ilustrasi Sebagai Daya Tarik Pada Iklan Media Cetak. Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain - Universitas Kristen Petra. Hlm 40-41 80 Deddi Duto Haryanto. 2001. Ibid. 130 Tabel 4.15 Saya menyaksikan iklan Elevenia dari awal sampai selesai di setiap penayangannya Durasi 1 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 3 Percent 5,9 Valid Percent 5,9 Cumulative Percent 5,9 40 78,4 78,4 84,3 8 15,7 15,7 100,0 51 100,0 100,0 Pada tabel 4.15, menunjukkan 8 orang atau 15,7% menjawab “Sangat Setuju”, 40 orang atau 78,4% menjawab “Setuju”, 3 orang atau 5,9% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyaksikan iklan Elevenia dari awal sampai selesai di setiap penayangan iklan. Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terhadap program televisi dan dapat melalui dari durasi, yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh 131 pemirsa81. Pada pernyataan diatas, responden menkonsumsi tayangan iklan sampai penayangan selesai. Artinya, Elevenia mampu menarik perhatian responden hingga akhir penayangan iklan. Tabel 4.16 Iklan tv Elevenia tidak banyak menyita waktu ketika tayang Durasi 2 Valid Sangat Tidak Setuju Frequency 1 Percent 2,0 Valid Percent 2,0 Cumulative Percent 2,0 5 9,8 9,8 11,8 38 74,5 74,5 86,3 7 13,7 13,7 100,0 51 100,0 100,0 Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Pada tabel 4.16, menunjukkan 7 orang atau 13,7% menjawab “Sangat Setuju”, 38 orang atau 74,5% menjawab “Setuju”, 5 orang atau 9,8% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan 1 orang atau 2,0% yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. 81 Dennis McQuail, Sven Windahl. 1993. Op.Cit. 132 Iklan yang ditayangkan terlalu lama dianggap biasa karena butuh perhatian ekstra. Stimulus yang rendah cenderung dianggap biasa karena tidak perlu perhatian khusus untuk diketahui. Semakin sering iklan ditayangkan dalam periode waktu yang sama (dalam satu acara), iklan itu akan terasa biasa karena skenario telah dihafal. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon positif pada pernyataan bahwa iklan Elevenia tidak banyak menyita waktu responden ketika tayang. Tabel 4.17 Musik/backsound iklan yang unik menarik perhatian untuk menyaksikan penayangan iklan sampai selesai Durasi 3 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 14 Percent 27,5 Valid Percent 27,5 Cumulative Percent 27,5 30 58,8 58,8 86,3 7 13,7 13,7 100,0 51 100,0 100,0 133 Pada tabel 4.17, menunjukkan 7 orang atau 13,7% menjawab “Sangat Setuju”, 30 orang atau 58,8% menjawab “Setuju”, 14 orang atau 27,5% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab pada pernyataan “Sangat Tidak Setuju”. Musik merupakan komponen penting dalam periklanan. Jingle, musik latar, lagu terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan titik penjualan (selling point), menetapkan nada emosi suatu iklan dan mempengaruhi perasaan pendengarnya 82. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon positif bahwa musik/backsound iklan yang unik menarik perhatian untuk menyaksikan penayangan iklan sampai selesai. 4.3.2 Deskripsi Variabel Minat Beli (Variabel Y) Penilaian mengenai Minat Beli terdiri dari 4 indikator yaitu Minat Transaksional, Minat Referensial, Minat Preferensial, dan Minat Eksploratif. Keempat indikator tersebut dikembangkan lagi menjadi 8 pernyataan dengan rincian sebagai berikut: indikator Minat Transaksional memiliki 2 pernyataan, Minat Referensial memiliki 3 pernyataan, Minat Preferensial memiliki 1 pernyataan, dan Minat Eksploratif memiliki 2 pernyataan. 82 M. Suyanto. 2005. Op.Cit. 134 Tabel 4.18 Produk yang tersedia membuat saya tertarik untuk belanja online di Elevenia Minat Transaksional 1 Valid Tidak Setuju Frequency 10 Percent 19,6 Valid Percent 19,6 Cumulative Percent 19,6 32 62,7 62,7 82,4 9 17,6 17,6 100,0 51 100,0 100,0 Setuju Sangat Setuju Total Pada tabel 4.18, menunjukkan 9 orang atau 17,6% menjawab “Sangat Setuju” bahwa responden tertarik untuk belanja online di Elevenia karena produk yang tersedia pada Elevenia, 32 orang atau 62,7% menjawab “Setuju”, 10 orang atau 19,6% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Pembelian merupakan serangkaian tindakan untuk mendapatkan barang dan jasa melalui pertukaran dengan maksud untuk digunakan sendiri atau dijual 135 kembali83. Ini dapat dilihat dari jumlah responden yang memberikan respon positif dengan menjawab sangat setuju 9 dan setuju 32 dari 51 responden. Dapat dikatakan, angka tersebut menyatakan bahwa responden tertarik dengan produk yang tersedia pada situs jual beli online Elevenia. Tabel 4.19 Produk yang tersedia di situs jual beli Elevenia membuat saya ingin selalu menggunakan produk dalam kegiatan sehari-hari Minat Transaksional 2 Valid Frequency 1 Percent 2,0 Valid Percent 2,0 Cumulative Percent 2,0 Tidak Setuju 31 60,8 60,8 62,7 Setuju 18 35,3 35,3 98,0 1 2,0 2,0 100,0 51 100,0 100,0 Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Total 83 Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga Cetakan Pertama, Jakarta: Salemba Empat. Hlm 301 136 Pada tabel 4.19, menunjukkan 1 orang atau 2,0% menjawab “Sangat Setuju”, 18 orang atau 35,3% menjawab “Setuju”, 31 orang atau 60,8% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan 1 orang atau 2,0% yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Namun, dapat dilihat dari jumlah responden yang memberikan respon negatif dengan menjawab sangat tidak setuju 1 dan tidak setuju 31 dari 51 responden. Dapat dikatakan, angka tersebut menyatakan bahwa responden belum mempunyai hasrat untuk menggunakan produk yang tersedia di situs jual beli online Elevenia dalam kegiatan sehari-hari. Tabel 4.20 Situs jual beli Elevenia dapat direkomendasikan karena fungsinya yang menjual berbagai produk Minat Referensial 1 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 21 Percent 41,2 Valid Percent 41,2 Cumulative Percent 41,2 28 54,9 54,9 96,1 2 3,9 3,9 100,0 51 100,0 100,0 137 Pada tabel 4.20, menunjukkan 2 orang atau 3,9% menjawab “Sangat Setuju”, 28 orang atau 54,9% menjawab “Setuju”, 21 orang atau 41,2% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Fungsi adalah kegiatan pokok yang dilakukan dalam suatu organisasi atau lembaga84. Pelanggan tertarik karena fungsi Elevenia yaitu sebagai situs jual beli online yang menjual berbagai macam produk. Dapat dilihat dari jumlah responden yang memberikan respon positif dengan menjawab sangat setuju 2 dan setuju 28 dari 51 responden. Dapat dikatakan, angka tersebut menyatakan bahwa responden setuju apabila situs jual beli online Elevenia dapat di rekomendasikan karena fungsinya yang menjual berbagai produk. 84 Erni Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah. 2004. Pengantar Manajemen Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu. Hlm 8 138 Tabel 4.21 Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena kemasan nya yang rapih Minat Referensial 2 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 21 Percent 41,2 Valid Percent 41,2 Cumulative Percent 41,2 25 49,0 49,0 90,2 5 9,8 9,8 100,0 51 100,0 100,0 Pada tabel 4.21, menunjukkan 5 orang atau 9,8% menjawab “Sangat Setuju”, 25 orang atau 49,0% menjawab “Setuju”, 21 orang atau 41,2% yang menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Dapat dilihat dari jumlah responden yang memberikan respon cukup positif dengan menjawab sangat setuju 5 dan setuju 25 dari 51 responden. Dapat dikatakan, angka tersebut menyatakan bahwa responden setuju apabila situs jual beli online Elevenia dapat di rekomendasikan karena kemasannya 139 yang rapih, sehingga responden tidak hanya tertarik dengan program yang ada, akan tetapi, responden juga merasa tertarik dengan kemasan produk yang ada di situs Elevenia. Seperti pada gambar dibawah ini, yaitu bentuk kemasan salah satu produk yang ada di situs jual beli online Elevenia Kemasan yang baik adalah kemasan yang dapat menyesuaikan kemasan dengan fungsinya, karena kemasan adalah salah satu cara untuk mempromosikan produk, menarik minat konsumen untuk membeli suatu produk.85 85 Terence. A. Shimp, 2003. Op.Cit. Hlm 87 140 Tabel 4.22 Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena Elevenia menjual berbagai macam produk Minat Referensial 3 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 14 Percent 27,5 Valid Percent 27,5 Cumulative Percent 27,5 31 60,8 60,8 88,2 6 11,8 11,8 100,0 51 100,0 100,0 Pada tabel 4.22, menunjukkan 6 orang atau 11,8% menjawab “Sangat Setuju”, 31 orang atau 60,8% menjawab “Setuju”, 14 orang atau 27,5% menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Dalam hal ini dapat dikatakan responden memberikan respon positif dengan ditunjukkan oleh jawaban sangat setuju 6 dan setuju 31. Angka tersebut dapat diartikan bahwa responden setuju apabila situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena Elevenia menjual berbagai macam produk. Dapat dibuktikan pada situs elevenia, terdapat 8 kategori dari 141 setiap produk yang ditawarkan. Diantaranya adalah kategori Fashion, Beauty and Health, Babies and Kids, Home and Garden, Gadget and Computer, Electronic, Hobby, serta Service and Food. Tabel 4.23 Elevenia adalah alternatif utama saya untuk belanja online Minat Preferensial Valid Frequency 16 Percent 31,4 Valid Percent 31,4 Cumulative Percent 31,4 Setuju 18 35,3 35,3 66,7 Sangat Setuju 17 33,3 33,3 100,0 Total 51 100,0 100,0 Tidak Setuju Pada tabel 4.23, menunjukkan 17 orang atau 33,3% menjawab “Sangat Setuju”, 18 orang atau 35,3% menjawab “Setuju”, 16 orang atau 31,4% menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. 142 Elevenia sebagai situs jual beli online mengutamakan kepuasan pelanggan. Dimana kepuasan pelanggan diberikan dari pelayanan serta beberapa program yang ada di Elevenia, seperti poin imbalan untuk pembeli sekaligus penjual, berbagai macam diskon dengan program tertentu yang selalu hadir di setiap harinya, sehingga dapat menarik pelanggan untuk lebih mengutamakan Elevenia sebagai alternatif utama sebagai situs jual beli online di mata responden. Pernyataan ini sesuai dengan jawaban dari pelanggan yang lebih besar memberikan respon positif, dibandingkan dengan negatif. Dalam hal ini dapat dikatakan responden memberikan respon cukup positif dengan ditunjukkan oleh jawaban sangat setuju 17 dan setuju 18. Angka tersebut dapat diartikan bahwa responden menjadikan Elevenia sebagai alternatif utama untuk belanja online. Tabel 4.24 Harga yang ditawarkan para seller (penjual) di Elevenia relatif murah Minat Eksploratif 1 Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total Frequency 11 Percent 21,6 Valid Percent 21,6 Cumulative Percent 21,6 34 66,7 66,7 88,2 6 11,8 11,8 100,0 51 100,0 100,0 143 Pada tabel 4.24, menunjukkan 6 orang atau 11,8% menjawab “Sangat Setuju”, 34 orang atau 66,7% menjawab “Setuju”, 11 orang atau 21,6% menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak Setuju”. Hal ini menunjukkan, bahwa antusiasme pembeli mencari tahu tentang info harga sangat positif, dibandingkan pelanggan yang tidak mencari tahu tentang info harga produk yang ada di situs Elevenia. Gambar dibawah ini merupakan harga dari produk yang ada di Elevenia. Pioneer Slip On Casual Shoes for Men Rp 255.000 Rp 105.000 [Pioneer] Gypsy for Men (Chocolate, Black, Tan) Rp 200.000 Rp 95.000 144 Dalam hal ini dapat dikatakan responden memberikan respon positif dengan ditunjukkan oleh jawaban sangat setuju 6 dan setuju 34. Angka tersebut dapat diartikan bahwa responden setuju dengan harga yang yang di tawarkan para seller di Elevenia relatif murah. Tabel 4.25 Terlebih dulu mencari tahu kualitas penjualan produk yang ada di Elevenia Minat Eksploratif 2 Valid Frequency 13 Percent 25,5 Valid Percent 25,5 Cumulative Percent 25,5 Setuju 26 51,0 51,0 76,5 Sangat Setuju 12 23,5 23,5 100,0 Total 51 100,0 100,0 Tidak Setuju Pada tabel 4.25, menunjukkan 12 orang atau 23,5% menjawab “Sangat Setuju”, 26 orang atau 51,0% menjawab “Setuju”, 13 orang atau 25,5% menjawab “Tidak Setuju”, dan tidak ada yang menjawab “Sangat Tidak 145 Setuju”. Dalam hal ini dapat dikatakan responden memberikan respon positif dengan ditunjukkan oleh jawaban sangat setuju 12 dan setuju 26. Angka tersebut dapat diartikan bahwa responden terlebih dulu mencari tahu kualitas penjualan produk yang ada di Elevenia. Keingintahuan pelanggan dalam mencari info tentang kualitas produk yang ada di Elevenia, didorong dengan adanya pernyataan responden yang memberikan respon positif lebih tinggi dibanding dengan respon negatif. Ini menunjukkan bahwa poin imbalan untuk pembeli dan penjual, diskon 11% semua produk untuk para pembeli pada tanggal 11 disetiap bulannya, dan program dimana ketika pelanggan menemukan harga jual yang lebih murah Elevenia akan mengganti harga tersebut sebesar 110% sudah berjalan dengan baik. Sehingga mampu menciptakan rasa keingin tahuan pelanggan terhadap kualitas dari produk yang di jual di situs Elevenia. Kualitas produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. 4.4 Hasil Analisis Korelasi Sebelum mengetahui adanya pengaruh dalam penelitian ini, penulis akan melakukan uji adanya hubungan antara variabel (X) dengan variabel (Y) menggunakan uji korelasi. Untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan 146 hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara variabel/data/skala interval dengan interval lainnya digunakan rumus atau teknik statistik Pearson’s Correlation (Product Moment) dengan menggunakan aplikasi program SPSS 20. Untuk mengetahui hubungan antara variabel (X) dan variabel (Y) dapat diketahui dengan penafsiran koefisien korelasi. Setelah melalui pengujian dan hasilnya signifikan, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan dengan penilaian kriteria, kriterianya dapat dilihat pada tabel 3.11. Hasil perhitungan koefisien korelasi antara “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” dengan “Minat Beli Mahasiswa” dapat dilihat dari output SPSS pada tabel 4.26 dibawah ini: Tabel 4.26 Pearson’s Correlations Correlations Terpaan Iklan Pearson Correlation Terpaan Iklan 1 Minat Beli ** ,566 Sig. (2tailed) N Minat Beli Pearson Correlation Sig. (2tailed) N ,000 51 51 ** 1 ,566 ,000 51 51 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari tabel 4.26 diatas dapat dijelaskan bahwa hubungan antara variabel “Terpaan Iklan” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,566. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar kedua variabel bernilai Sedang, karena berada pada interval 147 korelasi 0,40 - 0,599 seperti yang tercantum pada tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi. Korelasi menunjukkan angka yang positif, artinya korelasi menunjukkan arah yang sama pada hubungan antar variabel, artinya jika variabel 1 semakin besar, maka variabel 2 akan semakin besar pula. Signifikasi hubungan dua variabel tersebut dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut: Jika probabilitas < (lebih kecil dari) 0,05 maka hubungan antar kedua variabel adalah signifikan. Jika probabilitas > (lebih besar dari) 0,05 maka hubungan antar kedua variabel adalah tidak signifikan. Pada tabel 4.26 terlihat angka probabilitas hubungan antara variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,000, angka probabilitas antar variabel tersebut < (lebih kecil dari) 0,05 sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel dinilai signifikan. 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pertanyaan disetiap variabel (X) dan variabel (Y), maka peneliti mengukur berapa besar presentase di masing-masing variabel, hasilnya yaitu sebagai berikut: 148 1. Analisis deskriptif variabel (X) terpaan iklan yaitu: %= % = X 100% 2063 2856 X 100% % = 0,722 X 100% = 72,2% Perhitungan diatas menunjukan bahwa terpaan iklan televisi Elevenia menghasilkan persentase sebesar 72,2%, hal ini masuk dalam kriteria yang Baik berdasarkan pada tabel 3.12. 2. Analisis deskriptif variabel (Y) Minat Beli yaitu: %= X 100% % = 1143 X 100% 1632 % = 0,700 X 100% = 70% Perhitungan diatas menunjukan bahwa Minat Beli menghasilkan persentase sebesar 70%, hal ini masuk dalam kriteria Baik berdasarkan pada tabel 3.12. 149 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana Uji regresi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antar variabel, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” terhadap “Minat Beli Mahasiswa” . Dari uji ini didapatkan data sebagai berikut: Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Terpaan Iklan B 1,333 Std. Error ,374 ,527 ,126 a Standardized Coefficients Beta ,513 T 3,567 Sig. ,001 4,185 ,000 a. Dependent Variable: Minat Beli Dari Tabel diatas maka diperoleh persamaan sebagai berikut : Y = a + Bx Dimana ; Y = 1.333 + 0.527X a = 1,333 artinya, jika tidak ada perubahan pada Terpaan Iklan yang termasuk dalam variabel bebas maka nilai Minat Beli 1,333 sebagai nilai konstan untuk variabel terikat. b = 0.527 artinya, setiap penambahan Terpaan Iklan akan mempengaruhi peningkatan Minat Beli sebesar 0.527. 150 4.7 Hasil Uji Hipotesis 4.7.1 Uji t Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Terpaan Iklan B 1,333 Std. Error ,374 ,527 ,126 a Standardized Coefficients Beta ,513 T 3,567 Sig. ,001 4,185 ,000 a. Dependent Variable: Minat Beli Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan uji T, uji T dilakukan untuk menguji hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya pengaruh dua variabel yang berpasangan. Yaitu variabel independent adalah “Terpaan Iklan” (Variabel X) dan variabel dependennya adalah “Mina Beli” (Variabel Y). Langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut: a. Menentukan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: Ho: Tidak Terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Televisi Elevenia terhadap Minat Beli. Ha: Terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Televisi Elevenia terhadap Minat Beli. b. Menentukan t hitung dengan aplikasi SPSS yang hasilnya dapat dilihat pada tabel coeffisients. Berdasarkan tabel diatas, hasil t hitung adalah sebesar 4.185 151 c. Menentukan t tabel dengan ketentuan uji 2 pihak menggunakan taraf signifikasi 5% dengan ketentuan derajat kebebasan (df) = n – k. df = 51 – 2 = 49 , derajat kebebasan didapat dari jumlah sampel responden dalam penelitian yaitu 51 responden, dikurangi jumlah variabel dalam penelitian ini yaitu 2 variabel. Maka nilai t tabel yang didapat adalah sebesar 1,677 d. Membandingkan t hitung dengan t tabel dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : - Apabila thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima - Apabila thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Dengan hasil yang dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai thitung (4,185) > ttabel (1,677). Angka tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya Terdapat Pengaruh antara Terpaan Iklan Televisi Elevenia Terminal Terhadap Minat Beli Mahasiswa. Pengaruh yang ada bersifat positif dan signifikan. 4.7.2 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi pada intinya adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel Y (dependen). Berikut ini tabel hasil perhitungan koefisien determinasi penelitian : 152 Tabel 4.27 Koefisien Detetrminan Model Summary Model 1 R a ,513 R Square ,263 Adjusted R Square ,248 Std. Error of the Estimate ,37380 a. Predictors: (Constant), X Sumber : Hasil kuesioner yang diolah pada SPSS Dari Tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai R (koefisien korelasi) menunjukan nilai sebesar 0,513. Apabila dimasukkan kedalam persamaan koefisien determinasi, maka hasilnya adalah: Kd = (r)² x 100% Kd = (0,513)² x 100% Kd = 26,31% Hal ini berarti 26,31% variabel “Minat Beli Mahasiswa” adalah kontribusi dari variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,69% (100% - 26,31%) dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain. R square berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil R square maka semakin lemah hubungan antara kedua variabel. 4.8 Pembahasan Hasil Penelitian Setelah menyebarkan kuesioner kepada 51 sampel responden, lalu mengkaji, dan menganalis data yang didapat. Peneliti mendapatkan hasil bahwa terpaan iklan 153 televisi Elevenia berpengaruh positif pada minat beli mahasiswa FISIP Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012. Variabel Terpaan Iklan Televisi Elevenia (X) diukur dengan tiga indikator Terpaan Iklan dari William Wells, John Burnet, dan Sandra Moriarty yaitu Frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), Intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan), dan Durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan)86. Perhitungan menunjukan bahwa Terpaan Iklan Televisi Elevenia menghasilkan nilai persentase sebesar 72,2%, hal ini menunjukkan bahwa Terpaan Iklan Televisi Elevenia sudah memberikan pengaruh yang baik. Namun perlu dicatat bahwa responden menilai beberapa indikator dalam pernyataan kuesioner yang menunjukkan bahwa terpaan iklan masih belum menarik. Hal yang belum menarik berdasarkan indikator tersebut adalah mengenai: a. Dalam indikator Intensitas adalah mengenai tagline iklan Elevenia, hasil menunjukkan bahwa responden belum memperhatikan tagline iklan televisi Elevenia. Oleh karena itu, perlu diperhatikan penayangan atau penegasan tagline Elevenia dalam iklan harus lebih di prioritaskan agar konsumen dapat selalu mengingat tagline Elevenia ketika ingin belanja online. Pada umumnya setiap perusahaan selalu ingin mencapai sukses dalam bidang usahanya, dalam arti selalu berusaha agar kelangsungan hidup usahanya tetap 86 William Wels, John Burnet, Sandra Moriarty. 2000. Ibid 154 berhasil. Keadaan tersebut dapat tercapai atau terjadi apabila perusahaan berhasil memasarkan produk yang dihasilkan dengan baik. Public relations dan iklan adalah alat yang sering digunakan untuk mencapai keberhasilan dalam pemasaran produk. Iklan dan Public Relations adalah alat yang berbeda namun saling berkorelasional. Sebenarnya iklan dan Public Relations memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu sama-sama ingin memperkenalkan produk dari sebuah perusahaan. Selain itu, iklan dan Public Relations sama-sama menggunakan orang ketiga. Namun bedanya, orang ketiga dalam Public Relations sengaja diciptakan sebagai penyampai utama, sedangkan orang ketiga dalam iklan cenderung dijadikan sebagai pemberi testimoni. Baik iklan dan Public Relations sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan dari iklan adalah memiliki jangkauan yang luas karena iklan selalu berada di media massa yang ditribusinya sangat luas. Selain itu, iklan juga memiliki pesan yang dapat lebih terkontrol karena pemasang iklan membeli space di media massa. Kelebihan lain dari iklan adalah penyampaian pesan yang dikembangkan melalui kreativitas yang menggugah. Sedangkan kelebihan dari Public Relations adalah kredibilitas pesan yang lebih kuat, biaya yang relatif lebih rendah karena tidak harus membeli space di media massa, dan keterampilan penyampaian pesan yang dikembangkan melalui simulasi di lingkungan sosial. Selain kelebihan, tentunya iklan dan Public Relations memiliki kelemahan. Kelemahan dari iklan, yaitu kredibilitas pesan yang lebih rendah dan alokasi 155 anggaran yang lebih besar karena membeli space di media massa, baik above the line ataupun below the line. Sedangkan kelemahan dari Public Relations adalah proses penciptaan kredibilitas yang membutuhkan waktu lebih lama karena pesan harus dibangun berdasarkan keyakinan. Dari kelebihan dan kelemahan tersebut, tampak adanya fungsi yang saling melengkapi antara iklan dan Public Relations. Maka, kombinasi dari kedua hal tersebut merupakan pilihan yang tepat demi mencapai tujuan yang sama. Dalam hampir setiap iklan pastinya akan menampilkan nama produk dan perusahaan, gaya, simbol – simbol dan teknik persuasi lainnya yang pada dasarnya hal tersebut termasuk dalam kegiatan Public Relations. Menciptakan sebuah positioning dan awareness produk pada publik adalah tujuan dari kegiatan Public Relations dan iklan dapat menjadi sarana tersebut. Sebuah pemasaran yang efektif adalah yang dapat mengkombinasikan Public Relations dan iklan dengan kreatif, pintar, dan tepat sasaran.87 Konsep ini akan membantu para Public Relations serta perusahaan yang bergerak dibidang jasa periklanan untuk memaksimalkan pelayanan yang diberikan. Walaupun pada penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan pada terpaan iklan terhadap minat beli. Elevenia harus memaksimalkan peran Public Relations yang dimiliki dalam bentuk lebih mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan, 87 Demylia Putri dan Markus Hasiholan, 2012. http://himahumasunpad.com/web/2012/04/publicrelations-dan-iklan/ Diakses pada Selasa, 17 Maret 2015. Pukul 15.48 156 sehingga costumer relations yang baik akan semakin terjalin, hal ini sekaligus akan menumbuhkan rasa aman, kepercayaan, adanya loyalitas tinggi oleh pelanggan. Sehingga tujuan dari Elevenia yaitu menjadikan Elevenia sebagai pemimpin pasar online akan dapat tercapai. Variabel Minat Beli Mahasiswa (Y) diukur dengan empat indikator minat beli dari Ferdinand Augusty, yaitu indikator Minat Transaksional, Minat Refrensial, Minat Prefrensial, dan Minat Eksploratif88. Perhitungan menunjukan bahwa minat beli mahasiswa menghasilkan nilai persentase sebesar 70%, hal ini menunjukkan minat beli mahasiswa dinilai baik. Ada beberapa indikator dalam pernyataan kuesioner yang menunjukkan bahwa minat beli yang masih belum baik dimata responden. Hal yang dinilai belum baik berdasarkan indikator tersebut adalah: a. Dalam indikator Minat Transaksional 2 adalah mengenai produk yang tertera di situs Elevenia membuat responden ingin selalu menggunakan produk dalam kegiatan sehari – hari, responden menganggap bahwa produk yang responden beli merupakan produk yang bukan di gunakan untuk kebutuhan sehari – hari. b. Dalam indikator Minat Prefrensial mengenai Elevenia adalah alternative utama untuk belanja online, jawaban memang menunjukkan bahwa responden memberikan respon cukup positif, 88 Ferdinand Augusty. 2006. Ibid. 157 namun hasil berbanding tipis dengan jawaban responden yang memilih pernyataan “tidak setuju”. Cutlip, Center dan Broom menyebutkan pemasaran dan public relations adalah fungsi yang saling mendukung, dan masing – masing membuat keunikan untuk membangun dan memelihara banyak hubungan yang esensial agar organisasi memperoleh keuntungan dan pertumbuhan, sekaligus untuk menghilangkan sesuatu resiko. Hal ini sesuai dengan pemikiran bahwa PR sangat penting dalam proses integrated marketing communication, berkontribusi dengan caranya sendiri tetapi juga konsisten dengan cara untuk mencapai tujuan pemasaran. Thomas M. Harris dalam bukunya The Marketer’s Guide To Public Relations, mengemukakan definisi, MPR merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program – program yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen, melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan dalam usaha memperlihatkan bahwa perusahaan dan produk – produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan minat konsumen89. Elevenia tidak boleh terlalu fokus pada penyampaian informasi melalui iklan saja, tetapi juga harus melakukan komunikasi pemasaran yang baik demi mempromosikan segala informasi yang berkaitan dengan minat beli pelanggan. 89 Irmulan Sati T., SH, M.Si. Modul Pengantar Humas, https://www.academia.edu/7528083/Pengatar_Public_Relations_2014. Diakses pada Selasa 17 Maret 2015, pukul 16.4. Hlm 3, 7 – 8. 158 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” terhadap “Minat Beli”, dan mengukur seberapa besar pengaruh antara kedua variabel tersebut. Dari hasil perhitungan data kuesioner yang didapat dari 51 sampel responden melalui program SPSS 20, diketahui hasil nilai korelasi sebesar 0,566. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar kedua variabel bernilai Sedang, karena berada pada interval korelasi 0,40 - 0,599 seperti yang tercantum pada tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi. Korelasi menunjukkan angka yang positif, artinya korelasi menunjukkan arah yang sama pada hubungan antar variabel, artinya jika variabel 1 semakin besar, maka variabel 2 akan semakin besar pula. Sementara angka probabilitas hubungan antara variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” dengan “Minat Beli Mahasiswa” adalah sebesar 0,000, angka probabilitas antar variabel tersebut < (lebih kecil dari) 0,05 sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel signifikan. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,513 maka menghasilkan pengaruh sebesar 26, 31%. Hal ini berarti 26,31% variabel “Minat Beli Mahasiswa” adalah kontribusi dari variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,69% (100% - 26,31%) dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Dari uji regresi linier sederhana didapat persamaan linier sebagai berikut: Y = 1.333 + 0.436X. Maka, jika tidak ada perubahan pada Terpaan Iklan (X) yang termasuk dalam variabel bebas maka nilai Minat Beli (Y) 1,333 sebagai nilai konstan 159 untuk variabel terikat. Dan setiap penambahan Terpaan Iklan (X) akan mempengaruhi peningkatan Minat Beli (Y) sebesar 0.527. Hal tersebut dapat dikatakan sesuai dengan teori yang digunakan dan relevan dalam penelitian ini, yaitu Teori Perbedaan Individu. Teori ini menelaah perbedaan perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa, sehingga menimbulkan efek tertentu. Menurut teori perbedaan individu, individu - individu sebagai anggota sasaran media massa secara efektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap - sikapnya. Sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai - nilainya. Tanggapan individu terhadap pesan - pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek media massa pada khalayak media massa itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan karena setiap individu berbeda antara satu sama lain dalam struktur kejiwaannya. Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi, psikologisnya, secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari dukungan perbedaan secara biologis, tetapi dikarenakan pengetahuan individual yang berbeda. 160 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yakni tentang Pengaruh Iklan Televisi Elevenia Terhadap Minat Beli Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terpaan iklan televisi Elevenia dikategorikan baik, dengan presentase sebesar 72,2%. Hal ini menunjukkan, bahwa terpaan iklan televisi Elevenia dapat memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan minat beli pelanggan berdasarkan tabel 4.12 (dalam penelitian ini pelanggan adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2012). 2. Sedangkan Minat beli pelanggan Elevenia dikategorikan baik, dengan presentase sebesar 70% berdasarkan tabel 4.12. Hal ini menunjukkan, bahwa minat beli adalah kontribusi dari terpaan iklan. Tingginya minat beli mahasiswa, dipengaruhi oleh terpaan iklan. 3. Dari hasil uji analisis korelasi dapat dijelaskan bahwa hubungan antara variabel “Terpaan Iklan” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,566. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antar kedua variabel bernilai Sedang, karena berada pada interval korelasi 0,40 - 0,599 seperti yang tercantum 161 pada tabel 3.11 Interval Koefisien Korelasi. Pada tabel 4.26 terlihat angka probabilitas hubungan antara variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” dengan “Minat Beli” adalah sebesar 0,000, angka probabilitas antar variabel tersebut < (lebih kecil dari) 0,05 sehingga bisa dikatakan bahwa hubungan antara kedua variabel dinilai signifikan. Hasil nilai koefisien determinasi variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia” terhadap variabel “Minat Beli” adalah sebesar 0,513. Hal ini berarti 26,31% variabel “Minat Beli” adalah kontribusi dari variabel “Terpaan Iklan Televisi Elevenia”. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 73,69% (100% - 26,31%) dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Dari uji regresi linier sederhana didapat persamaan linier sebagai berikut: Y = 1.333 + 0.436X. Maka, jika tidak ada perubahan pada Terpaan Iklan (X) yang termasuk dalam variabel bebas maka nilai Minat Beli (Y) 1,333 sebagai nilai konstan untuk variabel terikat. Dan setiap penambahan Terpaan Iklan (X) akan mempengaruhi peningkatan Minat Beli (Y) sebesar 0.527. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menjelaskan sebab-sebab lain tersebut. 162 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan – kesimpulan yang telah diambil, maka saran yang dapat peneliti berikan sebagai bahan masukan yang mungkin dapat dilakukan dan bermanfaat untuk perusahaan yaitu sebagai berikut : 1. Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terhadap program televisi dan dapat melalui dari durasi yaitu berapa lama konsumsi yang dilakukan oleh pemirsa, frekuensi yaitu berapa kali pemirsa mengkonsumsi serta pengetahuan akan isi program yang di teliti. Dalam hal ini, sebuah perusahaan yang ingin melakukan promosi suatu produk harus melakukan bauran komunikasi pemasaran, jika perusahaan tersebut ingin produk atau merknya dikenal dan diingat oleh khalayak, salah satunya dengan melakukan terpaan iklan. Terpaan iklan televisi Elevenia sudah memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan minat beli pelanggan, dibuktikan oleh hasil analisis deskriptif sebesar 72,2%. Namun, tidak hanya sampai disitu, Elevenia harus lebih meningkatkan minat beli pelanggan agar menjadi keputusan membeli. Tentunya terjadi peningkatan karena adanya pengaruh dari terpaan iklan televisi. 2. Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang di ukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan 163 mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Oleh karena itu, Elevenia harus lebih meningkatkan minat menjadi keputusan membeli produk yang tersedia dalam situs jual beli online Elevenia melalui terpaan iklan televisi. 3. Dari hasil uji analisis korelasi yang menunjukkan hubungan antara kedua variabel bernilai 0,566 yang di kategorikan sedang, serta hasil nilai koefisien determinasi sebesar 26,31% variabel minat beli adalah kontribusi dari terpaan iklan, dan sisanya dapat disebabkan oleh sebabsebab lain. Dalam hal ini, untuk memastikan sebab – sebab lain yang di maksud, perlu di lakukan penelitian lebih lanjut. Peneliti membuka kesempatan kepada pihak lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 164 DAFTAR PUSTAKA Buku : Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Citra. Assael, Henry. 2001. Consumer Behavior And Marketing Action, Malang : Boston Thomson & Learning. Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Bungin, Burhan. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Kencana Predana Media Group. Danandjaja. 2011. Peran Humas Dalam Perusahaan, Yogyakarta : Graha Ilmu. Durianto, Darmadi. 2004. Brand Equity Ten, Jakarta : Mitra Uta. Effendy, Onong Uchyana. 1989. Kamus Komunikasi, Bandung : PT. Citra Adyabakti. Effendy, Onong Uchyana. 2002. Ilmu Komunikasi, Teori & Praktek, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uchyana. 2003. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Adya Bakti. Haryanto, Rudy. 2009. Prinsip – prinsip Periklanan, Jakarta : Gramedia. Hasyim & Rina Anindita. 2009. Prinsip – prinsip Dasar metode Riset Bidang Pemasaran, Jakarta : UIEU University Press. Indonesia, Dewan Periklanan. 2005. Etika Pariwara Indonesia, Jakarta : Juli. Indrajaya, Richie. 2008. Jangan Takut Mulai Bisnis, Jakarta : Me Book. Jefkins, Frank. 2005. Public Relations. Jakarta: Erlangga. 165 Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep Dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti. Kotler, Philip & Alan R. Andreasen. 1991. Strategic Marketing For Nonprofit Organizations, __________ Kotler, Phlip & A.B Susanto. 2001. Manajemen Pemasaran, Buku 2, Jakarta : PT. Salemba Empat Patria. Kotler, Phlip & Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 12, Jakarta : PT. Indeks. Kriyantono, Rakhmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Lane, W. Ronald., White Hill King, & J. Thomas Russel. 2008. KLEPPNER: Prosedur Periklanan, Edisi ke 17, PT. Macanan Jaya Cemerlang. Lee, Monle & Carla Johnson. 2011. Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global, Jakarta : Kencana Prenada Media. Liliweri, Alo. 1992. Dasar – dasar Komunikasi Periklanan, Bandung : PT Citra Adyabakti. Madjadikara, Agus S. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Jakarta : GM. McQuail, Dennis & Sven Windahl. 1993. Communication Models : For The Study Of Mass Communication, 2nd Edition, Newyork : Longman Inc. M.A, Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. M.A, Morissan. 2010. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Tangerang : Ramdina Prakarsa. Muhammad, Arni. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga Cetakan Pertama, Jakarta : Salemba Empat. 166 Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar), Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Rangkuti, Freddy. 2002. Riset Pemasaran, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Rivers, William L., et al. 2008. Media Massa & Masyarakat Modern, Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Santosa, Sigit. 2009. Creative Advertising, Jakarta : Elex Media Komputindo. Shimp, Terence A,. 2000. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta. Shimp, Terrence A.,. 2003. Periklanan Promosi Dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Ke-5 Jilid Ke-1, Jakarta : Erlangga. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta Sule, Erni Trisnawati & Kurniawan Saefullah. 2004. Pengantar Manajemen Edisi Pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu. Sutherland, Max & Alice K. Sylvester. 2005. Advertising And The Mind Of The Consumer, Jakarta : PPM Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia, Yogyakarta : Andi Offset. Wells, William., John Burnett, Sandra Moriarty. 2000. Advertising Pririnciples And Practice, Five Edition, New Jersey : Prentice-Hall International. 167 Skripsi / Jurnal : Yuniar, Nurhamidah. 2014. Pengaruh Konten Berita Pemilu Di Radar Banten Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Politik Mahasiswa FISIP Untirta Prodi Ilmu Komunikasi TA 2013/2014, Perpustakaan FISIP Untirta. Hartanto, Dedi Duto. 2001. Penggunaan Ilustrasi Sebagai Daya Tarik Pada Iklan Media Cetak. Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra. Istiyanto, S. Bekti (Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed). 2010. Wanita Dalam Gambaran Iklan Televisi Kita. Website : o http://news.detik.com/read/2014/10/16/160838/2720888/727/elevenia-padukankemudahan-belanja-online-dengan-kepraktisan-pembayaran Di akses pada Jum‟at, 27 Februari 2015 o www.elevenia.co.id Diakses pada Jum‟at 27 Februari 2015 o www.xl.co.id Diakses pada Minggu, 27 Maret 2015 o www.skplanet.com Diakses pada Minggu, 22 Maret 2015 o www.youtube.com o http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33659/Chapter%20II.pdf;jses sionid=2F07906731AE045B9FCDC3668F154991?sequence=4 diakses pada Kamis 26 Maret 2015 o Putri, Demylia dan Markus Hasiholan, 2012. http://himahumasunpad.com/web/2012/04/public-relations-dan-iklan/ Diakses pada Selasa, 17 Maret 2015 o Sati T, Irmulan., SH, M.Si. Modul Pengantar Humas, https://www.academia.edu/7528083/Pengatar_Public_Relations_2014. Diakses pada Selasa 17 Maret 2015 168 LAMPIRAN 169 KUESIONER PENELITIAN Perkenankanlah saya memohon kesediaan Sdr/Sdri untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Kuesioner penelitian ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang dilakukan oleh Tirta Lestari, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang - Banten. Untuk memenuhi tugas penyelesaian skripsi mengenai Pengaruh Terpaan Iklan dan Minat Beli. Untuk itu saya mohon bantuan Saudara dan Saudari untuk mengisi kuesioner penelitian. Bantuan yang anda berikan dapat dilakukan dengan memberikan pendapat terhadap sejumlah pernyataan dalam kuesioner ini. Saya ucapkan terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya. Identitas Responden Nama : …………………………… NIM : Jurusan : Jenis kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan Usia : …… tahun A. Terpaan Iklan No. Pernyataan 1. Iklan tv Elevenia tayang minimal tiga kali dalam sehari pada stasiun tv yang berbeda 2. Iklan tv Elevenia lebih sering terlihat di banding iklan jual beli online lainnya SS S TS STS 170 3. Penulisan kalimat yang ditayangkan dalam iklan tv Elevenia mudah dibaca 4. Iklan tv Elevenia tidak terlalu rumit dalam menyampaikan pesan sehingga mudah dipahami 5. Bahasa yang digunakan dalam iklan tv Elevenia jelas dan mudah dipahami 6. Penampilan konten dalam iklan Elevenia sangat menarik 7. Tagline iklan Elevenia menarik dan unik sehingga dapat melekat dalam ingatan 8. Setting latar belakang dalam iklan menarik 9. Model yang digunakan dalam iklan tv Elevenia terkenal sehingga dapat menarik perhatian 10. Adegan model/bintang iklan dalam iklan dapat menarik perhatian 11. Iklan Elevenia menampilkan ilustrasi gambar yang menarik 12. Saya menyaksikan iklan Elevenia dari awal sampai selesai di setiap penayangannya 13. Iklan tv Elevenia tidak banyak menyita waktu ketika tayang 14. Musik/backsound iklan yang unik menarik perhatian untuk menyaksikan penayangan iklan sampai selesai 171 B. Minat Beli No. Pernyataan Produk yang tersedia membuat saya tertarik untuk belanja 15. online di Elevenia Produk yang tersedia di situs jual beli Elevenia membuat 16. saya ingin selalu menggunakan produk dalam kegiatan sehari-hari Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena 17. fungsi nya yang menjual berbagai produk Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena 18. kemasan nya yang rapih Situs jual beli Elevenia dapat di rekomendasikan karena 19. 20. Elevenia menjual berbagai macam produk Elevenia adalah alternatif utama saya untuk belanja online Harga yang di tawarkan para seller (penjual) di Elevenia 21. relatif murah Terlebih dulu mencari tahu kualitas penjualan produk yang 22. ada di Elevenia TERIMA KASIH SS S TS STS 172 173 174 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi - Nama Lengkap : Tirta Lestari - Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta / 10 November 1992 - Jenis Kelamin : Perempuan - Agama : Islam - Kewarganegaraan : Indonesia - Alamat : Komplek Perumahan Harapan Kita, Jl. Kenanga Raya Blok D1 No. 22 RT 001 RW 007, Karawaci – Tangerang 15810 - No Telp : 085945789877 - Email : [email protected] Pendidikan Formal: - SDN Bencongan 2 Tangerang - SMP Swasta Nusantara 1 Tangerang - SMA Swasta PGRI 109 Tangerang - Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas, Program Strata-1 Pendidikan Non Formal: - EEC English Course (2001 – 2003) - English First Gading Serpong (2009-2010) - Bina Sains Nusantara, Serang (2014) Pengalaman Organisasi: - SCRATCH Social Community Pengalaman Kerja: - 1 Bulan Internship, Divisi Pusat Informasi Humas Kementerian Komunikasi Dan Informatika, Jakarta.