V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Hasil penelitian Hubungan Antara Jenis Informasi Seks, Jenis Saluran Komunikasi dan Persepsi Tentang Perilaku Seksual Pra Nikah pada Remaja (Kasus Sebuah SMU di Bogor), dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keterpaan remaja terhadap jenis informasi seks lebih banyak dari media cetak daripada media audiovisual maupun saluran komunikasi interpersonal. Media yang digunakan adalah : majalah, surat kabar dan tabloid (media cetak); TV, VCD dan radio (media audiovisual) ;teman dan guru (komunikasi interpersonal). 2. Semakin tinggi tingkat sosialisasi di dalam sekolah, semakin sedikit remaja mengakses jenis informasi sistem biologis dan reproduksi dan jenis saluran media cetak. Tetapi, semakin tinggi tingkat sosialisasi di luar sekolah, semakin banyak remaja mengakses jenis informasi penyakit kelamin dan jenis saluran media cetak. 3 . Terdapat perbedaan antara remaja putra dan putri dalam mengakses jenis informasi seks dan jenis saluran komunikasi. Remaja putra lebih banyak terterpa jenis informasi kehidupan seks dan jenis saluran media cetak. Sebaliknya, remaja putri lebih banyak terterpa jenis informasi kebutuhan biologis dan reproduksi dengan jenis saluran komunikasi interpersonal. 4. Semakin tinggi umur remaja, semakin sedikit memperoleh informasi proses kehamilan dan aborsi dari berbagai jenis saluran komunikasi. 133 5. Remaja yang duduk di kelas I11 lebih banyak yang mempersepsikan konsep seks sebagai perilaku seks. Hanya siswa kelas I1 yang banyak menyatakan bahwa hubungan antara jenis kelamin merupakan konsep seks. 6. Remaja kelas I1 lebih banyak menyatakan persepsi tentang perilaku seks berupa ciuman, sedangkan kelas lainnya menyatakan bersetubuh. Siswa kelas I11 ( P A dan IPS) menganggap bahwa onanilmasturbasi merupakan perilaku seks tetapi tidak pada berpelukan. 7. Remaja yang umurnya lebih rendah, kebanyakan mempersepsikan perilaku seks berupa bersetubuh. 8. Remaja yang bersosialisasi di dalarn sekolah kebanyakan mempersepsikan perilaku seks adalah bersetubuh. 9. Semakin tinggi tingkat terpaan jenis informasi penyakit kelamin dan jenis saluran media cetak, semakin banyak yang mempersepsikan alasan remaja melakukan hubungan seksual pra nikah adalah karena rasa ingin tahu. lo. Semakin tinggi tingkat terpaan jenis informasi penyakit-penyakit kelamin dan jenis saluran media audiovisual, semakin banyak yang yang mempersepsikan perilaku seks adalah berciuman dan bercumbu; Semakin tinggi tingkat terpaan jenis informasi sistem biologis dan reproduksi dengan jenis saluran media audiovisual, semakin banyak yang mempersepsikan alasan remaja melakukan hubungan seksual pra nikah adalah karena nafsu yang menggebu, rasa ingin tahu dan kedua pihak menginginkan. 11. Semakin tinggi tingkat terpaan jenis informasi kehidupan seks dan jenis saluran komunikasi interpersonal, semakin banyak yang mempersepsikan konsep seks adalah bersetubuh dan pemuasan kebutuhan biologis/nafsu; Semakin tinggi tingkat terpaan jenis idorrnasi penyakit kelamin dan jenis saluran komunikasi interpersonal tinggi, semakin banyak yang mempersepsikan perilaku seks berupa bersetubuh. 12. Dari ketiga jenis saluran komunikasi tersebut, saluran komunikasi interpersonal lebih berpengaruh dan efektif bagi remaja dalam pembentukan persepsi tentang perilaku seksual pra nikah. 5.2. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti menyarankan hal-ha1 sebagai berikut: 1. Mnat dan kebutuhan remaja terhadap informasi seks cukup besar. Sementara itu, informasi seks yang diperoleh dari media cetak dan audiovisual lebih banyak memberikan informasi kehidupan seks yang sarat dengan pornografi dan erotisme. Oleh karena itu, informasi kesehatan reproduksi remaja perlu diberikan ., kepada remaja, khususnya siswa SMU. 2. Agar penyampaian infomasi seks efektif bagi remaja, perlu diupayakan metode diskusi dengan teman-teman sebaya (peer group) dengan dipandu pendidik. 3. Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk mengetahui lebih mendalam tentang dampak dari saluran komunikasi dengan penelitian yang bersifat kualitatif.