PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI

advertisement
PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI
PAPAN ANGKA DI TK BUDI MULIA PADANG
ARTIKEL JURNAL
Oleh
IRMAYANI
NIM : 2009/50986
JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
Jurnal Pesona PAUD. Volume 1 No1
Gusnilawati adalah Mahasiswa PG-PAUD FIP UNP
Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang
Page i
Jurnal Pesona PAUD. Volume 1 No1
Gusnilawati adalah Mahasiswa PG-PAUD FIP UNP
Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang
Page ii
PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PAPAN
ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK BUDI MULIA PADANG
Irmayani
Abstrak
Masalah dalam penelitian ini kemampuan pengenalan lambang bilangan anak
rendah, metode yang digunakan guru kurang bervariasi. Tujuan penelitian untuk
meningkatkan kemampuan pengenalan lambang bilangan. Jenis penelitian
tindakan kelas dengan subjek penelitian anak TK Budi Mulia Padang kelompok
B1 20 orang. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian siklus I kemampuan lambang bilangan anak rendah
dan pada umumnya terlihat masih kurang baik. Siklus II kemampuan
kemampuan lambang bilangan anak meningkat. Dengan demikian dapat
disimpulkan melalui papan angka dapat meningkatkan kemampuan lambang
bilangan anak Taman Kanak-kanak Budi Mulia Padang.
Kata Kunci: lambang bilangan; papan angka; Tk
PENDAHULUAN
Pendahuluan Pendidikan yang bermutu dan peningkatan hasil pendidikan antara lain
dihasilkannya lulusan yang baik. Dengan keyakinan hal ini akan berpengaruh dalam segala
bidang pembangunan. Dasar dan tujuan pendidikan adalah hal yang pokok dalam
pelaksanaan pendidikan. Dasar pendidikan menentukan corak dan isi pendidikan.Taman
Kanak- kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan normal sebelum anak memasuki usia
Sekolah Dasar. Lembaga ini merupakan lembaga yang sangat penting dalam rangka
peletakan konsep dasr pendidikan bagi anak usia dini. Konsep dasar ini sangat utama,
karena ilmu hanya dapat dikembangkan dengan baik apabila didasari dengan konsep yang
matang dan mantap. Sebaliknya apabila konsep dasar ilmu anak tidak kuat dan tidak
matang, maka tidak mungkin bisa menerima perkembangan ilmu selanjutnya. Sebagai mana
dinyatakan dalam Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan
nasional, pasal 28, ayat 3 menyatakan: Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal, yang bertujuan membantu anak didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai
agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/ motorik, dan seni untuk siap
memasuki sekolah dasar.Pendidikan dan pembelajaran di TK merupakan salah satu upaya
untuk membantu meletakkan dasar perkembangan semua aspek tumbuh kembang bagi anak
sebelum memasuki pendidikan dasar. Usia Taman Kanak-kanak berada dalam rentang anak
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 1
usia dini yang sedang mengalami masa peka untuk menerima ransangan dan sangat
menentukan bagi tumbuh kembang anak pada masa selanjutnya.
Pembelajaran di Taman Kanak-kanak melalui beberapa aspek pengembangan yaitu 1)
pengembangan kebiasaan, 2) pengembangan bahasa, 3) pengembangan kognitif, 4)
pengembangan fisik/moral. Adapun yang akan diteliti adalah dalam bidang kognitif.
Perkembangan kognitif terjadi melalui suatu proses yang disebut dengan adaptasi. Adaptasi
merupakan penyesuaian terhadap tuntutan lingkungan melalui dua hal yaitu asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi merupakan proses dimana anak berupaya untuk menafsirkan
pengalaman barunya yang didasarkan pada interprestasinya saat sekarang mengenai
dunianya. Akomodasi merupakan aspek kedua dari adaptasi di mana anak berusaha untuk
menyesuaikan
struktur
berfikirnya
dengan
sejumlah
pengalaman
baru.
Untuk
mengembangkan pengembangan kognitif tersebut sangat di butuhkan peranan guru
terutama adalah dengan menggunakan bermacam-macam permainan yang menarik bagi
anak sehingga anak terangsang dengan pembelajaran bermain sambil belajar. Dan juga
menggunakan bermacam-macam metode salah satunya dengan metode demonstrasi dan
praktek langsung, guru mendemontrasikan anak melakukan praktek langsung.
Angka-angka dipelajari sebagai rutinitas sehari-hari, maka anak-anak akan mulai
dapat menghitung sendiri benda-benda disekitarnya ketika dia sedang bermain. Yang perlu
ditekankan pada tahap pengenalan ini, janganlah mengajarkan sesuatu yang bersifat abstrak
seperti symbol angka, karena hal ini sukar untuk dipahami oleh anak-anak tersebut. Tetapi
mulailah dari hal-hal yang bersifat kongkrit kemudian baru mengenalkan konsep bilangan.
Gunakan segala sesuatu yang disenangi anak-anak sebagai kunci dalam proses
mengajarnya. Baru kemudian setelah anak memahami apa yang sedang dikerjakannya,
mulai diperkenalkan dengan symbol angka satu persatu. Di Taman Kanak-kanak Budi
Mulia Padang pada kelas B1 tahun ajaran 2011 / 2012, pada umumnya pengenalan lambang
bilangan masih rendah. Seperti pada pada kegiatan pengenalan lambang bilangan 1-10,
mencarikan lambang bilangan yang disebutkan guru, menghubungkan lambang bilangan
dengan benda. Kegiatan pembelajaran selama ini tidak menarik bagi anak. Hal ini
disebabkan oleh media dan metode yang digunakan guru tidak bervariasi.
Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik menuangkan kedalam skripsi yang
berjudul “Peningkatan Pengenalan Lambang Bilangan Melalui Papan Angka di Taman
Kanak-kanak Budi Mulia Padang”. Perumusan Masalah berdasarkan latar belakang masalah
yang telah di uraikan maka dapat dirumuskan Bagaimanakah papan angka dapat
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 2
meningkatkan kemapuan berhitung anak? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan berhitung anak melalui permainan peningkatan pengenalan
lambang bilangan melalui papan angka di Taman Kanak-kanak Budi Mulia Padang.
Manfaat Penelitian 1) Anak, 2) Guru, 3) Sekolah Dengan keaktifan dan keahlian anak
dalam mengenal angka melalui papan angka diharapkan mutu pendidikan di TK Budi Mulia
Padang akan semakin meningkat Kajian Pustaka Anak usia dini adalah sekelompok
individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun, menurut defenisi ini anak usia dini
merupakan kelompok manusia yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan,
NAEYD dalam (Hartati, 2005:7) Anak usia dini adalah sekelompok individu yang unik
dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembanga dalam aspek fisik, kognitif, sosial,
emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang
sedang dilalui oleh anak tersebut Hartati (2005:8).
Solehuddin dalam Masitoh (2006:6.4) mengungkapkan karakteristik anak adalah
“unik, aktif, rasa ingin tahu tinggi, egisentris, berjiwa petualang, daya konsentrasinya
pendek, gaya imajinasinya tinggi, senang berteman”. Keunikan anak sebagimana
dikemukakan di atas memberikan implikasi bagi para guru untuk dapat memilih dan
menggunakan strategi yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran di Taman
Kanak-Kanak. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah
sekelompok individu yang berada pada usia rentang 0-8 tahun, anak yang berada pada
rentang pertumbuhan dan perkembangan.
Ramli (2005:67): mengemukakan bahwa Kesadaran kepada diri sendiri
berkembang kearah perhatian kepada orang lain, dari kesadaran untuk ini dan disini kearah
kesadaran dan keingintahuan intelaktual yang lebih luas, dari pemerolehan fakta terpisah
kearah konseptualisasi dan perkembangan minat yang mendalam pada simbol. Bilangan
atau biasa disebut lambang bilangan menurut Ruslaini (Tajudin, 2008:23) adalah suatu alat
pembantu yang mengandung suatu pengertian. Bilangan-bilangan ini mewakili suatu jumlah
yang diwujudkan dalam lambang bilangan. Angka atau bilangan adalah lambang atau
simbol yang merupakan suatu objek yang terjadi dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan
10, dapat ditulis dengan 2 buah angka (double digits) yaitu angka 1 dan angka 0, Pengertian
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
untuk belajar. Badru Zaman (2010:1) Media dalam proses pembelajaran dapat
mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan
dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Kemp dan Dayto (Dalam Eliyawati,
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 3
2010:3) mengemukakan beberapa manfaat media yaitu 1) Penyampaian pesan pembelajaran
dapat lebih tersandar, 2) Pembelajaran dapat lebih menarik, 3) Pembelajaran menjadi lebih
interaksif dengan menerapkan teori belajar, 4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat
diperpendek, 5) Kualitas pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dinapun
diperlukan, 6) Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan, 7) Peranan guru kearah positif.
Berbagai
penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam
pembelajaran sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar pada siswa
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran tanpa media dengan
pembelajaran dengan pembelajaran dengan menggunakan media. Oleh karena itu
penggunaan media pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas
pembelajaran. Papan dari kayu dengan permukaan yang bida ditulis dengan menggunakan
spidol untuk menulis lambing bilangan yang menunjukan bilangan atau nomor (Wikpedia
Bahasa Indonesia). Papan angka adalah suatu media pembelajaran yang terbuat dari triplek
atau dupleks yang berukuran 10 x 10 x 60 cm, 60 buah kartu angka yang ditempel diberi
warna merah, kuning, hijau dan pada setiap angka diberi lobang yang bertujuan untuk
menancapkan bunga sesuai dengan lambang bilangan tersebut. Permainan ini bertujuan
agar anak tahu dengan lambang bilangan dan konsep bilangan.
Hipotesis Penelitian
terdapat peningkatan pengenalan lambang bilangan melalui papan angka di Taman Kanakkanak Budi Mulia Padang pada kelas B1.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dalam penelitian ini adalah Mixing Method (metodologi campuran)
dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data dilustrasikan sesuai dengan
pengelompokannya. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian tindakan kelas
(Action Reasearch). Menurut Depdiknas (2003 : 9) Penelitian tindakan kelas adalah suatu
penelitian yang dilakukan secara sistematis, refleksi terhadap berbagai aksi atau tindakan
yang dilakukan oleh guru/pelaku mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap
tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran yang dilakukan. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini dilakukan
pada kelas B1 yang berjumlah 20 orang terdiri dari laki- laki 8 orang sedangkan perempuan
12 orang. Murid Taman Kanak-kanak Budi Mulia Padang pada umumnya berasal dari
wiraswasta, pedagang dan pegawai karena berasal dari latar belakang yang bervariasi maka
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 4
sangat membantu penulis melakukan penelitian ini untuk melihat perkembangan anak.
Prosedur Penelitian Prosedur pelaksanaan akan dilaksanakan secara bersiklus yang dimulai
dengan siklus pertama, apabila siklus pertama tidak berhasil maka dilanjutkan dengan siklus
kedua, dimana siklus kedua ini sangat ditentukan oleh siklus pertama, terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi seperti yang dikemukakan oleh
Arikunto (2006 : 10) :Instrumentasi Format observasi Pedoman observasi untuk mengecek
kegiatan yang dilakukan berdasarkan indicator yang dilakukan sebelumnya. Aspek yang
diamati melalui pedoman ini adalah yang berkaitan tentang proses pembelajaran.
Dokumentasi berupa portofolio Format penilaian hasil belajar siswa Format ini berisikan
tentang penilaian yang telah dilaksanakan selama proses pembelajara,n Format wawancara
Dilakukan untuk tanggapan keaktifan siswa terhadap kegiatan setelah pembelajaran
berlangsung. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
antara lain : (Arikunto, 2010 : 17) Teknik observasi adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data dari hasil pengamatan langsung
sewaktu anak melakukan kegiatan menyusun dan menyesuaikan angka pada papan angka
Teknik wawancara, dilakukan untuk tanggapan keaktifan siswa terhadap kegiatan setelah
pembelajaran berlangsung.
Teknik dokumentasi yaitu berupa kamera untuk merekam
pembelajaran yang sedang berlangsung Teknik Analisis Data Data yang diperoleh selama
penelitian yang berlangsung dianalisis biak scara kuantitatif maupun secara kualitatif untuk
memperoleh hasil yang maksimal terhadap penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Data
digunakan sebagai bahan untuk menentukan tindakan berikutnya. Keseluruhan data
digunakan untuk mengambil kesimpulan dari tindakan yang dilakukan dan pengaruhnya
terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
HASIL
Hasil Penelitian deskripsi siklus I dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan, pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 Februari 2012, pertemuan kedua
dilaksanakan hari Rabu tanggal 15 Februari 2012, pertemuan ketiga dilaksanakan hari Senin
tanggal 20 Februari 2012 Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: Hasil Observasi peningkatan kemampuan pengenalan lambang bilangan
anak Siklus II pertemuan ketiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 5
Tabel 1. Hasil Observasi Kemampuan Anak dalam Pengenalan Lambang Bilangan
Melalui Papan Angka Pada Siklus I
N
o
1
2
3
4
Pertemuan pertama
Aspek yang
dinilai
Mmenunjukkan
lambang bilangan
1-10
Mencocokkan
bilangan dengan
lambang bilangan
Mengenal
lambang bilangan
1-20
mengenal
lambang bilangan
1-20
Menghubungkan
lambang bilangan
dengan bendabenda
Nilai rata-rata
Pertemuan kedua
Pertemuan ketiga
A
f
%
B
f %
C
f
%
R
f
%
A
f
%
B
f %
C
f
%
R
f %
A
f %
B
f %
C
f %
R
f %
4
20
2
10
4
20
10
50
5
25
3
15
5
25
7
35
6
35
5
25
3
15
6
30
3
15
2
10
5
25
10
50
4
20
3
15
4
20
9
45
5
25
4
20
4
20
7
35
2
10
3
15
4
20
11
55
3
15
4
20
3
15
1
0
50
4
20
5
25
5
25
6
30
2
10
2
10
4
20
12
60
3
15
4
20
3
15
1
0
50
4
20
4
20
5
25
7
35
13,75
11,3
21,3
53,8
18,75
17,5
18,8
45
23,75
22,5
21,3
Berdasarkan tabel di atas pada siklus I pertemuan ketiga kemampuan anak
menunjukkan lambang bilangan 1-10 jumlah anak amat baik 6 orang dengan persentase
30%, yang baik 5 orang dengan persentase 25%, yang cukup 3 orang dengan persentase
15%, yang rendah 6 orang dengan persentase 30%. Untuk aspek mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan jumlah anak amat baik 5 orang dengan persentase 25%, yang baik
4 orang dengan persentase 20%, yang cukup 4 orang dengan persentase 20%, yang rendah 7
orang dengan persentase 35%. Aspek anak mengenal lambang bilangan 1-20 jumlah anak
amat baik 4 orang dengan persentase 20%, yang baik 5 orang dengan persentase 25%, yang
cukup 5 orang dengan persentase 25%, yang rendah 6 orang dengan persentase 30%. Aspek
menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda jumlah anak amat
baik 4 orang dengan persentase 20%, yang baik 4 orang dengan persentase 20%, yang
cukup 5 orang dengan persentase 25%, yang rendah 7 dengan persentase 35%. Berdasarkan
tabel rekapitulasi di atas didapat hasil rata-rata pada siklus I pertemuan pertama yang
memperoleh nilai amat baik memperoleh rata-rata 13,75, nilai baik rata-rata dengan
persentase sebesar 11,3%, nilai cukup rata-rata dengan persentase sebesar 21,3%,
sedangkan nilai rendah rata-rata dengan persentase 33,8%. Untuk pertemuan kedua yang
memperoleh nilai baik rata-rata 18,75%, nilai baik rata-rata dengan persentase 17,5%, nilai
cukup rata-rata dengan persentase sebesar 18,8%, nilai rendah rata-rata dengan persentase
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 6
32,5
sebesar 45%. Dan untuk pertemuan ketiga yang memperoleh nilai amat baik rata-rata
23,75% nilai baik rata-rata dengan persentase sebesar 22,5%, yang memperoleh nilai cukup
rata-rata dengan persentase 21,3%, dan yang memperoleh nilai rendah rata-rata dengan
persentase 32,5%.
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I ternyata belum mencapai kriteria
ketuntasan, maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus kedua yang dilaksanakan
sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27
Februari 2012, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Februari 2012,
pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Maret 2012. Hasil Observasi
peningkatan kemampuan pengenalan lambang bilangan anak Siklus II pertemuan ketiga
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Hasil Observasi Kemampuan Anak dalam Pengenalan Lambang Bilangan
Melalui Papan Angka Pada Siklus II
N
o
Perteuan pertama
Aspek yang
dinilai
A
f
1
0
B
%
50
1 Menunjukkan
lambang
bilangan 1-10
2 Mencocokkan 9 45
bilangan
dengan
lambang
bilangan
Mengenal
lambang
bilangan 1-20
8 40
3 Mengenal
lambang
bilangan 1-20
4 Menghubung 8 40
kan/
memasangkan lambang
bilangan
dengan
benda-benda
Nilai rata-rata 43,75
Pertemuan kedua
f
3
%
15
f
3
C
%
15
f
4
R
%
20
f
12
%
60
f
2
B
%
10
f
4
C
%
20
f
2
R
%
20
f
18
%
90
f
1
B
%
5
f
1
% f
5
4
20
3
15
4
20
11
55
4
20
2
10
3
15
15
75
3
15
1
5
4
20
5
25
3
15
11
55
3
15
4
20
2
10
17
85
2
10
1
5
3
15
6
30
3
15
10
50
4
20
3
15
3
15
16
80
2
10
1
5
17,5
21,3
17,5
A
Pertemuan ketiga
55
16,3
16,3
12,5
A
82,5
10
C
5
Berdasarkan tabel di atas pada siklus II pertemuan ketiga kemampuan anak
menunjukkan lambang bilangan 1-10 jumlah anak amat baik 18 orang dengan persentase
90%, yang baik 1 orang dengan persentase 5%, yang cukup 1 orang dengan persentase 5%,
yang rendah tidak ada%. Untuk aspek mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan
jumlah anak amat baik 15 orang dengan persentase 75%, yang baik 3 orang dengan
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 7
R
%
1
5
1
5
2,5
persentase 15%, yang cukup 1 orang dengan persentase 5%, yang rendah 1 orang dengan
persentase 5%. Aspek anak mengenal lambang bilangan 1-20 jumlah anak amat baik 17
orang dengan persentase 85%, yang baik 2 orang dengan persentase 10%, yang cukup 1
orang dengan persentase 5%, yang rendah tidak ada. Aspek menghubungkan/memasangkan
lambang bilangan dengan benda-benda jumlah anak amat baik 16 orang dengan persentase
80%, yang baik 2 orang dengan persentase 10%, yang cukup 1 orang dengan persentase 5%,
yang rendah 1 orang dengan persentase 5% Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas didapat
hasil rata-rata pada siklus I pertemuan pertama yang memperoleh nilai amat baik
memperoleh rata-rata 43,75%, nilai baik rata-rata dengan persentase sebesar 17,5%, nilai
cukup rata-rata dengan persentase sebesar 21,3%, sedangkan nilai rendah rata-rata dengan
persentase 17,5%. Untuk pertemuan kedua yang memperoleh nilai amat baik rata-rata 55%,
nilai baik rata-rata dengan persentase 16,3%, nilai cukup rata-rata dengan persentase
sebesar 16,3%, nilai rendah rata-rata dengan persentase sebesar 12,5%. Dan untuk
pertemuan ketiga yang memperoleh nilai amat baik rata-rata 82,5% nilai baik rata-rata
dengan persentase sebesar 10%, yang memperoleh nilai cukup rata-rata dengan persentase
5%, dan yang memperoleh nilai rendah rata-rata dengan persentase 2,5%.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan
melalui papan angka pada kondisi awal, peneliti melihat bahwa masih banyak anak yang
belum tahu bentuk dari lambang bilangan 1-10, anak tidak dapat mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan, anak tidak dapat menghubungkan atau memasangkan lambang
bilangan dengan benda- benda. Berdasarkan kondisi awal tersebut, terlihat dari sebagian
anak kelas B1 yang berjumlah 20 orang, anak yang berkatagori amat baik dalam
menunjukkan lambang bilangan 1-10 hanya 2 orang dengan persentase 10%, anak
berkatagori amat baik pada mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan 1 orang
dengan persentase 5%, mengenal dengan lambang bilangan 1-20 katagori amat baik 1 orang
dengan persentase 5%. Menguhubungkan lambang bilangan dengan benda- benda kategori
amat baik 1 orang dengan persentase 5%.
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan II upaya perbaikan terhadap optimalisasi
jadi strategis yang berupa peningkatan kemampuan pengenalan lambang bilangan anak
kelihatan semakin baik dan semakin nyata hasilnya. Hal ini terlihat dari meningkatnya
angka indikator kinerja baik terhadap kesenangan belajar maupun hasil belajar yang dicapai
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 8
oleh anak maka sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Haryadi (2009:24) untuk
siklus I anak memperoleh nilai rata-rata 23,75% dan untuk siklus ke II memperoleh hasil
dengan nilai rata-rata 82,5% dan untuk mengetahui interprestasi anak berdasarkan kriteria
yang ditentukan oleh Arikunto (2010) dengan demikian peningkatan kemampuan
pengenalan bilangan anak akan berhasil tanpa didukung oleh kemampuan guru.
Peningkatan kemampuan pengenalan lambang bilangan anak dalam permainan papan
angka meningkat dari 23,75% menjadi 82,5% memberikan arti bahwa perbaikan yang telah
dilakukan terhadap kelemahan yang ditemukan pada siklus I telah berhasil mencapai
sasaran dengan baik. Kemampuan anak dengan papan angka, dapat diartikan semakin tinggi
persentase kemampuan bilangan anak akan meningkat. Semakin tinggi percaya diri anak
dalam mengulangi permainan yang sudah diberikan guru. Maka hasil belajar anak juga akan
meningkat.
Permainan papan angka ini merupakan salah satu dari banyak cara untuk
meningkatkan kemampuan pengenalan lambang bilangan anak melalui permainan papan
angka. Salah satunya teori menurut Maria Montesori (2009) menciptakan alat permainan
edukatif yang memudahkan anak mengingat konsep- konsep yang dipelajari tanpa perlu
bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara sendiri. Tingkat kesenangan
belajar anak juga diperkuat dengan hasil wawancara anak yang diberikan secara langsung
dipertanyakan kepada anak dengan 3 pertanyaan angka rata-rata pada siklus II melebihi
75%. Hasil ini membuktikan bahwa observasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran
miiliki tingkat ketetapan yang lebih baik, karena didukung oleh hasil wawancara.
Apabila ditelusuri lebih jauh peningkatan kognitif yang dialami oleh anak erat
kaitannya dengan ketertarikan, keberanian serta percaya diri anak dalam melakukan
permainan papan angka. Oleh karena itu keberhasilan dalam miningkatkan kognitif anak
kemungkinan dipicu oleh suasanan belajar sambil bermain yang menyenangkan bagi anak.
Dengan ini didasarkan pada beberapa alasan.
Pertama, suasana belajar yang menyenangkan telah memberikan stimulus yang sangat
baik terhadap fungsi otak dalam memproses informasi. Stimulus yang menyenangkan dalam
pembelajaran sehingga anak dengan capat melaksanakan fungsinya dalam memproses
infomasi untuk meningkatkan kognitif anak. Kedua, keberhasilan memberikan rangsangan
kepada anak dalam proses pembelajaran agar kreativitas anak dapat miningkat lebih baik
dengan memberi penguatan serta pujian kepada anak supaya anak lebih bersemangat dalam
belajar.
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 9
Salah satu upaya mendorong anak untuk menunjukan kreatifitas adalah dengan
memberikan tantangan. Jika anak berhasil mengatasi dan melewatkan tantangan tersebut
berarti ia telah menunjukkan kompetensi dirinya. Badru Zaman (2010. 1) media dalam
proses pembelajaran dapat mempertinggi belajar siswa dalam pembelajaran yang ada pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Permainan dengan
papan angka pada siklus II merupakan tantangan bagi anak untuk menunjukan kompentensi
dirinya. Dengan perlombaan anak sama- sama berusaha untuk menjadi yang terbaik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan permainan papan angka dapat meningkatkan kemampuan pengenalan
bilangan genap dan bilangan ganjil anak dalam belajar dan dapat memberikan sumbangan
yang positif terhadap peningkatan pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan tentang
meningkatkan pengenalan lambang bilangan anak melalui permainan papan angka di
Taman Kanak-kanak Budi Mulia sebagai berikut: melalui permainan papan angka di Taman
Kanak-kanak Budi Mulia Padang dapat meningkatkan pemahaman anak dalam belajar ,
pemahaman anak meningkat hal ini terlihat bahwa pada siklus I kemampuan bilangan anak
baru mencapai 23,75% ternyata pada siklus II meningkat menjadi 82,5% berarti permainan
dengan papan angka dapat meningkatkan pengenalan lambang bilangan anak. Hasil analisis
data menunjukkkan bahwa dengan menggunakan permainan papan angka, dapat
meningkatkan pengenalan lambang bilangan anak. Dengan demikian, guru harus
meningkatkan berbagai macam permainan yang dapat meningkatkan pengenalan lambang
bilangan pada anak. Sehingga dalam hal ini, metode belajar harus diperbaiki oleh guru
dalam rangka meningkatkan pengenalan lambang bilangan pada anak. Dengan demikian
agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan anak antusias dalam belajar diharapkan
guru membuat berbagai teknik dan metode permainan sehingga anak dapat menerima dan
kemampuan anak meningkat.
Kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini diajukan saran-saran yang
membangun demi kesempurnaan penelitian tindakan kelas pada masa yang akan datang:
Kepada Sekolah Taman Kanak-kanak Budi Mulia hendaknya melengkapi sarana dan
prasarana sehingga kemampuan pengenalan lambang bilangan anak dapat lebih
ditingkatkan lagi Bagi guru diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran melalui
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 10
permainan papan angka dan untuk meningkatkan kemampuan pengenalan lambang bilangan
anak. Khusus bagi peneliti disarankan agar mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam
melaksanakan proses belajar mengajar disekolah tempat penelitian agar dimasa yang akan
datang dapat mengeplorasikan lebih mendalam tentang kemampuan kognitif anak Bagi
pembaca diharapkan dapat menggunakan skripsi ini sebagai sumber ilmu pengetahuan guna
menambah wawasan dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Eliyawati, Cucu. 2000. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta, Universitas Terbuka
Fannybonmontessori.blogspot.com/2009/06/test1.html
Hartati, Sofia, 2005. Perkembangan Belajar Pada Awal Usia Dini. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Haryadi,Moh.2009.Statistik Pendidikan Anak. Jakarta; Erlangga.
Masitoh. 2006. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Rineka Cipta
Ramli. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Tadjudin. 2008. Metode Penelitian.Jakarta:PT.Bumi Aksara
Zaman Badru, Asep Hary Hernawan, Cucu Eliyawati. 2007. Media dan Sumber Belajar
Taman kanak- Kanak. Jakarta : Universitas Terbuka.
Irmayani adalah Mahasiswa PG PAUD FIP UNP
Jln. Prof Hamka Air Tawar Padang
Page 11
Download