abstraksi - Fakultas Ekonomi

advertisement
ABSTRAK
Ni’mah, Dewi Khoirun. 2007. Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Gaji Terhadap
Komitmen Afektif (Studi Pada Karyawan PT. Asuransi Jiwasraya
(Persero) Malang Regional Office). Skripsi, Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) DR. Budi Eko
Soetjipto, M. Ed, M. Si, (II) Drs. Moh. Arief, M. Si.
Kata Kunci: Stres Kerja, Kepuasan Gaji, Komitmen Afektif
Stres kerja merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
terganggunya operasional perusahaan jika karyawan perusahaan tersebut tidak
mampu menanggulanginya. Manajemen harus selalu memikirkan berbagai cara
untuk mencegah atau mengatasi terjadinya stres kerja yang tinggi. Salah satu cara
yang dapat dilakukan manajemen ialah pemberian gaji yang sesuai dengan apa
yang dikorbankan karyawan kepada perusahaan. Selain dimaksudkan untuk
mengurangi tingkat stres kerja yang akan muncul, hal ini juga dapat meningkatkan
loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Dengan demikian, pada akhirnya
diharapkan karyawan memiliki tingkat komitmen afektif yang tinggi terhadap
perusahaan. Dengan arti, karyawan dapat mengidentifikasikan dirinya dengan
perusahaan, memiliki tingkat loyalitas yang tinggi serta mendukung segala
program perusahaan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian yang telah ada.
Data yang diperoleh menggunakan angket tertutup dengan instrumen penelitian
yang dipakai dalam penelitian terdahulu dan telah teruji. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah multi stage sampling atau pengambilan sampel
secara bertahap. Tahap pertama ialah penghitungan menggunakan rumus Slovin.
Dari jumlah populasi sebanyak 175 orang didapatkan 63 responden. Langkah
selanjutnya, mengkonsultasikan hasil perhitungan tersebut dengan pihak
perusahaan untuk mendapatkan kepastian sebaran sampel. Penelitin ini berusaha
meneliti pengaruh stres kerja terhadap komitmen afektif melalui kepuasan gaji.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kondisi stres kerja, kepuasan
gaji dan komitmen afektif karyawan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) Malang
Regional Office di Malang Kota dalam tingkat sedang; (2) terdapat pengaruh
negatif yang tidak signifikan antara variabel stres kerja terhadap variabel
kepuasan gaji di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Malang Regional Office sebesar
-0,045; (3) terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara variabel stres kerja
terhadap variabel komitmen afektif di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Malang
Regional Office sebesar -0,376; (4) terdapat pengaruh positif yang signifikan
antara variabel kepuasan gaji terhadap variabel komitmen afektif di PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) Malang Regional Office sebesar 0,498; (5) terdapat pengaruh
negatif yang signifikan antara variabel stres kerja terhadap variabel komitmen
afektif melalui variabel kepuasan gaji di PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Malang
Regional Office sebesar -0,022.
Saran yang dapat diberikan peneliti antara lain: (1) hendaknya pihak
manajemen menerapkan manajemen stres kerja yang lebih tepat bagi
karyawannya agar dapat menekan tingkat stres kerja yang muncul, misalnya
iii
diadakan olah raga bersama seminggu sekali, pemberian informasi bagaimana
cara yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah
ditetapkan; (2) hendaknya manajemen memperhatikan hal-hal yang dapat
menimbulkan ketidakpuasan gaji, misalnya administrasi gaji yang lambat,
pengiriman gaji yang lambat ke rekening karyawan, pemberian tunjangan yang
sesuai dengan kebutuhan karyawan, dan sebagainya; (3) untuk menaikkan
komitmen afektif hendaknya manajemen selalu meningkatkan berbagai upaya
agar karyawan mempunyai sifat loyal terhadap perusahaan, misalnya pemberian
gaji yang adil agar muncul kepuasan gaji yang pada akhirnya akan menimbulkan
loyalitas karyawan terhadap organisasi; (4) bagi penelitian selanjutnya, hendaknya
menggunakan indikator stres kerja yang lainnya yang lebih dapat menjelaskan
kondisi stres kerja yang dialami karyawan, misalnya penggunaan variabel konflik
peran, kerancuan peran, stres terkait tantangan, dan sebagainya agar dapat
menjelaskan hubungan dengan variabel lainnya; (5) dengan adanya pengaruh
negatif signifikan stres kerja terhadap komitmen afektif, hendaknya pihak
perusahaan menerapkan manajemen stres kerja yang lebih tepat bagi
karyawannya, agar stres kerja yang muncul tidak dapat mempengaruhi tingkat
komitmen afektif karyawan; (6) dengan adanya pengaruh positif signifikan antara
level kepuasan gaji terhadap komitmen afektif maka pihak perusahaan hendaknya
meningkatkan upaya agar diperoleh kepuasan gaji yang tinggi dengan mengambil
tindakan korektif agar kekurangan yang berhubungan dengan rendahnya kepuasan
gaji dapat dihindari.
iv
Download