1 BAB 3 OBYEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat MRCCC MRCCC

advertisement
BAB 3
OBYEK PENELITIAN
3.1
Sejarah Singkat MRCCC
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi merupakan sebuah rumah sakit
yang didirikan oleh DR. Mochtar Riyadi. Sesuai dengan namanya, nama rumah
sakit ini juga diambil dari nama pendirinya, yaitu Mochtar Riyadi
Comprehensive Cancer Center atau yang disingkat menjadi MRCCC. Rumah
sakit khusus kanker ini diresmikan pada hari Kamis tanggal 7 Juli 2011 lalu yang
juga dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, DR. H. Susilo Bambang
Yudhoyono. Rumah sakit ini terletak di daerah Semanggi, yaitu di jalan Garnisun
Dalam kav. 2-3, Jakarta Selatan.
Pada awalnya, rumah sakit ini didirikan guna memberikan harapan lebih
kepada para penderita penyakit kanker. Kanker adalah salah satu penyebab utama
kematian di banyak negara Timur Asia Selatan dan di dunia. Hampir 8 juta (13%
dari semua kematian) orang meninggal di seluruh dunia setiap tahun akibat
kanker. Jenisnya yang paling umum adalah kanker paru, kanker payudara, kanker
serviks, kanker perut kolorektal, dan kanker hati. Di seluruh dunia lebih dari 10
juta orang didiagnosis kanker setiap tahun dan lebih dari 70% terdapat di negara
berpenghasilan rendah atau menengah seperti Indonesia. Di Indonesia, angka
prevalensi penyakit ini meningkat dengan cepat dan diperkirakan menjadi salah
satu penyebab utama kematian setelah penyakir kardiovaskular. Diperkirakan
akan ada sekitar 170-190 per 100.000 orang dari kasus kanker baru setiap
tahunnya, yaitu sekitar 450.000 pasien kanker baru setiap tahunnya.
47
48
Sayangnya, ketersediaan dan aksesibilitas terhadap pelayanan pengobatan
kanker yang komprehensif di negara ini tidak cukup. Hal ini mengakibatkan
sejumlah besar orang Indonesia mencari nasehat medis dan pengobatan di negara
lain, seperti Singapura, Cina, Australia, dan Amerika Serikat. Diperkirakan
jumlah pasien yang pergi ke luar negeri untuk perawatan medis lebih dari
600.000 orang setiap tahun dan menghabiskan lebih dari US $ 1,2 miliar. Padahal
sebenarnya kualitas para dokter di dalam negeri tidak kalah dibandingkan dengan
negara lain.
Di samping itu, DR. Mochtar Riyadi selaku pendiri rumah sakit ternyata
juga mempunyai keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker. Seperti yang
dikatakan beliau pada beberapa media, bahwa tidak dapat dipungkiri alasan
pengembangan rumah sakit ini dilatarbelakangi oleh pengalaman dari
keluarganya sendiri. Ibunya meninggal pada usia 40 tahun karena mengalami
ketidaknormalan kontraksi leher rahim atau distosia pada saat beliau melahirkan.
Sementara ayahnya, meninggal pada usia 60 tahun karena menderita kanker
lambung. Oleh sebab minimnya rumah sakit khusus kanker di Indonesia,
Mochtar Riyadi selaku pemilik Lippo Group ingin memperkaya instansi
perawatan ini melalui pendirian MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, sebagai
rumah sakit khusus kanker swasta pertama di Indonesia.
Sekarang, para dokter spesialis MRCCC sudah siap untuk menangani
kanker yang paling umum ditemukan di Indonesia, yaitu serviks, payudara, hati,
paru, nasopharynx, kulit, kolorektal, leukemia, Malginum Limfoma, dan
ovarium. Mengingat tingginya jumlah penderita Hepatitis B dan C di Indonesia,
MRCCC memiliki pusat hati GI khusus untuk memfasilitasi deteksi dini dan
49
prognosis yang akurat sehingga dengan fasilitas yang dimiliki, para dokter dapat
memberikan perawatan dan pengobatan yang tepat bagi para pasien.
Walaupun tergolong sebagai rumah sakit yang masih muda, MRCCC
memiliki beberapa kebanggaan khusus. Rumah sakit ini diklaim sebagai rumah
sakit terlengkap di Asia karena dilengkapi oleh fasilitas canggih serta dilayani
dengan tenaga yang berpengalaman di bidang kedokteran sehingga diharapkan
dapat menjadi center of excellence (pusat keunggulan) untuk pengobatan
berbagai jenis penyakit kanker. Rumah sakit ini juga termasuk dalam salah satu
dari sepuluh rumah sakit tertinggi di dunia.
MRCCC juga menjadi salah satu yang pertama di Indonesia dalam
menjalankan sistem informasi komputerisasi dan digital terintegrasi yang
menghubungkan imaging, laboratorium, farmasi, dan layanan IT. Hal ini akan
mempercepat efisiensi dan keakuratan pelayanan dengan tujuan tidak hanya
meningkatkan pengalaman untuk pasien tetapi juga memfasilitasi diagnosis dini
dan hasil yang lebih baik. Sistem IT modern juga akan membantu penelitian dan
kolaborasi di rumah sakit ini. MRCCC sebagai rumah sakit kanker terlengkap di
Asia, hadir dengan peralatan canggih yang dipadukan dengan sistem IT generasi
terkini, yaitu diantaranya PET-CT, CT Scan, MRI, Mammografi, Radioterapi,
dan SPECT.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang juga turut hadir dalam
peresmian MRCCC pada tahun 2011 lalu, juga turut memberikan apresiasinya.
Beliau menyatakan bahwa MRCCC telah menyediakan kemudahan bagi
masyarakat dengan penyediaan pelayanan sebesar 30 persen untuk golongan
tidak mampu. Sementara berdasarkan persyaratan yang ada, sebenarnya hanyalah
50
10 persen yang dititipkan pada dunia usaha, tetapi MRCCC memberikan lebih
bagi penyediaan tersebut.
Sebagai rumah sakit yang memposisikan dirinya sebagai Center of
Excellence for Cancer atau pusat keunggulan penyakit kanker, MRCCC hanya
memberikan fasilitas yang memadai dimana para ahli bedah, ahli onkologi
medis, ahli terapi radiasi, dan spesialis kanker lain bekerja bersama di bawah satu
atap untuk memberikan pengobatan kanker yang benar-benar holistik dan multidisiplin. Dengan berdirinya MRCCC ini diharapkan segala jenis penyakit dapat
diobati di dalam negeri oleh dokter-dokter spesialis nasional dengan layanan
berstandar internasional. Dan sebagai rumah sakit dengan basic Kristiani ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para pasien khususnya untuk
golongan masyarakat yang kurang mampu serta selalu dapat melayani dengan
kasih.
3.1.1 Profil MRCCC
Nama Provider
: MRCCC Siloam Hospitals Semanggi
Pengembang
: PT. Lippo Karawaci Tbk
Grup
: PT. Siloam Hospitals Group Tbk
Jenis Pelayanan
: Rumah Sakit
Motto
: Building of Hope
Alamat
: Jl. Garnisun Dalam No. 2-3, Karet Semanggi,
Jakarta Selatan 12930
Kota
: Jakarta
Tanggal Berdiri
: 7 Juli 2011
51
Nomor Telepon
: (021) 2996 2888
Fax
: (021) 2996 2749
Website
: www.siloamhospitals.com
3.1.2 Visi, Misi, dan Nilai-nilai MRCCC
Berikut ini adalah visi dan misi MRCCC yang menjadi pedoman rumah
sakit ini dalam mengemban segala tugas-tugasnya :
1.
2.
Visi (Vision)
a.
Berkualitas Internasional (International Quality)
b.
Menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Reach)
c.
Memiliki jaringan yang luas (Scale)
d.
Melayani dengan belas kasih Tuhan (Godly Compassion)
Misi (Mission)
Pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan penelitian
yang holistik khususnya kanker dan bertaraf international. (“The trusted
destination of choice for holistic world class healthcare, health education
and research”)
MRCCC juga memiliki nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman para
pegawai dalam bertugas. Nilai – nilai (values) yang dimiliki, yaitu :
1.
Profesionalisme (Proffesionalism)
2.
Integritas (Integrity)
3.
Cinta Kasih ( Love )
4.
Kepeduliaan (Caring)
5.
Belas Kasih (Compassion)
52
6.
Empati (Empathy)
7.
Kejujuran (Honestly)
3.1.3 Logo MRCCC
Logo MRCCC dasarnya memiliki logo yang sama seperti logo Siloam Hospitals
Group lainnya tetapi karena difokuskan sebagai rumah sakit khusus kanker maka
di bagian atas logo ditambahkan tulisan “MRCCC” yang merupakan singkatan
dari Mochtar Riyadi Comprehensive Cancer Center.
3.1.4
Fasilitas-fasilitas MRCCC
Sejauh ini dapat dikatakan bahwa MRCCC tergolong sebagai rumah sakit
khusus kanker yang memiliki fasilitas paling lengkap khususnya di daerah
ibukota Jakarta. Hal ini terbukti dari banyaknya pasien-pasien yang dirujukkan
dari rumah sakit lain atau dalam istilah kedokteran lebih dikenal sebagai referral
patient. Rumah sakit yang terdiri dari 36 lantai ini memiliki fasilitas yang telah
disesuaikan di setiap lantai. Berikut ini akan dijelaskan fasilitas alat-alat medis
yang dimiliki oleh MRCCC:
1.
PET/CT
PET/CT adalah modalitas yang menggabungkan Positron Emission
Tomography (PET) dan x-ray Computed Tomography (CT) dalam satu
53
perangkat, sehingga pencitraan dari keduanya dapat digabungkan dalam satu
gambar. Penggabungan keduanya dalam satu modalitas akan memberikan
kelengkapan informasi. Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan seluruh
sistem organ tubuh dalam satu gambar pencitraan. PET/CT berguna untuk
membantu penegakan diagnosis yang lebih dini, lebih efektif dan akurat,
membantu dokter dalam mengetahui diagnosis awal, dan membedakan
kanker dari tumor jinak.
2.
CT Scan
Computed Tomography (CT) adalah prosedur diagnostik yang menggunakan
sinar-X untuk mendapatkan gambaran potongan melintang (cross sectional)
dari tubuh. Gambaran yang didapat menunjukkan detail dari organ, tulang
dan jaringan lain. Prosedurnya sering disebut sebagai CT Scan atau dengan
nama lain Computerized Axial Tomography (CAT).
3.
MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah prosedur diagnostik untuk
memeriksa dan mendeteksi kelainan di dalam tubuh dengan menggunakan
medan magnet dan gelombang frekuensi radio. Pemeriksaan ini tidak
menggunakan sinar-X ataupun bahan radioaktif. MRI dapat memberikan
gambaran yang jelas dari jaringan tubuh tanpa merasa sakit selama
pemeriksaan. Dengan hasil pemeriksaan MRI maka dapat mengurangi
tindakan invasive atau pembedahan untuk keperluan diagnostik.
4.
Mammografi
Mammografi dapat mendeteksi kanker payudara pada stadium yang sangat
dini, bahkan dapat mendeteksi kelainan di payudara yang belum teraba.
54
Dengan kemajuan teknik operasi, kanker payudara yang dini dapat dilakukan
operasi Breast Conserving Treatment (BCT) sehingga operasi pengangkatan
seluruh payudara dapat dihindari. Mammografi bila disertai degan USG
payudara dan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsi) dapat meningkatkan
ketepatan diagnosis mencapai 95%.
5.
Radioterapi
Pengobatan radiasi menggunakan gelombang atau partikel berenergi tinggi
seperti sinar-X, sinar gamma, dan elektron untuk mematikan sel-sel kanker.
Pengobatan radiasi adalah salah satu pengobatan yang umum dilakukan pada
kanker. Ribuan orang menjadi bebas kanker setelah mendapatkan
pengobatan radiasi. Pengobatan radiasi ini akan membunuh atau merusak
sel-sel tersebut sehingga mereka tidak dapat tumbuh dan membelah diri.
Pengobatan
radiasi
merupakan
pengobatan
lokal
sehingga
hanya
mempengaruhi bagian tubuh yang disinar saja. Tujuan pengobatan radiasi
adalah untuk mematikan sebanyak mungkin sel-sel kanker dan sedikit
mungkin mempengaruhi sel atau jaringan sehat sekitarnya.
6.
Gamma Kamera SPECT
SPECT berguna untuk mendeteksi organ-organ tubuh seperti kelenjar
gondok, jantung koroner, ginjal, penyebaran kanker di tulang (bone
scintigraphy), otak (brain scintigraphy), kanker payudara dan deteksi
penyebaran di kelenjar getah bening (scintimammography), yang tidak
menimbulkan sakit sama sekali.
55
7.
Medical Ozon Therapy
Terapi ozon adalah terapi alternatif yang menggunakan Ozon Medis
(Medical Ozone), yaitu campuran oksigen murni dengan ozon (99,95% O2
dan 0,05% O3). Manfaat terapi ozon, yaitu; untuk membunuh virus, bakteri,
dan jamur, menghancurkan zat-zat
karsinogenik,
mengantisipasikan
molekul-molekul bebas (radikal bebas) yang diduga penyebab proses
penuaan dini dan kanker, meningkatkan oksigen darah dan jaringan tubuh,
dan sebagai stimulant untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
8.
Helipad
MRCCC memiliki fasilitas helipad yang merupakan sarana landasan
transportasi udara atau helicopter yang terletak di lantai 37 atau lantai paling
atas. Fasilitas ini digunakan untuk mempermudah dan mempersingkat waktu
perjalanan, baik untuk para pimpinan, pasien, staf, maupun sebagai jasa
transportasi udara bagi pihak lain yang membutuhkan dengan terlebih dahulu
mendapatkan izin dari pihak MRCCC .
3.1.5
Struktur Organisasi MRCCC
Berikut ini adalah struktur organisasi MRCCC Siloam Hospitals
Semanggi yang telah disahkan oleh Dewan Direksi Siloam Hospitals Group
berdasarkan update terakhir, yaitu tahun 2011.
56
57
Berikut ini akan dijelaskan mengenai uraian pekerjaan yang berlaku
dalam struktur organisasi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi termasuk tempat
dimana peneliti melakukan penelitian, yaitu Divisi Business dan Marketing
(seminar/event).
1.
Dewan Direksi
Dewan Direksi merupakan orang-orang yang dipilih oleh pemegang saham
untuk memimpin dan mengawasi jalannya suatu perusahaan. Sama halnya
dengan Siloam Hospitals Group (SHG) yang juga dikepalai oleh Dewan
Direksi yang secara umum mengawasi kinerja rumah sakit, memberikan
kebijakan, membuat strategi bisnis, dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan kepentingan grup. Setiap bulan diadakan pertemuan untuk
memberikan laporan bulanan, yang disebut dengan Excomm. Selain itu juga
diadakan pertemuan seminggu sekali, yaitu BOM (Board of Management).
2.
CEO
Chief Executive Officer atau Pejabat Eksekutif Tertinggi merupakan
perwakilan dari Siloam Hospitals Group di dalam unit MRCCC. Jabatan
tertinggi dalam rumah sakit ini memiliki tugas untuk memimpin dan
bertanggung jawab atas kestabilan berjalannya rumah sakit. CEO juga
merupakan perwakilan dari MRCCC untuk berhubungan dengan pihak luar
rumah sakit.
3.
Direktur
Di bawah CEO terdapat Direktur yang mengkoordinir segala kegiatan yang
dilakukan rumah sakit. Di dalam MRCCC, Direktur membawahi beberapa
manager, yaitu Divisi Business & Marketing, Divisi Keuangan, Divisi
58
Pelayanan Medis, Divisi Keperawatan, Divisi Penunjang Medis, Divisi
SDM, dan Divisi Penunjang Umum.
4.
Satuan Pemeriksaan Internal (SPI)
SPI bertugas sebagai audit untuk melakukan pemeriksaan terhadap seluruh
anggota internal rumah sakit dan mengawasi berjalannya setiap fungsi
jabatan yang ada disesuaikan dengan visi dan misi MRCCC. SPI sebagai
pengawas berhak untuk menegur setiap pegawai yang dinilai kurang dalam
menjalankan tugasnya.
5.
Komite Medis
Komite ini khusus mengawasi tenaga medis. Tidak seperti perusahaan lain,
rumah sakit memiliki spesialisasinya yaitu para dokter sebagai tim tenaga
medis. Para dokter harus bekerja secara medis sesuai etik yang ditetapkan
oleh rumah sakit.
6.
Departemen Riset
Departemen riset juga bertindak sebagai pengawas. Departemen riset akan
melakukan riset-riset atau penelitian terhadap semua data-data yang masuk
ke MRCCC.
7.
Departemen ICT (Information Communication Technology)
Bagian ini bertugas sebagai tim IT yang bertugas untuk menunjang
kebutuhan teknologi komputerisasi di dalam rumah sakit. Teknologinya
mulai dari email, fax, alat-alat medis, dan semua yang berbentuk teknologi
informasi dikepalai oleh departemen ICT.
59
8.
Komite Etik RS
Sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada manusia harus
berdasarkan etik-etik rumah sakit, yaitu etik kedokteran dan etik rumah
sakit. Komite inilah yang bertanggung jawab mengurusnya.
9.
Komite Mutu & Resiko
Komite ini yang menjaga mutu rumah sakit, menetapkan mutu awal yang
diinginkan, mengidentifikasi resiko, dan
memperkirakan bagaimana
mencegah resiko yang ada. Bagian ini terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Subkom K3 (kesehatan, keselamatan, dan kerja)
b. Subkom Keselamatan Pasien
c. Subkom Pengawasan & Pengendalian Infeksi
10. Divisi Keuangan
Bagian ini bertugas untuk mengurus semua kebutuhan yang bersifat
financial di dalam rumah sakit. Segala pemasukan dan pengeluaran atau
apapun yang berhubungan dengan uang diatur oleh Divisi Keuangan.
11. Divisi Pelayanan Medis
Merupakan satuan pelayanan tenaga medis yang diberikan rumah sakit
terutama yang diberikan oleh dokter.
12. Divisi Keperawatan
Bagian ini sebenarnya berhubungan dengan divisi pelayanan medis karena
dokter dan perawat merupakan mitra kerja. Namun, di MRCCC divisi
keperawatan dibedakan untuk memfokuskan kinerja pelayanan. Divisi ini
dikepalai oleh perawat langsung.
60
13. Divisi Penunjang Medis
Bagian ini yang menunjang pelayanan medis atau alat-alat yang dibutuhkan
di rumah sakit, seperti gizi, rehabilitasi medis, radioterapi, laboratorium,
kedokteran nuklir, radiologi, dan farmasi.
14. Divisi SDM
Merupakan HRD yang menangani seluruh karyawan rumah sakit dari segi
kepegawaiannya.
15. Divisi Penunjang Umum
Bagian yang merupakan penunjang kebutuhan dari keseluruhan rumah sakit,
mulai dari BM (Building of Maintenance) yang bertugas untuk mengurus
gedung, penunjang pelayanan SSD (Support Service Department) yang
bertugas untuk mendukung kebutuhan keseharian rumah sakit seperti
security, driver, dan kemudian housekeeping mengurus semua keperluan
rumah tangga seperti logistic, kebersihan, dan kerapihan isi gedung.
16. Divisi Business dan Marketing
Merupakan bagian yang mengatur segala kegiatan operasional bisnis dan
pemasaran di MRCCC. Divisi ini terbagi lagi menjadi :
a.
Asuransi / Jaminan
Bagian ini yang mengurus kerjasama atau menjalin relasi dengan pihakpihak asuransi.
b.
Pelayanan Pelanggan
Front Office (FO) atau Customer Service (CS) adalah bagian yang
melayani kebutuhan calon pasien mengenai informasi yang diperlukan.
61
c.
Pendaftaran Pasien
Kemudian setelah mendapatkan keterangan atau informasi dari para FO
atau CS, calon pasien yang akan menjadi pasien kemudian diarahkan ke
bagian pendaftaran pasien untuk didata lebih lanjut.
d.
Pemasaran Produk
Di bagian ini terdapat Sales Marketing Officer (SMO) yang bertugas
untuk memasarkan fasilitas dan pelayanan yang dimiliki rumah sakit.
Kegiatan yang dilakukan oleh SMO, yaitu mendatangi rumah sakit lain
untuk menjalin kerjasama dengan mereka.
e.
Seminar/Event
Ini merupakan divisi tempat peneliti melakukan penelitian dan
berinteraksi langsung dengan orang-orang di dalam kelompok
penelitian. Merupakan bagian yang menangani segala kegiatan yang
berhubungan dengan event atau acara MRCCC, baik di dalam maupun
di luar perusahaan. Bagian ini merupakan tempat dimana peneliti
melakukan penelitiannya, yaitu dimana tim marketing dalam membuat
suatu event atau acara, mengundang media untuk ikut serta berperan
dalam meliput setiap event atau acara tersebut. Jadi, segala kegiatan
media relations dipertanggungjawabkan di bagian ini.
62
3.2
Prosedur yang Berlaku
Alur sebuah kebijakan dalam membuat suatu program atau event media
relations yang dilakukan Marcomm MRCCC, yaitu:
1.
Perencanaan Event
Pertama, marcomm membuat rencana event yang biasanya dilakukan per-3
bulan sekali.
2.
Pengajuan Proposal
Hasil perencanaan event yang telah dibuat dalam bentuk proposal tersebut
kemudian diajukan ke atasan, yaitu Manager Marketing dan CEO untuk
kemudian dipertimbangkan kembali event mana yang kelihatannya bagus
dan memungkinkan untuk dilaksanakan.
3.
Penentuan Rencana Event
Hasil keputusan event kemudian akan diinformasikan kembali oleh atasan,
yaitu Manager Marketing dan CEO.
4.
Rapat
Setelah ditentukan event mana yang akan dilaksanakan, selanjutnya
marcomm dan tim marketing lain melaksanakan rapat untuk melakukan
pembagian tugas dalam event.
5.
Persiapan Event
Setelah dilakukan pembagian tugas, masing-masing individu mulai
melakukan persiapan. Mulai dari membuat undangan dan flyer, mengirimkan
undangan, mem-follow up undangan, membuat press release, menyiapkan
akomodasi, memesan souvenir dan goodie bag, menyiapkan brosur, plakat,
dll.
63
6.
Pelaksanaan Event
Pada hari pelaksaaan event, masing-masing tim melaksanakan tugas-tugas
yang telah diberikan saat rapat.
7.
Evaluasi
Setelah pelaksanaan event selesai, diadakan rapat kembali bersama tim
marketing sekaligus dihadiri oleh CEO ataupun Manager Marketing untuk
mengevaluasi kembali kinerja tim sekaligus memperbaiki hal-hal yang
dianggap masih kurang.
Meskipun prosedural umum kegiatan media relations tersebut telah
dilakukan, pada kenyataannya tidak jarang event-event yang dilaksanakan adalah
event yang dicetuskan oleh CEO atau Manager Marketing.
3.3
Metode Pengumpulan Data
Seperti yang telah di bahas pada bab satu, dalam penelitian terhadap
MRCCC peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Beberapa teknik
pengumpulan data yang dilakukan, yaitu menggunakan:
1.
Data Primer
Data ini diperoleh langsung dari narasumber yang terpercaya atau kompeten
dengan bidangnya, yaitu beberapa orang yang berada dalam Divisi Business
dan Marketing. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam data
primer diperoleh dari kegiatan :
a.
Wawancara Mendalam ( Indepth Interview )
Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti melakukan wawancara
langsung dengan dua (2) orang publik internal dan dua (2) orang publik
64
eksternal. Dari staf MRCCC, yaitu Ibu Agustine sebagai Manager
Divisi Business & Marketing dan dr. Edvina sebagai staf Marcomm.
Dari pihak media, yaitu Bapak Wely Kurniawan sebagai Jurnalis Suara
Pembaruan dan Ibu Marina Arikha sebagai Jurnalis Investor Daily.
Wawancara dengan publik internal dilakukan secara tatap muka dengan
menggunakan perekam suara. Sedangkan dengan publik eksternal,
wawancara
dilakukan
dengan
menggunakan
email
disebabkan
keterbatasan waktu yang dimiliki para jurnalis pada umumnya. Adapun
alasan peneliti memilih narasumber dilatarbelakangi oleh beberapa hal
berikut:
1) Nama : Ibu Agustine (Manager Divisi Business & Marketing)
Ibu Agustine selaku pimpinan dari Divisi Business & Marketing
sejak dari awal berdirinya MRCCC telah memahami bagaimana
perkembangan kinerja dari Divisi Business & Marketing, yaitu dari
sebelum mengenal media sama sekali sampai sekarang memiliki
banyak relasi dengan media. Beliau juga sering ikut serta dalam
berhubungan dengan rekan-rekan media meskipun tidak semua
tugas-tugas marcomm dilakukan olehnya.
2) Nama : dr. Edvina ( Marketing Communication/PR )
Meskipun memiliki gelar seorang dokter, dr. Edvina berprofesi
sebagai Marketing Communication (marcomm) di MRCCC.
Hampir semua kegiatan marcomm yang berhubungan dengan media
dilakukan oleh dr. Edvina. Oleh sebab itu, dr. Edvina mengetahui
65
persis bagaimana operasional kinerja marcomm yang dilakukan di
MRCCC.
3) Nama : Wely Kurniawan (Jurnalis Suara Pembaruan)
Suara Pembaruan merupakan pihak media yang selalu hadir di
setiap event yang dilaksanakan oleh MRCCC. Selain itu, relasi
antara jurnalis dengan pihak marcomm juga terbilang cukup akrab.
4) Nama : Marina Arikha (Jurnalis Investor Daily)
Investor Daily juga merupakan pihak media yang kerap kali hadir di
berbagai event di MRCCC. Relasi dengan pihak marcomm juga
cukup dekat.
b.
Observasi Partisipan
Dalam kesempatan ini, peneliti telah melakukan teknik observasi
partisipan, dimana peneliti melakukan kerja praktek langsung atau
magang selama kurun waktu tiga (3) bulan di MRCCC untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.
Selama melakukan kerja praktek tersebut, peneliti bertindak sebagai
pengamat dan berusaha memahami segala tindakan yang terjadi di
dalam sekelompok orang di MRCCC. Tidak dapat dipungkiri bahwa
peneliti menjadi terbawa budaya atau kebiasaan yang telah ada
sebelumnya di MRCCC. Hal ini juga membutuhkan proses adaptasi
yang pasti ditemui oleh setiap orang yang masuk ke dalam suatu budaya
kelompok lain.
66
2.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber data yang sudah ada sebelumnya ini
kemudian akan diproses dan dianalisa untuk dijadikan landasan lebih lanjut
dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data sekunder yang dilakukan
oleh peneliti diperoleh dari :
a.
Dokumentasi
Dalam penelitian ini, peneliti telah mengumpulkan data-data yang sudah
ada sebelumnya seperti struktur organisasi, logo, visi dan misi MRCCC,
serta mengumpulkan beberapa brosur, contoh flyer acara, contact person
beberapa media yang akan diwawancara, dan dokumen-dokumen lain
yang dapat dijadikan sebagai tambahan informasi terkait dengan obyek
penelitian dengan meminta izin terlebih dulu kepada pihak yang
berwenang di MRCCC.
b.
Media Online atau Internet
Peneliti juga menggunakan internet sebagai sumber informasi tambahan
yang berkaitan dengan MRCCC. Peneliti juga mencari berbagai
informasi berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan MRCCC,
yaitu dari situs resmi Siloam Hospitals Group, situs media, dan situs
lain yang berkaitan.
3.3.1 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode
kualitatif deskriptif. Di dalam penelitian ini, peneliti terjun ke lapangan untuk
melakukan penelitian secara langsung terhadap objek penelitian, melakukan
67
pengamatan mengenai keadaan sosial yang sedang terjadi, dan melukiskan faktafakta yang ada di dalamnya secara sistematis tanpa memanipulasi data.
Peneliti melakukan penelitian, menyelami, dan merasakan langsung
kehidupan sosial yang ada di dalam MRCCC selama kurun waktu tiga (3) bulan.
Setelah melakukan pendekatan tersebut, peneliti mengumpulkan data-data yang
berhubungan dengan topik penelitian, yang didapat dari hasil wawancara
mendalam
(indepth
interview)
dengan
narasumber
yang bersangkutan,
melakukan pengamatan langsung (observasi partisipan) dengan sekelompok
orang, dan melakukan pencarian data-data yang sudah ada sebelumnya
(dokumentasi), kemudian peneliti memaparkan secara detail menggunakan katakata dan gambar untuk menjelaskan kehidupan sosial yang terjadi di dalam
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.
3.4
Permasalahan yang Ada
MRCCC merupakan sebuah rumah sakit kanker swasta yang disahkan
pada tahun 2011 lalu. Sebagai rumah sakit kanker yang baru beroperasional
ternyata tidak selalu berjalan lancar seperti yang diharapkan. Pasti terdapat
beberapa hambatan yang dialami. Seperti yang kita ketahui, untuk membangun
citra suatu organisasi dibutuhkan proses yang panjang dan dalam kurun waktu
yang tidak sebentar. Ditambah lagi untuk mendapatkan kepercayaan dari publik
terhadap sebuah rumah sakit yang baru tidaklah mudah. Hal ini tentu saja
menjadi tantangan bagi setiap rumah sakit sebagai institusi pelayanan publik
yang baru.
68
Sama halnya dengan yang dialami MRCCC, rumah sakit yang baru
beroperasi ini masih dalam proses membangun citranya dan berusaha
memperoleh kepercayaan dari publiknya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pasien
yang melakukan pemeriksaan medis di MRCCC terbilang masih sedikit serta
mengalami peningkatan dan penurunan jumlah pasien setiap bulannya atau dapat
dikatakan belum stabil. Selain itu, sebagai rumah sakit yang baru, MRCCC
seharusnya mendapatkan kesan yang baik dari pasien maupun masyarakat
sekitar. Tetapi nyatanya telah ditemui beberapa keluhan pasien, yaitu di kolom
komentar sebuah media online dan salah satu blog pribadi yang merasa tidak
puas akan pelayanan yang diberikan rumah sakit kanker ini. Bahkan, pasien
tersebut menghimbau agar pasien lain yang ingin berobat ke MRCCC untuk
mengurungkan niatnya. Di lain hal juga ditemukan adanya pemberitaan di salah
satu media cetak mengenai protes dari salah satu anggota Dewan Pembina
Yayasan Rumah Sakit Jakarta yang mengeluhkan atas keberadaan MRCCC yang
letaknya terlalu berdekatan dengan rumah sakit tersebut. Anggota Dewan
Pembina Yayasan tersebut menegaskan bahwa MRCCC telah melanggar etika
atau peraturan mengenai jarak pembangunan gedung.
Citra berasal dari persepsi dasar seseorang terhadap suatu hal. Persepsi
seseorang terhadap MRCCC juga didasari atas apa yang mereka ketahui tentang
rumah sakit kanker ini. Dari beberapa keluhan pasien serta pemberitaan di
beberapa media yang bernilai negatif tersebut dianggap dapat mempengaruhi
persepsi atau pandangan masyarakat luas terhadap pelayanan MRCCC yang
berujung pada menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat serta dapat
menghambat pembentukan citra MRCCC ke depannya.
69
3.5
Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah peneliti menemukan adanya masalah yang yang terjadi di
MRCCC, yaitu berhubungan dengan citra MRCCC, maka alternatif pemecahan
masalah yang dianggap paling sesuai adalah dengan melakukan strategi media
relations karena media memiliki peran yang sangat besar dalam mempengaruhi
opini atau persepsi masyarakat luas. Dalam pemecahan masalah ini, peneliti akan
mengumpulkan data-data yang terkait untuk dianalisis dan dicari solusinya.
Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui wawancara mendalam dengan
beberapa narasumber yang bersangkutan, kemudian peneliti juga melakukan
observasi partisipan atau mengamati secara langsung permasalahan yang ada di
tempat penelitian dan berusaha terlibat di dalamnya, selanjutnya peneliti akan
memahami dan menganalisa lebih dalam data-data yang telah didapatkan. Dan
pada akhirnya peneliti akan memberikan kontribusi berupa saran dan masukan
yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk memaksimalkan
kinerja divisi Marcomm MRCCC menjadi lebih baik lagi.
Download