I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang hijau (Vigna radiata

advertisement
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) di Indonesia menempati urutan ketiga
terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Penggunaan kacang hijau sangat beragam, dari olahan sederhana hingga produk
olahan teknologi industri. Produk terbesar hasil olahan kacang hijau di pasar berupa
taoge (kecambah), bubur, makanan bayi, industri minuman, kue dan tepung hunkue.
Kacang hijau juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan, sebagai penutup tanah, dan
pupuk hijau. Kandungan gizi dalam 100 g kacang hijau meliputi karbohidrat 62,9 g,
protein 22,2 g, lemak 1,2 g dan juga mengandung vitamin A 157 U, vitamin B1 0,64
g, dan mengandung 35 kalori (Soeprapto, 2005).
Dilihat dari segi penganekaragaman pangan (diversifikasi vertikal), kacang
hijau memiliki potensi yang besar sebagai produk olahan maupun bahan makanan
campuran dan telah memiliki keunggulan kompetitif tertentu dibandingkan jenis
kacang yang lain (Sudarto, 2004). Hal ini didasarkan atas sifat kacang hijau yang
mempunyai lemak rendah dan karbohidrat tinggi sehingga mudah dibuat tepung
karena tidak perlu melalui proses penghilangan lemak (defated).
Disamping itu
dikenal sebagai komoditas yang mudah dicerna dan tidak mengandung senyawa
penyebab flatulensi sehingga tidak mengkawatirkan bila dikonsumsi relatif banyak.
Selain itu kacang hijau juga merupakan komoditas potensial yang memiliki kelebihan
ditinjau dari segi agronomis maupun ekonomis seperti lebih tahan terhadap
kekeringan, dapat dipanen sekitar umur 60 hari setelah tanam, resiko kegagalan
2
panen secara total kecil, budidayanya mudah dan dapat ditanam pada tanah yang
kurang subur, harga jual tinggi dan stabil (Trustinah dkk, 2013).
Di lahan kering selain ditanam secara monokultur, sebagian besar kacang
hijau ditanam secara tumpang sari dengan palawija lainnya seperti jagung atau ubi
kayu. Petani sampai saat ini tidak jarang yang menggunakan benih asal-asalan artinya
benih yang digunakan menyisihkan sedikit hasil panen sebelumnya, membeli dari
tetangga atau membeli di pasar sehingga kebanyakan tidak menggunakan benih
unggul bermutu dan berlabel. Hal ini yang dilakukan dari tahun ke tahun, karena
berdasarkan hasil pengamatan di lapang sangat sulit sekarang ini ditemukan benih
kacang hijau unggul nasional yang tersedia di pasaran atau penangkar benih.
Perkembangan produksi kacang hijau dalam 10 tahun terakhir berfluktuasi dan
cenderung menurun dengan rata-rata penurunan produksi yaitu 2,03% dan penurunan
luas panen 0,47%. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir produksi kacang hijau
terus menurun, sehingga diperlukan impor untuk memenuhi kebutuhan rata-rata
sebanyak 29.443 t/tahun (Ditjen Tanaman Pangan, 2012).
Kacang hijau memiliki penunjang peningkatan produksi yaitu penggunaan
varietas unggul berdaya hasil tinggi. Selain itu upaya peningkatan produksi dapat
dilakukan dengan cara memperbaiki struktur teknis budidaya dan peningkatan usaha
perluasan tanaman.
Dalam usaha perluasan pertanaman kacang hijau harus
dipertimbangkan daya hasil dan adaptasi dari beberapa varietas di daerah-daerah
baru, termasuk usaha pemilihan varietas-varietas yang tahan kering. Uji daya hasil
suatu varietas akan nampak berbeda pada daerah tertentu, sehingga perlunya
3
pemilihan varietas yang berdaya hasil tinggi untuk ditanam.
Upaya untuk
meningkatkan produktivitas kacang hijau pada lahan kering dilakukan dengan
pengkajian tentang daya hasil beberapa varietas kacang hijau. Tujuannya adalah
selain untuk memenuhi kebutuhan benih unggul, diharapkan hasil kajian tersebut
dapat menghasilkan varietas kacang hijau yang mempunyai daya saing serta daya dan
mutu hasil tinggi pada lahan kering sehingga dapat meningkatkan produktivitas
kacang hijau pada lahan kering.
Kacang hijau Varietas Kutilang merupakan varietas yang sudah biasa diadopsi
oleh petani di Tanah Datar sedangkan Varietas Vima 1 termasuk baru dan belum
pernah ditanam di Sumatera Barat.
Sehubungan Vima 1 belum pernah ditanam di Sumatera Barat, maka
dilakukan percobaan yang berjudul “ Perbandingan pertumbuhan dan produksi
kacang hijau Varietas Kutilang dan Vima 1 di BPTP Sumatera Barat kebun
percobaan Rambatan Tanah Datar”.
1.2
Tujuan
Tujuan pembuatan Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dan
membandingkan pertumbuhan dan produksi kacang hijau Varietas Kutilang dan
Vima 1 di BPTP Sumatera Barat kebun percobaan Rambatan Tanah Datar.
Download