Log In Sign Up more o o o o o o o o o o o Job Board About Press Blog People Papers Terms Privacy Copyright We're Hiring! Help Center Log In Sign Up doc MALL YANG MENYEHATKAN.doc 2 Pages MALL YANG MENYEHATKAN.doc Uploaded by G. Premananto connect to download Get doc MALL YANG MENYEHATKAN.doc Download MALL YANG MENYEHATKAN.doc Uploaded by G. Premananto MALL YANG MENYEHATKAN oleh: Gancar Candra Premananto Dosen Pemasaran FE Univ. Airlangga [email protected] Ketika sarapan, pandangan Saya terpaku pada gelas promosi di hadapan saya. Gelas promosi produk susu itu menuliskan tips hidup sehat yakni “Salah satu cara untuk mencapai 10.000 langkah hari ini: Ajak teman-teman Anda window shopping di Mall.” Suatu ajakan yang menggelitik benak Saya. Mengapa? Karena berarti jalan-jalan di Mall bukan hanya mempunyai konotasi berbelanja, tapi juga untuk menyehatkan diri. Wah, kalau Ibu-ibu menggunakan dalih ini untuk setiap hari pergi ke Mall, bisa bingung para Bapak... Pusat perbelanjaan sebagai tempat mengakuisisi barang sudah kita ketahui bersama. Trend selanjutnya, secara konseptual dan didukung dari hasil studi empirik, mendapatkan bahwa pusat perbelanjaan, terutama dengan manajemen modern, merupakan tempat rekreasi dan bersosialisasi. Beberapa pihak bahkan mendorong pusat perbelanjaan seperti mall menjadi daerah tujuan wisata yang ‘dijual’ ke wisatawan domestik maupun manca negara. Setidaknya hal tersebut mengaca dari keberhasilan Singapura sebagai daerah tujuan wisata belanja. Kota-kota di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya merupakan contoh kota yang dipromosikan sebagai kota tujuan wisata dengan basis MICE (Meeting Incentive Conference Exhibition) dengan pendukungnya wisata belanja, wisata kuliner, wisata cagar budaya dll. Nah dengan adanya pusat belanja sebagai sarana hidup sehat, maka lengkap sudah fungsi pusat perbelanjaan di mall sebagai tempat mengakuisisi barang, tempat rekreasi, tempat bersosialisasi, tempat tujuan wisata dan terakhir menyehatkan. Optimalisasi Lingkungan Belanja Yang menjadi pertanyaan Saya kemudian adalah apakah sehat di pusat perbelanjaan hanya bisa dicapai karena jalan-jalan mencuci mata (window shopping) saja? Manajemen pusat perbelanjaan pada dasarnya dapat mengelola lingkungan belanjanya menjadi lingkungan yang lebih menyehatkan dibanding hanya sekedar jalan- jalan. Apa saja yang dapat dilakukan? a. Menjadikan lingkungan tokonya sebagai tempat relaksasi. Berbagai studi mendapatkan hasil bahwa dengan memanipulasi lingkungan belanja maka perilaku belanja konsumen akan berubah dengan dimediasi terjadinya peruabahan emosi. Musik, wewangian, pencahayaan dan cat tertentu yang tepat dapat mempengaruhi kondisi emosi menjadi positif yang kemudian mendorong seseorang untuk berlamalama di suatu lingkungan belanja dan bahkan melakukan pembelian yang tidak direncanakan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa lingkungan toko dapat menjadikan seseorang menjadi lebih relaks dan berakhir dengan emosi yang positif. Maka bayangkanlah bila kita berjalan-jalan di lorong pusat perbelanjaan, kita mendapati suasana alam, yakni dengan wewangian alami yang memberikan efek relaksasi, kemudian dengan suara-suara burung atau ombak, ditambah lagi dengan dekorasi suasana alam. Selain mendapat relaksasi Anda tentunya mengalami pengalaman dan suasana yang berbeda. Dan bisnis pusat perbelanjaan pada dasarnya adalah bisnis yang menonjolkan aspek pengalaman. Hal ini telah diterapkan di beberapa pusat perbelanjaan. b. Menyediakan jalan bertekstur di lorong lingkungan belanja. Bermula dari ide pada gelas promosi diatas, jalan-jalan di toko dapat lebih menyehatkan lagi bila manajemen pusat perbelanjaan dapat menyediakan wilayah jalan- jalan yang memiliki tekstur yang berbeda untuk memberikan efek refleksi kepada para pembelanja. Dengan demikian pembelanja dapat berjalan-jalan sehat tanpa alas kaki (manajemen dapat menyediakan tas plastik untuk alas kaki). Beberapa daerah wisata alam menyediakan areal bertekstur seperti ini. Dari yang menggunakan batu berukuran sedang hingga kecil, dari susunan renggang maupun rapat, yang kesemuanya ditujukan untuk memberikan efek pijat kaki yang melancarkan peredaran darah di tubuh. c. Kerja sama. Pengelola pusat perbelanjaan juga dapat bekerja sama dengan organisasi/perusahaan produsen produk dan jasa kesehatan dalam even hidup sehat di lingkungan pusat perbelanjaan, seperti yang sering dilakukan beberapa pusat perbelanjaan. Misalkan dengan memberikan sampel produk kesehatan di pintu keluar, atau program tes kesehatan dan donor darah gratis atau dengan memberikan konsultasi kesehatan dan konsultasi produk-produk yang menyehatkan. Hal ini dapat memberikan aspek kejutan juga terhadap konsumen terutama bila harapan awal mereka adalah hanya berbelanja. Secara keseluruhan pengelola dapat mengemas keseluruhan aspek diatas menjadi program ‘Berbelanja Sehat’. Intinya adalah sebagai bisnis yang menonjolkan aspek pengalaman maka manajemen pusat perbelanjaan harus dapat mengembangkan dan mengelola lingkungan tokonya sebagai tempat yang memberikan pengalaman yang berbeda bagi pelanggannya (experiential marketing). Disisi lain, beberapa hal diatas dapat menjadi bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) bagi masyarakat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan imej pusat perbelanjaan. Ini bentuk tantangan Saya pada dunia ritel. Bisa menerima tantangan? Dan Bapak-bapak, tentunya juga akan semakin senang mendampingi Ibu-ibunya berbelanja….. Ya ndak Pak? READ PAPER GET file ×Close Log In Log In with Facebook Log In with Google or Email: Password: Remember me on this computer or reset password Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link. Need an account? Click here to sign up About Blog People Papers Job Board Advertise We're Hiring! Help Center Find new research papers in: Physics Chemistry Biology Health Sciences Ecology Earth Sciences Cognitive Science Mathematics Computer Science Terms Privacy Copyright Academia ©2017