BAB I KOMUNIKASI A. Pengertian dan Definisi Orang melakukan komunikasi dengan mempergunakan suara, isyarat, tulisan atau lainnya, yang secara umum disebut lambang (Symbol, Code). Pada keadaan tertentu dimana komunikasi tidak dapat dilaksanakan secara langsung, diperlukan adanya perantara atau alat yang disebut sarana / media komunikasi. Tentang Komunikasi terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut : 1. Definisi dari Charles Cooley : Komunikasi adalah mekanisme yang menyebabkan ada dan berkembangnya hubungan antar manusia, melalui semua lambang pikiran, bersama dengan sarana untuk menyebarkan dalam ruang dan menyebarkannya dalam waktu. Ke dalamnya termasuk ekspresi wajah, sikap dan gerakan atau isyarat, nada suara, kata - kata, tulisan, barang cetakan, lalu lintas kereta api, telegraph, telepon dan apa saja yang lain, yang mungkin merupakan penemuan mutakhir dalam rangka menguasai ruang dan waktu. 2. Definisi dari Harold D. Lasswel : Komunikasi adalah siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa. 3. Definisi dari Carl I. Hovland : Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus dalam bentuk suatu lambang bahasa atau gerak untuk mengubah tingkah laku orang lain (komunikan). Dari ketiga definisi tersebut di muka dapatlah kita simpulkan definisi dan komunikasi sebagai berikut : Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator melalui lambang dan sarana komunikasi, dengan tujuan terjadi -nya kesamaan makna dan timbulnya efek yang berupa perubahan tingkah laku pada komunikan “. B. Unsur – unsur dan Proses Komunikasi Berdasarkan definisi tersebut diatas, maka proses komunikasi meliputi beberapa unsur, yaitu : 1. Komunikator ( sumber / pengirim ) Adalah sumber / asal informasi yang dikomunikasikan atau orang yang mengambil prakarsa dalam berkomunikasi. 2. Pesan ( buah pikiran / idea / message) Adalah pengertian dari komunikator yang disampaikan dalam bentuk lambang – lambang, misalnya berupa gerakan, sinar, suara, tulisan, gambar dan lain – lain. 3. Sarana (perantara / media) Adalah sarana tempat berlalunya lambang – lambang tersebut. Saluran tersebut berupa indera ; indera pendengaran untuk pesan yang berupa suara, indera penglihatan untuk 1 pesan yang berupa cahaya, indera penciuman untuk pesan yang berupa bau – bauan, indera peraba untuk pesan yang berupa getaran / rabaan. Selain saluran berupa alat indera, terdapat pula saluran fisik yang lain, yaitu : Buku, surat, disket dan bentuk rekaman lainnya yang bertujuan untuk menggandakan pesan. Televisi, telepon, radio yang bertujuan untuk mendekatkan jarak komunikator dengan komunikan. Loud speaker untuk memperkuat intensitas pesan. 4. Komunikan (penerima pesan) Disebut juga reseptor, yaitu orang yang menerima berita atau lambang – lambang pesan. Adapun urutan - urutan proses terjadinya komunikasi adalah sebagai berikut : a) Pada Komunikator : Merumuskan pesan Mengubah pesan menjadi lambang Mengirimkan lambang, melalui media b) Pada komunikan : Menerima lambang Lambang diterjemahkan kembali menjadi isi pesan Pesan dipahami dan dilaksanakan ( Feedback ) ( Decoding ) Dalam hal ini komunikator, yang melakukan encoding disebut juga encoder, sedangkan komunikan yang melaksanakan decoding disebut decoder. Komunikasi disebut sukses apabila keseluruhan proses diatas berlangsung dengan baik, makna pesan dapat dipahami dengan benar oleh komunikan, dan feedback yang diberikan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator. Untuk lebih jelasnya, proses komunikasi dapat dlihat pada gambar berikut : Ide Perumusan Pesan Saluran komunikator Mene -rima Penaf -siran Ide komunikan umpan balik C. Dasar – Dasar Komunikasi Agar dapat melaksanakan komunikasi dengan baik dan sukses, ada beberapa dasar yang perlu kita ketahui dan perhatikan, yaitu : 2 1. Intention (niat) Dasar yang pertama apabila kita akan melaksanakan suatu komunikasi adalah niat atau rencana. Niat itu meliputi beberapa hal yaitu : a. Apa yang akan disampaikan : Sebelum melaksanakan komunikasi kita harus terlebih dahulu merumuskan dengan jelas apa materi / isi dari pesan yang akan kita sampaikan, sehingga komunikasi yang kita laksanakan mempunyai arah yang jelas, tidak terombang – ambing kesana – kemari. b. Siapa yang menjadi sasaran (Komunikan) : Sebelum mulai berkomunikasi kita harus mengenal terlebih dahulu siapa saja yang akan menjadi komunikan kita (latar belakang pendidikan, budaya dan sebagainya) sehingga komunikasi berjalan efektif. c. Apa tujuan yang akan dicapai : Tujuan komunikasi harus dijabarkan dengan jelas, agar nantinya dapat diadakan evaluasi, apakah komunikasi yang kita laksanakan itu berhasil atau tidak. d. Bagaimana cara melaksanakannya : Ini berhubungan dengan metoda dan teknik yang akan dipergunakan dalam proses komunikasi itu (wawancara, ceramah, diskusi kelompok, atau melalui media massa). Hal itu disesuaikan dengan jenis sasaran dan tujuan komunikasi yang akan dilaksanakan. Itu. e. Kapan akan dilaksanakan : Maksudnya adalah mencari waktu yang tepat untuk melaksanakan komunikasi. Contoh : mengumpulkan ibu – ibu sebaiknya pada sore hari, mengumpulkan bapak – bapak pada malam hari dan seterusnya. Dengan “Kapan“ yang dimaksudkan juga mencari kesempatan (timing) yang sebaik – baiknya untuk menyampaikan informasi. Contoh : informasi mengenai cara – cara mencegah dan memberantas suatu penyakit menular akan lebih diperhatikan, apabila diberikan pada saat terjadinya wabah penyakit tersebut. f. Dimana akan dilaksanakan Ini menyangkut pemilihan tempat yang paling baikuntuk melaksanakan komunikasi. Dalam hal ini tempat juga memegang peranan penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya komunikasi yang diselenggarakan. Contoh : tempat yangsempit / berjejalan, udara yang panas, lingkungan yang ribut, penerangan yang kurang, sudah tentu akan mengurangi efektifitas dari komunikasi yang diselenggarakan itu. 2. Attention (minat) Apa yang kita komunikasikan harus dibuat sedemikian rupa sehingga menarik komunikan, bila tidak demikian, ada kemungkinan besar apa yang kita sampaikan itu tidak akan diperhatikan. Minat komunikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a) Keadaan komunikator itu sendiri : Komunikator sebaiknya adalah yang memiliki otoritas (kedudukan, jabatan, ataupun keahlian dalam bidangnya). Komunikator yang berpenampilan tidak menarik dan tidak meyakinkan, akan mengurangi minat komunikan untuk memperhatikan dan melaksanakan pesan - pesan yang disampaikan. b) Isi pesan yang disampaikan : 3 Isi pesan yang tidak disukai atau sama sekali tidak menyentuh kebutuhan komunikan, tidak akan menarik perhatiannya. Demikian juga pesan yang sangat sulit untuk dipahami. c) Cara penyampaian : Cara atau teknik penyampaian yang dibawakan oleh komunikator juga berperan penting dalam menarik minat dari Komunikan. Teknik yang paling efektif adalah yang mempergunakan sebanyak mungkin panca indera. d) Keadaan komunikan : Disini yang dimaksud adalah disamping latar belakang komunikan (pekerjaannya, pendidikannya, adat istiadatnya dan sebagainya), juga situasi serta kondisi komunikan yang bersangkutan sewaktu komunikasi dilaksanakan. Contoh : orang yang dalam keadaan lelah, sedih atau kecewa, minatnya tentu akan berbeda dibandingkan dengan orang yang dalam keadaan biasa (normal). 3. Perception (tanggap) Makna dari informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diserap dan dipahami dengan benar atau tidak oleh komunikan, tergantung pada tanggapan dari komunikan yang bersangkutan. Komunikan akan menafsirkan informasi yang diterimanya, sesuai dengan kemampuan, tingkat pendidikan, pengalaman serta kerangka pemikiran mereka. Itulah sebabnya mengapa kita harus mempelajari sebaik - baiknya latar belakang komunikan kita, dan berusaha membantunya sehingga penafsirannya terhadap informasi yang kita sampaikan sama dengan penafsiran kita. 4. Retention (lekat) Sebagai komunikator kita sangat berharap agar pesan yang kita sampaikan sangat melekat, dalam arti diterima dan diingat oleh komunikan, untuk kemudian dipergunakan sewaktu - waktu diperlukan. Pesan yang tidak mudah dilupakan adalah pesan yang menarik. Suatu pesan dapat menjadi tidak menarik dan mudah dilupakan oleh komunikan disebabkan oleh adanya tiga hal, yaitu : a) Alasan yang bersifat psikologis Misalnya komunikan tidak menyukai pesan yang disampaikan atau tidak menyukai orang yang menyampaikan pesan tersebut. b) Karena informasi sudah lama tidak digunakan Adalah wajar apabila suatu pesan yang lama, tidak dipergunakan atau dilaksanakan akan dilupakan. Peristiwa ini disebut fading. Untuk mencegah terjadinya fading tersebut maka penentuan waktu kapan suatu informasi diberikan adalah sangat penting, agar pesan tidak mudah hilang sebelum dipraktekkan. Mencegah terjadinya fading dapat juga dilaksanakan dengan cara memberikan informasi yang berulang - ulang, serta dengan mempergunakan saluran komunikasi yang bermacam - macam. c) Adanya informasi baru Peristiwa ini disebut blocking. Hal itu dapat terjadi apabila pada saat yang bersamaan disampaikan banyak atau bermacam - macam informasi sekaligus. Dalam hal seperti ini ada kecenderungan bahwa informasi yang diberikan pada bagian permulaan dan bagian terakhir lebih mudah diingat, daripada yang ada di tengah. Blocking dapat dicegah dengan jalan membatasi jumlah dan macam pesan yang disampaikan, penyampaian dalam urutan - urutan yang logis sehingga mudah 4 diterima, serta memberikan kesempatan kepada komunikan untuk mengendapkan pesan terdahulu sebelum diberikan pesan berikutnya. 5. Participation (libat ) Sebagai hasil akhir komunikasi yang kita laksanakan, kita mengharapkan timbulnya partisipasi atau keterlibatan dari komunikan yang berupa perubahan perilaku, sesuai yang kita kehendaki. Dengan melihat apa yang dikerjakan oleh komunikan sesudah proses komunikasi dilaksanakan, kita dapat mengevaluasi apakah komunikasi kita itu berhasil atau tidak. Akan tetapi apabila evaluasi itu dilaksanakan hanya pada akhir dari proses komunikasi saja, seringkali sudah sangat terlambat, sehingga sulit untuk mengadakan perbaikan- perbaikan jika diperlukan. Itulah sebabnya evaluasi harus terus menerus dilaksanakan, sejak proses komunikasi itu dimulai serta selama komunikasi berlangsung. D. Jenis – Jenis Komunikasi Jenis komunikasi dapat dibedakan menurut beberapa sudut pandang, yaitu : 1. Dilihat dari cara penyampaiannya : a. Komunikasi langsung (misalnya wawancara) b. Komunikasi tidak langsung (melalui surat, koran, radio) 2. Dilihat dari arahnya : a. Komunikasi satu arah (radio, TV) b. Komunikasi dua arah (wawancara, diskusi) 3. Dilihat dari sifatnya : a. Komunikasi informatif (memberikan informasi, penjelasan) b. Komunikasi persuasif (berisi ajakan, himbauan) c. Komunikasi coersif (berisi perintah dengan sanksi) 4. Dilihat dari jumlah sasarannya : a. Komunikasi perorangan (wawancara) b. Komunikasi kelompok (ceramah) c. Komunikasi massal (koran) 5. Dilihat dari polanya : a. Komunikasi pola lingkaran (komunikasi dalam suatu organisasi) b. Komunikasi pola garis lurus (perintah yang bersifat rahasia) c. Komunikasi pola menyebar (ceramah) d. Komunikasi pola berantai (desas - desus) E. Hambatan – Hambatan Dalam Komunikasi Dalam proses komunikasi terdapat hambatan - hambatan yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif. Hambatan - hambatan itu adalah sebagai berikut : 1. Hambatan yang bersifat obyektif : a. Gangguan yang terjadi pada sistem peralatan, misalnya pengeras suara yang tidak bekerja dengan baik, gangguan cuaca pada siaran radio, dan sebagainya. 5 b. Situasi dan kondisi yang tidak mendukung, misalnya ruangan yang terlalu sempit dan panas, lingkungan yang bising dan sebagainya. 2. Hambatan yang bersifat subyektif : Ini dapat berasal dari komunikator, dapat juga berasal dari komunikan . Yang berasal dari komunikator adalah : a. Tidak mempergunakan lambang kata atau bahasa yang tepat, misalnya mempergunakan bahasa atau istilah - istilah yang kurang dipahami komunikan. b. Lambang telah mengalami banyak perubahan karena melalui banyak “tangan“. Ini dapat terjadi pada komunikasi berantai. c. Teknik penyampaian tidak benar ataupun tidak menarik. Misalnya urutan - urutan materinya tidak logis dan membawakannya monoton, atau sebagainya. d. Penampilan dari komunikator yang tidak mendukung. Ini khusus untuk komunikasi langsung atau tatap muka. Yang berasal dari komunikan : a. Latar belakang komunikan yang tidak mendukung. Misalnya karena pendidikan ataupun pengalamannya yang kurang memadai. b. Kurang atau tidak adanya motivasi. Misalnya karena masalah yang dibicarakan tidak menyentuh kepentingan komunikan. c. Adanya prasangka negatif terhadap komunikator. Misalnya karena adanya kecurigaan, strerotip dan sebagainya. d. Adanya “jarak“ antara komunikan dan komunikator. Misalnya karena keduanya berasal dari strata sosial - budaya yang sangat jauh perbedaannya. F. Beberapa Hal Yang Penting Tentang umpan Balik (Feed Back) Tujuan dari setiap komunikasi adalah terjadinya umpan balik (feed back) sesuai yang diharapkan. Khusus dalam penyuluhan kesehatan umpan balik yang diharapkan itu berupa perubahan tingkah laku komunikan, dari yang bertentangan menjadi yang sesuai dengan prinsip - prinsip kesehatan. Berhubungan dengan hal diatas, maka perlu sekali bagi seorang penyuluh kesehatan memahami dengan baik umpan balik sasarannya, dengan tujuan agar sewaktu memberikan penyuluhan dapat merasakan komunikasinya berhasil atau tidak. Ditinjau dari sifatnya ada beberapa macam umpan balik, yaitu : 1. Umpan balik verbal ( Verbal Feed Back ) Yaitu umpan balik yang diungkapkan dengan kata - kata, sehingga secara langsung komunikator dapat mendengar dan menilai apakah komunikasinya berhasil atau gagal. 2. Umpan balik nirverbal ( Non Verbal Feed Back ) Umpan balik nirverbal adalah umpan balik yang disampaikan tidak dalam bentuk kata – kata, akan tetapi dalam lambang lain, misalnya tepuk tangan tanda setuju, seruan “ Huuuuu ….. “ tanda mengejek, dsb. Dengan lambang - lambang tersebut komunikator dapat merasakan komunikasinya sukses atau tidak. 3. Umpan balik nol ( ZeroFeed Back ) Umpan balik nol adalah umpan balik yang disampaikan oleh komunikan, akan tetapi maksudnya tidak dimengerti oleh komunikator. Hal ini kemungkinan besar disebabkan komunikator dalam komunikasinya menggunakan kata - kata atau bahasa yang tidak tepat, sehingga menimbulkan salah tafsir dipihak komunikan. 6 4. Umpan balik netral (Natural Feed Back) Umpan balik netral adalah tanggapan yang disampaikan oleh komunikan dimengerti oleh komunikator, akan tetapi yang diungkapkan oleh komunikan tersebut tidak relevan dengan topik pembicaraan. Hal ini belum tentu disebabkan oleh komunikator yang kurang mampu berkomunikasi, besar kemungkinan dikarenakan komunikan yang kurang pengetahuannya mengenai topik yang sedang dibicarakan. Bagi seorang Penyuluh Kesehatan memahami sifat - sifat dari umpan balik tersebut sangat penting, karena dapat dijadikan tolak ukur apakah komunikasi yang dilaksanakannya berhasil atau tidak. Jika berhasil maka gaya komunikasi yang gagal harus dilakukan perubahan, mungkin terhadap gayanya, metodenya, alat peraganya, tempatnya, waktunya dsb. 7