1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Komunikasi Komunikasi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Komunikasi
Komunikasi, sebagai kata yang abstrak, pada dasarnya sulit didefinisikan.
Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah mebuat banyak upaya untuk
mendifinisikan komunikasi. Namun, menetapkan satu definisi tunggal terbukti tidak
mungkin dan tidak berguna, utamanya melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam
istilah itu. Definisi mana yang kita pilih, tergantung kegunaannya dan dalam hal apa
definisi itu kita perlukan. (Dani Vardiansyah, 2004 : 7).
2.1.1
Pengertian Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana (2008 : 46), kata komunikasi atau communication
dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”,
communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to
make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
dianut secara sama.
Sehingga definisi komunikasi ialah tindakan atau perilaku mengirim pesan,
ide, dan pendapat dari seseorang ke orang lainnya. Menulis dan berbicara kepada
masing – masing orang merupakan cara komunikasi. Setiap komunikasi terjadi
pastinya melibatkan jumlah orang yang berbeda.
11
12
Menurut Marhaeni Fajar (2009 : 27), kata atau istilah “komunikasi”
(communication) berasal dari bahasa latin “communicates” yang berarti “berbagi”
atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus
bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Menurut Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah
“suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui system lambinglambang, tanda-tanda atau tingkah laku”.
Dikutip oleh Marhaeni Fajar (2009 : 1), Komunikasi mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Thomas M Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi
terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk membangun
kontak sosial dengan orang sekitar dan mempengaruhi orang lain, merasa berpikir
atau berperilaku sesuai yang kita inginkan. Menurut Scheidel pun tujuan utama
komunikasi untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.
Proses terjadinya informasi dimulai dari pikiran orang yang akan
menyampaikan informasi atau pesan, yang kemudian dilambangkan baik berupa
ucapan atau isyarat, proses selanjutnya dengan melalukan transmisi berupa media
dan perantara atau channel, hingga pesan dapat diterima oleh komunikan.
Komunikasi memiliki elemen-elemen yang terdapat dalam teori Komunikasi
Harold Laswell (1948). Who says what in which channel to whom with what effect
(how)? atau yang biasa kita kenal dengan 5W+1H. Siapa yang memberikan
informasi tersebut? Dengan saluran apa? Kepada siapa pesan disampaikan? Apa
yang terjadi pesan dalam komunikasi tersebut? Dan bagaimana pengaruhnya
terhadap sekitar?
13
2.1.2
Kategori Komunikasi
Di dalam bukunya, Deddy Mulyana (2008 : 80-83) menjelaskan kategori-
kategori komunikasi sebagai berikut :
a. Komunikasi Intrapribadi
Intrapersonal
communication
adalah komunikasi
dengan diri-sendiri.
Contohnya : berpikir.
b. Komunikasi Antar Pribadi
Adalah
komunikasi
antara
orang-orang
secara
tatap
muka,
yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.
c. Komunikasi Kelompok
Adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi
satu
sama
lain
untuk
mencapai
tujuan
bersama
(adanya
saling
kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi
punya peran berbeda.
d. Komunikasi Publik
Adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang
(khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu.
e. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga
informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada
komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai
kelompok dari kelompok-kelompok.
14
f. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang digunakan melalui media massa,
baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya
relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di
banyak tempat, anonim, dan heterogen.
2.1.3
Komponen Komunikasi
Dalam buku, Marhaeni Fajar (2009 : 58-59), komponen komunikasi terdiri
dari:
Gambar 2.1 Komponen Komunikasi
Media Massa
Communicator
Coommunicant
Effect
Message
Channel
a) Communicator (Komunikator)
Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah
orang. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu meperhatikan
umpan balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya
dikala ia mengetahui bahwa umpan balik dari komunikan mendapat respon
negatif.
15
b) Message (Pesan)
Pesan merupakan seperangkat lambang atau informasi bermakna yang akan
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Penyampaian pesan
dapat dilakukan secara verbal yakni dengan menggunakan bahasa dan
secara nonverbal yakni dengan menggunakan alat, gambar atau warna
untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari komunikan.
c) Channel (Media)
Yaitu saluran komunikasi dimana tempat berlalunya pesan dari
komunikator kepada komunikan.
d) Communicant (Komunikan)
Yaitu orang yang menerima pesan. Komunikan akan memberikan umpan
balik (feedback) terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Umpan balik menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya
komunikasi tersebut. Oleh karena itu, umpan balik bisa bersifat positif
ataupun negatif.
e) Effect (Efek)
Yaitu
tanggapan
dari
komunikan
setelah
menerima
pesan
dari
komunikator.
2.1.4
Tujuan Komunikasi
Menurut Carl I. Hovland dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik,
mengenai ilmu komunikasi didefinisikan sebagai upaya sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap.
16
Adapun tujuan komunikasi adalah :
- Perubahan Sikap (Attitude Change)
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya
berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita
berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain
bersikap positif sesuai dengan keinginan kita.
- Perubahan Pendapat (Opinion Change)
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman
ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana
dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang
dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbedabeda bagi komunikan.
- Perubahan Perilaku (Behavior Change)
Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan
seseorang.
- Perubahan Sosial (Social Change)
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain
sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses
komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar
hubungan interpersonal.
17
2.1.5
Model Komunikasi
Model komunikasi merupakan sebagai tipe komunikasi dari proses
komunikasi dan saat ini terdapat ratusan model komunikasi menurut para ahliahli komunikasi yang masing-masing mempunyai ciri khas yang disesuaikan dan
dipengaruhi oleh latar belakang, teknologi, dan zaman.
Dalam penelitian kali ini, peneliti memilih model S-R sebagai model
komunikasi.
- Model S-R
Model ini merupakan model komunikasi paling mendasar yang dipengaruhi
ilmu psikologi behavioristik yang menggambarkan stimulus-respons.
Gambar 2.2 Model Komunikasi S-R
Stimulus
Respons
Menunjukkan proses aksi-reaksi, proses pertukaran atau pemindahan
informasi atau gagasan, yang bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek.
Masing-masing efek dapat mengubah tindakan komunikasi (communication act)
berikutnya.
Model ini dianggap mempunyai kelemahan, yaitu mengabaikan komunikasi
sebagai suatu proses khususnya yang berkenaan dengan faktor manusia,
komunikasi dianggap statis, dan komunikasi dianggap berperilaku karena
kekuatan dari luar dan bukan karena kehendak atau kemauan bebasnya.
18
2.1.6
Efek Komunikasi
Menurut Dani Vardiansyah (2004:110), Efek komunikasi adalah pengaruh
yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Efek
komunikasi dapat diukur dengan membandingkan antara pengetahuan, sikap dan
tingkah laku sebelum dan sesudah komunikan menerima pesan. Karenanya, efek
adalah salah satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil
atau tidaknya komunikasi yang di inginkan.
2.2 Komunikasi Massa
2.2.1
Pengertian Komunikasi Massa
Menurut Nurudin (2007:2), komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang
media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar / penonton
yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka.
Definisi lain dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni, “First, mass
communication is communication addressed to masses, to an extremely larga
science. This does not mean that the audience includes all people or everyone
who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that
is large and generally rather poorly define. Second, mass communication is
communication
mediated
by
audio
and/or
visual
transmitter.
Mass
communication is perhaps most easily and logically defined by its forms :
television, radio, newspaper, magazines, films, books, and tapes ( Pertama,
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang
19
menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan
pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah
komunikasi yang disalurkan pemancar-pemancar yang audio dan atau visual.
Komunikasi barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan
menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita)”
(Nurudin, 2007 : 11).
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para
ahli komunikasi. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui
media massa ( media cetak dan elektronik ). Massa dalam arti komunikasi massa
lebih menunjukkan pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa.
Jadi arti dari komunikasi massa adalah proses penyampaian sebuah pesan dari
seorang komunikator terhadap penerima pesan melaui media massa.
Masih dikutip dari Nurudin (2007:8), menurut Michael W.Gamble dan Teri
Kwal Gamble (1986), sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak
yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula,
antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara
media tersebut.
2) Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas
audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan
20
jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak
saling mengenal satu sama lain.
3) Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh orang banyak. Karena itu diartikan milik publik.
4) Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya
tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya
berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5) Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya,
pesan-pesan yang disebarluaskan atau dipancarkan akan dikontrol oleh
sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media
massa.
6) Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung.
2.2.2
Proses Komunikasi Massa
Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan
informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah proses,
sebuah kegiatan yang berlangsung secara kontinu.
Dalam aplikasinya, langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai
berikut :
IDE
ENCODING
PENGIRIMAN
DECODING
UMPAN BALIK
21
1)
Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator.
2)
Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian diubah menjadi
lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat
dikirimkan.
3)
Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya
dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai dengan karakteristik
lambang-lambang komunikasi yang ditujukan kepada komunikan.
4)
Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan
persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
5)
Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding,
khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.
Menurut Wilbur Schramm, mengatakan bahwa untuk terjadinya proses
komunikasi paling sedikit memiliki 3 komponen komunikasi, yaitu komunikator,
pesan, dan komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen itu tidak ada,
maka komunikasi tidak dapat berlangsung.
Mengapa unsur tersebut? Harold D Laswell memperkenalkan 5 formula
komunikasi untuk terjadinya suatu proses komunikasi, yaitu:
-
Who, yakni berkenaan dengan siapa yang mengatakannya
-
Say What, yakni berkenaan dengan menyatakan apa
-
In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa
-
To Whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa
-
With What Effect, yakni berkenaan dengan pengaruh apa
22
Tabel 2.1 : Proses Komunikasi Massa
Who
Say What
In Which Channel To Whom
With What Effect
Siapa
Berkata apa
Melalui saluran apa Kepada siapa
Dengan efek apa
Komunikator
Pesan
Media
Penerima
Efek
Control
Analisi
Analisi Media
Analisis
Analisi Efek
Studies
Pesan
Khalayak
Masing-masing unsure dalam formula Laswell mengandung problema
tertentu. Formula tersebut, meskipun sangat sederhana telah membantu
mengorganisasikan dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa.
Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell
sendiri menggunakan formula ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis
penelitian komunikasi.
2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa
Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi
komunikasi massa. Sama dengan definisi komunikasi massa, fungsi komunikasi
massa juga mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain.
Menurut Nurudin (2007 : 66), fungsi komunikasi massa antara lain :
1) Menginformasikan (to inform)
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Komponen yang paling penting untuk mengetahui
fungsi informasi ini adalah berita-berita atau isu-isu yang disajikan. Berita
23
atau isu yang disajikan berdasarkan fakta yaitu adanya kejadian yang
benar-benar terjadi dimasyarakat.
2) Menghibur (to entertaint)
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling
tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Televisi sebagai alat
utama hiburan (untuk melepaskan lelah). Acara hiburan juga dianggap
perekat keluarga karena dapat ditonton bersama-sama sambil bercanda atau
“ngemil”
3) Mengajak (to persuade)
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi
informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan
sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli
ternyata terdapat fungsi persuasi.
4) Pengawasan
Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya,
menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian-kejadian yang ada disekitar kita.
Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware
surveillance atau pengawasan-pengawasan peringatan dan instrumental
surveillance atau pengawasan instrumental.
5) Perwarisan Sosial
Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang
menyangkut
pendidikan
formal
maupun
informal
yang mencoba
24
meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma,
pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
2.2.4
Efek Komunikasi Massa
Dikutip dalam (http://bagusboedhi.blogspot.com/2009/03/efek-komunikasi-
massa-komunikasi-massa.html 15:26, Jumat 02 Maret 2012 ), Menurut Steven M
Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan
pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun
media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang
terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap,
perasaan dan perilaku atau atau dengan istilah lain dikenal sebagai observasi
terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa)
yang dikenai efek komunikasi massa.
Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi massa bagi peran-peran yang terlibat
didalamnya adalah :
a. Efek kognitif
Perilaku dimana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang
diperkenalkan. Akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang
bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari
informasi
yang
bermanfaat
dan
mengembangkan
keterampilan
kognitifnya. Sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya
tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.
25
b. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak
agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui
informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya.
c. Efek Behavioral (konatif)
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
2.2.5
Elemen-elemen Komunikasi Massa
Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi
komunikasi massa. Menurut Nurudin (2007:95), unsur penting dalam komunikasi
massa adalah :
a) Komunikator
Komunikator
dalam
komunikasi
massa
sangat
berbeda
dengan
komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator disini
meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur dan staf teknis yang berkaitan
dengan sebuah acara televisi.
Dengan demikian komunikator dalam komunikasi massa bukan individu,
tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lainnya.
b) Isi (pesan)
Informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan
informasi yang hanya boleh dikonsumsi pribadi. Dengan demikian,
26
informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan pada individu
masing-masing.
c) Audience
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari
jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal
ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama lainnya
d) Umpan Balik (feedback)
Ada dua umpan balik dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung dan
tidak langsung. Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan
komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara
langsung. Sedangkan umpan balik tidak langsung merupakan bahan yang
direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah dipertimbangkan waktu
tertentu sebelum dikirimkan.
e) Gatekeeper
John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai “individuindividu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam
sebuah saluran komunikasi (massa)”.
2.3 Media Massa
2.3.1
Pengertian Media Massa
Menurut Hafied Cangara (2005:122), media massa adalah alat yang
digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekasin seperti surat
kabar, film, radio dan televisi. Media massa memberikan tentang perubahan,
27
bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai.
Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada
kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk.
Karena itu penggunaan media massa sebagai penyampaian pesan
biasanya memiliki dampak yang besar dan terlihat. Media massa dapak
dikelompokkan menjadi :
1) Media Cetak (Printed Media) : seperti majalah, surat kabar, tabloid,
dll.
2) Media Elektonik (Electronic Media) : televisi, radio, film, internet, dll.
2.3.2
Karakteristik Media Massa
Masih menurut Hafied Cangara (2005:122), karakteristik media massa antara
lain :
1) Publisitas, penyebarannya pada publik atau khalayak. Semua aktivitas
manusia yang menyangkut kepentingan umum dan atau menarik untuk
umum adalah layak untuk disebarluaskan. Pesan melalui surat kabar
harus memenuhi kriteria tersebut.
2) Universalitas, menunjuk pada kesemestian isinya, yang beraneka ragam
dan dari seluruh dunia. Isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia. Jika tidak, tidak dikategorikan media massa.
3) Periodisitas, menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan
atau dwi mingguan. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi.
Selama ada kehidupan, selama itu pula surat kabar itu terbit.
28
4) Kontinuitas, berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan periode
mengudara atau jadwal terbit.
5) Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa
terbaru, tips baru dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan
penyampaian informasi kepada publik.
2.4 Televisi
2.4.1
Pengertian Televisi
Menurut Fred Wibowo (2009 : 17), Televisi sebagai bagian dari kebudayaan
audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap
dan kepribadian masyarakat luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya
perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah
terpencil. Kultur yang dibawa televisi dengan sendirinya mulai bertumbuh di
masyarakat. Unsur esensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa
verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan,
informasi, pengajaran, ilmu, dan hiburan.
Televisi merupakan media massa yang dapat menyampaikan pesan melalui
gambar bergerak (video) sebagai kekuatan andalannya, suara (audio) sebagai
kekuatan pendamping dan bahkan tulisan atau gambar tak bergerak sebagai
kekuatan pendukung.
2.4.2
Karakteristik Televisi
Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan
media massa lainnya yaitu audiovisual, berpikir dalam gambar, dan
29
pengoperasian yang lebih kompleks. Karakteristik media televisi juga dapat
dilihat dari televisi sebagai media komunikasi , televisi sebagai media elektronik,
dan televisi sebagai media audiovisual (Elvirano, Lukiati Komala dan Siti
Karlinah 2007 : 128 ). Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat
kabar dan majalah, hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Berikut
beberapa karakteristik televisi :
1) Audiovisual
Televisi memeliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar katakata, music, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar
yang bergerak.
2) Berfikir dalam gambar
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancara acara televisi adalah
pengarah acara. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir
dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, dalam proses ini pengarah
acara merangkai agar gambar memiliki makna. Tahap kedua adalah
penggambaran, yaitu merangkai gambar sedemikian rupa sehingga
mempunyai kontinuitas dan mengandung makna tertentu.
3) Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan melibatkan banyak
orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang yang
terampil dan terlatih.
30
2.4.3
Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.
Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil
penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi
UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak
menonton televisi adalah memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh
informasi ( Elvirano dan Lukiati Komala, 2007 :128 ).
2.5 Teori Khusus
Selain teori-teori utama yang telah dibahas diatas, terdapat juga beberapa teori-teori
khusus yang berkaitan dengan topik penelitian.
2.5.1
Tanggapan
Tanggapan adalah sambutan terhadap sesuatu yang diterima. Menanggapai
berarti menyambut dan memerhatikan. Bentuk penyambutan dapat berupa
persetujuan atau penolakan, kritik, saran, dan sebagainya.( Engkos Kokasih dan
Catur Sukono, 2007 : 3). Di dalam buku lainnya tanggapan berarti kritik atau
komentar terhadap sesuatu yang dilihat, dibaca atau didengar ( Engkos Kokasih,
2007 : 25)
Dengan demikian kesimpulannya, tanggapan merupakan salah satu umpan
balik, yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada pengirim pesan, yang
sekaligus digunakan pengirim pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan
yang disampaikannya, apakah bisa dimengerti dan diterima oleh penerima pesan.
Berdasarkan tanggapan tersebut, pengirim bisa mengubah pesan selanjutnya agar
31
sesuai dengan tujuannya. Suatu pesan bisa dikatakan umpan balik bila hal itu
merupakan respons terhadap pesan yang disampaikan oleh pengirim dan bisa
mempengaruhi perilaku pengirim selanjutnya.
2.5.1.1 Teori Stimulus Responses
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari
Stimulus – Organisme – Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau
kemudian menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek
material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang
jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi,
afektif, dan konasi. (Onong Uchjana Effendy, 2004:225) Teori stimulusrespons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana,
dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian,
seseorang dapat menjelaskan suatu ikatan erat antara pesan-pesan media dan
reaksi audience.
McQuail menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah :
a) Pesan (Stimulus)
b) Seorang Penerima (Organisme)
c) Efek (Respons)
Menurut Burhan Bungin (2007:277), prinsip stimulus-response ini
merupakan dasar teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses
terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Teori jarum
hipodermik memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa diibaratkan
32
sebagai obat yang obat disuntikkan kedalam pembuluh darah audience, yang
kemudian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan.
Dalam
masyarakat
massa,
dimana
prinsip
stimulus-respons
mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan
didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas, sehingga secara
serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan
ditujukan pada orang per orang, kemudian sejumlah besar individu itu akan
merespons informasi itu.
Penggunaan teknologi telematika yang semakin luas dimaksudkan untuk
reproduksi dan distribusi pesan
informasi itu sehingga diharapkan dapat
memaksimalkan jumlah penerima dan response oleh audience, sekaligus
meningkatkan response oleh audience.
Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga
seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan
dan reaksi komunikasi.
Unsur-unsur dalam model ini adalah stimulus (pesan) – Organisme
(komunikan) – Response (efek), yang dapat digambarkan sebagai berikut :
33
Gambar 2.3 Teori S-O-R
Organisme :
Stimulus
-
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Responden
(Perubahan Sikap)
(Sumber : Onong Uchjana Effendi, “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi)
Seperti yang tampak pada gambar diatas, langkah pertama terjadinya
suatu komunikasi dikarenakan adanya suatu stimulus atau pesan yang datang
pada kita. Pengertian stimulus atau pesan memiliki beberapa arti dalam
penerapannya.
Stimulus atau pesan dapat berisi kata-kata, symbol, tindakan, gerak
badan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini stimulus diartikan sebagai
bentuk-bentuk dari program Sentilan Sentilun.
Sedangkan organism, sebagai pihak yang menerima dan merespons
stimulus atau pesan tersebut, dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Binus
University jurusan Marketing Communication peminatan Broadcasting
angkatan 2008. Gambar diatas menunjukkan bahwa stimulus (pesan) direspon,
individu harus terlebih dahulu melewati tiga tahap yaitu pertama, tahap
34
perhatian terhadap stimulus atau pesan yang datang. Kita tidak dapat belajar
dari suatu peristiwa kecuali kita menaruh perhatian kepadanya dan secara
seksama mencerna hal-hal penting yang dicakupnya. Kedua adalah tahap
pengertian, adalah proses dimana individu berusaha untuk mengerti dan
memahami stimulus atau pesan yang sedang diperhatikan atau diterimanya.
Setelah stimulus diperhatikan dan dimengerti, tahap ketiga adalah tahap
penerimaan, dimana individu akan menerima dan menolak stimulus tersebut
dengan cara memberikan respon. Respon (perubahan sikap) akan sangat
bergantung pada proses yang terjadi pada diri individu itu sendiri.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, teoir S-O-R mempersoalkan
bagaimana efek adalah reaksi khusus yang ditimbulkan terhadap stimulus
khusus. Jadi, jelaslah bahwa individu merespon karena adanya stimulus yang
datang atau diterima oleh individu tersebut. Berkaitan dengan itu, dalam
penelitian ini akan dilihat bagaimana tanggapan yang berbeda-beda (sebagai
respon) dari Mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication
peminatan Broadcasting angkatan 2008 atas setiap bentuk penayangan
program Sentilan Sentilun.
Dari model S-O-R tersebut, menggambarkan adanya hubungan diantara
komponen yang membentuk atau mengarah pada pembentukan seorang
individu berespon. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan
memberikan gambaran mengenai bagaimana tanggapan (respon) Mahasiswa
Binus University jurusan Marketing Communication peminatan Broadcasting
35
angkatan 2008 mengenai program Sentilan Sentilun (stimulus) setelah mereka
menonton program tersebut.
2.5.2
Teori Pembelajaran Sosial
Dalam teori ini menggunakan pendekatan baru yang dapat menjelaskan
pengaruh media yang tak dapat disangkal lagi. Muncullah teori baru efek media
massa yaitu social learning theory (Teori Pembelajaran Sosial). Teori ini kini
diaplikasikan pada perilaku konsumen, kendati pada awalnya menjadi bidang
penelitian komunikasi massa yang bertujuan untuk memahami efek terpaan
media massa.
Dikutip
dari
(http://www.gudangmateri.com/2011/05/definisi-dan-teori-
pembelajaran-sosial.html 15:42 Rabu 7 maret 2012) Definisi Pembelajaran sosial
adalah pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui pengamatan dan
pengalaman langsung. Meskipun teori pembelajaran sosial adalah perluasan dari
pengondisian operant . Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah fungsi
dari konsekuensi. Teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui
pengamatan dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran.
Berdasarkan penelitian Albert Bandura, teori ini menjelaskan bahwa pemirsa
meniru apa yang mereka lihat di televisi, melalui suatu proses observational
learning (pembelajaran hasil pengamatan). Klapper menganggap bahwa
“ganjaran” dari katakter TV diterima mereka sebagai perilaku antisosial,
termasuk menjadi toleran terhadap perilaku perampokan dan kriminalitas,
menggandrongi kehidupan glamor seperti ditelevisi.
36
2.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang
dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep –konsep
yang berupa kontruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang
dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.
Penekanan pengertian definisi operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”. Ada
dua variable yang terdapat didalam penelitian ini, yaitu :
a) Variabel bebas (independent) Variabel X
Program Sentilan Sentilun
Variabel independent atau variable bebas, atau peubah bebas sering juga disebut
dengan variabel stimulus, atau predictor. Peubah bebas ini adalah merupakan
peubah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan
terhadap peubah tak bebas. Dalam penelitian ini program Sentilan Sentilun
adalah variabel bebas. Kata program atau programa yang berarti acara. Sentilan
Sentilun adalah program entertainment di Metro TV. Yang akan dijadikan
dimensi untuk variabel X (Program Sentilan Sentilun) berdasarkan fungsi
komunikasi massa adalah informasi, pendidikan, hiburan dan pengawasan.
b) Variabel terikat (dependent) Variabel Y
Tanggapan Mahasiswa
Variabel terikat atau peubah tak bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau peubah bebas.
Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran
variabel independent (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel
37
independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependent
(terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independent.
2.6.1
Konsep Operasional Teori
Tabel 2.2 : Tabel Konsep Operasional Teori
Teori
Tanggapan
dan SOR
Penjelasan
Pesan
yang
diterima
menimbulkan
efek
berupa
responses atau tanggapan yaitu
berupa komentar, kritik maupun
saran
Pembelajaran
Sosial
2.6.2
Indikator
Untuk melihat bagaimana
tanggapan
Mahasiswa/i
Binus University jurusan
Marketing Communication
angkatan 2008 terhadap
program Sentilan Sentilun.
Content
berpengaruh
pada Melakukan
pengawasan
perilaku dan kehidupan orang melalui sebuah ilustrasi
banyak/khalayak
atau (drama)
berlandaskan
masyarakat
Talkshow komedi politik
Konsep Operasional
Variabel X
Tabel 2.3 : Tabel Konsep Operasional Variabel X
Variabel
Dimensi
Program
Sentilan Informasi
Sentilun di Metro TV
-
Pewarisan
Sosial
(mendidik)
Hiburan
Pengawasan
-
Indikator
Bahasanya mudah dipahami
Berita atau isu yang disajikan
hangat diperbincangkan
Kejadian
yang benar-benar
terjadi di masyarakat.
Mewariskan ilmu pengetahuan.
Memberikan etika yang baik
- Televisi sebagai alat utama
hiburan (melepaskan lelah)
- Sebagai perekat keluarga
- Pengawasan peringatan
- Pengawasan intrumental
38
Variabel Y
Tabel 2.4 : Tabel Konsep Operasional Variabel Y
Variabel
Dimensi
Tanggapan Mahasiswa Kognitif
Binus
University
Jurusan
Marketing
Communication
Peminatan
Afektif
Broadcasting
-
Konatif
-
Indikator
Mengenal
pembawa
acara
program Sentilan Sentilun
Mengetahui isu yang diangkat
Membantu mempelajari informasi
Ikut merasakan terhadap isu yang
diangkat
Menyukai
program
Sentilan
Sentilun
Ikut serta ( aktif ) dalam program
Sentilan Sentilun
Menyukai penampilan pembawa
acara
Menyukai penampilan bintang
tamu
Meberikan tanggapan terhadap isu
yang diangkat
Download