BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Komunikasi Komunikasi, sebagai kata yang abstrak, pada dasarnya sulit didefinisikan. Komunikasi memiliki sejumlah arti. Para pakar telah mebuat banyak upaya untuk mendifinisikan komunikasi. Namun, menetapkan satu definisi tunggal terbukti tidak mungkin dan tidak berguna, utamanya melihat pada berbagai ide yang dibawa dalam istilah itu. Definisi mana yang kita pilih, tergantung kegunaannya dan dalam hal apa definisi itu kita perlukan. (Dani Vardiansyah, 2004 : 7). 2.1.1 Pengertian Komunikasi Menurut Deddy Mulyana (2008 : 46), kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Sehingga definisi komunikasi ialah tindakan atau perilaku mengirim pesan, ide, dan pendapat dari seseorang ke orang lainnya. Menulis dan berbicara kepada masing – masing orang merupakan cara komunikasi. Setiap komunikasi terjadi pastinya melibatkan jumlah orang yang berbeda. 11 12 Menurut Marhaeni Fajar (2009 : 27), kata atau istilah “komunikasi” (communication) berasal dari bahasa latin “communicates” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui system lambinglambang, tanda-tanda atau tingkah laku”. Dikutip oleh Marhaeni Fajar (2009 : 1), Komunikasi mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Thomas M Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial dengan orang sekitar dan mempengaruhi orang lain, merasa berpikir atau berperilaku sesuai yang kita inginkan. Menurut Scheidel pun tujuan utama komunikasi untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita. Proses terjadinya informasi dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan informasi atau pesan, yang kemudian dilambangkan baik berupa ucapan atau isyarat, proses selanjutnya dengan melalukan transmisi berupa media dan perantara atau channel, hingga pesan dapat diterima oleh komunikan. Komunikasi memiliki elemen-elemen yang terdapat dalam teori Komunikasi Harold Laswell (1948). Who says what in which channel to whom with what effect (how)? atau yang biasa kita kenal dengan 5W+1H. Siapa yang memberikan informasi tersebut? Dengan saluran apa? Kepada siapa pesan disampaikan? Apa yang terjadi pesan dalam komunikasi tersebut? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap sekitar? 13 2.1.2 Kategori Komunikasi Di dalam bukunya, Deddy Mulyana (2008 : 80-83) menjelaskan kategori- kategori komunikasi sebagai berikut : a. Komunikasi Intrapribadi Intrapersonal communication adalah komunikasi dengan diri-sendiri. Contohnya : berpikir. b. Komunikasi Antar Pribadi Adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. c. Komunikasi Kelompok Adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda. d. Komunikasi Publik Adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. e. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari kelompok-kelompok. 14 f. Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang digunakan melalui media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. 2.1.3 Komponen Komunikasi Dalam buku, Marhaeni Fajar (2009 : 58-59), komponen komunikasi terdiri dari: Gambar 2.1 Komponen Komunikasi Media Massa Communicator Coommunicant Effect Message Channel a) Communicator (Komunikator) Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang. Komunikator yang baik adalah orang yang selalu meperhatikan umpan balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya dikala ia mengetahui bahwa umpan balik dari komunikan mendapat respon negatif. 15 b) Message (Pesan) Pesan merupakan seperangkat lambang atau informasi bermakna yang akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Penyampaian pesan dapat dilakukan secara verbal yakni dengan menggunakan bahasa dan secara nonverbal yakni dengan menggunakan alat, gambar atau warna untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari komunikan. c) Channel (Media) Yaitu saluran komunikasi dimana tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. d) Communicant (Komunikan) Yaitu orang yang menerima pesan. Komunikan akan memberikan umpan balik (feedback) terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Umpan balik menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi tersebut. Oleh karena itu, umpan balik bisa bersifat positif ataupun negatif. e) Effect (Efek) Yaitu tanggapan dari komunikan setelah menerima pesan dari komunikator. 2.1.4 Tujuan Komunikasi Menurut Carl I. Hovland dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, mengenai ilmu komunikasi didefinisikan sebagai upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. 16 Adapun tujuan komunikasi adalah : - Perubahan Sikap (Attitude Change) Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai dengan keinginan kita. - Perubahan Pendapat (Opinion Change) Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbedabeda bagi komunikan. - Perubahan Perilaku (Behavior Change) Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang. - Perubahan Sosial (Social Change) Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. 17 2.1.5 Model Komunikasi Model komunikasi merupakan sebagai tipe komunikasi dari proses komunikasi dan saat ini terdapat ratusan model komunikasi menurut para ahliahli komunikasi yang masing-masing mempunyai ciri khas yang disesuaikan dan dipengaruhi oleh latar belakang, teknologi, dan zaman. Dalam penelitian kali ini, peneliti memilih model S-R sebagai model komunikasi. - Model S-R Model ini merupakan model komunikasi paling mendasar yang dipengaruhi ilmu psikologi behavioristik yang menggambarkan stimulus-respons. Gambar 2.2 Model Komunikasi S-R Stimulus Respons Menunjukkan proses aksi-reaksi, proses pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan, yang bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek. Masing-masing efek dapat mengubah tindakan komunikasi (communication act) berikutnya. Model ini dianggap mempunyai kelemahan, yaitu mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses khususnya yang berkenaan dengan faktor manusia, komunikasi dianggap statis, dan komunikasi dianggap berperilaku karena kekuatan dari luar dan bukan karena kehendak atau kemauan bebasnya. 18 2.1.6 Efek Komunikasi Menurut Dani Vardiansyah (2004:110), Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam diri komunikannya. Efek komunikasi dapat diukur dengan membandingkan antara pengetahuan, sikap dan tingkah laku sebelum dan sesudah komunikan menerima pesan. Karenanya, efek adalah salah satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang di inginkan. 2.2 Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Menurut Nurudin (2007:2), komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar / penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Definisi lain dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni, “First, mass communication is communication addressed to masses, to an extremely larga science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly define. Second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and logically defined by its forms : television, radio, newspaper, magazines, films, books, and tapes ( Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang 19 menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita)” (Nurudin, 2007 : 11). Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa ( media cetak dan elektronik ). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjukkan pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Jadi arti dari komunikasi massa adalah proses penyampaian sebuah pesan dari seorang komunikator terhadap penerima pesan melaui media massa. Masih dikutip dari Nurudin (2007:8), menurut Michael W.Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986), sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula, antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut. 2) Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan 20 jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3) Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh orang banyak. Karena itu diartikan milik publik. 4) Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5) Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarluaskan atau dipancarkan akan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 6) Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. 2.2.2 Proses Komunikasi Massa Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptakan informasi sampai dipahami oleh komunikan. Komunikasi adalah sebuah proses, sebuah kegiatan yang berlangsung secara kontinu. Dalam aplikasinya, langkah-langkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut : IDE ENCODING PENGIRIMAN DECODING UMPAN BALIK 21 1) Langkah pertama, ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator. 2) Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian diubah menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan dapat dikirimkan. 3) Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran/media yang sesuai dengan karakteristik lambang-lambang komunikasi yang ditujukan kepada komunikan. 4) Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya untuk mengartikan maksud pesan tersebut. 5) Langkah kelima, apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator. Menurut Wilbur Schramm, mengatakan bahwa untuk terjadinya proses komunikasi paling sedikit memiliki 3 komponen komunikasi, yaitu komunikator, pesan, dan komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen itu tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Mengapa unsur tersebut? Harold D Laswell memperkenalkan 5 formula komunikasi untuk terjadinya suatu proses komunikasi, yaitu: - Who, yakni berkenaan dengan siapa yang mengatakannya - Say What, yakni berkenaan dengan menyatakan apa - In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa - To Whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa - With What Effect, yakni berkenaan dengan pengaruh apa 22 Tabel 2.1 : Proses Komunikasi Massa Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect Siapa Berkata apa Melalui saluran apa Kepada siapa Dengan efek apa Komunikator Pesan Media Penerima Efek Control Analisi Analisi Media Analisis Analisi Efek Studies Pesan Khalayak Masing-masing unsure dalam formula Laswell mengandung problema tertentu. Formula tersebut, meskipun sangat sederhana telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell sendiri menggunakan formula ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. 2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi komunikasi massa. Sama dengan definisi komunikasi massa, fungsi komunikasi massa juga mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Menurut Nurudin (2007 : 66), fungsi komunikasi massa antara lain : 1) Menginformasikan (to inform) Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen yang paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita atau isu-isu yang disajikan. Berita 23 atau isu yang disajikan berdasarkan fakta yaitu adanya kejadian yang benar-benar terjadi dimasyarakat. 2) Menghibur (to entertaint) Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Televisi sebagai alat utama hiburan (untuk melepaskan lelah). Acara hiburan juga dianggap perekat keluarga karena dapat ditonton bersama-sama sambil bercanda atau “ngemil” 3) Mengajak (to persuade) Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. 4) Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian-kejadian yang ada disekitar kita. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau pengawasan-pengawasan peringatan dan instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. 5) Perwarisan Sosial Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba 24 meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 2.2.4 Efek Komunikasi Massa Dikutip dalam (http://bagusboedhi.blogspot.com/2009/03/efek-komunikasi- massa-komunikasi-massa.html 15:26, Jumat 02 Maret 2012 ), Menurut Steven M Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau atau dengan istilah lain dikenal sebagai observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi massa bagi peran-peran yang terlibat didalamnya adalah : a. Efek kognitif Perilaku dimana individu mencapai tingkat "tahu" pada objek yang diperkenalkan. Akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. 25 b. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. c. Efek Behavioral (konatif) Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. 2.2.5 Elemen-elemen Komunikasi Massa Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Menurut Nurudin (2007:95), unsur penting dalam komunikasi massa adalah : a) Komunikator Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Dengan demikian komunikator dalam komunikasi massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lainnya. b) Isi (pesan) Informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi pribadi. Dengan demikian, 26 informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan pada individu masing-masing. c) Audience Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama lainnya d) Umpan Balik (feedback) Ada dua umpan balik dalam komunikasi, yakni umpan balik langsung dan tidak langsung. Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsung. Sedangkan umpan balik tidak langsung merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikan setelah dipertimbangkan waktu tertentu sebelum dikirimkan. e) Gatekeeper John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai “individuindividu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa)”. 2.3 Media Massa 2.3.1 Pengertian Media Massa Menurut Hafied Cangara (2005:122), media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekasin seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Media massa memberikan tentang perubahan, 27 bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Karena itu penggunaan media massa sebagai penyampaian pesan biasanya memiliki dampak yang besar dan terlihat. Media massa dapak dikelompokkan menjadi : 1) Media Cetak (Printed Media) : seperti majalah, surat kabar, tabloid, dll. 2) Media Elektonik (Electronic Media) : televisi, radio, film, internet, dll. 2.3.2 Karakteristik Media Massa Masih menurut Hafied Cangara (2005:122), karakteristik media massa antara lain : 1) Publisitas, penyebarannya pada publik atau khalayak. Semua aktivitas manusia yang menyangkut kepentingan umum dan atau menarik untuk umum adalah layak untuk disebarluaskan. Pesan melalui surat kabar harus memenuhi kriteria tersebut. 2) Universalitas, menunjuk pada kesemestian isinya, yang beraneka ragam dan dari seluruh dunia. Isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Jika tidak, tidak dikategorikan media massa. 3) Periodisitas, menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan atau dwi mingguan. Setiap hari manusia selalu membutuhkan informasi. Selama ada kehidupan, selama itu pula surat kabar itu terbit. 28 4) Kontinuitas, berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal terbit. 5) Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik. 2.4 Televisi 2.4.1 Pengertian Televisi Menurut Fred Wibowo (2009 : 17), Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang dibawa televisi dengan sendirinya mulai bertumbuh di masyarakat. Unsur esensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu, dan hiburan. Televisi merupakan media massa yang dapat menyampaikan pesan melalui gambar bergerak (video) sebagai kekuatan andalannya, suara (audio) sebagai kekuatan pendamping dan bahkan tulisan atau gambar tak bergerak sebagai kekuatan pendukung. 2.4.2 Karakteristik Televisi Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya yaitu audiovisual, berpikir dalam gambar, dan 29 pengoperasian yang lebih kompleks. Karakteristik media televisi juga dapat dilihat dari televisi sebagai media komunikasi , televisi sebagai media elektronik, dan televisi sebagai media audiovisual (Elvirano, Lukiati Komala dan Siti Karlinah 2007 : 128 ). Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah, hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Berikut beberapa karakteristik televisi : 1) Audiovisual Televisi memeliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar katakata, music, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2) Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancara acara televisi adalah pengarah acara. Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, dalam proses ini pengarah acara merangkai agar gambar memiliki makna. Tahap kedua adalah penggambaran, yaitu merangkai gambar sedemikian rupa sehingga mempunyai kontinuitas dan mengandung makna tertentu. 3) Pengoperasian lebih kompleks Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan melibatkan banyak orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang yang terampil dan terlatih. 30 2.4.3 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi ( Elvirano dan Lukiati Komala, 2007 :128 ). 2.5 Teori Khusus Selain teori-teori utama yang telah dibahas diatas, terdapat juga beberapa teori-teori khusus yang berkaitan dengan topik penelitian. 2.5.1 Tanggapan Tanggapan adalah sambutan terhadap sesuatu yang diterima. Menanggapai berarti menyambut dan memerhatikan. Bentuk penyambutan dapat berupa persetujuan atau penolakan, kritik, saran, dan sebagainya.( Engkos Kokasih dan Catur Sukono, 2007 : 3). Di dalam buku lainnya tanggapan berarti kritik atau komentar terhadap sesuatu yang dilihat, dibaca atau didengar ( Engkos Kokasih, 2007 : 25) Dengan demikian kesimpulannya, tanggapan merupakan salah satu umpan balik, yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada pengirim pesan, yang sekaligus digunakan pengirim pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang disampaikannya, apakah bisa dimengerti dan diterima oleh penerima pesan. Berdasarkan tanggapan tersebut, pengirim bisa mengubah pesan selanjutnya agar 31 sesuai dengan tujuannya. Suatu pesan bisa dikatakan umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan yang disampaikan oleh pengirim dan bisa mempengaruhi perilaku pengirim selanjutnya. 2.5.1.1 Teori Stimulus Responses Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy Teori S-O-R adalah singkatan dari Stimulus – Organisme – Respon ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi tidaklah mengherankan, karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Onong Uchjana Effendy, 2004:225) Teori stimulusrespons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu ikatan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience. McQuail menjelaskan elemen-elemen utama dari teori ini adalah : a) Pesan (Stimulus) b) Seorang Penerima (Organisme) c) Efek (Respons) Menurut Burhan Bungin (2007:277), prinsip stimulus-response ini merupakan dasar teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Teori jarum hipodermik memandang bahwa sebuah pemberitaan media massa diibaratkan 32 sebagai obat yang obat disuntikkan kedalam pembuluh darah audience, yang kemudian audience akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam masyarakat massa, dimana prinsip stimulus-respons mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas, sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditujukan pada orang per orang, kemudian sejumlah besar individu itu akan merespons informasi itu. Penggunaan teknologi telematika yang semakin luas dimaksudkan untuk reproduksi dan distribusi pesan informasi itu sehingga diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerima dan response oleh audience, sekaligus meningkatkan response oleh audience. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikasi. Unsur-unsur dalam model ini adalah stimulus (pesan) – Organisme (komunikan) – Response (efek), yang dapat digambarkan sebagai berikut : 33 Gambar 2.3 Teori S-O-R Organisme : Stimulus - Perhatian Pengertian Penerimaan Responden (Perubahan Sikap) (Sumber : Onong Uchjana Effendi, “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi) Seperti yang tampak pada gambar diatas, langkah pertama terjadinya suatu komunikasi dikarenakan adanya suatu stimulus atau pesan yang datang pada kita. Pengertian stimulus atau pesan memiliki beberapa arti dalam penerapannya. Stimulus atau pesan dapat berisi kata-kata, symbol, tindakan, gerak badan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini stimulus diartikan sebagai bentuk-bentuk dari program Sentilan Sentilun. Sedangkan organism, sebagai pihak yang menerima dan merespons stimulus atau pesan tersebut, dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication peminatan Broadcasting angkatan 2008. Gambar diatas menunjukkan bahwa stimulus (pesan) direspon, individu harus terlebih dahulu melewati tiga tahap yaitu pertama, tahap 34 perhatian terhadap stimulus atau pesan yang datang. Kita tidak dapat belajar dari suatu peristiwa kecuali kita menaruh perhatian kepadanya dan secara seksama mencerna hal-hal penting yang dicakupnya. Kedua adalah tahap pengertian, adalah proses dimana individu berusaha untuk mengerti dan memahami stimulus atau pesan yang sedang diperhatikan atau diterimanya. Setelah stimulus diperhatikan dan dimengerti, tahap ketiga adalah tahap penerimaan, dimana individu akan menerima dan menolak stimulus tersebut dengan cara memberikan respon. Respon (perubahan sikap) akan sangat bergantung pada proses yang terjadi pada diri individu itu sendiri. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, teoir S-O-R mempersoalkan bagaimana efek adalah reaksi khusus yang ditimbulkan terhadap stimulus khusus. Jadi, jelaslah bahwa individu merespon karena adanya stimulus yang datang atau diterima oleh individu tersebut. Berkaitan dengan itu, dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana tanggapan yang berbeda-beda (sebagai respon) dari Mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication peminatan Broadcasting angkatan 2008 atas setiap bentuk penayangan program Sentilan Sentilun. Dari model S-O-R tersebut, menggambarkan adanya hubungan diantara komponen yang membentuk atau mengarah pada pembentukan seorang individu berespon. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya akan memberikan gambaran mengenai bagaimana tanggapan (respon) Mahasiswa Binus University jurusan Marketing Communication peminatan Broadcasting 35 angkatan 2008 mengenai program Sentilan Sentilun (stimulus) setelah mereka menonton program tersebut. 2.5.2 Teori Pembelajaran Sosial Dalam teori ini menggunakan pendekatan baru yang dapat menjelaskan pengaruh media yang tak dapat disangkal lagi. Muncullah teori baru efek media massa yaitu social learning theory (Teori Pembelajaran Sosial). Teori ini kini diaplikasikan pada perilaku konsumen, kendati pada awalnya menjadi bidang penelitian komunikasi massa yang bertujuan untuk memahami efek terpaan media massa. Dikutip dari (http://www.gudangmateri.com/2011/05/definisi-dan-teori- pembelajaran-sosial.html 15:42 Rabu 7 maret 2012) Definisi Pembelajaran sosial adalah pandangan bahwa orang-orang dapat belajar melalui pengamatan dan pengalaman langsung. Meskipun teori pembelajaran sosial adalah perluasan dari pengondisian operant . Teori ini berasumsi bahwa perilaku adalah sebuah fungsi dari konsekuensi. Teori ini juga mengakui keberadaan pembelajaran melalui pengamatan dan pentingnya persepsi dalam pembelajaran. Berdasarkan penelitian Albert Bandura, teori ini menjelaskan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka lihat di televisi, melalui suatu proses observational learning (pembelajaran hasil pengamatan). Klapper menganggap bahwa “ganjaran” dari katakter TV diterima mereka sebagai perilaku antisosial, termasuk menjadi toleran terhadap perilaku perampokan dan kriminalitas, menggandrongi kehidupan glamor seperti ditelevisi. 36 2.6 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep –konsep yang berupa kontruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain. Penekanan pengertian definisi operasional ialah pada kata “dapat diobservasi”. Ada dua variable yang terdapat didalam penelitian ini, yaitu : a) Variabel bebas (independent) Variabel X Program Sentilan Sentilun Variabel independent atau variable bebas, atau peubah bebas sering juga disebut dengan variabel stimulus, atau predictor. Peubah bebas ini adalah merupakan peubah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan terhadap peubah tak bebas. Dalam penelitian ini program Sentilan Sentilun adalah variabel bebas. Kata program atau programa yang berarti acara. Sentilan Sentilun adalah program entertainment di Metro TV. Yang akan dijadikan dimensi untuk variabel X (Program Sentilan Sentilun) berdasarkan fungsi komunikasi massa adalah informasi, pendidikan, hiburan dan pengawasan. b) Variabel terikat (dependent) Variabel Y Tanggapan Mahasiswa Variabel terikat atau peubah tak bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau peubah bebas. Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independent (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel 37 independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependent (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independent. 2.6.1 Konsep Operasional Teori Tabel 2.2 : Tabel Konsep Operasional Teori Teori Tanggapan dan SOR Penjelasan Pesan yang diterima menimbulkan efek berupa responses atau tanggapan yaitu berupa komentar, kritik maupun saran Pembelajaran Sosial 2.6.2 Indikator Untuk melihat bagaimana tanggapan Mahasiswa/i Binus University jurusan Marketing Communication angkatan 2008 terhadap program Sentilan Sentilun. Content berpengaruh pada Melakukan pengawasan perilaku dan kehidupan orang melalui sebuah ilustrasi banyak/khalayak atau (drama) berlandaskan masyarakat Talkshow komedi politik Konsep Operasional Variabel X Tabel 2.3 : Tabel Konsep Operasional Variabel X Variabel Dimensi Program Sentilan Informasi Sentilun di Metro TV - Pewarisan Sosial (mendidik) Hiburan Pengawasan - Indikator Bahasanya mudah dipahami Berita atau isu yang disajikan hangat diperbincangkan Kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Mewariskan ilmu pengetahuan. Memberikan etika yang baik - Televisi sebagai alat utama hiburan (melepaskan lelah) - Sebagai perekat keluarga - Pengawasan peringatan - Pengawasan intrumental 38 Variabel Y Tabel 2.4 : Tabel Konsep Operasional Variabel Y Variabel Dimensi Tanggapan Mahasiswa Kognitif Binus University Jurusan Marketing Communication Peminatan Afektif Broadcasting - Konatif - Indikator Mengenal pembawa acara program Sentilan Sentilun Mengetahui isu yang diangkat Membantu mempelajari informasi Ikut merasakan terhadap isu yang diangkat Menyukai program Sentilan Sentilun Ikut serta ( aktif ) dalam program Sentilan Sentilun Menyukai penampilan pembawa acara Menyukai penampilan bintang tamu Meberikan tanggapan terhadap isu yang diangkat