1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar 2.1.1 Komunikasi

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-Teori Dasar
2.1.1
Komunikasi
Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim
dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks
tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan
balik. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung
secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Ilmu Komunikasi, apabila
diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik
antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, antarbangsa, dan antarras, membina kesatuan
dan persatuan umat manusia penghuni bumi.
Ada beberapa definisi Komunikasi menurut para ahli (Deddy Mulyana, 2007, p. 68) :
1.
Harold Lasswell : komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan
akibat atau hasil apa?
2.
Everett M. Rogers : komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku mereka.
3.
Raymond S. Ross : komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan
mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
1
13
membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang
dimaksudkan komunikator.
4.
Carl I. Hovland : komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk
mengubah perilaku orang lain (komunikate).
5.
Gerald R. Miller : komunikasi terjadi ketika suatua sumber menyampaikan suatu
pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku
penerima.
2.1.2
Proses Komunikasi
Proses Komunikasi dikategorikan menjadi dua perspektif, yaitu (Onong Uchjana,
2003, p. 31) :
1.
Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis
Proses Komunikasi Perspektif ini terjadi pada diri komunikator dari komunikan.
Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada
komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Proses “mengemas” atau
“membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa
komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ia
transmisikan atau operkan atau kirimkan kepada komunikan. Sedangkan, proses dalam
diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan
yang ia terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran komunkator.
Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi
14
terjadi. Sebaliknya, bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak
terjadi.
2.
Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis
Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan”
dengan bibir kalau lisan atau tangan jika tulisan pesannya sampai ditangkap oleh
komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator oleh komunikan itu dapat dilakukan
dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera lainnya. Untuk jelasnya
proses komunikasi dalam perspektif mekanisme dapat diklasifikasikan menjadi proses
komunikasi secara primer dan secara sekunder :
a.
Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses
penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran.
Dalam komunikasi bahasa disebut lambang verbal (verbal symbol)
sedangkan lambang-lambang lainnya yang bukan bahasa dinamakan
lambang nirverbal (non verbal symbol), yaitu :
1.
Lambang verbal
Dalam proses komunikasi bahasa sebagai lambang verbal yang
paling banyak dan paling sering digunakan, oleh karena hanya bahasa
yang mampu mengungkapkan pikiran komunikator mengenai hal atau
peristiwa, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang terjadi masa
kini, masa lalu dan masa yang akan datang.
2.
Lambang Nirverbal
15
Lambang nirverbal adalah lambang yang dipergunakan dalam
komunikasi, yang bukan bahasa, misalnya kial, isyarat dengan anggota
tubuh, antara lain kepala, mata, bibir, tangan, dan jari.
b.
Proses Komunikasi secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau
saran sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan
yang dijadikan sasaran komunikasinya jauh tempatnya atau banyak
jumlahnya atau kedua-duanya, jauh dan banyak. Kalau komunikan jauh,
dipergunakanlah surat atau telepon; jika banyak dipakailah perangkat
pengeras suara; apabila jauh dan banyak, dipergunakan surat kabar, radio
atau televisi.
c.
Proses Komunikasi secara Linear
Proses linear berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus.
Dalam konteks komunikasi, proses secara linear adalah proses
penyampaian pesan oleh komunkator kepada komunikan sebagai titik
terminal. Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi
komunikasi tatap muka maupun dalam situasi komukasi bermedia. Proses
komunikasi secara linear umumnya berlangsung pada komunikasi
bermedia, kecuali komunikasi melalui media telepon. Komunikasi
melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan
dialogis, tanya jawab dalam bentik percakapan.
16
d.
Proses Komunikasi secara Sirkular
Proses secara sirkular adalah terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu
terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada
kalanya feedback tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu
adalah “response” atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia
terima dari komunikator. Oleh karena itu adakalanya feedback tersebut
mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah “response” atau
tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia terima dari komunikator.
2.1.3
Sifat Komunikasi
Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut (Onong
Uchjana, 2003, p. 53):
a.
Komunikasi verbal (verbal communication). Komunikasi verbal
ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Simbol atau pesan verbal adalah
semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat
didefinisikan
sebagai
seperangkat
simbol,
dengan
aturan
untuk
mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu
komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,
perasaan, dan maksud kita: (Deddy Mulyana, 2007, p. 260)
1)
Komunikasi lisan (oral communication)
2)
Komunikasi tulisan (written communication)
b.
Komunikasi nirverbal (nonverbal communication). Komunikasi
non verbal lebih tua daripada komunikasi verbal. Orang yang terampil membaca
17
pesan nonverbal orang lain disebut intuitif, sedangkan yang terampil
mengirimkannya disebut ekspresif. Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang
bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi
nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu
setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan
oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.
Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi : (Deddy Mulyana,
2007, hal 343)
1)
Komunikasi kial (gestur/body communication)
2)
Komunikasi gambar (pictorial communication)
3)
Lain-lain
2.1.4
c.
Komunikasi tatap muka (face-to-face communication)
d.
Komunikasi bermedia (mediated communication)
Komunikasi Massa
2.1.4.1 Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui
media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang
luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Pesan-pesannya bersifat umum,
disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).
Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga, karena
lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi
18
kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga
dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampiakna media massa ini.
Everett M. Rogers menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat
media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru
pantun dan lain-lain. (Onong Uchjana, 2003, p. 79.)
Disamping itu, agar tidak membingungkan, kita juga perlu membedakan
antara mass communications (dengan s) dengan mass communication (tanpa s).
Seperti dikemukakan oleh Jay Back dan Frederick C. Whitney dalam bukunya
Introduction
to
Mass
Communication
(1998)
dikatakan
bahwa
Mass
Communication lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam
komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, mass communication lebih
menunjuk pada teori atau proses teoritik. Atau bisa dikatakan mass
communication lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa. (Nurudin,
2007, p. 5).
Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper (penapis
informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang
bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu
yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape,
compact disk, buku). (Nurudin, 2007, p.7 )
Definisi yang dikemukakan oleh Bittner di atas menekankan akan arti
pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Inti dari pendapat itu
bisa dikatakan begini, dalam proses komunikasi massa di samping melibatkan
unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan peran media
19
massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan informasi. Media
massa itu tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas
itu sering disebut sebagai gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience
dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan
disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan
orientasi bisnis atau ideal yang menyertainya. Bahkan, sering pula disesuaikan
dengan kepentingan penanaman modal atau aparat pemerintah yang tidak jarang
ikut campur tangan dalam sebuah penerbitan (Nurudin, 2007, hal 7).
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W.
Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986). Akan semakin memperjelas apa itu
komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai
Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut (Nurudin, 2007, p. 7):
1.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang
luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain
surat kabar, majlaah televisi, film atau gabungan di antara media tersebut.
2.
Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-
pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan ornag yang
tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam
komunikasi massa inilah yang membedakan dengan jenis komunikasi yang lain.
Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.
3.
Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik publik
20
4.
Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak
berasal dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga ini oun biasanya beroroentasi
pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba.
5.
Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi).
Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah
individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa ini
berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau pubik di mana yang
mengontrol bukan sejumlah individu. Contohnya adalah seorang reporter, editor
film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dala media itu bisa berfungsi
sebagai gatekeeper.
6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam
jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam
komunikasi antarpersona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung
dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa
langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
2.1.4.2 Karakteristik Komunikasi Massa :
a.
Komunikasi bersifat Umum
Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka
untuk semua orang. Meskipun semua pesan komunikasi massa bersifat umum
dan terbuka, sama sekali terbuka juga jarang diperoleh, disebabkan faktor yang
bersifat paksaan yang timbul karena struktur sosial, pengawasan terhadap faktor
21
tersebut dapat dilakukan secara resmi sejauh bersangkutan dengan larangan
dalam bentuk hukum terutama yang berhubungan dengan penyiaran ke luar
negeri. Penggunaan lebih banyak media-audio visual, kemajuan teknik untuk
mencapai jarak jauh dan perluasan usaha bebas buta huruf, cenderung untuk
mempercepat menuju keterbukaan yang luas. (Onong Uchajana, 2003, p. 81)
b.
Komunikasi bersifat Heterogen
Perpaduan antara
jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi
massa dengan keterbukaannya dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi erat
sekali hubungannya dengan sifat heterogen komunikan. Komunikan dalam
komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang
sama yang mempunyai bentuk tingkah laku
yang sama dan terbuka bagi
pengaktifan tujuan yang sama, meskipun demikian orang-orang yang
berinteraksi tadi tidak saling mengenal, berinterkais secara terbatas, dan tidak
terorganisasikan. (Onong Uchjana, 2003, p. 82)
c.
Media Massa menimbulkan keserempakan
Yang dimaksud keserempakan adalah keserempakan kontak dengan
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk
tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi
dalam hal ini melebihi mediak cetak. (Onong Uchjana, 2003, p.81)
d.
Hubungan komunikator-kekomunikan bersifat non-pribadi
Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan
bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang
yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator.
22
Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal
dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang
bersifat umum. Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku dalam
satu arah (one way communication), dan ratio output-input komunikan sangat
besar. Tetapi dalam hubungan komunikator-komunikan itu terdapat mekanisme
resmi yang dapat mengurangi ketidakpastian, terutama penelitian terhadap
komunikan, korespondensi, dan bukti keuntungan dari penjualan (siaran
komersial). (Onong Uchjana, 2003, p. 83)
2.1.4.3 Fungsi Komunikasi Massa
Ada yang mengatakan bahwa fungsi media massa itu mendidik, tetapi ada
pendapat yang mengatakan fungsi itu sudah tercakup dalam pewarisan sosial.
Apa pun yang dikemukakan, setidaknya ada benang merah bahwa fungsi
komunikasi massa secara umum bisa dikemukakan, seperti informasi, pedidikan,
dan hiburan.
Dalam membicarakan fungsi-fungsi komunikasi massa, ada satu hal yang
perlu disepakati terlebih dahulu. Ketika kita membicarakan fungsi komunikasi
massa yang harus ada dalam benak kita adalah kita juga sedang membicarakan
fungsi media massa. Mengapa? Karena komunikasi massa berarti komunikasi
lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan
maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam
komunikasi massa. Sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa ada media massa.
23
Sedangkan menurut John Vivian dalam bukunya The Media of Mass
Communication (1991) disebutkan :
1.
providing information
2.
providing entertainment
3.
helping to persuade
4.
contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial)
Fungsi lain dari komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C.
Whitney (1998) yaitu:
1.
Informasi
Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat
dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui
fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam
beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di samping fungsifungsi yang lain.
2.
Hiburan
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang
paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya,
masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai perekat keintiman
keluarga itu karena masing-masing anggota keluarga mempunyai
kesibukan sendiri-sendiri, misalnya suami dan istri kerja seharian
sedangkan anak-anak sekolah.
24
3.
Persuasi
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya
dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau
diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan
secar lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Bagi Joseph A. Devito
(1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari
komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk,
seperti: (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai
seseorang, (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, (3)
menggerekkan
seseorang
untuk
melakukan
sesuatu,
dan
(4)
memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu.
4.
Transmisi Budaya
Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa
yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya
tidak bisa dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang
mempunyai dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya
mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis. Dua
tingkatan tersebut tidak dipisahkan, tetapi terjalin secara konstan.
Sejumlah upaya mencoba mensistimasikan fungsi utama media (tujuan
atau efek; dimaksudkan atau tidak dimaksudkan), yang pada mulanya
dimulai oleh Laswell yang memberikan ringkasan kesimpulan mengenai
fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan, lingkungan,
pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon
25
terhadap
lingkungannya,
transmisi
warisan
kebudayaan.
Wright
memberikan skema dasar media ini untuk menggambarkan efek media
yang begitu banyak jumlahnya.
2.1.4.4 Efek Komunikasi Massa
Efek dan pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa
timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek
melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Ada tiga jenis
efek yang berpengaruh, diantaranya :
1.
Efek kognitif
Berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak
yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya
bingung menjadi merasa jelas.
2.
Efek afektif
Berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau
majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop,
timbul perasaan tertentu pada khalayak.
3.
Efek Konatif
Bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung
menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka
sebagaimana disinggung di atas efek konatif sering disebut juga efek
behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan
media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif atau efek afektif.
26
Dengan lain perkataan, timbulnya efek konatif setelah muncul kognitif
atau efek afektif
2.1.5
Media Massa
2.1.5.1 Definisi media massa
Menurut Burhan Bungin (2006, p. 72) media massa adalah media
komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal
dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Menurut Cangara (2006,
p.122) media massa adalah alat yang digunakan untuk penyampaian pesan dari
sumber kepada penerima (khayalak) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis yaitu seperti surat kabar, film, radio, dan TV.
In recent years there has been increasing interest in the persuasive
potential of mass communication with regard to the opinions, attitude and
decisions of voters. Mass media are powerful agenda-setters, capable of
suggesting or priming the criteria by which citizen evaluate politicians and their
policies. A number of studies have convincingly demonstrated, however, that the
power of the media is not confined to such cognitive effects. (Schmitt-Beck,
2003, p. 233)
2.1.5.2 Peran Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media
massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan (Burhan
Bungin, 2006, p. 85):
27
a.
sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai
media edukasi
b.
media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang
setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat.
c.
Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change,
media juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat
menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya.
2.1.5.3 Bentuk-bentuk Media Massa
a.
Surat Kabar
Surat
kabar
merupakan
media
massa
yang
paling
tua
dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Surat kabar sebagai
media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan
pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat
Indonesia. Fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah
informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat
kabar, yaitu keingin tahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di
sekitarnya.
b.
Majalah
Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama
setelah surat kabar. Sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan
Amerika. Fungsi utama majalah adalah mengacu pada sasaran
khalayaknya yang spesifik. majalah mempunyai karakteristik sendiri,
28
yaitu : (a) penyajian lebih dalam (b) nilai aktualitas lebih lama (c)
gambar/foto lebih banyak (d) cover sebagai daya tarik
c.
Radio
Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa
penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman
Orde Baru. Pada radio siaran dan rekaman auditif, komunikan hanya
mendengar. Untuk radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang
disebut broadcast style atau gaya radio siaran.
d.
Televisi
Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang
dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang
dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan
Marconi pada tahun 1890. Fungsi televisi sama dengan media massa
lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk.
e.
Film
Film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi
dan proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik
Amerika Serikat adalah The Life of an American Fireman dan film The
great Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903.
Pada tahun 1926 film pertama yang diputar di Indonesia berjudul Lady
Van Java yang diproduksi di Bandung oleh David. Tujuan khalayak
menonton film adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film
dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.
29
f.
Komputer dan Internet
Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari
ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi
awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses
data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal.
Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi
yang sangat cepat dan efektif. Internet adalah perkakas sempurna untuk
menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis.
Informasi menegnai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara
langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti meriah yang
sangat efektif.
2.1.5.4 Efek Media Massa
Menurut Steven M. Chaffee ada lima jenis efek kehadiran media massa,
yaitu :
a.
Efek Ekonomi
Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat
menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsimsi jasa
media massa.
b.
Efek Sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau
interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Misalnya
kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial dari pemiliknya.
30
c.
Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari
Sebelum pergi kekantor, masyarakat kota pada umumnya
membaca koran dahulu.
d.
Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman
Misalnya seorang gadis yang sedang dimabuk cinta akan
mendengarkan lagu-lagu yang bertema cinta atau melankolis. Media
digunakan untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan
menghilangkan rasa kesepian.
e.
Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan
tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan
perasaan tertentu baik positif maupun negatif.
ada tiga (3) efek dalam efek pesan media massa, yaitu :
a.
Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
siftanya informatif bagi dirinya.
b.
Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari
komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu,
tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan
iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
31
c.
Efek Behavioral
Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau
film akan menyebabkan orang menjadi beringas.
2.2
Televisi
2.2.1
Definisi Televisi
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para
penonton dirumah-rumah tak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsurunsur radio. Dan tak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar
pesawat TV, jika tidak ada unsur-unsur film.
Suatu program siaran TV dapat dilihat dan didengar oleh penonton, oleh karena
dipancarkan oleh karena dipancarkan oleh pemancar. Kalau pemancarnya “mati” atau
tidak ada di udara, maka mereka tidak bisa melihat apa-apa. Dalam segi ini prinsip
pemancaran oleh pemancar TV dan prinsip penangkapan oleh gambar pada layar TV
mendadak menjadi jelek atau berubah bentuknya, sedang suaranya tetap baik. Di sini
jelas, bahwa segi auditifnya baik. Jelas pula bahwa pada siaran TV terdapat unsur radio.
Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang
berarti penglihatam. Segi “jauh” nya diusahakan oleh prinsip radio dan segi
“penglihatan” nya oleh gambar. Tanpa gambar tak mungkin ada apa-apa yang dapat
dilihat. Para penonton dapat menikmati siaran TV, kalau pemancar TV tadi
memancarkan gambar. Dan gambar-gambar yang dipancarkan itu adalah gambargambar yang bergerak (dalam hal tertentu juga gambar diam, still picture). Dan prinsip
32
dari penggerakan gambar itu adalah film. Para penonton tak mungkin dapat
menyaksikan apa-apa pada layar pesawat TV-nya, kalau objeknya tidak diambil oleh
kamera dengan lensanya. (Onong Uchjana, 2003, P. 174)
2.2.2
Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah
hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran,
surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Ada 3 (tiga) karakteristik, yaitu :
(Elvinaro Ardianto, 2007, p.137)
a.
Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat
(audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata,
musik dan efek suara, maka khalayak tlevisi dapat melihat gambar yang
bergerak. Karena sifatnya yang audiovisual itu pula, maka acar siaran berita
harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar
peta (still picture), maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi
topik berita.
b.
Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar.
Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses
visualisasi, pengaruh acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu
menjadi gambar yang jrlas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga
33
mengandung suatu makna. Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar
adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar
individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna
tertentu.
c.
Pengoperasian lebih Kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih
kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menyangkan acara siaran
berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10
orang.
2.3
Program talkshow di televisi
2.3.1
Pengertian dasar
Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi
banyak format, antara lain: vox pop, kuis, interview (wawancara) baik di dalam studio
maupun di luar studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut
Program Wicara (The Talk Program). Program ini tampil dalam bentuk sajian yang
mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik,
sedang hangat dibicarakan masyarakat, atau tanya jawab persoalan dengan hadiah, yang
disebut kuis: (Fred Wibowo, 2009, p.67)
1.
Program Uraian Pendek atau pernyataan (The Talk Program)
Menceritakan sesuatu kepada penonton televisi tanpa ilustrasi gambar
yang berganti-ganti terasa sangat membosankan. Membahas suatu kejadian
secara panjang lebar di televisi tanpa ilustrasi gambar, sangat riskan apabila
34
pokok bahasan itu bukan sesuatu yang sungguh menarik. Dua hal yang harus di
perhatikan stasiun televisi untuk penonton:
a.
Perencanaan
Penyajian suatu program uraian di televisi harus memperhatikan
beberapa hal sekaligus. Pertama, permasalahan yang diuraikan sedang
hangat menjadi bahan pembicaraan umum. Kedua, persoalan itu sangat
penting dan penonton membutuhkan penjelasan mengenai hal itu. Ketiga,
uraian itu dapat membuat gembira penonton, baik karena pembawaan
penyaji yang menyenangkan maupun karena materi sajian yang memang
lucu dan membuat gembira.
b.
Tahapan Pelaksanaan Produksi
Dalam mempersiapkan suatu uraian di televisi sebaiknya produser
atau presenter mambuat out-line daari sajiannya terlebih dahulu. Pertamatama harusa jelas maksud dari uraian itu: informasi, entertainment
(hiburan), atau sesuatu yang serius.
2.
Program Vox-pop Suara Masyarakat
Vox-pop kependekan dari vox populi dalam istilah indonesia sebagai
“suara masyarakat”. Artinya, suatu program yang mengetengahkan pendapat
umum tentang suatu masalah. Tujuan dari program di mengeini dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu vox-pop sebagai program dan vox-pop dalam rangka
penelitian. Dari sisi lain, vox-pop dapat pula dipakai untuk menunjukkan
masalah itu sebagai masalah yang penuh dengan kontradiksi, apabila vox-pop
tadi mengemukakan padangan yang berlain-lainan sama sekali antara orang yang
35
satu dan yang lain. Vox-pop dengan tujuan dalam rangka penelitian dapat
merupakan umpan balik dalam proses komunikasi mengenai suatu persoalan.
Dalam hal ini “masalah” bkan saja dibahas sendirian oleh produser (boadcaster),
melainkan produser juga memperhatikan pula pandangan-pandangan dari
berbagai pihak
3.
Program Wawancara (Interview)
Dalam hal ini terdapat dua macam wawancara, yaitu wawancara luar
studio dan wawancara di studio. Cara memproduksi program wawancara luar
studio tidak jauh berbeda dengan memproduksi program vox-pop. Namun,
wawancara studio memiliki beberapa persiapan dan cara memproduksi program
yang berbeda.
4.
Program Panel Diskusi
Program talkshow diskusi atau panel diskusi di televisi swasta menjadi
program yang cukup sulit. Pertama, sebagai program yang hanya menyajikan
suatu pembicaraan sudah bertentangan dengan prinsip televisi yang audiovisual.
Gambar harus cukup hidup berupa kejadian dan bukan duduk omong melulu.
Kedua, tempat pembicaraan dan orang yang berbicara tidak berpindah-pindah
selama beberapa waktu dan belum tentu wajah tokoh itu menarik, maka sangat
mungkin penonton cepat menjadi bosan apabila pemilihan topik diskusi tidak
menarik dan cara membawakan program tersebut juga tidak menarik.
Program talkshow Diskusi atau panel diskusi sebetulnya sebuah program
yang dapat memperkaya wawasan penonton akan suatu permasalahn. Kunci
utama dari kesuksesan program ini adalah kemampuan moderator dalam hal ini
36
presenter dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap segar,
tetapi bisa jadi, juga tegang. Program talkshow Diskusi adalah program
pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan.
2.4
Jurnalistik
Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari
mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Orang
menyampaikan
informasi
secara
tertulis,
menggandakan
secara
manual
dan
disebarluaskan kepada orang yang dianggap semestinya mengetahui informasi itu.
Karena informasi atau pesan itu ditulis dengan tangan (harus diperbanyak dan cepat
sampai kepada orang lain), isi pesan harus sederhana (simplicity), singkat (brevity), jelas
(clarity), dan tepat (accuracy). Jadi, ilmu mengirim informasi dan berita secara luas
disebut jurnalistik. Ilmu ini mengandung pemahaman perlunya hubungandi dalam
rangka sharing informasi yang merupakan wujud dari kemauan berkomunikasi. Di
dalam jurnalistik, penyampain informasi tidak hanya bersumber dari satu fakta, tetapi
juga fakta-fakta lain yang saling berhubungan harus dikumpulkan, diolah, disaring,
sehingga kejujuran dan kebenarannya terjamin. Secara teoritis, informasi dan berita itu
harus obyektif.
2.5
Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh adalah salah
satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya
37
komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap, dan perilaku. Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam
bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Adapun perubahan sikap yang
dimaksud adalah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam
bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang
terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan
perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. (Cangara : 2006 : 147)
2.6
Masyarakat
Masyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah
(teritoral) tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki
simbol-simbol dan aturang tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan
anggota masyarakat, memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota
masyarakat tersebut serta relatif dapat menghidupi dirinya sendiri. Ketika penemuan
teknologi informasi seperti yang dijelaskan di atas berkembang dalam skala massal,
maka teknologi itu telah mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat dunia
lokal menjadi maasyarakat dunai global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap
perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar
memengaruhi peradaban umat manusia, sehingga dunia juga dijuluki sebagai the big
village, dan saling menyapa satu dengan lainnya.
Masyarakat global itu juga dimaksud sebagai sebuah kehidupan yang
memungkinkan komunikan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar
bersama, melakukan pertahanan militer bersama, menciptakan mata uang bersama, dan
38
bahkan menciptakan peperangan dalam skala global di semua ini.. masyarakat nyata
adalah sebuah kehidupan masyarakat yang secara inderawi dapat dirasakan sebagai
sebuah kehidupan nyata, dibangun melalui penginderaan. (Burhan Bungin, 2006, p. 163)
2.7
Persepsi
Menurut Jalaluddin Rakhmat persepsi adalah pengalaman tentang objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi
(sensory stimuli). Menurut Deddy Mulyana persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan
penafsiran (interpretasi) adalah ini persepsi, yang identik dengan penyandian-balik
(decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini jelas tampak pada definisi John R.
Wenburg dan William W. Wilmot: “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme
memberi makna”. Rudolph F. Verderber “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi
indrawi.” J. Cohen “Persepi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi
sebagi representatif objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang nampak
mengenai apa yang ada di luar sana.”
Untuk lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa definisi lain persepsi
(Deddy Mulyana, 2007, p. 180):
1.
Brian fellows: Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu
organisasi menerima dan menganalisi informasi.
2.
Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken: Persepsi adalah sarana
yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan
kita.
39
3.
Philip Goodacre dan Jennifer Follers: Persepsi adalah proses mental yang
digunakan untuk mengenali rangsangan.
4.
Joseph A. DeVito: Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar
akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.
2.8
Teori-teori khusus yang berhubungan dengan topik yang dibahas
2.8.1
Teori S-M-C-R
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S adalah Source yang
berarti sumber atau komunikator, M adalah Message yang berarti pesan, C adalah
Channel yang berarti saluran atau media, R adalah Receiver yang berarti penerima atau
komunikan. Jangan keliru dengan singkatan pada teori S-O-R, dimana S adalah
Stimulus yang berarti pesan, R adalah Response yang dalam bahasa indonesia diartikan
response atau tanggapan atau reaksi. Baik S-M-C-R maupun S-O-R adalah proses
komunikasi.
Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu
yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir
mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer
adalah lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambanglambang yang dipergunakan khusus dalam komunikasi tatap muka (face-to-face
communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media
massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media massa, misalnya surat,
telepon, atau poster.
40
Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media
saja. Misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bermedia seorang komunikator,
misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer
dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan. (Onong Uchjana,
2003, p. 256)
Di dalam penelitian ini, peneliti mengaitkan teori tersebut terhadap Program
Acara Kick Andy Hope di Metro TV agar dapat mempengaruhi hal yang baik dan positif
kepada masyarakat. Sumber menyampaikan suatu pesan melalui media massa yang
ditonton oleh masyarakat, diharapkan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat
dipahami dengan baik.
2.8.2
Teori Persepsi
Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
persepsi meliputi tahap penginderaan (sensasi), atensi, memori.
As Bramlett-Solomon and Liebler observed, mass communication research has
demonstrated that people selectively perceive messages, so that their decoding of a
message may differ markedly from the encoding intended by the sender. BramlettSolomon and Liebler cited the examples of research showing how people differentially
interpreted racist messages in cartoons8 and television programs. One way to explore
this important topic further is to examine psychological factors that affect perception.
These include assumptions based on past experiences, cultural expectations and
41
attitudes. Assumptions based on experience. Experiences from our past lead us to make
assumptions about the present and the future (Lasorsa, 2002, p.244).
Desideranto dalam buku Psikologi Komunikasi menyampaikan bahwa persepsi
ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Hubungan sensasi dengan persepsi
sudah jelas, sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna
informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi,
motivasi, dan memori (Jalaluddin Rakhmat, 2012, p.50).
Seperti yang telah disampaikan Desideranto diatas, dalam penelitian ini dibatasi
hanya 3 aspek saja, yaitu :
Sensasi
Atensi
Memori
Gambar 2.1 Tahap Teori Persepsi
a.
Tahap Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat penginderaan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Wolman, sensasi
adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguaraian
verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera (Jalaluddin Rakhmat, 2012, p.48).
42
Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan,
pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Reseptor indrawi-mata,
telinga, kulit dan otot, hidung dan lidah adalah penghubung antara otak manusia
dan lingkungan sekitar.
Dapat disimpulkan bahwa pada tahap sensasi merupakan sesuatu yang
hanya dapat ditangkap dengan panca indera, dimana setelah menonton acara
“Kick Andy Hope” di Metro Tv masyarakat dapat merasakan sensasinya yaitu
keasyikan dari apa yang telah dilihat dan didengar.
b.
Tahap Atensi
Atensi tidak terlekakan karena sebelum kita merespons atau menafsirkan
kejadian atau rangsangan apa pun, kita harus terlebih dulu memperhatikan
kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan
kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain dan juga diri sendiri
(Deddy Mulyana, 2007, p. 182). Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal,
yaitu faktor biologis (lapar, haus, dan sebagainya), faktor fisiologis (tinggi,
pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, dan sebagainya), dan faktor sosial-budaya
(gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan sebagainya),
serta faktor psikologis termasuk kemauan, keinginan, motivasi, dan sebagainya
(Deddy Mulyana, 2005, p.181).
Dapat disimpulkan bahwa pada tahap atensi membutuhkan suatu objek
yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sehingga komunikan dapat
merespons dengan memberikan persepsinya terhadap program acara “Kick Andy
Hope” di Metro TV.
43
c.
Tahap Memori
Schlessssinger dan Groves mengartikan memori sebagai sistem yang
sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta
tentang
dunia
dan
menggunakan
pengetahuannya
untuk
membimbing
perilakunya (Rakhmat jalaluddin, 2012, p. 61).
Mussen dan Rosenwig menjelaskan secara singkat bahwa memori akan
melewati tiga proses yaitu : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan.
Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan
sirkit saraf internal. Pemyimpanan (storage), proses yang kedua adalah
menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa,
dan dimana. Pemanggilan (retrieval) disebut juga pemanggilan sehari-hari yaitu
menggunakan informasi yang disimpan (Jalaluddin Rakhmat, 2012, p. 62).
Dapat disimpulkan bahwa pada tahap memori dimana masyarakat dapat
menyimpan ingatan tentang program acara “Kick Andy Hope”, dan dapat
mengingatnya kembali.
2.9
Kerangka Pikir
Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel
bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya.
Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang
menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Sementara itu, variabel terikat adalah
variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Kerangka
44
pemikiran pada penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan 2
variabel, yaitu : variabel bebas (Independent variable) (X) yang terdiri dari Program
“Kick Andy Hope”, serta variabel terikat (dependent variable) (Y) yaitu Persepsi
Masyarakat.
Variabel bebas (X)
Variabel Terikat (Y)
Program Acara
Kick Andy Hope
Persepsi Masyarakat
Gambar 2.2 Bagan Sketsa Hubungan Antara Variabel
45
Tabel 2.1
Operasionalisasi Konsep
Variabel Bebas (X)
Variabel
Dimensi
Indikator

Mengenal nama host
yang membawakan
program acara
tersebut

Sumber
Gaya berpenampilan
host mempengaruhi
Program Acara “Kick
masyarakat
Andy Hope”

Menyukai cara
membawakan
program acara Kick
Andy Hope

mampu memberikan
pertanyaan yang kritis
kepada narasumber

host sangat
membangun suasana
acara

narasumber yang
ditampilkan dapat
menginspirasikan
penonton
Pesan

memberikan ilmu dan
46
pengalaman yang baik
untuk penonton

memberikan semangat
untuk meraih
kesuksesan

memberikan
kesadaran penonton
terhadap kehidupan

memberikan topik
yang menarik
untuk audiens
Topik Talkshow

menginspirasikan
audiens

memberikan
tayangan yang
berbeda

Hadiah yang
diberikan menarik
Hadiah

Hadiah yang
diberikan harapan
dari narasumber

Hadiah layak
untuk narasumber
47
Variabel Terikat (Y)
Variabel
Dimensi
Indikator
1. Penggunaan Indera
Sensasi
2. Kepuasan
terhadap
Program
3. Pemahaman
pesan
yang disampaikan
Faktor Internal
Persepsi Masyarakat
Atensi
-
Faktor Biologis
-
Faktor Sosial Budaya
-
Faktor Psikologis
Faktor Eksternal
-
Gerakan
-
Intensitas
-
Kontras
-
Kebauran
-
Perulangan
1. Perekaman
Memori
2. Penyimpanan
3. Pemanggilan
Download