BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar 2.1.1 Komunikasi Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Ilmu Komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, antarbangsa, dan antarras, membina kesatuan dan persatuan umat manusia penghuni bumi. Ada beberapa definisi Komunikasi menurut para ahli (Deddy Mulyana, 2007, p. 68) : 1. Harold Lasswell : komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? Mengatakan apa? Dengan saluran apa? Kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa? 2. Everett M. Rogers : komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. 3. Raymond S. Ross : komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar 1 13 membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator. 4. Carl I. Hovland : komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate). 5. Gerald R. Miller : komunikasi terjadi ketika suatua sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. 2.1.2 Proses Komunikasi Proses Komunikasi dikategorikan menjadi dua perspektif, yaitu (Onong Uchjana, 2003, p. 31) : 1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis Proses Komunikasi Perspektif ini terjadi pada diri komunikator dari komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Proses “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ia transmisikan atau operkan atau kirimkan kepada komunikan. Sedangkan, proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang ia terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah pikiran komunkator. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi 14 terjadi. Sebaliknya, bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi. 2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau tangan jika tulisan pesannya sampai ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator oleh komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera lainnya. Untuk jelasnya proses komunikasi dalam perspektif mekanisme dapat diklasifikasikan menjadi proses komunikasi secara primer dan secara sekunder : a. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Dalam komunikasi bahasa disebut lambang verbal (verbal symbol) sedangkan lambang-lambang lainnya yang bukan bahasa dinamakan lambang nirverbal (non verbal symbol), yaitu : 1. Lambang verbal Dalam proses komunikasi bahasa sebagai lambang verbal yang paling banyak dan paling sering digunakan, oleh karena hanya bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran komunikator mengenai hal atau peristiwa, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang terjadi masa kini, masa lalu dan masa yang akan datang. 2. Lambang Nirverbal 15 Lambang nirverbal adalah lambang yang dipergunakan dalam komunikasi, yang bukan bahasa, misalnya kial, isyarat dengan anggota tubuh, antara lain kepala, mata, bibir, tangan, dan jari. b. Proses Komunikasi secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau saran sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator menggunakan media kedua ini karena komunikan yang dijadikan sasaran komunikasinya jauh tempatnya atau banyak jumlahnya atau kedua-duanya, jauh dan banyak. Kalau komunikan jauh, dipergunakanlah surat atau telepon; jika banyak dipakailah perangkat pengeras suara; apabila jauh dan banyak, dipergunakan surat kabar, radio atau televisi. c. Proses Komunikasi secara Linear Proses linear berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus. Dalam konteks komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunkator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka maupun dalam situasi komukasi bermedia. Proses komunikasi secara linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui media telepon. Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan dialogis, tanya jawab dalam bentik percakapan. 16 d. Proses Komunikasi secara Sirkular Proses secara sirkular adalah terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feedback tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah “response” atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia terima dari komunikator. Oleh karena itu adakalanya feedback tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah “response” atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang ia terima dari komunikator. 2.1.3 Sifat Komunikasi Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut (Onong Uchjana, 2003, p. 53): a. Komunikasi verbal (verbal communication). Komunikasi verbal ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita: (Deddy Mulyana, 2007, p. 260) 1) Komunikasi lisan (oral communication) 2) Komunikasi tulisan (written communication) b. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication). Komunikasi non verbal lebih tua daripada komunikasi verbal. Orang yang terampil membaca 17 pesan nonverbal orang lain disebut intuitif, sedangkan yang terampil mengirimkannya disebut ekspresif. Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Pesan-pesan nonverbal sangat berpengaruh dalam komunikasi : (Deddy Mulyana, 2007, hal 343) 1) Komunikasi kial (gestur/body communication) 2) Komunikasi gambar (pictorial communication) 3) Lain-lain 2.1.4 c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication) d. Komunikasi bermedia (mediated communication) Komunikasi Massa 2.1.4.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak ada kalanya menyampaikan pesan kepada lembaga, karena lembagalah yang menentukan agendanya. Komunikasi antarpribadi, komunikasi 18 kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampiakna media massa ini. Everett M. Rogers menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain. (Onong Uchjana, 2003, p. 79.) Disamping itu, agar tidak membingungkan, kita juga perlu membedakan antara mass communications (dengan s) dengan mass communication (tanpa s). Seperti dikemukakan oleh Jay Back dan Frederick C. Whitney dalam bukunya Introduction to Mass Communication (1998) dikatakan bahwa Mass Communication lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam komunikasi massa yakni media massa. Sementara itu, mass communication lebih menunjuk pada teori atau proses teoritik. Atau bisa dikatakan mass communication lebih menunjuk pada proses dalam komunikasi massa. (Nurudin, 2007, p. 5). Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper (penapis informasi atau palang pintu) yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari individu ke individu yang lain melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio, video tape, compact disk, buku). (Nurudin, 2007, p.7 ) Definisi yang dikemukakan oleh Bittner di atas menekankan akan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Inti dari pendapat itu bisa dikatakan begini, dalam proses komunikasi massa di samping melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagaimana umumnya, ia membutuhkan peran media 19 massa sebagai alat untuk menyampaikan atau menyebarkan informasi. Media massa itu tidak berdiri sendiri. Di dalamnya ada beberapa individu yang bertugas itu sering disebut sebagai gatekeeper. Jadi, informasi yang diterima audience dalam komunikasi massa sebenarnya sudah diolah oleh gatekeeper dan disesuaikan dengan misi, visi media yang bersangkutan, khalayak sasaran dan orientasi bisnis atau ideal yang menyertainya. Bahkan, sering pula disesuaikan dengan kepentingan penanaman modal atau aparat pemerintah yang tidak jarang ikut campur tangan dalam sebuah penerbitan (Nurudin, 2007, hal 7). Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986). Akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut (Nurudin, 2007, p. 7): 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majlaah televisi, film atau gabungan di antara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan- pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan ornag yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik publik 20 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga ini oun biasanya beroroentasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau pubik di mana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dala media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antarpersona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed). 2.1.4.2 Karakteristik Komunikasi Massa : a. Komunikasi bersifat Umum Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Meskipun semua pesan komunikasi massa bersifat umum dan terbuka, sama sekali terbuka juga jarang diperoleh, disebabkan faktor yang bersifat paksaan yang timbul karena struktur sosial, pengawasan terhadap faktor 21 tersebut dapat dilakukan secara resmi sejauh bersangkutan dengan larangan dalam bentuk hukum terutama yang berhubungan dengan penyiaran ke luar negeri. Penggunaan lebih banyak media-audio visual, kemajuan teknik untuk mencapai jarak jauh dan perluasan usaha bebas buta huruf, cenderung untuk mempercepat menuju keterbukaan yang luas. (Onong Uchajana, 2003, p. 81) b. Komunikasi bersifat Heterogen Perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa dengan keterbukaannya dalam memperoleh pesan-pesan komunikasi erat sekali hubungannya dengan sifat heterogen komunikan. Komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama yang mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama, meskipun demikian orang-orang yang berinteraksi tadi tidak saling mengenal, berinterkais secara terbatas, dan tidak terorganisasikan. (Onong Uchjana, 2003, p. 82) c. Media Massa menimbulkan keserempakan Yang dimaksud keserempakan adalah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi mediak cetak. (Onong Uchjana, 2003, p.81) d. Hubungan komunikator-kekomunikan bersifat non-pribadi Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat non-pribadi, karena komunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. 22 Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang massal dan sebagian lagi dikarenakan syarat-syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum. Komunikasi dengan menggunakan media massa berlaku dalam satu arah (one way communication), dan ratio output-input komunikan sangat besar. Tetapi dalam hubungan komunikator-komunikan itu terdapat mekanisme resmi yang dapat mengurangi ketidakpastian, terutama penelitian terhadap komunikan, korespondensi, dan bukti keuntungan dari penjualan (siaran komersial). (Onong Uchjana, 2003, p. 83) 2.1.4.3 Fungsi Komunikasi Massa Ada yang mengatakan bahwa fungsi media massa itu mendidik, tetapi ada pendapat yang mengatakan fungsi itu sudah tercakup dalam pewarisan sosial. Apa pun yang dikemukakan, setidaknya ada benang merah bahwa fungsi komunikasi massa secara umum bisa dikemukakan, seperti informasi, pedidikan, dan hiburan. Dalam membicarakan fungsi-fungsi komunikasi massa, ada satu hal yang perlu disepakati terlebih dahulu. Ketika kita membicarakan fungsi komunikasi massa yang harus ada dalam benak kita adalah kita juga sedang membicarakan fungsi media massa. Mengapa? Karena komunikasi massa berarti komunikasi lewat media massa. Ini berarti, komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Sebab, tidak ada komunikasi massa tanpa ada media massa. 23 Sedangkan menurut John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication (1991) disebutkan : 1. providing information 2. providing entertainment 3. helping to persuade 4. contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial) Fungsi lain dari komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1998) yaitu: 1. Informasi Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Iklan pun dalam beberapa hal memiliki fungsi memberikan informasi di samping fungsifungsi yang lain. 2. Hiburan Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai perekat keintiman keluarga itu karena masing-masing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri-sendiri, misalnya suami dan istri kerja seharian sedangkan anak-anak sekolah. 24 3. Persuasi Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa informasi, tetapi jika diperhatikan secar lebih jeli ternyata terdapat fungsi persuasi. Bagi Joseph A. Devito (1997) fungsi persuasi dianggap sebagai fungsi yang paling penting dari komunikasi massa. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk, seperti: (1) mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, (2) mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, (3) menggerekkan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan (4) memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu. 4. Transmisi Budaya Transmisi budaya merupakan salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit dibicarakan. Transmisi budaya tidak bisa dielakkan selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi yang mempunyai dampak pada penerimaan individu. Transmisi budaya mengambil tempat dalam dua tingkatan, kontemporer dan historis. Dua tingkatan tersebut tidak dipisahkan, tetapi terjalin secara konstan. Sejumlah upaya mencoba mensistimasikan fungsi utama media (tujuan atau efek; dimaksudkan atau tidak dimaksudkan), yang pada mulanya dimulai oleh Laswell yang memberikan ringkasan kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut: pengawasan, lingkungan, pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respon 25 terhadap lingkungannya, transmisi warisan kebudayaan. Wright memberikan skema dasar media ini untuk menggambarkan efek media yang begitu banyak jumlahnya. 2.1.4.4 Efek Komunikasi Massa Efek dan pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Ada tiga jenis efek yang berpengaruh, diantaranya : 1. Efek kognitif Berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. 2. Efek afektif Berkaitan dengan perasaan. Akibat dari membaca surat kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khalayak. 3. Efek Konatif Bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, maka sebagaimana disinggung di atas efek konatif sering disebut juga efek behavioral. Efek konatif tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif atau efek afektif. 26 Dengan lain perkataan, timbulnya efek konatif setelah muncul kognitif atau efek afektif 2.1.5 Media Massa 2.1.5.1 Definisi media massa Menurut Burhan Bungin (2006, p. 72) media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Menurut Cangara (2006, p.122) media massa adalah alat yang digunakan untuk penyampaian pesan dari sumber kepada penerima (khayalak) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis yaitu seperti surat kabar, film, radio, dan TV. In recent years there has been increasing interest in the persuasive potential of mass communication with regard to the opinions, attitude and decisions of voters. Mass media are powerful agenda-setters, capable of suggesting or priming the criteria by which citizen evaluate politicians and their policies. A number of studies have convincingly demonstrated, however, that the power of the media is not confined to such cognitive effects. (Schmitt-Beck, 2003, p. 233) 2.1.5.2 Peran Media Massa Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan (Burhan Bungin, 2006, p. 85): 27 a. sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi b. media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. c. Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. 2.1.5.3 Bentuk-bentuk Media Massa a. Surat Kabar Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia. Fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingin tahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. b. Majalah Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika. Fungsi utama majalah adalah mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik. majalah mempunyai karakteristik sendiri, 28 yaitu : (a) penyajian lebih dalam (b) nilai aktualitas lebih lama (c) gambar/foto lebih banyak (d) cover sebagai daya tarik c. Radio Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman Orde Baru. Pada radio siaran dan rekaman auditif, komunikan hanya mendengar. Untuk radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang disebut broadcast style atau gaya radio siaran. d. Televisi Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Fungsi televisi sama dengan media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. e. Film Film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah The Life of an American Fireman dan film The great Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903. Pada tahun 1926 film pertama yang diputar di Indonesia berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung oleh David. Tujuan khalayak menonton film adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. 29 f. Komputer dan Internet Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif. Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi menegnai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi suatu piranti meriah yang sangat efektif. 2.1.5.4 Efek Media Massa Menurut Steven M. Chaffee ada lima jenis efek kehadiran media massa, yaitu : a. Efek Ekonomi Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsimsi jasa media massa. b. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial dari pemiliknya. 30 c. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari Sebelum pergi kekantor, masyarakat kota pada umumnya membaca koran dahulu. d. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Misalnya seorang gadis yang sedang dimabuk cinta akan mendengarkan lagu-lagu yang bertema cinta atau melankolis. Media digunakan untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan menghilangkan rasa kesepian. e. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu baik positif maupun negatif. ada tiga (3) efek dalam efek pesan media massa, yaitu : a. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang siftanya informatif bagi dirinya. b. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 31 c. Efek Behavioral Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. 2.2 Televisi 2.2.1 Definisi Televisi Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para penonton dirumah-rumah tak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsurunsur radio. Dan tak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat TV, jika tidak ada unsur-unsur film. Suatu program siaran TV dapat dilihat dan didengar oleh penonton, oleh karena dipancarkan oleh karena dipancarkan oleh pemancar. Kalau pemancarnya “mati” atau tidak ada di udara, maka mereka tidak bisa melihat apa-apa. Dalam segi ini prinsip pemancaran oleh pemancar TV dan prinsip penangkapan oleh gambar pada layar TV mendadak menjadi jelek atau berubah bentuknya, sedang suaranya tetap baik. Di sini jelas, bahwa segi auditifnya baik. Jelas pula bahwa pada siaran TV terdapat unsur radio. Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatam. Segi “jauh” nya diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatan” nya oleh gambar. Tanpa gambar tak mungkin ada apa-apa yang dapat dilihat. Para penonton dapat menikmati siaran TV, kalau pemancar TV tadi memancarkan gambar. Dan gambar-gambar yang dipancarkan itu adalah gambargambar yang bergerak (dalam hal tertentu juga gambar diam, still picture). Dan prinsip 32 dari penggerakan gambar itu adalah film. Para penonton tak mungkin dapat menyaksikan apa-apa pada layar pesawat TV-nya, kalau objeknya tidak diambil oleh kamera dengan lensanya. (Onong Uchjana, 2003, P. 174) 2.2.2 Karakteristik Televisi Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Ada 3 (tiga) karakteristik, yaitu : (Elvinaro Ardianto, 2007, p.137) a. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak tlevisi dapat melihat gambar yang bergerak. Karena sifatnya yang audiovisual itu pula, maka acar siaran berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta (still picture), maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. b. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengaruh acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jrlas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga 33 mengandung suatu makna. Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. c. Pengoperasian lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menyangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. 2.3 Program talkshow di televisi 2.3.1 Pengertian dasar Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain: vox pop, kuis, interview (wawancara) baik di dalam studio maupun di luar studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut Program Wicara (The Talk Program). Program ini tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat, atau tanya jawab persoalan dengan hadiah, yang disebut kuis: (Fred Wibowo, 2009, p.67) 1. Program Uraian Pendek atau pernyataan (The Talk Program) Menceritakan sesuatu kepada penonton televisi tanpa ilustrasi gambar yang berganti-ganti terasa sangat membosankan. Membahas suatu kejadian secara panjang lebar di televisi tanpa ilustrasi gambar, sangat riskan apabila 34 pokok bahasan itu bukan sesuatu yang sungguh menarik. Dua hal yang harus di perhatikan stasiun televisi untuk penonton: a. Perencanaan Penyajian suatu program uraian di televisi harus memperhatikan beberapa hal sekaligus. Pertama, permasalahan yang diuraikan sedang hangat menjadi bahan pembicaraan umum. Kedua, persoalan itu sangat penting dan penonton membutuhkan penjelasan mengenai hal itu. Ketiga, uraian itu dapat membuat gembira penonton, baik karena pembawaan penyaji yang menyenangkan maupun karena materi sajian yang memang lucu dan membuat gembira. b. Tahapan Pelaksanaan Produksi Dalam mempersiapkan suatu uraian di televisi sebaiknya produser atau presenter mambuat out-line daari sajiannya terlebih dahulu. Pertamatama harusa jelas maksud dari uraian itu: informasi, entertainment (hiburan), atau sesuatu yang serius. 2. Program Vox-pop Suara Masyarakat Vox-pop kependekan dari vox populi dalam istilah indonesia sebagai “suara masyarakat”. Artinya, suatu program yang mengetengahkan pendapat umum tentang suatu masalah. Tujuan dari program di mengeini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu vox-pop sebagai program dan vox-pop dalam rangka penelitian. Dari sisi lain, vox-pop dapat pula dipakai untuk menunjukkan masalah itu sebagai masalah yang penuh dengan kontradiksi, apabila vox-pop tadi mengemukakan padangan yang berlain-lainan sama sekali antara orang yang 35 satu dan yang lain. Vox-pop dengan tujuan dalam rangka penelitian dapat merupakan umpan balik dalam proses komunikasi mengenai suatu persoalan. Dalam hal ini “masalah” bkan saja dibahas sendirian oleh produser (boadcaster), melainkan produser juga memperhatikan pula pandangan-pandangan dari berbagai pihak 3. Program Wawancara (Interview) Dalam hal ini terdapat dua macam wawancara, yaitu wawancara luar studio dan wawancara di studio. Cara memproduksi program wawancara luar studio tidak jauh berbeda dengan memproduksi program vox-pop. Namun, wawancara studio memiliki beberapa persiapan dan cara memproduksi program yang berbeda. 4. Program Panel Diskusi Program talkshow diskusi atau panel diskusi di televisi swasta menjadi program yang cukup sulit. Pertama, sebagai program yang hanya menyajikan suatu pembicaraan sudah bertentangan dengan prinsip televisi yang audiovisual. Gambar harus cukup hidup berupa kejadian dan bukan duduk omong melulu. Kedua, tempat pembicaraan dan orang yang berbicara tidak berpindah-pindah selama beberapa waktu dan belum tentu wajah tokoh itu menarik, maka sangat mungkin penonton cepat menjadi bosan apabila pemilihan topik diskusi tidak menarik dan cara membawakan program tersebut juga tidak menarik. Program talkshow Diskusi atau panel diskusi sebetulnya sebuah program yang dapat memperkaya wawasan penonton akan suatu permasalahn. Kunci utama dari kesuksesan program ini adalah kemampuan moderator dalam hal ini 36 presenter dalam mengendalikan dan menjaga pembicaraan agar tetap segar, tetapi bisa jadi, juga tegang. Program talkshow Diskusi adalah program pembicaraan tiga orang atau lebih mengenai suatu permasalahan. 2.4 Jurnalistik Jurnalistik dapat didefinisikan sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Orang menyampaikan informasi secara tertulis, menggandakan secara manual dan disebarluaskan kepada orang yang dianggap semestinya mengetahui informasi itu. Karena informasi atau pesan itu ditulis dengan tangan (harus diperbanyak dan cepat sampai kepada orang lain), isi pesan harus sederhana (simplicity), singkat (brevity), jelas (clarity), dan tepat (accuracy). Jadi, ilmu mengirim informasi dan berita secara luas disebut jurnalistik. Ilmu ini mengandung pemahaman perlunya hubungandi dalam rangka sharing informasi yang merupakan wujud dari kemauan berkomunikasi. Di dalam jurnalistik, penyampain informasi tidak hanya bersumber dari satu fakta, tetapi juga fakta-fakta lain yang saling berhubungan harus dikumpulkan, diolah, disaring, sehingga kejujuran dan kebenarannya terjamin. Secara teoritis, informasi dan berita itu harus obyektif. 2.5 Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya 37 komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Adapun perubahan sikap yang dimaksud adalah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan. (Cangara : 2006 : 147) 2.6 Masyarakat Masyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah wilayah (teritoral) tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan aturang tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat, memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut serta relatif dapat menghidupi dirinya sendiri. Ketika penemuan teknologi informasi seperti yang dijelaskan di atas berkembang dalam skala massal, maka teknologi itu telah mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat dunia lokal menjadi maasyarakat dunai global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar memengaruhi peradaban umat manusia, sehingga dunia juga dijuluki sebagai the big village, dan saling menyapa satu dengan lainnya. Masyarakat global itu juga dimaksud sebagai sebuah kehidupan yang memungkinkan komunikan produk-produk industri bersama, menciptakan pasar bersama, melakukan pertahanan militer bersama, menciptakan mata uang bersama, dan 38 bahkan menciptakan peperangan dalam skala global di semua ini.. masyarakat nyata adalah sebuah kehidupan masyarakat yang secara inderawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata, dibangun melalui penginderaan. (Burhan Bungin, 2006, p. 163) 2.7 Persepsi Menurut Jalaluddin Rakhmat persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory stimuli). Menurut Deddy Mulyana persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah ini persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini jelas tampak pada definisi John R. Wenburg dan William W. Wilmot: “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”. Rudolph F. Verderber “Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi.” J. Cohen “Persepi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagi representatif objek eksternal; persepsi adalah pengetahuan yang nampak mengenai apa yang ada di luar sana.” Untuk lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa definisi lain persepsi (Deddy Mulyana, 2007, p. 180): 1. Brian fellows: Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisasi menerima dan menganalisi informasi. 2. Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken: Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita. 39 3. Philip Goodacre dan Jennifer Follers: Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan. 4. Joseph A. DeVito: Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. 2.8 Teori-teori khusus yang berhubungan dengan topik yang dibahas 2.8.1 Teori S-M-C-R Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S adalah Source yang berarti sumber atau komunikator, M adalah Message yang berarti pesan, C adalah Channel yang berarti saluran atau media, R adalah Receiver yang berarti penerima atau komunikan. Jangan keliru dengan singkatan pada teori S-O-R, dimana S adalah Stimulus yang berarti pesan, R adalah Response yang dalam bahasa indonesia diartikan response atau tanggapan atau reaksi. Baik S-M-C-R maupun S-O-R adalah proses komunikasi. Khusus mengenai istilah Channel yang disingkat C pada rumus S-M-C-R itu yang berarti saluran atau media, komponen tersebut menurut Edward Sappir mengandung dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Media sebagai saluran primer adalah lambang, misalnya bahasa, kial (gesture), gambar atau warna, yaitu lambanglambang yang dipergunakan khusus dalam komunikasi tatap muka (face-to-face communication), sedangkan media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media massa, misalnya surat, telepon, atau poster. 40 Jadi, komunikator pada komunikasi tatap muka hanya menggunakan satu media saja. Misalnya bahasa, sedangkan pada komunikasi bermedia seorang komunikator, misalnya wartawan, penyiar atau reporter menggunakan dua media, yakni media primer dan media sekunder, jelasnya bahasa dan sarana yang ia operasikan. (Onong Uchjana, 2003, p. 256) Di dalam penelitian ini, peneliti mengaitkan teori tersebut terhadap Program Acara Kick Andy Hope di Metro TV agar dapat mempengaruhi hal yang baik dan positif kepada masyarakat. Sumber menyampaikan suatu pesan melalui media massa yang ditonton oleh masyarakat, diharapkan pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat dipahami dengan baik. 2.8.2 Teori Persepsi Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. persepsi meliputi tahap penginderaan (sensasi), atensi, memori. As Bramlett-Solomon and Liebler observed, mass communication research has demonstrated that people selectively perceive messages, so that their decoding of a message may differ markedly from the encoding intended by the sender. BramlettSolomon and Liebler cited the examples of research showing how people differentially interpreted racist messages in cartoons8 and television programs. One way to explore this important topic further is to examine psychological factors that affect perception. These include assumptions based on past experiences, cultural expectations and 41 attitudes. Assumptions based on experience. Experiences from our past lead us to make assumptions about the present and the future (Lasorsa, 2002, p.244). Desideranto dalam buku Psikologi Komunikasi menyampaikan bahwa persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas, sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Jalaluddin Rakhmat, 2012, p.50). Seperti yang telah disampaikan Desideranto diatas, dalam penelitian ini dibatasi hanya 3 aspek saja, yaitu : Sensasi Atensi Memori Gambar 2.1 Tahap Teori Persepsi a. Tahap Sensasi Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Wolman, sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguaraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera (Jalaluddin Rakhmat, 2012, p.48). 42 Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Reseptor indrawi-mata, telinga, kulit dan otot, hidung dan lidah adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar. Dapat disimpulkan bahwa pada tahap sensasi merupakan sesuatu yang hanya dapat ditangkap dengan panca indera, dimana setelah menonton acara “Kick Andy Hope” di Metro Tv masyarakat dapat merasakan sensasinya yaitu keasyikan dari apa yang telah dilihat dan didengar. b. Tahap Atensi Atensi tidak terlekakan karena sebelum kita merespons atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apa pun, kita harus terlebih dulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain dan juga diri sendiri (Deddy Mulyana, 2007, p. 182). Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal, yaitu faktor biologis (lapar, haus, dan sebagainya), faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, dan sebagainya), dan faktor sosial-budaya (gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan sebagainya), serta faktor psikologis termasuk kemauan, keinginan, motivasi, dan sebagainya (Deddy Mulyana, 2005, p.181). Dapat disimpulkan bahwa pada tahap atensi membutuhkan suatu objek yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sehingga komunikan dapat merespons dengan memberikan persepsinya terhadap program acara “Kick Andy Hope” di Metro TV. 43 c. Tahap Memori Schlessssinger dan Groves mengartikan memori sebagai sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Rakhmat jalaluddin, 2012, p. 61). Mussen dan Rosenwig menjelaskan secara singkat bahwa memori akan melewati tiga proses yaitu : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Pemyimpanan (storage), proses yang kedua adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan dimana. Pemanggilan (retrieval) disebut juga pemanggilan sehari-hari yaitu menggunakan informasi yang disimpan (Jalaluddin Rakhmat, 2012, p. 62). Dapat disimpulkan bahwa pada tahap memori dimana masyarakat dapat menyimpan ingatan tentang program acara “Kick Andy Hope”, dan dapat mengingatnya kembali. 2.9 Kerangka Pikir Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Sementara itu, variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Kerangka 44 pemikiran pada penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu : variabel bebas (Independent variable) (X) yang terdiri dari Program “Kick Andy Hope”, serta variabel terikat (dependent variable) (Y) yaitu Persepsi Masyarakat. Variabel bebas (X) Variabel Terikat (Y) Program Acara Kick Andy Hope Persepsi Masyarakat Gambar 2.2 Bagan Sketsa Hubungan Antara Variabel 45 Tabel 2.1 Operasionalisasi Konsep Variabel Bebas (X) Variabel Dimensi Indikator Mengenal nama host yang membawakan program acara tersebut Sumber Gaya berpenampilan host mempengaruhi Program Acara “Kick masyarakat Andy Hope” Menyukai cara membawakan program acara Kick Andy Hope mampu memberikan pertanyaan yang kritis kepada narasumber host sangat membangun suasana acara narasumber yang ditampilkan dapat menginspirasikan penonton Pesan memberikan ilmu dan 46 pengalaman yang baik untuk penonton memberikan semangat untuk meraih kesuksesan memberikan kesadaran penonton terhadap kehidupan memberikan topik yang menarik untuk audiens Topik Talkshow menginspirasikan audiens memberikan tayangan yang berbeda Hadiah yang diberikan menarik Hadiah Hadiah yang diberikan harapan dari narasumber Hadiah layak untuk narasumber 47 Variabel Terikat (Y) Variabel Dimensi Indikator 1. Penggunaan Indera Sensasi 2. Kepuasan terhadap Program 3. Pemahaman pesan yang disampaikan Faktor Internal Persepsi Masyarakat Atensi - Faktor Biologis - Faktor Sosial Budaya - Faktor Psikologis Faktor Eksternal - Gerakan - Intensitas - Kontras - Kebauran - Perulangan 1. Perekaman Memori 2. Penyimpanan 3. Pemanggilan