E-Jurnal Obstretika - Jurnal Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro

advertisement
Riska Restiani dan Ahmad Arif/ Hubungan Umur dan Paritas dengan kejadian BBLR/22-37
E-Jurnal Obstretika
Vol. 1│No. 1
Hubungan Umur Dan Paritas Dengan Kejadian Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Riska Restiani* Ahmad Arif**
*
AKBID La Tansa Mashiro, Rangkasbitung
**
Akbid ‘Aisyiyah Banten
Article Info
Abstract
Keywords:
Age,
Parity,
Low birth weight
This study aimed to determine the relationship
between age and parity with the incidence of low
birth weight at birth mothers. This research is an
analytic (quantitative) type control case by using a
retrospective approach. Samples in this research
were 240 infants (cases). The data were analyzed
using univariate and bivariate. The incidence of low
birth weight of 120 infants (50%) (1: 1). Most
(77.9%) of mothers delivered aged 25-35 years. Most
(54.6%) maternal parity multiparous. The incidence
of low birth weight babies is higher proposinya occur
Corresponding Author:
[email protected]
[email protected]
in women aged <20 or> 35 years (67.9%) compared
to mothers aged 20-35 years (44.9%). The incidence
of low birth weight babies proposinya higher in
multiparous
mothers
(51.1%)
compared
with
primiparous mothers (48.6%).
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui
hubungan antara umur dan paritas dengan kejadian
berat bayi lahir rendah pada ibu bersalin. Penelitian
ini adalah penelitian analitik ( Kuantitatif ) tipe kasus
22
E-Jurnal Obstretika Vol 1 no 1 (Januari-Juni, 2013)
kontrol
dengan
menggunakan
pendekatan
retrospektif. Sampel pada penelitian ini berjumlah
240 bayi (kasus). Analisa data dilakukan secara
univariat dan bivariat. Kejadian berat bayi lahir
rendah sebanyak 120 bayi (50%) (1:1). Sebagian
besar (77,9%) ibu yang bersalin berumur 25-35
tahun. Sebagian besar (54.6% )ibu bersalin paritas
multipara.
Kejadian
berat
bayi
lahir
rendah
proposinya lebih tinggi terjadi pada ibu yang berumur
<20 atau >35 tahun (67,9%) dibandingkan dengan
umur ibu 20-35 tahun (44,9%). Kejadian berat bayi
lahir rendah proposinya lebih tinggi terjadi pada ibu
E- Jurnal Obstretika
Volume 1 Nomor 1
Januari-Juni 2013
hh. 22–37
©2013 EJOS. All rights reserved.
yang multipara (51,1%) dibandingkan dengan ibu
yang primipara (48,6%).
United Nations General Assembly
Pendahuluan
Berat badan Lahir Rendah
Special Session on Children in
(BBLR) didefinisikan oleh WHO
2002. Lebih dari 20 juta bayi
sebagai bayi yang lahir dengan
diseluruh
berat
seluruh
badan
kurang
dari 2500
dunia
(15,5%)
kelahiran,
dari
merupakan
gram. Definisi ini berdasarkan pada
BBLR dari Asia adalah 22% (
hasil observasi epidemiologi yang
Rahayu, 2009).
membuktikan
bahwa
bayi
lahir
Bila
diperhatikan
dengan berat kurang dari 2500 gram
Indonesia,
mempunyai
terhadap
Demografi dan Kesehatan Indonesia
buruk.
(SDKI) 2002-2003, angka kematian
kontribusi
kesehatan
yang
berdasarkan
di
Menurunkan insiden BBLR hingga
neonatal
sebesar
sepertiganya menjadi salah satu
kelahiran
hidup dalam 1 tahun.
tujuan utama “A World Fit For
Penyebab kematian neonatal adalah
Children” hingga tahun 2010 sesuai
BBLR sebanyak 29%. Insiden BBLR
deklarasi
di Rumah Sakit di Indonesia sekitar
23
dan
perencana
kerja
20
per
Survei
1000
Riska Restiani dan Ahmad Arif/ Hubungan Umur dan Paritas dengan kejadian BBLR/22-37
20% (Eka, 2009). Angka kejadian
Sampai dengan tahun 2010, Angka
BBLR di Indonesia berkisar 9-30%
kematian Bayi (AKB) di provinsi
bervariasi antara satu daerah dengan
Banten mencapai 22,8 dari
daerah lain. Hingga saat ini BBLR
kelahiran
masih merupakan masalah di seluruh
rata-rata nasional dan target sasaran
dunia karena merupakan penyebab
pembangunan
kesakitan dan kematian pada masa
(Millenium
bayi baru lahir, sebanyak 25% bayi
Goals/MDG’s). AKB nasional 2010
baru lahir dengan BBLR meninggal
sebesar 35 dari 1000 kelahiran
dan
hidup.
50%
meninggal
saat
bayi
(Evariny, 2005).
Secara
belum
hidup,
1000
melampaui
millennium
Development
Sedangkan
target MDG’s
pada tahun 2015, AKB dipatok
umum
mempunyai
Indonesia
angka
untuk
sebanyak 25 orang per 1000 kelahiran
hidup.
bayi berat lahir rendah (BBLR)
BBLR merupakan salah satu
yang diperoleh
masalah
berdasarkan
kesehatan
di
estimasi yang sifatnya sangat kasar
Indonesia
yang
yaitu antara 7-14% selama periode
mengakibatkan
tingginya
1999-2000, jika proposi ibu hamil
Kematian Bayi yang
adalah 2,5% dari total penduduk
salah satu
maka
diperkirakan
derajat kesehatan masyarakat. Bayi
355.000-710.000 dari 5 juta bayi
berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi
lahir dengan kondisi BBLR (Depkes
baru lahir yang berat badan lahirnya
RI, 2005).
pada saat kelahiran kurang dari 2500
setiap
tahun
Salah satu indikator untuk
mengetahui
derajat
kesehatan
gram.
Bayi
dapat
Angka
merupakan
indikator rendahnya
lahir
hidup
yang
dilahirkan sebelum 37 minggu dari
masyarakat adalah angka kematian
hari pertama menstruasi
bayi (AKB). Angka kematian bayi di
disebut premature oleh organisasi
Indonesia saat ini masih tergolong
kesehatan sedunia (WHO).
tinggi. Angka kematian bayi di
Di RSUD
dr.
terakhir
Adjidarmo
Indonesia tercatat 51 per 1000
Rangkasbitung
Kabupaten
Lebak
kelahiran hidup pada tahun 2003
kasus BBLR masih tinggi. Data
24
E-Jurnal Obstretika Vol 1 no 1 (Januari-Juni, 2013)
yang
diperoleh
Adjidarmo
dari
RSUD
menunjukan
dr.
kejadian
diukur yaitu variabel bebas dan
terikat.
Variabel
Bebas
adalah
BBLR periode Januari – Desember
variabel yang bila ia berubah akan
Tahun 2010 adalah sebesar 120 kasus
mengakibatkan perubahan variabel
atau 8,3% dari populasi.
lain (Sastroasmoro,2008). Variabel
Oleh
karena
itulah,
bebas dalam penelitian ini adalah
berdasarkan latar belakang diatas
umur ibu dan paritas. Variabel terikat
dan dengan adanya data yang ada,
adalah variabel yang berubah akibat
maka
perubahan
penulis
ingin
melakukan
variabel
bebas
2008).
Variabel
penelitian dengan judul Hubungan
(sastroasmoro,
antara umur dan paritas dengan
terikat dalam penelitian ini adalah
kejadian BBLR pada ibu bersalin di
kejadian BBLR.
RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung
Tahun 2011”.
Populasi adalah sekelompok
subyek
atau
data
dengan
karakteristik tertentu (Sastroasmoro,
2008). Populasi adalah keseluruhan
Metodologi Penelitian
Penelitian
ini
adalah
subjek penelitian (Machfoedz,2007).
penelitian analitik (Kuantitatif) tipe
Populasi pada penelitian ini adalah
kasus kontrol tidak berpasangan
seluruh ibu yang melahirkan bayi
dengan
RSUD Adjidarmo Tahun 2011 yang
menggunakan
retrospektif
pendekatan
bertujuan
untuk
mengetahui adanya hubungan antara
jumlah keseluruhan bayi yang lahir
yaitu
1452
bayi.
Menurut
umur dan paritas dengan kejadian
Notoatmodjo (2005)
BBLR,
peneliti
sebagian yang diambil dari
menelusuri variabel terikat (kasus-
keseluruhan objek yang diteliti dan
kontrol)
dianggap mewakili seluruh populasi
yang
mana
kemudian
mengamati
variabel bebas. Rancangan penelitian
ini
disebut
“sampel
penelitian”.
ini hanya melihat data bayi yang lahir
Sampel kasus dalam penelitian ini
dengan Berat Badan Lahir Rendah.
adalah semua bayi dengan Berat
Variabel dalam penelitian ini
Badan Lahir Rendah di RSUD dr.
terdiri dari 2 variabel yang akan
Adjidarmo mulai dari Januari sampai
25
Riska Restiani dan Ahmad Arif/ Hubungan Umur dan Paritas dengan kejadian BBLR/22-37
Desember 2011 yang berjumlah 120
atau per variabel. Analisis univariat
bayi. Sedangkan
yang
sampel
kontrol
dilakukan
terhadap
tiap
dalam penelitian ini adalah semua
variabel dari hasil penelitian. Pada
bayi yang
umumnya dalam analisis ini hanya
lahir
tidak
BBLR di
RSUD dr. Adjidarmo mulai Januari
menghasilkan
sampi Desember 2011.
presentasi dari tiap variabel. Yang
kelompok
Dan
kontrol akan diambil
distribusi
mana pada
dan
penelitian ini akan
dengan perbandingan 1:1 dengan
diteliti adalah distribusi umur ibu.
demikian jumlah kelompok kontrol
Analisa
yang diambil berjumlah 120 bayi
dikumpulkan
yang diambil secara simple random
dianalisis secara univariat. Analisis
sampling. Jadi jumlah keseluruhan
Bivariat
sampel adalah 240 bayi.
dilakukan
Teknik
yang
pengumpulan
akan
penelitian
digunakan
ini
pendekatan
adalah
studi
data
dalam
dengan
data
secara
adalah
hubungan
yang
kuantitatif
analisis
untuk
antara
telah
yang
menganalisis
dua
variabel.
Analisis Bivariat dilakukan terhadap
dua
variabel
yang
diduga
dokumentasi
berhubungan atau berkolerasi. Yang
dengan menggunakan data skunder,
mana pada penelitian. Dalam analisis
data yang diteliti berupa catatan
ini
medik semua jumlah bayi yang lahir
statistik dengan cara Chi Square yang
dari bulan Januari – Desember 2011
mana responden sudah dikelompokan
di
lalu
RSUD
dr,Adjidarmo
Rangkasbitung.
dapat
dilakukan
di
uji
pengujian
hubungan,
membandingkan nilai observasi (O)
Analisis dalam penelitian ini
yaitu analisis univariat dan bivariat.
dan nilai harapan (E), lalu dihitung
dengan rumus.
Analisis univariat adalah analisis
yang dilakukan untuk satu variabel
Hasil Penelitian
Tabel 1
26
E-Jurnal Obstretika Vol 1 no 1 (Januari-Juni, 2013)
Distribusi bayi yang lahir dengan BBLR
Berat badan lahir
Frekuensi
Presentase
BBLR
120
50%
Tidak BBLR
120
50%
Jumlah
240
100%
Tabel 2
Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan Umur
Umur
Frekuensi
Presentase
<20 atau >35
53
22.1%
25-35
187
77.9%
Jumlah
240
100%
Tabel 3
Distribusi Ibu Bersalin Berdasarkan Paritas
Paritas
Frekuensi
Presentase
Primipara
109
45.4%
Multipara
131
54.6%
Jumlah
240
100%
Table 4
Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan Umur
Berat badan lahir
Umur
Total
OR
BBLR
Tidak BBLR
36
17
53
<20 atau > 35
tahun
(30.0%)
(14.2%)
(22.1%)
84
103
187
20-30 tahun
(70.0%)
(85.8%)
(77.9%)
2.597
120
120
240
Total
(100.0%)
(100.0%)
(100.0%)
1
Karena
desain
perbandingan
case
control
dengan
menunjukkan
Tabel
penelitian
27
1
:
bahwa
P Value
0.005
1
maka
bayi
yang
Riska Restiani dan Ahmad Arif/ Hubungan Umur dan Paritas dengan kejadian BBLR/22-37
BBLR sebanyak (50%). Tabel
2
dengan menggunakan Chi Square
bahwa hanya 22.1%
pada α=0,05 didapat nilai P sebesar
ibu bersalin yang berumur <20 atau
0,005 (P<0,05) yang berarti bahwa
>35 di RSUD dr.Adjidarmo. Tabel 3
secara statistik terdapat hubungan
menunjukkan bahwa hanya 45.4%
yang bermakna antara umur dengan
ibu bersalin berdasarkan paritas yaitu
kejadian
primipara.
dr.Adjidarmo tahun 2011. Hasil OR
menunjukkan
Tabel 4 menunjukkan bahwa
(Odds
BBLR
Ratio)
RSUD
bahwa
ibu
yang
<25
atau
>35
kejadian BBLR proposinya lebih
kategori
tinggi terjadi pada ibu yang berumur
kemungkinan
<20
sebesar 2,597 dibandingakn dengan
atau
>35
tahun
(30,0%)
dibandingkan dengan yang tidak
umur
di
melahirkan BBLR
ibu yang usianya 20-35 tahun.
BBLR (14,2%%). Hasil uji statistic
Tabel 5
Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan Paritas
Paritas
BBLR
Tidak
BBLR
Primipara
53
44.2%
56
46.7%
109
45.4%
Multipara
67
55.8%
64
53.3%
131
54.6%
Total
120
100.0%
120
100.0%
240
100.0%
Tabel 5 menunjukkan bahwa
Total
Value
0,795
(P>0,05) yang berarti bahwa secara
kejadian BBLR proposinya lebih
statistic tidak terdapat
tinggi terjadi pada ibu yang multipara
yang bermakna antara paritas dengan
(55,8%)
kejadian
dibandingkan
primipara
BBLR
di
(44,2%%) Hasil uji statistic dengan
dr.Adjidarmo tahun 2011.
menggunakan
Pembahasan
Chi
Square
pada
α=0,05 didapat nilai P sebesar 0,795
1.
hubungan
RSUD
Hubungan Umur ibu dengan
28
E-Jurnal Obstretika Vol 1 no 1 (Januari-Juni, 2013)
menyebabkan BBLR, faktor ibu
Kejadian BBLR
Berdasarkan
penelitian
meliputi Gizi saat hamil yang
menunjukkan bahwa kejadian
kurang, Umur kurang dari 20
BBLR proposinya lebih tinggi
atau diatas 35 tahun, jarak
terjadi pada ibu yang berumur
hamil dan bersalin terlalu dekat,
<20 atau >35 tahun (30,0%)
penyakit menhun ibu seperti
dibandingkan dengan yang tidak
hipertensi,
jantung, gangguan
BBLR (14,2%%)
pembuluh
darah
Hasil uji statistic dengan
faktor pekerjaan terlalu berat.
menggunakan Chi Square pada
Berat badan lahir rendah
α=0,05 didapat nilai P sebesar
juga berkolerasi dengan usia ibu.
0,005 (P<0,05) yang berarti
Persentase tertinggi bayi dengan
bahwa secara statistik terdapat
berat badan lahir rendah terdapat
hubungan
pada
yang
bermakna
kelompok
remaja
dan
antara umur dengan kejadian
wanita berusia lebih dari 40
BBLR di RSUD dr.Adjidarmo
tahun. Ibu- ibu yang terlalu
tahun 2011. Hasil OR (Odds
muda
Ratio) bahwa ibu yang kategori
emosional
umur
matang. Kelahiran bayi BBLR
<25
kemungkinan
BBLR
atau
>35
melahirkan
sebesar
seringkali
dan
fisik
secara
belum
lebih tinggi pada ibu-ibu muda
2,597
berusia kurang dari 20 tahun.
dibandingakn dengan ibu yang
Remaja seringkali melahirkan
usianya 20-35 tahun.
bayi dengan berat lebih rendah.
Hal ini
pernyataan
sesuai dengan
WHO
Hal ini terjadi karena mereka
yaitu usia
belum matur dan mereka belum
yang paling aman untuk hamil
memiliki sistem transfer plasenta
dan
usia
seefisien wanita dewasa. Pada
20
ibu yang tua meskipun mereka
melahirkan
reproduksi
sehat
atau
adalah
sampai 35 tahun.
telah
Menurut Manuaba 1998
faktor-faktor
29
(perokok),
yang
kondisi
berpengalaman,
badannya
kesehatannya
sudah
tetapi
serta
mulai
Riska Restiani dan Ahmad Arif/ Hubungan Umur dan Paritas dengan kejadian BBLR/22-37
menurun
sehingga
dapat
memengaruhi janin intra uterin
yang baik
dan
mengukur berat badan ibu
dapat
menyebabkan
kelahiran BBLR
2.
janin. Penentuan status gizi
Hubungan
sebelum
Paritas
dengan
hamil
kenaikkan
Berdasarkan
berat
penelitian
badan
bahwa
gizi pada ibu hamil dapat
kejadian
memengaruhi
BBLR proposinya lebih tinggi
pertumbuhan
terjadi pada ibu yang multipara
dapat
(55,8%) dibandingkan primipara
keguguran,
(44,2%%). Hasil uji
lahir
dengan
dan
selama hamil. Kekurangan
Kejadian BBLR
manunjukan
yaitu dengan
statistic
menggunakan
Chi
proses
janin
dan
menimbulkan
abortus,
mati,
bayi
kematian
neonatal, cacat
bawaan,
Square pada α=0,05 didapat nilai
anemia pada bayi, asfiksia.
P sebesar 0,795 (P>0,05) yang
Intra partum (mati
berarti bahwa secara
kandungan) lahir
statistic
dalam
dengan
tidak terdapat hubungan yang
berat badan rendah (BBLR).
bermakna antara paritas dengan
Pertambahan berat badan
kejadian
RSUD
selama kehamilan rata-rata
dr.Adjidarmo tahun 2011. Tidak
0,3-0,5 kg/ minggu. Bila
sesuai dengan Haniva (2008)
dikaitkan
dengan
usia
Faktor-faktor yang menyebabkan
kehamilan, kenaikan
berat
BBLR yaitu jumlah paritas.
badan selama hamil muda
Masih ada faktor lain sebagai
5 kg,
berikut :
trimester
a) Faktor Ibu
masing-masing
i.
BBLR
di
selanjutnya
Gizi saat hamil yang
5
kurang
kehamilan,
Kekurangan
selama
berakibat
gizi
hamil
akan
buruk
terhadap
kg.
(II
dan
tiap
III)
bertambah
Pada
akhir
pertambahan
berat badan total adalah
9-12
kg.
Bila terdapat
kenaikan berat badan yang
30
E-Jurnal Obstretika Vol 1 no 1 (Januari-Juni, 2013)
berlebihan,
perlu
persalinan karena keadaan
dipikirkan adanya
risiko
rahim belum pulih dengan
kehamilan
baik. Ibu yang melahirkan
kembar, hidroamnion, atau
anak dengan jarak yang
anak besar Indikator lain
sangat berdekatan (di bawah
untuk
status
dua tahun) akan mengalami
adalah
peningkatan risiko terhadap
LLA.
terjadinya perdarahan pada
bengkak,
mengetahui
gizi
ibu
dengan
hamil
mengukur
LLA adalah Lingkar Lengan
trimester
Atas. LLA kurang dari 23,5
karena
cm
previa, anemia dan ketuban
merupakan
indikator
termasuk
alasan
plasenta
kuat untuk status gizi yang
pecah
kurang/ buruk. Ibu berisiko
melahirkan
untuk
berat lahir rendah
melahirkan
anak
dengan Berat Badan Lahir
Rendah
(BBLR). Dengan
demikian,
bila
ditemukan
hal
sejak
ini
dini
serta
bayi
dapat
dengan
b) Faktor Penyakit Menahun
ibu
i.
Asma bronkiale:
awal
Pengaruh asma pada
kehamilan, petugas dapat
ibu
memotivasi ibu agar ia lebih
tergantung dari sering dan
memperhatikan
beratnya serangan, karena
kesehatannya
(Hidayati,
2009)
ii.
dan
ibu
janin
dan
sangat
janin
akan
kekurangan oksigen (O2)
Jarak hamil dan bersalin
atau
terlalu dekat
hipoksia bila tidak segera
Jarak
31
III,
kehamilan
hipoksia.
diatasi
Keadaan
tentu
akan
kurang dari 2 tahun dapat
berpengaruh pada janin, dan
menimbulkan pertumbuhan
sering
janin
persalinan premature atau
kurang
baik,
persalinan
lama
dan
berat
perdarahan
pada
saat
dengan
terjadi
janin
usia
keguguran,
tidak
sesuai
kehamilan
Riska Restiani dan Ahmad Arif/ Hubungan Umur dan Paritas dengan kejadian BBLR/22-37
(gangguan
pertumbuhan
neonatal.
janin).
ii.
Ibu
dengan
hipertensi
Infeksi
saluran
kemih
akan
menyebabkan
terjadinya
dengan bakteriuria tanpa
insufisiensi
plasenta,
gejala (asimptomatik):
hipoksia
sehingga
Frekuensi
bakteriuria
pertumbuhan
tanpa
gejala
janin
terhambat
dan
sering
kira-kira 2 – 10%, dan
terjadi kelahiran prematur.
dipengaruhi oleh paritas, ras,
Hipertensi pada ibu hamil
sosioekonomi wanita hamil
merupakan gejala dini dari
tersebut. Beberapa peneliti
pre-eklamsi eklampsi dan
mendapatkan
penyebab
adanya
hubungan
kejadian
bakteriuria
dengan
peningkatan
kejadian
pertumbuhan janin
sehingga
menghasilkan berat badan
anemia dalam kehamilan,
persalinan
premature,
gangguan
pertumbuhan
janin, dan preeklampsia.
iii.
dalam
merupakan
vaskuler
iv.
Gaya hidup
Konsumsi
Peningkatan
hipertensi
obat-obatan
kehamilan
dan
kelainan
yang
sebelum
lahir rendah.
terjadi
kehamilan
obat-
obatan pada saat hamil:
Hipertensi
Penyakit
gangguan
atau
penggunaan
(antara
11%
27%
wanita
hamil,
bergantung
pada
lokasi
geografis
telah
mengakibatkan
makin
timbul
dalam
kehamilan
tingginya insiden kelahiran
atau
pada
permulaan
premature,
hipertensi
kongenital,
persalinan,
BBLR,
defek
dalam kehamilan menjadi
ketidakmampuan
penyebab
dan gejala putus obat pada
penting
dari
kelahiran mati dan kematian
janin
(Bobak,
belajar,
2004).
32
E-Jurnal Obstretika Vol 1 no 1 (Januari-Juni, 2013)
Konsumsi alkohol pada saat
persalinan
hamil: Penggunaan alkohol
Ketuban Pecah Dini (KPD)
selama
disebabkan oleh
masa
dikaitkan
hamil
dengan
karena
berkurangnya
kekuatan
keguguran (aborsi spontan),
membran yang diakibatkan
retardasi mental, BBLR dan
oleh adanya infeksi yang
sindrom alkohol janin.
dapat berasal dari vagina
dan
c) Faktor kehamilan
i.
serviks.
Pada
Pre-eklampsia/
persalinan normal selaput
Eklampsia:
ketuban
Pre-
biasanya
atau
pembukaan
mengakibatkan
apabila
keterlambatan pertumbuhan
dini,
janin dalam kandungan atau
yang
IUGR dan kelahiran mati.
obstetri
Hal ini disebabkan karena
dengan
Pre-eklampsia/Eklampsia
prematur
pada ibu akan menyebabkan
infeksi ibu.
plasenta,
daerah
iii.
pecah
dipecahkan setelah
eklampsia/Eklampsia dapat
perkapuran di
lengkap,
ketuban
pecah
merupakan masalah
penting
yang
dalam
berkaitan
penyulit kelahiran
dan
terjadinya
Hidramnion
sedangkan
Hidramnion
atau
bayi memperoleh makanan
kadang-kadang disebut juga
dan oksigen dari plasenta,
polihidramnion
dengan adanya perkapuran
keadaan
di
di daerah plasenta, suplai
banyaknya
air
makanan dan oksigen yang
melebihi 2000 cc. Gejala
masuk ke janin berkurang.
hidramnion terjadi semata-
ii.
Ketuban Pecah Dini
Ketuban dinyatakan
33
berlangsung.
mata
mekanik
adalah
mana
karena
ketuban
faktor
sebagai akibat
pecah sebelum waktunya
penekanan uterus yang besar
bila terjadi sebelum proses
kepada
organ-organ
Riska Restiani dan Ahmad Arif/ Hubungan Umur dan Paritas dengan kejadian BBLR/22-37
seputarnya.
harus
Hidramnion
dianggap
kehamilan
tinggi
sebagai
umumnya pada kehamilan
risiko
kembar kurang dari 2500
dapat
gram. Suatu faktor penting
dengan
karena
membahayakan
anak.
badan bayi yang baru lahir
ibu
dan
Prognosis
dalam
anak
kongenital,
prematuritas,
iv.
terjadinya
v.
Perdarahan Antepartum
Perdarahan
antepartum
Hamil ganda/Gemeli
ialah
partus prematurus.
prolaps
funikuli dan lain- lain.
ini
kecenderungan
kurang baik karena adanya
kelainan
hal
merupakan
perdarahan pada kehamilan
Berat badan janin
diatas 22 minggu
kehamilan
mejelang persalinan yaitu
pada
kembar
lebih ringan daripada janin
sebelum
pada
tunggal
(Saifuddin,
pada umur kehamilan yang
Komplikasi
sama. Sampai kehamilan 30
perdarahan
minggu
adalah perdarahan
kehamilan
kenaikan
berat
bayi
hingga
dilahirkan
2002).
utama
dari
antepartum
yang
badan janin kembar sama
menyebabkan anemia dan
dengan
syok
janin
tunggal.
kehamilan
Setelah
itu,
yang
menyebabkan
keadaan ibu semakin jelek.
kenaikan berat badan lebih
Keadaan
kecil, mungkin
menyebabkan gangguan ke
karena
ini
regangan yang berlebihan
plasenta
menyebabkan
mengakibatkan
peredaran
yang
yang
anemia
darah plasenta mengurang.
pada janin bahkan terjadi
Berat
syok
pada
badan
satu
janin
kehamilan kembar
intrauterin
mengakibatkan
rata-rata 1000 gram lebih
janin
ringan
yang
kematian
intrauterin
daripada
janin
(Wiknjosastro,1999 : 365).
kehamilan tunggal.
Berat
Bila
janin
dapat
34
E-Jurnal Obstretika Vol 1 no 1 (Januari-Juni, 2013)
diselamatkan, dapat terjadi
metabolisme
berat badan lahir rendah,
sehingga aliran nutrisi ke
sindrom gagal napas dan
janin dapat terganggu atau
komplikasi asfiksia.
berkurang. Oleh karena itu,
pengaruh
d) Faktor janin
i.
menyebabkan abortus atau
Kelainan kongenital
persalinan prematuritas dan
merupakan kelainan dalam
kematian janin dalam rahim.
pertumbuhan struktur bayi
Wanita hamil dengan infeksi
yang
sejak
rubella akan berakibat buruk
kehidupan hasil konsepsi
terhadap janin. Infeksi ini
sel
dapat
timbul
telur.
Bayi
yang
menyebabkan
bayi
dilahirkan dengan kelainan
berat lahir rendah, cacat
kongenital, umumnya akan
bawaan dan kematian janin.
dilahirkan
sebagai
Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR)
Simpulan
atau bayi kecil untuk masa
Karena desain penelitian case
kehamilannya. Bayi Berat
control dengan perbandingan 1:1
Lahir
dengan
maka menunjukkan bahwa bayi yang
kelainan kongenital yang
BBLR sebanyak (50%). hanya 22.1%
mempunyai berat kira-kira
ibu bersalin yang berumur <20 atau
20%
>35 di RSUD dr.Adjidarmo. hanya
Rendah
meninggal
minggu
dalam
pertama
Infeksi Dalam Rahim
Infeksi
45.4%
ibu
bersalin
berdasarkan
paritas yaitu primipara di RSUD
kehidupannya .
hepatitis
dr.Adjidarmo.
proposinya
kejadian
lebih
tinggi
BBLR
terjadi
kehamilan
pada ibu yang berumur <20 atau
bersumber dari gangguan
>35 tahun (30,0%) dibandingkan
fungsi hati dalam mengatur
dengan yang tidak BBLR (14,2%%)
dan
secara statistic terdapat hubungan
terhadap
35
infeksi
hepatitis
Cacat Bawaan (kelainan
kongenital)
ii.
tubuh,
mempertahankan
Riska Restiani dan Ahmad Arif/ Hubungan Umur dan Paritas dengan kejadian BBLR/22-37
anatara umur dengan kejadian BBLR.
Machfoedz,
Ircham.
2007.
kejadian BBLR proposinya lebih
Metodologi Penelitian Bidang
tinggi
yang
Kesehatan, Keperawatan, dan
dibandingkan
Kebidanan, Penerbit Firamaya
terjadi
multipara
pada
ibu
(55,8%)
primipara (44,2%%) Secara statistik
tidak terdapat hubungan antara paritas
dengan krjadian BBLR.
Yogyakarta
Maryunani,
anik.
2009.
Asuhan
kegawatdaruratan dan Penyulit
Pada Neonatus. Penerbit buku
trans Info Media. Jakarta
Saran
Sebagai bahan masukan
sehingga
diharapkan
Mochtar,
dapat
Rusta.
Obstetri.
1998.
Sinopsis
Penerbit
buku
meningkatkan SDM dan fasilitas
Kedokteran EGC. Jakarta
kesehatan, dan juga memberikan
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu
pelayanan
yang
kebutuhan
sesuai
klien.
meningkatkan
dengan
Agar
dalam
lebih
pelayanan
Kebidanan. Penerbit yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Praworihardjo. Jakarta
kesehatan. Agar lebih meningkatkan
Saifudin, dkk. 2002. Buku Acuan
kembali dalam penelitian selanjutnya.
Nasional Pelayanan kesehatan
Daftar Pustaka
Maternal
Haniva,
2008.
Kegawatdaruratan
Obstetri dan Neonatal. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Notoatmodjo,Soekidjo.
Metodologi
Kesehatan.
2005.
penelitian
Penerbit
Buku
rineka Cipta. Jakarta
keluarga
Pendidikan
Kandungan
Berencana
Bidan.
Neonatal.
Penerbit Buku YBPSP. Jakarta
Wiknjosastro,
dkk.
kebidanan.
2006.
Penerbit
Ilmu
Buku
yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
http://id.wikipedi.org/wiki/bayi
http://kuliahbidan.wordpress.com/20
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan,
Penyakit
dan
dan
Untuk
08/07/16/;bayi-berat-lahirrendah-bblr/
http://grahacendikia.wordpress.com/
Penerbit
2009/04/02/faktor-faktor-yang-
Buku Kedokteran EGC. Jakarta
berhubungan-dengan-kejadian-
36
E-Jurnal Obstretika Vol 1 no 1 (Januari-Juni, 2013)
bayi-berat-lahir-rendah-bblrdirumah-sakit-xx/
http://ktiakbid.blogspot.com/2011/04/kt
i-gambaran-kasus-ibumelahirkan.html
37
Download