Pidato Dies Univ Islam Balitar 2007 - Suhardjono

advertisement
1
Universitas Islam Balitar
Lulusan
yang berdaya saing tinggi
Suhardjono
Orasi Ilmiah
Pada acara Dies Natalis VII dan Wisuda Sarjana S1 2007/2008
Universitas Islam Balitar
17 November 2007
suhardjono
2
Universitas Islam Balitar
Lulusan yang Berdaya Saing Tinggi
Suhardjono
Yang terhormat,
Rektor Universitas Islam Balitar yang saya hormati,
Para Anggota Senat, Pimpinan Universitas, Fakultas yang
terhormat,
Ketua dan Anggota Yayasan yang saya hormati,
Para Wisudawan/wisudawati yang berbahagia.
Ibu, dan bapak orang tua wisudawan, para undangan dan
hadiri yang mulyakan,
Assalamu’alikum Warahmatullah Wabarakatuh
Pendahuluan
Diundang untuk memberikan pidato ilmiah, terlebih lagi pada
acara yang sangat penting sebagaimana acara Ulang Tahun
yang ke tujuh sekaligus acara Wisuda Sarjana S1 Unversitas
Islam Balitar pagi ini, sungguh merupakan kehormatan.
Karena itulah, dengan perasaan tersanjung dan bangga, saya
sampaikan penghargaan dan terimakasih atas kepercayaan
dan kehormatan ini.
Namun, tidak mudah untuk dapat menyampaikan suatu
pesan dengan baik, di acara yang amat menyenangkan dan
meriah seperti pada acara wisuda pagi ini. Rasa hati dan
perhatian wisudawan dan wisudawati, terlebih lagi para
keluarganya, tentunya lebih memfokus kepada kebagiaan
yang sedang mereka terima. Jerih payah yang telah dilakukan
selama beberapa tahun, dirayakan pagi ini.
suhardjono
Universitas Islam Balitar
3
Karena itu, sangat penting bagi saya untuk memulai pidato ini
dengan
menyampaikan
selamat
kepada
semua
wisudawan/wisudawati beserta keluarganya. Semoga sukses
ini menjadi pijakan yang kokoh untuk sukses-sukses
berikutnya.
Dalam suasana yang ceria ini, saya mencoba urun rembug
untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana meningkatkan
mutu lulusan agar lebih berdaya saing tinggi?
Perubahan selalu terjadi
Bahwa di masa datang akan terjadi banyak perubahan, kita
semua maklum. Berbagai referensi mengungkapkan prakiraan
perubahan tersebut. Penggerak perubahan terbesar adalah
laju perkembangan ilmu dan teknologi di satu pihak dan
keterbatasan sumber-sumber kehidupan di lain pihak, serta
selalu adanya upaya dan kemampuan manusia dalam
mensiasati perubahan.
Menurut Ramelan (1990) salah satu inovasi iptek yang sangat
mengagumkan adalah pengembangan dan penggunaan
mikroelektronik yang berupa pengembangan peralatan yang
lebih kecil, lebih murah, lebih hemat enersi, lebih handal, dan
lebih berkecepatan tinggi. Teknologi itu menjadikan berbagai
produk baru dalam teknologi informatika dan komputer
makin berkemampuan untuk memudahkan
proses
komunikasi melalui berbagai bentuk dimensi suara, tulisan
dan gambar, serta menjadikan informasi menyebar semakin
cepat, berjangkuan makin luas dan makin murah.
Di masa datang, dampak pemanfaatan teknologi itu antara
lain adalah : a) gaya hidup teknologi canggih dengan tempo
suhardjono
Universitas Islam Balitar
4
yang lebih tinggi semakin meluas akibat dari meluasnya
otomatisasi dan meningkatnya pemanfaaatan komputer
pribadi; b) akibat penggunaan teknologi komputer, membawa
perubahan pola hubungan di tempat kerja maupun dalam
kehidupan bermasyarakat; c) otomatisasi dan pengendalian
jarak jauh akan meningkat menjadikan globalisasi wawasan
dan berbagai kegiatan akan meluas dan membawa terjadinya
perubahan kebutuhan jumlah dan mutu tenaga kerjadan d)
globalisasi dan saling ketergantungan baik nasional maupun
internasional akan meningkat (Parapak, 1990).
Untuk mampu bersaing di era globalisasi, tentu dibutuhkan
manusia-manusia dengan kualitas dan kompetensi tertentu.
Tilaar (1990) menyatakan masyarakat global menuntut dan
menghargai
inisiatif dan kreativitas, kerja keras serta
produktivitas. Mengacu pada tantangan dunia industri masa
datang, Harsono (1998) berpendapat perlunya tenaga yang: a)
memiliki jiwa enterprenuer; b) mampu berbahasa Inggris dan
atau bahasa internasional yang lain; c) memiliki etos kerja
yang tinggi dengan ditunjang
disiplin
diri; d) tanggap
terhadap setiap perkembangan
teknologi, arus globalisasi dan
informasi; serta e) berwawasan
luas sehingga mampu berkiprah
dalam komunitas global.
Berdasar pendapat di atas,
sangat jelas bahwa pasar kerja menuntut lulusan yang
memiliki kualitas yang khas agar mampu “survive” dan
berdaya saing tinggi.
suhardjono
5
Universitas Islam Balitar
Karena itu, lulusan Universitas Islam Balitar di samping
harus berkemampuan di bidang ilmuannya (hard skills)
mereka harus kompeten dalam kompetensi non akademik
(soft skills). Bukankah, berbagai penelitian menyatakan bahwa
kompetensi soft skill lebih memberikan andil besar dalam
sukses seseorang katimbang hardskillnya.
Apa yang dimaksud dengan soft skill?
Illah Sailah dalam naskah bukunya yang berjudul
Pengembangan Soft Skills di Perguruan Tinggi 2007, mengutip
definisi soft skill sebagai berikut:



Keterampilan seseorang
dalam berhubungan dengan
orang lain (inter-personal skills)
dan keterampilan dalam
mengatur dirinya sendiri
(intra-personal skills) yang
mampu mengembangkan
secara maksimal unjukkerja
(performans) seseorang1
soft skill, adalah
keterampilan
seseorang dalam
berhubungan
dengan
orang
Selanjutnya diberikan
yang termasuk
dalam
lain
(interketerampilan mengatur dirinya sendiri antara lain (a)
personal
skills)
transforming character, (b) transforming
beliefs, (c)
change
management, (d) stress management, (e) time management, (f)
creative thinking processes, (h) goal dan
settingketerampilan
and life purpose, (i)
acelerated learning techniques, dan lain-lain.
dalam mengatur
contoh2
Sedangkan contoh keterampilan dalam berhubungan
dirinya
sendiri
dengan orang lain di antaranya adalah (a) communication
skill, (b) relationship building, (c) motivation
skills, (d) leadership
(intra-personal
skills)
Personal and interpersonal behaviours that develop and maximize human
performance (dikutip dari Brethal) hlm 8
1
2
Dinyatakan sebagai pendapat Aribowo, hlm 9
suhardjono
Universitas Islam Balitar
6
skills, (e) self-marketing skills, (f) negotiatian
skills, (g)
presentation skills, (h) public speaking skills, dan lain lain
Menggunakan definisi di atas, tampak bahwa soft skill
merupakan bagian penting dari kompetensi seseorang untuk
dapat “berhasil” dalam hidupnya.
Tidak sedikit lulusan perguruan tinggi yang soft skillnya
terbatas, sehingga seringkali dikeluhkan oleh para
penggunanya. Padahal, pasar kerja menghendaki lulusan
yang mempunyai kompetensi tidak saja dalam penguasaan
dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (hard skill),
tetapi mereka harus mampu berkomunikasi, bekerja dalam
tim, bekerja mandiri dan berpikir analitis (soft skill).
Bila setiap profesi dituntut mempunyai hard skill yang
berbeda-beda, tidak demikian dengan soft skill, karena
keterampilan ini seharusnya dipunyai oleh semua orang,
apapun profesinya. Perhatikan daftar kemampuan soft skills
berikut
 Kejujuran
 Tanggung jawab
 Berlaku adil
 Kemampuan bekerja sama
 Kemampuan beradaptasi
 Kemampuan berkomunikasi
 Toleran
 Hormat terhadap sesama
 Kemampuan mengambil keputusan
 Kemampuan memecahkan masalah, dsb
suhardjono
7
Universitas Islam Balitar
Adakah hubungan soft skill dengan sukses seseorang?
Sukses seseorang tergantung pada kualitas soft skill yang
dipunyainya. Sehebat apapun bidang keilmuan yang
dikuasainya, bila ia tidak jujur, tidak bertangungjawab, tidak
mampu bekerjasama, dan sebagainya, tentu ”keberhasilan”
akan jauh darinya. Wajar bila Illah menyatakan3 urunan hard
skill terhadap sukses lulusan perguruan tinggi hanya sekitar
20%.
Hal senada dinyatakan oleh Presiden Direktur WOM Finance,
Benny Wenas. Menurutnya, tidak ada sukses yang instan. Ia
menyebutkan, selama ini, orang (mahasiswa dan sarjana)
diajari hard skill, tapi soft skill kurang. Mereka pintar, nilai
akademiknya tinggi, tapi kemampuan membina human
relations, misalnya, sangat rendah. ''Padahal, orang tidak hanya
harus pintar sekolah dan pintar kerja, tapi juga harus pintar hidup.
Tidak hanya harus punya hard skill, tapi juga soft skill. Hanya orangorang yang mempunyai hard skill dan soft skill sekaligus, yang akan
bisa merengkuh sukses yang berkelanjutan,'' tegasnya.
Apa saja atribut soft skill?
Bagaimana kita dapat mengetahui apakah seseorang telah
memiliki soft skill?
Kompetensi soft skill sebagai juga
kompetensi yang lain (hard skill, kognitif, motorik) baru dapat
dievaluasi dari perilaku yang menampak.
G. Suprayitno (2006) dalam suatu paparan tentang soft skill
menyatakan ada 25 atribut soft skill yang paling banyak
dibicarakan, yaitu:
1.
3
Oral/spoken communication skills: Both one-on-one and in groups
(e.g., presentations). Do you just listen, or do you get invited to speak
at gatherings?
Illah hlm 4
suhardjono
Universitas Islam Balitar
8
2.
Written communication skills: Both printed and online written
work, including reports, letters and email. Do you always use the
phone, or has your work been published?
3.
Honesty: Being truthful and having integrity. Do you always tell
people, "I never lie," or do your friends entrust you with their keys and
money at parties?
4.
Teamwork/collaboration skills: Working with others to accomplish
tasks. Do you think working in groups wastes your time or encourages
your best work?
5.
Self-motivation/initiative: Doing things without needing to be told
or persuaded. Are your projects always due last week, or did your class
project go public already?
6.
Work ethic/dependability: Being thorough and accurate so
colleagues can count on you. Do you think someone else can fix it, or
do your friends ask you to balance their checkbooks?
7.
Critical thinking: Challenging things when appropriate and
proposing alternatives to consider. Do you think everything you see or
hear is true, or do policymakers call you for advice?
8.
Risk-taking skills: Taking a considered chance on something new,
different or unknown. Do you think taking risks is too risky, or do your
friends earn great returns on your investment advice?
9.
Flexibility/adaptability: Going with the flow and adjusting with
unforeseen circumstances. Do you keep the rulebook on your bedside
table, or do your friends admire the way you handled both traffic court
and the Royal Court?
10. Leadership skills: Guiding and supporting others in order to
accomplish something. Do you think leaders are megalomaniacs, or are
you asked to chair committee meetings?
11. Interpersonal skills: Relating with other people and communicating
with them in everyday interactions. Do you like to be alone, or do you
aspire to be the next Oprah Winfrey or Jay Leno?
12. Working under pressure: Handling the stress that accompanies
deadlines and other limitations or constraints. Do you handle deadlines
by ignoring them or by doing your most creative work under pressure?
suhardjono
Universitas Islam Balitar
9
13. Questioning skills: Asking questions in order to learn or clarify
something. Do you already know all the answers, or is your nickname
Detective Colombo?
14. Creativity: Having the imagination to come up with new or off-thebeaten-path ideas. Do think it's all been done before, or did you earn a
patent and win an art prize in grade school?
15. Influencing skills: Persuading others to think about or adopt a
different point of view. Would you rather die than sell, or do you want
the air conditioner franchise in Nome?
16. Research skills: Gathering information in order to study or answer
questions. Are your papers based on what you see on FOX News, or
did you wear out your library card?
17. Organization skills: Being organized and methodical, especially in
work-related situations. Do you celebrate random actions all day every
day, or did NASA ask you to help plan the Mars missions?
18. Problem-solving skills: Analyzing the potential causes of a problem
and coming up with a solution. Do people ask you to leave the problem
to them or to help them find the solution?
19. Multicultural skills: Understanding and relating to people who are
different from you, perhaps by using a second language. Are all your
friends just like you, or when someone says, "hello," do you need to
think for a moment about what language to reply in?
20. Computer skills: Using basic word-processing, spreadsheet and
presentation software as well as the Internet. Do you always get
someone to help you, or are you the one providing the help and advice?
21. Academic/learning skills: Learning new things quickly and
thoroughly, and being willing to learn continuously. Are you taking
basic geology for the third time, or did you start taking post-grad
courses sophomore year?
22. Detail orientation: Making sure that even the little things are done
and done correctly. Do you specialize in big-picture thinking, or do
your friends ask you to plan their weddings?
suhardjono
10
Universitas Islam Balitar
23. Quantitative skills: Compiling and using numbers to study an issue
or answer a question. "Numbers are for geeks," or "Metrics are my
life"?
24. Teaching/training skills: Showing other people how to do something
in a way that allows them to learn quickly and thoroughly. Do you
think everyone should figure things out for themselves, or do you get
asked to help teach your friends?
25. Time management skills: Using your time wisely and consistently
staying on schedule and meeting deadlines. Did you take this quiz
instead of finishing your assignment, or are you taking this while
checking email between classes?
Soft skill juga dimaksudkan sebagai strategi kognitif, yang
merupakan kompetensi tertinggi dari domain kognitif.
Strategi kognitif merupakan kemampuan internal yang
terorganisasi
yang dapat membantu
seseorang dalam
belajar,
berpikir
dan
Perubahan …
memecahkan masalah, serta
Perubahan …
mengambil keputusan. Strategi
Kognitif
Kognitif
(pengetahuan)
(pengetahuan)
afektif
kognitif tidak
berhubungan
Afektif
(sikap)
afektif
Afektif (sikap)
Motorik
kognitif
Motorik
dengan materi bidang ilmu,
(keterampilan)
kognitif
(keterampilan)
motorik
tetapi
berkait
dengan
(a)
motorik
keterampilan dalam pemecahan
masalah, (b) keterampilan dalam
pengambilan keputusan, (c) keterampilan berpikir kritis, dan
(d) keterampilan berpikir kreatif.4
Soft skills ?
Soft skills ?
Strategi kognitif
Strategi kognitif
Hard skills ?
Hard skills ?
Paulina Pannnen, Strategi Kognitif, Mengajar di Perguruan Tinggi, PAU untuk P3AI
Dirjen Dikti. Hlm 5-8.
4
suhardjono
Universitas Islam Balitar
11
Apa benar IQ tinggi, jamninan sukses?
Ada anggapan jika seseorang memiliki tingkat kecerdasan
intelektual (IQ) yang tinggi, maka orang tersebut telah
memiliki peluang untuk meraih kesuksesan yang lebih besar
dibanding orang lain. Pada kenyataannya, terdapat banyak
kasus di mana seseorang dengan tingkat kecerdasan
intelektual tinggi,
tersisih oleh mereka
yang tingkat
kecerdasan intelektualnya lebih rendah. Ternyata timgginya
IQ (Intelligence Quotient) tidak menjamin seseorang akan
meraih kesuksesan.
IQ tidak dapat berkembang. Jika seseorang terlahir dengan
kondisi IQ tertentu, maka IQ-nya tidak dapat bertambah
maupun berkurang. Artinya, seseorang dengan kecerdasan
intelektual (IQ) yang cukup, adalah sia-sia bila mencoba
untuk mempunyai IQ yang superior. Hal itu berbeda dengan
Kecerdasan Emosional (EQ) dapat dikembangkan dengan
melalui belajar.
Kecerdasan Emosional (EQ) tumbuh seiring dengan
pertumbuhan
seseorang,
sejak
lahir
hingga
ajal.
Pertumbuhannya EQ terutama dipengaruhi oleh lingkungan,
keluarga, pendidikan dan pengalamannya. Kecerdasan Emosi
(yang dapat pula disebut sebagai soft skills) menyangkut
banyak aspek di antaranya berupa kemampuan dan kemauan
untuk :





melalukan persahabatan yang hangat dan saling
menghargai
kerja dalam kelompok secara harmonis
komunikasi, berbicara dan mendengarkan secara efektif
menerapkan sportivitas dalam berprestasi
berempati pada sesama
suhardjono
12
Universitas Islam Balitar





memecahkan masalah, konflik secara arif dan bijak
membangkitkan rasa humor
memotivasi diri dan sejawatnya
menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri
menjalin keakraban, dll
Bagaimana agar lulusan lebih berdaya saing tinggi?
Mengacu pada pentingnya kompetensi soft skill
dalam sukses seseorang, maka lulusan
Universitas Islam Balitar -bila ingin lebih
berdaya saing- harus mampu meningkatkan
soft skillnya.
Mereka harus mampu, membelajarkan dirinya
untuk menjadi “KAKAP BESAR”. Yaitu menjadi lulusan
yang Kreatif, Analisis, Kritis, dan berkemampuan meng-Ambil
Keputusan. Mereka harus pula mampu BElajar sepanjang hayat,
ber-Sikap positif, Aktip-disiplin, dan Rasional.
Seseorang dengan IQ yang tinggi, dan ditambah pula dengan
EQ yang tinggi maka orang tersebut akan lebih mampu
menguasai keadaan, dan merebut setiap peluang yang ada.
Lulusan dengan mutu seperti itu, tentu merupakan lulusan
yang lebih berdaya saing.
Apa yang dapat dilakukan agar dapat menjadi lulusan
dengan kualitas yang seperti itu?
Untuk itulah, bila kita ingin meningkatkan mutu diri, agar
mampu menjadi lulusan yang berdaya saing, maka kita harus
terus-menerus belajar. Karena itu diperlukan kemauan dan
kemampuan untuk belajar sepanjang hayat. Sukses belajar
terjadi bila kita mau dan mampu belajar.
suhardjono
Universitas Islam Balitar
13
Bagaimana meningkatkan
kemauan belajar?
Kemauan belajar dan kemampuan
belajar, dapat ditingkatkan oleh
dan untuk diri kita sendiri.
Berikut beberapa tip kecil untuk
dapat meningkatkan kemampuan
yang bermakna itu.

Mengetahui manfaat yang akan didapat, motivasi belajar
akan meningkat.
Kemauan belajar dapat kita tingkatkan bila kita mengetahui apa
manfaat yang akan diperoleh dari hal yang dipelajari. Untuk itu,
setiap kali akan belajar, ketahui terlebih dahulu apa untungnya
mempelajari hal itu. Atau ciptakan sendiri “manfaat” itu dalam
pikiran kita. Pikirkan selalu hal-hal yang menyenangkan yang akan
Anda peroleh.

Semangatkan pikiran Anda melalui gerakan, sikap tubuh,
dan mimik wajah yang penuh enersi.
Motivasi yang telah muncul, harus diperkuat dengan pikiran yang
bersemangat. Untuk itu buatlah aktivitas fisik yang juga
bersemangat. Bagaimana mungkin, pikiran akan bersemangat, bila
Anda duduk loyo, bertopang dagu, bermata sayu. Semangatkan fisik
Anda. “pasang” mimik muka menjadi mimik muka orang paling
cerdas, duduklah dengan percaya diri, berdirilah dengan tegap.

Anda dituntut kreatif, mulailah dari tatanan
belajarAnda.
kamar
Bersamaan dengan itu ciptakan lingkungan belajar yang
membangkitkan gairah. Bila Anda menyukai, dengarkan musik
lembut sambil belajar, pasang foto istri (atau foto orang tua, atau
foto Anda sendiri waktu berhasil mendaki gunung Semeru,) di meja
belajar, buatlah hati Anda bangga dan gembira. Pokoknya, tatalah
suhardjono
14
Universitas Islam Balitar
ruang belajar Anda semau Anda. Yang penting Anda makin krasan,
gairah dan asyik untuk belajar.

Terapkanlah pikiran rasional: bahwa yang paling
berperan, paling bertanggung jawab, paling mampu untuk
merubah kualitas diri, adalah diri sendiri.
Anda juga dituntut menjadi
seorang yang bersikap
positif. Terapkan mulai
sekarang.
RIGHT ATTITUDE
RIGHT ATTITUDE
R eality, risk taking, and responsibility
R eality, risk taking, and responsibility
I magination, innovating, and integrity
Jangan melihat sesuatu dari
I magination, innovating, and integrity
segi jeleknya saja, jangan
G oals-oriented, graciousness, and greatness
G oals-oriented, graciousness, and greatness
selalu mengeluh, jangan
H abits health, and humor
H abits health, and humor
menarik perhatian dengan
T ime thinking, and trusting
T ime thinking, and trusting
membuat orang kasihan
pada diri Anda. Mulai
berpikir dan bertindak
positif. Kegagalan (yang
boleh terjadi) adalah sukses yang tertunda. Setiap musibah pasti ada
hikmahnya. Setiap pribadi pasti mempunyai sisi yang baik dan
bermanfaaat.

Jangan lupa berdoa
Jangan lupa untuk selalu memohon perkenan, bantuan, ijin dalam
mencari pengetahuan dan kebijaksanaan dari Yang Maha
Berpengetahuan dan Yang Maha Bijaksana.
Ringkasnya, belajar harus dimulai dari kemauan untuk belajar yang
timbul dalam diri. Untuk memunculkan kemauan perlu diketahui
apa manfaat yang akan didapat dari hal yang dipelajari. Kemudian
tambahkan semangat dan kegembiraan pikiran melalui sikap,
perilaku fisik yang penuh enersi dan lingkungan yang
menyenangkan. Mulailah bersikap positif, jangan takut gagal,
berpikirlah rasional. Dan jangan lupa selalu memohon bantuan-Nya,
melalui doa dan tindakan.
suhardjono
Universitas Islam Balitar
15
Bagaimana Meningkatkan Keterampilan Belajar?
Bertinju tidak hanya berbekal semangat, tetapi butuh
keterampilan. Demikian juga halnya dengan belajar.
Semangat, motivasi dan stamina merupakan modal dasar
yang harus dilengkapi dengan berbagai keterampilan (untuk)
belajar.
Apa keterampilan belajar yang seharusnya kita dikuasai?
Kegiatan utama dalam belajar adalah : mencatat, mendengar,
membaca, mengumpulkan informasi / berkumnukasi dengan
informasi, mengingat, dan bertanya.
Ketrampilan di atas, harus terus menerus ditingkatkan. Berikut
beberapa saran praktis:
a. Keterampilan dalam membuat catatan. Ada bermacammacam teknik/model dalam membuat catatan. Ada yang
mencacat rapi hal-hal penting, ada yang berupaya mencacat
sebanyak mungkin informasi, ada pula yang catatannya seperti
coretan dan penuh gambar, dan lain-lain.
Ada teknik mencatat yang
Saya punya enam pelayan yang jujur.
efektif, yaitu menggunaan
Merekalah yang mengajari saya tentang
peta pikiran (atau pada
semua yang saya ketahui. Nama-nama
beberapa referensi disebut
mereka adalah Apa , Mengapa, Kapan,
sebagai peta kognitif, concept
Bagaimana, Di mana, dan Siapa.
(Rudyard Kipling; The Elephant
mapping). Melalui cacatan
Child).
semacam itu, mahasiswa
diajarkan ketrampilan
berpikir dalam (1)
menetapkan tema utama, (2) memilah-milah sub tema, (3)
menjelaskan hubungan antar konsep, (4) menetapkan kata kunci,
(5) berpikir efisien, (6) dan berpikir serta mengungkapkannya
secara menyeluruh dalam satu halaman catatan, serta (7) mereka
belajar brainstroming.
suhardjono
Universitas Islam Balitar
16
b. Keterampilan menjadi pendengar yang cerdas. Beberapa
bacaan menyatakan ciri pendengar yang cerdas adalah (a) sikap
fisiknya mengekspresikan semangat dan perhatian terhadap
pembicara, (b) selama mendengar mengupayakan mengkaitkan
secara bermakna informasi yang diterima dengan pengetahuan
yang telah dipunyainya, (c) sambil mendengarkan membuat
pertanyaan-pertanyaan terhadap informasi yang didengarnya –
gunakan enam pelayan Anda yang jujur --, dan (d) berupaya untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tanya-jawab, diskusi atau
demontrasi bila dilakukan.
c. Keterampilan membaca cepat dan akurat. Hal yang dapat
dilakukan untuk menjadi pembaca yang efektif adalah : (a)
jangan membaca kata-demi kata, bacalah kalimatnya, bacalah
gagasan-gagasannya. (b) baca lebih dulu, secara selintas isi
keseluruhan buku atau bab yang akan dibaca, untuk mendapat
gambaran umum
Kiat membaca-cepat
tentang isi bacaan,
1.
Pastikan dahulu informasi apa yang Anda carai
gunakan
daftar
2.
Letakkan buku Anda sejauh 50 cm dari mata: cukup
isi, atau ringkasan
untuk melihat seluruh halaman.
bila tersedia, (c)
3.
Gerakkan telunjuk Anda ke bawah ditengah-tengah
gunakan jari atau
halaman. Dengan mata, lihatlah tepat di atas ujung jari.
benda lain sebagai
4.
Gerakkan jari dengan cepat sehingga Anda tidak punya
penunjuk,
(d)
waktu untuk berhenti pada setiap huruf dan
buat
cacatanmengucapkannya
catatan
selama
atau pada akhir membaca –gunakan misalnya model peta pikirandan kemudian rangkumlah isi bacaan dan gunakan
‘pengingat’ tertentu.
d. Keterampilan berkomunikasi, mencari dan menghimpun
informasi. Keterampilan ini merupakan gabungan dari (a)
kemampuan memakai sumber-sumber informasi –perpustakaan,
internet, CD-Rom, (b) kemampuan berbahasa, baik bahasa
Indonesia maupun bahasa asing, (c) kemampuan berkomunikasi
baik lisan (berbincang santai, bertanya, menjawab pertanyaan,
suhardjono
17
Universitas Islam Balitar
menyampaikan pidato, dll) maupun tertulis (membina sahabat
pena, mengirim e-mail, dll)., (d) kerapihan dan ketertiban dalam
mendokumentasi, dan menyimpan informasi, (perlunya sistem
arsip, pengkodean, dll)
e.
Keterampilan
mengingat
f.
Keterampilan bertanya.
.
Semakin luas Anda mengkaitDalam belajar banyak hal harus
kaitkan berbagai hal, semakin
diingat.
Karena daya ingat
banyak Anda belajar.
terbatas, maka berbagai cara
dipakai untuk dapat mengingat
dengan lebih baik. Di antaranya
yang kita kenal adalah penggunaan Singkatan-Akronim. Banyak
cara lain untuk meningkatkan daya ingat, seperti: analogi, sistem
cantol, metode lokasi, gunakan asosiasi, jembatan keledai, dll.
Kemampuan untuk bertanya,
memang harus dilatih. Untuk itu biasakan untuk membuat 1-2
buah pertanyaan, baik dalam hati, ditulis, ataupun langsung
disampaikan dalam setiap kegiatan mengikuti pembelajaran,
membaca buku, mendengarkan seminar, dll,
Rangkuman

Di masa datang, makin banyak terjadi perubahan, makin
banyak persaingan yang menuntut lulusan dengan daya
saing yang lebih tinggi.

Lulusan perguruan tinggi tidak sedikit yang soft skillnya
terbatas, sehingga seringkali dikeluhkan oleh para
penggunanya. Sementara itu, pasar kerja menghendaki
lulusan perguruan tinggi yang mempunyai kompetensi
tidak saja
dalam penguasaan dan penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi (hard skill), tetapi mereka harus
mampu berkomunikasi, bekerja dalam tim, bekerja mandiri
dan berpikir analitis (soft skill).
suhardjono
Universitas Islam Balitar

18
Soft skill merupakan bagian penting dari kompetensi
seseorang untuk dapat “berhasil” dalam hidupnya. Bila
setiap profesi dituntut mempunyai hard skill yang berbedabeda, tidak demikian dengan soft skill, karena keterampilan
ini merupakan kompetensi (keterampilan,skills) yang
seharusnya dipunyai oleh semua orang, apapun
profesinya.

Jika seseorang terlahir dengan kondisi IQ tertentu, maka
IQ-nya tidak dapat bertambah maupun berkurang. Artinya,
seseorang dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang cukup,
adalah sia-sia bila mencoba untuk mempunyai IQ yang
superior. Hal itu berbeda dengan Kecerdasan Emosional
(EQ = soft skill) yang dapat dikembangkan
dengan melalui belajar.

Mengacu pada pentingnya kompetensi soft
skill dalam sukses seseorang, maka lulusan
Universitas Islam Balitar -bila ingin lebih
berdaya saing- harus mampu meningkatkan
soft skillnya.

Mereka harus mampu, membelajarkan dirinya untuk
menjadi “KAKAP BESAR”. Yaitu menjadi lulusan yang
Kreatif, Analisis, Kritis, dan berkemampuan meng-Ambil
Keputusan. Mereka harus pula mampu BElajar sepanjang
hayat, ber-Sikap positif, Aktip-disiplin, dan Rasional.

Peningkatan mutu diri, harus dilakukan dengan terus
menerus membelajaran diri. Belajar hendaknya menjadi
kebutuhan sepanjang hidup. Agar belajar dapat berhasil
dengan sukses perlu
ditingkatkan kemauan dan
kemampuan belajar.
suhardjono
Universitas Islam Balitar
19

Menjadi lulusan yang lebih berdaya saing tinggi, kunci
suksesnya, sederhana. Yaitu : Tingkatkan kompetensi
softskill Anda, dengan melalui belajar terus menerus
sepanjang hayat, dan agar belajarnya sukses, gabungkan
selalu kemauan dan keterampilan belajar Anda.

Selamat menjadi lulusan yang jauh lebih sukses.
Bacaan :
DePorter, Bobby dan Mike Hernaki (1992) Quatum Learning : Membiasakan
Belajar
Nyaman
dan
Menyenangkan.
Terjemahan
Alwiyah
Abdulrachman Bandung: Kaifa.
DePorter, Bobby , dkk (1999) Quatum Teaching : Mempraktekan Quatum
Learning di Ruang-ruang Kelas. Terjemahan Ary Nilandari Bandung:
Kaifa.
Gordon Dryden dan Jeannette Vos (2002). Revolusi Cara Belajar: belajar akan
efektif kalau Anda dalam keadaan “fun”. Terjemahan Achmad Baiquini.
Bandung: Kaifa.
Harsono (1998). Pokok-pokok pikiran tentang pengembangan kurikulum dalam
upaya meningkatkan daya saing lulusan dalam komunitas global. Makalah
disajikan pada Seminar Nasional Profil Pendidikan Sains, Teknologi,
dan Humaniora di Indonesia pada Era Insdustrialisasi dan
Globalisasai, 19 Nopember 1994.
Illah Sailah (2006) Perubahan Pardidma di Perguruan Tinggi, Makalah pada
Pelatihan Pengembangan Soft Skills, Mahasiswa Dit.Kelembagaan
DIKTI, Desember 2006
Paulina Pannnen, (2000) Strategi Kognitif, Mengajar di Perguruan Tinggi,
PAU untuk P3AI Dirjen Dikti
Ramelan, Rahadi. 1990. Kecenderungan Teknologi dan Tantangan Bagi
Indonesia, dalam Bob Widyahartono, dkk (ed). 1990. Indonesia Dalam
Era Globalisasi. Jakarta : Bank Summa.
suhardjono
20
Universitas Islam Balitar
Suhardjono (2003), Meningkatkan Mutu Proses Pembelajaran untuk
Menghadapi AFTA 2003, Pidato Ilmiah Pada acara Wisuda Sarjana
Tahun 2002/2003 Universitas Merdeka Madiun
Suhardjono (2005). Mengajar dengan Lebih Menyenangkan, makalah pada
pelatihan Manajemen Pembelajaran PHK A2 Jurusan Teknik Sipil
UMM 2005
Suhardjono (2005) Lulusan yang berdaya saing tinggi. Pidato ilmiah Wisuda
STTM 2005.
Suhardjono (2007) , Softskill, apa dan bagaimana, Makalah pada diskusi
penyusunan buku softskill PT, Dirjen Dikti.
Suprayitno. G, 2006, Aspek-aspek soft sight organisasi dan individu, makalah
disampaikan pada Pelatihan dan lokakarya Pengembangan soft skills
di Perguruan Tinggi Surabaya, 3 Desember 2006
Data Diri Pemakalah
Prof. Dr. Ir. H. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE, lahir di
Kebumen, Maret 1946. Lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil
Universitas Brawijaya pada tahun 1972, memperoleh Diploma
on Hydraulic Engineering dari International Institute of
Hydraulic Engineering
TH Delft, Nederland (1977),
menyelesaikan Magister Kependidikan dari IKIP Jakarta pada
tahun 1982, dan Doktor Kependidikan bidang Studi Teknologi Pembelajaran
di tahun 1990 di IKIP Malang. Jabatan sebagai Guru Besar Ilmu Metode
Penelitian diperoleh pada tahun 2000 di Universitas Brawijaya Malang. .
Mengikuti pendidikan tambahan, dalam bidang kependidikan dan
pengembangan sumber daya air baik di dalam maupun di luar negeri,
antara lain di University of Newcastle, Inggris (1997), International Institute
for Infrastructural, Hydraulic and Enviromental Engineering, Manila (1996),
State University of New York at Albany, USA (1988), University of
Southern California, Los Angeles, USA (1980).
Pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Pengembangan Aktivitas
Instruksional (P3AI) Universitas Brawijaya (1986-2001), Dekan Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya (1982-1985 dan 2001-2005). Menulis berbagai
buku tentang pendidikan, penelitian dan peningkatan SDM.
suhardjono
Download