Hukum Islam - Jurusan Matematika

advertisement
BAHAN AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oleh :
Budi Rudianto
Jurusan Matematika
Fakultas MIPA
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
Mata Kuliah
: Pendidikan Agama Islam
Semester
: Genap/Ganjil
Kompetensi
: Menjadi ilmuan dan profesional yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia dan memiliki etos kerja,
serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan.
TEMU
MATERI
SUB BAHASAN
I
Pendahuluan
A.
B.
C.
D.
Pengertian
Landasan dan Kedudukan
Tujuan dan Kompetensi
Metode dan Materi Kuliah
II
Ketuhanan dan Alam
Semesta
A.
B.
C.
D.
E.
Kecenderungan manusia untuk bertuhan
Konsep ketuhanan
Tuhan sebagai Wajibul Wujud
Keesaan Tuhan
Konsep Alam Semesta 1)
III
Agama dan Agama
Islam
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian Agama dan AgamaIslam
Pokok2 ajaran Agama Islam 2)
Fungsi Agama Islam
Pendekatan Studi Islam
Islam Rahmatan Lil’Alamin
Alasan Masuk Islam 3)
IV
Sumber Ajaran Agama Islam
A. Al Quran
B. Hadis/Sunah
C. Ijtihad
V
Hakekat Manusia Menurut
Islam
A. Konsep Manusia
B. Eksistensi dan Martabat Manusia 5)
C. Tugas dan Fungsi Manusia 6)
VI
Hukum dan Syariah
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian Hukum dan Hukum Islam
Fungsi dan Tujuan
Prinsip Syariah
Karekteristik
Ruang Lingkup
VII
Pernikahan dan
Pembentukan Keluarga
Sakinah
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Pengertian
Mencari Jodoh, Meminang
Tujuan & Fungsi
Hukum & Dasar pernikahan
Rukun & Syarat
Al Muharramat
Thalaq
Kasus-kasus Pernikahan : ta’liq thalaq,
perkawinan campuran, nikah hamil,
perjanjian pernikahan,, kawin kontrak
dan nikah siri.
I. Pokok2 Pembentukan keluarga Sakinah
VIII
UTS
IX
Akhlak
A.
B.
C.
D.
E.
F.
X
Akhlak dalam
berbisnis
A. Pengertian dan prinsip dasar ekonomi Islam
B. Akhlak dalam produksi, sirkulasi, konsumsi dan
distribusi
C. Jual beli, gadai, asuransi, bank, koperasi dan
undian menurut islam
XI
HAM dan demokrasi
dalam Islam
A.
B.
C.
D.
Pengertian HAM dan demokrasi
HAM menurut Islam dan Barat 8)
Demokrasi menurut Islam dan Barat 9)
Musyawarah dalam Islam
XII
Islam,iptek, dan Seni
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Pengertian
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Iptek dalam narasi Al Quran dan Hadis
Perkembangan iptek di dunia islam
Islam dan iptek kontemporer
Islam dan Seni
Pengertian
Etika, Moral dan Akhlak
Pembagian Akhlak
Ruang Lingkup
Kedudukan Akhlak
Pembinaan Akhlak dalam kehidupan seharihari
XIII Kerukunan Umat Beragama A. Pengertian, tujuan, latar belakang dan pola
pembinaan
B. Tipologi keagamaan masyarakat 4)
C. Ketentuan-ketentuan dan pelaksanaan
kerukunan umat beragama 10)
D. Pokok-Pokok ajaran Islam tentang KUB
XIV Sistem Politik Islam
A.
B.
C.
D.
XV
A. Pengertian dan kedudukan
B. Ciri-ciri orang bertaqwa
C. Ruang Lingkup
Taqwa
Pengertian
Prinsip dasar
Kepemimpinan dalam Islam
Kontribusi umat Islam dalam perpolitikan
nasional
E. Masyarakat madani
XVI UAS
Tambahan
A. Materi Perkuliahan
1. Termasuk astronomi dan Isra’ Mi’raj
2. Aqidah, Syariah, dan Akhlak
3. Alasan mengapa masuk islam
4. Tipologi Keagamaan Masyarakat (ekslusivisme, inklusivisme, pluralisme,
eklektivisme, universalisme)
5. Siapakah manusia, persamaan dan kelebihan manusia dari makhluk lain
6. Tujuan penciptaan manusia, fungsi dan peran yang diberikan Allah kepada
manusia
7. Pengertian : Hukum Islam, Syariah, Syara’, Fiqh, Qanun
8 Persamaan HAM menurut Barat, Islam dan Pancasila /UUD 1945
9. Demokrasi menurut barat, Islam dan Pancasila / UUD 1945
10. - Peraturan bersama Menag dan Mendagri No.9 Tahun 2006 tgl. 21 Maret 2006
tentang pendirian tempat ibadah
- SKB Menag, Mendagri dan kejaksanaan Agung tentang Ahmadiyah
B. Metode
Perkuliahan menggunakan metode pendekatan filologi, phenomenologi, semantik,
histerografi, hermaunitik, deskriptif.
C. Tugas, UTS, UAS
Pembuatan tugas, UTS, UAS dilaksanakan dengan diskusi, pembuatan resume
perkuliahan, makalah dan presentasi
MODUL I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan ajaran Islam, bersikap inklusif, rasional dan
filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan
kerjasama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional (UU No. 2 Tahun 1989).
B. Landasan dan kedudukan
1. Landasan
- Landasan filosofis berupa butir-butir yang terdapat dalam Pancasila dan kandungan
yang termaktub dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
- Landasan yuridis adalah Undang-undang Dasar 1945 terutama pasal 29
ketetapan yang dihasilkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
- Landasan historis berupa politik pendidikan nasional yang bertujuan menciptakan
insane akademis yang beriman dan bertakwa terhadapTuhan Yang Maha Esa.
2. Kedudukan
a. Sebagai komponen MKPK (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian)
b. Wajib diambil oleh setiap mahasiswa Program Sarjana
C. Tujuan & Kompetensi yang diharapkan
1) Tujuan
Berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
, jawab (UU SPN No. 20 Tahun 2003 pasal 3)
2) Kompetensi yang diharapkan
Membuahkan sikap mental cerdas, penuh tanggung jawab dengan perilaku:
1. Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT
2. Berbudi luhur, berpikir logis
3. Bersikap rasional, dinamis
4. Berpandangan luas, partisipasi antar umat beragama
5. Aktif memanfaatkan iptek dan seni untuk kepentingan nasional
D. Metode dan materi
1. Metode
a. Ilmiah (filologi, phemomenologi, semantik, misterografi, hermeunitik dan
deskriptif. )
b. Teologis,
c. Aktisisme
Ketiganya diberikan secara holistik.
2. Materi kuliah
1. Pendahuluan :
Pengertian, landasan dan kedudukan, tujuan dan kompetensi, metode dan materi.
2. Ketuhanan dan alam semesta :
Kecenderungan manusia untuk bertuhan, konsep ketuhanan, konsep ketuhanan
dalam Islam, konsep alam semesta.
3. Agama dan agama Islam :
Pengertian agama dan agama Islam, klasifikasi agama, pokok-pokok ajaran
agama Islam, peran agama dalam kehidupan sehari-hari
4. Sumber ajaran agama Islam :
Al-Qur’an, Al Sunnah dan Ijtihad.
5. Hakikat manusia menurut Islam :
Konsep manusia, (siapakah manusia, persamaan dan
perbedaan manusia
dengan makhluk lain), eksistensi dan martabat manusia (tujuan penciptaan
manusia, fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia), tanggung
jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah (tanggung jawab manusia
sebagai hamba Allah, dan sebagai khalifah Allah).
6. Hukum dan Syariah :
Pengertian hukum dan hukum Islam, fungsi dan tujuan, prinsip syariah, karakteristik, dan
ruang lingkup.
7. Pernikahan dan pembentukan keluarga sakinah :
Pengertian, tujuan dan fungsi, mencari jodoh dan meminang, hukum dan dasar pernikahan,
rukun dan syarat, al muharramat, thalaq, kasus-kasus pernikahan (ta’liq thalaq, perkawinan
campuran, nikah hamil, perjanjian pernikahan, kawin kontrak), dan pokok-pokok
pembentukan keluarga sakinah.
8. Akhlak :
Pengertian , etika, moral dan akhlak, pembagian akhlak, ruang lingkup, kedudukan akhlak,
pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
9. Akhlak dalam berbisnis :
Pengertian dan prinsip dasr ekonomi Islam, akhlak dalam produksi, sirkulasi, konsumsi dn
distribusi, jual beli, gadai, asuransi, bank, koperasi, dan undian menurut Islam
10. HAM dan demokrasi dalam Islam :
Pengertian HAM dan demokrasi, HAM menurut Islam dan Barat, Demokrasi menurut Islam
dan Barat, Musyawarah dalam Islam
11. Islam, iptek dan seni :
Pengertian, Islam dan Ilmu pengetahuan, iptek dalam narasi Al Quran dan Hadis,
perkembangan iptek di dunia Islam, Islam dan iptek kontemporer, Islam dan seni.
12. Kerukunan umat beragama :
Pengertian, tujuan, latar belakang, landasan dan pola pembinaan, kondisi
keberagamaan di Indonesia, ktentuan-ketentuan dan pelaksanaan kerukunan
umat beragama, pokok-pokok ajaran Islam tentang KUB
13. Sistem politik Islam :
Pengertian, prinsip dasar, sistim politik Islam, kepemimpinan dalam Islam,
kontribusi umat Islam dalam perpolitikan Nasional
14. Taqwa :
Pengertian dan kedudukan, ciri-ciri orang bertakwa, ruang lingkup
MODUL II
KETUHANAN DAN ALAM SEMESTA
A.
Kecenderungan Manusia Untuk Bertuhan


Fitrah
Masalah Tauhid atau ketuhanan dianggap sebagai masalah fitrah, sehingga
tidak perlu lagi dicari dalilnya, karena ia merupakan bagian dari fitrah (ciptaan)
manusia.
Surat Rum 30 : 30 : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
sebagai fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atasnya. Tidak ada
perubahan pada ciptaan (fitrah) Allah.”
Surat Al-Araf 7 : 172 : “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi
anak-anak Adam keturunan mereka dan mengambil kesaksian dari mereka
atas diri mereka sendiri, Bukankah Aku ini Tuhan kalian ? Seraya mereka
menjawab, Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami
lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan, Sesungguhnya
kami lengah atas ini (wujud Allah).”
Lihat pula QS. Al-An’am 6 : 74-79; tentang kisah Nabi Ibrahim tentang
pengembaraan rasionalnya dalam mencari Tuhan.
1.
2.
3.
B. Konsep Tuhan
Tuhan disebut "ilahun", artinya penggerak, motivator, yang dipatuhi dan ditaati.
Kata Tuhan juga merujuk kepada suatu Zat Abadi dan Supernatural, biasanya
dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat raya.
‫ (الجاثية‬.‫ون‬
َِ ‫ل تَذَك َُر‬
َِ َ‫اّلل أَف‬
َِ ِ‫( بَ ْعد‬45:23)
Ditinjau dari sudut Perbandingan Agama Tuhan ialah sesuatu, apa atau siapa
yang dipentingkan sedemikian rupa oleh manusia, sehingga ia membiarkan
dirinya dikuasai (didominir) oleh yang dipentingkannya itu.
َ َ ‫ن ات َ َخ ِذَ إلَ َه ِهُ َه َوا ُهِ َوأ‬
ِ‫ن َِيهْديهِ م ْن‬
ِْ ‫َاوةِ َف َم‬
َ ‫س ْمع ِه َوقَ ْلبهِ َو َج َع َِل‬
َِ ‫علَى‬
َ ِ‫علَى ع ْلمِ َو َخت َ َم‬
َ ُ‫اّلل‬
َِ ُ‫ضلَ ِه‬
ِ ‫أَفَ َرأَيْتَِ َم‬
َ ‫ع َلى َب‬
َ ‫صرهِ غش‬
)23 :‫ (الجاثية‬.‫ون‬
َِ ‫ل تَذَك َُر‬
َِ َ‫اّلل أَف‬
َِ ِ‫بَ ْعد‬
Allah – Islam. (QS. Al-Ikhlas 112). Lihat pula 99 Asma Allah.
Yehowa atau Yahwe – salah satu istilah yang dipakai Alkitab. Istilah ini berasal
dari istilah ber-bahasa Ibrani YHVH.
Sang Hyang Tri Tunggal Mahasuci yang artinya adalah Bapa, Putra, dan Roh
Kudus, terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini
dipakai sejak Konsili Nicea pada tahun 325 M.
Konsep Tuhan Menurut Pemikiran Barat:
1.
Tuhan Dinamisme
Manusia sejak zaman primitif sudah mengenal dan mengakui adanya
kekuatan gaib yang mempengaruhi hidup manusia. Yang dimaksud
berpengaruh di sini adalah “sebuah benda”. Benda tersebut bisa
berpengaruh negatif – positif. Namun “kekuatan benda” tersebut juga di
sebut bermacam-macam, ada namanya “mana”, “tuah”, “Syakti”. Semua
kekuatan tersebut tidak dapat di cerna oleh panca indera manusia, namun
ia dapat di rasakan pengaruhnya.
2.
Tuhan Animisme
Setiap benda dianggap mempunyai roh. Roh bagi masyarakt primitif bisa
bersifat aktif meski benda tersebut kelihatan mati. Oleh karena itu, roh
dianggap sesuatu yang hidup (rasa senang dan kebutuhan-kebutuhan). Karena
roh mempunyai kebutuhan, masyarakat primitif menyediakan sesajian sebagai
salah satu wujud memenuhi kebutuhan roh, jika tidak, manusia bisa terkena
dampak negatif dari roh tersebut.
3.
Tuhan Politeisme
Bagi “Tuhan politeisme”, eksistensi “Tuhan Dinamisme dan Animisme” belum
dapat memberikan konsep ketuhanan yang sebenarnya karena masih bersifat
sanjungan dan pujaan saja. Baginya, dari sekian banyak roh-roh ada beberapa
saja yang dianggap unggul, punya karakter dan punya pengaruh terhadap
hidup manusia. Di antara roh yang unggul tersebut disebut sebagai dewa-dewa
yang bertanggungjawab terhadap cahaya, air, angin dan sebagainya.
4.
Tuhan Henoteisme
Henoteise mengaku satu Tuhan untuk satu bangsa. Bangsa lain mempunyai
Tuhan sendiri. Tuhan mereka disebut Tuhan nasional. Paham ini seperti agama
Yahudi yang mengakui Yahweh sebagai Tuhan nasional mereka.
5.
a.
b.
c.
Tuhan Monoteisme
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa
dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme di tinjau dari segi filsafat
ketuhanan terbagi menjadi 3:
Deisme ( Tuhan bersifat transenden: setelah pencipataan alam, Tuhan
tidak terlibat lagi dengan hasil ciptaannya).
Panteisme ( Tuhan bersifat imanen: Tuhan menampakkan diri dalam
berbagai fenomena alam).
Teisme ( Tuhan pada prinsip bersifat transenden, mengatasi semesta
kenyataan, tetapi Tuhan juga selalu terlibat dengan alam semesta).
C. Tuhan Sebagai Wajibul Wujud
Segala yang ada, yang dapat dicapai dan diterima akal menurut falsafah dibagi
tiga macam, yaitu:
1. Mumkinul Wujud adalah segala sesuatu yang bermula dari tidak ada
kemudian menjadi ada, jika ada penyebab (pencipta menghendaki adanya).
Sesudah itu dapat kembali tidak ada, jika penyebab yang mendukung adanya
tidak berfungsi (pencipta tidak menghendaki adanya). Kemudian ada terus jika
penyebab yang mendukungnya berfungsi (pencipta menghendaki adanya).
Bermula dari tidak ada kemudian ada dan kembali tidak ada seperti nyawa
manusia, dan ada terus seperti ruh manusia.
2. Mustahil Wujud adalah segala sesuatu yang tidak mungkin wujud, yang tidak
mungkin terjadi menurut akal, seperti gajah bertelur, dll. Mustahil Wujud itu sejak
dari dulu tidak ada sekarang tidak ada dan seterusnya tidak ada. Andai kata
sesuatu yang mustahil terjadi, ada wujudnya, maka bukan mustahil wujud lagi
namanya tetapi mumkinul wujud. Oleh karena itu akal mewajibkan bahwa yang
menciptakan alam semesta ini tentu wujud yang di luar mumkinul wujud dan
mustahil wujud.
3. Wajibul Wujud, yaitu wujud yang wajib ada dengan sendirinya. Wajibul wujud
adalah wujud yang tidak bermula dari tidak ada. Dari dahulu ada sekarang ada,
seterusnya ada. Dia adalah sumber dari segala sumber, pencipta alam semesta
dengan segala isinya. Karena akal menolak hukum daur (hukum berputar-putar).
Karena sifat Allah yang pertama adalah wujud, wajibul wujud (wujud yang wajib
ada dengan sendirinya). Kedua, adalah “Qidam” atau terdahulu, karena ia ada den
sendirinya. Sifat ketiga, “Baqa”, artinya mutlak kekal, karena ia tidak bermula dari
tidak ada, dahulu ada, sekarang ada dan seterusnya ada, sedangkan ruh manusia
relative kekal, karena bermula dari tidak ada, sekarang ada dan seterusnya ada.
Keempat sifat-Nya adalah Esa.
1.
2.
3.
Bukti wujud Allah pada alam dan diri manusia adalah:
Wujud alam semesta
Susunan
Aturan
4.
5.
6.
7.
Pergerakan
Adanya nilai moral pada manusia (adanya kebaikan dan keburukan)
Tawa dan tangis manusia
Tantangan
D. Keesaan Tuhan

Menurut ajaran monoteisme adalah Tuhan Tunggal, Tuhan Maha Esa,
Pencipta Alam Semesta. Tentang Tuhan, dalam Islam dikenal dengan
konsep Tauhid yang tentunya sudah melekat dalam hati umat Islam

Keesaan Tuhan berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan Esa-Nya
Tuhan:
1.
Tuhan (Allah) itu Esa Wujud-Nya
2.
Tuhan (Allah) itu Esa Zat-Nya
3.
Tuhan (Allah) itu Esa Sifat-Nya
4.
Tuhan (Allah) itu Esa Perbuatan-Nya
E. Konsep Alam Semesta
1.
Alam ini adalah makhluq = diciptakan Allah (QS. al-Baqarah 2: 117).
2.
Alam ini akan rusak dan berakhir (QS. al-Qoshosh 28 : 88).
3.
Alam ini rill, nyata, konkrit, bukan maya (QS. al-An'am 6 : 73; QS. Shod 38 :
27).
4.
Alam ini teratur (QS. al-Mulk 67 : 3 dan 4).
5.
6.
7.
Alam terikat dengan hukum-hukum tertentu yang pasti (QS. al-Furqon 25:
2; QS. ar-Ro'du 13: 8; QS. ar-Rahman 55: 5).
Alam ini dapat dipikirkan dan dipelajari (QS. al-Jasiyah 45: 13).
Seluruh alam ini patuh kepada ketentuan Tuhan (QS. Ali-'Imran 3: 83; QS.
an-Nahl 16: 49 dan 50; QS. al-Isra‘17:44).
Penciptaan alam bertujuan :
Membuktikan kebesaran Allah (QS. Ali-Imran 3: 190).
Disiapkan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia (QS. Luqman 31:
20).
Ujian untuk manusia (QS. Hud 11: 7; QS. al-Mulk 67: 2).
Alam ini berpasang-pasangan (QS. adz-Dzariyat 51: 49). Buah-buahan (QS.
ar-Ro'du 13: 3). Ternak dan manusia (QS. asy-Syura 42: 11). Yang tidak
diketahui (QS. Yasin 36: 36).
Proses kejadian alam :
Berkembang dari satu dzat seperti gas (QS. Fushshilat 41: 9-12).
Dipisah-pisahkan menjadi benda-benda langit, galaksi, planet dan lain-lain
(QS. al-Anbiya 21: 30; QS. adz-Dzariyat 51: 7).
Perkembangannya melalui 6 masa (QS. Fushshilat 41: 9 dan 10).
MODUL III
AGAMA DAN AGAMA ISLAM
A. Pengertian Agama dan Agama Islam
1.
Pengertian Agama

Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
“tradisi“.

Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin dan berasal dari kata kerja “re-ligare“ yang berarti “mengikat kembali“.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “agama” adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama
lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan tersebut.

Dalam bahasa Arab agama disebut “ad-din”, berarti ketaatan, paksaan,
penghambaan, kekuasaan, balasan, adat, perhitungan amal, dll.

Sinonim kata “din” dalam bahasa arab ialah “milah”. Bedanya, milah lebih
memberikan titik berat pada ketetapan, aturan, hukum, tata tertib, atau doktrin dari din
itu.

Secara epistimologi agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada
Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk
dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang
nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggungjawab kepada Allah,
kepada masyarakat serta alam sekitarnya.

Ruang lingkup ajaran agama mengandung unsur: Keyakinan; Peribadatan; dan
Sistem nilai.

Tujuan agama adalah membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik,
kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan membebaskan manusia dari kehidupan
sesat.

Fungsi agama bagi manusia:
a.
Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan
sebagainya.
Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk
melakukan kesalahan.
Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifatsifat utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan
sebagainya.
b.
c.
Jenis-Jenis Agama
a. Dari segi penyebaran
•Agama Universal, merupakan agama-agama yang "besar" dan mempunyai
minat untuk menyebarkan ajaran untuk keseluruhan umat Manusia. Sasaran
agama jenis ini adalah kesemua manusia tanpa mengira kaum dan bangsa.
Contohnya: Agama Islam, Kristian dan Buddha.
•Agama Folk, merupakan agama yang kecil dan tidak mempunyai sifat
dakwah seperti agama universal. Amalannya hanya terhad kepada etnik
tertentu. Contohnya: Agama Rakyat China/Taoisme.
b. Dari segi sumber rujukan
•Agama Wahyu atau Samawi atau Langit, yaitu agama yang diturunkan dari
Tuhan melalui seorang Rasul. Contohnya: agama Islam, Nasrani, dan Yahudi.
•Agama Budaya atau Ardhi atau Bumi, yaitu agama yang berasal dari ajaran
seorang manusia dan merujuk kepada pelbagai sumber seperti pembuktian,
tradisi, falsafah dan sebagainya. Contohnya: agama Budha, dan Hindu.
Perbedaan agama wahyu dengan agama budaya terletak pada aspek: waktu
penyampaian kepad manusia, disampaikan melalui Rasul, kitab suci, sifat
kemutlakan kebenarannya, konsep ketuhanannya, sifat universalitas
keberlakuannya.
c. Dari segi tanggapan ketuhanan
•Agama Monoteisme, merupakan agama yang menganggap Tuhan hanya satu, yakni
mendukung konsep ketauhidan Tuhan. Contohnya, agama Islam.
•Agama Politeisme, merupakan agama yang menganggap bahwa Tuhan wujud secara
berbilangan, yakni ada banyak Tuhan atau Tuhan boleh berpecah kepada banyak
bentuk. Contohnya, agama Hindu, Agama Rakyat China.
Berdasarkan cara beragamanya :
Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara
beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya.
Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya
atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang
berkedudukan tinggi atau punya pengaruh.
Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu
mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan
pengetahuan, ilmu dan pengamalannya.
Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati
(perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan
menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah).
2. Pengertian Agama Islam
Pengertian Islam, berasal dari kata “salama-salamun” berarti keselamatan,
“sallama-taslim” berarti penyerahan, “salima-silmun” berarti perdamaian,
“saluma-sulamun” berarti tangga.
Menurut istilah, agama Islam adalah agama wahyu, yaitu agama yang berasal
dari Allah swt diwahyukan kepada manusia yang dipilih-Nya (Rasul). Kemudian
wahyu-wahyu itu diwujudkan menjadi kitab suci yang menjadi pedoman hidup
umat manusia agar mereka berbahagia dunia dan akhirat.
Turunnya Agama Islam. Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6
Agustus tahun 610 M, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT yang
disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril a.s. Ayat pertama yang diturunkan
oleh Allah SWT adalah surat Al-Alaq 96: 1-5.
Tujuan Agama Islam. Allah swt menurunkan agama Islam sebagai rahmat
kepada semesta alam (QS. Al-Anbiya 21: 107), karena tujuan agama Islam
adalah agar umat manusia memperoleh rida Allah , bahagia dunia-akhirat.
D. Pendekatan Studi Islam
1. metode filologi.
Merupakan aktivitas mengamati atau meneliti terhadap teks yang terdapat pada
kitab kitab suci dalam memahami terhadap kebenaran yang di berikan oleh
teks atau suatu peristiwa dan mempelajarinya serta mencari rumpun dari
bahasa teks ( Az- Zumar 39 : 52 ).
2. metode phenomenologi.
Ialah meneliti dan memahami sesuatu dari berbagai gejala yang diberikan
dengan tidak mempermasalahkan darimana datangnya gejala itu, misalnya
adanya pengulangan terhadap gejala yang di berikan antara ummat
sebelumnya dan ummat sesudahnya,
.3.Pendekatan metode semantik.
Ialah meneliti dalam bentuk makna yang di berikan oleh teks maupun
peristiwa yang berupa simbol simbol yang di berikan sebagai cabang linguistik
dalam logika, sebagai contoh dalam pendekatan semantik dari perkataan
”mengetahui dan tidak mengetahui” . ( Az-Zumar 39 : 9 )
4.Pendekatan histerografi,
Adalah meneliti suatu permasalahan melalui sejarah ummat maupun
Individu yang di jelaskan pada ayat ayat Qur-an, misalnya keingkaran
kaum a’d pada ayat-ayat Allah dan pada rasul Allah. ( Hud 11 : 59 )
5.Pendekatan hermeunitik
Ialah suatu bentuk pendekatan untuk memberikan suatu jawaban pada suatu
permasalahan dan kemudian menghubungkan dengan permasalahan yang
lainnya dari keseluruhan masalah yang berkaitan. Tindakan pengamat atau
penulis dalam pendekatan hermeuninitik dapat mengambil bentuk bentuk :
a.To express (To say) ; pengamat atau penulis bertindak sebagai pengungkap.
b.To explain ; pengamat atau penulis betindak sebagai penjelas.
c.To translate ; pengamat atau penulis bertindak sebagai sebagai penterjemah
dari suatu masalah.
6.Pendekatan yang bersifat deskriftif,
yaitu pendekatan dimana pengamat atau penulis mendekati
Permasalahan bertindak sebagai penutur, penganalisa, dan
pengkelassifikasian melalui studi komperatif (perbandingan).
B.
Pokok-pokok Ajaran Agama Islam:
a.
Aqidah, yatu kepercayaan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, RasulNya, hari akhir, dan qadha dan qadar Allah.
b.
Syari’ah, yaitu segala bentuk peribadatan baik ibadah khusus, seperti
thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji, maupun ibadah umum (mu’amalah),
seperti hukum publik dan hukum perdata.
c.
Akhlak, sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran
terlebih dahulu.
C.
Fungsi Agama Islam:
a.
b.
Menyempurnakan agama yang terdahulu
Agama fitrah. Fitrah artinya sifat asal, bakat, pembawaan dari asal muasal
kejadian manusia dan suci bersih dari dosa
Pendorong kemajuan. Agama Islam menghendaki dan memerintahkan setiap
muslim untuk menjadi sebaik-baik manusia, dan unggul dalam segala bidang
(Ali Imran 3: 110)
Memberikan pedoman hidup bagi manusia. Agama Islam merupakan sumber
sistem nilai yang harus dijadikan pedoman hidup oleh manusia.
c.
d.
E. Islam rahmatan lil’alamin
Kata rahmatan lil alamin berarti mengasihi segala ciptaan dari Allah yang berada
di langit dan di bumi selain Allah, untuk di kasihi sebagaimana menga sihi Allah,
baik sahabat ataupun musuh Allah ; dan mengapa Islam di katakan rahmatan lil
alamin, maka terhadap pembahasan pada masalah yang demikian perlu di
perhatikan, rekomendasi firman Allah tentang masalah penciptaanNya seperti
yang di ungkapkan dalam wahyu Nya :
1) Realitas keseimbangan bagi kehidu pan alam semesta sebagaimana telah di
ciptakan oleh Allah dalam sunnah yang merupakan ketetapan hukum bagi alam
semesta ( Al-Mulk 67:3 )
2) Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ( Al-Infitar 82:7)
3) Allah telah mengkons truksikan realita lembaga taubatan nasuha sebagai
pamungkasnya ( Al-Quran Surat 14 Ibrahim : 14 )
F.`
a.
b.
c.
d.
Alasan mengapa Masuk Islam
Untuk memberikan jawaban alasan mengapa masuk islam ? Dapat dijawab
melalui :
Kebenaran mutlak dan ungkpan kebenaran relatif dan termasuk dalam masalah
seperti ungkapan judul di maksud , maka terhadap ungkapan ini dapat diamati
melalui tuturan wahyu (Al-Quran Surat 16 An-Nahl Ayat 89)
Kebenaran mutlak ini merupakan kebenaran yang mesti di imani bagi setiap
muslim dan konsekuensi bagi yang menafsirkan adalah kekufuran terhadap
Allah.
Kebenaran relatif
Ialah kebenaran yang di teorikan atau didalilkan oleh manusia dianggap benar
selama belum ada fakta dan data baru yang merevisinya. Contoh pendapat para
alim ulama dan cendekiawan.
Kebenaran konsistensi, yaitu sebagai bentuk dari konsistensi beriman kepada
Allah. Otomatis harus membenarkan segala yang datang dari Allah.
Kebenaran pragmatisme
Ialah kebenaran berdasarkan kemanfaatan bagi teori atau dalil yang diberikan.
Ketiga teori ini tidak di dapati satupun dari ketiganya yang bertentangan
dengan kebenaran mutlak. ( Al –An-Nam 6:125). (Az-zumar 39:22 dan ( Al-Isra’
54 : 105 )
MODUL IV
SUMBER AJARAN ISLAM
A. AL-QUR'AN
1. Pengertian al-Qur’an
Al-Qur’an berasal dari kata “qara’a”, berarti mengumpulkan dan menghimpun, juga
berarti “qur’anah”, artinya bacaan. (QS. Al-Qiyamah 75 : 17-18)
Al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw.
Secara lafaz, makna dan gaya bahasa, yang termaktub dalam mushaf yang dinukil
secara mutawatir, yang bagi pembacaannya merupakan ibadah.
1. Nama-nama Al-Qur’an:
Al-Kitab = Tulisan yang Lengkap (QS. Al-Baqarah2:2), Al-Furqan = Memisahkan
yang Haq dari yang Bathil (QS. Al-Furqon25:1), Al-Mau’idhah = Nasihat (QS. Yunus
10:57), Asy-Syifa’ = Obat (QS. Yunus 10:57), Al-Huda = Yang Memimpin (QS. Al-Jin
72:13), Al-Hikmah = Kebijaksanaan (QS. Al-Isra 17:39), Adz-Dzikru = Peringatan (QS.
Al-Hijr 15:9).
2. Kedudukan Al-Qur’an:
Al-Qur’an sebagai sumber utama dan pertama dari seluruh ajaran Isam, berturutturut Al-Sunnah dan Ijtihad.
3. Fungsi Al-Qur’an:
a.
b.
c.
d.
e.
Sebagai Mukjizat Nabi Muhammad SAW (QS. Al-Isra 17: 88)
Pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia (QS. An-Nisa 4: 105)
Pemisah yang hak dengan yang batil (QS. Asy-Syura 42: 24)
Peringatan bagi manusia (QS. Al-Furqon 25: 1)
Sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya
( QS. Al-Maidah 5: 48)
4. Isi kandungan al-Qur’an:
a.
Keimanan dan keyakinan
b.
Tuntunan ibadah dan hukum
c.
Berisi daya tarik dan ancaman
d.
Berisi tata aturan yang diperlukan manusia dalam hubungannya dengan Allah,
manusia, hewan, dan alam sekitar demi kebahagiaan dunia dan akhirat
e.
Berisi riwayat-riwayat orang terdahulu baik yang taat maupun yang mengingkari.
5. Kodifikasi Al-Qur’an:
Wahyu turun kepada Nabi, Nabi langsung memerintahkan para sahabat penulis
wahyu untuk menuliskannya secara hati-hati. Begitu mereka tulis, kemudian mereka
hafalkan sekaligus mereka amalkan
Pada awal pemerintahan khalifah yang pertama dari Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu
Bakar Shiddiq, Qur’an telah dikumpulkan dalam mushhaf tersendiri
Pada zaman khalifah yang ketiga, ‘Utsman bin ‘Affan, Qur’an telah sempat
diperbanyak
Dalam perkembangan selanjutnya, tumbuh pula usaha-usaha untuk
menyempurnakan cara-cara penulisan dan penyeragaman bacaan, dalam rangka
menghindari adanya kesalahan-kesalahan bacaan maupun tulisan.
6. Pembagian Isi Al-Qur’an:
Al-Qur’an terdiri dari 114 surat; 91 surat turun di Makkah dan 23 surat turun di
Madinah. Ada pula yang berpendapat, 86 turun di Makkah, dan 28 di Madinah
Surat/ayat yang turun sebelum Nabi Hijrah dinamakan surat Makkiyyah, pada
umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan
akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia
Surat/ayat yang turun etelah Nabi Hijrah ke Madinah disebut surat Madaniyyah,
pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya (
syari’ah ).
Atas inisiatif para ulama maka kemudian Al-Qur’an dibagi-bagi menjadi 30 juz.
Dalam tiap juz dibagi-bagi kepada setengah juz, seperempat juz, maqra dan lain-lain.
B. Al-HADIS/SUNNAH
1.
Pengertian al-Hadis dan as-Sunnah

Secara bahasa hadis berarti baru, dekat, dan informasi. Sedangkan as-Sunnah
berarti cara, jalan, undang-undang, kebiasaan dan tradisi.

Secara istilah hadis berarti segala perbuatan (af’al), perkataan (aqwal), dan
keizinan Nabi Muhammad saw (taqrir).
2. Fungsi al-Hadis terhadap al-Qur’an:
a.
Bayan Tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan
musytarak. Seperti hadits : “ Shallu kama ro-aitumuni ushalli “. (Shalatlah
kamu sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah merupakan tafsiran
daripada ayat Al-Qur’an yang umum, yaitu : “ Aqimush- shalah “, (Kerjakan
shalat)
b.
Bayan Taqrir, yaitu as-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat
pernyataan al-Qur’an. Seperti hadits yang berbunyi : “ Shoumu liru’yatihiwafthiru
liru’yatihi “ (Berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya)
adalah memperkokoh ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah 2: 185.
c. Bayan Taudhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Qur’an,
seperti pernyataan Nabi : “ Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi
baik harta-hartamu yang sudah dizakati “, adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat
Al-Qur’an dalam surat at-Taubah 9: 34.
3. Perbedaan Antara Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai Sumber Hukum
a.
b.
c.
d.
Al-Qur’an nilai kebenarannya adalah qath’I (absolut), sedangkan al-Hadits
adalah zhanni (kecuali hadits mutawatir)
Seluruh ayat al-Qur’an mesti dijadikan sebagai pedoman hidup. Tetapi tidak
semua hadits mesti kita jadikan sebagai pedoman hidup
Al-Qur’an sudah pasti otentik lafazh dan maknanya sedangkan hadits tidak
Apabila Al-Qur’an berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal
yang ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya.
4. Kodifikasi Hadis
Pada zaman ‘Umar bin Abdul Azis, khalifah ke-8 dari dinasti Bani Umayyah (99101 H) timbul inisiatif secara resmi untuk menulis dan membukukan hadits
Kodifikasi Hadits dilatar belakangi oleh adanya usaha-usaha untuk membuat dan
menyebarluaskan hadits-hadits palsu dikalangan ummat Islam, baik yang dibuat oleh
ummat Islam sendiri karena maksud-maksud tertentu, maupun oleh orang-orang luar
yang sengaja untuk menghancurkan Islam dari dalam.
5. Macam-Macam Hadis
a.
Dilihat dari segi jumlah orang yang menyampaikan:

Hadits mutawatir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang kepada
banyak orang dan seterusnya sehingga tercatat dengan banyak sanad. Dan
mustahil orang yang banyak itu sepakat untuk berdusta
Hadits masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih
hingga tercatat dengan sanad sekurang-kurangnya tiga orang
Hadits aziz, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh dua orang sanad hingga
tercatat dengan dua sanad
Hadits gharib, yaitu hadits yang diriwayatkan seorang sanad hingga tercatat
satu sanad.



b. Dilihat dari segi kualitasnya:
Hadits Shahih. Yaitu sunnah/hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang adil
(baik), kuat hafalannya, sempurna ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai
kepada Rasul, tidak mempunyai cacat, dan tidak bertentangan dengan dalil
periwayatan yang lebih kuat (Al Qur’an)
Hadits Hasan. Yaitu sunnah/hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang adil
(baik), sanadnya bersambung sampai kepada Rasul, tidak mempunyai cacat, dan
tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat (Al Qur’an), tapi kekuatan hafalan
atau ketelitian perawinya kurang baik.
Hadits Dha’if. Yaitu sunnah/hadits lemah karena perawinya tidak adil, terputus
sanadnya, punya cacat, bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat,
atau cacat lainnya
Hadits Maudhu’. Yaitu sunnah/hadits yang dibuat oleh seseorang (karangan
sendiri) kemudian dikatakan sebagai perkataan atau perbuatan Rasulullah saw.
c. Dilihat dari segi diterima atau ditolaknya:
Hadis Maqbul, ialah hadis yang diterima dan dapat dijadikan hujjah/sumber hukum
Hadis Mardud, ialah hadis yang ditolak dan tidak boleh dijadikan sumber hukum.
d. Dilihat dari siapa yang berperan dalam berbuat atau bersabda:
Hadis Marfu’, ialah hadis yang disandarkan kepada Nabi saw
Hadis Mauquf, ialah hadis yang disandarkan kepada sahabat
Hadis Maqthu’, ialah hadis yang disandarkan kepada tabi’in.
6. Kitab-kitab hadis yang dinilai terbaik:
Ash-Shahih Bukhari; Ash-Shahih Muslim; Ash-Sunan Abu-Dawud; As-Sunan Nasai
; As-Sunan Tirmidzi; As-Sunan Ibnu Majah ; dan Al-Musnad Imam Ahmad.
C. IJTIHAD
1. Pengertian Ijtihad
 Secara bahasa ijtihad berarti pencurahan segenap kemampuan untuk mendapatkan
sesuatu.
 Menurut istilah ialah mengerahkan segala potensi akal pikiran dan kemampuan
semaksimal mungkin untuk menetapkan hukum-hukum syari’ah.
 Dasar keharusan berijtihad ialah QS. A-Nisa 4: 59.
2. Kedudukan Ijtihad
a.
Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat melahirkan keputusan
yang mutlak absolut. Sebab ijtihad merupakan aktifitas akal pikiran manusia
yang relatif
b.
Sesuatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin berlaku bagi seseorang
tapi tidak berlaku bagi orang lain
c.
Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah. Sebab urusan
ibadah mahdhah hanya diatur oleh Allah dan Rasulullah
d.
Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan as-Sunnah
e.
Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor motifasi,
akibat, kemaslahatan umum, kemanfaatan bersama dan nilai-nilai yang menjadi
ciri dan jiwa daripada ajaran Islam.
3. Bentuk-Bentuk Ijtihad







Ijma’ = konsensus = ijtihad kolektif. Yaitu persepakatan ulama-ulama
Islam dalam menentukan sesuatu masalah ijtihadiyah
Qiyas = reasoning by analogy. Yaitu menetapkan sesuatu hukum terhadap
sesuatu hal yang belum diterangkan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah, dengan
dianalogikan kepada hukum sesuatu yang sudah diterangkan hukumnya
oleh al-Qur’an/as-Sunnah, karena ada sebab yang sama
Istihsan = preference. Yaitu menetapkan sesuatu hukum terhadap sesuatu
persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran Islam seperti
keadilan, kasih sayang dan lain-lain.
Mashalihul Mursalah = utility, yaitu menetapkan hukum terhadap
sesuatu persoalan ijtihadiyah atas pertimbangan kegunaan dan
kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan syari’at.
Saddudz Dzari'ah, yaitu menetapkan hukum atas dasar kehilangan
kerusakan/kemadorotan bagi seseorang atau segolongan orang.
Istishab, yaitu menetapkan hukum atas hukum yang telah berlaku sampai
ada hukum yang merubahnya.
'Urf, yaitu menetapkan suatu hukum yang telah menjadi kebiasaan
masyarakat.
MODUL V
HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
A. Konsep Manusia

Teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo valens (manusia
berkeinginan)

Teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mechanicus (manusia
mesin)

Teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir)

Teori humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain).

Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh dan
fisiologisnya.

Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya, sebagai
anugerah Tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu akal.
 Ada dua komponen esensial yang membentuk hakikat manusia yang
membedakannya dari binatang, yaitu potensi mengembangkan iman dan ilmu.
Manusia Menurut Al-Qur’an

Al Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang (animal)
selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnya. (QS. AlA’raf 7: 179)

a.
b.
c.
d.
e.
f.
Manusia dalam al-Qur’an disebut;
Al-Insan: Potensi untuk berkembang, tumbuh secara fisik dan mental
menghasilkan kreatifitas dan keseniaan (al-Insan 76: 1).
Al-Basyar: Jasad, tubuh, jasmani dan biologis (al-Hijr 15: 28).
Bani Adam: Kemanusiaan, tidak tergoda syaitan, keluarga bersaudara (al-Isra’
17: 70).
An-Nas: Sebagai makhluk sosial (an-Nas 114: 1).
Al-Ins, Abdun: Pengabdi Allah, hamba Allah yang harus tunduk dan patuh
kepada-Nya (Az-Zariyat 51: 56, Saba’ 34: 9).
Khalifah: Pemelihara alam dan bertanggung jawab kepada Allah (Al-Baqarah 2:
30).
Aspek manusia terdiri dari:
1. Aspek material (jasmaniah);
-Manusia berasal dari: tanah kasar (turab): Ali Imran3: 59, Al-Kahfi 18: 37; menjadi
sari pati (sulalah): Al-Mukminun 23: 12; atau dari tanah liat (tin) Al-A’raf7: 12, AlAn’am 6: 2; lalu menjadi air mani (nuthfah) Al-Mukminun 23: 13, lalu menjadi
segumpal darah (‘alaqah), lalu menjadi daging (mudghah), lalu menjadi tulang
(‘idhamah), lalu tulang itu dibungkus daging (janin) Al-Mukminun 23: 14, kemudian
Allah meniupkan roh (manusia).
2. Aspek immaterial (rohani)
Roh, berupa daya manusia mengenal dirinya, mengenal tuhannya, dan ibadah
lainnya
Nafs, berupa panas alami pada pembuluh nadi, otot syaraf, tanda kehidupan.
Segi-segi positif manusia:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Manusia adalah khalifah Tuhan di bumi. (Al Baqarah 2: 30)
Manusia mempunyai kapasitas intelegensia yang paling tinggi. (Al-Baqarah 2:
31-33)
Manusia mempunyai kecenderungan dekat dengan Tuhan. (Al-A’raf 7: 172)
Manusia dikaruniai pembawaan yang mulia dan martabat. (Al-Isra 17: 70)
Manusia memiliki kesadaran moral. (Asy-Syams 91: 7-8)
Tuhan menciptakan manusia agar mereka menyembah-Nya; dan tunduk patuh
kepada-Nya menjadi tanggungjawab utama mereka. (Adz-Dzariyat 51: 56)
Segi-segi negatif manusia:
1.Bersifat tergesa-gesa (Al-Isra 17: 11)
2.Sering membantah (Al-Kahfi 18: 54)
3.Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan (Al-Adiyat 100: 6)
4.Keluh kesah, gelisah dan kikir (Al-Ma’arij 70: 19)
5.Amat zalim dan bodoh (Al-Ahzab 33: 72)
6.Putus asa bila ada kesalahan (Al-Ma’arij 70: 20)
Dimensi-dimensi Manusia
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Secara fisik manusia hampir sama dengan hewan, membutuhkan makan,
minum, istirahat dan menikah, supaya ia dapat hidup, tumbuh dan
berkembang.
Manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh
keuntungan dan mengindari kerugian.
Manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.
Manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.
Manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda, karena ia
dikaruniai akal, pikiran, dan kehendak bebas.
Manusia mampu mengenal dirinya sendiri.
B. Eksistensi dan Martabat Manusia
Tujuan Penciptaan Manusia
Manusia diciptakan oleh Allah di dunia ini tidak lain supaya mereka menyembah
Allah dan bersetatus pengabdi Allah. (QS. Az-Zariyat 51: 56)
Fungsi dan Peranan Penciptaan Manusia
Manusia adalah khalifah Tuhan di muka bumi. (QS. Al-Baqarah 2: 30)
Khalifah adalah wakil Tuhan di atas muka bumi ini dengan tuntunan al-Qur’an
berfungsi sebagai penterjemah sifat-sifat Tuhan ke dalam kenyataan kehidupan dan
penghidupan manusia sehari-hari dalam batas-batas kemanusiaan yang diridhoi
Allah.
Tugas atau fungsi manusia sebagai khalifah Allah:
Mewujudkan kemakmuran: “Dia (Allah) telah menciptakan kamu (manusia) dari
tanah dan meminta kamu untuk memakmurkannya”. (QS. Hud 11: 61)
Mewujudkan kebahagiaan: “Allah hendak membimbing orang yang mengikuti
keridhaan-Nya dengan al-Qur’an itu kejalan kebahagiaan”. (QS. Al-Maidah 5: 16)
3. Tanggungjawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah
Sebagai khalifah senantiasa haruslah bekerja, mengambil dan memanfaatkan
kekayaan alan ini sebaik-baiknya dalam bentuk yang positif yang berpedoman
kepada ajaran-ajaran yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Menurut Prof. Abbas Mahmud al-Aqqad mendefinisikan: manusia adalah
makhluk yang bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan.
MODUL VI
HUKUM DAN SYARIAH
A. Pengertian hukum dan hukum Islam
1. Pengertian hukum
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan snksi
Ciri-ciri hukum :
a. Adanya perintah dan atau larangan
b. Perintah dan atau larangan tersebut harus dipatuhi dan ditaati oleh semua
orang.
2. Pengertian hukum islam
a. Hukum Islam merupakan koleksi daya upaya tuqaha dalam menerapkan syariah
islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan pengertian ini mendekati kepada
makna fiqih.
b. Apabila kata hukum dikaitkan dengan islam, maka hukum islam bermakna
seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah dan sunnah rasul tentang
tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua
umat yang beragama islam.
c. Hukum islam adalah hukum yang ditetapkan Allah di dalam Al Quran, dijelaskan
oleh nabi dalam hadis serta dikembangkan oleh ulama dalam ijtihad.
Dalam susunan ajaran pokok islam hukum islam disebut dengan syariah. Syariah
adalah undang-undang atau aturan yang diturunkan Allah untuk mengatur
hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama manusia dan alam
semesta
. Syariah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah (ibadah mahdhoh) dan muamalah
(ibadah ghairu mahdhoh)
Syariah secara bahasa berasal dari kata “syara’a” berarti menjelaskan atau
menyatakan sesuatu, atau “asy syar’u” berarti suatu tempat yang dapat
menghubungkan sesuatu yang lain. Secara istilah syariah berarti aturan atau
undang-undang yang diturunkan Allah unutk mengatur hubungan manusia dengan
Allah,hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.
Hukum yang dihasilkan dari pendalaman Al Quran dan hadis oleh para ulama
tersebut disebut fiqh.
Fiqh
Fiqh adalah pengembangan dari syariah.
Fiqh dapat berubah-ubah, tidak mutlak dan bersifat lokal.
Perbedaan syariah dengan fiqh adalah :
1. Syariah terdapat dalam Al Quran dan Al Hadits, sedang fiqh terdapat dalam
buku-buku fiqh mazhab.
2. Syariah bersifat fundamental dan universal, sedang fiqh bersifat instrumental,
dan ruang lingkupnya terbatas.
3. Syariah bersifat abadi, fiqh dapat berubah, atau diubah
4. Syariah hanya satu, fiqh banyak sesuai mazhabnya.
5. Syareiah menunjukkan kesatuan Islam, Fiqh menunjukkan keanegaragaman.
Hukum syara’ merujuk pada satuan norma atau kaidah. Himpunan norma atau
hukum syara’ ini membentuk fiqh. Norma atau hukum syara’ yang membentuk fiqh ini
meliputi baik norma taklifi seperti wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram, maupun
norma wadh’I seperti sebab,syarat dan mani’ ( penghalang).
Qanum(hukum positif), menggambarkan dari syariah yang telah diintegrasikan oleh
pemerintah menjadi hukum Negara. Misalnya undang-undang Nomer I Tahun 1974
tentang perkawinan, Undang-undang Nomer 41 tahun 2004 tentnag wakaf dan
sebagainya. Selain itu qanun juga merujuk kepada berbagai peraturan perundangan
yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah di negeri muslim dalam rnagka mengisi
kekosongan dan melengkapi syariah.
Tujuan hukum islam adalah untuk memberikan kemaslahatan bagi manusia dan
mencegah kemadharatan, mengarahkan kepada kebenaran, unutk menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
B. Fungsi dan Tujuan
1. Menegakkan kemaslahatan dan menolak kemafsadatan.
2. Menyeimbangkan kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
3. Menegakkan nilai-nilai kemasyarakatan
C. Prinsip Syariah
1. Dilandasi iman ikhlas
2. Membentuk kesejahteraan manusia
3. Ketentuan pelaksanaannya diserahkan kepada manusia
C. Karakteristik Syariah
1. Bersifat rabbaniyah dan diniyyah
Mencerminkan kesucian syariah, dan rasa cinta dan penghargaan terhadapnya.
2. Menghormati dan mentaati hukummijtihad dan peraturan negara.
3. Membentuk akhlak dan moral
Syariah memelihara hubungan masyarakat, menjaga nilai-nilai luhur masyarakat,
dan manjujung tinggi nilai-nilai akhlak.
4. Bersifat realistis
Syariah diturunkan Allah sesuai kejadian yang dialami manusia, menetapkan
qishah bagi pembunuh secara sengaja, dan prinsip keadilan lainnya.
Penerapan hukum secara bertahap dan berproses
Misalnya mengenai haramnya hamr.
D. Ruang Lingkup
Syariah terdiri atas ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah
mahdhah terdiri atas: Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah ghairu
mahdhah terdiri atas hubungan manusia dengan manusia lain, dengan dirinya
sendiri dan dengan alam sekitar. Ibadah ghairu mahdhah seperti: perkawinan,
perwalian, warisan, wasiat, hibah, tijarah, perburuhan, koperasi, sewa menyewa,
pinjam meminjam, pemerintahan, hubungan antar bangsa, dan hubungan antar
golongan.
F. Keleluasaan Muamalah
Dalam melaksanakan muamalah manusia diberi keleluasaan sesuai kondisi dan
situasi manusia, tetapi harus bersandar kepada Al Quran dan As Sunnah. Apabila
tidak ada dalam Al-Quran dan As-Sunanah maka dapat menggunakan ijtihad.
Ijtihad mengahasilkan :
1. Sistem kekeluargaan
2. Sistem ekonomi
3. Sistem sosial
4. Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi
G. Pokok-pokok Ajaran Islam
a. Aqidah (Rukun Iman) terdiri dari Iman kepada Allah, iman kepada malaikat,
iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada hari kiamat,
iman kepada Qadla dan Qadar.
b. Syariah, terdiri dari:
1) Ibadah khusus (Mahdhah) atau rukun Islam yaitu syahadat, shalat, puasa,
zakat, haji.
2) Ibadah umum (Muamalah), yaitu hubungan antar sesama manusia, hubungan
antar manusia dengan kehidupannya, hubungan antar manusia dengan alam
sekitar / alam semesta.
c. Akhlak
Akhlak kepada Allah, akhlak kepada makhluk, akhlak kepada diri sendiri, keluarga,
orang lain dan lingkungan masyarakat luas, akhlak terhadap alam sekitar (
ekosistem )
MODUL VII
PERKAWINAN DAN PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH
A. Perkawinan
1. Pengertian
Perkawinan adalah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan
kelamin antara laki-laki dengan perempuan, dalam rangka mewujudkan
kebahagiaan hidup berkeluarga, yang diliputi ketenteraman, kasih sayang dengan
cara yang diridhoi Allah SWT.
2. Dalil
An Nisa 4: 1, Yasin 36:36, Adz Dzariyat 51: 49, Hadis Nabi.
B. Mencari jodoh, meminang
Mencari calon isteri
Islam menganjurkan memiliki isteri yang sholihah, yaitu: mematuhi ketentuan
agama, jujur, bersikap luhur, memperhatikan hak suami dan memelihara anak
dengan baik. Memilih wanita karena empat hal: kecantikannya, keturunannya,
hartanya dan agamanya. Pilihlah yang beragama, supaya selamat dirinya. Wanita
sholihah adalah wanita yang cantik, patuh, baik dan amanah.
Perhatikan juga kufunya: umur, kedudukan sosial, dan pendidikan.
Memilih calon suami
Syarat calon suami: berakhlak mulia, baik keturunan, tidak zalim, tidak fasik,
bukan ahli bid’ah, bukan pemabuk, tidak jahat, dan sedikit berbuat
C.
Tujuan
Untuk memenuhi hajat naluri manusia, sesuai petunjuk agama dalam rangka
mewujudkan keluarga harmonis, sejahtera, bahagia lahir batin, berdasar cinta
kasih, dan kasih sayang.
Selain itu, juga bertujuan untuk:
a. Kelangsungan keturunan
b. Memenuhi hajat naluri untuk mendapatkan kasih sayang, ketenteraman
hidup.
c. Memenuhi perintah agama
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab, hak dan kewajiban.
e. Membangun keluarga bahagia, masyarakat muslim damai.
D.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
Hukum perkawinan
Hukum
Hukum asal: mubah, asalkan sudah memenuhi syarat
Wajib: bagi yang telah mampu, telah ingin nikah, khawatir berzina
Haram: melaksanakan perkawinan unutk menyakiti isteri.
Sunnah: telah mampu lahir batin, tetapi tidak akan berbuat zina
Makruh: bagi yang belum mampu.
2. Dasar nikah
Dasar pernikahan menurut Islam adalah satu isteri (monogami), lebih dari satu
isteri adalah alternatif dengan syarat berat sekali (kemampuan lahir batin: Surat
An Nisa 4: 3).
E Rukun dan syarat
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Rukun Pernikahan
Wali calon mempelai wanita
Calon mempelai laki-laki dan wanita
Dua orang saksi
Mahar
Akad nikah
Di satu tempat (satu ruangan)
2. Syarat Pernikahan
- Calon mempelai pria, syaratnya: 9
- Calon mempelai wanita, syaratnya: 5
3. Wali
Dari segi keturunan:
(1) Ayah kandung
(7) Anak laki-laki saudara seayah
(2) Kakak laki-laki
(8) Paman dari pihak Bapak
(3) Saudara laki-laki kandun
(9) Anak laki-laki paman
(4) Saudara laki-laki seayah
(5) Saudara laki-laki seibu
(6) Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
Dari segi haknya:
(1) Wali mujbir
(2) (2) Wali hakim
4. Saksi
Syarat saksi:
a. Dua orang laki-laki atau satu orang laki-laki
b. ditambah dua orang wanita
c. Muslim
d. Baligh
e. Beraka
f. Mendengar dan mengerti maksud nikah
Ucapan (sighat) nikah, atau ijab qabul nikah
Ijab atau perkataan dari wali: “Hai...1) Saya nikahkan kamu dengan anak saya
bernama....2) dengan maskawin ....3) kontan/hutang....4)”. Langsung dijawab (qabul) oleh calon pengantin laki-laki: “Saya terima nikahnya....2) anak Bapak, dengan
maskawin....3) kontan/hutang….4)”.
Keterangan:
1. Sebut nama pengantin laki-laki
2. Sebut nama pengantin wanita
3. Sebut nama dan ukuran maskawainnya. Misal: “emas seberat 5 gram”
4. Sebut “kontan” apabila maskawinnya ada dan dibayar kontan, dan sebut “hutang”
apabila maskawinnya dihutang
F. Al muharramat (Wanita yang haram dinikahi)
a. Karena hubungan darah (5 orang)
b. Karena hubungan sepersusuan
c. Karena hubungan semenda (4 orang)
d. Karena li’an (suami menuduh isterinya berzina)
G. Thalaq
1. Pengertian
Thalaq adalah melepaskan ikatan perkawinan, atau bubarnya ubungan perkawinan
( Sayid Sabik,8,1980:7)
Thlaaq adalah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan
ikatannya dengan mempergunakan kata tertentu (Zakiah Darajat II,1995:172)
2. Hukum dan macam-macam thalaq
2. Hukum
Hukum thalaq terlarang, kecuali karena alasan benar.
Hadis : Allah melaknat tiap-tiap orang yang suka merasai dan bercerai ( kawin cerai)
3. Macam-macam thalaq
a. Dari segi waktu dijatuhkan
1. Thalaq Sunni : thalaq yang dijatuhkan sesuai tuntutan
2. Thalaq Bid’I : thalaq yang tidak memenuhi syarat thalaq sunni
3. Thalaq La Sunni La Bid’i. Thalaq yang tidak masuk thalak sunni atau bid’I
b. Dari segi tega tidaknya ucapan thalaq :
1) Thalaq sharih, thalaq dengan kata-kata yang jelas dan tegas
2) Thalaq kinayah, thalaq dengan kata-kata sindiran atau samaran.
H. Kasus-kasus pernikahan
1. Ta’lik thalak (janji setelah nikah)
Ta’lik thalak adalah janji suami kepada isterinya untuk bertanggung jawab
terhadap isterinya. Tujuannya untuk melindungi isteri kalausuami melanggar. Bila
dilanggar, isteri dapat mengadukan ke Pengadilan Agama, bila pengaduannya
diterima dan dibenarkan dengan membayar ‘iwadh yang dikuasakan kepada
Pengadilan Agama, jatuh thalak satu.
Isi ta’lik thalak:
a. Meninggalkan isteri selama enam bulan berturut-turut
b. Tidak menyakiti badan / jasmani
c. Tidak memberi nafkah selama tiga bulan
d. Tidak memperdulikan isteri selama enam bulan berturut-turut
2. Perkawinan campuran
a. Perkawinan campuran adalah:
Perkawinan antara dua orang di Indonesia yang tunduk pada hukum yang berbeda
karena perbedaan kewarganegaraan
b. Perkawinan antar dua orang yang berbeda warga negara: bila keduanya Islam
perkawinan di KUA.
c. Perkawinan dua orang pemeluk agama yang berbeda: Islam melarang. Mengapa
dilarang:
(1) Dalam satu keluarga harus satu aqidah
(2) Tujuan perkawinan untuk menciptakan ketenangan, kasih sayang, kesejahteraan;
maka harus satu komando
Konflik keluarga biasanya disebabkan:
(1) Tidak ada kesatuan antara suami dengan isteri
(2) Rumah tangga tanpa agama
(3) Rumah tangga banyak agama
(4) Pengaruh orang tua
Akibat perkawinan campuran:
a. Kerenggangan antar keluarga suami/isteri
b. Keluarga berbeda agama akan terkucil dan sulit kembali ke keluarga besarnya
c. Kesulitan perkembangan anak
3. Kawin hamil
Kawin hamil adalah perkawinan antara wanita dengan pria yang
menghamilinya.
Menurut Kompilasi Hukum Islam Bab VIII psl.53 wanita yang hamil diluar
nikah
dapat dikawinkan dengan laik-laki yang menghamilinya tanpa terlebih dahulu
menunggu kelahiran anaknya. Keduanya tidak perlu melakukan nikah ulang
setelah anak yang dikandungnya lahir.
4. Perjanjian perkawinan
Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang diadakan sebelum perkawinan
dilangsungkan. Biasanya perjanjian dibuat untuk kepentingan perlindungan
hukum terhadap harta bawaan masing-masing suami atau isteri, isinya
diserahkan kepada para pihak. Perjanjian perkawinan berlaku sejak
perkawinan berlangsung. Berdasarkan KUH perdata, perjanjian perkawinan
tidak dapat diubah. Menurut UU perkawinan perubahan dimungkinkan asal
tidak merugikan pihak ketiga. Perjanjian perkawinan dibuat secara tertulis,
disahkan pegawai pencatat perkawinan. Perjanjian perkawinan disebut juga
perjanjian pra nikha.
Pada UU Perkawinan No.1 tahun 1974 Bab V pasal 29 dinyatakan :
(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua belah pihka
atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis yang disahkan
oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap
pihak ketiga tersangkut.
(2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar hukum,
agama dan keasusilaan.
(3) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat diubah,
kecuai bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengubah dan
perubahan tidak merugikan pihka ketiga.
5. Kawin kontrak dan nikah siri
Kawin kontrak adalah pernikahan yang dibatasi waktu sehingga akan berakhir
sesuai ketentuan waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang
melakukan perkawinan itu sendiri. Dalam islam kawin kontrak dikenal dengan
nikah munth’a yang dalam perkembangan syariat islam telah dilarang.
Nikah siri adalah pernikahan sesuai ajaram islam, tetapi tidak tercatat secara
sah atau legal oleh aparat yang berwenang. Kementerian agama dalam hal ini
Kantor Urusan Agama. Dalam draft RUU Perkaiwnan yang baru dirancang
akan diatur bagi orang yang melakukan perkawinan campuran, kawin kontrak
dan nikah siri akan dikenai sangsi hukum.
Pasal 142 ayat 3 menyebutkan calon suami yang berkewarganegaraan asing
harus membayar uang jaminan kepada calon isteri melalui bank syariah sebesar
Rp. 500 juta.
Pasal 143, setiap orang dengan sengaja melangsungkan perkawinan
perkawinan tidak di hadapan pejabat pencatat nikah dipidana dengan ancaman
hukuman bervariasi, mulai dari enam bulan hingga tiga tahun dan denda mulai
dari Rp. 6 juta hingga Rp.12 juta.
Pasal 144, setiap orang yang melakukan perkawinan muth’a dihukum penjara
selama-lamanya 3 tahun dan perkawinan batal karena hukum
(http://ekspresihati.info/renungan/poligami-nikahsiri-dankawinkontrak)
I. Pokok-pokok pembinaan rumah tangga
1. Berkenaan dengan nilai kehidupan rumah tangga:
(1) Suami isteri harus pasangan manusia
(2) Suami dengan isteri seperti pakaian satu dengan yang lain
(3) Ketenangan rumah tangga sebagai tempat pengembangan nilai
(4) Suami pimpinan rumah tangga bersifat keluar, isteri pimpinan rumah tangga,
bersifat kedalam
(5) Asas musyawarah dipakai di rumah tangga
2.
1.
2.
3.
Fungsi keluarga
Orang tua sebagai pendidikan tingkat dasar dan menengah
Orang tua
Sebagai pimpinan rumah tangga
Meminang
Meminang adalah laki-laki meminta kepada seorang wanita untuk menjadi
isterinya. Tujuan untuk saling mengenal antara calon isteri dan suami sehingga
pada saat pernikahan benar-benar berdasar pemikiran yang jelas dan benar.
Yang boleh dipinang adalah wanita:
- Pada sat dipinang tidak ada halangan hukum untuk dipinang
- Belum dipinang oleh orang lain
Dilarang meminang:
- Bekas isteri orang lain yang sedang ‘ iddah
- Wanita yang sudah dipinang orang lain
Haram menyendiri dengan tunangan sebelum menikah. Bahaya
menyendiri
(pacaran: wanita kehilangan harga diri, rasa malu, hilang kegadisannya, bahkan
dapat hilang kesempatan menikah. Membatalkan pinangan tercela, dipandang
sebagai munaf.
WANITA YANG HARAM DINIKAHI ( An Nisa 23-24)
A. Karena hubungan darah
1. Ibu, nenek, wanita keatas
2. Anak perempuan, cucu wanita, wanita kebawah
3. Saudara perempuan sekandung, seayah, seibu
4. Bibi dari pihak ayah atau ibu
5. Kemenakan, anak perempuan sdr. laki-laki atau sdr. Perempuan
B. Hubungan semenda (karena perkawinan)
1. Mertua perempuan
2. Anak tiri
3. Menantu, istri anak, istri cucu
4. Ibu tiri
C. Sepersusuan
1. Ibu yang menyusui
2. Saudara perempuan sepersusuan
BEBERAPA ISTILAH :
Lian
Ila
Khulu
Zihar
Iddah
Rujuk
: sumpah bersaksi Allah bahwa suami menuduh istrinya
Berzina
: ucapan suami tidak menggauli istrinya selama empat
bulan atau lebih
: talak tebus, yaitu talak yang diucapkan oleh suami
dengan pembayaran dari pihak istri kepada suami
: seorang suami menyerupakan istrinya dengan ibunya,
sehingga haram bagi suami.
: masa menanti yang diwajibkan atas wanita yang dicerai
suaminya.
: mengembalikan istri yang telah dicerai pada perkawinan
asal sebelum diceraikan.
MODUL IX
AKHLAK
A.Pengertian
1. Etimologis (bahasa) kata akhlak (bhs.Arab) berasal dari kata akhlaqa, yukhliqu,
ikhlaqan berarti as sajiyah (perangai), ath thabi’ah (tabiat, kelakukan,watak dasar), al
‘adah (kebiasaan, kelaziman), al maruah (peradaban yang baik, ad din (agama).
2. Pendapat lain :
Kata akhlak berasal dari kata khilqun atau khulqun, berarti perangai, tabiat,
kebiasaan, dan peradaban. Dalam Al Quran disebut kata khuluqun (surat Al Qalam
68:4), dan kata akhlak pada hadis Nabi riwayat Tirmizi.
3. Secara terminologis (istilah)
a. Ibnu Miskawih (w.1.030 M)
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b. Imam Ghazali (1.059-1.111 M)
Akhlak adalah sifat yang tertaman dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
c. Ibrahim Anis dalam Mu’jam Al Wasith
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macammacam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan dan pertimbangan.
4. Ciri-ciri akhlaq
a. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran.
c. Perbuatan akhlah adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata
karena Allah.
5. Ilmu akhlak
Ilmu akhlaq adalah ilmu tentang keutamaan dan cara mengikutinya hingga terisi
dengan keutamaan tersebut, dan tentang keburukan dan cara menghindarinya
hingga jiwa kosong dari padanya (Abdul Hamid Yunus).
Ilmu akhlaq adalah ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang
dapat disifatkan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau
buruk (Ibrahim Anis)
6. Akhlak Islamy
Akhlak Islamy adalah akhlak yang berdasarkan ajaran Islam, atau akhlak yang
bersifat Islamy. Maka akhlak Islamy adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah, disengaja, mendarah daging, dan sesungguhnya, yang didasarkan pada
ajaran Islam.
Karena ajaran islam bersifat universal, maka dalam menjabarkan akhlak Islamy
diperlukan pemikiran akal manusia dan perilaku sosial yang terkandung dalam ajaran
etika dan moral.
B. Etika, moral dan susila
1. Pengertian
a. Etika
Etika berasal dari kata ethos (Yunani) berarti watak kesusilaan atau adat. Atau
berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Jadi etika berhubungan
dengan tingkah laku manusia.
Secara istilah, etika berarti :
Ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan manusia menyatakan tujuan yang harus ditju oleh manusia didalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan unutk melakukan apa yang seharusnya
diperbuat.
b. Moral
Istilah moral berarti :
- Suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai,
kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,
salah, baik atau buruk (Abuddin Nata :90)
- Prinsip-prnsip yang berkenaan dengan benar atau salah,baik dan buruk.
- Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah
- Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
c. Susila
- Kata susila berasal dari kata su dan sila. Kata su berarti baik, sila berarti
dasar, prinsip, peraturan hidup/norma (Sansekerta).
- Susila = aturan hidup yang lebih baik, sopan. Kesusilaan = kesopanan.
- Kesusilaan mengacu pada membimbing, mengarahkan, membiasakan hidup
sesuai norma yang berlaku di masyarakat, kesusilaan menggambarkan keadaan
orang yang menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik.
d. Hubungan etika, moral, susila dan akhlak
- Penerapan akhlak islami memerlukan pemikiran konsep, norma, aturanaturan dan kesepakatan masyarakat untuk menggunakannya.
- Banyak sekali ayat Al Quran dan hadits yang memerintahkan manusia
menggunakan akalnya untuk memahami rahasia kekuasaan Allah diantaranya.
- Dengan akalnya manusia dapat memahami segala sesuatu yang diperintahkan
dan dilarang Allah, dan bahkan hikmah dan perbuatan Allah.
-Demikian pula Allah menyatakn segala sesuatu hasil pemikiran manusia yang
baik yang dilakukan berdasarkan penelitian dan pengakajian secara ilmiah
(empirik), dipandang baik juga oleh Allah.
- Kebiasaan (‘urf) merupakan salah satu dari sumber ajaran islam. Asal tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Adat dapat dijadikan sumber hukum islam.
Adat tersebut menjadi ketetapan atau hukum islam. Misal : halal bihalal, jual
beli dengan travel cek.
- Akhlak Islam yang bersumber dari wahyu dapat menerima dan mengakui
peranan, etika, moral dan susila, sebgai sarana untuk menjabarkan akhlak yang
terdapat didialam al Quran dan Hadits., Sepanjang hal tersebut tidak
bertententangan dengan Al Quran dan Hadits. Dasarnya qaidah ushul fiqh :
menarik manfaat terhadap yang mmeberi kebaikan dan meninggalkan
terhadap yang mendatangkan kerusakan ( jalbul maslahah wa dar-ur mafasid )
C. Pembagian akhlak
Secara garis besar akhlak dibagi dua, yaitu akhlak terpuji ( akhlak
nmahmudah) dan akhlak tercela ( akhlak mazmumah )
1. Akhlak terpuji (akhlak mahmudah) adalah akhlak yang senantiasa berada
dalam kontrol Ilahiyah, yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kontrukstif
kepada kemaslahatan umat, seperti sifat sabar, jujur, ikhlas, bersyukur, rendah
hati dan husnuzzon.
2. Akhlak tercela (akhlak mazmumah) adalah akhlak yang tidak dalam kontrol
Ilahiyah, berasal dari hawa nafsu manusia yang berada dalam lingkaran
syathaniyah, dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif bagi
kepentingan umat manusia , seperti sifat takabur (sombong), suudzzon, tamak,
pesimis, dusta, kufur, khianat dan malas.
D. Dari segi sasaran atau objeknya, akhlak dibagi menjadi akhlak kepada Allah
dan akhlak kepada makhluk. Akhlak kepada mahluk dibagi akhlak kepada
manusia dan akhlak kepada alam sekitar. Akhlak kepada manusia terdiri atas
akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri manusia sendiri,
akhlak dalam
lingkungan keluarga, akhlak terhadap tetangga dan akhlak dalam lingkungan
masyartakat luas. Akhlak kepada alam sekitar terdiri atas akhlak terhadap hewan,
tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar.
1. Akhlak kepada Allah
- Mentauhidkan dan menyembah hanya kepada Allah
- Bertaqwa kepada-Nya
- Berdoa kepada-nya
- Berzikir dan mengingat Alllah semata
- Bertawakal kepada-Nya
2. Akhlak terhadap diri sendiri
- Tawadhu’
- Sabar
- Bersikap jujur
- Amanah
- Qanaah (mencukupkan apa adanya)
- “Iffah (pemaaf, menahan diri)
3. Akhlak dalam lingkungan keluarga
- Akhlak suami sebagai kepala keluarga
- Anak wajib menghormati dan berbuat baik terhadap kedua orang tua
- Orang tua wajib mendidik anak-anak-nya
- Memelihara keturunan
- Istri wajib menghormati suami
- Suami wajib menghargai istri
- Orang tua menghargai anak-anaknya
- Suami wajib memmenuhi nafkah bagi keluarganya
5 bahasa cinta
•
•
•
•
Gift giving
4:36;2:83,195,215;3:92
Act of service 17:23-24;31:14-15
Physical Touch
17:23-24;31:14-15
Word of affirmation 5:100;10:100;34:20;4:119120
• Quality time 73:1-6;74:1-4;17:79-82
4. Akhlak dalam lingkungan masyarakat luas
- Tolong menolong (ta’awun)
- Adil (‘adalah)
- Menepati janji
- Bermusyawarah
- Menjaga persaudaraan (ukhuwah)
5. Akhlak terhadap alam sekitar (ekosistem)
- Melestarsikan lingkungan
- Menjaga kebersihan linbgkungan dari pencemaran
- Memamfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan bersama
E. Kedudukan akhlak
Dalam ajaran Islam akhlak adalah muara atau hasil dari seluruh ajaran
Islam yang bersumber dari aqidah dan syariah. Aqidah sebagai pondasi
ajaran Islam, syariah sebagai implementasi, dan akhlak sebagai hasil
atau muara dari seluruh ajaran Islam. Akhlak adalah tujuan akhir dari
seluruh ajaran Islam (Hadis).
Akhlaq terhadap lingkungan
• Melestarikan 21:107
• Tidak merusak11:85
F. Pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari
Induk akhlak adalah hikmah (bijaksana), syajaah (perwira, kesatria),
dan ‘iffah (menjaga diri). Induk ketiganya adalah adil, yaitu sikap
pertengahan dan seimbang dalam mempergunakan potensi rohaniyah
manusia yaitu akal (di kepala), ghazab (di dada), dan nafsu syahwat (di
perut).
Maka inti akhlak adalah adil (Ali Imran 3:8, An Nisa 4:4, An Nahl 16:
70). Sikap adil (pertengahan) mengahasilkan akhlak mulia, sebaliknya
apabila berlebihan menghasilkan akhlak tercela. Menurut kaum
Mu’tazilah perbuatan Allah terhadap manusia menunjukkan keadilan
Nya. Manusia yang adil meniru sifat Allah dan selalu cenderung kepada
sifat-sifat tersebut ( Hadis).
MODUL X
AKHLAQ DALAM BERBISNIS
A. Pengertian dan prinsip dasar ekonomi islam
1. Pengertian
Akhlak dalam berbisnis maksudnya melaksanakan kegiatan bisnis sesuai dengan
akhlak. Karena akhlak berdasarkan ajaran islam. Maka yang dimaksud dengan
akhlak dalam berbisnis adalah melaksanakan bisnis secara islamy, yaitu sesuai
dengan ajaran islam.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2. Prinsip-prinsip dasar ekonomi islam
Prinsip-prinsip dasar kegiatan ekonomi di antaranya adalah:
Kedudukan harta yang baik sebagai tonggak kehidupan, oleh karenanya ada
kewajiban untuk mengusahakannya, memanaj dan mengembangkannya.
Islam telah memuji harta yang baik, bahkan mewajibkan untuk menggapai dan
meraihnya, memanajnya sebaik mungkin dan mengembangkannya.
Islam menganjurkan pengadaan lowongan kerja dan usaha bagi setiap orang
yang berkemampuan.
Eksplorasi sumber-sumber kekayaan alam, demi kemanfaatan segala yang ada
baik dari segi kwantitas maupun kualitas menjadi tuntutan
Mencari rezeki dari sumber-sumber usaha yang keji sangat bertentangan dengan
nilai-nilai Islam dan haram hukumnya.
Kegiatan ekonomi mendekatkan gap antar strata social ekonomi, dengan
memperpendek kesenjangan antara si kaya yang keji dan si fakir yang papa.
7. Kegiatan ekonomi dalam rangka menciptakan tanggung jawab bersama,
pengamanan jaringan sosial bagi setiap anggota masyarakat, terciptanya lapangan
kerja baik di masa susah maupun mudah.
8. Infaq merupakan elemen penting dari pergerakan ekonomi untuk distribusi
kekayaan, untuk tujuan kebaikan dan membangun solidaritas social yang kuat
antar anggota masyarakat. Dan ia merupakan perintah dalam ajaran Islam.
9. Kegiatan ekonomi demi mewujudkan saling menolong dalam kebaikan dan
ketaqwaan.
10.Islam membangun system mu'amalat keuangan berdasarkan aturan-aturan yang
adil dan penuh kasih sayang dan benar dalam aplikasi moneternya.
11.Menjaga aturan-aturan yang adil dan penuh kasih sayang di atas merupakan
tanggung jawab pemerintah selaku pemegang otoritas moneter.
12.Dalam ilmu fiqh telah dijelaskan lebih rinci mengenai mu'amalat ini berlandaskan
al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
3. Tujuan Makro dan mikro
Kegiatan ekonomi dalam Islam mempunyai dua tujuan yaitu tujuan duniawi
dan ukhrowi yang diimplementasikan secara ganda dalam kegiatan itu. Yang
dimaksud dengan tujuan duniawi adalah bahwa kegiatan ekonomi sebagai upaya
mempertalikan hidup, memfasilitasi ibadah pribadi dan sosial,
meningkatkan
peradaban, membekali keturunan agar memiliki keberdayaan yang lebih baik,
dalam hal tersebut tercakup dalam dua hal yang mesti dicapai yaitu:
1. Tujuan makro:
a) Untuk menciptakan keadilan dan pemerataan pendapatan nasional.
b) Mengfungsikan secara optimal peran bait mal bagi pemerataan dan
perkembangan ekonomi umat dan keummatan.
c) Mengadakan kemakmuran bagi kepentingan publik seperti; geografi demografi,
pengelolaan, pelestraian dan pemanfaatan sumber daya alam, pembangunan
infrastruktur, pendidikan dan pelatihan bagi pengembangan usaha.
d) Pengawasan mekanisme distribusi, pasar, sirkulasi, dan netralitas pemerintah
sebagai wasit persaingan sehat serta pemeliharaan keseimbangan umum yang
sinergik dengan kaedah (Masholihul mursalah; banyak mendatang manfaat dan
menutup bahaya/resiko)
e) Pengendalian maslahah mu'amalat (transaksi ekonomi, bisnis, moneter)
f) Pengarahan perilaku konsumen agar mengindahkan norma-norma dan nilai
ekonomi dan agama, bahwa aktifitas ekonomi dalam hidup ini untuk
penyelenggaraan kecukupan nafkah umum dan pribadi.
2. Tujuan mikro
a) Mencukupi nafkah dasar
b) Memfasilitasi silaturrahmi
c) Menabung dan mengelola usaha agar banyak orang dipekerjakan untuk
mencukupi nafkah
d) Zakat, infaq, dan sedekah
e) Menunaikan haji
f) Mewariskan harta kepada keturunan
g) Mewakafkan untuk bekal akherat
Kegiatan-kegiatan pokok ekonomi adalah produksi, konsumsi, sirkulasi dan distribusi
.
B. Akhlak dalam Produksi
Akhlak dalam bidang produksi dibagi dalam tiga aspek yaitu:
.a. Bahan produksi,
1. Berasal dari sumber daya alam ( Surat Ibrahim 14 :32-33, Al Anfal 8 : 2-4, Asy
Syura 42: 38, Al Baqarah 2 : 3)
2. Berasal bahan halal, dilarang mempergadangkan barang yang haram (Al Maidah
5 : 2)
3. Bahan thayyib, baik dan bermutu
b. Etika Kerja Produksi
1. Bersungguh-sungguh
2. Amanah
3. Jujur, menyempurnakan timbangan dengan adil (Al An’am 6 : 152)
4. Bersih, suci, sehat
5. Hegienes
6. Tidak terjadi pemborosan
7. Buruh tunaikan kewajiban majikan tunaikan kewajiban (Al Hud 11 : 18)
c. Prinsip dalam produksi
Dalam memproduksi sektor ekonomi, islam memberiakan kebebasan kepada
setiap manusia untuk membuat aturan main sesuai dengan kreativitas, tingkat
keilmuan, situasi dan kondisinya. Islam memprioritaskan tujuan kegiatan ekonomi
yaitu kemaslahatan bagi manusia dan terhindar dari kemadharatan serta
terciptanya efisiensi dalam kehidupan. Apabila sebuah mesin dapat meningkatkan
jumlah produksi, menghemat tenaga, mengurangi jam kerja karyawan, mengurangi
modal dan mendatangkan banyak hasil, islam menyabutnya dengan baik. Produksi
adalah menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan sumber daya alam oleh
manusia.
a. Islam menganjurkan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam
secukupnya (Q.S Ibrahim 14: 32-34)
b. Unsur utama dalam produksi adalah bekerja, yaitu segala maksimal manusia
baik berupa gerak tubuh maupun akal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
dilakukan secara perorangan maupun kelompok, untuk pribadi maupun untuk
orang lain. Sumber daya alam adalah segala kekayaan alam yang diciptakan
Allah agar dapat dimanfaatkan manusia sebagai bekal kehidupan. Produktivitas
adalah gabungan antara kerjasama manusia dengan kekayaan alam. Bumi
adalah tempat bekerja manusia, manusia adalah pekerja, sedangkan unsur
lainnya untuk memproduksi adalah modal, keahlian dan pengawasan.
Prinsip-prinsip Islam dalam berproduksi
1) Rezeki akan didapat dengan bekerja dan berusaha (Al Mulk 67 : 15)
2) Bekerja adalah ibadah. Islam menganjurkan manusia untuk memproduksi sektorsektor ekonomi; pertanian, perkebunan, perikanan, perindustrian dan perdagangan.
Islam memberi berkah kepada usaha bidang ini, asal manusia konsisten dengan
ketentuan Allah. Dengan bekerja manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,
mencukupi kebutuhan keluarganya. Dengan bekerja manusia dapat melaksanakan
tugas kekhalifahan, menjaga diri dari maksiat, meraih tujuan hidupnya yang lebih
besar.
3)Tujuan bekerja adalah mencapai tujuan hidup untuk kemaslahatan keluarga dan
masyarakat, memakmurkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
4)Bekerja dengan tekun, islam menganjurkan manusia untuk bekerja secara tekun,
tidak asal jadi, tidak sembarangan, supaya kualitas produksinya tinggi. Misal
menyembelih hewan dengan pisau yang sebelumnya diasah menjadi tajam.
2. Akhlak Dalam Konsumsi
a.Memanfaatkan harta untuk kebaikan, menjauhi sifat kikir, menggunakan harta
secukupnya (Al Baqarah 2:3, An Nisa 4:39, Al Anfal 8:3-4, Asy Syura 42:38)
b.Menggunakan harta untuk kemanfataan yang membawa kebaikan, harta wajib
dibelanjakan (Qs. 2:3, 4:39, 8:2-4, 42:38)
c.Sasaran membelanjkan harta : Fi sabilillah, diri dan keluarga, kaum kerabat dan
masyarakat.
d.Larangan Islam dalam membelanjakan harta
1. Sikap mubadzdzir, boros
Cara menghindar dari pemborosan
a) Jauhi berhutang
b) Menjaga aset pokok dan mapan
2. Hidup bermewah-mewah
e. Prinsip Islam dalam konsumsi
Memanfaatkan harta dalam kebaikan dan menjauhi sifat kikir.
1) Memanfaatkan harta secukupnya untuk menikmati karunia Allah dan mewujudkan
kemaslahatan umum (sosialisme bukan individualisme atau kapitalisme). Biasakan
menabung dan hidup sederhana.
2) Membelanjakan harta hukumnya wajib, bukan sekedar anjuran, memanfaatkan
barang dilakukan setelah beriman kepada Allah (Al Baqarah 2:3)
3) Sasaran belanja adalah fisabilillah, diri dan keluarga. Maksudnya adalah zakat
(wajib) dan Shadaqah (sunnah)
4) Islam melarang mudadzir Mubadzir adalah menghamburkan uang tanpa ada
kemaslahatan dan tidak mendapat pahala (Al A’raf 7:31).
5) Akhlak Dalam Sirkulasi
Pengertian sirkulasi adalah kumpulan perjanjian dan proses yang di porosnya
manusia menjalankan aktifitas.
BAB XI
HAK ASASI MANUSIA, DAN
DEMOKRASI DALAM ISLAM
A. Pengertian HAM menurut Barat dan Islam
1. Pengertian HAM
Hak Azasi Manusia adalah hak yang diberikan Allah. Oleh karena itu tidak ada
suatu kekuatan atau kekuasaan apapun di dunia ini yang dapat mencabutnya.
Tetapi bukan berarti manusia bebas untuk berbuat semaunya, sebab apabila
manusia bebas menggunakan haknya tanpa menghargai hak azasi orang lainmaka
ia berarti telah melanggar hak azasi orang lain.
HAM menurut Islam
HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dianugerahkan Allah kepada manusia
untuk dijaga, dipelihara, dan dihormati/dihargai.
Dalam Islam HAM disebut al ahwalul khamsah (hal Yang lima) (perlkara yang lima),
yaitu jiwa, agama, harta, keluarga, dan harga diri atau krhormatan.
Menurut Barat, HAM adalah semua hak manusia yang bersifat antroposentris.
Menurut Islam HAM adalah hak manusia dari Allah yang bersifat teosentris,
maksudnya segala sesuatu berasal dari Allah.
B. Demokrasi Islam
1. Demokrasi dalam Islam dilandasi atas tiga hal :
1. Musyawarah (syura)
Kepada semua pimpinan organisasi diminta menyelesaikan sesuatu dengan
musyawarah. Dengan musyawarah tidak terjadi otoriter dan kesewenang-wenangan.
2. Ijma
Ijma’ adalah kesepakatan ulama di suatu negeri atas hukum sesuatu yang disepakati
bersama. Misal : membukukan Al Quran.
3. Ijtihad
Ijtihad adalah mengerahkan sesuatu dengan segala kesungguhan. Atau
mengerahkan segala potensi dan kemampuan semaksimal mungkin untuk
menetapkan untuk menetapkan hukum hukum Islam.
Misal : hukum meminum khamar.
2. Persamaan dan perbedaan demokrasi menurut Islam, Barat dan Pancasila
Persamaan
a. Islam dengan Barat
1) Adanya pengangkatan dan pemilihan serta pertanggungjawaban kepala negara.
2) Pemerintahan rakyat, dengan perantaraan rakyat dan untuk rakyat.gan yang
dikehendaki Islam.
3) Prinsip prinsip sama dihadapan undang-undang dan kemerdekaan berpikir
(berpendapat).
4) Kemerdekaan beragama (Al Baqarah 2: 256)
5) Kedilan sosial (hak hidup, hak kemerdekaan, hak bekerja)
6) Memisahkan antara satu kekuasaan dengan kekuasaan lain (legislative,
eksekutif dan yudicatif)
7) Prinsip ijma’ (kesepakatan para ahli)
b. Islam dengan Pancasila
1. Pengangkatan, pemilihan dan pertanggung-jawaban kepala negara (Presiden
sebagai mandataris MPR)
2. Prinsip persamaan hak, derajat, kedudukan dan kewajiban di depan undang
undang (TAP.MPR. IIMPR/1978), atau equality before the law.
Perbedaan
Perbedaan Islam, Barat dan Pancasila
a. Persamaan hak, hukum, kedudukan dan kewajiban di depan undang-undang
b. Barat menganut faham individualisme dan liberalisme yang mengutamakan
kebebasan individu.
2) Kebebasan diserahkan kepada manusia untuk menyempurnakan dirinya
sendiri, kebenarannya tidak mutlak tetapi relatif,
a. Demokrasi Barat diikat oleh kesatuan tempat, darah dan bahasa.
b. Tujuan demokrasi Barat untuk maksud keduniaan semata.
c. Demokrasi Pancasila moderat :
MODUL XII
ISLAM, IPTEK DAN SENI
A.Pengertian
1. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari pelbagai pengetahuan yang masingmasing mengenai suatu lapangan pengetahuan tertentu yang disusun sedemikian
rupa menurut asas tertentu sehingga mendjadi kesatuan suatu sistem dari pelbagai
pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan yang
dilakukan secara teliti dengan memakai metode tertentu (induksi, deduksi)
(Ensiklolpedi Indonesia).
2. Sumber ilmu pengetahuan
a. Instink (gharizah), misal butuh makan karena lapar
b. Indera (hawas) yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, perasa.
c. Intuisi (firasat), yaitu ilham, irhas, kata hati
d. Akal, yaitu kerja otak berfikir, meneliti, membandingkan
e. Wahyu, untuk para Nabi dan Rasul. Manusia biasa dari Alquran dan Hadis.
3. Ciri ilmu
1. Akumulatif, milik bersama, semua orang dapat mengembangkan dan
menggunakannnya.
2. Kebenarannya tidak mutlak, dpat keliru atau salah
3. Bersifat objektif, berdasar kaidah-kaidah ilmu pengetahuan dan sesuai prosedur
kelimuan.
4. Rasional, sesuai pemikiran manusia
5. Empiris, berdasar hasil penelitian, uji coba dan observasi
6. Bersifat umum, semua orang dapat menguji kebenarannya, dan dapat
mengunakannya
7. Bersifat relatif (nisbi), terbatas
B. Islam dan ilmu pengetahuan
1. Islam mewajibkan manusia menuntut ilmu ( Al Alaq 96:1-5,An Nahl 16:43 At
Taubah 9:122, Hadis)
2. Kewajiban manusia menuntut ilmu terdiri atas dua :
a. Fardhu ‘ain, setiap individu muslim wajib mempelajari pokok-pokok ajaran Islam
dalam ibadah mahdhah.
b. Fardhu kifayah, kewajiban bersama. Semua muslim wajib menuntut ilmu
pengetahuan tentang kepentingan masyarakat muslim dan mastakarat umum.
Kewajiban ini tidak mutlak. Apabila sebagian muslim telah mempelajarinya, maka
sebagian lain tidak wajib mempelajarinya.
C. Iptek dalam narasi Alquran dan Hadis
1. Dalam Alquran
Alquran mengandung pengetahuan tentang astronomi, meteorology, fisika, kimia
dan matematika (Adz Dzariyat 51:47-48, Al Furqan 25:61-62, Yasin 36:38-40, Al
Anbiya 21:30-33, Ar Rahman 55:33, Al Waqi’ah 56: 75-76). Pengetahuan tentang
ilmu biologi, botani, pertanian (Al An’am 6:99, Ar Ra’du 113:4, An Nahl 16:10, Qaf
50:9-11 dan ‘Abasa 80:24-32). Pengetahuan zoology dan dunia hewan (An Nur
24:45, Al Ghasiyah 88:17, Kedokteran, ilmu penyakit, lingkungan hidup (Al
Mu’minun 23:12-24, Al Baqarah 2:26)
2. Dalam hadis
a. Pertanian
Tidaklah seorang muslimpun yang bertani atau bercocok tanam, lalu hasilnya
dimakan burung, orang atau hewan, kecuali hal itu akan menjadi sedekah
baginya (HR Bukhari Muslim)
b. Kedokteran dan ilmu penyakit
Wahai hamba Allah. Berobatlah kalian kerana sesungguhnya Allah tidak
menurunkan penyakit melainkan Dia memberi obat (penawarnya), kecuali satu
penyakit tua (pikun) (HR Ahmad). Apakah obat-obatan tersebut merupakan takdir
Allah? Rasul menjawab : Obat-obatan itu juga termasuk takdir Allah(HR Tarmizi)
c. Hak milik dan keindahan
Barangsiapa menggarap tanah yang tidak dimiliki siapapun, dia llebih berhak atas
tanah tersebut (HR Bukhari). Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai
keindahan. Dia juga suka melihat tanda-tanda kenikmatan-Nya itu terlihat pada
hamba-Nya. Allah tidak suka kemelaratan dan sifat pura- pura melarat (HR
Baihaqy)
D. Perkembangan iptek dalam dunia Islam
Umat Islam telah mengasilkan ilmun pengetahua yang sangat tinggi dan menjadi
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang.
Diantaranya :
1. Bidang astronomi
a. Ibnu Atari (800 M) nn. Messahala. Karyanya: Astrolabe
b. Muhamnmad bin Al Katsir Al Farghani (833 M)
c. Alfraganun. Karyanya : jam matahari, tulisan Ptolomeus, almagest.
d. Ja’far Ibnu Muhammad IbnuUmar Al Balkhi(880M)
e. Albunssar.
2. Bidang matematika
a. Ibnu Rahiweh Al Arjani (850 M) nn. Al Arjani. Karyanya : ilmu ukur euchides
b. Al Habash (850 M0 nn. Al Habash. Karyanya : trigonometri, aritmatika, aljabar,
astrologi, musik.
c. Al ‘Ibadi nn. Abu Ya’cub. Karyanya : euclides, archimides, menelaus, algomes.
3. Geneometri dan Trigonometri
Ibnu Tarkhan Ibnu Anilah (940 M) nn. Al Farabi. Karyanya : hukum sinus, euclides,
dan komentar ilmu ukur.
E. Islam dan iptek kontemporer
1. Bayi Tabung (BT) dan inseminasi
2. BT atau invitrofertilization embryo transfer (IVF-ET) dalam Islam disebut thifl al
anabib. Inseminasi buatan (IB) (artificial insemination dalam Islam disebut at
talqih al shinai. Teknik BT dilakukan dengan mengambil sperma suami dan ovum
istri disatukan diluar kandungan (in vitro). Mediumnya adalah tabung khusus.
Setelah beberapa hari hasil pembuahan (embryo atau zigot) dipindahkan ke
rahim istri.
Teknik IB dilakukan dengan sperma diambil dari suami lalu disuntikkan kedalam
rahim istri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.
BT dilakukan karena masalah-masalah :
a. Pada istri, disebabkan :
. kerusakan pada saluran telur
. lendir rahim tidak normal
. ganggaun kekebalan
. tidak hamil meskipun telah dibedah saluran telur
. syndrome LUV (tidak pecah gelembung cairan telur)
. syndrome rokytansky (kelainan bawaan rahim)
. infeksi alat kandungan
. tumor rahim
. bekas operasi rahim
b. Pada suami, disebabkan :
. oligospermia (sperma sangat sedikit
. sperma lemah
IB dilakukan karena :
. sulit pembuahan alami
. sperma suami lemah
. tidak terjadi pertemua sperma dengan ovum
2. Aborsi
Tekniknya :
a. Curattage and Dilatage ( C &D )
b. Pelebaran mulut rahim, lalu janin dikiret
c. Penyedotan isi rahim
d. Operasi (hysterotomi)
Hukum Islam :
Aborsi sejak terjadi pembuahan sel telur oleh sperma hukumnya haram. Atas
pertimbangan medis abortus boleh.
Dalilnya qaidah fiqh :
Menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari dua hal yang berbahaya itu
adalah wajib.
4. Euthanasia (mati dini)
Membuat mati dini (euthanasia) atau mati dini, hukumnya haram.
Dalilnya :
Dan jangan kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha penyayang
kepadamu. (An Nisa 4: 29)
MODUL XIII
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
A. Pengertian, tujuan, latar belakang, landasan, dan pola pelaksanaan
1. Pengertian
Kerukunan umat beragama adalah hidup dalam Suasana damai, tidak bertengkar
walau berbeda agama.
2. Tujuan
Untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut
serta dalam pembangunan bangsa.
3. Latar belakang perlunya kerukunan umat beragama :
a. Bangsa Indonesia sedang membangun, semua unsur bangsa harus ikut
berpartisipasi dalam pembangunan.
b. Bangsa Indonesia sangat majemuk dari segi geografis ekonomi, etnis, bahasa,
sosial budaya, agama, yang sangat rawan konflik.
c. Letak negara Indonesia yang diapit dua benua besar, yaitu Asia dan Australia
sangat rawan terhadap pengaruh bangsa asing, baik bangsa Asia, Australia,
Eropa, Afrika dan Amerika.
d. Kebijaksanan Pemerintah dalam hal kerukunan umat beragama yang tidak
membenarkan dakwah terhadap umat yang telah beragama.
4
4. Pola Pelaksanaan
a. Kerukunan intern umat beragama
1) Pertentangan diantara pemeluk agama yang bersifat pribadi jangan
mengakibatkan perpecahan diantara pengikutnya.
2) Persoalan intern umat beragama dapat diselesaikan dengan semangat kerukunan
/ tenggang rasa dan kekeluargaan
b. Kerukunan antar umat beragama
1) Keputusan Menteri Agama Nomer 70 Tahun 1978 tentang pedoman penyiaran
agama sebagai rule of game bagi penyiaran dan pengembangan agama untuk
menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama.
2) Pemerintah memberi pedoman dan melindungi kebebasan memeluk agama dan
melakukan ibadat menurut agamanya masing-masing.
3) Keputusan Bersama Mendagri dan Menag Nomer 1Tahun 1979 tentang tata cara
penyiaran agama dan bantuan luar negeri bagi lembaga keagamaan di Indonesia.
B. Tipologi keagamaan masyarakat
1. Tipologi sikap ekslusivisme.
Ialah tipologi yang melahirkan suatu pandangan bahwa hanya agama yang
dianut dan di peluknya berskala prioritas dalam kebenaran dan agama selain
yang di anut (dipeluknya) berada dalam ketidak benaran, dan karenanya masya
rakat wajib mengikuti agamanya ; karena agama lain selain agamanya sebagai
agama terkutuk. ( At-Taubah 9:6)
2.Tipologi sikap inklusivisme.
Sebagai tipologi yang melahirkan bahwa di luar agama yang di anutnya, juga
mengandung kebenaran, meskipun tidak seutuh seperti agama yang telah di
anutnya. Islam adalah agama yang merealitas ajaran kepada pemeluknya pada
satu sisi ekslusivisme yang harus di imbangi dengan perilaku kesabaran, Sikap
islam adalah memberikan perilaku kesabaran yaitu menerima sikap orang lain
sekalipun sikap orang lain Tidak berada dalam kebenaran.
3.Tipologi sikap pluralisme.
Tipologi masyarakat berpandangan bahwa secara teologis pluralitas agama di
pandang sebagai suatu realitas niscaya yang masing masing berdiri sejajar,
4.Tipologi sikap eklektivisme.
Adalah merupakan suatu pandangan beragama masyarakat, melakukan selektivitas
antara ajaran dari banyak agama yang dianut oleh masyarakat, sehingga merupakan
ajaran dari agama agama yang di lihatnya ; mana ajarannya yang di anggap cocok dan
baik menurutnya, diambil sebahagian dan yang tidak baik di tinggalkan nya,
5.Tipologi sikap universalisme.
Sikap masyarakat yang berpandangan bahwa pada dasarnya semua agama
adalah satu dan sama. Hanya karena faktor faktor historis antropologis, agama
kemudian tampil dalam format plural pada kehidupan masyarakat.
C. Kerukunan antar umat beragama dengan Pemerintah
1. Semua pihak menyadari kedudukan masing-masing-masing sebagai komponen bangsa
dalam menegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Antara Pemerintah dengan umat beragama ditemukan pa yang saling diharapkan untuk
dilaksankan.
3) Pemerintah mengharapkan tiga preoritas. Umat beragama diharapkan partisipasi aktif
dan positif dalam :
a) Pemantapan ideologi Pancasila
b) Pemantapan stabilotas dan ketahanan nasional
c) Suksesnya pembangunan Nasional
D. Langkah-langkah
1. Dasar pemikiran
a) Landasan falsafah Pancasila dan pembangunan bangsa
b) Pancasila mengandung dasar yang dapat diterima semua pihak
c) Pembangunan wajib dilaksanakan dan disukseskan
d) Kerukunan bukan status quo, tetapi sebagai dinamika masyarakat yang sedang
membangun dengan berbagai tantangan dan persoalan
e) Kerukunan menghasilkan sikap mandiri
2. Pedoman penyiaran agama
a) Pupuk rasa hormat menghormati dan saling mempercayai
b) Hindari perbuatan yang menyinggung perasaan golongann lain
c) Penyiaran jangan ditujukan kepada orang yang sudah beragama dengan
bujukan, rayuan dan tekanan
d) Jangan mempengaruhi orang yang telah menganut agama lain dengan datrang
ke rumah, janji, hasutancaman dan menjelekkan
e) Penyiaran jangan dengan panflet, bulletin, majalah,obat, dan buku di
daerah/rumah orang yang beragama lain.
3. Bantuan Luar negeri
a) Bantuan luar negeri hanya untuk pelengkap
b) Pemerintah berhak mengatur, membimbing, mengarahkan agar bermanfaat dan
sesuai dengan fungsi dan tujuan bantuan
4. Tindak lanjut
a) Pemerintah perlu mengatur penyiaran agama
b) Penyiaran dilandasi saling harga menghargai, hormat menghormati dan
pengormatan hak seseorang memeluk agamanya
c) Perlu sikap terbuka
d) Bantuan luar negeri agar bermanfaat dan selaras dengan fungsi dan tujuan
bantuan.
KETENTUAN DAN PELAKSANAAN KUB
1. Peraturan-peraturan tentang kerukunan hidup antar umat beragama
a. Dakwah (KMA No. 44 Tahun 1970)
Dakwah melalui radio tidak mengganggu stabilitas Nasional, tidak mengganggu
pembangunan Nasional, tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Dakwah berupa : pengajian, majlis taklim,peringatan PHBI, upacara keagamaa,
ceramah agama, drama dan pertunjukan seni, usaha penmbangunan musholla,
mesjid, madrasah, poliklinik, rumah jompo dsb.
b.
1)
2)
3)
4)
Aliran kepercayaan (KMA No. B/5943/78 Tahun 1978)
Tidak merupakan agama dan tidak mengarah kepada pembentukan agama baru
Pembinaannya tidak termasuk Depag
Penganut kepercayaan tidak kehilangan agamanya
Tidak ada sumpah, perkawinan, pemakaman, kelahiran dan KTP menurut
kepercayaan. ( Tap. MPR. No. IV/MPR/78)
c. Tentang Ahmadiyah
Tentang Ahmadiyah SKB Tiga Menteri ( Agama, Dalam Negeri, Jaksa Agung)
9 Juni 2008 menetapkan :
1. Memberi peringatan dan memerintahkan untuk semua warga negara untuk
tidak menceritakan, menafsirkan suatu agama di Indonesia yang menyimpang
sesuai UU No.1 PNPS 1965 tentang penodaan agama.
2. Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus
Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sepanjang menganut agama islam agar
memberhentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran Agama
Islam pada umunya. Seperti pengakuan adanya Nabi setelah nabi Muhammad
saw.
3. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada anggota atau pengurus JAI
yang tidak mengindahkan peringatan tersebut dapat dikenal sangsi sesuai
dengan peraturan perundangan.
4. Memberi peringatan dan memerintahkan semua warga negara menjaga dan
memelhara kehidupan umat beragama dan tidak melakukan tindakan yang
melanggar hukum terhadap penganut JAI.
5.
Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga yang tidak
mengindahkanperingatan dan perintah dapat dikenakan sangsi sesuai
perundnagan yang berlaku.
6. Memerintahkan setiap pemerintah daerah agar melakukan pembinaan terhadap
keputusan ini.
7. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, 09 juni 2008
d. Tenaga asing
1) Tenaga asing harus memiliki izin bekerja tertulis dari Depnaker
2) Jumlahnya dibatasi
3) Diklat bagi tenaga WNI untuk menggantikan WNA
4) Orang asing dapat melakukan kegiatan keagamaam dengan izib Menag (
Instruksi Menag No. 10 Tahun 1968, Kep. Menag No. 23 Tahun 1974 dan No. 49
Tahun 1980)
e. Buku-buku
1) Jaksa Agung berwenang melarang buku yang dapat mengganggu ketertiban
umum
2) Barang siapa menyimpan, memiliki, mengumumkan, menyampaikan,
menyebarkan, menempelkan, memperdagangkan, mencetak kembali barang
cetakan yang terlarang, dihukum dengan kurungan setinggi-tingginya satu tahun
3) Kepala Kanwil Depag agar :
-Mengawasi, meneliti peredaran mushaf Al Quran dalam masyarakat, toko,
apakah sudah ada tashih dari lajnah/panitia pentashih apa belum
-Segera melaporkan kepada Balitbang Depag apabila terdapat mushaf yang belum
ada tanda pentashih
f. Pembangunan sarana ibadah
a. Didasarkan pada keperluan nyata dan sungguh-sungguh berdasarkan komposisi
jumlah penduduk bagi pelayanan umat beragama yangbersangkutan di wilayah
kelurahan /desa
b.Dilakukan dengan tetap menjaga kerukunan umat beragama,tidak mengganggu
ketenteraman dan ketertiban umum, serta memenuhi peraturan perundangan
c. Memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung
d. Memenuhi persyaratan khusus :
Daftar nama dan KTP pengguna rumah ibadat paling sedikit 90 orang yang
disahkan oleh pejabat setempat.
Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang yang disahkan
lurah/kepala desa setempat.
e.Rekomendasi tertulis kepala kantor Departemen Agama setempat kabupaten/kota
f. Rekomendasi tertulis FKUB kabupaten/kota. (Peraturan Bersama Menag dan
Mendagri No. 9 dan 8 Tahun 2006 tanggal 21 Maret 2006)
10. Pokok-pokok ajaran Islam tentang KUB
1. Pengertian
a) KUB adalah tasammuh atau toleransi
b) KUB adalah toleransi dalam social kemasyarakatan, bukan dalam soal aqidah,
ibadah dan pernikahan.
2. Dalam soal aqidah umat Islam harus meyakini Islam adalah satu-satunya agama
dan keyakinan yang dianutnya (Surat Al Kafirun 1-4 ).
3. Tidak membenarkan sikap sinkritisme karena tidak sesuai dengan keimanan
seorang muslim dan tidak logis.
4. Berbeda agama tidak harus menimbulkan perpecahan dalam kehidupan. Contoh
kehidupan masa Rasulullah di Madinah.
5. Hal-hal yang dilarang bertoleransi adalah :
a) Dalam masalah aqidah dan ibadah, seperti shalat, puasa, haji dan keimanan.( Al
Kafirun 1-4 ).
b) Dilarang melakukan perkawinan antara umat Islam dengan penganut agama lain.
c) Pandangan Islam terhadap pemeluk agama lain :
(1) Darul Harbi
Daerah yang memusuhi Islam, mengganggu darul muslim, menghalangi dakwah
Islam. Terhadap mereka umat Islam wajib jihad (perang) melawannya.(Al
Mumtahanah 9 ). Cara memilah adalah ketika Nabi berkirim surat ke Negeri
Ethiopia, Kaisar Iran dsb.
(2) Kafir dzimmy
Adalah individu atau kelompok masyarakat bukan Islam,tidak membenci Islam,
tidak membuat kekacauan, kerusuhan, dan mereka tidak menghalangi Islam.
Sikap umat Islam : menghormati , diperlakukan secara adil, berhak diangkat
sebagai tentara untuk melindungi daerah Islam. Keyakinan mereka diserahkan
kepada mereka, umat Islam tidak boleh mengganggu.
(3) Kafir musta’man
Adalah pemeluk agama lain yang meminta perlindungan keselamatan dan
keamanan terhadap diri dan hartanya.
Sikap umat Islam :
1) Tidak memberlakukan hak dan hukum negara
2) Diri/jiwa dan hartanya harus dilindungi
3) Mereka dibawah lindungan pemerintahan Islam.
MODUL XIV
SISTEM POLITK ISLAM
A. Pengertian
Dalam term politik Islam, politik itu identik dengan siyasah, yang secara
kebahasaan berarti mengatur. Fiqh syiyasah adalah aspek ajaran Islam yang
mengatur sistem kekuasaan
dan pemerintahan. Politik sendiri berarti segala
urusan dan tindakan (kebijakan, siasat dan strategi) mengenai pemerintahan
suatu negara dan kebijakan suatu negara lain.
Politik dapat juga berarti kebijakan atau cara bertindak suatu negara dalam
menghadapi atau menangani suatu masalah.
Dalam fiqih syiyasah disebutkan bahwa garis besar fiqih syiyasah meliputi :
1. Syiyasah Dusturiyah (Tata Negara dalam Islam)
2. Syiyasah Dauliyah (Politik yang mengatur hubungan antara suatu negara Islam
dengan negara Islam lain atauy dengan negara sekuler lainnya.
3. Syiyasah Maaliyah ( Sistem ekonomi negara)
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang dapat mempersatukan kekuatankekuatan dan aliran-aliran yang berbeda-beda di masyarakat. Dalam konsep
Islam kekuasaan tertinggi adalah Allah SWT. Ekspresi kekuasaan dan kehendak
Allah tertuang dalam Al Quran dan Sunnah Rasul. Oleh karena itu penguasa
tidaklah memiliki kekuasaan murtlak, ia hanya wakil Allah (khalifah) Allah di muka
bumi yang berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah dalam kehidupan nyata.
Disamping itu, kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan kepada orangorang yang berhak memilikinya. Pemegang amanah haruslah menggunakan
kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang
telah ditetapkan Al Quran dan Sunnah Rasul.
Susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran Islam disebut Al Khilafah
(Pemerintahan Islam). Hukum mendirikan al khilafah adalah wajib kifayah.
Khilafah menjamin terciptanya ketenteraman dan kedamaian bagi masyarakat
Islam.
B. Prinsip-prinsip dasar sistem politik Islam
1. Prinsip dasar syiyasah
Prinsip dasar syiyasah adalah : (1) musyawarah, (2) pembahasan bersama, (3)
tujuan bersama, yakni untuk mencapai suatu keputusan, (4) keputusan itu
merupakan penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi bersama, (5)
keadilan,
(6)
almusaawah
atau
persamaan,(7)
al
hurriyah
(kemerdekaan/kebebasan), (8) perlindungan jiwa dan harta nasyarakat.
2. Prinsip dasar pemerintahan
a. Tauhid
Pemerintahan Islam harus didasari tauhid, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa. ( Annur 24:55)
b. Kedaulatan rakyat
Pemerintahan dipimpin oleh ulil amri (wakil rakyat), yang berdasarkan Al Quran
dan Hadis yang wajib ditaati oleh pemerintah dan rakyat.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri diantara kamu (An Nisa 4:59)
c. Keadilan terhadap sesama manusia
d. Kejujuran, ikhlas, tanggung jawab, dan adil dalam melaksanakan tugas tanpa
membedakan bangsa dan agama.
Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil (An Nisa 4:59)
Pemilih khalifah adalah wakil-wakil rakyat (ahlulhalli wal ‘aqdi( yang
memenuhi syarat :
a. Adil, melaksanakan yang diperintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
b. Ahli, sesuai dengan bidangnya
c. Berpendirian teguh, bijaksana
Bentuk pemerintahan dalam al khilafah adalah Presidentil Kabinet atau Republik
Konstitusional. Apabila khalifah berepegang kepada Al Quran dan Hadis, maka
umat Islam wajib mentaatinya. Apabila tidak, maka boleh diganti dengan Majelis
Syura (legistatif).
Untuk pengawasan negara dibentuk badan aqdiyah, atau Badan Pengadilan oleh
Pemerintah. Khalifah mengangkat para qadhi (hakim) yuntuk mengadili atau
mengawasi Pemerintah.
3. Prinsip-prinsip politik Luar Negeri
Prinsip politik luar negeri dalam politik Islam adalah :
(1) saling hormat menghormati fakta-fakta dan traktat (Al Anfal 8:58, At Taubah 9: 4
dan 7, An Nahl 16:91),
(2) menjaga kehormatan dan integrasi nasional (An Nahl16:92,
(3) keadilan universal (internasional) (Al Maidah 5:8),
(4) menjaga perdamaian abadi (Al Maaidah 5:61)
(5) menjaga kenetralan negara-negara lain (An Nisa 4:89-90),
(6) larangan terhadap ekploitasi para imperialis (Al An’am 6:92),
(7) memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam yang hidup di
negara lain (Al Anfal 8:72),
(8) bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral (Al Mumtahanah 60:8-9),
(9) kehormatan dalam hubungan internasional (Ar Rahman 55:60),
(10) memberikan balasan secara adil terhadap penyerang Islam (An Nahl 16:126)
C. Kepemimpinan dalam Islam
1. Pengertian
Kepemimpinan dalam Islam disebut imamah, dari kata imam, berarti pemimpin,
atau ketua dalam lembaga. Juga berarti khalifah, penguasa,,dan pedoman. Al
Quran disebut juga imam sebab menjadi pedoman hidup manusia. Rasul juga
imam, sebab beliau adalah pemimpin dari semua pimpinan umat. Imam juga
berarti mengatur kemaslahatan sesuatu untuk pemimpin pasukan atau fungsi lain.
Kata imam terdapat dalam Al Quran :
Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia (Al Baqarah 2:
124)
Imam juga pemegang kekuasaan atas umat atau khalifah, sebab ia adalah penguasa
umat Islam yang menggantikan Nabi dan wajib ditaati. Manusia mentaati dan
berjalan di belakang khalifah, sebagai imam. Rasul adalah umat Islam dalam soal
agama dan negara. Setelah wafat fungsi Rasul tidak dapat diganti, sedang fungsi
kepala negara diganti dengan khalifah Rasyidin. Fungsi Nabi untuk memelihara
agama dan mengatur dunia diganti dengan lemnbaga imamah.
2. Pemikiran imamah
Pemikiran imamah telah ada sejak masa Rasulullah masih hidup. Sewaktu
Rasulullah ditanya soal siapa pemimpin setelahmum beliau menjawab “Abu Balar”,
sebab ia zuhud dan dapat dipercaya, “Umar” sebab ia kuat dan terpercaya, ”Ali”
sebab ia pemberi petunjuk dan pembimbing ke arah jalan yang lurus. Perseleisihan
terjadi setelah Rasulullah wafat sampai terpilih Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai
khalifah.
3. Kewajiban khalifah (pemimpin)
a. Berpengalaman dalam menafsirkan Al Quran dan Sunnah Rasul
b. Adil, melaksanakan ajaran Islam dan meninggalkan larangannya
c. Kifayah, membela dan mernghidupkan agama dan negara dalam kekuasaannya
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Mentanfizkan hukum antara orang yang berselisih atau mendamaikannya
f. Menjaga keamanan umum
g. Bermusyawarah dengan wakil
h. Mengatur batas negeri dengan sekuat-kuatnya
i. Jihad, perang terhadap musuh
j. Mengatur kemakmuran rakyat
k. Mengatur penyerahan pekerjaan dan kekuasaan sesuai kecakapan dan bidangnya
4. Kepemimpinan gender wanita
a. Pria dan wanita adalah insan yang saling melengkapi satu sama lain sebagai
komplementer.
Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka
(Al Baqarah 2: 187)
b. Pria dan wanita sama kedudukannya
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa diantara kamu. (Al Hujurat 49:13)
c. Ayat yang menyatakan bahwa kamu laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita
(An Nisa 4:34) dipahami laki-laki sebagai pelindung wanita, sebab secara
kodrati/fisik laki-laki lebih kuat dari wanita.
d. Tidak ada teks yang menyatakan wanita tidak boleh sebagai pemimpin
e. Dalam pertanggungjawaban sebagai pemimpin suatu tugas sama pertanggungjawabannya (accountability) antara pria dan wanita.
Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan diminta
pertanggungjawaban dari kepemimpinannya (Hadis)
f. Pemimpin dipilih berdasarkann keahlian, menguasai permasalahan, dan
menadatangkan kebaikan. Apabila
tidak mempunyai keahlian,, maka akan
mendatangkan kehancuran. Apabila suatu perkara diserahlkan kepada bukan
ahlinya, maka tunggulah kehacurannya (Hadis)
5. Ketaatan kepada ulil amri
Dalam surat An Nisa 4: 59 dinyatakan :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri
diantara kamu (An Nisa 4:59)
a. Ulil amri adalah raja, kepala pemerintahan,ulama, amir di zaman Rasul, qadhi,
komandan militer, mujahid (ahlul halli wal ‘qdi) yang taat kepada Allah dan RasulNya.
b. Rakyat muslim harus taat kepada ulil amri sesuai ayat diatas, setelah taat kepada
Allah dan Rasul-Nya.
c. Syarat ulil amri yang ditaati adalah :
1) Ulil amri tersebut taat kepada Aallah dan Rasul-Nya
2) Perintahnya adalah untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya, bukan untuk maksiat.
Kalau untuk maksiat dan kemungkaran maka harus ditolak.
D. Masyarakat Madani
1. Pengertian
a. Masyarkat madani ialah masyarakat yang menganut sistem sosial
berdasarkan prinsip moral yang merekonstruksi sikap menjamin keseimbangan
antara kebebasan individu dengan kestabilan bagi kehidupan masyarakat.
Sejarah menuturkan bahwa bentuk pemerintahan Islam pertama yang dibangun
berpusat di Madinah, dipimpin oleh rasullullah Muhammad saw, menganut
sistim masyarakat madani dan yang demikian nampak dari statemen ungkapan
nabi, keharusan bagi suku yang ada di Madinah menerapkan perilaku saling
hormat menghormati sesama antara kelompok suku dan tidak saling
memaksakan keyakinan masing-masing.
b. Masyarakat madani menurut Anwar Ibrahim : mempunyai ciri khas :
kemajemukan budaya, hubungan timbal balik, dan sikap saling memahami dan
menghargai. Konsep kehidupan masyarakat madani adalah merekonstruksi
rekomendasi dari surat Al-Mulk 67:3-4.
c. Masyarakat madani atau civil society secara umum bisa diartikan sebagai
salah suatu masyarakat atau institusi sosial yang memiliki ciri-ciri antara lain :
Kemandirian, toleransi, keswadayaan, kerelaan menolong satu sama lain, dan
menjunjung tinggi norma dan etika yang disepakati secara bersama-sama ( Din
Syamsudin, 1998 :12 )
2. Karakteristik Masyarakat Madani
a. Free Public Sphere, adanya ruang publik yang bebas sebagai sarana
mengemukakan pendapat.
b. Demokratis, merupakan suatu entitas yang menjadi penegak yang menjadi
penegak wacana masyarakat madani, dimana dalam menjalani kehidupan,
warga negara memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan aktivitas
kesehariannya, termasuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
c. Toleran, merupakan sifat yang dikembangkan dalam masyarakat madani
untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati aktivitas yang
dilakukan oleh orang lain.
d. Pluralisme, adalah pertalian sejati dalam ikatan-ikatan keadaban. Bahkan
pluralisme adalah suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia antara
lain melalui mekanisme pengawasan dan pengeimbangan.
e. Keadilan sosial, dimaksudkan adanya keseimbangan dan pembagian yang
proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup
seluruh aspek kehidupan.
3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Madani
a. Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik. Strartegi ini
berpandangan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam
masyarakat yang belum memlikii kesadaran berbangsa dan bernegara yang
kuat.
b. Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi. Strategi
ini berpandangan bahwa untuk membangun demokrasi tidak usah menunggu
rampungnya tahap pembangunan ekonomi.
c. Strategi yang memilih membangun masyarakat madani sebagai basis yang kuat
kearah demokratisasi. Stratei ini lebih mengitamakan pendidikan dan
penyadaran politik, terutama pada golongan menengah semakin luas.
Ketiga model strategi pemberdayaan masyarakat madani tersebut dipertegas
oleh Hikam bahwa era transisi ini harus dipikirkan prioritas-prioritas
pemberdayaan dengan cara memahami target-target group yang paling stategis
serta penciptaan pendekatan-pendekatan yang tepat di dalam proses tersebut.
MODUL XV
TAKWA
A. Pengertian
Takwa dari kata waqaya (Arab) berarti takut, menjaga diri, memelihara, tanggung
jawab dan memenuhi kewajiban.
Orang yang bertakwa adalah orang yang takut kepada Allah berdasarkan
kesadaran dengan mengerjakan suruhan-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, takut
terjerumus kedalam perbuatan dosa.
Orang yang bertakwa adalah orang yang menjaga (membentengi) diri dari
kejahatan, memelihara diri agar tidak melakukan perbuatan yang tidak diridhoi
Allah, bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku dan perbuatannya, serta
memenuhi kewajibannya.
Menurut H.Agus Salim, takwa adalah sikap mental seseorang yang selalu ingt dan
waspada terhadap sesuatu dalam rangka memelihara dirinya dari noda dan dosa,
selalu berusaha melakukan perbuatan yang baik dan benar, pantang berbuat salah
dan jahat kepada orang lain, diri sendiri dan lingkungannya.
B. Kedudukan takwa
Kedudukan takwa bagi seorang muslim sangat penting dalam kehidupannya,
sebab:
a. Takwa adalah pokok segala pekerjaan
b. Takwa adalah ukuran (parameter) kemuliaan seorang muslim (S.49: 13)
c. Takwa sebagai Takwa sebagai dasar persamaan hak antara pria dan wanita
(suami isteri) (Q.S. 4:1)
d. Takwa sebagai pokok-pokok kebajikan (Q.S.2: 177)
C. Ciri orang bertakwa :
1. Beribadah di waktu malam dengan sujud berdiri, serta diikuti rasa takut
kepada azab akhirat ( Az-Zumar 39 : 9 )
2. Maqomnya di sejajarkan sebgai wali Alah yang memiliki maqom terpuji pada
sisi Allah. ( Yunus 10 : 62-64, Ar-Rum 30 : 59, Al Mukmin 40 : 35 )
3. Beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabinabi, memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan (Al Baqarah 2:177)
D. Ruang lingkup
Menurut Hasan Langgulung takwa merupakan kesimpulan semua nilai yang terdapat
didalam Al Quran. Takwa mencakup segala nilai yang diperlukan manusia untuk
keselamatan dan kebahagiannya di dunia ini dan di akhirat kelak.
Nilai-nilai takwa yang dibutuhkan manusia dapat digolongkan atas (tiga), yaitu (1)
nilai-nilai perseorangan, (2) nilai-nilai kekeluargaan, (3) nilai-nilai sosial, (4) nilai-nilai
kenegaraan dan (5) nilai keagamaan.
Dalam arti memelihara takwa meliputi empat jalur hubungan manusia, yaitu: a.
Hubungan manusia dengan Allah, b. Hubungan manusia dengan hati nurani atau
dirinya sendiri,c. hubungan manusia dengan sesama manusia, d. hubungan mnusia
dengan lingkungan hidup. Keempat hubungan tersebut harus dikembangkan secara
selaras dan seimbang.
Hubungan manusia dengan Allah meliputi: (1) beriman kepada Allah, (2) beribadah
kepada-Nya, (3) mensyukuri nikmat-Nya, (4) bersabar menerima cobaan Allah, (5)
memohon ampun atas segala dosa dan tobat untuk tidak lagi melakukan kejahatan.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, meliputi: (1) sabar, (2) pemaaf, (3) adil,
(4) ikhlas, (5) berani, (6) memegang amanah, (7) mawas diri, (8) mengembangkan
semua sikap dalam akhlak yang baik.
Hubungan manusia dengan manusia lain, meliputi: (1) tolong menolong, (2) suka
memaafkan kesalahan orang lain, (3) menepati janji, (4) lapang dada, (5)
menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
Hubungan manusia dengan kingkungan hidup meliputi:
memlihara dan
menyayangi binatang dan tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan udara serta semua
alam semesta untuk kesejahteraan manusia dan makhluk lainnya tanpa membuat
kerusakan atau kehancuran alam, sehgingga generasi beikutnya tidak dapat
mengolah dan menikmati alam lagi.
Konsekwensi dari keempat hubungan diatas, manusia bertakwa harus
mengembangkan 4 (empat) tanggung jawab dan kewajiban, yaitu: (1) tanggung
jawab kepada Allah, (2) kepada hati nurani sendiri, (3) kepada manusia lain, dan
(4) tanggung jawab memelihara hewan, tumbuh-tumbuhan, air, udara, tanah dan
kekayaan seluruh alam yang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan
makhluknya.
Download