Radio Karakteristik pendengar di Indonesia (hasil penelitian Nielsen

advertisement
Radio
Karakteristik pendengar di Indonesia (hasil penelitian Nielsen Media Research responden berusia
10 tahun ke atas di sembilan kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Denpasar, Medan, Makassar,
Palembang, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta pada Mei 2007 lalu) dalam hal menghabiskan
waktu mendengar radio dalam seminggu mencapai: 22 jam, 32 menit. Ini merupakan
peningkatan jumlah waktu dalam mendengar radio, yang pada tahun sebelumnya (pada Mei
2006): 20 jam, 37 menit untuk setiap minggunya.
Sedangkan jangkauan media radio terhadap penduduk Indonesia mencapai 66,4 persen. Ini
merupakan peningkatan dibandingkan tahun 2006 lalu sekitar 63,2 persen dari jumlah total
penduduk Indonesia. Pertumbuhan jumlah radio di negeri ini memang semakin pesat. Bila pada
tahun 2000 ada sekitar 800 stasiun radio, maka pada tahun 2006 diperkirakan sudah menjadi
1.800 stasiun radio.
Majalah Cakram memaparkan tentang kekuatan iklan di radio bila dipadukan dengan
internet. Uji teknis secara secara on-line menunjukanrecall iklan bertambah sangat signifikan
ketika iklan radio dipadukan dengan iklan di internet – bila dibandingkan hanya beriklan melalui
website. Ini merupakan salah satu kesimpulan studi yang dilakukan Harris Interactive Inc. yang
dilansir Februari 2007 lalu. Pemikiran yang berkembang dalam dunia periklanan saat ini
meyakini efektivitas penggunaaan media campuran (mixed media) dibanding hanya
menggunakan media tunggal (single media).
Konvergensi radio dengan media digital seperti internet dan mobile phonemenjadikan
media ini dapat menjangkau lebih banyak khalayak sasaran. Program radio – yang tadinya
memiliki keterbatasan jangakuan siar – kini bisa didengar lewat telepon selular dan internet dan
menjadi tidak terbatas.
Potensi pendengar RRI mencapai sekitar 200 juta orang yang tersebar di 58 kota-kota
utama di Indonesia. Karakteristiknya: 47 persen pendengar pria, 53 persen pendengar wanita.
Usia pendengar RRI ada sekitar 43% berkisar 15-45 tahun, dan sebagian besar berpendidikan
SMA ke atas (60 persen). Persaingan antar stasiun telah memberi ruang inovasi dan inspirasi
bagi para pengelolanya. Kini radio tak lagi mengemas program-program siaran secara umum.
Mereka mulai menggarap segmentasi pasar secara khusus. Maka muncul stasiun dengan ceruk
tertentu, mulai dari khusus musik dangdut, remaja, perempuan, bisnis, hingga yang khusus
mengudarakan progam siaran berita melulu. Buat mereka yang berminat mendapatkan informasi
atau berita misalnya ada Suara Surabaya (Surabaya) danElshinta (Jakarta). Atau mendengar
namanya saja seperti FeMale (yang hadir di Jakarta dan Bandung), atau Kids Radio (Jakarta)
sudah bisa ditebak sasaran pendengar dari stasiun radio tersebut.
Dengan adanya segmentasi ini, maka memudahkan pengiklan karena jelas target dan
sasarannya. Menarik untuk dikaji selanjutnya tentang stasiun radio ceruk (segmented) di
Indonesia yang terus berkembang.
Stasiun
radio
yang
membentuk
jaringan
siaran
masih
menjadi
tren
sepertiElshinta (Jakarta) yang bisa di-relay oleh 35 stasiun radio lainya di kota-kota besar di
Indonesia. Serta jaringan radio Sonora (milik Kelompok Kompas Gramedia) yang tersebar di
tujuh kota: Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Palembang, Pontianak, Pangkal Pinang dan Solo.
Kelebihan radio, diantaranya adalah:
1) Bersifat langsung, berarti tanpa melalui proses yang panjang,radio sudah dapat menyampaikan
pesan secara langsungkepada khalayak pendengar
.2) Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan (daya tembus),artinya radio memiliki daya
tembus yang luar bia sa ke segalaarah tanpa memperhitungkan tempat, ruang, jarak, dan waktu.
3) Memiliki daya tarik yang kuat, sebagai media penyampaipesan, radio juga memiliki fungsi
mendidik memberi informasisekaligus menghibur. Disinilah letak daya tarik radio itumemiliki
sifat yang “hidup”, karena radio melekat tiga unsur,yaitu: musik, kata-kata (siaran kata), efek
suara (soundeffect)
4) Memiliki daya pengaruh, artinya radio siaran mempengaruhikhalayak pendengar karena
hiburan musiknya, suarapenyiaranya dan acara-acara yang disiarkan oleh radio.
5) Dapat diterima oleh pihak manapun, baik yang berpendidikantinggi manapun yang
berpendidikan rendah.
Kelemahan radio
1. Bersifat einmalig (sekali jalan), artinya sekali pemberitaan itudisampaikan, berarti sudah
hilang dan tidak dapat didengarlagi.
2. Terikat oleh waktu, artinya sekilas begitu diucapkan berarti sudah lepas dari sumbernya
dan tidak dikoreksi lagi, sertamempunyai waktu-waktu tertentu dalam penyiarannya.
Periklanan di Radio
Nilai ekonomis iklan
1. membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai
2. iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen
melalui siaran televisi/radio
3. sekalipun memerlukan biaya besar, bagi produser yang dapat memanfaatkan kreatifitas,
strategi iklan yang tepat dapat menjadi murah.
kekuatan dan kelemahan iklan
kekuatan:
1.
2.
3.
4.
iklan dapat berpengaruh dan berlalu dengan sangat cepat.
iklan memungkinkan untuk melaksanakan jenis kreatif yang sangat banyak.
iklan dapat digunakan untuk setiap produk dan pelayanan meskipun di sejumlah sektor.
iklan dibayar untuk publisitas artinya kita dapat mencapai kelompok sasaran dengan
sangat tepat, melaksanakan kampanye sesuai yang kita inginkan.
kelemahan:
1. pada situasi tertentu, anggaran untuk periklanan sangat terbatas sehingga hanya dapat
menyampaikan kampanye-kampanye promosi secara kecil2an saja.
2. upaya menimbulkan keyakinan bagi kelompok sasarannya.
3. jangkauan yang terbatas serta daya beli media yang rendah menyebabkan biaya iklan
menjadi mahal.
Lembaga utama dalam periklanan

pengiklan adalah produsen pemasang iklan.



biro iklan dan perusahaan jasa riset pemasang(PJRP) membantu pengiklan dalam hal
menganalisa peluang mengembangkan kreasi, mendesain iklan serta dalam hal pembelian
media(waktu/ruang).
lembaga pengawas yang terdiri dari pemerintah dan para pesaing yang berinteraksi
dengan atau mempengaruhi aktivitas pengambilan keputusan pengiklan dengan berbagai
cara.
pasar atau konsumen adalah individual lembaga atau kelompokyang menjadi sasaran
pengiklan untk mempersiapkan “pesan” yang harus dibawa oleh iklan.
Mekanisme periklanan Radio
Produsen
iklan →
lokal
nasional
Account
executive
Agency/media
buying
Client services
Traffic/admin
materi
Creative iklan
Approving
client
Naik siar
Keterangan:
1. produsen iklan adalah mereka yang memiliki modal untuk meningkatkan brand awarnes,
memperkenalkan product, dll
2. agency iklan adalah perusahaan yang merencanakan iklan dari produsen iklan.
Menciptakan konsep iklan yang creative sampai membuat media planning dan budgeting.
3. Account executive adalah seorang marketing iklan dalam sebuah media yang membantu
kebutuhan produsen iklan dalam menciptakan brand awareness dan memfasilitasi
produsen iklan untuk berkomunikasi dengan beberapa bagian dalam radio yang
berhubungan dengan iklan.
4. Client service adalah seorang dalam industry media radio yang memfasilitasi account
executive untuk mewujudkan keinginan produsen iklan. Misalnya membuat data base
iklan yang masuk dan nominalnya, pengajuan entertain client, mengkomunikasikan iklan
yang diharapkan oleh produsen iklan ke beberapa pihak dalam radio.
5. Traffic adalah seorang yang merencanakan penempatan iklan dalam sebuah radio.
Penempatan waktu iklan ini dipengaruhi oleh harga iklan dan aturan-aturan yang ada
dalam beriklan. Misalnya iklan rokok tidak boleh ditempatkan sebelum jam 10 malam.
6. Creative iklan adalah sebuah divisi yang menciptakan iklan yang kreatif dan sesuai
dengan permintaan produsen iklan
7. Approving client adalah sebuah cara yang ditempuh untuk mendapatkan persetujuan
client tentang iklan yang mewakili permintaan client. Dalam hal ini client berhak
memberikan revisi kepada radio sampai iklan sesuai dengan permintaan.
8. Setelah proses tersebut, maka iklan siap naik siar sesuai dengan waktu yang dibuat oleh
traffic.
Data Media dan Rate Card
Data media berisi tentang profile radio, segment, SES sampai pada karakter dari pendengar radio
tersebut. Sedangkan rate card adalah price list beriklan di radio. Berikut adalah salah satu contoh
data media dan price list dari radio Swaragama FM.
(lihat lampiran)
Produsen iklan ataupun agency pasti meminta hal ini untuk digunakan sebagai data acuan dalam
penempatan iklan. Menyesuaikan dengan segmentasi dan karakteristik pendengarnya agar
penempatan iklan sesuai. Rate card digunakan sebagai acuan budgeting. Iklan di radio dihitung
per 30 detik dan kelipatannya(contoh iklan radio lihat di lampiran). Sehingga client akan paham
kebutuhan iklannya.
Memahami kecanggihan teknologi yang ada, media saat ini mengalami digitalisasi. Dimana
pendengar dapat mengakses radio dimanapun mereka berada. Radio memliki jaringan streaming
dan aplikasi. Aplikasi yang bisa didownload dari android ataupun ios.
Case study
Media dan Pemasaran
New Media twiiter sebagai Media dalam Pemasaran Product di Radio
Latarbelakang
Radio adalah salah satu media komunikasi sebagai penyampai informasi. Seorang
Guglielmo Marconi berkebangsaan Italia yang telah berjasa akan hadirnya radio sebagai
sarana pengetahuan informasi dan kini menjadi bisnis di era modern. Radio dahulu
digunakan oleh pemerintah untuk menyampaikan informasi bagi rakyatnya bahkan ketika
kemerdekaan Indonesia, Presiden menyampaikannya lewat radio. Salah satu keuntungan
dari radio adalah dapat menjangkau secara luas dan berbagai segmen. Di era modern saat
ini banyak sekali bermunculan radio-radio baru dengan segmennya sendiri. Ada radio
anak muda, radio anak, radio keluarga dll dan radio tersebut mempunyai pasar pendengar
sendiri. Pasar pendengar tersebut yang mempengaruhi bisnis radio saat ini. Wawancara
dengan seorang music director sebuah radio anak muda di Yogyakarta membuktikan
bahwa bisnis radio dulu dan sekarang mengalami pergeseran yang signifikan karena
mengikuti perkembangan jaman yang ada. Bisnis radio dulu lebih hijau dibandingkan
sekarang karena dahulu radio tidak memiliki account executif, hanya dengan satu rang
marketing saja. Klien atau mitra bisnis datang dengan sendirinya. Clietn trust dengan
radio yang memliki banyak pendengar dan sudah legend. Hal ini disebabkan oleh belum
banyaknya media saat itu. TV belum banyak yang mempunyai siaran nasioanal, belum
banyak hiburan di daerah-daerah. Di daerah-daerah belum punya mall, bioskop, dan
belum masuknya internet. Masyarakat lebih memilih radio sebagai teman menghabiskan
waktu. Lain dengan sekarang, daerah-daerah sudah mempunyai tempat-tempat hiburan
dan masyarakat cenderung memilih menghabiskan waktu di luar rumah. Saat ini bisnis
atau industri radio tak sehijau dulu karena bersaing dengan banyak radio dan banyaknya
media hiburan lain bagi masyarakat.
Saat ini radio bisa memiliki account executive lebih dari tiga orang untuk
menjemput klien. Mengembalikan “trust” klien untuk menggunakan radio sebagai media
branding bagi mereka. Hanya radio yang bisa mengikuti jaman yang bisa survive dalam
bisnis ini. Mengikuti jaman dalam hal penggunaan internet misalnya. Internet saat ini
sangat bisa diakses oleh semua orang sehingga radio harus menggunakan sarana ini untuk
ke-eksis-annya. Website radio juga dapat digunakan untuk menunjukkan kepada klien
bahwa radio masih bisa dipercaya. Pendengar radio sekarang tidak lebih dari 15 menit
dalam mendengarkan radio. Kecenderungannya adalah radio digunakan sebagai “teman”
dalam mempersiapkan sesuatu, misalnya berangkat sekolah, dalam diperjalanan atau
ketika mengerjakan tugas. Radio sekarang juga harus benar-benar menghargai
pendengarnya layaknya sebagai ratu. Exellent service, pedengar datang ke kantor untuk
mengambil hadiah misalnya, harus disambut ramah oleh front office radio. Penyiar juga
diharapkan mempunyai kedekatan dengan pendengarnya misalnya dengan menyapa
pendengar yang request lagu saat penyair on air. Pendengar adalah sebuah aset untuk
tetap menjalankan bisnis radio karena klien tidak ada yang mau percaya dengan bisnis
radio yang tidak mempunyai pendengar yang banyak. Mas boni menambahkan, “ Dahulu
acara MTV memiliki pengaruh yang banyak utnuk lagu-lagu manca, itu ditahun 90-an.
Sekarang acara musik Dasyat, Inbox banyak berpengaruh karena saat ini musik-musik
Indonesia sangat diminati. Radio adalah tangan panjang dari label musik untuk
memperkenalkan artis baru mereka.”
Bisnis radio sekarang harus lebih variatif, karena banyak tempat untuk hang out,
maka radio mendatangi tempat hang out tersebut. Disamping sebagai branding hal itu
juga digunakan untuk mengikuti pasar pendengar dan juga untuk menarik kepercayaan
klien. Bisnis radio bergantung pada kepercayaan klien dan kepercayaan klien bergantung
pada banyaknya pendengar. Sedangkan banyaknya pendengar bergantung pada
bagaimana radio mengemas program agar diminati oleh pendengar, kreatif, inovatif dan
variatif.
Radio menurut J.Schupan yang dikutip kembali oleh Niken Widiastuti (1992 : 3).
“Radio adalah
alat untuk melayani tiga tujuan; memelihara, memperluas, dan
melancarkan kebudayaan. Ini perlu diperhatikan dengan munculnya nilai, walaupun nilai
penyiarannya pada masyarakat tidak dapat mencapai keseimbangan dan kestabilan”.
Selain berfungsi sebagai
media informasi, hiburan, dan pendidikan radio berfungsi
sebagai alat yang memancarkan kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat. Media radio berfungsi sebagai media penyampaian informasi yang
mencakup ideology, norma, seni, ilmu pengetahuan dan agama (Suemarjan 1990 : 189).
Perkembangan radio saat ini di Indonesia sudah sangat berkembang, baik itu stasiun
radio yang berskala nasional maupun local, hal itu pula yang memperketat persaingan
dalam
memenuhi kebutuhan akan suatu informasi bagi masyarakat umum. Di era
industrialisasi informasi seperti sekarang ini begitu pentingnya media massa terhadap
kemajuan masyarakat. Sebuah media massa dapat menyampaikan informasi yang dapat
dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa batas waktu tertentu, sehingga
kapanpun masyarakat dapat menikmatinya. “media merupakan industry yang berubah
dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupkan
industry lain yang terkait, media juga merupakan industry tersendiri yang memiliki
peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat
dan institusi social lain nya”(Mc Quail, 1987 : 3).
Pendapatan terbesar Radio adalah dari iklan. Tidak memungkiri bahwa iklan memberikan
kontribusi yang besar terhadap pemasukan sebuah media, termasuk juga radio. Target
iklan di salah satu radio lokal di Yogyakarta mencapai angka 3M. Terbayang bagaiamana
dengan radio yang memiliki skala nasional dalam mencari potensi-potensi pengiklan.
Industri periklanan radio saat ini harus lebih kreatif dan mengikuti perkembangan jaman.
Twitter adalah salah satu media massa yang populer. Radio sebagai media massa juga
tidak melewatkan salah satu new media ini. Twitter adalah sebuah micro-blogging atau
blog mikro atau dapat dikatakan sebuah jejaring sosial seperti halnya Facebook. Di
Indonesia memang Twitter kalah populer dibandingkan dengan Facebook yang saat ini
sudah mencapai lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia. Salah satu hal yang
menyebabkan mengapa Twitter begitu populer adalah karena kesederhanaannya serta
mampu menjawab tantangan sebuah media sosial untuk saling berkomunikasi secara
lebih simpel antar pengguna. Asal USul Twitter didirikan oleh 3 orang yaitu Jack Dorsey,
Biz Stone, dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006. Dan baru diluncurkan bulan
Juli ditahun yang sama.
Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging dimana kita sebagai pengguna
dapat memberikan informasi update (perbaruan) informasi tentang diri kita, bisnis dan
lain sebagainya. Dalam bisnis radio, saat ini telah menggunakan media twitter
penghubung antara radio dan pendengarnya. Setiap radio memiliki followernya, follower
tersebut terdiri dari pendengar dan fans dari radio tersebut. Banyaknya follower inilah
yang dilihat oleh marketing sebagai kunci dari menjual iklan menggunakan twitter. Dapat
dikatakan bahwa radio sebagai media massa menggunakan new media online twitter
sebagai media untuk mempromosikan product yang dipercayakan oleh klien untuk
diiklankan. Media didalam media.
Teori dan pembahasan

Komunikasi pemasaran
Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang memegang peranan penting dalam
perusahaan. Bidang pemasaran berupaya untuk mengidentifikasi keinginan dan
kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi sekarang dengan menentukan pasar sasaran
dan membuat program untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pada pasar sasaran
tersebut. Berikut ini ada beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh beberapa
ahli, sebagai berikut:
• Menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2003:p8) “ Pemasaran
adalah proses sosial yang didalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”.
• Menurut William J.Stanton (Swasta dan Handoko, 2000:p3)
“ Pemasaran adalah suatu sistem total daripada aktivitas perdagangan yang saling
mempengaruhi yang ditunjukkan untuk membuat rencana, menetapkan harga,
meningkatkan volume penjualan serta mendistribusikan produk supaya memuaskan jasa
untuk pelanggan”.
• Menurut Freddy Rangkuti (2002:p48)
“ Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial,
budaya, politik, ekonomi, serta manajerial dan akibat dari pengaruh berbagai faktor
tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki
nilai komoditas”.
Definisi pemasaran tersebut mengartikan bahwa sebuah produk dipasarkan
memalui berbagai cara, salah satunya adalah beriklan di media massa. Media massa yang
dipilih produk dalam strategi pemasarannya disesuaikan dengan segmentasi product dan
kebutuhan product untuk dipasarkan kepada konsumen.

Iklan
Raymond Williams mengatakan iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat
mengubah komoditas ke dalam situasi gemerlap yang memikat dan mempesona, sebuah
sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media. (
Burhan Bungin, 2001: 122) Realitas yang ditampilkan dalam iklan, bukanlah sebuah
cermin realitas sosial yang jujur, tetapi iklan adalah sebuah realitas yang mendistorsi.
Iklan cenderung membangun realitas yang cemerlang, melebih-lebihkan, dan melakukan
seleksi tanda-tanda atau images, sehingga tidak merefleksikan realitas, akan tetapi
mengatakan sesuatu tentang realitas. Iklan merangkum dilema-dilema sosial atau aspekaspek realitas sosial yang direpresentasikan secara tidak jujur
Iklan atau Periklanan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan,
barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. (Philip Kotler. 2007:244) Pada
prinsipnya
iklan
adalah
sarana
komunikasi
dalam
rangka
menyajikan
dan
mempromosikan ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh komunikator dalam hal ini
perusahaan atau produsen kepada komunikan yang dalam hal ini publik, khususnya
pelanggannya melalui media non personal yaitu media massa. Adapun fungsi periklanan
bagi Terence,

persuading iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk pelanggan untuk
mencoba produk dan jasa yang diiklankan) persuasi mempengaruhi permintaan primer
(menciptakan
permintaan
bagi
keseluruhan
kategori
produk)
dan
berupaya
mempengaruhi permintaan sekunder (permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik).

informing, atau memberi informasi. Iklan membuat konsumen sadar (aware) akan merekmerek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta
memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Periklanan juga memfasilitasi
pengenalan (introduction) merek-merek baru. Meningkatkan jumlah permintaan terhadap
merek-merek yang telah ada. Dan meningkatkan puncak kesadaran terhadap merekmerek yang telah ada. Untuk merek-merek matang periklanan menampilkan pesan
informasi bernilai lainnya dengan memekarkan manfaat-manfaat baru dari merek-merek
yang telah ada, sehingga sering disebut periklanan ekspansi kemanfaatan.

reminding. Periklanan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan konsumen terhadap merek yang
sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. Periklanan
lebih jauh didemonstasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek (brand swictching)
dengan mengingatkan konsumen yang membeli suatu merek yang tersedia dan
mengandung atribut-atribut yang menguntungkan. Keempat adalah

adding value. Iklan memberi nilai tambah yang berupa inovasi, penyempurnaan kualitas
atau mengubah persepsi konsumen. Periklanan mempengaruhi persepsi konsumen.
Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih
bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

assisting (mendampingi). Periklanan memberi bantuan untuk upaya lain perusahaan.
Periklanan hanya salah satu anggota atau alat dari bauran komunikasi pemasaran.
Periklanan pada saat tertentu adalah pencetak skor yang berhasil mencetak gol atas
dirinya sendiri. Pada saat lain periklanan adalah pendamping yang memfasilitasi upayaupaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. (Terence A.Shimp,
2003,357)
Advertisemnets also make their way, through various media, into unlikely
places such as the high school clasroom and the doctor office. Whittle
communications pioneered the art of producing media products, with ample
room for advertisements, that reach “captive”audiences and ensure that
other media are not avalaible to compete for consumer attention.(David
Croteau and Hoynes, 2002:65)
Iklan radio memiliki segmentasintya sendiri. Radio anak muda, radio keluarga, radio dangdut
dan sebagainya. Ungkapan diatas memberikan definisi bahwa radio sebagai media menyediakan
banyak ruang untuk beriklan dan meminimalis adanya media lain yang dapat menarik perhatian
lain dari audience. Sampai saat ini radio masih tetap menjaga ektensinya dalam menarik minat
pengiklan. Salah satu contohnya adalah Radio Swaragama FM. Sebuah radio lokal yang sudah
13th mengudara di Yogyakarta dengan segmentasi usia 18 – 35 th, SES : A, B, C1-2 diantaranya
adalah pelajar, mahasiswa, fresh graduate, eksekutif muda. Banyak pengiklan yang berasal dari
nasional Jakarta yang sampai saat ini masih berminat untuk beriklan di radio ini.
Ada beberapa karakteristik iklan radio menurut McQuail, diantaranya adalah
1. Theater of the mind, artinya iklan yang didengar harus mampu menghasilkan pesan
yang "bermain-main” di benak pendengar. Dengan kata lain, iklan itu harus mampu
menyebabkan pendengar berimajinasi mengenai pesan iklan yang disampaikan.
2. Pribadi, artinya media yang paling intim dengan khalayak sasaran. Iklan di radio
seperti tidak berjarak. Pesannya seperti orang yang berbicara langsung dengan kita.
3. Radio kurang menjadi perhatian penuh pendengarnya. Dengan demikian, iklan di radio
didengarkan sambil melakukan pekerjaan lain.
New Media
Inti dari teknologi digi-tal adalah proses pengubahan segala bentuk informasi (teks, suara,
dan gam-bar) diencode ke dalam kode yang berisi digit 0 dan 1 (Flew, 2002:17). Feldman (1997) menyebutkan karakteristik informasi dalam format digital se-bagai berikut:
� Manipulable: informasi digital mudah diubah dan disesuaikan (diadaptasi-kan) di
semua tahap penciptaan, penyimpanan, penyebaran, dan penggu-naannya.
� Networkable: informasi digital bisa digunakan bersama oleh ba-nyak peng-guna
secara simultan, tanpa dibatasi oleh jarak.
� Dense: informasi digital dalam jumlah yang sangat besar bisa di-simpan di dalam
media yang sangat kecil secara fisik.
� Compressible: informasi digital bisa dikompresi untuk menghemat tempat dan
waktu, dan kemudian di-dekompresi kembali ketika siap untuk digu-nakan.
� Impartial: informasi digital yang disebarkan melalui suatu jari-ngan tidak bisa
dibeda-bedakan berdasarkan bentuk yang diwakilinya, siapa pemilik atau
penciptanya, dan bagaimana informasi itu digunakan—di dalam du-nia digital,
semua informasi itu hanyalah merupakan kombinasi angka 0 dan 1.
Salah satu hasil perkembangan teknologi digital ini adalah apa yang disebut dengan
Digital Media. Flew (2002:10) mendeskripsikan digital me-dia sebagai berikut:
“Digital media are forms of media content that combine and integrated data, text,
sound, and images of all kinds; are stored in digital formats; and are increasingly
distributed through network such as based upon broad-band fibre-optic cables,
sattelites, and microwave transmision systems”.
Perkembangan media digital digerakkan oleh tersedianya teknologi baru di dalam
penciptaan dan penyebaran isi (content) media. Di samping itu, pengembangan dan
distribusi isi media digital juga didorong oleh keinginan untuk melakukan inovasi dan
ekspresi kreatif; serta keinginan untuk meng-eksploitasi peluang bisnis baru.
Media Digital dan Industri Media Tradisional
Industri yang pertama kali menggunakan teknologi digital adalah in-dustri
permainan komputer (computer games). Kesuksesan industri games ini menarik perhatian
industri media tradisional (cetak dan elektronik) untuk mulai mengembangkan isi dan
distribusi dalam format digital. Di sisi lain, muncul tuntutan-tuntutan baru terhadap
industri media dari pihak khalayak, yang menghendaki informasi yang semakin spesifik
(sesuai kebutuhan) da-lam isinya dan luwes dalam cara dan waktu untuk mengaksesnya.
Beberapa CEO perusahaan telekomunikasi mengunakan istilah “Anything, anytime,
Anywhere” untuk menggambarkan tuntutan konsumen ini (Negroponte, 1995:174).
Sebuah penelitian di Australia melaporkan bahwa khalayak yang saat ini berusia 35 tahun
ke bawah tidak lagi memiliki kebiasaan mengkonsumsi media massa seperti yang
dimiliki oleh orangtua mereka. Contoh yang jelas bisa dilihat dari kebiasaan membaca
surat kabar. Generasi yang lebih tua bia-sa membaca surat kabar dari awal sampai akhir
secara metodis; sedangkan generasi yang lebih muda akan langsung membaca bagian
(rubrik) yang me-reka sukai, dan mengabaikan isi yang lain. Generasi baru ini juga tidak
lagi membeli surat kabar setiap hari, namun hanya pada akhir pekan atau pada hari-hari
tertentu. Alasan bagi kebiasaan baru tersebut antara lain: keterba-tasan waktu, tidak mau
memboroskan kertas koran (demi kelestarian ling-kungan), merasa sudah cukup dengan
mengikuti headline berita dari TV ka-bel atau internet di tempat kerja (Petre dan
Harrington, 1996:127).
Industri periklanan, yang memiliki hubungan tak terpisahkan dari industri media massa,
juga akan diuntungkan dengan perkembangan media digital; terutama di dalam hal
mengurangi pemborosan iklan (ad wastage). Ad wastage adalah istilah di dalam industri
periklanan untuk mewakili kelompok khalayak yang tidak menaruh perhatian sama sekali
kepada iklan di media massa (Petre dan Harrington, 1996:133).
Dengan media digital, terbuka kemungkinan untuk men-distribusikan informasi
tentang
sebuah
produk
kepada
konsumen
yang
benar-benar
membutuhkan/menginginkan/meng-gunakan jenis produk tersebut. Ada 3 faktor yang
menjadi pendorong bagi organisasi-organisasi me-dia tradisional untuk mengembangkan
media digital: (1) penghematan biaya untuk menyimpan dan mendistribusikan data dan
informasi; (2) pemberian nilai tambah (kualitas dan kuantitas) pada isi media tradisional;
dan (3) ke-mungkinan untuk bergeser dari sistem distribusi massal kepada sistem distribusi yang semakin berfokus kepada kebutuhan dan keinginan konsumen se-bagai
individu (Flew, 2002:98-99).
Twitter adalah salah satu produk dari new media yang saat ini berkembang
dengan baik karena banyak diminati oleh penggunanya. Salah satu hal yang
menyebabkan mengapa Twitter begitu populer adalah karena kesederhanaannya serta
mampu menjawab tantangan sebuah media sosial untuk saling berkomunikasi secara
lebih simpel antar pengguna. Asal USul Twitter didirikan oleh 3 orang yaitu Jack Dorsey,
Biz Stone, dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006. Dan baru diluncurkan bulan
Juli ditahun yang sama.
Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging dimana kita sebagai pengguna
dapat memberikan informasi update (perbaruan) informasi tentang diri kita, bisnis dan
lain sebagainya. Menggunakan twitter dibatasi 140 karakter untuk menuliskan artikel,
tidak bisa gambar dan video. Oleh karena itulah makanya Twitter digolongkan ke dalam
jenis micro-blogging. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa orang Indonesia kurang
menyukai jenis micro-blogging. Tapi justru itulah letak kekuatan dan kehebatan dari
Twitter. Radio sebagai media massa yang sudah lama dikenahu oleh khalayak
mengembangkan cara atau strateginya dalam menarik minat para pengiklan. Klien
sebagai pemilik product yang memiliki strategi pemasaran yang cukup tinggi dan
ditawarai oleh radio untuk beriklan di dua media sekaligus tentunya sangat menarik.
Awalnya twitter ini hanya digunakan sebagai bonus ketika sebuah product beriklan di
radio. Beriklan di radio dapat bonus beriklan di twitter pula. Namun karena respon yang
cukup baik, maka ditahun 2012 ini Swaragama FM berani untuk memberikan tarif
beriklan di twitter. Beberapa alasan mengapa Swaragama FM sebagai media radio berani
unutk memasang tarif beriklan di Twitter. Melihat bahwa respon pendengar di twitter
cukup baik dan tingginya permintaan beriklan melalui media twitter. Pertamina sebagai
salah satu perusahaan besar di Indoesia juga mempercayakan twitter sebagai medianya
untuk beriklan. Berikut adalah beberapa data pendukung yang membuat media radio
mengembangkan idenya untuk menggunakan twitter sebagai media beriklan.
Data tersebut diambil pada Febuari 2012 yang lalu. Saat ini data tersebut selalu memiliki
meningkatan yang cukup drastis.
Twitter di Radio Swaragama khusus dikelola oleh satu admin. Radio swaragama sebagai sebuah
perusahaan juga selalu mengikuti perkembangan jaman sehingga agar menjadi fokus pekerjaan
maka dibuatlah satu admin yang khusus menangani online media. Samapai saat ini follower dari
twitter Swaragama FM sebanyak 50.000 follower. Twitter, facebook dan website, namun
pengiklan lebih senang dengan keberadaan twitter. Dianggap sebagai media yang memiliki
potensi yang cukup tinggi untuk attention audience.
Sebagai salah satu contohnya adalah, radio Swaragama FM memiliki data-data respon pendengar
setiap program. Data sms, facebook, dan twitter yang masuk pada setiap program. Salah satu
program primetime adalah Jogja Pagi, berikut adalah data respon twitter dari program Jogja Pagi
yang ditayangkan pada jam 06.00-09.00 dimana pengiklan nasional memilih jam tersebut utnuk
beriklan.
Gambar tersebut merupakan data statistik twitter dari respon pendengar pada program Jogja
Pagi. Memang tidak dapat dipastikan bahwa yang memberikan respon pada twitter juga
mendengarkan radio. Namun justru hal ini yang menjadi pertimbangan radio Swaragama FM
untuk menawarkan kepada pengiklan untuk beriklan di twitter. Berikut adalah contoh klien yang
memakai twitter sebagai medianya dalam beriklan. Klien tersebut adalah perusahaan besar
Pertamina. Pertamina mempromosikan program olympiade sains, isi iklan tersebut hanya
mengajak follower dari twitter @SwaragamaFM untuk mengakses website Olympiade Sains
yang diselenggarakan Pertamina.
19:15 Jumat, 7 September 2012
12:15
16:15
Report Reach dan Impression
#OSNPertamina @swaragamafm
Iklan via twitter tersebut dilakukan pada 9-15 Oktober 2012, dan tweet tersebt sudah dikenakan
tarif. Dibawah ini adalah rate card yang diberlakukan oleh Swargama FM.
ADVERTISEMENT RATE 2013
Jenis Iklan
Durasi
2013
Jam Siar
Keterangan
Spot & Adlib
60 detik
Special Time
200,000
00.00 - 05.00
Harga tidak berlaku pada
saat puasa dan lebaran
30 detik
350,000
60 detik
400,000
10.00 - 12.00 & 13.00 16.00
30 detik
400,000
60 detik
475,000
Adlib RT
60 detik
500,000
10.00 - 12.00 &13.00 - Quota max per jam 3
16.00
Adlibs, live / recorded
Adlib PT
60 detik
600,000
05.00 - 10.00, 12.00 - Quota max per jam 2
13.00, 16.00 - 24.00
Adlibs, live / recorded
Time Signal*
60 detik
650,000
Harga tidak berlaku pada
saat puasa dan lebaran
10 menit
1,850,000
15 menit
2,250,000
5 menit
2,250,000
Spot RT
Spot PT
05.00 - 10.00, 12.00 13.00, 16.00 - 24.00
Hadiah Quiz
@Rp 250.000
Quiz/Insert
Live Report
Talkshow Semi 30 menit
Blocking
55 menit
4,500,000
Senin - Jumat
6,000,000
Senin - Jumat
full 30 menit
6,000,000
Senin - Jumat
55 menit
9,500,000
Senin - Jumat
Reguler
Event
7,500,000
Special
20,000,000
Talkshow
Blocking
OB Van
minimal
Event
Monolog
1,500,000
Dialog
2,000,000
Production Spot
Social Media
1x twitter &
750,000
1x facebook
Social media yang dijual kepada pengiklan senilai Rp 750.000 untuk satu kali tweet dan satu kali
facebook. Harga tersebut cukup tinggi mengingat media lain masih menggunakan twitter sebagai
bonus jika beriklan di onair radio. Di data tersebut tertuliskan rate card 2013 namun iklan
pertamina tersebut berlangsung di 2012. Hal ini adalah salah satu alasan Swaragama FM berani
mengeluarkan rate card tersebut. Pertamina mau dan berminat untuk memasang iklan di harga
Rp 750.000 padahal jika dilihat, media radiolain belum memberlakukan hal ini. Kepercayaan
dari klien ini yang membuat Swaragama FM berani untuk menjual social media twitter kepada
klien dalam medianya untuk beriklan.
Kesimpulan
Dari teori dan pembahasan tersebut maka diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya adalah
1. Twitter sudah menjadi salah satu strategi pemasaran dari perusahaan untuk menjual
productnya.
2. Beriklan di Twitter dianggap efektif karena di twiiter terdapat jumlah follower akun yang
bersangkutan sehingga dapat diperediksi langsung berapa oramg yang memperoleh
informasi tentang iklan tersebut.
3. Dalam twitter juga dapat langsung terekam siapa saja yang merespon iklan dalam twitter
tersebut. Dapat dilihat dari replay atau retweet.
4. Hal yang mendasar dari peminat beriklan di media sosial seperti twitter ini karena
intensitas masyarakat dalam mengakses internet dan dalam pembahasaan ini twitter,
cukup tinggi.
5. Sebuah kajian juga dalam mengemas bahasa atau kalimat dalam twitter sehingga dapat
menarik follower untuk meretweet atau mereplay tweet tersebut. Sehingga dapat
diketahui respon dari audience dalam iklan tersebut.
6. Media dalam media. Hal ini dapat dilihat dari pembahasan ini. Media radio menggunakan
media online twitter dalam menawarkan jasanya sebagai penyedia informasi. Media radio
memmang harus jeli dalam melihat perubahan lingkungan. Teknologi akan perkembang
pesat dan radio harus mengikutinya jika ingin bertahan dan masih diminati oleh
pengiklan. Tidak dipungkiri bahwa penghasilan terbesar dari sebuah media adalah dari
iklan.
Daftar Pustaka
Buku
A.Shimp Terence. (2003), Periklanan Promosi, Jakarta : Erlangga
Burhan Bungin, 2001, Imaji Media Massa, Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan
Televisi Dalam Masyarakat Kapitalistik. Yogyakarta, Jendela.
David Croteau dan William Hoynes,
Media or Society,Iindustries Image and
Audiences. California: Pine forge press, 2002
Dharmmesta, Bayu Swastha & Handoko, T.Hani. 2000, Manajemen Pemasaran : Analisa
Perilaku Konsumen. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Feldman, T. (1997). An Introduction to Digital Media, London: Routledge .
Flew, T. (2002). New Media : an Introduction. Melbourne: Oxford University Press.
Kotler, Philip. (2007). Marketing Management. Prentice Hall: New Jersey.
Kotler, Philip. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Indonesia: PT INDEKS Kelompok
GRAMEDIA.
McQuail, D. 1991. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.
Jakarta: Erlangga.
Negroponte, N. (1995). Being Digital. Rydalmere: Hodder & Stoughton.
Petre, D. & Harrington, D. (1996). The Clever Country? Australia’s Digital Future.
Sydney: Landsdowne Publishing
Rangkuti, Freddy. (2002). Measuring Customer satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Jurnal
Marhaeni K. Representasi Anak-Anak Dalam Tayangan Iklan Komersial di Media. Jurnal
Komunikasi: FIKOM UNISSULA
Sri Hastjarjo. 2007. Teknologi dan Dunia Penyiaran. Jurnal Media Massa
Internet:
http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2203974-kelebihan-dankelemahan-radio/#ixzz2oeTiUMpA
http://ahmedkurnia.wordpress.com/2012/08/18/media-review-indonesia/
Data-Data
Data media Average PT. Swara Gajah Mada Group. Radio Swaragama FM 2012
Print Screean Social Media Radio Swaragama FM. OSM Pertamina
Download