Radio Karakteristik pendengar di Indonesia (hasil penelitian Nielsen Media Research responden berusia 10 tahun ke atas di sembilan kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Denpasar, Medan, Makassar, Palembang, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta pada Mei 2007 lalu) dalam hal menghabiskan waktu mendengar radio dalam seminggu mencapai: 22 jam, 32 menit. Ini merupakan peningkatan jumlah waktu dalam mendengar radio, yang pada tahun sebelumnya (pada Mei 2006): 20 jam, 37 menit untuk setiap minggunya. Sedangkan jangkauan media radio terhadap penduduk Indonesia mencapai 66,4 persen. Ini merupakan peningkatan dibandingkan tahun 2006 lalu sekitar 63,2 persen dari jumlah total penduduk Indonesia. Pertumbuhan jumlah radio di negeri ini memang semakin pesat. Bila pada tahun 2000 ada sekitar 800 stasiun radio, maka pada tahun 2006 diperkirakan sudah menjadi 1.800 stasiun radio. Majalah Cakram memaparkan tentang kekuatan iklan di radio bila dipadukan dengan internet. Uji teknis secara secara on-line menunjukanrecall iklan bertambah sangat signifikan ketika iklan radio dipadukan dengan iklan di internet – bila dibandingkan hanya beriklan melalui website. Ini merupakan salah satu kesimpulan studi yang dilakukan Harris Interactive Inc. yang dilansir Februari 2007 lalu. Pemikiran yang berkembang dalam dunia periklanan saat ini meyakini efektivitas penggunaaan media campuran (mixed media) dibanding hanya menggunakan media tunggal (single media). Konvergensi radio dengan media digital seperti internet dan mobile phonemenjadikan media ini dapat menjangkau lebih banyak khalayak sasaran. Program radio – yang tadinya memiliki keterbatasan jangakuan siar – kini bisa didengar lewat telepon selular dan internet dan menjadi tidak terbatas. Potensi pendengar RRI mencapai sekitar 200 juta orang yang tersebar di 58 kota-kota utama di Indonesia. Karakteristiknya: 47 persen pendengar pria, 53 persen pendengar wanita. Usia pendengar RRI ada sekitar 43% berkisar 15-45 tahun, dan sebagian besar berpendidikan SMA ke atas (60 persen). Persaingan antar stasiun telah memberi ruang inovasi dan inspirasi bagi para pengelolanya. Kini radio tak lagi mengemas program-program siaran secara umum. Mereka mulai menggarap segmentasi pasar secara khusus. Maka muncul stasiun dengan ceruk tertentu, mulai dari khusus musik dangdut, remaja, perempuan, bisnis, hingga yang khusus mengudarakan progam siaran berita melulu. Buat mereka yang berminat mendapatkan informasi atau berita misalnya ada Suara Surabaya (Surabaya) danElshinta (Jakarta). Atau mendengar namanya saja seperti FeMale (yang hadir di Jakarta dan Bandung), atau Kids Radio (Jakarta) sudah bisa ditebak sasaran pendengar dari stasiun radio tersebut. Dengan adanya segmentasi ini, maka memudahkan pengiklan karena jelas target dan sasarannya. Menarik untuk dikaji selanjutnya tentang stasiun radio ceruk (segmented) di Indonesia yang terus berkembang. Stasiun radio yang membentuk jaringan siaran masih menjadi tren sepertiElshinta (Jakarta) yang bisa di-relay oleh 35 stasiun radio lainya di kota-kota besar di Indonesia. Serta jaringan radio Sonora (milik Kelompok Kompas Gramedia) yang tersebar di tujuh kota: Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Palembang, Pontianak, Pangkal Pinang dan Solo. Kelebihan radio, diantaranya adalah: 1) Bersifat langsung, berarti tanpa melalui proses yang panjang,radio sudah dapat menyampaikan pesan secara langsungkepada khalayak pendengar .2) Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan (daya tembus),artinya radio memiliki daya tembus yang luar bia sa ke segalaarah tanpa memperhitungkan tempat, ruang, jarak, dan waktu. 3) Memiliki daya tarik yang kuat, sebagai media penyampaipesan, radio juga memiliki fungsi mendidik memberi informasisekaligus menghibur. Disinilah letak daya tarik radio itumemiliki sifat yang “hidup”, karena radio melekat tiga unsur,yaitu: musik, kata-kata (siaran kata), efek suara (soundeffect) 4) Memiliki daya pengaruh, artinya radio siaran mempengaruhikhalayak pendengar karena hiburan musiknya, suarapenyiaranya dan acara-acara yang disiarkan oleh radio. 5) Dapat diterima oleh pihak manapun, baik yang berpendidikantinggi manapun yang berpendidikan rendah. Kelemahan radio 1. Bersifat einmalig (sekali jalan), artinya sekali pemberitaan itudisampaikan, berarti sudah hilang dan tidak dapat didengarlagi. 2. Terikat oleh waktu, artinya sekilas begitu diucapkan berarti sudah lepas dari sumbernya dan tidak dikoreksi lagi, sertamempunyai waktu-waktu tertentu dalam penyiarannya. Periklanan di Radio Nilai ekonomis iklan 1. membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai 2. iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi/radio 3. sekalipun memerlukan biaya besar, bagi produser yang dapat memanfaatkan kreatifitas, strategi iklan yang tepat dapat menjadi murah. kekuatan dan kelemahan iklan kekuatan: 1. 2. 3. 4. iklan dapat berpengaruh dan berlalu dengan sangat cepat. iklan memungkinkan untuk melaksanakan jenis kreatif yang sangat banyak. iklan dapat digunakan untuk setiap produk dan pelayanan meskipun di sejumlah sektor. iklan dibayar untuk publisitas artinya kita dapat mencapai kelompok sasaran dengan sangat tepat, melaksanakan kampanye sesuai yang kita inginkan. kelemahan: 1. pada situasi tertentu, anggaran untuk periklanan sangat terbatas sehingga hanya dapat menyampaikan kampanye-kampanye promosi secara kecil2an saja. 2. upaya menimbulkan keyakinan bagi kelompok sasarannya. 3. jangkauan yang terbatas serta daya beli media yang rendah menyebabkan biaya iklan menjadi mahal. Lembaga utama dalam periklanan pengiklan adalah produsen pemasang iklan. biro iklan dan perusahaan jasa riset pemasang(PJRP) membantu pengiklan dalam hal menganalisa peluang mengembangkan kreasi, mendesain iklan serta dalam hal pembelian media(waktu/ruang). lembaga pengawas yang terdiri dari pemerintah dan para pesaing yang berinteraksi dengan atau mempengaruhi aktivitas pengambilan keputusan pengiklan dengan berbagai cara. pasar atau konsumen adalah individual lembaga atau kelompokyang menjadi sasaran pengiklan untk mempersiapkan “pesan” yang harus dibawa oleh iklan. Mekanisme periklanan Radio Produsen iklan → lokal nasional Account executive Agency/media buying Client services Traffic/admin materi Creative iklan Approving client Naik siar Keterangan: 1. produsen iklan adalah mereka yang memiliki modal untuk meningkatkan brand awarnes, memperkenalkan product, dll 2. agency iklan adalah perusahaan yang merencanakan iklan dari produsen iklan. Menciptakan konsep iklan yang creative sampai membuat media planning dan budgeting. 3. Account executive adalah seorang marketing iklan dalam sebuah media yang membantu kebutuhan produsen iklan dalam menciptakan brand awareness dan memfasilitasi produsen iklan untuk berkomunikasi dengan beberapa bagian dalam radio yang berhubungan dengan iklan. 4. Client service adalah seorang dalam industry media radio yang memfasilitasi account executive untuk mewujudkan keinginan produsen iklan. Misalnya membuat data base iklan yang masuk dan nominalnya, pengajuan entertain client, mengkomunikasikan iklan yang diharapkan oleh produsen iklan ke beberapa pihak dalam radio. 5. Traffic adalah seorang yang merencanakan penempatan iklan dalam sebuah radio. Penempatan waktu iklan ini dipengaruhi oleh harga iklan dan aturan-aturan yang ada dalam beriklan. Misalnya iklan rokok tidak boleh ditempatkan sebelum jam 10 malam. 6. Creative iklan adalah sebuah divisi yang menciptakan iklan yang kreatif dan sesuai dengan permintaan produsen iklan 7. Approving client adalah sebuah cara yang ditempuh untuk mendapatkan persetujuan client tentang iklan yang mewakili permintaan client. Dalam hal ini client berhak memberikan revisi kepada radio sampai iklan sesuai dengan permintaan. 8. Setelah proses tersebut, maka iklan siap naik siar sesuai dengan waktu yang dibuat oleh traffic. Data Media dan Rate Card Data media berisi tentang profile radio, segment, SES sampai pada karakter dari pendengar radio tersebut. Sedangkan rate card adalah price list beriklan di radio. Berikut adalah salah satu contoh data media dan price list dari radio Swaragama FM. (lihat lampiran) Produsen iklan ataupun agency pasti meminta hal ini untuk digunakan sebagai data acuan dalam penempatan iklan. Menyesuaikan dengan segmentasi dan karakteristik pendengarnya agar penempatan iklan sesuai. Rate card digunakan sebagai acuan budgeting. Iklan di radio dihitung per 30 detik dan kelipatannya(contoh iklan radio lihat di lampiran). Sehingga client akan paham kebutuhan iklannya. Memahami kecanggihan teknologi yang ada, media saat ini mengalami digitalisasi. Dimana pendengar dapat mengakses radio dimanapun mereka berada. Radio memliki jaringan streaming dan aplikasi. Aplikasi yang bisa didownload dari android ataupun ios. Case study Media dan Pemasaran New Media twiiter sebagai Media dalam Pemasaran Product di Radio Latarbelakang Radio adalah salah satu media komunikasi sebagai penyampai informasi. Seorang Guglielmo Marconi berkebangsaan Italia yang telah berjasa akan hadirnya radio sebagai sarana pengetahuan informasi dan kini menjadi bisnis di era modern. Radio dahulu digunakan oleh pemerintah untuk menyampaikan informasi bagi rakyatnya bahkan ketika kemerdekaan Indonesia, Presiden menyampaikannya lewat radio. Salah satu keuntungan dari radio adalah dapat menjangkau secara luas dan berbagai segmen. Di era modern saat ini banyak sekali bermunculan radio-radio baru dengan segmennya sendiri. Ada radio anak muda, radio anak, radio keluarga dll dan radio tersebut mempunyai pasar pendengar sendiri. Pasar pendengar tersebut yang mempengaruhi bisnis radio saat ini. Wawancara dengan seorang music director sebuah radio anak muda di Yogyakarta membuktikan bahwa bisnis radio dulu dan sekarang mengalami pergeseran yang signifikan karena mengikuti perkembangan jaman yang ada. Bisnis radio dulu lebih hijau dibandingkan sekarang karena dahulu radio tidak memiliki account executif, hanya dengan satu rang marketing saja. Klien atau mitra bisnis datang dengan sendirinya. Clietn trust dengan radio yang memliki banyak pendengar dan sudah legend. Hal ini disebabkan oleh belum banyaknya media saat itu. TV belum banyak yang mempunyai siaran nasioanal, belum banyak hiburan di daerah-daerah. Di daerah-daerah belum punya mall, bioskop, dan belum masuknya internet. Masyarakat lebih memilih radio sebagai teman menghabiskan waktu. Lain dengan sekarang, daerah-daerah sudah mempunyai tempat-tempat hiburan dan masyarakat cenderung memilih menghabiskan waktu di luar rumah. Saat ini bisnis atau industri radio tak sehijau dulu karena bersaing dengan banyak radio dan banyaknya media hiburan lain bagi masyarakat. Saat ini radio bisa memiliki account executive lebih dari tiga orang untuk menjemput klien. Mengembalikan “trust” klien untuk menggunakan radio sebagai media branding bagi mereka. Hanya radio yang bisa mengikuti jaman yang bisa survive dalam bisnis ini. Mengikuti jaman dalam hal penggunaan internet misalnya. Internet saat ini sangat bisa diakses oleh semua orang sehingga radio harus menggunakan sarana ini untuk ke-eksis-annya. Website radio juga dapat digunakan untuk menunjukkan kepada klien bahwa radio masih bisa dipercaya. Pendengar radio sekarang tidak lebih dari 15 menit dalam mendengarkan radio. Kecenderungannya adalah radio digunakan sebagai “teman” dalam mempersiapkan sesuatu, misalnya berangkat sekolah, dalam diperjalanan atau ketika mengerjakan tugas. Radio sekarang juga harus benar-benar menghargai pendengarnya layaknya sebagai ratu. Exellent service, pedengar datang ke kantor untuk mengambil hadiah misalnya, harus disambut ramah oleh front office radio. Penyiar juga diharapkan mempunyai kedekatan dengan pendengarnya misalnya dengan menyapa pendengar yang request lagu saat penyair on air. Pendengar adalah sebuah aset untuk tetap menjalankan bisnis radio karena klien tidak ada yang mau percaya dengan bisnis radio yang tidak mempunyai pendengar yang banyak. Mas boni menambahkan, “ Dahulu acara MTV memiliki pengaruh yang banyak utnuk lagu-lagu manca, itu ditahun 90-an. Sekarang acara musik Dasyat, Inbox banyak berpengaruh karena saat ini musik-musik Indonesia sangat diminati. Radio adalah tangan panjang dari label musik untuk memperkenalkan artis baru mereka.” Bisnis radio sekarang harus lebih variatif, karena banyak tempat untuk hang out, maka radio mendatangi tempat hang out tersebut. Disamping sebagai branding hal itu juga digunakan untuk mengikuti pasar pendengar dan juga untuk menarik kepercayaan klien. Bisnis radio bergantung pada kepercayaan klien dan kepercayaan klien bergantung pada banyaknya pendengar. Sedangkan banyaknya pendengar bergantung pada bagaimana radio mengemas program agar diminati oleh pendengar, kreatif, inovatif dan variatif. Radio menurut J.Schupan yang dikutip kembali oleh Niken Widiastuti (1992 : 3). “Radio adalah alat untuk melayani tiga tujuan; memelihara, memperluas, dan melancarkan kebudayaan. Ini perlu diperhatikan dengan munculnya nilai, walaupun nilai penyiarannya pada masyarakat tidak dapat mencapai keseimbangan dan kestabilan”. Selain berfungsi sebagai media informasi, hiburan, dan pendidikan radio berfungsi sebagai alat yang memancarkan kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Media radio berfungsi sebagai media penyampaian informasi yang mencakup ideology, norma, seni, ilmu pengetahuan dan agama (Suemarjan 1990 : 189). Perkembangan radio saat ini di Indonesia sudah sangat berkembang, baik itu stasiun radio yang berskala nasional maupun local, hal itu pula yang memperketat persaingan dalam memenuhi kebutuhan akan suatu informasi bagi masyarakat umum. Di era industrialisasi informasi seperti sekarang ini begitu pentingnya media massa terhadap kemajuan masyarakat. Sebuah media massa dapat menyampaikan informasi yang dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa batas waktu tertentu, sehingga kapanpun masyarakat dapat menikmatinya. “media merupakan industry yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupkan industry lain yang terkait, media juga merupakan industry tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi social lain nya”(Mc Quail, 1987 : 3). Pendapatan terbesar Radio adalah dari iklan. Tidak memungkiri bahwa iklan memberikan kontribusi yang besar terhadap pemasukan sebuah media, termasuk juga radio. Target iklan di salah satu radio lokal di Yogyakarta mencapai angka 3M. Terbayang bagaiamana dengan radio yang memiliki skala nasional dalam mencari potensi-potensi pengiklan. Industri periklanan radio saat ini harus lebih kreatif dan mengikuti perkembangan jaman. Twitter adalah salah satu media massa yang populer. Radio sebagai media massa juga tidak melewatkan salah satu new media ini. Twitter adalah sebuah micro-blogging atau blog mikro atau dapat dikatakan sebuah jejaring sosial seperti halnya Facebook. Di Indonesia memang Twitter kalah populer dibandingkan dengan Facebook yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia. Salah satu hal yang menyebabkan mengapa Twitter begitu populer adalah karena kesederhanaannya serta mampu menjawab tantangan sebuah media sosial untuk saling berkomunikasi secara lebih simpel antar pengguna. Asal USul Twitter didirikan oleh 3 orang yaitu Jack Dorsey, Biz Stone, dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006. Dan baru diluncurkan bulan Juli ditahun yang sama. Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging dimana kita sebagai pengguna dapat memberikan informasi update (perbaruan) informasi tentang diri kita, bisnis dan lain sebagainya. Dalam bisnis radio, saat ini telah menggunakan media twitter penghubung antara radio dan pendengarnya. Setiap radio memiliki followernya, follower tersebut terdiri dari pendengar dan fans dari radio tersebut. Banyaknya follower inilah yang dilihat oleh marketing sebagai kunci dari menjual iklan menggunakan twitter. Dapat dikatakan bahwa radio sebagai media massa menggunakan new media online twitter sebagai media untuk mempromosikan product yang dipercayakan oleh klien untuk diiklankan. Media didalam media. Teori dan pembahasan Komunikasi pemasaran Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang memegang peranan penting dalam perusahaan. Bidang pemasaran berupaya untuk mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi sekarang dengan menentukan pasar sasaran dan membuat program untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pada pasar sasaran tersebut. Berikut ini ada beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut: • Menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2003:p8) “ Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”. • Menurut William J.Stanton (Swasta dan Handoko, 2000:p3) “ Pemasaran adalah suatu sistem total daripada aktivitas perdagangan yang saling mempengaruhi yang ditunjukkan untuk membuat rencana, menetapkan harga, meningkatkan volume penjualan serta mendistribusikan produk supaya memuaskan jasa untuk pelanggan”. • Menurut Freddy Rangkuti (2002:p48) “ Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, serta manajerial dan akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas”. Definisi pemasaran tersebut mengartikan bahwa sebuah produk dipasarkan memalui berbagai cara, salah satunya adalah beriklan di media massa. Media massa yang dipilih produk dalam strategi pemasarannya disesuaikan dengan segmentasi product dan kebutuhan product untuk dipasarkan kepada konsumen. Iklan Raymond Williams mengatakan iklan bagaikan sebuah dunia magis yang dapat mengubah komoditas ke dalam situasi gemerlap yang memikat dan mempesona, sebuah sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media. ( Burhan Bungin, 2001: 122) Realitas yang ditampilkan dalam iklan, bukanlah sebuah cermin realitas sosial yang jujur, tetapi iklan adalah sebuah realitas yang mendistorsi. Iklan cenderung membangun realitas yang cemerlang, melebih-lebihkan, dan melakukan seleksi tanda-tanda atau images, sehingga tidak merefleksikan realitas, akan tetapi mengatakan sesuatu tentang realitas. Iklan merangkum dilema-dilema sosial atau aspekaspek realitas sosial yang direpresentasikan secara tidak jujur Iklan atau Periklanan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. (Philip Kotler. 2007:244) Pada prinsipnya iklan adalah sarana komunikasi dalam rangka menyajikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh komunikator dalam hal ini perusahaan atau produsen kepada komunikan yang dalam hal ini publik, khususnya pelanggannya melalui media non personal yaitu media massa. Adapun fungsi periklanan bagi Terence, persuading iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan) persuasi mempengaruhi permintaan primer (menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk) dan berupaya mempengaruhi permintaan sekunder (permintaan bagi merek perusahaan yang spesifik). informing, atau memberi informasi. Iklan membuat konsumen sadar (aware) akan merekmerek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Periklanan juga memfasilitasi pengenalan (introduction) merek-merek baru. Meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah ada. Dan meningkatkan puncak kesadaran terhadap merekmerek yang telah ada. Untuk merek-merek matang periklanan menampilkan pesan informasi bernilai lainnya dengan memekarkan manfaat-manfaat baru dari merek-merek yang telah ada, sehingga sering disebut periklanan ekspansi kemanfaatan. reminding. Periklanan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. Periklanan lebih jauh didemonstasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek (brand swictching) dengan mengingatkan konsumen yang membeli suatu merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan. Keempat adalah adding value. Iklan memberi nilai tambah yang berupa inovasi, penyempurnaan kualitas atau mengubah persepsi konsumen. Periklanan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing. assisting (mendampingi). Periklanan memberi bantuan untuk upaya lain perusahaan. Periklanan hanya salah satu anggota atau alat dari bauran komunikasi pemasaran. Periklanan pada saat tertentu adalah pencetak skor yang berhasil mencetak gol atas dirinya sendiri. Pada saat lain periklanan adalah pendamping yang memfasilitasi upayaupaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. (Terence A.Shimp, 2003,357) Advertisemnets also make their way, through various media, into unlikely places such as the high school clasroom and the doctor office. Whittle communications pioneered the art of producing media products, with ample room for advertisements, that reach “captive”audiences and ensure that other media are not avalaible to compete for consumer attention.(David Croteau and Hoynes, 2002:65) Iklan radio memiliki segmentasintya sendiri. Radio anak muda, radio keluarga, radio dangdut dan sebagainya. Ungkapan diatas memberikan definisi bahwa radio sebagai media menyediakan banyak ruang untuk beriklan dan meminimalis adanya media lain yang dapat menarik perhatian lain dari audience. Sampai saat ini radio masih tetap menjaga ektensinya dalam menarik minat pengiklan. Salah satu contohnya adalah Radio Swaragama FM. Sebuah radio lokal yang sudah 13th mengudara di Yogyakarta dengan segmentasi usia 18 – 35 th, SES : A, B, C1-2 diantaranya adalah pelajar, mahasiswa, fresh graduate, eksekutif muda. Banyak pengiklan yang berasal dari nasional Jakarta yang sampai saat ini masih berminat untuk beriklan di radio ini. Ada beberapa karakteristik iklan radio menurut McQuail, diantaranya adalah 1. Theater of the mind, artinya iklan yang didengar harus mampu menghasilkan pesan yang "bermain-main” di benak pendengar. Dengan kata lain, iklan itu harus mampu menyebabkan pendengar berimajinasi mengenai pesan iklan yang disampaikan. 2. Pribadi, artinya media yang paling intim dengan khalayak sasaran. Iklan di radio seperti tidak berjarak. Pesannya seperti orang yang berbicara langsung dengan kita. 3. Radio kurang menjadi perhatian penuh pendengarnya. Dengan demikian, iklan di radio didengarkan sambil melakukan pekerjaan lain. New Media Inti dari teknologi digi-tal adalah proses pengubahan segala bentuk informasi (teks, suara, dan gam-bar) diencode ke dalam kode yang berisi digit 0 dan 1 (Flew, 2002:17). Feldman (1997) menyebutkan karakteristik informasi dalam format digital se-bagai berikut: � Manipulable: informasi digital mudah diubah dan disesuaikan (diadaptasi-kan) di semua tahap penciptaan, penyimpanan, penyebaran, dan penggu-naannya. � Networkable: informasi digital bisa digunakan bersama oleh ba-nyak peng-guna secara simultan, tanpa dibatasi oleh jarak. � Dense: informasi digital dalam jumlah yang sangat besar bisa di-simpan di dalam media yang sangat kecil secara fisik. � Compressible: informasi digital bisa dikompresi untuk menghemat tempat dan waktu, dan kemudian di-dekompresi kembali ketika siap untuk digu-nakan. � Impartial: informasi digital yang disebarkan melalui suatu jari-ngan tidak bisa dibeda-bedakan berdasarkan bentuk yang diwakilinya, siapa pemilik atau penciptanya, dan bagaimana informasi itu digunakan—di dalam du-nia digital, semua informasi itu hanyalah merupakan kombinasi angka 0 dan 1. Salah satu hasil perkembangan teknologi digital ini adalah apa yang disebut dengan Digital Media. Flew (2002:10) mendeskripsikan digital me-dia sebagai berikut: “Digital media are forms of media content that combine and integrated data, text, sound, and images of all kinds; are stored in digital formats; and are increasingly distributed through network such as based upon broad-band fibre-optic cables, sattelites, and microwave transmision systems”. Perkembangan media digital digerakkan oleh tersedianya teknologi baru di dalam penciptaan dan penyebaran isi (content) media. Di samping itu, pengembangan dan distribusi isi media digital juga didorong oleh keinginan untuk melakukan inovasi dan ekspresi kreatif; serta keinginan untuk meng-eksploitasi peluang bisnis baru. Media Digital dan Industri Media Tradisional Industri yang pertama kali menggunakan teknologi digital adalah in-dustri permainan komputer (computer games). Kesuksesan industri games ini menarik perhatian industri media tradisional (cetak dan elektronik) untuk mulai mengembangkan isi dan distribusi dalam format digital. Di sisi lain, muncul tuntutan-tuntutan baru terhadap industri media dari pihak khalayak, yang menghendaki informasi yang semakin spesifik (sesuai kebutuhan) da-lam isinya dan luwes dalam cara dan waktu untuk mengaksesnya. Beberapa CEO perusahaan telekomunikasi mengunakan istilah “Anything, anytime, Anywhere” untuk menggambarkan tuntutan konsumen ini (Negroponte, 1995:174). Sebuah penelitian di Australia melaporkan bahwa khalayak yang saat ini berusia 35 tahun ke bawah tidak lagi memiliki kebiasaan mengkonsumsi media massa seperti yang dimiliki oleh orangtua mereka. Contoh yang jelas bisa dilihat dari kebiasaan membaca surat kabar. Generasi yang lebih tua bia-sa membaca surat kabar dari awal sampai akhir secara metodis; sedangkan generasi yang lebih muda akan langsung membaca bagian (rubrik) yang me-reka sukai, dan mengabaikan isi yang lain. Generasi baru ini juga tidak lagi membeli surat kabar setiap hari, namun hanya pada akhir pekan atau pada hari-hari tertentu. Alasan bagi kebiasaan baru tersebut antara lain: keterba-tasan waktu, tidak mau memboroskan kertas koran (demi kelestarian ling-kungan), merasa sudah cukup dengan mengikuti headline berita dari TV ka-bel atau internet di tempat kerja (Petre dan Harrington, 1996:127). Industri periklanan, yang memiliki hubungan tak terpisahkan dari industri media massa, juga akan diuntungkan dengan perkembangan media digital; terutama di dalam hal mengurangi pemborosan iklan (ad wastage). Ad wastage adalah istilah di dalam industri periklanan untuk mewakili kelompok khalayak yang tidak menaruh perhatian sama sekali kepada iklan di media massa (Petre dan Harrington, 1996:133). Dengan media digital, terbuka kemungkinan untuk men-distribusikan informasi tentang sebuah produk kepada konsumen yang benar-benar membutuhkan/menginginkan/meng-gunakan jenis produk tersebut. Ada 3 faktor yang menjadi pendorong bagi organisasi-organisasi me-dia tradisional untuk mengembangkan media digital: (1) penghematan biaya untuk menyimpan dan mendistribusikan data dan informasi; (2) pemberian nilai tambah (kualitas dan kuantitas) pada isi media tradisional; dan (3) ke-mungkinan untuk bergeser dari sistem distribusi massal kepada sistem distribusi yang semakin berfokus kepada kebutuhan dan keinginan konsumen se-bagai individu (Flew, 2002:98-99). Twitter adalah salah satu produk dari new media yang saat ini berkembang dengan baik karena banyak diminati oleh penggunanya. Salah satu hal yang menyebabkan mengapa Twitter begitu populer adalah karena kesederhanaannya serta mampu menjawab tantangan sebuah media sosial untuk saling berkomunikasi secara lebih simpel antar pengguna. Asal USul Twitter didirikan oleh 3 orang yaitu Jack Dorsey, Biz Stone, dan Evan Williams pada bulan Maret tahun 2006. Dan baru diluncurkan bulan Juli ditahun yang sama. Twitter adalah jejaring sosial dan micro-blogging dimana kita sebagai pengguna dapat memberikan informasi update (perbaruan) informasi tentang diri kita, bisnis dan lain sebagainya. Menggunakan twitter dibatasi 140 karakter untuk menuliskan artikel, tidak bisa gambar dan video. Oleh karena itulah makanya Twitter digolongkan ke dalam jenis micro-blogging. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa orang Indonesia kurang menyukai jenis micro-blogging. Tapi justru itulah letak kekuatan dan kehebatan dari Twitter. Radio sebagai media massa yang sudah lama dikenahu oleh khalayak mengembangkan cara atau strateginya dalam menarik minat para pengiklan. Klien sebagai pemilik product yang memiliki strategi pemasaran yang cukup tinggi dan ditawarai oleh radio untuk beriklan di dua media sekaligus tentunya sangat menarik. Awalnya twitter ini hanya digunakan sebagai bonus ketika sebuah product beriklan di radio. Beriklan di radio dapat bonus beriklan di twitter pula. Namun karena respon yang cukup baik, maka ditahun 2012 ini Swaragama FM berani untuk memberikan tarif beriklan di twitter. Beberapa alasan mengapa Swaragama FM sebagai media radio berani unutk memasang tarif beriklan di Twitter. Melihat bahwa respon pendengar di twitter cukup baik dan tingginya permintaan beriklan melalui media twitter. Pertamina sebagai salah satu perusahaan besar di Indoesia juga mempercayakan twitter sebagai medianya untuk beriklan. Berikut adalah beberapa data pendukung yang membuat media radio mengembangkan idenya untuk menggunakan twitter sebagai media beriklan. Data tersebut diambil pada Febuari 2012 yang lalu. Saat ini data tersebut selalu memiliki meningkatan yang cukup drastis. Twitter di Radio Swaragama khusus dikelola oleh satu admin. Radio swaragama sebagai sebuah perusahaan juga selalu mengikuti perkembangan jaman sehingga agar menjadi fokus pekerjaan maka dibuatlah satu admin yang khusus menangani online media. Samapai saat ini follower dari twitter Swaragama FM sebanyak 50.000 follower. Twitter, facebook dan website, namun pengiklan lebih senang dengan keberadaan twitter. Dianggap sebagai media yang memiliki potensi yang cukup tinggi untuk attention audience. Sebagai salah satu contohnya adalah, radio Swaragama FM memiliki data-data respon pendengar setiap program. Data sms, facebook, dan twitter yang masuk pada setiap program. Salah satu program primetime adalah Jogja Pagi, berikut adalah data respon twitter dari program Jogja Pagi yang ditayangkan pada jam 06.00-09.00 dimana pengiklan nasional memilih jam tersebut utnuk beriklan. Gambar tersebut merupakan data statistik twitter dari respon pendengar pada program Jogja Pagi. Memang tidak dapat dipastikan bahwa yang memberikan respon pada twitter juga mendengarkan radio. Namun justru hal ini yang menjadi pertimbangan radio Swaragama FM untuk menawarkan kepada pengiklan untuk beriklan di twitter. Berikut adalah contoh klien yang memakai twitter sebagai medianya dalam beriklan. Klien tersebut adalah perusahaan besar Pertamina. Pertamina mempromosikan program olympiade sains, isi iklan tersebut hanya mengajak follower dari twitter @SwaragamaFM untuk mengakses website Olympiade Sains yang diselenggarakan Pertamina. 19:15 Jumat, 7 September 2012 12:15 16:15 Report Reach dan Impression #OSNPertamina @swaragamafm Iklan via twitter tersebut dilakukan pada 9-15 Oktober 2012, dan tweet tersebt sudah dikenakan tarif. Dibawah ini adalah rate card yang diberlakukan oleh Swargama FM. ADVERTISEMENT RATE 2013 Jenis Iklan Durasi 2013 Jam Siar Keterangan Spot & Adlib 60 detik Special Time 200,000 00.00 - 05.00 Harga tidak berlaku pada saat puasa dan lebaran 30 detik 350,000 60 detik 400,000 10.00 - 12.00 & 13.00 16.00 30 detik 400,000 60 detik 475,000 Adlib RT 60 detik 500,000 10.00 - 12.00 &13.00 - Quota max per jam 3 16.00 Adlibs, live / recorded Adlib PT 60 detik 600,000 05.00 - 10.00, 12.00 - Quota max per jam 2 13.00, 16.00 - 24.00 Adlibs, live / recorded Time Signal* 60 detik 650,000 Harga tidak berlaku pada saat puasa dan lebaran 10 menit 1,850,000 15 menit 2,250,000 5 menit 2,250,000 Spot RT Spot PT 05.00 - 10.00, 12.00 13.00, 16.00 - 24.00 Hadiah Quiz @Rp 250.000 Quiz/Insert Live Report Talkshow Semi 30 menit Blocking 55 menit 4,500,000 Senin - Jumat 6,000,000 Senin - Jumat full 30 menit 6,000,000 Senin - Jumat 55 menit 9,500,000 Senin - Jumat Reguler Event 7,500,000 Special 20,000,000 Talkshow Blocking OB Van minimal Event Monolog 1,500,000 Dialog 2,000,000 Production Spot Social Media 1x twitter & 750,000 1x facebook Social media yang dijual kepada pengiklan senilai Rp 750.000 untuk satu kali tweet dan satu kali facebook. Harga tersebut cukup tinggi mengingat media lain masih menggunakan twitter sebagai bonus jika beriklan di onair radio. Di data tersebut tertuliskan rate card 2013 namun iklan pertamina tersebut berlangsung di 2012. Hal ini adalah salah satu alasan Swaragama FM berani mengeluarkan rate card tersebut. Pertamina mau dan berminat untuk memasang iklan di harga Rp 750.000 padahal jika dilihat, media radiolain belum memberlakukan hal ini. Kepercayaan dari klien ini yang membuat Swaragama FM berani untuk menjual social media twitter kepada klien dalam medianya untuk beriklan. Kesimpulan Dari teori dan pembahasan tersebut maka diperoleh beberapa kesimpulan, diantaranya adalah 1. Twitter sudah menjadi salah satu strategi pemasaran dari perusahaan untuk menjual productnya. 2. Beriklan di Twitter dianggap efektif karena di twiiter terdapat jumlah follower akun yang bersangkutan sehingga dapat diperediksi langsung berapa oramg yang memperoleh informasi tentang iklan tersebut. 3. Dalam twitter juga dapat langsung terekam siapa saja yang merespon iklan dalam twitter tersebut. Dapat dilihat dari replay atau retweet. 4. Hal yang mendasar dari peminat beriklan di media sosial seperti twitter ini karena intensitas masyarakat dalam mengakses internet dan dalam pembahasaan ini twitter, cukup tinggi. 5. Sebuah kajian juga dalam mengemas bahasa atau kalimat dalam twitter sehingga dapat menarik follower untuk meretweet atau mereplay tweet tersebut. Sehingga dapat diketahui respon dari audience dalam iklan tersebut. 6. Media dalam media. Hal ini dapat dilihat dari pembahasan ini. Media radio menggunakan media online twitter dalam menawarkan jasanya sebagai penyedia informasi. Media radio memmang harus jeli dalam melihat perubahan lingkungan. Teknologi akan perkembang pesat dan radio harus mengikutinya jika ingin bertahan dan masih diminati oleh pengiklan. Tidak dipungkiri bahwa penghasilan terbesar dari sebuah media adalah dari iklan. Daftar Pustaka Buku A.Shimp Terence. (2003), Periklanan Promosi, Jakarta : Erlangga Burhan Bungin, 2001, Imaji Media Massa, Konstruksi dan Makna Realitas Sosial Iklan Televisi Dalam Masyarakat Kapitalistik. Yogyakarta, Jendela. David Croteau dan William Hoynes, Media or Society,Iindustries Image and Audiences. California: Pine forge press, 2002 Dharmmesta, Bayu Swastha & Handoko, T.Hani. 2000, Manajemen Pemasaran : Analisa Perilaku Konsumen. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Feldman, T. (1997). An Introduction to Digital Media, London: Routledge . Flew, T. (2002). New Media : an Introduction. Melbourne: Oxford University Press. Kotler, Philip. (2007). Marketing Management. Prentice Hall: New Jersey. Kotler, Philip. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Indonesia: PT INDEKS Kelompok GRAMEDIA. McQuail, D. 1991. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Negroponte, N. (1995). Being Digital. Rydalmere: Hodder & Stoughton. Petre, D. & Harrington, D. (1996). The Clever Country? Australia’s Digital Future. Sydney: Landsdowne Publishing Rangkuti, Freddy. (2002). Measuring Customer satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jurnal Marhaeni K. Representasi Anak-Anak Dalam Tayangan Iklan Komersial di Media. Jurnal Komunikasi: FIKOM UNISSULA Sri Hastjarjo. 2007. Teknologi dan Dunia Penyiaran. Jurnal Media Massa Internet: http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2203974-kelebihan-dankelemahan-radio/#ixzz2oeTiUMpA http://ahmedkurnia.wordpress.com/2012/08/18/media-review-indonesia/ Data-Data Data media Average PT. Swara Gajah Mada Group. Radio Swaragama FM 2012 Print Screean Social Media Radio Swaragama FM. OSM Pertamina