Pengabdian Masyarakat IOP UNAIR Ajak Murid-murid SD Belajar Berbahasa Inggris SURABAYA – WARTA UNAIR Cara belajar yang kreatif dan inovatif memang dibutuhkan pendidik untuk merangsang anak-anak agar dapat memahami pelajaran yang diberikan. Setelah mengerti dan paham materi, anak-anak diharap dapat menggugah imajinasinya lalu kemudian mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berkenaan dengan cara belajar yang kreatif, para staf International Office and Partnership (IOP) UNAIR mengajak para murid SD Negeri Gubeng III No.206 untuk belajar bahasa Inggris. Apa yang membuatnya istimewa? Para murid kelas satu itu diajari bahasa Inggris oleh salah satu mahasiswa internasional yang sedang menempuh studi di Universitas Airlangga. Alhasil, ekspresi keriaan terpancar dari raut wajah mereka. Selama satu setengah jam para murid kelas satu itu diajari berbagai macam hal, mulai dari warna, pelafalan abjad, cuci tangan, hingga gerak ringan. Semuanya diberikan dalam bahasa Inggris. Selain itu, para staf IOP ini menggunakan media pengeras suara dan LCD untuk mendukung penyampaian materi. Anak-anak kecil itu diminta menirukan apa yang dilakukan oleh para staf dan mahasiswa Australia bernama Charlie. Bahkan, mereka juga aktif merespon pertanyaan yang dilontarkan oleh pemandu kegiatan. “Staf dari IOP UNAIR bersama mahasiswa internasional yang sedang belajar di UNAIR melakukan pengabdian masyarakat ke sekolah itu. SDN Gubeng III adalah sekolah dasar di sekitar lingkup UNAIR yang memang belum begitu berkembang pembelajaran bahasa Inggrisnya. Jadi, tujuannya untuk memberikan sedikit rangsangan dan memotivasi untuk belajar bahasa Inggris, apalagi langsung dengan mahasiswa asing,” ujar Deputi IOP UNAIR, Margaretha Rehulina. Mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak kelas satu SD menjadi pengalaman tersendiri bagi Charlie. Sebelumnya, ia tak pernah melakukan pengajaran kepada pelajar di Australia. Jadi, selama di Indonesia, Charlie kerap melakukannya seperti di sekolah menengah pertama dan atas. “Saya pernah mengajar anak-anak di Indonesia, sebelumnya. Tapi saya belum pernah melakukannya di Australia. Saya merasa senang sekali bisa membantu mereka meningkatkan kemampuan bahasa Inggris,” ujar Charlie, mahasiswa internasional UNAIR. Tentu saja, sebelum dia melakukan pengajaran, Charlie dan staf IOP UNAIR melakukan briefing konsep dan belajar berbagai video anak-anak dalam bahasa Inggris agar tak tersendat dalam penyampaian materi. “Sebelumnya, kita melakukan briefing. Kita lihat video-videonya. Dan, hari ini kita melaksanakannya,” terang Charlie dengan semangat. Kegiatan tersebut juga diapresiasi oleh Wali Murid kelas I SDN Gubeng III, Nur Aisyah. Cara belajar seperti yang dibawakan rekan-rekan dari IOP UNAIR cukup inovatif sehingga anak-anak merasa lebih senang belajar. “Cara tersebut cukup efisien dengan membagi 35 murid ke dalam kelompok-kelompok. Karena kalau satu kelas dengan hanya satu guru memang kurang maksimal. Harapannya, sering-sering ya. Sehingga pemahaman bahasa Inggris maksimal. Anak-anak jadi lebih fun,” tutur Nur Aisyah. Hal ini direspon senada oleh salah satu murid yang mendapatkan pengalaman belajar bahasa Inggris dari mahasiswa asing. “Iya aku senang. Belajar warna-warna dan nyanyi,” kata Naomi, salah satu murid. Pengabdian masyarakat tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan ulang tahun IOP UNAIR kelima. Margaretha menuturkan harapannya bahwa IOP UNAIR tak hanya bermanfaat bagi internal UNAIR, tetapi juga lingkungan masyarakat. “Mudah-mudahan nanti ada kegiatan yang bukan cuma ke dalam UNAIR tapi juga melakukan pengabdian ke luar seperti ke sekolah tadi ini. Mudah-mudahan juga IOP semakin memperkuat kinerja dan performance-nya di lingkungan UNAIR. Semoga bisa mendukung pengembangan kerjasama di level fakultas. Semoga bisa juga membawa pengaruh global kepada UNAIR,” kata staf pengajar Fakultas Psikologi UNAIR itu.