1 DUKUNGAN SOSIAL PADA PENDERITA SAKIT JANTUNG DI RUMAH SAKIT HARAPAN KITA JAKARTA Eti Komalasari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran dukungan sosial pada penderita sakit jantung khususnya di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta dan ingin mengetahui mengapa penderita sakit jantung memerlukan dukungan sosial serta bagaimana proses pemberian dukungan sosial tersebut pada penderita sakit jantung. Dukungan sosial adalah bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok sekitar yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai dan dihargai serta dapat menimbulkan efek positif bagi dirinya. Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana adanya penyempitan pembuluh darah atau arteri yang menyebabkan tidak cukupnya suplai darah sehingga mengganggu aliran darah keotot jantung dan mengalami kerusakan atau gangguan fungsi jantung. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori-teori dukungan sosial dan teori-teori penyakit jantung. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa dukungan sosial yang dapat diterima oleh penderita sakit jantung adalah dukungan emosional berupa perhatian sehingga penderita merasakan nyaman, aman dan dicintai, dukungan penghargaan diberikan dengan tidak selalu dilibatkan pada masalah yang dapat mengganggu kesehatannya, dukungan instrumental diberikan melalui tindakan atau bantuan fisik, dukungan informasional yang diberikan melalui penyluhan atau dari pihak rumah sakit sendiri, dukungan persahabatan yang dapat meringankan beban penderitaan penderita sakit jantung, dukungan motivasional diberikan melalui nasehat dan saran. Dengan dukungan ini penderita sakit jantung merasa tertolong dan dapat meringankan beban penderitaannya, lebih kuat dalam memerangi penyakitnya sehingga dapat menjalani hidup ini dengan baik, sehat dan normal. PENDAHULUAN Tubuh manusia memang sangat menakjubkan. Secara biologis, individu terdiri dari sekumpulan organ-organ yang bekerja dalam kesatuan dan menciptakan berbagai macam proses yang membuat kita berfungsi secara sempurna. Jantung sangat menakjubkan didalam kesederhanaannya, dan 2 menimbulkan kekaguman yang luar biasa jika mempertimbangkan beban kerjanya yang sangat besar (Fredric & Libov, 1997). Penyakit jantung merupakan penyakit pembunuh nomor satu bagi kaum laki-laki dan perempuan. Penyakit jantung sering terjadi karena adanya proses penyempitan arteri koroner. O’Malley, dkk (2004) mengungkapkan tentang studinya bahwa tanda awal penyakit jantung adalah adanya penumpukan kalsium yang tidak normal dalam pembuluh jantung atau pengerasan pembuluh darah dalam pembuluh jantung. Hal tersebut bisa dideteksi dengan cara discan. Tanda awal penyakit jantung ini bisa juga dihubungkan dengan tingginya tekanan darah, tingginya indeks berat tubuh dan kenaikan kadar LDL serta kadar lemak darah yang disebut trigliserida. Penyakit jantung sering kali menyebabkan gejala yang berupa nyeri dada atau sesak. Nyeri angina yang timbul pada saat melakukan kerja fisik atau pada keadaan stres emosional. Sesak napas dan rasa letih yang berlebihan terutama pada saat melakukan kerja fisik yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah dan juga oksigen keotot-otot. Berdebar atau palpitasi terjadi akibat adanya peningkatan denyut jantung atau kehilangan iramanya atau juga iramanya bertambah cepat tanpa sebab dapat 1mengakibatkan pingsan tetapi palpitasi (berdebar) menimbulkan rasa tidak enak dan rasa takut. Rasa takut yang berlebihan akan membuat individu merasa kehilangan kepercayaan diri. Mengalami serangan jantung melalui suatu krisis jantung atau bahkan didiagnosis dengan penyakit jantung dapat memicu terjadinya depresi. Dewasa ini, jutaan orang dengan penyakit jantung dapat menikmati gaya hidup yang aktif dan memuaskan serta tidak mengalami depresi. Salah satu faktor yang dapat mengurangi tingkat depresi pada penderita penyakit jantung adalah dukungan dari keluarga, karena dibandingkan dengan orang lain kelurga merupakan orang yang terdekat dengan penderita. Menurut Sarafino (1990) yang dimaksud dukungan sosial adalah bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok disekitarnya, yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai dan dihargai, bentuk dukungan sosial antara lain adalah dukungan emosional, dukungan berupa penghargaan, dukungan 3 berupa bantuan langsung dan dukungan informasional. Dukungan sosial menjadikan individu merasa nyaman dan tenang. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran dukungan sosial pada penderita sakit jantung di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, mengapa penderita sakit jantung memerlukan dukungan sosial dan bagaimana proses pemberian dukungan sosial bagi penderita sakit jantung. DUKUNGAN SOSIAL 1. Definisi Dukungan Sosial Kehadiran orang lain didalam kehidupan pribadi seseorang begitu diperlukan, sebab itu individu membutuhkan dukungan dari orang terdekat, dukungan yang dimaksud adalah dukungan sosial. Sarafino (1990) mengartikan dukungan sosial sebagai bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok sekitarnya, yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai, dan dihargai. Sears dkk (1991) berpendapat bahwa dukungan sosial adalah adanya saling mendukung antara individu satu dengan individu yang lainnya dimana didalamnya terdapat satu orang yang memberikan bantuan untuk orang lain. Kaplan dkk (1993) berpendapat bahwa tingkatan yang merupakan kebutuhan dasar individu untuk cinta kasih, penghargaan, rasa memiliki, rasa aman yang dipuaskan melalui interaksi dengan orang lain. 2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial Sarafino (1998) mengemukakan bahwa bentuk dukungan sosial antara lain adalah : a. Dukungan Emosional. 4 Dukungan sosial emosional meliputi empati dan perhatian terhadap individu. Dukungan emosional tersebut memberikan perasaan nyaman, aman dan dicintai terutama pada saat-saat penuh tekanan. b. Dukungan Penghargaan. Dukungan penghargaan diwujudkan melalui penghargaan terhadap individu, dorongan atau persetujuan terhadap gagasan atau perasaan individu serta perbandingan positif dengan individu lain. Dukungan penghargaan ini terutama membantu meningkatkan harga diri individu. c. Dukungan Instrumental. Dukungan instrumental meliputi bantuan langsung, seperti ketika seseorang memberikan bantuan uang untuk pengobatan bagi ekonomi lemah bantuan ini sangat berarti. d. Dukungan Informasi. Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, saran atau umpan balik tentang keadaan atau apa yang dikerjakan individu. e. Dukungan persahabatan. Suatu bentuk dukungan sosial yang dapat memberikan dukungan bagi seseorang dalam usaha untuk mengurangi tekanan yang dirasakan. f. Dukungan Motivasional. Pemberian dorongan dan semangat pada individu yang membutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. 3. Sumber-sumber Dukungan Sosial . Wortman dan Conway (dalam Farhati & Rosyid, 1996) menyatakan bahwa dukungan sosial dapat diperoleh dari teman dekat, anggota keluarga, teman, dokter serta ahli-ahli dibidang keahlian yang sesuai. Sedangkan menurut Orford (dalam Witridiani, 1996) menyebutkan beberapa sumber yang dapat memberikan dukungan sosial antara lain: keluarga, teman dan tetangga serta guru disekolah. 5 4. Pengaruh Dukungan Sosial. Dukungan sosial tidak terlepas dari akibat atau pengaruh yang ditimbulkan oleh dukungan sosial sangat efektif mengurangi distress selama waktu stress. Folonsen dan Beehr (dalam Farhati & Rosyid, 1996) menyatakan dukungan sosial dapat mengurangi stress dengan cara berpengaruh terhadap stress dan menghambat hubungan stressor dan stress. 5. Fungsi Dukungan Sosial Sheridan dan Radmacker (1992) menyebutkan bahwa selama menjalankan masa-masa yang dipenuh tekanan, seseorang sering mengalami penderitaan emosional serta kemungkinan selanjutnya adalah menderita depresi, kesedihan, cemas dan berkurangnya harga diri. Dengan adanya dukungan sosial setidaknya orang tersebut dapat menyadari bahwa ada pihak atau orang-orang disekitar yang siap membantu dalam menghadapi tekanan. Dengan kata lain, dukungan sosial itu tidak akan efektif berfungsi bila tidak disertai oleh adanya situasi peristiwa yang akan menimbulkan stres. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa dukungan sosial ini akan kurang dirasakan/sama sekali tidak ada efeknya pada situasi/kondisi yang taraf stresnya rendah. 6. Faktor-faktor yang Membentuk Dukungan Sosial. Dukungan sosial terbentuk karena berbagai faktor. Myres (dalam Runtu, 2002) mengemukakan bahwa sedikitnya ada 3 faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan bantuan atau dukungan yang positif. Pertama, empati yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan memotivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain. Kedua, norma & nilai sosial yang berguna untuk membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan. Ketiga, pertukaran sosial yaitu hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, informasi dan status dengan strategi minimax, yaitu meminimalkan korban dan memaksimalkan reward, dan untuk meramalkan tingkah laku seseorang. 6 7. Manfaat Dukungan Sosial. Menurut Johnson dan Johnson (dalam Witridiani, 1996) dukungan sosial dapat memberikan dukungan emosi, instrumental, penilaian positif dan informasi yang bermanfaat bagi individu dalam : a. Meningkatkan produktivitas bila dihubungkan dengan pekerjaan. b. Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri dengan menyediakan rasa memiliki, memperjelas identitas diri, menambah harga diri, serta mengurangi stress. c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik. d. Pengelolaan terhadap stres dengan menyediakan pelayanan, perawatan, sumber-sumber informasi dan umpan balik yang dibutuhkan untuk menghadapi stres dan tekanan. PENYAKIT JANTUNG 1. Pengertian Penyakit Jantung. Menurut Supari (2003) penyakit jantung (serangan jantung) adalah suatu keadaan dimana terdapat penyempitan pembuluh darah koroner sehingga mengganggu aliran darah ke otot jantung dan mengalami kerusakan/gangguan fungsi. Luasnya kerusakan otot jantung akan mempengaruhi harapan hidup si penderita. Menurut Mansjoer (1999) penyakit jantung adalah proses penyumbatan di pembuluh arteri yang menyebabkan tidak cukupnya suplai darah ke otot jantung. 2. Gejala-gejala Penyakit Jantung. Menurut Petch (1995) gejala-gejala penyakit jantung adalah sebagai berikut : a. Nyeri/sesak pada dada. Biasanya terasa pada bagian tengah dada dan bersifat berat meskipun dapat menyebar kearah mana saja, ia cenderung menyebar kearah dagu dan lengan. b. Nyeri angina. 7 Rasa ini hanya timbul jika jantung harus bekerja lebih keras seperti pada saat melakukan kerja fisik atau pada keadaan stres emosional. Biasanya rasa tidak enak tersebut berupa suatu perasaan tertekan pada dada, pada saat berjalan tergesa-gesa. Akan menjalar keleher, dagu dan lengan tetapi bisa menghilang dalam beberapa menit dengan istirahat. Manifestasi penyakit jantung ini disebut sebagai angina pectoris yang berarti “dada tercekik”. c. Sesak napas dan rasa letih. Penambahan volume darah didalam serambi jantung dan pembuluh balik yang mengarah ke jantung. Karena kebanyakan penyakit jantung terutama mengenai bilik kiri jantung, maka paru-paru akan mengalami bendungan dan akan merasa sesak (dyspnea). Rasa letih yang berlebihan terutama pada saat melakukan kerja fisik yang disebabkan karena berkurangnya aliran darah dan demikian juga oksigen ke otot-otot. d. Pingsan. Disebabkan karena kekurangan aliran darah didalam otak. Hal ini dapat disebabkan akibat syok psikologis saja atau dapat disebabkan oleh penyakit jantung berat. e. Berdebar (palpitasi). Peningkatan denyut jantung atau kehilangan iramanya atau juga iramanya bertambah cepat tanpa sebab dapat mengakibatkan pingsan atau perasaan pingsan, tetapi biasanya palpitasi hanya menimbulkan rasa tidak enak dan rasa takut. 3. Penyebab Utama Penyakit Jantung. Fredic & Libov (1997) mengemukakan faktor resiko atau penyebab utama penyakit jantung diantaranya adalah : a. Merokok. b. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga. c. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah. d. Diabetes. e. Tekanan darah tinggi yang tak terkendali. 8 f. Laki-laki atau perempuan setelah menopause. g. Kurang olah raga. h. Stres. 4. Macam-macam Penyakit Jantung. a. Gagal Jantung. b. Infark Miokard Akut (IMA). c. Angina Pektoris. d. Penyakit Jantung Hipertensif (PJH). e. Stenosis Mitral. f. Endokarditis Infektif. g. Demam Reumatik (Rheumatic Fever). h. Penyakit Jantung Reumatik (Rheumatic Heart Disease). i. Kardiomiopi. j. Perikarditis. C. Peranan Dukungan Sosial pada Penderita Sakit Jantung. Penyakit jantung (serangan jantung adalah suatu keadaan dimana terdapat penyempitan pembuluh darah koroner sehingga mengganggu aliran darah ke otot jantung dan mengalami kerusakan atau gangguan fungsi (Supari, 2003). Luasnya kerusakan otot jantung akan mempengaruhi harapan hidup si penderita. Tanda awal penyakit jantung adalah adanya penumpukan kalsium yang tidak normal dalam pembuluh jantung atau pengerasan pembuluh darah dalam jantung. Salah satu dari gejala penyakit jantung adalah rasa letih yang dapat menyebabkan sesak napas dan berdebar-debar. Untuk mengatasi stresnya salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan membentuk dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang terdekat misalnya keluarga, teman, dokter, dan lain-lain. Dukungan ini sangat penting apalagi untuk pasien yang menderita penyakit jantung. Semangat dari lingkungan luar juga dapat menolong dan menanggulangi sakit yang kronis. Dukungan sosial dapat 9 memberikan efek yang positif terhadap kesehatan dengan perlindungan seseorang dari efek yang negatif. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian Yin (2002) menjelaskan studi kasus merupakan suatu inkuiri (penelitian) empiris yang menyelidiki fenomena didalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan diamati multi sumber bukti dimanfaatkan. Selltiz, dkk (1977) mendefinisikan studi kasus sebagai studi yang dilakukan secara intensif terhadap suatu fenomena yang menarik. Sedangkan menurut Patton (dalam Poerwandari, 2001) dengan menggunakan studi kasus dapat diperoleh gambaran yang mendalam, mendetail dan menyeluruh dan dalam konteksnya, serta dapat melihat keunikan pengalaman individu. Dalam penelitian ini metode studi kasus digunakan agar mendapat gambaran yang menyeluruh dan mendalam tentang gambaran peranan dukungan sosial terhadap penderita sakit jantung di Rumah Sakit Harapan Kita. Melalui studi kasus dapat dilihat dengan jelas dinamika terjadinya gambaran peranan dukungan sosial pada penderita sakit jantung. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan Multiple Case Study.untuk Multiple Case Study, Yin tidak menyebutkan secara pasti jumlah kasus yang sebaiknya diikut sertakan. Teknik Pengumpulan Data Dasar digunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui seberapa besar dukungan sosial bagi penderita penyakit kronis khususnya penyakit jantung sehingga penderita dapat merasakan tenang dan nyaman dalam menjalani kehidupannya. Dengan pendekatan kualitatif peneliti berharap memperoleh penghayatan, pengalaman, persepsi pemahaman yang lebih mendalam. Poerwandari (1998) memaparkan bahwa kedua metode ini yaitu wawancara dan observasi merupakan metode dasar yang umumnya dipakai dan dilibatkan dalam tipe-tipe penelitian kualitatif. 10 1. Wawancara Menurut Banister dkk (dalam Peorwandari, 2001) wawancara kualitatif dilakukan pada peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud eksplorasi terhadap isu tersebut, yang tidak dilakukan melalui pendekatan lain. 2. Observasi Dalam penelitian ini, observasi digunakan sebagai metode penunjang dalam pengumpulan data. Penggunaan metode ini merujuk pada penjelasan Poerwandari (1998) mengenai observasi yaitu kegiatan mengarahkan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar asfek dalam fenomena tersebut. Keabsahan dan Keajegan Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian kualitatif yang dapat dipercaya, diperlukan data yang teruji. Menurut Moeloeng (2000) triangulasi adalah teknik pemeriksaan kabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. HASIL DAN ANALISIS Berdasarkan analisis antar kasus bahwa dalam penelitian ini terdapat kesesuaian dengan teori dari Petch (1995) mengenai gejala penyakit jantung diantaranya : nyeri/sesak pada dada, nyeri angina, sesak napas dan rasa letih, pingsan dan berdebar, kedua subjek penelitian ini mengalami gejala seperti yang dikemukakan oleh teori tersebut. Secara umum subjek mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang di sekeliling subjek ini sesuai dengan teori Sarafino (1998) mengenai bentuk-bentuk dukungan sosial meliputi dukungan emosional (adanya empati, perhatian dan rasa nyaman), dukungan penghargaan (dorongan dan persetujuan terhadap gagasan), dukungan instrumental (bantuan langsung berupa tindakan dan bantuan 11 fisik/materi), dukungan informasi (nasehat, saran dan umpan balik), dan ditambahkan oleh Fenlanson dan Beehr (dalam Farhati & Rosyid, 1996) tentang dukungan sosial dengan bentuk dukungan persahabatan (dukungan yang mengurangi rasa tertekan) dan dukungan motivasional. Subjek mendapatkan perhatian sehingga merasakan aman, nyaman dan dicintai. Merasa dihargai dengan tidak dilibatkannya dalam gagasan untuk pemecahan masalah yang sifatnya terlalu berat sehingga dapat menyebabkan kondisi subjek menurun, bantuan tindakan dan materi ataupun fisik diterima oleh subjek dan membuat subjek merasa senang, subjek mendapatkan nasehat dan informasi mengenai sakit jantungnya hanya berbeda caranya. Dukungan persahabatan yang diterima subjek dapat meringankan beban penderitaannya. Agar bisa hidup lebih baik, lebih kuat untuk memerangi penyakitnya, subjek mendapatkan nasehat, semangat serta dorongan yang baik dan berarti, subjek tidak mendapatkan dukungan jaringan karena kedua-duanya tidak pernah mengikuti organisasi apapun termasuk dengan Klub Jantung Sehat. Rutter dkk (1993) menyebutkan bahwa semangat dari lingkungan luar dapat menolong dan menanggulangi sakit yang kronis. Sheridan dan Radmacker (1992) menyebutkan bahwa dengan adanya dukungan sosial orang-orang sekitar pasti siap membantu dalam menghadapi tekanan. Disini subjek mendapatkan dukungan emosional yang dapat memulihkan kondisi subjek sehingga lebih baik, subjek merasa senang karena jauh dari stres. Adanya dukungan penghargaan membuat subjek merasa dihargai sehingga kondisinya semakin membaik walaupun sakit subjek masih dihormati. Bantuan yang diterima oleh subjek dapat membuatnya merasa lega karena terhindar dari beban yang besar masalahnya menyangkut biaya, subjek bisa lebih berkonsentreasi untuk proses penyembuhannya. Nasehat, saran dan informasi tentang sakit jantungnya dapat mengakibatkan subjek merasa tenang, lebih berhati-hati dalam menjaga kondisinya dan lebih kuat dalam menjalani hidup ini dengan baik. Dukungan persahabatan yang diterima oleh subjek dapat memperingan beban yang mereka pikul, dorongan dan semangat dapat membuat subjek lebih termotivasi untuk sembuh, lebih kuat dan berani dalam memerangi penyakitnya hingga subjek dapat hidup sehat. 12 Perhatian yang subjek terima diberikan melalui nasehat, perkataan yang baik, menemani, memberikan sesuatu yang menyenangkan, menuruti dan tidak membantahnya sehingga emosi subjek dapat terkontrol. Penghargaan diberikan melalui percakapan, tukar pikiran, menjenguk, dan tidak dilibatkannya subjek dalam masalah yang berat sehingga dengan penghargaan ini subjek mendapatkan umpan balik yang positif. Bantuan tindakan dapat langsung diberikan pada subjek dan bantuan fisik/materi dapat diberikan langsung kepada subjek atau langsung dengan pihak rumah sakit. Bantuan langsung tersebut dapat berupa Jaminan kesehatan baik dari pemerintah (JPS) ataupun dari perusahaan swasta. Ini dapat membuat subjek terbantu dari bebannya. Informasi yang diterima oleh subjek dapat diterima melalui penyuluhan, saran, nasehat dokter atau perawat. Untuk mengurangi rasa tertekan subjek mendapatkan dukungan persahabatan yang diberikan melalui telepon, sms, atau bicara langsung, dengan menjenguk dan menghibur, kedua subjek disini merasa tenang, aman dan nyaman. Dorongan dan semangat diberikan langsung sehingga subjek termotivasi untuk hidup labih sehat, termotivasi untuk sembuh sehingga keadaannya bisa lebih baik dari sebelumnya. PENUTUP Kesimpulan : 1. Gambaran Gejala-gejala Sakit Jantung pada Penderita Sakit Jantung Umumnya gejala penyakit jantung diawali dari rasa sesak/nyeri pada dadanya yang menjalar pada pangkal lengan. Biasanya terjadi jika bekerja atau melakukan pekerjaan yang terlalu berat. 2. Gambaran Dukungan Sosial pada Penderita Sakit Jantung. Secara umum para subjek mendapatkan dukungan emosional berupa perhatian dari orang-orang di sekelilingnya sehingga subjek merasa nyaman, aman dan dicintai. Mereka merasa dihargai oleh orang-orang di sekelilingnya karena subjek tidak dilibatkan dalam setiap gagasan dan pemecahan masalahnya, jika masalah tersebut dapat mengganggu kesehatan subjek. Subjek mendapatkan bantuan langsung berupa tindakan dan fisik/materi yang dapat memberikan umpan balik 13 yang positif. Nasehat dan saran serta informasi yang berkenaan dengan masalah jantung diterima oleh subjek melalui penyuluhan. Menerima pula dukungan persahabatan yang dapat meringankan beban penderitaannya. Dorongan dan semangat diterima subjek agar mereka bisa lebih kuat dan berjuang terus untuk mencapai kesembuhan. 3. Mengapa Penderita Sakit Jantung Membutuhkan Dukungan Sosial. Adanya dukungan emosional yang diterima subjek melalui perhatian dapat membantu memulihkan kondisi subjek agar lebih baik, merasa senang karena jauh dari stres. Dengan adanya dukungan penghargaan, kondisinya pun semakin membaik. Terbantu dengan bantuan langsung berupa tidakan dan fisik/materi yang dapat membuat subjek merasa lega karena terhindar dari beban yang sangat berat. Nasehat dan informasi yang subjek terima membuat subjek lebih tenang dan kuat untuk menjalani hidup ini lebih baik. Dukungan persahabatan yang diterima oleh subjek membuat subjek merasa terhibur, subjek mendapatkan dorongan dan semangat sehingga dapat lebih termotivasi untuk sembuh dan membuat subjek lebih berani memerangi penyakitnya. 4. Proses Pemberian Dukungan Sosial. Dukungan emosional melalui perhatian,memberikan nasehat, berkata-kata yang baik, menemani, memberikan sesuatu yang menyenangkan sehingga tidak membuat subjek stres. Selain itu melarang segala sesuatu yang dapat membuat kondisinya menurun, menghibur dan membuat subjek nyaman itu juga merupakan bentuk dari satu dukungan emosional. Penghargaan diberikan melalui percakapan, tukar pikiran, dan tidak melibatkannya subjek untuk masalah yang dapat membuatnya stres itu dapat membuat subjek merasa dihargai. Bantuan berupa tindakan diberikan subjek dengan cara, misalnya mengambilkan minum untuk minum obat, membopong atau menggotong dan lain sebagainya. Sedangkan bantuan fisik/materi dapat diterima langsung oleh subjek dapat juga langsung dengan pihak rumah sakit. Informasi yang diterima, didapatkannya melalui saran dan nasehat atau penyuluhan. Dukungan persahabatan dapat diberikan dengan 14 cara memberikan support, hiburan, nasehat dan saran. Sedangkan untuk memberikan dorongan dan semangat dapat dilakukan dengan cara bicara langsung, agar subjek termotivasi untuk hidup lebih baik dan lebih kuat untuk memerangi penyakitnya. 5. Dampak Pemberian Dukungan Sosial Bagi Penderita Sakit Jantung. Dukungan emosional memiliki dampak yang positif dimana dengan pemberian dukungan tersebut subjek merasa diperhatikan, sehingga dapat mengurangi rasa sakit yang dideritanya. Adanya dukungan penghargaan membuat subjek merasa dihargai. Dukungan instrumental memiliki dampak yang besar, merasa terbantu dan dapat mengurangi beban penderitaannya. Dengan dukungan informasi membuat subjek merasa lebih berhati-hati. Dampak dari dukungan persahabatan membuat kedua subjek merasa senang karena orang-orang disekeliling subjek memberikan semangat. Motivasi dan dorongan yang kuat dan sangat tinggi membuat kondisi penyakit subjek semakin membaik. DAFTAR PUSTAKA Farhati, Feri & Rosyid, Haryanto F. (1998). Karakteristik pekerjaan, dukungan sosial dan tingkat burn-out pada non human services corporation. Jurnal Psikologi. No. 1. 1-12. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Kaplan, R. M., Sallis, J. F., Patterson, T.L. (1993). Health and human behavior. New York : McGraw-Hill, Inc. Mansjoer, A., Triyanti, K., Safitri, R., Wardhani, W. I., & Sutiowulan, W. (1999). Kapita selekta kedokterani. Jakarta : Media Aesculapus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Moeloeng, L. J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya. Petch, M. (1995). Penyakit jantung. Alih bahasa Dr. Gunadi. Jakarta : Arcan. Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. LPSP3 : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 15 Poerwandari, E. K. (2001). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. LPSP3 : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Runtu, D. Y. N. (2002). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada remaja. Skripsi. Jakarta : Universitas Gunadarma. Rutter, D. R., Quine, L., Chesham, O. J. (1993). Social psychological approaches to health. New York : Harvester Wheatsheaf. Sarafino, E. P. (1990). Health psychology biopsychological interaction. USA : John Wiley & Sons. Sarafino, E. P. (1998). Health psychology biopsychological interaction (3 USA : John Wiley & Sons. rd ed). Sears, D. O., Peplau, L. A., Taylor, S. E. (1991). Social psychology 7 th ed. USA : Prentice-Hall International, Inc. Sheridan, C. L & Radmacher, S. A. (1992). Health pychology challenging the biomedical model. New York : John Wiley & Sons, Inc. Witridiani, L. (1996). Hubungan antara dukungan sosial dan penyesuaian diri pada para janda di kota besar. Skripsi. Depok : Univesitas Indonesia. Yin, R. K. (2002). Studi kasus : Desain dan metode. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada www. Google. Com dalam file ://A:/ Penyakit jantung. Posted 17 November 2003.