PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI MODEL SIKLUS BELAJAR

advertisement
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI MODEL SIKLUS BELAJAR
(LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN
KOMPETENSI JARINGAN TUMBUHAN SISWA KELAS XI SEMESTER
1 SMA NEGERI 8 MALANG
Wiwit Febriani, Hadi Suwono, Sunarmi
Universitas Negeri Malang
ABSTRAK: Pengembangan modul biologi model siklus belajar (learning cycle)
5E bertujuan menganalisis validitas dan kelayakan modul serta meningkatkan
pencapaian kompetensi jaringan tumbuhan siswa kelas XI semester 1 SMA Negeri
8 Malang. Pengembangan modul menggunakan model pengembangan menurut
Sugiyono (2009), terdiri dari 6 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan
desain, dan (6) ujicoba produk. Berdasarkan analisis modul jaringan tumbuhan
sudah valid dan layak digunakan. Hasil ujicoba menunjukkan adanya peningkatan,
ketuntasan klasikal sebelum dilakukan uji coba sebesar 0% dengan rata-rata 60,08
dan setelah uji coba modul sebesar 91,7% dengan rata-rata 88.
Kata kunci : modul, siklus belajar, jaringan tumbuhan.
Prinsip beragam dan terpadu KTSP dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta
status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antar substansi. Menurut Setyosari (1991) Melalui modul, keberagaman materi
dalam suatu pokok bahasan dapat dipilih dan disusun secara sistematis dan
berkesinambungan.
Berdasarkan observasi pembelajaran di SMA Negeri 8 Malang, bahan ajar
yang digunakan pada mata pembelajaran biologi hanya buku teks dan LKS. Hal
ini membuat siswa menjadi kurang berinteraksi langsung dengan media untuk
membentuk pemahaman dan pengalamannya tentang konsep yang dipelajari.
SMA Negeri 8 Malang memerlukan referensi pendamping berupa modul yang
sesuai dengan karakteristik siswa agar pemahaman dan pengalaman siswa
tentang konsep yang dipelajari dapat tercipta dengan baik. Hasil wawancara
dengan salah satu guru biologi di SMA Negeri 8 Malang menunjukkan bahwa
pembelajaran Biologi selama ini dilakukan dengan metode diskusi dengan media
powerpoint. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa di SMA
Negeri 8 Malang sedang membuat program pembelajaran menggunakan modul.
Materi modul yang dikembangkan adalah Kompetensi Dasar 2.1 untuk
kelas XI semester 1, yaitu Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan
mengaitkannya dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar
kultur jaringan. Pada bahasan jaringan tumbuhan siswa seringkali belum
mengetahui contoh yang representatif. Pada bahasan jaringan tumbuhan, masih
banyak buku menjelaskan konsep yang kurang benar sehingga menyebabkan
miskonsepsi pada siswa. Seperti misalnya miskonsepsi yang pernah terjadi pada
penjelasan berkas pengangkut pada batang dikotil. Pada buku tersebut disebutkan
bahwa letak xilem diluar dan letak floem di sebelah dalam dari xilem.
Berdasarkan hasil observasi, maka untuk mengatasi masalah tersebut adalah
1
dengan menggunakan modul biologi model siklus belajar (learning cycle) 5E
untuk meningkatkan pencapaian kompetensi materi jaringan tumbuhan siswa
kelas XI semester 1.
Siklus belajar merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada
siswa (student centered). Dalam siklus belajar rangkaian tahap kegiatan (fase)
diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang
harus dicapai dalam pembelajaran. Modul yang akan dikembangkan disusun
dengan menggunakan tahapan siklus belajar (learning cycle) 5E. Menurut
Lorsbach (2001) dalam Solihin (2010) Model tahapan siklus belajar (learning
cycle) 5E terdapat lima fase dalam siklus belajar yaitu engagement (mengajak),
exploration (menggali), explanation (menjelaskan), elaboration (aplikasi), dan
evaluation (evaluasi). Masing-masing fase memiliki tujuan yang berbeda. Pada
fase engagement bertujuan untuk membangkitkan minat, membantu siswa
mengakses kemampuan awalnya. Exploration memberikan kesempatan siswa
dapat mengumpulkan data atau ide-ide untuk menyelesaikan masalah.
Explanation mengarahkan siswa mampu menjelaskan konsep dengan kalimatnya
sendiri. Fase ini bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan
mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Elaboration mengarahkan siswa
agar dapat menerapkan konsep yang dimiliki dengan kehidupan sehari-hari.
Evaluation bertujuan untuk evaluasi terhadap pemahaman konsep siswa dan
refleksi untuk kegiatan belajar berikutnya.
METODE
Metode yang akan digunakan dalam pengembangan bahan ajar ini adalah
model pengembangan Sugiyono. Model pengembangan Sugiyono ini dipilih
dikarenakan proses pengerjaannya terdapat validasi desain ke para ahli (ahli
pendidikan, ahli materi) bila ada kesalahan di perbaiki, setelah di perbaiki baru
produk di uji cobakan ke kelompok uji coba, langkah-langkah pada model
pengembangan Sugiyono adalah sebagai berikut.
1. Potensi dan Masalah
Menurut Sugiyono (2009) “Potensi adalah segala sesuatu yang bila di daya
gunakan akan memiliki nilai tambah”. Masalah adalah penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi. Dari survey dan pengamatan di SMA Negeri 8
Malang pembelajaran biologi mayoritas masih dengan pembelajaran berbasis
teacher center. Pengembangan modul untuk penjelasan tentang materi Jaringan
Tumbuhan belum pernah dilaksanakan di sekolah tersebut.
Kurikulum yang digunakan oleh dunia pendidikan Indonesia saat ini
adalah seluruh kegiatan pembelajaran diarahkan kepada pembelajaran
konstruktivis yang mana peran guru sebagai fasilitator belajar dan siswa sebagai
pebelajar yang aktif sehingga yang menjadi pusat pada proses pembelajaran
adalah siswa (student centered). Menurut Vembrianto (1975) modul adalah suatu
paket pembelajaran yang memuat satu konsep dari bahan pelajaran. Pembelajaran
modul ini merupakan salah satu upaya untuk menyelenggarakan pembelajaran
individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran
sebelum dia beralih pada unit berikutnya. Modul yang dikembangkan dilengkapi
dengan uraian materi yang dapat membantu siswa dalam menguasai konsep dan
menjawab soal-soal latihan dalam modul, sehingga menghindarkan siswa dari
2
miskonsepsi konsep. Sehingga dengan modul pembelajaran yang semula bersifat
teacher center dapat beralih menjadi student centered.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dikumpulkan data awal sebelum pengembangan dan uji
coba modul. Data yang dikumpulkan yaitu meliputi kondisi siswa dan kondisi
sekolah. Kondisi siswa menunjukkan keadaan siswa sebelum penerapan modul.
Keadaan tersebut meliputi: cara belajar siswa dan kualitas pembelajarannya.
Kondisi sekolah menunjukkan keadaan dan fasilitas-fasilitas sekolah yang
mendukung kegiatan belajar, seperti adanya laboratorium Biologi yang memadai,
LCD, dan sumber-sumber belajar yang digunakan siswa.
3. Desain Produk
Pada tahap ini dilakukan analisis kurikulum, pengembangan perangkat
pembelajaran, serta pengembangan dan penulisan modul.
a. Analisis kurikulum
Analisis kurikulum digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan
materi pembelajaran pada modul. Analisis tersebut meliputi: identifikasi standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator kompetensi pembelajaran. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dijadikan sebagai acuan dalam
pengembangan modul ini disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tahun 2006.
b. Pengembangan perangkat pembelajaran.
Pada tahap ini dilaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran, yang
meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun
untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran dalam menerapkan modul yang
telah dihasilkan. RPP disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
c. Pengembangan dan Penulisan Modul
Kegiatan pengembangan dilakukan oleh peneliti dengan bimbingan Dosen
Pembimbing. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Mengumpulkan pustaka
Pada kegiatan ini peneliti mencari sumber-sumber yang relevan untuk bisa
dikembangkan dalam modul agar modul yang dihasilkan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
2) Membuat peta konsep
Peta konsep yang dirancang harus mewakili KD (Kompetensi Dasar) dan
indikator yang telah dirumuskan. Tujuan dari pembuatan peta konsep adalah
untuk mengetahui apa saja yang akan dibahas dalam modul dan materi-materi
yang saling berkaitan pada suatu bahasan dalam modul.
3) Tahap Penulisan modul
Modul yang dihasilkan memuat komponen pembelajaran yang meliputi: a) judul
bab; b) rumusan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator; c) peta
konsep; d) uraian materi; e) kegiatan siswa; f) kunci jawaban; g) tes akhir bab/uji
kompetensi; h) daftar rujukan. Dalam kegiatan siswa digunakan model siklus
belajar (learning cycle) 5E yang meliputi : engagement, exploration, explanation,
elaboration, dan evaluation.
4. Validasi Desain
Validasi merupakan proses untuk menentukan layak tidaknya bentuk, isi,
dan materi modul sebagai suatu produk pengembangan modul pembelajaran yang
3
berorientasi pada konstruktivisme. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
modul yang dikembangkan. Validasi modul meliputi penilaian modul oleh ahli
materi, ahli pendidikan, dan ahli penerapan lapangan serta siswa. Keterangan
berupa saran atau masukan yang didapat melalui angket validasi dan hasil uji coba
lapangan digunakan dalam menyempurnakan produk modul
5. Revisi Desain
Setelah desain produk bahan ajar yang dikembangkan dan divalidasi oleh
ahli media dan ahli materi jika terdapat beberapa kekurangan dalam bahan ajar
maka di revisi kembali. Kekurangan dapat ditinjau dari penulisan, tampilan
produk, kelengkapan materi, soal-soal, dan kunci jawaban.
6. Uji -coba Produk
Desain produk yang telah divalidasi oleh ahli pendidikan dan ahli materi,
setelah direvisi siap untuk diuji-cobakan. Uji-coba Produk dilakukan pada kelas
yang menjadi kelompok uji coba yaitu siswa kelas XI Akselerasi SMA Negeri 8
Malang dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanakah respon siswa atas
pemanfaatan bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini pada materi
Jaringan Tumbuhan. Angket akan digunakan untuk mengetahui respon siswa atas
pemanfaatan bahan ajar. Kelompok uji coba berjumlah 12 orang dan sebelumnya
sudah pernah mendapatkan materi tentang Jaringan tumbuhan.
Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif penilaian melalui angket validasi setelah mengerjakan modul yang
diberikan. Serta diperoleh dari data nilai pretest sebelum mengerjakan modul dan
nilai postest setelah mengerjakan modul. Data kualitatif didapatkan dari saran dan
kritik validator pada rubrik penilaian modul yang telah disusun. Revisi dilakukan
berdasarkan saran dan kritik yang diberikan oleh validator. Setelah revisi maka
didapatkan modul yang dapat digunakan sebagai bahan ajar.
Data yang dikumpulkan dari angket merupakan data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai rata-rata angket. Data ini berupa angkaangka yaitu 4, 3, 2, 1. Angka-angka tersebut kemudian dikualitatifkan sehingga
dapat disimpulkan tingkat kevalidan modul. Data kualitatif berupa saran, kritik,
dan tanggapan dari validator. Jawaban angket menggunakan skala Likert dengan
kategori sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik (Sugiyono, 2009).
Data skor yang diperoleh di rata-rata tiap aspeknya kemudian dirubah
dalam bentuk persentase dengan cara sebagai berikut (Arikunto, 2008).
Rumus yang digunakan adalah P =
x 100%
Keterangan:
P
= persentase
ΣX
= jumlah jawaban seluruh responden dalam satu item pertanyaan
ΣX1 = jumlah jawaban ideal dalam satu item
100% = konstanta
Hasil belajar kognitif siswa dianalisis secara kuantitatif. Data yang
digunakan adalah skor perolehan dari jawaban benar pada pre test dan post test
yang hasilnya di persentase seperti pada rumus berikut ini (Arikunto, 2008).
Persentase keberhasilan =
x 100%
Kriteria keberhasilan belajar dapat dilihat dari perbandingan dengan KKM
perseorangan dan klasikal. Secara perseorangan siswa telah tuntas belajar apabila
4
nilainya mencapai ≥ 75. Sedangkan kriteria ketuntasan klasikal mencapai ≥ 85%
(≥ 85% siswa memperoleh nilai ≥ 75).
Berikut pada Tabel 1 disajikan kriteria kevalidan data angket penilaian
validator ditinjau dari hasil persentase kriteria.
Tabel : 1 Kriteria tingkat kevalidan media
Kategori
A
Persentase
80%-100%
Klasifikasi
Valid
Keterangan
Produk baru siap dimanfaatkan di
lapangan
untuk
kegiatan
pembelajaran
B
60%-79%
Cukup valid
Produk dapat dilanjutkan dengan
menambahkan sesuatu yang kurang
dengan pertimbangan-pertimbangan
tertentu
C
50%-59%
Kurang valid
Merevisi dengan meneliti kembali
secara
seksama
dan
mencari
kelemahan-kelemahan produk untuk
disempurnakan.
D
0%-49%
Tidak valid
Merevisi secara besar-besaran dan
mendasar tentang isi produk
Sumber: Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Sudjana, 1990)
HASIL
Modul yang dihasilkan dalam penelitian yaitu modul jaringan tumbuhan
untuk siswa SMA kelas XI semester 1 pada Kompetensi Dasar 2.1
Mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dengan
fungsinya, menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan. Modul yang
dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu modul siswa dan pedoman guru. Modul
siswa digunakan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pedoman guru digunakan
guru untuk membimbing siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran yang sudah
disesuaikan dengan modul siswa.
Data hasil uji coba dibedakan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif yaitu berupa data hasil validasi modul dan data hasil belajar
siswa. Sementara itu, data kualitatif yaitu berupa saran, komentar dan tanggapan
validator terhadap modul yang telah dikembangkan. Berikut ini disajikan data
kuantitatif dan data kualitatif hasil uji coba modul.
Data kuantitatif
Data Hasil Validasi Modul Siswa dan Pedoman Guru oleh Ahli pendidikan dan
Guru
Berdasarkan hasil validasi modul siswa dan pedoman guru oleh ahli
pendidikan dan oleh guru diperoleh hasil sebagai berikut. Hasil validasi modul
siswa oleh ahli pendidikan dan guru untuk aspek cover memperoleh presentase
100%, daftar isi memperoleh presentase 100%, pendahuluan modul memperoleh
presentase 96,88%, kegiatan belajar siswa memperoleh presentase 89,58%,
Rangkuman memperoleh presentase 100%, soal-soal uji kompetensi memperoleh
presentase 100%, dan daftar rujukan memperoleh presentase 100%. Pada Tabel 2
untuk rekapitulasi data hasil validasi modul siswa oleh ahli pendidikan dan guru.
5
Tabel : 2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Modul Siswa oleh Ahli pendidikan dan Guru
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang dinilai
Cover
Daftar Isi
Pendahuluan Modul
Kegiatan Belajar Siswa
Rangkuman
Soal-soal Uji Kompetensi
Daftar rujukan
Rerata
%
100
100
96,88
89,58
100
100
100
98,07
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Pada pedoman guru untuk aspek cover memperoleh presentase 100%,
daftar isi memperoleh presentase 100%, pendahuluan modul memperoleh
presentase 93,75%, silabus memperoleh presentase 98%, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran memperoleh presentase 96,8%, kegiatan belajar siswa memperoleh
presentase 90%%, rangkuman memperoleh presentase 100%, soal-soal uji
kompetensi memperoleh presentase 100%, dan daftar rujukan memperoleh
presentase 100%. Pada Tabel 3 disajikan rekapitulasi data hasil validasi pedoman
guru oleh ahli pendidikan dan guru.
Tabel : 3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Pedoman Guru oleh Ahli pendidikan dan
Guru
No
1
2
3
4
5
6
Aspek yang dinilai
Cover
Daftar Isi
Pendahuluan Modul
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan Belajar Siswa
7
8
9
Rangkuman
Soal-soal Uji Kompetensi
Daftar rujukan
Rerata
%
100
100
93,75
98
96,88
90
100
100
100
87,62
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Data Hasil Validasi Modul Siswa dan Pedoman Guru oleh Ahli materi dan
Guru
Berdasarkan hasil validasi modul siswa dan modul guru yang telah
dilakukan oleh ahli materi dan guru diperoleh hasil sebagai berikut. Materi pada
modul siswa dan pedoman guru untuk peta konsep memperoleh presentase
66,67%, pada kegiatan belajar 1 memperoleh presentase 77,5%, pada kegiatan
belajar 2 memperoleh presentase 75%, pada kegiatan belajar 3 memperoleh
presentase 82,5 %, dan pada kegiatan belajar 4 memperoleh presentase 77,08%.
Rerata hasil modul siswa dan pedoman guru oleh ahli materi dan guru adalah
75,75%. Pada Tabel 4 untuk rekapitulasi data hasil validasi modul siswa dan
pedoman guru oleh ahli materi dan guru.
6
Tabel : 4 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Modul Siswa dan Pedoman Guru oleh Ahli
materi dan Guru
No
1
Aspek yang dinilai
Peta Konsep
2
Kegiatan Belajar 1. Jaringan
Tumbuhan
Kegiatan Belajar 2. Jaringan
Akar
Kegiatan Belajar 3. Jaringan
Batang
Kegiatan Belajar 4. Jaringan
Daun dan Sifat Totipotensi
Tumbuhan
Rerata
3
4
5
pada
pada
pada
pada
pada
%
66,67
Kriteria
Cukup Valid
77,5
Cukup Valid
75
Cukup Valid
82,5
Valid
77,08
Cukup Valid
75,75
Cukup Valid
Data Hasil Validasi Modul Oleh Siswa
Berdasarkan hasil validasi modul siswa yang telah dilakukan oleh siswa
kelas XI Akselerasi SMA Negeri 8 Malang diperoleh hasil sebagai berikut. Pada
aspek cover memperoleh presentase 97,22%, pada aspek daftar isi memperoleh
presentase 91,67%, pada aspek petunjuk penggunaan modul memperoleh
presentase 91,67%, pada aspek kegiatan belajar siswa memperoleh presentase
91,67%, pada aspek rangkuman memperoleh presentase 100%, pada aspek soalsoal uji kompetensi memperoleh presentase 100%, dan pada aspek daftar rujukan
memperoleh presentase 100%. Pada Tabel 5 untuk rekapitulasi data hasil validasi
modul oleh siswa.
Tabel : 5 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Modul oleh Siswa
No
1
2
3
4
5
6
7
Aspek yang dinilai
Cover
Daftar Isi
Petunjuk penggunaan modul
Kegiatan Belajar Siswa
Rangkuman
Soal-soal Uji Kompetensi
Daftar Rujukan
Rerata
%
97,22
91,67
91,67
91,67
100
100
100
96,03
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai pre test dan post test. Data
hasil belajar siswa menunjukkan sebelum dilakukan uji coba modul, tidak ada
siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal 75. Berdasarkan
penilaian tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal sebelum dilakukan
uji coba sebesar 0% dengan rata-rata 60,08. Setelah dilakukan uji coba modul,
siswa yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal 75 sejumlah 11
orang dan yang di bawah kriteria ketuntasan minimal 75 sejumlah 1 orang.
Berdasarkan penilaian tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal setelah
uji coba modul sebesar 91,7% dengan rata-rata 88. Pada Tabel 6 disajikan
rekapitulasi data hasil belajar siswa.
7
Tabel : 6 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa
No
Hasil Belajar
1
2
Pre Test
Post Test
Rata-rata
nilai siswa
60,08
88
Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan komentar, saran dan tanggapan terhadap modul
yang diperoleh dari angket validasi. Komentar, saran, dan tanggapan terhadap
modul yang diperoleh dari validator ahli pendidikan, validator ahli materi, dan
ahli penerapan lapangan. Komentar dan saran dari ahli pendidikan yaitu sebagai
berikut. Pada halaman sampul/cover sebaiknya untuk tulisan modul dan jaringan
tumbuhan diberikan warna yang berbeda, indikator dibuat lebih bervariasi lagi,
jangan hanya mendeskripsikan dan menjelaskan, perbaikkan tahap engagement
pada setiap kegiatan belajar, pada tahap exploration pada kegiatan belajar 1
sebaiknya diberikan kegiatan praktikum seperti pada kegiatan belajar lainnya,
jangan menggunakan istilah dalam bahasa inggris untuk keterangan pada gambar,
dan kalimat pada setiap uraian materi harap diperjelas agar mudah dimengerti.
Sedangkan saran dan komentar dari ahli materi adalah sebagai berikut.
Pada peta konsep perlu pembagian jaringan tumbuhan berdasarkan asal, sifat, dan
fungsinya. Masing-masing di hubungkan dengan kata penghubung, sehingga
materi jaringan tumbuhan dapat dipelajari secara komprehensif. Keterangan pada
gambar sebaiknya dalam bahasa Indonesia. Jika dalam bahasa asing, dicetak
miring. Dalam mencangkok bukan hanya floem saja jaringan yang dihilangkan,
namun jaringan kambium gabus sampai dengan kambium vaskuler. Deskripsi
totipotensi sanga tidak komunikatif untuk siswa tingkat SMA. Saran dan
komentar dari ahli penerapan lapangan yaitu tulisan sebaiknya agak diperbesar,
namun secara keseluruhan sudah bagus dan penggunaan modul dapa membuat
siswa lebih mandiri. Saran dan komentar dari validator digunakan untuk
perbaikan modul.
PEMBAHASAN
Produk hasil pengembangan ini yaitu berupa modul jaringan tumbuhan
yang terdiri dari 4 Kegiatan Belajar dan telah direvisi serta disempurnakan
berdasarkan validasi modul dan hasil uji coba. Menurut Sungkono (2003) Ada
tiga teknik yang dapat di pilih dalam menyusun modul. Penyusunan modul dalam
penelitian ini memakai teknik pengemasan kembali informasi (Information
Repackaging), penulis tidak menulis modul sendiri, tetapi memanfaatkan bukubuku teks untuk dikemas kembali menjadi modul yang memenuhi karakteristik
modul yang baik. Modul atau informasi yang sudah ada dikumpulkan berdasarkan
kebutuhan (sesuai dengan kompetensi, silabus dan RPP), kemudian disusun
kembali dengan gaya bahasa yang sesuai. Selain itu juga diberi tambahan
keterampilan atau kompetensi yang akan dicapai, latihan, tes formatif, dan umpan
balik.
Berdasarkan data hasil uji coba, berikut ini disajikan hasil analisis data
yang terdiri atas hasil validasi ahli pendidikan, ahli materi, guru biologi dan
siswa. Data hasil validasi modul siswa oleh ahli pendidikan dan guru
8
menunjukkan bahwa modul ini memperoleh persentase 98,07% yang termasuk
kriteria valid dan data hasil validasi modul guru oleh ahli pendidikan dan guru
menunjukkan bahwa modul ini memperoleh persentase 87,62% yang termasuk
kriteria valid. Hasil validasi modul guru dan siswa oleh ahli materi dan guru
menunjukkan bahwa modul ini memperoleh persentase 75,75% yang termasuk
kriteria cukup valid. Hasil validasi modul siswa oleh siswa menunjukkan
presentase 96,03% yang termasuk kriteria valid.
Revisi produk ini dilakukan atas penilaian, saran dan komentar dari
validator ahli dan dari pengguna produk sendiri, yaitu siswa. Revisi yang
dilakukan setelah uji coba menghasilkan produk yang sudah jadi dan valid. Modul
siswa hasil pengembangan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu bagian pendahuluan
yang terdiri dari: cover; kata pengantar; daftar isi; cara mempelajari modul;
rumusan SK, KD, indikator, dan tujuan. Selanjutnya adalah bagian isi yang terdiri
dari kegiatan belajar siswa dan uraian materi. Masing-masing kegiatan belajar
terdiri dari 5 tahap, yaitu: tahap engagement, exploration, explanation,
elaboration, dan evaluation. Sedangkan bagian penutup terdiri dari: rangkuman;
tes kognitif; dan daftar rujukan. Pedoman guru dikembangkan sebagai acuan guru
dalam membimbing siswa dalam mengerjakan modul siswa. Pedoman guru
memuat beberapa komponen, yaitu meliputi: cover; kata pengantar; daftar isi;
petunjuk penggunaan pedoman guru; silabus; RPP; uraian materi dan kunci
jawaban kegiatan belajar siswa; uji kompetensi beserta kunci jawaban; dan daftar
rujukan.
Hasil uji coba lapangan menunjukkan hasil yang baik. Hasil pre test dan
post tes menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebelum siswa
menggunakan modul dan setelah siswa menggunakan modul. Berdasarkan data
hasil uji coba lapangan ketuntasan klasikal sebelum dilakukan uji coba sebesar
0% dengan rata-rata 60,08. Setelah dilakukan uji coba modul, siswa yang
memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal 75 sejumlah 11 orang dan
yang di bawah kriteria ketuntasan minimal 75 sejumlah 1 orang. Berdasarkan
penilaian tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal setelah uji coba
modul sebesar 91,7% dengan rata-rata 88.
Modul yang dikembangkan pastilah mempunyai keunggulan dan
kelemahan. Keunggulan produk yang dikembangkan adalah Modul ini memiliki 4
kegiatan belajar dan tiap kegiatan belajar terdiri dari 5 tahap yang telah
disesuaikan dengan siklus belajar (learning cycle) 5E, meliputi engagement
(mengajak), exploration (menggali), explaination (menjelaskan), elaboration
(aplikasi), dan evaluation (evaluasi). Modul ini telah mencantumkan Kompetensi
Dasar, Indikator Kompetensi, cara mempelajari modul, petunjuk untuk siswa,
daftar isi, umpan balik, dan daftar rujukan. Modul ini telah dilengkapi modul
pegangan bagi guru sebagai pedoman dalam membimbing siswa menggunakan
modul. Modul ini juga mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok
(cooperative). Modul ini telah diujicobakan pada siswa dan dinyatakan valid
sehingga layak digunakan oleh siswa. Modul ini telah divalidasikan kepada
validator yang berkompeten dan dinyatakan valid sehingga dapat digunakan
dalam pembelajaran.
Kelemahan dari produk yang dikembangkan adalah modul ini hanya
dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan di SMA Negeri 8 Malang, apabila
modul ini akan dikembangkan dan digunakan ditempat lain, maka sebaiknya
9
disesuaikan dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Serta modul
pembelajaran ini relatif tebal, karena pada setiap kegiatan belajarnya
menggunakan tahap-tahap siklus belajar 5E.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dan saran yang dapat diambil dari pengembangan modul adalah
sebagai berikut:
1. Modul biologi model siklus belajar (learning cycle) 5E yang dikembangkan
dalam pencapaian kompetensi jaringan tumbuhan sudah layak dan dapat
digunakan sesuai dengan analisis kebutuhan peserta didik di kelas X SMA
Negeri 8 Malang.
2. Modul yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar dan pencapaian
kompetensi peserta didik.
3. Modul jaringan tumbuhan ini sebaiknya diujicobakan pada sampel siswa yang
lebih banyak. Apabila telah layak, modul ini dapat diproduksi secara masal
untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas.
4. Perlu adanya pengembangan modul pada materi lain dengan pendekatan
berbasis kontekstual. Pendekatan ini membuat siswa mengkonstruk
pengetahuan dan pengalamannya sendiri serta mengaitkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
5. Perlu adanya pengembangan modul berbasis CD agar penggunaan di dalam
kelas lebih efektif.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta:
Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Isi. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Setyosari, Punadji. 1991. Pengajaran Modul. Malang : IKIP Malang.
Solihin, I. 2010. Keefektifan Model Pemebelajaran, Inkuiri Terbuka dan Learning
Cycle dalam Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia
Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Bontang. Tesis tidak diterbitkan. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar. Jakarta : CV Cipta Guna.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian kualitatif dan kuantitatif dan R&D. Jakarta :
Alfabeta.
Sungkono, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP Universitas
Negeri Yogyakarta.
10
Download