BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1

advertisement
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model
pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa, yang telah dilaksanakan
di SMA Prasetya Gorontalo. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk
dalam bidang pendidikan yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif
berbasis karakteristik belajar siswa pada pembelajaran fisika materi listrik dinamis
kelas X. penelitian ini menggunakan desain model Four-D terdiri 4 tahap yaitu
pendefinisian (define) perancangan (design) pengembangan (develop) dan penyebaran
(disseminate), dalam penelitian ini tidak dilkukan tahap dessiminate karena tujuan
penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran kooperatif pada
pembelajaran fisika yang baik. Penelitian tidak melakukan penyebaran
ataupun
penjualan produk.
Deskripsi pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik
belajar siswa dan hasil pengembangan model pembelajaran kooperatif akan disajikan
pada bagian-bagian dibawah ini:
4.1.1 Penyusunan Model Konseptual
Model pengembangan 4D yang terdiri dari 4 tahap yaitu define (pendefinisian),
design (perancangan),develop (pengembangan),dan desseminate (penyebaran).
47
1.
Define (Pendefinisian)
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pengembangan, dalam model lain, tahap ini sering dinamakan analisis
kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-beda. Secara
umum,
dalam
pendefinisian
ini
dilakukan
kegiatan
analisis
kebutuhan
pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R & D) yang cocok
digunakan untuk mengembangkan produk.
Analisis bisa dilakukan melalui studi literatur atau penelitian pendahuluan.
Thiagrajan menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu:
a. Front analysis
Pada tahap ini, guru melakukan diagnosis awal untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran. Tahap ini dilakukan peneliti adalah dengan cara
memilih model yang digunakan dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik, dan model yang digunakan peneliti adalah model
kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang dimodifikasi dari model
pembelajran kooperatif.
b. Learner analysis
Pada tahap ini dipelajari karakteristik peserta didik. Karakter yang diperhatikan
dalam penelitian ini adalah karakteristik belajar siswa dalam proses pembelajaran
misalnya seperti keseriusan dalam mengikuti proses pembelajaran kemampuan
menerima pelajaran, motivasi belajar, latar belakang pengalaman belajar, keaktifan
48
dalam pembelajaran dan lain-lain, yang dilakukan dengan cara melihat kerakteristik
belajar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung melalui pengamatan peneliti
secara langsung dan pengamatan pengamat dalam lembaran aktivitas belajar siswa.
c. Task analysis
Guru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai peserta didik agar
peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal. Tugas dalam pembelajaran ini
adalah dalam mengerjakan tes evaluasi, yang di analisis oleh guru pada tujuan
pembelajaran yang tercantum pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi
yang diajarkan pada saat proses pembelajaran agar kompetensi minimal yang
diharapkan dapat tercapai atau sesuai yang diharapkan.
d. Concept anaysis
Menganalisis konsep yang akan diajarkan, menyusun langkah-langkah yang
akan dilakukan secara rasional, dalam hal ini guru menganalisis konsep-konsep atau
bagian-bagian pokok pada materi pembelajaran yang akan diajarkan pada saat
pembelajaran berupa pengetahuan terhadap materi pelajaran dan langkah-langkah
untuk proses pembelajaran, dalam hal ini langkah-langkah proses pembelajaran
tercantum pada rencana pelaksanaan pembelajaran.
e. Specifying instructional objectives
Menulis tujuan pembelajaran, perubahan perilaku yang diharapkan setelah
belajar dengan kata kerja operasional, dalam konteks pengembangan model
pembelajaran kooperatif, tahap pendefinisian dilakukan dengan cara:
49
1) Analisis kurikulum
Peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada saat itu pada awal
penelitian, karena dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai dalam
suatu tujuan. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran harus menace pada
kurikulum KTSP. Analisis kurikulum berguna untuk menetapkan pada sandar
kompetensi dan kompetensi dasar yang mana model pembelajaran tersebut akan
dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak semua standar
kompetensi dasar dan standar kompetensi yang ada dalam kurikulum KTSP dapat
disediakan pada Modelnya. Berikut ini merupakan hasil analisis kurikulum KTSP
pada mata pelajaran fisika materi listrik dinamis yang disediakan pada table dibawah
ini:
Table 1. SK dan KD pada Materi Listrik Dinamis
Standar Kompetensi
5
Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep 5.1 Memformulasikan besaran-besaran
kelistrikan dalam berbagai
listrik
rangkaian
tertutup
penyelesaian
masalah
dan
sederhana (satu loop)
berbagai produk teknologi
5.2 Mengidentifikasi penerapan listrik
AC dan DC dalam kehidupan
sehari-hari
5.3 Menggunakan alat ukur listrik
2) Analisis karakteristik belajar peserta didik
Pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung, guru harus mengenali
karakteristik belajar peserta didik dalam setiap proses pembelajaran, karena semua
50
proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik belajar dari peserta didik
itu sendiri sehingga tujuan yang diianginkan dalam proses pembelajaran dapat
tercapai. Karakteristik belajar siswa yang perlu diperhatikan adalah: cara siswa
menerima materi, perhatian siswa pada saat menerima materi, posisi dan tempat
duduk dalam menerima materi dan lain-lain, serta ada hal lain yang perlu
dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta didik antara lain:
kemampuan akademik dalam menerima materi, karakteristik fisik peserta didik itu
sendiri, kemampuan kerja kelompok, motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan
sosial, pengalaman belajar sebelumnya, dalam kaitannya dengan pengembangan
model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar peserta didik perlu
diketahui untuk menyusun model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar dari
tiap-tiap siswa. Pada saat peneliti melakukan penelitian, menurut pengamatan peneliti
secara langsung pada saat pembelajaran dan berdasarkan hasil pengamatan pengamat
yang mengacu pada lembaran aktifitas belajar siswa, karakteristik belajar siswa
kurang baik yang banyak muncul adalah kurangnya perhatian siswa dalam menerima
materi, sehingga peneliti harus lebih memberikan perhatian yang lebih pada tiap-tiap
siswa yang perhatiannya kurang terhadap materi yang disampaikan, sehingga tujuan
peneliti dalam penelitian dapat tercapai.
3) Analisis materi
Materi yang diajarkan dalam penelitian harus dilakukan analisis materi
dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan, mengumpulkan dan
memilih materi yang relevan, dan menyusunnya kembali secara sistematis serta
51
pemahaman konsep yang sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap peserta didik. Materi
yang diajarkan pada penelitian ini adalah listrik dinamis dengan standar kompetensi:
Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai
produk teknologi dan kompetensi dasar: Memformulasikan besaran-besaran listrik
rangkaian tertutup sederhana (satu loop). Batasan-batasan materi: arus listrik,
hambatan listrik, dan rangkaian hambatan listrik.
4) Merumuskan tujuan
Penyusunan model pembelajaran, tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
hendak diajarkkan perlu dirumuskan. terlebih dahulu, hal ini berguna untuk
membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat guru
mengajar. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai harus mengacu pada indicator
pembelajaran dengan materi listrik dinamis adalah:
 Indicator pembelajaran:
1. Memahami dan memformulasikan arus listrik
2. Menerangkan Hambatan Listrik suatu benda.
3. Menerapkan Hukum Ohm
dalam pemecahan masalah rangkaian listrik
tertutup sederhana.

Karakter: bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab.

Keterampilan sosial: bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain.
52
 Tujuan pembelajaran:
1. Menjelaskan pengertian kuat arus listrik
2. Menghitung kuat arus pada suatu benda
3. Menjelaskan hukum 1 Kirchhoff
4. Menjelaskan hubungan tentang tegangan, kuat arus listrik, dan hambatan
listrik.
5. Menentukan hambatan listrik suatu penghantar melalui contoh soal.
6. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan sebuah konduktor.
7. Menjelaskan bunyi hukum Ohm.
8. Mengaplikasikan rangkaian hambatan seri dan paralel melalui pemberian
contoh soal.
9. Menjelaskan hubungan antara beda potensial suatu kawat penghantar dengan
kuat arus berdasarkan grafik

Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter bekerja
teliti, jujur dan bertanggung jawab.

Bekerjasama dan aktif menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang
baik, dan menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi.
2.
Design (Perancangan)
Thiagarajan membagi tahap design dalam empat kegiatan, yaitu: constructing
criterion-referenced test, media selection, format selection, initial design. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap tersebut antara lain:
53
 Menyusun tes kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan
peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan
berlangsung. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
pembelajaran. Penyusunan tes, guru harus membuat instrument untuk mengukur
kualitas pembelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi instrum tes, dan penskoran
untuk tiap-tiap butir soal dalam setiap pertanyaan dapat dilihat pada lampiran 3.
 Memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta
didik. Peneliti memilih media dalam pembelajaran yaitu: LCD yang menyediakan
power point, laptop, papan tulis dan media pendukung lainnya seperti bahan ajar,
LKS dan lain-lain.
 Pemilihan
bentuk
penyajian
pembelajaran
disesuaikan
dengan
media
pembelajaran yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual,
pada saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan mengapresiasi
tayangan media audio visual tersebut pada tiap-tiap tayangan slide pada power
point yang ditampilkan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan tampilan
slide harus menyenangkan agar manarik siswa untuk membaca dan belajar pada
tayangan slide tersebut, agar perhatian siswa lebih terfokus di depan pada saat
guru menjelaskan sehingga dalam pembelajaran bias efektif.
 Mensimulasikan
penyajian
materi
dengan
media
dan
langkah-langkah
pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat simulasi pembelajaran berlangsung,
dilaksanakan juga penilaian dari teman sejawat
54
Peneliti sudah membuat rancangan produk pada tahap perancangan. Tahap ini
dilakukan untuk membuat model pembelajaran kooperatif yang dimodifikasi sesuai
dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan materi, dalam konteks
pengembangan model pembelajaran, tahap ini di isi dengan kegiatan menyiapkan
kerangka konseptual model pembelajaran (materi, media, alat evaluasi) dan
mensimulasikan penggunaan model pembelajaran tersebut dalam lingkup kecilyaitu
pada saat pembelajaran.
Sebelum rancangan (design) produk dilanjutkan ke tahap berikutnya, maka
rancangan produk tersebut perlu divalidasi. Validasi rancangan produk dilakukan
oleh teman sejawat seperti dosen atau guru dari bidang studi/bidang keahlian yang
sama. Berdasarkan hasil validasi teman sejawat tersebut, ada kemungkinan rancangan
produk masih perlu diperbaiki sesuai dengan saran validator, namun perangkat yang
divalidasi telah siap digunakan namun masih perlu revisi kecil untuk proses kecil jika
terdapat kekurangan kedepannya.
3.
Develop (Pengembangan)
Thiagarajan membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert
appraisal dan developmental testing. Expert appraisal merupakan teknik untuk
memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk, dalam kegiatan ini dilakukan
evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang diberikan digunakan untuk
memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun. Developmental
testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang
55
sesungguhnya. Hasil uji coba digunakan memperbaiki produk. Setelah produk
diperbaiki kemudian diujikan kembali sampai memperoleh hasil yang efektif.
Tahap pengembangan model pembelajaran kooperatif dilakukan dengan cara
menguji isi dan keterbacaan model kooperatif tersebut kepada validator yang terlibat
pada saat validasi. Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga model
pengembangan kooperatif tersebut benar-benar telah memenuhi syarat untuk diujikan,
dan untuk mengetahui apakah koefektivitas model tersebut dengan melihat perubahan
karakteristik peserta didik, menurut hasil validasi para ahli model kakareristik belajar
siswa mencapai reliabilitas sempurna, kegiatan selanjutkan dilanjutkan dengan
memberi soal-soal latihan yang materinya diambil dari buku-buku pelajaran yang
berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan.
Konteks
pengembangan
model
pembelajaran,
kegiatan
pengembangan
(develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Validasi model oleh ahli/pakar. Hal-hal yang divalidasi model pembelajaran yang
dikembangkan. Tim ahli yang dilibatkan dalam proses validasi terdiri dari: pakar
teknologi pembelajaran, pakar bidang studi pada mata pelajaran yang sama, pakar
evaluasi hasil belajar, dan dalam hal ini peneliti peneliti meminta kepada teman
sejawat untuk ikut serta dalam Validasi terhadap pengembangan perangkat
pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan.
b. Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi.
56
c. Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai dengan situasi nyata yang
akan dihadapi pada saat penelitian yang dilaksanakan di sekolah SMA Prasetya
Gorontalo.
d. Revisi model berdasarkan hasil uji coba, setelah proses uji coba dilakukan , dan
apabila terdapat kekurangan maka harus dilakukan revisi kembali denagn tujuan
untuk proses perbaikan dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik.
e. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses implementasi
tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang dikembangkan. Pada
tahap ini diimplementasikan rancangan yang telah dikembangkan pada situasi
yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model/metode yang
telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi
disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah
penerapan model, kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik
pada penerapan model/metode berikutnya.
4.1.2 Uji Teoritik Model Konseptual
a. Validitas dan Rebiliabilitas Perangkat (Kuantitatif)
Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument pada perangkat
pembelajaran menurut para validator, dapat di gunakan atau masih belum dapat
digunakan. Para validator perangkat di atas telah memberikan penilaian kapada
perangkat yang di buat oleh para peneliti untuk di nilai apakah sudah siap digunakan
atau masih perlu perbaikan untuk proses revisi, yang dapat dilihat pada table berikut:
57
Tabel 2. Penilaian validator terhadap pengembangan model
SKOR PENILAI
NO.
BUTIR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
2
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
6
5
5
5
5
4
5
3
4
5
5
7
5
5
5
5
4
5
4
3
5
5
8
5
5
5
5
4
5
4
3
5
5
9
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
10
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
11
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
12
5
5
3
5
4
5
5
4
5
5
13
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
14
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
15
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
16
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
17
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
Penilaian validator terhadap perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah RPP
yang tercantum pada table di atas dapat diuji dengan persamaan:
V 
n
i
i  lo
N (C  1)
N
: Banyaknya jumlah panelis
lo
:1
ni
: Banyaknya skor yang dipilih panelis
C
: Banyaknya kategori penilai
58
Tabel 3. Validitas dan Reliabilitas perangkat pembelajaran
r tabel
0.05 (5%)
0.01 (1%)
r hitung
Kesimpulan
0.95
0.482
0.606
Valid
0.77
0.482
0.606
Valid
0.87
0.482
0.606
Valid
0.95
0.482
0.606
Valid
0.95
0.482
0.606
Valid
0.9
0.482
0.606
Valid
0.9
0.482
0.606
Valid
0.9
0.482
0.606
Valid
0.92
0.482
0.606
Valid
0.95
0.482
0.606
Valid
0.9
0.482
0.606
Valid
0.9
0.482
0.606
Valid
0.92
0.482
0.606
Valid
0.95
0.482
0.606
Valid
0.92
0.482
0.606
Valid
0.97
0.482
0.606
Valid
0.95
0.482
0.606
Valid
Hasil penilaian RPP oleh para validator yang meliputi aspek komponen RPP,
penulisan RPP, kegiatan pembelajaran, dan alokasi waktu setelah di uji, maka
semuanya dilihat dari keterangan dinyatakan valid. Setelah perangkat dinyatakan
Valid secara keseluruhan, maka perangkat harus di cari reabilitasnya. Kefisien
reliabilitas penilai pada data yaitu r  0.922431.
Catatan untuk nilai reliabilitas, Dengan demikian reliabilitas penilai instrumen
sebesar 0.922431. Kriteria pada rentang koefisien reliabilitas berikut ini, koefisien >
0.9 reliabilitas sempurna, 0.8 – 0.9 reliabilitas tinggi, 0.7-0.79 reliabel, 0.6 – 0.69
reliabilitas rendah, < 0.6 reliabilitas sangat rendah, maka terlihat bahwa instrumen
kompetensi pedagogik memiliki reliabilitas yang sempurna yaitu sebesar r =
59
0.922431, untuk mendapatkan nilai dari r table di lalui beberapa langkah-langkah
penyelesaian yang semuanya terlampir pada lampiran 3.
b. Validitas dan Reliabilitas Perangkat (kualitatif)
Pada penelitian ini, yang perlu diperhatikan adalah perangkat pembelajaran
dalam hal ini adalah pelaksanaan model pembalajaran kooperatif yang telah
dikembangkan, jadi sebelum melakukan penelitian perangkat pembelajaran yang
telah dikembangkan harus di validasi oleh para validator untuk melihat apakah model
pembelajaran sudah siap digunakan atau masih perlu perbaikan untuk proses
penyempurnaan.
Tebel 4. Hasil validasi perangkat pembelajaran
No
1.
Perangkat
Jenis Revisi (sebelum revisi)
pembelajaran
Rencana
 Pada tujuan pembelajaran:
pelaksanaan a. Menentukan
hambatan
pembelajaran
listrik suatu penghantar
(RPP)
b. Mengidentifikasi
factorfaktor yang mempengaruhi
hambatan
sebuah
konduktor
c. Tuliskan
media
yang
digunakan.
d. Tuliskan sumber belajar
 Saran-saran :
 Tambahkan pada tujuan
pembelajaran
dengan
menjelaskan bunyi hukum
Ohm
 Berilah tanda checklist
pada
langkah-langkah
kegiatan
pembelajaran
untuk
menandakan
langkah-langkah
yang
ditambahkan.
Hasil revisi (sesudah
revisi)
 Setelah revisi:
a. Menentukan
 Validator 1
hambatan listtrik
suatu penghantar
 Validator 1
melalui
contoh
dan 2
soal
b.Menyebutkan
factor factor yang
 Validator
mempengaruhi
1,2 dan 3
hambatan sebuah
 Validator 1
konduktor
dan 2
 Validator 1
Validator
 Validator 1
dan 2
60
No
2.
3.
Perangkat
pembelajaran
Jenis Revisi (sebelum revisi)
Validator
 Sesuaikan antara contoh
soal
dengan
tujuan  Validator
pembelajaran.
1,2,3,4,5,9,
dan 10
 Perbaiki penulisan kalimat!
 Validator
1,2,3,4,5,6,
7,8,9, dan
10
Lembar
 Lembar kegiatan siswa  Validator 1
Kegiatan
harus disesuaikan dengan
dan 2
Siswa (LKS)
tujuan dan materi, harus
mudah dipahami.
 Penulisan Lembar kegiatan  Validator 1
siswa harus memperhatikan
dan 2
bahasa dan isi agar menarik
dan diminati siswa untuk
membacanya
dan
ketertarikan untuk belajar.
Tes
hasil  Gunakan kalimat perintah  Validator
belajar
yang mudah dipahami yaitu
1,2,3, dan 9
tes harus menggunakan
tanda seru (!) untuk
perintah dan tanda Tanya
(?) untuk menanyakan
sesuatu dalam tes.
 Pembuatan
tes
harus  Validator 1
disesuaikan dengan tujuan
dan 2
pembelajaran pada rencana
pelaksanaan pembelajaran
atau mengacu pada tujuan
pembelajaran.
 Pada tiap-tiap pertanyaan  Validator 1
harus
mengarah
pada
dan 2
tingkatan rana kognitif
berdasarkan
taksonomi
Bloom.
Hasil revisi (sesudah
revisi)
61
Hasil penilaian para validator terhadap perangkat pembelajaran yang akan di
ujikan dalam penelitian, semua validator mengatakan perangkat pembelajaran sudah
baik dan dapat digunakan untuk proses penelitian atau untuk pembelajaran
kedepannya dengan melakukan revisi kecil jika suatu saat terdapat kekurangan dalam
penggunaannya.
4.1.3 Model Pengembangan (Hasil Pengembangan)
a. Nama model
Model yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif dengan melihat karakteristik belajar siswa pada materi listrik dinamis
Setelah dikembangakan, model ini diberi nama Kooperatif Berbasis Karakter yang di
singkat dengan KBK dengan tidak menghilangkan model pokok sebelum
pengembangan.
b. Langkah-langkah
Pada bab 1 telah dikemukakan bahwa salah satu tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk menghasilkan model pembelajaran yang baik/valid untuk digunakan,
dengan model pembelajaran berbasis karakteristik belajar siswa pada materi Listrik
Dinamis di kelas X SMA Prasetya Gorontalo. Untuk memenuhi tujuan penelitian
dalam menghasilkan produk baru ini, dilakukan penelitian pengembangan rancangan
sistim pembelajaran Thiagarajan dan Sammel : 1974 yang dikenal dengan istilah 4-D
yang telah diuraikan pada bab III. Sebelumnya langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif hanya terdapat 6 langkah-langkah dalam kegiatan pembelenjadi 16
langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang disebarkan pada kegiatan
62
pendahuluan, inti dan kegiatan penutup. Hasil pengembangan model pembelajaran
kooperatif yang dinamai dengan kooperatif Berbasis Karakter menjadi 16 langkahlangkah disebarkan sebagai berikut:
Tabel 5. langkah-langkah model pembelajaran kooperatif berbasis karakter
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Apersepsi (√)
1. Menanggapi
dan
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
menjawab pertanyaan
akan dicapai
2. memberikan pertanyaan
3. Menyajikan Informasi
4. Mengorganisasikan
siswa
ke
dalam
kelompok belajar. Masing- masing kelompok
di bentuk secara heterogen.
5. Setelah
kelompok
terbentuk,
semua
kelompok duduk berurutan membentuk
model U. (√)
6. Guru membagikan bahan ajar kepada tiap tiap kelompok untuk dijadikan bahan
pembelajaran,
dan
semua
kelompok
diberikan kesempatan untuk mempelajari
bahan ajar yang diberikan. (√)
7. Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap
kelompok untuk bekerja/bekerja
8. Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS
berdasarkan kelompok belajar/ bekerja.
3. Mengajukan pertanyaan
4. Siswa
langsung
membentuk kelompok
5. Tertib dan
positif
berprilaku
6. Membaca materi ajar dan
menyimak
7. Mengedepankan
kerja
sama antar kelompok
8. Menyimak
dan
memahami
penjelasan
guru, berdiskusi dengan
teman dan guru
9. Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk 9. Mengerjakan
soal
mempresentasikan hasil kerja kelompok (√)
berdasarkan hasil kerja
10. Guru memberikan kesempatan kepada 10. Menanggapi
atau
kelompok lain untuk menanggapi atau
memberikan tanggapan
menambahkan jawaban dari kelompok yang
sedang mempresentasikan hasilnya. (√)
11. Guru memberikan respond dan umpan balik 11. Bertanya dan sama-sama
jika masih ada pertanyaan, permasalahan
menyelesaikan persoalan
dalam kelompok yang sekiranya belum
dipahami oleh siswa.( √)
63
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
12. Apabila masih ada siswa/kelompok yang
belum memahami, maka Guru membantu
untuk menuliskan hasil
kerja tiap-tiap
kelompok, dalam hal penyatuan konsep yang
tepat.( √)
13. Guru menjelaskan kembali bagian-bagian
yang sekiranya belum di pahami siswa (√)
14. Mengevaluasi proses pembelajaran dengan
memberikan tes singkat tertulis pada siswa
dengan melihat hasil.
15. Memberikan penghargaan bagi kelompok
dan individu yang dinilai paling baik dengan
kategori hasil kerja paling baik, presentasi
paling baik, dan kelompok serta individu
yang paling berpartisipasi
16. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan
materi pembelajaran (√)
12. Berdiskusi antara guru
dan siswa
13. Berdiskusi antara guru
dan siswa
14. Menjawab soal yang
diberikan guru.
15. Bersorak/ tepuk tangan
Menerima penghargaan
yang diberikan, dan
berprilaku positif.
16. Menyimpulkan
secara aktif.
materi
 Pendahuluan
Langkah awal pada kegiatan pembelajaran adalah mengucapkan salam kepada
siswa, atau sapa menyapa, mengecek kehadiran dan lain-lain. Akan tetapi pada
pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa
yang menjadi kegiatan pendahuluan tarbagi atas dua langkah yang dilakukan oleh
guru pengajar. Adapun kegiatan pendahuluan adalah sebagai berikut: (1) Apersepsi.
(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kompetensi dasar
dan indicator.
64
 Inti
Setelah kedua kegiatan pendahuluan terlaksana, maka guru langsung
melanjutkan pada kegiatan inti yang merupakan puncak dalam pembelajaran. Adapun
langkah-langkah dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif pada kegiatan
inti ini dibagi menjadi sebelas langkah sebagai berikut: (1) Menyajikan Informasi
tentang bagian-bagian tertentu yang terpenting, (2) Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok belajar, (3) Masing- masing kelompok di bentuk secara heterogen.
setelah kelompok terbentuk, semua kelompok duduk berurutan membentuk model U,
(4) Guru membagikan bahan ajar kepada tiap-tiap kelompok untuk dijadikan bahan
pembelajaran, dan semua kelompok diberikan kesempatan untuk mempelajari bahan
ajar yang diberikan, (5) Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap kelompok untuk
bekerja/bekerja, (6) Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS
berdasarkan
kelompok belajar/bekerja, (7) Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok, (8) Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan jawaban dari kelompok yang
sedang mempresentasikan hasilnya, (9) Guru memberikan respond dan umpan balik
jika masih ada pertanyaan, permasalahan dalam kelompok yang sekiranya belum
dipahami oleh siswa, (10) Apabila masih ada siswa/kelompok yang belum
memahami, maka Guru membantu untuk menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok,
dalam hal penyatuan konsep yang tepat, dan (11) Guru menjelaskan kembali bagianbagian yang sekiranya belum di pahami siswa.
65
 Penutup
Kegiatan terakhir dari langkah pembelajaran ini adalah penutup . Namun pada
pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa
ada beberapa yang menjadi kegiatan penutup kegiatan guru yaitu: (1) Mengevaluasi
proses pembelajaran dengan memberikan tes singkat tertulis pada siswa dengan
melihat hasil, (2) Memberikan penghargaan bagi kelompok dan individu yang
dinilai paling baik dengan kategori hasil kerja paling baik, presentasi paling baik,
dan kelompok serta individu yang paling berpartisipasi, dan (3) Guru bersama-sama
siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
c. Perangkat Pendukung
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (developmental research) .
karena mengembangkan perangkat pembelajaran yang berbasis karakteristik belajar
siswa pada penelitian ini yang dikembnagkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan yang menjadi perangkat pendukung adalah Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP itu sendiri, bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 3 mei 2013 dan 10
mei 2013 di Sekolah SMA Prasetya Gorontalo. Sasaran penelitian adalah perangkat
pembelajaran model kooperatif
materi Listrik
Dinamis.
yang dikembangkan pada mata pelajaran Fisika
Pengembangan perangkat
menggunakan prosedur model 4-D.
pembelajaran kooperatif
66
 Silabus
Silabus merupakan penuntun dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
Hasil penilaian silabus oleh dosen yang meliputi aspek perumusan SK, KD, indikator,
perumusan kegiatan pembelajaran, pengembangan alat penilaian, rincian alokasi
waktu, penggunaan bahasa, dan pemilihan sumber belajar sudah dapat digunakan
untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk proses pemngembangan
perangkat pembelajaran dalam hal ini adalah RPP.
 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Hasil penilaian RPP oleh para validator yang terdiri dari 2 orang ahli pada
bidang validator dan 8 orang yang mengerti tentang menyusun instrument, yang
meliputi aspek komponen RPP, penulisan RPP, kegiatan pembelajaran (dari kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup), dan alokasi waktu mendapatkan hasil validitas yang
valid dan reliabilitas 0.922431, artinya RPP yang dikembangkan layak dijadikan
panduan guru dalam proses pembelajaran dalam melatihkan keterampilan dengan
pengembangan model kooperatif yang berbasis karakteristik belajar siswa SMA
dengan materi listrik dinamis.
4.2
Pembahasan
Penelitian dan pengembangan didefinisihkan sebagai studi sistematis terhadap
pengetahuan ilmiah yang lengkap atau pemahaman tentang subjek yang diteliti.
Penelitian ini diklasifikasikan sebagai dasar atau terapan sesuai dengan tujuan peneliti
yaitu untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif. Pengembangan juga
didefinisihkan sebagai aplikasi sistematis dari pengetahuan atau pemahaman,
67
diarahkan pada produksi perangkat untuk memenuhi persyaratan tertentu. Adapun
penelitian pengembangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk
mengembangkan model pembelajaran yang berbasis karakteristik belajar siswa yang
akan digunakan pada proses pembelajaran pada saat penelitian. Model pembelajaran
dikembangkan melalui perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan terdiri dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Tes
Hasil Belajar (THB). Tahap pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan model
pengembangan yang berbasis karakteristik belajar siswa. Untuk menghasilkan produk
model pengembangan kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa, maka peneliti
menggunakan model pengembangan Thiagarajan yang dikenal dengan model 4D.
Model 4D terdiri dari 4 tahap yaitu define (pendefinisian), design (perancangan)
develop (pengembangan),dan desseminate (penyebaran). Seluruh rangkaian tahap,
dimulai dari tahap identifikasi tujuan pembelajaran sampai pada tahap desminasi atau
tahap penyebar luasan untuk menghasilakan model pembelajaran kooperatif berbasis
karakteristik belajar siswa yang baik/valid. Dalam penelitian ini peneliti hanya
sampai pada tahap develop (pengembangan), karena penelitian ini hanya sampai pada
draft 2 yaitu sampai pada uji coba terbatas dengan tujuan untuk mengetahui hasil dari
implementasi model
yang telah dikembangkan dan sejauh mana kelayakan dari
model pengembangan kooperatif berbasis karakteristik belajar siswa yang diterapkan
pada proses pembelajaran melalui uji coba terbatas. Hal ini dilakukan agar
karakteristik siswa dalam proses pembelajaran dapat berubah sesuai dengan
keinginan setiap guru dalam pembelajaran yaitu pembelajaran yang efektif denga
68
siswa yang aktif. Pada penelitian pengembangan yang dilaksanakan ada beberapa hal
yang diperhatikan dengan melihat hasil Model pembelajaran yang dikembangkan
yang tertuang dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran, pengamatan terhadap
aktivitas guru dan siswa serta tes hasil belajar pada akhir pembelajaran.
Pada tahap-tahap pengembangan yang telah dilaksanakan, maka dihasilkan
suatu model pengembangan yang berbasis karakteristik belajar siswa kemudian
divalidasi oleh para validator yang terdiri dari 10 validator dengan 2 orang dosen dan
8 orang mahasiswa yang sudah menyusun instrument penelitian. Hasil validasi
perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran layak
digunakan untuk uji coba model dengan revisi kecil. Setelah divalidasi dikakukan
uji coba model pengembangan atau uji coba terbatas yang dilaksanakan di sekolah
SMA Prasetya Gorontalo dengan materi listrik dinamis dengan subjek siswa SMA
Prasetya Gorontalo kelas X dan khususnya kelas XA. Pada pengamatan aktivitas
mengajar guru, ada 16 aspek yang diamati dalam proses pembelajaran yang tertuang
pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Dari data hasil pengamatan aktivitas
guru oleh beberapa pengamat dapat dilihat pada table dibawah ini:
1.
2.
3.
4.
Table 6. aktivitas guru dalam proses pembelajaran
Skor Tiap
kegiatan
Langkah-langkah kegiatan Guru
P.1
P.2 P.3
Apersepsi untuk memotivasi siswa (√)
4
5
4
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
5
5
5
akan dicapai.
Menyajikan Informasi
4
4
4
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
5
5
5
belajar
Ratarata
4.33
5
4
5
69
Skor Tiap
kegiatan
Langkah-langkah kegiatan Guru
5. kelompok terbentuk, semua kelompok duduk
berurutan membentuk model U. (√)
6. Guru membagikan bahan ajar kepada tiap-tiap
kelompok
7. Guru membagikan LKS kepada tiap-tiap
kelompok untuk bekerja/bekerja
8. Membimbing siswa untuk mengerjakan LKS
berdasarkan kelompok belajar/bekerja.
9. Guru mengarahkan tiap-tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
10. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk menanggapi atau
menambahkan jawaban dari kelompok yang
sedang mempresentasikan hasilnya. (√)
11. Guru memberikan respond dan umpan balik
jika masih ada pertanyaan, permasalahan
dalam kelompok yang sekiranya belum
dipahami oleh siswa. (√)
12. Apabila masih ada siswa/kelompok yang
belum memahami, maka Guru membantu
untuk menuliskan hasil kerja tiap-tiap
kelompok, dalam hal penyatuan konsep yang
tepat. (√)
13. Guru menjelaskan kembali bagian-bagian
yang sekiranya belum di pahami siswa (√)
14. Mengevaluasi proses pembelajaran dengan
memberikan tes singkat tertulis pada siswa
dengan melihat hasil.
15. Memberikan penghargaan bagi kelompok dan
individu yang dinilai paling baik dengan
kategori hasil kerja paling baik, presentasi
paling baik, dan kelompok serta individu yang
paling berpartisipasi
16. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan
materi pembelajaran (√)
Jumlah skor rata-rata
Rerata
Ratarata
5
4
4
4.33
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4.33
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4.67
4
5
5
4.67
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
76.33
4.77
70
Pada table rara-rata di atas tentang aktifitas guru dalam proses pembelajaran
dapat dilihat pada table tentang penilaian pengamat bahwa jumlah skor rata-rata
adalah 76.33 dan nilai reratanya adalah 4.77.
Menurut catatan pengamat, cara guru menjelaskan apersepsi sudah baik
menyampaikan tujuan pembelajaran pada kegiatan pendahulan sudah sangat baik.
Cara guru menyajikan informasi tentang bagian-bagian yang penting dalam proses
pembelajaran juga sudah baik, hanya saja cara guru dalam mengelompokan siswa dan
membentuk posisi duduk membentuk huruf U agak sedikit kesulitan, tapi akhirnya
teratasi juga. Cara guru membagikan bahan ajar, LKS, membimbing mengerjakan
LKS, mengarahkan tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil, memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan menambahkan jawaban,
memberikan respon dan umpan balik jika masih ada persoalan yang belum dipahami,
membantu menuliskan hasil kerja tiap-tiap kelompok dalam hal penyatuan konsep
yang tepat, serta guru kembali menjelaskan bagian-bagian yang sekiranya belum
dipahami siswa, semuanya sudah sangat baik karena salain antusias guru yang sangat
semangat juga siswa yang sangat antusias sehingga kegiatan belajar mengajar sesuai
yang di harapkan. Menurut saran dari pengamat, guru pengajar harus tegas dan siap
menegur siswa yang kelihatan kurang focus dalam mengikuti proses pembelajaran
karena pada saat penelitian, peneliti sedikit menemui kesulitan pada mengelompokan
siswa dan mengubah posisi duduk membentuk huruf U.
71
Dari data hasil pengamatan, 10 aspek yang diamati oleh tiga orang pengamat
(lihat pada tabel) pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran pengembangan
model kooperatif yang berbasis karakteristik belajar siswa.
Table 7 . Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
Skor tiap kegiatan
No Aktivita Belajar siswa
P.1
P.2
P.3
1. Menjawab pertanyaan
4
3.34 4.17
2. Mengajukan pertanyaan
4.05 3.83 4.11
3. Mencatat materi-materi pokok yang 4.11 4
4.17
disampaikan oleh guru
4. Membaca materi ajar
3.89 4.11 4.17
5. Mengerjakan LKS
3.89 3.95 4
6. Mempresentasikan hasil kerja
3.22 3.44 3.5
7. Berdiskusi dengan siswa atau guru
4
3.95 4.06
8. Menanggapi jawaban teman
3.39 3.28 3.39
9. Menambahkan jawaban teman
2.89 2.56 2.67
10. Menyimpulkan materi
3.56 3.56 3.61
Ratarata
3.837
3.997
4.093
4.057
3.947
3.387
4.00
3.353
2.707
3.577
Pada table rara-rata di atas tentang aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
dapat dilihat pada table tentang penilaian pengamat bahwa jumlah skor rata-rata
untuk tiap aktivitas sudah baik.
35
3.83
3.99
4.09
4.05
3.94
4
3.57
3.35
3.38
30
2.7
25
20
15
10
5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Gambar 2. Rata-Rata Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
10
72
Pada gambar rata-rata aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk tiap
aktifitas pada tiga orang pengamat. Pada aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan
memperoleh rata-rata 3.38, mengajukan pertanyaan 3.99, mencatat materi-materi
pokok yang disampaikan oleh guru 4.09, membaca materi ajar 4,05, mengerjakan
LKS 3.94, mempresentasikan hasil kerja 3.38, berdiskusi dengan siswa atau guru 4,
menanggapi jawaban teman 3.35, menambahkan jawaban teman 2.70, menyimpulkan
materi 3.57.
Menurut pengamat, siswa sudah mampu memperhatikan penjelasan guru, dan
memahami materi yang dijelaskan guru dengan sangat baik . Tetapi hanya sebagian
siswa yang serius menanggapi pertanyaan serta menambahkan jawaban dari guru dan
teman sekelasnya , dikarenakan kurangnnya ketegasan guru dalam pembelajaran, tapi
semuanya dapat teratasi dengan sedikit teguran dari guru itu sendiri . Sebagian siswa
masih kesulitan dalam menyampaikan pendapat/ide pemikiran dengan memberikan
tanggapan atau tambahan jawaban karena pengelolaan kata-kata, tapi setelah dituntun
oleh guru pengajar semua siswa sudah bias memahami dan mampu menyampaikan
hasil yang di poroleh pada saat pembelajaran yang dilangsungkan saat itu.
4.2.1 Implementasi Model
Implementasi model pengembangan kooperatif ini dilakukan Di SMA Prasetya
Gorontalo kelas X dengan materi Listrik dinamis . Selama proses implementasi
tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses implementasi
tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang dikembangkan. Pada
73
tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada
situasi yang nyata yaitu di kelas. Selama implementasi, rancangan model/metode
yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang sebenarnya. Materi
disampaikan sesuai dengan model/metode baru yang dikembangkan. Setelah
penerapan model, kemudian dilakukan evaluasi awal untuk memberi umpan balik
pada penerapan model/metode berikutnya.
4.2.2 Tes hasil belajar
Pengolahan tes hasil belajar dengan menggunakan rumus korelasi product
moment pada tiap pertanyaan dapat di uji validitas untuk mengetahui tingkat
keshahihan tiap butir pertanyaan. Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan,
yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor totalnya pada
masing-masing data.
Table 8 .Validitas data tes hasil belajar
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
r Tabel
5%
1%
0.468
0.590
0.468
0.590
0.468
0.590
0.468
0.590
0.468
0.590
0.468
0.590
0.468
0.590
0.468
0.590
0.590
0.468
dilakukan untuk mengetahui tingkat
r Hitung
0.577
0.609
0.603
0.656
0.644
0.750
0.750
0.604
0.702
Tes hasil belajar
Status
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran, dan dapat dilihat pada
tingkat ketuntasan yang diperoleh siswa terhadap materi. Pengujian reliabilitas tes
74
menunjukkan ketepatan dan ketelitian yang dicapai pada pengukuran dengan
menggunakan test tersebut, sehingga hasil yang diperoleh bersifat konsisten. Untuk
mengetahui reabilitas test pada penelitian ini maka digunakan rumus Alpha Cronbach
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan varians setiap item soal
Berdasarkan hasil perhitungan varians untuk tiap item soal dapat dilihat pada
Lampiran 4 untuk lampiran Tes hasil belajar siswa.
b.
Menghitung reliabilitas test
Dari hasil pengujian pada lampiran 4 diperoleh reliabilitas test r11 = 0.71
dengan taraf signifikan
= 0,05 dan 0.01 N = 18, maka hasil yang diperoleh bahwa
rhitung > rdaftar= 0,5580> 329. Maka dapat disimpulkan bahwa test reliabilitas sedang.
Criteria ketuntasan minimal yang harus dicapai peserta didik untuk mata
pelajaran fisika adalah ≥ 70. Ketuntasan tes hasil belajar siswa SMA Prasetya
Gogontalo dapat diketahui dengan menggunakan penilaian sebaga berikut: Nilai =
Skor perolehan
X 100% yang dijadikan sebagai subjek penelitian dapat dilihat pada
SkorMaksimum
table ketuntasan berikut:
Tabel 9. Ketuntasan hasil belajar siswa
No
1.
2.
3.
1
3
1
3
3
2
5
2
3
5
3
3
3
3
3
Butir Soal
4
5 6
5
5 2
1
4 1
1
5 2
1
5 2
7
2
1
2
2
8
5
4
2
5
9
7
1
3
1
Skor
37
18
24
27
Nilai
Ketuntasan
Belajar
48.65
64.86
72.97
TT
TT
T
75
No
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
3
3
2
3
2
1
1
3
3
2
2
2
1
2
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
Butir Soal
3
4 2
2
5 2
2
4 2
2
5 1
1
5 2
2
5 2
1
4 1
3
5 2
3
5 2
4
5 2
3
5 2
2
5 2
1
4 1
4
5 2
2
4 2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
5
5
4
5
5
4
3
5
2
5
5
5
2
4
4
1
6
3
2
3
3
1
6
2
2
6
6
3
4
3
Skor
26
31
26
26
25
25
17
33
26
29
32
31
18
30
27
Nilai
70.27
83.78
70.27
70.27
67.56
67.56
45.93
89.18
70.27
78.37
86.48
83.78
48.65
81.08
72.97
Ketuntasan
T
T
T
T
TT
TT
TT
T
T
T
T
T
TT
T
T
Berdasarkan data table ketuntasan hasil belajar di atas, dapat dilihat bahwa
setiap nilai dari siswa yang tidak mencapai dari 70 maka dinyatakan tidak tuntas.
Dilihat dari criteria ketuntasan minimal, dari 18 orang siswa yang mencapai
ketuntasan belajar hanya 12 orang siswa dan 6 orang siswa dengan melihat kriteria
dinyatakan tidak tuntas.
4.2.3 Keterbatasan Model
Asumsi dalam pengembangan merupakan landasan pijak untuk menentukan
karakteristik produk yang dihasilkan dan pembenaran pemilihan model serta prosedur
pengembangannya. Asumsi hendaknya diangkat dari teori-teori yang teruji sahingga,
pandangan ahli, atau data empiris yang relevan dengan masalah yang hendak
dipecahkan dengan menggunakan produk yang akan dikembangkan. Keterbatasan
pegembangan mengungkapkan keterbatasan dari produk yang dihasilkan untuk
76
memecahkan masalah yang dihadapi, khususnya untuk konteks masalah yang lebih
luas. Paparan ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan dari kegiatan
pengembangan ini disikapi hati-hati oleh pengguna sesuai dengan asumsi yang
menjadi
pijakannya
dan
kondisi
pendukung
yang
perlu
tersedia
dalam
memanfaatkannya.
Pengembangan model pembelajaran kooperatif berbasis karakteristik belajar
siswa SMA ini, hanya dapat digunakan pada pembelajaran yang berdasarkan
kelompok dan tidak cocok di terapkan pada pembelajaran langsung dan pembelajaran
berdasarkan masalah.
Download
Study collections