BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang. SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang beralamat di Jl. RM. Hadisobeno Sosrowardoyo Mijen-Semarang. SMP tersebut merupakan sekolah yang terdiri dari 1 kelompok belajar untuk masing-masing kelas yaitu Kelas VII, Kelas VIII, dan Kelas IX. Di dalam setiap kelas terdapat kurang lebih 32 siswa yang didamping oleh seorang guru pada masing-masing mata pelajaran. Guru yang bertugas mengajar minimal telah menyelesaikan jenjang S1 dengan program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Sumber belajar standar dari yayasan tersedia lengkap untuk masing-masing siswa. Jika siswa memerlukan tambahan sumber belajar, SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang menyediakan perpustakaan. Terdapat beberapa laboratorium, dan ruang khusus untuk menunjang mata pelajaran tertentu yaitu laboratorium multimedia, laboratorium komputer, ruang kesenian, dan lain lain. Selain itu, kelas dilengkapi dengan proyektor yang dapat dimanfaatkan oleh guru maupun siswa sebagai media pembelajaran. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: a. SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang memiliki data dan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. b. Di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang belum pernah diadakan penelitan mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dalam memecahkan masalah pokok bahasan balok dan kubus seusai dengan gender. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan secara bertahap dengan rincian tahapan waktu penelitian sebagai berikut: 41 42 a. Tahap Persiapan Pelaksanaan ini dimulai dari bulan Januari–Mei 2015. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji teori tentang kemampuan komunikasi matematis, gender, dan kaitannya dengan pemecahan masalah. 2. Melakukan prasurvei penelitian untuk memperoleh gambaran di lapangan tentang kemampuan komunikasi matematis siswa. 3. Peneliti menyiapkan diri sendiri sebagai instrumen utama, selain juga menyiapkan instrumen bantu berupa tes pemecahan masalah materi balok dan kubus dan pedoman wawancara yang digunakan sebagai alat mengumpulkan data. 4. Untuk mendapatkan instrumen bantu yang valid, dilakukan validasi instrumen bantu oleh validator dengan mengacu pada lembar validasi. 5. Berdasarkan masukan dan saran dari validator, draft instrumen bantu kemudian diperbaiki. Instrumen bantu yang telah valid selanjutnya digunakan untuk alat mengumpulkan data. b. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data Tahapan ini dilaksanakan pada bulan Mei-September 2015. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pengumpulan dan analisis data sebagai berikut. 1. Pemilihan subjek penelitian. Proses pemilihan subjek dilakukan dengan cara ditetapkannya kriteria pemilihan subjek. 2. Subjek yang memenuhi kriteria pemilihan diberi kesempatan untuk menyelesaikan tes pemecahan masalah terkait dengan materi balok dan kubus. 3. Data berupa hasil pekerjaan siswa kemudian dijadikan dasar untuk melakukan wawancara berbasis tugas. 4. Data hasil wawancara kemudian dianalisis menggunakan model Miles & Huberman, yaitu reduksi, penyajian, serta kesimpulan atau verifikasi. Ketiga tahap tersebut tidak dilakukan secara berurutan, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi lapangan. Penjelasan dari tahaptahap analisis data sebagai berikut. 43 a) Pada tahap reduksi, data yang diperoleh dirangkum, dipilih hal-hal pokok dengan memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta membuang data yang tidak perlu seperti tulisan dan percakapan siswa yang tidak memiliki hubungan dengan instrumen. Dengan demikian, data yang direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik terhadap perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII, mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya, serta mempermudah mencari data tambahan jika diperlukan. b) Pada tahap penyajian, data diorganisasikan atau dikelompokkan ke dalam fokus kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah sehingga terlihat bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa selama proses pemecahan masalah berdasarkan gender siswa laki-laki dan perempuan. c) Pada tahap kesimpulan atau verifikasi data, dilakukan penyimpulan terhadap hasil temuan yang telah direduksi dan dikelompokkan. c. Tahap Penulisan Laporan Setelah diperoleh hasil penelitian dan analisis data, dilanjutkan dengan menulis laporan penelitian, yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan, Implikasi, dan Saran. Penulisan laporan dan penyelesaian tesis dilakukan sampai bulan Oktober 2015. B. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang dalam memecahkan masalah matematika sesuai dengan gender pada materi balok dan kubus. Kemampuan komunikasi matematis siswa diamati dengan mencermati dan mengkaji hasil kerja siswa dalam menyelesaikan masalah materi balok dan kubus yang dihadapinya. Moleong (2013: 6) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa 44 yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Jenis penelitian ini adalah studi kasus (Case Study). Danim (2002: 55) menyatakan bahwa penelitian dengan pendekatan sudi kasus digunakan untuk mempelajari unit sosial tertentu dengan subjek yang relatif terbatas. Hal senada diungkapkan Creswll (1998) yang menyatakan bahwa fokus studi kasus terletak pada spesifikasi kasus dalam satu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya, maupun potret kehidupan. Data yang diperoleh berupa dokumen pekerjaan subjek dalam menyelesaikan tes pemecahan masalah dan wawancara berbasis tugas. Melalui pendekatan kualitatif, semua fakta baik lisan, tulisan, maupun perilaku subjek penelitian diuraikan apa adanya dan dikaji untuk menjawab pertanyaan penelitian. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Islam AlAlzhar 29 Semarang tahun ajaran 2014/2015. Siswa yang dipilih adalah siswa dengan jenis kelamin lelaki dan jenis kelamin perempuan dengan tinjauan dari gender serta memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Subjek penelitian dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian menggunakan teknik purposive sampling digunakan untuk mengetahui bagaimana komunikasi matematis subjek penelitian. Proses pemilihan subjek dilakukan dengan ditetapkannya kriteria pemilihan subjek. Kriteria siswa kelas VIII yang dimaksud adalah (1) Siswa telah mendapat pembelajaran materi balok dan kubus, (2) Masing-masing siswa kelas VIII masuk dalam kategori sesuai dengan gender dengan tujuan untuk memperoleh keberagaman data (3) subjek tidak dipilih secara acak, akan tetapi mempertimbangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematis siswa sehingga eksplorasi kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah matematika dapat diketahui. 45 Kriteria pertama dipenuhi oleh seluruh siswa kelas VIII, dibuktikan dengan nilai ulangan materi balok dan kubus yang telah dimiliki masing-masing siswa. Untuk memenuhi kriteria kedua, dilakukan klasifikasi siswa menjadi 2 kelompok dengan cara memisahkan sesuai dengan gender masing-masing. Lalu untuk mendapatkan kriteria ketiga, peneliti berdiskusi dengan guru untuk meminta siswa sesuai dengan kriteria ketiga masing-masing 2 orang siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik. Hasil penentuan subjek berdasar pada pendapat guru pengampu mata pelajaran matematika kelas VIII disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Nama Subjek Penelitan No Nama Inisial Kelas Gender 1 Ainun Permata Shanie ASP VIII Perempuan 2 Dita Hasan DH VIII Perempuan 3 Mahardika Aditya Nugroho MAN VIII Laki-laki 4 Muhamad Haekal MH VIII Laki-Laki D. Data dan Sumber Data Data yang dicari dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis tertulis dan lisan seusai dengan gender siswa dalam pemecahan masalah pada materi balok dan kubus. Sumber data kemampuan komunikasi matematis tertulis dan lisan pada penelitian ini diperoleh dari hasil pekerjaan subjek dan wawancara berbasis tugas dengan subjek serta ditambahkan dengan catatan lapangan E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes pemecahan masalah dan wawancara berbasis tugas. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturanaturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2007: 50). Tes yang diselenggarakan adalah tes tertulis untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah. Wawancara merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti dengan subjek penelitian atau 46 responden atau sumber data (Budiyono, 2003:52). Metode wawancara yang digunakan pada penelitian ini merupakan wawancara berbasis tugas. Kerangka pelaksanaan wawancara diwujudkan dalam bentuk pedoman wawancara yang berisi pemberian tugas dan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui lebih dalam mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah. Wawancara bertujuan agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah. Peneliti melakukan tes pemecahan masalah dan wawancara berbasis tugas dengan waktu yang berbeda. Data hasil penelitian harus dapat dipercaya atau kredibel untuk itu peneliti melakukan triangulasi waktu. Kevalidan data pada triangulasi waktu adalah data yang diperoleh pada pengambilan waktu yang berbeda tidak menunjukan perbedaan yang signifikan. F. Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Instrumen Utama Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang berperan sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis data dari sumber data dan menjadi pelapor hasil penelitian. Sebagai instrumen utama, peneliti akan berinteraksi langsung dengan subjek penelitian. Sehingga kemampuan peneliti untuk mencari dan menggali informasi secara mendalam akan sangat bermanfaat untuk mengumpulkan data yang diperlukan. 2. Instrumen Bantu Pertama Setelah ditentukan subjek penelitian, data dikumpulkan secara langsung oleh peneliti, sehingga instrumen utama peneliti ini adalah peneliti sendiri dibantu dengan instrumen bantu pertama yaitu tes pemecahan masalah. Instrumen bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis pemecahan masalah materi bangun ruang sisi data dalam bentuk esai. Tes pemecahan masalah terdiri dari dua tahap yaitu, tes pemecahan masalah I dan tes pemecahan masalah II, dengan alasan dapat diperoleh data penelitian yang valid, yaitu dengan membandingkan hasil tes pemecahan masalah I pada pengambilan data yang pertama dan hasil tes pemecahan masalah II pada pengambilan data kedua. Tes pemecahan masalah ini dibuat berdasarkan hasil kajian teori pada bab II. Soal pemecahan yang digunakan 47 memenuhi ciri yaitu: (1) berbentuk pemecahan masalah yang membuat usaha individu menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman untuk menemukan solusi dari suatu masalah (2) dapat mengungkap kemampuan komunikasi matematis (3) berkaitan lebih dari satu konsep matematika yang dapat dipelajari dan sesuai dengan kompetensi dasar yang ada di sekolah dan (4) dilengkapi dengan petunjuk dalam menyelesaikan soal sehingga mudah dipahami dan tidak bermakna ganda. Sebelum digunakan, instrumen ini divalidasi oleh tiga orang validator. Validasi memiliki tujuan untuk diketahui kelayakan instrumen bantu bisa mengungkap kemampuan komunikasi matematis dengan baik. Validasi dilakukan mengacu pada lembar validasi, kemudian dianalisis dengan menentukan kesesuaian soal pemecahan masalah dengan indikator kemampuan komunikasi matematis, konstruksi butir-butir pertanyaan dan kesesuaian bahasa. Apabila indikator yang dikemukakan dapat mengungkap bagaimana kemampuan komunikasi matematis, konstruksi butir-butir pertanyaan, dan kesesuaian bahasa. Apabila indikator yang dikemukakan dapat mengungkap bagaimana komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah, maka validator membubuhi tanda ceklist (√) pada lembar validasi sesuai kolom yang tersedia. Kriteria validitas yang digunakan adalah sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui bahwa soal yang dibuat layak digunakan untuk mengungkap kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah. Validasi instrumen pertama untuk soal pemecahan soal ini dilakukan oleh validator yang ditunjuk peneliti. Nama-nama validator untuk soal tes pemecahan masalah dapat dilihat dilihat pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Nama-Nama Validator Instrumen Bantu Pertama No 1 Nama Validator Aryo Andri Nugroho, S. Si., M. Pd. Pekerjaan Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang 2 Ida Dwijayati, M. Pd. Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang 3 Dedi Kurniawan, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Islam 29 AlAzhar Semarang. 48 Aryo Andri Nugroho, S. Si., M. Pd. dipilih sebagai validator karena sebagai dosen dipandang ahli dalam bidang matematika dan praktisi yang berpengalaman dalam mengembangkan instrumen penelitian pemecahan masalah dan komunikasi. Sebagai dosen matematika, Aryo Andri Nugroho, S. Si., M. Pd. Memberi masukan tentang indikator komunikasi matematis dalam soal. Ida Dwijayati, M. Pd. dipilih sebagai validator karena sebagai dosen ahli dan praktisi yang berpengalaman dalam mengembangkan instrumen penelitian khususnya penelitian kualitatif. Sebagai dosen matematika, Ida Dwijayati, M. Pd. memberikan masukan tentang materi yang terkait pemecahan masalah. Dedi Kurniawan, S. Pd. dipilih sebagai validator karena lebih menekankan pada tanggapan dan komentar yang terkait dengan kesesuaian konten adas isi materi matematika dengan apa yang terdapat pada kurikulum yang digunakan. Sebagai guru yang berpengalaman, Dedi Kurniawan, S. Pd. memberi masukan tentang tata bahasa kalimat yang digunakan dalam soal sesuai jenjang SMP dan memberi pertumbangan siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis. Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen bantu pertama yang berupa tugas pemecahan masalah ini dapat disimpulkan bahwa: 1) Soal tes pemecahan masalah I a) Validator 1 menyatakan layak dengan perbaikan dalam menggunakan kaidah bahasa baik dan benar. b) Validator 2 menyatakan layak digunakan dengan perbaikan tentang materi yang terkait dengan pemecahan masalah. c) Validator 3 menyatakan layak digunakan dengan perbaikan dalam perintah dan tata kalimat bahasa yang baik dan benar. 2) Soal tes pemecahan masalah II a) Validator 1 menyatakan layak dengan perbaikan dalam menggunakan kaidah bahasa baik dan benar dan materi yang terkait dengan pemecahan masalah. b) Validator 2 menyatakan layak dengan perbaikan dalam menggunakan kaidah bahasa baik dan benar. 49 c) Validator 3 menyatakan layak dengan perbaikan dalam menggunakan kaidah bahasa baik dan benar. 3. Instrumen Bantu Kedua Dalam pelaksanaan wawancara berbasis tugas selain digunakan tes pemecahan masalah, juga digunakan instrumen bantu kedua berupa pedoman wawancara untuk menjelaskan kerangka pelaksanaan dan garis besar daftar pertanyaan yang direncanakan dalam proses wawancara. Pedoman wawancara ini bersifat terstruktur bertujuan untuk mengumpulkan data berupa kata-kata dari hasil wawancara tentang kemampuan komunikasi matematis ketika siswa menyelesaikan tes pemecahan masalah materi kubus dan balok sehingga peneliti nantinya bisa menyimpulkan kemampuan komunikasi matematis lisan siswa sesuai dengan gender dalam pengerjaan masalah tersebut seperti apa. Pedoman wawancara berisi pertanyaanpertanyaan yang dibuat dengan mempertimbangkan instrumen bantu berupa lembar tugas pemecahan masalah. Instrumen bantu dalam wawancara pertama dan instrumen bantu dalam wawancara kedua adalah soal yang sejenis, soal tersebut digunakan untuk mengarahkan kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti untuk mengetahui tentang kemampuan komunikasi matematis lisan siswa sesuai dengan gender pada materi kubus dan balok. Sebelum instrumen digunakan, pedoman wawancara ini divalidasi berdasarkan kriteria kejelasan butir pertanyaan terhadap tujuan penelitian. Instrumen ini divalidasi terlebih dahulu oleh 3 validator. Validitas yang diterapkan yaitu validitas isi yang bertujuan untuk melihat kecocokan materi, konstruksi serta bahasa yang digunakan. Kriteria validitas yang digunakan adalah jika sekurang-kurangnya 2 dari 3 validator menyetujui bahwa dari segi kejelasan tujuan wawancara dan butir pertanyaan dan kesesuaian pertanyaan dapat mengungkap kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah tentang bangun ruang sisi datar. Validasi instrumen pedoman wawancara ini dilakukan oleh validator yang ditunjuk peneliti. Adapun validator yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Validator Instrumen Bantu Kedua (Pedoman Wawancara) No 1 Nama Validator Aryo Andri Nugroho, S. Si., M. Pd. Pekerjaan Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang 50 2 Ida Dwijayati, M. Pd. Dosen Pendidikan Matematika Universitas PGRI Semarang 3 Dedi Kurniawan, S. Pd. Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Islam 29 AlAzhar Semarang. Hasil validasi menunjukkan bahwa ketiga validator menyatakan pedoman wawancara layak digunakan. G. Validitas Data Sugiyono (2011: 365) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dapat dilakukan dengan triangulasi. Dalam penelitian ini, cara yang dilakukan adalah dengan meningkatkan ketekunan dan triangulasi waktu. 1. Meningkatkan ketekunan Peneliti melakukan pengamatan secara lebih teliti dan cermat terhadap aktivitas kognitif siswa selama wawancara. Peneliti juga lebih teliti dan cermat dalam mentranskripsikan hasil wawancara serta menganalisis data. Dengan cara ini maka kepastian data dapat dideskripsikan secara lengkap dan sistematis. 2. Triangulasi waktu Patton (Moleong, 2012: 330) menyatakan bahwa triangulasi waktu adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu yang berbeda. Pada penelitian ini, proses triangulasi dilakukan dengan peneliti menganalisis data berdasarkan data kegiatan berbasis tugas tahap pertama dibandingkan dengan data kegiatan berbasis tugas tahap kedua dan data kegiatan berbasis wawancara tahap pertama dibandingkan dengan data kegiatan berbasis wawancara kedua untuk masing-masing subjek sesuai dengan gender sehingga diperoleh data yang jenuh atau sama. H. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dan hasil pekerjaan tertulis dari subyek penelitian, hasil 51 wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit yang penting dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2010: 213). Analisis dilakukan secara mendalam pada siswa tentang kemampuan komunikasi matematis setelah siswa dibagi menurut gendernya. Analisis data dalam penelitian ini mengacu pada model Miles & Huberman, yakni reduksi, penyajian atau display data, serta kesimpulan atau verifikasi. Ketiga tahap tersebut tidak dilakukan secara berurutan, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi peneliti. Ketiga tahap analisis tersebut dijabarkan menjadi langkah-langkah sebagai berikut. 1. Membuat transkrip data verbal dari hasil rekaman. Wawancara dilakukan berdasar pada jawaban yang telah dituliskan subjek. Hasil dari wawancara tersebut kemudian di buat transkrip wawancara. 2. Menelaah seluruh data dari sumber yaitu hasil pekerjaan subjek, hasil wawancara dan catatan lapangan. 3. Melakukan reduksi data. a. Reduksi data hasil wawancara berbasis tugas. Data hasil wawancara berbasis tugas berupa transkripsi percakapan dengan subjek. Percakapan yang menunjukkan kemampuan komunikasi matematis subjek dipilih sebagai data. b. Reduksi data catatan lapangan. Catatan lapangan terdiri dari deskripsi yang terjadi saat dilakukan wawancara. Hasil yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis subjek dipilih sebagai data, sedangkan data yang tidak terkait dengan kemampuan komunikasi matematis subjek dibuang. c. Reduksi hasil pekerjaan subjek. Dalam tulisan hasil pekerjaan subjek, terdapat bagian-bagian yang menunjukkan langkah-langkah pemecahan masalah yang telah dilakukan subjek. Bagian tersebut dipilih sebagai data, sedangkan bagian yang tidak terkait dengan itu (semisal coretan siswa yang tidak bermakna) dibuang. 4. Menyusun satuan-satuan analisis data dan melakukan pengkodean. 52 Data diperoleh langsung dari subjek melalui wawancara dan pekerjaan tertulis subjek. Setelah seluruh data yang terkumpul dipelajari, selanjutnya dilakukan identifikasi satuan-satuan dan diberi kode. 5. Menganalisis dan menggambarkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pemecahan masalah. Berdasarkan data yang telah diklasifikasikan dan diberi kode, dilakukan identifikasi data, apa yang dilakukan subjek selama proses pemecahan masalah untuk setiap langkanya, yang menunjukkan kemampuan komunikasi matematis sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematis dalam pemecahan masalah dan menyajikan data dalam bentuk teks naratif. 6. Melakukan penafsiran data. Kesimpulan ditarik dan diverifikasi dari data yang terkumpul. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan perbandingan tetap. Kesimpulan yang dikemukakan bisa bersifat sementara atau berupa kesimpulan akhir. Jika kesimpulan bersifat sementara, dilakukan verifikasi dengan cara melihat kembali catatan lapangan rekaman wawancara, atau dilakukan validasi data dengan triangulasi. Kesimpulan sementara dapat berubah bila ditemukan data lain pada saat tahap pengumpulan data berikutnya. 7. Melakukan triangulasi. Dilakukan triangulasi waktu untuk melihat apakah data yang didapatkan dari seorang subjek merupakan data yang valid. Subjek diminta untuk mengerjakan tugas pemecahan masalah ke-2 dan dilanjutkan dengan wawancara berbasis tugas. Data yang ajeg dapat terus dijadikan temuan, sedangkan data yang tidak ajeg bisa dibuang ataupun dijadikan temuan lain dalam penelitian ini. 8. Menulis hasil penelitian.