Document

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting, baik
bagi siswa maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain. Kedudukan
matematika dalam dunia pendidikan sangat besar manfaatnya, karena matematika
adalah sarana untuk meningkatkan kecerdasan siswa. Tanpa matematika, akan
sulit sekali untuk mempelajari dan menemukan berbagai macam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pentingnya peranan matematika menjadikan
matematika diajarkan pada jenjang pendidikan.
Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang standar isi pada lampirannya
menegaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki peserta didik pada tingkat
kompetensi 4 dalam pembelajaran matematika, diantaranya: (1) Menunjukkan
sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan
tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah; (2) Memiliki rasa ingin tahu,
percaya diri, dan ketertarikan pada matematika; (3) Memiliki rasa percaya pada
daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar; (4)
Memiliki sikap terbuka, santun, objektif dalam interaksi kelompok maupun
aktivitas sehari-hari; (5) Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan
matematika dengan jelas.
Kompetensi tersebut belum sepenuhnya tercapai. Kenyataannya prestasi
siswa dalam pelajaran matematika belum begitu memuaskan. masih banyak siswa
2
yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan, yaitu 75, sehingga masih banyak siswa yang belum tuntas. Hal ini
dapat dilihat dari rendahnya nilai rata-rata Ulangan Akhir Semester Genap tahun
pelajaran 2014 / 2015 pada mata pelajaran matematika di MTs. Al Mukhlisin
Kabupaten Bandung yang mencapai rata-rata 4,2 dengan capaian nilai tertinggi
85,0 dan nilai terendah 35,0.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap
jawaban siswa kelas VIII dalam soal yang berbentuk uraian, pada soal mengenai
menghitung luas permukaan dan volume kubus dari sebuah kerangka kubus yang
terbuat dari kawat sepanjang 144 cm, siswa melakukan prosedur yang benar
dengan menghitung terlebih dahulu panjang rusuk dari kerangka tersebut sehingga
diperoleh hasil 12 cm, namun pada langkah selanjutnya sebagian siswa
menggunakan rumus luas permukaan kubus 8r 2 sehingga hasil yang diperoleh
sebagai berikut.
*
*
( * ) : langkah perhitungan yang salah
3
Hasil jawaban siswa tersebut menunjukkan siswa belum memahami rumus luas
permukaan kubus.
Jawaban lain dari sebagian siswa ditunjukkan seperti berikut ini.
*
*
*
( * ) : langkah perhitungan yang salah
Pada jawaban ini, siswa menggunakan rumus luas permukaan kubus dengan
benar, namun dalam menghitung hasil kuadrat suatu bilangan, ada siswa yang
menjawab dengan menjumlahkan bilangan yang sama. Jawaban lain siswa dalam
menghitung hasil kuadrat suatu bilangan adalah dengan mengalikan bilangan
tersebut dengan pangkatnya. Hasil jawaban siswa tersebut menunjukkan siswa
belum memahami cara menghitung kuadrat suatu bilangan.
Pada soal yang lain disajikan sebuah gambar, siswa dituntut untuk
menghitung volume balok yang berada di luar limas.
H
G
T
E
F
D
C
10 cm O
A
8 cm
B
4
Langkah pertama siswa menghitung volume kedua bangun, yaitu balok dan limas
segiempat. Namun rumus volume limas yang digunakan adalah
p×l×t
2
.
*
*
( * ) : langkah perhitungan yang salah
Hasil jawaban siswa pada bagian ini menunjukkan siswa belum memahami rumus
volume limas.
Letak pemahaman siswa yang belum optimal terlihat juga dari
jawaban beberapa siswa pada saat menghitung volume balok di luar limas.
Beberapa siswa menghitung selisih dari kedua volume bangun tersebut terbalik.
*
*
( * ) : langkah perhitungan yang salah
Hasil jawaban siswa tersebut menunjukkan siswa belum memahami konsep
volume bangun ruang sisi datar.
Hasil
penelaahan
tersebut
menggambarkan
tingkat
kemampuan
pemahaman siswa yang belum optimal. Siswa telah memahami prosedur yang
5
harus digunakan untuk menyelesaikan soal-soal tersebut, namun rumus yang
digunakan masih belum tepat dan pada saat mengaitkan konsep yang telah
dipelajari siswa masih mengalami kesulitan.
Pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran matematika di kelas,
diketahui bahwa siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran
matematika, siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran dari guru, dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru siswa mengerjakan tidak tepat waktu
dalam mengumpulkan, bahkan ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan sama
sekali dengan alasan sulit. Guru sudah berupaya memberikan berbagai motivasi
pada proses KBM, diantaranya dengan memberikan komentar pada setiap hasil
jawaban tugas siswa, memberikan kuis dengan bonus tambahan nilai, memberikan
pujian di depan kelas bagi siswa yang berhasil mendapat nilai bagus, memberikan
hadiah dalam bentuk alat-alat tulis bagi siswa yang memperoleh nilai tinggi pada
setiap ulangan harian. Namun motivasi siswa untuk aktif belajar matematika tetap
rendah.
Banyak faktor yang menentukan tingkat pemahaman matematika siswa
lemah, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Oleh
karena itu maka harus dicarikan solusi agar proses pembelajaran matematika lebih
menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi yang tinggi sehingga akhirnya
dapat meningkatkan pemahaman yang tinggi pula.
Penelitian ini ingin menggali faktor yang berhubungan dengan faktor dari
dalam diri siswa yaitu faktor motivasi. Penelitian ini juga akan menggali faktor
luar yang akan membantu untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
6
sehingga siswa merasa tertarik dalam mengikuti pembelajaran, faktor luar tersebut
adalah strategi pembelajaran yang digunakan di kelas sehingga siswa diharapkan
merasa senang dan merasa tertarik sehingga timbul dalam dirinya motivasi
belajar.
Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara
aktif adalah strategi active learning. Strategi active learning merupakan strategi
yang diyakini dapat mendorong siswa lebih aktif. Hasil penelitian Syahril (2014)
menunjukkan
bahwa
pembelajaran
active
knowledge
sharing
mampu
mengembangkan kemampuan pemahaman selama pembelajaran karena siswa
dapat lebih leluasa dan aktif berdiskusi baik dengan teman sekelompok maupun
dengan kelompok lain sehingga siswa dapat saling berbagi pengetahuan.
Menurut Bonwell (dalam Suyadi, 2013: 36) salah satu karakteristik dari
pembelajaran aktif yaitu siswa tidak boleh pasif tetapi harus aktif mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Seiring dengan pendapat
McConnel (dalam Salman, 2009 : 24) yang menyatakan bahwa konsep
pembelajaran aktif sebagai sebuah proses yang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran melalui membaca, menulis, berdiskusi, bertindak, dan memecahkan
masalah.
Strategi pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Silberman (2013)
terdiri dari 101 tipe, salah satu diantaranya yaitu “Active Knowledge Sharing
(berbagi pengetahuan secara aktif)”. Menurut Silberman (2013 : 100) “Active
Knowledge Sharing adalah sebuah strategi untuk memberikan gambaran tentang
materi yang diajarkan kepada siswa, dimana strategi ini dapat digunakan untuk
7
membentuk tim belajar serta saling berbagi pengetahuan dengan teman lainnya.”
Zaini (2008 : 22) menyimpulkan “...secara bahasa Active Knowledge Sharing
berarti saling tukar pengetahuan. Strategi Active Knowledge Sharing merupakan
sebuah strategi pembelajaran dengan memberikan penekanan kepada siswa untuk
saling membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui teman lainnya.” Dari
pengertian diatas maka penulis simpulkan bahwa strategi Active Knowledge
Sharing adalah strategi pembelajaran yang diterapkan agar peserta didik terbiasa
untuk saling tukar pendapat dengan temannya, lebih cerdas dalam pembelajaran
dan dalam kerjasama tim.
Keunggulan dari strategi belajar ini seperti yang dinyatakan oleh
Silberman (2013:101) adalah siswa dapat meminta bantuan siswa yang lain untuk
membantu menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab dan bisa divariasikan
dengan pemberian kartu indeks pada tiap siswa untuk menuliskan informasi baru
dari materi yang telah dipelajari.
Dengan demikian penulis yakin strategi active knowledge sharing
merupakan suatu cara yang baik untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran
yang akan diajarkan. Strategi ini menuntut siswa untuk tidak sekedar mengingat
materi pelajaran. Mereka juga diajak untuk menguasai dan memahami materi
pelajaran secara penuh. Selain itu diyakini juga dapat menjadikan siswa lebih aktif
semenjak awal terjadinya proses pembelajaran, ini dimaksudkan agar siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Pemahaman Matematis dan
8
Motivasi Belajar Siswa MTs pada Pembelajaran Matematika melalui Strategi
Active Knowledge Sharing”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan
strategi active knowledge sharing?
2. Apakah strategi pembelajaran active knowledge sharing dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis dan motivasi belajar siswa?
3. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi active knowledge
sharing
lebih
baik
daripada
siswa
yang
memperoleh
pembelajaran
konvensional berdasarkan tingkat kemampuan awal matematika (tinggi,
sedang, rendah)?
4. Apakah peningkatan motivasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan strategi active knowledge sharing lebih baik daripada
siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
5. Adakah hubungan antara kemampuan pemahaman matematis dengan motivasi
belajar siswa?
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi
active knowledge sharing.
2. Strategi pembelajaran active knowledge sharing dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis dan motivasi belajar siswa.
3. Peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa selama penerapan
strategi
active
knowledge
sharing
dengan
siswa
yang
memperoleh
pembelajaran konvensional berdasarkan tingkat kemampuan awal matematika
(tinggi, sedang, rendah).
4. Peningkatan motivasi belajar siswa selama penerapan strategi active knowledge
sharing dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
5. Hubungan antara kemampuan pemahaman matematis dengan motivasi belajar
siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan masukan berarti bagi
siswa, guru, dan peneliti khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
matematis dan motivasi belajar siswa.
1. Bagi siswa, pengembangan kemampuan pemahaman matematis dan motivasi
belajar melalui strategi pembelajaran active knowledge sharing akan
menjadikan mereka lebih terlibat secara aktif dalam pembelajaran matematika
10
di kelas sehingga dapat berlatih mengerjakan soal-soal untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman matematis dan motivasi belajar siswa.
2. Bagi guru,
pembelajaran melalui strategi active knowledge sharing dapat
menjadi salah satu pilihan dalam menggunakan strategi pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan
motivasi belajar siswa.
3. Bagi peneliti, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam memilih
strategi pembelajaran yang efektif dan informasi pembelajaran yang
berhubungan dengan kemampuan pemahaman matematis dan motivasi belajar
siswa.
4. Bagi dunia pendidikan, hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan
dalam mengembangkan teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
active knowledge sharing, kemampuan pemahaman matematis, dan motivasi
belajar siswa.
E. Definisi Operasional dan Operasional Variabel
1. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran
yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu
dikemukakan definisi operasional sebagai berikut.
a. Strategi active knowledge sharing (berbagi pengetahuan secara aktif)
merupakan suatu cara untuk mengenalkan siswa pada materi pelajaran yang
akan diajarkan dengan tahapan pembelajaran: siswa menjawab pertanyaan-
11
pertanyaan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari, selanjutnya
perwakilan pada masing-masing kelompok menyebar ke kelompok lain untuk
berbagi pengetahuan. Setelah itu perwakilan kelompok tersebut kembali ke
kelompok semula untuk membagi pengetahuan yang sudah dikumpulkannya
kepada anggota kelompoknya.
b. Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan yang mengaitkan
notasi dan simbol matematika yang relevan dengan ide-ide matematika dan
mengkombinasikannya
ke
dalam
rangkaian
penalaran
logis.
Jenis
kemampuan pemahaman siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa
dalam menyelesaikan persoalan matematika yang akan diukur melalui
kemampuan:
 Pemahaman instrumental, meliputi menerapkan rumus secara langsung
dan mengerjakan sesuatu secara algoritmik.
 Pemahaman relasional, meliputi mengubah suatu situasi atau kata-kata ke
dalam model matematika, mengaitkan suatu konsep dengan konsep
lainnya.
c. Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam akibat pengaruh dari
dalam itu sendiri atau pengaruh dari luar yang bertujuan untuk mencapai
keberhasilan belajar.
d. Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran
yang biasa dilakukan di sekolah dengan kecenderungan berpusat pada guru
(teacher
centered).
Dalam
pembelajaran
konvensional,
guru
lebih
mendominasi kegiatan pembelajaran dengan ceramah untuk menjelaskan
12
konsep atau materi dan menjelaskan prosedur penyelesaian soal-soal latihan.
Kegiatan berkisar pada penjelasan oleh guru, pemberian contoh soal,
kemudian latihan soal.
2. Operasional Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel operasional
variabel sebagai berikut.
Tabel 1.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Strategi
active
knowledge
sharing
(X)
Operasional
Mengamati
aktivitas
belajar siswa
Kemampuan
pemahaman
matematis
(Y1)
Mengukur
pencapaian
kemampuan
pemahaman
matematis
siswa
Mengukur
pencapaian
motivasi siswa
terhadap
pembelajaran
Motivasi
belajar
(Y2)
Indikator
1. Mengajukan pertanyaan
2. Mengerjakan lembar
aktivitas
3. Menyimpulkan materi
pelajaran
4. Menanggapi pertanyaan
pada saat membahas hasil
diskusi
5. Mempersiapkan diri untuk
belajar
1. Kemampuan pemahaman
instrumental
2. Kemampuan pemahaman
relasional
Instrumen
Lembar
observasi
Responden
Siswa
Soal tes
Siswa
1. Durasi kegiatan belajar
2. Frekuensi kegiatan belajar
3. Presistensi pada kegiatan
belajar
4. Ketabahan, keuletan dan
kemampuan menghadapi
rintangan dan kesulitan
untuk mencapai tujuan
5. Kesetiaan dan pengorbanan
untuk meraih prestasi
belajar
6. Tingkat aspirasi siswa
dalam belajar
7. Tingkat kualifikasi dan
prestasi belajar
8. Arah sikap siswa dalam
belajar.
Angket
Siswa
13
Download