1 MODUL PERKULIAHAN Metode Observasi & Wawancara PIO & Pendidikan Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 11 Kode MK Disusun Oleh 61072 Rizka Putri Utami, M.Psi Abstract Kompetensi Modul ini berisi tentang: Pertanyaan Interview Komunikasi non verbal Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan: Pertanyaan Interview Komunikasi non verbal Pertanyaan Interview Bentuk Bentuk Pertanyaan Hasil suatu wawancara sangat tergantung kepada cara pewawancara dalam mengajukan pertanyaan kepada responden yang diwawancarai. Isi dan maksud dari sebuah pertanyaan dapat menjadi beragam disebabkan adanya perbedaan dari tujuan dan permasalahan penelitian, kerangka teoritis, dan juga pemilihan peserta pemilihan. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Millan, 2001, halaman 436): - Pertanyaan hendaknya dengan kalimat pendek dan tegas - Rumuskan pertanyaan secara netral, jangan memancing ke arah jawaban tertentu. - Hindarkan pertanyaan yang bersifat intimidasi. - Mulailah dengan pertanyaan yang menyenangkan. - Pertanyaan yang memang dianggap perlu untuk diseragamkan, dapat dibacakan seperti membaca sebuah teks secara wajar - Setelah pertanyaan dijawab, jawaban segera dicatat. Menurut Patton (Millan, 2001; Alwasilah, 2003; Moleong, 2009, dan Sugiyono, 2009), ada enam jenis pertanyaan dan setiap pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara akan terkait dengan salah satu dari pertanyaan lainnya. Keenam jenis pertayaan tersebut adalah: 1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku. Pertanyaan ini berkaitan dengan apa yang dibuat dan telah diperbuat oleh seseorang yang ditujukan untuk mendeskripsikan pengalaman, perilaku, tindakan, dan kegiatan yang dapat diamati pada waktu kehadiran pewawancara. 2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai Pertanyaan jenis ini ditujukan untuk memahami proses kognitif dan interpretative dari subjek yang menceritakan tujuan, keinginan, harapan, dan nilai, sedangkan jawabannya memberikan gambaran tentang apa yang dipikirkan tentang dunia atau tentang suatu program khusus. Contohnya : Apakah pendapat anda tentang sertifikasi guru? 3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan Pertanyaan yang ditujukan untuk dapat memahami respons emosional seseorang sehubungan dengan pengalaman dan pemikirannya. Contohnya: Apakah anda senang dengan adanya sertifikasi guru ? 4. Pertanyaan tentang pengetahuan Pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh pengetahuan faktual yang dimiliki responden dengan asumsi bahwa suatu hal dipandang dapat diketahui bukan 2016 2 Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pendapat atau perasaan, atau merupakan hal-hal yang diketahui seseorang, melainkan fakta dari kasus itu. 5. Pertanyaan yang berkaitan tentang indera. Pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dicium yang memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memasuki perangkat indera responden. 6. Pertanyaan yang berkaitan tentang latar belakang atau demografi. Pertanyaan yang berusaha menemukan ciri-ciri pribadi orang yang diwawancarai yang jawabannya dapat membantu pewawancara menemukan hubungan responden dengan orang lain. Menata Urutan Pertanyaan Teknik yang tepat untuk menjamin baik atau buruknya sebuah pertanyaan kualitatif dapat dilakukan dengan kritik-kritik yang diberikan oleh pewawancara yang telah berpengalaman terhadap naskah wawancara, pengujian petunjuk-petunjuk wawancara, dan juga revisi atau perbaikan awal dari sebuah pertanyaan untuk mencapai hasil akhir penyusunan kalimat yang. Oleh sebab itu, atas saran atau masukan dari pewawancara atau pakar yang sangat berpengalaman dalam wawancara, maka pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun agar ditata ulang berdasarkan urutan pertanyaan mulai dari yang paling sederhana menuju pertanyaan yang menukik ke arah tujuan penelitian. Dalam hal ini Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2009, halaman 196), membagi ada tiga cara dalam menata urutan pertanyaan, yaitu a. Bentuk cerobong Pada bentuk ini, pertanyaan-pertanyaan dimulai dari segi yang umum mengarah kepada yang khusus. Contoh: - Menurut saudara, bagaimana hubungan Negara kita dengan Negara-negara Asia lainnya ? - Bagaimana pula pendapat anda tentang hubungan Negara kita dengan RRC ? - Menurut pendapat saudara, apakah hubungan kita sekarang perlu diperbaiki ? - Jika ya, apa yang seharusnya kita perbuat ? - Ada yang berpendapat bahwa kita seharusnya lebih aktif memperbaiki hubungan itu, yang lainnya berpendapat bahwa biar RRC saja yang mencari kita. Bagaimana pendapat anda mengenai hal itu? 2016 3 Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Kebalikan bentuk cerobong Pada bentuk ini, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dimulai dengan pertanyaan yang khusus terlebih dahulu, kemudian makin ke umum. Contoh: - Apa yang sebenarnya terjadi antara teman anda, Ali dan Jono Apakah perselisihan mereka telah lama berlangsung? - Sudah berapa lamakah hal itu terjadi? - Apakah mereka mempunyai persoalan yang sama dengan teman-temannya yang lain? c. Rencana kuintamensional Cara ini dengan memfokuskan pertanyaan dari dimensi kesadaran deskriptif menuju dimensi-dimensi afektif, perilaku, perasaan, atau sikap. Jadi pertanyaan-pertanyaan harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut : - Hendaknya dimulai dengan sesuatu menentukan kesadaran, misalnya: “Apakah Anda menyaksikan pertengkaran yang terjadi antara Ali dan Jono di halaman sekolah?”. - Harus berupa pertanyaan terbuka yang berkaitan dengan perasaan umum, misalnya: “Apakah pertengkaran mereka tampaknya menyebabkan perasaan kasihan pada teman-teman lainnya?”. - Harus memfokus pada bagian-bagian khusus tentang suatu isu, misalnya: “Apakah anda benar-benar tahu tentang perkelaian itu? Dapatkah anda menceritakan asal mulanya?”. - Harus dimulai dengan pertanyaan mengapa. Misalnya “Apakah perselisihan mereka sudah lama terjadi? Ataukah pertengkaran mereka baru dimulai? Apakah anda mengetahui mengapa pertengkaran itu pada waktu pertama kali terjadi?”. - Pewawancara harus menanyakan intensitasnya, artinya mendalami intensitas dari akibatnya di sekitar peristiwa itu. Misalnya: “Sebagai ketua kelas, bagaimana perasaan anda, apakah pertengkaran mereka akan berakibat pada anda danpada hubungan mereka dengan teman-teman sekelas lainnya” Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara merupakan hasil evolusi dari pertanyaan penelitian menjadi pertanyaan interviewe yang siap digunakan untuk wawancara. Evolusi tersebut dapat digambarkan dengan diagram berikut : 2016 4 Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pertanyaan penelitian 1. Teori 2. Obrolan 3. pengamatan Pertanyaan final 2016 5 Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Draft pertanyaan interview Uji coba Komunikasi Non Verbal Definisi Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal adalah suatu kegiatan komunikasi yang menggunakan bahasa isyarat atau bahasa diam (silent). Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata kata, terucap dan tertulis. Definisi harfiah komunikasi non verbal yaitu komunikasi tanpa kata kata. Komunikasi non verbal hanya mencakup sikap dan penampilan. Jadi dilihat dari istilah komunikasi non verbal membawa pesan non linguistik. Pada intinya komunikasi non verbal meruapakan komunikasi tanpa kata kata/isyarat seperti sikap tubuh gerakan tubuh, , vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi mata, kedekatan jarak dan sentuhan. Klasifikasi Komunikasi Non Verbal a. Kinesik Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri dari 3 komponen utama, yaitu: 1. Pesan facial Pesan ini menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat menyampaikan paling sedikit sembilan kelompok makna: kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat, ketakjuban dan tekad. Leathers 1976 menyimpulkan penelitian tentang wajah sebagai berikut: - Wajah mengkomunikasikan penilaian tentang ekspresi senang dan tak senang yang menunjukkan komunikasi memandang obyek penelitiaannya baik atau buruk. - Wajah mengkomunikasikan minat seseorang kepada orang lain atau lingkungan. - 2016 6 Mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi. Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id - Wajah mengkomunikasikan tingkatpengendalian individu terhadap pernyataan sendiri. - Wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian. 2. Pesan gestural Menunjukkan gerakan sebagian badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna, menurut Galloway, pesan ini berfungsi untuk mengungkapkan: - Mendorong atau membatasi - Menyesuaikan atau mempertentangkan - Responsive/non responsive - Perasaan postif atau negatif - Memperhatikan atau tidak memperhatikan. - Melancarkan atau tidak reseptif - Menyetujui atau menolak 3. Pesan postural Berkaitan dengan seluruh anggota badan, ada tiga makna yang dapat disampaikan oleh postural. - Immediacy Merupakan ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Postur tubuh yang condong ke arah lawan bicara menunjukkan kesukaan dan penilaian positif. - Power Mengungkapkan status diri yang tinggi pada komunikasi - Responsiveness Individu mengkomunikasikan bila ia bereaksi secara emosional pada lingkungannya baik positif atau negatif. b. Proksemik Pesan ini disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Pada umumnya dengan mengatur jarak. Kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain. Pesan ini juga diungkapkan dengan mengatur ruang, obyek dan rancangan interior. Pesan ini dapat mengungkapkan status sosial ekonomi, keterbukaan dan keakraban. c. Artifaktual 2016 7 Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pesan ini diungkapkan melalui penampilan body image, pakaian komestik dan lain lain. Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas diri, yang berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lain sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu pakaian juga berguna unyuk mengungkapkan perasaan (misalnya pakaian hitam berarti duka cita) dan formalitas (sandal untuk non formal, sepatu untuk formal) d. Paralinguistik Merupakan pesan non verbal yang berhubungan dengan cara mengungkapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda-beda bila diucapkan dengan cara yang berbeda-beda. Hal hal yang membedakan antara lain nada, kualitas suara, volume, kecepatan dan itme. Secara keseluruhan, pesan paralinguistik meruapakn alat yang paling cermat untuk menyampaikan perasaan kita pada orang lain. e. Pesan Sentuhan Biasanya melalui sentuhan, melalui sensitivitas kulit. Sepenuhnya orang yang mara ia akan mencubit keras, ungkapan kasih sayang, keakraban dan lain-lain. Perasaan yang biasanya dikomunikasikan dengan sentuhan adalah: tanpa perhatian, kasih sayang, takut, matah dan bercanda. f. Pesan offaksi Merupakan pesan non verbal melalui penciuman hidung yang merasakan bau bauan yang telah dikenalnya seperti bau minyak wangi, bau bawang, makanan dan lain lain. Bahkan seseorang dapat mengenali bau minyak wangi yang sering dipakai oleh orang terdekatnya. Fungsi Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbalmemiliki beberapa fungsi, yaitu: a. Repetisi Komunikasi non verbal memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagasan yang disajikan secara verbal. Misalnya setelah seseorang menjelaskan penolakannya 2016 8 Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id terhadap suatu hal ia akan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menjelaskan penolakannya. b. Substitusi Disini komunikasi non verbal memiliki fungsi untuk menggantikan lambang lambang. Misalnya tanpa sepatah katapun seseorang perkata ia mendapatkan persetujuan dengan menganggguk-mengganggukkan kepala. c. Kontradiksi Menolak pesan verbal atau memberikan makna lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji prestasi rekannya dengan mencibirkan bibirnya sambil berkata: hebat kau memang hebat. d. Komplemen Melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misalnya air muka seseorang menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata lain. e. Aksentuasi Menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahnya. Misalnya seseorang mengungkapkan kejengkelannya sambil memukul mimbar. Tujuan Komunikasi Non Verbal 1. Menyediakan /memberikan informasi 2. Mengatur alur suatu percakapan 3. Mengekspresikan suatu emosi 4. Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan pesan verbal. 5. Mengendalikan atau mempersuasi orang lain 6. Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan suatu permainan, belajar golf dan sejenisnya. 2016 9 Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Ter Laak, Jan. J.F.1994. psychodiagnostic, Content, and Method. Faculty of Social Sciences, Universiteit Utrecht: Heidelberglaan I: The Netherlands 2016 10 Metode Obswan PIO dan Pendidikan Rizka Putri Utami, M.Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id