Realita Birokrasi

advertisement
Birokrasi Weberian
FERNANDA PUTRA ADELA
PENGERTIAN BIROKRASI
Tiga macam pengertian birokrasi yang
berkembang saat ini (Ndraha, 2003) :
1. Birokrasi diartikan sebagai aparat yang
diangkat penguasa untuk menjalankan
pemerintahan (government by bureaus)
2. Birokrasi diartikan sebagai sifat atau
perilaku pemerintahan yang buruk
(patologi)
3. Birokrasi sebagai tipe ideal organisasi.
 Birokrasi dalam bahasa Inggris, Bureaucracy,
 Bureau (berarti: meja) dan Cratein (berarti:
kekuasaan)  adalah kekuasaan berada pada
orang-orang yang di belakang meja
 Birokrasi adalah suatu organisasi pemerintahan
yang terdiri dari sub-sub struktur yang memiliki
hubungan satu dengan yang lain, yang memiliki
fungsi, peran, dan kewenangan dalam
melaksanakan pemerintahan, dalam rangka
mencapai suatu visi, misi, tujuan, dan program
yang telah ditetapkan.
Fungsi, Peran, dan Kewenangan Birokrasi
 Fungsi dan peran birokrasi meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1) melaksanakan pelayanan publik
2) pelaksana pembangunan yang profesional (merrit system)
3) perencana, pelaksanan, dan pengawas kebijakan
(manajemen pemerintahan)
4) alat pemerintah untuk melayani kepentingan (abdi)
masyarakat dan negara yang netral dan bukan merupakan
bagian dari kekuatan atau mesin politik (netralitas
birokrasi).
 Kewenangan birokrasi adalah kewenangan formal yang
dimiliki dengan legitimasi produk hukum bukan dengan
legitimasi politik.
KLASIFIKASI BIROKRASI
Dilihat dari sisi pelaksana, birokrasi terbagi 2 yakni:
1. Birokrasi sektor privat (contoh: perusahaan swasta, NGO,
sekolah swasta, dll)
2. Birokrasi sektor publik (contoh: pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dll)
Dilihat sebagai institusi pemerintah, birokrasi terbagi 2
yakni:
1. Birokrasi eksekutif (contoh: kabinet, departemen, kementerian
negara, dll)
2. Birokrasi negara (eks, leg, yudikatif)
Dilihat dari tingkatan pemerintahan, birokrasi terbagi
sbb:
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Provinsi
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Pemerintah Desa
TUJUAN BIROKRASI
 Sejalan dengan tujuan pemerintah
 Melaksanakan kegiatan dan program demi
tercapainya visi dan misi pemerintah dan
negara
 Melayani masyarakat dan melaksanakan
pembangunan dengan netral dan profesional
 Menjalankan manajemen pemerintahan, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, sinkronisasi, represif,
prepentif, antisipatif, resolusi, dll
MANFAAT BIROKRASI
 Memsistematiskan, mempermudah,
mempercepat, mendukung, mengefektifkan,
dan mengefisienkan pencapaian tujuantujuan pemerintahan
 Memudahkan masyarakat dan pihak yang
berkepetingan untuk memperoleh layanan
dan perlindungan
 Menjamin keberlangsungan sistem
pemerintahan dan politik suatu negara
Birokrasi dalam Perspektif
Administrasi Publik
Badan atau organisasi pemerintahan
yang melaksanakan layanan publik
yang profesional, efektif, efisien, dan
produktif. Birokrasi mesti
melaksanakan tugas sesuai aturan,
cepat, tepat, mudah, murah, dan
menghasilkan.
Birokrasi dalam Perspektif Politik
Badan pemerintah yang merupakan bagian
dari sistem politik atau kepanjangan tangan
dari pihak (partai) berkuasa, yang
cenderung memihak (kepentingan penguasa
dan rakyat), memiliki kewengan, terlibat
dalam perencanaan kebijakan/keputusan
politik, dan dapat menjadi organisasi
mobilisasi massa.
Birokrasi dalam Perspektif
Pemerintahan
Badan pemerintah yang melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen pemerintahan
(perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi, koordinasi, resolusi konflik, dll),
penetapan kebijakan publik, bersikap netral
dan profesional, melaksanakan etika
birokrasi dan tata pemerintahan yang baik
(transparansi, akuntabilitas, dan
partispatif).
Latar Belakang Birokrasi
(Perspektif Teori Negara)
 Pemikiran Logemann, Wilson, dan Lemaire 
unsur negara meliputi unsur konstitutif dan
unsur deklaratif.
 Unsur konstitutif meliputi wilayah, rakyat dan
pemerintah.
 Unsur deklaratif meliputi pengakuan secara
defacto dan dejure oleh negara lain.
 Pemerintah menjalankan fungsi-fungsi
pemerintahannya dengan
mengandalkan mesin birokrasi pusat
sampai dengan yang terendah (desa).
Perspektif Teori Organisasi
 Tujuan individu dan kelompok dalam suatu
organisasi dapat dicapai apabila ditopang
dengan adanya instrumen birokrasi dan
mekanisme kerja.
 Max Webber dalam buku Perspektif Perilaku
Birokrasi (Miftah Thoha, 1991); SC Dube dan Fred
W. Riggs dalam buku Elite dan Modernisasi
(1989); Peter M. Blau dan Marshall W. Meyer,
dalam buku Birokrasi dalam Masyarakat
Modern, (2000)
BIROKRASI MAX WEBER
 Max Weber, dalam bukunya ”the theory of social and
economic organization (1974) mengemukakan
tentang konsepsi tipe ideal organisasi pemerintah
yang rasional dan profesional,
 Pemikiran
Weber
didorong
keinginannya
menciptakan organisasi modern yang bisa digunakan
pemerintah
menjalankan
modernisasi
dan
pembangunan.
 Weber mengenal tiga otoritas (1) otoritas tradisional;
(2) otoritas kharismatik; (3) otoritas legal rasional
(birokrasi);
 Selanjutnya Fred Kramer (Thoha, 1991) mengaitkan
atau menamakan konsepsi tipe ideal organisasi
pemerintah yang rasional dan profesional ala Weber
sebagai birokrasi pemerintahan.
KONSEPSI BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER
1.
2.
3.
4.
Individu pejabat secara personal bebas akan tetapi
dibatasi oleh jabatannya manakala ia menjalankan tugastugas atau kepentingan individu dalam jabatannya.
Pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk
keperluan dan kepentingan pribadinya termasuk
keluarganya;
Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hirarki dari
atas ke bawah dan ke samping. Konsekuensinya ada
jabatan atasan dan bawahan. Ada yang menyandang
kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih kecil;
Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hirarki itu
secara spesifik berbeda satu dengan lainnya;
Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatan yang harus
dijalankan. Uraian tugas masing-masing pejabat
merupakan domain yang menjadi wewenang dan
tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai kontrak.
5. Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi
profesionalitasnya, ideal melalui ujian kompetitif;
6. Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk
menerima pensiun sesuai dengan tingkatan hirarki
jabatan yang disandangnya. Setiap pejabat bisa
memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan
jabatannya sesuai dengan keinginannya dan kontraknya
bisa diakhiri dalam keadaan tertentu;
7. Terdapat struktur pengembangan karir yang jelas
dengan promosi berdasarkan senioritas dan penilaian
obyektif (merit system);
8. Setiap pejabat tidak dibenarkan menjalankan
jabatannya dan sumber daya instansinya untuk
kepentingan pribadi dan keluarga;
9. Setiap pejabat berada di bawah pengendalian dan
pengawasan suatu sistem yang dijalankan secara
disiplin.
PANDANGAN TERHADAP BIROKRASI
WEBERIAN
 Warren Benis (1967)
Birokrasi hirarki piramida pada masa depan akan diganti
dengan sistem sosial baru sesuai harapan masyarakat.
 Lawrence dan Lorch (1967)
Birokrasi yang bersifat rutin dan stabil, belum tentu cocok
untuk lingkungan yang kompleks. Oleh karena itu jika ingin
survive birokrasi harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan atau perubahan
 David Bheetham (1975)
Birokrasi Weber memiliki ciri-ciri pokok (1) instrumen
teknis; (2) kekuatan independen; (3) dapat keluar dari
fungsinya yang tepat karena anggotanya cenderung dari
kelas sosial partikular (parpol, misalnya)
 Heckscher dan Donellon (1994)
bentuk organisasi masa depan adalah “post
bureaucratic organization” yang tidak sama
dengan birokrasi weberian. Powering (kekuasaan)
bukan satu-satunya cara mengendalikan birokrasi,
melainkan perlu empowering (pemberdayaan)
 Miftah Thoha (2003)
Birokrasi weberian --diistilahkan sebagai
officialdom atau kerajaan pejabat– memiliki dua
pemahaman yaitu birokrasi yang rasional (netral)
dan birokrasi yang sarat dengan kekuasaan
(potensi politis). Birokrasi yang netral bisa dilihat
pada poin (1) birokrasi politis dapat dilihat pada
poin (2) dan (3)
Download