2.2 Dinamika Kependudukan - 201412011 – Nia Mulyawati Sutarvan

advertisement
KEPENDUDUKAN
Oleh :
Nia Mulyawati Sutarvan – 201412011
Fakultas Ekonomi
Universitas Esa Unggul
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
pembuatan tugas ini terutama kepada Dosen yang telah membimbing kami
sehingga penulis bisa menyelesaikan “Makalah Kependudukan” .
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak
kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................
2
Daftar Isi .................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
4
1.1 Latar Belakang ................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................
1.4 Manfaat .........................................................................................
4
4
5
5
BAB II PEMBAHASAN
6
2.1 Pengertian Penduduk .......................................................................
2.2 Dinamika Kependudukan .................................................................
2.3 Faktor – faktor Demografi ...............................................................
2.4 Transisi Demografi ..........................................................................
2.5 Adiministrasi Kependudukan............................................................
6
6
9
11
16
BAB III PENUTUP
17
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................
17
17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negara-negara berkembang
di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang
adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia merupakan salah satu negara dengan
jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang
semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal
sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi
dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Dibanding dengan negara-negara yang sedang
berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah
Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang membangun dengan mempunyai
masalah kependudukan yang sangat serius yaitu jumlah penduduk yang sangat besar disertai
dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata.
Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam
pembangunan. .
Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan
kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi
seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek
keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program
untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan
ksesejahteraan masyarakat yang tepat pada sasarannya. Dengan jumlah penduduk yang
sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam masalah dalam kehidupan. Masalah utama
yang dihadapi di bidang kependudukan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan
penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program
kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan
ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan
pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik
antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan produksi dan
jasa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari penduduk ?
2. Bagaimana dinamika kependudukan di Indonesia?
3. Faktor-faktor demografi apa yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk ?
4. Bagaimana konsep transisi demografis dalam konsep kependudukan?
4
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari penduduk
2. Untuk mengetahui dinamika kependudukan di Indonesia
3. Untuk mengetahui faktor-faktor demografi yang mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk
4. Untuk mengetahui konsep transisi demografis.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai
Konsep kependudukan Indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penduduk
Penduduk adalah orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu daerah.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi,
penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu
Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi
penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak hanya meliputi pengertian
umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi,
tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi
frekuensi. Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan
bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Ilmu yang mempelajari tentang
masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh
Achille Guillard. John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data
kalahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan
penduduk. Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi. Masalah-masalah
kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari
dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran,
yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer hingga pelanggan
potensial. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta
bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.
Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu
yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
2.2 Dinamika Kependudukan
Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk. Perubahan - perubahan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada
perkembangan jumlah penduduk suatu negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk
tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. Sensus pertama
dilaksanakan pada tahun 1930 pada zaman Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia dimulai pada tahun 1961,1971, 1980, 1990, 2000, dan
yang terakhir tahun 2010. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting
dalam masalah sosial ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk akan berpengaruh
terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah.
6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah
atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3
(tiga) faktor yaitu :
 Kelahiran (natalitas)
 Kematian (mortalitas)
 Migrasi (perpindahan)
Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk
Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran
dan kematian. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Kelahiran (fertilitas)
Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-bayi yang
yang meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau
kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam
suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi,
pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.
Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
 Kawin usia muda
 Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
 Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
 Anak merupakan penentu status sosial
 Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :
 Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
 Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
 Semakin banyak wanita karir.
Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :
 Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
 Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
 Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk
b. Kematian (mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar (crude death rate) dan
tingkat kematian khusus (age specific death rate). Tingkat kematian kasar (crude death rate)
adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan
tahun tersebut. Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Faktor yang menunjang dan menghambat
kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut :
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
 Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
 Fasilitas kesehatan yang belum memadai
 Keadaan gizi penduduk yang rendah
 Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
 Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan
Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
 Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
7



Fasilitas kesehatan yang memadai
Meningkatnya keadaan gizi penduduk
Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
Penggolongan angka kelahiran kasar :
 angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
 angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
 angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk
c. Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang
menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan
menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut. Yang
perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk pindah ke daerah lain
yaitu faktor persediaan sumber daya alam, faktor lingkungan sosial budaya, faktor potensi
ekonomi. Dengan mengetahui faktor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat negatif.
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dilihat dari bentuk
piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui
mengenai perbandingan jumlah penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah
yang bersangkutan. Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan
bentuk piramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida
penduduk muda, piramida stasioner, dan piramida penduduk tua.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah
perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang
bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan
ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut
migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan
melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi:
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.
1) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
2) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigrant
3) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya
Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu Negara :
1. Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap
2. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang
jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali
dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan
nama kolonisasi.
1. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu,
seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan
proyek
2. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang
atas kemauan dan biaya sendiri
3. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam
propinsi atau pulau yang sama
8
4. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh
pemerintah.
5. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi yang disebutkan
di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan
penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana
alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.
2.3 Faktor-faktor Demografi
Demografi dalam perilaku konsumen ada beberapa aspek yaitu, struktur
kependudukan, sosial, ekonomi dan status. Berikut ini adalah penjabarannya:
1. Demografi dalam struktur kependudukan
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk,
serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian,
migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara
keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan,
kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
A. Definisi Demografi
Demografi berasal dari Bahasa Yunani, Demos dan Grafein. Dimana demos adalah
rakyat sedangkan Grafein adalah menulis. Artinya adalah tulisan-tulisan tentang
rakyat atau penduduk.
1. Menurut Donald J Boque
Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi
dan distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa, melalui
bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
2. Philip M. Hauser dan Duddley Duncan
Ilmu yg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi penduduk; serta
perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas sosial.
3. Lain-lain
Ilmu yg mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah
B. Variabel utama demografi
 Kelahiran (natalitas)
 Kematian (death/mortalitas)
 Migrasi (perpindahan)
2. Demografi dalam kelas sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki
status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status
yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang
rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para
anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari
9
pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen
membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial
mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari
berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk
“kelas yang lebih rendah”. Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup
dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran
objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas
sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku
bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial
lainnya.
3. Demografi dalam ekonomi
Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk
menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya
hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang
ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring
dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan
bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana
mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada
perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi
mereka terhadap sesuatu. Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi
perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan
mengubah gaya hidup individu tersebut.
4. Demografi dalam status sosial
Jenis-Jenis Status Sosial
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras,
kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan
usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan
masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan
kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku,
ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
Bagaimana faktor demografi dapat mempengaruhi keputusan pemasaran?
Ada beberapa faktor demografi yang dapat mempengaruhi keputusan pemasaran,
yaitu:
 Lingkungan ekonomi
10
Faktor ini dapat mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen,
karena suatu bangsa mempunyai tingkat dan distribusi pendapatan yang
berbeda-beda.
 Lingkungan teknologi
Faktor ini sangat berperan penting karena lingkungan teknologi mempunyai
kekuatan untuk menciptakan teknologi baru seperti alat-alat elektronik, dll
yang bermanfaat untuk kebutuhan manusia. Dengan adanya teknologi maka
akan menciptakan peluang dan pasar baru.
 Lingkungan politik
Lingkungan politik ini terdiri dari hukum, badan hukum dan pemerintah. Hal
ini sangat mempengaruhi keputusan pemasaran karena lembaga politik dapat
membatasi suatu organisasi atau individu dalam masyarakat.
 Lingkungan alam
Lingkungan alam sangat menentukan tersedianya bahan baku untuk produksi
atau tidak. Hal ini sering menjadi pertimbangan bagi pemasar untuk
memasarkan produknya.
 Lingkungan budaya
Manusia tumbuh dalam masyarakat tertentu yang membentuk keyakinan dan
nilai dasarnya. Karakteristik budaya yang mempengaruhi pengambilan
keputusan pemasaran adalah keteguhan pada nilai-nilai budaya dan perubahan
dalam nilai budaya sekunder.
Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk :
 Struktur umur
 Struktur perkawinan
 Umur kawin pertama
 Paritas
 Disrupsi perkawinan
 Proporsi yang kawin
2.4 Transisi Demografi
A. Definisi Transisi Demografi
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah
Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Transisi Demografi
Indonesia Tahun 1950-2050 Sumber : World Population Prospect, Economic and Social
Affairs, UN Garis yang berwarna biru itu menggambarkan angka kelahiran. Garis yang
berwarna merah itu menunjukkan angka kematian. Pada gambar diatas terlihat transisi
penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada
kelahiran dan kematian rendah.
a. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami
tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
11
kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian
penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra
intervensi/pembangunan).
b. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi
makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga
kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi
angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan
terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada
periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
c. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka
sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka
turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada
pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85
%.
d. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah
atau tanpa pertumbuhan.
Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan peningkatan
pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.
B. Tahap-tahap Transisi Demografi
Menurut blacker (1947) ada 5 tahap dalam teori transisi demografi,dimana khususnya
phase 2 dan 3 adalah tahap transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi yaitu :
1. Tahap stasioner tinggi
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: Eropa abad 14
2. Tahap awal perkembangan
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: India sebelum pd ii
3. Tahap akhir perkembangan
Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: Australia, selandia baru tahun ‘30an.
12
4. Tahap stasioner rendah
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: Perancis sebelum pd ii
5. Tahap menurun
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negatif
Contoh: Jerman Timur & Barat tahun ‘75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-negara
berkembang. Bila di Eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosial
ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih
karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan
perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan, tingkat kesehatan, keadaan geografis,
kebijakan politis, kemajuan iptek, perubahan pola pikir masyarakat dan lainnya.
C. Masalah Kependudukan di Indonesia
Masalah kependudukan merupakan masalah yang serius, tidak saja bagi negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara maju.
Masalah kependudukan dewasa ini sudah menjadi masalah besar bagi dunia secara
keseluruhan disamping masalah ekonomi secara global. Perkembangan penduduk tanpa
disertai dengan kontrol untuk mengatur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan
menimbulkan problema sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Pertambahan
penduduk yang besar dari tahun ke tahun memerlukan investasi dan sarana di bidang
pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan
distribusi yang tidak merata. Hal ini dibarengi dengan masalah lain yang lebih spesifik,
yaitu angka fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi. Indonesia adalah negara
yang mempunya banyak penduduk, Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan
pertama negara di kawasan Asia Tenggara sedangkan menempati urutan ke-5 . Jumlah
penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306
milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa). Sebagai negara yang sedang berkembang
Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan harus segera
diatasi agar tidak terjadi ledakan penduduk. Faktor terjadinya ledakan penduduk antara
lain adalah :
1. Jumlah penduduk yang besar.
2. Pertumbuhan penduduk yang cepat.
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
Menurut saya dalam menanggapi masalah ini, Pemerintah harus dapat menjamin
terpenuhinya kebutuhan hidupnya dan juga menyediakan lapangan kerja, sarana dan
prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan
dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah
menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini. Peran serta swasta
13
yang telah dilakukan antara lain pembangunan pabrik/industri, sekolah swasta, rumah
sakit swasta dan lain-lain.
D. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Permasalahannya
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per
waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua
spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk
sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada
pertumbuhan penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil
dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada
perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah
individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:
P = Poekt
Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan
nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi
ketika dimulainya periode. Yang merupakan:
E. Persebaran Kepadatan Penduduk dan Permasalahannya
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata ppenduduk pada
setiap Km2 pada suatu wilayah negara.
Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah
atau negara sebagai berikut:
1. Faktor Fisiografis
2. Faktor Biologis
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya.
Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan
diketahui tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakan untuk
perencanaan penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan
penduduk aritmatik yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti
puskesmas dapat digabung dengan daerah yang berdekatan.
2. Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak
seimbang.
Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain
juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata.
Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura.
Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah
negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah.
Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
14
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung
kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia
tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan
pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung
kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua,
Sulawesi, dan Sumatra.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila
kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada
terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung
lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut
dalam mendukung kehidupan.
F. Struktur Umur Penduduk dan Permasalahannya
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan dalam
bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk adalah cara penyajian lain dari struktur
umur penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan
piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki
dan penduduk perempuan menurut umur.
Kegunaan Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap
kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah
perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang
akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan
migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan
perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Indonesia telah mengalami
perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh penurunan kelahiran dan penurunan
kematian bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam hal ini dapat diidentifikasi 3 macam
bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya kelahiran
yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di waktu
yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi penduduk yang
dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.
3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih kecil dan
dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang lalu
telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi menurun
sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih banyak
dari jumlah sebelumnya.
Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur
umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar
penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus
melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan
kesempatan kerja yang harus diciptakan.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam piramida penduduk adalah hasil
Sensus Penduduk (SP). Untuk membuat piramida penduduk berdasarkan data SP, data
yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur
15
5 tahunan : 0-4; 5-9; 10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54;
55-59; 60-64; 65-69; 70-74; 75 tahun ke atas.
2.5 Administrasi Kependudukan
Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban
dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk,
Pencatatan Sipil, Pengelolaan Informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk
pelayanan publik & Pembangunan sektor lain.
Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan
dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Pendaftaran Penduduk
adalah pencatatan biodata Penduduk, pencatatan atas pelaporan Peristiwa Kependudukan
dan pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan Dokumen
Kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan.
Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami Penduduk yang harus
dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan KK, KTP dan /
atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat,
serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Nomor Induk Kependudukan (NIK)
adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada
seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi
Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah NKRI.
Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang
dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana. Peristiwa Penting adalah
kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati,
perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak,
perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan.
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengolahan
informasi Administrasi Kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Instansi Pelaksana
sebagai satu kesatuan.
Manfaat Dokumen Kependudukan
 Memberikan kejelasan identitas dan status bagi penduduk (individual &
kelompok).
 Memberikan kepastian hukum.
 Memberikan perlindungan hukum dan kenyamanan bagi pemiliknya.
 Memberikan manfaat bagi kepentingan administrasi & pelayanan publik lainnya.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan
suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan.
Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi
berbagai beban sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan
penduduk yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata
juga dimaksudkan untuk membuka dan mengembangkan wilayah baru guna memperluas
lapangan kerja dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah
penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat
hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil
pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang
berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
3.2 Saran
Dengan adanya Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami
Kependudukan. Dan apabila terdapat keselahan dan kekurangan pada Makalah ini mohon
dimaafkan karena tidak ada gading yang tak retak dan tak ada manusia yang sempurna,
kesempurnaan itu hanya milik sang pencipta dan kekurangan hanya milik kita semua
makhluknya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Kartasapoetra, G dan Hartini.
Jakarta: Bumi Aksara
2007. Kamus Sosiologi dan Kependudukan.
18
Download