KEPENDUDUKAN Oleh : Nia Mulyawati Sutarvan – 201412011 Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan tugas ini terutama kepada Dosen yang telah membimbing kami sehingga penulis bisa menyelesaikan “Makalah Kependudukan” . Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini. Penyusun 2 DAFTAR ISI Kata Pengantar ........................................................................................ 2 Daftar Isi ................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1.3 Tujuan ............................................................................................ 1.4 Manfaat ......................................................................................... 4 4 5 5 BAB II PEMBAHASAN 6 2.1 Pengertian Penduduk ....................................................................... 2.2 Dinamika Kependudukan ................................................................. 2.3 Faktor – faktor Demografi ............................................................... 2.4 Transisi Demografi .......................................................................... 2.5 Adiministrasi Kependudukan............................................................ 6 6 9 11 16 BAB III PENUTUP 17 3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 3.2 Saran .................................................................................................. 17 17 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negara-negara berkembang di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk. Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang membangun dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius yaitu jumlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal , tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan. . Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan ksesejahteraan masyarakat yang tepat pada sasarannya. Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam masalah dalam kehidupan. Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan produksi dan jasa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian dari penduduk ? 2. Bagaimana dinamika kependudukan di Indonesia? 3. Faktor-faktor demografi apa yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk ? 4. Bagaimana konsep transisi demografis dalam konsep kependudukan? 4 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengertian dari penduduk 2. Untuk mengetahui dinamika kependudukan di Indonesia 3. Untuk mengetahui faktor-faktor demografi yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk 4. Untuk mengetahui konsep transisi demografis. 1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai Konsep kependudukan Indonesia. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Penduduk Penduduk adalah orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu daerah. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada komposisi penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak hanya meliputi pengertian umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga kerja dan watak ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi. Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: 1. Orang yang tinggal di daerah tersebut 2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard. John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk. Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti pengencer hingga pelanggan potensial. Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. 2.2 Dinamika Kependudukan Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk. Perubahan - perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada perkembangan jumlah penduduk suatu negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 pada zaman Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dimulai pada tahun 1961,1971, 1980, 1990, 2000, dan yang terakhir tahun 2010. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah. 6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu : Kelahiran (natalitas) Kematian (mortalitas) Migrasi (perpindahan) Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan kematian. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut: a. Kelahiran (fertilitas) Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-bayi yang yang meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain : Kawin usia muda Pandangan “banyak anak banyak rezeki” Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah Anak merupakan penentu status sosial Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain : Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB) Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan Semakin banyak wanita karir. Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) : Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk b. Kematian (mortalitas) Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar (crude death rate) dan tingkat kematian khusus (age specific death rate). Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut : Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain : Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan Fasilitas kesehatan yang belum memadai Keadaan gizi penduduk yang rendah Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain : Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan 7 Fasilitas kesehatan yang memadai Meningkatnya keadaan gizi penduduk Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan Penggolongan angka kelahiran kasar : angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk c. Migrasi Penduduk Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut. Yang perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk pindah ke daerah lain yaitu faktor persediaan sumber daya alam, faktor lingkungan sosial budaya, faktor potensi ekonomi. Dengan mengetahui faktor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat negatif. Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan. Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk piramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida penduduk muda, piramida stasioner, dan piramida penduduk tua. Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap. Jenis-jenis Migrasi: Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. 1) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran 2) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant 3) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu Negara : 1. Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap 2. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi. 1. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan proyek 2. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri 3. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama 8 4. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah. 5. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional. 2.3 Faktor-faktor Demografi Demografi dalam perilaku konsumen ada beberapa aspek yaitu, struktur kependudukan, sosial, ekonomi dan status. Berikut ini adalah penjabarannya: 1. Demografi dalam struktur kependudukan Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu. A. Definisi Demografi Demografi berasal dari Bahasa Yunani, Demos dan Grafein. Dimana demos adalah rakyat sedangkan Grafein adalah menulis. Artinya adalah tulisan-tulisan tentang rakyat atau penduduk. 1. Menurut Donald J Boque Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa, melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. 2. Philip M. Hauser dan Duddley Duncan Ilmu yg mempelajari jumlah, sebaran teritorial, dan komposisi penduduk; serta perubahan penduduk karena fertilitas, mortalitas, migrasi, dan mobilitas sosial. 3. Lain-lain Ilmu yg mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah B. Variabel utama demografi Kelahiran (natalitas) Kematian (death/mortalitas) Migrasi (perpindahan) 2. Demografi dalam kelas sosial Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari 9 pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”. Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya. 3. Demografi dalam ekonomi Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan. Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu. Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut. 4. Demografi dalam status sosial Jenis-Jenis Status Sosial 1. Ascribed Status Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya. 2. Achieved Status Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dll. 3. Assigned Status Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya. Bagaimana faktor demografi dapat mempengaruhi keputusan pemasaran? Ada beberapa faktor demografi yang dapat mempengaruhi keputusan pemasaran, yaitu: Lingkungan ekonomi 10 Faktor ini dapat mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen, karena suatu bangsa mempunyai tingkat dan distribusi pendapatan yang berbeda-beda. Lingkungan teknologi Faktor ini sangat berperan penting karena lingkungan teknologi mempunyai kekuatan untuk menciptakan teknologi baru seperti alat-alat elektronik, dll yang bermanfaat untuk kebutuhan manusia. Dengan adanya teknologi maka akan menciptakan peluang dan pasar baru. Lingkungan politik Lingkungan politik ini terdiri dari hukum, badan hukum dan pemerintah. Hal ini sangat mempengaruhi keputusan pemasaran karena lembaga politik dapat membatasi suatu organisasi atau individu dalam masyarakat. Lingkungan alam Lingkungan alam sangat menentukan tersedianya bahan baku untuk produksi atau tidak. Hal ini sering menjadi pertimbangan bagi pemasar untuk memasarkan produknya. Lingkungan budaya Manusia tumbuh dalam masyarakat tertentu yang membentuk keyakinan dan nilai dasarnya. Karakteristik budaya yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemasaran adalah keteguhan pada nilai-nilai budaya dan perubahan dalam nilai budaya sekunder. Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk : Struktur umur Struktur perkawinan Umur kawin pertama Paritas Disrupsi perkawinan Proporsi yang kawin 2.4 Transisi Demografi A. Definisi Transisi Demografi Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar. Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard. Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050 Sumber : World Population Prospect, Economic and Social Affairs, UN Garis yang berwarna biru itu menggambarkan angka kelahiran. Garis yang berwarna merah itu menunjukkan angka kematian. Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah. a. Pada keadaan I Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga 11 kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan). b. Pada keadaan II Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi, misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun. c. Pada keadaan III Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %. d. Pada keadaan IV Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb. B. Tahap-tahap Transisi Demografi Menurut blacker (1947) ada 5 tahap dalam teori transisi demografi,dimana khususnya phase 2 dan 3 adalah tahap transisi. Tahap-tahap dalam transisi demografi yaitu : 1. Tahap stasioner tinggi Tingkat kelahiran: tinggi Tingkat kematian: tinggi Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah Contoh: Eropa abad 14 2. Tahap awal perkembangan Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis) Tingkat kematian: lambat menurun Pertumbuhan alami: lambat Contoh: India sebelum pd ii 3. Tahap akhir perkembangan Tingkat kelahiran: menurun Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran Pertumbuhan alami: cepat Contoh: Australia, selandia baru tahun ‘30an. 12 4. Tahap stasioner rendah Tingkat kelahiran: rendah Tingkat kematian: rendah Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah Contoh: Perancis sebelum pd ii 5. Tahap menurun Tingkat kelahiran: rendah Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran Pertumbuhan alami: negatif Contoh: Jerman Timur & Barat tahun ‘75 Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-negara berkembang. Bila di Eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosial ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan, tingkat kesehatan, keadaan geografis, kebijakan politis, kemajuan iptek, perubahan pola pikir masyarakat dan lainnya. C. Masalah Kependudukan di Indonesia Masalah kependudukan merupakan masalah yang serius, tidak saja bagi negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara maju. Masalah kependudukan dewasa ini sudah menjadi masalah besar bagi dunia secara keseluruhan disamping masalah ekonomi secara global. Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengatur jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan problema sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Pertambahan penduduk yang besar dari tahun ke tahun memerlukan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang tidak merata. Hal ini dibarengi dengan masalah lain yang lebih spesifik, yaitu angka fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi. Indonesia adalah negara yang mempunya banyak penduduk, Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan pertama negara di kawasan Asia Tenggara sedangkan menempati urutan ke-5 . Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa). Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi agar tidak terjadi ledakan penduduk. Faktor terjadinya ledakan penduduk antara lain adalah : 1. Jumlah penduduk yang besar. 2. Pertumbuhan penduduk yang cepat. 3. Penyebaran penduduk yang tidak merata. Menurut saya dalam menanggapi masalah ini, Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya dan juga menyediakan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini. Peran serta swasta 13 yang telah dilakukan antara lain pembangunan pabrik/industri, sekolah swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain. D. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Permasalahannya Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus: P = Poekt Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan: E. Persebaran Kepadatan Penduduk dan Permasalahannya Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata ppenduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara. Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut: 1. Faktor Fisiografis 2. Faktor Biologis 3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya. Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan diketahui tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakan untuk perencanaan penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan penduduk aritmatik yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dapat digabung dengan daerah yang berdekatan. 2. Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. 14 Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung kehidupan. F. Struktur Umur Penduduk dan Permasalahannya Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk adalah cara penyajian lain dari struktur umur penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan menurut umur. Kegunaan Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran, kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan menentukan perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Indonesia telah mengalami perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh penurunan kelahiran dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam hal ini dapat diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu: 1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya kelahiran yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu. 2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di waktu yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi penduduk yang dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit. 3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih kecil dan dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi menurun sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih banyak dari jumlah sebelumnya. Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam piramida penduduk adalah hasil Sensus Penduduk (SP). Untuk membuat piramida penduduk berdasarkan data SP, data yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur 15 5 tahunan : 0-4; 5-9; 10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54; 55-59; 60-64; 65-69; 70-74; 75 tahun ke atas. 2.5 Administrasi Kependudukan Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, Pengelolaan Informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik & Pembangunan sektor lain. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata Penduduk, pencatatan atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan serta penerbitan Dokumen Kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami Penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan KK, KTP dan / atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap. Nomor Induk Kependudukan (NIK) adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai Penduduk Indonesia. Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi Penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Instansi Pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah NKRI. Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengolahan informasi Administrasi Kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satu kesatuan. Manfaat Dokumen Kependudukan Memberikan kejelasan identitas dan status bagi penduduk (individual & kelompok). Memberikan kepastian hukum. Memberikan perlindungan hukum dan kenyamanan bagi pemiliknya. Memberikan manfaat bagi kepentingan administrasi & pelayanan publik lainnya. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan lingkungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk membuka dan mengembangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja dan memanfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru. 3.2 Saran Dengan adanya Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam memahami Kependudukan. Dan apabila terdapat keselahan dan kekurangan pada Makalah ini mohon dimaafkan karena tidak ada gading yang tak retak dan tak ada manusia yang sempurna, kesempurnaan itu hanya milik sang pencipta dan kekurangan hanya milik kita semua makhluknya. 17 DAFTAR PUSTAKA Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press Kartasapoetra, G dan Hartini. Jakarta: Bumi Aksara 2007. Kamus Sosiologi dan Kependudukan. 18