Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi : Penyebab

advertisement
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi : Penyebab,
Konsekuensi, dan Kontroversi
Oleh :
Kelompok 3
Heri Sugianto (11/311735/EK/18269)
Monika Noor Karima (11/311830/EK/18281)
Pintawati Putri Pertiwi (11/311840/EK/18283 )
Kiki Ayu Wardani (11/311866/EK/18290
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2012/2013
Pertumbuhan Penduduk dan Pembangunan Ekonomi : Penyebab,
Konsekuensi, dan Kontroversi
Pertambahan penduduk di dunia sangat lah cepat, hingga pada abad ke 21 ini total
penduduk dunia diperkirakan mencapai 6,1 milliar ( Prediksi PBB). Proyeksi PBB
mengatakan jika pada tahun 2050 penduduk dunia akan mencapai angka 9,2 milliar. Lalu
bagaimanakah jika hal tersebut terjadi. Apakah dampak yang akan muncul di dunia ? Apakah
proyeksi itu tak terelakakan atau hal tersebut tergantung dari keberhasilan Negara ketiga? Hal
tersebut akan dibahas dalam makalah ini.
Masalah Pokok : Pertumbuhan Penduduk dan Kualitas Hidup
Pertambahan jumlah penduduk di dunia tidak dapat terelakkan lagi karena sebagai
salah satu ciri dari makhluk hidup adalah berkembang biak. Setiap tahunnya sekitar 80 juta
orang terlahir di dunia dan 97% manusia yang baru terlahir tersebut berasal dari Negara
ketiga yang notabene Negara berkembang. Pertambahan penduduk tidak cumin masalah
jumlah tetapi merambah juga masalah pembangunan, kualitas hidup dan kesejahteraan
manusia. Ledakan penduduk tersebut menimbulkan pertanyaan yang kompleks, sejauh
manakah masalah kependudukan di banyak Negara dunia ketiga itu menunjang atau
sebaliknya justru menghambat peluang mereka dalam meraih tujuan-tujuan pembangunan,
tidak saja bagi generasi yang ada sekarang ini, tetapi juga bagi generasi-generasi yang akan
datang? Sebaliknya, bagaimana pembangunan dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk?
Ada beberapa pertanyaan yang mungkin harus terjawab mengenai pertambahan penduduk.
1. Mampukah Negara-negara dunia ketiga meningkatkan taraf hidup penduduknya di
tengah sedemikian tingginya laju pertumbuhan penduduk, baik yang ada pada saat ini
maupun proyeksinya untuk masa-masa yang akan datang?
2. Apa yang harus dilakukan oeleh Negara-negara berkembang untuk mengatasi ledakan
pertambahan angkatan kerjanya yang begitu besar di masa-masa mendatang ?
3. Apa sajakah implikasi dari tingginya laju pertumbuhan penduduk di Negara-negara
miskin terhadap peluang mereka untuk meringankan penderitaan penduduknya yang
diakibatkan oleh kemiskinan absolut?
4. Berdasarkan perkiraan pertumbuhan penduduk, apakah Negara-negara berkembang
mampu memperluas dan meningkatkan kualitas kesehatan serta sistem pendidikan
yang ada sehingga setiap orang setidaknya memiliki kesempatan untuk mendapatkan
layanan kesehatan yang memadai dan juga pendidikan dasar?
5. Seberapa rendahnya taraf hidup sesorang sehingga menjadi faktor penting dalam
penentuan jumlah anggota keluarga?
6. Sampai sejauh manakah peningkatan kemakmuran dari Negara-negara maju menjadi
faktor yang menghambat Negara-negara miskin dalam upaya mereka mengatasi
lonjakan jumlah penduduk?
Pertumbuhan Penduduk Dunia Sepanjang Sejarah
Lebih dari dua juta tahun keberadaan manusia di bumi, jumlah total penduduk dunia
pada waktu itu masih sangat terbatas. Tatkala manusia mulai membudidayakan bahan
pangan melalui pertanian menetap sekitar 12.000 tahun yang lampau, total jumlah
penduduk dunia diperkirakan tidak lebih dari 5 juta jiwa. Pada 2000 tahun yang lampau,
penduduk dunia bertambah menjadi hamper 250 juta, yang kurang dari seperlima
penduduk cina sekarang.Sesudah tahun pertama masehi hingga revolusi industry pada
tahun 1750 jumlah penduduk mencapai 728 juta jiwa. Selama 200 tahun berikutnya
(1750-1950) dunia mendapat tambahan penghuni sebanyak 1, 7 milliar jiwa. Tapi hanya
dalam kurun 4 dekade penduduk dunia menjadi 5,3 milliar jiwa. Dan pada abad ke 21 ini
penduduk dunia telah mencapai 6, 1 miliar jiwa. Jika digunakan analisis rasio
pertambahan penduduk dunia pada 300 tahun yang lalu hanya memiliki rasio 0,002
persen. Sampai tahun 1750 rasio meningkat menjadi 0,3 persen per tahun. Bahkan pada
tahun1950 rasio pertambahan penduduk menjadi 1 persen pertahun. Kenaikan it uterus
meningkat hingga mencapai angka 2,35 persen pada tahun 1970an. Pada abad 21 laju
pertumbuhan penduduk menurun tetapi masih termasuk tinggi yakni di kisaran 1,3 persen
per tahun.
Struktur Kependudukan Dunia
Distribusi penduduk dunia sangat tidak merata tergantung dari wilayah geografisnya.
Sebaran per wilayah geografis lebih dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal
di wilayah Negara-negara berkembang dan kurang dari seperempatnya di Negara-negara
maju. Hal ini disebabkan karena angka pertumbuhan di Negara-negara berkembang jauh
lebih tinggi dibanding dengan Negara maju. Berikut ini adalah persebaran penduduk
dunia dan prediksi di tahun 2050.
Tren tingkat kelahiran dan kematian secara kualitatif dihitung berdasarkan persentase
kenaikandari jumlah penduduk neto per tahun yang bersumber dari pertambahan alami dan
migrasi. Tetapi faktor migrasi disini dikesampingkan sehingga pertambahan penduduk dapat
dirumuskan
Pertambahan penduduk : jumlah natalitas - jumlah mortalitas
Momentum pertumbuhan penduduk tersembunyi dapat dilihat dari piramida penduduk yang
mana piramida penduduk tersebut merupakan struktur kependudukan yang ada di dunia.
Struktur kependudukan ini merupakan salah satu yang melatar belakangi momentum
pertumbuhan penduduk yang tersembunyi selain dipengaruhi juga dengan tingkt kelahiran itu
sendiri mungkin atau tidak diturunkan dalam waktu singkat. Berikut ini merupakan pyramid
penduduk.
TRANSISI DEMOGRAFIS
Proses penurunan tingkat fertilitas sampai terciptanya tingkat penggantian penduduk
(replacement) dengan program keluarga berencana.
Tahapan dalam transisi demografis:
a. Negara maju (eropa barat)
Terbagi dalam 3 tahapan :
1. Tahapan pertama (sebelum modernisasi) :
- Tingkat kelahiran tinggi dan kematian tinggi (dengan tingkat yang hampir
sama)
- Pertumbuhan penduduk rendah dan lambat.
2. Tahapan kedua (mulai ada modernisasi) :
- Tingkat kematian rendah tetapi kelahiran tetap tinggi
- pelayanan kesehatan baik, makanan bergizi, pendidikan tinggi.
- Usia harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi >60 tahun .
- Pertumbuhan penduduk tinggi.
3. Tahapan ketiga (modernisasi) :
- Tingkat kelahiran dapat ditekan sampai serendah tingkat kematian.
- Laju pertumbuhan sangat rendah atau bahkan nol.
b. Negara dunia ketiga
- Tingkat pertumbuhan jauh lebih tinggi dari Negara eropa barat sebelum
revolusi industri.
Terbagi dalam 3 tahapan :
1. Tahapan pertama :
- Menikah pada usia muda.
- Periode subur menjadi panjang.
- Laju pertumbuhan penduduk tinggi.
2. Tahapan kedua :
- Penggunaan teknologi kesehatan dan pengobatan impor.
- Tingkat kematian turun drastic (lebih cepat dari eropa barat).
- Tingkat kelahiran tinggi (lebih dari 2% per tahun).
- Pertumbuhan penduduk masih tinggi.
3. Tahapan ketiga
- Terbagi dalam 2 pola besar kelompok Negara-negara berkembang, A dan B
 Kelompok A (berhasil) :
 Dengan metode modern dapat menaikkan taraf hidup dan
menurunkan kematian
10 /1000 per tahun dan menurunkan
tingkat kelahiran 20-30/1000 per tahun.
 Sudah berada pada tahapan ketiga.
 Taiwan, Korea Selatan, Kosta Rika, RRC, Kuba, Cili, dan Sri
Lanka
 Tahun 1980-1990an Kolombia, Indonesia, Republik Dominika,
Thailand, Meksiko, Malaysia, Kenya, Afrika Selatan, dan Brasil.
 Kelompok B (gagal) :
 Tidak kunjung teratasinya kemiskinan absolute.




Rendahnya taraf hidup.
Mewabahnya HIV AIDS.
Masih berada pada tahapan kedua.
Kawasan Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah.
SEBAB-SEBAB TINGGINYA TINGKAT KELAHIRAN DI NEGARA-NEGARA
BERKEMBANG : MODEL MALTHUS DAN MODEL RUMAH TANGGA
1.
Teori Jebakan Populasi Malthus
Kelemahan-kelemahan Model Malthus
2 alasan pokok kritik terhadap model Malthus :
1. Tidak memperhitungkan begitu besarnya kemajuan teknologi untuk mengimbangi
ledakan penduduk.
Cth : Tanah yang luasnya tetap bisa memperoleh hasil yang lebih banyak berkat
kemajuan teknologi. Dapat dilihat dengan bergesernya kurva tingkat pertumbuhan
pendapatan agregat (total produk) ke atas, sehingga pada semua tingkat
pendapatan per kapita posisinya secara vertical akan selalu lebih tinggi dari kurva
pertumbuhan penduduk.
2. Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu Negara berkorelasi langsung (positif)
dengan tingkat pendapatan per kapita dari Negara yang bersangkutan, maka setiap
kenaikan pendapatan per kapita di suatu Negara masih relatif rendah , maka setiap
kenaikan pendapatan perkapita akan berjalan beriringan dengan kenaikan jumlah
penduduk.
1. Teori Mikroekonomi Fertilitas Rumah tangga
Penentuan tingkat fertilitas keluarga atau tingkat permintaan anak merupakan
bentuk pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen. Pilihan tersebut, harus
diperoleh dengan mengorbankan barang lain. Efek pendapatan atau efek substitusi
juga berlaku.
Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut :
Cd = f (Y, PC, PX, tx), x = 1,…., n
Cd = permintaan untuk mempertahankan kehidupan anak
Y = tingkat pendapatan rumah tangga
Pc = pertimbangan harga (manfaat ) anak dibandingkan biaya yg dikorbankan
Px = harga barang-barang lain
tx = besar kecilnya preferensi terhadap barang-barang selain anak
Dalam kondisi yang normal,kita dapat mengharapkan bahwa :
∂Cd/∂Y >0 artinya semakin tinggi penghasilan rumah tangga,semakin besar
permintaan anak.
∂Cd/∂Pc <0 artinya semakin tinggi harga neto anak,semakin kecil kuantitas
anak yang diminta.
∂Cd/∂Px >0 artinya semakin tinggi harga-harga relative dari barang-barang
lain, semakin tinggi kuantitas anak yang diminta.
∂Cd/∂tx <0 artinya semakin besar preferensi terhadap barang-barang lain
,jumlah anak yang diminta akan semakin kecil.
Seberapa banyak keluarga ingin mempunyai anak dapat digambarkan dengan
kurva indiferren, yang menggambarkan kombinasi antara jumlah anak dan barangbarang yang dikonsumsi.
Konsekuensi-konsekuensi Tingginya Tingkat Fertilitas: Sejumlah
Pendapat yang saling Bertentangan
Selama bertahun-tahun telah berlangsung perdebatan diantara para ahli ekonomi
tentang mengenai baik atau buruknya pertumbuhan penduduk. Dibawah ini akan dipaparkan
tentang beberapa argument sebagai akibat pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan Penduduk Bukanlah Masalah yang Sebenarnya
Kita dapat mengidentifikasikan adanya tiga aliran pemikiran pada kubu argumentasi yang
berkeyakinan bahwa sesungguhnya pertumbuhan penduduk itu itu bukan merupakan inti persoalan
atau masalah sebenarnya :
1. Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain
2. Perumbuhan penduduk merupakan persoalan rekaan atau masalah palsu yang sengaja
diciptakan oleh badan-badan dan lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan dengan
tujuan menjadikan negara-negara berkembang tetap terbelakang dan bergantung pada negara
maju
3. Bagi kebanyakan negara dan kawasan berkembang, pertumbuhan penduduk justru merupakan
suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan
Masalah Lain di Balik Perumbuhan Penduduk
Banyak diantara kaum cendekiawan dunia berpendapat bahwa masalah inti sebenarnya bukan dari
pertumbuhan penduduknya namun dari beberapa masalah seperti dibawah ini :
•
Keterbelakangan
•
Penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan
•
Penyebaran penduduk
•
Rendahnya posisi dan status kaum wanita
Pelemparan persoalan palsu secara sengaja
Aliran argumentasi kedua yang menyangkal bahwa pertumbuhan penduduk merupakan kendala utama
pembangunan memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan teori keterbelakangan-ketergantungan
neocolonial. Pada dasarnya argumen ini menyatakan bahwa gagasan yang menempatkan laju
pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga sebagai masalah utama pembangunan adalah
suatu rekayasa negatif yang dilontarkan oleh negara-negara kaya yang ingin menghambat kemajuan
pembangunan negara-negara Dunia Ketiga dalam rangka mempertahankan status quo internasional
yang sangat menguntungkan mereka.
Pertumbuhan Penduduk itu Perlu
Aliran argumen ketiga yang lebih konvensional mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk
itu bukanlah merupakan suatu masalah,melainkan justru merupakan unsur penting yang akan memacu
pembangunan ekonomi. Populasi yang lebih besar adalah pasar potensial yang menjadi sumber
permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian menggerakan berbagai macam
kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomi (economics of scale).
Pertumbuhan Penduduk adalah Masalah yang Sebenarnya
Pihak yang mendukung perlunya pembatasan pertumbuhan jumlah penduduk karena konsekuensi
ekonomi, social, dan lingkungan yang negatif biasanya dikaitkan tiga argumen berikut
•
Argumentasi Garis Keras : Populasi dan Krisis Global
Argumen ini mencoba mengaitkan semua penyakit ekonomi dan social dunia dengan
pertambahan penduduk sebagai penyebabnya. Pertambahan penduduk yang tidak dibatasi
dianggap sebagai penyebab utama krisis manusia dewasa ini.
•
Argumentasi Teoritis : Siklus Populasi-Kemiskinan dan Pentingnya Program Keluarga
Berencana
Argument ini berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk secara cepat menimbulkan
konsekuensi ekonomi yang merugikan dan hal itu merupakan masalah utama yang harus
dihadapi negara-negara Dunia Ketiga. Model dasar yang digunakan para ekonom untuk
mendemonstrasikan konsekuensi negative dari cepatnya laju pertumbuhan dirumuskan :
y-l = α (k-l) + t
y = tingkat pertumbuhan GNI
l = tingkat pertumbuhan angkatan kerja
k = tingkat pertumbuhan stok modal
α = elastisitas output dari modal
t = dampak perubahan teknologi
•
Argumen Empiris : Tujuh Konsekuensi Negatif dari Pertumbuhan Penduduk yang
Pesat
Menurut hasil penelitian empiris terakhir, segenap konsekuensi negative yang potensial
dari pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi dapat dipilah-pilah menjadi
tujuh kategori, yakni dampak-dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi; kemiskinan dan
ketimpangan pendapatan; pendidikan; kesehatan; ketersediaan bahan pangan; lingkungan
hidup serta migrasi internasional
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan
3. Pendidikan
4. Kesehatan
5. Ketersediaan Bahan Pangan
6. Lingkungan Hidup
7. Migrasi Internasional
Beberapa pendekatan kebijakan
Baik negara berkembang maupun negara maju keduanya mempunyai tujuan, baik itu tujuan
bersama yaitu tujuan global maupun tujuan masing-masing negara. Tujuan yang kemudian
dibagi dalam tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu perlu adanya
rumusan kebijakan yang paling sesuai terutama kebijakan umum. Karena dalam hal ini ada
tiga pelaku pelaksana kebijakan, maka kita membagi ke dalam tiga pendekatan kebijakan,
yaitu:
1. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara berkembang untuk
mempengaruhi dan mengendalikan pertumbuhan serta persebaran penduduk
2. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju untuk mengurangi
konsumsi umber daya yang berlebihan dan pemerataan distribusi atas keuntungan
kemajuan perekonomian global
3. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju dan lembaga-
lembaga bantuan internasional untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang
hendak dicapai negara-negara berkembang.
Dari tiga pokok pendekatan kebijakan yang dirumuskan di atas, kita dapat menguraiakan
masing-masing poin sebagai berikut :
Kebijakan terkait negara-negara berkembang
Pembahasan sebelumnya mengenai variabel-variabel yang menyangkut pertumbuhan
penduduk negara berkembang adalah permitaan akan anak karena berbagai insentif baik
jangka pendek maupun jangka panjang, maka kebijakan yang hendaknya diterapkan adalah
mengenai bagaimana mengubah paradigma yang terlanjur tumbuh dalam masyarakat negaranegara berkembang. Kebijakan ini nantinya diharapakan juga mampu untuk mengurangi
masalah-masalah konkret dalam masyarakat itu sendiri yang diantaranya yaitu kemiskinan
absolut, ketidakmerataan pendapatan, perluasan kesempatan mengenyam pendidikan. Lalu
unutk kaum wanita utamanya yaitu peningkatan lapangan kerja, serta fasilitas-fasilitas
lainnya yang pokok dalam masyarakat. Masalah-masalah yang ada bukan hanya pada
pertumbuhan penduduk saja, tetapi juga pada taraf hidup masyarakat yang masih harus
diperbaiki agar dalam jangka panjang persoalan-persoalan tentang pertumbuhan penduduk
dapat diselesaikan dengan bertahap.
Disamping kebijakan yang dilakukan dalam jangka panjang, pemerintah negara-negara
berkembang juga dapat mencanangkan kebijakan dalam jangka pendek. Diantaranya yaitu
yang pertama ; mempengaruhi pola pikir masyarakat agar memilih pola keluarga kecil
melalui berbagai media, baik media formal maupun informal. Kedua, melancarkan program
keluarga berencana yang diiringi dengan penyediaan fasilitas yang memadai secara besabesaran. Program ini bisa dengan dukungan penuh pemerintah maupun oleh lembaga
swadaya masyarakat. Negara yang telah mencanangkan program keluarga berencana itu
sendiri diantaranya adalah seperti pada tabel di bawah ini.
Negara-negara yang telah mencanangkan program keluarga berencana.
Ketiga, memanipulasi insentif maupun disinsentif ekonomi. Hal ini bisa dilakukan dengan
dengan memberi reward atau pun hukuman untuk kategori-kategori tertentu, misalnya
jaminan kesehatan, pendidikan, karir, jaminan hari tua ,dan keamanan dari negara pada
keluarga kecil yang hanya mempunyai dua anak, namun akan hangus apabila ada kelahiran
anak ke empat. Negara yang cukup sukses untuk menerapkan program insentif dan disinsentif
ini diantaranya adalah Singapura, India, Bangladesh, Korea Selatan, dan Cina. Namun tingkat
fertilitas jusru turun dramatis sehingga pada tahun 2004 mulai diperkenalkan insentif untuk
mendongkrak fertilitas atau kelahiran seperti di Jepang dan Eropa.
Keempat, pemerintah mencanangkan kebijakan atau perundang-undangan paksa agar
rakyatnya tidak mempunyai banyak anak dan memberikan sanksi-sanksi tertentu kepada yang
melanggar. Namun kebijakan ini sulit diterima oleh masyarakat karena cenderung mengekan
dan melanggar hak asasi. Hal ini juga menjadi penyebab kegagalan Indira Ghandi dalam
pemilu 1977 dengan karena program sterilisasi yang tidak disenangi rakyat. Tarakhir adalah
dengan kebijakn yang mengangkat martabat, status sosial dan ekonomi serta kebebasan pada
wanita untuk melakukan berbagai kegiatan dan pilihan pada hidupnya. Misalnya dengan
penyediaan kesempatan pendidikan dan perkerjaan yang luas sehingga kaum wanita dapat
menunda perkawinan. Lalu dengan pekerjaannya ia dapat menghidupi keluarganya dan lebih
mandiri serta menurunkan tingkat ketergantungan. Berbagai sumber pendapatan di luar
rumah ini nantinya akan mengubah pola perilaku yang tadinya lebih untuk mementingkan
untuk mengurusi atau menambah jumlah anak, kini beralih dengan menghabiskan banyak
waktu untuk bekerja, sekalipun mempunyai anak, maka yang lebih dipentingkan adalah
kualitas anak tersebut. Seperti pada konferensi PBB yangs ebelumnya lebih menekankan
pada program keluarga berencana, pada konferensi 1994 di Kairo lebih menekankan pada
pemberdayaan perempuan.
Kebijakan terkait negara-negara maju
Kekuatan ekonomi yang tinggi dari negara maju menyebabkan berbagai sumber daya yang
tersedia di dunia kebanyakan terserap oleh konsumsi negara maju. Konsumsi ini tidak hanya
pada produk-produk pangan saja tetapi juga konsumsi energi yang sangat tinggi justru masuk
kepada negara-negara maju seperti minyak bumi, batu bara, nuklir, dan listrik. Konsumsi ini
bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat dari konsumsi negara-negara berkembang.
Namun di sisi lain, imbas dari besarnya konsumsi energi tidak hanya mengurangi jatah
konsumsi dari negara berkembang tetapi juga pada polusi dan efek-efek negatif lainnya yang
juga harus negara-negara berkembang tanggung, misalnya polusi dan sebagainya.
Oleh karena itu, kebijakan yang semestinya diterapkan adalah untuk menyeimbangkan pola
konsumsi antara negara maju dan berkembang, selain itu juga untuk kepedulian dari negara
maju dengan mengurangi konsumsinya untuk mendorong negara-negara berkembang
mencapai proses pembangunannya abik dalam bidang ekonomi maupun sosialnya termasuk
pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
Selain dengan penyederhanaan pola konsumsi, kebijakan yang lain yaitu dengan keterbukaan
untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi masalah keterbelakangan dan
persebaran penduduknya. Hal ini dilakukan misalnya dengan liberalisasi keimigrasian,
sehingga memungkinkan mobilisasi penduduk negara-negara berkembang untuk mengadu
nasib dan belajar di negara-negara maju. Hal ini juga diharapkan mampu meningkatkan
tingkat ekonomi penduduk negara berkembang yang berimigrasi ke negara-negara maju.
Sehingga disini negara berkembang akan sedikit teringankan dengan penghematan biaya
sosial yang harus dikeluarkan untuk penduduknya tersebut. Selain itu negara-negara maju
juga akan diunungkan dengan penyediaan tenaga kerja yang murah.
Program-program nagara maju untuk membantu negara berkembang
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara
berkembang keluar dari keterbelakangannya. Namun hal ini harus didasarkan pada niat yang
tulus dari negara maju untuk membantu negara berkembang. Bantuan yang dimaksud tidak
hanya pada bantuan keuangan dari sektor publik dan swasta saja, namun juga hubungan
jangka panjang seperti misalnya dalam perdagangan dan keringanan tarif serta cuaki dan
pajak laiinya. Meningkatkan impor bahan primer yang merupakan andalan dari negara-negara
berkembang juga akan sangat membantu mengangkat perekonomian negara-negara
berkembang. Lalu dengan pembagian yang adil pada sumber daya yang langka.
Kegiatan nyata yang paling penting dari negara maju ada dua, yaitu yang pertama adalah
penyediaan bantuan-bantuan riset untuk mengembangkan metodologi dan teknologi
pengendalian kelahiran. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi berbagai risiko berkenaan
dengan reproduksi. Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan selama bertahun-tahun dan
hampir seluruhnya dibiayai oleh lembaga bantuan internasional, lembaga bantuan swasta dan
lembaga-lembaga bantuan negara maju. Namun dalam pelaksanaanya masih diperlukan
banyak perbaikan. Kemudian untuk tindakan yang kedua yaitu dengan memberikan bantuan
keuangan terhadap negara berkembang untuk menjalankan program keluarga berencana,
pengembangan sarana-sarana pendidikan umu, dan kegiatan-kegiatan penelitian guna
merumuskan kebijakan kependudukan nasional yang seefektif mungkin. Program ini juga
telah lama dilakukan oleh negara-negara maju, namun dalam praktiknya dilapangan, dengan
penyediaan alat-alat pendudkung keuarga berencana yang serba canggih belum dapat
memenuhi harapan, karena penduduk tidak dimitivasi sendiri untuk menekan jumlah anggota
keluarga mereka secara sukarela.
Kesimpulan
Kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya kompleksitas dalam masalah pertumbuhan
penduduk ini masih dapat kita tangani dengan sedemikian rupa, sehingga masalah-malasah
yang diperkirakan muncul akibat dari laju pertumbuhan penduduk ini di masa depan dapat
kita cegah dari awal. Hal ini tak luput dari peran negara-negara maju dalam kontribusinya
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai keahlian dan modalnya. Dalam
dekade terakhir telah terjadi punurunan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara yang
tadinnya mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi seperti negara-negara
Afrika sub-Sahara.
Perubahan dalam pola pertumbuahn ini juga semakin menguatkan harapan kita bersama
untuk mensukseskan pembangunan di negara-negara dunia ketiga semakin dekat atau
setidaknya ada peluang yang cukup besar. Dengan laju pertumbuhan yang stabil juga
diharapkan dapat mensukseskan pembangunan yang semakin luas dan menuju masalah utama
yaitu untuk mengurangi kemiskinan secara besar-besaran, karena kita ketahui bersama
selama ini kemiskinan juga termasuk penyebab terbesar dari angka kelahiran yang cukup
tinggi.
Download