Esther V. Simanullang NPM. 1206304105 Depok, 26 Februari 2013 Penelitian empiris mengenai nilai anak yang dilakukan di negara berkembang ada 3 jenis, yaitu: Penelitian yang mengestimasi manfaat ekonomi “aktual” dan biaya anak, biasanya pada rumah tangga di pedesaan Penelitian yang memfokuskan pada peranan anak dalam sebuah keluarga atau komunitas, menekankan fungsi sosial dan budaya, juga nilai ekonomi Penelitian yang menilai persepsi masing-masing individu mengenai kepuasan ekonomi, sosial, dan emosional serta biaya anak biasanya berdasarkan survei yang menggunakan skala dan teknik pengukuran psikologis untuk memperoleh keputusan mengenai berbagai macam dimensi nilai anak fokus pembahasan 2 Sikap terhadap anak Beberapa metode analisis digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan ketiga elemen umum ini sebagai ukuran empiris Dorongan dari dalam diri Nilai dan harapan 3 Biaya Kepuasan •Sebagai penolong: melakukan pekerjaan rumah, hari tua, keuangan, penerus nama dan garis keluarga, kewajiban sosial, status kedewasaan, norma sosial •Interaksi yang menguntungkan: sahabat/sasaran cinta kasih, kebahagiaan, sumber hiburan, memperkuat ikatan perkawinan • Penghargaan Psikologis: mengenali anak, bangga jika bisa memenuhi kebutuhan anak, bertanggung jawab, dorongan menjadi sukses, pemenuhan •Biaya Finansial: biaya pendidikan, biaya finansial lainnya •Biaya Pengasuhan Anak: lebih banyak pekerjaan, tekanan emosi/stres, kesehatan ibu/kehamilan, disiplin, penyakit anak, khawatir akan masa depan anak, masalah anak lainnya •Keterbatasan bagi orang tua: terikat (kebebasan berkurang), tidak dapat bekerja •Beban Sosial: tekanan pernikahan, ledakan penduduk Sumber: Bulato (1979a) 4 ada dua pertanyaan mendasar Bagaimana fakor-faktor historis, budaya, dan sosial mempengaruhi persepsi nilai anak? Apa dampak yang ditimbulkan dari persepsi tersebut preferensi dan perilaku fertilitas? ekonomi terhadap 5 Faktor Struktural Status Sosial Ekonomi Pengaruh Budaya Sex Roles Keterkaitan persepsi nilai dan perilaku fertilitas terhadap faktor siklus kehidupan (Bulato, 1981; Callan, 1980; Campbell et al., 1976; Fawcett, 1978; Hoffman and Manis, 1978a; Townes et al., 1980) Persepsi Nilai Anak memiliki hubungan yang cukup kuat dengan ukuran keluarga dan praktek KB (e.g., Arnold et al., 1975; Chang, 1979; Deven, 1977; Kagitcibasi and Esmer, 1980; Meyer, 1981; Mueller, 1972)l Studi Empiris 6 Status Sosial Ekonomi Penelitian dilakukan dalam berbagai cara: Membandingkan hasil dari negara-negara pada tingkat perkembangan yang berbeda (Bulato, 1980) Membandingkan wilayah yang maju dan berkembang dalam setiap negara (Caldwell, 1967; Kagitcibasi, 1982) Membandingkan kelompok responden yang dibagi berdasarkan status sosial ekonomi, baik dalam maupun antar negara (Arnold et al., 1975) Analisis multivariat pada tingkat individu dengan menggunakan faktor-faktor sosial ekonomi untuk memprediksi skor dari berbagai ukuran penilaian anak (e.g., Arnold et al., 1975; Kagitcibasi and Esmer, 1980; Kee, 1980; Lee and Kim, 1977; Meyer, 1981) Penelitian ini mengindikasikan bahwa anak memiliki manfaat ekonomi dan kegunaan praktis dalam rumah tangga. 7 Dampak struktur sosial pada persepsi nilai anak yang diteliti pada enam negara (Fawcett, 1977): Perbedaan yang menyolok muncul pada perbandingan kelompok perkotaan dan pedesaan. 1. Nilai Positif (Kepuasan) Orang tua di perkotaan (terutama yang lebih berpendidikan) menekankan manfaat psikologis dan emosional, perasaan bangga akan kemampuan dan kedewasaan Sebaliknya, orang tua di pedesaan menekankan manfaat ekonomi yang diperoleh dari anak, termasuk manfaat jangka panjang yaitu jaminan hari tua 2. Nilai Negatif (Biaya) Orang tua di perkotaan lebih peduli terhadap biaya alternatif (opportunity cost) dan pembatasan kebebasan Sementara orang tua di perdesaan lebih cenderung menitikberatkan pada faktor ekonomi dan beban fisik dalam mengasuh anak. 8 Pengaruh Budaya Beberapa penelitian: Jenis pertama: large family per se Masyarakat Afrika, dimana hal ini terkait dengan struktur keluarga dan komunitas yang memiliki kepentingan bersama dalam anak (Ruzicka, 1977; Were, 1978). Jadi, kepuasan maupun biaya anak lebih terorientasi kepada kelompok daripada keluarga. Masyarakat Asia, faktor budaya menyukai keluarga besar cth di Indonesia (Darroch, Meyer, and Singarimbun, 1981; Meyer, 1981). Di Filipina, pro natalis sehingga penilaian positif terhadap anak lebih tinggi dibandingkan negara lainnnya, dengan variasi yang kecil pada tingkat sosial ekonomi (Arnold et al., 1975; Bulato, 1975) Jenis kedua: relative value placed on sons and daughters Preferensi anak laki-laki yang dipengaruhi oleh tradisi Confucian seperti di Taiwan dan Korea (Lee and Kim, 1977; Williamson, 1976; Wu, 1977). Pola yang sama juga ditemukan dalam masyarakat dengan agama tertentu, seperti Hindu, yang menetapkan anak laki-laki melakukan ritual keagamaan penting (Khan, 1977) 9 Sex Roles Studi komparatif menunjukkan bahwa persepsi nilai anak antara pria/suami dan wanita/istri lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya (Arnold et al., 1975) Perbedaan tanggapan yang relatif kecil ini ada hubungannya dengan peranan dan pembagian tugas dalam keluarga: • Suami--biasanya pencari nafkah keluarga-lebih mementingkan biaya finansial anak. • Istri--biasanya bergantung finansial pada orang lain--cenderung lebih mengutamakan manfaat ekonomi dan jaminan dari anak. Selain itu, peran mengasuh anak secara tradisi menjadi urusan wanita Penelitian di A.S telah membandingkan persepsi wanita mengenai nilai anak dan nilai pekerjaan (Beckman, 1978; Beckman and Houser, 1979). 10 Keterkaitan dengan Fertilitas: Banyak penelitian di negara berkembang dan maju telah menunjukkan hubungan yang cukup kuat antara persepsi nilai anak, ukuran keluarga, dan praktek KB (e.g., Arnold et al., 1975; Chang, 1979; Deven, 1977, Kagitcibasi and Esmer, 1980; Meyer, 1981; Mueller, 1972). Beberapa dimensi keterkaitan kepuasan dan biaya anak dengan ukuran fertilitas: Harapan atas manfaat ekonomi dari anak terkait dengan fertilitas tinggi; kepuasan terhadap adanya penerus keluarga dan peran tradisi Kepuasan psikososial terkait dengan fertilitas yang rendah Persepsi biaya finansial tidak memiliki dampak yang jelas/konsisten terhadap fertilitas Keterbatasan bagi orangtua, termasuk bekerja kaitannya dengan biaya relatif (opportunity cost), memiliki dampak negatif dan lemah terhadap fertilitas Beban membesarkan anak, seperti tekanan emosi dan beban fisik, biasanya tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap fertilitas 11 Keterkaitan dengan Fertilitas (lanjutan) Bulato (1979a) menjelaskan proses dari transisi nilai anak: 1. 2. 3. Pada awalnya, kapasitas produktif anak menurun, mungkin disebabkan oleh perubahan struktur ekonomi yang mengurangi pekerjaan buat anak atau norma yang menentang anak bekerja Muncul pandangan baru terhadap anak. Orangtua cenderung sebagai pemberi manfaat daripada penerima manfaat dari sisi ekonomi Orangtua mencari manfaat lainnya, sebagian besar psikologis, yaitu kepuasan yang diperoleh dari membesarkan anak 12 Faktor Siklus Kehidupan Jenis kerangka kerja lainnya yaitu memperlakukan setiap kelahiran sebagai kejadian terpisah dan fokus pada perbedaan persepsi kepuasan dan biaya yang didominasi masing-masing paritas yang berurutan (Bulato, 1981; Callan, 1980; Campbell et al., 1976; Fawcett, 1978; Hoffman and Manis, 1978a; Townes et al., 1980) Penemuan umum dari penelitian: Faktor utama persepsi nilai anak pertama adalah peran harapan masyarakat. Cth: memiliki anak dianggap telah dewasa, memperkuat ikatan pernikahan, anak sebagai penerus keturunan, pembuktian virility or feminity, dsb. Persepsi utama terhadap manfaat anak kedua adalah menyediakan teman bagi anak pertama Faktor ekonomi--baik manfaat yang diharapkan maupun biaya--meningkat menjadi yang utama pada kelahiran berikutnya 13 1. Kompleksitas mengenai penilaian anak yang relevan dalam memahami fertilitas manusia, yaitu: Anak adalah pusat dari interaksi sosial bagi kebanyakan keluarga, Kemungkinan tidak ada hubungan emosional yang lebih kuat daripada ikatan orangtua-anak, Membesarkan anak biasanya membutuhkan investasi uang dan waktu yang besar 14 2. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya telah memberikan kontribusi yaitu menyediakan dukungan empiris baru untuk hipotesis level individu tertentu sejalan dengan transisi demografi, di antaranya: Menawarkan sudut pandang baru Nilai anak dapat berubah dalam proses modernisasi 15 TERIMA KASIH 16