disini - Blog UB

advertisement
TES FORMATIF
1. Jelaskan mengapa suatu sistem manajemen database butuh diciptakan dalam
organisasi sektor publik!
Pemahaman tentang struktur data dan pengelolaan data yang baik merupakan
unsur penting bagi seorang manajer publik. Seperti halnya pengelooan data secara
manual, pengelolaan data elektronikpun menuntut pemikiran yang sistematis
mengenai cara kerja organisasi dan informasi penunjang yang diperlukan untuk
memperlancar
segala
aktivitas
yang
dilakukan.
Suatu
organisasi
harus
mempertimbangkan untuk menciptakan suatu sistem manajemen data base apabila
sudah terlihat alasan-alasan yang kuat ke arah tersebut.
a. Kebutuhan-kebutuhan aplikasi pengolahan data senantiasa berubah secara cepat.
b. Kebanyakan satuan-satuan kerja organisasi mempergunakan data yang sama
untuk menunjang pengambilan keputusan
c. Adanya kebutuhan untuk efisiensi waktu dalam pemrograman.
d. Konsistensi data merupakan persoalan yang harus mendapatkan perhatian utama.
Perencanaan Berbasis Data

Implementasi
Mengembangkan strategi
basis
data organisasi


Menentukan kebijakan akses

Mengimplementasikan
Mendefinisikan lingkungan basis
pengendali
keamanan
data

Menentukan prosedur pengujian

Mengembangkan kamus data

Menetapkan standar pemrograman

Desain

Operasi dan Peliharaan

Basis data logis (skema)

Mengevaluasi kinerja basis data

Tampilan

Menyusun ulang basis data sesuai
pengguna
(subskema)

eksternal
dengan kebutuhan pengguna
Pengendali basis data
Ketika kebutuhan informasi meningkat, para pengguna mengirimkan
permintaan formal untuk aplikasi komputer kepada para profesional system
(pemprogram) organisasi. Permintaan ini ditangani melalui prosedur pengembangan
system formal, yang menghasilkan aplikasi terprogram.
2. Jelaskan manfaat penggunaan struktur data yang tepat dan penciptaan sistem
manajemen data base!
Secara singkat, pemahaman mengenai struktur data yang tepat dan penciptaan
sistem manajemen database yang baik akan mempunyai manfaat :
1. Integrasi data. Struktur data yang logis dan disesuaikan dengan sasaran maupun
bentuk layanan organisasi akan memungkinkan rumusan yang pasti tentang
hubungan-hubungan di antara entitas pengolah data.
2. Aksesibilitas data. Yang dimaksud dengan aksesibilitas adalah kemudahan bagi
seseorang akan memperoleh informasi yang diperlukan di dalam data base.
Karena itu dalam system manajemen data base biasanya dilengkapi dengan
bahasa query tingkat tinggi.
3. Kontrol atas data. Kelebihan data akan terhindar karena sumbersumber data
dikendalikan oleh suatu program.
4. Kemudahan pengembangan. Seorang manajer tidak akan pusing oleh
pengembangan suatu persoalan struktur, organisasi, atau lokasi sebuah file. Dan
organisasi dapat mengubah struktur data
Menciptakan Database ada 3 langkah utama, yaitu:
1. Menentukan kebutuhan data.
Kebutuhan data adalah langkah kunci mencapai system informasi berbasis
computer. Ada 2 pendekatan dasar, yaitu :
2. Menjelaskan data.
Setelah elemen – elemen data yang diperlukan ditentukan, mereka dijelaskan
dalam bentuk kamus data. Kamus data adalah suatu ensiklopedia dari informasi
yang berkenaan dengan data perusahaan. Kamus data dapat berupa file, system
kamus data dapat diperoleh sebagai paket perangkat lunak terpisah lebih sering
sebagai modul didalam system manjemen database.
Setelah kamus diciptakan, penjelasan harus dimasukkan dalam DBMS disertai
data description language yang digunakan untuk menjelaskan data yang
menghasilkan skema. Skema bukanlah data itu sendiri tapi penjelasan dari data.
Skema biasanya menentukan atribut atau karakteristik. Subskema adalah subset
dari keseluruhan deskripsi yang berhubungan dengan pemakai tertentu.
Kombinasi dari skema, subskema dan kamus data mempersiapkan independensi
data bagi system dan mengurangi pengulangan.
3. Menggunakan database.
Pemakai database dapat berupa orang atau program aplikasi. Orang biasanya
menggunakan database dari terminal atau computer personal dan mengambil data
dan informasi dengan menggunakan query language. Mengambil data dari
database menggunakan pencipta laporan yang sebenarnya menciptakan query
language terstruktur yang beroperasi pada data database. On-line analytical
processing makin menjadi fitur umum dalam perangkat lunak system manajemen
database.
Suatu model system manajemen database
3.
Bagaimana cara menangani data yang volumenya besar di dalam organisasi
dalam struktur data elektronik!
Cara yang paling mendsar untuk memungkinkan efisiensi penanganan data adalah
membuat supaya volume data yang besar tetap terstruktur dengan baik. Pada dasarnya
ada tiga teknik untuk menangani data, yaitu :
a. Akses berurutan. Merupakan metode penyimpanan data atau pencarian rekaman data
secara satu persatu
b. Akses langsung. Pada akses langsung ini diperlukan sebuah alamat yang
menunjukkan lokasi rekaman datanya
c. Akses berindeks. Adalah akses yang di beri file yang berindeks dengan
menggunakan tabel-tabel petak data kunci yang berisi indeks yang menyediakan
alamat–alamat file data dalam medium atau rekaman data di sebuah file.
4.
Jelaskan penggunaan database komputer dalam pelayanan SIAK!
Pemerintah Indonesia melalui Kemendagri saat ini sedang melaksanakan program
e‐KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai pelaksanaan UU no. 23
tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Dalam rangka mendukung efektifitas
dan efisiensi program tersebut, pemerintah mengembangkan Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK). Pengembangan SIAK telah dimulai pada tahun
2003 dengan diluncurkannya SIAK online dari Kecamatan ke data center
kependudukan, kemudian disusul SIAK offline di Kabupaten/Kota pada tahun 2005.
SIAK online memberikan layanan pendaftaran penduduk dan catatan sipil di kecamatan
yang terhubung langsung dengan data center Dirjen Administrasi Kependudukan
(Ditjen Adminduk) melalui VPN dial. Hasil penyempurnaan grand design SIAK terbaru
disepakati oleh Tim Teknis dari 15 Kementerian/Lembaga pada tanggal 4 Agustus 2010
dan telah ditetapkan dengan Keputusan Mendagri tanggal 13 Agustus 2010. Sedangkan,
hasil penyempurnaan spesifikasi hardware, software, dan blangko e‐KTP disepakati
oleh Tim Teknis pada tanggal 28 Desember 2010 dan ditetapkan dengan Permendagri
no. 6 tahun 2011. Pada akhir tahun 2012, ditargetkan SIAK di 497
kabupaten/kota tersambung (online) dengan pusat dan propinsi, dan pelayanan SIAK
6.589
kecamatan
pada
497
kabupaten/kota
akan
tersambung
(online)
ke
kabupaten/kota, pusat dan propinsi. Pada akhir tahun 2013, SIAK di Kemendagri dan
daerah ditargetkan tersambung (online) dengan instansi pengguna secara bertahap.
Informasi dan publikasi terkait dengan proyek e‐KTP, NIK, database kependudukan,
integrasi sistem dan aspek terkait lainnya sudah banyak ditemukan, namun terkait
dengan pemanfaatan database kependudukan dalam ragam aplikasi sistem informasi di
pemerintah kabupaten/kota (Pemkab/Pemkot) masih minim.
Implementasi database terdistribusi dapat menghasilkan kinerja yang baik menyangkut
ketersediaan data. Replikasi database yang dapat menghasilkan kesamaan posisi data
pada beberapa master site, memungkinkan pembagian beban akses ke server, sehingga
kegagalan akses data minimal. Serangkaian pengujian distribusi dengan Oracle 9i
menunjukkan perbedaan waktu eksekusi query yang tidak terlalu signifikan terhadap
jumlah data [Cinderatama, Yuwono, dan Asmara, 2010].
Hasil pengujian pada platform Red Hat menggunakan Oracle Server dan PL/SQL
juga menunjukkan akses (Insert‐Reading‐Update) pada database berukuran kecil layak
digunakan namun tidak sebanding dengan kinerja pada arsitektur Hadoop. HBase
merupakan kelanjutan dari Hadoop yaitu sistem database terdistribusi yang berorientasi
pada penggunaan kolom. HBase menawarkan akses acak (Read‐Write), memiliki
penyimpanan data berdasarkan arsitektur HDFS yang dibangun untuk jumlah record
sangat besar (miliaran), jumlah besar kolom (jutaan), memiliki kemampuan partisi
horisontal dan replikasi yang mudah digunakan. MySQL dan PostgreSQL Untuk sesuai
untuk aplikasi kecil dan menengah, menawarkan kesederhanaan dan fleksibilitas, tetapi
kinerjanya menurun signifikan untuk database besar dan terdistribusi [Carstoiu,
Lepadatu, dan Gaspar, 2010]. Berdasarkan dua hasil penelitian di atas, diusulkan
skenario penerapan distribusidatabase kependudukan yang secara garis besar meliputi
database master kependudukan nasional yang tunggal/terpusat, desain logik dan fisik
pengembangan database kependudukan, distribusi database yang melibatkan proses
replikasi dan fragmentasi database, serta transparansi dalam DDBMS [Sutanta dan
Ashari, 2012]. Usulan distribusi database ini sejalan dengan usulan pembangunan
infrastruktur untuk SIAK terdistribusi yang terdiri atas simpul datacenter pusat,
propinsi, kabupaten, dan kecamatan yang saling terhubung, sehingga mampu
menyederhanakan sistem‐sistem pada tiap tingkatan daerah [Setiadi, Hasibuan, dan
Fahmi, 2007].
Mengacu pada Permendagri no. 25 tahun 2011 tentang Pedoman Pengkajian,
Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan,
database kependudukan pada SIAK memiliki muatan yang kompleks dan seragam.
Khusus database kependudukan di pusat menggunakan platform database sangat besar
yang memuat data‐data wilayah; keluarga; biodata; pencatatan sipil; serta foto, sidik jari
tangan, dan tanda tangan. Data wilayah, terdiri atas nama dan kode propinsi; nama dan
kode kabupaten/kota; nama dan kode kecamatan/lainnya; serta nama dan kode
desa/kelurahan/lainnya, sedangkan data keluarga terdiri atas: nomor kartu keluarga;
nama kepala keluarga; alamat; RT; RW; dusun; kode pos; dan nomor telepon (Tabel 1).
Mengacu pada UU no. 23 tahun 2006, setiap warga negara wajib memiliki NIK,
berlaku seumur hidup, dan dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan dan
dijadikan dasar penerbitan paspor, SIM, NPWP, polis asuransi, sertifikat tanah, dan
lainnya. NIK diberikan kepada setiap bayi lahir yang dilaporkan oleh orang tua yang
tercatat sebagai penduduk suatu wilayah dan tercatat sebagai satu keluarga, dengan
format 16 digit yaitu [UU No. 52 Tahun 2009].
Download