BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan dunia usaha sangatlah ketat, di mana banyaknya pesaing yang membanjiri pasaran dengan produk-produk mereka, oleh karena itu salah satu langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan ialah menetapkan manajemen strategis. Manajemen strategis mempunyai peranan penting agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang secara berkelanjutan. Pada industri pengolahan bahan baku berjenis plastik prospek bisnis yang diberikan sangatlah menjanjikan, baik untuk pangsa pasar lokal maupun internasional. Di mana produk olahan plastik saat ini digunakan oleh banyak sektor, seperti sektor pertanian, rumah tangga, dan industri sendiri. Di samping memiliki prospek bisnis yang menjanjikan dan pangsa pasar yang luas, industri pengolahan berbahan baku plastik ini juga memiliki banyak pesaing dari para pelaku industri sejenis. PD. Harapan Indah salah satunya merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan berbahan baku plastik berupa produksi plastik Polybag. Permintaan akan plastik Polybag sangatlah tinggi, hal ini disebabkan plastik polybag dapat berulang-ulang kali digunakan dan harganya yang sangat murah. Dengan tingginya permintaan akan produk plastik Polybag maka potensi dari industri ini sangatlah luas, tetapi dikarenakan oleh hal itu juga persaingan industri sejenis ini 1 2 sangatlah tinggi. Oleh sebab itu PD. Harapan Indah harus bersaing sangat ketat di mana strategi kompetitif merupakan kunci sukses atas keberhasilan suatu organisasi. Dalam langkah-langkah menetapkan manajemen strategis bagi perusahaan khususnya para pihak manajemen perusahaan PD. Harapan Indah dituntut untuk dapat melihat dan menganalisa keadaan lingkungan yang selalu berubah. Yang kemudian memberikan arah tujuan dan sasaran kepada perusahaan dalam menetapkan manajemen strategis yang tepat agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang di tengah ketatnya persaingan saat ini, tentu saja dengan harapan pencapaian hasil yang optimal. Di mana PD. Harapan Indah harus dapat mengetahui kondisi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimilikinya sehingga dapat bertahan di tengah kondisi persaingan dunia usaha yang sangat ketat seperti saat ini. Disamping itu di tengah kondisi perekonomian Indonesia saat ini, di mana kenaikan harga BBM, TDL dan UMP merupakan isu yang memberikan dampak besar pada para pelaku industri dan konsumen di pasar tanah air. Sehingga perusahaan selalu dituntut agar dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang komplkes yang selalu berubah tiap waktunya. Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi pemasaran yang cocok, pihak manajemen perusahaan harus dapat menganalisis faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Dengan menganalisa faktor-faktor tersebut perusahaan dapat melihat keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Dengan mengenali kekuatan dan kelemahan dapat membantu perusahaan untuk mencari dan memanfaatkan segala peluang yang ada, disamping itu dapat 3 menghindari dan meminimalkan ancaman pada usahanya. Oleh maka itu perusahaan harus dapat menentukan langkah-langkah strategi secara efektif dalam menciptakan keunggulan kompetitif dan menetapkan arah tujuan perusahaan kedepannya dalam menghadapi keadaan lingkungan persaingan saat ini. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakakukan penelitian dengan judul “Formulasi Strategi Bisnis Pada PD. Harapan Indah”. 1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup pembuatan penelitian tentang formulasi strategi pada PD. Harapan Indah ini akan mencakup: 1. Penilitan dilakukan pada PD. Harapan Indah yang beralamat di Jln. Melati Indah Raya No.11 RT.03/RW.09, Jakarta. 2. Penelitian dilakukan pada proses bisnis PD. Harapan Indah yang berkaitan dengan faktor internal dan faktor eksternal yang dimiliki oleh perusahaan, analisis lima kekuatan Porter. 3. Perancangan formulasi bisnis ini terkait dengan strategi-strategi perusahaan yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan saat ini. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka penulis mengidentifikasian masalah yang ada sebagai berikut : 4 1. Apakah yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada PD. Harapan Indah saat ini dalam menghadapi persaingan yang ada? 2. Apakah yang menjadi peluang dan ancaman pada PD. Harapan Indah saat ini dalam menghadapi persaingan yang ada? 3. Rekomendasi strategi apa yang sebaiknya digunakan oleh PD. Harapan Indah? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini diantaranya: 1. Bagaimanakah kondisi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PD. Haparan Indah saat ini dalam menghadapi persaingan yang ada. 2. Bagaimanakah kondisi peluang dan ancaman yang dimiliki oleh PD. Haparan Indah saat ini dalam menghadapi persaingan yang ada. 3. Merumuskan strategi yang sebaiknya digunakan oleh PD Harapan Indah. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menjalakan usahanya, 2. Dan membantu perusahaan mengevaluasi apakah strategi yang telah ditetapkannya sudah efektif. 3. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya. 4. Membantu penulis dalam memahami dan menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama masa kuliah. 5 1.5 Metodologi Metodologi dari penelitian ini mencakup tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap input: Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE), Matriks Evaluasi Eksternal (EFE), dan Matriks Profile Persaingan (CPM). 2. Tahap pencocokan: Matriks IE (Internal-Eksternal), Matris Strategi Besar (Grand Strategy Matrix), dan Matriks SWOT (Strenghts-WeaknessOppurtunities-Threat). 3. Tahap keputusan: Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategy Planning Matrix - QSPM). 1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum penulisan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan manfaat dari penelitian yang dilakukan untuk penulis maupun perusahaan yang diteliti. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan mengenari landasan teori-teori mengenai manajemen strategis, jenis-jenis strategi, analisis lima kekuatan porter, metode analisis pemilihan strategi, dan kerangka pemikiran yang menjadi dasar dari melakukan penelitian ini. 6 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan, operationalisasi variable penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHAN Bab ini membahas tentang hasil perancanaan strategi yang telah dianalisis sesuai dengan landasan pada bab sebelumnya. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti memberikan kesimpulan berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, dan saran yang diberikan kepada perusahaan agar dapat dipertimbangkan dan membantu perusahaan tempat melakukan penelitian ini. BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Strategis Dalam bukunya Fred R., David. (2010). Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat, manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahauan dalam perumusan, implementasi, serta evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya. Dan menurut Griffin (2004) manajemen strategis ialah proses manajemen yang komprehensif dan berkelanjutan yang ditujukan dalam memformulasikan dan megimplementasikan strategi yang efektif dalam menanggapi peluang dan tantangan. Sedangkan strategi yang efektif (effective strategies) ialah strategi yang mendorong untuk terciptanya sebuah keselarasan yang sempurna antara organisasi dengan lingkungannya dan mencapai tujuan strategisnya. 2.1.1 Pengertian Manajemen Strategis Istilah dalam manajemen strategis pertama kali muncul pada tahun 1950-an dan menjadi sangat populer pada masa tahun 1960-an sampai 1970-an. Pada saat ini manajemen strategis secara luas diakui sebagai jawaban atas segala permasalahan organisasi. Strategi dalam suatu perusahaan bersifat jangka panjang yang mengikat semua bagian dalam perusahaan menjadi satu. Yang artinya meliputi semua aspek- 7 8 aspek penting dalam perusahaan tersebut agar selaras sehingga tujuan strategisnya dapat tercapai. Secara umum komponen strategi yang baik mencakup 3 bidang (Griffin, 2004), yaitu: 1. Kompetensi unggulan (distinctive competence) adalah sesuatu yang dapat dilakukan dengan sangat baik oleh organisasi. 2. Ruang lingkup (scope) dari suatu strategi merinci rentang pasar di mana suatu perusahaan/organisasi akan bersaing. 3. Alokasi sumber daya (resource deployment) di mana sebuah strategi mencakup secara garis besar akan alokasi sumber dayanya yang telah diproyeksikan, kemudian didistribusikan ke bidang-bidang yang merupakan lahan pesaingnya. 2.1.2 Model Manajemen Strategis Dalam manajemen strategis terdapat beberapa tahapan , terdiri atas: perumusan strategi, penerapan strategi, dan penilaian strategi. Setiap tahapan tersebut memiliki bagian-bagian di dalamnya. Perumusan strategi mencakup: pengembangan visi dan misi organisasi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal terhadap organisasi, identifikasi kekuatan dan kelemahan internal dalam organisasi, penetapan tujuan jangka panjang, perumusan atas strategi-strategi alternatif organisasi, pemilihan strategi yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi. 9 Penerapan strategi merupakan tahap pelaksanaan atas perumusan strategi, yang mencakup pengembangan budaya yang suportif terhadap strategi yang dipilih, penciptaan struktur organisasi yang efektif, mengarahkan organisasi dalam pemasaran, pembuatan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan atas sistem informasi, dan kompensasi kepada karyawan atas pencapaian kinerja organisasi. Penilaian strategi merupakan langkah akhir setelah proses perumusan strategi dan penerapan strategi dilakukan. Pada tahapan ini organisasi akan menilai atau mengevaluasi segala sesuatu yang telah dijalankan. Apakah semua hal itu berjalan efektif dan mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Dalam penilaian strategi terdapat tiga aktivitas mendasar, yaitu: 1. Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal organisasi. 2. Pengukuran kinerja, 3. Pengambilan langkah korektif bila strategi tidak berjalan secara efektif. 10 Perumusan Penerapan Pengevaluasian Strategi Strategi Strategi Sumber: David. (2010), Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat. Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis 2.2 Perumusan Strategis 2.2.1 Visi dan Misi Organisasi Menutur David (2001) misi merupakan pernyataan sebuah tujuan organisasi yang dapat menjawab segala gambaran tentang konsumen, produk dan jasa yang diberikan, pasar yang dituju, teknologi, perhatian akan cara bertahan, berkembang dan profit organisasi, filosofi organisasi, self-concept, pandangan publik terhadap organisasi, perhatian terhadap karyawannya. 11 David (2010) menyebutkan bahwa pernyataan visi dan misi sebuah organisasi memiliki manfaat. Bart dan Baetz menemukan adanya hubungan positif antara pernyataan misi dan kinerja operasional. Organisasi harus cermat dan hati-hati dalam pengembangan misi tertulis sebuah organisasi agar mendapatkan keuntungankeuntungan, seperti: 1. Memastikan kepaduan tujuan dalam sebuah organisasi. 2. Penyediaan landasan dan standar alokasi sumber daya organisasi. 3. Menciptakan iklim organisasi yang terpadu. 4. Menfokuskan individu-individu dalam organisasi agar searah dengan tujuan organisasi, dan dapat memberikan partisipasi lebih jauh didalamnya. 5. Menfasilitasi translasi atas tujuan mernjadi struktur kerja yang membagikan tugas ke elemen-elemen yang bertanggung jawab dalam organisasi. 6. Menjelaskan maksud tujuan organisasi sehingga parameter biaya, waktu, dan kinerja dapat dinilai dan dikontrol. Arah atau tujuan suatu organisasi biasanya mencakup perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan. Griffin (2004) menyebutkan bahwa secara umum tujuan organisasi bervariasi berdasarkan tingkat, bidang, dan kerangka waktu tujuan organisasi tersebut, yang dibedakan menjadi: a. Tujuan strategis (strategic goal) adalah tujuan yang dirancang oleh dan untuk manajemen puncak organisasi tersebut, yang berfokus pada persoalan yang luas dan umum seperti menggandakan penjualan. 12 b. Tujuan taktis (tactical goal) adalah tujuan yang dirancang oleh dan untuk manajer tingkat tengah, yang berfokus pada pengoperasionalan segala macam tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis. c. Tujuan operational (operational goal) adalah tujuan yang dirancang oleh dan untuk manajer di tingkatan paling rendah, yang berfokus pada persoalan jangka pendek yang dihubungkan dengan tujuan taktis. 2.2.2 Analisis Lingkungan Manajemen yang efektif merupakan suatu kecocokan yang ideal antara organisasi dengan lingkungannya, dan terus menjaga hubungan tersebut. Dengan menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan, organisasi dapat mengetahui karakteristik pesaing dan peluang yang ada, yang kemudian dapat dimasukkan dalam proses pembuatan manajemen strategi yang efektif. Analisis lingkungan mencakup dua, yaitu: 2.2.2.1 Analisis Lingkungan Eksternal David (2010) menjelaskan bahwa dalam melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan harus terlebih dahulu mengumpulkan informasi mengenai informasi ekonomi, sosial, budaya, geografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif. Griffin (2004) menyebutkan dalam lingkungan eksternal ini, terdapat 2 buah bagian, yaitu: 13 2.2.2.1.1 Lingkungan Umum Mencerminkan kondisi dan peristiwa yang berpotensi untuk mempengaruhi suatu organisasi dalam banyak cara yang penting. Di mana dalam lingkungan umum ini terdapat beberapa dimensi, yaitu: Dimensi ekonomi (economic dimensions) Merupakan suatu lingkungan umum organisasi yang berupa keadaan kesehatan dan vitalitas keseluruhan sistem ekonomi di mana organiasai beroperasi. Dimensi teknologi (technological dimensions) Merupakan suatu lingkungan umum organisasi yang merefleksikan metodemetode yang tersedia untuk mengubah sumber daya menjadi produk atau jasa. Dimensi sosial budaya (sosialcultural dimensions) Merupakan suatu lingkungan umum organisasi yang meliputi kebiasaan, adat, nilai, karakteristik demografis masyarakat di mana organisasi berfungsi. Dimensi politik-hukum (political-legal dimensions) Merupakan suatu lingkungan umum organisasi yang merupakan aturan-aturan pemerintah mengenai bisnis dan hubungan umum antara bisnis dengan pemerintah. Dimensi internasional (international dimensions) Merupakan suatu lingkungan umum organisasi yang merupakan sejauh mana suatu organisasi tersebut terlibat dan terpengaruh oleh bisnis di negara lain. 14 2.2.2.1.2 Lingkungan Tugas Dikarenakan dampak lingkungan umum organisasi tidak jelas, tidak tepat, dan berjangka panjang, maka sebagian besar organisasi cenderung memusatkan perhatian mereka kepada lingkungan tugas organisasi mereka. Dalam lingkungan tugas ini terdapat: Kompetitor (competitors) Merupakan organisasi lain yang bersaing untuk merebutkan sumber daya, di mana sumber daya yang paling jelas diperebutkan berupa uang konsumen. Pelanggan (customers) Siapapun yang membayar uang untuk memperoleh suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Pemasok (suppliers) Adalah organisasi yang menyediakan sumber daya bagi organisasi lainnya. Pembuat aturan (regulators) Adalah elemen dari lingkungan tugas yang bertugas dalam mengendalikan, mengatur, atauyang memberikan pengaruh kebijakan atas praktek suatu organisasi. Partner strategis (strategic partners) Lebih dikenal sekutu organisasi, di mana adanya dua organisasi atau lebih yang saling bekerja sama. Analisis lingkungan eksternal biasanya juga dilakukan dengan menggunakan Model Lima Kekuatan Porter (Porter`s Five Forces Model), dengan menggunakan model analisis kompetitif ini digunakan secara luas oleh para pelaku industri. 15 Menurut Porter (1997) ada lima kekuatan yang mempengaruhi sebuah organisasi, yaitu: 1. Persaingan antar perusahaan yang ada Persaingan antara perusahaan yang telah ada sangatlah tinggi, di mana keberhasilan ditentukan bagaimana perusahaan tersebut dapat menghasilkan strategi kompetitif atas strategi yang diterapkan pesaingnya. 2. Potensi masuknya pesaing baru Dengan masuknya pesaing baru dalam lingkungannya menyebabkan makin ketatnya persaingan yang sebelumnya telah ada. Disinilah tugas para penyusun strategi dalam mengidentifikasi perusahaan-perusahaan mana saja yang berpotensi masuk dalam pasarnya. Ketika pesaing baru memasuki pasar, maka perusahaan yang telah ada biasanya cenderung untuk menghambat pesaing baru mereka. Cara ini dapat dilakukan dengan menurunkan harga, memperpanjang garansi, menambah fitur, atau menawarkan paket-paket pendanaan. 3. Potensi produk pengganti atau produk subtitusi Besarnya tekanan kompetitif yang berasal dari produk pengganti ini biasanya dilakukan oleh pesaing dalam memperluas kapasitas produksi di samping meningkatkan pertumbuhan profit mereka. 4. Daya tawar pemasok Daya tawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan yang ada, bila jumlah pemasok ini sangat banyak, sedikitnya bahan mentah pengganti 16 yang berkualitas bagus, atau ketika biaya untuk peralihan ke bahan mentah lainnya sangat tinggi. 5. Daya tawar konsumen Daya tawar konsumen dapat berpengaruh bila konsumen tersebut membeli barang dalam jumlah sangat besar, di mana daya tawar mereka ini dapat membuat intensitas persaingan menjadi lebih tinggi. 2.2.2.2 Analisis Internal Analisis internal sangat mirip dengan caranya seperti dalam melakukan analisis eksternal, yang membedakannya adalah analisis internal terfokuskan pada operasional yang dimiliki oleh organisasi. Kegagalam dalam menyadari dan memahami hubungan antara hubugngan-hubungan fungsional bisnis dapat menghambat manajemen strategis, dan jumlah hubungan-hubungan yang harus dikelola tersebut akan makin meningkat dengan tajam seiring dengan ukuran, keberagaman, penyebaran geografis, dan jumlah produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. David (2010) menyebutkan analisis internal membutuhkan pengumpulan dan pemaduan antara berbagai macam infromasi sehingga kekuatan dan kelemahan penting yang dimiliki organisasi dapat ditentukan, berabgai macam informasi tersebut seperti: manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, analisis rantai nilai. 17 2.2.2.2.1 Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai proses koordinasi kegiatan-kegiatan kerja organisasi sehingga dapat secara efisien dan efektif dalam mengelola sumber daya dan pencapaian tujuan organisasi (Robbin & Coulter, 2011). Efesiensi yang merujuk pada menghasilkan ouput sebesar-besarnya dengan penggunaan sedikit input, dalam hal ini adalah sumber daya yang dimiliki organisasi. Sedangkan efektifitas merupakan segala kegiatan organisasi yang dapat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi. Eficiency (Means) Effectiveness (Ends) Resource Usage Goal Attainment Management Strives For: Low resources waste (high efficiency) High Goal attainment (high effectiveness) Sumber: Robbin & Coulter. (2011), Management. New Jersey: Pearson Education Inc. Gambar 2.2 Eficiency & Effectiveness Di dalam manajemen terdapat fungsi pokok yang terbagi dalam lima aktivitas, yaitu: 18 a. Perencanaan (planning) Perencanaan berarti menetapkan tujuan organisasi dan menentukan bagaimana cara terbaik dalam mencapainya (Griffin, 2004). Di dalam perencanaan terdapat pengambilan keputusan atas serangkaian strategi alternatif. Proses perencanaan harus melibatkan manajer dan karyawan dari seluruh bagian organisasi, hal ini dikarenakan perencanaan akan berhasil bila diterapkan dan dievaluasi bila didukung oleh aktivitas organisasi, permotivasian karyawan, penempatan staf, dan pengendalian. b. Pengorganisasian (organizing) Merupakan penentuan tugas dengan mengelompokkan berbagai macam aktivitas dan sumber daya, juga hubungan otoritas di dalam organisasi. c. Permotivasian (motivating) Yang dapat diartikan sebagai proses memperngaruhi orang untuk mencapai tujuan tertentu. d. Penempatan staf (staffing) Yang biasa juga disebut dengan manajemen personalia (personnel management) atau manajemen sumber daya manusia (human sesource management) yang berperan dalam berbagai macam aktivitas, seperti: perekrutan karyawan baru, pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan, pengembangan, 19 pemeliharaan, pengevaluasian, pemberian imbalan (penggajian), pendisiplinan, pengangkatan (promosi), pentransferan, penskorsan, dan pemecatan karyawan. e. Pengendalian (controlling) Di mana pengendalian (controlling) mencakup berbagai macam aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa operasi aktual yang sedang dijalankan searah dengan operasi yang telah direncanakan. Dalam pengendalian (controlling) terdapat empat langkah dasar, seperti: 1. Penetapan standar kinerja. 2. Penilaian atas kinerja individu dan organisasional. 3. Perbandingan kinerja aktual dengan standar kerja yang telah direncanakan. 4. Pengambilan langkah-langkah korektif. 2.2.2.2.2 Pemasaran Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa (David, 2010). Sedangkan menurut Kotler (2005) pemasaran adalah suatu proses sosial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptkan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lainnya. Suatu organisasi harus dapat mengerti dan berhubungan dekat dengan para konsumennya, serta mampu menyediakan produk atau jasa yang 20 dapat memenuhi keinginan mereka. David (2010) menyebutkan ada tujuh fungsi pemasaran (functions of marketing), yaitu: 1. Analisis konsumen (customer analysis) Berupa pengamatan dan evaluasi akan kebutuhan, hasrat, dan keinginan konsumen akan suatu produk atau jasa. Untuk mendapatkan informasi tersebut perusahaan harus melakukan survei, penganalisaan informasi konsumen, pengevaluasian permosisian pasar, pengembangan profil manajemen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal. Di mana profil konsumen dapat memaparkan karakteristik demografis dari konsumen suatu organisasi. Pengumpulan informasi mengenai konsumen juga bisa didapatkan dengan partisipasi dari para pembeli, penjual, distributor, tenaga penjualan, manajer, penjual grosir, peritel, pemasok, dan kreditor. 2. Penjualan produk atau jasa (selling goods and services) Penjualan (selling) meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler. Penjualan produk atau jasa tentu saja sebelumnya terkait akan perencanaan produk atau jasa itu sendiri, di mana dalam perencanaan produk atau jasa yang baik harus melalui berbagai macam aktivitas, seperti: uji pemasaran pemosisian produk dan merek 21 pemanfaatan garansi, pengemasan penentuan pilihan produk fitur produk gaya produk dan kualitas produk penghapusan produk lama penyediaan layanan konsumen Seriap produk yang ditawarkan memiliki tingkatan didalamnya, menurut Rangkuti (2006) ada lima tingkatan produk yang perlu diperhatikan, yaitu : Manfaat inti (Core benefit) Manfaat inti produk merupakan penjelasan dari apa yang dibeli konsumen. Pembeli bukan hanya sekedar membeli produk tetapi juga membeli manfaat. Contohnya : hotel, pelanggan membeli istirahat dan tidur. Produk dasar (Basic product) Pada tingkatan ini pemasar harus dapat mengubah manfaat inti tersebut menjadi produk dasar. Contohnya : sebuah hotel mencakup tempat tidur, kamar mandi, meja tulis. Produk yang diharapkan (Expected product) Pada tingkatan ketiga ini pemasar harus menyiapkan produk yang diharapkan, yakni kondisi yang diharapkan oleh pembeli jika mereka membeli prduk tersebut. Produk Tambahan (Augmented product) 22 Yang berarti adanya tambahan yang diharapkan atau dapat membedakan dengan produk lainnya. Misalnya dengan adanya tambahan service/pelayanan setelah pembelian dilakukan. Potensial produk (Potencial product) Yaitu untuk tingkat akhir merupakan segala perluasan dari transformasi yang mungkin akan dapat dialami di masa mendatang. 3. Perencanaan produk dan jasa (product and service planning) Meliputi berbagai berbagai macam aktivitas seperti uji pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas produk, penghapusan produk produk lama yang telah ada sebelumnya, dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. 4. Penetapan harga (pricing) Dalam penetapan harga ada lima pemangku kepentingan (stakeholder) yang mempengaruhi penetapan harga (pricing), yaitu: Konsumen Pemerintah Pemasok Distributor Pesaing 23 5. Distribusi (distribution) Distribusi merupakan suatu proses penyampaian produk atau jasa dari tangan produsen ke konsumen. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Di dalam distribusi terdapat berbagai macam saluransaluran distribusi. Philip Kotler (1997) mengemukakan bahwa, “Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi”. Sedangkan menurut Winardi (1989) “Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli”. 6. Riset Pemasaran (market research) Adalah proses pengumpulan, pencatatan, dan penganalisaan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran produk atau jasa (David, 2010). 7. Analisis peluang (oppurtunity analysis) Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat, dan resiko terkait pembuatan keputusan pemasaran suatu organisasi. 24 2.2.2.2.3 Keuangan/Akuntansi Kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dalam menempatkan posisi kompetitif perusahaan dan daya tariknya bagi para investor (David, 2010). Menurut James C VanHorne dalam bukunya Fundamental of Financial Management (2009), menyebutkan bahwa fungsi keuangan/akuntansi terdiri dari 3 hal, yaitu: 1. Keputusan investasi (investment decision) adalah alokasi dan realokasi modal dan sumber daya perusahaan untuk berbagai proyek, produk, aset, dan divisi sebuah organisasi. 2. Keputusan pembiayaan (financing decision) adalah penentuan akan struktur modal terbaik dan usaha dalam mencermati berbagai macam metode yang digunakan perusahaan untuk mengumpulkan modal. 3. Keputusan dividen (dividend decision) mencakup pemerhatian akan isuisu yang berhubungan dengan persentase laba yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham perusahaan, stabilitas atas dividen yang dibayarkan tiap waktu, pembelian kembali atau penerbitan saham perusahaan. 2.2.2.2.4 Produksi Produksi (production) secara garis besar diartikan proses mengubah input menjadi output, di mana input berupa sumber daya dan output adalah produk atau 25 jasa. Menurut R.Schroder dalam bukunya Operations Management (1981) yang diadaptasi oleh David (2010), terdapat lima fungsi dasar manajemen produksi, yaitu: 1. Proses Yang merupakan rancangan sistem produksi fisik, di mana terdapat berbagai macam keputusan spesifik yang mencakup pilihan teknologi, tata letak fasilitas, analisis alur proses, lokasi fasilitas, perimbangan lini, pengendalian proses, dan analisis transportasi. 2. Kapasitas Keputusan kapasitas yang berkaitan dengan penentuan tingkat dari output optimal dari hasil produksi, di mana meliputi peramalan (forecasting), perencanaan fasilitas, perencanaan agregat, penjadwalan, perencanaan kapasitas, dan analisis antrian. 3. Persediaan Menyangkut pengelolaan atas tingkatan persediaan bahan mentah produksi, proses pengerjaan, dan barang jadi hasil produksi. 4. Angkatan Kerja Menyangkut pengelolaan tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan, Di mana tenaga kerja tersebut harus dapat terampil dalam melakukan tugasnya. 5. Kualitas Menyangkut akan hasil produksi atas produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Di mana mencakup proses pengendalian kualitas, penentuan sampel, pengujian, penjaminan kualitas, dan pengendalian biaya. 26 2.2.2.2.5 Penelitian dan Pengembangan Merupakan area operasi analisis yang harus dicermati kekuatan dan kelemahannya, di mana penelitian dan pengembangan atau sering disebut juga dengan divisi litbang pada masa sekarang ini mempunyai peranan penting bagi organisasi dalam menciptkan keunggulan kompetitif. Litbang dalam organisasi mempunyai dua bentuk dasar (David, 2010), yaitu: Litbang internal, yaitu organisasi yang mempunyai departemen litbangnya sendiri. Litbang eksternal, yaitu: perusahaan merekrut para peneliti independen atau lembaga penelitian independen untuk mengembangkan produk-produk tertentu. Pendanaan litbang secara umumnya berasal dari: 1. Dari pembiayaan untuk proposal proyek. 2. Penggunaan metode persentase penjualan. 3. Penganggaran yang secara kurang lebih besarnya sama dengan yang dihabiskan oleh litbang pesaing. 4. Penentuan atas berapa banyaknya produk baru yang berhasil dibutuhkan untuk perkiraan investasi litbang yang diperlukan oleh perusahaan. 2.2.2.2.6 Sistem Informasi Manajemen Informasi sangat dibutuhkan oleh semua kegiatan, termasuk dalam melakukan bisnis. Pada saat ini informasi sangat memberikan pengaruh terhadap 27 kesuksesan sebuah organisasi dalam bersaing, hal ini dikarenakan informasi yang dikelola oleh perusahaan dapat mempunyai tiga tugas penting, yaitu: 1. Mendukung kegiatan-kegiatan operasional perusahaan. 2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3. Mendukung persaingan keuntungan strategis. 2.2.2.2.7 Analisis Mata Rantai Analisis mata rantai (value chain analysis) mengarah pada proses perusahaan dalam penentuan biaya terkait aktivitas organisasional mulai dari aktivitas pembelian bahan baku untuk proses produksi sampai aktivitas pemasaran hasil produksi. Dengan penggunaan analisis mata rantai, perusahaan dapat mengidentifikasi secara tepat kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, bila membandingkan analisis mata rantai yang dimilikinya dengan perusahaan pesaingnya tersebut. 2.2.3 Strategi Dalam Manajemen Strategis Setelah organisasi melalui analisa-analisa baik dari visi dan misi organisai, analisa lingkungan maka perusahaan harus dapat menetukan tujuan jangka panjangnya dengan mempresentasikan hasil-hasil yang telah didapat tersebut ke dalam sebuah strategi alternatif tertentu yang harus konsisten karena ini merupakan tujuan jangka panjang organisasi. Strategi-strategi alternatif tersebut dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif (David, 2010). 28 2.2.3.1 Strategi Integrasi Di mana strategi intergrasi ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Strategi integrasi ke depan (forward integration) Berkatitan dengan usaha dalam memperoleh kepemilikan atau pengendalian yang lebih besar atas distributor atau peritel. Terdapat enam pedoman tentang kapan integrasi ke depan ini dilakukan sehingga menjadi strategi yang efektif bagi organisasi (David, 2010), yaitu saat: Ketika distributor bagi organisasi menjadi sangat mahal dan tidak dapat diandalkan. Ketika keterbatasn akan ketersediaan bahan baku berkualitas yang dimiliki kepada perusahaan-perusahaan yang melakukan integrasi ke depan. Ketika sebuah organisasi berkompetisi di tengah lingkungan industri yang sedang tumbuh. Ketika organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru pendistribusian produkproduknya. Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi. Ketika distributor dan peritel memiliki margin laba yang sangat tinggi. 29 2. Strategi Integrasi ke belakang (backward integration) Merupakan sebuah strategi yang mengupayakan atas kepemilikan atau kontrol yang lebih besar atas pemasok bahan baku organisasi. Terdapat tujuh pedoman tentang kapan melakukan integrasi ke belakang (David, 2010), yaitu: Ketika pemasok menjadi sangat mahal dan tidak dapat diandalkan. Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak. Ketika organisasi bersaing di tengah lingkungan industri yang sangat pesat. Ketika organisasi memiliki modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam mengelola bisnis pemasok bahan mentahnya sendiri. Ketika keuntungan dari harga stabil menjadi sangat tinggi. Ketika pemasok bagi organisasi saat ini memiliki margin laba yang sangat tinggi. Ketika organisasi membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan secara cepat. 3. Strategi horizontal (horizontal integration) Yaitu strategi yang mengupayakan kepemilikan dan pengendalian kontrol atas organisasi pesaingnya. Terdapat lima pedoman tentang kapan melakukan intergrasi horizontal ini (David, 2010), yaitu: Ketika organisasi mempunyai karakteristik menjadi monopolistik di suatu wilayah tanpa bertentangan dengan peraturan pemerintah. 30 Ketika organisasi bersaing di sebuah industri yang sedang berkembang. Ketika organisasi memiliki modal dan sumber daya yang dibutuhkan dalam mengelola organisasi yang sedang berekspansi. Ketika pesaing organisasi melemah dikarenakan kurangnya keterampilan manajerial atau kebutuhan akan sumber daya tertentu yang dimiliki oleh sebuah organisasi. 2.2.3.2 Strategi Intensif Di mana strategi intensif ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Penetrasi pasar (market penetration) Adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang ada di pasar saat ini agar mencapai pemasaran yang jauh lebih besar. Terdapat lima pedoman tentang kapan melakukan penetrasi pasar (David, 2010), yaitu: Ketika kondisi pasar saat ini belum jenuh akan produk dan jasa tertentu. Ketika tingkat konsumsi konsumen saat ini dapat ditingkatkan secara signifikan. Ketika pangsa pasar pesaing utama mengalami penurunan, sedangkan total penjualan industri meningkat. 31 Ketika kolerasi antara pengeluaran penjualan dan pemasaran mata uang yang berlaku di negara berdirinya organisasi secara historis tinggi. Ketika meningkatnya skala ekonomi dalam memberikan keunggulan kompetitif besar. 2. Pengembangan pasar (market development) Di mana meliputi pengenalan produk dan jasa yang ada pada saat ini kepada wilayah-wilayah geografis yang baru. Terdapat enam pedoman tentang kapan melakukan pengembangan pasar (David, 2010), yaitu: Ketika saluran-saluran distribusi baru yang dimiliki oleh organisasi tersedia dan dapat diandalkan, tidak memakan biaya tinggi, dan mempunyai kualitas yang baik. Ketika organisasi sukses dalam bisnis yang dijalakannya. Ketika organisasi memiliki modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam melakukan perluasan operasi. Ketika organisasi saat ini memiliki kapasitas lebih dalam produksi produk atau jasa. Ketika organisasi cepat berkembang dan mulai mencakup lingkungan global. 3. Pengembangan produk (product development) Adalah sebuah strategi yang mengusahakan peningkatan penjualan melalui perbaikan atau modifikasi atas produk atau jasa yang ada pada saat ini. Terdapat lima pedoman tentang kapan melakukan pengembangan produk (David, 2010), yaitu: 32 Ketika organisasi memiliki produk-produk yang berhasil pada tahap kematangan (maturity) dalam siklus produk (product life cycle), di mana agar menarik minat konsumen untuk mencoba produk baru. Ketika organisasi berkompetisi di lingkungan industri yang pertumbuhan teknologinya sangat cepat. Ketika pesaing utama organisasi menawarkan produk yang mempunyai kualitas lebih baik dan harga yang bagus. Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tingkat pertumbuhannya tinggi. Ketika organisasi saat ini mempunyai kapabilitas dalam penelitian dan pengembangan yang sangat kuat. 2.2.3.3 Strategi Diversifikasi Strategi diversifikasi merupakan salah satu strategi alternatif yang mempunyai dua jenis umum, yaitu: 1. Diversifikasi terkait Yaitu perusahaan menerapkan suatu strategi yang memunculkan produk atau jasa baru yang masih terkait atau berhubungan dengan yang telah ada. Terdapat enam pedoman kapan melakukan diversifikasi terkait (David, 2010), yaitu: 33 Ketika organisasi berkompetisi di sebuah lingkungan industri yang pertumbuhannya tidak berkembang atau pertumbuhannya lambat. Ketika dengan menambahkan produk baru yang masih terkait atau berhubungan dapat secara signifikan meningkatkan penjualan produk saat ini. Ketika produk baru dan masih terkait memiliki harga yang sangat bersaing. Ketika produk baru dan masih terkait memiliki tingkat penjualan musiman yang dapat mengimbangi puncak dan jurang penjualan yang ada pada saat ini di perusahaan. Ketika produk organisasi saat ini sedang mengalami siklus penurunan dari siklus hidup produk. Ketika organisasi memiliki manajemen yang kuat. 2. Diversifikasi tak terkait Yaitu perusahaan menerapkan suatu strategi yang memunculkan produk atau jasa baru yang tidak terkait atau tidak berhubungan dengan yang telah ada. Terdapat sepuluh pedoman kapan melakukan diversifikasi terkait (David, 2010), yaitu: Ketika pendapatan dari produk atau jasa mengalami peningkatan signifikan dari penambahan produk atau jasa baru yang tidak terkait. Ketika organisasi bersaing di lingkungan industri yang sangat kompetitif tapi tidak mengalami pertumbuhan, diindikasikan 34 dengan margin laba dan tingkat pengembalian industri yang rendah. Ketika saluran distribusi yang dimiliki oleh organisasi saat ini dapat digunakan dalam memasarkan produk baru kepada konsumen. Ketika produk baru memiliki pola penjualan kontraksiklis bila dibandingkan dengan produk lama yang dimiliki oleh organisasi saat ini. Ketika industri dasar pada organisasi saat ini mengalami penurunan dalam penjualan dan laba tahunan. Ketika organisasi memiliki manajerial yang memungkinkan untuk bersaing di industri baru. Ketika organisasi dapat membeli bisnis yang tidak terkait di mana menarik secara investasi. Ketika ada sinergi finansial yang terjadi antara perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi. Ketika kondisi pasar saat ini sudah mencapai titik jenuh pada produk yang dimiliki oleh organisasi. Ketika aksi antitrust ditujukan pada organisasi yang secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri. 35 2.2.3.4 Strategi Difensif Strategi difensif merupakan strategi alternatif terakhir, di mana perusahaan dapat melakukan penciutan, divestasi, dan likuidasi. 1. Penciutan (retrenchment) Organisasi melakukan pengelompokkan ulang dengan cara pengurangan terhadap biaya dan aset agar organisasi dapat mengatasi penjualan dan laba yang turun. Terdapat lima pedoman kapan melakukan penciutan (David, 2010), yaitu: Ketika sebuah organisasi memiliki kompetensi khusus yang sangat nyata namun organisasi tidak dapat secara konsisten memenuhi maksud dan tujuan organisasi dari waktu ke waktu. Ketika organisasi menjadi pesaing terlemeah dalam persaingan. Ketika organisasi mengalami ketidakefisienan, pencapaian profit rendah, semangat karyawan yang rendah, dan tekanan dari para pemegang saham untuk memperbaiki kondisi organisasi tersebut. Ketika organisasi gagal dalam pemanfaatan peluang eksternal, meminimalkan ancaman eksternal, memanfaatkan keuntungan atas kekuatan internal organisasi, dan gagal mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu. Ketika organisasi mengalami pertumbuhan yang terlalu cepat yang sehingga organisasi harus mengambil tindakan reorganisasi internal. 2. Divestasi (divestiture) Merupakan tindakan menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi, sehingga organisasi mengalami penciutan yang bertujuan untuk mendapatkan 36 modal. Terdapat enam pedoman kapan organisasi melakukan divestasi (David, 2010), yaitu: Ketika organisasi sedang menjalankan penciutan terhadap organisainya, dan gagal dalam mencapai perbaikan yang diperlukan. Ketika suatu divisi organisasi membutuhkan membutuhkan sumber daya yang lebih banyak agar dapat lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh oranisasinya. Ketika suatu divisi bagian organisasi mempunyai tanggung jawab atas kinerja kinerja organisasi yang buruk. Ketika suatu divisi organisasi tidak mampu lagi dalam menyesuaikan diri dengan bagian organisasi lainnya. Ketika organisasi membutuhkan dana yang sangat besar dan dibutuhkan dalam waktu yang sangat dekat, di mana organisasi tidak mempunyai cara lain dalam memperoleh dana tersebut. Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam organisasi. 3. Likuidasi (liquidation) Merupakan tindakan organisasi di mana menjual seluruh aset-aset yang dimiliki oleh organisasi secara terpisah-pisah untuk kekayaan berwujudnya. Terdapat tiga pedoman dalam melakukan likuidasi (David, 2010), yaitu: Ketika organisasi sudah menjalankan strategi penciutan maupun divestasi tetapi semua cara tersebut tidak berhasil. Ketika organisasi mempunyai jalan terakhir berupa pernyataan bahwa organisasi tersebut bangkrut. 37 Ketika para pemegang saham organisasi dapat meminimalkan kerugian yang dialami oleh organisasi dengan cara menjual aset organisasi. 2.3 Analisis dan Pemilihan Strategi Menurut David (2010) terdapat tiga langkah dalam pemilihan strategi, yaitu: 1. Tahap input (input stage) berisi informasi input dasar yang dibutuhkan dalam perumusan suatu strategi. 2. Tahap pencocokkan (matching stage) menfokuskan pada penciptaan strategistrategi alternatif berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal utama. 3. Tahap keputusan (decision stage) pada tahap ini strategi-strategi alternatif yang ada kemudian hanya dipilih satu strategi alternatif terbaik yang akan dijalankan oleh organisasi. Tabel 2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan TAHAP 1: TAHAP INPUT Matrix Evaluasi Matrix Evaluasi Matrix Profile Faktor Internal (IFE) Fakor Eksternal (EFE) Persaingan (CPM) TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN 38 Matrix IE Matrix Strategi Besar Matriks SWOT (Internal-External) (Grand Strategy Matrix) (Strenghts - Weakness Opportunities - Threat) TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategy Planning Matrix - QSPM) Sumber: David (2010) 2.4 Kajian Pustaka Pada kajian pustaka terdapat hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini. Berikut hasil-hasil penelitian sebelumnya. Berdasarkan jurnal oleh Shojaei,Mohammad Reza Nima., Taheri, Saeb., Mighani,Mohammad Amin. (2010). “Strategic planning for a food Industry Equipment manufacturing factory, Using SWOT Analysis, QSPM, and MAUT Models” ASIAN JOURNAL OF MANAGEMENT RESEARCH. Diakes pada 10 Desember 2012 dari http://www.ipublishing.co.in/ajmrvol1no1/EIJMRS1059.pdf. Di mana pada penelitian tersebut menyatakan “These results were also confirmed by QSPM matrix. The strategy of increase in share of international markets gained the highest score and therefore, became the top priority. In MAUT model, the utility of the acquired strategies by SWOT analysis, were calculated using four attributes of cost, time, infra structure, and manager’s preferences. The results were slightly 39 different from what was acquired using QSPM model.” Bahwa penggunaan Matriks SWOT mempunyai hasil yang berbeda dengan Matriks QSPM dalam strategi alternatif yang dihasilkan. Berdasarkan jurnal oleh Nejad, Mahsa Beidokhty., Pouyan, Nina., Shojaee, Mohammad Reza. “APPLYING TOPSIS AND QSPM METHODS IN FRAMEWORK SWOT MODEL: CASE STUDY OF THE IRAN’S STOCK MARKET”. Australian Journal of Business and Management Research Vol.1 No.5 [93-103] | August-2011. Yang diakses pada 18 Desember 2012 dari http://www.ajbmr.com/articlepdf/ajbmrv01n0511.pdf. Di mana pada penelitian membahas tentang penggunaan metode Matriks IFE dan EFE, Matriks SWOT, dan Matriks QSPM dalam mencari strategi atas kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada Irans Stock Market. Dan hasil penggunaan metode-metode tersebut memberikan peningkatan performa pada Irans Stock Market tersebut. Berdasarkan jurnal oleh Garthinda, Denna., Leo, Aldianto. “BUSINESS STRATEGY RECOMMENDATION FOR WARUNG LEPAK RESTAURANT USING QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)”. THE INDONESIAN JOURNAL OF BUSINESS ADMINISTRATION Vol. 1, No. 3, 2012: 137-145, jurnal ini diakses pada 18 Desember http://journal.sbm.itb.ac.id/index.php/IJBA/article/view/286/235. 2012 Di mana dari pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode Matriks QSPM dapat memberikan strategi alternatif pada usaha Warung Lepak secara tepat. 40 Berdasarkan jurnal oleh Saghaei, Maryam., Fazayeli, Leila., Shojaee, Mohammad “STRATEGIC Reza. PLANNING FOR A LUBRICANT MANUFACTURING COMPANY Using SWOT Analysis, QSPM model (one of the Top companies of Iranian Oil, Gas and Petrochemical Products Exporters' Association)”. Australian Journal of Business and Management Research Vol.1 No.10 [18-24] | January-2011. Diakses pada 20 Desember 2012 dari http://www.ajbmr.com/articlepdf/AJBMR_20_03c12.pdf. Di mana pada penelitian tersebut penggunaan metode Matriks SWOT dan Matriks QSPM harus berdasarkan pendapat pribadi para ahli yang akhirnya dapat membantu perusahaan membuat keputusan akhir atas strategi perusahaan. Berdasarkan jurnal oleh Ommani, Ahmad Reza. “Strengths, weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT) Analysis for Farming System Businesses Management: Case of Wheat Farmers of Shadervan District, Shoushtar Township, Iran”. African Journal of Business Management Vol. 5(22), pp. 9448-9454, 30 September, 2011. Diakses pada 26 Desember 2012 dari http://www.academicjournals.org/ajbm/PDF/pdf2011/30Sept/Ommani.pdf. Di mana pada penelitian tersebut Analisis SWOT menunjukkan kerangka kerja untuk membantu perencana untuk mengidentifikasi strategi untuk mencapai tujuan. Di mana hasil penelitian pada Distrik Shadervan-Iran tersebut berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat mengidentifikasi strategi yang memiliki peran penting dalam pengembangan sistem pertanian dan dalam meningkatkan ketahanan pangan di daerah tersebut. 41 2.5 Kerangka Pemikiran PD. Harapan Indah Matriks I-E Faktor Eksternal Faktor Internal Matriks EFE Matriks IFE Matriks SWOT Matriks QSPM Strategi PD. Harapan Indah Matriks Strategi Besar