pendahuluan - IPB Repository

advertisement
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara
berkembang seperti Indonesia. Menurut WHO dan Bank Dunia (2005)
diperkirakan setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan
7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26
juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada
tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan
berkembang (International Union Against Cancer /UICC 2009).
Kanker menempati urutan kedua setelah penyakit jantung sebagai
penyebab kematian utama di Amerika serikat. Pada wanita usia 40 hingga 79
tahun dan laki-laki usia 60-79 tahun (Whitney 2008). Penyakit kanker sebagian
besar dapat dicegah, namun dapat mengakibatkan lebih dari satu juta kematian
setiap tahunnya. Sekitar 23 % kematian di Amerika serikat diakibatkan oleh
kanker (Lee RD, et al 2008). Proporsi kejadian kanker di dunia yang lebih tinggi
terjadi di daerah kurang berkembang, baik dari segi insiden kanker (56% dari
kasus kanker baru di tahun 2008 terjadi di negara berkembang) dan kematian
kanker (63% dari kematian akibat kanker). Penderita kanker terbanyak di dunia
adalah kanker paru-paru (1.61 juta, 12.7% dari total), kanker payudara (1.38 juta,
10.9%) dan kanker kolorektal (1.23 juta, 9.7%). Penyebab kematian yang paling
umum terjadi yaitu pada kanker paru-paru (1.38 juta, 18.2% dari total), kanker
lambung (0.74 juta, 9.7%) dan kanker hati (0.69 juta, 9.2%) (GLOBOCAN 2008).
Di Indonesia pada tahun 2004, prevalensi penyakit neoplasma mengalami
peningkatan yang cukup tinggi (Depkes Indonesia 2005). Data statistik rumah
sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006, menunjukkan
bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap
(19,64%), disusul kanker leher rahim (11,07%), dan leukemia (5,93%) (Depkes
Indonesia 2009). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
diantara penyakit tidak menular pada semua kelompok umur di Indonesia, kanker
(tumor ganas) berada pada urutan keenam setelah diabetes mellitus yaitu 4.3‰.
Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang
berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada
sel - sel DNA, dan kerusakannya ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel-sel ini
merusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi
2
dari pertumbuhan dan penyebaran sel-sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi
tumor didasarkan pada jaringannya, sifat pertumbuhan, dan invasi atau
penyebaran ke jaringan lain. Pertumbuhan neoplasma ganas biasanya merusak
jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya, proses ini dikenal
sebagai metastasis (Grant 2004).
Kanker dapat membunuh penderitanya dengan berbagai cara, tetapi yang
paling sering adalah akibat kekurangan gizi yang berat atau kakhesia. Pada
penderita dengan kakhesia, penderita mengalami kurus kering dan lemah lunglai,
seperti orang yang menderita kelaparan dengan jangka waktu yang lama.
Malnutrisi pada kanker disebabkan oleh faktor-faktor primer dan sekunder, baik
langsung maupun tidak langsung. Pada 20% - 40% dari seluruh penderita kanker
penyebab kematian adalah karena kelaparan. Faktor-faktor primer tersebut
antara lain faktor umur, pengetahuan tentang gizi, asupan makanan, penyakit
infeksi dan untuk faktor-faktor sekunder tersebut antara lain stadium kanker dan
tindakan pengobatan kanker (Uripi 2002).
Status gizi dan tingkat konsumsi pangan merupakan bagian penting dari
status kesehatan seseorang. Seseorang dengan kondisi sakit yang sedang
dalam penyembuhan dan juga pada lanjut usia pun memerlukan pangan khusus
karena kondisi kesehatannya yang kurang baik. Pandangan dan kepercayaan
seseorang, termasuk juga pengetahuan mereka tentang ilmu gizi, harus
dipertimbangkan
sebagai
bagian
dari
berbagai
faktor
penyebab
yang
berhubungan terhadap konsumsi makanan mereka. Dengan pendidikan gizi yang
baik
maka
dapat
ditingkatkan
konsumsi
pangan
serta
keadaan
gizi
(Suhardjo 2003).
Terjadinya penurunan status gizi pada sebagian besar penderita kanker
terutama karena turunnya asupan zat-zat gizi, baik akibat gejala penyakit
kankernya sendiri atau efek samping pengobatan seperti anoreksia, mual,
muntah, maupun diare. Penyakit kanker dapat diobati dengan pembedahan,
radiasi, kemoterapi, imunoterapi, atau kombinasi beberapa jenis pengobatan
tersebut. Meskipun demikian, semua jenis pengobatan ini sedikit banyak akan
mempengaruhi keadaan gizi penderita karena efek samping yang ditimbulkan
seperti anoreksia, mual, muntah, maupun diare. Di lain pihak, keberhasilan
pengobatan sangat tergantung pada keadaan gizi penderita (Uripi 2002).
Kemunduran status gizi dapat menimbulkan komplikasi dan menghambat terapi
kuratif. Kekurangan gizi merupakan salah satu faktor penting yang sangat
3
mempengaruhi hasil pengobatan kanker karena pasien dengan kecukupan gizi
dan status gizi yang baik relatif lebih tahan terhadap terapi kanker dari pada
pasien yang berstatus gizi buruk dan kecukupan gizi kurang.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Montoya dan Domingo (2010)
mengenai status gizi pasien kanker dengan pengobatan kemoterapi pada
Lembaga Nasional Transplantasi Ginjal di Singapura, menunjukan bahwa
separuh (47,5%) pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengalami
kekurangan gizi bahkan risiko lebih tinggi mengalami gizi buruk. Dalam
penelitiannya dinyatakan bahwa pada pasien kanker berisiko kekurangan gizi
karena memiliki sistem metabolik yang tinggi akibat tumor, rendahnya asupan
makan karena kemoterapi yang menyebabkan perubahan indera pencecap dan
pembau. Begitu juga dengan hasil studi Unsal (2006) dan Geirsdottir (2008)
menunjukan bahwa, terjadi penurunan status gizi pasien kanker (40%) setelah
menjalani terapi kemoterapi, dan terjadi peningkatan keadaan malnutrisi pasien
kanker (31% menjadi 43%) setelah menjalani terapi radiasi. Studi lain
menunjukan bahwa 64% pasien kanker mereka mengalami gizi buruk yang
meningkat sampai 81% di antara pasien yang menjalani perawatan paliatif,
dimana perawatan paliatif yaitu perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi dampak kanker serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
Perawatan ini biasanya dilakukan pada pasien dengan kondisi stadium lanjut.
Karena tingginya prevalensi gizi buruk pada pasien kanker sehingga penting
untuk dilakukannya penilaian status gizi pasien tersebut.
Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah RS rujukan pusat yang berfungsi
memberikan pelayanan yang merata bagi masyarakat, khususnya bagi penderita
kanker. Ada peningkatan persentase penyakit kanker di RS Kanker Dharmais
dari tahun ke tahun. Hal ini dapat terlihat dari 10 besar jumlah penderita kanker
dari tahun 2009 jumlah penderita kanker adalah 1530 kasus dan pada tahun
2010 berjumlah 1722 kasus. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kecukupan energi dan protein,
tingkat pengetahuan gizi, jenis terapi kanker, dan status gizi pasien kanker rawat
inap Rumah Sakit Kanker Dharmais.
4
Rumusan Masalah
Bagaimanakah tingkat kecukupan energi dan protein,tingkat pengetahuan
gizi, jenis terapi kanker dan status gizi pasien kanker rawat inap di Rumah Sakit
Kanker Dharmais.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari tingkat
kecukupan energi dan protein, tingkat pengetahuan gizi, jenis terapi kanker dan
status gizi pasien kanker rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Tujuan Khusus
1. Mempelajari karakteristik contoh (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,
dan pekerjaan).
2. Identifikasi tingkat pengetahuan gizi contoh kanker di Rumah Sakit
Kanker Dharmais.
3. Identifikasi tingkat kecukupan energi dan protein contoh kanker di Rumah
Sakit kanker Dharmais.
4. Identifikasi jenis kanker dan jenis terapi kanker contoh kanker di Rumah
Sakit Kanker Dharmais.
5. Identifikasi status gizi contoh kanker rawat inap di Rumah Sakit Kanker
Dharmais.
6. Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi, tingkat kecukupan
energi dan protein, jenis terapi kanker dengan status gizi contoh kanker di
Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini peneliti akan memperoleh pengalaman
langsung untuk mengetahui permasalahan kanker dalam bidang gizi dan
mengetahui baik tingkat asupan makan, terapi kanker maupun status gizi
pasien kanker juga menambah wawasan dan pengetahuan peneliti di
bidang gizi klinik.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan
masukan informasi data mengenai status gizi pasien kanker rawat inap
dan hubungannya dengan tingkat asupan makan dan terapi kanker serta
5
sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan intervensi gizi pada pasien
kanker.
3. Bagi Masyarakat
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan hasilnya berguna untuk
masyarakat khususnya pasien kanker maupun keluarganya dalam
informasi berkenaan dengan asupan makan pasien kanker, terapi kanker
serta hubungannya dengan status gizi pasien kanker.
Download