Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERKALIAN
DENGAN PENERAPAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA SDN TAIMANU
KABUPATEN SUMBA TIMUR KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN
2013/2014
JURNAL
Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika
Oleh
JOAN PURNAMA MANAPA
202009111
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
1
2
3
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA MATERI PERKALIAN DENGAN PENERAPAN
METODE JARIMATIKA PADA SISWA SDN TAIMANU
KABUPATEN SUMBA TIMUR KELAS IV
SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Joan Purnama Manapa
Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
The aim of this classroom action research is to improve the math learning outcomes to grade IV students
Elementary School Taimanu Sumba Timur by using Jarimatika method. Number of participants in this
research are 30 students. In this baseline condition are teacher center learning, the students cannot to know
the basic consepts from multiply, and induce the learning outcomes is low. The classical completeness pre
action reached are 34,67 or 10%. This research uses two cycles, each cycle consisted of three meetings and
two meetings. Data colecction techniques classroom action research using planning, acting and observing,
and reflecting. Data analysis techniques using comparative descriptive analysis techniques. The result show
that using this techniques can improve the math learning outcomes for multiplication operation by
Jarimatika method. In the classical completeness from first cycle are 64,47 or 47% and from second cycle
are 72,6 or 87%. So, it can be conclude that jarimatika method is abble to improve the learning
outcomes student’s multiplication operation. Therefore, it is suggested to applly jarimatika method.
Key word: Jarimatika method, classroom action research, leaning outcomes
PENDAHULUAN
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar. Pelajaran
matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas 1 Sekolah Dasar (SD)
maupun di Taman Kanak-Kanak, siswa sudah dikenalkan dengan matematika (Suparno,
2011). Tujuan pembelajaran matematika adalah menggunakan pola hitung tentang
perkalian atau prosedur pekerjaan, melakukan manipulasi secara matematika,
mengorganisasi data, memanfaatkan simbol, tabel, diagram dan grafik, mengenal dan
menemukan pola, menarik kesimpulan, membuat kalimat atau model matematika,
membuat interpretasi bangun dalam bangun dan ruang, memahami pengukuran dan satuansatuannya, dan menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika (Jihad, 2008). Tujuan
4
pembelajaran matematika di SD adalah untuk mengembangkan kreativitas yang
melibatkan imajinasi siswa dan penemuan-penemuan dengan mengembangkan pemikiran
divergen dan rasa ingin tahu siswa dapat memprediksi atau berani mencoba-coba
(Suparno, 2011).
Persoalan-persoalan juga sering muncul dalam kegiatan pembelajaran matematika
sehingga menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di SD Negeri Taimanu Kabupaten Sumba Timur khususnya di kelas IV pada
proses pembelajaran materi perkalian cenderung terpusat pada guru, media yang
digunakan untuk berhitung adalah lidi sapu dan batu serta masih banyak siswa yang
mengeluh tentang materi tersebut. Banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran
matematika sangat sulit dan rumit untuk dipelajari. Siswa kelas IV sudah mampu
mengoperasikan perkalian 1 s/d 5 namun pada operasi hitung perkalian 6 s/d 10 siswa
belum dapat mengoperasikan dengan benar sehingga siswa harus menghafal serta kurang
terampilnya siswa dalam berhitung.
Hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika rendah di kelas IV yaitu dengan
jumlah total seluruh siswa adalah 30 siswa terdapat 27 siswa (90%) yang belum memenuhi
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sedangkan 3 siswa (10%) sudah
memenuhi KKM yang ditentukan dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 dan
nilai terendah yaitu 20. KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 61. Pada kenyataannya
perkalian dasar telah diajarkan di kelas II namun kemampuan berhitung siswa kelas IV
masih rendah.
Berdasarkan hal diatas, untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan
guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus-menerus berupaya
untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Salah satu
upaya tersebut itu adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jarimatika dalam pembelajaran berhitung merupakan media pembelajaran dengan
menggunakan jari tangan. Jarimatika merupakan singkatan dari jari dan aritmatika. Jari
adalah jari-jari tangan kita yang berjumlah 10 dan aritmatika adalah kemampuan
berhitung. Menurut Wulandani (2007) jarimatika adalah suatu cara atau metode berhitung
(operasi KaBaTaKu/kali bagi tambah kurang) dengan menggunakan jari dan ruas jari-jari
tangan. Penggunaan jarimatika pada proses perhitungan pada operasi perkalian,
memberikan kesenangan pada siswa, sebab proses menghitung dengan gerakan jari-jari
tangan akan membuat siswa merasa senang, dengan merasa senang akan tumbuh minatnya
dalam belajar dan siswa akan mengulang-ulang proses perhitungannnya. Operasi hitung
perkalian pada pelajaran matematika dengan jarimatika tidak memberatkan memori otak,
sebab siswa tidak perlu menghitung perkalian dengan cara panjang, cara yang panjang
akan menjemukkan siswa. Penggunaan metode jarimatika yang menyenangkan maka
peningkatan hasil belajar akan mudah tercapai (Wijiastuti,2012).
Prasetyono (2009) mengatakan bahwa jarimatika ini selain fleksibel juga tidak
memberatkan memori otak dan dalam proses perhitungan, menunjukkan tingkat
keakuratan yang tinggi. Kelebihan metode jarimatika menurut Wulandani (2008) adalah
metode jarimatika menggunakan visualisasi proses berhitung, hal ini membuat siswa
mudah melakukannya, gerakan jari-jari tangan akan menarik minat siswa sehingga mereka
5
akan melakukan dengan gembira, relatif tidak memberatkan memori siswa saat digunakan,
alatnya tidak perlu dibeli dan tidak akan pernah ketinggalan atau terlupa dimana
menyimpannya, serta tidak bisa disita saat ujian.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian dengan Penerapan Metode Jarimatika
pada Siswa SDN Taimanu Sumba Timur Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran
2013/2014”.
KAJIAN PUSTAKA
A. Jarimatika
Jarimatika merupakan singkatan dari jari dan aritmatika. Jari adalah jari-jari
tangan yang berjumlah 10 dan aritmatika adalah kemampuan berhitung. Menurut
Wulandani (2007) jarimatika adalah cara berhitung (operasi KaBaTaKu/kali bagi
tambah kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Suparno (2011)
mengemukakan bahwa jarimatika adalah suatu cara yang sederhana untuk
menghitung kali, bagi, tambah, kurang dengan menggunakan alat bantu hitung jarijari tangan. Berbeda dengan Prasetyono (2009) yang menyatakan bahwa teknik
jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan menggunakan alat
bantu jari. Sedangkan Wijiastuti (2012) mengatakan bahwa jarimatika adalah suatu
cara yang sistamatis untuk melaksanakan suatu proses berhitung yang mudah dan
menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Berdasarkan pengertian
jarimatika yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dalam penelitian ini mengacu
pada pengertian jarimatika menurut Wulandani (2007) yaitu suatu cara berhitung
(operasi KaBaTaKu/kali bagi tambah kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan.
Langkah-langkah pembelajaran jarimatika menurut Wulandani (2012) adalah
sebagai berikut: 1) guru mengajak siswa untuk menarik napas dalam-dalam lalu
hembuskan perlahan, kemudian tersenyum. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk
bernyanyi agar siswa merasa gembira dan tidak menjadi bosan sebelum penerapan
metode jarimatika diajarkan; 2) guru mengenalkan lambang-lambang yang
digunakan dalam jarimatika, diawali dengan tangan kanan yang menunjukkan satuan
1-9 lalu tangan kiri yang menunjukkan puluhan 10-90; 3) guru mengajak siswa
untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang menunjukkan angka-angka
tersebut; 4) guru mengajarkan konsep dasar perkalian. Apabila konsep perkalian 1-5
telah dipahami oleh siswa dengan baik, langkah selanjutnya adalah guru
mengajarkan perkalian 6-10 dengan menggunakan jari tangan; dan 5) guru
mengajarkan dan mendemonstrasikan formasi jarimatika perkalian 6-10.
B. Hasil Belajar
Sudjana (2004) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari
proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun
secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Menurut Uno
(2008) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri
seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Berbeda
dengan Sujiono (2010) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah cerminan
6
kemampuan siswa yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu
kompetensi dasar.
Berdasarkan pengertian hasil belajar yang dikemukakan para ahli diatas, dalam
penelitian ini mengacu pada pengertian hasil belajar menurut Sudjana (2004) yaitu
hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat
pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan
maupun tes perbuatan.
Adapun indikator tes evaluasi pembelajaran jarimatika pada operasi hitung
perkalian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Indikator Soal Tes
Aspek
Memahami dan Menggunakan SifatSifat Operasi Hitung Bilangan dalam
Pemecahan Masalah
Sub Aspek
Melakukan Operasi
Perkalian dan
Pembagian
Indikator
Mengalikan bilangan satu
angka dengan bilangan dua
angka dan tiga angka
Mengalikan bilangan 10 secara
berulang dan bilangan kelipatan
10
Mengalikan bilangan dua angka
dengan dua angka dan tiga
angka
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan
menggunakan Model Kemmis & McTaggart dan terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan,
tindakan dan observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD
Negeri Taimanu pada bulan Agustus untuk mata pelajaran matematika. Pelaksanaan
penelitian dilakukan pada siswa kelas IV A yang berjumlah 30 siswa pada semester I tahun
pelajaran 2013/2014 pada materi perkalian. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada
pertimbangan bahwa di kelas IV SD Negeri Taimanu hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika masih rendah.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode
jarimatika. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi pada materi
perkalian dengan menggunakan metode jarimatika. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskripsi komparatif. Teknik ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil penelitian pra siklus dan tiap siklus yang telah dilakukan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes, observasi,
dan dokumentasi. Tes dalam penelitian ini menggunakan jenis tes uraian yang diberikan
kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian.
7
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa pada
proses pembelajaran metode jarimatika. Dokumentasi dijadikan sebagai bukti bahwa
penelitian ini benar dilakukan.
Instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi aktivitas siswa dan
guru, serta foto saat pembelajaran. Adapun untuk validitas soal tes maupun lembar
evaluasi harus memenuhi validitas. Penelitian ini menggunakan validitas isi yaitu validitas
yang dilakukan berdasarkan pertimbangan dengan para ahli yaitu guru mata pelajaran
matematika kelas IV SDN Taimanu. Peneliti bersama guru mata pelajaran matematika
melakukan pengamatan secara cermat terhadap semua soal dalam tes, kemudian dilakukan
refleksi, pengkoreksian dan perbaikan menyangkut semua aspek yang hendak di ukur
sebelum diberikan kepada siswa. Tingkat reabilitas dalam penelitian tindakan ini
didasarkan pada kontekstual atau situasional. Reliabilitas ini untuk mengetahui sejauh
mana tingkat reliabilitas penelitian. Peneliti menyajikan data asli yang sesuai dengan
pengamatan lapangan. Data tersebut berupa observasi guru dan siswa, nilai hasil belajar,
foto dan lembar kerja siswa. Reliabilitas data dilakukan dengan diskusi guru mata
pelajaran matematika dan dosen pembimbing.
Peneliti menetapkan indikator kinerja, dimana indikator tersebut terbagi menjadi dua
indikator yaitu indikator proses dan indikator hasil. Penelitian ini memberikan patokan
indikator proses 70% dari jumlah keseluruhan kegiatan dari kegiatan pembelajaran
metode jarimatika. Sedangkan Indikator hasil dari penelitian ini adalah ketercapaian KKM
pada hasil tes yaitu dimana KKM di sekolah adalah 61 dan KKM yang akan diberikan
dalam penelitian ini adalah 65. Pemberian patokan keberhasilan 85% dari jumlah
keseluruhan siswa dengan mencapai nilai ≥ 65 berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa
sebagai pencapaian indikator hasil.
HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang berkaitan dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV
SDN Taimanu Kabupaten Sumba Timur akan dianalisis dengan cara analisis deskriptif
komparatif yaitu membandingkan hasil belajar siswa antar siklus. Pelaksanaan penelitian
semua siklus akan dipaparkan secara bersamaan dan diperbandingkan sehingga akan
diketahui perkembangan nilai ketuntasan klasikal disetiap siklus.
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pembelajaran yang cenderung terpusat
pada guru, tidak media yang memadai dalam berhitung perkalian, dan siswa menganggap
bahwa materi perkalian merupakan materi yang sulit. Siswa cenderung menghafal
perkalian 1-10. Dampak yang terjadi, siswa tidak dapat menguasai konsep yang diajarkan
guru sehingga hasil belajar siswa adalah rendah yaitu yang tidak tuntas ulangan harian
materi operasi hitung perkalian mencapai 27 siswa atau 90% dari 30 siswa dengan batas
KKM 65. Bentuk solusi dari permasalahan ini adalah melalui penerapan metode
jarimatika.
Berdasarkan hasil penerapan metode jarimatika pada siklus I, dijumpai siswa merasa
senang dalam mengikuti pelajaran, masih kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep
perkalian, siswa masih merasa sulit dan belum terbiasa untuk berhitung dengan
menggunakan jarimatika karena baru pertama kali diterapkan, beberapa siswa masih
8
menggunakan tabel perkalian ketika menjawab soal latihan, setiap siswa menuntut
perhatian dan bimbingan dari guru secara perlahan-lahan menjelaskan kembali tentang
perkalian dengan menggunakan jari tangan secara perlahan-lahan. Hal membuktikan
bahwa guru dan siswa harus bekerjasama memperbaiki proses pembelajaran agar
penerapan metode jarimatika dapat terlaksana dengan baik dan efektif.
Penerapan metode jarimatika pada siklus II berjalan dengan baik. Hal tersebut
menyebabkan siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran jarimatika, siswa dapat
memahami konsep perkalian dengan baik, beberapa siswa masih merasa sulit untuk
berhitung dengan menggunakan cara bersusun pada perkalian dua angka dengan tiga
angka, siswa tidak lagi menggunakan tabel matematika ketika mengerjakan soal latihan,
setiap siswa merasa senang dengan perhatian dan bimbingan yang diberikan oleh guru.
Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus 1
sampai siklus 2 yaitu pada siklus 1 siswa yang tuntas KKM sebanyak 14 siswa dengan
persentase 47% kemudian mengalami peningkatan sebesar 40% di siklus 2 yaitu sebanyak
26 siswa yang tuntas KKM dengan persentase 87%. Nilai rata-rata di siklus I yaitu 64,47
meningkat menjadi 72,6 di siklus II.
Tabel 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas IV A SDN Taimanu Pra Siklus, Siklus
I dan Siklus II
No Ketuntasan Belajar
1.
2.
Siswa tuntas
Siswa tidak tuntas
Jumlah
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
3
10%
14
47%
26
87%
27
90%
16
53%
4
13%
30
100%
30
100%
30
100%
Tabel dan grafik di atas memperlihatkan adanya perbandingan peningkatan rata-rata
nilai siswa. Rata-rata nilai siswa pada pra siklus adalah 34,67, dengan KKM yang masih
dibawah 65, yaitu 90%. Nilai rata-rata siswa pada siklus 1 adalah 64,47 dengan KKM yang
masih dibawah 65, yaitu 53%. Nilai rata-rata siswa pada silkus II adalah 72,6, dan jumlah
siswa yang nilainya sudah mencapai KKM sebanyak 26 siswa dari 30 siswa, sehingga
ketuntasan klasikal sudah tercapai yaitu 87% (≥85%). Siswa yang nilainya belum tuntas
disebabkan karena beberapa siswa merasa kesulitan ketika mengerjakan soal mengalikan
bilangan dua angka dengan tiga angka, dan juga terdapat siswa yang memiliki
ketidakmampuan untuk membaca dan berhitung dengan tepat.
Berdasarkan observasi diketahui bahwa metode jarimatika dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada operasi hitung perkalian dan peningkatan aktivitas siswa. Hal ini
didukung oleh Suparno (2011) bahwa metode jarimatika juga dapat membuat
pembelajaran matematika pada materi perkalian menjadi lebih menyenangkan,
memudahkan siswa memahami materi dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Siswa kelas IV A SDN Taimanu juga mengalami kesulitan ketika belajar tentang
perkalian sehingga beberapa dari mereka masih menggunakan tabel perkalian ketika
menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Menurut Elita (2012) metode jarimatika
baik digunakan dalam meningkatkan kemampuan perkalian anak kesulitan belajar
9
matematika karena dengan menggunakan jari-jemarinya anak dapat menyelesaikan
perkalian dengan benar. Jarimatika juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
menggerakkan jari lebih cepat ketika menghitung soal (Soleh, 2011).
Penelitian ini masih terdapat keterbatasan karena penelitian tindakan ini hanya
dilakukan pada satu pokok bahasan dan dilakukan dalam jangka waktu satu bulan sehingga
peningkatan hasil belajar pada pelajaran matematika belum optimal. Setiap siswa menuntut
perhatian sehingga kegiatan belajar mengajar sering terganggu. Jumlah observer yaitu
hanya 1 orang (guru mata pelajaran matematika) sehingga tidak semua aktivitas siswa
dapat terekam dan juga tidak semua perkalian dapat dilakukan dengan jari.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka diketahui temuan-temuan dalam
penelitian ini yaitu diketahui adanya peningkatan perubahan rata-rata tes akhir siklus I dan
II yaitu sebesar 40% dan juga terdapat peningkatan yang klasikal dari setiap siklusnya.
Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat ketika diterapkan
pembelajaran melalui metode jarimatika sebagai metode mengajar yang tepat dalam
pembelajaran operasi hitung pada perkalian bila dibandingkan dengan hasil belajar
matematika siswa ketika belum diterapkannya pembelajaran melalui metode jarimatika.
Pembelajaran jarimatika juga memberi perasaan senang kepada siswa karena alat
berhitung dengan jari dapat digunakan ketika ulangan matematika. Menghitung dengan jari
dapat dilakukan dimana saja karena alatnya sangat efisien, selalu dibawa kemana-mana
dan tidak usah membeli. Pembelajaran jarimatika pada mata pelajaran matematika menjadi
lebih menyenangkan karena proses menghitung dengan jari-jari tangan kanan maupun kiri
akan membuat siswa senang dan siswa akan mengulang-ulang proses perhitungannya.
Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak sehingga mereka akan melakukan
dengan gembira. Suasana dalam pembelajaran jarimatika pada materi perkalian menjadi
lebih aktif dibandingkan sebelum diterapkan metode jarimatika. Jarimatika memberi
kemudahan dalam menghitung perkalian. Penggunaan jarimatika memberi ketrampilan
berhitung perkalian pada siswa yang kesulitan berhitung. Cara berhitung dengan jari juga
merupakan cara yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
melalui penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada
materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas IV SDN Taimanu Kecamatan Kanatang
Kabupaten Sumba Timur. Hasil belajar siswa penerapan metode jarimatika mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II, pada siklus 1 siswa yang tuntas KKM sebanyak
14 siswa dengan persentase 47% dari 30 siswa, dan pada siklus 2 terjadi peningkatan
sebanyak 26 siswa dengan persentase 87% dari 30 siswa dengan KKM ≥65 dan indikator
kinerja 85%.
10
DAFTAR PUSTAKA
Elita, Sandra. 2012. Efektifitas Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Kemampuan Perkalian
Bagi Anak Kesulitan Belajar ( Single Subject Research Di Kelas V Sdn 24 Aie Angek
Sijunjung). Diunduh tanggal 8 April 2013.
Jihad, Asep. 2008. Pendidikan matematika 3. Jakarta : Depdikbud.
Prasetyono, D.S. 2009. Memahami Jarimatika untuk Pemula. Yogyakarta: DIVA Press.
Soleh,dkk. 2011. Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa Tunanetra Sekolah Dasar Slb Negeri 1 Pemalang. Diunduh tanggal 8 April
2013.
Sudjana, Nana. 2004. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV.
Sinar Baru.
Sujiono, Yuliani N, dkk. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks.
Suparno, dkk. 2011. Peningkatan Pemahaman Operasi Perkalian Disekolahdasar Dengan
Menggunakan Teknik Jarimatika. Diunduh tanggal 18 Januari 2013.
Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif
Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Wijiastuti, Asri. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Jarimatika Pada
Siswa Tunarungu Kelas Iv Di Slb Sariwiyata Wilingi – Blitar. Sumber:
http://ejournal.unesa.ac.id/article/3272/15/article.pdf. Diunduh pada tanggal 15 Maret
2013.
Wulandani, S. P. 2007. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka.
Wulandani, S. P. 2008. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka.
Wulandani, S. P. 2012. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka.
11
Download