PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERKALIAN DENGAN PENERAPAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA SDN TAIMANU KABUPATEN SUMBA TIMUR KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh JOAN PURNAMA MANAPA 202009111 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014 1 2 3 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERKALIAN DENGAN PENERAPAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA SDN TAIMANU KABUPATEN SUMBA TIMUR KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Joan Purnama Manapa Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia Email: [email protected] Abstract The aim of this classroom action research is to improve the math learning outcomes to grade IV students Elementary School Taimanu Sumba Timur by using Jarimatika method. Number of participants in this research are 30 students. In this baseline condition are teacher center learning, the students cannot to know the basic consepts from multiply, and induce the learning outcomes is low. The classical completeness pre action reached are 34,67 or 10%. This research uses two cycles, each cycle consisted of three meetings and two meetings. Data colecction techniques classroom action research using planning, acting and observing, and reflecting. Data analysis techniques using comparative descriptive analysis techniques. The result show that using this techniques can improve the math learning outcomes for multiplication operation by Jarimatika method. In the classical completeness from first cycle are 64,47 or 47% and from second cycle are 72,6 or 87%. So, it can be conclude that jarimatika method is abble to improve the learning outcomes student’s multiplication operation. Therefore, it is suggested to applly jarimatika method. Key word: Jarimatika method, classroom action research, leaning outcomes PENDAHULUAN Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar. Pelajaran matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas 1 Sekolah Dasar (SD) maupun di Taman Kanak-Kanak, siswa sudah dikenalkan dengan matematika (Suparno, 2011). Tujuan pembelajaran matematika adalah menggunakan pola hitung tentang perkalian atau prosedur pekerjaan, melakukan manipulasi secara matematika, mengorganisasi data, memanfaatkan simbol, tabel, diagram dan grafik, mengenal dan menemukan pola, menarik kesimpulan, membuat kalimat atau model matematika, membuat interpretasi bangun dalam bangun dan ruang, memahami pengukuran dan satuansatuannya, dan menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika (Jihad, 2008). Tujuan 4 pembelajaran matematika di SD adalah untuk mengembangkan kreativitas yang melibatkan imajinasi siswa dan penemuan-penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen dan rasa ingin tahu siswa dapat memprediksi atau berani mencoba-coba (Suparno, 2011). Persoalan-persoalan juga sering muncul dalam kegiatan pembelajaran matematika sehingga menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Taimanu Kabupaten Sumba Timur khususnya di kelas IV pada proses pembelajaran materi perkalian cenderung terpusat pada guru, media yang digunakan untuk berhitung adalah lidi sapu dan batu serta masih banyak siswa yang mengeluh tentang materi tersebut. Banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran matematika sangat sulit dan rumit untuk dipelajari. Siswa kelas IV sudah mampu mengoperasikan perkalian 1 s/d 5 namun pada operasi hitung perkalian 6 s/d 10 siswa belum dapat mengoperasikan dengan benar sehingga siswa harus menghafal serta kurang terampilnya siswa dalam berhitung. Hal ini mengakibatkan hasil belajar matematika rendah di kelas IV yaitu dengan jumlah total seluruh siswa adalah 30 siswa terdapat 27 siswa (90%) yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan sedangkan 3 siswa (10%) sudah memenuhi KKM yang ditentukan dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 dan nilai terendah yaitu 20. KKM yang ditetapkan oleh sekolah adalah 61. Pada kenyataannya perkalian dasar telah diajarkan di kelas II namun kemampuan berhitung siswa kelas IV masih rendah. Berdasarkan hal diatas, untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus-menerus berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas. Salah satu upaya tersebut itu adalah dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jarimatika dalam pembelajaran berhitung merupakan media pembelajaran dengan menggunakan jari tangan. Jarimatika merupakan singkatan dari jari dan aritmatika. Jari adalah jari-jari tangan kita yang berjumlah 10 dan aritmatika adalah kemampuan berhitung. Menurut Wulandani (2007) jarimatika adalah suatu cara atau metode berhitung (operasi KaBaTaKu/kali bagi tambah kurang) dengan menggunakan jari dan ruas jari-jari tangan. Penggunaan jarimatika pada proses perhitungan pada operasi perkalian, memberikan kesenangan pada siswa, sebab proses menghitung dengan gerakan jari-jari tangan akan membuat siswa merasa senang, dengan merasa senang akan tumbuh minatnya dalam belajar dan siswa akan mengulang-ulang proses perhitungannnya. Operasi hitung perkalian pada pelajaran matematika dengan jarimatika tidak memberatkan memori otak, sebab siswa tidak perlu menghitung perkalian dengan cara panjang, cara yang panjang akan menjemukkan siswa. Penggunaan metode jarimatika yang menyenangkan maka peningkatan hasil belajar akan mudah tercapai (Wijiastuti,2012). Prasetyono (2009) mengatakan bahwa jarimatika ini selain fleksibel juga tidak memberatkan memori otak dan dalam proses perhitungan, menunjukkan tingkat keakuratan yang tinggi. Kelebihan metode jarimatika menurut Wulandani (2008) adalah metode jarimatika menggunakan visualisasi proses berhitung, hal ini membuat siswa mudah melakukannya, gerakan jari-jari tangan akan menarik minat siswa sehingga mereka 5 akan melakukan dengan gembira, relatif tidak memberatkan memori siswa saat digunakan, alatnya tidak perlu dibeli dan tidak akan pernah ketinggalan atau terlupa dimana menyimpannya, serta tidak bisa disita saat ujian. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika pada Materi Perkalian dengan Penerapan Metode Jarimatika pada Siswa SDN Taimanu Sumba Timur Kelas IV Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014”. KAJIAN PUSTAKA A. Jarimatika Jarimatika merupakan singkatan dari jari dan aritmatika. Jari adalah jari-jari tangan yang berjumlah 10 dan aritmatika adalah kemampuan berhitung. Menurut Wulandani (2007) jarimatika adalah cara berhitung (operasi KaBaTaKu/kali bagi tambah kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Suparno (2011) mengemukakan bahwa jarimatika adalah suatu cara yang sederhana untuk menghitung kali, bagi, tambah, kurang dengan menggunakan alat bantu hitung jarijari tangan. Berbeda dengan Prasetyono (2009) yang menyatakan bahwa teknik jarimatika adalah suatu cara menghitung matematika dengan menggunakan alat bantu jari. Sedangkan Wijiastuti (2012) mengatakan bahwa jarimatika adalah suatu cara yang sistamatis untuk melaksanakan suatu proses berhitung yang mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan. Berdasarkan pengertian jarimatika yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dalam penelitian ini mengacu pada pengertian jarimatika menurut Wulandani (2007) yaitu suatu cara berhitung (operasi KaBaTaKu/kali bagi tambah kurang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Langkah-langkah pembelajaran jarimatika menurut Wulandani (2012) adalah sebagai berikut: 1) guru mengajak siswa untuk menarik napas dalam-dalam lalu hembuskan perlahan, kemudian tersenyum. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk bernyanyi agar siswa merasa gembira dan tidak menjadi bosan sebelum penerapan metode jarimatika diajarkan; 2) guru mengenalkan lambang-lambang yang digunakan dalam jarimatika, diawali dengan tangan kanan yang menunjukkan satuan 1-9 lalu tangan kiri yang menunjukkan puluhan 10-90; 3) guru mengajak siswa untuk mendemonstrasikan formasi jari tangan yang menunjukkan angka-angka tersebut; 4) guru mengajarkan konsep dasar perkalian. Apabila konsep perkalian 1-5 telah dipahami oleh siswa dengan baik, langkah selanjutnya adalah guru mengajarkan perkalian 6-10 dengan menggunakan jari tangan; dan 5) guru mengajarkan dan mendemonstrasikan formasi jarimatika perkalian 6-10. B. Hasil Belajar Sudjana (2004) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Menurut Uno (2008) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Berbeda dengan Sujiono (2010) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah cerminan 6 kemampuan siswa yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Berdasarkan pengertian hasil belajar yang dikemukakan para ahli diatas, dalam penelitian ini mengacu pada pengertian hasil belajar menurut Sudjana (2004) yaitu hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Adapun indikator tes evaluasi pembelajaran jarimatika pada operasi hitung perkalian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Indikator Soal Tes Aspek Memahami dan Menggunakan SifatSifat Operasi Hitung Bilangan dalam Pemecahan Masalah Sub Aspek Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian Indikator Mengalikan bilangan satu angka dengan bilangan dua angka dan tiga angka Mengalikan bilangan 10 secara berulang dan bilangan kelipatan 10 Mengalikan bilangan dua angka dengan dua angka dan tiga angka METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan Model Kemmis & McTaggart dan terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Taimanu pada bulan Agustus untuk mata pelajaran matematika. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada siswa kelas IV A yang berjumlah 30 siswa pada semester I tahun pelajaran 2013/2014 pada materi perkalian. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa di kelas IV SD Negeri Taimanu hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode jarimatika. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes evaluasi pada materi perkalian dengan menggunakan metode jarimatika. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskripsi komparatif. Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil penelitian pra siklus dan tiap siklus yang telah dilakukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Tes dalam penelitian ini menggunakan jenis tes uraian yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi perkalian. 7 Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa pada proses pembelajaran metode jarimatika. Dokumentasi dijadikan sebagai bukti bahwa penelitian ini benar dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah soal tes, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, serta foto saat pembelajaran. Adapun untuk validitas soal tes maupun lembar evaluasi harus memenuhi validitas. Penelitian ini menggunakan validitas isi yaitu validitas yang dilakukan berdasarkan pertimbangan dengan para ahli yaitu guru mata pelajaran matematika kelas IV SDN Taimanu. Peneliti bersama guru mata pelajaran matematika melakukan pengamatan secara cermat terhadap semua soal dalam tes, kemudian dilakukan refleksi, pengkoreksian dan perbaikan menyangkut semua aspek yang hendak di ukur sebelum diberikan kepada siswa. Tingkat reabilitas dalam penelitian tindakan ini didasarkan pada kontekstual atau situasional. Reliabilitas ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat reliabilitas penelitian. Peneliti menyajikan data asli yang sesuai dengan pengamatan lapangan. Data tersebut berupa observasi guru dan siswa, nilai hasil belajar, foto dan lembar kerja siswa. Reliabilitas data dilakukan dengan diskusi guru mata pelajaran matematika dan dosen pembimbing. Peneliti menetapkan indikator kinerja, dimana indikator tersebut terbagi menjadi dua indikator yaitu indikator proses dan indikator hasil. Penelitian ini memberikan patokan indikator proses 70% dari jumlah keseluruhan kegiatan dari kegiatan pembelajaran metode jarimatika. Sedangkan Indikator hasil dari penelitian ini adalah ketercapaian KKM pada hasil tes yaitu dimana KKM di sekolah adalah 61 dan KKM yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah 65. Pemberian patokan keberhasilan 85% dari jumlah keseluruhan siswa dengan mencapai nilai ≥ 65 berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa sebagai pencapaian indikator hasil. HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang berkaitan dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV SDN Taimanu Kabupaten Sumba Timur akan dianalisis dengan cara analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar siswa antar siklus. Pelaksanaan penelitian semua siklus akan dipaparkan secara bersamaan dan diperbandingkan sehingga akan diketahui perkembangan nilai ketuntasan klasikal disetiap siklus. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pembelajaran yang cenderung terpusat pada guru, tidak media yang memadai dalam berhitung perkalian, dan siswa menganggap bahwa materi perkalian merupakan materi yang sulit. Siswa cenderung menghafal perkalian 1-10. Dampak yang terjadi, siswa tidak dapat menguasai konsep yang diajarkan guru sehingga hasil belajar siswa adalah rendah yaitu yang tidak tuntas ulangan harian materi operasi hitung perkalian mencapai 27 siswa atau 90% dari 30 siswa dengan batas KKM 65. Bentuk solusi dari permasalahan ini adalah melalui penerapan metode jarimatika. Berdasarkan hasil penerapan metode jarimatika pada siklus I, dijumpai siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran, masih kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep perkalian, siswa masih merasa sulit dan belum terbiasa untuk berhitung dengan menggunakan jarimatika karena baru pertama kali diterapkan, beberapa siswa masih 8 menggunakan tabel perkalian ketika menjawab soal latihan, setiap siswa menuntut perhatian dan bimbingan dari guru secara perlahan-lahan menjelaskan kembali tentang perkalian dengan menggunakan jari tangan secara perlahan-lahan. Hal membuktikan bahwa guru dan siswa harus bekerjasama memperbaiki proses pembelajaran agar penerapan metode jarimatika dapat terlaksana dengan baik dan efektif. Penerapan metode jarimatika pada siklus II berjalan dengan baik. Hal tersebut menyebabkan siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran jarimatika, siswa dapat memahami konsep perkalian dengan baik, beberapa siswa masih merasa sulit untuk berhitung dengan menggunakan cara bersusun pada perkalian dua angka dengan tiga angka, siswa tidak lagi menggunakan tabel matematika ketika mengerjakan soal latihan, setiap siswa merasa senang dengan perhatian dan bimbingan yang diberikan oleh guru. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus 1 sampai siklus 2 yaitu pada siklus 1 siswa yang tuntas KKM sebanyak 14 siswa dengan persentase 47% kemudian mengalami peningkatan sebesar 40% di siklus 2 yaitu sebanyak 26 siswa yang tuntas KKM dengan persentase 87%. Nilai rata-rata di siklus I yaitu 64,47 meningkat menjadi 72,6 di siklus II. Tabel 2. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas IV A SDN Taimanu Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Ketuntasan Belajar 1. 2. Siswa tuntas Siswa tidak tuntas Jumlah Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 3 10% 14 47% 26 87% 27 90% 16 53% 4 13% 30 100% 30 100% 30 100% Tabel dan grafik di atas memperlihatkan adanya perbandingan peningkatan rata-rata nilai siswa. Rata-rata nilai siswa pada pra siklus adalah 34,67, dengan KKM yang masih dibawah 65, yaitu 90%. Nilai rata-rata siswa pada siklus 1 adalah 64,47 dengan KKM yang masih dibawah 65, yaitu 53%. Nilai rata-rata siswa pada silkus II adalah 72,6, dan jumlah siswa yang nilainya sudah mencapai KKM sebanyak 26 siswa dari 30 siswa, sehingga ketuntasan klasikal sudah tercapai yaitu 87% (≥85%). Siswa yang nilainya belum tuntas disebabkan karena beberapa siswa merasa kesulitan ketika mengerjakan soal mengalikan bilangan dua angka dengan tiga angka, dan juga terdapat siswa yang memiliki ketidakmampuan untuk membaca dan berhitung dengan tepat. Berdasarkan observasi diketahui bahwa metode jarimatika dapat meningkatkan pemahaman siswa pada operasi hitung perkalian dan peningkatan aktivitas siswa. Hal ini didukung oleh Suparno (2011) bahwa metode jarimatika juga dapat membuat pembelajaran matematika pada materi perkalian menjadi lebih menyenangkan, memudahkan siswa memahami materi dan hasil belajar siswa menjadi meningkat. Siswa kelas IV A SDN Taimanu juga mengalami kesulitan ketika belajar tentang perkalian sehingga beberapa dari mereka masih menggunakan tabel perkalian ketika menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Menurut Elita (2012) metode jarimatika baik digunakan dalam meningkatkan kemampuan perkalian anak kesulitan belajar 9 matematika karena dengan menggunakan jari-jemarinya anak dapat menyelesaikan perkalian dengan benar. Jarimatika juga dapat meningkatkan motivasi siswa untuk menggerakkan jari lebih cepat ketika menghitung soal (Soleh, 2011). Penelitian ini masih terdapat keterbatasan karena penelitian tindakan ini hanya dilakukan pada satu pokok bahasan dan dilakukan dalam jangka waktu satu bulan sehingga peningkatan hasil belajar pada pelajaran matematika belum optimal. Setiap siswa menuntut perhatian sehingga kegiatan belajar mengajar sering terganggu. Jumlah observer yaitu hanya 1 orang (guru mata pelajaran matematika) sehingga tidak semua aktivitas siswa dapat terekam dan juga tidak semua perkalian dapat dilakukan dengan jari. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka diketahui temuan-temuan dalam penelitian ini yaitu diketahui adanya peningkatan perubahan rata-rata tes akhir siklus I dan II yaitu sebesar 40% dan juga terdapat peningkatan yang klasikal dari setiap siklusnya. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat ketika diterapkan pembelajaran melalui metode jarimatika sebagai metode mengajar yang tepat dalam pembelajaran operasi hitung pada perkalian bila dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa ketika belum diterapkannya pembelajaran melalui metode jarimatika. Pembelajaran jarimatika juga memberi perasaan senang kepada siswa karena alat berhitung dengan jari dapat digunakan ketika ulangan matematika. Menghitung dengan jari dapat dilakukan dimana saja karena alatnya sangat efisien, selalu dibawa kemana-mana dan tidak usah membeli. Pembelajaran jarimatika pada mata pelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan karena proses menghitung dengan jari-jari tangan kanan maupun kiri akan membuat siswa senang dan siswa akan mengulang-ulang proses perhitungannya. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak sehingga mereka akan melakukan dengan gembira. Suasana dalam pembelajaran jarimatika pada materi perkalian menjadi lebih aktif dibandingkan sebelum diterapkan metode jarimatika. Jarimatika memberi kemudahan dalam menghitung perkalian. Penggunaan jarimatika memberi ketrampilan berhitung perkalian pada siswa yang kesulitan berhitung. Cara berhitung dengan jari juga merupakan cara yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi operasi hitung perkalian pada siswa kelas IV SDN Taimanu Kecamatan Kanatang Kabupaten Sumba Timur. Hasil belajar siswa penerapan metode jarimatika mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II, pada siklus 1 siswa yang tuntas KKM sebanyak 14 siswa dengan persentase 47% dari 30 siswa, dan pada siklus 2 terjadi peningkatan sebanyak 26 siswa dengan persentase 87% dari 30 siswa dengan KKM ≥65 dan indikator kinerja 85%. 10 DAFTAR PUSTAKA Elita, Sandra. 2012. Efektifitas Metode Jarimatika Dalam Meningkatkan Kemampuan Perkalian Bagi Anak Kesulitan Belajar ( Single Subject Research Di Kelas V Sdn 24 Aie Angek Sijunjung). Diunduh tanggal 8 April 2013. Jihad, Asep. 2008. Pendidikan matematika 3. Jakarta : Depdikbud. Prasetyono, D.S. 2009. Memahami Jarimatika untuk Pemula. Yogyakarta: DIVA Press. Soleh,dkk. 2011. Pengaruh Metode Jarimatika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Tunanetra Sekolah Dasar Slb Negeri 1 Pemalang. Diunduh tanggal 8 April 2013. Sudjana, Nana. 2004. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru. Sujiono, Yuliani N, dkk. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT Indeks. Suparno, dkk. 2011. Peningkatan Pemahaman Operasi Perkalian Disekolahdasar Dengan Menggunakan Teknik Jarimatika. Diunduh tanggal 18 Januari 2013. Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Wijiastuti, Asri. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Jarimatika Pada Siswa Tunarungu Kelas Iv Di Slb Sariwiyata Wilingi – Blitar. Sumber: http://ejournal.unesa.ac.id/article/3272/15/article.pdf. Diunduh pada tanggal 15 Maret 2013. Wulandani, S. P. 2007. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka. Wulandani, S. P. 2008. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka. Wulandani, S. P. 2012. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta: Kawan Pustaka. 11