teknik berhitung dengan menggunakan jarimatika - E

advertisement
TEKNIK BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA
GUNA MENDUKUNG KECERDASARAN ANAK
Indarti
Bina Sarana Informatika
Jl. Dewi Sartika No.77 Jakarta Timur
email: [email protected]
Abstract
Jarimatika (short fingers and arithmetic) is a method of counting by using your fingers. use your
fingers, but the method we are able to perform surgery jarimatika number KaBaTaKu (Kali For Add
Less) up to thousands or maybe more. This method is very easy to receive the child. How to learn it
very exciting, because jarimatika not overload the brain and memory "means" it is always available.
Even when the test we need not worry "means" it will be confiscated or miss because the appliance is
our own fingers. With proper jarimatika method can provide visualization counting process, while
encouraging children to use, does not incriminate the brain memory and free appliance, always
carried away and can not be confiscated. With so expected jarimatika method to improve learning
achievement in mathematics.
Keywords : Intelligence, Mathematics, Jarimatika
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang masalah pendidikan
pada dasarnya merupakan proses untuk
membantu manusia dalam mengembangkan
potensi dirinya sehingga mampu menghadapi
setiap perubahan yang terjadi. Aktifitas guru
dalam mengajar serta aktifitas dalam belajar
sangat bergantung pula pada pemahaman
guru terhadap metode mengajar. Mengajar
bukan sekedar proses penyampaian ilmu
pengetahuan, melainkan mengandung makna
yang lebih luas dan interaksi antara siswa
dengan guru. Pembelajaran adalah suatu
proses yang rumit karena tidak sekedar
menyerap informasi dari guru tetapi
melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan
yang harus dilakukan untuk mendapat hasil
belajar yang lebih baik. Salah satu kegiatan
pembelajaran yang menekankan berbagai
kegiatan dan tindakan yaitu menggunakan
metode tertentu dalam pembelajaran tersebut.
Metode dalam pembelajaran merupakan cara
yang teratur untuk mencapai tujuan
pengajaran
dan
untuk
memperoleh
kemampuan dalam mengembangkan aktivitas
belajar yang dilakukan pendidik dan peserta
didik. Dengan diberlakukannya Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disekolah
baru–baru ini menuntut siswa untuk bersikap
aktif, kratif dan inovatif dalam menanggapi
setiap pelajaran yang diajarkan. Setiap orang
tua menginginkan anaknya cerdas dan
cekatan. Kecerdasan anak sering di
asosiasikan dengan kemampuan matematika.
Sayangnya masih banyak anak bahkan orang
tua beranggapan bahwa matematika adalah
ilmu
yang
sangat
rumit,
susah,
membingungkan, membosankan dan sangat
menakutkan. Matematika merupakan salah
satu bidang studi yang menduduki peranan
penting
dalam
pendidikan.
Pelajaran
matematika dalam melaksanakan pendidikan
diberikan kepada semua jenjang pendidikan
mulai dari sekolah dasar (SD) sampai
perguruan
tinggi
(PT).
Keberhasilan
pembelajaran matematika dapat diukur dari
keberhasilan
siswa mengikuti pelajaran
tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari
tingkat pemahaman, penguasaan materi serta
prestasi belajar siswa. Semakin tinggi
pemahaman dan penguasaan materi serta
prestasi belajar maka semakin tinggi pula
tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun
dalam
kenyataannya,
prestasi
belajar
matematika yang dicapai siswa dalam
pembelajaran matematika antara lain:
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih belum nampak,
2. Siswa jarang mengajukan pertanyaan,
meskipun
guru
sering
memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum paham,
3. Keaktifan dalam mengerjakan soal-soal
latihan pada proses pembelajaran yang
masih kurang,
4. Kurangnya keberanian siswa untuk
mengerjakan soal didepan kelas.
Sehingga pelajaran matematika selalu
dihindari oleh anak-anak. Padahal pelajaran
matematika mulai dari sekolah tingkat dasar
sampai tingkat atas sudah dimasukkan dalam
Ujian Nasional. Dengan demikian pelajaran
matematika merupakan salah satu syarat untuk
kelulusan sekolah bagi anak-anak dan harus
diikuti walaupun sangat tidak diminati anakanak. Untuk dapat mengurangi rasa ketakutan
dan ketidakmampuan anak-anak dalam
mempelajari matematika terutama pada
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian
dan pembagian, maka ada beberapa metode
pada saat ini sudah ditemukan salah satunya
adalah metode jarimatika. Dengan metode
jarimatika yang tepat dapat memberikan
visualisasi proses berhitung, menggembirakan
anak saat digunakan, tidak memberatkan
memori otak dan alatnya gratis, selalu terbawa
dan tidak dapat disita. Dengan bgitu
diharapkan
metode
jarimatika
dapat
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
Matematika. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya kursus-kursus tambahan bagi mata
pelajaran matematika ini. Kursus-kursus itu
disebabkan oleh dua hal, yaitu anak-anak
memiliki kemampuan pada mata pelajaran
matematika yang kurang dan orangtua
menginginkan
anak-anaknya
memiliki
kemampuan melebihi standar yang ada di
sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah dikemukakan di atas masih banyak
masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran matematika. Masalah yang
timbul antara lain: sulitnya bagi anak seusia
dini yang berkisar 3-12 tahun dalam
berhitung.
operasi hitung pembagian bilangan bulat
positif.
3. Ketrampilan berhitung pembagian siswa
dalam pembelajaran dibatasi pada
ketepatan, kecepatan, ketelitian dan
kebenaran dalam proses pengerjaan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,
identifikasi masalah dan pembatasan masalah
diatas, maka permasalahan dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada peningkatan ketrampilan
berhitung pembagian bilangan bulat positif
setelah dilakukan pembelajaran dengan
metode berhitung jarimatika.
Untuk mengetahui peningkatan
keterampilan berhitung digunakan
indikator sebagai berikut:
a. Kecepatan dalam melakukan
perhitungan
b. Ketepatan dalam melakukan
perhitungan
c. Kebenaran dalam proses pengerjaan
d. Ketelitian dalam melakukan
perhitungan
2. Adakah peningkatan prestasi belajar
matematika
setelah
pembelajaran
matematika melalui motode jarimatika?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk:
1. Untuk
meningkatkan ketrampilan
berhitung pembagian bilangan bulat
positif anak melalui penggunaan metode
berhitung jarimatika.
2. Meningkatkan prestasi belajar matematika
anak dalam pembelajaran matematika
melalui penggunaan metode berhitung
jarimatika.
C. Pembatasan Masalah
F. Manfaat Penelitian
Agar pembatasan masalah dari
penelitian ini lebih terarah dan tidak jauh
menyimpang, maka masalah yang akan
dibahas
perlu dibatasi terlebih dahulu
sehingga masalah sebenarnya menjadi jelas.
Dari latar belakang dan identifikasi masalah
sebagai mana yang telah diuraikan diatas,
maka pembatasan masalah yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Metode berhitung yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode jarimatika
dengan penggunaan alat bantu jari tangan.
2. Materi akan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah pokok bahasan
Secara teori penelitian ini dapat
bermanfaat sebagai prinsip-prinsip dalam
mengembangkan model pembelajaran di kelas
atau rumah yang berhubungan dengan
peningkatan
ketrampilan
berhitung
penambahan atau pengurangan anak yang
diterapkan melalui penggunaan metode
berhitung dan penggunaan alat bantu yang
tepat dalam pembelajaran.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat beberapa definisi mengenai
Jarimatika menurut (Prasetyono, 2008:28)
adalah gabungan dari kata ”jari” dan
”aritmatika” yang diartikan sebagai cara
proses hitung dengan mengunakan fungsi jari
sebagai alat bantu mengoperasikan operasi
hitung.
Jarimatika (singkatan dari jari dan
aritmatika) adalah metode berhitung dengan
menggunakan jari tangan. Metode ini
ditemukan oleh Ibu Septi Peni Wulandani.
III. METODE PENELITIAN
Penulis
menggunakan
metode
kepustakaan. Metode pengumpulan data
dengan jalan mengutip buku-buku yang ada
kaitannya dengan permasalahan objek yang
sedang diteliti oleh penulis. Mulai dari rujukan
konseptual dan teoritis bagi keseluruhan
proses studi diperoleh melalui studi
kepustakaan, agar memperoleh informasi dan
sumber yang tepat dalam waktu yang singkat.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui
observasi, catatan lapangan, test dan dokumen
dengan menggunakan penelitian tindakan
kelas (PTK).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jarimatika adalah gabungan dari kata
” jari” dan ”aritmatika” yang diartikan sebagai
cara proses hitung dengan mengunakan fungsi
jari sebagai alat bantu mengoperasikan operasi
hitung (Prasetyono, 2008:28). Dibandingkan
dengan metode lain jarimatika lebih
menekankan pada penguasaan konsep terlebih
dahulu kemudian cara cepatnya, sehingga
anak-anak menguasai ilmu secara matang.
Selain itu metode ini disampaikan secara
menyenangkan sehingga anak-anak akan
merasa senang dan mudah menerimanya.
Metode
jarimatika
ini
tidak
menghilangkan konsep operasi matematis,
tetapi proses berhitung dapat diupayakan lebih
mudah dan cepat. Metode ini mungkin bersifat
primitif, akan tetapi metode ini mudah
diterima dan dipahami oleh siswa selain itu
metode ini juga cukup menarik, praktis,
sederhana, dan ekonomis, karena hanya
mengunakan sepuluh jari tangan kita. Karena
itu, metode ini dapat diberikan kepada siswa
yang daya tangkapnya lemah atau daya
kecerdasanya lemah.
Jarimatika (singkatan dari jari dan
aritmatika) adalah metode berhitung dengan
menggunakan jari tangan. Metode ini
ditemukan oleh Ibu Septi Peni Wulandani.
Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi
dengan metode jarimatika kita mampu
melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali
Bagi Tambah Kurang) sampai dengan ribuan
atau mungkin lebih. Metode ini sangat mudah
diterima anak. Cara mempelajarinya sangat
mengasyikkan, karena jarimatika tidak
membebani memori otak dan “alat” nya selalu
tersedia. Bahkan saat ujian kita tidak perlu
khawatir “alat” nya akan disita atau
ketinggalan karena alatnya adalah jari tangan
kita sendiri.
Ada 2 rahasia anak yang ingin
penulis bagikan kepada Anda:
a. Anak kita sulit menolak ajakan untuk
BERMAIN
b. Anak akan mendengarkan dengan baik
setiap DONGENG yang kita sampaikan
dan tidak akan menolak isinya, bahkan
seandainyapun isinya itu tidak masuk
akal.
Dan bukankah dongeng memang
biasanya kita lebih-lebihkan dan dibuat
menakjubkan. Maka bila Penulis bermaksud
menyampaikan sesuatu, apakah itu sebuah
nasihat, pendidikan budi pekerti, atau bahkan
juga materi pelajaran yang sulit dan tidak
menarik
bagi
anak,
Penulis
bisa
mempertimbangkan untuk menggunakan salah
satu diantaranya atau bahkan paduan dari
keduanya.
Berangkat dari hal itu, Jarimatika
juga didesain agar anak tidak merasa sedang
„belajar‟ Matematika (ini hal yang paling
sering mereka tolak bukan? “Ntar Ma”,
“Tunggu kalau filmnya sudah selesai ya, Bu”
dan berbagai komentar seperti itu sering kita
terima manakala kita mengajak mereka untuk
belajar Matematika, bukan?). Jurnal yang
membahas mengenai Teknik Berhitung
Dengan Menggunakan Jarimatika Guna
Mendukung Kecerdasan Anak banyak
diselingi dengan gambar, kegiatannya penuh
dengan permainan, gerak, lagu, dan juga
kisah-kisah menarik. Target pertamanya
adalah: Anak tidak takut Matematika.
Tujuan Belajar
1. Hal pertama yang akan ditumbuhkan
adalah Intellectual Curiosity atau rasa
ingin tahu yang luar biasa yang ada pada
diri anak sejak mereka lahir. Bukankah
sejak mereka bisa bicara ada saja yang
selalu mereka tanyakan kepada kita? “Itu
apa, Bu?” “Mengapa sih Ma kalau malam
kok tidak ada matahari?” Bahkan rasanya
kita sampai pusing mendengarkan beribu
pertanyaan mereka.
2. Yang kedua adalah Creative Imagination,
kemampuan untuk memunculkan berbagai
macam hal, alternatif-alternatif yang
bahkan
tidak
pernah
kita
bayangkan. Creative
Imagination ini
sangat diperlukan untuk berhasil dalam
kehidupan. Saat ini kemampuan tersebut
banyak mengalami pemasungan, disadari
maupun tidak. Coba Anda, jika seandainya
ada perintah seperti ini “Gambarlah
sebuah pemandangan” apa yang kira-kira
akan kita saksikan sebagai hasilnya? Yup,
dua buah segitiga berderet, di tengahnya
ada lengkung, lalu ada dua garis bertemu
pada pertemuan alas kedua segitiga
itu...... Ah ya, sepertinya kita familiar
dengan itu. Benar, karena kitapun akan
menggambar hal yang sama. Lalu ada
kotak-kotak sawah, centang-centang padi,
orang-orangan sawah, mungkin ada
tambahan gubuk disana, dst. Bagaimana
hal seperti ini dapat terjadi dari Sabang
sampai Merauke? Tidak aneh bukan bila
bangsa kita ini termasuk yang paling
sedikit menghasilkan penemuan (dewasa
ini)?
Maka
penting
untuk
menumbuhkan creative imagination.
3. Yang ketiga adalah Art of Discovery, seni
untuk menghasilkan aneka penemuan.
Penulis menggunakan istilah ini untuk
mewadahi aktivitas discovery itu sendiri,
juga invention, dan innovation. Lalu yang
keempat yang perlu kita tumbuhkan yang
tidak kalah penting adalah Nobble
Attitudes (akhlak yang mulia).
4. Keempat hal itu jauh lebih berarti daripada
angka-angka dalam rapor. Keempat hal itu
akan menjamin hidup anak kita lebih
sukses
(success)
dan
bermakna
(significant). Keempat hal itulah yang
selayaknya menjadi tujuan dari setiap
proses pendidikan dan pembelajaran anakanak.
Jarimatika Learning Model
Sumber: Jarimatika, 2011
Nilai Lebih Jarimatika
a. Alatnya tidak perlu dibeli, selalu tersedia
setiap saat dan tidak dapat disita saat
ujian
b. Mengasah otak tanpa memberatkan
memori dengan bayangan, dll.
c. Melatih motorik anak melalui gerakan jari
d. Prosesnya menarik bagi anak; gerak
tangan memiliki daya tarik tersendiri di
mata anak
e. Aktivitasnya menyenangkan, sehingga
membuat anak pintar dan juga gembira
Sebagai gambaran: dalam Jarimatika
tangan kanan digunakan untuk satuan dan
tangan kiri digunakan puluhan dan ratusan.
Angka 1 diwakili oleh jari telunjuk, 2 diwakili
jari telunjuk dan jari tengah demikian
seterusnya sampai 4 ditunjukkan ketika jari
telunjuk sampai kelingking terbuka. Angka 5
diwakili oleh jempol saja. Lalu 6 ditunjukkan
dengan jempol dan telunjuk, demikian
seterusnya hingga angka 9 ditunjukkan jika
semua jari tangan kanan terbuka.
Contoh : 1 + 5 + 3 – 2 = 7
1 (buka jari telunjuk)
+5 (buka jempol)
+3 (buka jari tengah, jari manis, kelingking)
-2 (tutup jari kelingking dan jari manis)
Sampai di sini kita akan mendapati
jempol, jari telunjuk dan jari tengah terbuka
dan ini menunjukkan angka 7. Telunjuk n jari
tengah (angka 8) sama dengan 4. Dalam 10
jari tangan kanan dan kiri khan ada jempol,
telunjuk, jari tengah, jari manis dan
kelingking. Jika sudah terbiasa, maka dengan
sendirinya jari-jari akan bergerak dengan
lincah. Belajar matematika tak lagi
membosankan dengan jarimatika. Teknik
jarimatika adalah salah satu cara berhitung
dengan menggunakan alat bantu jari tangan.
Ini tak seperti metode pengajaran matematika
yang terkesan rumit. Metode berhitung cepat
tersebut sangat digemari kaum ibu maupun
anak-anak. Agar dapat berhitung dengan
lancar, peserta harus menghafal istilah-istilah
untuk setiap angka, serta membedakan
I
penggunaan jari tangan kanan maupun jari
tangan kiri. Teknik ini juga diminati ibu
rumah tangga. Dengan menguasai jarimatika
diharapkan pula dapat menjadi jembatan untuk
dapat mengenali matematika sedini mungkin
pada
anak-anak.
Memang, adanya jarimatika membuat
pelajaran matematika tak lagi menjadi momok
menakutkan. Proses belajar-mengajar yang
berlangsung dalam suasana menyenangkan,
jelas membuat anak-anak usia dini dapat
menguasai metode jarimatika dengan cepat.
Tahapan-tahapan metode pelatihan jarimatika
adalah sebagai berikut:
Peserta diberikan 15 soal kemudian dijawab
secara konvensional dan direcord
Pre-test
II
Peserta pelatihan diberikan teori dan formula
jarimatika dalam operasi penjumlahan dan
pengurangan, setelah itu diberikan latihanlatihan
Pelatihan
III
Post Test
IV
Peserta pelatihan diberikan soal yang
mempunyai level kesulitan sama dengan pre-test
dan dijawab dengan jarimatika kemudian di
record
Hasil pre-test dan post-test pelatihan jarimatika
dilakukan dengan praktek langsung
Uji Beda
Mengapa Anak Perlu Menguasai
Ketrampilan Berhitung?
Di samping kemampuan membaca,
ketrampilah berhitung adalah salah satu
ketrampilan dasar yang perlu dikuasai oleh
anak-anak. Bila ketrampilan membaca dapat
memperluas cakrawala anak-anak, maka
berhitung juga mempunyai banyak manfaat,
diantaranya:
1. Agar anak dapat lebih memahami alam
semesta dan hukum-hukum yang berlaku
di dalamnya
2. Agar anak dapat melakukan perencanaan
dan evaluasi dengan baik saat dewasa
nanti
3. Agar
anak-anak
dapat
membuat
rancangan dan konstruksi dengan benar
4. Yang juga tidak kalah penting adalah agar
anak-anak dapat berlaku adil
5. Kemudian agar mereka bisa berbelanja
dengan benar
6. Lalu juga agar mereka tidak mudah ditipu
7. Dan tentu masih banyak lagi pentingnya
bagi kehidupan anak
Begitu pentingnya keterampilan berhitung ini,
sehingga orang tua secara sadar maupun tidak
seringkali memaksa anak untuk segera
menguasai berhitung dengan baik.
1. Begitu semangatnya orang tua dalam
mendorong anak agar pandai berhitung,
2.
3.
4.
5.
6.
acap kali kemudian menjadi kurang
proposional. Orang tua mulai panik kalau
anaknya dinilainya terlambat menguasai
ketrampilan berhitung. Apalagi bila orang
tua melihat anak-anaknya yang sebaya
sudah
banyak
yang
menguasai
ketrampilan berhitung dengan baik,
kepanikan bisa berkembang menjadi
kejengkelan dan kemarahan.
Padahal seperti halnya ketrampilan yang
lain, untuk dapat berhitung dengan baik
diperlukan suatu proses.
Anak perlu untuk memahami bilangan dan
proses membilang
Kemudian mulai dikenalkan dengan
lambang bilangan
Setelah itu diajarkan konsep operasi
hitung
Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan
metode melakukan perhitungan.
Mengapa disebut jarimatika?
Karena kita akan memanfaatkan jari-jari
tangan untuk alat bantu menyelesaikan
Aritmatika (dalam hal ini proses berhitung):
Kali, Bagi, Tambah, dan Kurang atau biar
keren disingkat dengan KaBaTKu.
Apa nilai lebihnya?
1. Jarimatika memberikan visualisasi proses
berhitung, hal ini akan membuat anak
mudah melakukannya.
2. Gerakan jari-jari tangan akan menarik
minat
anak.
Mungkin
mereka
menanggapinya lucu, yang jelas mereka
akan melakukannya dengan gembira.
3. Jarimatika relatif tidak memberatkan
memori otak saat digunakan.
Operasi
Perkalian
Jarimatika
dengan
Metode
Kalau dalam operasi penjumlahan
dan pengurangan, penyebut bilangan dengan
jari dimulai jari telunjuk kanan sebagai
bilangan awal (satuan) dan jari kanan sebagai
bilangan puluhan, maka dalam perkalian dan
pembagian ini, penyebut bilangangan dimulai
dari jari kelingking sebagai bilangan terkecil
dan ibu jari sebagai bilangan terbesar. Ini
untuk membedakan operasi penjumlahan dan
pengurangan dengan operasi perkalian dan
pembagian.
Bilangan-bilangan
pada
operasi
perkalian ini terbagi dalam kelas atau
kelompok besar, yaitu: kelas 6 s/d 10, 11 s/d
15, 16 s/d 20, 21 s/d 25, 26 s/d 30, 31 s/d 35,
36 s/d 40, 41 s/d 45, 46 s/d 50, 51 s/d 60 dan
seterusnya. bilangan pada pada masingmasing jari tidak selalu sama, tetapi
disesuaikan dengan kelas-kelas, misalnya pada
kelas 6 s/d 10 jari kelingking mempunyai nilai
6, jari manis mempunyai nilai 7, dan
seterusnya. Demikian pula dengan metode
penghitung dan rumus penerapan bergantung
pada kelas dimana operasi itu berlangsung.
Karena dalam penerapan metode jarimatika
terdapat beberapa kelompok atau kelas
bilangan maka dalam penelitian ini peneliti
hanya membahas kelompok bilangan 6 s/d 10,
11 s/d 15, dan 16 s/d 20 yaitu pada perkalian
bilangan 1 angka dikali 1 angka, 1 angka
dikali 2 angka, dan 2 angka dikali 2 angka.
1. Perkalian bilangan 1 angka dengan
bilangan 1 angka
Formasi jarimatika perkalian (bilangan 610)
1. Jari kelilingking ditutup, jari yang lain
dibuka nilainya = 6
2. Kelingking dan jari manis ditutup, jari
yang lain dibuka nilainya = 7
3. Kelingking, jari manis dan jari tengah
ditutup, jari yang lain dibuka nilainya
=8
4. Kelingking, jari manis, jari tengah, dan
telunjuk ditutup, ibu jari dibuka nilainya =
9
5. Semua jari ditutup nilainya = 10
Rumus dasar:
(T1 + T2) + (B1 B2)
Ketarangan:
T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan)
T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan)
B1 = jari tangan kanan yang dibuka (satuan)
B2 = jari tangan kiri yang dibuka (satuan)
Contoh 1:
7 × 8 =.........
7 × 8 = (T1 + T2) + (B1 B2)
= (20 + 30) + (2 × 2)
= 50 + 4
= 54
Tangan kanan (7) : kelingking dan jari manis
ditutup (dilipat)
Tangan kiri (8) : kelingking, jari manis, dan
jari tengah ditutup
7 × 8 dapat diselesaikan sebagai berikut. Jari
yang ditutup bernilai puluhan dijumlahkan.
Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan.
Contoh 2:
6 × 7 = (T1 + T2) + (B1 B2)
= (10 + 20) + (4 × 3)
= 30 + 12
= 42
Catatan:
Dalam perkalian satuan, hendaknya perkalian
dasar 1 s/d 5 dihafal betul agar memudahkan
dalam proses berhitung perkalian 2 digit.
2.
Perkalian bilangan 1 angka dikali 2
angka
4. Kelingking,jarimanis,jaritengah,dan
telunjuk ditutup ibujari dibuka nilainya =
14,19 semua jari ditutup nilainya = 15, 20
5. Perkalian bilangan 1 angka dikali 2 angka
dengan
metode
jarimatika
dapat
mengunakan kombinasi perkalian antara
kelompok bilangan, dalam kombinasi ini
digunakan rumus dasar mencakup faktor
perkalian bilangan 6 dikali bilangan 10-15
mengunakan rumus sebagai berikut:
5P + (S1 S2)
Rumus dasar kombinasi:
10P + (S1 S2)
Dan perkalian bilangan 1 angka dikali 2 angka
dengan metode jarimatika mencakup faktor
perkalian bilangan 6-9 dikali bilangan 16-20
mengunakan rumus dasar sebagai berikut
Rumus dasar kombinasi:
Keterangan:
5&10
= faktor perkalian tetap
P
= jari tangan kanan yang ditutup
(satuan)
S1 = jari tangan kanan yang ditutup (satuan)
S2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan)
Formasi jarimatika perkalian (bilangan 11
– 15)
Formasi jarimatika perkalian (bilangan 1620)
Catatan:
Jika faktor bilangan yang dikali terdapat
satuan kurang dari 5, maka angka satuan
tersebut terlebih dahulu harus disamakan
sesuai bilangan indeksnya (ditambah 5).
1. Jari kelilingking ditutup , jari yang lain
dibuka nilainya = 11, 16
2. Kelingking dan jari manis ditutup, jari
yang lain dibuka nilainya = 12, 17
3. Kelingking,jari manis dan jari tengah
ditutup,jari yang lain dibuka nilainya =
13, 18
Contoh: 7 memiliki satuan kurang dari 5,
maka angka satuan tersebut terlebih dahulu
diindeks, sehingga menjadi nilai 8 yang
berasal dari (3+5).
6 20 = .......
6 20 = 10P + (S1 S2)
= 10(6) + (6 10)
= 60 + 60
= 120
7 14 = .......
7 14 = 5P + (S1 S2)
= 5(7) + (7 9)
= 35 + 63
= 98
Contoh:
Ingat!
Jika dalam faktor bilangan yang dikali
terdapat bilangan 0 (nol), maka bilangan
tersebut harus diganti dengan bilangan 10.
dengan demikian, perkalian tetap memberikan
nilai.
Pada perkalian 2 angka dikali 2 angka
mencakup faktor perkalian bilangan 11-15
Tangan Kanan -> Satuan dan
dikali bilangan 11 – 15 dapat mengunakan
rumus yaitu:
100 + (T1 + T2) + (S1 × S2)
Rumus:
Keterangan:
T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan)
T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan)
S1 = jari tangan kanan yag ditutup (satuan)
S2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan)
200 + (T1 + T2) + (S1 × S2)
Dan faktor perkalian bilangan 16 dikali
bilangan 16 – 20 dapat mengunakan rumus
yaitu:
Rumus:
Keterangan:
T1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan)
T2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan)
S1 = jari tangan kanan yag ditutup (satuan)
S2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan)
Tangan Kiri -> Puluhan
Dalam perkalian bilangan 2 angka dikali 2
angka dengan metode jarimatika dapat
mengunakan kombinasi perkalian antara
kelompok
bilangan,
mencakup
faktor
perkalian bilangan 11–15 dikali bilangan 1620 mengunakan.
( 10T1 + 5T2) + (S1 S2)
Rumus dasar kombinasi:
Keterangan:
T1 = nilai puluhan pada bilangan pengali
S1 & S2 = nilai satuan pada jari kanan dan kiri
T2 = nilai satuan pada bilangan yang dikali
Adapun rumus pembagian dalam jarimatika
sebagai berikut:
Rumus dasar: (NS + 10):S1 = S2
Keterangan
NS = nilai satuan dari bilangan yang dibagi
S1 = satuan pembagi (jari yang dibuka)
S2 = hasil bilangan (jari yang tertutup)
Cara Perhitungan Sederhana
Formula Gabungan
Setelah sampai di TEMAN KECIL dan
TEMAN
BESAR,
berarti
perjalanan
jarimatika kita tinggal seperempat langkah
lagi. Formula gabungan yaitu rumus yang
menggabungkan antara formula 1 (Teman
Kecil) dengan formula 2 (teman besar),
sepakat kita namakan dengan formula 3.
Pada kondisi apa kita menggunakan rumus
ini?
Ketika melakukan penjumlahan dan kita
bertemu dengan satuan bilangan yang
ditambah
antara
5-8
dan
faktor
penambahannya 6 ke atas.
Sedangkan dalam operasi pengurangan, kita
gunakan rumus ini apabila faktor yang
dikurang adalah 10 atau lebih, sedangkan
faktor pengurangnya 5 atau lebih.
VI. SARAN
Hasil pengabdian masyarakat ini perlu
dipelihara bahkan dikembangkan karena dapat
membantu mereka dalam memahami matematika
terutama menjawab soal-soal matematika dengan
cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya pengabdian
ini diharapkan mampu membekali anak, sehingga
mereka mampu mengatasi pelajaran matematika di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/. Acses. Pebruari 2008.
Cara Cepat Menghitung
http://www.pontianakpost.com/. Acses.
2008. Pelatihan Metode
Berhitung 10 Jari
Februari
V. KESIMPULAN
Pelatihan jarimatika untuk anak membuat
anak semakin antusias dengan matematika. Dalam
menyelesaikan soal-soal berhitung khususnya dalam
operasi penjumlahan dan pengurangan semakin
akurat. Anak-anak semakin cepat dan tepat dapat
menyelesaikan soal-soal berhitung. Ini dapat
dibuktikan dengan cara-cara diatas. Selain
kemampuan mengerjakan soal-soal dengan cepat,
tepat dan akurat, merekapun tidak lagi merasa takut
dan terbeban dalam mempelajari matematika. Dan
dapat membantu mereka nantinya dalam menjawab
soal-soal Ujian Nasional yang merupakan syarat
untuk kelulusan sekolah.
http://www.tokonaya.Blogspot.com/.
Acses
Februari 2008. Jarimatika Belajar
Matematika.
14
Prasetyono, Dwi Sunar, 2008. Memahami Jarimatika
Untuk Pemula, Diva Press: Yogyakarta
Septi Peni Wulandari. 2008. Jarimatika Penjumlahan
dan Pengurangan.
Yogyakarta: Kawan Pustaka.
Septi Peni Wulandari. 2008. Jarimatika
Perkalian dan Pembagian. Kawan
Pustaka : Yogyakarta
Download