Biographical Approach (Rogers, 1986 ; Rogers, 1994) Berawal dari 1933, dimana Partai Nazi mengambil alih Jerman, Profesor – Profesor Yahudi, dibebastugaskan dari jabatannya di Universitas. Beberapa ilmuwan ternama bermigrasi ke US (Enstein, Erik Erikson, John von Neumann, etc). Para imigran ini berkontribusi pada riset – riset militer selama PD II. Beberapa dari mereka bekerja untuk Proyek Manhattan. Migrasi intelektual ini, secara langsung memberi keuntungan, yakni mereka menjadi founding ilmu komunikasi di US. Ex ; Kurt Lewin, Paul Lazarsfeld Sejarah intelektual di Eropa terjadi pada akhir 1800-an, ilmuwan sosial yang secara langsung mempengaruhi studi ilmu komunikasi : - Max Weber ; the Great German Scholar of bureaucracy. - August Comte ; the father of Sociology - Emile Durkheim ; a pioneer in using empirical methods - Herbert Spencer ; known for social darwinism * Difusi adalah proses dimana inovasi dikomunikasikan pada seluruh media yang ditentukan dalam waktu tertentu kepada sebuah sistem sosial. 2. Simmel – Bapak psikologi sosial, mempelajari pengaruh kelompok terhadap perilaku individu. Dalam bukunya The Web of Group-Affiliations, dia memperkenalkan teori communication network, yang terdiri dari interkoneksi individu yang dihubungkan oleh pola alur informasi. 1. John Dewey : Pragmatism - Dewey dipengaruhi oleh Cooley dan Park, mereka melihat komunikasi massa sebagai alat perubahan sosial. - Dewey dan Robert Parkmengawali publikasi salah satu jenis surat kabar bernama Thought News, yang melaporkan tentang penawaran – penawaran terkini ilmu sosial dan memperbaiki masalah – masalah sosial. - Walaupun akhirnya ‘utopian newspaperya gagal, Dewy tidak pernah putus asa pada media massa potensial, untuk membawa pada reformasi sosial - Dewey dikenal sebagai filosof komunikasi pertama, dengan pragmatisme filsafatnya. - Pragmatic philosopy percaya bahwa ide adalah benar, jika ‘bekerja’ atau bermanfaat secara praktis. - Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu-individu. 2. Charles Horton Cooley : The Looking Glass Self - Teori sentralnya, tentang bagaimana individu melalui proses sosialisasi. Teorinya ebih berfokus pada komunikasi interpersonal daripada media massa. - Komunikasi interpersonal dengan orang tua dan teman – teman di ‘kelompok utama’, menjadi dasar sosialisasi. - Skema konseptual tentang looking glass self, interaksi dengan orang lain sebagai ‘cermin’ yang baik, membantu untuk membentuk konsepsi diri individu. - Dasar empiris dari teorinya berasal dari instrospeksi dirinya sendiri dan pengamatan secara mendalam terhadap dua anak kecilnya yang sedang bertumbuh. Robert Park : disebut sebagai ahli teori komunikasi massa pertama, dia mengetengahkan studi empiris tentang isi surat kabar, audiens dan struktur kepemilikan. Robert Park bergabung dengan Dewey d Thought News dan pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Dewey. Mereka fokus pada ilmu sosial sebagai alat untuk memperbaiki masalah – masalah sosial. Selama sebelas tahun menjadi jurnalis, Park mengembangkan riset tentang perilaku, khususnya perilaku menyimpang (prostitusi, kenakalan remaja, dll). Dia juga mengeksplorasi bagaimana jurnalisme memiliki kekuatan sebagai alat perubahan sosial di Amerika Akar dan pendiri ilmu komunikasi di U.S cenderung positivis, mereka percaya bahwa metode ini mampu memberikan solusi dan berguna bagi masalah – masalah sosial. Sementara, Chicago School menekankan pada masalah sosial urban , mengingat pada waktu itu terjadi migrasi besar – besaran dari masyarakat miskin di Eropa. Chicago school mempengaruhi teori – teori tentang human behaviour, perilaku individu juga dapat dijelaskan dengan interactionist social psychology. Menurut kaum interaksionis, seorang anak yang lahir belajar dari bahasa dan rasa untuk menjadi individu sosial. Penelitiannya yang paling terkenal tentang mind, self and society ada dalam ranah simbolic interactionist. Teori Mead menyatakan bahwa individu mengetahui mengenai dirinya sendiri melalui interaksi dengan yang lain, yang berkomunikasi dengannya dimanapun berada. Hal ini ditegaskan oleh Shaskolsky bahwa interaksionisme merupakan dasar pemikiran filosofis, yang lebih bersifat bahasa, percakapan sebagai cara hidup orang Amerika, yang ditandai dengan penghargaan individu.