PENDIDIKAN ALTERNATIF Kelompok 11 Adinda Mayshinta (1801618046) Ayu Wulandari (801618089) Hasni Hanifah (1801618006) Vina Octaviana (1801618050) Pendidikan Berbasis Intrinsik Pendidikan intrinsic menekankan aspek yang terdalam dalam individu dalam memberikan pembelajaran Vygotsky Piaget Kolb The way how to get the knowledge Pengantar Ilmu Pendidikan? • Terkait dengan konsep ilmu pendidikan di Jerman • Pendidikan pada abad 21 berubah menjadi Belajar • Belajar sepanjang hayat Intrinsik? Statis? X Solid? V Experiental Learning Action Research Experiental Learning Pendekatan Ilmu Pendidikan berdasarkan Hasil Riset di Amerika dan Jerman • Intrinsik • Pragmatis • Kombinasi Pendidikan yang Progresif DEWEY PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Naturalistik Evolusioner DEWEY Pragmatis EVOLUSI KEMAJUAN DAN PERBAIKAN Pendidikan Progresif Pendidikan Kontemporer Kesadaran & Pengetahuan Proses Sosial DEWEY Filsafat Dewey Filsafat “The Experimental Continum” • Sebagai Teori umum pendidikan •Pendidikan sebagai Pendidikan yang berkelanjutan Laboran Pertumbuhan Transaksi Pengalaman Penelidikan (Inqiury) Pendidikan Progresif-Pragmatis Berdasarkan Pemikiran John Dewey “Learning by Doing” • Ilmu pendidikan berisi tentang teori pendidikan • Pendidikan sebagai suatu proses pembentukan fundamental atas disposisi intelektual dan emosional seseorang • Tujuan: menginginkan manusia sejalan dengan kodrat (melibatkan masyarakat yang kompleks/kompleksitas) • “Tanpa Filsafat, pendidikan kering akan arah intelegensi. Sebaliknya, tanpa pendidikan, filsafat kehilangan implementasi praktis dan menjadi mandul” DEWEY Konsep baru tentang pendidikan social dan kesosialan pendidikan Kontribusi Dewey dalam Pendidikan • Konsep pendidikan sebagai suatu proses social diterapkan tidak hanya di sekolah namun juga di Child Center • Konsep baru pendidikan yang berpusat pada anak Konsep “Projek dan Problem Solving” Pendidikan Inklusi Pendidikan inklusi adalah penyelenggaraan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya (1) Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (2) Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman dan tidak diskriminatif Tipologi pendidikan inklusi Kondisi geografis Kondisi fisik dan mental - Cacat fisik Buta Tuli Physically impaired Cacat mental Autis Mentally impaired - tertinggal/terpencil Perbatasan Daerah pesisir Daerah konflik Daerah bekas bencana alam Dll UU No. 20 Tahun 2003, pasal 5 menyatakan, “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk mengenyam pendidikan, dan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, berhak memperoleh pendidikan’’. Memingkatnya jumlah ABK di Indonesia Sebagian besar ABK belum mengenyam pendidikan 3 kemampuan utama pengajar dalam pendidkan inklusi General ability Basic ability Spesific ability Menciptakan suasana kelas yang hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan Profil pembealajaran di sekolah inklusi Memerlukan perubahan pelaksanaan kurikulum secara mendasar Menyiapkan dan mendorong guru untuk mengajar secara interaktif Penyediaan dukungan secara terus menerus dan penghapusan hambatan yang berkaitan dengan isolasi profesi Melibatkan orang tua secara bermakna Pendidikan Home Schooling Pendidikan alternative biasanya lahir karena ketidakpuasan atau keterbatasan yang ada pada pendidikan klasikal. Home schooling salah satunya. Mulyadi (dalam mashurri dan fakhrurrozi, 2011) menyatakan bahwa home schooling akan membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi, dan lingkungan sekolah yang terus berkembang. Perbedaan home schooling dan sekolah umum Sekolah umum Home schooling 1. Tanggung jawab pendididkan anak didelegasikan orang tua kepada guru dan pengelola sekolah Tanggung jawab pendidikan sepenuhnya berada di tangan orang tua Sistem disekolah terstandarisasi untuk memenuhi kebutuhan anak secara umum Sementara system pada home schooling disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga Jadwal belajar telah ditentukan dan seragam untuk seluruh siswa Jadwal belajar fleksibel Pengelolaan disekolah terpusat Pengelolaan pada home schooling terdesentralisasi pada keinginan keluarga Pembelajaran berbasis cara berfungsinya otak Selama dua decade terakhir banyak ilmuan yang meneliti tentang otak. Hal ini disambut baik oleh para pendidik dengan cara menerapkannya sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran. Tujuannya adalah agar dapat menyelaraskan antara pembelajaran dengan cara kerja otak yang sesungguhnya telah didesain secara alamiah untuk belajar. Para ilmuan telah memverifikasi bahwa seperti halnya dengan sidik jari yang memiliki keunikan, begitupun sama halnya dengan otak. Bukan hanya unik, otak juga berkembang dengan caranya sendiri. Bila dikaitkan dengan pembelajaran, maka pembelajaran dengan cara yang kaku dan seperti mesin berjalan di pabrik akan mengganggu sebuah penemuan kritis tentang otak manusia. Berikut unsur-unsur kurikulum yang harus ada bila kita ingin menerapkan pembelajaran berbasis otak, yaitu (jansen, 2008): 1. Kefasihan sosial. selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial. Karenanya, dalam mengembangkan pembelajaran perlu juga dipikirkan bagaimana cara agar setiap peserta didik dapat saling belajar dan berinteraksi secara produktif antara satu dengan yang lainnya. 2. Pengembangan pribadi membangun kekuatan atau keterampilan-keterampilan pribadi untuk memaksimalkan potensi seseorang adalah sebuah sasaran penting dalam masyarakat yang menghargai inovasi dan pencapaian. 3. Ekspresi artistik Semua manuasia mempunyai kebutuhan dasar untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan.para pembelajar perlu dipaparkan padanya bagaimana macam sarana ekspresi artistic, dan idealnya diberikan instruksi formal mengenai sebagian dari berbagai sarana tersebut. 4. Literasi informasi manusia mengandalkan informasi yang akurat, dapat diakses, dan komprehensif untuk bertahan hidup. mulai dari cetak sampai dengan elektronik merupakan media yang biasa digunakan dalam mendapatkan informasi. 5. Tuntunan ilmiah kemampuan untuk merasionalisasikan dan berpikir membuat manusia menjadi makhluk unik dan lebih tinggi tingkatannya. Pemikir yang baik mampu memahami dunia alamiah dan berbagai unsur, rumusan, peraturan, serta factor yang mempengaruhinya. Dalam pembelajaran berbasis cara otak, penilaian yang digunakan yang autentik, yaitu: 1. muatan/konten (apa yang diketahui pembelajar) 2. Emosi (bagaimana perasaan pembelajar tentang itu) 3. Konteks (bagaimana pembelajar menghubungkannya dengan dunia) 4. Pemrosesan (bagaimana pembelajar memanipulasi data) 5. Pengejawantahan (seberapa dalam pembelajaran berlangsung; bagaimana mereka mengaplikasikannya) Bidang-bidang penilaian tersebut mengikutsertakan pikiran, tubuh, hati; juga masa lalu, sekarang, masa depan. Para pembelajar dapat mengekspresikan apa yang mereka ketahui menggunakan berbagai media.