1 - WordPress.com

advertisement
MATERI KELAS 7
1. SENI
A. Konsep Budaya
Beberapa tokoh mengungkapkan pengertian budaya. Koentjaraningrat
menyatakan kebudayaan berasal dari kata Sansekerta 'buddhayah', bentuk jamak dari
buddi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal tang
bersangkutan dengan akal. Pendapat lain mengatakan kata budaya sebagai suatu
perkembangan dari majemuk budidaya, yang berarti daya dari budi.
Menurut Rapoport, kebudayaan dapat dipandang sebagai latar dari suatu
tipemanusia, yang bersifat normatif bagi kelompok tertentu, dan yang melahirkan gaya
hidup tertentu yang secara tipikal dan bermakna berbeda dengan kelompok lainnya, yang
merupakan latar bagi perwujudan kelakuan dan karya manusia, yang memberikan
sumbangan bagi terwujudnya suatu gaya hidup yang memiliki ciri khas. Sehingga segala
kelakuan dan karya manusianya mencerminkan kebudayaan yang mempengaruhinya.
Menurut pendapat penulis, budaya atau kebudayaan dapat diartikan sebagai
keseluruhan pengetahuan, nilai-nilai yang dimiliki manusia sebagai mahkluk sosial; yang
isinya adalah perangkat-perangkat model pengetahuan atau sistem-sistem makna yang
terjalain secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis.
Dengan perkataan lain, kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan pengetahuan,
kepercayaan serta nilai-nilai yang dimiliki oleh manusia, dan disebarluaskan secara turun
menurun.
Kebudayaan memiliki beberapa unsur yang membentuknya. Ada tujuh unsur
kebudayaan yang universal yaitu bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem
tehnologi, sistem ekonomi, sistem religi, dan kesenian. Tiap-tiap unsur kebudayaan
tersebut menjelma dalam riga wujud. Yaitu sebagai: ide, gagasan, nilai, norma, peraturan
dan sebagainya; aktivitas dan tindakan berpola; serta benda-benda hasil karya.
B. Konsep Seni
Seni dan kesenian, kata-kata ini pasti sering diucapkan atau digunakan dalam
percakapan sehari-hari.'tapi aoa arti seni sesungguhnya?
- KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Seni mempunyai pengertian:
1. Halus, kecil dan halus, tipis dan halus, lembut dan enak didengar, mungil dan elok.
2. Keahlian membuat karya yang bermutu
3. Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa); orang
yang berkesanggupan luar biasa.
- PLATO
Seni ialah peniruan terhadap alam, sehingga karya seni merupakan tiruan dari bentuk
alam seperti manusia, tumbuhan, binatang.
- ARISTOTELES
Murid Plato ini menambahkanbahwa peniruan terhadap alam itu harus ideal, serba baik.
Misalnya: menggambar bentuk harus yang sempurna, membuat patung manusia harus
yang baik (gagah, bagus, cantik).
- SUZANNE K. LANGER
Kesenian adalah penciptaan wujud-wujud yang merupakan simbol dari perasaan manusia.
- ENSIKLOPEDIA INDONESIA
Seni itu meliputi penciptaan dari segala hal atau benda yang karena keindahan bentuknya
orang senang melihatnya atan mendengarnya.
- AKHDIAT K. MIHARDJA
Seni ialah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitas (mencerminkan
kenyataan) dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya.
- KI HAJAR DEWANTARA
Seni itu merupakan perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat
indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.
Dari pendapat para ahli tentang seni, maka dapat disimpulkan bahwa:
* seni merupakan kegiatan ekspresi rohani/jiwa/gagasan/perasaan manusia.
* seni merupakan kemahiran/ketrampilan/kelakuan manusia yang luar biasa.
* seni meruoakan penciptaan yang menghasilkan karya.
* seni merupakan karya yang memiliki nilai estetis.
* seni merupakan karya yang memiliki makna simbolik.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa seni atau kesenian merupakan bagian
dari kebudayaan, dalam hal ini diartikan sebagai gagasan manusia yang diekspresikan
melalui pola kelakuan tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
Wujud kesenian ini terbagi dalam: pengetahuan, gagasan, nilai-nilai yang ada pada
pikiran manusia; pola kelakuan tertentu untuk mewujudkan gagasan; dan hasil kelakuan
yang berupa karya seni.
Ekspresi seni manusia di muka bumi ini tidaklahseragam. Perbedaan budaya,
kondisi sosial, dan alam sekitar akan membentuk seni yang berbeda. Maka tak heran,
keragaman nilai-nilai budaya di nusantara menimbulkan kesenian nusantara. Kesenian
nusantara adalah ekspresi gagasan atau perasaan manusia yang berisi nilai-nilai budaya
nusantara melalui pola kelakuan yang menghasilkan karya yang bersifat estetis dan
bermakna.
C. Cabang Seni
Terdapat empat cabang seni. Yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni drama.
Seni musik, seni tari, dan seni drama termasuk dalam satu jenis seni pertunjukan.
Seni rupa adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang
diwujudkan melalui media: titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang
yang ditata dengan prinsip-prinsip tertentu.
Seni musik adalah ungkapan gagasan atau perassan yang estetis dan bermakna
yang diwujudkan melalui media suara (manusia maupun alat) yang ditata dengan prinsipprinsip tertentu.
Seni tari adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan bermakna yang
diwujudkan melalui media gerak tubuh manusia yang ditata dangan prinsip-prinsip
tertentu.
Seni drama atau teater adalah ungkapan gagasan atau perasaan yang estetis dan
bermakna melalui media: gerak, suara dan rupa yang ditata dengan prinsip-prinsip
tertentu.
D. Fungsi Seni
Disela-sela pemenuhan kebutuhan hidupnya manusia senantiasa mencari peluang
untuk menyalurkan ekspresi seninya. Seni merupakan kebutuhan hidup yang penting.
Selain kebutuhan primer (sandang,pangan,papan) dan kebutuhan sekunder (sosial),
manusia memiliki kebutuhan integratif (yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
sebagai mahkluk budaya). Seni, merupakan kebutuhan manusia yang tergolong
kebutuhan integratif dan terkait dengan kebutuhan lainnya.
1. Seni dan kebutuhan pokok
* pangan (makanan)
Makanan tidak menyangkut hal perut semata. Wujud makanan yang cantik dilihat
tentu lebih menggugah selera orang yang akan menyantapnya. Itulah sebabnya terdapat
seni menyajikan hidangan. Bentuk dan warna makanan dirancang sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan cita rasa masyarakat. Setiap daerah memiliki cara memasak,
membentuk, menata dan menghias makanannya masing-masing. Dari ibu rumah tangga,
pengusaha katering sampai koki restoran ternama merupakan seniman dalam hal
makanan.
* sandang (pakaian)
Pakaian tidak hanya berfungsi untuk menutupi dan melindungi tubuh dari kondisi
linglungan alam saja, tetapi juga sebagai sarana sosial budaya. Semakin tinggi peradapan
manusia, semakin tinggi fungsi sosial dan budaya dari pakaian ini. Pakaian merupakan
suatu gengsi, lambang status sosial manusia. Selain itu, pakaian dikenakan manusia
berdasarkan pertimbangan nilai-nilai moral dan kesopanan yang dianut oleh masyarakat.
Pakaian juga dapat berfungsi sebagai identitas budaya pada masyarakat tertantu. Sebagai
benda hias, baju membalut tubuh manusia agar tampak lebih indah. Baju terbentuk dari
bwrbagai komponen yang dipadukan menjadi suatu karya seni yang indah dipandang dan
nyaman dikenakan. Para perancang busana dan perancang kain, baik tradisional maupun
yang profesional adalah seniman-seniman pencipta karya seni pakaian.
* papan (tempat tinggal)
Selain sebagai tempat berlindung dari cuaca dan hewan,rumah merupakan kaeya
seni. Rumah dibuat dari berbagai komponen bahan yang diperoleh dari lingkungan alam
dan disusun secara artistik. Semua bagian rumah ditata sedemikian rupa sehingga nyaman
ditinggali dan berfungsi sebagaimana mestinya. Rumah juga berfungsi sebagai identitas
sosial budaya. Sehingga secara fisik bentuk rumah daerah di Indonesia begitu
beranekaragam.
2. Seni dan kebutuhan sosial
* pendidikan seni
Seni memikiki fungsi yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak
langsung bagi manusia. Fungsi yang secara langsung dapat diradakan adalah sebagai
media untuk berekspresi diri, berkomunikasi, bermain dan menyalurkan bakat yang
dimiliki. Secara tidak kangsung, manusia dapat memperoleh manfaat pendidikan melalui
pengembangan berbagai kemampuan dasarnya untuk belajar. Selain itu, melalui
pendidikan seni manusia dapat memperoleh kehalusan budi pekerti, karena seni
mengolah kepekaan manusia terhadap alam dan lingkungan sekitar serta hal-hal yang
berkaitan dengan keindahan.Kemampuan dasar manusia yang dpat dikembangkan
melalui seni meliputi: fisik, daya serap, daya pikir, emosi, daya cipta, cita rasa keindahan
dan sosial. Gerakan yang dilakukan dalam berkarya seni melatih fisik kita. Kita juga
belajar dengan cara menyerap hal yang terjadi di alam dan orang-orang lain disekitar
untuk kemudian diwujudkan dalam karya seni. Penyerapan tadi pun harus diolah sebelum
menjadi karya seni. Pengolahan kesadaran dan pengetahuan ini melatih daya pikir kita.
Emosi kita juga diasah dengan cara mengungkapkannya lewat karya seni. Dalam
membuat karya ini, tentu saja kita juga melatih daya cipta, melatih daya kreasi dan bukan
sekedar meniru. Selain itu cita rasa keindahan diasah ketika kita berusaha memadukan
unsur-unsur seni menjadi sesuatu yang harmonis dan indah. Kita juga belajar nilai-nilai
sosial seperi kerja sama, saling menghargai dan berkomunikasi dalam proses membuat
karya seni.
* keagamaan
Setiap agama memiliki pedoman tata cara beribadah dan tempat ibadah. Tempat
ibadah sebagai karya seni bangunan merupakan ungkapan manusia yang mengandung
nilai-nilai keindahan, disamping nilai-nilai religi. Demikian pula, alat perlengkapan dan
keperluan ibadah lainnya seperti tarian dan bunyi-bunyian merupakan sumbangan seni
terhadap kebutuhan manusia untuk beribadah.
* ritus kehidupan
Setiap manusia yang berbudaya, termasuk masyarakat nusantara yang berada
diberbagai daerah, memiliki upacara atau ritual uang berkaitan dengan lingkungan hidup
manusia. Dalam upacara-upacara ini banyak karya seni yang terlibat. Seperti dekorasi
tempat upacara, musik dan tariannya, tatanan makanan, juga baju khusus serta pernakpernik upacara.
2. SENI RUPA TERAPAN
A. Konsep seni rupa terapan
Di sekitar kita ada banyak karya seni rupa. Gambar di buku, patung di jalanan,
iklan di televisi, perabotan juga pakaian merupakan karya seni rupa. Aneka seni rupa ini
dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok.
Berdasarkan wujud atau dimensinya, karya seni rupa dibagi dua. Karya seni rupa
dua dimensi (dwimatra) berupa bidang hanya memiliki panjang dan lebar. Contohnya:
gambar atau lukisan. Karya seni rupa tiga dimensi (trimatra) memiliki panjang, lebar dan
tinggi atau memiliki ruang (volume). Contohnya: relief, patung, gerabah, mobil dan lainlain.
Menurut kegunaannya seni rupa juga dibagi dua. Seni rupa murni merupakan seni
rupa yang mengutamakan fungsi keindahan atau hanya untuk dinikmati nilai atau mutu
seninya dengan indera penglihatan. Seni rupa terapan mengutamakan fungsi pakainya
selain juga dinikmati mutu seninya. Seni rupa terapan dibedakan lagi menjadi dua, yakni
seni kriya atau kerajianan tangan seperti ukiran, anyaman, keramik, topeng, serta tekstil
dan desain seperti ragam hias, produk, interior dan eksterior.
B. Unsur seni rupa
Karya seni rupa, terutama karya seni dua dimensi, terdiri dari unsur titik, garis,
bidang, ruang, warna, tekstur dan gelap terang. Dari perpaduan selaras unsur-unsur inilah
terbentuk karya seni rupa yang indah.
TITIK merupakan unsur rupa yang paling sederhana. Unsur titik akan tampak berani
apabila jumlahnya cukup banyak atau ukurannya diperbesar hingga menjadi bintik.
GARIS merupakan unsur rupa yang terbuat dari rangkaian titik yang terjalin memanjang
menjadi satu. Ada empat macam garis yaitu: garis lurus, garis lengkung, garis patahpatah dan garis spiral atau pilin. Garis lurus berkesan tegas dan keras. Garis lengkung
berkesan lembut dan lentur. Garis patah-patah berkesan kaku. Garis spiral berkesan
luwes.
BIDANG merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan dari beberapa garis. Ada
dua jenis bidang, yaitu: bidang geometris beraturan dan bidang nongeometris tidak
beraturan. Bidang geometris beraturan dipakai dalam ilmu ukur. Bidang nongeometris
tidak beraturan sering ditemui pada bentuk-bentuk alami.
BENTUK adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena ruang atau volume. Macammacam bentuk ini yaitu: kubistis, silindris, bola, limas, prisma, kerucut (semua
geometris) dan non geometris. Unsur bentuk diterapkan pada unsur seni patung, interior,
arsitektur dan kriya.
WARNA merupakan unsur rupa yang terbuat dari pigmen (zat warna). Warna bisa
dibedakan menjadi tiga. Warna primer (pertama) adalah warna dasar, bukan campuran
dari warna manapun. Warna primer ini: merah (magenta), kuning (yellow) dan biru
(cyan). Warna sekunder (kedua) terbentuk dari dua warna primer. Contohnya: hijau, ungi,
jingga. Warna tersier (ketiga) terbentuk dari campuran warna sekunder dengan warna
sekunder lain atau warna primer. Warnanya seperti warna sekunder tapi dengan tingkat
pengaruh warna primer yang berbeda-beda.
TEKSTUR merupakan nilai permukaan suatu benda (halus, kasar, licin atau lainnya).
Secara visual ada dua tekstur yakni tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata, bila
keadaan benda saat dilihat dan diraba sama nilainya. Tekstur semu, bila keadaan benda
saat dilihat dan diraba berbeda.
GELAP TERANG merupakan keadaan suatu bidang yang dibedakan dengan warna tua
dan muda yang disebabkan oleh perbedaan warna atau pengaruh cahaya.
C. Prinsip seni rupa
Prinsip-prinsip seni rupa disebut juga kaidah-kaidah yang menjadi pedoman dalam
berkarya seni rupa. Prinsip seni rupa ini yaitu: kesatuan, keseimbangan, irama, pusat
perhatian dan keselarasan.
Dengan kesatuan (unity) unsur-unsur dalam sebuah karya seni rupa saling bertautan.
Tidak ada lagi bagian yang berdiri sendiri.
Keseimbangan berarti kesamaan bobot dari unsur-unsur karya. Secara wujud dan
jumlahnya mungkin tak sama, tapi nilainya dapat seimbang. Macam keseimbangan yakni
keseimbangan: terpusat/sentral, diagonal, simetris dan asimetris.
Irama dalam seni rupa diusahakan lewat penyusunan unsur-unsur yang ada atau
pengulangan dari unsur-unsur yang diatur. Pusat perhatian adalah unsur yang sangat
menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada di sekitarnya. Untuk menciptakan
pusat perhatian, kita bisa menempatkan unsur yang paling dominan.
Keselarasan merupakan prinsip yang dipakai untuk menyatukan unsur-unsur seni rupa
yang berbeda, baik bentuk maupun warna. Keselarasan bentuk dapat diciptakan melalui
penyusunan bentuk yang saling berdekatan. Keselarasan warna dapat diperoleh dari
memadukan warna baik monokromatis (gradasi warna), analogus (berdekatan dalam
lingkaran warna), maupun komplementer (berlawanan dalam lingkaran warna, dari
turunan warna primer yang berbeda)
D. Ragam seni rupa daerah
Seni rupa nusantara sangat beragam. Berdasarkan objeknya, ada seni rupa dengan objek
manusia, hewan, tumbuhan dan alam. Berdasarkan temanya ada yang tentang kehidupan
hewan, tentang alam, manusia dan kegiatannya, manusia dengan alam sekitar, manusia
dengan alam khayal, dan masih banyak lagi. Dilihat dari wujudnya, seni ini ada yang dua
dimensi (gambar, lukisan, grafis) dan tiga dimensi (patung, kriya, desain).
1. Gambar
Menggambar merupakan proses perekaman objek pada bidang dua dimensi melalui
media dengan kriteria antara lain: ketepatan/kemiripan bentuk dan warna, dengan
memperhatikan perspektif, propprsi, komposisi, gelap terang, serta bayang-bayang objek
yang digambar. Jadi menggambar bersifat objektif. Contoh karya: gambar bentuk,
gambar model, gambar ilustrasi dan ragam hias.
2. Lukisan
Dibandingkan menggambar, melukis lebih bersifat subjektif. Pelukis bebas menafsirkan
objek, lalu mengekspresikan gagasannya lewat media ungkap dan menggarap
berdasarkan prinsip seni rupa. Kemampuan penggarapan serta penguasaan bahan dan alat
merupakan aspek utama. Corak karya lukis ini ada yang representatif (nyata), dekoratif,
ekspresif dan nonrepresentatif (abstrak).
3. Grafis
Karya grafis diproduksi dengan tehnik cetak. Sang perupa membuat desain gambar dan
tata letaknya dengan memperhitungkan pada bahan apa grafis ini akan dicetak. Pada
masa kini, grafis sering dilakukan dengan komputer. Grafis banyak dipakai untuk
membuat iklan, desain logo, poster, sampul kaset bahkan kartu undangan.
4. Seni patung
Patung merupakan bentuk-bentuk yang indah, yang seringkali berupa tiruan bentuk
manusia dan binatang. Selain dengan tehnik pahat, patung sekarang dapat dibuat dengan
tehnik cetak, tempel, bahkan las. Patung sudah menjadi bagian peradapan manusia sejak
dahulu kala. Awalnya patung ini berfungsi religius, tapi sekarang kebanyakan bersifat
estetis.
5. Seni kriya
Seni kriya atau kerajinan adalah suatu usaha membuat barang-barang hasil pekerjaan
tangan atau dapat pula berarti pekerjaan tangan. Benda-benda ini biasanya dibuat untuk
keperluan sehari-hari sekaligus melestarikan tradisi kesenirupaan suatu daerah.
Karenanya, karya seni kriya biasanya memiliki ciri khas daerah dengan aturan, motif, dan
warna yang melambangkan makna-makna tertentu dari daerah tersebut.
Karya seni kriya adalah seni rupa yang paling banyak ragamnya di Indonesia. Anyaman
rotan, bambu dan daun pandan berwujud tempat nasi, nyiru, bubu, kap lampu, tas, sampai
dinding rumah, tikar, lampit, dan kursi. Gerabah atau keramik menjadi tempayan,
celengan, dan berbagai hiasan rumah dan taman. Ukiran dan pahatan dibuat berbagai
patung, ornamen dinding dan atap, aneka kotak penyimpanan, pembatas ruangan, juga
meja, kursi, lemari dan tempat tidur. Ada juga beragam seni tekstil seperti tenun, ikat dan
batik. Belum lagi kerajinan emas perak, kulit, manik-manik dan masih banyak lagi.
Banyak seni kerajinan daerah ini yang hampir punah karena sedikit sekali yang tertarik
untuk melanjutkan tradisinya. Padahal pengetahuan tentang corak dan cara pengerjaannya
merupakan warisan budaya nusantara yang tak ternilai harganya. Kekurangan modal juga
menjadi salah satu hal yang mengakibatkan matinya seni ini. Padahal kenyataannya,
kerajinan tangan yang berkualitas dinilai sangat tinggi di dunia internasional. Jadi, seni
kriya seharusnya menjadi produk ekspor yang sangat potensial.
6. Desain daerah
Desain disini kita artikan suatu konsep pemikiran untuk menciptakan sesuatu melalui
perencanaan sampai terwujudnya barang jadi. Desain diciptakan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen akan produk-produk seni. Prosedur pembuatan desain
cenderung lebih rumit, karena selain sebagai sarana berekspresi bagi desainer, juga
merupakan upaya menjembatani antara harapan pemakai desain (konsumen) dengan
kenyataan yang ada (kenyataan pasar).
2. GAMBAR BENTUK
A. Konsep Gambar Bentuk
Menggambar merupakan pola kelakuan manusia atau kegiatan yang melibatkan
kemampuan penglihatan dan kemahiran tangan. Koordinasi antara kemampuan
penglihatan dan kemahiran tangan yang baik dapat mewujudkan karya gambar yang baik
pula. Menggambar sebagai bagian dari pola kelakuan seni rupa dapat juga diartikan
sebagai media pengungkapan gagasan. Pemahaman ini sesuai dengan konsep yang
mengatakan bahwa seni rupa adalah gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola
kelakuan tertentu dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap
terang yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang estetis dan
bermakna.
Menggambar bentuk secara umum merupakan kegiatan menggambar yang objek
gambarnya berupa bentuk benda. Didalam penggambarannya, objek benda tersebut
hendaknya digambar seobjektif mungkin. Dalam artian, bentuk benda digambarkan
secara tepat sesuai dengan keadaannya baik bentuk maupun warnanya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gambar bentuk adalah gagasan bentuk
yang diwujudkan diatas bidang gambar melalui kemahiran tangan dengan media titik,
garis, bidang, bentuk, warna, tekstur dan gelap terang yang dibuat dengan memperhatikan
ketepatan bentuk dan perspektif, proporsi serta komposisi sehingga menghasilkan karya
yang indah. Dengan perkataan lain, menggambar bentuk sama halnya memotret bentuk
benda dengan kemampuan penglihatan dan kemahiran tangan.
B. Ragam Bentuk
Dalam kegiatan menggambar, objek seringkali disebut juga benda atau model.
Objek gambar bentuk adalah benda dengan berbagai macam bbentuk. Sehingga,
menggambar bentuk sering disebut juga menggambar alam benda (still life). Sedangkan
objek untuk menggambar model biasanya berupa manusia.
Bentuk benda yang menjadi objek gambar bermacam-macam. Bentuk benda dapat
dibedakan antara geometris dan nongeometris. Bentuk geometris merupakan bentuk
beraturan dan bentuk dasar benda. Yaitu: kubus, balok, piramid/limas, silinder, kerucut
dan bola. Sedangkan bentuk nongeometris merupakan bentuk yang tidak beraturan.
Bentuk ini terdapat pada berbagai benda alam. Selain itu, benda dapat dibedakan menjadi
tiga bentuk. Yakni bentuk kubistis, silindris dan bebas.
1. Bentuk kubistis
Yang dimaksud bentuk kubistis adalah bentuk-bentuk yang menyerupai kubus atau benda
yang bentuk dasarnya kubus dan balok. Contoh: lemari, meja, kursi, kardus, kulkas dan
pesawat televisi.
2. Bentuk silindris
Benda yang mempunyai bentuk silindris adalah benda yang bentuk dasarnya menyerupai
silinder atau bulat. Contoh: gelas, botol, teko, kendi, ember, guci, cangkir, kaleng, dan
piring.
3. Bentuk bebas
Benda yang memiliki bentuk bebas adalah benda yang bentuknya tidak beraturan atau
yang tidak termasuk kubistis dan silindris. Contoh: kain, buah-buahan, sayur-sayuran dan
busana.
C. Prinsip Menggambar Bentuk
Dalam menggambar bentuk ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
Tujuannya agar gambar yang dibuat lebih tepat/mirip dengan objek yang digambar.
Prinsip-prinsip tersebut adalah perspektif, proporsi, komposisi, gelap terang dan bayangbayang.
1. PERSPEKTIF
Perspektif merupakan prinsip atau kaidah yang penting dalam menggambar
bentuk atau melukis corak realis dan karenanya harus dipatuhi. Menurut prinsip ini objek
yang digambar hendaknya sesuai dengan tampakan yang sebenarnya, yaitu: objek gambar
yang dekat dengan penggambar akan kelihatan lebih besar, lebih tinggi dan lebih jelas.
Sedangkan objek gambar yang jauh dari si penggambar akan nampak lebih kecil, lebih
pendek, dan kurang jelas. Selain itu, menggambar dengan memperhatikan hukum
perspektif berarti juga menggambar dengan pandangan satu atau dua titik lenyap.
2. PROPORSI
Yang dimaksud dengan prinsip proporsi dalam menggambar bentuk adalah
perbandingan bagian per bagian atau bagian dengan keseluruhan. Dengan menerapkan
prinsip proporsi ini objek gambar yang satu dengan objek gambar yang lain harus tampak
wajar. Misalnya gambar cangkir dengan gambar poci tentu lebih besar pocinya. Akan
tampak tidak wajar jika cangkir digambar lebih besar daripada poci.
3. KOMPOSISI
Komposisi disebut juga susunan. Komposisi dalam menggambar bentuk diartikan
sebagai susunan atau letak objek gambar. Letak objek gambar yang satu dengan objek
gambar yang lain hendaknya tidak berjauhan sehingga tidak tampak terpisah. Bila objek
gambar disusun menyatu akan tampak indah.
4. GELAP TERANG (HALF-TONE)
Benda akan terlihat oleh mata kita bila terkena cahaya. Bagian benda yang
terkena cahaya akan tampak terang. Bagian benda yang tidak terkena cahaya akan
tampak gelap. Diantara bagian terang dan bagian gelap terdapat bagian yang tidak
gelap/tidak terang (half-tone). Dalam menggambar bentuk agar kelihatan realis atau
seperti tiga dimensi hendaknya memperhatikan nada gelap terang atau sering disebut
half-tone. Bagian benda yang terang hendaklah diberi warna yang muda atau dibiarkan
warna putih kertas. Bagian benda setengah terang atau setengah gelap diberi warna
sedang atau diarsir sedang. Dan bagian benda yang berwarna gelap diberi warna tua atau
diarsir warna hitam pekat.
5. BAYANG-BAYANG (SHADOW)
Benda yang terkena sinar akan menghasilkan bayang-bayang. Bayang-bayang itu
jatuh tidak jauh dari benda yang terkena cahaya. Dalam menggambar bentuk, peranan
bayang-bayang akan menentukan terciptanya kesan tiga dimensi (realis). Oleh karena itu
bayang-bayang meskipun agak samar-samar harus ada.
Bayang-bayang dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: bayang-bayang awak
(bayangan karena sinar, terdapat pada benda tersebut), bayang-bayang langkah (bayangan
benda karena sinar mengenai benda lain), dan bayang-bayang sendiri (bayangan benda
pada permukaan yang licin).
D. Teknik menggambar bentuk
Teknik adalah cara-cara yang lazim dipergunakan untuk menggambar. Adapun teknik
dalam menggambar bentuk adalah sebagai berikut:
1. Linear
Teknik linear merupakan cara menggambar objek gambar dengan garis sebagai unsur
yang paling menentukan, baik garis lurus maupun garis lengkung.
2. Blok
Teknik blok merupakan cara menngambar dengan menurup objek gambar menggunakan
satu warna, sehingga hanya tampak bentuk globalnya (siluet).
3. Arsir
Teknik arsir merpakan cara menggambar dengan garis-garis sejajar atau menyilang intuk
mwnwntukan gelap terang objek gambar sehingga tampak seperti tiga dimensi.
4. Dusel
Teknik dusel merupakan cara menggambar yang menentukan gelap terang objek gambar
menggunakan pensil gambar yang digoreskan dalam posisi miring (rebah).
5. Pointilis
Teknik pointilis merupakan cara mmenggambar yang dalam menentukan gelap terang
objek gambar menggunakan pensil atau pena gambar dengan dititik-titikkan.
6. Aquarel
Teknik aquarel merupakan cara menggambar dengan menggunakan cat air dengan sapuan
warna yang tipis, sehingga hasilnya tampak transparan atau tembus pandang.
7. Plakat
Teknik plakat merupakan cara menggambar dengan menggunakan bahan cat poster atau
cat air dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup
E. Menggambar Bentuk
Dalam menggambar bentuk ada dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu: pendekatan
dengan model dan pendekatan tanpa model.
1. Pendekatan dengan model
Yang dimaksud dengan model adalah benda atau objek yang akan digambar, misalnya:
kendi, gelas, buah-buahan, kursi, keramik dan sebagainya.
Menggambar dengan pendekatan model maksudnya, dalam kegiatan menggambar harus
ada model atau benda sesungguhnya. Dengan adanya model, penggambar lebih banyak
memperoleh kemudahan antara lain:
* objek gambar lebih jelas
* tidak perlu mencari-cari objek gambar
* penggambar dapat mengontrol gambar dan model sesering mungkin
* ketepatan sudut gambar lebih terjamin
2. Pendekatan tanpa model
Pendekatan ini bertolak belakang dari pendekatan dengan model. Menggambar bentuk
tanpa model banyak kekurangannya, terutama bagi siswa yang masih belajar
menggambar. Bagi yang belum mahir, model digunakan untuk menghasilkan gambar
yang baik, sebab tutntutan keberhasilan dalam menggambar bentuk adalah ketepatan
gambar dengan objek yang digambar.
Langkah menggambar bentuk:
Yang dimaksud dengan langkah-langkah adalah prosedur atau tata urutan kerja. Adapun
langkah-langkah dalam menggambar bentuk dengan pendekatan model adalah sebagai
berikut:
1. Pengamatan
Pengamatan adalah kegiatan untuk mengenali objek yang akan digambar. Benda atau
objek hendaknya diamati seksama dan berulang-ulang. Ada baiknya kegiatan pengamatan
dilakukan dengan bingkai (frame).
2. Sketsa
Pindahkan hasil pengamatan diatas bidang gambar dengan cara mensketsa objek gambar
satu per satu secara tipis.
3. Menentukan gelap terang
Berilah tanda batas yang tipis antara bagian benda yang terang dan gelap dengan
memperhatikan arah cahaya.
4. Menentukan teknik
Penggunaan teknik tergantung pada alat dan bahan yang akan kita gunakan. Bila akan
menggunakan pensil gambar atau pensil berwarna, teknik arsir atau dusel lebih tepat.
Sedangkan bila menggunakan bahan cat air, teknik yang tepat adalah aquarel.
Gunakan warna muda terlaebih dahulu baru kemudian warna tua. Hindarkan pemakaian
cat air warna putih atau pensil warna putih. Biarkan warna kertas gambar sebagai mana
aslinya. Dan bila menghendaki warna gelap, tidak harus menggunakan warna hitam.
5. Sentuhan akhir
Yang dimaksud sentuhan akhir adalah memberikan penekanan pada karya gambar
bentuk, dengan tusiran yang bersifat memantapkan goresan sehingga gambar tersebut
mempunyai greget atau warna.
MATERI KELAS 8
1. KRIYA BATIK
Kita telah mengenal seni rupa terapan daerah di kelas VII, meliputi seni kriya dan
desain. Seni rupa terapan Nusantara ini merupakan
seni rupa terapan yang
mencerminkan niai-nilai budaya nusantara dari berbagai daerah. Seni ini bisa dikatakan
gabungan dari aneka ragam seni daerah, yang dipadukan sehingga terliat berciri etnik.
Bisa juga, merupakan salah satu seni daerah dengan ciri khas budaya yang hanya ada di
Indonesia. Salah satu seni rupa terapan yang memenuhi hal ini adalah seni tekstil kas
Indonesia yang disebut batik.
A. Pengertian Batik
Batik adalah gambar/lukisan yang dibuat pada kain dengan bahan lilin dan
pewarna (napthol), menggunakan alat yang dinamakan canting dan atau kuas serta
teknik tutup-celup. Batik dapat berupa gambar pola ragam hias atau lukisan yang
ekspresif. Menggambar atau melukis dengan bahan lilin yang dipanaskan dan
menggunakan alat canting atau kuas disebut membatik.
Dalam perkembangan selanjutnya, untuk mempercepat proses membatik
digunakan cap. Itulah sebabnya, karya batik dengan canting dan cap dikenal dengan
istilah batik tulis dan cap. Tetapi dalam hal mutu, karya batik yang dikerjakan dengan
cap kurang unggul dibandingkan dengan mutu karya batik yang dikerjakan dengan
canting. Selain itu, ada juga kain yang diberi gambar motif batik yang pengerjaannya
lebih modern dengan teknik printing. Kain seperti ini bukan kain batik, melainkan
kain bermotif batik. Jika peralatan dan proses pengerjaan batik dimodernisasi, kita
tidak lagi dapat menyebutnya sebagai membatik. Jika demikian yang ada hanyalah
motif batik.
Batik memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi praktis dan estetis. Secara praktis, kain
batik dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan akan pakaian, penutup tempat
tidur, taplak meja, sarung bantal, dan sebagainya. Secara estetis, batik lukis bisa
dibingkai dan dijadikan penghias ruangan.
B. Desain Ragam Hias Untuk Pola Batik
Ragam hias dalam seni rupa bisa berfungsi mengisi kekosongan suatu
bidang dan juga berfungsi simbolis. Sebagai contoh, ragam hias burung dalam
nekara perunggu mempunyai symbol arwah nenek moyang. Ragam hias
berkaitan dengan pola hias dan motif. Pola hias merupakan unsur dasar yang
dapat digunakan sebagai pedoman dalam merancang suatu hiasan. Sedangkan,
motif hias merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ragam
hias, yang meliputi segala bentuk alami ciptaan Tuhan seperti manusia, binatang,
tumbuhan, gunung, batuan, air, awan, dan lainnya serta hasil kreasi manusia. Jadi,
ragam hias adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan
kaidah-kaidah tertentu pada suatu bidang atau ruang sehingga menghasilkan
bentuk yang indah.
Ragam hias dapat dibedakan menjadi tiga motif, yaitu motif geometris,
motif non geometris, dan motif benda mati. Motif geometris antara lain berupa :
pilin ganda, tumpal, meander, swastika, dan kawung. Motif non geometris berupa
: manusia, binatang, dan tumbuhan. Motif benda mati berupa : air, api, awan,
batu, gunung , matahari.
C. Media Berkarya Batik
1. Bahan
Bahan untuk berkarya batik terdiri dari kain mori/sutera, lilin, dan zat
pewarna. Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas kain
mori bermacam-macam jenisnya dan sangat menentukan baik dan buruknya kain
batik yang dihasilkan. Selain kain mori, kain sutera dapat juga digunakan sebagai
bahan baku batik, tapi harganya sangat mahal.
Kebutuhan akan kain sangat ditentukan oleh fungsinya. Misalnya, membuat
sapu tangan cukup membutuhkan kain ukuran 40 x 40 cm, taplak meja
membutuhkan kain ukuran sekitar 100 x 100 cm, kain jarik membutuhkan kain
ukuran sekitar 100 x 250 cm, penutup tempat tidur membutuhkan kain sesuai
dengan ukuran yang dikehendaki.
Lilin adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Lilin yang digunakan
untuk membatik bermacam-macam kualitasnya. Kualitas lilin itu berpengaruh
terhadap daya serap warna kain batik. Berikut ini merupakan jenis-jenis lilin
untuk membatik :
 Lilin putih berasal dari minyak latung buatan pabrik
 Lilin kuning, berasal dari minyak latung buatan pabrik
 Lilim hitam, berasal dari minyak latung buatan pabrik
 Lilin tawon berasal dari sarang lebah
 Lilin klanceng, berasal dari sarang lebah klanceng
 Gandarukem dan keplak sebagai bahan campuran lilin.
Zat pewarna untuk membuat batik dapat diperoleh dari alam dan buatan
pabrik. Untuk batik klasik, zat pewarna diperoleh dari alam, misalnya warna hijau
dibuat dari daun jarak kepyar, warna merah dibuat dari daun jati muda, dan warna
kuning dibuat dari rimpang kunyit yang dicampur dengan kapur sirih. Batik
tradisional dan modern sudah menggunakan zat pewarna buatan pabrik, yaitu
napthol dan garam. Wujunya berupa serbuk, dan dapat dilarutkan dengan air
dingin. Untuk aturan penggunaan napthol dan garam disesuaikan dengan
kebutuhan . untuk memperoleh napthol dan garam dapat dibeli ditoko kimia atau
sablon.
Untuk membuat ramuan pewarna batik siapkan napthol dan garam pada dua
wadah dengan komposisi sebagai berikut:
 Napthol 2gr + soda api 1 gr + TRO 1 gr + 1 liter air panas
 Garam 6 gr + 1 liter air dingin
Ada beberapa jnis napthol yang namanya berupa singkatan. Yaitu : AS-G, AS.
AS-D AS-OL, AS-BO, AS-BS. AS-BG AS-GR, AS-BR, AS-LB. Garam
pewarna juga ada bermacam-macam. Yaitu yellow GC, orange GC, scarlet GC,
scarlet R, red 3GL, red B, bourdeaux GP, violet B, blue BB. Blue B, black B.
Paduan napthol dan garam yang berbeda akan menciptakan hasil akhir warna
yang berbeda pula. AS-G neghasilkan warna muda. Seterusnya warna semakin tua
sampai AS- LB yang menghasilkan warna paling tua (mulai dari kuning - jingga
– merah – coklat).
2. Alat
Peralatan untuk membatik sejak dahulu tidak banyak mengalami perubahan.
Peralatan membatik dan cara mengerjakannya tidak dapat dimodernisasi karena
akan menghilangkan arti batik. Hal yang perlu dimodernisasi adalah kualitas
produk dan kualitas peralatan. Adapun peralatan membatik standart adalah
canting, kuas, wajan, kompor, gawangan, sarung tangan, dandang besar dan
setrika.
Canting adalah alat pokok membatik yang menentukan apakah hasil
pekerjaan disebut batik atau bukan batik. Canting berfungsi untuk menulis atau
melukiskan cairan lilin pada kain, membuat motif-motif batik yang diinginkan.
Alat ini terbuat dari bahan tembaga yang dipadukan dengan bamboo sebagai
tangkainya. Canting terdiri dari tangkai yang terbua dari bambu, badan canting
yang berfungsi untuk mengambil dan menampung cairan lilin dari wajan, dan
carat pipa kecil melengkung untuk jalan keluar cairan lilin.
Menurut fungsinya , canting dapat dibedakan menjadi dua, yaitu canting rengrengan (batikan pertama kali sesuai dengan polanya), dan canting isen (mengisi
bidang batik). Menurut besar kecilnya, canting dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu : canting kecil, sedan dan canting besar. Menurut banyaknya carat, canting
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : canting cecekan, canting loron, dan canting
talon (bercarat tiga),
Kuas untuk membatik hendaknya tahan panas, fungsi kuas untuk menutup
bidang yang luas, sehingga cepat selesai.
Wajan adalah peralatan yang terbuat dari logam baja yang berguna untuk
mencairkan lilin untuk membatik. Ukuran wajan untuk membatik biasanya kecil.
Wajan yang baik hendaknya memiliki tangkai, sehingga mudah untuk diangkat
dan diturunkan dari kompor.
Kompor untuk membatik beruuran kecil. Gunanya untuk memanaskan wajan,
sehingga lilinnya cepat mencair.
Gawangan adalah peralatan yang berguna untuk membentangkan kain yang
dibatik. Gawangan dapat dibuat dari kayu atau bamboo. Gawangan hendaknya
dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipindahkan., tetapi harus kuat dan
ringan.
Sarung tangan gunanya untuk melindungi tangan agar tidak terkena warna
saat proses pewarnaan.
Dandang besar berguna untuk pelarutan lilin yang melekat pada kain dengan
merendam dan mendidihkan air serta diberi soda abu.
Setrika berguna untuk menghilangkan lilin pada kain. Dengan panas dari
setrika, lilin akan berpindah ke kertas Koran.
3. Teknik Membatik
Teknik membatik pada umumnya adalah tutup-celup. Kain ditutup dengan
lilin, kemudian dicelup pada zat pewarna. Untuk variasi teknik dapat juga
menggunakan cara ikat celup, yaitu kain diikat dengan tali, kemudian dicelup
dengan zat pewarna.
D. Langkah-Langkah Membatik
1. Desain
Desain adalah menggambar pola hias pada kertas gambar. Setelah itu
gambar pola hias dipindahkan ke kain menggunakan pensil gambar.
2. Persiapan
Hal-hal yang perlu disiapkan dalam membatik adalah bahan atau kain
yang sudah digambari, lilin, pewarna, serta alat berupa canting, kuas wajan dan
kompor atau anglo. Pertama kali kompor dinyalakan, kemudian wajan
diletakkan diatas kompor, setelah itu masukkan lilin ke dalam wajan. Tunggu
hingga lilin mencair atau meleleh.
3. Proses
a. Lilin yang sudah mencair diambil dengan canting.
b. Menuangkan lilin dalam canting melalui carat di atas permukaan kain sesuai
dengan garis gambar. Kalau perlu, ditiup agar lilin tidak menyumbat.
c. Kain diberi isen-isen (isian yang berupa titik, garis, bidang, tekstur) dengan
lilin.
d. Kain dicelupkan pada wadah yang sudah ada pewarnanya, kemudian
dicelupkan pada wadah yang berisi larutan garam.
e. Kain dicelup dengan lilin pada bidang gambar yang dikehendaki untuk
warna pertama.
f. Kain dicelupkan pada wadah yang sudah ada pewarnanya, kemudian
kemudian dicelupkan lagi pada larutan garam.
g. Kain dituup dengan lilin pada bidang gambar yang dikehendaki untuk warna
kedua.
h. Kain dicelupkan oada wadah yang sudah ada pewarnanya, kemudian
dicelupkan lagi pada wadah yang berisi larutan garam.
i. Kain ditutupi dengan lilin pada bidang gambar yang dikehendaki untuk
warna ke tiga.
j. Kain dicelupkan pada wadah yang sudah ada pewarnanya, kemudian
dicelupkan lagi pada wadah yang berisi larutan garam. Mewarnai batik
dimulai dari warna yang paling muda menuju warna yang paling tua
(kuning, jingga, hijau, biru, merah, coklat, merah hati, hitam). Jika
menghendaki satu warna saja, cukup dicelup sekali saja.
k. Kain dimasukkan ke dalam dandang yang berisi air mendidih dan soda abu
untuk melarutkan lilin.
l. Menghilangkan lilin yang melekat pada kain dengan setrika yang beralaskan
kertas Koran.
4. Pekerjaan akhir
Pekerjaan akhir membatik terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut :
a. Mengeringkan kain batik yang masih basah ditempat yang teduh. Gunanya
agar batik menjadi lebih ‘keluar’,
b. Membingkai batik lukis pada kayu spanram. Ini dilakukan bila kain batik
hendak dijadikan hiasan dinding.
c. Melipat dan menyimpan kain batik tulis pada tampatnya. Akan lebih baik lagi
bila kain batik itu disimpan dengan cara menyampirkannya ke sebilah kayu
sehingga tidak cepat rusak akibat terlipat-lipat.
2. GAMBAR ILUSTRASI
A. Sejarah Seni Ilustrasi di Indonesia
Istilah ilustrasi berasal dari bahasa Latin Ilustrare yang berarti menjelaskan.
Penjelasan ini berhubungan dengan buku pelajaran, buku ilmiah, buku cerita, karya
sastra, majalah dan surat kabar. Selain itu ilustrasi dapat berfungsi untuk menghias
halaman buku atau majalah dan surat kabar pada kolom-kolom tertentu. Jadi, gambar
ilustrasi merupakan karya seni rupa dua dimensi ynag bertujuan utuk memperjelas
suatu pengertian
Seni Ilustrasi di Indonesia sudah dikenal sejak lama, hanya tidak dipopulerkan
seperti saat ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya gambar-gambar yang terdapat
dilembaran daun lontar yang fungsinya juga sebagai penghias. Contoh lainnya yaitu
wayang beber. Wayang ini berupa lembaran ilustrasi yang ceritanya dituturkan
dimuka umum oleh seorang dalang, bukan dimainkan seperti boneka (wayang kulit
dan wayang golek). Sedangkan seni ilustrasi modern seperti yang kita kenal sekarang
baru berkembang sejak masa penjajahan Belanda.
Ketika Balai Pustaka didirikan pada tanggal 22 september 1917 , banyak
bermunculan ilustrator dari Indonesiayang bekerja di majalah Panji terbitan Balai
Pustaka. Misalnya Ardisoma, Abdul Salam'Kasidi' Nasroen dan sebagainya. Selain
itu juga banyak ilustrator Belanda seperti J. Van Der Heyden, Juan Sluiters dan Susan
Beynon. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya buku-buku terbitan Indonesia yang
menggunakan ilustrator Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, kemajuan pemuda Indonesia pada bidang
penulisan dan penerbitan membuat pamerintah Jepang merasa kawatir dan curiga
akan terjadinya pemberontakan sehingga dibentuklah badan sensor. Tujuannya agar
setiap hasil karya pada pemuda yang keluar sesuai dengan keinginan pemerintah
Jepang. Ilustrator yang terkenal pada saat itu adalah Karyono, Norman Carmil dan
Surono yang bekerja pada majalah Asia Raya.
Indonesia mulai membuat ilustrasi untuk uang kertas sendiri pada masa Orde
Lama. Dengan kemajuan yang pesat dibidang tehnologi penerbitan dan ilustrasi maka
oada tahun 1951 pelukis Oesman Effendi dan ilustrator Abdul Salam dikirim ke
Belanda untuk mempelajari cara-cara membuat ilustrasi pada uang kertas, yang
nantinya tehnik-tehnik ini akan diajarkan di tanah air.
Pada masa orde baru ilustrator Indonesia berkembang dengan pesat bagaikan
jamur tumbuh di musim hujan, terutama ilustrasi buku-buku cerita mauoun bukubuku pengetahuan dari berbagai penerbitan.
Berikut ini adalah ilustrator yang bekerja pada majalah atau koran terbitan
Indonesia. Diantaranya :
- Henk Ngantung, pada majalah Intisari
- Delsy syamsumar, pada majalah Varia
- G.M. Sidharta, pada harian Kompas
- Danarto, Mulyadi W., Ipe Ma'ruf' pada majalah si kuncung
- Teguh Santoso, pada majalah Tanah Air
- Cahyono, Adi Permadi, pada majalah Bobo
- S. Prinka, pada majalah Tempo
- Prie G.S. Gunawan, pada harian Suara Merdeka dan Cempaka
B. Unsur Utama Gambar Ilustrasi
1. Gambar manusia
Untuk dapat menggambar tokoh manusia yang baik kita perlu mengetahui dan
menguasai proporsi dan anatomi tubuh manusia, baik yang masih anak-anak maupun
yang sudah dewasa. Proporsi artinya perbandingan bagian per bagian dengan
keseluruhan. Sedangkan anatomi adalah kedudukan struktur tulang dan otot-otot yang
menentukan besar kecil dan cekung cembung (menonjol-tidaknya) tubuh manusia
sehingga menentukan bentuk keseluruhan tubuh.
Proporsi manusia
- Proporsi tokoh pahlawan:
panjang kepala x 8 atau 1 : 8
- proporsi orang barat:
panjang kepala x 7,5 atau 1: 7,5
- proporsi orang indonesia:
panjang kepala x 7 atau 1 : 7
Sketsa dan detail wajah
Gambar tangan dan kaki
Gambar manusia dalam pose berbagai gerak
2. Gambar Tokoh Binatang
Dalam menggambar tokoh binatang juga perlu diperhatikan proporsi dan
anatominya. Jenis dan bentuk binatang dapat dikelompokkan menjadi binatang darat,
udara dan air.
Proporsi kuda, salah satu binatang darat
Gambar kuda dengan berbagai podisi
Ilustrasi binatang udara
Ilustrasi binatang air
3. Gambar tumbuhan
Tumbih-tumbuhan yang hidup di muka bumi beraneka ragam jenisnya. Masingmasing memiliki bentuk yang berbeda-beda. Akan tetapi pohon-pohon yang satu famili
memiliki bentuk yang hampir sama. Misalnya pohon palem dan pohon kelapa hampir
sama bentuknya dengan pohon pinang. Untuk itu, banyaklah berlatih menggambar
berdasarkan pengamatanmu akan tumbuh-tumbuhan di sekitarmu.
Menggambar tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara sederhana dan
lengkap. Dalam menggambar secara sederhana, tumbuhan tidak digambarkan secara
mendetail, tetapi hanya beruoa kesan tumbuhan. Dalam menggambar lengkap,
tumbuhan digambarkan dengan mendetail dan cermat bagiannya.
Dua cara menggambar tumbuhan sederhana
C. Corak Gambar Ilustrasi
Realis artinya gambar dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya' baik proporsi
maupun anatomi dibuat sama menyerupai dengan obyek yang digambar.
Gambar ilustrasi yang bersifat karikatural dibedakan menjadi dua, yaitu gambar
karikatur dan gambar kartun. Karikatur berasal dari bahasa Italia "caricature" yang
berarti melebih-lebihkan atau mengubah bentuk (deformasi). Gambar karikatur hampir
sama dengan kartun tetapi menampilkan obyek seseorang dengan karakter yang aneh
dan lucu dan mengandung sindiran atau kritikan. Pada umumnya penggambaran
ditonjolkan pada bagian kepala dengan tidak meninggalkan karakter tokoh yang
digambar. Karikaturis Indonesia yang terkenal adalah: Sibarani, T. Sutanto, Pramono,
G.M. Sidharta, Alex Dinuth dan sebagainya.
Kartun adalah gambar yang beefungsi menghibur karena berisikan humor. Gambar
kartun dapat berupa tokoh binatang atau manusia. Gambar ini banyak dijumpai pada
majalah, surat kabar, buku komik, dan sebagainya. Tokoh yang dikenal sebagai bapak
kartun modern adalah William Hogart dari Inggris yang hidup pada tahun 1697-1764 .
Sedangkan kartunis Indonesia yang terkenal adalah Hari Pede, Gunawan Raharjo, Itos
Budi Santoso dan sebagainya.
Gambar kartun sering disebur juga gambar animasi. Gambar animasi kini banyak
dibuat menjadi film animasi seperti film kartun Disney, Doraemon, Shin-can dan
sebagainya.
Gambar dekoratif diwujudkan dengan cara menstilir atau mengubah bentuk-bentuk
yang ada di alam tanpa meninggalkan ciri khasnya.
Corak dekoratif adalah corak yang sering kita temukan terutama didalam rumah.
Contohnya: ornamen ukir (yang diterapkan pada peralatan rumah tangga seperti kursi,
tempat tidur, lemari dan sebagainya), wayang kulit dan bentuk hasil karya kerajinan
lainnya.
D. Ragam Gambar Ilustrasi
Komik beradal dari kata comic yang berarti lucu atau jenaka. Dalam penyajiannnya,
komik terdiri dari rangkaian gambar yang satu dan lainnya saling melengkapi dan
mengandung suatu cerita yang disebut comic strip. Deretan gambar tersebut
menceritakan suatu kisah yang diambul dari peristiwa sehari-hari. Comic strip
kemudian berkembang menjadi suatu cerita komik yang dibuat dalam buku tersendiri.
Cover berarti kulit atau sampul pada majalah atau buku. Gambar pada cover memuat
atau mewakili isi buku atau majalah. Dalam pembuatan cover hendaknya
memperhatikan isi dan karakter dari buku atau majalah sehingga buku atau majalah itu
kelihatan menarik.
Di majalah atau surat kabar di bagian sebelum atau sesudah tulisan selesai sering
terdapat gambar. Gambar ini berfungsi sebagai pengisi tempat yang kosong yang sering
disebut vignette (baca=vinyet). Vignette adalah gambar yang berfungsi untuk menghias
atau mengisi kolom atau halaman kosong pada majalah atau surat kabar.
Gambar ilustrasi juga sangat menolong dalam memahami buku pelajaran. Misalnya
pada pelajaran biologi, untuk menjelaskan sistem pencernaan pada hewan tentunya
memerlukan gambar ilustrasi. Pada mata pelajaran sejarah dwngan pokok bahasan
mengenai candi tentunya gambar ilustrasi candi akan menambah daya tarik dalam
menjelaskannya.
Suatu karya sastra dengan berbagai jenis, seperti cerita pendek atau cerita bergambar
akan lebih menarik bila terdapat gambar ilustrasinya. Selain itu ilustrasi akan membuat
orang tertarik untuk membacanya. Ilustrasi mewakili cerita tang terkandung
didalamnya.
E. Media Gambar Ilustrasi
1. Media hitam putih
Pada masa lalu banyak orang menggambar ilustrasi menggunakan trekpen sebagai
alat utama dan tinta bak sebagai pewarnanya. Trekpen dipakai karena penggunaannya
yang mudah, yaitu dengan mata trekpen ke dalam tinta sampai berkali-kali selama
dipakai untuk menggambar. Dengan perkembangan tehnologi banyak perlatan yang
lebih mudah dan praktis, yaitu dengan menggunakan spidol, rapido, pena bahkan
dengan menggunakan komputer.
2. Media pewarnaan
a. Cat air
Cat air dalam bahasa belanda disebut water verf, sedangkan dalam bahasa inggris
disebut water colour. Menurut arti katanya cat air ialah cat atau bahan yang dipakai
untuk mewarnai sesuatu dan penggunaannya memakai air.
Sedangkan menurut sifatnya cat air terbagi menjadi 2 jenis, Transparant water
colour dan Nontransparant/opaque water colour. Transparant water colour adalah cat air
yang mempunyai sifat transparan atau tembus pandang. Warna-warnanya lebih
cemerlang tetapi tidak mengilat (dove). Warna putih adalah warna kertas yang dipakai
sebagai dasar. nontransparant/opaque water colour merupakan cat air yang mempunyai
sifat tidak tembus pandang. Cat air ini mempunyai daya penutup yang kuat atau opaque
tetapi warnanya tidak bisa cemerlang melainkan agak mengilat. Cat air jenis ini juga
sering disebut sebagai poster colour.
b. pensil warna
Jenis pensil ini banyak mengandung lilin. Biasanya pilihan warnanya sangat banyak,
tapi bahannya agak sulit digunakan tergantung dari kualitas pensil warnanya. Dengan
ketekunan dan ketelatenan, gambar ilustrasi yang menggunakan pensil warna dapat
dihasilkan dengan baik.
F. Langkah Menggambar Ilustrasi
1. Gagasan
Gagasan bersumber dari bahan yang akan diilustrasikan. Contohnya karya seni
sastra, musik, tari atau drama di nusantara. Setelah ada gagasan, tentukanlah adegan
apa yang akan digambar siapa saja tokohnya bagaimana suasananya serta apa saja
benda atau latar belakang pendukung suasana. Misalnya mengambil cerita malin
kundang dari sumatera barat dengan adegan malin kundang menjadi batu. Tokoh
yang ada: Malin Kundang, ibu dan istrinya. Latar belakangnya di pelabuhan, sehingga
ada dermaga dan kapal. Tentukan pula corak gambar dan media yang akan
digunakan.
2. Sketsa
Proses menggambar yang paling awal adalah mensket atau membuat rancangan
gambar (sketsa). Pada umumnya kita menggunakan pensil gambar. Namun, dapat
juga langsung mensket dengan menggunakan media yang akan dipakai misalnya
pensil warna, pastel, krayon, cat air, tinta bak dan sebagainya.
Gagasan yang ada dituangkan bersamaan dengan proses mensket. Sket berbentuk
garis dan bidang yang merupakan bentuk global (sederhana) dari gagasan kita.
Rencanakan gambar baik-baik. Buatlah coretan kira-kira bagaimana tata letak
objek yang digambar dan bagaimana gerak yang terjadi. Misalnya: Malin Kundang
yang berdiri menjadi batu di bagian kanan gambar, si ibu di sebelah kiri menunjuk
0alin -undang, si istri di belakang Malin Kundang dengan kedua tangan menutup
mulutnya, serta kapal di latar belakangagak ke kiri. Buatlah agar adegan terlihat
wajar, tidak direka-reka. Perhatikan proporsi dan komposisi unsur gambar.
Satukan semua unsur gambar yang direncanakan, seperti tumbuhan pantai, awan,
beberapa orang pembantu Malin Kundang dan lain-lain. Beri detail sehingga gambar
lebih sempurna. Buat gambar sesuai corak yang telah ditentukan. Setiap unsur harus
bercorak sama agar tak terkesan seperti kolase.
3. Pewarnaan
Setelah sket dianggap selesai, kita dapat mewarnai. Pewarnaan dalam
menggambar ekspresi dapat dilaksanakan dengan dua corak' yaitu corak realis dan
corak bukan realis (ekspresionisme, impresionisme, abstrakisme dan lain-lain).
Pewarnaan corak realis harus disesuaikan dengan keadaan nyata, misalnya:
gunung berwarna biru, pohon berwarna hijau, tanah berwarna coklat dan sebagainya.
Namun perhitungkan juga efek cahaya yang dapat mengubah warna.
Pewarnaan corak bukan realis lebih bebas maksudnya tidak terikat oleh kelaziman
warna. Misalnya: langit diwarnai hijau, gunung diwarnai merah muda, pepohonan
diwarnai biru dan sebagainya. Perhatikan kesan warna yang dipakai untuk corak ini.
Misalnya: memilih warna-warna menyala saja, warna pastel, warna hangat atau warna
sejuk.
Sejarah umum seni lukis
Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan
prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia
telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian
penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu
teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan
menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan
atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dindingdinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan
gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni
rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai,
kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut
juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan
objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek
yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat
dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor
banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan
ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang
menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu,
citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman
budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah
yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan.
Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan
rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat
daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam
kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka
adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan
menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.
Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:


Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang
ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya
kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam
banyak hal.
Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis
mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir
yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun
tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga
sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang
melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme
(pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan
budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah
semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota
Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya
menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa
menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini
tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan
yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke
seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:





Tomassi
Donatello
Leonardo da Vinci
Michaelangelo
Raphael
Art nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barangbarang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai
dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah
digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentukbentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya
pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya
diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garisgaris tumbuhan di alam.
Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.
Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat
banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa
mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh
kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang
pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa.
Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman
renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era
revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema
romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan
keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab
dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang
populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit
didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana,
sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi
komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni
mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan
tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis
Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombangambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah
diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau
seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan
“Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni
sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai
mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya
menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat,
tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
Aliran seni lukis
Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di
dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian
mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa
dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal
dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan
aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya.
Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan
kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu
tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
Plural painting
Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan
intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke
dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL
PAINTING. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai
ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom
yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.
Seni lukis daun
Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun
tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan
sampah daun tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki warna khas dan tidak busuk jika
ditangani dengan benar. senidaun.wordpress.com
Aliran lain







Ekspresionisme
Impresionisme
Fauvisme
Neo-Impresionisme
Realisme
Naturalisme
De Stijl
Abstraksi
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang
berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan
menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan
sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi
porsinya. Abstraksi disebut juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni
lukis.
Pelukis terkenal Indonesia














Affandi
Agus Djaya
Barli Sasmitawinata
Basuki Abdullah
Djoko Pekik
Dullah
Ferry Gabriel
Hendra Gunawan
Herry Dim
Jeihan
Kartika Affandi
Lee Man Fong
Mario Blanco
Otto Djaya








Popo Iskandar
Raden Saleh
S. Sudjojono
Srihadi
Sri Warso Wahono
Trubus
Atim Pekok
E. Darpo.S
Seni lukis zaman klasik
Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:


Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),
Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang
ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya
kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam
banyak hal.
Seni lukis zaman pertengahan
Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis
mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir
yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun
tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga
sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang
melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme
(pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).
Seni lukis zaman Renaissance
Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan
budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah
semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota
Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya
menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa
menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini
tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan
yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke
seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:





Tomassi
Donatello
Leonardo da Vinci
Michaelangelo
Raphael
Art nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barangbarang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai
dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah
digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentukbentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya
pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya
diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garisgaris tumbuhan di alam.
Sejarah seni lukis di Indonesia
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.
Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat
banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa
mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh
kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang
pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa.
Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman
renaisans Eropa, sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era
revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema
romantisme menjadi cenderung ke arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan
keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab
dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang
populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit
didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana,
sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi
komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni
mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan
tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis
Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombangambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah
diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau
seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan
“Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni
sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai
mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya
menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat,
tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.
Aliran seni lukis
Surrealisme
Lukisan dengan aliran ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di
dalam mimpi. Pelukis berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian
mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa
dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.
Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal
dari aliran ini adalah Pablo Picasso.
Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan
aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya.
Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan
kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu
tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.
Plural painting
Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan
intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke
dalam bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL
PAINTING. Artinya, untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai
ketepatan dengan apa yang telah tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom
yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik, atau multi-style.
Seni lukis daun
Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun
tumbuh-tumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan
sampah daun tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki warna khas dan tidak busuk jika
ditangani dengan benar. senidaun.wordpress.com
Aliran lain







Ekspresionisme
Impresionisme
Fauvisme
Neo-Impresionisme
Realisme
Naturalisme
De Stijl
Abstraksi
Adalah usaha untuk mengesampingkan unsur bentuk dari lukisan. Teknik abstraksi yang
berkembang pesat seiring merebaknya seni kontemporer saat ini berarti tindakan
menghindari peniruan objek secara mentah. Unsur yang dianggap mampu memberikan
sensasi keberadaan objek diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi
porsinya. Abstraksi disebut juga sebagai salah satu aliran yang terdapat di dalam seni
lukis.
Pelukis terkenal Indonesia

















Affandi
Agus Djaya
Barli Sasmitawinata
Basuki Abdullah
Djoko Pekik
Dullah
Ferry Gabriel
Hendra Gunawan
Herry Dim
Jeihan
Kartika Affandi
Lee Man Fong
Mario Blanco
Otto Djaya
Popo Iskandar
Raden Saleh
S. Sudjojono





Srihadi
Sri Warso Wahono
Trubus
Atim Pekok
E. Darpo.S
3. MUSIK NUSANTARA
A. Gambaran Umum Nusantara
Nusantara nerupakan istilah yang kita kenal dari sejarah kerajaan majapahit ( 1293-1520
), diperkirakan berpusat di sekitar lembah sungai Brantas, dekat kota kediri jawa timur.
Berdasarkan catatan-catatan yang digubah Empu Prapanca ( 1365 ) berjudul Negara
Kartagama, kerajaan Majapahit menguasai Sumatera, beberapa daerah jazirah Melayu,
Mentawai,Brunei dan Tanjungsari di Kalimantan, serta sederet tempat di timur jawa,
mulai dari Bali, Makasar, Banda dan Maluku.
Disini kita diberi gambaran kerajaan yang kurang lebih seluas Indoneisa modern plus
Malaya.
Pendapat bahwa daerah-daerah tersebut dikuasai Majapahit diperkuat oleh fakta adanya
alat musik asli Jawa seperti gamelan majapahit di daerah tersebut. Gamelan tersebut
sampai sekarang masih ditemukan di daerah kalimantan timur dan selatan. Namun
diseluruh kepulauan nusa tenggara, hanya bali yang kaya inventaris gong. Drum tembaga
kuno bisa ditemukan di kepulauan Kai. Gong-gong yang disusun secara vertikal dari
ukuran kecil sampai besar, ditemukan di sepanjang pantai kepulauan nusa tenggara
termasuk kepulauan kai dan daerah pantai di papua. Kapan dan dagaimana gong-gong
tersebut menyebar sampai kesana, belum dapat diketahui. Namun, alat musik gamelan
baik besar maupun kecil dianggap sebagai simbol kuat kerajaan besar. Maka
kemungkinan penyebaran alat-alat musik tersebut adalah sebagai simbol adanya pos-pos
tempat para utusan istana majapahit bekerja dan juga sebagai representasi meluasnya
kekuasaan dan pengaruh kerajaan majapahit.
B. Sejarah Perkembangan Musik Indonesia
Pertumbuahan budaya musik Indonesia memang terasa unik. Ini bisa jadi disebabkan oleh
kurangnya fitur-fitur pemikir kesenian musik. Kita masih terlena akan kekayaan berbagai
macam tradisi klasik dan etnik, namun belum mampu membuatnya dalam komposisi
yang ideal dan berwawasan Nusantara.
Musik Indonesia berkembang melalui tahapan-tahapan yang seakan tidak jelas. Sebab,
secara historis musik Indonesia tidak berkembang dari komposisi dan praktik yang
musikal semata-mata, tetapi lebih sebagai praktik untuk memenuhi kebutuhan hiburan
musik yang ringan. Musik barat misalnya, dibangun dari perkembangan teknis komposisi
dan praktik musik yang disusun dalam zaman dan gaya musik. Ini tidak terjadi di
Indonesia sebab jenis komposisi musik yang dihasilkan masih berkisar pada musik vokal
seriosa yang mendekati art-song (leader) dan musik vokal populer yang terang-terangan
berbentuk nyanyian (song form).
Budaya musik di seluruh nusantara adalah bentuk kesenian yang bersifat tradisi dengan
tingkat penciptaan yang relatif rendah, banyak improvisasi, ditangani secara amatir, serta
komposisinya tidak memiliki sistem yang jelas dan tidak dapat dihitung bila dilihat dari
standar musik barat. Budaya ini diwariskan secara lisan dan makin lama makin miskin
perkembangan dan peminatnya. Selain itu musik nusantara biasanya hanya dinikmati di
suatu daerah tertentu, terutama karena kendala bahasa. Musik ini juga tidak mengenal
tradisi kritik, ia hanya berguna untuk menciptakan suasana kebersamaan.
Sepintas budaya musik Indonesia merupakan ragam budaya yang banyak berakar pada
kepercayaan tentang dunia leluhur dan pemikiran mistis. Perubahannya lebih banyak
ditentukan oleh benturan budaya.
Benturan budaya yang pertama adalah dengan Hinduisme dan Budhisme, hingga
melahirkan gamelan sebagai produk istana hindu di Jawa. Benturan berikutnya muncul
sekitar abad XV di nusantara bagian barat bersamaan dengan penyebaran agama islam.
Para pedagang arab yang beragama islam memperkenalkan alat musik yang baru bagi
orang Indonesia yakni gambus dan rebana sehingga lahir orkes gambus. Di nusantara
bagian timur benturan budaya terjadi dengan datangnya para pelaut Portugis dan Spanyol.
Saat itulah masuk sistem solmisasi untuk nyanyian diatonik dalam tradisi rakyat serta
masuknya alat musik gitar, cavaquinho (ukulele), biola, cello dan flute. Alat-alat ini
nantinya mendasari lahirnya musik keroncong.
Selama masa kolonialisme, belanda tidak pernah memperkenalkan budaya musik eropa
yang sesungguhnya kepada masyarakat Indonesia. Mereka hanya meneruskan tradisi
solmisasi dalam bernyanyi orang Portugis dan Spanyol. Hal ini biasanya dilakukan untuk
alasan penyebaran agama dan mendukung kolonialisme.
Pada masa pendudukan Jepang lahirlah musik nasional, yakni keroncong. Sebelumnya
keroncong hanya dimainkan oleh orang-orang berdarah campuran Eropa-Asia, tapi
kemudian mereka banyak ditangkap oleh Jepang. Kekosongan pemain dan penyanyi
keroncong diisi oleh para penyanyi Indonesia. Keroncong juga dipakai oleh Jepang
sebagai satu-satunya musik nonbarat untuk kepentingan propaganda mereka. Setelah
Jepang kalah perang, keroncong lebih banyak bertemakan protes dan menggunakan
bahasa Indonesia. Salah itulah musik keroncong benar-benar menjadi musik Indonesia.
Dengan pesatnya perkembangan media massa elektronik setelah perang dunia II, musikmusik pop barat (terutama dari Amerika Serikat) menyebar ke seluruh dunia. Di
Indonesia juga tumbuh musik barat yang dikembangkan dengan brass instrument (alat
tiup logam seperti terompet, saxofon, trombon) untuk nightclub. Jazz dan blues pun
mulai berkembang. Perkembangan bioskop sekitar tahun 1960 mempopulerkan musik
hindustan. Irama musik dan lagu dari India ini mudah diterima oleh masyarakat
Indonesia. Perpaduannya dengan musik Melayu kemudian melahirkan jenis musik
dangdut.
Keroncong dan dangdut menjadi musik yang dapat diterima oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia. Kedua jenis musik ini juga dapat berpadu baik dengan musik barat
dan terbukti mampu melantunkan lagu-lagu dari aliran berbagai musik dunia dengan
mengubah iramanya seperti keroncong atau dangdut jazz, rock, R&B dan lain-lain.
Pada tahun-tahun berikutnya musik pop dan rock mencapai puncak kejayaannya.
Berbagai lagu dari penyanyi barat menyerbu Indonesia. Misalnya The Beatles, The
Rolling Stones, The Bee Gees, Elvis Presley, The Everly Brothers, ABBA dan
sebagainya. Namun, keroncong dan dangdut tetap memiliki penggemar tersendiri yang
jumlahnya tidak sendiri.
Cepatnya perkembangan media elektronik seperti televisi, komputer dan perangkat
multimedia serta turunannya yang amat banyak juga berdampak pada musik Indonesia.
Berbagai aliran musik barat yang baru juga turut berkembang di Indonesia. Munculnya
MTV, internet dan sistem digital untuk karya musik telah banyak mengubah citra musik.
Dari hal yang bersifat renungan (kontemplasi) ke gairah (sensasi) serta dari rasa (estetika)
ke rangsangan (sensualitas).
C. Nasionalisme dalam Musik
Walaupun sebenarnya keroncong lahir di daerah Tugu, jakarta, adanya pemancar radio di
solo pada masa perang dunia II membuat kota tersebut menjadi pusat perkembangan
musik keroncong di Jawa hingga keroncong banyak dihubungkan dengan masyarakat
jawa. Di tahun 1940 komposer Gesang membuat lagu 'Bengawan Solo' dengan lirik yang
orisinil/asli Indonesia. Hal ini dipandang sebagai kepeloporan tidak sengaja ide
nasionalisme dalam musik prapoklamasi. Lirik yang asli Indonesia juga bisa dilihat pada
lagu "Di Bawah Sinar Bulan Purnama" karya A. Maladi. Begitu pula, R.A.J. Soedjasmin
yang menggabungkan karya musik dan puisa-puisi karya Chairil Anwar dalam orkestrasi.
Ini merupakan nada nasional pertama yang mencerminkan jiwa sebenarnya tanah air
Indonesia.
Nasionalisme dalam musik merupakan pemakaian bahan-bahan yang bercirikan
kebangsaan dan kedaerahan dalam musik itu sendiri. Bahan-bahan tersebut dapat berupa
musik rakyat yang sesungguhnya, melodi atau ritme yang menginggatkan pada musik
rakyat, dan unsur-unsur non musikal yang berasal dari cerita atau mitos rakyat atau sastra
nasional.
Globalisasi yang kini terjadi sedikit banyak akan mengakibatkan pergeseran nilai-nilai
dari yang tradisional ke yang lebih modern (barat). Untuk itu diperlukan kemampuan
memanfaatkan lingkungan sekitardan percampuran dengan budaya Indonesia untuk
membentuk musik yang bersifat nasional. Karena sangat sulit menggunakan suatu tradisi
musik etnik di nusantara sebagaimusik nasional yang disebut sebagai musik Indonesia.
Nasionalisme dalam musik akan melengkapi sejarah musik dan dapat mengangkat lagu-
lagu rakyat serta melodi-melodi lokal dengan membaurkannya menurut aturan orkestrasi
barat.
D. Ragam Musik Nusantara
Ada banyak ragam musik di Indonesia. Ada musik tradisi dan musik modern. Semuanya
mempunyai ciri khas sendiri yang memperkaya khasanah musik di negari kita. Sebagian
besar musik itu digunakan untuk fungsi hiburan. Dari sekian banyak musik yang ada, kita
bisa mengelompokkannya berdasarkan jenis lagunya seperti berikut ini.
1. MUSIK ANAK-ANAK
Musik untuk anak-anak memiliki bentuk yang sederhana dan kalimat lagu yang
digunakan tidak terlalu panjang. Tema lagu disesuaikan dengan jiwa anak-anak yang
masih polos. Bahasanya sederhana dan mudah ditangkap, tidak perlu banyak kata kiasan
atau ungkapan yang berbelit-belit. Jumlah nada yang dipergunakan untuk menyusun
melodi tidal lebih dari 10 buah nada. Makin sedikit jumlah nada yang dipergunakan
dalam menyusun melodi lagu, makin berbobot lagu tersebut. Rentang atau jarak nada dari
yang paling tinggi ke yang paling rendah dalam lagu untuk anak-anak pun tidak terlalu
lebar. Begitu pula lompatan nadanya. Sebab ambitus suara anak-anak masih sempit dan
sedang dalam masa perkembangan. Rentang nada yang terlalu lebar akan sulit
dinyanyikan anak-anak.
Isi lagu anak-anak harus bersifat mendidik ke arah yang positif. Misalnya mengagungkan
nama Tuhan, cinta tanah air, sayang orang tua, lingkungan, serta contoh-contoh
perbuatan tingkah laku yang baik lainnya.
2. MUSIK DAERAH
Tanah air Indonesia kaya sekali dengan lagu-lagu daerah. Hampir tiap daerah memiliki
lagunya sendiri-sendiri yang berisa gambaran kehidupan masyarakat setempat secara
umum. Laguklagu daerah biasanya dinyanyikan pada kesempatan upacara adat dan
perhelatan lainnya. Walaupun ada lagu-lagu khusus yang aturannya tetap dan bersifat
magis untuk ritual adat dan keagamaan, kebanyakan lagu-lagu daerah dipakai sebagai
sarana hiburan masyarakat dan dekat dengan rakyat jelata. Akibatnya, lagu-lagu daerah
juga seringkali disebut lagu rakyat. Lagu daerah memiliki ciri serta karakter sendiri.
Bahasa dan gaya yang dipergunakan sesuai dengan bahasa dan gaya daerah setempat.
Bentuk dan pola serta susunan melodinya masih sederhana sehingga mudah untuk
dikuasai masyarakat daerah setempat.
3. MUSIK PERJUANGAN
Setiap bangsa tentu memiliki cara tersendiri dalam menanamkan sikap cinta tanah air dan
bangsa, kepahlawanan, dan nasionalisme. Salah satunya melalui lagu perjuangan. Irama
lagu perjuangan biasanya penuh samangat bahkan tidak jarang ditutup dengan akhir yang
semarak (maqulin ending). Lagu yang mengagungkan kebesaran bangsa dalam upaya
mencapai kemerdekaan, kemakmuran, dan kebenaran biasanya berbentuk hymne.
4. MUSIK KERONCONG
Banyak para ahli berpendapat bahwa musik keroncong merupakan peninggalan bangsa
portugis di Indonesia. Namun data yang merupakan bukti otentik yang menunjukkan
bahwa irama keroncong milik bangsa portugis sudah tidak ada bekasnya. Bahkan bentuk
instrumen musik keroncong secuil pun tidak kita temukan di negara portugis maupun
bekas negara jajahannya di timor leste. Musik ini sudah memiliki bentuk sendiri yang
unik dan hanya terbentuk di Indonesia.
5. MUSIK STAMBUL
Stambul merupakan variasi dari keroncong. Istilah stambul sebenarnya berasal dari kata
Istambul atau Konstantinopel (ibukota negara Turki). Jenis musik stambul mulai muncul
sekitar permulaan abad ke- 20. Saat itu mulai muncul rombongan musik keliling dari kota
ke kota. Rombongan tersebut selalu membawa tenda yang cukup luas untuk pentas
maupun penonton. Dalam pertunjukkan yang mereka pentaskan banyak sekali diambil
cerita dari kisah seribu satu malam, yang ceritanya berkisar di kota Istambul. Lambat
laun nama sandiwara keliling twrsebut lebih populer dengan nama sandiwara stambul.
Lagu yang mereka ciptakan untuk keperluan pentas hanya berjumlah delapan dan diberi
nama stambu I sampai dengan stambul VIII.
6. MUSIK POPULER
Pengertian populer mengandung dua makna. Pertama, musik yang sedang disenangi oleh
masyarakat pada kurun waktu tertentu. Lagu yang sedang populer akan selalu terdengar
setiap saat. Bahkan orang merasa ketinggalan bila mereka belum menyanyikan lagu
tersebut. Lagu populer suatu daerah belum tentu sama dengan daerah lain.
Kedua, jenis lagu yang disajikan dengan mengutamakan teknik penyajian dan kebebasan
dalam menggunakan ritme dan jenis instrumen bukan karena bentuk, pola maupun
komposisi lagu. Permainan ritme yang kuat ditunjukkan dengan teknik permainan drum
dan gitar bass yang menggebu-gebu. Ritmenya bersifat alamiah sehingga orang mudah
untuk mencernanya. Aksesori dan gaya yang beraneka ragam ditampilkan oleh musisimusisi populer memiliki tujuan agar lebih menghayati lagu yang sedang dipentaskan.
7. MUSIK SERIOSA
Pengertian seriosa merujuk pada teknik pengungkapan lagu secara sungguh-sungguh,
bukan pada bentuk atau komposisi lagu. Dalam musik seriosa seorang penyanyi harus
mampu mengungkapkan lagu secara serius. Penyanyi harus melalukan interpretasi secara
tepat agar mampu mendekati kemauan sang komponis dan luluh ke dalam lagu tersebut.
Sehingga ia mampu menjadi subjek/pelaku dari tokoh lagu tersebut.
Teknik vokal yang baik harus dikuasai secara mapan dalam musik ini. Improvisasi
kalimat lagu dengan berbagai ornamenasi harus mampu mengembang secara baik.
Teknik pernapasan, pemenggalan frase lagu ( 411 +95/, penguasaan jangkauan nada
(ambitus), tehnik pembentukan suara, dan tehnik menggetarkan suara/vibrasi harus
dilakukan dengan serius.
8. MUSIK LANGGAM
Pada umumnya masyarakat masih menyamakan antara musik keroncong dan musik
langgam. Langgam memang merupakan varian dari musik keroncong. Namun, kedua
jenis musik ini memiliki perbedaan yang mendasar.
9. MUSIK DANGDUT
Musik dangdut merupakan hasil dari interaksi budaya melayu, india, dan musik daerah
Indoneisa yang melingkupinya. Musik tersebut berasal dari kelas bawah, kemudian
berevolusi hingga mengalahkan jenis musik pop, rock, jazz, dan lainnya dalam jumlah
penggemarnya. Tarian perut ala india diperkirakan bertransisi ke dalamnya hingga
menjadi goyang dangdut. Karakteristik musik dangdut didapat dari bunyi ketipung yang
terdengar 'ndang' dan 'nduut'. Musik ini terdengar mirip dengan musik ala india. Irama
musiknya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk menggerakgerakkan anggota badannya. Selain itu, syair lagunyapun mudah dicerna sehingga sangat
mudah diterima oleh masyarakat pendengarnya. Aransemen musik dangdut juga dangat
bervariasi dan beragam. Sentuhan tehnologi modern memperkaya nuansa musik dangdut
dengan penambahan instrumenasi, model kostum, serta tehnik permainan instrumen
musisi dangdut. Ini membuat dangdut semakin mekar dan menguasai pasaran serta media
di Indonesia.
E. Mengenal komponis Indonesia
- komponis lagu perjuangan:
* W.R. Soepratman : Indonesia raya, ditimur matahari, palindra
* Ismail Marzuki : Indonesia Pusaka, sepasang mata bola
* C. Simanjuntak : Indonesia tetap merdeka, Tanah tumpah darahku
* L. Manik : Satu nusa satu bangsa, Desaku yang kucinta
* Sancaya H.R. : Palagan ambarawa, Indah tanahku
* H. Mutahar : Hari merdeka, Syukur, Hymne pramuka
* Ibu Sud : Hymne kemerdekaan, Berkibarlah benderaku
* Daljono : Bambu runcing, Bendera kita
* T. Prawit : Mengheningkan cipta, Bersatulah
- komponis lagu keroncong:
* Gesang : Lgm. Bengawan Solo, Lgm. Ali-ali
* Kelly puspito : Lgm. Keduwung, Kr. Tanah airku
* Hardiman : Lgm. Kesumaku, Lgm. Siapa itu, Kr. Laguku
* Sunarno : Kr. Bulan senja, Kr. Mesra, Kr. Harapan jaya
* R. Mardjo Kahar : Kr. Meratap hati, Stb. Merana
- komponis lagu pop (populer):
* A. Riyanto : Kemuning, Mimpi sedih, Angin malam
* Zaenal Arifin : Teluk bayur, Sebiduk di sungai musi
* Is Haryanto : Sepanjang jalan kenangan, Hilang permataku
* Melly Goeslow : Bunda, Jika, Ada apa dengan cinta
* Iwan Abdurrahman : Flamboyan, Melati dari jaya giri
- komponis lagu klasik dan seriosa:
* C. Simanjuntak : Citra, Maju Indonesia
* F.A Warsono : Senja semerah bara
* Ismail Marzuki : Wanita
* Syaiful Bachri : Lagu untuk anakku
- komponis lagu dangdut:
* H. Rhoma Irama : Begadang, Gelandangan, Mirasantika
* Fasal Dath ; Bisik-bisik tetangga, Ogah pulang
* Obbie Mesakh : Sakit gigi, Terlanjur basah
* Muchtar B : Suling bambu, Kabut november
* Asmin Cayder : Tembok derita, Jual beli
* Kuntet Mangkulangit : Terlena, Cukup sekali
---------------------------PRAKTIK MUSIK
A. Teknik Vokal
Dalam membawakan suatu lagu hendaknya kita lakukan seperti yang diinginkan
penciptanya. Untuk itu, dalam menyanyikan suatu lagu kita perlu menguasai teknik vokal
yang baik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik vokal, yaitu intonasi,
artikulasi, pernafasan dan pembawaan.
1. Intonasi
Suatu lagu harus dimainkan/dinyanyikan dengan menggunakan intonasi yang tepat, yakni
dengan pitch yang tepat. Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan suara jernih serta
enak didengar. Untuk membentuk intonasi yang baik diperlukan pendengaran yang baik
untuk membantu menghasilkan nada yang jernih dan pitch; kontrol pernafasan terutama
untuk dapat mencapai nada tinggi dan nada rendah secara optimal; rasa musikal agar
penyanyi dapat mengikuti tempo, gerak, irama serta menembak nada dengan baik.
2. Artikulasi
Artikulasi berarti kejelasan nada dan kata-kata. Artikulasi merupakan teknik
memproduksi suara yang baik dan mengucapkannya dengan jelas, nyaring dan merdu.
Bila kita terbiasa berbicara dengan jelas, artikulasi dalam bernyanyi juga akan lebih jelas.
Syair lagu harus diucapkan dengan lafal jelas dan suara terbentuk. Pembentukan lafal
syair dipengaruhi oleh alat-alat ucap: rongga hidung, langit-langit, lidah, bibir dan gigi.
Sedangkan pembentukan suara dipengaruhi oleh paru-paru,'sekat ringga badan, pharinx
(batang tenggorokan), rongga mulut, rongga hidung dan pita suara. Sumber suara
manusia terdapat pada pita suara yang berbentuk selaput tipis, lentur dan melintang pada
panglak tenggorokan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan artikulasi yang baik adalah
sebagai berikut :
a. Sikap Badan
Sikap badan yang benar akan dapat membantu memperlancar sirkulasi udara sebagai
pendorong utama terciptanya suara manusia. Sikap badan yang baik dalam bernyanyi
adalah:
* duduk atau berdiri dengan sikap badan selalu tegak, bahu agak ditarik ke belakang
* badan dalam keadaan tidak tegang (rileks)
* bila berdiri kaki sedikit direntangkan dengan kepala sedikit diangkat
b. Posisi mulut
Bentuk dan posisi organ-organ mulut waktu memproduksi suara seperti berikut:
* mulut dibuka selebar tiga jari secara vertikal
* gigi seri atas tertutup setengah bagian oleh bibir atas
* bibir bawah menekan gigi seri bawah
* aliran udara diarahkan ke langit-langit keras
* lidah jangan terlalu ditarik ke belakang untuk menghindari suara kerongkongan
* bibir jangan melebar agar tidak bersuara sember
* turunkan rahang srendah mungkin dalam membuka mulut
3. Pernafasan
Pernafasan dalam menyanyi ada tiga macam, yakni pernafasan dada, pernafasan perut
dan pernafasan diafragma. Dalam pernafasan dada, bagian tubuh yang mengembang
adalah dada. Pernafasan ini jarang dilakukan seseorang dalam bernyanyi karena cepat
kehabisan nafasdan mudah capek. Pernafasan dada sangat cocok bila digunakan untuk
menghasilkan nada-nada rendah.
Jika yang dilakukan adalah pernafasan perut, bagian yang mengembang sudah tentu
bagian perut. Biasanya pernafasan ini secara refleks dipergunakan orang pada saat tidur.
Suara pernafasan yang dihasilkan dari pernafasan perut sangat keras, sehingga kurang
baik diperfunakan dalam menyanyi.
Jenis pernafasan yang paling cicok digunakan dalam bernyanyi adalah pernafasan
diafragma. Pernafasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara murni dengan nafas
yang panjang. Pernafasan diafragma juga dapat memperkecil ketegangan dalam dada,
bahu dan leher sehingga dapat mengurangi resiko cedera.
Cara bernafas yang baik saat benyanyi adalah:
* waktu menarik nafas, bahu jangan terangkat dan badan jangan mengejang
* udara masuk disalurkan ke perut yang mengembung dan disimpan dalam diafragma
* usahakan udara keluar rata dan sehemat mungkin melalui mulut. Jangan tersendatsendat
* tarik nafas pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang memiliki frase
* bila nafas tidak kuat/kurang panjang, lakukan teknik mencuri nafas (cepat tanpa
terdengar jelas) sehingga tidak merusak frase lagu
4. Pembawaan
Penyanyi yang baik hendaknya dapat membawakan lagu sesuai dengan isi dan jiwa yang
ingin ditampilkan penciptanya. Ia hendaknya dapat meleburkan perasaannya kedalam
lagu. Penyanyi harus dapat membuat penikmat dan pengamat seni terjangkiti perasaan
yang dimaksud dan terpesona. Keberhasikan seorang penyanyi dalam mengungkapkan isi
suatu lagu tergantung pada ketepatan interpretasi atau penafsiran tentang maksud dan
tujuan yang melatar belakangi penciptaan lagu tersebut.
MUSIK ANSAMBEL
A. Pengertian
Sajian musik yang hanya menggunakan suara manusia secara bersama-sama telah kita
ketahui sebagai paduan suara ataupun acappela. Bila sajian musik itu hanya terdiri dari
permainan alat musik secara bersama-sama dinamakan musik ansambel.
Ansambel berasal dari kata ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Dengan
dasar arti tersebut, musik ansambel dapat dimaknai sebagai sebuah sajian musik yang
dilakukan secara bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai
jenis alat musik.
B. Jenis Alat Musik
Kita mengenal berbagai macam alat musik, baik alat musik tradisional yang berasal dari
daerah-daerah di Indonesia maupun alat musik modern dari negara barat. Alat musik
tradisional diantaranya: cengceng, rebab, kecapi, siter, kendang, kenong, kempul, gong,
saron, bonang (jawa dan bali), kolintang (sulawesi), dan totobuang (maluku). Alat musik
modern diantaranya terompet, clarinet, oboe, horn, tuba, cello, xylophone, viola, gitar dan
piano.
1. Berdasarkan sumber bunyinya
a. Alat musik berdawai
Alat musik berdawai memiliki sumber bunyi yang beradal dari dawai-dawai yang dipetik
atau digesek. Alat musik berdawai yang dipetik misalnya: kecapi, siter, harpa, ukulele,
banjo, gitar, mandolin, dan sasando. Sedangkan alat musik berdawai yang digesek
diantaranya rebab, viola, violin, double bass, dan cello. Terkadang viola dan cello
dimainkan dengan cara dipetik (pizzicato).
b. Alat musik tiup
Alat musik tiup terbagi menjadi dua yaitu:
* alat musik tiup kayu dapat menghasilkan nada karena getaran kayu yang dijepit di bibir
dan ditiup atau dapat pula karena udara di dalamnya. Alat musik dalam kelompok ini
adalah: recorder, suling, piccolo, flute, oboe, saxophone dan clarinet.
* alat musik tiup logam menggunakan getaran dari bibir yang meniup. Yang termasuk
dalam alat musik ini adalah: trombone, tuba, terompet, dan french horn.
c. Alat musik bertuts
Alat musik bertuts memiliki bilahan-bilahan nada dengan getaran sumber bunyi yang
bermacam-macam. Misalnya pianika, melodion, akordeon dengan lidah-lidah, piano
dengan dawai, dan organ dengan pipa-pipa. Ada pula yang sumber bunyinya elektrik.
d. Alat musik perkusi
Alat musik perkusi menggunakan getaran yang ditimbulkan karena alat tersebut dipukul
atau dikocok, sehingga alat musik perkusi disebut juga alat musik pukul. Alat musik
perkusi terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
* alat musik perkusi bernada. Misalnya timpani, xylophone, glocken spien, gambang,
slentem, saron, calung, angklung, kolintang, kenong, tifa, dan totobuang.
* alat musik perkusi tidak bernada. Misalnya castanets, tamborin, marakas, kendang,
snare drum, simbal, rebana, bedug dan bongo.
2. Berdasarkan Fungsinya dalam Pergelaran
a. Alat musik melodis
Alat musik melodis merupakan alat musik yang digunakan untuk memainkan rangkaian
nada-nada atau melodi sebuah lagu. Misalnya: biola, rekorder, flute, dan gitar melodi.
b. Alat musik ritmis
Alat musik ritmis merupakan alat musik yang dalam permainannya memberikan irama
(ritme) tertentu dalam pergelaran musik. Hal ini juga berhubungan dengan ketukan
(pulsa) dan birama. Yang termasuk alat musik ritmis adalah kendang, tifa, bas, gong,
tamborin, rebana, dan kelompok drum.
c. Alat musik harmonis
Alat musik harmonis yaitu alat musik yang di dalam permainan lebih berperan sebagai
pembawa paduan nada (akor). Misalnya; gitar pengiring, kolintang pengiring, ukulele,
dan banjo. Alat musik harmonis sebenarnya dapat berdiri sendiri baik dalam hal melodi,
ritme maupun paduan nada iringannya. Karena alasan ini beberapa ahli menyebut alat
musik harmonis sebagai alat musik soliter. Alat musik soliter mempunyai fungsi ganda
yaitu pembawa melodi dan pengiring lagu, sehingga dapat dinikmati secara tunggal. Alat
musik tradisional soliter misalnya gender, gambang, talempong, siter dan kecapi sunda.
Dari aneka jenus alat musik itu, kita bisa membuat grup musik ansambel. Berdasarkan
jenis alat musik yang dipakai, terdapat dua macam musik ansambel. Dalam ansambel
sejenis terdapat satu alat musik dalam jumlah banyak. Misalnya: ansambel gitar,
ansambel recorder dan ansambel alat musik ritmis. Musik ansambel campuran
menggunakan alat musik melodis, harmonis dan ritmis yang dimainkan secara
bersamaan. Misalnya sebuah orkestra, seperangkat gamelan atau campuran berbagai alat
musik yang dimainkan secara harmonis.
MUSIK DAERAH
A. Ragam Musik Tradisi Daerah
Budaya daerah-daerah di Indonesia sangat beragam, termasuk seni musiknya. Seni musik
daerah ini biasanya merupakan bagian dari adat dan upacara-upacara tradisi setempat.
Sehingga tiap daerah memiliki musik yang khas. Karena cirinya yang berbeda-beda antar
daerah, musik tradisi ini disebut musik daerah.
Musik daerah ini diwariskan dari generasi ke generasi berpadu dengan kegiatan seharihari, termasuk upacara adat. Namun dengan derasnya arus budaya asing yang masuk,
proses ini sering terganggu. Generasi berikutnya banyak yang tidak lagi mengenal budaya
khas daerahnya. Padahal seni budaya khas ini sangat menarik bagi orang asing baik itu
wisatawan maupun budayawan yang mengetahui nilai luhur artistiknya sehingga dapat
menjadi aset pariwisata dan pengetahuan yang berharga.
Menurut sifat dan keberasalannya musik tradisi daerah dibagi menjadi dua, yaitu musik
rakyat dan musik klasik.
1. Musik klasik
Musik rakyat merupakan musik daerah yang lahir dan diolah oleh masyarakat pedesaan,
hidup dan berkembang ditengah-tengah rakyat, disukai rakyat biasa dan tersebar sampai
rakyat jelata. Musik rakyat merupakan perwujudan hidup rakyat. Kehidupan dan
hubungan mereka yang akrab terlihat dalam lagu-lagu dan musiknya yang seringkali
meriah dan melibatkan banyak orang dalam pertunjukannya. Ciri utama dari musik rakyat
yakni memiliki bentuk dan tehnik yang sederhana serta tidak dikenal penciptanya
(NN=Nine name). Musik rakyat menyebar secara alami dan disampaikan secara lisan dan
turun temurun. Tema musik rakyat banyak mengambil dari kehidupan sehari-hari
masyarakat dan mudah ditemui dalam berbagai kegiatan rakyat. Contoh musik rakyat
misalnya musik untuk pernikahan, perkawinan, kematian, berladang, berlayar, menenun
dan sebagainya.
2. Musik Klasik
Musik tradisional klasik merupakan musik rakyat pilihan yang dikembangkan dipusatpusat pemerintahan masyarakat lama seperti ibukota kerajaan atau kesultanan. Banyak
dari ibukota lama ini sekarang menjadi ibukota propinsi atau kabupaten. Sehingga
tempat-tempat tersebut sekarang menjadi pusat binaan seni budaya daerah. Seni
tradisional klasik memiliki pembawaan lebih agung dibandingkan seni kerakyatan. Ini
dikatakan musik klasik mempunyai fungsi yang lain, yakni diterapkan pada upacaraupacara adat kerajaan. Musik ini merupakan musik ciptaan komponis serta telah tertata
dengan aturan-aturan yang baku. Seperti, pemakaian notasi, aturan syair, pengayaan
vokal (cengkok), ritme dan instrumen yang didasarkan pada konsep tertentu menurut
gaya suatu daerah. Gaya inilah yang membedakan musik musik daerah satu dengan
daerah lain. Misalnya: musik gamelan jawa berbeda dengan gamelan sunda maupun
gamelan bali. Begitu pula musik daerah batak karo dengan mandailing dan sebagainya.
B. Fungsi Musik
Secara umum musik memang berfungsi sebagai media rekreatif/hiburan untuk
menanggalkan segala macam kepenatan dan keletihan dalam aktivitas sehari-hari. Dalam
fungsi sosial budayanya musik daerah mempunyai fungsi sebagai berikut:
- sarana upacara adat
Musik daerah bukan hal hal yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari kegiatan lain.
Bunyi-bunyian sering kali dianggap mempunyai kekuatan gaib sehingga digunakan
sebagai sarana upacara adat. Contohnya sebagai pengiring roh dalam upacara Merapu di
Sumba. Musik angklung digunakan dalam upacara Seren Taun (panen padi) di sunda.
- pengiring tari dan pertunjukan
Irama musik juga berpengaruh pada perasaan seseorang dalam melakukan gerakan indah,
sehingga musik menjadi pengiring tari dan pertunjukan. Tari dan pertunjukan daerah itu
pada dasarnya hanya dapat diiringi musik daerah tersebut. Misalnya musik gamelan
pengiring tari dan pertunjukan wayang dipulau jawa dan bali juga musik melayu
pengiring tari dan pertunjukan mak yong di Riau.
- media bermain
Lagu-lagu rakyat (folksongs) yang tumbuh subur di pedesaan juga banyak dipakai
sebagai media bermain. Contohnya cublak-cublak suweng dari jawa tengan. Amparampar pisang dari kalimantan dan pok ame-ame dari betawi.
- media komunikasi
Bunyi-bunyian, termasuk musik, sudah lama menjadi media komunikasi bagi bangsa
Indonesia. Irama kentongan, bedug, lonceng dan alat musik sederhana dipakai sebagai
pertanda atau pemberitahuan khusus ke masyarakat akan bencana alam, pencurian atau
pertemuan desa. Tiap pesan memiliki irama khas yang berbeda-beda.
- media penerangan
Selain itu kini lagu-lagu dalam aneka iklan pelayanan masyarakat maupun lagu populer
dipakai sebagai media penerangan. Lagu tentang pemilu, imunisasi juga lagu bernafaskan
agama menjalankan fungsi ini.
C. Aktivitas Musik
Dalam aktivitas musik terdapat tiga peranan penting yang tidak dapat diabaikan dan tidak
dapat dipisahkan, yaitu komponis, pemain dan pendengar (penikmat). Tiga peranan
tersebut terbentuk oleh lingkungan masyarakat yang berbeda sehingga aktivitas
musiknyapun bisa berbeda. Dari aktivitas musik ini akan tampak gambaran tatanan
masyarakat tersebut.
1. Komponis
Dalam tradisi musik daerah, banyak sekali karya musik yang dibuat oleh beberapa orang
komponis yang biasanya merupakan pemain musik senior. Ini menggambarkan prinsip
kerjasama dan gotong-royang. Meskipun ada sistem notasi, komponis ini biasanya
menyampaikan lagunya secara lisan. Para pemain menghapalkannya untuk latihan dan
pertunjukan. Demikian tradisi lisan diteruskan ke generasi selanjutnya. Maka tak heran
jika pemain musik daerah (termasuk para pembuat alat musiknya) memiliki kepekaan
pendengaran dan rasa musik yang tinggi. Puluhan bahkan ratusan lagu dapat dikuasai
tanpa partitur (naskah notasi).
2. Hubungan Antarpemain Musik
Pemain instrumen daerah kadang mempunyai nama/istilah tertentu. Misalnya di jawasunda, wiyaga (musikus) merupakan sebutan untuk orang yang memainkan waditra
(instrumen musik). Pemain musik dalam sebuah kelompok musik daerah, memiliki
ketrampilan yang bervariasi. Seorang pemula akan belajar dari alat musik yang paling
sederhana, lalu yang lebih sulit, sampai yang paling rumit. Sehingga, seorang pemain
senior menguasai seluruh alat musik. Pemusik yang paling senior biasanya juga
memimpin pertunjukan. Ia memberi kode tempo dan ekspresi sekaligus menjadi
perantara komunikasi antar pemain.
Tingkatan ketrampilan yang berbeda-beda ini menunjukkan sistem tatanan masyarakat,
yaitu bahwa pemimpin memahami dan dapat mengatur seluruh bidang kehidupan
(instrumen) dan tiap bidang (pemusik dengan instrumen tertentu) melainkan perannya
masing-masing yang saling mengisi sehingga tercipta keharmonisan kehidupan (lagu).
Hal ini berbeda dengan orkestra barat yang mempunyai pemimpin khusus
(conductor/dirigen).
Jadi, dalam permainan musik daerah perlu disiplin dan kerjasama yang baik antar pemain
agar pertunjukan yang indah dapat disajikan. Para pemain perlu saling mendengarkan dan
menjaga agar bunyi instrumen masing-masing selaras dengan dan tidak mengganggu
bunyi instrumen lain, sesuai komposisi. Hal ini merupakan lambang dari masyarakat
yang saling menjaga perasaan dan mengedepankan sikap tenggang rasa.
3. Penikmat Musik
Dalam musik tradisi klasik, pendengar bersifat pasif. Mereka hanya mendengarkan, lalu
apresiasi dan kritik seni setelah selesai pertunjukan. Dalam musik rakyat, penikmat lebih
aktif. Mereka bisa ikut bernyanyi, bertepuk tangan bahkan menari dan menimpali peran
pemain sandiwara rakyat. Pendengar bisa menghidupkan suasana pertunjukan. Apresiasi
dan kritik seni bisa dilakukan saat pertunjukan berlangsung.
D. Tokoh Musik dan Komposisi Daerah
Setiap daerah memiliki tokoh musik dan komponisnya. Mereka ini membentuk,
mengembangkan dan melestarikan karya seni musik daerah tempat tinggal mereka.
Berbagai unsur seni musik mereka pertahankan dan kembangkan seperri notasi musik
daerah, pola irama, syair, alat musik dan satuan pertunjukan.
Berikut ini ada contoh beberapa tokoh musik daerah dan sumbangannya bagi seni
kedaerahan. Bagaimana dengan daeeahmu?
* musik gamelan sunda yang dikembangkan dengan notasi da, mi, na, ti, la oleh Raden
Mahyar Angga Koesoemadinata, juga Mengkuko (koko koeswoyo)
* angklung sunda dikembangkan dengan sistem tangga nada diatonis (do rw mi fa sol la
si) oleh Daeng Soetikna dan Imam Sukayat. Mereka juga membuat variasi bentuk
angklung yang memberi warna nada dan nuansa baru dalam musik angklung. Demikian
pula Udjo Ngalagena yang banyak memberikan perhatian dalam pelestarian dan
pendidikan musik angklung terutama untuk generasi muda.
* gamelan jawa dengan sistem sariswara oleh K.H. Dewantara dan Ki Nartosabdo
sebagai tokoh pembaharu dalam lagu-lagu gamelan yang dikenal dengan sistem wandali
(jawa, sunda, bali)
E. Bentuk Instrumen
Instrumen musik tradisional sangat banyak macamnya. Selain dibagi menurut sumber
bunyinya, alat musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Misalnya seperti
dibawah ini.
Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar
bambu. Bahan bambu ini dapat diganti dengan kayu atau logam. Instrumen yang
termasuk dalam bentuk tabung misalnya: angklung, calung, kentongan/kulkul,
suling/saluang dan guntang.
Dalam instrumen bentuk bilah, kekuatan bunyinya perlu didukung oleh wadah gema
sebagai ruang resonator. Permukaan bilah dapat berupa bidang rata, cembung, bahkan
irisan bentuk tabung. Contoh alat musik berbentuk bilah adalah gambang, kolintang,
saron dan gender.
Alat musik bentuk pencon, memiliki pencu (jawa), yaitu bagian yang menonjol dari suatu
bidang datar atau yang dianggap datar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpulan pukulan.
Pada umumnya alat ini terbuat dari logam. Di negeri kita alat musik jenis ini cukup
banyak. Yang menarik adalah alat sejenis ditata dengan sistem nada dan penyusunan
yang berbeda-beda pada tiap daerah. Misalnya bonang (jawa dan sunda), trompong (bali),
kromong (betawi), talempong (minang), totobuang (ambon) dan kangkanong (banjar).
Masih banyak instrumen daerah bentuk lain yang tidak dapat dimasukkan dalam
kelompok-kelompok di ataS karena memang tidak memiliki ciri kesamaan bentuk.
Bahkan, beberapa alat musik seringkali mempunyai bentuk yang benar-benar khas,
misalnya siter/celempung, tarawangsa, rebab dan popondi/tolindo.
STRUKTUR FORMAL MUSIK DAERAH
Struktur formal musik merupakan unsur-unsur yang mendukung terbentuknya sebuah
musik. Musik terbentuk dari irama, syair, dan instrumen. Demikian pula musik daerah.
A. Irama
Irama musik suatu daerah ditentukan oleh panjang pendek dan tinggi rendah nada serta
pola-pola dalam birama.
1. Sifat Nada
Nada merupakan suara terpilih yang terdengar enak. Dalam kegiatan musik, nada
memiliki peran besar.
Sebab nada bisa disusun, dipadukan atau divariasikan. Nadalah unsur utama terbentuknya
musik yang indah. Pengetahuan dan kemampuan dalam mengolah nada penting dalam
berolah musik. Nada memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Tinggi nada (pitch)
Tinggi nada berkaitan dengan frekwensi atau banyaknya getaran tiap detik. Makin besar
frekwensi, makin tinggi nadanya. Setiap nada mempunyai frekwensi tertentu. Bila
banyaknya getaran/besarnya frekwensi berkurang sedikit saja, nada akan terdengar
sumbang. Jadi pitch yang dibunyikan harus tepat.
b. Panjang nada (durasi)
Panjang nada merupakan lama suatu nada dibunyikan. Panjang nada dihitung dengan
satuan ketuk yang sifatnya relatif, bisa panjang bisa pendek. Dalam musik, waktu
dian/nada tidak berdiripun memiliki durasi agar dapat diatur kapan dan sebesar apa nada
harus berbunyi.
c. Intensitas nada
Intensitas nada berarti keras lembutnya bunyi suatu nada. Hal ini tergantung pada
lebarnya getaran dan sifatnya relatif. Nada yang terdengar keras di dalam ruangan belum
tentu keras bila terdengar di stadion. Demikian pula, keras lemahnya suatu nada juga
tergantung pada selera pribadi. Nada yang sudah terdengar keras bagi seseorang mungkin
masih belum cukup keras bagi orang lain.
Beberapa lambang tanda dinamik dalam musik yang menunjukkan keras lemahnya nada
d. Warna nada (timbre)
Warna nada adalah jenis suara yang dihasilkan. Warna nada tergantung pada sumber
bunyi, resonator (ruang gema) dan cara memainkan sumber bunyinya. Walaupun rebab
dan angklung membunyikan nada yang tinggi, panjang dan kuatnya sama, warna nadanya
tetap berbeda.
2. Tangga nada
Tangga nada terdiri dari nada-nada yang bertingkat-tingkat tingginya. Antara nada-nada
tersebut terdapat jarak tertentu. Ada yang jaraknya 1/2, 1, 1 1/2 ,dan 2. Jarak inilah yang
nantiNya menentukan kemungkinan variasi dan jenis tangga nada. Ada dua macam
tangga nada yang kita kenal, yaitu tangga nada diatonis dan pentatonis.
a. Tangga nada diatonis
Tangga nada diatonis terdiri dari tujuh buah nada yang berjarak satu dan setengah nada.
Tangga nada ini terbagi dalam dua kelompok, yaitu tangga nada diatonis mayor dan
tangga nada diatonis minor. Tangga nada mayor berkesan bahagia dan tersemangat.
Tangga nada minor terkesan sedih dan tidak bersemangat.
b. Tangga nada pentatonis
Tangga nada pentatonis hanya terdiri dari lima nada pokok (penta=lima, tone=nada).
Nada-nada dalam tangga nada pentatonis tidak dilihat berdasarkan jarak nada, tetapi
berdasarkan urutannya dalam tangga nada. Musik nusantara memiliki istilah sendiri
untuk nada dan tangga nada pentatonis ini, terutama untuk seni karawitan jawa dan
sunda.
Tangga nada pentatonis sendiri terbagi lagi atas dua tangga nada, yaitu pelog dan slendro.
Masing-masing jenis tangga nada pentatonis ini mempunyai susunan jarak nada yang
berbeda.
Perbedaan tonalitas pelog dan slendro terdengar jelas bila dipakai dalam musik. Tangga
nada pentatonis pelog akan memberikan perasaan tenang, hormat dan memuja.
Sedangkan tangga nada slendro berifat gembira, bersemangat dan terkadang fantastik.
Lagu-lagu daerah dari Indonesia bagian timur banyak menggunakan nada-nada diatonis.
Sedangkan lagu-lagu dari daerah jawa dan bali banyak menggunakan sistem tangga nada
pentatonis. Malah ada yang memiliki nama jenisnya tersendiri, seperti slendro, pelog,
madenda, mandalung,mataraman dan kobongan.
3. Pulsa dan pola irama
Saat kita mendengarkan musik tanpa sadar kita mengetuk-ngetukkan jari. Ketukan ini
mempunyai durasi tertentu yang besarnya sama , kontan dan teratur. Ketukan dasarlagu
dengan panjang durasi yang tetap ini dinamakan pulsa. Bila ketukan itu berdurasi tak
sama panjang tapi konsisten dan berulang dengan pola tertentu, ini disebut irama.
Pola irama terbentuk dari berbagai bunyi ritmis dalam musik tersebut, tak hanya dari alat
musik ritmis, tapi juga alat musik melodis. Namun terutama, irama dirasakan lewat bunyi
alat musik ritmis. Sehingga irama musik tetap masih terasa meskipun melodi lagunya
diam/tidak berbunyi. Pola irama dapat kita tuliskan seperti dalam menuliskan durasi.
4. Birama
Birama merupakan pengelompokan ketukan menjadi beberapa unit hitungan.
Pengelompokan ini menggunakan tanda birama. Kita mengenal nada birama 2/4, 3/4, 4/4,
6/8 dan sebagainya. Angka pembilang menunjukkan jumlah ketukan dalam setiap unit
atau satu ruas birama. Angka penyebut menunjukan nilai nada yang mendapat satu
ketukan.
Misalnya tanda birama 3/4, artinya dalam satu ruas birama terdapat tiga ketuk not
seperempat. Dalam penulisannya, tiap kelompok diberi garis pembatas yang disebut garis
birama (bar line). Untuk mempermudah kita bisa menyebut hanya jumlah ketuk dalam
tiap ruas, misalnya birama 2, 3 atau 4.
Dalam satu birama terdapat ketukan bertekanan (tesis) dan tak bertekanan (arsis).
Ketukan bertekanan/beraksen selalu jatuh pada/ketukan pertama tiap birama. Perhatikan
lagu Gundhul Pacul ini. Kalian akan merasakan bahwa tekanan jatuh pada suku kata
'dhul', 'cul', 'le' dan 'ngan' yang ada pada ketukan pertama. Rasakan pula tesis dan arsis
lagu-lagunya.
B. Syair
Syair merupakan simbol bahasa yang digunakan komponis dalam mengekspresikan
perasaan untuk mempermudah pendengar dalam mencerna karya musiknya. Lagu daerah
biasanya memakai bahasa daerah tersebut dalam menuturkan isi lagunya.
Dalam syair terkadang komponis mengadakan perulangan. Pengulangan melodi atau
syair merupakan salah satu cara untuk memberi penekanan pada emosi lagu tersebut.
Contohnya syair lagu butet dari daerah tapanuli. Apa yang dapat kalian rasakan ?
Butet di pangungsian do amang mu ale butet.
Da margurilla da mardarurat ale butet.
Da margurilla da mardarurat ale butet.
I doge, doge, doge, (i) doge (i), doge, doge.
I doge, doge, doge, (i) doge (i), doge, doge.
1. Sajak Syair
Dalam susunan vertikal pada akhir baris/frase musik, syair lagu pada musik daerah dapat
bervariasi. Kita bisa membuat syair bersajak sama (aaaa, bbbb), bersajak selang (abab),
bersajak peluk (abba), bersajak pasang (aabbcc) atau bersajak patah (zbcb, aaba). Berikut
adalah contohnya:
GUNUNG SALAHUTU - Maluku
Kota ambon ibu negri tanah maluku
Di pinggir laut tempat beta bersatu
Dilihat dari jauh Gunung Salahutu
Beta ingat beta dahulu di situ
LENGGANG KANGKUNG - jakarta
Lenggang, lenggang kangkung
Kangkung di kebon k'lapa
Nasib sungguh beruntung
Punya kekasih suka tertawa
TARI BALI - bali
Sorak sorai tari dendang janji
Mengapa aku tidak turut pula
Pohon burung sungai ikut serta
Riang menyanyi tari menari
TANDUK MAJENG - madura
Ngapote ka'wa lajere eta ngale
Reng majeng tan tona la pade mole
Mon tengguh deri ombak pajelena
Maseh banyek o angguh 'leh olehna
Duh mon a jeling odikna o reng majengan
A bental ombek sapok angen salanjengan
ES LILIN - jawa barat
Es lilin mah euceu kalapa muda
Di bantun mah euceu ka Majalaya
Hapunteun mah euceu abdi hapunteun
Bilih aya kalepatan
2. Bentuk Syair
a. Syair terikat
Syair lagu daerah klasik biasanya terikat oleh aturan tertentu. Di beberapa daerah,
syairnya berbentuk pantun. Bentuk pantun dikenal dengan nama yang berbeda-beda di
tiap daerah. Misalnya: panton (aceh dan ambon), umpama (batak toba), ende-ende
(Mandailing), rejong (bengkulu), parikan dan lagu ludruk (jawa) serta sesindiran,
sesuwalan, dan lagu doger (sunda). Pantun berisi beragam perasaan rakyat, sehingga
disebut syair rakyat. Berikut ini contohlagu dengan syair pantun:
TAK TONTONG - sumatera barat
Tak tontong kala mai jaguang
Tak gunda gunda kacumbuang basi
Daulu bala kita anjuang
Kini bala ki tukang padati
Tak tontong kala mai jaguang
Tak gunda-gunda kacumbuang basi
Kok iyo katowa an duang
Rumah sudah si upiak balaki
Di daerah jawa dan sunda, ada syair yang memakai pedoman pupuh (tembang). Pedoman
itu mengatur: banyaknya baris dalam satu bait (padalisan/guru gatra), banyaknya suku
kata dalam tiap baris (guru wilangan), bunyi vokal untuk akhir garis (guru lagu), dan
watak tertentu dari lagu. Perhatikan tembang sunda Asmarandana berikut. Bait pertama
adalah sampiran, bait kedua adalah isinya. Angka dan huruf di belakang baris
menunjukkan guru wilangan dan guru lagu. Wataknya tentang cinta.
ASMARANDANA Terjemahan
Pamuragan jatipiring 8-i ﹑amuragan jatipiring
Terusan desa Pagundam 8-a terusan desa pagundam
Laju ka Kuningan bae 8-e menuju ke Kuningan saja
Cisantana Panulisan 8-a Cisantana Panulisan
Cihideung jeung Wanayasa 8-a Cihideung jeung Wanawasa
aya haur pinggir sumur 8-u ada babmu di pinggir sumur
kubang tengah pasawahan 8-a kubangan ditengah persawahan
Juaragan kumala kuring 8-i Tuan saya bagaimana
rarasan ala gundam 8-a perasaan bagai mengigau
lalesu teu tangan bae 8-e lemah lunglai tanpa daya
ari ras kurarasan 8-a bila mengingat perasaan
kukuh nineung nya nalangsa 8-a rindu dendam hati merana
leuheung dicabut nya umur 8-u lebih baik dicabut umur
tinimbang jeung pipisahan 8-a daripada harus berpisah
b. Syair Bebas
Syair jenis ini tidak punya pedoman dalam penyusunannya. Syair bergerak bebas
bagaikan air mengalir. Banyak lagu daerah menggunakan syair bebas. Namun, syair dan
melodi yang dibuat tetap memiliki bentuk tertentu yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
C. Instrumen Musik
Jenis instrumen musik daerah, dapat kita kelompokkan berdasarkan fungsi dalam
pergelaran musik. Instrumen melodis merupakan alat musik yang digunakan untuk
memainkan rangkaian nada-nada atau melodi sebuah lagu. Misalnya: rebab, angklung,
kolintang, gambang, talempong, sasando, kecapi, siter, serunai dan suling.
Instrumen ritmis merupakan alat musik yang dalam permainannya memberikan irama
(ritme) tertentu dalam pergelaran musik. Hal ini juga berhubungan dengan ketukan
(pulsa) dan birama. Yang termasuk dalam alat musik ritmis adalah gong, kempul, kethuk,
kenong, kendang, marwas/gedumba dan tifa.
Pada musik gamelan pengelompokan instrumen berdasarkan fungsinya dalam pergelaran
telah jelas yaitu:
* pemimpin irama: kendang
* pemangku irama: kethuk, kenong, kempul, gong dan kempyang
* pemimpin lagu: barung (bonang besar)
* pemangku lagu: demung, slenthem
* pemangku yatmaka (badan halus): gender, gambang dan celempung
* pembuka jenis nada (pathet): rebab
* peramai suasana (gayeng): suling, siter, keprak, kecer
MUSIK ASIA
A. MUSIK CINA
1. Perkembangan Musik
Bangsa cina memiliki kekayaan budaya musikal yang telah tumbuh dan berkembang
sejak dulu. Pada tahun 1899 ditemukan suling jiahu, instrumen musik tertua di dunia
yang terbuat dari tulang yang dibuat kira-kira pada 7000 tahun SM. Contoh lainnya
adalah sebuah koleksi lonceng, drum, alat musik tiup, dan alat musik dawai dari
perunggu pada makam bangsawan Yi dari Zeng (abad 5 SM).
Bangsa cina mempercayai suatu tradisi bahwa bunyi nada yang harmonis merupakan
keselarasan alam semesta. Selama lebih dari 2000 tahun Cina dikuasai oleh pengajaran
ahli filsafat Confusius yang percaya bahwa musik merupakan gambaran sosial budaya
masyarakat dan peribadatan suatu agama yang dianut.
Mereka beeanggapan bahwa musik adalah suatu totalitas kegiatan terpelajar, meliputi
berpikir, bertindak, dan mengatur. Oleh karena itu, musik merupakan suatu syarat mutlak
yang harus dipenuhi seseorang yang terpelajar untuk berfungsi dengan baik di dalam
masyarakat.
Sekitar abad ke-19 tradisi musik cina mulai terpengaruh tradisi musik eropa. Mereka
mulai diperkenalkan instrumen musik barat, orkes simfoni, dan konser eropa barat.
Berbagai gedung perrunjukkan mulai tumbuh di cina. Sehingga masuklah bangsa cina
dalam modernisasi musik. Saat ini, musik tradisional cina dimainkan seiring dengan
komposisi modern. Musik kontemporer populer cina merupakan hasil perpaduan musik
tradisional cina dengan musik populer.
2. Ragam Musik
Menurut perkembangan musik cina dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu musik
tradisional dan musik modern.
a. Musik tradisional
Musik tradisional cina secara mayoritas mempergunakan bahasa cina, meliputi nyanyian
rakyat, nyanyian bercerita dan opera. Terdapat lebih dari 400 opera lokal dan 300
nyanyian bercerita yang dipengaruhi oleh budaya lokal. Berbagai ragam musik
tradisional kerakyatan seperti nyanyian kepahlawanan, cinta, kerja, anak-anak dan
religius menjadi baguan dari kehidupan sehari-hari yang terintegrasi ke dalam aktivitas
sosial seperti perkawinan, pemakaman, pemujaan, upacara religius, festival dan perayaan
lainnya.
b. Musik Modern
Pada permulaan abad ke-19 pengaruh musik eropa mulai masuk. Western Style
Conversatories didirikan pada tahun 1920 , dengan tujuan untuk melestarikan musik cina
dan musik eropa. Mereka menyediakan program musik cina dan barat baik tradisional
maupun modern, dengan memadukan instrumen musik, tehnik bernyanyi, gaya
tradisional dan estetika ke dalam harmoni dan orkestrasi. Musik cina modern tetap
menjaga karakteristik bangsa cina dengan mempertahankan instrumen tradisional mereka
ke dalam permainan musiknya.
3. Sistem Nada
Menurut teori musik cina (kira-kira 2700 SM) satu oktaf dibagi menjadi 12 nada, tetapi
dalam permainan musiknya menggunakan 5 nada yang disebut pentatonik (penta = 5,
tonik/tone = nada). Nada-nada tersebut kalau ditulis dalam notasi musik sebagai berikut:
4. Instrumen Musik
Instrumen tradisional musik cina diantaranya adalah:
a. Organ mulut (sheng)
b. Flute (dizi, ti, tzu, tzhe)
c. Kecapi berleher lurus (che, p'ip'a, yuch ch'in dan san hsien)
d. Sitar panjang (ch'in, zheng, se)
e. Perkusi seperti lonceng (qin), drum (gu), gong (luo), dan bel (zhong).
Instrumen modern musik cina pada umumnya merupakan hasil kontak budaya cina
dengan asia tengah, india, dan eropa. Contohnya: yangqin, bili, suona, kecapi berleher
bengkok (p'ip'a) dan berbagai jenis biola (erhu, jinghu, gaohu, banhu).
B. MUSIK JEPANG
1. Perkembangan Musik
Musik jepang pada jaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan
cina dan semenanjung korea, tetapi lama kelamaan mempunyai sifat dan ciri tersendiri.
Ragam musiknya banyak digunakan di kuil-kuil, untuk memuja dewa, di istana dan untuk
hiburan sosial.
Orkes gagaku (musik jepang masa lampau) telah ada sejak abad ke 8. Orkes gagaku
terdiri dari 17 musisi yang bermain instrumen tiup kayu, petik dan perkusi. Instrumen
tiup meliputi flute (ryuteki), oboe (hichiriki), dan harmonika mulut (sho). Instrumen petik
terdiri dari kecapi bengkok (biwa) dan koto. Sedangkan instrumen perkusi terdiri dari
gong kecil (shoko) dan drum (taiko).
Sekitar abad ke-15 musik instrumen tunggal, shamisen dan koto menjadi populer
khususnya untuk memberikan iringan lagu dan drama musik. Perkembangan musik
drama mencapai keemasannya pada abad ke-17, dengan format kabuki dari musik teater
tradisional jepang.
Adanya restorasi meiji pada pertengahan abad ke-18 membuat pengaruh barat mulai
masuk dalam perkembangan musik jepang. Banyak format musik tradisional jepang
dikembangkan berdasarkan format musik barat, sehingga jepang telah memasuki
perkembangan musik modern.
2. Ragam Musik
Musik jepang dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu:
a. Musik Tradisional
Musik tradisonal jepang pada umumnya berbentuk musik festival religius, nyanyian
bekerja dan pengiring tarian. Pertunjukan rakyat, seperti tarian bertopeng, teater rakyat
dan tarian rakyat merupakan bagian tak terpisahkan dalam musik tradisional.
b. Musik Modern
Musik modern jepang dimulai pada tahun 1867 , setelah Mutsuhito Meiji menjadi kaisar
jepang. Satu guru yang bertanggung-jawab untuk mengenalkan gaya musik eropa adalah
Suzuki Shin'ichi. Beliau menemukan metode pengajaran biola untuk anak-anak yang
diadopsi dari sekolah musik di
Amerika Serikat.
3. Sistem Nada
Tangga nada yang digunakan dalam bermain musik adalah tangga nada pentatonik.
Susunan nada-nada yang dipergunakan dapat dituliskan sebagai berikut;
4. Instrumen Musik
Instrumen musik yang dipakai dalam musik jepang diantaranya :
a. Lute pengiring(heikebiwa)
b. Perkusi (shoko, ko tsuzumi, o tsuzumi, dan taiko)
c. Harmonika mulut (sho)
d. Flute (ryuteki, nokan, shakuhachi)
e. Kecapi (shamisen, koto, biwa)
f. Oboe (hichiriki)
C. MUSIK INDIA
1. Perkembangan Musik
Perkembangan musik india dimulai kira-kira semenjak abad ke-2 SM. Bangsa Arya yang
bermigrasi ke India mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan musik
di India. Musik bagi bangsa India mempunyai arti tersendiri, yang sangat besar
pengaruhnya pada magis, religius, kesusastraan, ilmu, dan seni lainnya. Musik India
adalah suatu mozaik dari gaya yang berbeda dan mencerminkan tingkat sosial yang
berbeda pula. Musik klasik banyak dipertunjukkan di kota-kota untuk pertimbangan
artistik. Sedangkan musik rakyat banyak ditampilkan di pedesaan menemani jalan
kehidupan dan upacara agrikultur.
2. Ragam Musik
a. Musik Klasik
Musik klasik India dapat diketahui dari dokumen Natya Shastra, suatu risalah drama
berbahasa sansekerta yang ditulis kira-kira abad ke-2 SM. Terdapat 2 tradisi klasik yaitu
Hindustani di India Utara dan Karnatik di India Selatan. Perbedaan tradisi ini terjadi
mulai abad ke-16 sebagai hasil pengaruh orang Islam di India Utara.
b. Musik Rakyat dan Populer
Sekitar 75% populasi India hidup di desa. Disini tradisi tetap bertahan dan banyak orang
terbebas dari pengaruh nyanyian modern. Mereka menikmati dan bermain musik dari
daftar lagu-lagu yang mandiri. Nyanyian para wanita banyak digunakan pada acara
perkawinan, kelahiran bayi, festival agrikultur, dan aktivitas rumah tangga. Nyanyian
laki-laki sering diiringi dengan instrumen perkusi dan berhubungan dengan praktik yang
bersifat kebaktian, festival tertentu dan bekerja. Khusus musisi daerah kebanyakan
melaksanakan pertunjukan untuk upacara agama, kebaktian, pendidikan, dan pertunjukan.
Yang termasuk mereka ini diantaranya para imam, penghibur, tukang cerita dan
rombongan teater.
Peran penghibur lama kelamaan terkikis oleh adanya film musik, yang sangat
berpengaruh pada perkembangan musik di India. Terutama film-film musik klasik, musik
rakyat, dan instrumen barat. Ini membuat musik dari film (soundtrack) tersebut menjadi
musik populer.
3. Sistem Nada
Semenjak abad ke-19 musik India memiliki susunan tangga nada yang tetap. Dalam satu
oktaf telah ditetapkan terbagi menjadi 22 syruti (interval) yang tidak sama. Deretan nada
pokok ada dua, yakni sa-grama dan me-grama. Masing-masing deretan nada pokok
tersebut mempunyai tujuh nada yaitu; sa-ri-ga-ma-pa-da-ni, yang dapat dinaikkan atau
diturunkan dengan berbagai cara.
4. Instrumen Musik
Instrumen musik India terbagi dalam dua kelompok yaitu instrumen pembawa
melodi/lagu utama dan instrumen pengiring. Contoh instrumen pembawa melodi utama
adalah kecapi, sitar dan sarod (india utara), veena, flute horizontal (barisri), flute double
reed (shahnai) dan nagasvaram.
Contoh instrumen pengiring adalah tambura (kecapi berleher panjang), mridangam (drum
dua sisi), tabla (ketel drum) dan pakhavaja (drum dua sisi).
D. MUSIK ARAB
1. Perkembangan Musik
Musik tradisi arab diyakini telah ada sejak awal abad ke-3. Budaya musiknya merupakan
perpaduan daritradisi musik dinasti Sassanid di Persia ( 224-641 ), tradisi musik awal
kerajaan Byzantium (awal abad ke-4 - abad ke-6) dan nyanyian religi dari daerah
semenanjung arab.
Berbagai tulisan musik (partitur) baru ditemukan setelah berkembangnya agama Islam di
Arab, yakni sejak masa dinasti Umayyah pada abad ke-7. Puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Harun Al Rasyid ( 766-809 ) di Bagdad, Irak. Beliau dikenal sebagai
pelindung seni musik tradisi Arab. Ahli teori musik yang terkenal adalah Al Farabi ( 900950 ) dan Avicenna ( 980-1037 ).
Musik bagi bangsa Arab erat hubungannya dengan magis dan falakiah. Meskipun tradisi
musik Arab telah mengalami perubahan beribu-ribu tahun lamanya, mereka tetap
memiliki ciri khas tersendiri dalam format musiknya.
2. Ragam Musik
Banyak musik tradisi rakyat yang dapat ditemukan di sepanjang daerah Arab. Musik
negara-negara jazirah Arab yang kaya dengan permainan drum, menunjukkan
hubungannya yang luas dengan pedagang dari Afrika. Tradisi Gnawa dari Maroko,
mengambil nama dari para budak Guinean yang dibawa ke Maroko dari Afrika Barat.
Musik Nubian di Mesir menggambarkan musik Arab yang unik dengan sistem nada
pentatonik dan irama khusus.
c. Nyanyian populer
Musik Arab populer merupakan perpaduan dari kedua ragam musik di atas. Keyboard
elektrik yang disesuaikan dengan maqamat mengiringi para penyanyi di dalam
penampilannya. Drum dan irama musik rakyat menjadi bagian paling pokok dalam
pertunjukan musik yang sebagian besar dilakukan oleh kaum muda. Dalam hal lirik lagu,
penyanyi berusaha untuk mempertahankan tradisi mereka sesuai dengan gaya dan
bahasanya.
3. Sistem Nada
Musik Arab memiliki ciri khas yang berbeda dengan musik lainnya. Musik secara umum
sangat kaya akan melodi sehingga memberi nuansa halus dan kesempatan untuk
membuat berbagai variasi. Cara berolaj musiknya sering memakai variasi dan
improvisasi dengan dasar melodi sebelumnya. Cara ini disebut maqamat. Melodi lagu
terdiri dari sejumlah variasi melodi (sekitar 52 variasi). Nada-nada yang dipakai secara
umum lebih banyak daripada yang dikenal dalam musik barat. Diantaranya terdapat nadanada yang memiliki jarak interval yang sangat kecil (microtones).
Struktur pola ritme musik arab cukup kompleks, tidak berdasarkan pola birama yang
pasti dan konstan seperti musik barat (2/4, 3/4, 6/8), atau disebut nonmetris. Dalam
permainan musiknya terdapat sekitar48 pukulan dan secara khas sudah meliputi dum
(ketukan beraksen, tesis), taks (ketukan tak beraksen, arsis), dan tanda diam atau istirahat.
Pola ritme sederhananya dapat digambarkan sebagai berikut. Pola ritma pada baris
pertama merupakan pengembangan pola ritme dari baris kedua yang ditulis dengan skala
musik.
4. Instrumen musik
Instumen musik yang dipakai dalam musik arab diantaranya :
* ud dan lute, sebuah prototipe dari kecapi eropa
* nay, sejenis flute
* perkusi (kettle drum, frame drum, dan drum berbentuk jam pasir)
* rababah/rebab, sebuah prototipe dari biola eropa
* mizmar, instrumen musik mesir
* mijwiz, instrumen musik lebanon
* santur, sejenis sitar
Download